MAKALAH STRATEGI PENGEMBANGAN PROFESI GU (1)

MAKALAH
STRATEGI PENGEMBANGAN PROFESI GURU
Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Etika Profesi Keguruan”
Dosen Pengampu: Ani Widayati, M.Pd.

Disusun oleh:
Istiana Dewi K
128032410
Sariyatul Ilyana
12803241025
Riqi Astuti
12803241029
Umronah
128032410

PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah
Manajemen UMKM dan Koperasi Yaitu Makalah mengenai Aspek Produksi.
Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan sesuai
waktunya.
Kami harap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah
ilmu pengetahuan kita semua.

i

Akhir kata dari kami, terima kasih dan mohon maaf atas segala ketidak
sempurnaan dari penyusunan makalah ini.
Yogyakarta, 7 September 2013
Penyusun

DAFTAR ISI

ii

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II
PEMBAHASAN
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah peran guru sebagai tenaga profesional?
2. Bagaimana cara pengembangan profesi guru?

A. Guru sebagai Tenaga Profesional
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (pasal 1 ayat 1) dinyatakan bahwa:
“Guru adalah pendidik professional ddengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan pendidikan menengah”. Sedangkan teori tentang guru
professional banyak dikemukakan oleh pakar manajemen pendidikan, seperti
Rice & Bishoprick (1971) guru professional adalah guru yang mampu
mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari.

Profesionalisasi guru oleh kedua pasangan penulis tersebut dipandang sebagai
satu proses yang bergerak dari ketidaktahuan (ignorance) menjadi tahu, dari
ketidakmatangan (immaturity) menjadi matang, dari diarahkan oleh orang
lain (other-directedness) menjadi mengarahkan diri sendiri. Peningkatan mutu
pendidikan berbasis sekolah (MPMBS) mempersyaratkan adanya guru-guru
yang memiliki pengetahuan yang luas, kematangan, dan mampu
menggerakkan dirinya sendiri dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
di sekolah.
Sedangkan Glickman (1981) menegaskan bahwa seseorang akan bekerja
secara professional bilamana orang tersebut memiliki kemampuan (ability)
dan motivasi (motivation). Maksudnya adalah seseorang akan bekerja secara
professional bilamana memiliki kemampuan kerja yang tinggi dan
kesungguhan hati untuk mengerjakan dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya,
seseorang tidak akan bekerja secara professional bilamana memiliki hanya

iii

memenuhi salah satu di antara dua persyaratan diatas. Jadi, betapa pun
tingginya kemampuan seseorang ia tidak akan bekerja secara professional
apabila tidak memiliki motivasi kerja yang tinggi. Sebaliknya, betapapun

tingginya motivasi kerja seseorang ia tidak akan sempurna dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya bilamana tidak didukung oleh kemampuan.
Lebih lanjut menurut Glickman, sesuai dengan pemikirannya diatas, seorang
guru dapat dikatakan professional bilamana memiliki kemampuan tinggi
(high level of abstract) dan motivasi kerja tinggi (high level of commitment).
Komitmen lebih luas daripada concern sebab komitmen itu mencakup waktu
dan usaha. Tingkat komitmen guru terbentang dalam satu garis kontinum,
bergerak dari yang paling rendah menuju yang paling tinggi. Guru yang
memiliki komitmen yang rendah biasanya kurang memberikan perhatian
kepada murid, demikian pula waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk
meningkatkan mutu pembelajaran pun sangat sedikit. Sebaliknya, seorang
guru yang memiliki komitmen tinggi biasanya tinggi sekali perhatiannya
kepada murid, demikian pula waktu yang disediakan untuk peningkatan mutu
pendidikan sangat banyak. Sedangkan tingkat abstraksi yang dimaksudkan
disini adalah tingkat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran,
mengklarifikasi masalah-masalah pembelajaran, dan menentukan alternative
pemecahannya. Menurut Glickman (1981) guru yang memiliki tingkat
abstraksi yang tinggi adalah guru yang mampu mengelola tugas, menemukan
berbagai permasalahan dalam tugas, dan mampu secara mandiri
memecahkannya.

Sementara itu, perwujudan unjuk kerja professional guru ditunjang dengan
jiwa profesionalisme yaitu sikap mental yang senantiasa mendorong untuk
mewujudkan diri sebagai guru professional.
Kualitas profesionalisme ditunjukkan oleh lima unjuk kerja sebagai berikut:
1. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standar
ideal.
2. Meningkatkan dan memelihara citra profesi
3. Keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan pengembangan
professional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas
pengetahuan dan keterampilan
4. Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi
5. Memiliki kebanggaan terhadap profesinya.
Keefektifan professional guru dapat diwujudkan melalui pemberdayaan
potensi dan prestasi para guru. Seorang guru hendaknya memiliki kompetensi
yang mantap. Kompetensi tersebut berada dalam diri pribadi guru yang
bersumber dari kualitas kepribadian, pendidikan, dan pengalamannya.
Kompetensi tersebut meliputi kompetensi intelektual, fisik, pribadi, sosial,
dan spiritual.
Guru sebagai tenaga professional memiliki fungsi meningkatkan martabat dan
peran guru sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan

nasional.kedudukan guru sebagai tenaga profeprofessionalujuan untuk
melaksanakan system pendidikan nasional, dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.

iv

B. Pengembangan Profesi Guru

v