Hasil Penelitian Karakteristik Tinea Kapitis Pada Anak Di Rsup H. Adam Malik Medan Pada Tahun 2009 - 2014

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Tinea kapitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur
superfisial pada kulit, kepala, bulu mata dengan kecenderungan menyerang
tangkai rambut dan folikel-folikel rambut.Penyakit ini termasuk kepada mikosis
superfisialis atau dermatofitosis. Beberapa sinonim yang digunakan termasuk
ringworm of the scalp dan tinea tonsurans.Tinea kapitis adalah infeksi dermatofita
pada kulit kepala, alis mata dan bulu mata yang disebabkan oleh spesies dari
genus Microsporum dan Trichophyton. (Djuanda, 2010)
Terjadinya penyakit ini tidak lagi terdaftar oleh badan kesehatan
masyarakat.Oleh karena itu, kejadian yang sebenarnya tidak diketahui. Insiden
puncak dilaporkan terjadi pada anak laki-laki Afrika Amerika usia sekolah.
Tinea kapitis adalah penyakit dominan anak-anak pra-remaja. Ini
mencakup hingga 92,5 % dari dermatofitosis pada anak-anak yang lebih muda
dari 10 tahun. Penyakit ini jarang terjadi pada orang dewasa, meskipun kadangkadang, hal itu dapat ditemukan pada pasien usia lanjut.
Tinea kapitis tersebar luas di beberapa daerah perkotaan, khususnya pada
anak-anak dari ekstraksi Afro - Karibia, di Amerika Utara, Amerika Tengah, dan
Amerika Selatan.Hal ini umum di beberapa bagian Afrika dan India. Di Asia
Tenggara, tingkat infeksi telah dilaporkan menurun drastis dari 14 % (rata-rata
laki-laki dan anak-anak perempuan) menjadi 1,2 % di 50 tahun lalu karena

peningkatan kondisi sanitasi umum dan kebersihan pribadi. (Amor, 2007; Grover,
2010)
Di Inggris dan Amerika Utara, T. tonsurans menyumbang lebih dari 90%
dari kasus infeksi. Dalam masyarakat nonurban, infeksi sporadis yang diperoleh
dari anak anjing dan anak kucing yang disebabkan M. canis, yang menyumbang

Universitas Sumatera Utara

kurang dari 10 % dari kasus di Inggris . Infeksi sesekali dari host hewan lain
(misalnya, T.verrucosum dari sapi) terjadi di daerah pedesaan.
Di Surabaya kasus baru Tinea kapitis antara tahun 2001 ‑2006 insidennya
dibandingkan kasus baru dermatomikosis di poli dermatomikosis unit rawat jalan
kulit dan kelamin RSU Dr. Soetomo antara 0,31%‑1,55%. Pasien tinea kapitis
terbanyak pada masa anak‑anak < 14 tahun 93,33% dimana anak laki-laki lebih
banyak (54,5%) dibanding anak perempuan (45,5%). Di Surabaya tipe kerion
tersering adalah (62,5%) diikuti tipe Gray Patch (37,5%). Tipe Black dot tidak
ditemukan.Spesies penyebab Microsporum gypseum (geofilik), Microsporum
ferrugineum (antropofilik) dan Trichophyton mentagrophytes (zoofilik yang
dijumpai pada hewan kucing, anjing, sapi, kambing, babi, kuda, binatang pengerat
dan kera).

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang karakteristik tinea kapitis pada anak di poli rawat jalan RSUP
H. Adam Malik apakah terdapat perbedaan dibandingkan kasus dewasa?
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah karakteristik tinea kapitis pada anak
di Rumah Sakit Haji Adam Malik?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik tinea kapitis pada anak.
1.3.2 Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui usia penderita terbanyak pada anak.
2. Untuk mengetahui etiologi terbanyak tinea kapitis pada anak.
3. Untuk mengetahui tipe terbanyak tinea kapitis pada anak.

Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Sebagai sumber informasi dan meningkatkan pengetahuan kepada
pekerja medis dan masyarakat tentang karakteristik tinea kapitis pada
anak.
2. Memberikan sumbangan informasi terhadap pengembangan ilmu
kedokteran yang berkaitan karakteristik tinea kapitis pada anak.
3. Dapat dijadikan sebagai informasi kepada masyarakat, sehingga dapat
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang tinea kapitis dalam
upaya pencegahan.

Universitas Sumatera Utara