Download Pedoman Pelaksanaan Upacara Bendera di Sekolah Hari Senin dan HariHari Nasional Lainnya

PEDOMAN PELAKSANAAN
UPACARA BENDERA DI SEKOLAH
Disampaikan pada Pelatihan Pembina Pasukan Pengibar Bendera
Tingkat SMP/MTs, SMA/MA dan SMK
Kabupaten Bintan Tahun 2013

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia

Pendahuluan
A. Dasar Pemikiran
 Tujuan Pendidikan Nasional
 Filosofi Upacara Bendera
B. Landasan Hukum










Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (lembaran
Negara tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496)
Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 125/N/2002 tentang
Kalender Pendidikan dan Jumlah Jam Belajar di Sekolah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 34 Tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi
Peserta Didik yang memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa;
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 39 tahun 2008 tentang Pembinaan
Kesiswaan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 11208/C/U/87,
tanggal 31 Oktober 1987, perihal Upacara Bendera.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Dasara dan Menengah, No. 9680/C1/U/1988,
tanggal 7 Nopember 1988, tentang cara pengucapan Pancasila oleh Pembina Upacara, dan
Peniruan oleh Peserta Upacara
Peraturan Tata Upacara Militer TNI (TUM TNI) Nomor Sekp/292/IX/2004 tanggal 6
September 2004

Maksud, Tujuan dan Sasaran

A. Maksud
 Maksud dilaksanakan upacara bendera di sekolah adalah
mengusahakan dan memantapkan pencapaian tujuan Pendidikan
Nasional di Sekolah dalam rangka pemantapan sekolah sebagai
WAWASAN WIYATA MANDALA.
B. Tujuan








Membiasakan bersikap tertib dan disiplin
Membiasakan berpenampilan rapi
Meningkatkan kemampuan memimpin
Membiasakan Kesediaan dipimpin
Membina Kekompakan dan Kerajasama
Menumbuhkan sikap Jasmani yang tegap dan tangkas

Menumbuhkan rasa tanggung jawab

C. Sasaran
• Peserta Didik
• Pendidik dan Tenaga Kependidikan

UNSUR PELAKSANA
A. Pejabat Upacara





Pembina Upacara
Pemimpin Upacara
Pengatur Upacara
Pembawa Acara / Pemandu upacara

B. Petugas Upacara








Pembawa Naskah Pancasila
Pembaca Teks Pembukaan UUD 1945
Pembaca Do’a
Pemimpin Lagu/Dirigen
Kelompok Pengibar/Penurun Bendera
Kelompok Paduan Suara
- Lagu Indonesia Raya
- Lagu Mengheningkan Cipta
- Lagu Wajib Nasional

C. Peserta Upacara







Kepala Sekolah
Wakil Kepala Sekolah
Pendidik
Tenaga Kependidikan
Peserta Didik

Tugas Pokok Pejabat Upacara

1. Pembina Upacara
Pembina upacara adalah pejabat upacara yang menerima
penghormatan tertinggi dari peserta upacara.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

g.
h.

Mengesahkan rencana acara upacara
Menerima laporan pengatur upacara sebelum upacara dimulai
Menerima Penghormatan dari peserta upacara
Menerima Laporan Pemimpin Upacara
Memimpin Mengheningkan cipta
Membacakan teks pancasila untuk diikuti oleh peserta upacara
Menyampaikan pesan-pesan
Penanggungjawab terakhir pelaksanaan upacara.

Pembina Upacara :
a.
Kepala Sekolah
b.
Wakil Kepala Sekolah
c.
Pendidik yang ditunjuk
d.

Tokoh Masyarakat

Tugas Pokok Pejabat Upacara

2. Pemimpin Upacara
Pemimpin upacara adalah pejabat yang bertugas memimpin
upacara.
Tugas Pokok :
a. Menerima Penghormatan dari pemimpin kelompok peserta upacara;
b. Memimpin Penghormatan dari Peserta Kepada Pembina Upacara;
c. Menyiapkan dan Mengistirahatkan peserta Upacara;
d. Menyampaikan laporan kepada pembina upacara;
e. Bertanggungjawab kepada pembina upacara;
f. Membubarkan peserta upacara.
Pemimpin Upacara :
Peserta Didik yang benar-benar mampu/terpilih dan berasal dari
anggota Paskibra

Tugas Pokok Pejabat Upacara


3. Pengatur Upacara
Pengatur upacara adalah pejabat yang bertugas menyiapkan
rencana acara upacara (secara tertulis) serta segala sesuatu yang
berkaitan dengan upacara.
Tugas pokoknya adalah :
a. Mengajukan rencana acara upacara kepada pembina upacara untuk
memperoleh pengesahan
b. Menentukan/menunjuk petugas-petugas upacara
c. Menyiapkan/memeriksa tempat dan perlengkapan upacara
d. Melapor atau memberikan informasi kepada pembina upacara
tentang segala sesuatunya sesaat sebelum upacara dimulai
e. Memeriksa mengatur serta mengendalikan jalannya upacara
f. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pembina
upacara.
Pemimpin Upacara :
Peserta Didik yang benar-benar mampu/terpilih dan berasal dari
anggota Paskibra

Tugas Pokok Pejabat Upacara


4. Pembawa Acara/ Pemandu Acara
Pembawa Acara / Pemandu upacara adalah peserta didik di bawah
bimbingan Guru Pembina.

Tugas pokoknya adalah:
a. membaca acara upacara sesuai urutan acara pada saat yang telah
ditentukan
b. mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pengatur
upacara.

Tugas Pokok Petugas Upacara

1. Pembawa Naskah Pancasila
a. Membawa naskah Pancasila
b. Menyerahkan naskah Pancasila kepada Pembina Upacara dan menerima kembali
naskah tersebut pada saat yang telah ditentukan

2. Pembaca Teks Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945
adalah peserta didik yang ditunjuk bertugas membaca teks tersebut pada saat dan

tempat yang telah ditentukan

3. Pembaca doa

adalah peserta didik yang ditunjuk, bertugas membaca doa
pada saat dan tempat yang telah ditentukan

4. Pemimpin lagu/dirigen
adalah peserta didik yang ditunjuk bertugas:
a. Memimpin kelompok paduan suara menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu
Mengheningkan Cipta pada saat dan tempat yang telah ditentukan;
b. Memimpin seluruh peserta upacara/kelompok paduan suara menyanyikan salah
satu lagu wajib nasional pada saat dan tempat yang telah ditentukan;

Tugas Pokok Petugas Upacara

5. Kelompok pengibar/penurun bendera
adalah peserta didik yang ditunjuk bertugas:
a. Menyiapkan bendera
b. Mengibarkan atau menurunkan bendera serta menyimpannya kembali

ke tempat semula

6. Kelompok Paduan Suara
adalah peserta didik yang ditunjuk bertugas menyanyikan lagu Indonesia
Raya, lagu Mengheningkan Cipta, dan lagu wajib nasional lainnya pada
saat yang telah ditentukan disesuaikan dengan jenis upacara.

Tugas Pokok Peserta Upacara

5. Peserta upacara yaitu peserta yang mengikuti
seluruh rangkaian kegiatan upacara, terdiri
dari
1.
2.
3.
4.
5.

Kepala Sekolah
Wakil Kepala Sekolah
Pendidik
Tenaga kependidikan
Peserta didik

Dalam upacara Bendera Harus diperhatikan dan dipegangteguh:
KEDISIPLINAN
KETERTIBAN
KEKHIDMATAN

FORMASI
A.

Bentuk Barisan
Untuk melaksanakan upacara bendera dipergunakan bentuk-bentuk
formasi barisan sebagai berikut:
1. Bentuk segaris
Bentuk segaris ialah suatu bentuk barisan yang disusun dalam
satu baris dan menghadap ke pusat upacara;
2. Bentuk “U” atau angkare
Bentuk “U” atau angkare ialah satu bentuk barisan yang disusun
dan berbentuk huruf U atau angkare dan menghadap ke pusat
upacara.

Dari kedua bentuk barisan tersebut dapat dipergunakan formasi-formasi
barisan sebagai berikut:
1.
Formasi saf bersaf;
2.
Formasi saf berbanjar;
3.
Formasi banjar bersaf;
4.
Formasi banjar berbanjar.
Dalam pelaksanaannya bentuk dan formasi barisan tersebut disesuaikan dengan keadaan sekolah dan lapangan
upacara yang tersedia, namun tetap berpedoman pada bentuk dan formasi barisan sesuai dengan ketentuan di
atas.

FORMASI
B.

Susunan Barisan
Susunan barisan dapat mengambil bentuk dan formasi sebagai
berikut:
1. Bentuk segaris dengan formasi:
a) Saf bersaf
b) Banjar bersaf.
2. Bentuk U atau Angkare dengan formasi:
a) Saf bersaf
b) Banjar berbanjar.

KELENGKAPAN
A. Sarana
1. Bendera
2. Tiang bendera
3. Tali bendera
4. Naskah-naskah
B. Pakaian
1. Pakaian upacara bendera pada setiap hari Senin/Sabtu
a. Peserta didik mengenakan pakaian seragam sekolah ditambah
dengan topi pet.
b. Tenaga Pendidik dan Kependidikan mengenakan pakaian yang
telah ditentukan oleh daerah/sekolah masing-masing.
2. Pakaian upacara bendera pada hari besar nasional
a. Peserta didik mengenakan pakaian seragam sekolah ditambah
dengan topi pet.
b. Petugas upacara mengenakan pakaian yang telah ditentukan
oleh daerah/sekolah masing-masing.
c. Tenaga Pendidik dan Kependidikan mengenakan pakaian yang
telah ditentukan oleh daerah/sekolah masing-masing.

PELAKSANAAN

Upacara Pengibaran Bendera
dilaksanakan pada setiap hari Senin pagi, sebelum pelajaran
dimulai. Untuk sekolah-sekolah yang melaksanakan kegiatan
belajar mengajar pada pagi dan siang hari (double shif) maka
Upacara Pengibaran Bendera dilaksanakan oleh sekolah yang
masuk pagi.

PELAKSANAAN

Susunan acara pada Upacara Pengibaran Bendera
terdiri dari:
a.
b.
c.
d.
e.

Acara persiapan
Acara pendahuluan
Acara pokok
Acara penutup
Acara tambahan.

PELAKSANAAN
a.

Acara Persiapan
1) Menyiapkan kelengkapan upacara
2) Menyiapkan barisan
3) Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara

b. Acara Pendahuluan
1) Pengatur Upacara melapor tentang kesiapan upacara kepada Pembina
Upacara dengan diawali dan diakhiri dengan penghormatan, bunyi
laporan sebagai berikut: “LAPOR, UPACARA BENDERA SIAP
DIMULAI.”

2) Pembina upacara menjawab laporan Pengatur Upacara dengan kata
“LAKSANAKAN”, dan diulang oleh Pengatur Upacara dengan kata
“LAKSANAKAN”.
3) Laporan pelaksanaan dilakukan sebelum Pembina Upacara masuk ke
lapangan upacara.

PELAKSANAAN
c. Acara Pokok
1) Pembina Upacara memasuki lapangan upacara
2) Penghormatan Umum
3) Laporan Pemimpin Upacara
4) Pengibaran Bendera Bendera Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya
5) Mengheningkan Cipta
6) Pembacaan Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
7) Pembacaan Teks Pancasila
8) Pembacaan Teks Janji Peserta didik
9) Amanat Pembina Upacara
10) Menyanyikan Lagu Nasional
11) Pembacaan Doa
12) Laporan Pemimpin Upacara
13) Penghormatan Umum
14) Pembina Upacara meninggalkan Lapangan Upacara
15) Penghormatan kepada Pemimpin Upacara
16) Upacara selesai, barisan dibubarkan
Sebelum acara pokok dimulai, pembawa acara terlebih dahulu memberi pengantar dan membaca urutan acara pokok satupersatu.

PELAKSANAAN

Upacara Penurunan Bendera
dilaksanakan setiap hari Sabtu siang, setelah pelajaran selesai.
Untuk sekolah-sekolah yang digunakan pagi dan siang (dua sekolah
menggunakan satu gedung) dilaksanakan oleh sekolah yang masuk siang hari.

PELAKSANAAN

Upacara Penurunan Bendera
dilaksanakan setiap hari Sabtu siang, setelah pelajaran selesai.
Untuk sekolah-sekolah yang digunakan pagi dan siang (dua sekolah
menggunakan satu gedung) dilaksanakan oleh sekolah yang masuk siang hari.

PELAKSANAAN

Pengibaran dan Penurunan Bendera
selain hari Senin dan Sabtu
Pada hari-hari Selasa, Rabu, Kamis dan Jum’at pengibaran bendera dilakukan sebelum
pelajaran dimulai oleh tiga orang peserta didik dibawah pengawasan seorang guru
pembina. Sedangkan penurunan dilakukan oleh tiga orang peserta didik setelah pelajaran
selesai, bagi sekolah dua shift oleh peserta didik yang masuk sore.
Penyimpanan bendera hendaknya ditempatkan khusus sehingga memudahkan bagi
petugas pagi pada hari esoknya.

PELAKSANAAN
Upacara Bendera Lainnya.
Selain Upacara Bendera yang dilaksanakan setiap hari Senin pagi sebelum pelajaran dimulai
untuk upacara pengibaran bendera, dan setiap Sabtu siang/sore hari untuk upacara penurunan
bendera terdapat upacara lainnya.

1. Upacara Bendera memperingati Hari Besar Nasional.
a. Hari Kartini tanggal 21 April
b. Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei
c. Hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei
d. Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus
e. Hari Kesaktian Pancasila tanggal 1 Oktober
f. Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober
g. Hari Pahlawan tanggal 10 November
h. Hari Ibu tanggal 22 Desember
Susunan acara dan urutan acara pada prinsipnya sama dengan susunan acara dan urutan
acara pada upacara pengibaran bendera dan upacara penurunan bendera.
Perbedaannya terletak pada urutan acara pada acara pokok.

PELAKSANAAN
Urutan acara pokok upacara pengibaran bendera dalam rangka memperingati
hari Besar Nasional ini terdapat pengecualian, yaitu pada upacara pengibaran
bendera dalam rangka memperingati hari Kesaktian Pancasila tanggal 1
Oktober.
Urutan acara dimaksud terdiri dari:
a.
Pembina Upacara memasuki lapangan upacara
b.
Penghormatan Umum
c.
Laporan Pemimpin Upacara
d.
Mengheningkan Cipta
e.
Pembacaan Teks Pancasila
f.
Pembacaan Teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
g.
Pembacaan Ikrar
h.
Amanat Pembina Upacara
i.
Pembacaan Doa
j.
Laporan Pemimpin Upacara
k.
Penghormatan Umum
l.
Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara
m.
Upacara selesai, barisan dibubarkan
n.
Selanjutnya sama seperti pada upacara pengibaran bendera.
Upacara bendera lainnya tersebut di atas dilaksanakan demikian apabila tidak
ada petunjuk khusus dari pejabat yang berwenang.

PELAKSANAAN
Upacara Bendera di Dalam Ruangan
Upacara Bendera atau Upacara Pengibaran bendera Merah Putih tidak lazim
dilaksanakan di dalam ruangan, oleh sebab itu upacara dalam ruangan bukanlah
upacara bendera. Namun demikian karena kegiatan upacara harus berlangsung
dengan tertib dan disiplin, maka ruangan harus diatur sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Urutan acara dalam upacara tersebut sebagai berikut:
a.
Pengantar pembawa acara;
b.
Laporan;
c.
Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya;
d.
Mengheningkan Cipta;
e.
Acara Pokok;
f.
Sambutan/amanat;
g.
Do’a;
h.
Laporan bahwa upacara selesai;
i.
Lain-lain;
j.
Penutup.
Pada pelaksanaan upacara dalam ruangan sering ada acara ramah tamah, oleh
sebab itu agar upacara tersebut tetap khidmat maka acara resmi hendaknya
diakhiri/ditutup terlebih dahulu sebelum memasuki acara lain-lain atau ramah
tamah.

PELAKSANAAN
Upacara Bendera Pada Saat Berkabung
a. Pada hari berkabung nasional bendera kebangsaan dikibarkan setengah tiang mulai
b.
c.
d.

e.

saat penerimaan berita tentang adanya hari berkabung pemerintah.
Waktu berkibar bendera setengah tiang disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
Cara pelaksanaannya dapat juga seperti mengibarkan/menurunkan bendera tiap hari.
Apabila berita berkabung diterima, sementara bendera kebangsaan berkibar/sedang
berada di atas tiang bendera, petugas memberi hormat lalu membuka ikatan tali dari
tiang bendera. Dengan gerakan serentak petugas bendera secara khidmat sampai
setengah ketinggian tiang, disusul mengikatkan kembali kepada tiang. Setelah selesai
mengambil posisi di depan tiang untuk memberi penghormatan, petugas balik kanan.
Bila berita berkabung diketahui dan bendera belum dikibarkan, seyogyanya
pengibaran bendera setengah tiang dilaksanakan dengan mengadakan upacara.
Langkah-langkah kegiatannya seperti telah ditentukan, apabila bendera telah sampai
puncaknya bersama dengan selesainya lagu dan belum ada aba-aba tegak dari
pemimpin upacara, ditahan sejenak baru kemudian diturunkan kembali secara
khidmat sampai setengah ketinggian tiang bendera.
Pada upacara penurunan bendera dalam keadaan berkabung pelaksanaannya seperti
telah ditentukan, petugas penurunan bendera menyerukan ”bendera siap”, lalu
Pembina Upacara memberikan aba-aba hormat bendera dengan disusul penaikan
bendera secara perlahan dan khidmat.

PELAKSANAAN

Pengibaran Bendera Pusaka
Sebagai tambahan, khususnya Pengibaran bendera Pusaka pada setiap tanggal
17 Agustus, memang mempunyai ciri tersendiri. Walaupun peserta upacara
berasal dari berbagai kalangan tetapi memakai Tata Upacara Militer (TUM)

PELAKSANAAN
Gangguan yang Mungkin Terjadi
Pada saat pelaksanaan upacara bendera mungkin saja terjadi gangguan yang dapat mengganggu jalannya upacara
bendera. Gangguan yang mungkin terjadi antara lain:
1.

Kerekan Macet
Upacara berjalan terus, setelah selesai baru kerekan dibetulkan.

2.

Tali Kerekan Putus
Kelompok pengibar bendera berusaha menangkap bendera yang jatuh dan merentangkan bendera tegak lurus
sampai upacara selesai. Kemudian bendera dilipat sesuai ketentuan untuk disimpan.

3.

Tiang Bendera Rebah
Kelompok pengibar berusaha menegakkan/menangkap tiang bendera. Bila tidak mungkin dipertahankan,
lakukan seperti butir 2 di atas.

4.

Bendera Terbalik
a.
Apabila pemabenderaan bendera ke tali sudah benar, tetapi merentangkannya salah seperti melintir atau
tangan kanan memegang bendera yang berwarna putih dan tangan kiri memegang bendera yang
berwarna merah, maka cukup menukar pegangannya (membalik bendera).
b. Apabila pemasangan bendera ke tali sudah salah, maka petugas segera memperbaiki bendera mulai
dengan melipat bendera sampai merentangkan kembali bendera.

5.

Cuaca Buruk dan Hujan
Apabila sebelum dilaksanakan upacara cuaca buruk dan hujan maka upacara penaikan bendera dibatalkan.
Sedangkan apabila pada saat upacara turun hujan, maka upacara dilanjutkan sampai Bendera Merah Putih di
puncak tiang bendera dan lagu kebangsaan selesai dinyanyikan.

EVALUASI

Untuk mengetahui sejauh mana ketentuan upacara bendera di sekolah
dapat dilaksanakan, perlu diadakan evaluasi. Evaluasi dilaksanakan
oleh kepala sekolah atau guru yang ditunjuk. Hasil evaluasi
digunakan sebagai dasar untuk memberikan petunjuk perbaikan dan
bahan penilaian kegiatan ekstrakurikuler.

Sasaran Penilaian
1. Penilaian perorangan, yaitu penilaian terhadap:
a. Pembina Upacara;
b. Pengatur Upacara;
c. Pembawa Acara;
d. Pemimpin Upacara;
e. Pembaca Teks Pembukaan UUD 1945;
f. Pembawa Teks Pancasila
g. Pemimpin Lagu/Dirigen;
h. Pembaca Doa.

2. Penilaian kelompok, yaitu penilaian terhadap:
a. Petugas Pengibar/Penurunan Bendera;
b. Kelompok Paduan Suara;
c. Peserta Upacara (kelompok peserta didik dan kelompok guru/karyawan
lainnya)

Aspek yang Dinilai

1. Disiplin.
2. Pelaksanaan tugas/kewajiban.
3. Penampilan.
4. Penjiwaan.

Teknik Penilaian dan Pengolahannya

Penilaian dilakukan pada setiap kali pelaksanaan upacara bendera melalui teknik
pengamatan. Hasil pengamatan dituangkan ke dalam nilai kualitatif dengan skala
nilai kurang, sedang, baik, baik sekali. Untuk memudahkan penghitungan nilai
akhir, maka skala nilai tersebut diberi skor 1, 2, 3, 4.
Penilai cukup membubuhkan tanda check pada kolom yang tersedia,
sebagaimana format terlampir.
Untuk menghitung nilai akhir perorangan/kelompok, yaitu dengan
menjumlahkan angka-angka sesuai dengan skor masing-masing dibagi jumlah
aspek yang dinilai.

PENUTUP

Buku Pedoman Pembinaan Upacara Bendera diharapkan
sekolah dapat melaksanakan upacara bendera.
Pelaksanaan upacara bendera secara baik, akan memberi
pengaruh kepada hasil yang akan dicapai, baik hasil fisik
yaitu ketertiban, kerapian, maupun hasil non fisik yaitu
meningkatkan rasa berbangsa dan bernegara Indonesia.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24