Pengaruh Good Corporate Governance, Struktur Modal, Opini Audit, Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Terhadap Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) Food and Baverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014

(1)

PENGARUH GOOD OPINI AUDIT, PER KOMITE AUDIT

FOOD AND E

F U

SKRIPSI

D CORPORATE GOVERNANCE, STRUK ERGANTIAN MANAJEMEN, KEPUTUSAN

IT, TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (T ND BAVERAGE YANG TERDAFTAR DI B

EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2014

OLEH

PANI R. E. NAIBAHO 140522104

PROGRAM STUDI S1 EKSTENSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016

UKTUR MODAL, AN INVESTASI, (TOBIN’S Q)


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance, Struktur Modal, Opini Audit, Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Terhadap Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) Food and Baverage Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat ijin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Januari 2016 Yang membuat pernyataan,

Pani R. E.Naibaho NIM. 140522104


(3)

ABSTRAK

Pengaruh Good Corporate Governance, Struktur Modal, Opini Audit, Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit Terhadap Nilai Perusahaan

(Tobin’s Q) Food and Baverage Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Good Corporate

Governance, Struktur Modal, Opini Audit, Pergantian Manajemen, Keputusan

Investasi dan komite audit terhadap pergantian manajemen.

Sampel dalam penelitian ini adalah 13 perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 – 2014, akan tetapi jumlah observasi ada 48 karena dalam penelitian ini sebanyak 4 data (dari 52 data) dihapus dimana data tersebut data eksrim. Regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis data dan menguji hipotesis.

Berdasarkan hasil regresi linear berganda, menyimpulkan bahwa good

corporate governance, struktur modal, opini audit, pergantian manajemen, komite

audit tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Kata Kunci : Good Corporate Governance, Struktur Modal, Opini Audit, Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Nilai Perusahaan (Tobins’Q)


(4)

ABSTRACT

The Effect of Good Corporate Governance, Capital Structure, Audit Opinion, Management Change, Investment Decision, Audit Committe to Firm Value

(Tobins’Q) in Food And Baverages Firm That Listed In Indonesia Stock Exchange 2011-2014

This study exemanine the effect of The Effect of Good Corporate Governance, Capital Structure, Audit Opinion, Management Change, Investment Decision, Audit Committe to Firm Value (Tobins’Q) in Food And Baverage Firm That Listed In Indonesia Stock Exchange.

The sampel of this study are 13 firm in food and baverages sector that listed in Indonesia Stock Exchange betwen 2011 - 2014, but the observation item are 48 item because in this research 4 (from 52) item deleted because the 4 item is too extream. Multiple Regression Analysis is use to analys data and to examine hypothesis.

Base on the resault of regression, we could conclude that good corporate governance, capital structure, Audit Opinion, change in management, Audit Committe, couldn’t effect firm value, but Investment Decision has effect the Firm Value.

Key Word : Good Corporate Governance, Capital Structure, Audit Opinion, Managemen Chage, Investment Decision, Audit Committe, Firm Value (Tobins’Q)


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Good Corporate Governance, Struktur Modal, Opini Audit, Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Terhadap Nilai Perusahaan

(Tobin’s Q) Food and Baverage Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

2011-2014”. . Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa pengarahan, bimbingan, bantuan, doa, dan kerja sama semua pihak yang telah turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak., CPA selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak.selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak. selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA., Ak. CA selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, dan bimbingan dari awal hingga selesainya skripsi ini dan Bapak Drs. Rustam M.Si., Ak. CA selaku dosen penguji dan Bapak Iskandar Muda, SE M.Si., Ak. selaku dosen pembanding yang telah membantu dan memberikan


(6)

saran-5. Kedua Orang Tua Penulis, Bapak Ir Jumadi Naibaho M.M. dan Mama Dra. Liberty Damanik, terimakasih atas support yang kalian berikan kepada penulis, dan kepada Abang besar Samuel & Ricci, Kakak Ecy & Febrin, dan Komandan Willy yang telah memberikan kasih sayang, motivasi, perhatian, doa, serta dukungan moril dan materil kepada Penulis.

6. Sahabat seperjuangan Demorajong Mentari, Nora, Mona, Hana, Ruth, Healthy dan juga team work, Nurul Sakinah, Benazir, Chirstopher, M. Prasetio, Poppy, Dini, Fauziyah, Nurul Iman, serta teman-teman lain FEB USU 2014 yang telah ada dalam suka dan duka serta memberikan bantuan, dukungan, motivasi dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan yang disebabkan keterbatasan penulis dalam pengetahuan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran yang membangun sehingga skripsi ini dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Januari 2016 Penulis

Pani R.E. Naibaho NIM. 140522104


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka ... 10

2.2. NilaiPerusahaan ... 12

2.3. Good Corporate Governance ... 17

2.4. Struktur Modal ... 21

2.5. Opini Audit ... 23

2.6. Pergantian Manajemen ... 24

2.7. Keputusan Investasi ... 25

2.8. Komite Audit ... 27

2.9. Penelitian Terdahulu ... 30

2.10. Kerangka Konseptual ... 36

2.11. Hipotesis ... 37

2.11.1. GCG dan Nilai Perusahaan ... 38

2.11.2. Struktur Modal dan Nilai Perusahaan ... 40

2.11.3. Opini Audit dan Nilai Perusahaan ... 41

2.11.4. Pergantian Manajemen dan Nilai Perusahaan ... 42

2.11.5. Keputusan Investasi dan Nilai Perusahaan ... 44

2.11.6. Komite Audit dan Nilai Perusahaan ... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 48

3.2. Tempat Dan Waktu Peneilitan ... 48


(8)

3.4.1. Variabel Independen ... 49

3.4.2. Variabel Dependen ... 51

3.5. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 54

3.6. Jenis dan Sumber Data ... 55

3.7. Metode Pengumpulan Data ... 56

3.8. Metode Analisis Data ... 56

3.8.1. Statistik Deskriptif ... 56

3.8.2. Uji Asumsi Klasik ... 57

3.8.2.1. Uji Normalitas ... 57

3.8.2.2. Uji Multikolinearitas ... 58

3.8.2.3. Uji Autokorelasi ... 58

3.8.2.4. Uji Heterokedastisitas ... 59

3.8.3. Uji Hipotesis ... 59

3.8.3.1. Koefisien Determinasi (R2) ... 60

3.8.3.2. Uji Stimulasi (Uji F) ... 61

3.8.3.3. Uji Parsial (Uji t) ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum ... 63

4.2. Hasil Penelitian ... 63

4.2.1. Hasil Statistik Deskriptif ... 64

4.2.2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 66

4.2.2.1. Hasil Uji Normalitas ... 66

4.2.2.2. Hasil Uji Multikolinearitas ... 69

4.2.2.3. Hasil Uji Autokorelasi ... 70

4.2.2.4. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 71

4.2.3. Hasil Uji Hipotesis ... 72

4.2.3.1. Hasil Koefisien Determinasi (R2) ... 73

4.2.3.2. Hasil Uji Stimulasi (Uji F) ... 74

4.2.3.3. Hasil Uji Parsial (Uji t) ... 75

4.3. Pembahasan ... 80

4.3.1. GCG terhadap Nilai Perusahaan ... 80

4.3.2. Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan ... 81

4.3.3. Opini Audit terhadap Nilai Perusahaan ... 82

4.3.4. Pergantian Manajemen terhadap Nilai Perusahaan ... 83

4.3.3. Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan ... 83

4.3.4. Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan ... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 86

5.2. Saran ... 87


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1. Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 33

3.1. Skala Pengukuran Variabel ... 53

3.2. Daftar Perusahaan dan Sampel Penelitian ... 55

4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 64

4.2. Hasil Uji Multikolinearitas ... 69

4.3. Hasil Uji Autokorelasi ... 70

4.4. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 73

4.5. Hasil Uji F test... 74


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1. Kerangka Konseptual ... 36

4.1. Histogram ... 66

4.2. Normal P-P Plot ... 67


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman 1. Daftar Pemilihan Sampel ... 94 2. Hasil Pengolahan Data ... 95 3. Hasil Output SPSS ... 97


(12)

ABSTRAK

Pengaruh Good Corporate Governance, Struktur Modal, Opini Audit, Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit Terhadap Nilai Perusahaan

(Tobin’s Q) Food and Baverage Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Good Corporate

Governance, Struktur Modal, Opini Audit, Pergantian Manajemen, Keputusan

Investasi dan komite audit terhadap pergantian manajemen.

Sampel dalam penelitian ini adalah 13 perusahaan food and baverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 – 2014, akan tetapi jumlah observasi ada 48 karena dalam penelitian ini sebanyak 4 data (dari 52 data) dihapus dimana data tersebut data eksrim. Regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis data dan menguji hipotesis.

Berdasarkan hasil regresi linear berganda, menyimpulkan bahwa good

corporate governance, struktur modal, opini audit, pergantian manajemen, komite

audit tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Kata Kunci : Good Corporate Governance, Struktur Modal, Opini Audit, Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Nilai Perusahaan (Tobins’Q)


(13)

ABSTRACT

The Effect of Good Corporate Governance, Capital Structure, Audit Opinion, Management Change, Investment Decision, Audit Committe to Firm Value

(Tobins’Q) in Food And Baverages Firm That Listed In Indonesia Stock Exchange 2011-2014

This study exemanine the effect of The Effect of Good Corporate Governance, Capital Structure, Audit Opinion, Management Change, Investment Decision, Audit Committe to Firm Value (Tobins’Q) in Food And Baverage Firm That Listed In Indonesia Stock Exchange.

The sampel of this study are 13 firm in food and baverages sector that listed in Indonesia Stock Exchange betwen 2011 - 2014, but the observation item are 48 item because in this research 4 (from 52) item deleted because the 4 item is too extream. Multiple Regression Analysis is use to analys data and to examine hypothesis.

Base on the resault of regression, we could conclude that good corporate governance, capital structure, Audit Opinion, change in management, Audit Committe, couldn’t effect firm value, but Investment Decision has effect the Firm Value.

Key Word : Good Corporate Governance, Capital Structure, Audit Opinion, Managemen Chage, Investment Decision, Audit Committe, Firm Value (Tobins’Q)


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam persaingan perusahaan di era saat ini, dimana begitu banyak perusahaan yang muncul dan berkembang di Indonesia, hal ini mampu mendongkrak perekonomian Indonesia dalam mencapai kestabilan. Dalam persaingannya, perusahaan-perusahaan berusaha untuk menempatkan dirinya dalam posisi yang stabil dan siap bersaing sehingga dapat bertahan dan berkembang.

Menurut Rahayu (2010), nilai perusahaan adalah sebuah nilai untuk mengukur tingkat kualitas perusahaan dan sebuah nilai yang menerangkan seberapa besar tingkat kepentingan sebuah perusahaan dimata pelanggannya. Nilai perusahaan dapat mencerminkan nilai aset yang berharga. Saham merupakan salah satu surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan, tinggi rendahnya harga saham banyak dipengaruhi oleh kondisi emiten. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham adalah kemampuan perusahaan membayar dividen.

Nilai perusahaan sangat penting karena sangat mencerminkan kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat tehadap perusahaan setelah melalui proses kegiatan selama


(15)

beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan memiliki sebuah prestasi, yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemiliknya juga akan meningkat. Secara khusus, menurut Tandelilin (2011) ada beberapa alasan mengapa investor melakukan investasi, antara lain adalah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa mendatang, mengurangi tekanan inflasi, dan dorongan menghemat pajak.

Apabila investor memiliki jumlah saham yang tetap tetapi harga saham tersebut meningkat maka, kekayaan pemilik perusahaan akan meningkat. Kekayaan pemegang saham antara lain dapat diukur melalui harga saham. Yang mana dapat dihitung dari jumlah saham yang dimiliki dikalikan dengan harga saham saat ini. Harga pasar tidak lain adalah gambaran dari berbagai keputusan dan kebijakan yang dilakukan oleh manajemen sehingga dapat pula dikatakan bahwa nilai perusahaan adalah akibat dari tindakan manajemen. Fama dan French (1998) bahwa optimalisasi perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana suatu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan.

Manajemen keuangan menyangkut penyelesaian atas keputusan penting yang diambil perusahaan, antara lain keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan pendanaan dividen. Suatu kombinasi yang optimal atas ketiganya akan memaksimumkan nilai perusahaan yang selanjutnya akan meningkatkan kemakmuran kekayaan pemegang saham (Hasnawati, 2005).


(16)

Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan akan muncul konflik kepentingan anatara manajer dan pemegang saham (pemilik perusahaan) yang sering disebut agency problem. Tidak jarang pihak manajemen perusahaan mempunyai tujuan lain yang mungkin bertentangan dengan tujuan utama perusahaan. Perbedaan kepentingan inilah yang menyebapkan timbulnya konflik yang disebut dengan konflik keagenan (agency conflict). Perbedaan tersebut terjadi karena manajer mengutamakan kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan menambah biaya keagenan bagi perusahaan sehingga menyebapkan penururnan keuntungan perusahaan dan dividen yang akan diterima pemegang saham (Kodrat dan Herdinata, 2009).

Ada beberapa rasio untuk mengukur nilai perusahaan, salah satunya

Tobin’s Q. Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi yang baik, karena

dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh aset perusahaan. Dengan memasukan seluruh aset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk kresitur, karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja, 2004). Sementara itu dalam memaksimumkan nilai perusahaan, menurut Murtini (2008), manajemen perusahaan dapat


(17)

melakukan tiga kebijakan, yaitu kebijakan pendanaan, investasi dan deviden.

Selain tiga kebijakan diatas terdapat variable yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan salah satunya adalah good corporate governance. Penerapan prinsip good corporate governance merupakan salah satu upaya yang cukup signifikan untuk melepaskan diri dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Prinsip-prinsip dasar dari good corporate governance pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap nilai suatu perusahaan.

Forum for good corporate governance in indonesia (2001)

merumuskan good corporate governance sebagai sistem tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah dan nilai perusahaan. Tujuan good

corporate governance adalah menciptakan nilai tambah bagi semua pihak

yang berkepentingan (stakeholders). Good corporate governance diharapkan mampu mengatasi agency problems dengan memberi keyakinan kepada para pemegang saham bahwa mereka akan menerima return atas dana yang diinvestasikan.

Survey yang dilakukan Mc. Kinsey (2002) menunjukkan bahwa good

corporate governance menjadi perhatian utama investor khususnya

pasar-pasar yang berkembang. Dalam signalling, praktik good corporate

governance menyebapkan peningkatan nilai perusahaan, karena penerapan good corporate governance yang baik akan memberikan sinyal positif.


(18)

Manfaat good corporate governance akan dilihat dari harga saham yang bersedia dibayar oleh investor. Jika investor bersedia membayar lebih mahal, maka dipastikan perusahaan tersebut menerapkan good corporate

governance (Kusumawati dan Riyanto, 2005).

Kebijakan lain yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan adalah struktur modal. Menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland (1997) mengatakan bahwa struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Struktur modal menunjukkan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasinya, sehingga dengan mengetahui struktur modal, investor dapat mengetahui keseimbangan atara risiko dan tingkat pengembalian investasinya.

Perubahan kepemilikan suatu perusahaan kemungkinan akan diikuti dengan redefinisi misi, visi, dan strategi bisnis, sehingga perlu adanya restrukturisasi organisasi yang sesuai dengan formulasi visi, misi, dan strategi yang baru tersebut. Biasanya, restrukturisasi organisasi akan diikuti dengan pergantian manajemen. Pergantian ini seharusnya mampu memicu peningkatan nilai perfusahaan tersebut.

Beberapa penelitian dilakukan untuk mencari apakah pergantian manajemen pasa suatu perusahaan akan mempengaruhi nilai pada perusahaan besar. Hannan dan Freman (1997) mendapati bahwa sesungguhnya perusahaan terutama perusahaan besar telah memiliki sistem yang memungkinkan perusahaan tersebut berjalan dengan sendirinya


(19)

sehingga pergantian atau perubahan manajemen tidak akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pfeffer dan blake (1989) menemukan bahwa pengaruh positif yang seharusnya muncul ketika terjadi proses pergantian manjemen tersebut akan menjadi penghambat pengaruh positif yang seharusnya muncul ketika terjadi proses pergantian manajemen yang memiliki kinerja yang tidak baik. Sebetulnya pengaruh pergantian manajemen terhadap nilai perusahaan tergantung pada kecocokan antara karakteristik dari pemimpin dan pekerja. (Gufta dan Govindarajan, 1984) Kebijakan lain yang berkenaan dengan nilai perusahaan adalah keputusan investasi, dimana keputusan investasi dalam hal ini adalah investasi jangka pendek dan jangka panjang. Keputusan investasi merupakan faktor penting dalam fungsi keuangan perusahaan, dimana nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa keputusan invetasi itu penting, karena untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan kemakmuran pemegang saham hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan. Tujuan keputusan investasi adalah memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi dengan tingkat risiko tertentu. Keuntungan yang tinggi disertai dengan risiko yang bisa dikelola, diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan, yang berarti menaikkan kemakmuran pemegang saham. Menurut signalling theory, pengeluaran investasi memberikan sinyal positif mengenai pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan harga saham yang digunakan sebagai indikator nilai perusahaan (Wahyudi dan


(20)

Pawestri, 2006:5). Menurut Ansori dan Denica (2010:154) bentuk investasi perusahaan meliputi aktiva tetap (investasi jangka panjang) dan aktiva lancar (investasi jangka pendek). Efektivitas operasional perusahaan mengelola kedua aktiva tersebut mampu memaksimalkan nilai perusahaan. Faktor keputusan investasi merupakan salah satu faktor yang menurut peneliti berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Horne dan Wachowics (2001:3) mengatakan bahwa keputusan investasi merupakan keputusan yang sangat penting dalam perusahaan.

Banyaknya penelitian-penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan memotivasi peneliti pada saat ini untuk meneliti kembali, dikarenakan banyaknya perbedaan hasil yang ada dari berbagai peneliti-peneliti sebelumnya. Selain itu, peneliti dalam kesempatan ini juga akan lebih mengembangkan faktor-faktor yang bepengaruh terhadap nilai perusahaan dibandingkan dengan jumlah faktor-faktor yang berpengaruh pada penelitian sebelumnya. Maka berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik dan termotivasi untuk lebih mengembangkan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan judul penelitian “Pengaruh Good Corporate Governance, Struktur Modal, Opini Audit, Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Terhadap Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) Food and Baverage Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014”.


(21)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Apakah good corporate governance, struktur modal, opini audit, pergantian manajemen, keputusan investasi, komite audit, berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan (tobin’s q) food

and baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014?”

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh good corporate governance, struktur modal, opini audit, pergantian manajemen, keputusan investasi, komite audit, berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap nilai perusahaan

(tobin’s q) pada perusahaan food and baverage yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2011-2014.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut :

a. Bagi peneliti, meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peneliti tentang “Pengaruh Good Corporate Governance, Struktur Modal, Opini Audit, Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Terhadap Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) Food and Baverage Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014”.


(22)

b. Bagi investor dan calon investor diharapkan dapat membantu dalam pengambilan keputusan untuk menanamkan modalnya pada suatu perusahaan.

c. Bagi manajemen perusahaan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengaplikasikan variabel-variabel penelitian ini dalam membantu meningkatkan nilai perusahaannya.

d. Bagi peneliti mendatang, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi kepada peniliti yang akan datang khususnya yang ingin meneliti tentang nilai perusahaan maupun variabel-variabel yang berpengaruh terhadapnya.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Signalling Theory

Menurut Brigham dan Houston (2001) isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa informasi yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal yang penting, karena pengaruhnya terhadap keputusan investasi pihak diluar perusahaan. Informasi tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana efeknya pada perusahaan.

Integritas laporan keuangan yang mencerminkan nilai perusahaan merupakan sinyal positif yang dapat memperngaruhi opini investor dan kreditor atau pihak-pihak lain yang berkepentingan. Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan


(24)

kreditor untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis.

Signalling theory menyatakan pengeluaran investasi memberikan

sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan Hasnawati (2005). Peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar Brigham (1999).

2.1.2 Teori Agency

Teori keagenan menjelaskan hubungan antara dua belah pihak yang terlibat dalam satu kontrak yang terdiri atas agen (manajemen) sebagai pihak yang diberikan tanggung jawab untuk suatu tugas dan principal (pemegang saham) sebagai pihak yang memberikan wewenang.

Principal merupakan pihak yang memiliki saham pada suatu

perusahaan atau pemilik perusahaan. Agen merupakan pihak yang diberi wewenang oleh principal untuk mengelola aset perusahaan.

Pada kenyataannya principal tidak memiliki informasi yang cukup akan kinerja agen sedangkan agen mempunyai lebih banyak informasi akan kapasitas diri, lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini menyebabkan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh principal dan agen. Informasi yang lebih


(25)

sedikit yang dimiliki oleh pemegang saham dapat memicu manajer menggunakan posisinya dalam perusahaan untuk mengelola laba yang dilaporkan (Lobo dan Zhou, 2001).

2.2. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini. Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi, yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat.

Menurut Fama (1978) nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Harga saham juga dapat sebagai indikator keberhasilan manajemen dalam mengelola aktiva perusahaan, sedangkan nilai perusahaan publik ditentukan oleh pasar saham. Semakin tinggi harga


(26)

saham, maka nilai perusahaan dan kemakmuran pemegang saham juga akan meningkat. Menurut Van Horne “Value is represented by the market

price of the company’s common stock which in turn, is a function of firm;s investment, financing and dividend decision”.

Rasio-rasio keuangan dingunakan investor untuk mengetahui nilai pasar perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi manajemen mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan dimasa lampau dan prospeknya dimasa depan. Ada beberapa rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan, salah satunya Tobin’s Q. Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik, karena dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh aset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh aset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk kresitur karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja, 2004).

Tobins Q atau biasa disebut dengan Q ratio atau Q Teori diperkenalkan pertaman kali oleh James Tobins pada tahun 1969. Tobin’s Q merupakan suatu rasio yang menawarkan penjelasan nilai dari suatu perusahaan di pasar dimana nilai pasar suatu perusahaan seharusnya sama dengan biaya ganti aktivanya. Jika nilai Tobins Q perusahaan lebih dari


(27)

satu, berarti nilai pasar satu perusahaan tersebut lebih besar dari pada aktiva perusahaan yang tercatat. Oleh karen itu, pasar akan menilai baik perusahaan yang memiliki tobin’s Q yang tinggi. Sebaiknya jika nilai Tobins Q kurang dari satu mengindikasikan bahwa biaya ganti aktiva lebih besar dari pada nilai pasar perusahaan sehingga pasar akan menilai kurang perusahaan tersebut.

Jadi semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar aset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku asset perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Sukamulja, 2004).

2.2.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan

Menurut Sudarma (2004) menyatakan indikator-indikator yang mempengaruhi nilai perusahaan diantaranya adalah :

1. Kualitas Laba

Menurut FASB, laba adalah informasi yang relevan untuk memprediksi kinerja perusahaan dimasa yang akan datang. Tujuan utama melaporkan laba adalah untuk membantu investor dan kreditor dalam memprediksi arus kas yang akan datang. Kualitas laba dapat diindikasikan sebagai kemampuan informasi laba memberikan respon kepada pasar. Dengan kata lain, laba yang dilaporkan memiliki kekuatan


(28)

respon (power of response). Rendahnya kualitas laba dapat membuat kesalahan dalam pembuatan keputusan para pemakainya seperti investor, kreditor sehingga nilai perusahaan akan berkurang.

2. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan suatu indikator yang dapat menunjukkan kondisi perusahaan. Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan dengan berbagai cara antara lain : total aktiva, nilai pasar saham, log size dan lain-lain.

Ukuran perusahaan merupakan suatu indikator yang dapat menunjukkan kondisi atau karakteristik suatu organisasi atau perusahaan dimana terdapat beberapa parameter yang digunakan untuk menentukan ukuran besar atau kecilnya perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan maka nilai perusahaan semakin tinggi.

3. Set Kesempatan Investasi

Untuk mencapai tujuan perusahaan manajer membuat keputusan investasi yang menghasilkan net present value positif. Pentingnya keputusan investasi disebabkan karena untuk mencapai tujuan baik tujuan jangka pendek yaitu menghasilkan laba yang maksimum maupun tujuan jangka panjang yaitu memaksimumkan kemakmuran pemegang


(29)

saham yang akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan. IOS memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan, jika harga saham naik maka nilai perusahaan akan tinggi.

4. Struktur Modal

Nilai perusahaan dipengaruhi oleh struktur modal dengan alasan penghematan pajak. Semakin tinggi proporsi hutang maka akan semakin tinggi nilai perusahaan, hal ini disebabkan karena adanya kenaikan pajak yang merupakan pengurangan terhadap biaya hutang. Hal ini menunjukkan bahwa struktur modal memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun pada titik tertentu penggunaan hutang dapat menurunkan nilai perusahaan karena adanya pengaruh biaya kepailitan dan biaya bunga.

5. Return On Asset

ROA menunjukkan kemampuan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Pendapat lain mengemukakan ROA adalah pengukuran kemmpuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Dengan demikian semakin tinggi rasio ini semakin baik


(30)

posisi perusahaan yang berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk menutup investasi yang digunakan. Hal ini dapat memungkinkan perusahaan untuk membiayai investasi dari dana yang berasal dari sumber internal yang tersedia dalam laba ditahan. Perusahaan yang tingkat pengembalian investsinya tinggi relative menggunakan hutang yang lebih kecil, karena perusahaan mampu menggunakan persediaan dana yang cukup melalui laba ditahan.

6. Struktur Kepemilikan

Struktur kepemilikan dalam sebuah perusahaan adalah bukti kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dimilikinya. Dua aspek yang harus dipertimbangkan dalam menentukan nilai perusahaan ialah konsentrasi kepemilikan perusahaan oleh pihak luar dan kepemilikan perusahaan oleh manajer.

2.3. Good Corporate Governance

Penerapan prinsip good corporate governance merupakan salah satu upaya yang cukup signifikan untuk melepaskan diri dari dari krisis ekonomi yang melanda indonesia. Prinsip-prinsip dasar dari good corporate

governance pada dasarnya memiliki tujuan memberikan kemajuan terhadap

nilai perusahaan. Forum for good corporate governance in Indonesia (2001) merumuskan good corporate governance sebagai sistem tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam


(31)

perusahaan yang menentukan arah dan nilai perusahaan. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa Good Corporate Governance merupakan:

1. Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran dewan komisaris, Direksi, Pemegang Saham dan Para

Stakeholder lainnya.

2. Suatu sistem pengecekan dan perimbangan kewenangan atas pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua peluang: pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset perusahaan.

3. Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaian, berikut pengukuran kinerjanya.

Tujuan good corporate governance adalah menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Penerapan sistim GCG diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) melalui beberapa tujuan berikut:

1. Meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan kesinambungan suatu organisasi yang memberikan kontribusi kepada terciptanya kesejahteraan pemegang saham, pegawai dan stakeholders lainnya dan merupakan solusi yang elegan dalam menghadapi tantangan organisasi kedepan

2. Meningkatkan legitimasi organisasi yang dikelola dengan terbuka, adil, dan dapat dipertanggungjawabkan


(32)

3. Mengakui dan melindungi hak dan kewajiban para share holders dan stakeholders.

Daily dan Dalton (2004) mengemukakan bahwa good corporate

governance merupakan suatu tata kelola perusahaan yang didasarkan pada

teori keagenan. Good corporate governance diharapkan mampu mengatasi

agency problems dengan memberi keyakinan kepada para pemegang saham

bahwa mereka akan menerima return atas dana yang diinvestasikan. Good

corporate governance berkaitan dengan bagaimana investor mengawasi

yakni para manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, bahwa manajer tidak akan menginvestasikan kedalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan atas modal yang telah ditanamkan pemegang saham, dan berkaitan dengan bagaimana para pemegang saham dapat mengontrol para manajer (Shleifer dan Vinshny, 1997).

Black et al (2003) menjelaskan bahwa hubungan good corporate

governance dengan nilai perusahaan adalah signalling dan endogenity.

Dalam signalling, praktik good corporate governance menyebapkan peningkatan nilai perusahaan, karena penerapan good corporate governance yang baik akan memberikan sinyal positif. Endogenity berarti perusahaan yang memiliki nilai yang tinggi cenderung menerapkan good corporate

governance yang lebih baik. Manfaat good corporate governance akan

dilihat dari harga saham yang bersedia dibayar oleh investor. Jika investor bersedia membayar lebih mahal, maka dipastikan perusahaan tersebut menerapkan good corporate governance (Kusumawati dan Riyanto, 2005).


(33)

Klapper dan love (2002) menemukan hubungan positif good

corpoirate governance dengan kinerja perusahaan. Penemuan penting

lainnya bahwa penerapan good corporate governance ditingkat perusahaan akan lebih berarti apabila dilakukan di negara berkembang dari pada negara maju. Black et al. (2003) membuktikan bahwa index good corporate

governance menjadi salah satu faktor yang dapat menjelaskan nilai

perusahaan. Johnson (2000) membuktikan bahwa rendahnya kualitas good

corporate governance dalam suatu negara berdampak negatif pada pasar

saham dan nilai tukar mata uang negara bersangkutan pada masa kritis di Asia. Silveira dan Barnos (2006) yang meneliti perusahaan di Brazil menemukan adanya pengaruh kualitas good corporate governance yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Menurut SK Menteri BUMN No. KEP-117/M-BUMN/2002, Good

Corporate Governance ditinjau dari sisi proses menyangkut penegakan

yang terdiri dari transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran. Sementarea itu good corporate

governance dari sisi pengendalian dapat dilihat dari kepemilikan

institusional, kepemilikan manajerial, peran komite audit dan komite independen, (Fama dan Jesen, 1983). Kepemilikan istitusional atas saham BUMN mengakibatkan ada pihak eksternal secara kelembagaan ikut berperan dalam pengambilan keputusan yang mengendalikan perusahaan.


(34)

2.4. Struktur Modal

Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan bisa juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan. Kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara risiko dan pengembalian. Risiko yang lebih tinggi cenderung akan menurunkan harga saham, tetapi ekspektasi tingkat pengembalian yang lebih tinggi akan menaikkannya. Karena itu, struktur modal yang optimal harus mencapai suatu keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga dapat memaksimalkan harga saham perusahaan. Empat faktor utama yang mempengaruhi keputusan struktur modal adalah :

a. Risiko bisnis yang melekat pada operasi perusahaan apabila perusahaan tidak menggunakan hutang, makin besar risiko bisnis perusahaan maka makin rendah rasio hutang yang optimal.

b. Posisi perpajakan, dalam menggunakan hutang maka biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak sehingga menurunkan biaya hutang yang sesungguhnya.

c. Fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk menambah modal dengan persyratan yang wajar dalam keadaan yang memburuk, para manajer dana perusahaan mengetahui bahwa modal yang kuat diperlukan


(35)

modalnya pada perusahaan dengan posisi neraca yang baik bila keadaan perekonomian stabil.

d. Konservatisme dan keagresifan manajemen, ada sebagian manajer lebih agresif dari yang lain, sehingga sebagian perusahaan lebih cenderung menggunakan hutang untuk meningkatkan laba, dimana hal ini tidak mempengaruhi struktur modal yang optimal, tetapi akan mempengaruhi struktur modal yang ditargetkan.

Struktur modal perusahaan dibagi ke dalam dua kategori, antara lain :

a. Struktur modal sederhana, yaitu perusahaan yang tidak mempunyai efek berpotensi saham biasa (potential diluters). b. Struktur modal kompleks, yaitu perusahaan yang mempunyai satu

atau lebih jenis efek berpotensi saham biasa.

2.5. Opini Audit

Dalam melakukan penugasan umum, auditor ditugasi memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan. Opini yang diberikan merupakan pernyataan kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha, setelah arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Dalam melakukan proses audit, auditor dituntut tidak hanya melihat sebatas pada hal-hal yang ditampakkan dalam laporan keuangan saja tapi juga harus mewaspadai hal-hal potensi yang dapat menggangu kelangsungan hidup (going concern) suatu perusahaan. Inilah yang menjadi alasan kenapa auditor diminta untuk mengevaluasi atas


(36)

kelangsungan hidup perusahaan dalam batas waktu tertentu. Keraguan yang benar tentang kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) merupakan keadaan yang mengharuskan auditor menambah paragraf penjelasan dalam laporan audit. Meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor, istilah bahasa tersebut digunakan untuk mencakup paragraf, kalimat, frasa dan kata yang digunakan oleh akuntan publik untuk mengkomunikasikan hasil auditnbnya kepada pemakai laporan

McKeon et al (1991) berpendapat bahwa, auditor mungkin saja gagal memberikan pendapat tentang adanya indikasi kebangkrutan kepada suatu perusahaan yang ternyata mengalami kebangkrutan dalam beberapa tahun mendatang. Hal ini disebapkan karena perusahaan tersebut sedang berada dalam piosisi ambang batas antara kebangkrutan dengan kelanmgsungan usahanya (sedang dalam proses utang).

Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari informasi utama dari laporan audit. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehinggga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini audit yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya.


(37)

2.6. Pergantian Manajemen

Pergantian manajemen disebabkan karena keputusan rapat umum pemegang saham untuk pihak manajemen berhenti karena kemampuan sendiri sehingga pemegang saham harus mengganti manajemen yang baru yaitu direktur utamana atau CEO (chief executive officer). Adanya CEO yang baru memungkinkan akan menyebapkan adanya perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP (Damayanti dan Suidarma, 2008).

Hal ini juga sejalan dengan penelitian Nagy (2005) yang menyatakan bahwa pergantian manajemen dalam perusahaan serring kali diikuti oleh perubahan kebijakan dalam perusahaan. Begitu pula dalam hal pemilikan KAP, jika manajemen baru berharap bahwa KAP baru bisa diajak bekerjasama dan lebih bisa membetikan opini serta yang diharapakan oleh manajemen disertai dengan adanya preferensi tersendiri tentang auditor yang akan digunakannya, pergantian KAP dapat terjadi dalam perusahaan. Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya.

Menurut Joher et al (2000) manajemen memerlukan auditor yang lebih berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan tumbuhan perusahaan yang cepat. Jika hal ini tidak terpenuhi kemungkiunan besar perusahan akan mengganti auditornya.


(38)

Berdasarkan urain di atas maka dapat disimpulkan adanya pergantian manajemen memungkinkan klien untuk memilih auditor baru yang lebih berkualitas dan selaras dengan kebijakan akuntansi perusahaan.

2.7. Keputusan Investasi

Investasi adalah pengelola sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang, menurut Martono dan Agus (2005) merupakaan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu asset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Keputusan investasi tidak dapat diamati secara langsung oleh pihak luar. Secara garis besar keputusan investasi dapat dikelompokkan ke dalam investasi jangka pendek seperti misalnya investasi dalam kas, persediaan, piutang dan surat berharga maupun investasi jangka panjang dalam bentuk gedung, peralatan produksi, tanah, kendaraan dan aktiva tetap lainnya. Keputusan investasi ini akan tercermin pada sisi aktiva dalam neraca perusahaan.

Beberapa studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan investasi antara lain Myers (1977) yang memperkenalkan

Investment Opportunities Set (IOS). IOS memberi petunjuk yang lebih

luas dimana nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang. Jadi prospek perusahaan dapat ditaksir dari

investment oppurtunity set (IOS), yang didifinisikan sebagai kombinasi


(39)

yang akan datang dengan net present value positif. (Gaver dan Gaver, 1993).

Investment Opportunities Set (IOS) merupakan nilai perusahaan

yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen dimasa yang akan datang, dimana pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang besar. Dari pendapat ini sejalan dengan pendapat (Smith dan Watts, 1992). Secara umum dapat dikatakan bahwa IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat tergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang. Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu jangka panjang, sehingga keputusan yang diambil harus dipertimbangkan dengan baik, karena mempunyai konsekuensi berjangka panjang pula. Keputusan investasi sering disebut capital budgeting yakni keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana yang jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi satu tahun. Keputusan investasi yang dilakukan oleh perusahaan mengharapkan akan bisa ditutup oleh penerimaan-penerimaan dimasa yang akan datang. Dimana penerimaan tersebut berasal dari proyeksi keuntungan yang diperoleh atas investasi yang bersangkutan.


(40)

2.8. Komite Audit

Menurut Komite Nasional Kebijakan corporate governance, komite audit adalah suatu komite yang beranggotakan satu atau lebih anggota dewan komisaris dan dapat meminta kalangan luar dengan berbagai keahlian, pengalaman, dan kualitas lain yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Komite Audit.

Menurut Tugiman (1995, 8), pengertian komite audit adalah sebagai berikut:

“Komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota dewan komisaris perusahaan klien yang bertanggungjawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen.”

Dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-103/MBU/2002, pengertian komite audit tidak diterangkan secara gamblang, tetapi pada intinya menyatakan bahwa komte audit adalah suatu badan yang berada dibawah komisaris yang sekurang-kurangnya minimal satu orang anggota komisaris, dan dua orang ahli yang bukan merupakan pegawai BUMN yang bersangkutan yang bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun pelaporannya dan bertanggungjawab langsung kepada komisaris atau dewan pengawas. Hal tersebut senada dengan Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-41/PM/2003 yang menyatakan bahwa Komite


(41)

Audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya.

2.8.1. Sifat dan Pembentukkan Komite Audit

Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris/dewan pengawas, yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu komisaris dalam melaksanakan tugasnya. komite audit bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun dalam pelaporan, dan bertanggungjawab langsung kepada komisaris. Lebih jelas Undang-Undang Republik Indonesia No.19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-41/PM/2003 menyatakan:

a. BUMN maupun emiten atau perusahaan publik wajib membentuk komite audit yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu Komisaris dan Dewan Pengawas. b. Komite audit dipimpin oleh seorang ketua yang

bertanggungjawab kepada Komisaris dan Dewan Pengawas. c. Komite audit terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang

komisaris independen dan sekurang-kurangnya dua orang lainnya berasal dari luar perusahaan.

Komite audit dituntut untuk dapat bertindak secara independen, independensi komite audit tidak dapat dipisahkan moralitas yang melandasi integeritasnya. Hal ini perlu disadari


(42)

karena komite audit merupakan pihak yang menjembatani antara eksternal auditor dan perusahaan yang juga sekaligus menjembatani antara fungsi pengawasan dewan komisaris dengan internal auditor.

2.8.2. Tujuan dan Manfaat Pembentukan Komite Audit

Tujuan Komite Audit sebenarnya sudah ada dalam definisi komite audit itu sendiri. Forum for Corporate Governance in

Indonesia (FCGI) mengemukakan bahwa Komite Audit

mempunyai tujuan membantu dewan komisaris untuk memenuhi tanggungjawab dalam memberikan pengawasan secara menyeluruh.

Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: Kep-117/M-MBU/2002 menjelaskan bahwa tujuan Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris atau dewan Pengawas dalam memastikan efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan internal.

Sedangkan manfaat komite audit dikemukakan oleh Tugiman (1995, 11), adalah:

a. Dewan komisaris dan direksi akan banyak terbantu dalam pengelolaan perusahaan.

b. Bagi external auditor adalah keberadaan komite audit sangat diperlukan sebagai forum atau media komunikasi dengan


(43)

perusahaan, sehingga diharapkan semua aktivitas dan kegiatan eksternal auditor dalam hal ini akan mengadakan pemeriksaan, disamping secara langsung kepada objek pemeriksaan juga dibantu dengan mengadakan konsultasi dengan komite audit.

Dari penjelasan tersebut, maka dapat diketahui adanya suatu indikasi bahwa komite audit dibentuk karena belum memadainya peran pengawasan dan akuntabilitas dewan komisaris perusahaan. Pemilihan anggota dewan komisaris yang berdasarkan kedudukan dan kekerabatan menyebabkan mekanisme check and balance terhadap direksi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Fungsi audit internal belum berjalan optimal mengingat secara struktural, auditor tersebut berada pada posisi yang sulit untuk bersikap independen dan objektif. Oleh karena itu, muncul tuntutan adanya auditor independen, maka komite audit timbul untuk memenuhi tuntutan tersebut.

2.9. Penelitian Terdahulu

Studi empiris yang dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu mengenai kaitan antara beberapa indikator pengukuran nilai perusahaan telah banyak dilakukan di Indonesia.

Adapun penelitian sebelumnya yang digunakan penulis sebagai panduan, dilakukan oleh Safrida (2008) yang meneliti tentang Pengaruh Struktur Modal dan pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan


(44)

Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI, beliau menemukan bahwa struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dikarenakan kondisi ekonomi sudah membaik, dinama perusahaan mendapatkan tambahan modal kerja dari hutang yang dibuktikan melalui meningkatnya hutang jangka pendek dan jangka panjang, sedangkan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan yang dikarenakan oleh penggunaan hutang di atas titik optimal dan peningkatan total aktiva tidak sebanding dengan peningkatan pada perubahan total aktiva. Stefan Christian Gherhina (2015) yang meneliti tentang Corporate Governance Ratings and Firm Value: Empirical Evidence from the bucharest stock exchange mengimpulkan bahwa tidak berpengaruh antara corporate governance ratings dan dan Nilai perusahaan yang di ukur dengan ROA, ROE serta EPS.

Penelitian Susanto dan Subekti (2012) mengenai pengaruh CSR dan GCG terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di BEI menyimpulkan bahwa pengungkapan CSR tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan yang dikarenakan perusahaan tidak melakukan pengkomunikasian tanggung jawab sosial perusahaan secara tepat sehingga belum ditangkap secara jelas oleh pihak berkepentingan, komisaris independen dan kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dikarenakan keberadaan komisaris independen dalam suatu perusahaan dapat memantau dan meningkatkan perusahaan


(45)

dalam melaksanakan GCG dan manajer selaku pemilik saham akan meningkatkan nilai saham perusahaan sedangkan komitea uadit, kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Selanjutnya dapat dilihat dalam tabel berikut :


(46)

Tabel 2.1.

Ringkasan Penelitian Terdahulu

NO Nama

Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Priyatna

Bagus Susanto, Imam Subekti

(2012) Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Variabel Independen : -Pengungkapan CSR -Komisaris Independen -Kepemilikan Manajerial -Komite Audit -Kepemilikan Institusional Variabel Dependen : -Nilai Perusahaan (Tobins’q) Pengugkapan CSR tidak memeiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Komisaris independen, Kepemilikan manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Komite audit, Kepemilikan istitusional tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 2 Stefan

Cristian Gherhina (2015) Corporate Governance Ratings and Firm Value: Empirical Evidence from the bucharest stock exchange Variabel Independen : -Corporate governance global rating Variabel Dependen : -ROA -ROE -EPS Tidak ada pengaruh antara corporate governance ratings dan ROA, ROE serta EPS.


(47)

Tabel 2.1.

Ringkasan Penelitian Terdahulu

NO Nama

Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 3 Reny Dyah

Retno M., Denies Priantinah (2012) Pengaruh Good Corporate Governance dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Variabel Independen : -Good corporate governance -Pengungkapan corporate social responsibility Variabel Dependen : -Nilai Perusahaan (Tobins’q) - Good corporate governance berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. - Pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh positif dann tidak signifikan terhadap nilain perusahaan. 4 Sulistiono

(2010) Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI Variabel Independen: -Kepemilikan Manajerial -Struktur Modal -Ukuran Perusahaan Variabel Dependen: -Nilai Perusahaan (PBV) Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadapa nilai perusahaan. Struktur modal tidak bepengaruh terhadap nilai perusahaan. Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan Bersambung pada halaman berikutnya.


(48)

Tabel 2.1.

Ringkasan Penelitian Terdahulu

NO Nama

Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 5 Putri Prihatin

Ningsih, Iin Indarti (2010) Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Variabel Independen : - Keputusan investasi - Keputusan Pendanaan - Kebijakan Dividen Variabel Dependen : - Nilai Perusahaan (PBV) Keputusan investasi, keputusan pendanaan, berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 6 Sulistiono

(2010) Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI Variabel Independen: -Kepemilikan Manajerial -Struktur Modal -Ukuran Perusahaan Variabel Dependen: -Nilai Perusahaan (PBV) Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadapa nilai perusahaan. Struktur modal tidak bepengaruh terhadap nilai perusahaan. Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan


(49)

2.10. Kerangka Konseptual

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ada tidaknya serta kuat lemahnya hubungan antara variabel dependen berupa nilai perusahaan dengan variabel independen berupa Good Corporate Governance , Struktur Modal, Opini Audit, Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa keenam variabel tersebut berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan tinjauan pustaka, penelitian terdahulu yang sudah diuraikan, maka kerangka konseptual ini dapat digambarkan pada gambar berikut :

SS

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Good Corporate Governance

(X1) Struktur Modal (X2)

NILAI PERUSAHAAN

(Y) Opini Audit (X3)

Pergantian Manajemen (X4) Keputusan Investasi (X5) Komite Audit (X6)


(50)

2.11. Hipotesis

Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelasakan atau memprediksi fenomena-fenomena. (Erlina, 2011 : 30)

Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan kerangka konseptual yang dijelaskan di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Good Corporate Governance berpengaruh secara parsial terhadap Nilai Perusahaan

H2 : Struktur Modal berpengaruh secara parsial terhadap Nilai perusahaan

H3 : Opini Audit berpengaruh secara parsial terhadap Nilai Perusahaan

H4 : Pergantian Manajemen berpengaruh secara parsial terhadap Nilai Perusahaan

H5 : Keputusan Investasi berpengaruh secara parsial terhadap Nilai Perusahaan


(51)

H7 : GCG, Struktur Modal, Opini Audit, Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit berpengaruh secara simultan terhadap Nilai Perusahaan.

2.11.1. Good Corporate Governance Dan Nilai Perusahaan

Corporate governance merupakan mekanisme untuk mengatur dan mengelola bisnis, serta untuk meningkatkan kemakmuran perusahaan. Pelaksanaan good corporate governance yang baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku, akan membuat investor memberikan respon positif terhadap kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan yang baik akan mendorong para investor melakukan investasi di perusahaan tersebut. Banyaknya investor yang tertarik akan meningkatkan permintaan investasi, sehingga harga saham perusahaan akan meningkat yang merupakan rantai pertumbuhan perusahaan dan meningkatkan kemakmuran stakeholders yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan.

Mekanisme corporate governance mengacu pada sekumpulan mekanisme yang mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh manajer ketika terjadi pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian. Dalam penelitian ini, mekanisme good corporate governance akan diwakilkan oleh kepemilikan institusional. Konsentrasi kepemilikan institusional merupakan saham


(52)

perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain (Tarjo, 2008). Kepemilikan institusional memiliki peranan penting dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara manajer dan pemegang saham. Keberadaan investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajer, karena dengan adanya kepemilikan oleh institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen. Peningkatan kinerja keuangan perusahaan karena adanya pengawasan dari institusi terhadap kinerja manajemen akan di respon positif oleh calon investor sehingga permintaan akan investasi pada perusahaan semakin besar sehingga harga saham perusahaan akan meningkat yang merupakan rantai pertumbuhan perusahaan dan meningkatkan kemakmuran stakeholders yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini di rumuskan sebagai berikut :

H1 Good corporate governance berpengaruh terhadap nilai


(53)

2.11.2. Struktur Modal Dan Nilai Perusahaan

Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2001). Hutang adalah instrumen yang sangat sensitive terhadap perubahan nilai perusahaan. Nilai perusahaan ditentukan oleh struktur modal (Mogdiliani & Miller, 1963). Semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi harga saham, namun pada titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil daripada biaya yang ditimbulkannya. Para pemilik perusahaan lebih suka perusahaan menciptakan hutang pada tingkat tertentu untuk menaikkan nilai perusahaan. Manajer dapat menggunakan utang lebih banyak, sebagai sinyal yang lebih dapat dipercaya dan hal ini karena perusahaan yang meningkatkan utang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang. Investor diharapkan akan menangkap sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik, dengan demikian utang merupakan tanda atau sinyal positif (Ross, 1977).

Gitosudarmo (2002) aturan struktur finansial konservatif menghendaki agar perusahaan dalam keadaan bagaimanapun jangan mempunyai utang yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri, atau dapat diartikan bahwa sebanyak banyaknya


(54)

modal asing harus sama besar dengan modal sendiri. Pengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan utang) merupakan sinyal yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Apabila manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan ingin agar harga saham meningkat, perusahaan ingin mengkomunikasikan hal tersebut ke investor.

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

H2 Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

2.11.3. Opini Audit Dan Nilai Perusahaan

Opini audit dinyatakan dalam paragraf pendapat dalam laporan audit. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan. Laporan keuangan yang dimaksud dalam standar pelaporan tersebut adalah meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan semua catatan kaki serta penjelasan dan tambahan informasi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam penyajian laporan keuangan. Hasil pemeriksaan auditor eksternal atas laporan keuangan merupakan bahan refrensi bagi pemakai laporan keuangan dalam merivieu kinerja perusahaan. Para pemakai laporan keuangan merasa yakin bahwa pengeluaran opini audit going


(55)

(Rahman dan Siregar, 2010). Oleh sebab itu merupakan tanggungjawab yang besar bagi auditor untuk mengeluarkan opini audit yang sesuai dengan keadaan sesungguhnya. Jika auditor berkesimpulan bahwa terdapat keraguan besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan, tanpa memperhatikan pengungkapan dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2008). Perusahaan yang bermasalah akan mengalami permasalahan seperti, hilangnya kepercayaan publik sehingga akan semakin mempersulit manajemen perusahaan untuk mengatasi kesulitan yang ada (Ramadhany, 2004),hal ini tentunya akan menurunkan permintaan investor akan saham perusahaan, demikian juga sebaliknya jika perusahaan dalam kondisi sehat dan menerima opini audit going concern maka perimintaan investor akan meningkat yang akan mempengaruhi nilai perusahan.

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

H3 Opini audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

2.11.4. Pergantian Manajemen Dan Nilai Perusahaan

Chief Executive Officer (CEO) merupakan eksekutif yang berada dipuncak perusahaan dan yang bertanggung jawab untuk


(56)

kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan. Mereka memegang jabatan seperti ketua dewan perusahaan, direktur utama perusahaan, wakil presiden senior, wakil presiden pelaksana, dan wakil presiden. Perubahan kepemilikan suatu perusahaan kemungkinan akan diikuti dengan redefinisi misi, visi, dan strategi bisnis, sehingga menuntut adanya restrukturisasi organisasi yang sesuai dengan formulasi misi, visi, dan strategi yang baru tersebut. Biasanya, restrukturisasi organisasi akan diikuti dengan pergantian CEO. Megginson, et al. (1994) juga menyimpulkan bahwa pergantian eksekutif akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan mereka melaporkan bahwa peningkatan efisiensi secara signifikan ternyata hanya terjadi pada perusahaan yang melakukan pergantian pada tingkatan top management-nya. Penggantian ini seharusnya mampu memicu peningkatan kinerja perusahaan tersebut. Prediksi ini diperkuat oleh temuan empiris La Porta (1998) yang mengakui bahwa manajemen BUMN yang existing kemungkinan mengalami kesenjangan kompetensi dalam memimpin BUMN yang baru diprivatisasi untuk membawa BUMN-nya berkompetisi di pasar. La Porta (1998) juga menemukan adanya hubungan positif antara pergantian CEO dengan market value BUMN yang diprivatisasi. Barberis, et al. (1996) menyatakan bahwa kompetensi CEO merupakan faktor


(57)

yang sangat penting dalam peningkatan profitabilitas perusahaan. Megginson, et al. (1994) juga menyimpulkan bahwa pergantian eksekutif akan mempengaruhi kinerja perusahaan, dan mereka melaporkan bahwa peningkatan efisiensi secara signifikan ternyata hanya terjadi pada perusahaan yang melakukan pergantian pada tingkatan top management-nya.

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

H4 Pergantian manajemen berpengaruh terhadapa nilai

perusahaan.

2.11.5. Keputusan Investasi Dan Nilai Perusahaan

Menurut Martono dan Agus (2005) Keputusan Investasi merupakaan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu asset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Beberapa studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan investasi antara lain Myers (1977) yang memperkenalkan

Investment Opportunities Set (IOS). IOS memberi petunjuk

yang lebih luas dimana nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang. Jadi prospek perusahaan dapat ditaksir dari investment oppurtunity


(58)

yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi dimasa yang akan datang dengan net present value positif. (Gaver dan Gaver, 1993). Investment Opportunities Set (IOS) merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen dimasa yang akan datang, dimana pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang besar. Fama (1978) mengatakan bahwa nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa keputusan investasi itu penting, karena untuk mencapai tujuan perusahaan hanya akan dihasilkan melalui investasi perusahaan (Modligliani dan Miller, 1958).

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini di rumuskan sebagai berikut :

H5 Keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

2.11.6. Komite Audit Dan Nilai Perusahan

Komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih dari dewan komisaris perusahaan yang bertanggung jawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen. Fungsi komite audit dalam membantu dewan komisaris, yaitu meningkatkan kualitas laporan keuangan, menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang dapat


(59)

mengurangi kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan dan meningkatkan fungsi audit internal maupun audit eksternal, dan mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian dewan komisaris (Herwidayatmo, 2003). Jika kualitas dan karakteristik komite audit dapat tercapai, maka transparansi pertanggungjawaban manajemen perusahaan dapat dipercaya, sehingga akan meningkatkan kepercayaan para pelaku pasar modal. Selain itu, tanggung jawab komite audit dalam melindungi kepentingan pemegang saham minoritas dapat meyakinkan investor untuk mempercayakan investasinya terhadap perusahaan tersebut. Komite audit ini merupakan usaha perbaikan terhadap cara pengelolaan perusahaan terutama cara pengawasan terhadap manajemen perusahaan, karena akan menjadi penghubung antara manajemen perusahaan dengan dewan komisaris maupun pihak ekstern lainnya.

Dengan efektifnya komite audit pada suatu perusahaan akan menyebabkan pengawasan dalam suatu perusahaan menjadi efektif, hal ini akan membantu dalam peningkatan pegawasan terhadap manajemen, peningkatan kualitas laporan keuangan, peningkatan kepercayaan investor dan pelaku pasar modal. Hal ini akan berdamapak pada meningkatnya kepercayaan publik terhadap kinerja perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan.


(60)

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

H6 Komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan.


(61)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian desain kausal. Menurut Sugiyono (2008:30) desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan sebab akibat antara Good Corporate Governance, Struktur Modal, Opini Audit, Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, terhadap nilai perusahaan.

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari catatan-catatan dan Data yang diperlukan adalah data sekunder yang didapat dari www.idx.co.id dan data yang terdapat di Bursa Efek Indonesia dan waktu penelitian ini dilakukan terhitung dari Oktober 2015 hingga selesai.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian bertujuan agar penelitian fokus pada objek penelitian dan tidak melebar. Batasan operasional penelitian ini adalah meneliti perusahaan manufaktur sektor food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2014.


(62)

3.4 Skala Pengukuran Variabel

Defenisi operasional adalah seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengukur suatu variabel atau konsep defenisi operasional tersebut membantu kita untuk mengklafisikasikan gejala di sekitar ke dalam kategori khusus dari variabel.

3.4.1 Variabel Independen

Penelitian ini menggunakan enam variabel independen yaitu good

corporate governance, struktur modal, opini audit, pergantian

manajemen, keputusan investasi, komite audit. Defenisi operasional variabel-variabel ini adalah sebagai berikut :

a. Good Corporate Governance

Forum for Corporate Governance in Indonesia (2001) merumuskan

corporate governance sebagai sistem tata kelola perusahaan yang

menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah dan kinerja perusahaan. Tujuan corporate

governance adalah menciptakan nilai tambah bagi semua pihak

berkepentingan (stakeholders). Good corporate governance dalam penelitian ini menggunakan proksi kepemilikan institusional. Pemegang saham institusional biasanya berbentuk entitas seperti perbankan, asuransi, dana pensiun, reksadana.

= ℎ ℎ


(63)

b. Struktur Modal

Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Bambang, 2001). Struktur modal tersebut tercermin pada laporan keuangan perusahaan akhir tahun. Variabel ini dinyatakan dalam rasio total hutang dengan penjumlahan total hutang dan modal sendiri pada neraca akhir tahun. Rumus untuk menghitung struktur modal sebagai berikut :

=

! " 100%

c. Opini Audit

Opini audit diartikan sebagai pendapat yang diberikan oleh auditor pada perusahaan atas permeriksaan yang dilakukannyar pada laporan kauangan perusahaan. Opini auditor pada penelitian ini diukur dengan mengunakan variabel dummy yaitu 1 untuk pendapat wajar tanpa pengecualitan (unqualified) dan 0 untuk selain wajar tanpa pengecualian.

d. Pergantian Manajemen

Pergantian manajemen diartikan sebagai perubahan dalam stuiktur kepemimpinan perusahaan terutama susunan CEO. Pergantian manajemen dilihat dengan ada tidaknya pergantian CEO dalam suatu perusahaan. Pergantian manajemen dalam penelitian ini mengguankan variabel dummy yaitu 1 jika terjadi pergantian CEO dan 0 jika tidak terjadi pergantian CEO.


(64)

e. Keputusan Investasi

Keputusan investasi berkaitan dengan memutuskan aktiva apa yang akan dibeli sehingga membantu laju pertumbuhan penjualan yang optimal. Keputusan investasi pada penelitian ini diinterpretasikan melalui Price Earning Ratio (PER) (Brigham dan Houston (2001).

# = $ ℎ

# 100%

f. Komite Audit

Komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih dari dewan komisaris perusahaan yang bertanggung jawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen. Jumlah anggota komite audit (KA) biasanya terdiri dari minimal tiga anggota yang independen. Anggota komite audit diangkat dari anggota dewan komisaris yang tidak melaksanakan tugas eksekutif. Komite audit diukur dengan menghitung variabel dummy, yaitu 1 jika perusahaan memiliki komite audit dan 0 jika tidak memeiliki komite audit.

3.4.2 Variabel Dependen

Salah satu alternatif yang digunakan dalam menilai nilai perusahaan adalah dengan menggunakan Tobin’s Q. Jika rasio Q di atas satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi, hal


(65)

ini akan merangsang investasi baru. Jika rasio Q di bawah satu, investasi dalam aktiva tidaklah menarik (Herawaty, 2008).

Penghitungan tobins’q menggunakan rumus :

% =MVE + D BVE + D

Keterangan :

Tobin’s Q = Nilai Perusahaan

MVE = Nilai Pasar Ekuitas (Market Value of Equity) D = Nilai Buku dari Total hutang


(66)

Tabel 3.1.

Skala Pengukuran Variabel

No Variabel Defenisi Pengukuran Skala

1 Nilai

Perusahaan : Tobins’q (Y)

Diproksikan dengan tobins Q yaitu perbandingan antara market value of equity ditambah debt dengan book value equity ditambah dengan debt.

, % =MVE + D

BVE + D 100% Rasio

2 GCG :

Kepemilikan Institusional (X1)

Kepemilikan saham oleh institusi dalam sebuah perusahaan.

Kepemilikan Institusional =

ℎ ℎ

ℎ 100

Rasio

3

Struktur Modal (X2)

perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.

=

! " 100%

Rasio

4

Opini Audit (X3)

Pendapat auditor atas laporan keuangan

perusahaan

1 jika opini audit yang diterima wajar tanpa pengecualian, 0 jika opini audit yang diterima selain wajar tanpa pengecualian.

Nominal

5 Pergantian Manajemen (X4)

Bergantinya susunan manajemen dalam suatu perusahaan.

1 jika terjadi pergantian manajemen, 0 jika tidak terjadi pergantian manajemen

Nominal 6

Keputusan Investasi (X5)

penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu asset.

# = $ ℎ

# 100% Rasio

7

Komite Audit (X6)

Banyaknya jumlah anggota komite audit pada suatu perusahaan

Jumlah anggota komite audit

Rasio

Sumber : Data diolah

3.5. Populasi Dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 sampai tahun 2014. Sampel dalam penelitaian ini dipilih dengan cara purposive sampling,


(67)

yaitu salah satu teknik pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu. Adapun kriteria dalam penentuan sampel yang akan digunakan diantaranya:

1. Perusahaan Manufaktur Sektor food and beverages yang terdaftar di BEI selama periode penelitian.

2. Perusahaan tidak berganti sektor selama tahun penelitian (2011-2014). 3. Perusahaan memiliki data harga penutupan saham akhir tahun dimana

saham tersebut aktif diperdagangkan selama periode penelitian.

4. Perusahaan yang memenuhi rasio-rasio keuangan yang digunakan sebagai pengukur variabel penelitian.

Adapun proses pemilihan sampel dan data sampel dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:


(1)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Nilai Perusahaan 48 .70 6.53 2.3294 1.53534

Kepemilikan Institusional 48 32.53 96.09 69.2165 19.65588

Struktur Modal 48 .20 9.59 1.0712 1.31870

OP 48 0 1 .04 .202

PM 48 0 1 .27 .449

Price Earning Ratio 48 1.89 12306.84 3.1598E2 1784.84214

KA 48 0 1 .98 .144

Valid N (listwise) 48

Hasil Statistik deskriptif

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the


(2)

1 .528a .279 .173 .56430 2.753 a. Predictors: (Constant), KA, Ln_KI, Ln_KPI, PM, Ln_SM, OP

b. Dependent Variable: Ln_NP

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5.049 6 .841 2.643 .029a

Residual 13.056 41 .318

Total 18.104 47

a. Predictors: (Constant), KA, Ln_KI, Ln_KPI, PM, Ln_SM, OP b. Dependent Variable: Ln_NP

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .896 1.541 .582 .564

Ln_KPI -.245 .288 -.125 -.851 .400 .809 1.237

Ln_SM -.229 .143 -.238 -1.596 .118 .791 1.265

Ln_KI .202 .072 .426 2.806 .008 .764 1.309


(3)

PM -.275 .208 -.199 -1.318 .195 .774 1.292

KA .155 .859 .036 .180 .858 .441 2.266

a. Dependent Variable: Ln_NP


(4)

(5)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 48

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .52704775

Most Extreme Differences Absolute .100


(6)

Negative -.072

Kolmogorov-Smirnov Z .694

Asymp. Sig. (2-tailed) .722

a. Test distribution is Normal.

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea .00000

Cases < Test Value 23

Cases >= Test Value 25

Total Cases 48

Number of Runs 31

Z 1.620

Asymp. Sig. (2-tailed) .105


Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 102 87

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Audit, Dan Opini Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 60 99

Pengaruh Good Corporate Governance, Struktur Modal, Opini Audit, Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Terhadap Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) Food and Baverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014

1 14 117

Pengaruh Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

0 14 93

Pengaruh Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

0 0 13

Pengaruh Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

0 0 2

Pengaruh Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

0 0 9

Pengaruh Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

0 0 29

Pengaruh Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

0 1 4

Pengaruh Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

0 0 5