Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tindakan Merefrensikan Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Kepada Calon Mahasiswa T2 942009038 BAB IV
51
Bab 4
Analisis dan Pembahasan
4.1.
Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1 Profil Responden Penelitian
Untuk menunjang analisis kuantitatif secara statistik juga akan di lakukan analisis secara kualitatif dengan menganalisis karakteristik responden melalui informasi gambaran deskripsi dari obyek penelitian yang terdiri dari, jenis kelamin, umur, tahun angkatan, pekerjaan, keterangan karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1
Karakteristik Responden
Karakteristik Kategori Jumlah Responden
Presentase (%)
Jenis kelamin Laki-laki 53 47,7
Perempuan 58 52,2
Pekerjaan Guru 69 62,1
Mahasiswa 42 37,8
Wiraswasta 5 4,5
Umur 20 tahun-30tahun 53 47,7
30tahun-40tahun 17 15,3
40tahun-50tahun 37 33,3
50tahun-60tahun 6 5,4
(2)
52
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui Jenis kelamin menunjukan bahwa responden perempuan jumlahnya lebih besar dibanding dengan responden laki-laki hal ini dapat diartikan perbedaan bahwa niat mereferensi perempuan lebih besar atau keinginan memilih jurusan MMP UKSW lebih banyak wanita daripada yang laki-laki, koresponden perempuan menujukan prosentase yang lebih besar dibanding dengan yang lainnya, sebagai berikut 52,2%. Usia seseorang berkaitan dengan perilaku dan cara berfikirnya, karena dengan bertambahnya usia seeorang maka akan mengalami perubahan dalam perilakunya. Dalam penelitian ini usia ᦫ 20 tahun merupakan prosentase terbesar, yaitu 47,7%, sedangkan Pekerjaan yang merupakan profesi dapat mempengaruhi tindakan seseorang dalam mereferensikan. Diketahui bahwa responden terbesar berprofesi sebagai guru 47,7% dimungkinkan hal ini terjadi karena sesuai dengan bidang minat mahasiswa terhadap jurusan yang diambil yaitu program studi Magister Manajemen Pendidikan. Hal ini Sejalan dari penelitian awal pada tahap penjajagan menggunakan metode wawancara, bahwa niat atau keinginan masuk program studi Magister Manajemen UKSW karena adanya tindakan referensi seorang teman yang berprofesi sebagai guru dan juga responden yang lainnya, alasan mengapa memilih program studi Magister Manajemen UKSW yaitu, berhubungan dengan profesinya sebagai guru. Mahasiswa yang memiliki sikap positif dan dorongan pertimbangan normatif serta memiliki pengalaman proses sebagai mahasiswa Magister
(3)
53 Manajemen Pendidikan Universitas Kriten Satya Wacana Salatiga, telah memiliki kesan yang mendalam. Maka akan memunculkan niat untuk merefrensikan yang berkorelasi dengan tindakan merefrensikan, sedangkan tindakan mereferensikan merupakan prilaku yang berupa ajakan kepada fihak lain untuk melakukan tindakan yang sama dengan dirinya bisa berupa ajakan positif maupuan ajakan negatif yang berupa penolakan untuk tidak mereferensikan.
4.2
Statistik Deskriptif
Pemahaman deskriptif pada bagian ini merupakan informasi gambaran tentang tanggapan responden mengenai jawaban dari variabel penelitan tentang variabel exogen yang terdiri dari sikap mereferensikan dan norma subyektif mereferensikan, begitu juga variabel endogen yaitu niat mereferensikan dan tindakan mereferensikan. Pada analisis ini bertujuan mengetahui nilai rata-rata yang menggambarkan persepsi responden atas item-item pertanyaan yang direspon oleh responden.
4.2.1 Deskripsi Variabel Sikap
Hasil statistik diskripsi dari jawaban responsen untuk variabel penelitian sikap mereferensi mahasiswa pasca sarjana MMP UKSW yang diukur dengan menggunakan 4 item pertanyaan. Dapat dipaparkan pada Tabel 4.2.
(4)
54
Tabel 4.2
Statistik Deskripsi Sikap Mereferensikan
Variabel Indikator
Frekunsi jawaban
responden Total skor
Rata-rata skor 1 2 3 4 5
Sikap Merefere nsikan Tindakan mereferensi Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa merupakan suatu yang baik
0 0 17 54 39 464* 4,18**
Tindakan mereferensi Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa merupakan suatu membanggakan
2 7 30 52 20 413 3,72
Tindakan mereferensi Pasca Sarjana Magister Manajemen Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa merupakan suatu tanggung jawab
5 13 28 43 22 393 3,54
Tindakan mereferensi Pasca Sarjana Magister Manajemen Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa merupakan suatu kepedulian
3 6 24 45 33 432 3,89
Rata –rata skor sikap mereferensi 3,83 Sumber : lampiran 3
(5)
55 keterangan dari tabel 4.2 :
*) skor x jumlah masing-masing kategori jawaban, misal (0x1)+(0x2)+(17x3)+(54x4)+(39x5)=464
**) total skor dibagi jumlah responden, misal 464/111 = 4,18
Dari tabel 4.2 tampak bahwa skor rata-rata secara keseluruhan untuk dimensi sikap mereferensi mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana sebesar 3,83. ini dapat diartikan bahwa sikap untuk mereferensi dipersepsikan pada kategori tinggi. Dikarenakan secara dimensi per-indikator dari persepsi individu kesemuanya diatas 3,50, bahwa sikap mereferensi oleh individu dianggap sesuatu yang baik, sesuatu tanggung jawab, membanggakan dan merupakan suatu kepedulian, bahkan dari dimensi indikator sikap mahasiswa untuk mereferensiakan dianggap sebagai sikap yang baik dipersepsikan dalam kategori sangat tinggi dengan skor 4,18 artinya bahwa mahasiswa memiliki sikap untuk mereferensi sebagai dorongan dalam melakukan tindakan mereferensi oleh mahasiswa dianggap suatu sikap yang baik atau sikap yang terpuji.
4.2.2 Deskripsi Variabel Norma Subyektif Mereferensikan
Hasil statistik diskripsi dari jawaban responsen untuk variabel Norma Subyektif mereferensi mahasiswa pasca sarjana Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana yang diukur dengan menggunakan 4 item pertanyaan. Dapat dipaparkan pada Tabel 4.3
(6)
56
Tabel 4.3
Statistik Deskripsi Norma Subyektif Mereferensikan
Variabel Indikator
Frekunsi jawaban
responden Total Skor
Rata-rata skor 1 2 3 4 5
Norma Subyektif Mereferensi
Kebanyakan
mahasiswa dengan
senang hati
mengajak orang lain
jika ingin
melanjutkan studi pada program studi Magister Manajemen Pendidikan UKSW
2 7 29 53 20 445 4,00
Dosen didalam kelas meminta
mempromosikan Program Studi Magister Manajemen Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa
5 24 36 39 7 352 3,17
Kebanyakan alumni memberikan
informasi yang positif kepada orang lain mengenai Program Studi Magister Manajemen Pendidikan UKSW
0 7 24 49 31 447 4,02
Staff administrasi dengan senang hati memberikan
informasi tentang Program Studi Magister Manajemen Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa pada saat mendaftar
1 1 9 47 53 483 4,35
Rata –rata skor norma subyektif 3,88 Sumber : lampiran 3
(7)
57 Tabel 4.3 menunjukan rata-rata skor norma subyektif dari tindakan mereferensi mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana adalah sebesar 3,88 hal ini dapat diartikan bahwa tanggapan orang lain atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan– kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi niat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangakan sangat tinggi dalam mempengaruhi niat berperilaku. Dalam persepsi norma subyektif mahasiswa terdapat tiga indikator yang menunjukan nilai rata-rata yang tinggi yaitu, staff administrasi yang telah menunjukan dukungan normatif kepada calon mahasiswa dengan perilaku memberikan informasi secara senang hati tentang program studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana ditujukan dengan nilai sebesar 4,35. Kedua, para alumi memiliki sikap yang positif dengan memberikan informasi kepada calon mahasiswa dengan nilai sebesar 4,02 dan yang ketiga mahasiswa yang telah mengikuti perkuliahan juga memberikan informasi kepada calon mahasiswa dengan cara mengajak dan mengarahkan untuk mendaftar pada program studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana, dengan nilai rata-rata sebesar 4,00. Namun terdapat pula indikator yang menunjukan bahwa responden dalam norma subyektif tentang sikap dosen dalam mempromosikan program studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana kepada mahasiswa ketika dalm kelas, pada kategori cukup dengan nilai rata-rata skor sebesar 3,17.
(8)
58
4.2.3 Deskripsi Variabel Niat Mereferensikan
Hasil statistik diskripsi dari jawaban responsen untuk variabel Niat mereferensi mahasiswa pasca sarjana Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana yang diukur dengan menggunakan 4 item pertanyaan. Dapat dipaparkan pada Tabel 4.3
Tabel 4.4 Statistik Deskripsi Niat Mereferensikan
Variabel Indikator
Frekunsi jawaban
responden Total skor
Rata-rata skor 1 2 3 4 5
Niat Mereferens ikan
Selama ini saya berkeinginan tinggi untuk
mereferensikan Program Studi Magister
Manajemen
Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa
1 5 34 60 11 408 3,67
Selama ini saya sangat berminat untuk
mempromosikan Program Studi Magister
Manajemen
Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa
3 8 29 55 16 406 3,65
Selama ini saya berkeinginan
memberikan
informasi yang
(9)
59
positif Program Studi Magister Manajemen
Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa
Selama ini saya sering memberikan informasi program studi Magister Manajemen
Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa
2 9 14 45 41 447 4,02
Rata –rata skor niat mereferensi 3,83 Sumber : lampiran 3
Berdasarkan tabel 4.4, rata-rata skor keseluruhan untuk variabel niat mereferensikan program studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana adalah sebesasr 3,83. ini berarti bahwa responden memiliki niat mereferensi yang dikategorikan tinggi, kesemua indikator menunjukan nilai skor rata-rata yang tinggi, pada indikator pertama, inginan yang tinggi untuk mereferensikan memiliki nilai sebesar 3,67. sedangkan niat memberikan informasi dan keinginan berpromosi mahasiswa kepada calon mahasiswa juga menunjukan nilai yang tinggi dengan nilai sebesar 3,65 dan 3,99. dan pada indikator keempat yaitu tingkat kontiuitas penggunaan waktu pada indikator ini dikategorikan sangat sering dengan skor nilai 4,02.
(10)
60
Hasil statistik diskripsi dari jawaban responsen untuk variabel Perilaku Mereferensikan mahasiswa pasca sarjana Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana yang diukur dengan menggunakan 4 item pertanyaan. Dapat dipaparkan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.5 Statistik Deskripsi Variabel Perilaku Mereferensikan
Variabel Indikator
Frekunsi jawaban
responden Total Skor
Rata-rata skor 1 2 3 4 5
Perilaku Merefere nsikan
Selama ini saya sering
mereferensikan program studi Magister
Manajemen
Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa
2 20 39 41 9 428 3,85
Selama ini saya sering
mempromosikan program studi Magister
Manajemen
Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa
3 19 34 46 9 372 3,35
Selama ini saya sering menyebar brosur program studi Magister Manajemen
Pendidikan UKSW kepada calon mahasiswa
2 1
(11)
61
Selama ini saya tidak berkeberatan mengambilkan brosur Program Studi Magister Manajemen
Pendidikan UKSW jika ada fihak lain yang
membutuhkan
4 18 30 47 1 2
382 3,44
Rata –rata skor tindakan mereferensi 3,36
Sumber : lampiran 3
Tabel 4.5 menujukan nilai skor rata-rata variabel tindakan mereferensi sebesar 3,36. hal ini dapat diartikan bahwa responden memiliki tindakan yang dikategorikan cukup dalam melakukan tindakan mereferensikan program studi magister Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana kepada calon mahasiswa. Dalam pengukuran tindakan mereferensi mahasiswa, terdapat tiga indikator yang menunjukan nilai rata-rata yang tinggi.
Pertama, tindakan merupakan “action” nyata yang telah
dilakukan yaitu tindakan telah melakukan promosi, tindakan mereferensi dengan intensitas waktu yang sering, dan tindakan tidak berkeberatan mengambilkan brosur kepada calon mahasiswa atau fihak lain yang membutuhkan, masing-masing dengan rata-rata skor sebesar 3,85, 3,35, dan 3,44. sedangkan pada indikator tindakan menyebar brosur kepada calon mahasiswa dikategorikan cukup dengan skor rata-rata 2,81.
(12)
62
4.3
Asumsi Structural Equation Model
4.3.1 Identifikasi Model
Dalam analisis SEM model yang telah di analisis dengan analisi factor atau analisis konfirmatori akan menghasilkan analisis Df (degree of freedom). Yang dapat di lihat pada out teks. Identifikasi berkaitan dengan apakah tersedia cukup informasi untuk mengidentifikasi adanya sebuah solusi dari persamaan structural, terdapa tiga jenis identifikasi yang mungkin terjdi dalam analisis SEM, antara lain: just identifikasi, under identifikasi dan over identifikasi. Dalam SEM model yang just identifikasi mempunyai Df sebesar 0 dalam terminology SEM disebut
saturated artinya model sudah teridentifikasi dengan jelas maka persamaan tidak dapat salah lagi (can never be wrong). Sedangkan under identifikasi jika Df dengan nilai negative dalam SEM disebut can never be solved. Selanjutnya over identifikasi bahwa nilai yang di harapkan positif yang artinya dapat terdentifikasi dengan demikian dapat dibuktikan kesalahannya (can be wrong ),sehingga nilai dari degree of freedom perlu di ketahui apakah model layak di diuji ataukah tidak layak diuji. Santosa (2011)
4.3.2 Uji Normalitas Data dan outlier
Sebelum data diolah menggunakan model SEM seharusnya data dalam keadaan siap artinya data sudah melalui uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji outlier.
(13)
63 Data yang diperoleh selanjutnya perlu diketahui apakah berdistribusi normal atau tidak, apabila didapati dalam pengujiannya tidak normal maka perlu outlier data. Data outlier merupakan data yang mempunyai nilai diatas atau nilai jauh dibawah rata-rata data, diuji dengan dua tahap. Tahap pertama, menguji normalitas untuk setiap variabel sedangkan tahap kedua menguji normalitas semua variabel secara bersama-sama (multivariate normality). Hal ini dikarenakan belum tentu jika data normal secara individu apakah demikian juga dengan data secara bersama (multivariate) apakah berdistribusi normal. Sebuah distribusi dikatakan normal jika angka K.w (kweness) kemencengan dan angka C.r (critical ratio) kurtosis (keruncingan) ada diantara nilai -2,58 sampai degan + 2,58, jika angka yang diperoleh setelah pengujian terdapat dibawah atau diatas nilai yang telah ditentukan maka distribusi dapat dikatakan tidak normal. Selanjutya menggunakan data output asessment of normality lalu di uji dengan normalitas mahalanois, yang tidak normal berada pada nilai P1 dan P2 ≤ 0,05 dioutlier. Santoso (2011).
Tabel 4.6
Assessment of normality sikap mereferensi
Variable Min Max Skew c.r. Kurtosis c.r.2 x4 1.000 5.000 -.814 -3.505 .428 .920
x3 1.000 5.000 -.555 -2.389 -.204 .439 x2 1.000 5.000 -.607 -2.611 .428 .921 x1 2.000 5.000 -.426 -1.833 -.443 -.954 Multiva
(14)
64
Tabel 4.7
Assessment of normality norma subjektif mereferensi
Variable Min Max Skew c.r. Kurtosis c.r.2
x8 1.000 5.000
-1.326
-5.705 2.814 6.053
x7 2.000 5.000 -.430
-1.851 -.476 -1.024
X6 1.000 5.000 -.625
-2.688 .427 .919
X5 1.000 5.000 -.814
-3.505 .428 .920 Multiva
riate 7.900 6.007
Tabel 4.8
Assessment of normality Niat mereferensi
Variable Min Max Skew c.r. Kurtosis c.r.2
x12 1.000 5.000 -.993 -4.275 .498 1.072 x11 1.000 5.000 -1.069 -4.600 1.580 3.398 x10 1.000 5.000 -.800 -3.443 .957 2.058 x9 1.000 5.000 -.547 -2.355 .779 1.676
(15)
65
Tabel 4.9
Assessment of normality norma subjektif mereferensi
Variable Min Max Skew c.r.
Kurto
sis c.r.2
x13 1.000 5.000 -.177 -.764 -.495 -1.065 x14 1.000 5.000 -.434 -1.870 -.278 -.599 x15 1.000 5.000 -.032 -.141 -.937 -2.01 x16 1.000 5.000 -.428 -1.843 -.433 -.933
Multivariat 2.499 1.900
Variabel sikap mereferensi dan variabel tindakan mereferensi dalam keadaan normal dengan nilai Cr diantara -2.58 s/d 2,58 yaitu, (2.003 ᦪ 2,58) dan (1.900 ᦪ 2,58) sedangkan data yang telah di assessment normality
terdapat variabel Niat dan variabel Norma Subyetif dengan nilai lebih besar yaitu (8.307 ᦫ 2,58) dan (6.007 ᦫ 2,58) dari angka critical ratio atau C.r kurtosis (keruncingan) ada diantara nilai -2,58 sampai dengan + 2,58. Yang berarti data dari variabel tidak normal. Untuk itu perlu adanya uji konfirmatori kontruk.
4.3.2 Uji Outliers
Dalam uji data outlier dikatakan signifikan apabila probabilitas (p) p1 dan p2 memiliki nlai < 0,05. Data yang tidak normal perlu adanya pembersihan data outlier dilihat dari c.r multivariat dan univariat outlier. Ghozali (2004)
Data yang telah dioutput dapat dilihat pada tabel 4.10 dibawah ini:
(16)
66
Tabel 4.11
Revisi Assessment of normality Niat mereferensi
Variable Min max Skew c.r.
Kurtos
is c.r.2
x12 1.000 5.000 -.993 -4.275 .498 1.072 x11 1.000 5.000 -1.069 -4.600 1.580 3.398 x10 1.000 5.000 -.800 -3.443 .957 2.058
x9 1.000 5.000 -.547 -2.355 .779 1.676
Multivariate 10.92 8.307
Data yang harus dioutlier adalah data yang memiliki jarak yang semakin jauh dengan titik pusat (centroid), atau data yang sangat berbeda dengan data lainnya. Pada data diatas angka diurutkan dari hasil yang terbesar jika mempunyai angka p1 dan p2 dibawah 0,05 maka harus dioutlier. Dari 111 sampel data, data nomor 55, 103, 110, 44 dianggap outlier karena dibawah 0,05. Dengan demikian data tersebut harus dihapus.
(17)
67
Tabel 4.12
Revisi asessment of normality norma Subyektif
Sekarang angka C.r telah berada di bawah 2,58 yang berarti data telah dalam distribusi normal baik secara individu maupun secara multivariat atau bersama-sama,pada indikator x8 menunjukan nilai cr 6,05 dan indikator x11 3,39 keduanya diatas nilai yang direkomendasikan hanya indikator x11 dibanding dengan kelompok indikator yang lainya tidak begitu jauh sehingga masih bisa dikategorikan normal.
4.4
Pengujian dan Analisis Data
Teknik SEM pada penelitian ini menggunakan dua macam model, yaitu: 1. Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis) Analisa ini digunakan untuk mengkonfirmasi faktor yang paling dominan dalam satu kelompok variabel. Pada penelitian ini analisis faktor Variable Min Max Skew c.r.
Kurto
sis c.r.2
x13 1.000 5.000 -.177 .764 -.495 -1.065 x14 1.000 5.000 -.434 -1.870 -.278 -.599 x15 1.000 5.000 -.032 -.141 -.937 -2.01 x16 1.000 5.000 -.428 -1.843 -.433 -.933
(18)
68
konfirmasi digunakan untuk uji indikator yang membentuk faktor sikap mereferensikan, norma subyektif mereferensikan, niat mereferensikan dan tindakan mereferensikan. 2. Regression Weight Dalam SEM,
Regression Weight digunakan untuk meneliti seberapa besar pengaruh: a. Variabel sikap mereferensi, norma subyektif mereferensi terhadap niat mereferensi. b. Variabel sikap mereferensi, norma subyektif mereferensi terhadap tindakan mereferensi dan variabel niat merefereni terhadap tindakan mereferensi.
Sebuah permodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari Measurement Model dan Structural Model.
Measurement Model atau Model Pengukuran ditujukan untuk mengkonfirmasi dimensi-dimensi yang dikembangkan pada sebuah faktor. Sedang Structural Model atau Model Struktural adalah model mengenai struktur hubungan yang membentuk atau menjelaskan kausalitas antar faktor yang pada prinsipnya yaitu hubungan antara variabel laten.
4.4.2 Uji Measurement Model
Uji Measurement Model atau analisis faktor konfirmatori karena pada tahap ini model akan dikonfirmasi apakah variabel dapat mencerminkan faktor yang sedang dalam analisis, merupakan uji unidimensionalitas dari kontruk-kontruk eksogen dan kontruk-kontruk endogen. Ferdinand (2002)
(19)
69
4.4.2.1 Analisis Faktor Konfirmatori Variabel Eksogen
Dalam penelitian ini dua variabel kontruk eksogen siakap mereferensi dan norma subyektif mereferensi mahasiswa program studi Magister manajemen Pendidikan. Sedangkan variabel eksogen menurut. Ghozali (2008), adalah variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lainya dalam rangkaian hubungan kausalitas antar variabel. Gambar 4.1. sedangkan hasil dari output analisis uji variabel kontstruk eksogen niat mereferensi dan norma subyektif mereferensi terdapat pada Tabel 4.1 dapat dilihat hasil chi square, propabilitas, GFI, AGFI, TLI, yang menujukan hasil tidak fit
(20)
70
Tabel 4.13
Hasil Kesesuaian Model Analisis Variabel Konstruk Eksogen
Goodness of Fit Index
Cut of Value Hasil analisis
Evaluasi model
X² Chi Square Statistics
≤ 30,14353 40.977 Marjinal
0,05;19 Significance
probability
≥ 0,05 0,002 Marjinal
CMIN/DF ≤ 2,00 0,2158 Marjinal
GFI ≥ 0,90 - Marjinal
RMSEA ≤ 0,08 0,103 Marjinal
AGFI ≥ 0,90 - Marjinal
TLI ≥ 0,95 0,717 Baik
Dalam Ghozali (2008) berdasar uji validitas konstruk, suatu model akan akan memiliki convergen validity diatas 0,50 menunjukan indikator-indikator pembentuk konstruk adalah valid. Sedangkan yang dibawah 0,50 dinyatkan tidak valid sebagai pengukur sikap mereferensi dan norma subyektif mereferensi mahasiswa, sehinga indicator yang membentuk variabel sikap dan norma subyektif dibawah 0,50 harus didrop dari analisis. Tabel 4.13 menujukan faktor loading dari masing-masing indikator pengukur niat dan norma subyektif mereferensi.
(21)
71
Tabel 4.14
Standardized Regression Weights: analisis konfirmatori variabel eksogen
Estimate x1 <--- sikap_mereferensi .372 x2 <--- sikap_mereferensi .585 x3 <--- sikap_mereferensi .724 x4 <--- sikap_mereferensi .625 x5 <--- norma s_ mererferensi .497 x6 <--- norma s_ mererferensi .420 x7 <--- norma s_ mererferensi .769 x8 <--- norma s_ mererferensi .500
Sumber ; data primer yang diolah,2012
Dari tabel 4.14 tampak ada tiga indicator yang harus di drop karena memiliki nilai dibawah 0,50 yaitu indicator x1= 0,37, x5= 0,49 dan x6=0,42. Hasil dari output untuk revisi model tampak pada gambar 4.2.
(22)
72
Gambar 4.2 Hasil Revisi Model Analisis Faktor Konfirmatori Variabel Eksogen
(23)
73
Tabel 4.15
Hasil Pengujian Revisi Model Analsis Faktor Variabel Eksogen
Goodness of Fit Index
Cut of Value Hasil analisis Evaluasi model
X² Chi Square Statistics
≤ 30,14353
0,05;19
7,856 Baik
Significance probability
≥ 0,05 097 Baik
CMIN/DF ≤ 2,00 1,964 Baik
GFI ≥ 0,90 - Marjinal
RMSEA ≤ 0,08 094 Baik
AGFI ≥ 0,90 - Marjinal
TLI ≥ 0,95 898 Baik
Hasil yang didapat dari uji kesesuaian model yang telah di revisi menunjukan perubahan pada lima evaluasi model menunjukan hasil baik dari delapan unsure criteria evaluasi hal ini berarti model sudah dianggap fit. Oleh karena itu perlu dilakukan modification indices, hasil dari modifikasi model konfirmatori variabel eksogen dapat dilihat pada gambar 4.2
4.4.1.2 Analisis Konfirmatori Variabel Endogen
Gozali (2008) menyatakan bahwa variabel atau konstruk endogen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain tetapi juga bisa saja variabel ini pada saat bersamaan mempengaruhi variabel lain dalam suatu hubungan kausalitas. Dalam penelitian ini terdapat dua
(24)
74
variabel endogen yaitu, niat mereferensi dan tindakan mereferensi mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Pendidikan UKSW.
(25)
75
Tabel 4.16
Hasil Uji Kesesuaian Model Analisis Konfirmatori Variabel Endogen
Goodness of Fit Index
Cut of Value Hasil analisis
Evaluasi model
X² Chi Square Statistics
≤ 30,14353
0,05;19
31,711 Baik
Significance probability
≥ 0,05 0,034 Baik
CMIN/DF ≤ 2,00 1.669 Baik
GFI ≥ 0,90 - Marjinal
RMSEA ≤ 0,08 0,076 Baik
AGFI ≥ 0,90 - Marjinal
TLI ≥ 0,95 0,958 Baik
Sumber: Data primer yang diolah,2012
Tabel 4.16 diatas menunjukan bahwa hasil uji menunjukan model fit. Karena sebagian besar hasil evalusi model dari delapan criteria lima diantaranya menujukan hasil baik.
Tabel 4.17
Standardized Regression Weights Analisis Konfirmatori Variabel Endogen
Estimate
x9 <--- niat_merefernsi .777
x10 <--- niat_merefernsi .875
(26)
76
Estimate
x12 <--- niat_merefernsi .467
x13 <--- tindakan_merefernsi .850
x14 <--- tindakan_merefernsi .874
x15 <--- tindakan_merefernsi .612
x16 <--- tindakan_merefernsi .802
Sumber: data primer yang diolah,2012
Data tabel 4.17 dari Standardized Regression Weights menunjukan laoding faktor dari masing-masing indicator pengukur kontstruk niat mereferensi dan tindakan mereferensi, berada diatas 0,50. Kecuali indikator x12=467.
(27)
77
Tabel 4.18
Revisi Modifikasi Model Analisis Faktor Konfirmatori variabel endogen
Goodness of Fit Index
Cut of Value Hasil analisis
Evaluasi model
X² Chi Square Statistics
≤ 30,14353
0,05;19
20.109 Baik
Significance probability
≥ 0,05 093 Baik
CMIN/DF ≤ 2,00 1.547 Baik
GFI ≥ 0,90 - Marjinal
RMSEA ≤ 0,08 071 Baik
AGFI ≥ 0,90 - Marjinal
TLI ≥ 0,95 975 Baik
Sumber: Data primer yang diolah,2012
Tabel 4.18 menujukan hasil fit dari delapan criteria uji terdapat lima dengan hasil baik, karena sebagian besar telah memenuhi syarat pada goodness of fit index.
4.4.2Full Structural Model
Setelah pengujian dengan menggunakan analisis konfirmatori model, kemudian melakukan estimasi model full structural, menggabungkan apa yang telah diperoleh pada analisis sebelumnya. Sedangkan hasil dari analisis fuul model dapat dilihat dalam gambar 4.5.
(28)
(29)
79
Tabel 4.19
Hasil uji kesesuaian full structural model
Goodness of Fit Index
Cut of Value Hasil analisis
Evaluasi model
X² Chi Square Statistics
≤ 30,14353
0,05;19
66.789 Baik Significance
probability
≥ 0,05 025 Baik
CMIN/DF ≤ 2,00 1.452 Baik
GFI ≥ 0,90 - Marjinal
RMSEA ≤ 0,08 064 Baik
AGFI ≥ 0,90 - Marjinal
TLI ≥ 0,95 949 Baik
Sumber: Data primer yang diolah,2012
Dari tabel 4.19 tampak bahwa hanya ada dua marjinal sehingga model memenuhi syarat index goodness of fit.
Modification Indices Covariances:
M.I. Par Change e11 <--> sikap_mereferensi 11.851 -.132 e11 <--> norma subyektif_merefererensi 14.716 .101
e11 <--> e8 7.873 .100
e11 <--> e7 6.749 .098
e11 <--> e2 5.058 -.095
e10 <--> e8 5.101 -.072
(30)
80
M.I. Par Change e9 <--> norma subyektif_merefererensi 6.667 -.058
e9 <--> e7 4.229 -.066
e9 <--> e2 4.756 .079
(31)
81
Tabel 4.20
Hasil Modifikasi Analisis Full Structural Model Goodness of Fit
Index
Cut of Value Hasil analisis
Evaluasi model
X² Chi Square Statistics
≤ 30,14353
0,05;19
33.689 Baik Significance
probability
≥ 0,05 753 Baik
CMIN/DF ≤ 2,00 840 Baik
GFI ≥ 0,90 - Marjinal
RMSEA ≤ 0,08 000 Baik
AGFI ≥ 0,90 - Marjinal
TLI ≥ 0,95 1.018 Baik
Dari tabel 4.20 diketahui bahwa dalam model persamaan structural terdapat nilai marginal dalam AGFI dan GFI, dan model ini sudah dianggap memenuhi sebagian besar criteria goodness of fit index, sehingga diangap fit.
4.5 Uji Reabilitas
Uji reabilitas pada hakekatnya ingin mengetahui apakah data dan alat ukur dapat mengukur variabel penelitian, baik itu variabel laten (manifes) ataupun indikator-indikatornya.
Tabel 4.21 Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
(32)
82 Tabel 4.22 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted
x1 54.62 74.146 .379 .883
x2 55.07 72.031 .434 .881
x3 55.27 69.521 .501 .879
x4 54.90 72.072 .377 .884
x5 55.07 71.132 .497 .879
x6 55.62 71.321 .423 .882
x7 54.85 70.994 .533 .877
x8 54.45 72.616 .484 .879
x9 55.12 70.307 .671 .873
x10 55.10 68.164 .713 .870
x11 54.79 68.736 .701 .871
x12 54.78 70.282 .484 .879
x13 55.47 68.490 .658 .872
x14 55.42 67.915 .659 .872
x15 56.06 68.904 .476 .881
x16 55.41 67.914 .636 .873
4.5.1 Output Hasil validitas dan Reabilitas
Uji validitas item dengan menggunakan analisis reability dapat dilihat pada kolom correlated item total correlation menurut Azwar (1999) dalam Priyatno (2012) batas nilai minimal korelasi 0,30 bisa digunakan dan nilai dibawah 0,30 dianggap tidak valid. Out put diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : Bahwa nilai total item diatas 0,30 sehingga keseluruhan item valid dan dianggap memuaskan.
Dari hasil output SPSS Reliability Statistics dengan teknik Cronbach Alpha untuk menentukan suatu
(33)
83 instrument reliable atau tidak. Menggunakan batas nilai alpha 0,6 dikategorikan kurang baik, diatas 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik menurut sekaran (1992), dalam Priyatno (2012). Sedangkan dalam penelitian ini diketahui nilai Cronbach Alpha sebesar 0,88 maka dikatakan baik dan dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian telah reliable.
4.6 Uji Hipotesis
Hipotesis atau anggapan sementara dalam penelitian ini didasarkan pada hubungan yang erat antara variabel independen dan variabel dependen sesuai dalam teori dan model (Structural Equation Modeling).
Tabel 4.23 Regression Weights
Estim
ate S.E. C.R. P niat_mereferensi <-- sikap_mereferensi .220 .439 .501 .615 niat_mereferensi <-- norma
s_mereferensi .974 .332 2.926 .003 tindakan_merefere
nsi <--
norma
s_mereferensi .602 .767 .784 .432 tindakan_merefere
nsi <-- sikap_mereferensi -.599 .546 -1.095 .273 tindakan_merefere
nsi <-- niat_mereferensi .731 .497 1.472 .140
(34)
84
Tabel 4.24
Standardized Regression Weights
Estimate niat_mereferensi <--- sikap_mereferensi .116 niat_mereferensi <--- norma s_mereferensi .791 tindakan_mereferensi <--- norma s_mereferensi .361 tindakan_mereferensi <--- sikap_mereferensi -.233 tindakan_mereferensi <--- niat_mereferensi .540
Sumber : Data primer yang diolah,2012
4.6.1 Pengujian Hipotesa 1
Pada hipotesis pertama menduga bahwa dimensi sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat mereferensi mahasiswa. Estimasi pada nilai p Regression Weights menunjukan (p) 0,61 > 0,05 ho diterima, sehingga Tidak ada hubungan antara sikap dengan niat mereferensikan mahasiswa Program Magister Manajeman Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana kepada calon mahasiswa.
4.6.2 Pengujian Hipotesis 2
Pada hipotesis kedua menduga bahwa dimensi norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat mereferensi mahasiswa. Estimasi pada nilai p Regression Weights menunjukan (p) 0,00 < 0,05 Ho ditolak, sehingga ada hubungan antara norma subyektif dengan niat
(35)
85 mereferensikan mahasiswa Program Magister Manajeman Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana kepada calon mahasiswa.
4.6.3 Pengujian Hipotesis 3
Pada hipotesis ketiga menduga bahwa dimensi norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap tindakan mereferensi mahasiswa. Estimasi pada nilai p
Regression Weights menunjukan (p) 0,43 > 0,05 Ho diterima,
sehingga tidak ada hubungan antara norma subyektif dengan tindakan mereferensikan mahasiswa Program Magister Manajeman Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana kepada calon mahasiswa.
4.6.4 Pengujian Hipotesis 4
Pada hipotesis keempat menduga bahwa dimensi sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap tindakan mereferensi mahasiswa. Estimasi pada nilai p Regression Weights menunjukan (p) 0,27 > 0,05 Ho diterima, sehingga tidak ada hubungan antara sikap dengan tindakan mereferensikan mahasiswa Program Magister Manajeman Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana kepada calon mahasiswa.
4.6.5 Pengujian Hipotesis 5
Pada hipotesis kelima menduga bahwa dimensi niat berpengaruh positif dan signifikan terhadap tindakan mereferensi mahasiswa. Estimasi pada nilai p Regression
(36)
86
Weights menunjukan (p) 0,14 > 0,05 Ho diterima, sehingga tidak ada hubungan antara niat dengan tindakan mereferensikan mahasiswa Program Magister Manajeman Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana kepada calon mahasiswa.
Ringakasan hipotesis dari pertama sampai dengan yang kelima dapat dilihat pada tabel 5.5
Tabel 5.5 Ringakasan Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis Peryataan hipotesis Keputusan H1 Menduga bahwa dimensi sikap berpengaruh
positif dan signifikan terhadap niat mereferensi mahasiswa
Ho diterima
H2 Menduga bahwa dimensi norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat mereferensi mahasiswa
Ho ditolak
H3 Menduga bahwa dimensi norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap tindakan mereferensi mahasiswa
Ho diterima
H4 Menduga bahwa dimensi sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap tindakan mereferensi mahasiswa
Ho diterima
H5 Menduga bahwa dimensi niat berpengaruh positif dan signifikan terhadap tindakan mereferensi mahasiswa
Ho diterima
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan ingin mengetahui pengaruh sikap mereferensi, norma subyektif mereferensi, niat
(37)
87 mereferensi terhadap tindakan mereferensi mahasiswa Program Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
4.7.1 Pengaruh sikap, norma subyektif mahasiswa terhadap niat mereferensi Program Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Dimensi variabel pertama Hasil analisis data dari hubungan antara sikap dengan niat nilai Estimasi pada nilai (p) Regression Weights 0,116 sedangkan bobot CR 0,501 dan menunjukan (p) 0,615 ᦫ 0,05 Ho diterima Artinya, bahwa tidak terdapat hubungan signifikan tetapi ada hubungan yang positif antara sikap seseorang dengan niat seseorang dalam mereferensikan program studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. berbeda dengan hasil penelitian Sigit (2006) meneliti tentang pengaruh sikap, norma subyektif terhadap niat beli menemukan bahwa sikap secara parsial berpengaruh terhadap niat yang dilihat dari hasil nilai propabilitas sebesar 0,000 jauh dibawah nilai level of significan. hal ini mendukung teori yang diajukan oleh Ajzen menurut Theory Of Reasoned Actiontindakan seseorang adalah relisasi dari keinginan atau niat seseorang untuk bertindak, faktor yang mempengaruhi niat adalah sikap yang mengarah kepada tindakannya (Dharmmesta, 1998)
(38)
88
Dimensi variabel kedua Hasil analisis data dari analisis hubungan diperoleh hanya dimensi hubungan antara norma subektif dengan niat dengan nilai Estimasi pada nilai (p) Regression Weights 0,791 sedangkan bobot
CR 2,926 dan menunjukan (p) 0,00 < 0,05 Ho ditolak. Artinya, bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan, bahwa norma subyektif seseorang mempunyai hubungan yang erat antara niat seseorang dalam mereferensikan program studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Temuan ini konsisten dengan hasil penelitian tentang teori tindakan beralasan dari Ajen dan Fishbein ( 1975) bahwa norma subyektif variabel sikap dan norma subyektif yang mengarah kepada perilaku tindakan mereferensi merupakan tindakan interaksi yang mengkomunikasikan pengalaman dari pemberi informasi tentang apa yang telah dialami kepada penerima pesan informasi sehingga informsi yang disampaikan menjadi satu bentuk mereferensikan secara efektif. Perilaku dapat berupa referensi negatif dan referensi positif. Dari hasil nilai yang diperoleh dalam penelitian ini ditemukan referensi yang disampaikan berupa referensi positif kepada calon mahasiswa.
Sependapat dalam Wijaya (2008) penelitiannya tentang perilaku berwirausaha UKM menemukan pada bobot regeresi uji kausalitas bahwa, hubungan norma subyektif terhadap niat tidak signifikan ditunjukan dengan hasil nilai evaluasi propabilitas 0,042. peran orang lain terhadap niat mereferensi dapat mempengaruhi individu
(39)
89 untuk mematuhi pandangan orang lain itu, maka semakin tinggi dukungan orang lain atau dukungan sosial maka semakin tinggi niat untuk mereferensi.
Dari hasil analisa deskriptif dapat diketahui sebesar 3,88 hal ini dapat diartikan bahwa tanggapan orang lain atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan – kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi niat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangakan sangat tinggi dalam mempengaruhi niat berperilaku.
Dimensi variabel ketiga dari analisis hubungan norma subektif dengan tindakan nilai Estimasi pada nilai (p) Regression Weights 0,361 sedangkan bobot CR 0,784
dan menunjukan (p) 0,432 ᦫ 0,05 Ho diterima. Artinya, bahwa terdapat hubungan yang positif tetapi tidak signifikan, bahwa norma subyektif seseorang mempunyai hubungan tidak erat dengan tindakan seseorang dalam mereferensikan program studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Pekerjaan yang merupakan profesi dapat mempengaruhi tindakan seseorang dalam mereferensikan. Diketahui bahwa responden terbesar berprofesi sebagai guru 47,7% dimungkinkan hal ini terjadi karena sesuai dengan bidang minat mahasiswa terhadap jurusan yang diambil yaitu program studi Magister Manajemen Pendidikan. Hal ini tidak sejalan dalam penelitian awal pada tahap penjajagan menggunakan metode wawancara, bahwa niat atau keinginan masuk program studi Magister Manajemen
(40)
90
UKSW dipengaruhi oleh sikap positif mahasiswa untuk mereferensikan didapati dari hasil wawancara, alasan mengapa memilih program studi Magister Manajemen UKSW yaitu, karena adanya tindakan referensi seorang teman yang berprofesi sebagai guru dan juga responden yang lainnya, berbungan dengan profesinya sebagai guru. Mahasiswa yang memiliki sikap positif dan dorongan pertimbangan normatif serta memiliki pengalaman proses sebagai mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kriten Satya Wacana Salatiga, telah memiliki kesan yang mendalam. Maka akan memunculkan niat untuk merefrensikan yang berkorelasi dengan tindakan merefrensikan, sedangkan tindakan mereferensikan merupakan prilaku yang berupa ajakan kepada fihak lain untuk melakukan tindakan yang sama dengan dirinya bisa berupa ajakan positif maupuan ajakan negatif yang berupa penolakan untuk tidak mereferensikan.
Data empirik dalam penelitian ini bisa jadi berlawanan dengan hasil statistik yaitu norma subyektif seseorang tidak selalu memiliki pengaruh terhadap tindakan seseorang, sesuai dengan penelitian Zain dan Ismail (2008) dalam penelitian yang berjudul “peranan sikap, norma subyektif, dan perceived behavioral control
terhadap intensi pelajar SLTA untuk memilih fakultas
ekonomi YARSI” dari data responden yang menyatakan
bahwa ereka memiliki intensi yang kuat sangat mungkin memilih fakultas ekonomi Yarsi dengan skor 3,2 %, sementara yang menyatakan mereka tidak mempunyai intensi untuk memilih fakultas ekonomi sebesar 11,3% dan
(41)
91 yang terbesar 85,5% mungkin memilih fakultas ekonomi Yarsi. Pada dasarnya responden dalam penelitian mereka mempunyai intensi untuk memilih fakultas ekonomi Yarsi walaupun tidak dalam kategori sangat kuat. sehingga bertolak belakang dengan temuan dalam penelitian ini bahwa norma subyektif atau pengaruh orang lain tidak signifikan dikarenakan sikap orang lain belum tentu digunakan sebagi refernsi untuk pengambilan tindakan dan pengambilan sikap yang mempengaruhi tindakannya. Yang sama dalam temuan mereka untuk norma subyektif atau pengaruh orrang lain terhadap niat seseorang dalam bertindak. karena menurut (Fishbein dan Ajzen, 1975) norma subyektif adalah fihak-fihak yang dianggap berperan dalam perilaku seseorang dan memiliki harapan pada orang tersebut, sedangkan fihak-fihak yang mempengaruhi antara lain: orang tua, guru, famili, teman, alumni, dan kakak kelas, namun dari jawaban responden tidak ada pilihan jawaban yang ber kontribusi dominan kesemuanya hanya ada dalam rentang skor 2,93 saja.
kemungkinan lainya adanya pengaruh tidak signifikan dikarenakan dalam penelitian ini keputusan untuk mereferensi tidak dikontruksi lewat pertanyaan yang menuju pengaruh eksternal (interpersonal influence) tetapi lebih pada kontruk pengaruh internal (external influence) seperti pendapat Bhattacherjee (2000).
Tan dan Teo (2000) tidak menemukan hubungan antara norma subyektif dengan niat. Alasan yang mungkin dapat diberikan untuk hasil yang tidak signifikan ini
(42)
92
mungkin karena mereka memandang norma subyektif hanya dari salah satu segi saja.
Dimensi variabel keempat Hasil analisis data dari hubungan antara sikap dengan tindakan mereferensi nilai Estimasi pada nilai (p) Regression Weights – 0,233
sedangkan bobot CR -1,095 dan menunjukan (p) 0,273 ᦫ 0,05 Ho diterima. Artinya, bahwa tanda – didepan nilai adalah terdapat hubungan yang negatif dan tidak signifikan, bahwa sikap tidak mempunyai hubungan yang erat antara tindakan mereferensikan program studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Hasil dari penelitian ini bertentangan dengan argumentasi Ajzen (1977) yaitu penelitiannya tentang konsep korespondensi bahwa sikap- sikap mengenai perilaku adalah spesifik, didalamnya terdapat tindakan dan sasaran dari tindakan itu. Diharapkan agar dapat menjelaskan hubungan yang kuat pada sikap-sikap dari kinerja prilaku tertentu. dari beberapa hasil penelitian tentang sikap terhadap perilaku (attitud toward behavior),
teori motivasi mengusulkan motivasi-motivasi intrinsik merupakan faktor-faktor yang penting untuk menentukan sikap perilaku individu (Davis et,al. 1992)
4.7.2 Pengaruh niat mahasiswa terhadap tindakan mereferensi Program Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
(43)
93 Hasil analisis hubungan antara niat dengan perilaku dengan nilai Estimasi pada nilai (p) Regression Weights 0,540 sedangkan bobot CR 1.472 dan menunjukan (p)
0,140 ᦫ 0,05 Ho diterima. Artinya, bahwa terdapat hubungan yang positif dan tidak signifikan, bahwa niat seseorang mempunyai hubungan yang tidak erat antara perilaku seseorang dalam mereferensikan program studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Hasil dari analisis diskripsi menunjukan bahwa niat yang diukur dengan 4 indikator terdapat dimensi yang hampir sama pada hasil skor sehingga niat dapat mengukur tindakan. Sejalan dengan pendapat Yu dan Dean (2001), bahwa niat yang besar untuk mereferensi berhubungan positif dengan tindakan sehingga niat yang besar berdapak besar pula terhdap tindakan mereferensi, melalui kesediaan untuk mengambilkan brosur, menceriterakan hal-hal positif tentang jurusan program studi kepada calon mahasiswa. Sikap dan niat yang diujudkan dalam tindakan mereferensi kepada orang lain bersedianya untuk menceriterakan pengalamannya karena adanya faktor puas dan faktor loyal ditemukan dalam penelitian Zeihml dan Bitner (1996), gramler dan Brown (1996), Oliver (1989), bahwa pemberian informasi kepada orang lain yang berupa referensi. Dalam teori tindakan beralasan atau theory reasoned action bahwa niat perilaku mengukur kekuatan relatif seseorang untuk melakukan suatu perilaku, sehingga perilaku merupakan prediksi
(44)
94
akurat terhadap perilaku atau tindakan (action). Tetapi temuan dalam penelitian ini tidaklah sejalan dengan teori. Sekalipun analisis deskripsi mendapati skor rata-rata tindakan mereferensikan dikategorikan tinggi yaitu sebesar 3,36.
Hal ini bisa saja terjadi karena niat perilaku mungkin saja tidak menghasilkan perilaku yang diharapkan karena perilaku harus diukur pada tingkat yang sama.
hhtp:/www.cios.org/encyclopedia/persuation/Gtheory 1reasoned.htm. juga dapat dipengaruhi oleh keyakinan akan kemapuan untuk melakukannya atau juga disebut sebagai keyakinan sendiri (self efficacy) Ajzen (2002 dalam Jogiyanto, 2008). pendapat yang hampir sama dari Bandura, 1986 individual-individual akan cenderung puas dengan perilaku yang mereka rasa mampu melakukannya dan cenderung tidak menyukainya untuk perilaku-perilaku yang mereka tidak menguasainya.
Ajzen (1988) dalam Jogiyanto, 2008. Waktu juga mempengaruhi seseorang pada awalnya dan pada akhir suatu niat, seperti penelitian tentang niat memilih kandidat dari partai Demokratik yang menurutnya setuju dengan aborsi dipemilihan anggota senat Amerika Serikat, setelah niatnya diukur dengan belajar melihat suatu wawancara ditelevisi sebelum pemilihan ternyata kandidat tidak menyetujui aborsi. Sebagai akibatnya dia berubah fikiranya dan memutuskan untuk memilih kandidat dari partai Republik. Pada awalnya ingin memilih yang setuju dengan aborsi, tetapi setelah sekian waktu dan calon atau kandidat
(45)
95 berubah pendirianya untuk menentang aborsi maka tindakan untuk mendukung atau memilihh kandindat akan berubah.
Mendukung hasil penelitian ini tentang hubungan niat dengan tindakan, perilaku ibu tentang menyusui anak nya yang dapat diprediksi dari metode menyusui, yaitu dengan asi atau denga botol diperoleh skor korelasinya 0,82, sikap aborsi dengan tindakan aborsi berkorelasi sebesar 0,96. (Ajzen 1988). bukti empiris hubungan yang tidak signifikan antara niat terhadap perilakunya juga diberikan oleh Shephard et. al yang melakukan analisis-meta sebanya dua kali terhadap 86 penelitian yang menggunakan TRA hasil menunjukan adanya korelasi rata-rata sebesar 0,54 antara hubungan niat dengan perilakunya.
(1)
90
UKSW dipengaruhi oleh sikap positif mahasiswa untuk mereferensikan didapati dari hasil wawancara, alasan mengapa memilih program studi Magister Manajemen UKSW yaitu, karena adanya tindakan referensi seorang teman yang berprofesi sebagai guru dan juga responden yang lainnya, berbungan dengan profesinya sebagai guru. Mahasiswa yang memiliki sikap positif dan dorongan pertimbangan normatif serta memiliki pengalaman proses sebagai mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kriten Satya Wacana Salatiga, telah memiliki kesan yang mendalam. Maka akan memunculkan niat untuk merefrensikan yang berkorelasi dengan tindakan merefrensikan, sedangkan tindakan mereferensikan merupakan prilaku yang berupa ajakan kepada fihak lain untuk melakukan tindakan yang sama dengan dirinya bisa berupa ajakan positif maupuan ajakan negatif yang berupa penolakan untuk tidak mereferensikan.
Data empirik dalam penelitian ini bisa jadi berlawanan dengan hasil statistik yaitu norma subyektif seseorang tidak selalu memiliki pengaruh terhadap tindakan seseorang, sesuai dengan penelitian Zain dan Ismail (2008) dalam penelitian yang berjudul “peranan sikap, norma subyektif, dan perceived behavioral control terhadap intensi pelajar SLTA untuk memilih fakultas ekonomi YARSI” dari data responden yang menyatakan bahwa ereka memiliki intensi yang kuat sangat mungkin memilih fakultas ekonomi Yarsi dengan skor 3,2 %, sementara yang menyatakan mereka tidak mempunyai intensi untuk memilih fakultas ekonomi sebesar 11,3% dan
(2)
91 yang terbesar 85,5% mungkin memilih fakultas ekonomi Yarsi. Pada dasarnya responden dalam penelitian mereka mempunyai intensi untuk memilih fakultas ekonomi Yarsi walaupun tidak dalam kategori sangat kuat. sehingga bertolak belakang dengan temuan dalam penelitian ini bahwa norma subyektif atau pengaruh orang lain tidak signifikan dikarenakan sikap orang lain belum tentu digunakan sebagi refernsi untuk pengambilan tindakan dan pengambilan sikap yang mempengaruhi tindakannya. Yang sama dalam temuan mereka untuk norma subyektif atau pengaruh orrang lain terhadap niat seseorang dalam bertindak. karena menurut (Fishbein dan Ajzen, 1975) norma subyektif adalah fihak-fihak yang dianggap berperan dalam perilaku seseorang dan memiliki harapan pada orang tersebut, sedangkan fihak-fihak yang mempengaruhi antara lain: orang tua, guru, famili, teman, alumni, dan kakak kelas, namun dari jawaban responden tidak ada pilihan jawaban yang ber kontribusi dominan kesemuanya hanya ada dalam rentang skor 2,93 saja.
kemungkinan lainya adanya pengaruh tidak signifikan dikarenakan dalam penelitian ini keputusan untuk mereferensi tidak dikontruksi lewat pertanyaan yang menuju pengaruh eksternal (interpersonal influence) tetapi lebih pada kontruk pengaruh internal (external influence) seperti pendapat Bhattacherjee (2000).
Tan dan Teo (2000) tidak menemukan hubungan antara norma subyektif dengan niat. Alasan yang mungkin dapat diberikan untuk hasil yang tidak signifikan ini
(3)
92
mungkin karena mereka memandang norma subyektif hanya dari salah satu segi saja.
Dimensi variabel keempat Hasil analisis data dari hubungan antara sikap dengan tindakan mereferensi nilai Estimasi pada nilai (p) Regression Weights – 0,233 sedangkan bobot CR -1,095 dan menunjukan (p) 0,273 ᦫ 0,05 Ho diterima. Artinya, bahwa tanda – didepan nilai adalah terdapat hubungan yang negatif dan tidak signifikan, bahwa sikap tidak mempunyai hubungan yang erat antara tindakan mereferensikan program studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Hasil dari penelitian ini bertentangan dengan argumentasi Ajzen (1977) yaitu penelitiannya tentang konsep korespondensi bahwa sikap- sikap mengenai perilaku adalah spesifik, didalamnya terdapat tindakan dan sasaran dari tindakan itu. Diharapkan agar dapat menjelaskan hubungan yang kuat pada sikap-sikap dari kinerja prilaku tertentu. dari beberapa hasil penelitian tentang sikap terhadap perilaku (attitud toward behavior), teori motivasi mengusulkan motivasi-motivasi intrinsik merupakan faktor-faktor yang penting untuk menentukan sikap perilaku individu (Davis et,al. 1992)
4.7.2 Pengaruh niat mahasiswa terhadap tindakan mereferensi Program Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
(4)
93 Hasil analisis hubungan antara niat dengan perilaku dengan nilai Estimasi pada nilai (p) Regression Weights 0,540 sedangkan bobot CR 1.472 dan menunjukan (p) 0,140 ᦫ 0,05 Ho diterima. Artinya, bahwa terdapat hubungan yang positif dan tidak signifikan, bahwa niat seseorang mempunyai hubungan yang tidak erat antara perilaku seseorang dalam mereferensikan program studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Hasil dari analisis diskripsi menunjukan bahwa niat yang diukur dengan 4 indikator terdapat dimensi yang hampir sama pada hasil skor sehingga niat dapat mengukur tindakan. Sejalan dengan pendapat Yu dan Dean (2001), bahwa niat yang besar untuk mereferensi berhubungan positif dengan tindakan sehingga niat yang besar berdapak besar pula terhdap tindakan mereferensi, melalui kesediaan untuk mengambilkan brosur, menceriterakan hal-hal positif tentang jurusan program studi kepada calon mahasiswa. Sikap dan niat yang diujudkan dalam tindakan mereferensi kepada orang lain bersedianya untuk menceriterakan pengalamannya karena adanya faktor puas dan faktor loyal ditemukan dalam penelitian Zeihml dan Bitner (1996), gramler dan Brown (1996), Oliver (1989), bahwa pemberian informasi kepada orang lain yang berupa referensi. Dalam teori tindakan beralasan atau theory reasoned action bahwa niat perilaku mengukur kekuatan relatif seseorang untuk melakukan suatu perilaku, sehingga perilaku merupakan prediksi
(5)
94
akurat terhadap perilaku atau tindakan (action). Tetapi temuan dalam penelitian ini tidaklah sejalan dengan teori. Sekalipun analisis deskripsi mendapati skor rata-rata tindakan mereferensikan dikategorikan tinggi yaitu sebesar 3,36.
Hal ini bisa saja terjadi karena niat perilaku mungkin saja tidak menghasilkan perilaku yang diharapkan karena perilaku harus diukur pada tingkat yang sama.
hhtp:/www.cios.org/encyclopedia/persuation/Gtheory 1reasoned.htm. juga dapat dipengaruhi oleh keyakinan akan kemapuan untuk melakukannya atau juga disebut sebagai keyakinan sendiri (self efficacy) Ajzen (2002 dalam Jogiyanto, 2008). pendapat yang hampir sama dari Bandura, 1986 individual-individual akan cenderung puas dengan perilaku yang mereka rasa mampu melakukannya dan cenderung tidak menyukainya untuk perilaku-perilaku yang mereka tidak menguasainya.
Ajzen (1988) dalam Jogiyanto, 2008. Waktu juga mempengaruhi seseorang pada awalnya dan pada akhir suatu niat, seperti penelitian tentang niat memilih kandidat dari partai Demokratik yang menurutnya setuju dengan aborsi dipemilihan anggota senat Amerika Serikat, setelah niatnya diukur dengan belajar melihat suatu wawancara ditelevisi sebelum pemilihan ternyata kandidat tidak menyetujui aborsi. Sebagai akibatnya dia berubah fikiranya dan memutuskan untuk memilih kandidat dari partai Republik. Pada awalnya ingin memilih yang setuju dengan aborsi, tetapi setelah sekian waktu dan calon atau kandidat
(6)
95 berubah pendirianya untuk menentang aborsi maka tindakan untuk mendukung atau memilihh kandindat akan berubah.
Mendukung hasil penelitian ini tentang hubungan niat dengan tindakan, perilaku ibu tentang menyusui anak nya yang dapat diprediksi dari metode menyusui, yaitu dengan asi atau denga botol diperoleh skor korelasinya 0,82, sikap aborsi dengan tindakan aborsi berkorelasi sebesar 0,96. (Ajzen 1988). bukti empiris hubungan yang tidak signifikan antara niat terhadap perilakunya juga diberikan oleh Shephard et. al yang melakukan analisis-meta sebanya dua kali terhadap 86 penelitian yang menggunakan TRA hasil menunjukan adanya korelasi rata-rata sebesar 0,54 antara hubungan niat dengan perilakunya.