T2 092011004 BAB VII

Bab Tujuh

Kesimpulan dan Rekomendasi
Kesimpulan
Kegiatan ekonomi pedagang mama-mama asli Papua di Pasar
Remu merupakan suatu peluang sekaligus menjadi tantangan. M enjadi
peluang karena kegiatan ekonomi (jua beli) ini memberikan nilai
tambah dalam kehidupan keluarga mereka. M enjadi tantangan karena
perhatian pemerintah yang kurang dalam hal fasilitas tempat jualan,
permodalan (bantuan secara melekat), dan juga pembinaan keterampilan berdagang, sehingga lama kelamaan pedagang mama-mama asli
Papua ini mengalami kesulitan untuk mencapai perkembangan yang
lebih baik. Kondisi ini kemudian menjadi permasalahan baru yang
dihadapi pedagang mama-mama asli Papua dalam proses kegiatan jual
belinya di Pasar Remu.
Lokasi Pasar Remu mempunyai cerita yang berbeda dalam
tataran kebijakan daerah, dimana lokasi pasar menjadi tanggung jawab
dua administrasi (pemerintahan), sehingga penanganannya kurang
fokus dan tidak serius. Ketidakseriusan itu antara lain dalam hal
perhatian pemerintah yang tidak secara sungguh-sungguh dalam
pengawasan, bantuan secara melekat kepada pedagang, dan juga
kurangnya pembinaan keterampilan berdagang bagi pedagang mamamama asli Papua, dimana mereka ini adalah penduduk asli yang sudah

melakukan kegiatan jual beli jauh sebelum Pasar Remu dibangun.
M ereka merupakan cikal bakal aktivitas perdagangan yang terjadi dan
berlangsung di Pasar Remu.
125

BERJUANG DI ANTARA PELUANG
Studi Pada Pedagang Mama-mama Asli Papua di Pasar Remu Kota Sorong

Dalam perjalanan waktu, pedagang mama-mama asli Papua ini
menghadapi berbagai permasalahan dengan hadirnya migran yang
sama-sama melakukan aktivitas di lokasi kegiatan ekonomi yang sama.
Kehadiran migran tentu menimbulkan perubahan bagi pedagang
mama-mama asli Papua, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Perubahan ini tentunya ada yang positif, namun ada pula yang negatif.
Perubahan positif antara lain dengan munculnya kreativitas berdagang
pedagang mama-mama asli Papua untuk menghadapi persaingan, yaitu
berupa: (1) strategi pintu utama, (2) modal sosial (relasi), dan (3) kerjasama dengan anggota keluarga. Ketiga cara tersebut memberi dampak
positif dalam kegiatan jual beli mereka, sehingga mereka dapat
mempertahankan eksistensinya.
Perubahan dari sisi negatif adalah kurangnya kepekaan dan

kepedulian pemerintah terhadap keberadaan pedagang mama-mama
asli Papua (pribumi), meskipun pemangku kebijakan tersebut adalah
juga orang asli Papua (pribumi). Pemerintah menerapkan kebijakan
yang tidak berpihak pada pedagang mama-mama asli Papua dalam hal
penempatan lokasi berdagang. Siapa yang memiliki modal besar, maka
dia bisa memilih tempat-tempat strategis untuk berdagang, dan bisa
memiliki banyak ruang-ruang pasar. Pada umumnya para pedagang
pendatang (migran) yang memiliki cukup modal, sehingga mereka
memiliki banyak ruang-ruang pasar. Secara ekonomi mereka inilah
yang menguasai ekonomi pasar. Sementara bagi pedagang mama-mama
asli Papua dukungan material dan immaterial dari pemerintah masih
sangat kurang, sehingga mereka mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan modernisasi pasar. Hal yang sangat memprihatinkan
bahwa pada akhirnya untuk menutup kebutuhan hidup keluarga
sebagian pedagang mama-mama asli Papua terpaksa harus menjual atau
menyewakan fasilitas (tempat jualan) mereka kepada pedagang pendatang, selanjutnya mereka melakukan aktivitas perdagangan di luar
pasar atau bergantian dengan sesama pedagang pribumi lainnya.
Keputusan seperti ini tentu tidak menguntungkan pedagang mamamama asli Papua, karena mereka akan semakin sulit untuk mempertahankan keberlanjutan kegiatan ekonominya di pasar.

126


Kesimpulan dan Rekomendasi

Kondisi yang dialami pedagang mama-mama asli Papua dalam
ruang kegiatan pasar menjadi keluhan secara umum di tanah Papua,
khususnya di Pasar Remu. Kenyataan ini menghantar pedagang mamamama asli Papua pada posisi yang tidak menguntungkan. M ereka tidak
dapat mengembangkan potensi dan memanfaatkan kesempatan untuk
memperbaiki ekonomi serta kesejahteraan kehidupan keluarga yang
diharapkan. Kondisi ini yang pada akhirnya melahirkan perilaku
dagang yang lebih kreatif mama-mama asli Papua dalam beradaptasi
dan mempertahankan kegiatan ekonominya. Berbagai strategi yang
digunakan tersebut menjadi modal utama untuk membuka diri dengan
kehadiran migran dalam ranah kegiatan jual beli di pasar.
Selain itu, untuk mendukung strategi pintu utama para pedagang
mama-mama asli Papua memiliki kemampuan menarik pembeli
dengan cara menurunkan harga barang, membeli dalam jumlah banyak
diberikan potongan harga, melayani pembeli dengan baik dan sabar,
serta memberi bonus tambahan pada pembelian barang tertentu.
Salah satu strategi jitu yang digunakan pedagang mama-mama
asli Papua seperti sudah penulis sampaikan di atas adalah strategi pintu
utama. Strategi ini menggunakan tiga cara untuk mendapatkan barang

dagangan dalam kegiatan jual belinya, yaitu: menjual dari hasil kebun
sendiri, membeli barang dagangan dari orang lain (sesama pedagang),
dan gabungan antara keduanya. Strategi pintu utama bertujuan untuk
memperlancar proses kegiatan jual beli atau melariskan barang
dagangan, sehingga perputaran modal dapat berlangsung terus-menerus, apalagi barang dagangan pedagang mama-mama asli Papua ini pada
umumnya berupa hasil bumi yang tidak bisa tahan lama.

Rekomendasi
Dalam penelitian ini, peneliti merekomendasikan dua hal yang
menjadi pertimbangan bagi pemerintah dan kalangan akademisi untuk
penyempurnaan dan perbaikan fenomena kegiatan pedagang mamamama asli Papua pada ruang-ruang kegiatan ekonomi antara lain:

127

BERJUANG DI ANTARA PELUANG
Studi Pada Pedagang Mama-mama Asli Papua di Pasar Remu Kota Sorong

a.

Dari Segi Kebijakan


Rekomendasi yang ingin disampaikan dalam tulisan ini adalah
pedagang mama-mama asli Papua membutuhkan kebijakan afirmatif
(keberpihakan khusus) yang utuh dan terfokus untuk mendukung dan
mendorong kegiatan jual beli mereka. Untuk mendorong dan
membantu pedagang mama-mama asli Papua lebih cepat maju dan
berubah pada kegiatan ekonominya, maka pemberian bantuan kepada
mereka berkaitan dengan pelatihan keterampilan berdagang, bantuan
modal berbunga rendah, fasilitas tempat jualan, perdasus (peraturan
daerah khusus) komoditi jualan, bebas retribusi, penyediaan transportasi khusus, dan pengurangan pasar modern (supermarket atau
hypermarket) harus ditinjau kembali. Kemudian diperlukan juga
pengaturan, penataan, kepemilikan serta penggunaan tempat jualan
dibuat secara mengikat untuk mengontrol pemanfaatan tempat jualan
(tidak memindahtangankan) dalam bentuk dokumen pernyataan
bersama antara pengguna (penyewa) dan pemilik (pemerintah).
b. Untuk Penelitian Lanjutan

Fenomena kegiatan ekonomi pedagang mama-mama asli Papua
menjadi sebuah kajian yang menarik dan masih sangat mungkin
dilakukan di waktu-waktu mendatang dalam perspektif yang berbeda.

Karena itu temuan studi ini masih terbuka berbagai kemungkinan
dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui dan mendalami
kegiatan jual beli pedagang mama-mama asli Papua dengan segala
fenomena dan dinamika kehidupannya di pasar. Kemungkinan penelitian lanjutan terhadap pedagang mama-mama asli Papua antara lain:

 M eneliti dan membuat perbandingan antara pasar di wilayah pesisir
dengan pasar di wilayah pesisir lainnya di suatu kota atau kabupaten
di tanah Papua;
 M eneliti dan membuat perbandingan antara pasar di wilayah pesisir
dengan pasar di wilayah pegunungan di tanah Papua;

 M eneliti tentang pedagang mama-mama asli Papua yang berjualan
pisika (pinang, sirih dan kapur);
128

Kesimpulan dan Rekomendasi

 M eneliti tentang pedagang orang asli Papua yang berjualan ikan;

 M eneliti tentang pedagang mama-mama asli Papua yang berjualan

kerajinan tangan;
 M eneliti tentang pedagang mama-mama asli Papua yang berjualan
di depan halaman rumahnya dan membandingkannya dengan
mama-mama Papua yang tidak berjualan di depan halaman
rumahnya;
 Transformasi berdagang pedagang mama-mama asli Papua kegiatan
di Pasar.

129

BERJUANG DI ANTARA PELUANG
Studi Pada Pedagang Mama-mama Asli Papua di Pasar Remu Kota Sorong

130