Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Respon Kedukaan Pasien Saat Terdiagnosa HIV Positif di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan Salatiga T1 462009004 BAB V
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
disimpulkan
mengenai
respon
kedukaan pasien saat terdiagnosa HIV positif di Rumah Sakit Paru Dr Ario
Wirawan Salatiga.
Partisipan 1 tidak mengalami tahap kedukaan sesuai dengan
urutannya.
Partisipan
mengalami
tahap
(denial)
karena
mencoba
memeriksakan diri ketempat lain dan tidak merespon hasil diagnose akan
penyakitnya, partisipan juga menyalahkan diri sendiri karena berfikir pendek
(anger), saat ini partisipan sudah menerima keadaannya (acceptance)
dengan lebih banyak berdoa dan minta ampun. Partisipan 1 tidak tampak
mengalami tahap tawar - menawar (bergaining) dan depresi (depression)
karena partisipan lebih menyesali keadaannya.
Partisipan 2 mengalami semua tahap kedukaan. Partisipan 2
mencoba memeriksakan ketempat lain (denial) untuk memastikan hasil
diagnose, partisipan juga marah dan menyalahkan diri sendiri (anger) saat
tau terkena penyakit ini, partisipan melakukan pengharapan karena
menyesali tindakannya (bergaining), dengan menyendiri tanpa komunikasi
(depression) selama beberapa saat partisipan menyesali tindakannya, saat
ini partisipan sudah mengikhlaskan (acceptance) keadaan dirinya.
64
Partisipan 3 mengalami semua tahap kedukaan. Partisipan 3 tidak
percaya (denial) hanya karena menggunakan jarum suntik satu kali dapat
terkena HIV, partisipan juga menyalahkan diri sendiri dan menyesali
penyakitnya (anger), partisipan melakukan pengharapan pada Tuhan
meminta ampun akan tindakan yang sudah diperbuatnya saat itu
(bergaining), menyesali keadaanya itu partisipan mencoba menenangkan
pikiran dengan menyendiri (depression) walau tetap berkomunikasi dengan
keluarganya, saat ini partisipan sudah menerima (acceptance) keadaannya
dengan lebih meningkatkan spiritualnya, mencoba melakukan perbuatan
baik dan menjalani hidupnya dengan lebih terencana.
5.2. Saran
Penelitian ini merupakan bagian dari respon kedukaan pasien saat
terdiagnosa HIV positif di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan Salatiga.
Dengan adanya saran-saran ini dapat menjadi masukan yang berharga bagi
semua pihak yang terkait.
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan Rumah Sakit lebih mengetahui tentang respon – respon
kedukaan pasien terutama pada pasien HIV positif sehingga bisa
lebih menerapkan pelayanan dengan menekankan aspek psikologis.
2. Bagi pasien HIV
Diharapkan pasien HIV dapat melakukan tindakan pencegahan
untuk diri sendiri dengan cara hidup yang lebih berhati – hati dan
65
bertanggung jawab. Pasien HIV bisa membagi pengetahun tentang
HIV dan lakukan kegiatan yang membuat nyaman dan senang
3. Bagi Ilmu Keperawatan
Asuhan yang diberikan pada penderita HIV tidak hanya berfokus
pada aspek biologis saja tetapi juga harus memperhatikan aspek
psokologis, sosial dan spiritual serta hubungan interpersonal. Ini
dalam rangka untuk meningkatkan perawatan secara holistic pada
penderita
HIV,
serta
bisa
mengembangkan
model
asuhan
keperawatan (pengkajian, diagnosis, perencanaan dan evaluasi)
bagi pasien HIV yang mengalami masalah kedukaan.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Pada peneliti selanjutnya yang ingin meneruskan penelitian ini
disarankan untuk meneliti respon kedukaan pasien HIV dengan
melihat strategi copingnya, karena strategi coping setiap individu
untuk menyelesaikan masalah sangat penting untuk diketahui dan
akan berbeda – beda.
66
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
disimpulkan
mengenai
respon
kedukaan pasien saat terdiagnosa HIV positif di Rumah Sakit Paru Dr Ario
Wirawan Salatiga.
Partisipan 1 tidak mengalami tahap kedukaan sesuai dengan
urutannya.
Partisipan
mengalami
tahap
(denial)
karena
mencoba
memeriksakan diri ketempat lain dan tidak merespon hasil diagnose akan
penyakitnya, partisipan juga menyalahkan diri sendiri karena berfikir pendek
(anger), saat ini partisipan sudah menerima keadaannya (acceptance)
dengan lebih banyak berdoa dan minta ampun. Partisipan 1 tidak tampak
mengalami tahap tawar - menawar (bergaining) dan depresi (depression)
karena partisipan lebih menyesali keadaannya.
Partisipan 2 mengalami semua tahap kedukaan. Partisipan 2
mencoba memeriksakan ketempat lain (denial) untuk memastikan hasil
diagnose, partisipan juga marah dan menyalahkan diri sendiri (anger) saat
tau terkena penyakit ini, partisipan melakukan pengharapan karena
menyesali tindakannya (bergaining), dengan menyendiri tanpa komunikasi
(depression) selama beberapa saat partisipan menyesali tindakannya, saat
ini partisipan sudah mengikhlaskan (acceptance) keadaan dirinya.
64
Partisipan 3 mengalami semua tahap kedukaan. Partisipan 3 tidak
percaya (denial) hanya karena menggunakan jarum suntik satu kali dapat
terkena HIV, partisipan juga menyalahkan diri sendiri dan menyesali
penyakitnya (anger), partisipan melakukan pengharapan pada Tuhan
meminta ampun akan tindakan yang sudah diperbuatnya saat itu
(bergaining), menyesali keadaanya itu partisipan mencoba menenangkan
pikiran dengan menyendiri (depression) walau tetap berkomunikasi dengan
keluarganya, saat ini partisipan sudah menerima (acceptance) keadaannya
dengan lebih meningkatkan spiritualnya, mencoba melakukan perbuatan
baik dan menjalani hidupnya dengan lebih terencana.
5.2. Saran
Penelitian ini merupakan bagian dari respon kedukaan pasien saat
terdiagnosa HIV positif di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan Salatiga.
Dengan adanya saran-saran ini dapat menjadi masukan yang berharga bagi
semua pihak yang terkait.
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan Rumah Sakit lebih mengetahui tentang respon – respon
kedukaan pasien terutama pada pasien HIV positif sehingga bisa
lebih menerapkan pelayanan dengan menekankan aspek psikologis.
2. Bagi pasien HIV
Diharapkan pasien HIV dapat melakukan tindakan pencegahan
untuk diri sendiri dengan cara hidup yang lebih berhati – hati dan
65
bertanggung jawab. Pasien HIV bisa membagi pengetahun tentang
HIV dan lakukan kegiatan yang membuat nyaman dan senang
3. Bagi Ilmu Keperawatan
Asuhan yang diberikan pada penderita HIV tidak hanya berfokus
pada aspek biologis saja tetapi juga harus memperhatikan aspek
psokologis, sosial dan spiritual serta hubungan interpersonal. Ini
dalam rangka untuk meningkatkan perawatan secara holistic pada
penderita
HIV,
serta
bisa
mengembangkan
model
asuhan
keperawatan (pengkajian, diagnosis, perencanaan dan evaluasi)
bagi pasien HIV yang mengalami masalah kedukaan.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Pada peneliti selanjutnya yang ingin meneruskan penelitian ini
disarankan untuk meneliti respon kedukaan pasien HIV dengan
melihat strategi copingnya, karena strategi coping setiap individu
untuk menyelesaikan masalah sangat penting untuk diketahui dan
akan berbeda – beda.
66