Pengaruh Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Nilai Perusahaan
Meningkatkan nilai perusahaan adalah tujuan dari setiap perusahaan,
karena semakin tinggi nilai perusahaan maka akan diikuti pula oleh
tingginya kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan yang tinggi
dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham, sehingga para
pemegang saham akan menginvestasikan modalnya kepada perusahaan
tersebut.
Menurut Fama (1978) nilai perusahaan akan tercermin dari harga
sahamnya. harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara
pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan,
karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan
sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar
saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi.Adanya peluang
investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan
dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Harga saham juga dapat sebagai indikator keberhasilan manajemen dalam
mengelola aktiva perusahaan, sedangkan nilai perusahaan publik ditentukan
oleh pasar saham. Semakin tinggi harga saham, maka nilai perusahaan dan
kemakmuran pemegang saham juga akan meningkat.
Rasio-rasio keuangan dingunakan investor untuk mengetahui nilai pasar
perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi manajemen
Universitas Sumatera Utara
mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan dimasa lampau
dan prospeknya dimasa depan. Ada beberapa rasio untuk mengukur nilai
pasar perusahaan, salah satunya Tobin’s Q. Rasio ini dinilai bisa
memberikan informasi paling baik, karena dalam Tobin’s Q memasukkan
semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa
saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh
aset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh aset perusahaan berarti
perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor
dalam bentuk saham namun juga untuk kreditur karena sumber pembiayaan
operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari
pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja, 2004).
Tobins Q atau biasa disebut dengan Q ratio atau Q Teori diperkenalkan
pertama kali oleh James Tobins pada tahun 1969.Tobin’s Q merupakan
suatu rasio yang menawarkan penjelasan nilai dari suatu perusahaan di pasar
dimana nilai pasar suatu perusahaan seharusnya sama dengan biaya ganti
aktivanya. Jika nilai Tobins Q perusahaan lebih dari satu, berarti nilai pasar
suatu perusahaan tersebut lebih besar dari pada aktiva perusahaan yang
tercatat.Oleh karena itu, pasar akan menilai baik perusahaan yang memiliki
tobin’s Q yang tinggi. Sebaiknya jika nilai Tobins Q kurang dari satu
mengindikasikan bahwa biaya ganti aktiva lebih besar dari pada nilai pasar
perusahaan sehingga pasar akan menilai kurang perusahaan tersebut.
Jadi semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki prospek pertumbuhan yang baik.Hal ini dapat terjadi karena
Universitas Sumatera Utara
semakin besar nilai pasar aset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku
asset perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan
pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Sukamulja,
2004).
2.1.1 Signalling Theory
Menurut Brigham dan Houston (2001) isyarat atau signal adalah
suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi
investor
tentang
bagaimana
manajemen
memandang
prospek
perusahaan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah
dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik.
Sinyal dapat berupa informasi yang menyatakan bahwa perusahaan
tersebut lebih baik daripada perusahaan lain.
Informasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal yang penting, karena
pengaruhnya terhadap keputusan investasi pihak diluar perusahaan.
Informasi tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis karena
informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau
gambaran, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang
akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana
efeknya pada perusahaan.
Integritas laporan keuangan yang mencerminkan nilai perusahaan
merupakan sinyal positif yang dapat memperngaruhi opini investor
dan kreditor atau pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Laporan
keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi
Universitas Sumatera Utara
investor dankreditor untuk membuat keputusan investasi, kredit dan
keputusan sejenis.
Signalling theory menyatakan pengeluaran investasi memberikan
sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan
datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai
perusahaan Hasnawati (2005).
Peningkatan hutang diartikan oleh
pihak luar sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban di masa yang akan atau adanya risiko bisnis yang rendah,
hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar .
2.2.
Pergantian Manajemen
Pergantian manajemen disebabkan karena keputusan rapat umum
pemegang saham untuk pihak manajemen berhenti karena kemampuan
sendiri sehingga pemegang saham harus mengganti manajemen yang baru
yaitu direktur utama atau CEO (chief executive officer). Adanya CEO
yang baru memungkinkan
akan menyebabkan adanya perubahan
kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP
(Damayanti dan Suidarma, 2008).
Hal ini juga sejalan dengan penelitian Nagy (2005) yang menyatakan
bahwa pergantian manajemen dalam perusahaan sering kali diikuti oleh
perubahan kebijakan dalam perusahaan. Begitu pula dalam hal pemilikan
KAP, jika manajemen baru berharap bahwa KAP baru bisa diajak
bekerjasama dan lebih bisa memberikan opini yang diharapakan oleh
Universitas Sumatera Utara
manajemen disertai dengan adanya refrensi tersendiri tentang auditor yang
akan digunakannya, maka pergantian KAP dapat terjadi dalam perusahaan.
Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan
pelaporan akuntansinya.
Untuk mendukung kinerja manajemen diperlukan auditor yang
mempunyai integritas dan profesionalisme yang tinggi, sehingga mampu
dengan cepat dan tepat memyelesaikan masalah yang terjadi. Jika auditor
tidak mampu mengerjakan tugas yang telah diberikan, maka perusahaan
akan menggantinya. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan pergantian
manajemen akan memungkinkan adanya pergantian auditor yang mampu
mendukung kinerja dan kebijakan yang berlaku pada suatu perusahaan.
2.3.
Keputusan Investasi
Investasi adalah pengelola sumber-sumber dalam jangka panjang
untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang. Menurut Martono dan
Harjito (2005) merupakaan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu
perusahaan ke dalam suatu asset (aktiva) dengan harapan memperoleh
pendapatan dimasa yang akan datang. Keputusan investasi tidak dapat
diamati secara langsung oleh pihak luar. Secara garis besar keputusan
investasi dapat dikelompokkan ke dalam investasi jangka pendek seperti
misalnya investasi dalam kas, persediaan, piutang dan surat berharga
maupun investasi jangka panjang dalam bentuk gedung, peralatan
produksi, tanah, kendaraan dan aktiva tetap lainnya. Keputusan investasi
Universitas Sumatera Utara
ini akan tercermin pada sisi aktiva dalam neraca perusahaan.
Beberapa studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan
keputusan investasi antara lain Myers (1977) yang memperkenalkan
Investment Opportunities Set (IOS). IOS memberi petunjuk yang lebih luas
dimana nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa
yang akan datang.
Jadi prospek perusahaan dapat ditaksir dari
investmentoppurtunity set (IOS), yang didifinisikan sebagai kombinasi
antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi dimasa
yang akan datang dengan net present value positif (Gaver dan Gaver,
1993).
Menurut Afzal (2012) terdapat 2 pengertian mengenai IOS. Satu
pendapat mengatakan bahwa IOS merupakan keputusan investasi yang
dilakukan
perusahaan
untuk
menghasilkan
nilai,
di
lain
pihak
didefenisikan sebagai nilai perusahaan yang nilainya di proksi melalui
IOS. IOS tidak dapat diobservasi secara langsung (laten), sehingga dalam
perhitungannya menggunakan proksi. Investment Opportunities Set (IOS)
merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaranpengeluaran yang ditetapkan manajemen dimasa yang akan datang,
dimana pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan
akan menghasilkan return yang besar. IOS juga didefenisikan sebagai
kombinasi antara aktiva yang dimiliki (Assets in
place) dan pilihan
investasi di masa yang akan datang dengan net present value positif.
Menurut Gaver dan Gaver (1993) juga menyatakan bahwa pilihan
Universitas Sumatera Utara
investasi di masa depan tidak hanya pada projek-projek yang didanai dari
kegiatan riset dan pengembangan, namun juga kemampuan untuk
mengeskploitasi kesemaptan untuk memperoleh keuntungan.
2.4.
Komite Audit
Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (2006), komite
audit adalah suatu komite yang beranggotakan satu atau lebih anggota
dewan komisaris dan dapat meminta kalangan luar dengan berbagai
keahlian, pengalaman, dan kualitas lain yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan Komite Audit.
Menurut Tugiman (1995) pengertian komite audit adalah sebagai
berikut:
“Komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang
lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan
tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota dewan komisaris perusahaan
klien
yang
bertanggungjawab
untuk
membantu
auditor
dalam
mempertahankan independensinya dari manajemen.”
Dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-103/MBU/2002,
pengertian komite audit tidak diterangkan secara gamblang, tetapi pada
intinya menyatakan bahwa komte audit adalah suatu badan yang berada
dibawah komisaris yang sekurang-kurangnya minimal satu orang anggota
komisaris, dan dua orang ahli yang bukan merupakan pegawai BUMN
yang bersangkutan yang bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugasnya
Universitas Sumatera Utara
maupun pelaporannya dan bertanggungjawab langsung kepada komisaris
atau dewan pengawas.
Hal tersebut senada dengan Keputusan Ketua
Bapepam Nomor: Kep-41/PM/2003 yang menyatakan bahwa Komite
Audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka
membantu melaksanakan tugas dan fungsinya.
2.4.1.
Sifat dan pembentukkan Komite Audit
Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris/dewan
pengawas, yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu
komisaris dalam melaksanakan tugasnya. komite audit bersifat
mandiri baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun dalam
pelaporan, dan bertanggungjawab langsung kepada komisaris.
Lebih jelas Undang-Undang Republik Indonesia No.19 Tahun
2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan
Keputusan
Ketua
Bapepam
Nomor:
Kep-41/PM/2003
menyatakan:
a.
BUMN maupun emiten atau perusahaan publik wajib
membentuk komite audit yang bekerja secara kolektif dan
berfungsi membantu Komisaris dan Dewan Pengawas.
b.
Komite
audit
dipimpin
oleh
seorang
ketua
yang
bertanggungjawab kepada Komisaris dan Dewan Pengawas.
c.
Komite audit terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang
komisaris independen dan sekurang-kurangnya dua orang
lainnya berasal dari luar perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Komite audit
dituntut untuk
dapat
bertindak
secara
independen, independensi komite audit tidak dapat dipisahkan
moralitas yang melandasi integeritasnya. Hal ini perlu disadari
karena komite audit merupakan pihak yang menjembatani antara
eksternal
auditor
dan
perusahaan
yang
juga
sekaligus
menjembatani antara fungsi pengawasan dewan komisaris dengan
internal auditor.
2.4.2.
Tujuan dan manfaat pembentukan Komite Audit
Tujuan Komite Audit sebenarnya sudah ada dalam definisi
komite audit itu sendiri. Forum for Corporate Governance in
Indonesia
(FCGI)
mengemukakan
bahwa
Komite
Audit
mempunyai tujuan membantu dewan komisaris untuk memenuhi
tanggungjawab
dalam
memberikan
pengawasan
secara
menyeluruh.
Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
Nomor: Kep-117/M-MBU/2002 menjelaskan bahwa tujuan
Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris atau dewan
Pengawas dalam memastikan efektivitas sistem pengendalian
intern dan efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan
internal.
Sedangkan salah satu fungsi komisi audit adalah menjembatani
pemegang saham (Stakeholder) dan dewan komisaris dengan
kegiatan pengendalian yang diselenggarakan oleh manajemen,
Universitas Sumatera Utara
auditor internal dan auditor eksternal. Komite audit pada
umumnya memilikia akses langusng dengan setiap unsur
pengendalian dalam perusahaan. Pada saat ini berkomunikasi
antara komite audit dengan berbagai pihak, belum terjalin dengan
erat dan belum berjalan sebagimana mestinya. Komunikasi
komite audit dengan pihak yang berkepentingan yang berjalan
lancar, akan menghasilkan kinerja perusahaan meningkat,
terutama dari aspek pengendalian.
2.5. Good Corporate Governance
Di Negara Indonesia, isi mengenai Good Corporate Governance
mengemuka setelah Indonesia mengalami krisis yang berkepenjangan sejak
tahun 1984Sejak saat itulah, pemerintah maupun investor memberikan
perhatian yang lebih dalam praktek corporate governance. Prinsip-prinsip
dasar dari good corporate governance pada dasarnya memiliki tujuan
memberikan kemajuan terhadap nilai perusahaan.
Forum for good
corporate governance in Indonesia (2001) menjelaskan sistem corporate
governance yang baik akan memberikan perlindungan efektif kepada para
pemegang saham dan kreditur untuk memperoleh kembali atas investasi
yang wajar, tepat dan seefesien mungkin, serta memastikan bahwa
manajemen bertindak sebaik yang dapat dilakukannya untuk kepentingan
perusahaan. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa Good
Corporate Governance merupakan:
Universitas Sumatera Utara
1.
Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang
peran dewan komisaris, Direksi, Pemegang Saham dan Para
Stakeholder lainnya.
2.
Suatu sistem pengecekan dan perimbangan kewenangan atas
pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua
peluang: pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset
perusahaan.
3.
Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan,
pencapaian, berikut pengukuran kinerjanya.
Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (2006) yang tertuang
dalam Pedoman Umum GCG di Indonesia terdapat 5 asas / prinsip yang
menjadi pedoman dalam penerapan GCG yaitu antara :
1. Transparansi (transparancy), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan
proses
pengambilan
mengemukakan
keputusan
informasi
dan
materiil
keterbukaan
dan
relevan
dalam
mengenai
perusahaan.
2.
Kemandirian
(independency),
yaitu
suatu
keadaan
dimana
perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan
dan pengaruh / tekanan dari pihak manapaun yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsipprinsip korporasi yang sehat
3.
Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan,
dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan
Universitas Sumatera Utara
terlaksana secara efektif.
4. Pertanggungjawabab (responsibility), yaitu kesesuain didalam
pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-udangan
yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat
5. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di daloam
memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian
dan peraturan perundang0undangan yang berlaku.
Hubungan good corporate governance dengan nilai perusahaan adalah
signalling dan endogenity. Dalam signalling, praktik good corporate
governance menyebabkan peningkatan nilai perusahaan, karena penerapan
good corporate governance yang baik akan memberikan sinyal positif.
Endogenity berarti perusahaan yang memiliki nilai yang tinggi cenderung
menerapkan good corporate governance yang lebih baik. Manfaat good
corporate governance akan dilihat dari harga saham yang bersedia dibayar
oleh investor. Jika investor bersedia membayar lebih mahal, maka
dipastikan perusahaan tersebut menerapkan good corporate governance
(Kusumawati dan Riyanto, 2005).
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan
institusional memiliki peranan yang sangat penting dalam meminimaliasai
konflik keagenan yang terjadi antara manajer pemegang saham. Keberadaan
investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang
efektif dalam setiap keputusan yang daimbil oleh manajer, Hal ini
disebabkan investor institusional terlibat dalam pengambilan keputusan
Universitas Sumatera Utara
yang strategis sehingga tidak mudah percaya terhadap tindakan manipulasi
laba. Kepemilikan institusional umumnya bertindak sebagai pihak yang
memonitor perusahaan, Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang
besar (lebih dari 5%) mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor
manajemen. Semakin besar kepemilikan institusional maka efesien
pemanfaatan aktiva perusahaan. Dengan demikian proporsi kepemilikan
institusional bertindak sebagai pencegan terhadap pemborosan yang
dilakukan manajemen.
2.6. Struktur Modal
Struktur Modal merupakan kumpulan dana yang dapat digunakan dan
dialokasikan oleh perusahaan dimana dana tersebut diperoleh dari hutang
jangka panjang dan modal sendiri. Defenisi lain mengemukakan struktur
modal mmerupakan campuran atau kumpulan dari hutang, saham preferen
dan modal sendiri yang digunakan untuk menggalang modal (Brigham dan
Houston, 2003). Struktur modal adalah pemenmuhan kebutuhan dana
jangka panjang melalui hutang dan ekuitas (Weston dan Copeland, 1997)
Kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara
risiko dan pengembalian. Risiko yang lebih tinggi cenderung akan
menurunkan harga saham, tetapi ekspektasi tingkat pengembalian yang
lebih tinggi akan menaikkannya. Karena itu, struktur modal yang optimal
harus mencapai suatu keseimbangan antara risiko dan pengembalian
sehingga dapat memaksimalkan harga saham perusahaan. Menurut Chen
Universitas Sumatera Utara
dan Strange (2005) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi struktur
modal antara lain :
1.
Keuntungan
Pecking
Oder
Theory
menyatakan
bahwa
perusahaan
yang
mempunyai keuntungan yang besar maka akan mempunyai sumber
dana internal yang besar juga maka perusahaan tersebut akan
cenderung memilih menggunakan sumebr dana internal dibandingkan
menggunakan sumbger dana eksternal seperti hutang dan penerbitan
saham baru.
2.
Size Perusahan
Semakin besar ukuran sebuah perusahaan, umumnya akan semakin
teridiversifikasi kegaitan bisnisnya dan semakin stabil aliran cash
flownya. Hal ini akan mengurangi resiko pengguna hutang karena
dengans tabilnya cash flow maka perusahaan akan dapat melakukan
pembayaran hutang dengan teratur, Semakin besar size perusahaan
maka akan membuat investor lebih percaya akan kemampuan
perusahaan dalam membayar hutang.
3.
Resiko
Resiko bisnis suatu perusahaan adalah tingkat resiko dari operasi
perusahaan apabila perusahaan tersebut tidak menggunakan hutang.
Resko dari operasi perusahaan adalah resiko berkaitan dengan
proyeksi tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE) dari perusahaan
tersebut. Semakin besar standar deviasi ROE maka semakin tinggi
Universitas Sumatera Utara
resiko bisnisnya. Hal ini juga membuat kreditor mengalami kesulitan
dalam melakukan prediksi terhadap earnings perusahaan dimas depan
sehingga akan menaikkan cost of debt apabila akan memebrikan
hutang kepada perusahaan tersebut.
4.
Pertumbuhan
Pertumbuhan penjualan (sales growth) suatu perusahaan adalah salah
satu karakteristik perusahaan yang dapat mewakili prospek masa
depan perusahaan tersebut. Pihak kreditor dalam memutuskan untuk
memberikan pinjaman kepada suatu perusahaan mendasarkan
keputusannya pada prospek masa depan perusahaan tersebut. Semakin
besar rasio pertumbuhan penjualannya maka semakin baik prospek
perusahaan bagi keditor dan semakin besar htuang yang bisa
diperoleh.
2.7.
Penelitian Terdahulu
Studi empiris yang dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu
mengenai kaitan antara beberapa indikator pengukuran nilai perusahaan
telah banyak dilakukan di Indonesia.
Adapun penelitian sebelumnya yang digunakan penulis sebagai
panduan, dilakukan oleh Yuniarti Cintia (2014) yang meneliti tentang
Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja dan Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2010-2013, peneliti berkesimpulan
bahwa Good
Universitas Sumatera Utara
Corporate Governance (kepemilikan institusional) memiliki pengaruh
signifikan positif terhadap Nilai Perusahaan (Tobin’s Q). Hasil analisis
menemukan bahwa Corporate Governance (kepemilikan institusional)
apabila semakin besar maka akan meningkatkan nilai perusahaan.
Kepemilikan oleh institusional dapat meningkatkan pengendalian terhadap
manajemen dan mengurangi peluang tindak kecurangan yang mungkin
dilakukan. Uniariny (2012) yang meneliti tentang Pengaruh Struktur
Modal dan Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Sektor
Perbankan
yang
Terdatar
di
Bursa
Efek
Indonesia,
penelitiberkesimpulan terdapat pengaruh positif signikan antara struktur
modal terhadap nilai perusahann. Hal ini berarti struktur modal yang berpa
total dari ekuitas dan kewajiban jangka panjang pada perbankan di
Indonesia telah berperan penting dalam kontribusi peningkatan nilai
perusahaan.
Penelitian menurut Kusumajaya (2011) yang meneliti tentang
Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap
Profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia, peneliti berkesimpulan bahwa struktur modal mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, yang diukur
dengan price book value, maka sebaiknya perusahaan dalam menentukan
sutruktur modalnya sebagian besar dibiayai oleh hutang. Adanya hutang
akan memudahkan dalam pendapatan dana, akan tetapi penggunaan hutang
yang terallu besar akan menyebabkan perusahaan akan semakin terbeban
Universitas Sumatera Utara
dalam pembayaran beban bunga sehingga akan menimbulkan resiko
kebangkrutan yang semakin tinggi.
.Selanjutnya dapat dilihat dalam tabel berikut :
NO
1
2
Tabel 2.1.
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti dan
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Judul Penelitian
Bambang Sakti Aji Variabel Independen: - Kebijakan hutang yang
Budi Utomo
- Kebijakan Hutang
diproksikan dengan Long
(2009).
- Kebijakan Investasi
Term Debt Equity Ratio
Pengaruh
- Kebijakan Deviden
(LTDER) berpengaruh
Kebijakan Hutang,
negative terhadap nilai
Kebijakan
Variabel Dependen:
perusahaan
Investasi, dan
- Nilai Perusahaan
- Keputusan Investasi
Kebiajakan
yang diprosikan Melalu
Deviden Terhadap
MVE dan BVA
Nilai Perusahaan
berpengaruh terhadap PB
Manufaktur
yang merupakan proksi
Terdaftar di Bursa
dari nilai perusahaan.
Efek Indonesia
- Keputusan pendanaan
Tahun 2003-2007.
yang diproksikan dengan
DPR dan DYR
berpengaruh terhadap
nilai perusahaan..
Dewa Kadek Oka
Variabel Independen: - Struktur modal
Kusumajaya
- Struktur Modal
mempunyai pengaruh
(2011).
- Pertumbuhan
positif dan signifikan
Pengaruh Struktur
Perusahaan
terhadap profitabiliatas.
Modal dan
- Pertumuhan perusahaan
Pertumbuhan
Variabel Dependen:
mempunyai pengaruh
Perusahaan
- Nilai Perusahaan
positf dan signifikan
Terahadap
terhadap profitabilitas.
Profitabilitas dan
- Struktur modal
Nilai Perusahaan
mempunyai pengaruh
pada Perusahaan
positif dan signifikan
Manufaktur di
terhadap nilai
Bursa Efek
perusahaan.
Indonesia.
- Pertumbuhan perusahaan
mempunyai pengaruh
signifikan dan positif
terhadap nilai
perusahaan.
- Profitabilitas mempunyai
Universitas Sumatera Utara
3
4
5
Uriariny
(2012).
Pemgaruh Struktur
Modal dan Modal
Intelektual teradap
Nilai Perusahaan
Sektor Perbankan
yang Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia 2009962010
Sri Hermuningsih
(2013).
Pengaruh
Profitabilitas,
Growth
Opportunity,
Struktur Modal
Terhadap Nilai
Perusahaan Pada
Perusahaan Publik
di Indonesia
Cintia Yuniarti
(2014).
Pengaruh Good
Corporate
Governance
Terhadap kinerja
dan Nilai
Perusahaan pada
Perusahaan High
Profile yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Tahun 2010-2013.
Variabel Independen:
- Struktur Modal
- Modal Intelektual
Variabel Dependen:
- Nilai Perusahaan
Variabel Independen :
a) Profitabilitas
b) Growth
Opportunity
c) Struktur
Modal
Variabel Dependen :
- Nilai Perusahaan
Variabel Independen:
- Good Corporate
Governance
Variabel Dependen:
- Nilai Perusahaan
pengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai
perusahaan.
-Terdapat pengaruh
signifikan struktur modal
terhadap nilai perusahan
- Terdapat pengaruh
modal intelektual
terhadap nilai perusahaan
- Dalam hal meningkatkan
nilai perusahaan, struktur
modal dan modal
intelektual secara
bersamaan berpengaruh
terhadap peningkatan
nilai perusahaan pada
industri perbankan
-Variabel profitabilitas,
growth opportunity dan
struktur modal
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai
perusahaan
-Variabel struktur modal
merupakan variabel
intervening bagi growth
opportunity dan tidak
bagi profitabilitas.
- Proporsi dewan
komisaris Independen
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja dan nilai
perusahaan.
- Ukuran dewan komisaris
berpengaruh terhadap
kinerja maupun nilai
perusahaan.
- Ukuran komite Audit
tidak berpengaruh
terhadap kinerja maupun
nilai perusahaan.
- Kepemilikan manajerial
memilki pengaruh
signifikan positif
terhadap kinerja maupun
Universitas Sumatera Utara
6
Nia Rositawati Fau Variabel Independen:
(2015).
- Struktur Modal
Pengaruh Struktur
- Pertumbuhan
Modal,
Perusahaan
Pertumbuhan
- Ukuran Perusahaan
Perusahaan,
- Profitabilitas
Ukuran Perusahaan
dan Profitabilitas
Variabel Dependen:
Terhadap Nilai
- Nilai Perusahaan
Perusahaan pada
Perusahaan
Manufaktur yagn
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
nilai perusahaan.
- Kepemilikan
institusional memilki
pengaruh signifikan
positif terhadap kinerja
dan nilai perusahaan.
- Kepemilikan
terkonsentrasi tidak
berpngearuh terhadap
kinerja dan nilai
perusahaan.
- Kepemilikan publik
memiliki pengaruh
signifikan positif
terhadap kinerja dan nilai
perusahaan.
- Kepemilikan asing
memiliki pengaruh
signifikan positif
terhadap kinerja dan nilai
perusahaan.
- Struktur modal secara
parsial berpengaruh
negative dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
- Pertumbuhan perusahaan
seacara parsial
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai
perusahaan.
- Ukuran perusahaan
secara parsial
berpengaruh positif da
tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan.
- Profitabilitas secara
parsial berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
2.8. Kerangka Konseptual
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ada tidaknya serta kuat
Universitas Sumatera Utara
lemahnya hubungan antara variabel dependen berupa nilai perusahaan
dengan variabel independen berupa Pergantian Manajemen, Keputusan
Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Struktur
Modal. Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa keenam
variabel tersebut berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan
tinjauan pustaka, penelitian terdahulu yang sudah diuraikan, maka
kerangka konseptual ini dapat digambarkan pada gambar berikut :
Pergantian Manajemen (X1)
Keputusan Investasi (X2)
Komite audit (X3)
NILAI PERUSAHAAN
(Y)
Good Corporate Governance (X4)
Struktur Modal (X5)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Penelitian
Keterangan:
Y = Nilai Perusahaan
X1 =Pergantian Manajemen
X2 = Keputusan Investasi
X3 = Komite Audit
X4 = Good Corporate Governance
X5 = Struktur Modal
Universitas Sumatera Utara
Kerangka konseptual diatas menjelaskan bahwa yang akan diuji di
dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah ada pengaruh
variabel pergantian manajemen (X1) terhadap nilai perusahaan, variabel
keputusan investasi (X2) terhadap nilai perusahaan, variabel komite audit
(X3) terhadap nilai perusahaan, variabel good corporate governance(X4)
terhadap nilai perusahaan, dan stuktur modal (X5) terhadap nilai
perusahaan. Serta secara bersama-sama apakah ada pengaruh kelima
variabel tersebutnilai perusahaan.
2.8.1. Pergantian Manajemen Dan Nilai Perusahaan
Chief Executive Officer (CEO) merupakan eksekutif yang
berada dipuncak perusahaan dan yang bertanggung jawab untuk
kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan. Mereka
memegang jabatan seperti ketua dewan perusahaan, direktur
utama perusahaan, wakil presiden senior, wakil presiden
pelaksana, dan wakil presiden. Perubahan kepemilikan suatu
perusahaan kemungkinan akan diikuti dengan redefinisi misi,
visi,
dan
strategi
bisnis,
sehingga
menuntut
adanya
restrukturisasi organisasi yang sesuai dengan formulasi misi,
visi, dan strategi yang baru tersebut. Biasanya, restrukturisasi
organisasi akan diikuti dengan pergantian CEO. Pergantian
eksekutif akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan mereka
melaporkan bahwa peningkatan efisiensi secara signifikan
ternyata hanya terjadi pada perusahaan yang melakukan
Universitas Sumatera Utara
pergantian pada tingkatan top managementnya. Penggantian ini
seharusnya mampu memicu peningkatan kinerja perusahaan
tersebut, dikarenakan kompetensi CEO merupakan faktor yang
sangat penting dalam peningkatan profitabilitas perusahaan
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
H1
Pergantian manajemen berpengaruh terhadapa nilai
perusahaan.
2.8.2. Keputusan Investasi Dan Nilai Perusahaan
Menurut Utomo (2009) setelah perusahaan mencoba untuk
mendapatkan dana, maka dana tersebut akan dipergunakan
sebaik-baiknya untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang
akan datang, Kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan akan
menentukan keuntungan yang diperoleh perusahaan dan kinerja
perusahaan dimasa yang akan datang. Apabila perusahaan salah
dalam
pemilihan
investasi,
maka
kelasngsungan
hidup
perusahaan akan terganggu dan halo ini yang tentunya akan
emempengaruhi penilaian investor perusahaan. Untuk itu ,
seyogyanya
manajer
(keuangan)
hendaknya
menjaga
pertumbuhan ivnestasi agar dapat mencapai tujuan perusahaan
melalui
kesejahteraan
pemgang
saham
sehingga
dapat
meningkatkan nilai perusahaan.
Menurut Fama (1978) menyatakan bahwa nilai perusahaan
Universitas Sumatera Utara
semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat ini
menyatakan bahwa keputusan investasi lebih penting, karena
mencapai tujuan perusahaan hanya dihasilkan melalui kegiatan
perusahaan. Myers (1977) yang memperkenalkan Investment
Opportunities Set (IOS). IOS memberi petunjuk yang lebih luas
dimana
nilai
perusahaan
tergantung
pada
pengeluaran
perusahaan di masa yang akan datang. Jadi prospek perusahaan
dapat ditaksir dari investmentoppurtunity set (IOS), yang
didifinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki
(assets in place) dan pilihan investasi dimasa yang akan datang
dengan net present value positif. Investment Opportunities Set
(IOS) merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung
pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen
dimasa yang akan datang, dimana pada saat ini merupakan
pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan
return yang besar.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian
ini di rumuskan sebagai berikut :
H2
Keputusan
investasi
berpengaruh
terhadap
nilai
perusahaan.
2.8.3. Komite Audit Dan Nilai Perusahan
Komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih dari
dewan komisaris perusahaan yang bertanggung jawab untuk
Universitas Sumatera Utara
membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari
manajemen.
Fungsi komite audit dalam membantu dewan
komisaris, yaitu meningkatkan kualitas laporan keuangan,
menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang dapat
mengurangi
kesempatan
terjadinya
penyimpangan
dalam
pengelolaan perusahaan dan meningkatkan fungsi audit internal
maupun audit eksternal, dan mengidentifikasi hal-hal yang
memerlukan perhatian dewan komisaris.Jika kualitas dan
karakteristik komite audit dapat tercapai, maka transparansi
pertanggungjawaban manajemen perusahaan dapat dipercaya,
sehingga akan meningkatkan kepercayaan para pelaku pasar
modal.
Selain itu, tanggung jawab komite audit dalam
melindungi kepentingan pemegang saham minoritas dapat
meyakinkan
investor
untuk
mempercayakan
investasinya
terhadap perusahaan tersebut. Komite audit ini merupakan usaha
perbaikan terhadap cara pengelolaan perusahaan terutama cara
pengawasan terhadap manajemen perusahaan, karena akan
menjadi penghubung antara manajemen perusahaan dengan
dewan komisaris maupun pihak ekstern lainnya.
Menurut Anggraini (2013) tugas pokok dari komita audit
yaitu membantu dewan komisaris dalam melakukan fungsi
pengawasan yang berkaitan dengan review system pengendalian
intern perusahaan, memastikan kualitas laporan keuangan, dan
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan efektifitas fungsi aduit,dengan begitu komite
audit diharapkan mampu meningkatkan nilai perusahaan dan
membantu pelaksanaan GCG.
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
H3 Komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2.8.4.
Good Corporate Governance Dan Nilai Perusahaan
Pelaksanaan good corporate governance yang baik dans
sesuai dengan peraturan yang berlaku, akan membuat investor
memberikan respon positif terhadap kinerja perusahaan, bahwa
dana yang diinvestasikan dalam perusahaan yang bersangkutan
akan dikelola dengan baik dan kepentingan investor public akan
aman. Kepercayaan investor publik pada manajemen perusahaan
memberikan
manfaat
kepada
perusahaan
dalam
bentuk
pengurangan cost of capital (biaya modal).
Kinerja perusahaan yang baik dengan biaya modal yang
rendah akan mendorong para investor melakukan investasi di
perusahaan tersebut. Banyaknya investor yang tertarik akan
meningkatkan permintaan investasi, sehingga harga saham
perusahaan
akan
meningkat
yang
merupakan
rantai
pertumbuhan perusahaan dan meningkatkan kemakmuran
stakeholders sehingga pada akhirnya akan meningkat nilai
perusahaan. Mekanisme corporate governance mengacu pada
Universitas Sumatera Utara
sekumpulan mekanisme yang mempengaruhi keputusan yang
akan diambil oleh manajer ketika terjadi pemisahan antara
kepemilikan dan pengendalian. Dalam penelitian ini, mekanisme
good corporate governance akan diwakilkan oleh kepemilikan
institusional.
Menurut
Jensen
dan
Meckling
(1976)
Kepemilikan institusional memiliki peranan penting dalam
meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara manajer
dan pemegang saham.
Keberadaan investor institusional
dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif
dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajer. Hal ini
disebabkan investor institusional terlibat dalam pengambilan
strategis sehingga tidak mudah percaya terhadap tindakan
manipulasi laba. Kepemilikan Institusional bertindak sebagai
pihak yang memonitor perusahaan pada umumnya dan manajer
sebagai pengelola perusahaan pada khususnya. Kepemilikan
institusional
memiloiki
arti
penting
dalam
manajemen,
karena
memonitor
dengan
adnaya
kepemilikan
oleh
institusional akan mendorong peningkatan karena dengan
adanya
kepemilikan
oleh
institusional
akan
mendorong
peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja
manajemen, sehingga manajemen akan lebih berhati-hati dalam
mengambil keputusan. Semakin tinggi tingkat kepemilikan
istitusional, maka semakin kuat control terhadap perusahaan
Universitas Sumatera Utara
sehingga meningkatkan nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian
ini di rumuskan sebagai berikut :
H4 Good corporate governance berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
2.8.5. Struktur Modal Dan Nilai Perusahaan
Menurut
Kusumaja
(2011)
struktur
modal
proporsi
pendanaan dengan hutang (debt financing) perusahaan, yaitu
rasio leverage (pengungkit) perusahaan. Dengan demikian,
hutang adalah unsur dari struktur modal perusahaan. Struktur
modal merupakan kunci perbaikan produktivitas dan kinerja
perusahaan. Teori struktur modal menjelaskan bahwa kebijakan
pendanaan (financial policy) perusahaan dalam menentukan
struktur modal (bauran antara hutang dan ekuitas) bertujuan
untuk mengoptimalkan nilai perusahan (value of the firm)
adalah perimbangan atau perbandingan antara hutang jangka
panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 1995). Para pemilik
perusahaan lebih suka perusahaan menciptakan hutang pada
tingkat tertentu untuk menaikkan nilai perusahaan.
Manajer
dapat menggunakan utang lebih banyak, sebagai sinyal yang
lebih dapat dipercaya dan hal ini karena perusahaan yang
meningkatkan utang bisa dipandang sebagai perusahaan yang
yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang. Investor
Universitas Sumatera Utara
diharapkan
akan
menangkap
sinyal
bahwa
perusahaan
mempunyai prospek yang baik, dengan demikian utang
merupakan tanda atau sinyal positif
Menurut Arindita
(2015) pengguna utang dalam struktur
modal perusahaan dapat meningkatkan peluang kebangkrutan
akrena utang yang terlalu besar akan mneyebabkan peluang
aliran kas tidak mencukupi pembayaran bunga dan cicilan utang
pun semakin besar. Hal ini disebut sebagai cost of financial
distress, merupakan kondisi dimana perusahaan mengalami
kesulitan keuangan dan terancam bangkrut. Makin besar utang
maka biaya tekanan finansial akan semakin besar pula yang
akan mempengaruhi nilai perusahaan
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikut :
H5 Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2.9.
Hipotesis
Menurut Supomo (1999) hipotesis menyatakan hubungan yang
diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi
yang dapat diuji secara empiris. Proposisi merupakan salah satu dari
elemen teori, disamping construct, konsep, dan defenisi, yang memberikan
gambaran fenomena-fenomena secara sistematis melali penentuan
hubungan antar variabel.. Hipotesis untuk penelitian ini adalah Pergantian
Universitas Sumatera Utara
Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate
Governance, dan Struktur Modal berpengaruh secara parsial dan simultan
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan food and baverage di
Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Nilai Perusahaan
Meningkatkan nilai perusahaan adalah tujuan dari setiap perusahaan,
karena semakin tinggi nilai perusahaan maka akan diikuti pula oleh
tingginya kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan yang tinggi
dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham, sehingga para
pemegang saham akan menginvestasikan modalnya kepada perusahaan
tersebut.
Menurut Fama (1978) nilai perusahaan akan tercermin dari harga
sahamnya. harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara
pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan,
karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan
sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar
saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi.Adanya peluang
investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan
dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Harga saham juga dapat sebagai indikator keberhasilan manajemen dalam
mengelola aktiva perusahaan, sedangkan nilai perusahaan publik ditentukan
oleh pasar saham. Semakin tinggi harga saham, maka nilai perusahaan dan
kemakmuran pemegang saham juga akan meningkat.
Rasio-rasio keuangan dingunakan investor untuk mengetahui nilai pasar
perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi manajemen
Universitas Sumatera Utara
mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan dimasa lampau
dan prospeknya dimasa depan. Ada beberapa rasio untuk mengukur nilai
pasar perusahaan, salah satunya Tobin’s Q. Rasio ini dinilai bisa
memberikan informasi paling baik, karena dalam Tobin’s Q memasukkan
semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa
saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh
aset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh aset perusahaan berarti
perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor
dalam bentuk saham namun juga untuk kreditur karena sumber pembiayaan
operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari
pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja, 2004).
Tobins Q atau biasa disebut dengan Q ratio atau Q Teori diperkenalkan
pertama kali oleh James Tobins pada tahun 1969.Tobin’s Q merupakan
suatu rasio yang menawarkan penjelasan nilai dari suatu perusahaan di pasar
dimana nilai pasar suatu perusahaan seharusnya sama dengan biaya ganti
aktivanya. Jika nilai Tobins Q perusahaan lebih dari satu, berarti nilai pasar
suatu perusahaan tersebut lebih besar dari pada aktiva perusahaan yang
tercatat.Oleh karena itu, pasar akan menilai baik perusahaan yang memiliki
tobin’s Q yang tinggi. Sebaiknya jika nilai Tobins Q kurang dari satu
mengindikasikan bahwa biaya ganti aktiva lebih besar dari pada nilai pasar
perusahaan sehingga pasar akan menilai kurang perusahaan tersebut.
Jadi semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki prospek pertumbuhan yang baik.Hal ini dapat terjadi karena
Universitas Sumatera Utara
semakin besar nilai pasar aset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku
asset perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan
pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Sukamulja,
2004).
2.1.1 Signalling Theory
Menurut Brigham dan Houston (2001) isyarat atau signal adalah
suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi
investor
tentang
bagaimana
manajemen
memandang
prospek
perusahaan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah
dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik.
Sinyal dapat berupa informasi yang menyatakan bahwa perusahaan
tersebut lebih baik daripada perusahaan lain.
Informasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal yang penting, karena
pengaruhnya terhadap keputusan investasi pihak diluar perusahaan.
Informasi tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis karena
informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau
gambaran, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang
akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana
efeknya pada perusahaan.
Integritas laporan keuangan yang mencerminkan nilai perusahaan
merupakan sinyal positif yang dapat memperngaruhi opini investor
dan kreditor atau pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Laporan
keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi
Universitas Sumatera Utara
investor dankreditor untuk membuat keputusan investasi, kredit dan
keputusan sejenis.
Signalling theory menyatakan pengeluaran investasi memberikan
sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan
datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai
perusahaan Hasnawati (2005).
Peningkatan hutang diartikan oleh
pihak luar sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban di masa yang akan atau adanya risiko bisnis yang rendah,
hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar .
2.2.
Pergantian Manajemen
Pergantian manajemen disebabkan karena keputusan rapat umum
pemegang saham untuk pihak manajemen berhenti karena kemampuan
sendiri sehingga pemegang saham harus mengganti manajemen yang baru
yaitu direktur utama atau CEO (chief executive officer). Adanya CEO
yang baru memungkinkan
akan menyebabkan adanya perubahan
kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP
(Damayanti dan Suidarma, 2008).
Hal ini juga sejalan dengan penelitian Nagy (2005) yang menyatakan
bahwa pergantian manajemen dalam perusahaan sering kali diikuti oleh
perubahan kebijakan dalam perusahaan. Begitu pula dalam hal pemilikan
KAP, jika manajemen baru berharap bahwa KAP baru bisa diajak
bekerjasama dan lebih bisa memberikan opini yang diharapakan oleh
Universitas Sumatera Utara
manajemen disertai dengan adanya refrensi tersendiri tentang auditor yang
akan digunakannya, maka pergantian KAP dapat terjadi dalam perusahaan.
Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan
pelaporan akuntansinya.
Untuk mendukung kinerja manajemen diperlukan auditor yang
mempunyai integritas dan profesionalisme yang tinggi, sehingga mampu
dengan cepat dan tepat memyelesaikan masalah yang terjadi. Jika auditor
tidak mampu mengerjakan tugas yang telah diberikan, maka perusahaan
akan menggantinya. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan pergantian
manajemen akan memungkinkan adanya pergantian auditor yang mampu
mendukung kinerja dan kebijakan yang berlaku pada suatu perusahaan.
2.3.
Keputusan Investasi
Investasi adalah pengelola sumber-sumber dalam jangka panjang
untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang. Menurut Martono dan
Harjito (2005) merupakaan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu
perusahaan ke dalam suatu asset (aktiva) dengan harapan memperoleh
pendapatan dimasa yang akan datang. Keputusan investasi tidak dapat
diamati secara langsung oleh pihak luar. Secara garis besar keputusan
investasi dapat dikelompokkan ke dalam investasi jangka pendek seperti
misalnya investasi dalam kas, persediaan, piutang dan surat berharga
maupun investasi jangka panjang dalam bentuk gedung, peralatan
produksi, tanah, kendaraan dan aktiva tetap lainnya. Keputusan investasi
Universitas Sumatera Utara
ini akan tercermin pada sisi aktiva dalam neraca perusahaan.
Beberapa studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan
keputusan investasi antara lain Myers (1977) yang memperkenalkan
Investment Opportunities Set (IOS). IOS memberi petunjuk yang lebih luas
dimana nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa
yang akan datang.
Jadi prospek perusahaan dapat ditaksir dari
investmentoppurtunity set (IOS), yang didifinisikan sebagai kombinasi
antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi dimasa
yang akan datang dengan net present value positif (Gaver dan Gaver,
1993).
Menurut Afzal (2012) terdapat 2 pengertian mengenai IOS. Satu
pendapat mengatakan bahwa IOS merupakan keputusan investasi yang
dilakukan
perusahaan
untuk
menghasilkan
nilai,
di
lain
pihak
didefenisikan sebagai nilai perusahaan yang nilainya di proksi melalui
IOS. IOS tidak dapat diobservasi secara langsung (laten), sehingga dalam
perhitungannya menggunakan proksi. Investment Opportunities Set (IOS)
merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaranpengeluaran yang ditetapkan manajemen dimasa yang akan datang,
dimana pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan
akan menghasilkan return yang besar. IOS juga didefenisikan sebagai
kombinasi antara aktiva yang dimiliki (Assets in
place) dan pilihan
investasi di masa yang akan datang dengan net present value positif.
Menurut Gaver dan Gaver (1993) juga menyatakan bahwa pilihan
Universitas Sumatera Utara
investasi di masa depan tidak hanya pada projek-projek yang didanai dari
kegiatan riset dan pengembangan, namun juga kemampuan untuk
mengeskploitasi kesemaptan untuk memperoleh keuntungan.
2.4.
Komite Audit
Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (2006), komite
audit adalah suatu komite yang beranggotakan satu atau lebih anggota
dewan komisaris dan dapat meminta kalangan luar dengan berbagai
keahlian, pengalaman, dan kualitas lain yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan Komite Audit.
Menurut Tugiman (1995) pengertian komite audit adalah sebagai
berikut:
“Komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang
lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan
tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota dewan komisaris perusahaan
klien
yang
bertanggungjawab
untuk
membantu
auditor
dalam
mempertahankan independensinya dari manajemen.”
Dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-103/MBU/2002,
pengertian komite audit tidak diterangkan secara gamblang, tetapi pada
intinya menyatakan bahwa komte audit adalah suatu badan yang berada
dibawah komisaris yang sekurang-kurangnya minimal satu orang anggota
komisaris, dan dua orang ahli yang bukan merupakan pegawai BUMN
yang bersangkutan yang bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugasnya
Universitas Sumatera Utara
maupun pelaporannya dan bertanggungjawab langsung kepada komisaris
atau dewan pengawas.
Hal tersebut senada dengan Keputusan Ketua
Bapepam Nomor: Kep-41/PM/2003 yang menyatakan bahwa Komite
Audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka
membantu melaksanakan tugas dan fungsinya.
2.4.1.
Sifat dan pembentukkan Komite Audit
Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris/dewan
pengawas, yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu
komisaris dalam melaksanakan tugasnya. komite audit bersifat
mandiri baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun dalam
pelaporan, dan bertanggungjawab langsung kepada komisaris.
Lebih jelas Undang-Undang Republik Indonesia No.19 Tahun
2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan
Keputusan
Ketua
Bapepam
Nomor:
Kep-41/PM/2003
menyatakan:
a.
BUMN maupun emiten atau perusahaan publik wajib
membentuk komite audit yang bekerja secara kolektif dan
berfungsi membantu Komisaris dan Dewan Pengawas.
b.
Komite
audit
dipimpin
oleh
seorang
ketua
yang
bertanggungjawab kepada Komisaris dan Dewan Pengawas.
c.
Komite audit terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang
komisaris independen dan sekurang-kurangnya dua orang
lainnya berasal dari luar perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Komite audit
dituntut untuk
dapat
bertindak
secara
independen, independensi komite audit tidak dapat dipisahkan
moralitas yang melandasi integeritasnya. Hal ini perlu disadari
karena komite audit merupakan pihak yang menjembatani antara
eksternal
auditor
dan
perusahaan
yang
juga
sekaligus
menjembatani antara fungsi pengawasan dewan komisaris dengan
internal auditor.
2.4.2.
Tujuan dan manfaat pembentukan Komite Audit
Tujuan Komite Audit sebenarnya sudah ada dalam definisi
komite audit itu sendiri. Forum for Corporate Governance in
Indonesia
(FCGI)
mengemukakan
bahwa
Komite
Audit
mempunyai tujuan membantu dewan komisaris untuk memenuhi
tanggungjawab
dalam
memberikan
pengawasan
secara
menyeluruh.
Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
Nomor: Kep-117/M-MBU/2002 menjelaskan bahwa tujuan
Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris atau dewan
Pengawas dalam memastikan efektivitas sistem pengendalian
intern dan efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan
internal.
Sedangkan salah satu fungsi komisi audit adalah menjembatani
pemegang saham (Stakeholder) dan dewan komisaris dengan
kegiatan pengendalian yang diselenggarakan oleh manajemen,
Universitas Sumatera Utara
auditor internal dan auditor eksternal. Komite audit pada
umumnya memilikia akses langusng dengan setiap unsur
pengendalian dalam perusahaan. Pada saat ini berkomunikasi
antara komite audit dengan berbagai pihak, belum terjalin dengan
erat dan belum berjalan sebagimana mestinya. Komunikasi
komite audit dengan pihak yang berkepentingan yang berjalan
lancar, akan menghasilkan kinerja perusahaan meningkat,
terutama dari aspek pengendalian.
2.5. Good Corporate Governance
Di Negara Indonesia, isi mengenai Good Corporate Governance
mengemuka setelah Indonesia mengalami krisis yang berkepenjangan sejak
tahun 1984Sejak saat itulah, pemerintah maupun investor memberikan
perhatian yang lebih dalam praktek corporate governance. Prinsip-prinsip
dasar dari good corporate governance pada dasarnya memiliki tujuan
memberikan kemajuan terhadap nilai perusahaan.
Forum for good
corporate governance in Indonesia (2001) menjelaskan sistem corporate
governance yang baik akan memberikan perlindungan efektif kepada para
pemegang saham dan kreditur untuk memperoleh kembali atas investasi
yang wajar, tepat dan seefesien mungkin, serta memastikan bahwa
manajemen bertindak sebaik yang dapat dilakukannya untuk kepentingan
perusahaan. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa Good
Corporate Governance merupakan:
Universitas Sumatera Utara
1.
Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang
peran dewan komisaris, Direksi, Pemegang Saham dan Para
Stakeholder lainnya.
2.
Suatu sistem pengecekan dan perimbangan kewenangan atas
pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua
peluang: pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset
perusahaan.
3.
Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan,
pencapaian, berikut pengukuran kinerjanya.
Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (2006) yang tertuang
dalam Pedoman Umum GCG di Indonesia terdapat 5 asas / prinsip yang
menjadi pedoman dalam penerapan GCG yaitu antara :
1. Transparansi (transparancy), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan
proses
pengambilan
mengemukakan
keputusan
informasi
dan
materiil
keterbukaan
dan
relevan
dalam
mengenai
perusahaan.
2.
Kemandirian
(independency),
yaitu
suatu
keadaan
dimana
perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan
dan pengaruh / tekanan dari pihak manapaun yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsipprinsip korporasi yang sehat
3.
Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan,
dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan
Universitas Sumatera Utara
terlaksana secara efektif.
4. Pertanggungjawabab (responsibility), yaitu kesesuain didalam
pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-udangan
yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat
5. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di daloam
memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian
dan peraturan perundang0undangan yang berlaku.
Hubungan good corporate governance dengan nilai perusahaan adalah
signalling dan endogenity. Dalam signalling, praktik good corporate
governance menyebabkan peningkatan nilai perusahaan, karena penerapan
good corporate governance yang baik akan memberikan sinyal positif.
Endogenity berarti perusahaan yang memiliki nilai yang tinggi cenderung
menerapkan good corporate governance yang lebih baik. Manfaat good
corporate governance akan dilihat dari harga saham yang bersedia dibayar
oleh investor. Jika investor bersedia membayar lebih mahal, maka
dipastikan perusahaan tersebut menerapkan good corporate governance
(Kusumawati dan Riyanto, 2005).
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan
institusional memiliki peranan yang sangat penting dalam meminimaliasai
konflik keagenan yang terjadi antara manajer pemegang saham. Keberadaan
investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang
efektif dalam setiap keputusan yang daimbil oleh manajer, Hal ini
disebabkan investor institusional terlibat dalam pengambilan keputusan
Universitas Sumatera Utara
yang strategis sehingga tidak mudah percaya terhadap tindakan manipulasi
laba. Kepemilikan institusional umumnya bertindak sebagai pihak yang
memonitor perusahaan, Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang
besar (lebih dari 5%) mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor
manajemen. Semakin besar kepemilikan institusional maka efesien
pemanfaatan aktiva perusahaan. Dengan demikian proporsi kepemilikan
institusional bertindak sebagai pencegan terhadap pemborosan yang
dilakukan manajemen.
2.6. Struktur Modal
Struktur Modal merupakan kumpulan dana yang dapat digunakan dan
dialokasikan oleh perusahaan dimana dana tersebut diperoleh dari hutang
jangka panjang dan modal sendiri. Defenisi lain mengemukakan struktur
modal mmerupakan campuran atau kumpulan dari hutang, saham preferen
dan modal sendiri yang digunakan untuk menggalang modal (Brigham dan
Houston, 2003). Struktur modal adalah pemenmuhan kebutuhan dana
jangka panjang melalui hutang dan ekuitas (Weston dan Copeland, 1997)
Kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara
risiko dan pengembalian. Risiko yang lebih tinggi cenderung akan
menurunkan harga saham, tetapi ekspektasi tingkat pengembalian yang
lebih tinggi akan menaikkannya. Karena itu, struktur modal yang optimal
harus mencapai suatu keseimbangan antara risiko dan pengembalian
sehingga dapat memaksimalkan harga saham perusahaan. Menurut Chen
Universitas Sumatera Utara
dan Strange (2005) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi struktur
modal antara lain :
1.
Keuntungan
Pecking
Oder
Theory
menyatakan
bahwa
perusahaan
yang
mempunyai keuntungan yang besar maka akan mempunyai sumber
dana internal yang besar juga maka perusahaan tersebut akan
cenderung memilih menggunakan sumebr dana internal dibandingkan
menggunakan sumbger dana eksternal seperti hutang dan penerbitan
saham baru.
2.
Size Perusahan
Semakin besar ukuran sebuah perusahaan, umumnya akan semakin
teridiversifikasi kegaitan bisnisnya dan semakin stabil aliran cash
flownya. Hal ini akan mengurangi resiko pengguna hutang karena
dengans tabilnya cash flow maka perusahaan akan dapat melakukan
pembayaran hutang dengan teratur, Semakin besar size perusahaan
maka akan membuat investor lebih percaya akan kemampuan
perusahaan dalam membayar hutang.
3.
Resiko
Resiko bisnis suatu perusahaan adalah tingkat resiko dari operasi
perusahaan apabila perusahaan tersebut tidak menggunakan hutang.
Resko dari operasi perusahaan adalah resiko berkaitan dengan
proyeksi tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE) dari perusahaan
tersebut. Semakin besar standar deviasi ROE maka semakin tinggi
Universitas Sumatera Utara
resiko bisnisnya. Hal ini juga membuat kreditor mengalami kesulitan
dalam melakukan prediksi terhadap earnings perusahaan dimas depan
sehingga akan menaikkan cost of debt apabila akan memebrikan
hutang kepada perusahaan tersebut.
4.
Pertumbuhan
Pertumbuhan penjualan (sales growth) suatu perusahaan adalah salah
satu karakteristik perusahaan yang dapat mewakili prospek masa
depan perusahaan tersebut. Pihak kreditor dalam memutuskan untuk
memberikan pinjaman kepada suatu perusahaan mendasarkan
keputusannya pada prospek masa depan perusahaan tersebut. Semakin
besar rasio pertumbuhan penjualannya maka semakin baik prospek
perusahaan bagi keditor dan semakin besar htuang yang bisa
diperoleh.
2.7.
Penelitian Terdahulu
Studi empiris yang dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu
mengenai kaitan antara beberapa indikator pengukuran nilai perusahaan
telah banyak dilakukan di Indonesia.
Adapun penelitian sebelumnya yang digunakan penulis sebagai
panduan, dilakukan oleh Yuniarti Cintia (2014) yang meneliti tentang
Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja dan Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2010-2013, peneliti berkesimpulan
bahwa Good
Universitas Sumatera Utara
Corporate Governance (kepemilikan institusional) memiliki pengaruh
signifikan positif terhadap Nilai Perusahaan (Tobin’s Q). Hasil analisis
menemukan bahwa Corporate Governance (kepemilikan institusional)
apabila semakin besar maka akan meningkatkan nilai perusahaan.
Kepemilikan oleh institusional dapat meningkatkan pengendalian terhadap
manajemen dan mengurangi peluang tindak kecurangan yang mungkin
dilakukan. Uniariny (2012) yang meneliti tentang Pengaruh Struktur
Modal dan Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Sektor
Perbankan
yang
Terdatar
di
Bursa
Efek
Indonesia,
penelitiberkesimpulan terdapat pengaruh positif signikan antara struktur
modal terhadap nilai perusahann. Hal ini berarti struktur modal yang berpa
total dari ekuitas dan kewajiban jangka panjang pada perbankan di
Indonesia telah berperan penting dalam kontribusi peningkatan nilai
perusahaan.
Penelitian menurut Kusumajaya (2011) yang meneliti tentang
Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap
Profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia, peneliti berkesimpulan bahwa struktur modal mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, yang diukur
dengan price book value, maka sebaiknya perusahaan dalam menentukan
sutruktur modalnya sebagian besar dibiayai oleh hutang. Adanya hutang
akan memudahkan dalam pendapatan dana, akan tetapi penggunaan hutang
yang terallu besar akan menyebabkan perusahaan akan semakin terbeban
Universitas Sumatera Utara
dalam pembayaran beban bunga sehingga akan menimbulkan resiko
kebangkrutan yang semakin tinggi.
.Selanjutnya dapat dilihat dalam tabel berikut :
NO
1
2
Tabel 2.1.
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti dan
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Judul Penelitian
Bambang Sakti Aji Variabel Independen: - Kebijakan hutang yang
Budi Utomo
- Kebijakan Hutang
diproksikan dengan Long
(2009).
- Kebijakan Investasi
Term Debt Equity Ratio
Pengaruh
- Kebijakan Deviden
(LTDER) berpengaruh
Kebijakan Hutang,
negative terhadap nilai
Kebijakan
Variabel Dependen:
perusahaan
Investasi, dan
- Nilai Perusahaan
- Keputusan Investasi
Kebiajakan
yang diprosikan Melalu
Deviden Terhadap
MVE dan BVA
Nilai Perusahaan
berpengaruh terhadap PB
Manufaktur
yang merupakan proksi
Terdaftar di Bursa
dari nilai perusahaan.
Efek Indonesia
- Keputusan pendanaan
Tahun 2003-2007.
yang diproksikan dengan
DPR dan DYR
berpengaruh terhadap
nilai perusahaan..
Dewa Kadek Oka
Variabel Independen: - Struktur modal
Kusumajaya
- Struktur Modal
mempunyai pengaruh
(2011).
- Pertumbuhan
positif dan signifikan
Pengaruh Struktur
Perusahaan
terhadap profitabiliatas.
Modal dan
- Pertumuhan perusahaan
Pertumbuhan
Variabel Dependen:
mempunyai pengaruh
Perusahaan
- Nilai Perusahaan
positf dan signifikan
Terahadap
terhadap profitabilitas.
Profitabilitas dan
- Struktur modal
Nilai Perusahaan
mempunyai pengaruh
pada Perusahaan
positif dan signifikan
Manufaktur di
terhadap nilai
Bursa Efek
perusahaan.
Indonesia.
- Pertumbuhan perusahaan
mempunyai pengaruh
signifikan dan positif
terhadap nilai
perusahaan.
- Profitabilitas mempunyai
Universitas Sumatera Utara
3
4
5
Uriariny
(2012).
Pemgaruh Struktur
Modal dan Modal
Intelektual teradap
Nilai Perusahaan
Sektor Perbankan
yang Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia 2009962010
Sri Hermuningsih
(2013).
Pengaruh
Profitabilitas,
Growth
Opportunity,
Struktur Modal
Terhadap Nilai
Perusahaan Pada
Perusahaan Publik
di Indonesia
Cintia Yuniarti
(2014).
Pengaruh Good
Corporate
Governance
Terhadap kinerja
dan Nilai
Perusahaan pada
Perusahaan High
Profile yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Tahun 2010-2013.
Variabel Independen:
- Struktur Modal
- Modal Intelektual
Variabel Dependen:
- Nilai Perusahaan
Variabel Independen :
a) Profitabilitas
b) Growth
Opportunity
c) Struktur
Modal
Variabel Dependen :
- Nilai Perusahaan
Variabel Independen:
- Good Corporate
Governance
Variabel Dependen:
- Nilai Perusahaan
pengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai
perusahaan.
-Terdapat pengaruh
signifikan struktur modal
terhadap nilai perusahan
- Terdapat pengaruh
modal intelektual
terhadap nilai perusahaan
- Dalam hal meningkatkan
nilai perusahaan, struktur
modal dan modal
intelektual secara
bersamaan berpengaruh
terhadap peningkatan
nilai perusahaan pada
industri perbankan
-Variabel profitabilitas,
growth opportunity dan
struktur modal
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai
perusahaan
-Variabel struktur modal
merupakan variabel
intervening bagi growth
opportunity dan tidak
bagi profitabilitas.
- Proporsi dewan
komisaris Independen
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja dan nilai
perusahaan.
- Ukuran dewan komisaris
berpengaruh terhadap
kinerja maupun nilai
perusahaan.
- Ukuran komite Audit
tidak berpengaruh
terhadap kinerja maupun
nilai perusahaan.
- Kepemilikan manajerial
memilki pengaruh
signifikan positif
terhadap kinerja maupun
Universitas Sumatera Utara
6
Nia Rositawati Fau Variabel Independen:
(2015).
- Struktur Modal
Pengaruh Struktur
- Pertumbuhan
Modal,
Perusahaan
Pertumbuhan
- Ukuran Perusahaan
Perusahaan,
- Profitabilitas
Ukuran Perusahaan
dan Profitabilitas
Variabel Dependen:
Terhadap Nilai
- Nilai Perusahaan
Perusahaan pada
Perusahaan
Manufaktur yagn
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
nilai perusahaan.
- Kepemilikan
institusional memilki
pengaruh signifikan
positif terhadap kinerja
dan nilai perusahaan.
- Kepemilikan
terkonsentrasi tidak
berpngearuh terhadap
kinerja dan nilai
perusahaan.
- Kepemilikan publik
memiliki pengaruh
signifikan positif
terhadap kinerja dan nilai
perusahaan.
- Kepemilikan asing
memiliki pengaruh
signifikan positif
terhadap kinerja dan nilai
perusahaan.
- Struktur modal secara
parsial berpengaruh
negative dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
- Pertumbuhan perusahaan
seacara parsial
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai
perusahaan.
- Ukuran perusahaan
secara parsial
berpengaruh positif da
tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan.
- Profitabilitas secara
parsial berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
2.8. Kerangka Konseptual
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ada tidaknya serta kuat
Universitas Sumatera Utara
lemahnya hubungan antara variabel dependen berupa nilai perusahaan
dengan variabel independen berupa Pergantian Manajemen, Keputusan
Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Struktur
Modal. Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa keenam
variabel tersebut berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan
tinjauan pustaka, penelitian terdahulu yang sudah diuraikan, maka
kerangka konseptual ini dapat digambarkan pada gambar berikut :
Pergantian Manajemen (X1)
Keputusan Investasi (X2)
Komite audit (X3)
NILAI PERUSAHAAN
(Y)
Good Corporate Governance (X4)
Struktur Modal (X5)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Penelitian
Keterangan:
Y = Nilai Perusahaan
X1 =Pergantian Manajemen
X2 = Keputusan Investasi
X3 = Komite Audit
X4 = Good Corporate Governance
X5 = Struktur Modal
Universitas Sumatera Utara
Kerangka konseptual diatas menjelaskan bahwa yang akan diuji di
dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah ada pengaruh
variabel pergantian manajemen (X1) terhadap nilai perusahaan, variabel
keputusan investasi (X2) terhadap nilai perusahaan, variabel komite audit
(X3) terhadap nilai perusahaan, variabel good corporate governance(X4)
terhadap nilai perusahaan, dan stuktur modal (X5) terhadap nilai
perusahaan. Serta secara bersama-sama apakah ada pengaruh kelima
variabel tersebutnilai perusahaan.
2.8.1. Pergantian Manajemen Dan Nilai Perusahaan
Chief Executive Officer (CEO) merupakan eksekutif yang
berada dipuncak perusahaan dan yang bertanggung jawab untuk
kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan. Mereka
memegang jabatan seperti ketua dewan perusahaan, direktur
utama perusahaan, wakil presiden senior, wakil presiden
pelaksana, dan wakil presiden. Perubahan kepemilikan suatu
perusahaan kemungkinan akan diikuti dengan redefinisi misi,
visi,
dan
strategi
bisnis,
sehingga
menuntut
adanya
restrukturisasi organisasi yang sesuai dengan formulasi misi,
visi, dan strategi yang baru tersebut. Biasanya, restrukturisasi
organisasi akan diikuti dengan pergantian CEO. Pergantian
eksekutif akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan mereka
melaporkan bahwa peningkatan efisiensi secara signifikan
ternyata hanya terjadi pada perusahaan yang melakukan
Universitas Sumatera Utara
pergantian pada tingkatan top managementnya. Penggantian ini
seharusnya mampu memicu peningkatan kinerja perusahaan
tersebut, dikarenakan kompetensi CEO merupakan faktor yang
sangat penting dalam peningkatan profitabilitas perusahaan
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
H1
Pergantian manajemen berpengaruh terhadapa nilai
perusahaan.
2.8.2. Keputusan Investasi Dan Nilai Perusahaan
Menurut Utomo (2009) setelah perusahaan mencoba untuk
mendapatkan dana, maka dana tersebut akan dipergunakan
sebaik-baiknya untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang
akan datang, Kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan akan
menentukan keuntungan yang diperoleh perusahaan dan kinerja
perusahaan dimasa yang akan datang. Apabila perusahaan salah
dalam
pemilihan
investasi,
maka
kelasngsungan
hidup
perusahaan akan terganggu dan halo ini yang tentunya akan
emempengaruhi penilaian investor perusahaan. Untuk itu ,
seyogyanya
manajer
(keuangan)
hendaknya
menjaga
pertumbuhan ivnestasi agar dapat mencapai tujuan perusahaan
melalui
kesejahteraan
pemgang
saham
sehingga
dapat
meningkatkan nilai perusahaan.
Menurut Fama (1978) menyatakan bahwa nilai perusahaan
Universitas Sumatera Utara
semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat ini
menyatakan bahwa keputusan investasi lebih penting, karena
mencapai tujuan perusahaan hanya dihasilkan melalui kegiatan
perusahaan. Myers (1977) yang memperkenalkan Investment
Opportunities Set (IOS). IOS memberi petunjuk yang lebih luas
dimana
nilai
perusahaan
tergantung
pada
pengeluaran
perusahaan di masa yang akan datang. Jadi prospek perusahaan
dapat ditaksir dari investmentoppurtunity set (IOS), yang
didifinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki
(assets in place) dan pilihan investasi dimasa yang akan datang
dengan net present value positif. Investment Opportunities Set
(IOS) merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung
pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen
dimasa yang akan datang, dimana pada saat ini merupakan
pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan
return yang besar.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian
ini di rumuskan sebagai berikut :
H2
Keputusan
investasi
berpengaruh
terhadap
nilai
perusahaan.
2.8.3. Komite Audit Dan Nilai Perusahan
Komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih dari
dewan komisaris perusahaan yang bertanggung jawab untuk
Universitas Sumatera Utara
membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari
manajemen.
Fungsi komite audit dalam membantu dewan
komisaris, yaitu meningkatkan kualitas laporan keuangan,
menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang dapat
mengurangi
kesempatan
terjadinya
penyimpangan
dalam
pengelolaan perusahaan dan meningkatkan fungsi audit internal
maupun audit eksternal, dan mengidentifikasi hal-hal yang
memerlukan perhatian dewan komisaris.Jika kualitas dan
karakteristik komite audit dapat tercapai, maka transparansi
pertanggungjawaban manajemen perusahaan dapat dipercaya,
sehingga akan meningkatkan kepercayaan para pelaku pasar
modal.
Selain itu, tanggung jawab komite audit dalam
melindungi kepentingan pemegang saham minoritas dapat
meyakinkan
investor
untuk
mempercayakan
investasinya
terhadap perusahaan tersebut. Komite audit ini merupakan usaha
perbaikan terhadap cara pengelolaan perusahaan terutama cara
pengawasan terhadap manajemen perusahaan, karena akan
menjadi penghubung antara manajemen perusahaan dengan
dewan komisaris maupun pihak ekstern lainnya.
Menurut Anggraini (2013) tugas pokok dari komita audit
yaitu membantu dewan komisaris dalam melakukan fungsi
pengawasan yang berkaitan dengan review system pengendalian
intern perusahaan, memastikan kualitas laporan keuangan, dan
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan efektifitas fungsi aduit,dengan begitu komite
audit diharapkan mampu meningkatkan nilai perusahaan dan
membantu pelaksanaan GCG.
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
H3 Komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2.8.4.
Good Corporate Governance Dan Nilai Perusahaan
Pelaksanaan good corporate governance yang baik dans
sesuai dengan peraturan yang berlaku, akan membuat investor
memberikan respon positif terhadap kinerja perusahaan, bahwa
dana yang diinvestasikan dalam perusahaan yang bersangkutan
akan dikelola dengan baik dan kepentingan investor public akan
aman. Kepercayaan investor publik pada manajemen perusahaan
memberikan
manfaat
kepada
perusahaan
dalam
bentuk
pengurangan cost of capital (biaya modal).
Kinerja perusahaan yang baik dengan biaya modal yang
rendah akan mendorong para investor melakukan investasi di
perusahaan tersebut. Banyaknya investor yang tertarik akan
meningkatkan permintaan investasi, sehingga harga saham
perusahaan
akan
meningkat
yang
merupakan
rantai
pertumbuhan perusahaan dan meningkatkan kemakmuran
stakeholders sehingga pada akhirnya akan meningkat nilai
perusahaan. Mekanisme corporate governance mengacu pada
Universitas Sumatera Utara
sekumpulan mekanisme yang mempengaruhi keputusan yang
akan diambil oleh manajer ketika terjadi pemisahan antara
kepemilikan dan pengendalian. Dalam penelitian ini, mekanisme
good corporate governance akan diwakilkan oleh kepemilikan
institusional.
Menurut
Jensen
dan
Meckling
(1976)
Kepemilikan institusional memiliki peranan penting dalam
meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara manajer
dan pemegang saham.
Keberadaan investor institusional
dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif
dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajer. Hal ini
disebabkan investor institusional terlibat dalam pengambilan
strategis sehingga tidak mudah percaya terhadap tindakan
manipulasi laba. Kepemilikan Institusional bertindak sebagai
pihak yang memonitor perusahaan pada umumnya dan manajer
sebagai pengelola perusahaan pada khususnya. Kepemilikan
institusional
memiloiki
arti
penting
dalam
manajemen,
karena
memonitor
dengan
adnaya
kepemilikan
oleh
institusional akan mendorong peningkatan karena dengan
adanya
kepemilikan
oleh
institusional
akan
mendorong
peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja
manajemen, sehingga manajemen akan lebih berhati-hati dalam
mengambil keputusan. Semakin tinggi tingkat kepemilikan
istitusional, maka semakin kuat control terhadap perusahaan
Universitas Sumatera Utara
sehingga meningkatkan nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian
ini di rumuskan sebagai berikut :
H4 Good corporate governance berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
2.8.5. Struktur Modal Dan Nilai Perusahaan
Menurut
Kusumaja
(2011)
struktur
modal
proporsi
pendanaan dengan hutang (debt financing) perusahaan, yaitu
rasio leverage (pengungkit) perusahaan. Dengan demikian,
hutang adalah unsur dari struktur modal perusahaan. Struktur
modal merupakan kunci perbaikan produktivitas dan kinerja
perusahaan. Teori struktur modal menjelaskan bahwa kebijakan
pendanaan (financial policy) perusahaan dalam menentukan
struktur modal (bauran antara hutang dan ekuitas) bertujuan
untuk mengoptimalkan nilai perusahan (value of the firm)
adalah perimbangan atau perbandingan antara hutang jangka
panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 1995). Para pemilik
perusahaan lebih suka perusahaan menciptakan hutang pada
tingkat tertentu untuk menaikkan nilai perusahaan.
Manajer
dapat menggunakan utang lebih banyak, sebagai sinyal yang
lebih dapat dipercaya dan hal ini karena perusahaan yang
meningkatkan utang bisa dipandang sebagai perusahaan yang
yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang. Investor
Universitas Sumatera Utara
diharapkan
akan
menangkap
sinyal
bahwa
perusahaan
mempunyai prospek yang baik, dengan demikian utang
merupakan tanda atau sinyal positif
Menurut Arindita
(2015) pengguna utang dalam struktur
modal perusahaan dapat meningkatkan peluang kebangkrutan
akrena utang yang terlalu besar akan mneyebabkan peluang
aliran kas tidak mencukupi pembayaran bunga dan cicilan utang
pun semakin besar. Hal ini disebut sebagai cost of financial
distress, merupakan kondisi dimana perusahaan mengalami
kesulitan keuangan dan terancam bangkrut. Makin besar utang
maka biaya tekanan finansial akan semakin besar pula yang
akan mempengaruhi nilai perusahaan
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikut :
H5 Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2.9.
Hipotesis
Menurut Supomo (1999) hipotesis menyatakan hubungan yang
diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi
yang dapat diuji secara empiris. Proposisi merupakan salah satu dari
elemen teori, disamping construct, konsep, dan defenisi, yang memberikan
gambaran fenomena-fenomena secara sistematis melali penentuan
hubungan antar variabel.. Hipotesis untuk penelitian ini adalah Pergantian
Universitas Sumatera Utara
Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate
Governance, dan Struktur Modal berpengaruh secara parsial dan simultan
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan food and baverage di
Indonesia.
Universitas Sumatera Utara