Pengaruh Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
LAMPIRAN
Descriptive Statistics N Minimu
m
Maximu m
Mean Std. Deviation Pergantian
Managemen 52 ,00 1,00 ,2885 ,45747
Keputusan Investasi 52 1,89 46,83 21,4538 10,05458
Komite Audit 52 3,00 5,00 3,1154 ,37853
GCG 52 32,53 96,09 70,2625 19,22130
Struktur Modal 52 ,20 9,59 1,1463 1,32821 Nilai Perusahaan 52 ,70 14,63 3,1127 3,24751 Valid N (listwise) 52
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 52
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 2,74976824
Most Extreme Differences
Absolute ,178
Positive ,178
Negative -,104
Kolmogorov-Smirnov Z 1,280
Asymp. Sig. (2-tailed) ,075
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(2)
Coefficients
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
Pergantian Managemen ,991 1,009 Keputusan Investasi ,849 1,178
Komite Audit ,943 1,060
GCG ,882 1,134
Struktur Modal ,922 1,084
Runs Test
Unstandardiz ed Residual
Test Valuea -,37370
Cases < Test Value 26 Cases >= Test
Value 26
Total Cases 52
Number of Runs 28
Z ,280
Asymp. Sig.
(2-tailed) ,779
a. Median
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,532a ,283 ,205 2,89536 2,041
(3)
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 152,241 5 30,448 3,632 ,007b
Residual 385,622 46 8,383
Total 537,864 51
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
b. Predictors: (Constant), Struktur Modal, Pergantian Managemen, GCG, Komite Audit, Keputusan Investasi
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardi zed Coefficie
nts
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolera
nce
VIF
1
(Constant) -4,654 4,430
-1,051 ,299 Pergantian
Managemen ,699 ,890 ,098 ,785 ,436 ,991 1,009 Keputusan
Investasi ,158 ,044 ,489 3,609 ,001 ,849 1,178 Komite Audit -,167 1,103 -,019 -,152 ,880 ,943 1,060 GCG ,058 ,022 ,343 2,577 ,013 ,882 1,134 Struktur Modal ,549 ,318 ,225 1,728 ,091 ,922 1,084 a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
(4)
NO NAMA PERUSAHAAN
X1 X2 X3 X4 X5 Y
PERGANTIAN MANAJEMEN KEPUTUSAN INVESTASI KOMITE AUDIT
GCG STRUKTUR MODAL
NILAI
PERUSAHAAN
1 ADES 1 22.95 3 94.45 0.60 1.55
2 AISA 0 6.67 3 59.40 9.59 1.65
3 CEKA 0 1.89 3 87.02 1.22 0.82
4 DLTA 1 12.30 3 84.60 0.22 2.74
5 ICBP 0 15.34 5 80.58 0.42 2.29
6 INDF 0 13.14 4 50.07 0.70 1.16
7 MLBI 0 14.91 3 82.53 1.30 6.76
8 MYOR 1 23.62 3 32.53 1.72 2.29
9 PSDN 0 34.44 3 72.09 1.04 1.57
10 ROTI 0 29.03 3 76.50 0.39 4.71
11 SKLT 0 16.18 3 96.09 0.81 0.92
12 STTP 0 21.18 3 56.76 0.91 1.44
13 ULTJ 0 30.86 3 46.62 0.55 1.79
1 ADES 0 13.62 3 91.94 0.86 3.37
2 AISA 1 14.96 3 53.48 0.90 1.29
3 CEKA 0 4.23 3 92.01 1.22 0.93
4 DLTA 0 19.62 3 94.09 0.20 4.74
5 ICBP 1 20.86 4 80.53 0.32 2.18
6 INDF 1 18.46 4 50.07 0.74 1.29
7 MLBI 1 34.39 3 82.53 2.49 14.25
8 MYOR 0 21.01 3 33.07 1.71 2.48
9 PSDN 0 20.96 3 72.04 0.67 0.83
10 ROTI 0 46.83 3 71.50 0.81 6.24
11 SKLT 0 15.61 3 83.53 0.93 0.98
12 STTP 0 18.43 3 56.76 1.00 1.53
13 ULTJ 0 10.90 3 46.62 0.44 1.89
1 ADES 1 21.28 3 91.94 0.67 3.07
2 AISA 0 13.48 3 55.71 1.13 1.36
3 CEKA 1 15.44 3 80.73 1.77 0.87
4 DLTA 1 17.35 3 92.01 1.02 6.20
5 ICBP 0 26.70 3 80.53 0.60 3.17
6 INDF 1 23.16 3 50.07 1.04 1.25
7 MLBI 0 21.59 3 82.53 0.80 14.63
8 MYOR 0 23.32 3 33.07 1.49 2.99
9 PSDN 0 27.37 3 72.09 0.63 0.70
(5)
13 ULTJ 0 39.82 3 46.60 0.40 4.91
1 ADES 0 25.94 3 91.94 0.71 2.02
2 AISA 0 18.94 4 62.10 1.05 1.43
3 CEKA 0 10.87 3 92.01 1.39 0.93
4 DLTA 0 22.13 3 81.67 0.30 6.53
5 ICBP 0 29.31 3 80.53 0.66 3.46
6 INDF 0 15.27 3 50.07 1.08 1.21
7 MLBI 1 28.93 3 83.67 3.60 14.41
8 MYOR 1 46.34 3 33.07 1.51 2.42
9 PSDN 0 6.72 3 72.10 0.64 0.72
10 ROTI 0 37.17 3 70.75 1.23 3.82
11 SKLT 1 12.57 3 96.09 1.16 1.16
12 STTP 0 30.55 3 56.76 1.08 2.74
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Afzal, Arie. 2012. Pengaruh KeputusanInvestasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. UniversitasDiponegoro.
Anggraini, Dina. 2013. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Textile, Garment yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2012. Jurnal. Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung pinang.
Arindita, Galuh. 2015. Analisis Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Kebijakan Deviden, dan Size Terhadap Nilai Perusahaan. 2015. Universitas Diponegoro
Atmaja, Ananta Wikrama Tungga, Dewi, Putu Yunita Saputri, danYuniarta, GedeAdi. (2014). Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan LQ 45 di BEI Periode 2008-2012. Jurnal Akuntansi S1. Volume 2 No: 1. Universitas Pendidikan Ganesha.
Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F, 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kesepuluh. Buku Kedua. Salemba Empat, Jakarta.
Chen, Jian and Strange, Robert. 2005. The Determinants of Capital Structure : Evidence from Chinese Listed Companies, Economic Change & Restructuring, 38, 11-35.
Damayanti, S.dan Sudarma, M. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik. Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak.
Fama, Eugene F. 1978. “The Effects of a Firm’s Investment and Financing Decisions on the Welfare of Its Security Holders”. The American Economic Review.
Fau, NiaRositawati. 2015. Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan pada
(7)
Fenandar, Gany Ibrahim. 2012. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi.Universitas Diponegoro.
Forum Corporate Governance in Indonesia. 2001. Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan). Jilid II. FCGI.
Gaver, J.J. and Gaver, K.M. (1993), ∆Additional Evidence on Association
between the Investment Opportunity Set and Corporate Financing, Dividend, and Compensation Policies∆, Journal of Accounting and Economics, 16: pp. 125-160.
Ghozali, Imam, 2006. “Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS”, Cetakan ke IV. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hannan, M.T. and Freenan, J.H., 1997. The Population Ecology of Organizations. The America Journal of Sociology.Vol.82, pp. 929 – 964.
Hasnawati, Sri, 2005. “Dampak Set Peluang Investasi terhadap Nilai Perusahaan di Bursa Efek Jakarta”. JAAI, Volume 9 No. 2, Desember: 117-126, Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.
Hermuningsih, Sri. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Publik di Indonesia .Jurnal Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa. Yogyakarta.
Herawaty, Vinola, 2008. “Peran Praktek Corporate Governance sebagai Moderating Variabel dari Pengaruh Earnings Management terhadap Nilai Perusahaan”, Simposium Nasional Akuntansi XI 23-24 Juli, 2008.
Jensen, N. and Meckling, W. (1976). “Theory of the firm :manajerial behavior agency costs and ownership structure”. Journal of Financial Economics Vol 3. Pp. 305-360.
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP-41/PM/2003. Pembentukan Dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-103/MBU/2002. Pembentukan Komite Audit Bagi Badan Usaha Milik Negara.
(8)
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No : KEP-117/M-MBU/2002. Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Komite Nasional Kebijakan Governance.2006. PedomanUmum Good Corporate Governance Indonesia.
Kusumajaya, Dewa Kadek Oka. 2011. Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabiltas dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di BrusaEfek Indonesia.Tesis . Universitas Udayana.
Kusumawati, D. W. dan Riyanto, B. 2005. Corporate Governance dan Kinerja: Analisis Pengaruh Compliance Reporting dan Struktur Dewan terhadap Kinerja. Simposium Nasional Akuntansi VIII, 248-261.
Martonodan Harjito, D. Agus. 2015. Manajemen Keuangan. Penerbit Ekonisia : Yogyakarta.
Menteri BUMN, Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-117/M-BUMN/2002. Tentang keberhasilan usaha dan akuntabilitas BUMN.
Myers, S.C & Nicholas S. Majluf. 1977. Corporate Financing And Investment. Nagy, A.L., 2005, Mandatory Audit Firm Turnover, Financial Reporting Quality,
and Client Bargaining Power, Accounting Horizons, Vol. 19 No. 2, June 2005, 51-68.
Pfeffer, J. and Davis-Blake, A. 1986. Administrative Succession and Organizational Performance: How Administrator experience Mediated the Succession Effect. Academy of Management Journal. Vol.29.pp.72-83. Riyanto, Bambang. 1995. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogjakarta:
BPFE.
Suardhika, I Made Sadhadan Muryati, Ni Nyoman Tri Sariri. 2014. Pengaruh Corporate Governance Pada Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
(9)
Sukamulja, Sukmawati. 2004. "Good corporate governance di Sektor Keuangan: DampakGCG terhadap Kinerja Perusahaan (kasus di Bursa Efek Jakarta)". BENEFIT.
Supomo, Bambang dan Indriantoro Nur. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Penerbit BPFE
Tugiman, Hiro. 1995. Sekilas Komite Audit. Bandung: PT Eresco Anggota IKAPI. Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2003. Badan Usaha Milik
Negara.
Uniariny.2012. Pengaruh Struktur Modal dan Modal Intelektual terhadap Nilai Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010. Skripsi. Universitas Indonesia.
Utomo, Bambang Sakti Aji Budi. 2009. Pengaruh Kebijakan Hutang, Kebijakan Investasi dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Universitas Sebelas Maret Weston, J. F. dan Copeland, T. E.1997. Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan
Jakarta : Binarupa Aksara.
Yuniarti, Cintia. 2014. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap kinerja dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013. Skripsi. Unversitas Negeri Yogyakarta.
(10)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif yaitutipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini dari segi paradigmanya menggunakan penelitian kuantitatif yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik (Supomo,1999). Dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan sebab akibat antaraPergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Strukur Modal, terhadap nilai perusahaan.
Waktu penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari catatan-catatan dan Data yang diperlukan adalah data sekunder yang didapat dari data yang terdapat di Bursa Efek Indonesia dan waktu penelitian ini dilakukan terhitung dari Maret 2016 hingga selesai.
(11)
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
3.3 Batasan Operasional
Atas pertimbangan-pertimbangan efisensi, keterbatasan waktu dan tenaga, serta pengetahuan penulis, maka penulis melakukan beberapa batasan operasional terhadap penelitian yang akan diteliti, yaitu diantaranya: 1. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai
perusahaan.
2. Variabel indepen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Struktur Modal.
3. Objek penelitian ini adalah Perusahaan Food and Bavarage pada tahun 2011-2014.
Kegiatan Maret’16 April’16 Mei’16 Juni’16 Juli’16 Agusutus’16 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajuan
Judul Penyetujuan
Judul Penulisan
Proposal Bimbingan
Proposal Penyelesaian
Proposal Seminar Proposal Bimbingan
Skripsi Ujian Komprehensif
(12)
4. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan pada Perusahaan Food and Bavarage tahun 2011-2014.
Batasan operasional dalam penelitian bertujuan agar penelitian fokus pada objek penelitian dan tidak melebar. Batasan operasional penelitian ini adalah meneliti perusahaan manufaktur sektor food and beveragesyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2014.
3.4 Defenisi Operasional
Definisi operasional menurut (Supomo, 1999: 69), adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Defenisi operasional dalam mengopresionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran constrct yang lebih baik.
a. Variabel Independen
Penelitian ini menggunakan enam variabel independen yaitugood corporate governance, struktur modal, opini audit, pergantian manajemen,
keputusan investasi, komite audit. Defenisi operasional variabel-variabel ini adalah sebagai berikut :
a.1. Pergantian Manajemen
Pergantian manajemen diartikan sebagai perubahan dalam stuiktur kepemimpinan perusahaan terutama susunan CEO. Pergantian manajemen dilihat dengan ada tidaknya pergantian CEO dalam suatu
(13)
mengguankan variabel dummy yaitu 1 jika terjadi pergantian CEO dan 0 jika tidak terjadi pergantian CEO.
a.2. Keputusan Investasi
Keputusan investasi berkaitan dengan memutuskan aktiva apa yang akan dibeli sehingga membantu laju pertumbuhan penjualan yang optimal. Keputusan investasi pada penelitian ini diinterpretasikan melalui Price Earning Ratio (PER) (Brigham dan Houston (2001).
���=�������ℎ��
��� �100%
a.3. Komite Audit
Komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih dari dewan komisaris perusahaan yang bertanggung jawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen. Jumlah anggota komite audit (KA) biasanya terdiri dari minimal tiga anggota yang independen. Anggota komite audit diangkat dari anggota dewan komisaris yang tidak melaksanakan tugas eksekutif. Komite audit diukur dengan menghitung variabel dummy, yaitu 1 jika perusahaan memiliki komite audit dan 0 jika tidak memeiliki komite audit.
a.4. Good Corporate Governance
Forum for Corporate Governance in Indonesia (2001) merumuskan corporate governance sebagai sistem tata kelola perusahaan yang
menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah dan kinerja perusahaan. Tujuan corporate
(14)
governance adalah menciptakan nilai tambah bagi semua pihak
berkepentingan (stakeholders). Good corporate governance dalam penelitian ini menggunakan proksi kepemilikan institusional. Pemegang saham institusional biasanya berbentuk entitas seperti perbankan, asuransi, dana pensiun, reksadana.
������������������������=�����ℎ��ℎ�����������
�������ℎ�� �100%
a.5 Struktur Modal
Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Atdmaja, 2014). Struktur modal tersebut tercermin pada laporan keuangan perusahaan akhir tahun. Variabel ini dinyatakan dalam rasio total hutang dengan penjumlahan total hutang dan modal sendiri pada neraca akhir tahun. Rumus untuk menghitung struktur modal sebagai berikut :
���������������= �����������
���������� �100%
b. Variabel Dependen
Salah satu cara yang dapat digunakan dalam menilai nilai perusahaan adalah dengan menggunakan Tobin’s Q. Jika rasio Q di atas satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi, hal ini akan merangsang investasi baru. Jika rasio Q di bawah satu, investasi dalam aktiva tidaklah menarik (Herawaty, 2008).
(15)
�����′��=MVE + D
BVE + D Keterangan :
Tobin’s Q = Nilai Perusahaan
MVE = Nilai Pasar Ekuitas (Market Value of Equity) D = Nilai Buku dari Total hutang
BVE =Nilai Buku dari Ekuitas (Book Value of Equity)
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.2.
Skala Pengukuran Variabel
No Variabel Defenisi Pengukuran Skala
1 Nilai
Perusahaan : Tobins’q (Y)
Diproksikan dengan tobins Q yaitu perbandingan antara market value of equity ditambah debt dengan book value equity ditambah dengan debt.
�����′��=MVE + D
BVE + D�100% Rasio
2 Pergantian Manajemen (X4)
Bergantinya susunan manajemen dalam suatu perusahaan.
1 jika terjadi pergantian manajemen, 0
jika tidak terjadi pergantian manajemen Nominal 3
Keputusan Investasi (X5)
penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu asset.
���=�������ℎ��
��� �100% Rasio 4
Komite Audit (X6)
Banyaknya jumlah anggota komite audit
pada suatu perusahaan
Dihitung dengan banyaknya jumlah anggota komite audit dalam suatu
perusaahaan Rasio
5 GCG :
Kepemilikan
Kepemilikan saham oleh institusi dalam
Kepemilikan Institusional =
(16)
Institusional (X1)
sebuah perusahaan. �����ℎ��ℎ���������������
�������ℎ�� � 100%
6
Struktur Modal (X2)
perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.
���������������
= �����������
���������� �100%
Rasio
3.6. Populasi Dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 sampai tahun 2014. Sampel dalam penelitaian ini dipilih dengan cara purposive sampling, yaitu salah satu teknik pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu. Adapun kriteria dalam penentuan sampel yang akan digunakan diantaranya:
1. Perusahaan Manufaktur Sektor food and beveragesyang terdaftar di BEI selama periode penelitian.
2. Perusahaan tidak berganti sektor selama tahun penelitian (2011-2014). 3. Perusahaan memiliki data harga penutupan saham akhir tahun dimana
saham tersebut aktif diperdagangkan selama periode penelitian.
4. Perusahaan yang memenuhi rasio-rasio keuangan yang digunakan sebagai pengukur variabel penelitian.
Adapun proses pemilihan sampel dan data sampel dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
(17)
Tabel 3.3
Daftar Perusahaan dan Sampel Penelitian
No. Kode Nama Perusahaan Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria 4 Ket. 1 ADES AkairaWira
International Tbk, PT
Sampel 1 2 AISA Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk, PT
Sampel 2 3 ALTO Tri banyan Tirta Tbk,
PT X
- 4 CEKA Wilmar Cahaya
Indonesia Tbk, PT
Sampel 3 5 DLTA Delta Djakarta Tbk,
PT
Sampel 4 6 ICBP Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk, PT
Sampel 5 7 INDF Indofood Sukses
Makmur Tbk, Pt
Sampel 6 8 MLBI Multi Bintang
Indonesia Tbk, PT
Sampel 7 9 MYOR Mayora Indah Tbk, PT
Sampel 8
10 PSDN Prashida Aneka Niaga
Tbk, PT
Sampel 9 11 ROTI Nippon Indosari
Corporindo Tbk, PT
Sampel 10
12 SKBM Sekar Bumi Tbk, PT X -
13 SKLT Sekar Laut Tbk, PT
Sampel 11
14 STTP Siantar Top Tbk, PT
Sampel 12
15 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk, PT
Sampel 13
Sumber
3.7. Jenis Dan Sumber Data
Jenis data pada penelitian ini adalah data kuantitaf. Jenis data kuantitatif menurut Supomo (1999) adalah data tipe data penelitian yang menunjukkan jumlah atau banyaknya ssesuatu. Jika dilihat dari sumber datanya, data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Yang mana data sekunder ini adalah data dari hasil pengumpulan orang lain dengan maksud dan klasifikasi tertentu sesuai keperluan peneliti. Sumber data yang
(18)
digunakan ini diperoleh melalui penelusuran dari, Indonesia Capital Market Directory (ICMD), Annual Report perusahaan, website www.idx.co.id, Jakarta Stock Exchange (JSX), dan dari media internet dan website.
3.8. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumen. Supomo (1999), menjelaskan bahwa data dokumen dalam penelitian dapat menjadi bahan atau dasar analisis data yang kompleks yang dikumpulkan melalui metode observasi dan analisis dokumen yang dikenal dengan content anlysis. Penelitian ini menggunakan data yang diambil dari rekaman masa lalu perusahaan yang tercermin pada laporan tahunan maupun laporan keuangan perusahaan.
3.9. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh akan diolah menjadi data-data variabel agar siap dilakukan pengujian hipotesis. Pengolah data ini akan dibantu melalui SPSS. Sebelum data diolah dengan metode analisis, terlebih dahulu data harus diuji dengan uji asumsi klasik yaitu dengan asumsi heteroskedasitas, autokorelasi dan multikolineritas antar variabel independen untuk memastikan apakah model analisis digunakan tidak masalah sehingga dapat dijadikan alat prediksi dan estimasi yang memadai. Jika terpenuhi maka model analisis layak untuk digunakan.
(19)
3.10. Teknik Analisis
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier digunakan untuk mempelajari dependen dalam suatu fenomena. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis regresi linier berganda dikarenakan variabel independennya lebih dari satu. analisis data akan dilakukan dengan bantuan program SPSS.
a. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menjelaskan atau informasi rinkas mengenai sampel atau populasi(Supomo, 1999).Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi, maksimum dan minimum.Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah memahami variabel-variabel yang digunakan dalam peneltian.
b. Uji Asumsi Klasik
Uji ini berguna untuk mengetahui apakah model yang digunakan dalam regresi menunjukkan hubungan yang disignifikan dan representatif, maka model yang digunakan tersebut harus memenuhi uji asumsi klasik regresi. Uji asumsi klasik yang dilakukan antara lain: b.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier berganda, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal ataukah
(20)
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik. Test statistik yang digunakan antara lain analisis grafik histogram, normal probability plots dan Kolmogorov‐Smirnov test (Ghozali, 2006). b.2. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat diketahui dari nilai toleransi dan nilai variance inflation factor (VIF).
Jika VIF lebih besar dari 10, maka antar variabel bebas (independent variabel) terjadi persoalan multikolinearitas. Selain dengan uji VIF untuk mendeteksi adanya multikolinearitas jugadapat menggunakan korelasi (r) dimana korelasi lebih kecil 0,1 menunjukkan adanyamultikolinearitas dan ketika koefisien determinasi tinggi, tetapi taksatupun atau sangat sedikit koefisien regresi parsial yang secara individusignifikan secara statistik atas dasar pengujian t (Ghozali, 2006).
(21)
bertujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyai korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntun sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. (Ghozali, 2006). b.4. Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006)
Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam suatu model regresi linier berganda adalah dengan melihat grafik scatterplot atau nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residual error yaitu SRESID. Jika tidak ada pola tertentu dan tidak menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Hipotesis
(22)
adalah dengan menggunakan model regresi berganda. Model ini digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran rasio dalam sutu persamaan linear.
Persamaan regresi yang diinterpretasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e
Keterangan:
Y = Nilai perusahaan (Tobin’s Q) a = konstanta
b = koefisien regresi dari setiap variabel X1 = good corporate governance
X2 = struktur modal X3 = opini audit
X4 = pergantian manajemen X5 = keputusan investasi X6 = komite audit
e = error
c.1. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan 1 atau (0 < x < 1). Nilai R Square (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel
(23)
(crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar
antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya memiliki nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2006).
c.2. Uji Simultan (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara bersama-sama apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat (Ghozali, 2006).Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut :
• Ho diterima apabila apabila nilai signifikansi (sig) pada tabel Anova bernilai lebih besar dari 0,05 (5%).. Artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
• Ha diterima apabila apabila nilai signifikansi (sig) pada tabel Anova bernilai lebih kecil dari 0,05 (5%).. Artinya variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
c.3. Uji Parsial (Uji t)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut :
(24)
tabel Coefficients bernilai lebih besar dari 0,05 (5%). Artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
• Ha diterima apabila apabila nilai signifikansi (sig) pada tabel Coefficients bernilai lebih kecil dari 0,05 (5%). Artinya variabel bebas secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
(25)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dalam perhitungan statistik deskriptif adalah Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, Sturktur Modal, dan Nilai Perusahaan. Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai berikut.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif dari Pergantian Manjemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, Struktur Modal, dan Nilai Perusahaan
Descriptive Statistics N Minimu
m
Maximu m
Mean Std. Deviation Pergantian
Managemen 52 ,00 1,00 ,2885 ,45747
Keputusan Investasi 52 1,89 46,83 21,4538 10,05458
Komite Audit 52 3,00 5,00 3,1154 ,37853
GCG 52 32,53 96,09 70,2625 19,22130
Struktur Modal 52 ,20 9,59 1,1463 1,32821 Nilai Perusahaan 52 ,70 14,63 3,1127 3,24751 Valid N (listwise) 52
Sumber: Hasil olahan software SPSS
(26)
maksimum 14,63. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari Nilai Perusahaan adalah 3,1127 dan 3,24751. Diketahui nilai Pergantian Manajemen minimum adalah 0,00, dan maksimum 1,00.Sementara rata-rata dan standar deviasi dari Pergantian Manajemen adalah 0,2885 dan 0,45747. Diketahui nilai Keputusan Investasi minimum adalah 1,89, dan maksimum 46,83. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari Keputusan Investasi adalah 21,4538 dan 10,05458. Diketahui nilai Komite Audit minimum adalah 3,00, dan maksimum 5,00. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari Komite Audit adalah 3,1154 dan 0,37853. Diketahui nilai Good Corporate Governance minimum adalah 32,53 dan maksimum 96,09. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari Good Corporate Governance adalah 70.2625 dan 19,22130. Diketahui nilai Struktur Modal minimum adalah 0,70 dan maksimum 14,63. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari Struktur Modal adalah 3,1127 dan 3,24751.
4.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.1 Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan�= 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angkap robabilitas �, dengan ketentuan sebagai berikut :
Jika nilai probabilitas� ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi. Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.
(27)
Tabel 4.2 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 52
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 2,74976824
Most Extreme Differences
Absolute ,178
Positive ,178
Negative -,104
Kolmogorov-Smirnov Z 1,280
Asymp. Sig. (2-tailed) ,075
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : hasil olahan data software SPSS
Perhatikan bahhwa berdasarkann Tabel 4.2, diketahui nilai probabilitas p atau Aasymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,075. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi
yang digunakan adalah α = 0,05. Karena nilai probabilitas p, yakni 0,075 lebih
besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,005 hal ini berarti data berdistribusi normal
4.2.2 Uji Multikolinearitas
Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF). Nilai VIF yang lebih dari 10 diindikasi suatu variable bebas terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2013).
(28)
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
Pergantian Managemen ,991 1,009 Keputusan Investasi ,849 1,178
Komite Audit ,943 1,060
GCG ,882 1,134
Struktur Modal ,922 1,084 Sumber : hasil olahan software SPSS
Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.3, nilai VIF dari variable Pergantian Manajemen adalah 1,009, nilai VIF dari variable Keputusan Investasi adalah 1,178, nilai VIF dari variable Komite Audit adalah 1,060, nilai VIF dari variable Good Corporate Governance adalah 1,134. Dan nilai VIF dari variable Struktur Modal adalah 1,084. Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas yang berat.
4.2.3 Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2011) uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Unktuk mengetahui adanya korelasi dalam suatu regresi dapat dilakukan uji Run Test.
(29)
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Runs Test
Unstandardiz ed Residual Test Valuea -,37370 Cases < Test Value 26 Cases >= Test
Value 26
Total Cases 52
Number of Runs 28
Z ,280
Asymp. Sig.
(2-tailed) ,779
a. Median
Sumber : hasilolahan software SPSS
Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui nilai probabilitas atau Asymp. Sig. adalah 0,779, di mana lebih besar dari 0,05, maka tidak terjadi gejala autokorelasi. Selanjutnya, akan diguakan juga uji DDurbin-watson untuk menguji aakah terjadi gejala autokorelasi
Tabel 4.5 Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,532a ,283 ,205 2,89536 2,041
a. Predictors: (Constant), Struktur Modal, Pergantian Managemen, GCG, Komite Audit, Keputusan Investasi
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Gejala autokorelasi dapat diuji dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Nilai statistic dari uji Durbin –Watson berkisar di antara 0 dan 4. Nilai Statistik dari uji
(30)
Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi.
Berdasarkan Tabel 4.5 nilaii dari statistic Durbin-Watson adalah 2,041. Perhatikan bahwa karena nilai statistic Durbin-Watson terletak diantara 1 dan 3, maka asumsi non-korelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi autokorelasi. Perhatikan juga bahwa diketahui datas(u) dengan jumlah variable bebas k = 5 dam
jumlah pengmatan sebanyak n = 52 adalah datas(u) = 1.7694 dan 5 - du = 3.3495 karena
du < 2,041 < 5 – du 1.7694 < 2,041 < 3.3495
4.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID pada sumbu Y, dan ZPRED pada sumbu X. Ghozali, 2011:139 menyatakan dasar analisis adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
(31)
Gambar 4.1Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Hasil olahan software SPSS
Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.1, tidak terdapat pola yang begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 padasumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.3 Pengujian Hipotesis
4.3.1 Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (�2) merupakan suatu nilai (nilai proporsi) yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas (Supranto, 2005:158, Gujarati, 2003:212).Nilai koefisien determinasi berkisarantara 0 dan 1. Nilai koefsien determinasi �2 yang kecil (mendekati nol) berati kemampuan variabel-variabel tak bebas secara simultan dalam menerangkan variasi variabel tak bebas amat terbatas.Nilai koefisien
(32)
determinasi �2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variable bebas.
Tabel 4.6 Koefisien Determinasi Model Summaryb
Mode l
R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,532a ,283 ,205 2,89536 2,041
a. Predictors: (Constant), Struktur Modal, Pergantian Managemen, GCG, Komite Audit, Keputusan Investasi
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan Sumber : hasil olahan software SPSS
Berdasarkan Tabel 4.6, nilai koefisien determinasi �2yang disesuaikan terletak pada kolom Adjusted R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar �2 = 0,205. Nilai tersebut berarti pergantian manajemen, keputusan investasi, komite audit, good corporate governance, dan struktur modal mempengaruhi secara simultan atau bersama-sama terhadap variable nilai perusahaan sebesar 20.5%, sisanya sebesar 79,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
4.4.2 Uji Signifikansi Pengaruh Simultan (Uji F)
Uji signifikansi pengaruh simultan merupakan suatu uji untuk menguji apakah seluruh variable bebas secara bersamaan atau simultan mempengaruhi variable KUR.
(33)
Tingkat
Signifikansi df1 df2 F Tabel
Tingkat
Signifikansi df1 df2 F Tabel
0.05 5 23 2.639999 0.05 5 36 2.47716867
0.05 5 24 2.620654 0.05 5 37 2.46964965
0.05 5 25 2.602987 0.05 5 38 2.46254823
0.05 5 26 2.58679 0.05 5 39 2.45583058
0.05 5 27 2.571886 0.05 5 40 2.44946643
0.05 5 28 2.558128 0.05 5 41 2.4434286
0.05 5 29 2.545386 0.05 5 42 2.43769264
0.05 5 30 2.533555 0.05 5 43 2.43223647
0.05 5 31 2.522538 0.05 5 44 2.42704012
0.05 5 32 2.512255 0.05 5 45 2.42208547
0.05 5 33 2.502635 0.05 5 46 2.41735604
0.05 5 34 2.493616 0.05 5 47 2.41283682
0.05 5 35 2.485143 0.05 5 48 2.40851412
Berdasarkan Gambar 4.1, diketahui nilai F table adalah 2,41735604.
Tabel 4.7 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 152,241 5 30,448 3,632 ,007b
Residual 385,622 46 8,383
Total 537,864 51
a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
b. Predictors: (Constant), Struktur Modal, Pergantian Managemen, GCG, Komite Audit, Keputusan Investasi
Berdasarkan Tabel 4.7, diketahui nilai F hitung adalah 3,632. Perhatikan bahwa karena nilai F hitung ≥ F tabel, maka disimpulkan bahwa pengaruh simultan variable bebas terhadap Nilai Perusahaan signifikan secara statistik.
(34)
Diketahui juga bahwa nilai Sig. yakni 0,007 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti secara simultan variable pergatian manajemen, keputusan investasi, komite audit, good corporate governance, dan struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
4.3.3 Analisis Regresi Linear Berganda dan Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t)
Tabel 4.8 menyajikan nilai koefisien regresi, serta nilai statistik t untuk pengujian pengaruh secara parsial.
Tabel 4.8 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardi zed Coefficie
nts
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolera
nce
VIF
1
(Constant) -4,654 4,430
-1,051 ,299 Pergantian
Managemen ,699 ,890 ,098 ,785 ,436 ,991 1,009 Keputusan
Investasi ,158 ,044 ,489 3,609 ,001 ,849 1,178 Komite Audit -,167 1,103 -,019 -,152 ,880 ,943 1,060 GCG ,058 ,022 ,343 2,577 ,013 ,882 1,134 Struktur Modal ,549 ,318 ,225 1,728 ,091 ,922 1,084 a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber: hasil olahan software SPSS
(35)
investasi – 0,167 komite audit – 0,58 – 0,58 GCG – 0.549 struktur modal + e
Sebelum menghitung nilai � tabel, terlebih dahulu menghitung nilai derajat. Berikut rumus untuk menghitung nilai derajat bebas.
������������= � − �.
Perhatikan bahwa � menyatakan jumlah elemen dalam sampel yang diteliti, sedangkan� merupakan jumlah variabel. Diketahui jumlah elemen dalam sampel yang diteliti sebanyak 52 dan jumlah variable adalah 6, sehingga derajat bebas adalah 52−6 = 47. Misalkan tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5%, sehingga nilai � tabel dengan derajat bebas 47 dan tingkat signifikansi 47% adalah ± 2,012896 . Gambar 4.3merupakanpenghitungan� tabel berdasarkan Microsoft Excel.
Gambar 4.3 MenentukanNilai� Tabel dengan Microsoft Excel
DerajatBebas
Tingkat
Signifikansi T Tabel DerajatBebas
Tingkat
Signifikansi T Tabel
24 0.05 2.063899 38 0.05 2.024394
25 0.05 2.059539 39 0.05 2.022691
26 0.05 2.055529 40 0.05 2.021075
27 0.05 2.051831 41 0.05 2.019541
28 0.05 2.048407 42 0.05 2.018082
29 0.05 2.04523 43 0.05 2.016692
30 0.05 2.042272 44 0.05 2.015368
31 0.05 2.039513 45 0.05 2.014103
32 0.05 2.036933 46 0.05 2.012896
33 0.05 2.034515 47 0.05 2.011741
34 0.05 2.032245 48 0.05 2.010635
35 0.05 2.030108 49 0.05 2.009575
36 0.05 2.028094 50 0.05 2.008559
(36)
Berikut aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis berdasarkan uji � (Gio, 2015).
������ℎ������ ≤|������|,�����0������������1�������.
������ℎ������> |������|,�����0�����������1��������.
Atau dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 4.4 Aturan Pengambilan Keputusan terhadap Hipotesis berdasarkan Uji�
−������/������ +������/������
����−�ℎ����� <−�������,�����0�����������1 ��������.
���� +�ℎ����� > +�������,�����0�����������1 ��������.
���� − ������� ≤±�ℎ����� ≤ +�������,�����0������������1�������.
4.3.3.1 Pengujian Pergantian Manajemen (��) terhadap Nilai Perusahaan(�)
Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.8, diketahui nilai koefisien regresi dari pergatian manajemen bernilai positif, yakni 0,699. Diketahui nilai probabilitas atau Sig.dari variable inflasi adalah 0,436. Karena nilai probabilitas
Daerah penerimaan�0, penolakan �1 (pengaruh tidak signifikan)
Daerah penerimaan�1, penolakan �0 (pengaruh signifikan)
Daerah penerimaan�1, penolakan �0 (pengaruh signifikan)
(37)
signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara pergantian manajemen dengan variable nilai perusahaan berpengaruh positif, namun tidak signifikan secara statistika.
4.3.3.2 Pengujian Keputusan Investasi (��) terhadap Nilai Perusahaan (�) Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.8, diketahui nilai koefisien regresi dari keutusan investasi bernilai positif, yakni 0,158. Diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variable keputusan investasi adalah 0,001. Karena nilai probabilitas dari variable inflasi, yakni 0,001, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara keputusan investasi dengan variable nilai perusahaan berpengaruh positif, namun tidak signifikan secara statistika
4.3.3.3 Pengujian Komite Audit (�� )terhadapNilai Perusahaan (�)
Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.8, diketahui nilai koefisien regresi dari komite audit bernilai negatif, yakni -0,167. Diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variable komite audit adalah 0,880. Karena nilai probabilitas dari
variable CAR, yakni 0,633, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,880, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara komite audit dengan variable Nilai Perusahaan berpengaruh negatif, namun tidak signifikan .
4.3.3.4 Pengujian GCG (��) terhadap Nilai Perusahaan (�)
Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.8, diketahui nilai koefisien regresi dari NPL bernilai positif, yakni 0,058. Diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel GCG adalah 0,013. Karena nilai probabilitas dari variable GCG, yakni
(38)
0,013, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara GCG berpengaruh positif dengan Nilai Perusahaan namun tidak signifikan secara statsitka.
4.3.3.5 Pengujian Struktur Modal (��) terhadap Nilai Perusahaan(�)
Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.8, diketahui nilai koefisien regresi dari struktur modal bernilai positif, yakni 0,318. Diketahui nilai probabilitas atau Sig .dari variabel struktur modal adalah 0,091. Karena nilai probabilitas dari variable
struktur modal, yakni 0,091, lebih besar dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara struktur modal berpengaruh positif dengan nilai perusahaan namun tidak signifikan secara statistika .
(39)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Struktur Modal berpangaruh secara parsial sebesar 20,5 % dan berpengaruh juga secara simultan sebear 79,5% terhadap Nilai Peerusahaan.
2. Variabel Pergantian Manajemen berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan
3. Variabel Keputusan Invetasi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan
4. Variabel Komite Audit berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan
5. Variabel Good Corporate Governance berpengaruh positif tetapi tidak signifikann terhadap Nilai Perusahaan
6. Variabel Struktur Modal berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan
5.2. Saran
1. Bagi peneliti selajutnya disarankan untuk menambah tahun penelitan dan juga menambah variable-variabel lain yang berkaitan secara teori
(40)
terhadap nilai perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar penelitian terhadap nilai perusahaan dapat lebih dimaksimalkan.
2. Bagi perusahaan diharapkan agar memperhatikan nilai perusahaan karna dengan tinginya nilai perusahaan maka akan mendapat kepercayaan dimata masyarakat dan juga investor
(41)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Nilai Perusahaan
Meningkatkan nilai perusahaan adalah tujuan dari setiap perusahaan, karena semakin tinggi nilai perusahaan maka akan diikuti pula oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham, sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut.
Menurut Fama (1978) nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi.Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Harga saham juga dapat sebagai indikator keberhasilan manajemen dalam mengelola aktiva perusahaan, sedangkan nilai perusahaan publik ditentukan oleh pasar saham. Semakin tinggi harga saham, maka nilai perusahaan dan kemakmuran pemegang saham juga akan meningkat.
Rasio-rasio keuangan dingunakan investor untuk mengetahui nilai pasar perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi manajemen
(42)
mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan dimasa lampau dan prospeknya dimasa depan. Ada beberapa rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan, salah satunya Tobin’s Q. Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik, karena dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh aset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh aset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk kreditur karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja, 2004).
Tobins Q atau biasa disebut dengan Q ratio atau Q Teori diperkenalkan pertama kali oleh James Tobins pada tahun 1969.Tobin’s Q merupakan suatu rasio yang menawarkan penjelasan nilai dari suatu perusahaan di pasar dimana nilai pasar suatu perusahaan seharusnya sama dengan biaya ganti aktivanya. Jika nilai Tobins Q perusahaan lebih dari satu, berarti nilai pasar suatu perusahaan tersebut lebih besar dari pada aktiva perusahaan yang tercatat.Oleh karena itu, pasar akan menilai baik perusahaan yang memiliki tobin’s Q yang tinggi. Sebaiknya jika nilai Tobins Q kurang dari satu mengindikasikan bahwa biaya ganti aktiva lebih besar dari pada nilai pasar perusahaan sehingga pasar akan menilai kurang perusahaan tersebut.
(43)
semakin besar nilai pasar aset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku asset perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Sukamulja, 2004).
2.1.1 Signalling Theory
Menurut Brigham dan Houston (2001) isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa informasi yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal yang penting, karena pengaruhnya terhadap keputusan investasi pihak diluar perusahaan. Informasi tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana efeknya pada perusahaan.
Integritas laporan keuangan yang mencerminkan nilai perusahaan merupakan sinyal positif yang dapat memperngaruhi opini investor dan kreditor atau pihak-pihak lain yang berkepentingan. Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi
(44)
investor dankreditor untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis.
Signalling theory menyatakan pengeluaran investasi memberikan
sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan Hasnawati (2005). Peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar .
2.2. Pergantian Manajemen
Pergantian manajemen disebabkan karena keputusan rapat umum pemegang saham untuk pihak manajemen berhenti karena kemampuan sendiri sehingga pemegang saham harus mengganti manajemen yang baru yaitu direktur utama atau CEO (chief executive officer). Adanya CEO yang baru memungkinkan akan menyebabkan adanya perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP (Damayanti dan Suidarma, 2008).
Hal ini juga sejalan dengan penelitian Nagy (2005) yang menyatakan bahwa pergantian manajemen dalam perusahaan sering kali diikuti oleh perubahan kebijakan dalam perusahaan. Begitu pula dalam hal pemilikan KAP, jika manajemen baru berharap bahwa KAP baru bisa diajak
(45)
manajemen disertai dengan adanya refrensi tersendiri tentang auditor yang akan digunakannya, maka pergantian KAP dapat terjadi dalam perusahaan. Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya.
Untuk mendukung kinerja manajemen diperlukan auditor yang mempunyai integritas dan profesionalisme yang tinggi, sehingga mampu dengan cepat dan tepat memyelesaikan masalah yang terjadi. Jika auditor tidak mampu mengerjakan tugas yang telah diberikan, maka perusahaan akan menggantinya. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan pergantian manajemen akan memungkinkan adanya pergantian auditor yang mampu mendukung kinerja dan kebijakan yang berlaku pada suatu perusahaan.
2.3. Keputusan Investasi
Investasi adalah pengelola sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang. Menurut Martono dan Harjito (2005) merupakaan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu asset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Keputusan investasi tidak dapat diamati secara langsung oleh pihak luar. Secara garis besar keputusan investasi dapat dikelompokkan ke dalam investasi jangka pendek seperti misalnya investasi dalam kas, persediaan, piutang dan surat berharga maupun investasi jangka panjang dalam bentuk gedung, peralatan produksi, tanah, kendaraan dan aktiva tetap lainnya. Keputusan investasi
(46)
ini akan tercermin pada sisi aktiva dalam neraca perusahaan.
Beberapa studi yang dilakukan dalam hubungannya dengan keputusan investasi antara lain Myers (1977) yang memperkenalkan Investment Opportunities Set (IOS). IOS memberi petunjuk yang lebih luas
dimana nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang. Jadi prospek perusahaan dapat ditaksir dari investmentoppurtunity set (IOS), yang didifinisikan sebagai kombinasi
antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi dimasa yang akan datang dengan net present value positif (Gaver dan Gaver, 1993).
Menurut Afzal (2012) terdapat 2 pengertian mengenai IOS. Satu pendapat mengatakan bahwa IOS merupakan keputusan investasi yang dilakukan perusahaan untuk menghasilkan nilai, di lain pihak didefenisikan sebagai nilai perusahaan yang nilainya di proksi melalui IOS. IOS tidak dapat diobservasi secara langsung (laten), sehingga dalam perhitungannya menggunakan proksi. Investment Opportunities Set (IOS) merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen dimasa yang akan datang, dimana pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang besar. IOS juga didefenisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (Assets in place) dan pilihan investasi di masa yang akan datang dengan net present value positif.
(47)
investasi di masa depan tidak hanya pada projek-projek yang didanai dari kegiatan riset dan pengembangan, namun juga kemampuan untuk mengeskploitasi kesemaptan untuk memperoleh keuntungan.
2.4. Komite Audit
Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (2006), komite audit adalah suatu komite yang beranggotakan satu atau lebih anggota dewan komisaris dan dapat meminta kalangan luar dengan berbagai keahlian, pengalaman, dan kualitas lain yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Komite Audit.
Menurut Tugiman (1995) pengertian komite audit adalah sebagai berikut:
“Komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota dewan komisaris perusahaan klien yang bertanggungjawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen.”
Dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-103/MBU/2002, pengertian komite audit tidak diterangkan secara gamblang, tetapi pada intinya menyatakan bahwa komte audit adalah suatu badan yang berada dibawah komisaris yang sekurang-kurangnya minimal satu orang anggota komisaris, dan dua orang ahli yang bukan merupakan pegawai BUMN yang bersangkutan yang bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugasnya
(48)
maupun pelaporannya dan bertanggungjawab langsung kepada komisaris atau dewan pengawas. Hal tersebut senada dengan Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-41/PM/2003 yang menyatakan bahwa Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya.
2.4.1. Sifat dan pembentukkan Komite Audit
Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris/dewan pengawas, yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu komisaris dalam melaksanakan tugasnya. komite audit bersifat mandiri baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun dalam pelaporan, dan bertanggungjawab langsung kepada komisaris. Lebih jelas Undang-Undang Republik Indonesia No.19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-41/PM/2003 menyatakan:
a. BUMN maupun emiten atau perusahaan publik wajib membentuk komite audit yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu Komisaris dan Dewan Pengawas.
b. Komite audit dipimpin oleh seorang ketua yang bertanggungjawab kepada Komisaris dan Dewan Pengawas. c. Komite audit terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang
(49)
Komite audit dituntut untuk dapat bertindak secara independen, independensi komite audit tidak dapat dipisahkan moralitas yang melandasi integeritasnya. Hal ini perlu disadari karena komite audit merupakan pihak yang menjembatani antara eksternal auditor dan perusahaan yang juga sekaligus menjembatani antara fungsi pengawasan dewan komisaris dengan internal auditor.
2.4.2. Tujuan dan manfaat pembentukan Komite Audit
Tujuan Komite Audit sebenarnya sudah ada dalam definisi komite audit itu sendiri. Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mengemukakan bahwa Komite Audit
mempunyai tujuan membantu dewan komisaris untuk memenuhi tanggungjawab dalam memberikan pengawasan secara menyeluruh.
Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: Kep-117/M-MBU/2002 menjelaskan bahwa tujuan Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris atau dewan Pengawas dalam memastikan efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan internal.
Sedangkan salah satu fungsi komisi audit adalah menjembatani pemegang saham (Stakeholder) dan dewan komisaris dengan kegiatan pengendalian yang diselenggarakan oleh manajemen,
(50)
auditor internal dan auditor eksternal. Komite audit pada umumnya memilikia akses langusng dengan setiap unsur pengendalian dalam perusahaan. Pada saat ini berkomunikasi antara komite audit dengan berbagai pihak, belum terjalin dengan erat dan belum berjalan sebagimana mestinya. Komunikasi komite audit dengan pihak yang berkepentingan yang berjalan lancar, akan menghasilkan kinerja perusahaan meningkat, terutama dari aspek pengendalian.
2.5. Good Corporate Governance
Di Negara Indonesia, isi mengenai Good Corporate Governance mengemuka setelah Indonesia mengalami krisis yang berkepenjangan sejak tahun 1984Sejak saat itulah, pemerintah maupun investor memberikan perhatian yang lebih dalam praktek corporate governance. Prinsip-prinsip dasar dari good corporate governance pada dasarnya memiliki tujuan memberikan kemajuan terhadap nilai perusahaan. Forum for good corporate governance in Indonesia (2001) menjelaskan sistem corporate
governance yang baik akan memberikan perlindungan efektif kepada para pemegang saham dan kreditur untuk memperoleh kembali atas investasi yang wajar, tepat dan seefesien mungkin, serta memastikan bahwa manajemen bertindak sebaik yang dapat dilakukannya untuk kepentingan perusahaan. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa Good
(51)
1. Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran dewan komisaris, Direksi, Pemegang Saham dan Para Stakeholder lainnya.
2. Suatu sistem pengecekan dan perimbangan kewenangan atas pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua peluang: pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset perusahaan.
3. Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaian, berikut pengukuran kinerjanya.
Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (2006) yang tertuang dalam Pedoman Umum GCG di Indonesia terdapat 5 asas / prinsip yang menjadi pedoman dalam penerapan GCG yaitu antara :
1. Transparansi (transparancy), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.
2. Kemandirian (independency), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh / tekanan dari pihak manapaun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat
3. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan
(52)
terlaksana secara efektif.
4. Pertanggungjawabab (responsibility), yaitu kesesuain didalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-udangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat
5. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di daloam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang0undangan yang berlaku.
Hubungan good corporate governance dengan nilai perusahaan adalah signalling dan endogenity. Dalam signalling, praktik good corporate
governance menyebabkan peningkatan nilai perusahaan, karena penerapan
good corporate governance yang baik akan memberikan sinyal positif.
Endogenity berarti perusahaan yang memiliki nilai yang tinggi cenderung menerapkan good corporate governance yang lebih baik. Manfaat good corporate governance akan dilihat dari harga saham yang bersedia dibayar
oleh investor. Jika investor bersedia membayar lebih mahal, maka dipastikan perusahaan tersebut menerapkan good corporate governance (Kusumawati dan Riyanto, 2005).
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki peranan yang sangat penting dalam meminimaliasai konflik keagenan yang terjadi antara manajer pemegang saham. Keberadaan investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang daimbil oleh manajer, Hal ini
(53)
yang strategis sehingga tidak mudah percaya terhadap tindakan manipulasi laba. Kepemilikan institusional umumnya bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan, Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar (lebih dari 5%) mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen. Semakin besar kepemilikan institusional maka efesien pemanfaatan aktiva perusahaan. Dengan demikian proporsi kepemilikan institusional bertindak sebagai pencegan terhadap pemborosan yang dilakukan manajemen.
2.6. Struktur Modal
Struktur Modal merupakan kumpulan dana yang dapat digunakan dan dialokasikan oleh perusahaan dimana dana tersebut diperoleh dari hutang jangka panjang dan modal sendiri. Defenisi lain mengemukakan struktur modal mmerupakan campuran atau kumpulan dari hutang, saham preferen dan modal sendiri yang digunakan untuk menggalang modal (Brigham dan Houston, 2003). Struktur modal adalah pemenmuhan kebutuhan dana jangka panjang melalui hutang dan ekuitas (Weston dan Copeland, 1997)
Kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara risiko dan pengembalian. Risiko yang lebih tinggi cenderung akan menurunkan harga saham, tetapi ekspektasi tingkat pengembalian yang lebih tinggi akan menaikkannya. Karena itu, struktur modal yang optimal harus mencapai suatu keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga dapat memaksimalkan harga saham perusahaan. Menurut Chen
(54)
dan Strange (2005) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal antara lain :
1. Keuntungan
Pecking Oder Theory menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai keuntungan yang besar maka akan mempunyai sumber dana internal yang besar juga maka perusahaan tersebut akan cenderung memilih menggunakan sumebr dana internal dibandingkan menggunakan sumbger dana eksternal seperti hutang dan penerbitan saham baru.
2. Size Perusahan
Semakin besar ukuran sebuah perusahaan, umumnya akan semakin teridiversifikasi kegaitan bisnisnya dan semakin stabil aliran cash flownya. Hal ini akan mengurangi resiko pengguna hutang karena dengans tabilnya cash flow maka perusahaan akan dapat melakukan pembayaran hutang dengan teratur, Semakin besar size perusahaan maka akan membuat investor lebih percaya akan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang.
3. Resiko
Resiko bisnis suatu perusahaan adalah tingkat resiko dari operasi perusahaan apabila perusahaan tersebut tidak menggunakan hutang. Resko dari operasi perusahaan adalah resiko berkaitan dengan proyeksi tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE) dari perusahaan
(55)
resiko bisnisnya. Hal ini juga membuat kreditor mengalami kesulitan dalam melakukan prediksi terhadap earnings perusahaan dimas depan sehingga akan menaikkan cost of debt apabila akan memebrikan hutang kepada perusahaan tersebut.
4. Pertumbuhan
Pertumbuhan penjualan (sales growth) suatu perusahaan adalah salah satu karakteristik perusahaan yang dapat mewakili prospek masa depan perusahaan tersebut. Pihak kreditor dalam memutuskan untuk memberikan pinjaman kepada suatu perusahaan mendasarkan keputusannya pada prospek masa depan perusahaan tersebut. Semakin besar rasio pertumbuhan penjualannya maka semakin baik prospek perusahaan bagi keditor dan semakin besar htuang yang bisa diperoleh.
2.7. Penelitian Terdahulu
Studi empiris yang dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu mengenai kaitan antara beberapa indikator pengukuran nilai perusahaan telah banyak dilakukan di Indonesia.
Adapun penelitian sebelumnya yang digunakan penulis sebagai panduan, dilakukan oleh Yuniarti Cintia (2014) yang meneliti tentang Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013, peneliti berkesimpulan bahwa Good
(56)
Corporate Governance (kepemilikan institusional) memiliki pengaruh signifikan positif terhadap Nilai Perusahaan (Tobin’s Q). Hasil analisis menemukan bahwa Corporate Governance (kepemilikan institusional) apabila semakin besar maka akan meningkatkan nilai perusahaan. Kepemilikan oleh institusional dapat meningkatkan pengendalian terhadap manajemen dan mengurangi peluang tindak kecurangan yang mungkin dilakukan. Uniariny (2012) yang meneliti tentang Pengaruh Struktur Modal dan Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdatar di Bursa Efek Indonesia, penelitiberkesimpulan terdapat pengaruh positif signikan antara struktur modal terhadap nilai perusahann. Hal ini berarti struktur modal yang berpa total dari ekuitas dan kewajiban jangka panjang pada perbankan di Indonesia telah berperan penting dalam kontribusi peningkatan nilai perusahaan.
Penelitian menurut Kusumajaya (2011) yang meneliti tentang Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia, peneliti berkesimpulan bahwa struktur modal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, yang diukur dengan price book value, maka sebaiknya perusahaan dalam menentukan sutruktur modalnya sebagian besar dibiayai oleh hutang. Adanya hutang akan memudahkan dalam pendapatan dana, akan tetapi penggunaan hutang
(57)
dalam pembayaran beban bunga sehingga akan menimbulkan resiko kebangkrutan yang semakin tinggi.
.Selanjutnya dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 2.1.
Ringkasan Penelitian Terdahulu NO Nama Peneliti dan
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Bambang Sakti Aji
Budi Utomo (2009). Pengaruh Kebijakan Hutang, Kebijakan Investasi, dan Kebiajakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2007.
Variabel Independen: - Kebijakan Hutang - Kebijakan Investasi - Kebijakan Deviden Variabel Dependen: -Nilai Perusahaan
- Kebijakan hutang yang diproksikan dengan Long Term Debt Equity Ratio (LTDER) berpengaruh negative terhadap nilai perusahaan
- Keputusan Investasi yang diprosikan Melalu MVE dan BVA
berpengaruh terhadap PB yang merupakan proksi dari nilai perusahaan. - Keputusan pendanaan
yang diproksikan dengan DPR dan DYR
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.. 2 Dewa Kadek Oka
Kusumajaya (2011). Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan Terahadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Variabel Independen: - Struktur Modal
- Pertumbuhan Perusahaan
Variabel Dependen: -Nilai Perusahaan
- Struktur modal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabiliatas. - Pertumuhan perusahaan
mempunyai pengaruh positf dan signifikan terhadap profitabilitas. - Struktur modal
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
- Pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap nilai
perusahaan.
(58)
pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
3 Uriariny (2012).
Pemgaruh Struktur Modal dan Modal Intelektual teradap Nilai Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 200996-2010
Variabel Independen: - Struktur Modal
- Modal Intelektual Variabel Dependen: -Nilai Perusahaan
-Terdapat pengaruh signifikan struktur modal terhadap nilai perusahan - Terdapat pengaruh
modal intelektual
terhadap nilai perusahaan - Dalam hal meningkatkan
nilai perusahaan, struktur modal dan modal
intelektual secara bersamaan berpengaruh terhadap peningkatan nilai perusahaan pada industri perbankan 4 Sri Hermuningsih
(2013). Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik di Indonesia
Variabel Independen : a) Profitabilitas
b) Growth Opportunity c) Struktur Modal
Variabel Dependen : -Nilai Perusahaan
-Variabel profitabilitas, growth opportunity dan struktur modal
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan
-Variabel struktur modal merupakan variabel intervening bagi growth opportunity dan tidak bagi profitabilitas. 5 Cintia Yuniarti
(2014). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap kinerja dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013.
Variabel Independen: - Good Corporate
Governance
Variabel Dependen: -Nilai Perusahaan
- Proporsi dewan komisaris Independen tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja dan nilai perusahaan.
- Ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja maupun nilai perusahaan.
- Ukuran komite Audit tidak berpengaruh terhadap kinerja maupun nilai perusahaan.
- Kepemilikan manajerial memilki pengaruh
(59)
nilai perusahaan. - Kepemilikan
institusional memilki pengaruh signifikan positif terhadap kinerja dan nilai perusahaan. - Kepemilikan
terkonsentrasi tidak berpngearuh terhadap kinerja dan nilai perusahaan.
- Kepemilikan publik memiliki pengaruh signifikan positif
terhadap kinerja dan nilai perusahaan.
- Kepemilikan asing memiliki pengaruh signifikan positif
terhadap kinerja dan nilai perusahaan.
6 Nia Rositawati Fau (2015). Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yagn Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Variabel Independen: - Struktur Modal
- Pertumbuhan Perusahaan
- Ukuran Perusahaan - Profitabilitas
Variabel Dependen: -Nilai Perusahaan
- Struktur modal secara parsial berpengaruh negative dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
- Pertumbuhan perusahaan seacara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
- Ukuran perusahaan secara parsial
berpengaruh positif da tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
- Profitabilitas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
2.8. Kerangka Konseptual
(60)
lemahnya hubungan antara variabel dependen berupa nilai perusahaan dengan variabel independen berupa Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Struktur Modal. Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa keenam variabel tersebut berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan tinjauan pustaka, penelitian terdahulu yang sudah diuraikan, maka kerangka konseptual ini dapat digambarkan pada gambar berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Penelitian Keterangan:
Y = Nilai Perusahaan X1 =Pergantian Manajemen X2 = Keputusan Investasi X3 = Komite Audit
X4 = Good Corporate Governance Pergantian Manajemen (X1)
Keputusan Investasi (X2)
NILAI PERUSAHAAN (Y)
Komite audit (X3)
Good Corporate Governance (X4) Struktur Modal (X5)
(61)
Kerangka konseptual diatas menjelaskan bahwa yang akan diuji di dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah ada pengaruh variabel pergantian manajemen (X1) terhadap nilai perusahaan, variabel keputusan investasi (X2) terhadap nilai perusahaan, variabel komite audit (X3) terhadap nilai perusahaan, variabel good corporate governance(X4) terhadap nilai perusahaan, dan stuktur modal (X5) terhadap nilai perusahaan. Serta secara bersama-sama apakah ada pengaruh kelima variabel tersebutnilai perusahaan.
2.8.1. Pergantian Manajemen Dan Nilai Perusahaan
Chief Executive Officer (CEO) merupakan eksekutif yang berada dipuncak perusahaan dan yang bertanggung jawab untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan. Mereka memegang jabatan seperti ketua dewan perusahaan, direktur utama perusahaan, wakil presiden senior, wakil presiden pelaksana, dan wakil presiden. Perubahan kepemilikan suatu perusahaan kemungkinan akan diikuti dengan redefinisi misi, visi, dan strategi bisnis, sehingga menuntut adanya restrukturisasi organisasi yang sesuai dengan formulasi misi, visi, dan strategi yang baru tersebut. Biasanya, restrukturisasi organisasi akan diikuti dengan pergantian CEO. Pergantian eksekutif akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan mereka melaporkan bahwa peningkatan efisiensi secara signifikan ternyata hanya terjadi pada perusahaan yang melakukan
(62)
pergantian pada tingkatan top managementnya. Penggantian ini seharusnya mampu memicu peningkatan kinerja perusahaan tersebut, dikarenakan kompetensi CEO merupakan faktor yang sangat penting dalam peningkatan profitabilitas perusahaan
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
H1 Pergantian manajemen berpengaruh terhadapa nilai
perusahaan.
2.8.2. Keputusan Investasi Dan Nilai Perusahaan
Menurut Utomo (2009) setelah perusahaan mencoba untuk mendapatkan dana, maka dana tersebut akan dipergunakan sebaik-baiknya untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang, Kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan akan menentukan keuntungan yang diperoleh perusahaan dan kinerja perusahaan dimasa yang akan datang. Apabila perusahaan salah dalam pemilihan investasi, maka kelasngsungan hidup perusahaan akan terganggu dan halo ini yang tentunya akan emempengaruhi penilaian investor perusahaan. Untuk itu , seyogyanya manajer (keuangan) hendaknya menjaga pertumbuhan ivnestasi agar dapat mencapai tujuan perusahaan melalui kesejahteraan pemgang saham sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
(63)
semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat ini menyatakan bahwa keputusan investasi lebih penting, karena mencapai tujuan perusahaan hanya dihasilkan melalui kegiatan perusahaan. Myers (1977) yang memperkenalkan Investment Opportunities Set (IOS). IOS memberi petunjuk yang lebih luas
dimana nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang. Jadi prospek perusahaan dapat ditaksir dari investmentoppurtunity set (IOS), yang didifinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi dimasa yang akan datang dengan net present value positif. Investment Opportunities Set (IOS) merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen dimasa yang akan datang, dimana pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang besar.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini di rumuskan sebagai berikut :
H2 Keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
2.8.3. Komite Audit Dan Nilai Perusahan
Komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih dari dewan komisaris perusahaan yang bertanggung jawab untuk
(64)
membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen. Fungsi komite audit dalam membantu dewan komisaris, yaitu meningkatkan kualitas laporan keuangan, menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang dapat mengurangi kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan dan meningkatkan fungsi audit internal maupun audit eksternal, dan mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian dewan komisaris.Jika kualitas dan karakteristik komite audit dapat tercapai, maka transparansi pertanggungjawaban manajemen perusahaan dapat dipercaya, sehingga akan meningkatkan kepercayaan para pelaku pasar modal. Selain itu, tanggung jawab komite audit dalam melindungi kepentingan pemegang saham minoritas dapat meyakinkan investor untuk mempercayakan investasinya terhadap perusahaan tersebut. Komite audit ini merupakan usaha perbaikan terhadap cara pengelolaan perusahaan terutama cara pengawasan terhadap manajemen perusahaan, karena akan menjadi penghubung antara manajemen perusahaan dengan dewan komisaris maupun pihak ekstern lainnya.
Menurut Anggraini (2013) tugas pokok dari komita audit yaitu membantu dewan komisaris dalam melakukan fungsi pengawasan yang berkaitan dengan review system pengendalian
(1)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan program pendidikan S-1 dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Penulisan skripsi dapat diselesaikan dengan adanya dukungan, bimbingan, bantuan, doa, dan kerja sama semua pihak yang telah turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi, untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak., CPA selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak.selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak. selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
(2)
4. Bapak Drs. Chairul Nazwar. M.SI, Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, dan bimbingan dari awal hingga saya dapat menyelesaikannya dengan baik.
5. Bapak Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku dosen penguji dan Bapak Syamsul Bahri TRB, MM, Ak selaku dosen pembanding yang telah memberikan motivasi, saran, dan kritikan yang membangun sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Kepada kedua Orang Tua, kakak dan adik penulis yang telah banyak memberikan motivasi , doa, kasih sayang, perhatian, serta dukungan moril dan materil kepada Penulis.
7. Sahabat dan teman seperjuangan S1 Akuntansi Eksteni FEB USU 2014 lain yang telah ada dalam suka dan duka serta memberikan bantuan, dukungan, motivasi dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan yang disebabkan keterbatasan penulis dalam pengetahuan, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, Agustus 2016 Penulis
NIM. 140522079 Christopher T B N
(3)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... ii
DAFTAR GAMBAR ... iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nilai Perusahaan ... 10
2.2. Pergantian Manajemen ... 13
2.3. Keputusan Investasi ... 14
2.4. Komite Audit ... 16
2.5. Good Corporate Governance ... 19
2.6. Struktur Modal... 22
2.7. Penelitian Terdahulu ... 24
2.8. Kerangka Konseptual ... 28
2.9. Hipotesis ... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 38
3.2. Tempat Dan Waktu Peneilitan ... 38
3.3. Batasan Operasional ... 39
3.4. DefenisiOperasional ... 40
a. Variabel Independen ... 40
b. Variabel Dependen ... 42
3.5. Skala PengukuranVariabel ... 43
3.6. Populasi dan Sampel Penelitian ... 44
3.7. Jenis dan Sumber Data ... 45
3.8. Metode Pengumpulan Data ... 46
3.9. Metode Analisis Data ... 46
3.10. Tekhnis Analisis Data ... 57
a. Statistik Deskriptif ... 57
b. Uji Asumsi Klasik ... 57
(4)
b.2. Uji Multikolinearitas ... 48
b.3. Uji Autokorelasi ... 48
b.4. Uji Heterokedastisitas ... 49
c. Uji Hipotesis ... 49
c.1. Koefisien Determinasi (R2) ... 50
c.2. Uji Stimultan (Uji F) ... 51
c.3. Uji Parsial (Uji t) ... 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………. 53
4.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 54
4.2 Uji Asumsi Klasik ... 55
a. Uji Normalitas ... 54
b. Uji Multikolinearitas ... 55
c. Uji Autokorelasi ... 56
d. Uji Heteroskedastisitas ... 58
4.3 Pengujian Hipotesis... 59
a. Analisis Koefisien Determinasi ... 59
b. Uji Signifikansi Pengaruh Simultan (Uji F) ... 60
c. Analisis Regresi Linear Berganda dan Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t) ... 62
c.1. Pengujian Pergantian Manajemen terhadap Nilai Perusahaan ... 65
c.2. Pengujian Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan ... 65
c.3. Pengujian Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan ... 65
c.4. Pengujian Good Corporate Goverrnance terhadap Nilai Perusahaan ... 66
c.5. Pengujian Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan ... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 67
5.1 Kesimpulan ... 67
5.2 Saran ... 67
(5)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1. Penelitian Terdahulu ... 26
3.1. Waktu Penelitian ... 39
3.2. Skala Pengukuran Variabel ... 43
3.3. Daftar Perusahaan dan Sampel Penelitian ... 45
4.1. Statistik Deskriptif dari Pergantian Manajemen, Keputusan Investasi, Komite Audit, Good Corporate Governance, Struktur Modal, dan Nilai Perusahaan ……... 53
4.2. Uji Normalitas ………. 55
4.3. Uji Multikoliniearitas ……….. 56
4.4. Uji Autokorelasi ……….. 57
4.5. Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson ………. 57
4.6. Koefisien Determinasi ……… 60
4.7. Uji Signifikansi Simultan ( Uji F) ……….. 61
4.8. Uji Signifikansi Pengaruh Parsial ……… 62
(6)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1. Kerangka Konseptual Penelitian ………. 29 4.1. Uji Heterokedastisitas ………. 59 4.2. Menentukan Nilai F dengan Microsoft Excel …………. 61 4.3. Menentukan Nilai T tabel dengan Microsoft Excel …… 63