PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK TERHADAP PENJAMINAN MUTU PEMBELAJARAN AL-QURAN DI SDI SARI BUMI SIDOARJO.

(1)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK TERHADAP PENJAMINAN

MUTU PEMBELAJARAN AL-QURAN DI SDI SARI BUMI SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

LISA NURHAYATI NIM. D33212059

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


(2)

(3)

(4)

(5)

Digilibuinsby.ac.id digilibuinsby.ac.id digilibuinsby.ac.id digilibuinsby.ac.id digilibuinsby.ac.id PELAKSANAAN SUPERVSISI AKADEMIK TERHADAP PENJAMINAN

MUTU PEMBELAJARAN AL-QURAN DI SDI SARI BUMI SIDOARJO LISA NURHAYATI D33212059

Pembimbing Dr. Ali Maksum, M.Ag

ABSTRAK Key: Supervisi Akademik, mutu pembelajaran.

Penelitian ini dilatar belakangi dari SDI Sari Bumi merupakan LPI yang masih baru yang berada di kawasan sidoarjo, namun meskipun demikian segudang prestasi mampu ditorehkan oleh LPI ini, terutama tentang prestasi al-Qurannya. Padahal jika kita ketahui bahwa sangatlah tidak mudah untuk sebuah SDI yang masih baru bisa menorehkan segudang presatasi, sehingga jika dianalisis mendalam maka kunci yang dapat ditemukan adalah dari kegiatan pembelajarannya. Namun kegiatan pembelajaran tidak akan berhasil tanpa adanya pengawasan dan evaluasi, yangmana kegiatan tersebut adalah supervisi akademik. Pelaksanaan supervisi akademik akan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menciptakan proses pembelajaran bermutu serta meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini berdasarkan kajian teori bahwa Supervision is assistance in the

development of better teaching learning situation.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-lapangan. Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan teknik wawancara dengan para supervisor pihak internal SDI Sari Bumi yang terdiri atas kepala sekolah dan koordinator al-Quran. Sedangkan untuk supervisor pihak eksternalnya dengan supervisor dari UMMI FOUNDATION, kemudian didampingi dengan teknik dokumentasi sebagai bahan penguat data lapangan. Untuk analisis data menggunakan metode deskriptif dengan pola berfikir deduktif. Selanjutnya untuk memperkuat hasil kevalidan data maka dilakukan tahap triangulasi data dengan sample pengajar al-Quran.

Simpulan penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan supervisi akademik terhadap penjaminan mutu pembelajaran al-Quran di SDI Sari Bumi untuk pihak internal maka peran koordinator al-Quran lebih dominan dan maksimal dibanding peran kepala sekolahnya, karena peran kepala sekolah sebagai supervisor hanya bersifat umum. Untuk pendekatannya maka digunakan pendekatan kolaborasi, dengan teknik individu dan kelompok. Untuk konsep hingga implementasi kegiatan dapat dikatakan baik dan sesuai dengan standar konsep kegiatan supervisi pada umumnya, namun nilai minus didapat yaitu dari kurangnya pengembangan secara mandiri pada aspek dokumen, hal itu dikarenakan penyandaran secara mayoritas pada format dokumen yang diberikan oleh UMMI FOUNDATION. Untuk supervisi ekternal oleh UMMI FOUNDATION digunakannya pendekatan secara langsung dan tidak langsung dengan teknik individual dan kelompok. Dalam pengimplementasiannya bersifat fleksible dan sesuai dengan kebutuhan, sehingga telah dapat dikatakan sesuai dengan kajian teori yang berlaku dan bahkan memiliki nilai plus dengan adanya sembilan pilar sebagai penjaminan mutunya, dan tujuh kualifiaksi dasar yang menjamin terbentuknya ahli supervisor pembelajaran al-Quran metode UMMI.


(6)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TRANSLITERASI ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 13

C. Tujuan Penelitian ... 13

D. Manfaat Penelitian ... 13

E. Penelitian terdahulu ... 15

F. Definisi Konseptual ... 25

G. Sistematika Pembahasan ... 26

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 28

A. Supervisi akademik ... 28

1. Definisi Supervisi Akademik ... 28

2. Tujuan dan fungsi supervisi akademik ... 30

3. Prinsip-prinsip supervisi akademik ... 32

4. Ruang Lingkup supervisi akademik ... 34

5. Pendekatan supervisi akademik ... 35

6. Teknik supervisi akademik ... 37

B. Penjaminan Mutu Pembelajaran di Lembaga Pendidikan ... 40

1. Pengertian Penjaminan Mutu ... 40


(7)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

5. Ruang lingkup penjaminan mutu pembelajaran ... 46

6. Sasaran penjaminan mutu pembelajaran ... 46

7. Refrensi dalaam penjaminan mutu pembelajran ... 47

8. Keterkaitan supervisi akademik dengan penjaminan mutu pembelajaran ... . 48

BAB III METODE PENELITIAN ... . 49

1. Pendekatan dan Jenis penelitian ... ... 49

2. Kehadian peneliti ... 50

3. Lokasi penelitian ... 50

4. Sumber data ... 51

5. Prosedur pengumpulan data ... 52

6. Analisis data ... 54

7. Pengecekan keabsahan data ... 55

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN ... 57

A. Gambaran umum objek penelitian ... 57

1. SDI Sari Bumi Sidoarjo ... 57

2. UMMI FOUNDATION ... 58

B. Penyajian Data Lapangan ... 60

1. Kegiatan supervisi akademik pembelajaran al-Quran pihak internal SDI Sari Bumi Sidoarjo ... 60

2. Kegiatan supervisi akademik pembelajaran al-Quran pihak eksternal oleh UMMI FOUNDATION ... 68

C. Analisis data penelitian ... 75

1. Kegiatan supervisi akademik pembelajaran al-Quran pihak internal SDI Sari Bumi Sidoarjo ... 75

2. Kegiatan supervisi akademik pembelajaran al-Quran pihak eksternal oleh UMMI FOUNDATION ... 80


(8)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. B. Saran ... 94 DAFTAR PUSTAKA


(9)

Digilibuinsby.ac.id. didilibuinsby.ac.id. didilibuinsby.ac.id. didilibuinsby.ac.id. didilibuinsby.ac.id. BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan adalah hal yang sangat pokok dan vital bagi seluruh manusia yang ingin memiliki kehidupan lebih baik dan beradap. Manusia telah berupaya menanamkan pendidikan sejak dini dalam upaya mencapai tujuan yang telah dirancang dan diharapkan guna masa depan yang lebih baik. Kedudukan pendidikan telah dianggap urgen bagi seluruh masayarakat di dunia, terutama pada masyarakat Indonesia. Perjuangan yang telah diusahakan oleh para pejuang Negeri pada zaman dahulu kala tak lepas pada salah satu alasan dan tujuannya guna mendapatkan hak dan pendidikan untuk seluruh warga Indonesia dari jajahan para kolonialisme hingga kemerdekaan yang telah digapai kemudian. Negara Indonesia telah mengatur dengan kompleks hak dan kewajiban bangsa untuk rakyatnya dan sebaliknya pula dalam berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari rahim hingga menuju liang lahat1terutama dalam aspek pendidikan. Tujuan pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia telah diatur dan disebutkan dalam Undang-undang Republik Indonesia pasal 3 tahun 2003 tentang tujuan dari pendidikan Nasional itu sendiri.

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan yang

1 Hari Putri Lestari Fenomena Golput di Indonesia dan Hukum Pelaku Golput. Dioalog


(10)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

Dalam hal ini agama Islam secara kompleks dan luas telah menyebutkan tentang pentingnya sebuah pendidikan yang harus ditimba oleh seluruh manusia guna kehidupan sosial yang lebih baik, baik dari dimensi vertikal manusia dan hingga dimensi horizontal manusia. Al-Qur’an telah berkali-kali menjelaskan pentingnya ilmu pengetahuan. Tanpanya niscaya kehidupan manusia akan menjadi sengsara. Ilmu dan pengetahuan didapat dari sebuah proses, dan proses itu adalah pendidikan. Tidak hanya itu, al-Qur’an bahkan memposisikan manusia yang memiliki ilmu pengetahuan karena pendidikan yang dienyamnya tersebut pada derajat yang tinggi3. Firman Allah SWT tentang wajibnya mengenyam pendidikan bagi seluruh umat manusia telah tercantum dalam QS: Al-Mujadalah ayat 11 disebutkan:







































































































2 Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar RI 1945 tentang Badan Pendidikan

Nasional mengenai fungsi pendidikan Nasional, BAB I, pasal 3, 2009 (Bandung: media

purana), h. 10.

3 Miftahul Khairul azizah, Pendidikan Menurut Al-Quran,

http://amifta45.blogspot.com/2013/02/pendidikan-menurut-al-quran.html, diakses 20 maret 2014, jam 16.00 WIB.


(11)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

Artinya “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: „Berlapang-lapanglah dalam majlis’, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Pendidikan yang dimaksut adalah semua jenis yang meliput pendidikan formal, non-formal dan informal, sehingga untuk dapat mencapai apa yang dicita-citakan tersebut di atas, maka perlunya digalakkan peningkatan kualitas. Peningkatan itu bukan hanya dari para siswanya saja yang dituntut untuk dapat belajar dengan tekun, dapat memotovasi dirinya, namun guru juga harus berperan aktif, sadar akan profesionalitasnya untuk melangsungkan kegiatan pendidikan pada peserta didiknya. Tetapi tidak sepenuhnya semua guru bisa menjalankan tugasnya secara profesional dalam mengajar, itulah sebabnya maka kenapa guru bukan satu-satunya pihak yang bertanggung jawab untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Jika begitu, siapa yang akan berperan untuk membina, membimbing serta mengoreksi kekurangan–kekurangan guru tersebut? oleh karenanya maka dibutuhkan pihak atau dinas yang berperan dalam hal ini, yang mana pihak tersebut disebut dengan supervisor. Supervisor merupakan orang yang melakukan kegiatan supervisi, baik dilakukan secara mandiri maupun dilakukan secara tim. Kegiatan supervisi bertujuan untuk memberikan bantuan


(12)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

dalam situasi belajar mengajar dengan baik (imron, 1996)4, sedangkan menurut nawawi (1981)5 mengatakan bahwa supervisi pembelajaran bertujuan utntuk menilai kemampuan guru sebagai pendidik dan pengajar dalam bidang masing-masing guna membantu mereka melakukan perbaikan dan bilamana diperlukan untuk menunjukkan kekurangan-kekurangan untuk diperbaiki sendiri. Kegiatan tersebuat sangat urgen dan harus dilaksanakan disetiap satuan pendidikan, karena dengan kegiatan ini maka pembelajaran dapat diperbaiki dengan maksimal, baik dari aspek pengajarnya, perangkat pembelajarannya, penataan kelas hingga sebagaiannya yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran. Kegiatan supervisi ini telah diatur secara umum dalam undang-undang republik Indonesia tentang badan pendidikan Nasioanal pada BAB XV mengenai aspek Penjaminan Mutu pada pasal 91 ayat 1 yang berbunyi “setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan” 6, sedangkan untuk kejelasannya mengenai penjaminan mutu dilanjutkan pada ayat 3 yang berbunyi “penjaminan mutu pendidikan yang sebagaimana dijelaskan dalam ayat (1) dilakukan secara bertahap, sistematis, dan terencana dalam suatu program penjaminan mutu yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas”7

. Dengan penjelasan ini maka pemerintah membuat kegiatan penjaminan mutu tersebut yang disebut dengan supervisi pendidikan, dan kegiatan ini dilakukan mulai dari pemerintahan tingkat atas yaitu menteri (sebagaimana

4 Jasmani Asf, Supervisi Pendidikan, (Jogjakarta: AR-RUZZ Media, 2013), h. 26. 5

Ibid., h. 27.

6 Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar RI 1945 tentang Badan Pendidikan

Nasional mengenai penjaminan mutu, BAB XV, pasal 91, 2009 (Bandung: media purana),

h. 112.


(13)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

dalam pasal 91 ayat 1), pemerintah provinsi (pasal 92 ayat 3), kemudian pemerintah kabupaten/kota yang mensupervsi satuan pendidikan yang berada dibawahnya (pasal 92 ayat 4), lalu BAN-S/M, BAN-PNF, dan BAN PT yang memberikan rekomendasi penjaminan mutu pada satuan pendidikan/program yang diakreditasi (pasal 92 ayat 5), dan selanjutnya oleh LPMP yang membantu proses supervisi pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (pasal 92 ayat 6). Dengan begitu, maka jelaslah bahwa kegiatan supervisi sangatlah benar-benar diperhatikan oleh pemerintah kita guna peningkatan kualitas pendidikan.

Fenomena mengenai kegiatan supervisi yang terjadi dilapangan diantaranya tentang sosialisasi kegiatan supervisi yang ada di satuan pendidikan yang kadang kala kurang dimengerti oleh para guru, terutama oleh para guru baru yang belum mengetahui kapan kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah dan atau oleh supervisor selain dari jadwal yang diminta oleh guru, lalu kesadaran guru yang kurang tergerak untuk disupervisi (atas dasar permintaan sendiri), padahal mengingat bahwa seharusnya seorang guru memiliki kesadaran akan kelebihan dan kekurangannya dalam kegiatan pembelajaran melalui evaluasi diri demi profesionalitasnya, karena jika tidak demikian maka tidak akan ada peningkatan dan inovasi baru dalam kegiatan pembelajaran.

Selain itu mengenai hasil supervisi yang kadang kala kurang berpengaruh dan bahkan tidak terlihat. Dengan demikian maka menyebabkan permasalahan yang kompleks dan fatal bagi peserta didik yang diajarkannya. Masalah lainnya yang perlu diketahui hal ini sesuai dengan yang telah disampaikanoleh Direktorat


(14)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga

Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (2007), ”Para kepala sekolah

baik suka maupun tidak suka harus siap menghadapi problema dan kendala

dalam melaksanakan supervisi pendidikan”. Berdasarkan kajian teori yang penulis lakukan dapat diketahui bahwa kendala supervisi pendidikan yang sangat umum terjadi di lapangan adalah kurangnya motivasi dari para guru ketika mendapat supervisi. Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya anggapan yang telah melekat dalam diri guru bahwa supervisi hanyalah kegiatan yang semata-mata untuk mencari-cari kesalahan8. Berikut merupakan beberapa pemaparan tentang permasalah yang terjadi dalam kegiatan supervisi akademik yang umumnya terjadi di satuan pendidikan:

Pertama, Kompleksitas tugas manajerial seorang kepala sekolah.

Program kegiatan supervisi pendidikan tidak dapat dilakukan oleh kepala sekolah seorang diri. Kompleksitas tugas manajerial kepala sekolah mengakibatkan seorang kepala sekolah tidak dapat menangani sendiri pelaksanaan supervisi pendidikan, khususnya supervisi yang lebih menekankan pada aspek pembelajaran.

Kedua, Kurangnya persiapan dari guru yang disupervisi. Kondisi ini

dapat diartikan bahwa motivasi guru untuk disupervisi dinilai masih kurang, hal

tersebut dikarenakan masih melekatnya anggapan dari para guru bahwa supervisi

8 Wildan Syifaur Rakhman, Permasalahan Pelaksanaan Supervisi Pendidikan dan

Alternatif Pemecahannya (makalah pasca sarjanah IAIN Wali Songo Semarang),

http://wildanelsyifa.blogspot.co.id/2014/03/v-behaviorurldefaultvmlo.htm, diakses pada 19 september 2015, jam 16:08 WIB.


(15)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. semata-mata hanyalah kegiatan untuk mencari-cari kesalahan. Meskipun pelaksanaan supervisi pendidikan dilakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada guru yang akan mendapat supervisi.

Ketiga, Unsur subjektifitas guru supervisor dirasa masih tinggi. Unsur

subjektifitas dari supervisor yang ditunjuk oleh kepala sekolah dirasa masih tinggi. Keadaan ini terjadi dikarenakan kegiatan supervisi pendidikan tidak dilakukan sendiri secara langsung oleh kepala sekolah, tapi oleh guru-guru yang dianggap telah senior oleh kepala sekolah. Dimana masing-masing guru tersebut memiliki kepribadian yang berbeda-beda dan prinsip supervisi maupun teknik supervisi yang saling berbeda pula.

Keempat, Sering terjadi pergantian kepala sekolah. Terjadinya pergantian

kepala sekolah mengakibatkan jalannya pelaksanaan supervisi pendidikan menjadi tesendat-sendat, kurang lancar, dan dinilai kurang rutin/ kontinyu.

Kelima, Sarana dan prasarana yang terbatas. Setiap proses belajar

mengajar yang berhubungan dengan masalah sarana dan prasarana, seorang guru pasti merasakan ketidak nyamanan dalam menyampaikan materi pelajaran. Karena sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor utama lancarnya pelaksanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan profesionalisme guru.

Keenam, Kurangnya disiplin guru. Masalah yang menyangkut faktor

disiplin. hal ini sering dilakukan oleh beberapa tenaga pengajar terutama disiplin waktu hal ini menimbulkan kelas menjadi tidak kondusif sehingga siswa tidak tau apa yang harus dilakukan selain bermain di dalam kelas sambil menunggu


(16)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. guru yang memiliki jadwal pada hari itu ia akan datang atau karena tidak belum ada kejelasan.

Beberapa pemaparan fenomena di atas maka diperlukan adanya perbaikan melaluli kegiatan supervisi baik untuk pembelajaran yang bersifat formal, non formal dan informal. Untuk konsepsi tentang pengelolaan kegiatan supervisi akademik yang harus diketahui antara lain Menurut Alfonso, Firth, dan Neville, ada tiga konsep pokok (kunci) dalam pengertian supervisi akademik9:

Pertama, Supervisi akademik harus secara langsung mempengaruhi dan

mengembangkan perilaku guru dalam mengelola proses pembelajaran. Inilah karakteristik esensial supervisi akademik. Sehubungan dengan ini, janganlah diasumsikan secara sempit, bahwa hanya ada satu cara terbaik yang bisa diaplikasikan dalam semua kegiatan pengembangan perilaku guru. Tidak ada satupun perilaku supervisi akademik yang baik dan cocok bagi semua guru (Glickman, 1981). Tegasnya, tingkat kemampuan, kebutuhan, minat, dan kematangan profesional serta karakteristik personal guru lainnya harus dijadikan dasar pertimbangan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan program supervisi akademik (Sergiovanni, 1987 dan Daresh, 1989).

Kedua, Perilaku supervisor dalam membantu guru mengembangkan

kemampuannya harus didesain secara ofisial, sehingga jelas waktu mulai dan berakhirnya program pengembangan tersebut. Desain tersebut terwujud dalam bentuk program supervisi akademik yang mengarah pada tujuan tertentu. Oleh

9 Akhmat sudrajat, Konsep Pelaksanaan Supervisi Akademik,

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/03/04/konsep-supervisi-akademik, diakses pada 21 September 2015, jam 14:30 WIB.


(17)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

karena supervisi akademik merupakan tanggung jawab bersama antara supervisor dan guru, maka alangkah baik jika programnya didesain bersama oleh supervisor dan guru.

Ketiga, Tujuan akhir supervisi akademik adalah agar guru semakin

mampu memfasilitasi belajar bagi murid-muridnya.

Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi murid-muridnya (Glickman, 1981)10. Melalui supervisi akademik diharapkan kualitas akademik yang dilakukan oleh guru semakin meningkat (Neagley, 1980)11. Pengembangan kemampuan dalam konteks ini janganlah ditafsirkan secara sempit, semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen (commitmen) atau kemauan (willingness) atau motivasi (motivation) guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas pembelajaran akan meningkat. Sedangkang menurut Sergiovanni (1987) ada tiga tujuan supervisi akademik, yaitu:

Pertama, Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksut membantu

guru mengembangkan kemampuannya profesionalnnya dalam memahami akademik, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu.

10 Jasmani Asf, Supervisi Pendidikan, (Jogjakarta: AR-RUZZ Media, 2013), h. 66.


(18)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

Kedua, Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud untuk

memonitor kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan melalui kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan sebagian murid-muridnya.

Ketiga, Supervisi akademik diselenggarakan untuk mendorong guru

menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas mengajarnya, mendorong guru mengembangkan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (commitment) terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

Kembali pada lembaga pendidikan yang ada, kini dalam program pendidikan di Lembaga Pendidikan Islam (LPI) tidak hanya mencantumkan mata pelajaran atau bahan ajar yang sifatnya resmi atau formal (yang telah ditetapkan oleh pemerintah), namun kini program yang disodorkan kepada peserta didik digunakan sebagai alat kompetisi untuk saling meningkatkan mutu lembaga pendidikannnya masing-masing, sehingga akan didapat penambahan mata pelajaran yang sifatnya mendukung mata pelajaran formal seperti halnya yang dilakukan oleh Sekolah Dasar Islam (SDI) Sari Bumi yang terletak di Sidoarjo. Sebagai gambaran sementara berupa analisis kondisi yang ada di satuan pendidikan Islam ini, mempunyai ciri khas yang begitu terlihat berbeda dari LPI yang ada disekitarnya, pertama, yaitu dengan adanya pembelajaran kewirausahaan yang mendukung pembelajaran umum yang mana tujuannya pula untuk mecetak generasi yang islami dan memiliki bekal kewirausahaan sejak


(19)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

dini, selain itu adanya pembelajaran al-Quran yang mendukung pembelajaran formal Pendidikan Agama Islam. Pembelajaran ini mempunyai tempat tersendiri dalam nilai raport siswa, sehingga tidak diakumulasikan dengan nilai mapel PAI pyang ada pada umumnya, dengan demikian siswa dapat memiliki bekal kemampuan membaca al-Quran engan baik dan benar. Dalam hal ini SDI Sari Bumi bekerjasama dengan pihak UMMI Foundation dalam melangsungkan sistim pembelajaran al-Quran ini, dengan begitu adanya audit eksternal pastinya terjadi dan akan membawa bobot positif bagi perkembangan dan penjaminan mutu pembelajaran Al-Qurannya. Kedua, selain aspek penilaian yang sudah terlihat berbeda dalam pembelajaran al-Qurannya, hal lain juga terlihat dari berbagai prestasi yang dimiliki oleh SDI Sari Bumi Full Day School yang dapat dikatakan cukup baik untuk umur sekolah yang masih baru baik untuk pembelajaran umumnya hingga pembelajaran al-Quran khususnya, antara lain12: 1. Juara 1 Tahfidz Tingkat Kecamatan Sidoarjo 2013

2. Juara 2 Tartil Tingkat Kecamatan Sidoarjo 2013 3. Juara 2 Tartil Tingkat Provinsi Jawa Timur 2014

4. Juara 1 MTQ Kategori Tartil Putra Tingkat Kabupaten Sidoarjo 2014 5. Juara 1 Tapak Suci Kelas D Putra Tingkat Kabupaten Sidoarjo 2014 6. Juara 2 Tapak Suci Kelas C Putra Tingkat Kabupaten Sidoarjo 2014 7. Juara 3 Tapak Suci Kelas Bebas Putra Tingkat Kabupaten Sidoarjo 2014

12 Admin, Prestasi

SDI Sari Bumi, www.groupsaribumi.com, diakses 29 september 2015,


(20)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

8. Juara 1 MTQ Bidang Tartil se-kabupaten Sidoarjo - Penyelenggara : Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo - Tahun 2015

9. Juara 1 Tartil MTQ Kategori Putri Tingkat Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015 10. Juara Harapan 2 Lomba Tahfidz se-kabupaten Gresik, Sidoarjo, dan Surabaya

- Penyelenggara : PT. Garuda Food - Tahun 2015

11.Juara 3 Lomba Matematika se-Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015 12.Juara 2 Seni Beregu Jurus Naga Airlangga National Open Tahun 2015 13. Juara 3 Kelas A Putra Tapak Suci Tingkat Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015 14.Juara 3 Kelas D Putra Tapak Suci Tingkat Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015 15.Juara 3 Kelas E Putra Tapak Suci Tingkat Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015

Dari beberapa pemaparan di atas hal ini menjadi sorotan penulis sebagai ciri khas yang berbeda untuk diteliti dan dianalisis lebih dalam lagi mengenai pelaksanaan supervisi yang dibentuk sebagai penjaminan mutu pembelajaran al-Quran, apakah sama seperti desain supervisi pada umumnya atau bahkan berbeda hingga terdapat sebuah inovasi dalam kegiatan supervisi pembelajarannya.

Dari latar belakang inilah penulis berkeinginan mengamati lebih dekat lagi

tentang bagaimana pelaksanaan supervisi akademik yang telah disusun dan diterapkan pada pembelajaran al-quran yang berlangsung di SDI Sari Bumi Sidoarjo dengan judul penelitian “Pelaksanaan Supervisi Akademik Terhadap Penjaminan Mutu Pembelajaran Al-quran di SDI Sari Bumi Sidoarjo”


(21)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka penulis mengambil sebuah rumusan masalah sebagai berikut:

1.

Bagaimana pelaksanaan supervisi akademik terhadap penjaminan mutu pembelajaran al-Quran di SDI Sari Bumi Sidoarjo oleh TIM Supervisor Internal?

2.

Bagaimana pelaksanaan supervisi akademik terhadap penjaminan mutu pembelajaran al-Quran di SDI Sari Bumi Sidoarjo oleh TIM Supervisor Eksternal?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan penelitian di atas adalah untuk mendiskripsikan implementasi dari kegiatan supervisi akademik terhadap penjaminan mutu pembelajaran al-quran yang telah dibentuk di SDI Sari Bumi. Serta untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari konsep supervisi akademik tersebut.

D. Manfaat Penelitian

Dengan disajikannya hasil penelitian berikut, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian tersebut berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut,


(22)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai pengembangan ilmu itu sendiri. Terutama pada bidang manajemen pendidikan, khususnya manajemen supervisi akademik. Serta bisa bermanfaat bagi para ilmuwan untuk menambah referensi sebagai bahan perbandingan ilmu pengetahuan.

2. Manfaat praktis

a. Manfaat bagi SDI Sari Bumi Sidoarjo.

Yaitu untuk mengulas dan mengkaji kembali sampai seberapa besar implementasi pelaksanaan supervisi akademik terhadap penjaminan mutu pembelajaran al-Quran yang diterapkan selama ini. b. Manfaat bagi pengajar khusunya pengajar al-Quran di SDI Sari Bumi

Sidoarjo.

Bagi pengajar di SDI Sari Bumi Sidoarjo khususnya para pengajar al-Quran, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan koreksi, apakah selama ini pembelajaran al-quran yang dilaksanakan telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan, baik dari segi perangkat hingga proses pembelajaran yang dilaksanakan kepada para siswa-siswi.

c. Manfaat bagi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Bagi UIN Sunan Ampel Surabaya, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan kajian lebih lanjut serta sebagai sumbangan untuk memperkaya bahan pustaka terutama bidang


(23)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

kajian tentang supervisi pembelajaran yang dirasa oleh penulis masih sedikit.

E. Penelitian Terdahulu

Setelah penulis menelusuri beberapa karya ilmiah, maka didapatkan beberapa karya ilmiah yang membahas tentang kegiatan supervisi akademik adalah sebagai berikut:

Pertama, "Pendekatan supervisi Ummi dalam mengembangkan

lembaga pendidikan al-Qur’an di lembaga Ummi Foundation Gayungsari Surabaya", M. Najib Srori dari Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sunan Ampel. Fokus masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah bagaimana pendekatan supervisi ummi dalam mengembangkan lembaga pendidikan al-Qur’an di lembaga Ummi Foundation Gayungsari Surabaya. Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan analisa domain. Pertama-tama mengumpulkan data dan menganalisis pendekatan supervisi ummi dalam mengembangkan lembaga pendidikan al-Qur’an di lembaga Ummi Foundation Gayungsari Surabaya. Kemudian menganalisis efektifitas pendekatan supervisi ummi dalam mengembangkan lembaga pendidikan al-Qur’an. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendekatan supervisi Ummi dalam mengembangkan lembaga pendidikan al-Qur’an di Lembaga Ummi Foundation di Gayungsari surabaya. Selain itu, penelitian ini


(24)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

bertujuan untuk mengetahui, keberhasilan pendekatan supervisi ummi dalam mengembangkan lembaga pendidikan al-Qur’an dilembaga Ummi Foundation Gayungsari Surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan berparadigma Deskriptif-Kualitatif. Yaitu berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dan jenis penelitiannya adalah menggunakan tenik analisis Deskriptif (non statistik), kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwasanya supervisi ummi lembaga pendidikan al-Qur’an di lembaga ummi foundation gayungsari surabaya menggunakan pendekatan (1) humanistik, (2) kompetensi, (3) klinis, (4) professional.

Kedua, Skripsi yang ditulis oleh Silmi Kaffah tentang “Pelaksanaan Supervisi Akademik dalam meningkatkan mutu pendidikan Di MTs NU 06 Sunan Abinawa Pegandon”. Dalam skripsi ini inti penulis menjelaskan tentang pelaksanaan supervisi akademik untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ada di MTs NU tersebut dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Namun aspek peningkatan mutu disini menyentuh lapisan pendidikan secara umum, sehingga jika dalam kajian kelembagaan, maka hal ini bertujuan untuk meningktkan kualitas lembaga pendidikan secara umum, meskipun menyentuh aspek pembelajaran namun kajiannya kurang mendalam terhadap peningkatan mutu pembelajaran, selain itu tidak ada inovasi baru dalam kegiatan supervisinya, sehingga hal ini sama dengan kegiatan supervisi pada umumnya. Hal ini berbeda dengan karya tulis penulis sendiri yang sangat menyentuh aspek pembelajaran dalam kegiatan


(25)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

penjaminan mutu dan dalam pembahsan nantinya di kegiatan supervisi yang akan diteliti oleh penulis terdadap inovasi baru yaitu keterlibatan pihak eksernal sehingga adanya audit eksternal dalam kegiatan supervisinya.

Ketiga, Tesis yang ditulis oleh Hamadi tentang “Pelaksanaan

Supervisi Akademik Kepala Sekolah di Sekolah Dasar Kecamatan Kelapa Kampit Kabupaten Belitung Timur”, Prodi Ilmu Administrasi Universitas Indonesia. Dalam tesisnya yang menggunakan pendekatan kualitatif menjelaskan tentang pelasanaan supervsisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah yang ada di wilayah tersebut guna menjawab permasalahan tentang, pertama, manfaat supervisi akademik guna meningkatkan kualitas dan perbaikan pembelajaran oleh kepala sekolah sebagai supervsisornya, namun ternyata hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa minimnya kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan supervsisi, sehingga hasilnya kurang efektif dan maksimal. Kedua, mengeni faktor-faktor penghambat dan pendukung kesuksesan kegiatan supervisi. dengan faktor penghambat antara lain rendahnya kompetensi, kurangnya komunikasi, dan wawasan ilmu pengetahuan serta penguasaan teknologi. Sedangkan untuk faktor pendukung terselenggaranya kegiatan supervisi antara lain program supervsisi yang telah tersusun, komitmen dan tugas tanggung jawab, motivasi serta penilaian terhadap kinerja kepala sekolah. Sehingga simpulan dalah tesis ini adalah bahwa kegiatan supervisi akademik yang serupa namun pembahasan yang disajikan tentang kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan supervisi, hasil dari kegiatan supervisi tersebut dan


(26)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

faktor-faktor pendukung hingga penghambat kegiatan supervisi akademik tersebut, dan hal ini berbeda dengan pembahasan yang akan penulis sajikan yaitu merangkul dan menyajikan semua para supervsior yang ada di SDI Sari Bumi untuk kegiaan supervisi pembelajaran al-quran.

Keempat, Tesis yang ditulis oleh Conny Prodi Magister Manajemen UGM yang berjudul “Penerapan Supervisi untuk Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran Kooperartif di SMP Negeri 1 Yogyakarta”. Berisikan tentang fokus pembahasan pada mapel Biologi semata yang dilatar belakangi SMP Negeri 1 Yogyakarta memiliki nilai UN pada peringkat ke tiga untuk wilayah Kota Yogyakarta, sehingga termasuk salah satu sekolah pilihan utama bagi masyarakat yang akan melanjutkan pendidikan anaknya. Data nilai ulangan semester ganjil mata pelajaran IPA biologi tahun pelajaran 2011/2012 di kelas VIII C dari 33 siswa yang tuntas hanya 42,42 % atau 14 siswa sedangkan sisanya 57,58 % atau 19 siswa tidak tuntas. Nilai rata-rata kelas adalah 64,48 masih berada di bawah nilai KKM yaitu 70. Hal ini menunjukkan bahwa secara klasikal ulangan semester ganjil mata pelajaran biologi tidak tuntas. Berdasarkan kajian teori bahwa untuk meningkatkan proses pembelajaran kooperatif dan meningkatkan hasil belajar siswa dapat dilakukan melalui supervisi. Pelaksanaan supervisi diduga akan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran kooperatif serta meningkatkan hasil belajar siswa. Karena itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan proses pembelajaran kooperatif melalui supervisi, meningkatkan respon guru dan


(27)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

siswa pada saat pembelajaran kooperatif, dan meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk dapat membuktikan apakah pelaksanaan supervisi dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran kooperatif serta meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga simpulan bahwa penerapan supervisi dapat meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran kooperatif dan meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Negeri 1 Yogyakarta. Hal ini berbeda dengan penulis yang membahas tentang pelaksanaan supervsisi akademik terhadap penjaminan mutu pembelajran, yang mana akan menganbil sample dari seluruh mapel yang ada di lembaga pendidikan yang dipilih penulis.

Kelima, Tulisan yang dimuat di Jurnal Tabularasa PPS Unimed Vol.5 No.1, Juni 2008 oleh Zulkifli Dalimunthe tentang “Model Pendampingan KEPALA Sekolah Dalam Melakukan Supervisi Akademik di SD Negeri 060915 Medan Sunggal”. Dalam tulisan ini penulis menjelaskan tentang Model pendampingan yang dilakukan pengawas bersama-sama kepala sekolah dalam supervisi akademik dilakukan secara terus menerus secara interaksi edukatif, komunikasi yang positif sesuai dengan kebutuhan kepala sekolah. Pendampingan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan disain PTK model siklus oleh Kemmis & Taggart. Pada setiap siklus ada empat komponen kegiatan yang dilakukan rencana, tindakan, pemantau, refleksi dan evaluasi. Hasil evaluasi pada siklus I ternyata pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah belum masuk kategori baik. Siklus II dan siklus


(28)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

III, kepala sekolah dilatih melakukan supervisi akademik dengan metode pendampingan. Hasil menunjukkan bahwa model pendampingan dapat meningkatkan keterampilan kepala sekolah melakukan supervisi akademik. Dalam jurnal ini yang menjadi perbedaan dengan tulisan penulis nantinya yaitu, jurnal ini menjelaskan bagaiaman agar kepala sekolah dapat terampil dalam melaksanakan kegiatan supervisi, sedangkan yang akan penulis jabarkan nantinya adalah tentang pelaksanaan kegiatan supervisi akademik yang akan menyentuh ranah pembelajaran al-quran, sehingga hal ini berbeda dengan objek kajian penelitian penulis nantinya.

Tabel 1.1

Tabel persamaan dan perbedaan pembahasan penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya

NO NAMA JUDUL TEMUAN PERSAMAAN PERBEDAAN

1 M. Najib Srori Skripsi: "Pendekatan supervisi Ummi dalam mengembangkan lembaga pendidikan

al-Qur’an di lembaga

Ummi Foundation Gayungsari Bahwasanya supervisi ummi lembaga pendidikan al-Qur’an di lembaga ummi foundation gayungsari surabaya menggunakan Sama-sama membahas tentang kegiatan supervisi UMMI untuk peningkatan kualitas lembaga Ummi sebagai Editor eksternal yang turut serta

mensupervisi pembelajaran al-Quran di

SDI Sari

Bumi Sidoarjo, sedangkan dalam tulisan


(29)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

Surabaya" pendekatan

(1)humanistik,

(2)kompetensi, (3)klinis, (4)professional. pendidikan dalam aspek pembelajara n al-Quran.

ini pihak UMMI sebagai Editor Internal untuk peningkatan kualitas lembaganya sendiri (bukan lembaga binaannya) 2 Silmi Kaffah Skripsi:

“Pelaksanaan

Supervisi Akademik dalam meningkatkan mutu pendidikan Di MTs

NU 06 Sunan Abinawa Pegandon”.

Bahwa kegiatan supervisi

akademik dapat meningkatkan kualitas lembaga pendidikan islam (LPI) secara umum. Sama-sama membahas tentang kegiatan supervisi akademik untuk peningkatan kualitas atau mutu di LPI.

Penulis menyentuh ranah pembelajaran al-Quran yang menjadi simbol utama di LPI yang diteliti, sehingga penjaminan mutu akan difokuskan pada kualitas pembelajaran al-Quran, sedangkan dalam skripsi


(30)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. tersebut menyentuh ranah mutu pendidikan secara umum, sehingga fokus mutu pembelajaran tidak sepenuhnya disentuh dan diteliti lebih dalam.

3 Hamadi Tesis:

“Pelaksanaan

Supervisi Akademik Kepala Sekolah di

Sekolah Dasar Kecamatan Kelapa Kampit Kabupaten

Belitung Timur”,

Pertama, hasil dari

penelitiannya menunjukkan bahwa minimnya kemampuan kepala sekolah dalam

melaksanakan kegiatan supervsisi, sehingga

hasilnya kurang efektif dan maksimal.

kedua,

faktor-Bahwa kegiatan

supervisi yang dilakukan adalah supervisi akademik untuk perbaikan pembelajaran. Kegiatan supervisi yang ditulis dalam skripsi ini dilaksanakan oleh kepala sekolah saja sebagai supervisor (objek penelitiannya), sedangkan penelitian penulis tidak hanya berpatokan


(31)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

faktor

penghambat dan pendukung kesuksesan kegiatan

supervisi antara lain rendahnya kompetensi, kurangnya komunikasi, dan wawasan ilmu pengetahuan serta penguasaan teknologi. Sedangkan untuk faktor pendukung terselenggaranya kegiatan

supervisi antara lain program supervsisi yang telah tersusun, komitmen dan tugas tanggung jawab, motivasi serta penilaian terhadap kinerja kepala sekolah. kepada kepala sekolah sebagai supervisor dalam kegiatan supervisi akademik, hingga mencantumkan pihak eksternal dalam pelaksanaan kegiatan supervisi akademikpembel ajaran al-Quran.


(32)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

4 Zulkifli Dalimunthe Jurnal: “Model Pendampingan KEPALA Sekolah Dalam Melakukan Supervisi Akademik

di SD Negeri 060915 Medan

Sunggal”.

Hasil

menunjukkan bahwa model pendampingan dapat

meningkatkan keterampilan kepala sekolah melakukan supervisi akademik. Sama-sama tentang kegiatan supervisi akademik untuk peningkatan

mutu di

lembaga pendidikan.

Dalam tulisan tersebut

membahas tentang model pendampingan untuk kepala sekolah agar bisa melaksanakan kegiatan

supervisi dengan baik, sedangkan penulis akan membahsa tentang pelaksanaan kegiatan

supervisi oleh para supervisor, dan bukan model untuk

mengembangkan keterampilan supervisor untuk mensupervisi.

5 Conny Tesis:

“Penerapan Supervisi untuk

Meningkatkan

simpulan bahwa penerapan

supervisi dapat meningkatkan kemampuan

guru dalam

Tentang pelaksanaan kegiatan supervisi

Dalam tulisan tersebut penulis mengkususkan pada

pembelajaran Biologi,


(33)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

Kemampuan Guru dalam Pembelajaran Kooperartif di SMP

Negeri 1

Yogyakarta”.

pembelajaran kooperatif dan meningkatkan hasil belajar siswa di SMP

Negeri 1

Yogyakarta. akademik untuk meningkatkan mutu pembelajaran. sedangkan penulis nanti dalam

penelitiannya pada

pembelajaran al-quran.

F. Definisi Konseptual

Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam memahami judul skripsi ini maka perlu kiranya penulis menjelaskan pengertian yang terkandung dalam judul tersebut yaitu,

a. Supervisi Akademik

Glickman (1981) mendefinisikan supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaranuntuk mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman,et hal;2007). Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran.


(34)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

Penjaminan mutu atau yang biasa disebut dengan Quality Assurance/QA adalah istilah yang digunakan sebagai kata lain untuk semua bentuk kegiatan monitoring, evaluasi atau kajian (revew) mutu. Kegiatan penjaminan mutu tertuju pada proses untuk membangun kepercayaan dengan cara melakukan pemenuhan persyaratan atau standar minimum pada komponen input, komponen proses, dan hasil atau outcome sesuai yang diharapkan oleh stake holders (UNESCO, 2006)13. c. Pembelajaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pembelajaran berasal dari kata ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut). Sehingga arti dari kata pembelajaran itu sendiri mendapat imbuhan pe-an yang nantinya berarti sebuah “proses,

cara, perbuatan”, dengan demikian bahwa pembelajaran adalah sebuah proses mengajarkan kepada individu agar individu tersebut belajar dan mengetahui sesuatu hal, baik secara langsung maupun tidak langsung. d. SDI Sari Bumi

Merupakan salah satu LPI yang terletak di kabupaten sidoarjo tepatnya di daerah Bluru-Lingkar Timur. SDI Sari Bumi menggunakan sistem Full Day School dan bergerak pada jenjang sekolah dasar islam untuk mencetak generasi yang islami dan berbekal pendidikan kewirausahaan untuk siswa-siswinya.

13 Nanang Fattah,

Sitem Penjamin Mutu Pendidikan (Bandung: Remaja


(35)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. G. Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini agar penulisannya dapat tersusun dan tersaji sacara sistimatis, maka penulis akan menyajikannya dengan alur sebagai berikut:

BAB I : Merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tujuan pemilihan judul, definisi operasional, dan sistematika pembahasan. BAB II : Berisikan tentang kerangka teori yang meliputi pertama, Suprvisi

Akademik yang terdiri dari devinisi supervisi akademik, tujuan dan fungsi supervisi akademik, prinsip-prinsip supervisi akademik, ruang lingkup supervisi akademik, pendekatan dalam supervsisi akademik, teknik-teknik supervisi akademik, dan hambatan-hambatan dalam supervisi akademik. Kedua, Penjaminan Mutu Pembelajaran yang terdiri dari pengertian penjaminan mutu, sebab-sebab dilaksanakannya penjaminan mutu, tujuan penjaminan mutu pembelajaran di lembaga pendidikan, ruang lingkup penjaminan mutu pembelajaran, sasaran penjaminan mutu pembelajaran, dan refrensi atau pedoman dalam penjaminan mutu pembelajaran. BAB III : Berisikan tentang metode penelitian yang membahas tentang jenis

dan pendekatan penelitian, teknik pengumulan data, analisis data dan pengecekan keabsahan data.


(36)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

BAB IV : Berisikan laporan hasil dan pembahasan penelitian tentang Pelaksanaan Supervisi Akademik terhadap Penjaminan Mutu Pembelajaran Al-Quran di SDI Sari Bumi Sidoarjo dan analisis data tersebut.

BAB V : Merupakan penutup dari seluruh rangkaian pembahasan, yaitu berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran.


(37)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Supervisi akademik

1. Devinisi Supervsi Akademik

Supervisi akademik pada dasarnya merupakan bagian dari kajian bidang supervisi, sehingga sebelum menuju pada devinisi supervisi akademik maka kita harus mengetahui apa itu supervsisi secara umum. Banyak sekali devinisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai apa itu supervisi, secara etimologi kata supervisi diambil dari bahasa Inggris yaitu Supervision yang artinya pengawasan dibidang pendidikan, sedangkan orang yang melakukan kegiatan supervsisi disebut dengan supervisor. Sedangkan jika ditinjau dari segi morfologisnya kata supervisi bersal dari dua kata, yakni super berarti atas, lebih dan visi berarti lihat, tilik, awasi. Sedangkan dalam sisi semantiknya hal ini tergantung dari sesorang yang mendefinisikannya. Berikut paparan beberapa ahli1:

a) Willes (1987) merumuskan bahwa supervisi sebagai bantuan pengembangan situasi mengajar dan belajara menjadi lebih baik. b) Adam dan Dickey merumuskan bahwa supervisi sebagai pelayan

khususnya menyangkut perbaikan proses belajar mengajar.

c) Willes (1987) menyebutkan “Supervision is assistance in the

development of better teaching learning situation”.

1

Asf, Jasmani, Supervisi Pendidikan (terobosan baru dalam peningkatan kinerja


(38)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

d) Sedangkan dalam pandangan Depdiknas (1994) merumuskan supervisi sebagai pembinaan yang diberikan kepada seluruh staff sekolah agar mereka dapat meningkatakan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa supervisi adalah kegiatan yang berupa bimbingan kepada bawahan untuk mengembangkan dan menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan sesuai dengan tujuan yang diharapakan .

Sedangkan untuk objek supervisi, maka dapat dikategorikaan sebagai berikut2,

a) Supervisi akademik atau supervisi pembelajaran, yaitu kegiatan supervisi yang menitik beratkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang langsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu, dan ini yang akan menjadi bahasan penulis dalam mengkaji kegiatan supervisi di LPI Sari Bumi Full Day School Sidoarjo.

b) Supervisi administrasi, yaitu menitik beratkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran.

c) Supervisi lembaga atau supervisi institusional, yaitu pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada diseluruh sekolah. Jika

2

Iskandar, Urai, Macam-macam supervisi. https://uray-iskandar.blogspot.com, diakses pada 14 november 2015, jam 18:30 WIB.


(39)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

Supervisi akademik menitik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, maka supervisi lembaga untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan.

Dari beberapa pemaparan diatas, maka telah jelas bahwa supervisi akademik adalah kegiatan untuk meningkatakan proses pembelajaran untuk peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran (Djam’an Sator : 1997). Untuk pelaksanaannya (supervisi akademik) dapat dilakukan dengan multipendekatan dan multimetode, tegantung dari masalah yang terdapat dilapangan.

2. Tujuan dan Fungsi Supervisi akademik

Beberapa tujuan yang didapat dengan diadakannya kegiatan supervisi akademik oleh para supervisor menurut para ahli antara lain3: a) Glickman (1981), agar tercapainya tujuan pembelajaran yang

direncanakan bagi murit-muritnya.

b) Neagley (1980), diharapkan dapat meningkatkan kualitas akademik guru.

c) Sergiovanni (1987), menurutnya ada tiga tujuan yaitu:

1) supervisi akademik diselenggarakan dengan maksut membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam memahami akademik, kehidupan kelas, mengembangkan

3


(40)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

keterampilan mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu.

2) supervisi akademik diselenggarakan dengan maksut untuk memonitor kegiaan belajar mengajar di sekolah. Kegiatan monitor bisa dilakukan dengan melakukan kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas disaat guru sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya maupun dengan murit-muritnya. 3) supervisi akademik diselenggarakan untuk mendorong guru

menerapkan kmampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas mengajarnya, mendorong guru mengembangkan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (commitement) terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

Menurut Alfonso, Firth, dan Neville (1981) supervisi akademik yang baik adalah supervisi yang mampu berfungsi mencapai multitujuan tersebut di atas. Tidak ada keberhasilan bagi supervisi akademik jika hanya memerhatikan salah satu tujuan tertentu dengan mengesampingkan tujuan lainnya. Hanya dengan merefleksi ketiga tujuan inilah supervisi akademik akan berfungsi mengubah perilaku mengajar guru. Pada gilirannya nanti perubahan perilaku guru ke arah yang lebih berkualitas akan menimbulkan perilaku belajar murid yang lebih baik.


(41)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

Sedangkan untuk fungsinya, supervisi akademik memiliki fungsi yang sangat penting yaitu4:

1) Penelitian (research), untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif tentang suatu-situasi pendidikan.

2) Penilaian (evaluation), lebih menekankan pada aspek positif daripada negatif.

3) Perbaikan (improvement), dapat mengetahui bagaimana situasi

pendidikan/pengajaran pada umumnya dan situasi belajar mengajarnya. 4) Pembinaan, berupa bimbingan (guidance) kearah pembinaan diri yang

disupervisi.

3. Prinsip-prinsip dalam supervisi akademik

Prinsip-prinsip supervisi akademik modern yang harus direalisasikan pada setiap proses supervisi akademik di sekolah-sekolah sebagaimana pendapat Tahalele dan Indrafachrudi (1975), yaitu sebagai berikut:

a. Supervisi akademik harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, bersifat terbuka, kesetiakawanan, dan informal. Hubungan demikian ini bukan saja antara supervisor dengan guru, melainkan juga antara supervisor dengan pihak lain yang terkait dengan program supervisi akademik.

4

Prinsip, fungsi, teknik dan tujuan supervisi,

https://goenable.wordpress.com/2012/01/05/prinsip-fungsi-teknik-tujuan-supervisi, diakses pada 25 november 2015, jam 20:30 WIB.


(42)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

b. Supervisi akademik harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi akademik bukan tugas bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-waktu jika ada kesempatan. Apabila guru telah berhasil mengembangkan dirinya tidaklah berarti selesailah tugas supervisor, melainkan harus tetap dibina secara berkesinambungan. Hal ini logis, mengingat problema proses pembelajaran selalu muncul dan berkembang.

c. Supervisi akademik harus demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademiknya. Titik tekan supervisi akademik yang demokratis, aktif dan kooperatif. Supervisor harus melibatkan secara aktif guru yang dibinanya. Tanggung jawab perbaikan program akademik bukan hanya pada supervisor melainkan juga pada guru. Karena itu, program supervisi akademik sebaiknya direncanakan, dikembangkan dan dilaksanakan bersama secara kooperatif dengan guru, kepala sekolah, dan pihak lain yang terkait di bawah koordinasi supervisor.

d. Program supervisi akademik harus integral dengan program pendidikan secara keseluruhan. Dalam upaya perwujudan prinsip ini diperlukan hubungan yang baik dan harmonis antara supervisor dengan semua pihak pelaksana program pendidikan.

e. Supervisi akademik harus komprehensif. Program supervisi akademik harus mencakup keseluruhan aspek pengembangan akademik, walaupun mungkin saja ada penekanan pada aspek-aspek tertentu


(43)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

berdasarkan hasil analisis kebutuhan pengembangan akademik sebelumnya.

f. Supervisi akademik harus konstruktif. Supervisi akademik bukanlah untuk mencari kesalahan-kesalahan guru, melainkan untuk mengembangkan pertumbuhan dan kreativitas guru dalam memahami dan memecahkan problem-problem akademik yang dihadapi. Dalam menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi, keberhasilan program supervisi akademik harus obyektif berdasarkan kebutuhan nyata pengembangan profesional guru.

4. Ruang Lingkup Supervisi Akademik

Adapun ruang lingkup dari kegiatan supervisi akademik yang harus diketahui oleh para supervisor agar terarah dan tidak salah objek dalam pengkajiannya antara lain meliputi5:

a. Pelaksanaan kurikulum yang berlaku.

b. Perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses pembelajaran oleh guru. c. Pencapaian Standar kompetensi lulusan (SKL), Standar proses,

Standar isi, dan peraturan pelaksanaannya.

d. Peningkatan mutu pembelajaran melalui pengembangan model kegiatan pembelajaran, peran serta peserta didik dalam proses pembelajaran secara aktif, kreatif, demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreatifitas dan dialogis.

5

Bahan pembelajaran supervisi akademik”, noreg: BA06/P2CKS/5/I/2011, oleh


(44)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. 5. Pendekatan dalam Supervisi Akademik

Pendekatan yang digunakan dalam menerapkan supervisi sering didasarkan pada prinsip-prinsip psikologis. Suatu pendekatan supervisi sangat bergantung pada prototype guru. Paradigma ini dikemukakan oleh Glickmn dalam Saahertian (2008). Secara teoristis terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan oleh supervisor dalam melaksanakan kegiatan supervisi akademik antara lain6:

a. Pendekatan langsung (direct Appoarch)

Merupakan pendekatan terhadap permasalahan yang bersifat langsung. Supervisor memberikan arahan secara langsung kepada kepala sekolah dan guru-guru yang disupervisi sehingga perilaku supervisor lebih dominan. Pendekatan ini berdasar pada pemahamn psikologi

behaviorisme yang pada dasarnya setiap perbuatan berasal dari refleks, yaitu respon terhadap rangsangan atau stimulus. Sehingga guru yang mengalami kekurangan harus diberi stimulus agar bisa bereaksi lebih aktif dalam pembelajaran. Seorang supervisor dalam pendekatan ini dapat menggunakan penguatan (reinforcement) atau hukuman (punishment). Supervisor mengetahui permasalahan yang dimiliki kepala sekolah dan guru melalui kegiatan observasi dan intervew

dengan perilaku menjelaskan, menyajikan, mengarahkan, memberi contoh, menerapkan tolok ukur, dan memberi penguatan.

6

Asf, Jasmani. Supervisi Pendidikan (terobosan baru dalam peningkatan kinerja


(45)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

b. Pendekatan tidak langsung (Non- direct Appoarch)

Merupakan pendekatan terhadap permasalahn yang sifatnya tidak langsung. Supervisor memberi kesempatan sebanyak-banyaknya kepada kepala sekolah dan guru untuk mengemukakan masalah yang mereka alami. Pendekatan ini didasarkan pada pemahaman psikologi

humanistik yang prinsipnya menyatakan bahwa orang yang akan dibantu itu sangat dihargai. Perilaku supervisor dalam pendekatan ini yaitu mendengarkan, memberikan penguatan, menjelaskan, menyajikan, dan memecahkan masalah, dan hal ini akan dilakukan secara berkesinambungan.

c. Pendekatan kolaboratif (ColaborativeAppoarch)

Merupakan pendekatan yang dipadukan antara pendekatan direktif dan non-direktif. Pada pendekatan ini supervisor dan kepala sekolah, guru-guru, dan staf sekolah bersama-sama dan bersepakat untuk menetapkan struktur, proses, dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi. Pendekatan ini didasarkan pada psikologi kognitif yang pada prinsipnyamenyatakan bahwa belajar adalah hasil paduan kegiatan individu dengan lingkungan, yang pada gilirannya nanti akan berpengaruh dalam pembentukan aktivitas individu. Dengan demikian pendekatan ini menghubungkan dua arah, yaitu atas ke bawah (top down) dan bawah ke atas (bottom up). Untuk perilaku supervisornya yaitu menyajikan,


(46)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

menjelaskan, mendengarkan, memcahkan permasalahan, dan negosiasi.

6. Teknik Supervisi Akademik

Ada bermacam-macam teknik supervisi akademik dalam upaya pembinaan guru. Dalam hal ini meliputi pertemuan staf, kunjungan supervisi, buletin profesional, perpustakaan profesional, laboratorium kurikulum, penilaian guru, demonstrasi pembelajaran, pengembangan kurikulum, pengambangan petunjuk pembelajaran, darmawisata, lokakarya, kunjungan antarkelas, bacaan profesional, dan survei masyarakat-sekolah. Sedangkan menurut Gwyn, teknik-teknik supervisi itu bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu. teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok7.

a. Teknik Supervisi Individual

Teknik-teknik supervisi yang dikelompokkan sebagai teknik individual meliputi: kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan antarkelas, dan menilai diri sendiri. Berikut ini dijelaskan pengertian-pengertian dasarnya secara singkat satu persatu.

1) Kunjungan Kelas

Merupakan teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah, pengawas, dan pembina lainnya dalam rangka mengamati pelaksanaan proses

7


(47)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

belajar mengajar sehingga memperoleh data yang diperlukan dalam rangka pembinaan guru.

2) Observasi Kelas

Secara sederhana bisa diartikan melihat dan memperhatikan secara teliti terhadap gejala yang nampak. Observasi kelas adalah teknik observasi yang dilakukan oleh supervisor terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Secara umum, aspek-aspek yang diamati selama proses pembelajaran yang sedang berlangsung adalah:

a) usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran

b)cara penggunaan media Pembelajaran

c) reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar

d) keadaan media Pembelajaran yang dipakai dari segi materialnya.

3) Pertemuan Individual

Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara pembina atau supervisor guru, guru dengan guru, mengenai usaha meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam percakapan individual ini supervisor harus berusaha mengembangkan segi-segi positif guru, mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya, dan memberikan pengarahan,


(48)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

hal-hal yang masih meragukan sehingga terjadi kesepakatan konsep tentang situasi pembelajaran yang sedang dihadapi.

4) Kunjungan Antar Kelas

Kunjungan antar kelas dapat juga digolongkan sebagai teknik supervisi secara perorangan. Guru dari yang satu berkunjung ke kelas yang lain dalam lingkungan sekolah itu sendiri. Dengan adanya kunjungan antarkelas ini, guru akan memperoleh pengalaman baru dari teman sejawatnya mengenai pelaksanaan proses pembelajaran pengelolaan kelas, dan sebagainya.

5) Menilai Diri Sendiri

Menilai diri sendiri merupakan satu teknik individual dalam supervisi pendidikan. Penilaian diri sendiri merupakan satu teknik pengembangan profesional guru. Penilaian diri sendiri memberikan informasi secara obyektif kepada guru tentang peranannya di kelas dan memberikan kesempatan kepada guru mempelajari metode pembelajaran. Menilai diri sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru. Untuk mengukur kemampuan mengajarnya, di samping menilai murid-muridnya, juga menilai dirinya sendiri. b. Teknik Supervisi Kelompok

Menurut Gwynn, ada tiga belas teknik supervisi kelompok, yang harus dikatahui oleh seorang supervisor sebagai berikut:

1) Kepanitiaan-kepanitiaan 2) Kerja kelompok


(49)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

3) Laboratorium kurikulum 4) Baca terpimpin

5) Demonstrasi pembelajaran 6) Darmawisata

7) Kuliah/studi 8) Diskusi panel

9) Perpustakaan jabatan 10) Organisasi professional 11)Buletin supervise 12)Pertemuan guru

13)Lokakarya atau konferensi kelompok

B. Penjaminan Mutu Pembelajaran di Lembaga Pendidikan 1. Pengertian penjaminan mutu

Pengertian penjaminan mutu pada dasarnya dilatar belakangi oleh istilah mutu yang mana adalah kemampuan (ability) yang dimiliki oleh suatu produk atau jasa (service)yang dapat memenuhi kebutuhan atau harapan, kepuasan (staticfaction), dan pelanggan (customer). Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan oleh pelanggan8.

8

Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), https://adejuve.wordpress.com/2012/08/02/mutu-pembelajaran/, diakses 6 Desember 2015, jam 11.30 WIB.


(50)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

Penjaminan mutu atau yang biasa disebut dengan Quality Assurance/QA adalah istilah yang digunakan sebagai kata lain untuk semua bentuk kegiatan monitoring, evaluasi atau kajian (revew) mutu. Kegiatan penjaminan mutu tertuju pada proses untuk membangun kepercayaan dengan cara melakukan pemenuhan persyaratan atau standar minimum pada komponen input, komponen proses, dan hasil atau outcome sesuai yang diharapkan oleh stake holders (UNESCO, 2006)9. Kegiatan penjaminan mutu ini dilakukan untuk seluruh aspek yang mendukung berhasilnya suatu lembaga pendidikan, salah satunya yaitu aspek pembelajaran. Aspek pembelajaran yang sangat diperhatikan mutunya maka akan menghasilkan output siswa yang berkualitas, begitu juga sebaliknya.

2. Sebab-sebab dilaksanakannya penjaminan mutu

Adanya penjaminan mutu yang ada di Negara Indonesia ini dapat diklasifikasikan kedalam dua faktor, yaitu faktor dari dalam (indoor factor) dan faktor dari dari luar (out door factor).

a. Faktor dari dalam (indoor factor), yaitu dilaksanakannya penjaminan mutu akibat keinginan untuk berubah dan meningkatkan mutu secara sadar, selain itu juga akibat adanya peraturan yang dibuat oleh pihak pemangku kebijakan, sehingga

9

Nanang Fattah. Sitem Penjamin Mutu Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.). h. 2.


(51)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

hal ini akan mendorong dan menjadi sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan, antara lain,

1) UUD Repiblik Indonesia No: 20 tehun 2003 tentang Sistem Pendidikan Indonesia (Lembaran Negara Reublik Indonesia tahun 2003 Nomor 78, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301).

2) Perihal penjaminan mutu telah diatur dalam PERMEN No: 19/2015, pasal 91 yang isisnya:

a) Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan,

b) Penjaminan mutu pendidikan dimaksut pada ayat 1 bertujuan untuk memnuhi atau melampaui SNP,

c) Penjaminan mutu pendidikan dilakukan secara bertahap, sistematis, dan terencana dalam suatu program penjaminan mutu yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas. 3) Keinginan untuk mengembangkan lembaga pendidikan agar

lebih baik guna mencapai berbagai prsetasi yang akan membawa nama baik lembaga pendidikan.

b. Faktor dari dari luar (out door factor), yaitu berbagai penyebab diadakannya penjaminan mutu karena adanya unsur-unsur dari luar yang mempengaruhi. Beberapa faktor tersebut antara lain:


(52)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

1) Persaingan dengan lembaga pendidikan lainnya yang dilihat lebih maju dan berkompeten, sehingga tergerak untuk bisa bersaing dan maju seperti lainnya.

2) Adanya keterlibatan pihak luar yang memberikan masukan-masukan hingga terjadinya sebuah kerjasama untuk meningkatkan mutu lembaga tersebut, dan dalam hal ini dapat disebut dengan keterlibatan audit eksternal

3. Konsep pembelajaran bermutu

Untuk dapat diketahui apa yang dimaksut dengan pembelajaran bermutu maka kita akan kembali pada bagaimana menciptakan pembelajaran yang berkualitas, hal ini sebagaimana yang tertuang dalam PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai penjabaran lebih lanjut dari Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, yang di dalamnya memuat tentang standar proses. Dalam bab I ketentuan umum SNP, yang dimaksut dengan standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. BAB IV Pasal 19 Ayat 1 SNP lebih menjelaskan bahwa proses pembelajarn pada satuan pendidikan (yang dikatan bermutu) diselenggarakan secara efektif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,


(53)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

kreativitas, dan kemampuan sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.

Berkaitan juga dengan pembelajaran yang bermutu, maka sebagaimana pendapat Muljono menyebutkan bahwa konsep mutu pembelajaran mngandung lima rujukan yang harus dipenuhi, yaitu:

Pertama, kesesuaian meliputi indikator sebagai berikut: sepadan dengan karakteristik peserta didik, serasi dengan aspirasi masyarakat maupun perorangan, cocok dengan kebutuhan masyarakat, sesuai dengan kondisi lingkungan, selaras dengan tuntutan zaman, dan sesuai dengan teori , prinsip dan atau nilai baru dalam pendidikan.

Kedua, pembelajaran yang bermutu harus memiliki daya tarik yang kuat, meliputi: isi pendidikan yang mudah dicerna karena telah diolah sedemikian rupa, keterandalan yang tinggi, kinerja lembaga dan lulusannya yang menonjol, merangsang pembentukan kepribadian, dan ksempatan belajar yang tersebar sehingga mudah diikuti dan dicapai.

Ketiga, Efektifitas pembelajaran sering diukur dengan tercapainya tujuan, atau dapat pula diartikan dengan ketepatan dalam mengelola suatu situasi atau “doing the right things”, pengertian ini mengandung ciri bersistem (sitematik), yaitu dilakukan dengan teratur, konsisten atau berurutan melalui tahap perencanaan, pengembangan, pelksanaan, penilaian dan penyempurnaan.

Keempat, efesiensi pembelajaran dapat diartikan sebagai


(54)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

hasil yang diperoleh atau dapt dikatakan sebagai mengerjakan sesuatu dengan benar, dengan cirinya yang meliputi: merancang kegiatan pembelajaran berdasarkan model yang mengacu pada kepentingan, kebutuhan peserta didik, dan pembelajaran yang rapi.

Kelima, produktifitas pada dasarnya adalh keadaan atau proses yang emungkinkan diperolehnya hasil yang lebih baik dan lebih banyak. Pada proses ini dapat mengandung arti perubahan proses pembelajaran (dari menghafal dan mengingat ke menganalisis dan mencipta), penambahan masukan dalam proses pembelajaran (dengan menggunakan berbagai media pembelajaran)peningkatan intensitas interaksi peserta didik dengan sumber belajar, atau ketiganya dalam kegiatan pembelajaran sehingga menghasilkan mutu pembelajaran atau pembelajaran yang bermutu.

4. Tujuan penjaminan mutu pembelajaran di lembaga pendidikan Menyinggung masalah tujuan dari penjaminan mutu pembelajaran sebenarnya hal ini tidak jauh berbeda dengan tujuan dari penjaminan mutu pendidikan secara umumnya, hal ini dikarenakan adanya faktor pengukuran dan evalusi secara umum juga berlaku dalam aspek pembelajaran, sehingga penulis mengatakan demikian. Hal ini antara lain:

a. Pemenuhan standar pembelajaran yang mengacu pada SPM dan SNP.


(55)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

b. Pengukuran dan evaluasi penjaminan mutu pembelajaran.

c. Memberikan solusi alternatif dalam upaya perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran kususnya di satuan pendidikan. Dengan demikian diharapkan adanya pelaksanaan penjaminan mutu dengan implementasi kegiatan supervisi dapat diketahui jelas dan terarah.

5. Ruang lingkup penjaminan mutu pembelajaran

Ruang lingkup penjaminan mutu dalam pembelajaran mencakup seluruh tahapan dalam pengelilahan sistem penjaminan mutu yaitu

pertama, dari tahap penetapan pada standar pendidikan yang berlaku,

kedua, pemenuhan standar (actuating) yang berupa kelengkapan perangkat dan media pembelajaran, pelaksanaan program pembelajaran, dan ketiga, evaluasi hasil pembelajaran.

6. Sasaran penjaminan mutu pembelajaran

Sasaran dalam mutu pendidikan yang juga digunakan dalam hal pembelajaran adalah:

a. Kelembagaan (satuan pendidikan/program) b. Proses penyelenggaraan kegiatan pembelajaran c. Produk atau lulusan (siswa/peserta didik)


(56)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. 7. Refrensi dalam penjaminan mutu pembelajaran

Dalam kegiatan penjaminan mutu terutama dalam aspek pembelajarannya, maka hal yang dapat dijadikan refrensi mencakup10: kebijakan, teori, konsep, model dan hasil studi penjaminan mutu dalam aspek pembelajaran.

8. Keterkaitan antara supervisi akademik dengan penjaminan mutu pembelajaran

Dalam hubungannya, supervisi akademik menentukan mutu atau kualitas pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran dapat dikatakan baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai maka hanya dapat diketahui dengan kegiatan supervisi, karena dengan adanya kegiatan supervisi akademik maka akan diketahui pada aspek mana pembelajaran tersebut terdapat kekurangan atau dengan kata lain perlu diperbaiki.

Sehingga kalau diperumpamakan, maka supervisi akademik adalah ibarat alat perekam, tanpa alat perekam maka suatu kegiatan tidak akan diketahui apakah telah berjalan lancar atau sebaliknya, namun bedanya bukan alat perekam yang sifatnya mengekang, tapi justru memperbaiki dengan bijak. Kegiatan supervisi akademik dijadikan sebagai strategi perbaikan mutu, sehingga bisa dikatakan bahwa mutu pembelajaran (fokus bahasan penulis) salah satu aspeknya tergantung dari bagaimana

10

Bahan pembelajaran supervisi akademik”, noreg: BA06/P2CKS/5/I/2011, oleh


(57)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id.

kegiatan supervsisinya11, karena kegiatan ini juga berarti evaluasi pembelajaran yang telah atau sedang diselenggarakan namun oleh pihak supervsior, baik supervisor internal ataupun eksternal.

11

Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendiikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2012), h. 23.


(1)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. pelaksanaan kegiatan supervisi. Hal ini dikarenakan bentuk pelayanan tersebut bertujuan agar mutu pembelajaran dapat berjalan dan mencapai tujuan yang telah disusun, maka diselenggarakannnya kegiatan supervisi akademik. Dan program yang dimaksut disini merupakan serangkaian dari susunan kegiatan pembelajaran yang telah dibentuk dengan pematangan berbagai konsep dan evaluasi.

b. Prinsip yang ditanamkan dalam kegiatan supervisi akademik oleh UMMI FOUNDATION adalah transparansi yang meliputi aspek proses, hasil, dan treatmen, demokratis, komprehensif, integral, dan konstruktif.

c. Ruang lingkup supervisi akademik yang diruskan oleh pihak UMMI FOUNDATION maka terdiri atas Guru dan siswa, dan proses pembelajaran itu sendiri.

d. Pendekatan dan teknik dalam kegiatan supervisi kademik oleh UMMI Foundation termasuk dalam kategori pendekatan secara langsung yang didasarkan pada pemahaman psikologi behaviorisme dan tidak langsung yang didasarkan pada

pemahaman psikologi humanistik. Supervisor UMMI

FOUNDATION menggunakan teknik supervisi individual dan kelompok.


(2)

93

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. e. Hal baru yang dapat dikatakan sebagai sebuah inovasi, yaitu

kerjasama dengan pihak internal supervisor SDI Sari Bumi yaitu pertama, berupa kesempatan terbuka yang diberikan oleh pihak UMMI FOUNDATION kepada SDI Sari Bumi untuk meminta sendiri waktu supervisi (permintaan). Kedua, dalam evaluasinya pihak UMMI FOUNDATION secara sistematis pasti akan mengkalsifikasikan permasalahan dan menanganinya dengan klaifikasi jangka waktu perubahan dan bentuknya berupa laporan bulanan yang kontinyu dan ditangani oleh dua pihak yaitu koordinator al-Quran SDI Sari Bumi dan Supervisor dari UMMI FOUNDATION. Ketiga, TIM Superviosr yang handal dan profesional. Hal ini dibuktikan dengan pihak UMMI FOUNDATION akan melatih dengan tes yang harus ditempuh yaitu meliputi tes baca al-Quran, tahfizdul quran minimal 2 jus, tes sikologi dan berbagai pelatihan yang dibawakan oleh pengisi yang benar-benar ahli dalam bidang supervisi pendidikan, kemudian diuji coba dengan melakukan training perdana yang dipandu oleh supervisor ahli UMMI FOUNDATION. Tim supervisor UMMI FOUNDATION juga harus memiliki SK kualifikasi 7 program dasar (yang telah dipaparkan diatas) untuk menjadi supervisor yang sah. Kadang kala ada yang hanya memiliki beberapa SK (tidak keseluruhan dari tujuh kualifikasi), sehingga orang tersebut hanya berhak menjadi supervisor sesuai dengan SK yang dimilikinya,


(3)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. sehingga jika disimpulkan tim supervisor yang dimiliki oleh UMMI FOUNDATION benar-benar profesional dan ini juga menjadi diferensiasi dari metode lainnya.

B. Saran

Beberapa saran yang dapat penulis masukkan sekiranya untuk pembenahan kualitas penjaminan mutu pada pembelajaran al-Quran di SDI Sari Bumi adalah sebagai berikut:

1. Pada pelaksanaan kegiatan supervisi akademik terhadap penjaminan mutu pembelajaran al-Quran maka hendaknya sesegera mungkin membuat dan memiliki format pelaksanaan kegiatan supervisi secara mandiri, entah nantinya format tesebut merupakan turunan atau bahkan tambahan dari format kegiatan supervisi akademik pembelajran al-Quran yang dibuat oleh UMMI FOUNDATION. Karena jika kita kembali mengacu pada konsep supervisi akademik sebuah pembelajaran maka tidak cukup hanya dengan terlaksananya kegiatan tersebut namun harus dengan adanya format dokumen yang menunjang kegiatan tersebut dengan tujuan adanya historisasi kegiatan supervisi yang telah terlaksana, begitu pula sebaliknya. Dan tidak hanya menggantungkan sepenuhnya pada format dokumen yang diberikan oleh pihak UMMI FOUNDATION.

2. Hendaknya kepala SDI Sari Bumi tidak hanya menjalankan peran supervisor pada pembelajaran al-Quran secara umum saja, sehingga


(4)

95

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. yang terlihat aktif adalah peran koordinator al-Quran sendiri. Baik dengan membuat jadwal supervisi akademik bersama dengan koordinator al-Quran, dan lain sebagaiannya, karena mengingat bahwa peran kepala sekolah bukanlah hal yang simple dan mudah sehingga kepala sekolah harus benar-benar ikut serta sepenuhnya dalam kegiatan supervisi (salah satunya) pada pembelajaran apapun, terutama pembelajaran al-Quran yang menjadi nilai unggulan di SDI Sari Bumi Sidoarjo sebagaimana yang kita ketahui dalam salah satu visinya tersebut.


(5)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Dasar RI 1945 tentang Badan Pendidikan Nasional. Bandung: Media Purana.

Masaong, kadim. 2013. Supervisi pembelajaran dan pengembangan kapasitas guru. Bandung

Lexy J, Moeloeng. 1996. Metodologi Penelitian. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Fattah, Nanang. 2012. Sitem Penjamin Mutu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2013. Metode Penenlitian Pendidikan. Bandung: alfabeta. Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Asf, Jasmani. 2013. Supervisi Pendidikan (terobosan baru dalam peningkatan kinerja pengawas sekolah dan guru), Jogjakarta: Ar-ruzz media.

Lembaga pengembangan dan pemberdayaan kepala sekolah Surakarta. 2011. Bahan pembelajaran supervisi akademik, noreg: BA06/P2CKS/5/I/2011.

Syifaur Rakhman, Wildan. 2013. Makalah pasca sarjanah IAIN Wali

Songo Semarang: Permasalahan Pelaksanaan Supervisi

Pendidikan dan Alternatif Pemecahannya, (Online),

(http://wildanelsyifa.blogspot.co.id/2014/03/vbehaviorurldefaultvm lo.htm, diakses 19 september 2015).


(6)

Digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. digilibuinsby.ac.id. Khairul azizah, Miftahul. Pendidikan Menurut Al-Quran, (Online),

(http://amifta45.blogspot.com/2013/02/pendidikan-menurut-al-quran.html, diakses 18 September 2015).

Prinsip, fungsi, teknik dan tujuan supervisi, (https://goenable.wordpress.com/2012/01/05/prinsip-fungsi-teknik-tujuan-supervisi, diakses pada 25 november 2015).

Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan,

Bandung: Alfabeta, 2010,

(https://adejuve.wordpress.com/2012/08/02/mutu-pembelajaran/, diakses 6 Desember 2015).

Iskandar Urai, Macam-macam supervisi.

(https://uray-iskandar.blogspot.com, diakses pada 14 november 2015).

Admin, prestasi SDI Sari Bumi Full Day School,