Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2007-2010)

(1)

SKRIPSI

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN

TANGGUNG JAWAB SOSIAL

PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (2007-2010)

OLEH

Sri Hartati 070503009

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi saya dengan judul “Pengaruh Good Corporate Governance,

Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab

Sosial Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(2007-2010)” adalah benar hasil karya saya sendiri yang disusun sebagai tugas

akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,

dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau

ditulis sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan

ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam

skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Februari 2012 Yang Membuat Pernyataan,

Sri Hartati NIM. 070503050


(3)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah good corporate governance, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Dalam penelitian ini indikator good corporate governance terdiri dari : kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial dan komite audit.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2010 yang berjumlah 32 perusahaan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka terdapat 32 perusahaan yang terpilih menjadi sampel penelitian.

Hasil studi ini menunjukan bahwa kepemilikan institusional memberikan pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, dewan komisaris independen memberikan pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, kepemilikan manajerial memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, komite audit berpengaruh negatif yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, profitabilitas memberikan pengaruh positif yang tidak signifikan tehadap pengungkapan tanggung jawab sosial, ukuran perusahaan memberikan pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, secara simultan dari, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, komite audit, profitabilitas dan ukuran perusahaan memberikan pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.

Kata kunci : Mekanisme Good Corporate Governance, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Pengungkapan Tanggung jawab Sosial


(4)

ABSTRACT

The purpose of this research is to test whether the good corporate governance, the company's profitability, size affect the disclosure of social responsibility. In this study an indicator of good corporate governance consists of: institutional ownership, Board of Commissioners of the independent, proprietary and managerial audit committee.

The population in this research is the plantation companies listed on the Indonesia stock exchange during the period 2007-2010 amounts to 32 companies. Based on the criteria that have been set, then there were 32 companies elected sample research.

The results of this study show that the institutional ownership gives negative influences which are not significant with respect to the disclosure of social responsibility, the Board of Commissioners of the independent gave a positive influence is not significantly to social responsibility disclosure, managerial ownership give significant negative influence of social responsibility disclosure, the audit committee is a significant negative impact on the social responsibility disclosure, profitability provides a positive influence is not significant in custom social responsibility disclosure, the size of the company giving negative influences that are not significant of social responsibility disclosure, simultaneously from the institutional ownership, Board of Commissioners, independent, managerial ownership, the audit committee, profitability and the size of the company give a influence on the disclosure of social responsibility.

Keywords: mechanism of Good Corporate Governance, Company Size, Profitability, social responsibility Disclosure


(5)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim, Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan

limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini yang berjudul ”Pengaruh Good Corporate Governance,

Profitabilitas, Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab

Sosial Pada Perusahaan Perkebunan Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(2007-2010)”

Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan

pengetahuan penulis, khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam

penulisan skripsi ini. Di samping itu, penulisan skripsi ini merupakan salah satu

syarat untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada universitas sumatera utara.

Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan,

bantuan, dukungan, dan kerja sama semua pihak. Oleh karena itu, dengan

kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Departemen

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. H. Mhd. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak selaku dosen


(6)

waktu, kesempatan, bimbingan dan arahan selama proses penyusunan

dan penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Rasdianto, M.Si, Ak selaku dosen penguji I dan Bapak

Drs. Rustam, M.Si, Ak selaku dosen penguji II yang telah memberikan

masukan dan saran dalam penulisan skripsi ini.

6. Untuk kedua orangtua saya tercinta, Gunawan dan Wariyem yang telah

memberikan kasih sayang, semangat, doa dan pengorbanan. Semoga

penulis dapat menjadi suatu kebanggaan tersendiri di hati Ayah dan

Ibu tercinta. Untuk kakak, adik-adik penulis tersayang, Dian

Cahyarani, Yustina, Devita, Melisari dan Hapsa yang telah

memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini, kalian adalah

orang-orang spesial.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Dengan keterbatasan kemampuan penulis, kritik dan saran yang membangun

dalam penulisan untuk masa yang akan datang. Akhir kata. penulis berharap

semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Februari 2012 Penulis,

Sri Hartati 070503009


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 8

2.1.1 Teori Agensi ... 8

2.1.2 Defenisi tanggung jawab soaial. ... 11

2.1.3 Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan ... 13

2.1.4 Faktor-faktor pengungkapan tanggung jawab sosial ……… .. 15

2.1.4.1 Good Corporate Governance ... 15

2.1.4.2 Profitabilitas perusahaan ... 19

2.1.4.3 Ukuran perusahaan ... 20

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 21

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 24

2.3.1 Kerangka konseptual ... 24

2.3.2 Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 29

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 30

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 31

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31

3.5.1 Variabel Bebas/Independent ... 31

3.5.1.1 Kepemilikan Institusional ... 31

3.5.1.2 Dewan Komisaris Independen ... 32

3.5.1.3 Kepemilikan Manajerial ... 32


(8)

3.5.1.5 Profitabilitas ………... 33

3.5.1.6 Ukuran Perusahaan ……… 33

3.5.2 Variabel terikat/Dependent ... 34

3.6 Metode Analisis Data ... 35

3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 35

3.6.1.1 Uji Normalitas ... 35

3.6.1.2 Uji Multikolinearitas ... 36

3.6.1.3 Uji Heterokedatisitas ……… 36

3.6.1.4 Autokorelasi ... 36

3.6.2 Analisis Regresi Linear Berganda………… . 37

3.6.3 Pengujian Hipotesis……….. 38

3.6.3.1 Uji Signifikan Simultan (F-test) …… 38

3.6.3.2 Uji Signifikan Parsial (T-test) ... 39

3.7 Jadwal Penelitian ... 41

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ... 42

4.1.1 Data Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial ... 43

4.1.2 Data Variabel yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial ... 45

4.2 Analisis Data Penelitian ... 48

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 48

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 49

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 50

4.2.2.2 Uji Meltikolinieritas ... 52

4.2.2.3 Uji Heteroskedatisitas ... 53

4.2.2.4 Uji Autokolerasi ... 54

4.2.3 Analisi Regresi Linear Berganda ... 56

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 59

4.2.4.1 Uji Simultan Uji F ... 60

4.2.4.2 Uji Signifikan Uji t ... 62

4.2.5 Hasil dan Pembahasan ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Keterbatasan penelitian ... 72

5.3 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman 2.1 Kategori dalam Corporate Sustainability Reporting

menurut Darwin……… 14

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ……… 23

3.1 Proses Seleksi Sampel Penelitian ………... 30

3.2 Jadwal Penelitian ……… 41

4.1 Sampel Penelitian ……… 42

4.2 Penghitungan Indeks Pengungkapan Tanggung jawab Sosial 2007………... 43

4.3 Penghitungan Indeks Pengungkapan Tanggung jawab Sosial 2008 ……… 44

4.4 Penghitungan Indeks Pengungkapan Tanggung jawab Sosial 2009 ……….. 44

4.5 Penghitungan Indeks Pengungkapan Tanggung jawab Sosial 2010 ………... 45

4.6 Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan 2007 ………... 46

4.7 Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan 2008 ……… 46

4.8 Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan 2009 ……… 47

4.9 Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan 2010 ……….. 47

4.10 Statistik Deskriptive ………... 48

4.11 Hasil Uji Normalitas ………... 50

4.12 Hasil Uji Multikolinearitas ………... 53

4.13 Hasil Uji Autokorelasi ……… 55

4.14 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ……… 56

4.15 Model Summary ………... 59

4.16 Hasil Uji Simultan (Uji-F)………. 61

4.17 Hasil Uji Parsial (Uji-t) ………. 63


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Kerangka konseptual ... 24

4.1 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ... 51

4.2 Histogram ... 52


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman

i Proses Seleksi Sampel ... 76

ii Data Penghitungan Indeks Pengungkapan Tanggung Jawab sosial 2007 ... 76

iii Data Penghitungan Indeks Pengungkapan Tanggung jawab Sosial 2008 ... 77

iv Data Penghitungan Indeks Pengungkapan Tanggung jawab Sosial 2009 ... 77

v Data Penghitungan Indeks Pengungkapan Tanggung jawab Sosial 2010 ... 78

vi Data Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan 2007 ... 79

vii Data Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan 2008 ... 79

viii Data Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan 2009 ... 80

ix Data Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan 2010 ... 80

x Statistik Deskriptif ... 81

xi Hasil Uji Normalitas ... 82

xii Hasil Uji Multikolinearitas ... 84

xiii Hasil Uji Heteroskedatisitas ... 84

xiv Hasil Uji Autokolerasi ... 85

xv Hasil Analisis Linear Berganda ... 85

xvi Hasil Uji Simultan(Uji F) dan Hasil Uji Parsial (Uji t) ... 86


(12)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah good corporate governance, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Dalam penelitian ini indikator good corporate governance terdiri dari : kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial dan komite audit.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2010 yang berjumlah 32 perusahaan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka terdapat 32 perusahaan yang terpilih menjadi sampel penelitian.

Hasil studi ini menunjukan bahwa kepemilikan institusional memberikan pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, dewan komisaris independen memberikan pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, kepemilikan manajerial memberikan pengaruh negatif yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, komite audit berpengaruh negatif yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, profitabilitas memberikan pengaruh positif yang tidak signifikan tehadap pengungkapan tanggung jawab sosial, ukuran perusahaan memberikan pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, secara simultan dari, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, komite audit, profitabilitas dan ukuran perusahaan memberikan pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.

Kata kunci : Mekanisme Good Corporate Governance, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Pengungkapan Tanggung jawab Sosial


(13)

ABSTRACT

The purpose of this research is to test whether the good corporate governance, the company's profitability, size affect the disclosure of social responsibility. In this study an indicator of good corporate governance consists of: institutional ownership, Board of Commissioners of the independent, proprietary and managerial audit committee.

The population in this research is the plantation companies listed on the Indonesia stock exchange during the period 2007-2010 amounts to 32 companies. Based on the criteria that have been set, then there were 32 companies elected sample research.

The results of this study show that the institutional ownership gives negative influences which are not significant with respect to the disclosure of social responsibility, the Board of Commissioners of the independent gave a positive influence is not significantly to social responsibility disclosure, managerial ownership give significant negative influence of social responsibility disclosure, the audit committee is a significant negative impact on the social responsibility disclosure, profitability provides a positive influence is not significant in custom social responsibility disclosure, the size of the company giving negative influences that are not significant of social responsibility disclosure, simultaneously from the institutional ownership, Board of Commissioners, independent, managerial ownership, the audit committee, profitability and the size of the company give a influence on the disclosure of social responsibility.

Keywords: mechanism of Good Corporate Governance, Company Size, Profitability, social responsibility Disclosure


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social

Responsibility / CSR merupakan sebuah gagasan yang menjadikan

perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak

pada aspek keuntungan secara semata, yaitu nilai perusahaan yang

direflesikan dalam kondisi keuangan, namun juga harus memperhatikan

aspek sosial dan lingkungannya. Perkembangan CSR tidak terlepas dari

konsep pembangunan berkelanjutan (sustainability development). Konsep

CSR menyatakan bahwa tanggung jawabperusahaan tidak hanya terhadap

pemiliknya atau pemegang saham saja tetapi juga terhadap para

stakeholders yang terkait dan/atau terkena dampak dari keberadaan

perusahaan.

Perusahaan yang menjalankan CSR akan memperlihatkan

dampaknya terhadap kondisi sosial dan lingkungan dan berupaya agar

dampaknya positif. Perkembangan CSR juga terkait dengan semakin

parahnya kerusakan lingkungan yang terjadi Indonesia maupun dunia,

mulai dari pengundulan hutan, polusi udara, dan air, hingga perubahan

iklim. Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan salah satu media

yang dipilih untuk memperlihatkan kepedulian perusahaan terhadap


(15)

Perkembangan praktek dan pengungkapan CSR di Indonesia juga

dilatar belakangi oleh dukungan pemerintah, yaitu dengan dikeluarkannya

regulasi terhadap kewajiban praktek dan pengungkapn CSR melalui

Undang-Undang perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007, pasal 66 dan

74. Pada Pasal 66 ayat (2) bagian c disebutkan bahwa selain

menyampaikan laporan keuangan, perusahaan juga diwajibkan melaporkan

pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Sedangkan dalam

pasal 74 menjelaskan kewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab

sosial dan lingkungan bagi perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan

dengan sumber daya alam. Selain itu kewajiban pelaksanaan CSR juga

diatur dalam Undang-Undang Penanaman modal No. 25 tahun 2007 pasal

15 bagian b, pasal 17, dan pasal 34 yang mengatur setiap penanaman

modal diwajibkan untuk ikut serta dalam tanggung jawab sosial

perusahaan.

Salah satu perusahaan perkebunan yang memuat secara lengkap

laporan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunannya adalah

Perkebunan Bakrie Sumatera Plantation Tbk, melalui laporan tahunannya

pada tahun 2007-2010 Perkebunan Bakrie Sumatera Plantation telah

menampilkan secara luas aktivitas-aktivitas sosial yang telah dilakukan.

Item-item pengungkapan meliputi pendidikan, ekonomi, kesehatan,

keagamaan, kepemudaan, lingkungan, infrastruktur, bencana. Namun, ada

juga perusahaan perkebunan yang mengungkapan tanggung jawab sosial


(16)

Perkebunan Gozco Plantation, pada laporan keuangan tahunan pada tahun

2007-2010 hanya menempatkan tanggung jawab pada akun jasa sosial dan

tidak secara rinci menjabarkan pelaksanaan tanggung jawab sosial.

Pada saat semakin berkembangnya teknologi dan informasi,

masyarakat bersikap lebih kritis terhadap kegiatan perusahaan termasuk

tanggung jawab sosial perusahaan. Perusahaan dituntut untuk memberikan

informasi yang transparan, tata kelola perusahaan yang bagus (good

corporate governance) memaksa perusahaan untuk memberikan informasi

mengenai aktivitas sosialnya. Tuntutan masyarakat adalah untuk

mengetahui sudah sejauh mana tanggung jawab sosial telah dijalankan

oleh perusahaan sehingga masyarakat merasa aman dan tentram dalam

menggunakan produk – produk yang diproduksi perusahaan tersebut.

Sebagai contoh kasus pencemaran Teluk Buyat, yaitu pembuangan

tailing ke dasar laut yang mengakibatkan tercemarnya laut sehingga

berkurangnya tangkapan ikan dan menurunnya kualitas kesehatan

masyarakat lokal akibat operasional PT Newmon Minahasa Raya (NMR)

tidak hanya menjadi masalah nasional melainkan masalah internasional

(Leimona, Fauzi:2008). Kasus PT Freeport Indonesia salah satu

perusahaan tambang terbesar di Indonesia yang berlokasi di Papua, yang

memulai operasinya sejak tahun 1969, sampai dengan saat ini tidak lepas

dari konflik yang berkepanjangan dengan masyarakat lokal, baik terkait

dengan tanah ulayat, pelanggaran adat, maupun kesenjangan sosial dan


(17)

PT Caltex Pacific Indonesia (CPI) di wilayah Provinsi Riau, akibat

masalah pencemaran lingkungan, dimana masyarakat menuntut

kompensasi hingga tingkat DPR pusat terkait dampak negative operasional

perusahaan tersebut terhadap kondisi ekonomi, kesehatan dan lingkungan

yang semakin memburuk (Mulyadi,2003)

Sitepu (2009) menemukan variable ukuran dewan komisaris dan

profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah informasi

sosial yang diungkapkan oleh perusahaan, sedangkan tingkat leverage dan

ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah

informasi sosial yang diungkapkan. Sembiring (2005) menemukan bahwa

ukuran perusahaan, profile dan dewan komisaris berpengaruh positif

terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, namun tidak

menemukan hubungan signifikan antara profitabilitas dan leverage dengan

pengungkapan tanggung jawab sosial. Nurkhin (2009) menemukan bahwa

kepemilikan intitusional tidak terbukti berpengaruh terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sementara komposisi

dewan komisaris independen dan profitabilitas terbukti secara signifikan

berpengaruh positif.

Penelitian ini adalah penelitian lanjutan dari penelitian yang

dilakukan oleh Nurkhin (2009) yang berjudul Corporate Governance dan

Profitabilitas, Pengaruhnya Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab


(18)

Efek Indonesia) pada periode 2007. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian terdahulu.

1. Penelitian ini menggunakan data yang diambil dari perusahaan

perkebunan yang terdaftar di BEI pada periode 2007-2010, sedangkan

penelitian terdahulu mengambil data dari seluruh perusahaan yang tecatat

di BEI peride 2007

2. Penelitian ini menambah proksi GCG variabel independen

x ( kepemilikan manajerial dan komite audit), sedangkan penelitian

terdahulu GCG hanya memakai 2 proksi yaitu : kepemilikan institusional

dan komposisi dewan komisaris.

3. Penelitian ini menggunakan tujuh variabel, dimana variabel

independen terdiri dari kepemilikan institusional, dewan komisaris

independen, kepemilikan manajerial, komite audit, profitabilitas, ukuran

perusahaan dan Pengungkapan tanggung jawab sosial sebagai variabel

dependen, sedangkan penelitian terdahulu menggunakan 5 variabel.

Terdapat berbagai alasan peneliti menggunakan perusahaan

perkebunan, diantaranya pada tahun 2007 perkebunan Astra Agro Lestari

mengalami peningkatan penjualan sebesar 58,6%, dimana pada tahun 2007

pemerintah mengeluarkan peraturan UUPT dan UUPM dan itu salah satu

daya tarik investor menginvestasikan modalnya pada perusahaan

perkebunan di Indonesia, serta indeks sektor perkebunan juga mencatat

penguatan tertinggi yaitu 4% dalam pemberian kredit yang begitu besar


(19)

pemerintah menggelar program revitalisasi 2006-2010, dana publik di

bank pun mengucur deras ke sektor perkebunan, selain itu perkebunan di

Indonesia berpotensi besar untuk dikembangkan dan diproyeksi akan terus

meningkat, melihat permintaan CPO dipasar domestik semakin tinggi.

terlihat pada penjualan CPO pada Perkebunan Astra Agro Lestari untuk

memenuhi pasar domestik pada tahun 2009 mencapai 86.1% dan

meningkat pada tahun 2010 mencapai 92.1%. Berdasarkan uraian tersebut,

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Good

Corporate Governance, Profitabilitas, dan ukuran perusahaan Terhadap

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan Perkebunan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah yang

akan diteliti adalah apakah good corporate governance yang diproksikan

dalam kepemilikan institusional, dewan komisaris independen,

kepemilikan manajerial, komite audit, profitabilitas dan ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada

perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara


(20)

1.3 Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional,

dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, komite audit,

profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan

tanggung jawab sosial.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat yaitu:

1. Bagi manajemen penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

bahan masukan dalam mengambil keputusan yang berkaitan

dengan pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan

perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagi peneliti diharapkan untuk menambah wawasan pengetahuan

peneliti mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial pada

perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Bagi investor penelitian ini diharapkan menjadi bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dan sebagai

bahan evaluasi dalam menilai kinerja emitennya.

4. Bagi masyarakat dan pemerintah penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi seberapa besar perusahaan melakukan


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Agensi

Dalam rangka memahami konsep Good Corporate

Governance (GCG), maka digunakanlah dasar persfektif hubungan

keagenan. Hubungan keagenan merupakan hubungan antara dua

pihak dimana salah satu pihak menjadi agent dan pihak yang lain

bertindak sebagai principal (Hendriksen dan Van Breda, 2000).

Hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal)

memperkerjakanorang lain (Agent) untuk memberikan suatu jasa dan

kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan

kepada agent tersebut.

Eisenhard (1989) dikutip dalam Isnanta (2008) menggunakan

tiga asumsi sifat dasar manusia guna menjelaskan tentang teori

agensi yaitu: (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri

(self interst), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai

persepsi masa mendatang (bounded rationality) , dan (3) manusia

selalu menghindari resiko (risk averse). Berdasarkan asumsi sifat

dasar manusia tersebut, manajer sebagai manusia kemungkinan besar

akan bertindak berdasarkan sifat opportunistic, yaitu mengutamakan


(22)

Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan adanya konflik

kepentingan dalam hubungan keagenan. Terjadinya konflik

kepentingan antara pemilik dan agen karena kemungkinan agen

bertindak tidak sesuai dengan kepentingan principal, sehingga

memicu biaya keagenan (agency cost). Teori agensi mampu

menjeleskan potensi konflik kepentingan diantara berbagai pihak

yang berkepentingan dalam perusahaan tersebut. Konflik

kepentingan ini terjadi dikarenakan perbedaan tujuan dari

masing-masing-masing pihak berdasarkan posisi dan kepentingannya

terhadap perusahaan (Ibrahim, 2007). Sebagai agen, manajer

bertanggung jawab secara moral untuk mengoptimalkan keuntungan

para pemilik (principal), namun demikian manajer juga

menginginkan untuk selalu memperoleh kompensasi sesuai dengan

kontrak. Dengan demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda di

dalam perusahaan dimana masing-masing pihak berusaha untuk

mencapai atau mempertahankan tingkat kemamkmuran yang

dikehendaki(Ali, 2002 dalam Isnanta, 2008)

Selain itu teori Agensi juga menjelaskan mengenai masalah

asimetri informasi (information asymmetric). Manajer sebagai

pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal

dan prosfek perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan

pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai pengelola,


(23)

perusahaan kepada pemilik. Akan tetapi informasi yang disampaikan

terkadang diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan

sebenarnya.Kondisi ini dikenal sebagai informasi yang tidak simetris

informasi (Hendriksen dan Van Breda, 2000).

Asimetri informasi antara manajemen (agent) dengan pemilik

(principal) dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk

melakukan tindikan opotunis seperti manajemen laba (earnings

management) mengenai kinerja ekonomi perusahaan sehingga dapat

merugikan pemilik (pemegang saham). Manajer akan berusahaa

melakukan hal tersebut untuk memaksimalkan kepentingan

pribadinya tanpa persetujuan pemilik atau pemegang saham.

Dengan adanya masalah agensi yang disebabkan karena

konflik kepentingan dan asimetri informasi ini, maka perusahaan

harus menanggung biaya keagenan (agency cost). Jensen dan

Meckling (1976) menjelaskan biaya keagenan dalam tiga jenis yaitu:

1. Biaya Monitoring (monitoring cost), merupakan biaya yang

dikeluarkan untuk melakukan pengawasan terhadap

aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh agen.

2. Biaya Bonding (bonding cost), merupakan biaya untuk

menjamin bahwa agen tidak akan bertindak merugikan

principal, atau dengan kata lain untuk meyakinkan agen,

bahwa principal akan memberikan kompensasi jika agen


(24)

3. Biaya kerugian residul (residul loss), merupakan nilai uang

yang ekuivalen dengan pengurangan kemakmuran yang

dialami oleh principal akibat dari perbedaan kepentingan.

Konsep GCG berkaitan dengan bagaimana para pemilik

(pemegang saham) yakin bahwa manajer akan memberikan

keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak akan

melakukan kecurangan-kecurangan yang akan merugikan

para pemegang saham. Dengan kata lain dengan penerapan

Good Corporate Govenance diharapkan dapat berfungsi

untuk menekankan atau menurunkan biaya keagenan (agency

cost).

.

2.1.2 Definisi Tanggung Jawab Sosial

Definisi mengenai corporate social responsibility sekarang

ini sangatlah beragam. Seperti definisi CSR yang dikemukan oleh

Maignan dan Farrel (2004) yang mendefenisikan CSR sebagai “ A

business acts in socially responsible manner when its decision and actions for balance diverse when its decision and actinons for and balance diverse stakeholder interest” Defenisi ini menekankan

perlunya memberikan perhatian secara seimbang terhadap

kepentingan berbagai stakeholder yang beragam dalam setiap

keputusan dan tindakan yang diambil oleh para pelaku bisnis melalui


(25)

definisi di atas, Kotler dan Lee (2005) memberikan definisi CSR

sebagai berikut; “Corporate social responsibility is a commitment to

improve community well-being through discretionary business practice and contributions of corporate resources”. Menurut definisi

tersebut, elemen kunci dari CSR adalah kata discretionary. Terdapat

pengaruh terhadap kinerja perusaaan dari partisipasi terhadap

tanggung jawab sosial, diantaranya adalah meningkatkan penjualan

dan market share, menguatkan posisi merk, menurunkan biaya

operasional, dan lain sebagainya.

Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

Responsibility) adalah suatu konsep bahwa suatu organisasi khususnya

(namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung

jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas,

dan lingkungan dalam aspek operasional perusahaan. CSR

berhubungan erat dengan dengan “pembangunan berkelanjutan”,

dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan

aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata

berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau dividen

melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan

untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.

Definisi di atas memberikan pemahaman bahwa CSR pada

dasarnya adalah komitmen perusahaan terhadap tiga (3) elemen yaitu


(26)

merujuk pada definisi yang disampaikan European Commission dan

CSR Asia. Perusahaan semakin menyadari bahwa kelangsungan hidup

perusahaan juga tergantung dari hubungan perusahaan dengan

masyarakat dan lingkungannya tempat perusahaan beroperasi.

2.1.3 Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Pengungkapan tanggung jawab sosial atau sering disebut

sebagai Corporate social reporting adalah proses pengkomunikasian

efek-efek sosial dan lingkungan atas tindakan-tindakan ekonomi

perusahaan pada kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat dan

pada masyarakat secara keseluruhan (Gray et.al., 1987 dalam

Rosmasita 2007). Kontribusi negatif perusahaan terhadap lingkungan

sekitarnya telah menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat,

oleh karena itu dengan mengungkapkan informasi-informasi

mengenai operasi perusahaan sehubungan dengan lingkungan

sebagai tanggung jawab perusahaan diharapkan dapat

mengembalikan kepercayaan masyarakat. Jadi agar bentuk tanggung

jawab sosial yang telah dilakukan oleh perusahaan dapat diketahui

oleh berbagai pihak yang berkepentingan, maka hal itu diungkapkan

dalam laporan tahunan perusahaan.

Darwin (2004) mengatakan bahwa Corporate Sustainability

Reporting terbagi menjadi 3 kategori yaitu kinerja ekonomi, kinerja


(27)

akan dibagi dalam beberapa subkategori. Pembagian Corporate

Sustainability Reporting menurut Darwin dapat dilihat pada table 2.1

Tabel 2.1

Kategori dalam Corporate Sustainability Reporting menurut Darwin

Kategori Aspek

Kinerja Ekonomi

Pengaruh ekonomi secara langsung

Pelanggan, pemasok, karyawan, penyedia modal dan sektor publik

Kinerja Lingkungan Hal-hal yang terkait dengan lingkungan

Bahan baku, energy, air, keanekaragaman hayati (biodiversity), emisi, sungai, dan sampah, pemasok, produk dan jasa, pelaksanaan, dan angkutan

Kinerja Sosial

Praktek kerja Keamanan dan keselamatan tenaga kerja, pendidikan dan training, kesempatan kerja

Hak manusia Strategi manajemen, non diskriminasi,

kebebasan berserikat dan berkumpul, tenaga kerja dibawah umur, kedisiplinan, keamanan, dll.

Sosial Komunitas, korupsi, kompetisi dan penetapan

harga Tanggung jawab terhadap produk

Kesehatan dan keamanan pelanggan, iklan yang peduli

Tujuan pengungkapan menurut Securities Exchange

Commision (SEC) dikategorikan menjadi dua yaitu propective

disclosure, yang dimaksudkan sebagai perlindungan terhadap investor

dan informative disclosure, yang bertujuan memberikan informasi


(28)

dalam Utomo, 2000 dan Andre 2009). Berbeda dengan SEC, Belkaoui

mengemukakan ada enam tujuan pengungkapan, yaitu:

1. untuk menjelaskan item-item yang diakui dan untuk menyediakan ukuran yang relevan bagi item-item tersebut, selain ukuran dalam laporan keuangan,

2. untuk menjelaskan item-item yang belum diakui dan untuk menyediakan ukuran yang bermanfaat bagi item-item tersebut, 3. untuk menyediakan informasi untuk membantu investor kreditor

dalam menentukan resiko dan item-item yang potensial untuk diakui dan yang belum diakui,

4. untuk menyediakan informasi yang penting yang dapat digunakan oleh pengguna aporan keuangan untukmembandingkan antar perusahaan dan antar tahun,

5. untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan kas keluar dimasa mendatang,

6. untuk membantu investor dalam menetapkan return dan investasinya.

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Dalam Penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi

pengungkapan Tanggung Jawab Sosial diproksikan dalam. Good

Corporate Governance, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan.

2.1.4.1 Good Corporate Governance

Good corporate governance merupakan suatu

aturan mengenai pengolahan perusahaan yang perlu

diterapkan pada setiap perusahaan terutama perusahaan

public (BUMN). Menurut Forum for Corporate

Governance in Indonesia (FCGI) (2001) pengertian


(29)

Seperangkat paraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditor, pemerintah, karyawan serta pemegang intern dan ekstern lainnya sehubungan denga hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Tujuan corporate governance adalah menciptakan pertambahan nilai bagi semua pihak pemegang kepentingan.

Menurut The Organisation for

economicCo-Operation and Development (OECD) dalam Tangkilisan (2003):

Good corporate governance adalah sistem yang dipergunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan. Good corporate governance mengatur pembagian tugas, hak, dan kewajiban mereka yang berkepentingan,terhadap perusahaan, termasuk pemegang saham, dewan komisaris, direksi dan stackeholders lainnya.

Dari berbagai defenisi diatas, dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan Good corporate

governance adalah suatu kerangka hubungan, struktur,

pola, sistem yang berdasarkan pada prinsip-prinsip dasar

dan undang-undang yang berlaku dengan

mempertemukan, menjelaskan, mengarahkan dan

mengendalikan hubungan antara shareholders,

manajemen, kreditur, pemerintah dan stakeholders lainnya

pada hak dan kewajiban masing-masing pihak tersebut,

yang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan


(30)

saham. Penelitian ini menggunakan kepemilikan

institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan

manajerial, dan komite audit sebagai proksi mekanisme

(Good corporate governance).

Kepemilikan intsitusional besarnya jumlah

kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi

keuangan, seperti perusahaan asuransi, bankdana pensiun,

dan asset manajemen. Tingkat kepemilikan institusional

yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang

lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga

dapat menghalangi perilaku oportunistik manajer. Melalui

kepemilikan institusional, efektivitas pengolahaan oleh

manajemen dapat diketahui, semakin tinggi kepemilikan

oleh institusi maka akan semakin kecil peluang

manajemen memanipulasi angka-angka dalam bentuk

manajemen laba melalui proses monitoring secara efektif.

Dewan komisaris independen adalah Jumlah

anggota dewan komisarisi. Dewan komisaris independen

memegang peranan penting dalam implementasi good

corporate governance. Secara umum dewan komisaris

ditugaskan dan diberi tanggung jawab atas pengawasan

kualitas informasi yang terkandung dalam laporan


(31)

mekanisme good corporate governance berperan penting

tidak hanya melihat kepetingan pemilik tetapi juga

kepentingan perusahaan secara umum. Dewan komisaris

independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan

fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang good

corporate governance.

Kepemilikan manajerial merupakan isu penting,

sejak dipublikasikan oleh Jensen Meckling (1976) yang

menyatakan bahwa semakin besar proporsi kepemilikan

manajerial dalam suatu perusahaan maka manajemen akan

berupaya lebih giat untuk memenuhi kepentingan

pemegang saham yang juga adalah dirinya sendiri. Dengan

adanya kepemilikan manajerial akan mensejajarkan

kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham,

sehingga manajer akan merasakan langsung manfaat dari

keputusan yang diambil dengan benar dan merasakan

kerugian apabila keputusan yang diambil salah. Terutama,

dengan keikutsertaan manajer memiliki perusahaan, hal ini

menyebabkan manajer melakukan tindakan yang akan

memaksimumkan nilai perusahaan dalam jangka panjang

Komite audit dalam menjalankan tugasnya, Dewan

komisaris dapat membentuk komite-komite yang dapat


(32)

adalah komite audit yang memiliki tugas nya terpisah

dalm membantu dewan komisaris untuk memenuhi

tanggung jawabnya dalam memberikan pengawasan

sencara menyeluruh (FCGI, 2002). Dalam pedoman GCG

Indonesia (KNKG, 2006) dijelaskan bahwa, Komite Audit

membantu Dewan Komisaris untuk memastikan bahwa: (i)

laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku umum, (ii) struktur

pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan

baik, (iii) pelaksanaan audit internal maupun eksternal

dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku,

dan (iv) tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh

manajemen.

2.1.4.2 Profitabilitas Perusahaan

Profitabilitas merupakan faktor yang membuat

manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk

mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada

pemegang saham (Heinze, 1976 dalam Hackston dan

Milne, 1996). Sehingga semakin tinggi tingkat

profitabilitas perusahaan maka semakin besar

pengungkapan informasi sosial. Hackston dan Milne


(33)

antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan

informasi sosial. Belkaoui dan Karpik (1989) mengatakan

bahwa dengan kepeduliannya terhadap masyarakat sosial

menghendaki manajemen untuk membuat perusahaan

menjadi profitable.

Menurut Sembiring (2005):

Penelitian ilmiah terhadap hubungan profitabilitas dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan memperhatikan hasil yang sangat beragam. Akan tetapi Donovan dan Gibson (2000) menyatakan bahwa berdasarkan teori legitimasi, salah satu argument dalam hubungan antara profitabilitas dan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial adalah bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan(manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan perusahaan. Sebaliknya, pada tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap para pengguna laporan akan membaca ”good news” kinerja perusahaan, misalnya dalam lingkup sosial, dan dengan demikian investor akan tetap berinvestasi di perusahaan tersebut. Dengan demekian dapat dikatakan bahwa profitabilitas mempunyai hubungan yang negative terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.

2.1.4.3 Ukuran Perusahaan

Pengungkapan tanggung jawab sosial dipengaruhi

oleh ukuran perusahaan telah ditemukan dalam penelitian.

Mee, Roberts dan Gray (1995) dalam fitriani perusahaan

besar mempunyai kemampuan untuk merekrut karyawan

ahli, serta adanya tuntutan dari pemegang saham dan


(34)

untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas dari

perusahaan kecil. Selain iitu, perusahaan besar merupakan

emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih

besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud

tanggung jawab sosial perusahaan.

Menurut Cowen et.al. (1987) dalam Sembiring

(2005), secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas

dari tekanan, dan perusahaan yang lebih besar dengan

aktifitas operasi dan pengaruh yang lebih besar terhadap

masyarakat mungkin akan memiliki pemegang saham

yang memperhatikan program -program sosial yang

dibuat perusahaan sehingga pengungkan tanggung jawab

sosial perusahaan akan semakin luas. Dari sisi tenaga

kerja, dengan semakin banyaknya jumlah tenaga kerja

dalam suatu perusahaan, maka tekanan pada pihak

manajemen untuk memperhatikan kepentingan tenaga

kerja yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial

perusahaan, akan semakin banyak dilakukan oleh

perusahaan

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Sitepu (2009) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang


(35)

pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ melakukan penelitian

CSR menggunakan Variabel Independen: Ukuran dewan komisaris, Tingkat

leverage, Ukuran perusahaan, Profitabilitas Variabel Dependen: Jumlah

informasi sosial yang diungkapkan. variabel ukuran dewan komisaris, dan

profitabilitas, memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah informasi

sosial yang diungkapkan oleh perusahaan, sedangkan tingkat leverage dan

ukuran perusahaan, tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah

informasi yang diungkapkan.

Sembiring (2005) melakukan penelitian Karakteristik Perusahaan

dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan yang tercatat

Di BEJ. Melakukan penelitian CSR menggunakan Variabel Independen

yang terdiri dari Size, Profitabilitas, Profile, Ukuran dewan komisaris,

Variabel Dependen CSR. Secara parsial tiga variable, yaitu size, profile, dan

ukuran dewan komisaris ditemukan berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial.

Nurkhin (2009) melakukan penelitian mengenai Corporate

Governance dan Profitabilitas; Pengaruhnya Terhadap Pengungkapan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang

Tercatat Di Bursa Efek Indonesia) menjelaskan pengaruh dari corporate

governance (dengan mekanisme kepemilikan intitusional dan komposisi

dewan komisaris independen) dan profitabilitas terhadap pengungkapan

tanggung jawab sosial dengan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol.


(36)

terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial kepemilikan institusional,

ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

tanggung jawab sosial.

Tabel 2.2

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Nama Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Sitepu (2009) Variabel Independen:

Ukuran dewan komisaris, Tingkat leverage, Ukuran perusahaan, Profitabilitas Variabel Dependen: Jumlah informasi sosial yang diungkapkan.

Variabel ukuran dewan komisaris, dan profitabilitas, memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah informasi sosial yang diungkapkan oleh perusahaan, sedangkan tingkat leverage dan ukuran perusahaan, tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah informasi yang diungkapkan.

2 Sembiring (2005) Variabel Independen :

Size, Profitabilitas, Profile, Ukuran dewan komisaris,

Variabel Dependen: CSR

Secara parsial tiga variable, yaitu size, profile, dan ukuran dewan komisaris ditemukan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

3 Nurkhin (2009) Variabel Independen: Kepemilikan

Institusional, Komposisi dewan komisaris, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan tipe industry.

Variabel dependen: Pengungkapan tanggung jawab sosial

Komposisi dewan komisaris dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab

sosial kepemilikan institusional, ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

Sumber : diolah peneliti ( 2012)

Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan pengungkapan


(37)

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1 Kerangka Konseptual

Menurut Erlina (2008) ”kerangka teoritis adalah suatu model

yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan

faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu”.

Kerangka konseptual akan menghubungkan variabel independen

dengan variabel dependen. Begitu juga apabila ada variabel lain

yang menyertai, maka peran variabel tersebut harus dijelaskan.

Good Corporate Governance

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini yang merupakan variabel independen

adalah kepemilikan institusional, dewan komisaris independen,

kepemilikan manajerial, komite Audit, profitabilitas, ukuran Dewan Komisaris Independen (X2)

Komite Audit (X4)

Kepemilikan Manajerial (X3)

Kepemilikan Institusional ( X1)

Ukuran Perusahaan (X6)

Profitabilitas (ROE) (X5)

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

(Y)

H1

H2

H3

H4

H5

H6


(38)

perusahaan, dan variabel dependen adalah pengungkapan tanggung

jawab sosial.

Kepemilikan institusional umumnya dapat bertindak sebagai

pihak yang memonitor perusahaan (Novita dan Djakman, 2008).

Contoh kontrol yang dapat diberikan adalah memberikan arahan dan

masukan kepada manajemen ketika manajemen tidak melakukan

aktivitas positif seperti pengungkapan CSR untuk mendaptkan

legitimasi dari masyarakat. Hal ini penting untuk dilakukan karena

akan berdampak positif bagi keberlanjutan perusahaan di masa

mendatang. Kepemilikan institusional dapat memberikan monitoring

terhadap manajemen untuk melakukan aktivitas positif tersebut.

Dengan demikian pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

dapat dipengaruhi oleh tingkat kepemilikan institusional.

Menurut Coller dan Gregory dalam Sembiring (2005) ada

hubungan positif antara dewan komisaris independen dengan jumlah

pengungkapan tanggung jawab sosial. Tekanan terhadap manajemen

untuk mengungkapkan informasi sosial akan bertambah besar dengan

semakin banyaknya anggota dewan komisaris, akan semakin muda

untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan

semakin efektif.

Dalam mekanisme pelaksanaan GCG, kepemilikan manajerial

digunakan sebagai suatu upaya untuk mengurangi konflik agensi atau


(39)

Dengan kepemilikan manjerial, maka manajemen akan secara aktif

ikut serta dalam pengambilan keputusa. Semakin besar kepemilikan

manajerial didalam perusahaan maka semakin produktif tindakan

manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan, dengan kata lain

biaya kontrak dan pengawasan. Kepemilikan manajerial berpaengaruh

terhadap luas pengungkapan CSR di perusahaan dalam penelitian

Anggraini (2006) dan Rosmasita (2007).

Keberadaan komite audit dapat mempengaruhi pengungkapan

yang dilakukan perusahaan secara signifikan (Ho dan Wong, 2001

dalam Akhtaruddin et.al., 2009). Komite audit merupakan komite

yang bertugas membantu dewan komisaris dalam melakukan

mekanisme pengawasan terhadap manajemen. Menurut Forker (1992)

dalam Said et.al., (2009), komite audit dapat dianggap sebagai alat

yang efektif untuk melakukan mekanisme pengawasan, sehingga

dapat mengurangi biaya agensi dan meningkatkan kualitas

pengungkapan informasi perusahaan.

Profitabilitas memberikan keyakinan kepada perusahaan untuk

melakukan pengungkapan sukarela tersebut. Tingkat profitabilitas

yang semakin tinggi akan semakin memotivasi perusahaan untuk

mengungkapkan CSR untuk mendapatkan legitimasi dan nilai positif

dari stakeholders. Sehingga, Heinze (1976) dalam Hackston dan

Milne (1996) mengungkapkan bahwa profitabilitas merupakan faktor


(40)

mengungkapkan Pertanggung jawaban sosial kepada pemegang

saham. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan

memberikan keluwesan kepada manajemen untuk melaksanakan dan

mengungkapkan CSR. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas rendah

akan sangat mempertimbangkan pelaksanaan dan pengungkapan CSR,

karena khawatir akan mengganggu operasional perusahaan.

Ukuran perusahaan merupakan variabel yang banyak digunakan

untuk menjelaskan pengungkapan tanggung jawaban sosial dalam

laporan tahunan. Belkaoui dan Karpik (1989), Hackston dan Milne

(1996), Sembiring (2005), Rosmasita (2007), Machmud dan Djakman

(2008), dan Puspitasari (2009) menemukan hasil bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan

tanggung jawab sosial. Menurut Cowen et.al., (1987) dalam sembiring

(2005), secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan.

Perusahaan yang lebih besar mempunyai aktivitas operasi yang lebih

banyak dan memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap

masyarakat, serta mungkin akan memiliki pemegang saham yang

lebih yang akan selalu memperhatikan program sosial yang dibuat

perusahaan sehingga pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

akan semakin luas.


(41)

Menurut Erlina (2008) Hipotesis adalah preposisi yang

dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi

merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya,

disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep yang

menjelaskan atau memprediksi norma-norma. Berdasarkan uraian

teoritis dan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis penelitian

yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

H1 : Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

H2 : Dewan komisaris independen berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

H3 : Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

H4 : Komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

H5 : Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

H6 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

H7 : Kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, komite audit, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain kausal.

Menurut Sugiyono (2008) desain kausal adalah penelitian yang bertujuan

menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independent (variabel

yang mempengaruhi) dan variabel dependent (variabel yang dipengaruhi).

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2008) menyatakan bahwa” populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya: Populasi pada penelitian ini

adalah seluruh perusahaan perkebunan yang terdaftar di bursa efek

Indonesia. Jumlah yang terdaftar di BEI selama periode 2007-2010 adalah

sebanyak 8 emiten. “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut” Sugiyono (2008). Teknik pengambilan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purpose sampling, yaitu

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun

pertimbangan atau kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek


(43)

2. Perusahaan tersebut telah mempublikasikan laporan

keuangannya periode 2007-2010

Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut, maka sampel

dalam penelitian ini adalah:

Tabel 3.1

Proses Seleksi Sampel Penelitian

No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel

1 2

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk. √ √ 1

2 BWPT BW Plantation Tbk √ √ 2

3 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk √ √ 3

4 LSIP PP London Sumatera Tbk √ √ 4

5 GZCO Gozco Plantation Tbk √ √ 5

6 UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk √ √ 6

7 SGRO Sampoerna Agro Tbk √ √ 7

8 SMAR Sinar Mas Agro Resources Tbk √ √ 8

Sumber : Indonesia Stock Exchange (IDX), diolah peneliti (2012)

Berdasarkan pertimbangan dan kriteria dalam penelitian sampel

tersebut maka diperoleh 8 sampel dengan jangka waktu 4 periode laporan

keuangan sehingga terdapat 32 unit analisis (8*4).

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data

kuantitatif yang diukur dalam skala numerik. Sumber data penelitian ini

merupakan data sekunder, berupa laporan keuangan dan laporan tahunan

yang dipublikasikan di Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia.

Data sekunder merupakan data yang telah diolah dan disajikan kembali.

Menurut Sugiyono (2008:193), “sumber sekunder merupakan sumber yang


(44)

orang lain atau lewat dokumen”. Data yang diperoleh merupakan kombinasi

dari data time series dan cross section

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui dua tahap. Pada tahap

pertama peneliti akan melakukan studi pustaka yaitu dengan mencari

literatur yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada

tahap kedua peneliti mengumpulkan data dengan cara mengunduh dari situs

Bursa Efek Indonesia yait

memperoleh laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan.

3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.5.1 Variabel Bebas (Independent Variabel)

Menurut Sugiyono (2008) variabel bebas (independent

variabel) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

independen (terikat)”. Variabel-variabel independen yang

termasuk dalam penelitian ini adalah:

3.5.1.1 Kepemilikan institusional

Besarnya jumlah kepemilikan saham

perusahaan yang dimilki oleh institusi keuangan,

seperti perusahaan asuransi, bank, dana pension,


(45)

variabel dummy dimana angka 1 untuk perusahaan

yang memiliki KI dan 0 untuk perusahaan yang

tidak memiliki KI.

3.5.1.2 Dewan Komisaris Independen

Anggota dewan komisaris yang tidak

terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan

komisaris lainnya dan memegang saham pengendali,

serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan

lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya

untuk bertindak independen atau bertindak

semata-mata demi kepentingan perusahaan. Variabel ini

diukur dengan variabel dummy dimana angka 1

untuk perusahaan yang memiliki DKI dan 0 untuk

perusahaan yang tidak memiliki DKI.

3.5.1.3 Kepemilikan Manajerial

Variabel ini diukur berdasarkan persentase

jumlah saham yang beredar yang dimilki pihak

manajemen yang secara aktif ikut dalam

pengambilan keputusan perusahaan. Variabel ini

diukur dengan variabel dummy, dimana angka 1

untuk perusahaan yang memiliki KM dan 0 untuk


(46)

3.5.1.4 Komite Audit

Suatu komite yang terdiri dari tiga atau lebih

anggota yang bukan merupakan bagian dari

manajemen perusahaan untuk melakukan pengujian

dan penilaian atas kewajaran laporan yang dibuat

perusahaan. Variabel ini diukur dengan variabel

dummy, dimana angka 1 untuk perusahaan yang

memiliki KA dan 0 untuk perusahaan yang tidak

memiliki KA.

3.5.1.5 Profitabilitas

Dalam penelitian ini, tingkat profitabilitas

perusahaan dapat diukur dengan menggunakan

Return on Equity (ROE).

3.5.1.6 Ukuran Perusahaan

Dalam penelitian ini, diukur dengan total

aktiva perusahaan.

3.5.2 Variabel terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat (Dependent variabel) adalah variabel


(47)

dan diukur untuk menetukan ada tidaknya pengaruh (kriteria)

dari variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. perusahaan

(Corporate Sosial Responsibility). Perhitungan indeks

pengungkapan tanggung jawab sosial akan dilakukan sesuai

dengan kategori sosial. Menurut Darwin (2004) kategori sosial

tersebut antara lain: kinerja ekonomi, kinerja lingkungan,

praktek kerja, hak manusia, sosial dan tanggung jawab produk.

Indeks pengungkapan sosial dihitung dengan cara

menjumlahkan setiap item informasi sosial yang diungkapkan

sesuai dengan kategori sosial lalu membagikannya dengan

jumlah maksimal pengungkapan informasi sosial sesuai

kategori sosial tersebut.

jumlah skor pengungkapan sosial indeks pengungkapan sosial

jumlah skor maksimal

=

Pengukuran indeks pengungkapan CSR dilakukan

metode analisis isi (content analysis) yaitu suatu metode

pengkodifikasian teks dengan ciri-ciri yang sama ditulis dalam

berbagai kelompok atau kategori berdasar pada kinerja yang


(48)

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model analisis regresi berganda dengan bantuan software SPSS 17 for

Windows. Analisis data dilakukan dengan pengujian asumsi klasik dan

pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji

multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara variabel dalam data. Sebelum melakukan analisis regresi

terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik untuk mengetahui

apakah terdapat hubungan antar variabel penelitian.

3.6.1.1 Uji Normalitas

Bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang digunakan. Data yang layak

digunakan adalah data yang memiliki distribusi data

normal. Untuk menguji normalitas data akan

digunakan analisis grafik probability plot dan

Kolmogorov-Smirnov test. Apabila probabilitas >

0,05 maka distribusi data normal dan bila

probabilitas < 0,05 maka distribusi data tidak

normal.


(49)

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji

apakah model regresi ditemukan adanya korelasi

antar variabel independen (Gozali,2006). Model

regresi yang baik adalah tidak adanya gejalah

korelasi yang kuat antara variabel bebasnya. Jika

variabel independen saling berkorelasi, maka

variabel ini tidak orthogonal. Variabel-variabel yang

bersifat orthogonal adalah variabel yang memiliki

nilai korelasi diantaranya sama dengan nol.

3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari

residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya.

3.6.1.4 Uji Autokorelasi

Bertujuan menguji apakah dalam model

regresi linear terdapat korelasi pengganggu pada

periode t dengan kesalahan t-1 atau sebelumnya.

Pengujian autokorelasi dilakukan dengan

menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Kriteria

untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:

a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi


(50)

b. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak

ada autokorelasi.

c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi

negatif.

Analisis data dilakukan dengan tiga langkah:

1. menghitung indeks pengungkapan sosial dalam

laporan tahunan

2. menghitung pengaruh GCG yang diproksikan

dalam kepemilikan institusional, dewan komisaris

independen, kepemilikan manajerial, komite

audit, profitabilitas, ukuran perusahaan.

3. melakukan pengolahan data yang telah

dikumpulkan dan dihitung dengan perangkat

lunak SPSS 17 for Windows.

3.6.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Model regresi linear barganda adalah model regresi yang

memiliki lebih dari satu variabel independen. Model regresi linear

berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi

asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik

statistik baik multikolinearitas, heteroskedastisitas dan


(51)

H1 : Y = a + b1X1 + e

H2 : Y = a + b2X2+ e

H3 : Y = a + b3X3 + e

H4 : Y = a + b4X4 + e

H5 : Y = a + b5X5+ e

H6 : Y = a + b6X6 + e

H7 : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

+

b4X4 + b5X5+b6X

Keterangan :

6

Y = Pengungkapan tanggung jawab sosial

a = Konstanta

X1

X

= Kepemilikan Institusional (KI)

2

X

= Dewan Komisaris Independen (DKI)

3

X

= Kepemilikan Manajerial (KM)

4

X

= Komite Audit (KA)

5

X

= Return on Equity (ROE)

6

b

= Ukuran Perusahaan

1,b2,b3, b4,b5,b6 = Koefisien regresi variabel X1,X2, X3,X4,X5,X

e = eror

6

3.6.3 Pengujian Hipotesis

3.6.3.1 Uji Signifikan Simultan (F-test)

Signifikansi model regresi secara simultan diuji

dengan melihat perbandingan antara F-tabel dan F-hitung.


(52)

H1 : kepemilikan institusional, dewan komisaris

independen, kepemilikan manajerial, profitabilitas dan

ukuran perusahaan memiliki pengaruh secara simultan

terhadap jumlah tanggung jawab sosial yang diungkapkan.

Uji ini dilakukan dengan ketentuan:

Jika F-hitung < F-tabel pada α = 0,05, maka H1 ditolak Jika F-hitung > F-tabel pada α = 0,05, maka H1 diterima.

3.6.3.2 Uji Signifikan Parsial (T-test)

Uji-t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen terhadap variabel

dependen secara parsial. Hipotesis yang akan diuji adalah

sebagai berikut:

H1 : Kepemilikan Institusional berpengaruh secara

parsial terhadap pengungkapan tanggung jawab

sosial.

H2 : Dewan Komisaris Independen berpengaruh secara

parsial terhadap pengungkapan tanggung jawab


(53)

H3 : Kepemilikan Manajerial berpengaruh secara

parsial terhadap pengungkapan tanggumg jawab

sosial.

H4 : Komite Audit berpengaruh secara parsial

terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.

H5 : Profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial

H6 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial

Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung

dengan t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika t-hitung < t-tabel pada α = 0,05, maka Hiditolak Jika t-hitung > t-tabel pada α = 0,05, maka Hi


(54)

3.7 Jadwal Penelitian Tabel 3.2 Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Juli 2011 Agus 2011 Sept 2011 Okt 2011 Nov 2011 Des 2011 Jan 2012 Feb 2012 Pemilihan judul Penyelesaian proposal Bimbingan dan Perbaikan proposal Seminar Proposal Pengumpulan data Pengolahan Data Analisis data Bimbingan Skripsi Penyelesaian Skripsi Sumber : diolah peneliti (2012)


(55)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Sebelum melakukan pembahasan mengenai pengaruh kepemilikan

institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, komite

audit, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap tanggung jawab sosial

perusahaan yang diungkapkan terlebih dahulu diperhatikan data dari setiap

perusahaan. Data dari setiap perusahaan tersebut menjadi data statistik. Pada

penelitian ini telah ditentukan 8 perusahaan yang menjadi sampel pada

periode 2007-2010. Perusahaan yang menjadi sampel kemudian dicari

kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan

manajerial, komite audit, profitabilitas dan ukuran perusahaan dan indeks

tanggung jawab sosial masing-masing perusahaan. Perusahaan yang

menjadi sampel disajikan dalam table dibawah ini.

Tabel 4.1 Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan

1 Astra Agro Lestari Tbk. 2 BW Plantation Tbk 3 Tunas Baru Lampung Tbk 4 PP London Sumatera Tbk 5 Gozco Plantation Tbk

6 Bakrie Sumatera Plantation Tbk 7 Sampoerna Agro Tbk

8 Sinar Mas Agro Resources Tbk Sumber : diolah peneliti, 2012


(56)

4.1.1 Data Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Data pengungkapan informasi sosial diambil dari laporan

tahunan 2007-2010 setiap perusahaan perkebunan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Dalam menghitung indeks pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan digunakan metode dikotomi,

dimana jika suatu item diungkapkan diberi nilai satu dan jika tidak

diungkapkan diberi nilai nol. Nilai yang diperoleh selanjutnya

dijumlahkan untuk mendapatkan niIai total, yang kemudian dibagi

dengan total nilai yang diharapkan dapat diperoleh perusahaan.

Penghitungan indeks pengungkapan tanggung jawab sosial (TJS)

dilakukan sesuai dengan kategori informasi sosial menurut Darwin

(2004), yang terbagi dalam enam kategori yaitu Kinerja Ekonomi

(KE), Kinerja Lingkungan (KL), Praktek Kerja (PK), Hak Manusia

(HM), Sosial (S) dan Tanggung jawab Produk (TP).

Tabel 4.2

Penghitungan Indeks Pengungkapan Tanggung jawab Sosial Tahun 2007

No Nama Perusahaan KE KL PK HM S TP TJS

1 Astra Agro Lestari Tbk. 1 1 1 0 1 0 0.67

2 BW Plantation Tbk 1 1 1 1 1 0 0.83

3 Tunas Baru Lampung Tbk 1 0 1 0 1 0 0.50

4 PP London Sumatera Tbk 1 1 1 1 1 0 0.83

5 Gozco Plantation Tbk 1 1 0 0 1 0 0.50

6 Bakrie Sumatera Plantation Tbk 1 1 0 0 1 1 0.67

7 Sampoerna Agro Tbk 1 1 1 0 1 0 0.67

8 Sinar Mas Agro Resources Tbk 1 1 1 1 1 0 0.83


(57)

Tabel 4.3

Penghitungan Indeks Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Tahun 2008

No Nama Perusahaan KE KL PK HM S TP TJS

1 Astra Agro Lestari Tbk. 1 1 1 0 1 0 0.67

2 BW Plantation Tbk 1 1 1 1 1 0 0.83

3 Tunas Baru Lampung Tbk 1 0 1 0 1 0 0.50

4 PP London Sumatera Tbk 1 1 1 1 1 0 0.83

5 Gozco Plantation Tbk 1 1 0 0 1 0 0.50

6 Bakrie Sumatera Plantation Tbk 1 1 0 0 1 1 0.67

7 Sampoerna Agro Tbk 1 1 1 0 1 0 0.67

8 Sinar Mas Agro Resources Tbk 1 1 1 1 1 0 0.83

Sumber : diolah peneliti, 2012

Tabel 4.4

Penghitungan Indeks Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Tahun 2009

No Nama Perusahaan KE KL PK HM S TP TJS

1 Astra Agro Lestari Tbk. 1 1 1 0 1 0 0.67

2 BW Plantation Tbk 1 1 1 1 1 0 0.83

3 Tunas Baru Lampung Tbk 1 0 1 0 1 0 0.50

4 PP London Sumatera Tbk 1 1 1 1 1 0 0.83

5 Gozco Plantation Tbk 1 1 0 0 1 0 0.50

6 Bakrie Sumatera Plantation Tbk 1 1 0 0 1 1 0.67

7 Sampoerna Agro Tbk 1 1 1 0 1 0 0.67

8 Sinar Mas Agro Resources Tbk 1 1 1 1 1 0 0.83


(58)

Tabel 4.5

Penghitungan Indeks Pengungkapan Informasi Sosial Tahun 2010

No Nama Perusahaan KE KL PK HM S TP IS

1 Astra Agro Lestari Tbk. 1 1 1 0 1 0 0.67

2 BW Plantation Tbk 1 1 1 1 1 0 0.83

3 Tunas Baru Lampung Tbk 1 0 1 0 1 0 0.50

4 PP London Sumatera Tbk 1 1 1 1 1 0 0.83

5 Gozco Plantation Tbk 1 1 0 0 1 0 0.50

6 Bakrie Sumatera Plantation Tbk 1 1 0 0 1 1 0.67

7 Sampoerna Agro Tbk 1 1 1 0 1 0 0.67

8 Sinar Mas Agro Resources Tbk 1 1 1 1 1 0 0.83

Sumber : diolah peneliti, 2012

4.1.2 Data Variabel Yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Karakteristik perusahaan yang menjadi data sebagai variabel

independen adalah kepemilikan institusional (KI), dewan komisaris

independen (DKI), kepemilikan manajerial (KM), komite audit


(59)

Tabel 4.6

Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan

Tahun 2007

No Nama Perusahaan KI DKI KM KA PRO SIZE

1 Astra Agro Lestari Tbk. 1 1 1 1 4860 5352986

2 BW Plantation Tbk 1 1 0 0 9075 578401

3 Tunas Baru Lampung Tbk 1 1 1 1 1040 2457120

4 PP London Sumatera Tbk 1 1 0 0 2436 3938140

5 Gozco Plantation Tbk 1 0 1 0 510 1018106

6 Bakrie Sumatera Plantation Tbk 1 1 0 0 866 4310903

7 Sampoerna Agro Tbk 1 1 0 1 1462 2088002

8 Sinar Mas Agro Resources Tbk 1 1 0 0 2803 8063169

Sumber : diolah peneliti, 2012

Tabel 4.7

Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan

Tahun 2008

No Nama Perusahaan KI DKI KM KA PRO SIZE

1 Astra Agro Lestari Tbk. 1 1 1 1 5103 6519791

2 BW Plantation Tbk 1 1 0 0 4386 1016499

3 Tunas Baru Lampung Tbk 1 1 1 1 713 2802497

4 PP London Sumatera Tbk 1 1 0 0 2901 4931528

5 Gozco Plantation Tbk 1 1 1 0 621 1428610

6 Bakrie Sumatera Plantation Tbk 1 1 0 1 703 4700319

7 Sampoerna Agro Tbk 1 1 0 1 2830 2156164

8 Sinar Mas Agro Resources Tbk 1 1 0 0 2267 10025916


(60)

Tabel 4.8

Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan

Tahun 2009

No Nama Perusahaan KI DKI KM KA PRO SIZE

1 Astra Agro Lestari Tbk. 1 1 0 1 2667 7571399

2 BW Plantation Tbk 1 1 1 0 1850 1622885

3 Tunas Baru Lampung Tbk 1 1 1 1 1391 2786340

4 PP London Sumatera Tbk 1 1 1 0 1855 4852277

5 Gozco Plantation Tbk 1 1 1 0 1910 1993046

6 Bakrie Sumatera Plantation Tbk 1 1 0 1 947 5071797

7 Sampoerna Agro Tbk 1 1 0 1 1596 2261798

8 Sinar Mas Agro Resources Tbk 1 1 0 1 1561 10210595

Sumber : diolah peneliti, 2012

Tabel 4.9

Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan

Tahun 2010

No Nama Perusahaan KI DKI KM KA PRO SIZE

1 Astra Agro Lestari Tbk. 1 1 0 1 2796 8791799

2 BW Plantation Tbk 1 1 1 0 2157 2654678

3 Tunas Baru Lampung Tbk 1 1 1 1 1989 3651105

4 PP London Sumatera Tbk 1 1 0 0 2270 5561433

5 Gozco Plantation Tbk 1 1 1 0 1373 2095796

6 Bakrie Sumatera Plantation Tbk 1 1 0 1 9684 18502258

7 Sampoerna Agro Tbk 1 1 0 1 2119 2875848

8 Sinar Mas Agro Resources Tbk 1 1 0 1 2162 12475642


(61)

4.2 Analisis Data Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif membrikan gambaran mengenai nilai

minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan standart

deviation (simpangan baku) data yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 4.10 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

TJS 32 .50 .83 .6823 .13625

KI 32 .00 1.00 .9688 .17678

DKI 32 .00 1.00 .9687 .17678

KM 32 .00 1.00 .4062 .49899

KA 32 .00 1.00 .5312 .50701

PRO 32 510.00 9684.00 2528.2188 2121.57412

SIZE 32 578401.00 18502258.00 4.8240E6 3.89153E6

Valid N (listwise) 32

Sumber: diolah peneliti,2012

Berdasarkan data dari table 4.10 dapat dijelaskan bahwa:

1. Variabel jumlah tanggung jawab sosial yang diungkapkan (TJS)

memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 32, dengan nilai minimum 0,50,

maximum 0,83, mean 0,6823, dan standart deviation 0,13625

2. Variabel jumlah kepemilikan institusional (KI) memiliki jumlah sampel

(N) sebanyak 32, dengan nilai minimum 0,00, nilai maximum 1,00,


(62)

3. Variabel jumlah dewan komisaris independen (DKI) memiliki jumlah

sampel (N) sebanyak 32, dengan nilai minimum 0,00 nilai maximum

1,00 mean 0,9678 dan standart deviation 0,17678

4. Variabel jumlah kepemilikan manajerial (KM) memiliki jumlah sampel

(N) sebanyak 32, dengan nilai minimum 0,00, nilai maximum 1,00,

mean 0,4062 dan standart deviation 0,49899

5. Variabel jumlah komite audit (KA) sebanyak 32, dengan nilai minimum

0,00 nilai maximum 1,00, mean 0,5312 dan standart deviation 0,50701

6. Variabel profitabilitas (PRO) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak

32, dengan nilai minimum 510,00 nilai maximum 9684,00 mean

2528,2188 dan standart deviation 2121,57412,

7. Variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki jumlah sampel (N)

sebanyak 32, dengan nilai minimum 578401.00 nilai maximum

18502258.00 mean 4,8240E6 dan standart deviation 3,89153E6

8. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 32

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang yang baik,

analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum

melakukan pengujian hipotesis. Pengujian ini perlu dilakukan

untuk mengetahui apakah distribusi data yang digunakan dalam

penelitian sudah normal, serta bebas dari gejala multikolinearitas,


(63)

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji

apakah residual berdistribusi normal adalah uji statitstik

non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan

membuat hipotesis:

H0

Ha : data residual tidak berdistribusi normal. : data residual berdistribusi normal

Apabila nilai siginifikansi lebih besar dari 0,05 maka

H0 diterima dan Ha ditolak, sebaliknya jika nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas

ditolak dan Ha

diterima

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 32

Normal Parametersa,,b

Mean .0000000

Std. Deviation .09584515

Most Extreme Differences

Absolute .180

Positive .170

Negative -.180

Kolmogorov-Smirnov Z 1.017

Asymp. Sig. (2-tailed) .253

a. Test distribution is Normal.


(64)

Berdasarkan hasil uji statistik dengan model

Kolmogorov-Smirnov seperti yang terdapat dalam tabel 4.7 dapat disimpulkan

bahwa data berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai

signifikansi sebesar 0,253 lebih besar dari 0,05.

Data berdistribusi normal juga dapat dilihat dengan

menggunakan normal probably plot of standardized residual,

yang hasilnya tampak pada gambar 4.11.

Sumber: diolah peneliti 2012

Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot

Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa titik-titik

menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya


(65)

dinyatakan bahwa penyebaran data mendekati normal atau

telah memenuhi asumsi normalitas. Hal ini juga dapat dilihat

dengan menggunakan grafik histogram seperti berikut:

Sumber: diolah peneliti 2012

Gambar 4.2 Grafik Histogram

Grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal karena

grafik tidak melenceng ke kiri maupun melenceng ke kanan.


(1)

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

TJS 32 .50 .83 .6823 .13625

KI 32 .00 1.00 .9688 .17678

DKI 32 .00 1.00 .9687 .17678

KM 32 .00 1.00 .4062 .49899

KA 32 .00 1.00 .5312 .50701

PRO 32 510.00 9684.00 2528.2188 2121.57412

SIZE 32 578401.00 18502258.00 4.8240E6 3.89153E6 Valid N (listwise) 32


(2)

Lampiran xi

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 32

Normal Parametersa,,b

Mean .0000000

Std. Deviation .09584515 Most Extreme

Differences

Absolute .180

Positive .170

Negative -.180

Kolmogorov-Smirnov Z 1.017

Asymp. Sig. (2-tailed) .253


(3)


(4)

Lampiran xii

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .794 .166 4.787 .000

KI -.168 .119 -.218 -1.412 .170 .834 1.200

DKI .173 .114 .225 1.524 .140 .908 1.102

KM -.127 .042 -.465 -2.995 .006 .820 1.220

KA -.130 .040 -.485 -3.222 .004 .874 1.145

PRO 2.929E-6 .000 .046 .288 .776 .789 1.267

SIZE -8.150E-10 .000 -.023 -.128 .899 .602 1.661

a. Dependent Variable: TJS

Lampiran xiii

Hasil Uji Heteroskedastisitas


(5)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .711a .505 .386 .10673 2.144

a. Predictors: (Constant), SIZE, DKI, KA, KI, KM, PRO b. Dependent Variable: TJS

Lampiran xv

Hasil Analisis Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .794 .166 4.787 .000

KI -.168 .119 -.218 -1.412 .170

DKI .173 .114 .225 1.524 .140

KM -.127 .042 -.465 -2.995 .006

KA -.130 .040 -.485 -3.222 .004

PRO 2.929E-6 .000 .046 .288 .776

SIZE -8.150E-10 .000 -.023 -.128 .899

a. Dependent Variable: TJS


(6)

Hasil Uji Simultan (Uji-F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .291 6 .048 4.254 .004a

Residual .285 25 .011

Total .576 31

a. Predictors: (Constant), SIZE, DKI, KA, KI, KM, PRO b. Dependent Variable: TJS

Hasil Uji Parsial (Uji-t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .794 .166 4.787 .000

KI -.168 .119 -.218 -1.412 .170

DKI .173 .114 .225 1.524 .140

KM -.127 .042 -.465 -2.995 .006

KA -.130 .040 -.485 -3.222 .004

PRO 2.929E-6 .000 .046 .288 .776

SIZE -8.150E-10 .000 -.023 -.128 .899


Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Perkebunan Dan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI (2009-2011)

0 40 107

Pengaruh Good Corporate Governance Dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 - 2012

1 101 101

Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 13

Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 19

Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Chapter III V

0 0 30

Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE,PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2007-2010

0 0 14