Peningkatan keterampilan berbicara bahasa arab materi afrad al usrah dengan strategi inner outer circle di kelas 4 MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo.

(1)

Oleh:

Fatimatuz Zuhriyah Maulidevi NIM. D07213011

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA JULI 2017


(2)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA ARAB MATERI AFRA><D AL-USRAH DENGAN STRATEGI INNER-OUTER CIRCLE

DI KELAS IV MI SUNAN AMPEL TONGAS PROBOLINGGO

SKRIPSI Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Tarbiyah dan Keguruan

Oleh:

Fatimatuz Zuhriyah Maulidevi NIM. D07213011

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

ABSTRAK

Fatimatuz Zuhriyah Maulidevi, 2017. Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Materi Afra>d Al Usrah Dengan Strategi Inner Outer Circle Di Kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo. Skripsi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah UIN Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing: Sulthon

Mas’ud, S.Ag, M.Pd.I & Taufik, M.Pd.I

Kata kunci: Keterampilan berbicara bahasa Arab, Strategi Inner Outer Circle

Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya kesulitan siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo pada keterampilan berbicara bahasa Arab. Hal ini terlihat ketika siswa diajak untuk bercakap-cakap menggunakan bahasa Arab yang sederhana, siswa masih kesulitan, bingung, dan tidak lancar dalam menjawab maupun bertanya dalam bahasa Arab. Masalah tersebut dibuktikan dengan nilai ulangan harian yang menunjukkan dari 20 siswa hanya 6 siswa (30%) yang mencapai nilai di atas KKM yaitu 75, sedangkan 14 siswa (70%) mendapatkan nilai di bawah KKM. Sehingga peneliti ingin memberikan solusi untuk menigkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab siswa melalui strategi inner outer circle.

Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui penerapan strategi

inner outer circle dalam mata pelajaran bahasa Arab di siswa kelas IVMI Sunan Ampel Tongas Probolinggo, (2) Mengetahui peningkatan keterampilan berbicara bahasa Arab siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo.

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan model Kemmis dan Mc Taggart. Subjek penelitian ini terdiri dari 20 siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo. Tindakan ini menggunakan dua siklus. pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, penilaian unjuk kerja, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penerapan strategi inner outer circle

berlangsung dengan baik dibuktikan dengan hasil observasi aktivitas guru dan siswa. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I diperoleh prosentase 72% dengan kriteria baik, dan pada siklus II diperoleh prosentase 94% dengan kriteria sangat baik. Hasil observasi siswa pada siklus I diperoleh prosentase 78% dengan kriteria baik, dan pada silus II diperoleh prosentase 95% dengan kriteria sangat baik. (2) terjadi peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo materi Afra>d Al Usrah dengan strategi inner outer circle. Peningkatan keterampilan berbicara

siswa dibuktikan dengan perolehan prosentase ketuntasan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Pada pra siklus nilai rata-rata siswa 65,55 dengan prosentase ketuntasan siswa 30%. Pada siklus I nilai rata-rata siswa 73,5 dengan prosentase 65% dengan kriteria cukup dan pada siklus II terjadi peningkatan dengan nilai rata-rata 81,5 dengan prosentase 90% dan termasuk kriteria sangat baik.


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN ISI ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ...v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...7

C. Tindakan Yang Dipilih ...7

D. Tujuan Penelitian ...8

E. Lingkup Penelitian ...8

F. Signifikansi Penelitian ...9

BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Berbicara Bahasa Arab 1. Pengertian Berbicara ...10

2. Pengertian Keterampilan Berbicara ...10

3. Tujuan Keterampilan Berbicara ...12

4. Prinsip-prinsip Pengajaran Keterampilan Berbicara ... 13

5. Macam-Macam Keterampilan Berbicara ... 14

6. Masalah dalam Aktivitas Keterampilan Berbicara ...15

7. Tahapan Dalam Pembelajaran Berbicara ... 17

B. Pembelajaran Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di Sekolah Dasar/ Madarasah Ibtidaiyah 1. Tingkatan-tingkatan Pembelajaran Keterampilan Berbicara ... 19


(9)

2.Strategi Pembelajaran Inner Outer Circle ... 25

3.Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Inner Outer Circle ... 26

4.Kelebihan dan Kelemahan Strategi Inner Outer Circle ... 27

5. Peningkatan kemampuan Berbicara Bahasa Arab Materi Afra>d Al-Usrah Melalui Strategi Inner Outer Circle. ... 28

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 30

B. Setting Penelitian ... 32

C. Variable Yang Diselidiki ... 33

D. Rencana Tindakan ... 33

E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 42

F. Analisis Data ... 56

G. Indikator Kinerja ... 60

H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 63

1. Pra Siklus ... 63

2. Siklus I ... 66

3. Siklus II ... 84

B. Pembahasan ... 103

1. Penerapan Stratehi Inner Outer Circle ... 103

2. Peningkatan Keterampilan Berbicara ... 108

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 112

B. Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA ... 115

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 117

RIWAYAT HIDUP... 118


(10)

DAFTAR TABEL

2.1.Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator ... 23

3.1.Setting Penelitian ... 44

3.2.Predikat Pedoman Penilaian ... 44

3.3.Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 48

3.4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 50

3.5. Panduan Wawancara Guru Sebelum Tindakan ... 53

3.6. Panduan Wawancara Guru Sesudah Tindakan ... 53

3.7.Panduan Wawancara Siswa Sebelum Tindakan ... 54

3.8.Panduan Wawancara Siswa Sesudah Tindakan ... 54

3.9. Kriteria Keberhasilan Aktivitas Guru dan Siswa ... 57

3.10. Kategori Penilaian Keterampilan Berbicara ... 57

3.11. Kriteria Tingkat Ketuntasan Berbicara Siswa ...58

4.1. Hasil Ulangan Harian Kelas IV Materi Afra>d Al Usrah. ...64

4.2. Penilaian Observasi Aktivitas Siswa . ...69

4.3. Penilaian Observasi Aktivitas Guru . ...71

4.4. Data Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Siklus I . ...74

4.5. Hasil Penilaian Aspek Ketepatan Pengucapan ...76

4.6. Hasil Penilaian Aspek Susunan Kalimat ...77

4.7. Hasil Penilaian Aspek Kejelasan Suara ...79

4.8. Hasil Penilaian Aspek Kelancaran. ...80

4.9. Penilaian Observasi Aktivitas Siswa. ...88

4.10. Penilaian Observasi Aktivitas Guru. ...90

4.11. Data Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Siklus II . ...93

4.12. Hasil Penilaian Aspek Ketepatan Pengucapan ...95

4.13.Hasil Penilaian Aspek Susunan Kalimat . ...96

4.14. Hasil Penilaian Aspek Kejelasan Suara ...98

4.15.Hasil Penilaian Aspek Kelancaran. ...100 4.16. Hasil Prosentase Aktivitas Guru dalam penerapan strategi inner outer circle


(11)

materi Afra>d Al Usrah ...106 4.18. Hasil ketuntasan belajar siswa dalam peningkatan keterampilan berbicara bahasa Arab


(12)

DAFTAR GAMBAR

3.1. PTK Model Kemmis dan Mc Taggart ... 34

4.1.Diagram hasil penilaian keterampilan Berbicara Siswa Siklus I ... 74

4.2. Diagram Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa Siklus II ... 93

4.3.Diagram Hasil Prosentase Aktivitas Guru Siklus I dan Silus II ... 103

4.4. Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 106

4.5.Diagram Hasil Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa ... 110


(13)

Lampiran 1 Profil Sekolah

Lampiran 2 Penilaian Hasil Belajar Siswa Pra-Siklus Lampiran 3 Hasil Wawancara Guru Sebelum Tindakan Lampiran 4 Hasil Wawancara Guru Sesudah Tindakan Lamoiran 5 Hasil Wawancara Siswa Sebelum Tindakan Lampiran 6 Hasil Wawancara Siswa Setelah Tindakan Lampiran 7 Lembar Validasi Dokumen RPP

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 1 Lampiram 9 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Silus I Lampiran 11 Penilaian Keterampilan Berbicara Siswa Sklus I Lampiran 12 Rencana PelaksanaanPembelajaran (RPP) Siklus II Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Lampiran 14 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Lampiran 15 Penilaian Keterampian Berbicara Siswa Siklus II Lampiran 16 Dokumentasi Pembelajaran

Lampiran 17 Surat Tugas Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Lampiran 18 Surat Izin Penelitian Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Lampiran 19 Surat Keterangan Penelitian MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo Lampiran 20 Kartu Konsultasi Skripsi


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan bahasa memiliki peranan yang sangat penting. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang agar dapat berhubungan dengan orang lain, dan sebagai alat penyampai informasi. Begitu pula dalam dunia pendidikan, karena dengan bahasa semua orang dapat mempelajari semua bidang studi.

Di dunia ini kita mengenal berbagai macam bahasa. Di Indonesia sendiri terdapat berbagai macam bahasa daerah. Selain mengenal bahasa daerah sebagai peserta didik kita juga dikenalkan dengan bahasa asing. Karena dengan mempelajari bahasa asing kita dapat mengetahui informasi yang ada di luar negeri dan dapat mempelajari sumber-sumber ilmu pengetahuan yang berasal dari luar negeri dengan menggunakan bahasa asing.

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa asing yang akhir-akhir ini banyak ditekuni oleh masyarakat untuk dipelajari dan ditelaah, baik yang berorientasi pada pendekatan normatif dan spritualis dengan berkeyakinan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa agama karena al-Qura’an diturunkan dengan bahasa Arab, maupun melalalui pendekatan edukatif dan komunikatif,


(15)

yang beranggapan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa yang patut dikaji secara mendalam untuk mengetahui kajian historis dan estetikanya.1

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa asing yang mulai dipelajari oleh masyarakat di Indonesia. Masyarakat juga menelaah bahasa yang dipercaya bahwa bahasa Arab merupakan bahasa Al-qur’an. Bahasa Arab juga merupakan alat berkomunikasi yang digunakan oleh manusia baik secara lisan maupun secara tulisan.

Mata pelajaran bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif maupun produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun tulis. Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap bahasa Arab tersebut sangat penting dalam membantu memahami sumber ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan hadis, serta kitab-kitab berbahasa Arab yang berkenaan dengan Islam bagi peserta didik. 2

1 Taufik, Pembelajaran Bahasa Arab MI(metode Aplikasi dan Inovatif Berbasis ICT), (Surabaya:

PMN, 2011), 1

2 Kemenag, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 00912 Tahun 2013 tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab. (Jakarta:Kemenag, 2013)


(16)

3

Menurut Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013 Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan pAgama Islam dan Bahasa Arab, tujuan mata pelajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah diantaranya adalah (1) untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab baik lisan maupun tulis, yang mencakup empat kemampuan berbahasa, yakni menyimak (istima’), berbicara

(kalam), membaca (qira’ah), dan menulis (kitabah), (2) Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam, (3) Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkairtan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian, peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya3

Sesuai dengan tujuan yang diharapkan pada mata pelajaran bahasa Arab perlu adanya penguasaan dalam empat keterampilan berbahasa dalam pemnbelajaran. Salah satunya ialah kemampuan berbicara (kalam).

Keterampilan berbicara menurut Acep hermawan adalah kemampua

3Ibid


(17)

mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada mitra bicara4

Demi mewujudkan kemampuan berbahasa Arab yang aktif pada peserta didik. perlu adanya perhatian khusus pada saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bahasa Arab. Kegiatan Belajar Mengajar diharapkan menjadi kegiatan yang menyenangkan dan bermakna bagi setiap peserta didik. Untuk mewujudkan proses kegaiatan belajar mengajar yang menyenangkan perlu adanya strategi yang tepat dan menyenangkan pula. Dengan ini diharapkan tujuan pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik.

Permasalahan yang sering muncul dalam pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah dan sekolah-sekolah Islam yang memasukan mata pelajaran bahasa Arab dalam kurikulumnya adalah rendahnya kemampuan siswa dalam berbahasa Arab aktif. Hal ini menjadi sebuah tugas bagi sekolah atau madrasah tersebut agar membuat suatu inovasi dalam pembelajaran bahasa Arab. Dalam mengajar kebanyakan guru hanya terpaku menggunakan metode penugasan dan ceramah. Hal tersebut kurang mendapat perhatian dari siswa. Siswa akan tidak tertarik dan lebih cepat bosan apabila strategi yang digunakan

4 Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif pembelajaran Bahasa Arab (Yogjakarta: Diva Press,


(18)

5

oleh guru kurang menyenangkan. Sehingga berakibat pada proses belajar mengajar serta hasil belajar siswa.

Salah satu penentu dalam proses pembelajaran adalah strategi. Dalam proses pembelajaran bahasa Arab bagi orang non Arab, dibutuhkan proses pembelajaran yang menyenangkan. Proses pembelajaran tersebut dapat terwujud jika ada strategi yang inovatif dan menyenangkan bagi siswa. Sehingga dapat mendukung tercapainya tujuan dari pembelajaran bahasa Arab tersebut. Pembelajaran yang inovatif diharapkan dapat memotivasi dan meningkatkan kemampuan bahasa Arab pada siswa Madrasah Ibtidaiyah

Permasalahan tentang rendahnya kemampuan berbicara bahasa Arab siswa juga terjadi di MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada kelas IV di MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo pada mata pelajaran bahasa Arab tentang pembelajaran keterampilan berbicara. Siswa kelas IV dinilai masih pasif. Ketika pembelajaran berlangsung siswa terlihat kurang bersemangat, dan saat guru memberikan tes lisan berupa memberikan pertanyaan menggunakan bahasa Arab siswa masih bingung dalam menjawabnya. Dari siswa berjumlah 20 orang yang terdiri dari 12 laki-laki dan 8 perempuan terdapat 6 siswa yang cukup lancar berbicara bahasa Arab. Sementara 14 siswa masih kurang atau pasif dalam keterampilan berbicara bahasa Arab. Atau jika diprosentasekan sebanyak


(19)

70% siswa dinilai pasif dalam berbicara bahasa Arab. Sementara 30% siswa sudah cukup bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Arab. 5

Sementara berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru. mata pelajaran bahasa Arab di kelas IV MI Sunan Ampel, yakni Ibu Dra Maimunah, beliau menuturkan bahwasannya beliau hanya menggunakan metode ceramah dan menghafal dalam pembelajaran selama ini. Sehingga siswa terlihat kurang bersemangat dan cepat bosan. Selain itu siswa yang tidak terbiasa menggunakan bahasa asing terutama bahasa Arab juga menjadi salah satu faktor rendahnya keterampilan berbicara bahasa Arab siswa.6

Melihat permasalahan di atas, peneliti menawarkan solusi dengan menggunakan strategi Inner outer circle dalam pembelajaran bahasa Arab. Sedangakan materi yang akan diajarkan adalah materi Afra>d Al-Usrah di kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo. Diharapkan dengan adanya strategi yang inovatif dan menyenangkan ini. Siswa dapat meningkatkan kemampuan berbicaranya.

Dari latar belakang tersebut, peneliti mengambil judul “Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Materi Afra>d Al-Usrah Dengan

5 Berdasarkan hasil observasi di MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo kelas 4, pada tanggal. 13

Januari 2017

6 Berdasarkan hasil wawancara siswa-siswi kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo, dan


(20)

7

Strategi Inner-Outer Circle di kelas IV MI Sunan Ampel Tongas

Probolinggo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan pada latar belakang diatas, maka rumusan permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan strategi Inner outer circle dalam mata pelajaran bahasa Arab siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo?

2. Bagaimana peningkatan keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Arab siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo setelah menggunakan strategi Inner outer circle?

C. Tindakan Yang Dipilih

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dipaparkan diatas. Tindakan yang dipilih untuk mengatasi hal tersebut yaitu menggunakan strategi

inner outer circle agar keterampilan berbicara bahasa Arab siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo dapat meningkat.

Penggunaan strategi ini, dikarenakan strategi ini dinilai mampu menjadikan proses pembelajaran lebih menarik. Strategi ini menuntut siswa lebih aktif, karena mengharuskan siswa untuk bergerak dan berbicara sesuai dengan instruksi dari guru, serta tema yang berkaitan. Siswa akan diminta untuk saling tanya jawab dengan lawan bicara yang ada di depannya. Setelah itu siswa


(21)

diminta berputar sehingga lawan bicara akan berganti. Dalam strategi ini siswa dituntut aktif dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan penerapan strategi inner outer circle dalam mata pelajaran bahasa Arab di siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo.

2. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara Bahasa Arab siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo.

E. Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini bisa terfokus dan menghasilkan hasil yang akurat, permasalahan di atas akan dibatasi pada hal-hal tersebut di bawah ini:

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. Kelas terebut memiliki kesulitan dalam pada mata pelajaran bahasa Arab terutama dalam keterampilan berbicara.

2. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran bahasa Arab kelas IV semester ganjil, dengan materi Afra>d Al-Usrah.


(22)

9

3. Keterampilan berbicara, meskipun dalam mempelajari bahasa Arab diperlukan empat keterampilan. Namun peneliti memilih meningkatkan kemampuan berbicara, karena di MI Sunan Ampel siswa memiliki kesulitan dalam keterampilan berbicara.

F. Signifikansi Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pengalaman bagi guru dalam merancang kegiatan pembelajaran menggunakan strategi inner outer circle dalam proses pembelajaran Bahasa Arab pada materi-materi berikutnya.

2. Bagi Siswa

Siswa dapat memahami materi yang diajarkan dan dapat mengasah keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Arab. Sehingga diharapkan siswa dapat mengikuti pembelajaran Bahasa Arab dengan aktif serta dapat mencapai tujuan belajar yang diinginkan.

3. Bagi Sekolah

Sebagai bahan rujukan untuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Arab pada siswa. Serta dapat menjadi bahan rujukan bagi pelatihan atau bimbingan terhadap guru agar menggunakan strategi Inner-Outer Circle pada pembelajaran bahasa Arab.


(23)

10 BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Berbicara Bahasa Arab

1. Pengertian Berbicara

Linguis berkata “speaking is language”. Berbicara adalah salah satu

keterampilan berbahasa yang sangat berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari.1

Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi dan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Dalam arti luas dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat di dengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan.2 2. Pengertian Keterampilan Berbicara

Dalam dunia pembelajaran bahasa, kemampuan menggunakan

bahasa disebut “kemahiran berbahasa” (maharah al-lughah). Pada

umunya, semua pakar pembelajaran bahasa sepakat bahwa keterampilan

1 Henry Guntur Tarigan, Berbicara; Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,

1981) 3

2 Djago Tarigan dkk, Pengembangan Keterampilan Berbicara, (Jakarta: Departemen Pendidikan


(24)

11

dan kemahiran berbahasa tersebut terbagi empat. Diantaranya adalah keterampilan menyimak (maharah al-istima’), keterampilan berbicara

(maharah al-kalam), keterampilan membaca (maharah al-qira’ah),

keterampilan menulis (maharah al-kitabah).3

Dalam berbahasa salah satu yang harus dikuasai adalah keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara ini menempati kedudukan yang penting karena merupakan ciri-ciri kemampuan komunikatif siswa.4 dalam kaitannya dengan pembelajaran, sebenarnya berbicara tidak hanya berperan dalam pembelajaran bahasa, melainkan juga berperan dalam pembelajaran yang lainnya.

Keterampilan berbicara (maharah al-kalam/ speaking skill) adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan dan perasaan kepada lawan bicara. Dalam makna yang lebih luas, berbicara merupakan sistem tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia untuk menyampaikan pikiran dalam rangka memenuhi kebutuhannya.5

3 Ulin Nuha, Metodologi Pembelajaran ... 83

4 Yunus Abidin, Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter, (Bandung: refika Aditama.

2012) hlm. 125

5 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


(25)

3. Tujuan Keterampilan Berbicara

Secara umum, keterampilan berbicara memiliki tujuan agar para pelajar dapat berkomunikasi secara lisan dengan baik. Dalam artian orang yang diajak berbicara mampu memahami kata-kata dari pembicara. Selain itu tujuan keterampilan berbicara adalah sebagai berikut:

a. Membiasakan murid bercakap-cakap dengan bahasa yang fasih. b. Membiasakan murid menyusun kalimat yang timbul dari dalam

hati dan perasaannya dengan kalimat yang benar dan jelas. c. Membiasakan murid memilih kata dan kalimat, lalu

menyusunnya dalam bahasa yang indah, serta memperhatikan penggunaan kata pada tempatnya6.

Sementara itu secara terperinci adapun tujuan pembelajaran berbicara sebagai berikut:

a. Agar dapat mengucapkan ungkapan-ungkapan berbahasa Arab. b. Agar dapat mengucapkan ungkapan-ungkapan yang berbeda

atau yang menyerupainya.

c. Agar dapat membedakan ungkapan yang di baca panjang dan yang di baca pendek.


(26)

13

d. Dapat mengungkapkan keinginan hatinya dengan menggunakan susunan kalimat yang sesuai dengan nahwu (tata bahasa) e. Dapat mengungkapkan apa yang terlintas dalam fikirannya

dengan menggunakan aturan yang benar dalam penyusunan kalimat dalam bahasa Arab.

f. Dapat menggunakan bagian-bagian dari tata bahasa Arab dalam ungkapannya seperti tanda mudhakkar, muannath, hal dan fi’il yang sesuai dengan waktu.

g. Dapat menggunakan ungkapan kebahasaan yang sesuai dengan umur, tingkat kedewasaan dan kedudukan.

h. Dapat menelusuri dan menggali manuskrip-manuskrip dan literatur-literatur berbahasa Arab.

i. Dapat mengungkapkan ungkapan yang jelas dan dimengerti tentang dirinya sendiri.

j. Mampu berfikir tentang bahasa Arab dan mengungkapkannya secara cepat dalam situasi dan kondisi apapun.7

4. Prinsip-prinsip Pengajaran Keterampilan Berbicara

Agar pembelajaran kalam baik bagi non Arab, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut:

7 Taufik, Pembelajaran. 49-50


(27)

a. Hendaknya guru memiliki kemampuan yang tinggi tentang keterampilan berbicara atau pembelajaran kalam.

b. Memulai dengan suara-suara yang serupa antara dua bahasa (bahasa pembelajar dan bahasa Arab)

c. Hendaknya pengarang dan pengajar memperhatikan tahapan dalam pengajaran kalam, seperti memulai dengan lafadz-lafadz mudah yang terdiri dari satu kalimat, dua kalimat, dan seterusmya.

d. Memulai dengan kosa kata yang mudah.

e. Memfokuskan pada bagian keterampilan berbicara, yaitu:

1) Cara mengucapkan bunyi dari makhrajnya dengan baik dan benar.

2) Membedakan pengucapan harakat panjang dan pendek

3) Mengungkapkan ide-ide dengan cara yang benar dengan memperhatikan kaidah tata bahasa yang ada.

4) Melatih siswa bagaimana cara memulai dan mengakhiri pembicaraan yang benar.

5. Macam-macam Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara dianggap sebagai ketarmpilan yang sangat penting dalam pembelajaran bahasa Asing, karena berbicara merupakan suatu yang aplikatif dalam bahasa dan merupakan tujuan awal seseorang


(28)

15

yang belajar suatu bahasa. Keterampilan berbicara ini meliputi dua hal yakni:8

a. Percakapan (Muh}adathah)

Percakapan atau dalam bahasa Arab disebut muh}adathah merupakan cara menyajikan bahasa pelajaran bahasa Arab melalui percakapan, dalam percakapan itu dapat terjadi antara guru dan murid, dan antara murid dengan murid, sambil menambah dan terus memperkaya pembendaharaan kata-kata yang semakin banyak.9

b. Ungkapan secara lisan (Ta’bir Syafahih)

Ungkapan secara lisan atau Ta’bir Syafahih adalah latihan membuat karangan secara lisan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pelajar dalam mengutarakan pikiran dan perasaaanya.10

6. Masalah dalam Aktivitas Keterampilan Berbicara

Kegiatan berbicara sebenarnya merupakan kegiatan yang menarik dan ramai dalam kelas bahasa, tetapi sering kali terjadi sebaliknya. Kegiatan berbicara di dalam kelas menjadi tidak menarik, tidak merangsang partisipasi siswa, sehingga menyebabkan suasana kelas menjadi kaku dan akhirnya macet.11 Dalam pembelajaran bahasa,

8 Taufik, Pembelajaran... 49

9 Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran ( Bandung: Humaniora, 2013) 146

10 Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran ... 146

11 Syamsuddin Asrofi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab konsep dan implementasinya (


(29)

khususnya dalam aktifitas keterampilan berbicara terdapat beberapa masalah antara lain:

a. Siswa grogi berbicara, hal ini dikarenakan: 1) Khawatir melakukan kesalahan

2) Takut dikritik 3) Malu

b. Tidak ada bahan untuk dibicarakan

1) Tidak bisa berfikir tentang apa yang mau dikatakan.

2) Tidak ada motivasi untuk mengungkapkan apa yang dirasakan. c. Kurang atau tidak ada partisipasi dari siswa lainnya, hal ini dipengaruhi oleh beberapa siswa yang cenderung mendominasi, yang lain sedikit berbicara.

d. Penggunaan bahasa ibu, merasa tidak biasa berbicara bahasa asing. Sehingga terdapat beberapa alternatif solusi bagi guru dalam menghadapi permasalahan atau problematika tersebut diatas, yaitu:12

1) Bentuk kelompok, Dengan membentuk kelompok akan mengurangi rasa grogi dan takut pada siswa yang tidak ingin maju di depan kelas.

12 Abd. Wahab Rosyidi & Mamlu’atul Ni’mah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa


(30)

17

2) Pembelajaran yang diberikan didasarkan pada aktivitas yang menggunakan bahasa yang mudah dengan menyesuaikan level bahasa yang digunakan.

3) Guru harus memilih topik dan tugas yang menarik atau membuat tertarik.

4) Guru memberikan instruksi

5) Guru tetap mengusahakan siswa untuk menggunakan bahasa target yang dipelajari:

a) Guru berada diantara mereka b) Guru selalu memonitor c) Guru selalu mengingatkan d) Modeling.13

7. Tahapan Dalam Pembelajaran Berbicara

Dalam mengajarkan keterampilan berbicara, hendaklah perlu diperhatikan tingkat kemampuan siswa. Untuk itu, guru perlu mengenal jenjang kemampuan berbicara dan apa yang harus dilakukannya. Adapun tahapan dalam pembelajaran kalam sebagai berikut:

a. Tingkat dasar (mubtadi')

Guru dapat melempar pertanyaan yang kemudian wajib dijawab oleh para siswa. Sehingga di sela-sela jawaban itu, para peserta didik


(31)

dapat belajar bagaimana mengungkapkan kata yang benar. Begitu juga dengan siswa lain yang belum mendapat lemparan pertanyaan, mereka dapat memikirkan jawaban dari pertanyaan guru. Diupayakan agar guru dapat menata urutan pertanyaan sesuai dengan materi atau topic pelajaran secara menyeluruh.

b. Tingkat menengah (mutawashshith)

Pada tingkat ini, guru dapat mengembangkan pengkondisian belajar. Misalnya dengan menggunakan teknik bermain peran, bercerita tentang kejadian yang dialami siswa, mengungkapkan kembali apa yang telah mereka dengar di radio atau apa yang mereka lihat di televisi, vcd, dan lain-lain.

c. Tingkat lanjut (mutaqoddim)

Pada tahap ini, guru dapat meminta peserta didik untuk menceritakan hal-hal yang paling disukai atau dibenci beserta alasannya. Sebab ini lebih sulit dari sekedar bercerita. Di dalamnya ada unsur analitik dan penilaian. Jadi peserta didik benar-benar diarahkan pada latihan agar dapat mengungkap apa yang menjadi beban pikirannya.14


(32)

19

B. Pembelajaran Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab di Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah

1. Tingkatan-Tingkatan Pembelajaran Keterampilan Berbicara. Seorang guru dalam mengajarkan keterampilan berbicara, harus memiliki beberatapa tingkatan langkah yang digunakan.

a. Bagi pelajar pemula (mubtadi’)

1) Guru mulai melatih bicara dengan memberi pernyataan yang harus dijawab oleh siswa.

2) Siswa diminta untuk belajar mengucapkan kata, menyusun kalimat dan mengungkapkan pikiran.

3) Guru mengurutkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh siswa sehingga berakhir membentuk sebuah tema yng sempurna. 4) Guru menyuruh siswa menjawab latihan-latihan syawiyah,

menghafal percakapan atau menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan isi teks yang telah dibaca oleh siswa.15 b. Bagi Pembelajar menengah (mutawasith)

1) Belajar berbicara dengan melakukan permainan bermain peran 2) Siswa berdiskusi hal-hal yang berkaitan dengan tema tersebut 3) Siswa bercerita tentang peristiwa yang pernah dialami16

15 Abd,Wahab Rosyidi & Mamlu’atul NI’ma, Memahami Konsep..92


(33)

4) Siswa bercerita tentang informasi yang telah di dengar dari televisi, radio atau lainnya17

c. Bagi pembelajar tingkat lanjut (mutaqaddim) 1) Guru memilih tema untuk berlatih kalam

2) Tema yang dipilih oleh guru hendaknya berhubungan dengan kehidupan siswa dan menarik untuk dibahas

3) Tema jelas dan terbatas

4) Siswa memilih dua tema atau lebih sampai akhirnya siswa bebas memilih tema yang dibicarakan tentang apa yang mereka ketahui.18

2. Mata Pelajaran Bahasa Arab

Bahasa Arab merupakan bahasa pengantar yang digunakan untuk memahami ajaran Islam. Dengan bahasa Arab, ajaran Islam dapat dipahami secara benar dan mendalam dari sumber uutamanya, yaitu

Al-qur’an dan Hadits serta literatur-literatur pendukungnya seperti kitab Tafsir dan Syarah Hadis yang semuanya menggunakan bahasa Arab.19

Bahasa Arab adalah mata pelajaran bahasa yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan

17 Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab teori dan Aplikasinya (Yogyakarta: Teras,

2011), 120.

18 Abd. Wahab Rosyidi & Mamluatun Nikmah,Memahami konsep… 93-94

19 Lampiran PMA no 165 BAB IV Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Di


(34)

21

serta menumbuhkan sikap postif terhadap bahasa Arab, baik reseptif maupun produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memhami bacaan dan memahami pembicaraan orang lain. Kemampuan produktif adalah kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Memiliki memampuan berbahasa Arab serta memiliki sikap positif terhadap bahasa Arab sangat penting dalam membantu memahami ilmu-ilmu Islam melalui sumber ajaran Islam yaitu Al-qur’an dan hadits, serta kitab-kitab yang berisi ilmu-ilmu Islam yang menggunakan bahasa Arab.

Untuk itu bahasa Arab di madrasah dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi dasar berbahasa, yang mencakup empat keterampilan berbahasa yang diajarkan secara integral, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Adapun tujuan dari mata pelajaran bahasa Arab menurut Peraturan Menteri Agama Nomor 165 tentang Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah adalah sebagai berikut: a) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak (istima’), berbicara (kalam), membaca (qira’ah), dan menulis (kitabah).


(35)

b) Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam.

c) Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian, peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya.20

Ruang lingkup pelajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah meliputi tema-tema tentang perkenalan, peralatan madrasah, pekerjaan, alamat, keluarga, anggota badan, di rumah, di kebun, di Madrasah, di laboratorium, di perpustakaan, di kantin, jam, kegiatan sehari-hari, pekerjaan, rumah, dan rekreasi. 21

Peneliti melakukan penelitian di MI Sunan Ampel pada kelas IV dengan mengambil materi atau tema tentang keluarga. Tema keluarga (Afra>d Al-Usrah) memiliki empat Kompetensi Inti, (1) Menerima , menjalankan, dan mengharagai ajaran agama yang dianutnya, (2) menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya, (3) memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,

20 Lampiran PMA


(36)

23

makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain, (4) Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Tabel 2.1

Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

Berbicara :

3.2. menemukan makna dari ujaran kata, frasa, dan kalimat sederhana terkait topik Afra>d Al-Usrah

4.1. Mempraktikkan bunyi huruf, kata, frase, dan kalimat bahasa Arab terkait topik Afra>d Al-Usrah

- Menerjemahkan kalimat tentang Afra>d Al-Usrah ke dalam bahasa Arab

- Menyempurnakan kalimat tentang Afra>d Al-Usrah dengan mufradat yang telah disediakan.

- Mampu melakukan Tanya jawab dengan sesama teman dengan menggunakan bahasa Arab pada topic Afra>d Al-Usrah .

- Mampu melakukan kegiatan sesuai dengan kalimat yang diddengarnya dengan baik.


(37)

Ayah

َ ب

َ ا

Ibu

َ مُا

Kakek

َ د ج

Nenek

َ ة د ج

Paman

َ م ع

Bibi

َ ة م ع

Saudara perempuan

َ ةْخُا

Saudara Laki-laki

َ خ ا

C. Strategi Pembelajaran Inner Outer Circle

1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa yang bertujuan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efisien dan efektif. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu.22

Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan

22 Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta;


(38)

25

memahami materi, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasai oleh peserta didik.23

2. Strategi Pembelajaran Inner Outer Circle

Strategi pembelajaran inner outer circle merupakan kata lain dari strategi inside outside circle. Inner outer circle memiliki arti lingkaran dalam atau lingkaran luar. Aktivitas ini sering digunakan dalam kelompok muda-mudi dan pertemuan para profesional, akan tetapi bisa juga berhasil untuk tingkat usia yang berbeda dan pelajaran berbeda di sekolah.24

Strategi inner outer circle atau lingkaran dalam-lingkaran luar dikembangkan pertama kali oleh Spencer Kagan. Strategi pembelajaran ini digunakan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik agar saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan.25

Strategi Inner outer circle atau lingkaran dalam-lingkaran luar yang dilakukan secara berkelompok. Dibutuhkan dua kelompok dalam menjalankan strategi ini. Kelompok yang pertama adalah kelompok yang membentuk lingkaran dalam, sedangkan kelompok kedua membentuk lingkaran luar. Siswa akan saling berhadap-hadapan dan saling memberikan informasi. Inner outer circle dapat diterapkan untuk

23

Zainal Aqib, Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (inovatif),

(Bandung: Yrama Widya, 2013) 70

24 Rick Wormeli, Meringkas mata pelajaran terj. Trinardi Litono (Jakarta: Erlangga, 2011), 112


(39)

beberapa mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan soisal, agama, matematika, dan bahasa.26

3. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Inner Outer Circle

Langkah-langkah untuk menerapkan strategi inner outer circle

adalah:

a) Sebagian siswa berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar .

b) Sebagian siswa lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama dan menghadap ke dalam.

c) Masing-masing siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bias dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu bersamaan.

d) Kemudian siswa yang berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.

e) Sekarang giliran siswa yang berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya27

26 MIftahul Huda, Model-model pengajaran dan pembelajaran: Isu-isu metodis dan paradigmatis

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014) hal. 246-247


(40)

27

4. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Inner Outer Circle

Tidak ada suatu metode yang dianggap paling baik di antara metode-metode yang lain. Setiap metode-metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing-masing.28 Adapun kelebihan metode pembelajaran inner outer circle adalah29:

a) Adanya struktur yang jelas

b) Peserta didik bekerja sama dengan peserta didik yang lain dalam suasana gotong-royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah inforamasi serta meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

c) Metode inner outer circle dapat digunakan untuk semua tingkat usia anak didik.

d) Peserta didik akan mudah mendapatkan informasi yang berbeda-beda dan beragam dalam waktu bersamaan.30

e) Memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi dengan singkat dan teratur

f) Siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

28 Zainal Aqib dan Ali Murtadlo, Kumpulan Model Pembelajaran... 17

29 Miftahul Huda, Model-model; … 247


(41)

g) Tidak memerlukan bahan yang spesifikasi atau kata lain tidak membutuhkan media yang beraneka ragam, sehingga dapat dengan mudah diterapkan ke dalam pembelajaran.

h) Metode Inner Outer Circle dapat digunakan dalam beberapa mata pelajaran

Selain memiliki kelebihan metode inner outer circle juga memiliki kelemahan. Kelemahan dari strategi inner outer circle adalah:

a) Membutuhkan ruang kelas yang besar. b) Teralalu lama sehingga tidak kosentrasi. c) Dapat disalahgunakan untuk bergurau. d) Rumit untuk dilakukan. 31

D. Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Arab Materi Afra>d Al-Usrah Melalui Strategi Inner Outer Circle

Keterampilan berbicara bahasa Arab merupakan hal yang tidak mudah diterapkan. Ada banyak hal-hal yang menghambat atau bahkan menjadi halangan bagi siswa untuk menerapkan keterampilan berbicara, terlebih bagi siswa MI/SD. Mengingat bahasa Arab bukan merupakan bahasa ibu dari siswa tersebut. Penyebabnya bisa terdiri dari banyak hal, diantaranya


(42)

29

adalah faktor lingkungan yang kurang mendukung untuk bisa berbicara bahasa Arab, faktor sulitnya menghafal mufrodat bahasa Arab.

Untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab tersebut, guru harus lebih kreatif dalam menciptakan suasana kelas yang efektif. Salah sau cara yang bias disa dilakukan adalah dengan menerapkan suatu strategi ataupun metode pembelajaran dengan baik, terencana, dan tentunya sesuai dengan karakterisitik siswa di kelas tersebut.

Materi Afra>d Al Usrah merupakan salah satu materi yang terdapat pada mata pelajaran bahasa Arab kelas IV MI yang menggunakan kurikulum 2013. Pada materi ini terdapat beberapa percakapan yang menyangkut informasi mengenai keluarga. Strategi inner outer circle dapat diterapkan untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab di kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo.

Strategi inner outer circle sangat penting dilakukan agar proses belajar mengajar menjadi menyenangkan dan tidak membuat siswa merasa cepat bosan. Siswa juga dituntut lebih aktif ketika menggunakan strategi ini, siswa diminta untuk berbicara dengan lawan berbicara di depannya dan berbagi informasi terkait tema dengan menggunakan bahasa Arab. Dengan demikian strategi inner outer circle diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab materi Afra>d Al-Usrah pada siswa


(43)

kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo sesuai dengan target yang telah ditentukan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini.


(44)

30 BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Metode penelitian ini menghadirkan suatu perkembangan bidang penelitian tindakan yang mengarah mengidentifikasi karakteristik kebutuhan pragmatis dari praktisi bidang pendidikan untuk mengorganisasi penyelidikan suatu proses reflektif ke dalam pengajaran kelas. Penelitian tindakan kelas adalah suatu proses yang dirancang untuk memberdayakan semua partisipan dalam proses (siswa, pengajar, dan peserta lainnya) dengan tujuan untuk meningkatkan praktik yang diselenggarakan di dalam pengalaman pendidikan. Penelitian tindakan kelas memiliki tiga unsur yaitu: penelitian, tindakan, dan kelas1

1. Penelitian

Aktifitas mencermati suatu obyek tertentu melalui metodolgi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah.

2. Tindakan

1

Arikunto, S, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research, CAR), (Jakatta: PT Bumi


(45)

Suatu aktifitas atau kegiatan yang sengaja dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu dengan berbagai bentuk siklus kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu masalah dalam proses belajar.

3. Kelas

Sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan bentuk kolaborasi, yang mana guru merupakan mitra kerja peneliti. Masing-masing memusatkan perhatiannya pada aspek-aspek penelitian tindakan kelas yang sesuai dengan keahliannya, guru sebagai praktisi pembelajaran, peneliti sebagai perancang dan pengamat yang kritis. 2

Dalam pelaksanaanya Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Dalam perencanaannya Kemmis dan Mc Teggart menggunakan sistem refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali yang merupakan dasar dari suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan.3

2

Mohammad Asroro, Penelitian Tindakan Kelas (Bandunng: CV Wacana Prima, 2007) ,158

3 Sudikin, dkk. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas ( Surabaya: Penerbit Insan Cendekia. 2010)


(46)

32

B. SettingPenelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian 1. Setting Penelitian

Setting Penelitian ini terdiri dari tempat penelitian, waktu penelitian dan siklus PTK sebagai berikut:

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyyah Sunan Ampel yang beralamatkan di dusun Perning Jalid, desa Tongas Wetan Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo, dengan mata pelajaran bahasa Arab pada kelas IV.

b. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester 2 (genap), yaitu pada bulan Maret 2017 sampai April 2017. Penemntuan waktu penelitian ini mengacu pada kalender pendidikan madrasah. Karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

c. Siklus PTK

PTK ini akan dilaksanakan melalui 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur pernecanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi


(47)

peningkatan keterampilan berbicara bahasa Arab materi keluarga

Afra>d Al-Usrah dengan menggunakan metode inner outer circle.

2. Subjek Penelitian

Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa 20 siswa-siswi, terdiri dari 12 laki-laki dan 8 perempuan .

C. Variabel Yang Diselidiki

Dalam penelitian tindakan kelas ini variabel-variabel yang akan diselidiki adalah sebagai berikut:

1. Variabel Input :Siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo

2. Variabel Proses : Penerapan strategi inner outer circle

3. Variabel Output : Peningkatan keterampilan berbicara bahasa Arab. D. Rencana Tindakan

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yakni penelitian tindakan kelas yang menggunakaan model dari Kemmis dan Mc Taggart. Setiap siklus terdiri dari perencanaan (planning), action (tindakan), observation

(pengamatan), dan refleksi (reflection). Langkah pada siklus berikutnya adalah pernecanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus dari Kemmis dan Mc Taggart yang


(48)

34

berbentuk siklus spiral terdiri dari beberapa tahap-tahap penelitian tindakan kelas yang dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1

PTK Model Kemmis dan Mc Taggart

Pada umumnya para peneliti memulai penelitian dari fase refleksi awal untuk melakukan studi pendahuluan sebagai dasar dalam merumuskan

Rencana Awal/ Perencanaan

Pelaksanaan Observasi Refleksi

Siklus I

Perencanaan

Pelaksanaan Observasi

Refleksi

Siklus II


(49)

masalah penelitian. Selanjutnya diikuti perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang dapat diuraikan sebagai berikut.4

1. Perencanaan/ rencana awal dimaksudkan sebagai kegiatan penjajakan yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan dengan tema penelitian. Peneliti mulai menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran yakni rencana pelaksanaan pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan, menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya pernaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan,

3. Observasi (pengamatan, dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.

4. Refleksi, dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan5.

4

Ekawarna. Penelitian Tindakan Kelas ( Jakarta: Referensi GP Press Book, 2013) 20


(50)

36

5. Rancangan/ rancangan revisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklius berikutnya.

Adapun dalam pelaksanaanya secara realita adalah sebagai berikut: 1. Siklus 1

a. Tahap Perencanaan

1) Menganalisis kurikulum dalam rangka mengetahui kompetensi inti dan komoetensi dasar serta materi pokok yang akan disampaikan dengan menggunakan metode inner outer circle. 2) Menetapkan indikator ketercapaian hasil belajar bahasa Arab

khususnya pada keterampilan berbicara materi Afra>d Al-Usrah. 3) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai

dengan langkah-langkah metode inner outer circle. RPP ini digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

4) Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan siswa untuk mengamati kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran sesuai dengan RPP.

5) Menyiapkan panduan wawancara untuk mengetahui kondisi guru dan siswa saat menerapkan metode inner outer circle dalam pembelajaran bahasa Arab.


(51)

6) Menyiapkan lembar tes unjuk kerja untuk mengetahui keterampilan berbicara siswa sesudah diberi tindakan.

7) Membuat format penilaian serta menyiapkan materi, sumber dan saran & prasarana yang dapat mendukung dalam proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti menerapkan kegiatan penelitian dengan menerapkan metode inner outer circle yang mengacu pada RPP yang telah direncanakan dengan langkah-langkah pembelajaraan sebagai berrikut:

1) Guru membuka pelajaran

2) Guru mengabsen siswa dan memberikan ice breaking

penggugah semangat bagi siswa.

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

4) Guru meminta siswa menyebutkan nama-nama keluarga serta sebutannya (misal: om, tante, nenek, kakek, dsb. dalam bahasa Indonesia)

5) Guru menjelaskan macam-macam sebutan bagi keluarga dalam bahasa Arab.

6) Siswa diminta berkelompok menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok lingkaran kecil dan lingkaran besar.


(52)

38

7) Kelompok lingkaran kecil diminta berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar.

8) Kelompok lingkaran besar membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama dan menghadap kedalam.

9) Siswa yang berhadap-hadapan diminta saling tanya jawab menggunakan bahasa Arab seputar informasi tentang keluarga dari pasangan masing-masing.

10)Kelompok lingkaran pertama (lingkaran kecil) bertugas memberikan pertanyaan pada pasangannya yang berada di lingkaran besar.

11)Setelah selesai, siswa yang dilingkaran kedua (lingkaran besar) bergantian membuat pertanyaan pada pasangannya di lingkaran pertama (lingkaran kecil).

12)Siswa di lingkaran pertama (lingkaran kecil) diminta bergeser ke arah kanan, sedangakn siswa di lingkungan kedua (lingkaran besar) bergeser ke arah kiri, sehingga siswa mendapatkan pasangan yang berbeda.

13)Begitu seterusnya hingga semua siswa mendapatkan pasangan yang berbeda-beda dan kembali ke barisan awal lagi.

14)Siswa duduk kembali, kemudian mendengarkan guru memberikan penguatan terhadap kegaiatan yang telah dilakukan.


(53)

15)Siswa menuliskan kembali kosakata-kosakata tentang Afra>d

Al-Usrah yang telah didapat.

16)Guru merefleksi pelajaran. c. Observasi

Observasi dilakukan pada setiap akhir pertemuan atau setiap akhir siklus. Dalam kegiatan observasi peneliti dan guru mengumpulkan serta menyusun data yang diperoleh dari proses pembelajaran. Fokus pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:

1) Aktivitas guru dalam proses pembelajaran

Kegaiatan pengamatan aktivitas guru dalam mengolah proses pembelajaran di dakam kelas dengan menggunakan metode inner outer circle pada mata pelajaran bahasa Arab materi Afra>d Al-Usrah dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru yang telah disusun dalam proses pembelajaran berlangsung.

2) Aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran

Pengamatan aktivitas peserta didik dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa yang telah disusun oleh peneliti.


(54)

40

d. Refleksi

Hasil observasi yang dilaksanakan kemudian dianalisis dan direfleksikan untuk mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus pertama dengan menggunakan metode

inner outer circle pada mata pelajaran bahasa Arab yang fokus pada keterampilan berbicara pada siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo. Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada tahap refleksi, yaitu menganalisis data yang diperoleh dari proses pembelajaran dengan menggunakan metode inner outer circle yang meliputi tes hasil unjuk kerja siswa, hasil observasi aktivitas guru dan hasil observasi aktivitas perserta didik serta hasil wawancara guru dan peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung.

Jika hasil refleksi menyatakan bahwa pada siklus 1 belum menunjukkan adanya peningkatan pada keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa Arab, maka perlu adanya suatu tindakan lagi sehingga peneliti akan melanjutkan pada siklus II dengan membuat proses belajar yang lebih menarik dan efektif.

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

1) Merancang kembali rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil evaluasi dari siklus I.


(55)

2) Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan guru strategi inner outer crcle

3) Merancang pembagian kelompok. b. Pelaksanaan

1) Guru menyiapkan segala sesuatu agar kegiatan pembelajaran berjalan lancar.

2) Guru menyampaikan materi sesuai dengan RPP terkait materi

Afra>d Al-Usrah.

3) Guru memberikan opsi atau contoh-contoh percakapan terkait materi Afra>d Al-Usrah.

4) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok.

5) Kelompok 1 & 2 menjalankan metode inner outer circle di sesi 1

6) Setelah sesi 1 selesai kelompok 3 & 4 menjalankan aktivitas yang serupa dengan kelompok sebelumnya.

7) Siswa membuat kesimpulan terkait pembelajaran yang didapat. c. Observasi

Pada tahap observasi atau pengamatan siklus II, peneliti melakukan pengamatan terhadap proses yang terjadi selama pembelajaran siklus II berlangsung. Selain itu peneliti juga mengamati perbaikan pada keterampilan berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa Arab. Peneliti juga mendokumentasikan kegiatan


(56)

42

siswa, serta mengumpulkan data berupa nilai siswa-siswi di kelas tersebut.

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan guru kolaboratif mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari hasil pengamatan untuk dilakukan perbaikan-perbaikan jika masih ada siswa yang belum memenuhi target dari tindakan tersebut. Setelah proses analisi dan evaluasi, peneliti mebuat kesimpulan dari hasil penelitian.

E. Data dan Cara Pengumpulannya 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini menggambarkan bagaimana peneliti mengumpulkan data dalam proses penelitiannya. Pengumpulan data dilakukan pada tiap siklus dimulai, yakni dari awal sampai akhir pembelajaran. Dalam dalam penelitian ini meliputi unjuk kerja, observasi, wawancara, dan diskusi.

a) Teknik Non Tes (Penilaian Unjuk Kerja)

Tes merupakan alat pengumpul data yang berharga dalam penelitian. Tes yang berbentuk unjuk kerja dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan berbicara siswa. Tes unjuk kerja sangat cocok untuk mengukur keterampilan berbicara siswa karena tes unjuk kerja adalah tes yang menuntut jawaban dari siswa dalam berntuk lisan beserta ada kriteria-kriterianya. Siswa akan


(57)

mengungkapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pernyataan atau perintah yang diberikan.6

Penilaian unjuk kerja yang digunakan dalam penelitian ini dilaksanakan pada tiap siklus. Penilaian unjuk kerja bertujuan untuk mengukur keterampilan berbicara bahasa Arab siswa. Terdapat dua siklus yang akan dijalankan pada penelitian ini. Pada hasil siklus I penilaiannya akan dianalisis, dari hasil analisis akan diketahui kelemahan siswa dalam keterampilan berbicara bahasa Arab, yang selanjutnya akan sebagai dasar pada siklus II, yang pada akhirmya setelah dilakukan analisis hasil pada penilaiana siklus II dapat diketahui adanya peningkatan keterampilan berbicara bahasa Arab pada siswa,

Adapun aspek yang dinilai yaitu: (1) pengucapan, (2) susunan kalimat, (3) kejelasan suara, dan (4) kelancaran. Peneliti memilih menggunakan aspek-aspek tersebut karena dinilai telah mencakup sapek kebahasaan dan non kebahasaan dalam keterampilan berbicara. Aspek pengucapan, susunan kaimat dan kejelasan suara termasuk dalam aspek kebahasaan. Sementara kelancaran termasuk dari aspek non kebahasaan. Secara terperinci pencapaian penilaian kebahasaan mencapai 60% dan non bahasa 40%. Untuk menilai


(58)

44

keterampilan tersebut diperlukan bobot pada setiap aspek sebagai berikut:7

Tabel 3.1

Bobot Skor Per Aspek Penilaian Keterampilan Berbicara No. Aspek Keterampilan Berbicara Bobot

1. Pelafalan 25

2. Susunan Kalimat 25

3. Kejelasan Suara 25

4. Kelancaran 25

Penilaian keterampilan berbicara dapat dilakukan melalui praktik. Penilaian praktik merupakan penilaian yang menuntut respons siswa yang berupa kegiatan tertentu. Kegiatan tersebut dinilai guru berdasarkan kriteria tertentu. Sebagai pedoman dalam melakukan penilaian kemampuan berbicara bahasa Arab, peneliti menggunakan tabel penyekoran dan aspek-aspek yang digunakan dalam penilaian. Penjelasannya sebagai berikut:8

Tabel 3.2

Predikat Pedoman Penilaian No. Aspek

Penilaian Skor Kriteria

Kategori 1. Pelafalan

(Pengucapan makhroj)

21-25 Pengucapan

kata/kalimat sangat jelas, keras, dan benar.

Sangat baik

7 E. Kosasih, Strategi belajar Dan Pembelajaran (Bandung: PT Yrama Widya, 2014) , 141


(59)

16-20 Pengucapan kata/kalimat jelas (kesalahan tidak lebih dari 3 kali)

Baik

11-15 Pengucapan

kata/kalimat kurang jelas (kesalahan 3 sampai 6 kali)

Cukup

6-10 Pengucapan kata/kalimat tidak jelas ( kesalahan antara 6-8 kali)

Kurang

<5 Pengucapan

kata/kalimat sangat tidak jelas (terdapat banyak sekali kesalahan)

Sangat kurang

2. Susunan Kalimat

21-25 Penyusunan kalimat dalam berbicara sangat runtut tidak ada kesalahan

Sangat Baik

16-20 Penyusunan kalimat dalam berbicara runtut (kesalahan hanya 2 kali)

Baik

11-15 Penyusunan kalimat cukup runtut

(kesalahan antara 3 sampai 6 kali)

Cukup

6-10 Penyusunan kalimat kurang runtut (kesalahan antara 6 sampai 8 kali)

Kurang

<5 Penyusunan kalimat sangat tidak runtut (kesalahan antara 8 sampai 10 kali)

Sangat kurang

3. Kejelasan suara 21-25 Ucapan sangat jelas dapat didengar oleh guru dan seluruh siswa di kelas


(60)

46

16-20 Ucapan sangat jelas dapat didengar guru dan siswa barisan depan (beberapa siswa)

Baik

11-15 Ucapan kurang jelas sehingga siswa diminta guru mengulang sampai 2 kali

Cukup

6-10 Ucapan kurang jelas dan hampir tidak terdengar

Kurang

<5 Ucapan tidak terdengar jelas bahkan tidak terdengar

Sangat kurang

4. Kelancaran 21-25 Siswa siap dan langsung berbicara dengan sangat lancar ketika tiba gilirannya berbicara (sama sekali tidak mengalami hambatan)

Sangat baik

16-20 Siswa berbicara dengan lancar ketikatiba gilirannya berbicara (tidak mengalami hambatan) Baik

11-15 Siswa berbicara cukup lancar ketika tiba gilirannya (sedikit tersendat-sendat)

Cukup

6-10 Siswa berbicara kurang lancar ketika gilirannya (Sering tersendat-sendat)


(61)

<5 Siswa tidak siap, dan tidak lancar ketika tiba

gilirannya berbicara (sering berhenti dan sangat terbata-bata)

Sangat kurang

b) Observasi

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu9

Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang pasrtisipasi atau keaktifan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu objek yang disokuskan pada perilaku tertentu. Observasi keaktifan siswa; misalnya, yang diamati adalah perilaku yang memenuhi indikator aktif dalam pembelajaran10.

Observasi dalam peneilitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang metode inner Outer Circle yang diterapkan dalam pelaksanaan pemmbelajaran yang dilakukan di kelas oleh guru dan siswa. Dalam pelakasanaannya digunakan alat bantu checklist atau skala

9

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran … 153

10 Daryanto, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah; (Yogyakarta: gaya


(62)

48

penelitian. Berikut merupakan lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian11

Tabel 3.3

Lembar Observasi Aktifitas Guru Nama Sekolah : MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo Mata Pelajaran : Bahasa Arab

Kelas / Semester : IV/ II (genap) Hari/ Tanggal :

Hasil checklist Aktivitas Guru

No. Kegaiatan

Skor

1 2 3 4

1. Membuka pelajaran a. Menarik perhatian b. Memberikan motivasi c. Menyampaikan tujuan 2. Penguasaan materi ajar

a. Kejelasan menyampaikan materi b. Kecakapan materi dalam kompetensi c. Keluasan materi ajar

3. Strategi yang digunakan

a. Guru membagi siswa mennjadi dua kelompok

b. Guru meminta kelompok perrtama membentuk lingkaran yang menghadap keluar dan kelompok kedua juga membentuk lingkaran menghadap kedalam.

c. Guru meminta siswa yang berhadap-hadapan untuk saling melakukan Tanya jawab


(63)

d. Guru meminta siswa yang menjadi lingkaran pertama untuk bergeser kearah kanan.

e. Guru meminta siswa melakukan Tanya jawab lagi dengan lawan bicara yang berbeda

4. Performance

a. Guru menjelaskan dengan suara lantang dan jelas

b. Perhatian guru pada siswa

c. Ekspresi wajah guru saat melakukan imteraksi

5. Media, bahan, sumber pembelajaran a. Media yang digunakan menarik b. Media mudah digunakan oleh siswa c. Media yang digunakan seuai dengan

karakter siswa. 6. Bertanya

a. Pertanyaan jelas dan konkrit

b. Pertanyaan memberikan wakti berfikir

c. Pertanyaan sesuai indikator kompetensi

7. Reinforment (memberi penguatan)

a. Guru memperjela materi yang kurang jelas

b. Memberikan penguatan verbal c. Memberikan penguatan non verbal 8. Menutup pembelajaran

a. Memberi reward / penghargaan pada siswa

b. Menarik kesimpulan

c. Memberi dorongan psikologis d. Mengevaluasi

Skor perolehan

Prosentase = x 100 = Skor maksimal


(64)

50

Kurang 1: Jika ada satu dari empat butir Cukup 2: jika ada dua dari empat butir Baik 3: Jika ada tiga dari empat butir Sangat baik 4: Jika lengkap empat butir Skor perolehan

Presentase = x 100 = Skor maksimal

Tabel 3.4

Lembar Observasi Aktifitas Siswa Nama Sekolah : MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo Kelas / Semester : IV/ II (genap)

Mata Pelajaran : Bahasa Arab Hari / Tanggal :

Hasil pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan metode inner outer circle

No Indikator / Aspek Yang Diamati

Pengamat

Skor Skor Penilaian

1 2 3 4

1. Siswa mendengarkan penjelasan guru 2. Siswa mendengarkan

instruksi guru 3.

Siswa membentuk dua lingkaran dan saling berhadap-hadapan 4. Siswa sangat antusias


(65)

menggunakan bahasa Arab di dalam kegiatan

pembelajaran

5.

Siswa dapat melafalkan mufrodat tentang keluargaku dengan bertanya kepada teman yg berhadap-hadapan denggannya di dalam lingkaran

6.

Siswa yang sudah melingkar berputar ke arah yang sesuai dengan isntruksi guru 7.

Siswa dapat bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa Arab yang berkaitan dengan tema Afra>d Al-Usrah

8. Siswa berhenti sesuai dengan instruksi guru

9. Siswa menjalankan kegiatan dengan tertib

10.

Siswa merespon kesimpulan materi pembelajaran yang disampaikan guru

Skor perolehan

Prosentase = x 100 = Skor maksimal

Keterangan : 4 : Sangat Baik 3: Baik

2: Cukup 1: Kurang

Skor perolehan

Prosentase = x 100 = Skor maksimal


(66)

52

c) Wawancara

Wawancara mendalam adalah proses Tanya jawab yang secara mendalam antara pewawancara dengan informan guna memperoleh informasi yang lebih terperinci sesuai dengan tujuan peneliti. Wawancara mendalam sangat cocok digunakan untuk mengumpulkan data pribadi, pandangan-pandangan dan pengalaman seseorang, terutama ketika topik-topik tertentu yang dieksplorasikan12

Wawancara digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil kemampuan keterampilan berbicara bahasa Arab siswa selama ini dan tingkat keberhasilan implementasi strategi Inner Outer Cirrcle dalam pembelajaran bahasa Arab.

Wawancara ini digunakan peneliti untuk memperoleh data yang berkaitan dengan kondisi atau kesulitan yang dialami guru dan siswa pada saat kegaiatan pembelajaran bahasa Arab terutama pada keterampilan berbicara siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo.

Tabel 3.5

Panduan wawancara guru sebelum tindakan

1.

Bagaimana kondisi siswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran ?


(67)

2.

Metode atau strategi apa yang ibu terapkan selama mengajar bahasa Arab selama ini?

3.

Apa hal-hal yang menyebabkan rendahnya keterampilan berbicara bahasa Arab siswa?

Tabel 3.6

Panduan wawancara guru sesudah tindakan

1. Bagaimana respon siswa ketika ibu menerapkan strategi inner outer circle pada materi Afra>d Al-Usrah?

2. Bagaimana pendapat ibu mengenai keefektifan penerapan strategi inner outer circle materi Afra>d Al-Usrah untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa?

3. Apa yang menjadi kendala ketika ibu menerapkan strategi inner outer circle dalam meningkatkan ketrampilan berbicara siswa?

Tabel 3.7

Panduan wawancara siswa sebelum tindakan

1. Mudah atau sulitkah jika berbicara menggunakan bahasa Arab? 2. Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran bahasa Arab?

3, Apakah kamu kesulitan dalam pembelajaran berbicarta materi al usrati?


(68)

54

4. Bagaimana menurutmu tentang strategi yang diterapkan guru pada saat mengajar?

Tabel 3.8

Panduan wawamcara siswa sesudah tindakan

1. Mudah atau sulitkah jika berbicara menggunakan bahasa Arab? 2. Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran bahasa Arab?

3. Apakah kamu mengalami kesulitan setelah mengikuti kegiatan pembelajaran berbicara materi Afra>d Al-Usrah?

4. Bagaimana pendapatmu tentang pembelajaran berbicara materi

Afra>d Al-Usrah menggunakan strategi inner outer circle ?

d) Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan bukti-bukti fisik pada saat penelitian. Dokumentasi ini penting dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, karena dengan semua arsip pendukung dalam penelitian dapat terangkum sesuai dengan proses penelitian baik dari awal sampai akhir pembelajaran. Hal ini sekaligus menjadi bukti adanya peningkatan keterampilan berbicara bahasa Arab


(69)

melalui strategi Inner Outer Circle benar-benar nyata dilakukan oleh peneliti.

Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data terkait dengan penelitian. Dokumentasi ini dilakukan dengan mengambil data dari berbagai pihak, yakni:

- Data dari sekolah berupa: Profil sekolah, Daftar Nama siswa, jadwal pelajaran kelas IV, dan kalender pendidikan.

- Data dari guru berupa: Nilai pra siklus siswa kelas IV MI Sunan Ampel Tongas, Probolinggo, dan absensi kehadiran siswa. - Data dari siswa berupa: foto-foto kegiatan selama siklus, dan

nilai siswa pada siklus 1 & 2. F. Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu strategi dalam kegiatan pembelajaran perlu dilakukan analisis data. Analisis data merupakan cara untuk mengolah hasil penelitian sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan. Data yang diperoleh akan dianalisis dan dihitung sesuai dengan rumus sederhana antara lain:

a) Data observasi kegiatan guru dan siswa

Data observasi kegiatan guru dan siswa diperoleh pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan mulai kegiatan awal hingga akhir pembelajaran. Kegiatan pembeajaran dilakukan sesuai dengan RPP yang telah disiapkan. Pengisian data observasi dilakukan


(70)

56

dengan cara memberi tanda centang (√) pada kolom-kolom setiap aspek yang sudah ditentukan di lembar instrument observasi. Analisis data dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Skor perolehan

Prosentase = x 100 = Skor maksimal

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran dapat dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 3.9

Kriteria keberhasilan aktivitas guru dan siswa

Tingkat keberhasilan Kriteria

81-100% 66-80% 60-65% 45-60 %

0-45 %

Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang

b) Data hasil keterampilan berbicara siswa

Siswa yang memperoleh nilai diatas KKM yang telah ditetapkan yaitu >75 oleh peneliti dianggap telah tuntas. Analisis dihitung dengan menggunakan statistik sederhana, yaittu:


(71)

Untuk menilai hasil unjuk kerja siswa dirumuskan sebagai beikut:

Skor perolehan

Rata-rata = = Skor maksimal Tabel 3.10

Kategori Penilaian Keterampilan Berbicara

No. Skor maksimal Kategori

1. 91-100 Sangat baik

2. 81-90 Baik

3. 71-80 Cukup

4. 61-70 Kurang

5. 0-60 Sangat Kurang

2) Data Ketuntasan Siswa

Peneliti menggunakan rumus untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar siswa, yakni sebagai berikut:

∑ Siswa yang tuntas

T= x 100%

∑ Siswa

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan ketuntasan berbicara siswa dapat dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 3.11

Kriteria tingkat ketuntasan berbicara siswa Tingkat keberhasilan Kriteria


(72)

58

81-100% 66-80% 60-65% 45-60 %

0-45 %

Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang

c) Wawancara

Data dari hasil wawancara ini menganalisis kondisi guru dan siswa dalam menerapkan strategi inner outer circle pada saat kegiatan pembelajaran bahasa Arab. Analisis wawancara berdasarkan pada panduan wawancara, yaitu: Bagaimana respon siswa ketika ibu menerapkan strategi inner outer circle pada materi Afra>d Al-Usrah? bagaimana pendapat ibu mengenai keefektifan penerapan strategi inner outer circle materi Afra>d Al-Usrah untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa?, apa yang menjadi kendala ketika ibu menerapkan metode inner outer circle dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa?.

d) Dokumentasi

Dokumentasi yang dianalisis untuk mengetahui keterampilan berbicara bahasa Arab siswa adalah berdasarkan hasil rubriik tes unjuk


(73)

kerja siswa. Dari hasi tes tersebut dapat diketahui berapa siswa yang hasilnya masih rendah. Selain itu dibutuhkan juga dokumentasi RPP, dokumentasi Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah, dalam hal ini Kepala Sekolah MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo yang digunakan sebagai acuan kelulusan siswa saat penelitian tindakan kelas.

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan atau memperbaiki proses belajar mengajar di kelas13. Sebagai acuan keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah ketika siswa mendapat nilai yang mencapai KKM yaitu 75, dan prosentase ketutantasan siswa mencapai 80%. Sehingga apabila hasil yang didapat setelah melakukan penelitian tindakan kelas tidak sesuai dengan kriteria yang diharapkan, maka dapat dilanjutkan ke siklus selanjutnya. Penerapan siklus selanjutya dengan membuat rencana pembelajaran yang direvisi sesuai dengan hasil pengamatan dan refleksi yang dilakukan di kelas selama proses penelitian berlangsung sebelumnya.

13 Kunandar, Langkah Mudah Peneliian Tindakan Kelas (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


(1)

112

Dengan adanya penelitian pada pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Arab materi Afra>d Al Usrah menggunakan strategi inner outer circle ini dapat menciptakan inovasi baru dalam pembelajaran bahasa Arab, siswa lebih aktif dalam proses

pembelajaran bahasa Arab sehingga keterampilan berbicara bahasa

arab siswa dapat meningkat.

Dengan adanya peningkatan yang terjadi pada setiap

siklusnya, terutama pada meningkatnya keterampilan berbicara

siswa pada mata pelajaran bahasa Arab materi Afra>d Al Usrah

dengan menggunakan strategi inner outer circle siswa kelas IV MI

Sunan Ampel Tongas Probolinggo dikatakan telah berhasil karena


(2)

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama dua siklus,

dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan strategi inner outer circle dalam meningkatkan keterampilan

berbicara bahasa Arab telah berjalan dengan baik. Setiap

langkah-langkah dalam pelaksanaan strategi inner outer circle telah dijalankan

dengan baik pada siklus I maupun siklus II, melalui berbagai

perbaikan-perbaikan pada tiap siklusnya. Pada siklus I hasil observasi aktivitas

siswa pada siklus I masih mencapai skor 38 dengan prosentase

ketuntasan siswa sebesar 7% termasuk dalam kategori baik. Aktivitas

guru pada siklus I memperoleh skor 78 dengan prosentase 72%. Setelah

dilakukan perbaikan pada siklus II, hasil observasi aktivitas siswa

memperoleh skor 38 dengan prosentase yang diperoleh sebesar 95% dan

pada aktivitas guru memperoleh skor 102 dengan prosentase 94%.

2. Terdapat peningkatan keterampilan berbicara bahasa Arab materi Afra>d

Al Usrah dengan strategi inner outer circle di kelas IV MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo. Dapat dilihat dari ketuntasan hasil belajar siswa


(3)

113

pada pra siklus sebesar 30%, siklus I sebesar 65% (siswa tuntas

sebanyak 13 siswa dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 7 siswa), dan

pada siklus II sebesar 90% (siswa tuntas sebanyak 18 siswa, dan siswa

tidak tuntas sebanyak 2 siswa). Sedangkan untuk nilai rata-rata kelas

yang diperoleh dari pra siklus yaitu 65,55, kemudian meningkat pada

siklus I rata-rata kelas sebesar 73,5 dan pada siklus II menigkat sebesar

81,5. Hal ini mampu membuktikan bahwa penggunaan strategi inner

outer circle pada pembelajaran bahasa Arab materi Afra>d Al Usrah dapat meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab siswa kelas IV

MI Sunan Ampel Tongas Probolinggo.

B. Saran

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di MI Sunan

Ampel Tongas Probolinggo, agar proses kegiatan pembelajaran berjalan

efektif, maka terdapat beberapa saran yang dapat dijadikan bahan

pertimbangan antara lain sebagai berikut:

1) Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, maka sebaiknya

dalam pembelajaran mengguakan metode atau strategi pembelajaran

yang lebih variatif, agar siswa dapat aktif dan senang mengikuti


(4)

114

2) Dalam kegiatan pembelajaran hendaknya guru memperhatikan

karakteristik siswa serta dapat menyesuaikan metode yang tepat

berdasarkan karakteristik siswa. Apabila pemilihan metode sudah sesuai

dengan karakteristik siswa maka akan berpengaruh bagi hasil belajar

siswa.

3) Kegiatan pembelajaran harus melibatkan peran aktif dari semua siswa,

bekerja sama, mengungkapkan ide pada saat kegiatan pembelajaran, dan


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung;

Refika Aditama

Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran .Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Arikunto Suharsimidkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Asrofi, Syamsuddin. 2016. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab konsep dan

Implementasinya. Yogyakarta: Penerbit Ombak

Asroro, Muhammad. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:CV Wacana

Prima.

Aqib, Zainal.2013. Model-Model, Media & Strategi Pembelajaran Kontekstual.

Bandung:Yrama Widya.

Aqib, Zainal dan Ali Mkurtadlo . 2016. Kumpulan Metode Pembelajaran

Kreatif dan Inovatif. Bandung; Sarana Tutorial Nuarni Sejahtera.

Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas & Penelitian Tindakan Sekolah.

Yogyakarta: Gaya Media

Ekawarna. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Referensi GP Press Book

Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran & Pembelajaran: Isu-isu

Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Ismail SM. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Berbasis PAIKEM. Semarang:

Rasail Media Group.

Izzan, Ahmad. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung:

Humaniora

Kunandar. 2013. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Lampiran PMA no 165 BAB IV Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Di Madrasah Ibtidaiyyah, Tsanawiyah, dan Aliyah


(6)

Nuha. Ulin. 2012. Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab.

Yogyakarta: Diva Press

Rosyidi, Abd. Wahab & Mamluatun Ni’mah, 2011. Memahami Konsep Dasar

Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN Malang Press.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran:Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group

Sudikin,dkk. 2010. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Penerbit

Insan cendekia

Tarigan, Djago. Dkk. 1997. Pengembangan Keterampilan Berbicarta. Jakarta:

Depeartemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tarigan, Henry Guntur. 1981. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Taufik,2011. Pembelajaran Bahasa Arab MI (Metode Aplikasi dan Inovatif

Berbasis ICT). Surabaya: PMN Surabaya

Wa Muna. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab terori dan

Aplikasinya. Yogyakarta: Teras

Wormeli, Rick. 2011. Meringkas mata pelajaran terj. Trinardi Litono. Jakarta:

Erlangga

Yusuf, Tayar dan Syaiful A. 1995. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa


Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan berbicara dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran bahasa indonesia kelas V MI Al-Husna Jurang Mangu Tanggerang Selatan

0 6 159

Peningkatan keterampilan berbicara materi afrad al-usrah pada mata pelajaran bahasa arab dengan menggunakan strategi qurat al-kalam siswa kelas IVB MI Tarbiyatut Tholabah Lamongan.

5 26 86

Penggunaan strategi permainan Perebutan Benteng untuk meningkatkan keterampilan menyimak mufrodat dalam materi A'da' al-Usrah mata pelajaran Bahasa Arab siswa kelas III MI Al Karimah Surabaya.

1 4 113

Peningkatan keterampilan berbicara mata pelajaran Bahasa Arab materi al-Mihnah melalui metode practice-rehearsal pairs pada siswa kelas iv MI Mumuhammadiyah 23 surabaya.

0 1 110

Peningkatan keterampilan menulis bahasa Arab materi fi maktabat al-madrasah melalui strategi al-ta'bir al-kitaby al-muwajjah siswa kelas V MI Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang.

0 6 94

Penerapan strategi al-Ta'bir al-Musawwar untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab materi Halat al-Hadiqah siswa kelas III MI Dahlaniyah Merakurak Tuban.

9 54 95

Peningkatan keterampilan berbicara bahasa Arab materi al-Unwan dengan menggunakan strategi qurat al-kalam pada siswa kelas IV MI Darul Ulum Sarirogo Sidoarjo.

3 63 99

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI MATERI ASMA AL-AYYAM PADA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI CARD SORT SISWA KELAS I MI AL-ASYHAR GRESIK.

0 104 101

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA ARAB MELALUI PERMAINAN PUZZLE DAN MEDIA WALL CHART SISWA KELAS V MI NURUL HUDA KRIAN-SIDOARJO.

2 6 84

rpp mi bahasa arab kelas 4

0 1 1