Indeks Trombosit sebagai Indikator Komplikasi Mikrovaskular pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan yang
berkembang sangat pesat di seluruh dunia. Tingkat prevalensi DM sangat
tinggi dan meningkat dari tahun ke tahun. Diduga prevalensi penderita DM
dewasa (umur 20-79 tahun) di dunia sekitar 6.4% dari 285 juta penduduk
dewasa pada tahun 2010 dan akan meningkat sekitar 7.7% dari 439 juta
penduduk dewasa pada tahun 2030.1 Insidensi DM meningkat dan berlipat
ganda lebih dari 2 kali dalam kurun waktu 15 tahun terutama karena
perubahan gaya hidup yang buruk dengan kelebihan asupan kalori dan
berkurangnya aktivitas fisik yang pada akhirnya menyebabkan obesitas,
resistensi insulin, akibatnya toleransi glukosa terganggu dan penyakit DM
Tipe 2.2,3,4
Pada penelitian yang dilakukan oleh Shaw JE, dkk (2010)
memperkirakan Indonesia menduduki peringkat keenam pada tahun 2030,
dimana jumlah penderita diabetes dewasa sebanyak 12 juta orang dengan
penderita terbanyak berada pada rentang usia 40-60 tahun.1 Sedangkan

pada penelitian sebelumnya oleh Wild S, dkk (2004) mengatakan bahwa
Indonesia menduduki peringkat keempat dengan perkiraan jumlah
penderita DM sebanyak 21,3 juta pada tahun 2030.5

Universitas Sumatera Utara

2

Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikesda, 2007), penyakit
DM menempati urutan ketiga dari penyebab kematian di Indonesia.6 Saat
ini masalah DM tipe 2 belum menempati skala prioritas utama pelayanan
kesehatan di Indonesia, walaupun sudah jelas dampak negatifnya berupa
penurunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), terutama akibat
penyulit menahun yang ditimbulkannya.7
DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai
dengan hiperglikemik akibat defek pada sekresi insulin, aksi insulin, atau
keduanya.8-10 Kondisi hiperglikemik yang berlangsung terus-menerus akan
memicu berbagai macam komplikasi kronik pada pembuluh darah, baik
komplikasi makrovaskular (penyakit jantung koroner, penyakit arteri perifer
dan stroke) maupun komplikasi mikrovaskular (retinopati, nefropati dan

neuropati).11,12 Komplikasi mikrovaskular diabetes merupakan penyebab
kebutaan, gagal ginjal tahap akhir, neuropati dan aterosklerosis yang
menyebabkan kecacatan dan tingginya angka kematian pada penderita
DM (Takeuchi M, dkk, 2010).13,14
DM telah dikenal sebagai ”prothrombic tendency”

dengan

reaktivitas trombosit yang meningkat. Keadaan reaktivitas yang meningkat
inilah yang kemudian menimbulkan komplikasi mikrovaskuler pada
diabetes.15 Secara fisiologi, fungsi trombosit selain berperan dalam
hemostasis juga ikut berkontribusi dalam trombosis dan aterogenesis. 16
Menurut Bath & Butterworth (1996) ; Bancroft AJ, dkk (2000),
aktivasi trombosit dan potensi agregasi berperan penting dalam

Universitas Sumatera Utara

3

aterogenesis dan trombogenesis, dan dapat dengan mudah diperkirakan

dengan mengukur Mean Platelet Volume (MPV) yang merupakan bagian
dari

pemeriksaan

darah

lengkap

menggunakan

Automated

cell

counters.16,17
Selain MPV, Automated cell counters juga menghitung indeks
trombosit lainnya seperti Platelet Distribution Width (PDW) dan Platelet
Large Cell Ratio (P-LCR). MPV adalah volume trombosit rerata yang
merefleksikan perubahan morfologi akibat


rangsangan atau aktivasi

trombosit16, Platelet Distribution Width (PDW) yang menggambarkan
keheterogenan dari ukuran trombosit dan Platelet Large Cell Ratio (PLCR) yang menggambarkan rasio trombosit-trombosit berukuran lebih
besar >12 fl.15
MPV

merupakan

salah

satu

penanda

fungsi dan

aktivasi


trombosit.18 yang sering digunakan dalam beberapa penelitian pada
penderita diabetes. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Hekimsoy Z,
dkk (2004) mendapatkan nilai MPV yang lebih tinggi secara signifikan
pada penderita DM tipe 2 dibandingkan subjek non-diabetes. Namun, nilai
MPV tidak berbeda secara signifikan pada penderita DM tipe 2 dengan
dan tanpa komplikasi mikrovaskular.18 Hal ini bertentangan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Papanas N, dkk (2004) yang mendapatkan
nilai MPV yang lebih tinggi dan berbeda signifikan antara penderita DM
tipe 2 dengan dan tanpa komplikasi mikrovaskular.19

Universitas Sumatera Utara

4

Pada penelitian yang dilakukan oleh Zuberi B, dkk (2008),
Demirtunc R, dkk (2009), mendapatkan nilai MPV yang lebih tinggi
signifikan pada kelompok penderita DM tipe 2 dibandingkan dengan
kelompok non DM.20,21 Selain itu, pada penelitian Demirtunc R, dkk (2009)
juga tidak menjumpai perbedaan signifikan pada nilai MPV antara
penderita DM tipe 2 dengan dan tanpa komplikasi mikrovaskular

(retinopati, nefropati dan neuropati).21
Pada tahun 2011, Jindal S, dkk mendapatkan indeks trombosit
(MPV, PDW dan P-LCR), khususnya PDW, lebih tinggi signifikan antara
penderita DM tipe 2 dengan dan tanpa komplikasi mikrovaskular. Pada
analisa diskriminan (discriminant analysis) yang digunakan, nilai PDW dan
MPV bisa mengklasifikasikan sebagian besar penderita DM dengan
komplikasi mikrovaskular.15
Penelitian tentang indeks trombosit pada penderita DM tipe 2 masih
kontradiktif dan di Indonesia terutama di Medan belum ada penelitiannya.
Untuk itu peneliti ingin membandingkan nilai indeks trombosit pada
penderita DM tipe 2 dengan dan tanpa komplikasi mikrovaskular.

1.2 Perumusan Masalah
Apakah ada perbedaan nilai indeks trombosit (MPV, PDW dan PLCR) pada penderita DM tipe 2 dengan dan tanpa komplikasi
mikrovaskular?

Universitas Sumatera Utara

5


1.3 Hipotesa Penelitian
Ada perbedaan nilai indeks trombosit pada penderita DM tipe 2
dengan dan tanpa komplikasi mikrovaskular.

1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1.Tujuan Umum
Untuk melihat nilai indeks trombosit pada penderita DM tipe 2
dengan dan tanpa komplikasi mikrovaskular.

1.4.2. Tujuan Khusus
1.

Untuk melihat perbedaan nilai indeks trombosit pada penderita DM
tipe 2 dengan komplikasi mikrovaskular .

2.

Untuk melihat nilai durasi menderita DM pada kelompok DM tipe 2
dengan dan tanpa komplikasi mikrovaskular.


1.5 Manfaat Penelitian
Diharapkan indeks trombosit dapat digunakan sebagai indikator
yang tepat, praktis, mudah dan murah untuk memprediksi komplikasi
mikrovaskuler pada penderita DM tipe 2, sehingga dapat mengurangi
angka kecacatan dan angka kematian pada penderita DM tipe 2.

Universitas Sumatera Utara