metode guide note taking dan prediction guide\BAB III

(1)

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia, empiris berarti cara-cara yang dilakukan dapat diamatioleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid menunjukkan derajat ketetapan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan peneliti (sugiyono, 2012:2)

Metode penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: A. Jenis Penelitian

Menurut sugiono (2012:7), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandasan pada filsafat posivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.


(2)

Menurut aswarni dalam Arikunto (2006:267), penelitian komparasi akan menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja, tentang ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide ataupun prosedur kerja.

Sesuai dengan judul penelitian diatas, peneliti ini termasuk penelitian kuantitatif sebab data yang diperoleh berupa angka dari hasil tes dan dari hasil tes tersebut diteliti tentang perbandingannya. Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan metode guide note taking dan metode prediction guide pokok bahasan lingkaran kelas VIII SMP Negeri 8 Pamekasan tahun pelajaran 2013/2014 .

B. Penentuan Subjek Penelitian a. Populasi

Dalam suatu penelitian, kita tidak terlepas dari populasi. Arikunto (2006: 130), menyatakan bahwa Populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian. Dengan demikian populasi merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu pelaksanaan penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 8 semester genap tahun pelajaran 2013-2014 yang terdiri 5 dari kelas dengan jumlah keseluruhan 158 siswa. Adapun populasi tersebut dapat diurai sebagai berikut:

1) Kelas VIII A sebanyak 31 siswa 2) Kelas VIII B sebanyak 32 siswa 3) Kelas VIII C sebanyak 31 siswa 4) Kelas VIII D sebanyak 32 siswa 5) Kelas VIII E sebanyak 32 siswa


(3)

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:81).

Dalam penelitian ini, menggunakan simple random sampling yaitu pengambilan anggota sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiono, 2012:82)

Setelah melakukan acak dengan lotre sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII C sebanyak 31 siswa yaitu kelas yang akan diajar dengan menggunakan metode guide note taking sebagai kelas eksperimen, dan kelas VIII A sebanyak 31 siswa yaitu kelas yang diajar menggunakan metode prediction guide.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standart data yang ditetapkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik tes.

Teknik Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006: 150). Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran menggunakan metode guide note taking dan prediction


(4)

guide pada pokok bahasan lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 8 pamekasan tahun pelajaran 2013/2014, Tes ada dua macam yaitu tes objektif dan tes subjektif. Tes objektif adalah tes yang berbentuk pilihan ganda sdangkan tes subjektif adalah tes yang berbentuk uraian. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes subjektif sebanyak 4 butir soal.

Langkah-langkah membuat tes subjektif sebagai berikut: 1) Menyusun kisi-kisi soal

2) Membuat butir-butir soal 3) Membuat kunci jawaban. 4) Menentukan skor jawaban.

5) Melakukan uji coba instrumen penelitian. D. Uji Coba Instrument

Sebelum instrumen digunakan sebagai alat pengumpulan data, instrumen tes perlu diujicobakan terlebih dahulu dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan dari soal-soal tes yang dibuat sehingga dapat diketahui tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya beda. Karena butir soal yang dijadikan instrumen harus memiliki validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya beda yang baik.

Pelaksanaan uji coba dilaksanakan pada siswa di luar sampel penelitian yang dipilih secara random. Uji coba dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1 Pademawu yang bertujuan untuk mengetahui layak tidaknya tes yang diberikan.


(5)

1. Validitas tes

Item soal yang telah dibuat dan diuji coba akan dapat dikatakan memiliki tingkat validitas yang tinggi/valid jika hasilnya dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat sebagaimana yang dinyatakan oleh Suharsimi Arikunto (2006: 168), sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Untuk mengetahui tingkat validitas tes, peneliti menggunakan rumus Product Moment Pearson sebagai berikut:

rxy=

N

xy

x

y

(

N

x2

(

x

)

2

)(

N

y2

(

y

)

2

)

(Arikunto, 2006: 170)

Keterangan:

rxy = koefisien relasi produk moment

x = jumlah skor butir

y = jumlah skor total

xy = jumlah hasil kali skor butir dengan skor total

N = jumlah siswa

Dari perhitungan nilai tes dengan menggunakan rumus

Product Moment Pearson akan diperoleh nilai koefisien korelasi

product moment. Setelah nilai tersebut diperoleh, maka langkah

berikutnya mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi tersebut sebagai berikut:


(6)

Kriteria yang digunakan untuk menentukan bahwa suatu butir valid adalah jika harga rxy>rtabel pada taraf signifikan 5%. Tabel yang digunakan adalah tabel r product moment.

Berikut ini adalah kriteria mengenai koefisien korelasi tersebut, yaitu:

 0,800 < rxy ≤ 1,00 : Sangat Tinggi

 0,600 < rxy ≤ 0,800 : Tinggi

 0,400 < rxy ≤ 0,600 : Cukup

 0,200 < rxy ≤ 0,400 : Rendah

 0,000 < rxy ≤ 0,200 : Sangat Rendah (Arikunto, 2008:75)

a. jika rxy ≥ rtabel maka soal tersebut valid

b. jika rxy < rtabel maka soal tersebut tidak valid

( Riduwan,2010:98 )

2. Reliabilitas

Menurut Arikunto (2006: 196) menyatakan bahwa, suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan (reliabilitas) yang tinggi jika tes tersebut dapat menghasilkan hasil yang tetap dan maksimal.

Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas soal subjektif adalah rumus alpha.

r11=

(

k

k−1

)

(

1−

σb2

σ2 1

)

(Arikunto, 2006: 196)

Keterangan:


(7)

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

σb2 = jumlah varias butir

σ2

1 = varians total

Dengan data yang tertera dalam tabel dicari varians tiap-tiap soal dahulu baru dijumlahkan dengan rumus yang kita kenal yaitu:

V=

x2

(

x

)

2

N N

(Arikunto, 2006: 184)

Keterangan: = varians

x2 = jumlah kuadrat skor butir

(∑

x

)

2 = jumlah skor butir N=¿ jumlah siswa

setelah memperoleh angka reliabilitas langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan harga tersebut dengan tabel produk moment (taraf signifikan 5%). Jika r11<rtabel maka instrument tersebut tidak reliable. Jika r11>rtabel maka instrument tersebut reliable.

3. Tingkat kesukaran

Untuk menghitung tingkat kesukaran tes subjektif menggunakan rumus sebagai berikut:

P=

B


(8)

Keteragan:

P = tingkat kesukaran

B = Jumlah peserta didik yang menjawab benar N = jumlah peserta didik

Kriteria pengujian yang digunakan adalah:

1) Jika jumlah peserta didik yang gagal mencapai 27%, termasuk mudah.

2) Jika jumlah peserta didik yang gagal antara 28% sampai dengan 72%, termasuk sedang.

3) Jika jumlah peserta didik yang gagal 72% ke atas, termasuk sukar. ( Zainal Arifin , 2009 : 273)

4. Daya pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan yang bodoh atau berkemampuan rendah.

Rumus yang dipakai untuk menentukan daya beda jenis soal subjektif sebagai berikut:

DP=X KA´ + ´X KB

Skor Maks (Zainal Arifin ,2012 :133)

Keterangan:

DP : Daya pembeda

´

X KA : rata – rata kelompok atas ´


(9)

Skor Maks : skor maksimum

Selanjutnya membandingkan daya pemdeba dengan kriteria seperti berikut:

0,40 ke atas = sangat baik 0,30 – 0,39 = baik

0,20 – 0,29 = cukup

0,19 ke bawah = kurang baik (Zainal Arifin ,2012:133)

E. Teknik Analisis Data

Dalam penggunaan salah satu tes mengharuskan data dua kelompok atau lebih yang diuji harus homogen. Sebelum diadakan penelitian, data dokumen dianalisis terlebih dahulu untuk diketahui normalitas dan homogenitas agar diketahui ada tidaknya perbedaan rata-rata hasil belajar populasi penelitian.

1. Uji Normalitas

Banyak cara yang dapat digunakan untuk melakukan pengujian sampel, namun didalam tulisan ini hanya akan disajikan dua macam cara yaitu: pengujian normalitas dengan kertas probalitas normal.

Menurut Arikunto (2006:314) langkah-langkah pengujian normalitas sebagai berikut:

a. Membuat table distribusi frekuensi;

b. Menentukan batas nyata tiap-tiap kelas interval:

c. Mencari frekuensi kumulatif dan frekuensi kumutatif relative (dalam persen);


(10)

d. Dengan skala sumbu mendatar dan sumbu menegak, menggambarkan grafik dengan data yang ada pada kertas probabilitas normal.

2. Uji Homogenitas Sampel

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah variansi antara kelompok yang diuji berbeda atau tidak. Tujuan dilakukan uji homogenitas dalam penelitian ini adalah untuk mengeneralisasikan hasil penelitian ke dalam populasi. Maka terlebih dahulu populasi harus homogeny, yakni kelompok-kelompok yang menunjukkan sampel berasal dari populasi yang sama.

Rumus yang dipakai untuk pengujian homogenitas ini adalah:

F =

Varians Varians

terbesar

terkecil ( Sugiyono, 2012:197 )

Harga F hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel dengan dk pembilang na -1 dan dk penyebut nc -1.

Data yang akan dianalisis homogeny untuk tingkat kesalahan 5% jika F hitung lebih kecil dari F tabel untuk kesalahan 5% ( Fhiung <

Ftabel(5%)).

3. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Antar Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang di ajar menggunakan metode guide note


(11)

menggunaka metode prediction guide pada pokok bahasan lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 8 pamekasan tahun pelajaran 2013/2014?

Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan, sehingga dapat menunjukkan apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak.

Adapun hipotesis yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis kerja ( H1 )

“Hasil belajar matematika siswa yang di ajar menggunakan metode guide note taking lebih baik dibandingkan dengan siswa yang di ajar dengan menggunaka metode prediction guide pada pokok bahasan lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 8 pamekasan tahun pelajaran 2013/2014’’.

2. Hipotesis kerja ( H0 )

“Hasil belajar matematika siswa yang di ajar menggunakan metode guide note taking tidak lebih baik dibandingkan dengan siswa yang di ajar dengan menggunaka metode prediction guide

pada pokok bahasan lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 8 pamekasan tahun pelajaran 2013/2014’’.

Untuk menguji kedua hipotesis tersebut, penulis menggunakan rumus sebagai berikut:

´

X1¿X´2

(

n1−1

)

S1 2

+

(

n2−1

)

S2 2

n1+n2−2

(

1

n1

+ 1

n2

)


(12)

keterangan : X1 = rata-rata nilai kelas eksperimen

X2 = rata-rata nilai kelas kontrol

n1 = banyak siswa kelas eksperimen

n2 = banyak siswa kelas kontrol

S12 = Varians nilai kelas eksperimen

S22 = Varians nilai kelas control

Nilai t yang didapat dinyatakan sebagai thitung yang nantinya

dikonversikan dengan nilai ttabel kritik dengan taraf signifikan 5% atau

taraf kepercayaan 95%. Hal ini berarti risiko kesalahan dalam pengambilan keputusan sebesar 5% atau benar dalam mengambil keputusan sebesar 95% dengan ketuntasan sebagai berikut, jika:

-tkritis < thitung < tkritis Hipotesis nol diterima

thitung ≤ -tkritis atau thitung ≥ tkritis Hipotesis nol ditolak


(1)

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

σb2 = jumlah varias butir σ2

1 = varians total

Dengan data yang tertera dalam tabel dicari varians tiap-tiap soal dahulu baru dijumlahkan dengan rumus yang kita kenal yaitu:

V=

x2

(

x

)

2

N N

(Arikunto, 2006: 184)

Keterangan: = varians

x2 = jumlah kuadrat skor butir

(∑

x

)

2 = jumlah skor butir N=¿ jumlah siswa

setelah memperoleh angka reliabilitas langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan harga tersebut dengan tabel produk moment (taraf signifikan 5%). Jika r11<rtabel maka instrument tersebut tidak reliable. Jika r11>rtabel maka instrument tersebut reliable.

3. Tingkat kesukaran

Untuk menghitung tingkat kesukaran tes subjektif menggunakan rumus sebagai berikut:

P=

B


(2)

Keteragan:

P = tingkat kesukaran

B = Jumlah peserta didik yang menjawab benar N = jumlah peserta didik

Kriteria pengujian yang digunakan adalah:

1) Jika jumlah peserta didik yang gagal mencapai 27%, termasuk mudah.

2) Jika jumlah peserta didik yang gagal antara 28% sampai dengan 72%, termasuk sedang.

3) Jika jumlah peserta didik yang gagal 72% ke atas, termasuk sukar. ( Zainal Arifin , 2009 : 273)

4. Daya pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan yang bodoh atau berkemampuan rendah.

Rumus yang dipakai untuk menentukan daya beda jenis soal subjektif sebagai berikut:

DP=X KA´ + ´X KB

Skor Maks (Zainal Arifin ,2012 :133)

Keterangan:

DP : Daya pembeda ´

X KA : rata – rata kelompok atas ´


(3)

Skor Maks : skor maksimum

Selanjutnya membandingkan daya pemdeba dengan kriteria seperti berikut:

0,40 ke atas = sangat baik 0,30 – 0,39 = baik

0,20 – 0,29 = cukup

0,19 ke bawah = kurang baik (Zainal Arifin ,2012:133)

E. Teknik Analisis Data

Dalam penggunaan salah satu tes mengharuskan data dua kelompok atau lebih yang diuji harus homogen. Sebelum diadakan penelitian, data dokumen dianalisis terlebih dahulu untuk diketahui normalitas dan homogenitas agar diketahui ada tidaknya perbedaan rata-rata hasil belajar populasi penelitian.

1. Uji Normalitas

Banyak cara yang dapat digunakan untuk melakukan pengujian sampel, namun didalam tulisan ini hanya akan disajikan dua macam cara yaitu: pengujian normalitas dengan kertas probalitas normal.

Menurut Arikunto (2006:314) langkah-langkah pengujian normalitas sebagai berikut:

a. Membuat table distribusi frekuensi;

b. Menentukan batas nyata tiap-tiap kelas interval:

c. Mencari frekuensi kumulatif dan frekuensi kumutatif relative (dalam persen);


(4)

d. Dengan skala sumbu mendatar dan sumbu menegak, menggambarkan grafik dengan data yang ada pada kertas probabilitas normal.

2. Uji Homogenitas Sampel

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah variansi antara kelompok yang diuji berbeda atau tidak. Tujuan dilakukan uji homogenitas dalam penelitian ini adalah untuk mengeneralisasikan hasil penelitian ke dalam populasi. Maka terlebih dahulu populasi harus homogeny, yakni kelompok-kelompok yang menunjukkan sampel berasal dari populasi yang sama.

Rumus yang dipakai untuk pengujian homogenitas ini adalah:

F =

Varians Varians

terbesar

terkecil ( Sugiyono, 2012:197 )

Harga F hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel dengan dk pembilang na -1 dan dk penyebut nc -1. Data yang akan dianalisis homogeny untuk tingkat kesalahan 5% jika F hitung lebih kecil dari F tabel untuk kesalahan 5% ( Fhiung < Ftabel(5%)).

3. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Antar Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang di ajar menggunakan metode guide note taking lebih baik dibandingkan dengan siswa yang di ajar dengan


(5)

menggunaka metode prediction guide pada pokok bahasan lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 8 pamekasan tahun pelajaran 2013/2014?

Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan, sehingga dapat menunjukkan apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak.

Adapun hipotesis yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis kerja ( H1 )

“Hasil belajar matematika siswa yang di ajar menggunakan metode guide note taking lebih baik dibandingkan dengan siswa yang di ajar dengan menggunaka metode prediction guide pada pokok bahasan lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 8 pamekasan tahun pelajaran 2013/2014’’.

2. Hipotesis kerja ( H0 )

“Hasil belajar matematika siswa yang di ajar menggunakan metode guide note taking tidak lebih baik dibandingkan dengan siswa yang di ajar dengan menggunaka metode prediction guide pada pokok bahasan lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 8 pamekasan tahun pelajaran 2013/2014’’.

Untuk menguji kedua hipotesis tersebut, penulis menggunakan rumus sebagai berikut:

´

X1¿X´2

(

n1−1

)

S1 2

+

(

n2−1

)

S2 2

n1+n2−2

(

1 n1

+ 1

n2

)

t=¿


(6)

keterangan : X1 = rata-rata nilai kelas eksperimen X2 = rata-rata nilai kelas kontrol

n1 = banyak siswa kelas eksperimen n2 = banyak siswa kelas kontrol S12 = Varians nilai kelas eksperimen S22 = Varians nilai kelas control

Nilai t yang didapat dinyatakan sebagai thitung yang nantinya dikonversikan dengan nilai ttabel kritik dengan taraf signifikan 5% atau taraf kepercayaan 95%. Hal ini berarti risiko kesalahan dalam pengambilan keputusan sebesar 5% atau benar dalam mengambil keputusan sebesar 95% dengan ketuntasan sebagai berikut, jika:

-tkritis < thitung < tkritis Hipotesis nol diterima

thitung ≤ -tkritis atau thitung ≥ tkritis Hipotesis nol ditolak (Sugiyono, 2012:197)