| zerosugar

(1)

(2)

Editor : Hilman Nugroho

Waspodo Murdiyono Sigit Eko Margo Irianto Sandi Kusuma Nilampari Agustina Sandrasari

Diterbitkan oleh : Biro Perencanaan

Gedung Manggala Wanabakti, Blok VII Lantai 2 Jl. Jend. Gatot Subroto. Jakarta


(3)

(4)

(5)

(6)

i | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 KATA PENGANTAR

Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Kementerian Kehutanan Tahun 2010-2014 ini disusun sebagai amanat Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) Nomor : P.51/Menhut-II/2010 tanggal 31 Desember 2010. Dokumen ini merupakan penyempurnaan dari Renstra Setjen sebelumnya yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan Nomor : SK.75/II-REN/2010 tanggal 15 Juni 2010, karena adanya perubahan organisasi dan tata kerja dilingkungan Setjen berdasarkan Permenhut Nomor : P.40/Menhut-II/2010.

Secara umum, perubahan organisasi di lingkungan Setjen adalah bersatunya unit kerja Pusat Diklat Kehutanan dan Pusat Bina Penyuluhan Kehutanan menjadi Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kehutanan, serta penambahan tugas terkait adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dalam unit kerja Pusat Standardisasi dan Lingkungan Kehutanan.

Renstra Setjen ini merupakan instrumen dalam pencapaian sasaran pembangunan kehutanan yang telah ditetapkan di dalam Renstra Kemenhut Tahun 2010-2014 di dalam lingkungan Setjen. Dalam penyusunannya, Renstra Setjen ini disusun diawali dengan mengidentifikasi permasalahan utama/kondisi pemungkin dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan di dalam Renstra Kemenhut Tahun 2010-2014, untuk diselesaikan sebagai kinerja oleh masing-masing unit kerja. Dengan demikian, pencapaian Renstra Setjen ini secara langsung mempengaruhi pencapaian kinerja Kemenhut.

Akhirnya, semoga Allah SWT memberikan petunjuk bagi kita semua agar visi dan misi Setjen dapat terwujud sebagai sumbangan terhadap pencapaian pembangunan kehutanan.

Sekretaris Jenderal,


(7)

ii | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR SINGKATAN ... iii

RINGKASAN EKSEKUTIF ... v

I. PENDAHULUAN A. Umum ... 1

B. Alur Penyusunan dan Asumsi ... 2

C. Sistematika ... 3

D. Kondisi Saat Ini ... 4

E. Organisasi ... 12

F. Permasalahan ... 17

G. Kondisi Yang Diinginkan ... 19

II. VISI, MISI, DAN SASARAN STRATEGIS A. Visi dan Misi ... 20

B. Nilai Dasar Rimbawan ... 21

C. Analisis Strategis ... 22

D. Sasaran Strategis ... 25

III. ARAH KEBIJAKAN, UNIT KEGIATAN DAN UNIT INDIKATOR A. Arah Kebijakan ... 27

B. Unit Kegiatan dan Unit Indikator ... 28

C. Pendanaan ... 56

IV. PENUTUP ... 58


(8)

iii | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 DAFTAR SINGKATAN

BMN : Barang Milik Negara

BPK : Badan Pemeriksa Keuangan

BLN : Bantuan Luar Negeri

BLU : Badan Layanan Umum

BSN : Badan Standardisasi Nasional

DAS : Daerah Aliran Sungai

DAK : Dana Alokasi Khusus

DR : Dana Reboisasi

DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

HTI : Hutan Tanaman Industri

HTR : Hutan Tanaman Rakyat

IKK : Indikator Kinerja Kegiatan

IKU : Indikator Kinerja Utama

ITTO : International

Kanwil : Kantor Wilayah

Kemenhut : Kementerian Kehutanan

KPH : Kesatuan Pengelolaan Hutan

KPA : Kuasa Pengguna Anggaran

KUHR : Kredit Usaha Hutan Rakyat

KUK : Kredit Usaha Kecil

KUPA : Kredit Usaha Persuteraan Alam

LAKIP : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

LHP : Laporan Hasil Pemeriksaan

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

Menhut : Menteri Kehutanan

PNBP : Penerimaan Negara Bukan Pajak

PSDH : Provisi Sumber Daya Hutan

PHKA : Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam


(9)

iv | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Rakorenbanghutpus : Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kehutanan Pusat Rakorenbanghutnas : Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kehutanan Nasional

RBA : Rencana Bisnis Anggaran

Renstra : Rencana Strategis

Renja : Rencana Kerja

REDD : Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation

RKA-KL : Rencana Kerja dan Anggaran-Kementerian/Lembaga

RPP : Rancangan Peraturan Pemerintah

RSKKNI : Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

RSNI : Rancangan Standar Nasional Indonesia

RUU : Rancangan Undang-Undang

Satker : Satuan Kerja

Setjen : Sekretariat Jenderal

SDM : Sumber Daya Manusia

SIMAK : Sistem Informasi Manajemen Akuntansi

SM : Suaka Margasatwa

SDM : Sumberdaya Manusia

SIMPEG : Sistem Manajemen Kepegawaian

SNI : Standar Nasional Indonesia

SIMAK BMN : Sistem Informasi Menejemen Akuntansi Barang Milik Negara

Satker : Satuan Kerja

Tahura : Taman Hutan Rakyat

TN : Taman Nasional

TUN : Tata Usaha Negara

TWA : Taman Wisata Alam

UU : Undang-undang

UPT : Unit Pelaksana Teknis

WDP : Wajar Dengan Pengecualian


(10)

v | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 RINGKASAN EKSEKUTIF

Visi Setjen Tahun 2010-2014 adalah “Menjadi Lembaga Pendukung Tata Kelola Kehutanan Yang Handal”. Misi yang dijalankan untuk mencapai visi Setjen adalah : (1) Menyelenggarakan perencanaan pembangunan kehutanan; (2) Menyelenggarakan administrasi keuangan dan menyelesaikan piutang; (3) Mengoptimalkan pelayanan Kemenhut dan pengelolaan BMN; (4) Mengelola administrasi kepegawaian dan pendayagunaan aparatur kehutanan; (5) Meningkatkan koordinasi perancangan, penelaahan dan bantuan hukum serta pemantapan kelembagaan dan ketatalaksanaan kehutanan; (6) Meningkatkan hubungan dan kerjasama internasional; (7) Meningkatkan pemahaman para pihak dan citra positif Kemenhut; (8) Memandu dan mengendalikan standardisasi, pengelolaan lingkungan dan penanganan perubahan iklim bidang kehutanan; (9) Menyelenggarakan pelayanan prima dalam pembiayaan pembangunan hutan tanaman; dan (10) Menyelenggarakan koordinasi dan evaluasi pelaksanaan rencana kehutanan (kawasan dan pembangunan) serta fasilitasi penyelesaian permasalahan kehutanan di tingkat regional.

Kebijakan Setjen terkait dengan dukungan dalam pencapaian pembangunan kehutanan di lingkungan Kemenhut, dan pelaksanaan tugas fungsi yang diemban oleh biro/pusat adalah : Biro Perencanaan untuk mendorong pencapaian sasaran strategis Kemenhut; Biro Keuangan memiliki tugas untuk mendorong opini wajar tanpa pengecualian; Biro Umum untuk mengoptimalkan pelayanan Kemenhut dan pengelolaan BMN; Biro Kepegawaian, serta Biro Hukum dan Organisasi untuk menata pegawai dan organisasi sesuai kebutuhan reformasi birokrasi; Pusat Kerjasama Luar Negeri untuk membangun dukungan internasional terhadap percepatan pencapaian sasaran pembangunan kehutanan Tahun 2010-2014; Pusat Humas untuk membangun citra positif Kemenhut; Pustanling untuk mendorong implementasi kebijakan standardisasi, pengelolaan lingkungan, dan penanganan adaptasi-mitigasi perubahan iklim bidang kehutanan; Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan untuk mendorong akses masyarakat terhadap pengelolaan hutan tanaman; dan Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional untuk mengkoordinasikan perencanaan dan mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan kawasan hutan dan pembangunan kehutanan di tiap provinsi.

Sasaran strategis Setjen Tahun 2010-2014 adalah : (1) Tersedianya laporan keuangan Kemenhut yang sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan (SAP) sebanyak


(11)

vi | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

105 laporan keuangan (21 laporan keuangan per tahun); (2) Tersedianya Berita Acara Rapat Koordinasi penyelesaian piutang sebanyak 10 dokumen; (3) Tersedianya Renstra dan Renja Kemenhut serta hasil pemantauan 18 sasaran strategis Kemenhut setiap tahun; (4) Tersedianya legal formal eks kantor wilayah di 15 provinsi; (5) 80% putusan menang penanganan perkara perdata, pidana dan TUN; (6) Kompetensi pegawai dapat dipetakan dan kebutuhan pegawai sesuai kebutuhan organisasi dapat dipenuhi minimal 95% dari formasi yang ditetapkan; (7) Publikasi progres pembangunan kehutanan naik 10% baik di media massa maupun di web Kemenhut; (8) SNI produk jasa kehutanan ditetapkan BSN sebanyak 30 judul, dan tersedianya pedoman pengelolaan lingkungan dan penanganan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim sebanyak 5 judul; (9) 95% forum internasional dihadiri untuk mendapatkan kerjasama baru bilateral dan multinasional dan komitmen kerjasama di bidang kehutanan (bilateral, multilateral, regional dan multipihak) meningkat sebanyak 95% dari Tahun 2009; (10) Tersedianya rencana pembangunan kehutanan regional Tahun 2010-2014 dan rencana kawasan di 4 regional; (11) Laporan analisis kredit dana bergulir sebanyak 943 dokumen dan kajian dan analisa pasar HTR, 1 dokumen.


(12)

1 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 I. PENDAHULUAN

A. UMUM

Penataan kembali organisasi Kemenhut berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.40/Menhut-II/2010 membawa implikasi penyesuaian terhadap program dan kegiatan di dalam Renstra Kementerian Kehutanan yang telah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.08/Menhut-II/2010 tentang Renstra Kemenhut Tahun 2010-2014. Penyesuaian program dan kegiatan ini telah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.51/Menhut-II/2010 tanggal 31 Desember 2010, yang dibutuhkan untuk memperbaiki nomenklatur program dan kegiatan sesuai dengan tugas fungsi yang dijalankan, dan penyempurnaan rumusan capaian pembangunan sesuai semangat reformasi perencanaan.

Beberapa penyesuaian yang dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal dengan adanya penataan organisasi tersebut antara lain : (1) Perpindahan kegiatan Penyuluhan Kehutanan, dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kemenhut dan SDM Kehutanan Lainnya ke program baru dengan adanya unit kerja Eselon I baru yaitu Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kehutanan; dan (2) Perubahan nomenklatur dengan adanya penambahan penugasan terkait penanganan perubahan iklim yaitu Pembinaan Standardisasi, Pengelolaan Lingkungan dan Penanganan Perubahan Iklim Kehutanan, yang sebelumnya bernama Pembinaan Standardisasi dan Evaluasi Pengelolaan Lingkungan Kehutanan.

Selanjutnya, capaian pembangunan disesuaikan dan disempurnakan yang diharapkan dapat memacu kuantitas dan kualitas pembangunan kehutanan. Penyempurnaan ini dirumuskan antara lain : (1) Wilayah kesatuan pengelolaan hutan (KPH) ditetapkan di setiap provinsi dan beroperasinya 120 KPH (20% wilayah KPH yang telah ditetapkan), dari yang sebelumnya adalah wilayah kesatuan pengelolaan hutan (KPH) ditetapkan di setiap provinsi dan terbentuknya 20% kelembagaan KPH; (2) Tanaman rehabilitasi pada lahan kritis di dalam DAS prioritas seluas 2,5 juta ha, dari yang sebelumnya tanaman rehabilitasi pada lahan kritis di dalam DAS prioritas seluas 1,6 juta hektar; (3) Penanganan perkara, pemulihan hak-hak negara bidang kehutanan minimal menang sebesar 80% di akhir Tahun 2014, dari yang sebelumnya Rancangan


(13)

undang-2 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

undang dan rancangan peraturan pemerintah bidang kehutanan sebanyak 22 judul; dan, (4) Kelemahan administrasi dan pelanggaran terhadap peraturan perundangan diturunkan sampai 50%, serta potensi kerugian negara diturunkan hingga 25%, dari yang sebelumnya Penyelenggaraan reformasi birokrasi dan tata kelola, 1 paket.

Memenuhi kebutuhan hal-hal di atas inilah maka Renstra Setjen Tahun 2010-2014 yang telah ditetapkan sebelumnya dengan Keputusan Sekjen Nomor : SK.75/II-REN/2010 perlu disesuaikan dan disempurnakan, sedemikian rupa sehingga seluruh capaian pembangunan yang telah dirumuskan dapat dicapai, khususnya capaian di dalam lingkungan Setjen Kemenhut.

B. ALUR PENYUSUNAN DAN ASUMSI

Renstra Setjen disusun berdasarkan capaian pembangunan yang telah digariskan di dalam Renstra Kemenhut Tahun 2010-2014, diletakkan pada tugas fungsi Setjen hasil penataan organisasi sesuai Permenhut Nomor : P.40/Menhut-II/2010. Selanjutnya diidentifikasi permasalahan dalam pencapaiannya untuk diselesaikan sebagai kinerja tiap biro dan pusat di lingkungan Setjen. Dengan demikian, kinerja yang dicapai oleh biro dan pusat pada Renstra Setjen, diharapkan dapat mencapai kinerja biro dan pusat pada skala Kemenhut. Lebih lanjut, alur penyusunan Renstra dijelaskan sebagai berikut :

RENSTRA KEMENHUT 2010-2014

Kinerja Setjen

Kondisi yang ingin diwujudkan

Permasalahan/Kondisi Pemungkin

RENSTRA SETJEN 2010-2014


(14)

3 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Selanjutnya, untuk membedakan kinerja di dalam Renstra Kemenhut dengan kinerja di dalam Renstra Setjen, kinerja biro/pusat di dalam dokumen ini disebut dengan unit indikator. Sedangkan fasilitas untuk mencapai unit indikator disebut dengan unit kegiatan. Selanjutnya, struktur Renstra Setjen di dalam Renstra Kemenhut digambarkan sebagai berikut :

Asumsi yang digunakan dalam penyusunan Renstra Setjen ini adalah :

1. Struktur organisasi Setjen sebagaimana tugas dan fungsi di dalam Permenhut Nomor : P.40/Menhut-II/2010.

2. Ketersediaan anggaran untuk melaksanakan tugas dan fungsi Setjen.

3. Renstra Setjen ini menjadi bagian dari Renstra Kemenhut Tahun 2010-2014, dan menjadi instrumen dalam pencapaiannya.

C. SISTEMATIKA

Sistematika Renstra Setjen Tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut :

KATA PENGANTAR. Merupakan pernyataan dan komitmen Sekretaris Jenderal dalam menghantarkan Renstra Setjen 2010-2014.

PENDAHULUAN. Memberikan gambaran pencapaian pembangunan Setjen hingga Tahun 2009, organisasi Setjen, permasalahan yang dihadapi dan kondisi yang diinginkan.

VISI, MISI DAN SASARAN STRATEGIS. Menyajikan visi, misi yang diemban Setjen Tahun 2010-2014 dan tujuan yang diharapkan tiap misi, dan sasaran pembangunan kehutanan untuk Setjen sampai Tahun 2014.

Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan

Unit Kegiatan Unit Indikator

Program Indikator Kinerja Utama Renstra

Kemenhut Tahun

2010-2014

Renstra Setjen Tahun


(15)

4 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

ARAH KEBIJAKAN, UNIT KEGIATAN DAN UNIT INDIKATOR. Merupakan diskripsi program dengan outcome dan indikator kinerja utamanya, dan kegiatan dengan output dan indikator kinerja kegiatannya.

PENUTUP, memperkuat arahan-arahan Sekretaris Jenderal dalam pembangunan kehutanan lingkup Setjen sampai Tahun 2014.

D. KONDISI SAAT INI

1. Pencapaian Renstra Tahun 2005-2009

Pelaksanaan tugas dan fungsi Setjen diarahkan untuk mendukung peningkatan kapasitas lembaga pengelola kawasan hutan yang terdiri atas pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Dengan demikian, secara langsung peningkatan kapasitas lembaga ini diharapkan dapat meningkatkan tata kelola pemerintahan terutama di lingkungan Kemenhut.

Peningkatan kapasitas dan kualitas perencanaan dan evaluasi dilakukan dengan merestrukturisasi program dan kegiatan, sebagai upaya untuk meningkatkan akuntabilitas program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja pada setiap level.

Rumusan utama restrukturisasi program dan kegiatan adalah bahwa setiap program dijalankan oleh satu unit kerja Eselon I dengan sasaran (outcome) yang jelas dengan indikator kinerja utama sebagai parameternya. Setiap program memiliki beberapa kegiatan dengan sasaran (output) serta indikator kinerja kegiatan sebagai ukuran keberhasilan yang dijalankan oleh satu unit kerja Eselon II dan Unit Pelaksana Teknis (UPT).

Restrukturisasi program dan kegiatan ini pada gilirannya akan mengambil perannya dalam reformasi birokrasi di Kemenhut. Hal ini tercermin dari sasaran yang hendak diwujudkan (outcome dan output) yang merupakan hasil pelaksanaan tugas dan fungsi dari masing-masing unit kerja. Dengan demikian, pelaksanaan program dan kegiatan adalah benar-benar merupakan pelaksanaan tugas dan fungsi yang keberhasilannya ditunjukkan dengan adanya IKU dan IKK.


(16)

5 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Peningkatan kapasitas perencanaan dilakukan dengan meningkatkan kapasitas pemerintah provinsi (dilakukan melalui peningkatan dana dekonsentrasi) dan pemerintah kabupaten/kota (dilakukan melalui peningkatan dana alokasi khusus).

Dana dekonsentrasi digunakan untuk pembiayaan yang bersifat non fisik, antara lain untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang berada di wilayah kerja provinsi. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan peran pemerintah provinsi sebagai wakil pemerintah pusat di daerah.

Jumlah dana dekonsentrasi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada Tahun 2009 jumlah dana dekonsentrasi adalah Rp. 94,768 milyar, pada Tahun 2010 sebesar Rp.106,876 milyar dan pada Tahun 2011 meningkat menjadi Rp.167,969 milyar.

Peningkatan kapasitas Pemerintah Kabupaten/Kota dalam

mendukung/memfasilitasi pembangunan kehutanan untuk meningkatkan upaya rehabilitasi dalam rangka mengurangi luas lahan kritis di Indonesia yang dilaksanakan dengan mendistribusikan Dana Alokasi Khusus (DAK) kepada Pemerintah Kabupaten/Kota. Upaya ini senantiasa dilaksanakan dengan koordinasi bagi kabupaten/kota penerima DAK untuk mendesain capaian dan koridor pelaksanaannya.

DAK yang telah disitribusikan Tahun 2008 dan 2009 masing-masing adalah Rp. 100 milyar. Jumlah ini meningkat pada Tahun 2010 menjadi sebesar Rp 250 milyar, dengan jumlah Kabupaten/Kota penerima DAK Kehutanan sebanyak 232 Kab/Kota.

Terkait dengan peningkatan pengelolaan keuangan dan perbendaharaan, telah disusun regulasi pengelolaan keuangan. Upaya ini diikuti dengan peningkatan kapasitas pengelola keuangan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan dalam aplikasi Sistem Akuntansi Instansi (terdiri atas Sistem Akuntansi Keuangan dan Sistem Menajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara) di setiap satuan kerja Kemenhut. Dari sinilah diharapkan pengelolaan keuangan mendapatkan tanggapan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) semakin meningkat. Hasilnya untuk laporan keuangan Tahun 2009 mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), dan upaya ini akan terus ditingkatkan sehingga diharapkan pada Tahun 2012, laporan


(17)

6 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

keuangan Kemenhut Tahun 2011 sudah mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Terkait dengan peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Kemenhut, upaya yang telah dilakukan adalah penggalian sumber-sumber PNBP dari peningkatan produksi kayu kehutanan dan jasa lingkungan. Hasilnya, PNBP Kemenhut untuk Tahun 2005-2009 sebesar Rp.12,5 trilyun, yang gambaran tiap tahunnya adalah : Tahun 2005 sebesar Rp. 3,25 trilyun, Tahun 2006 sebesar Rp.2,41 trilyun, Tahun 2007 sebesar Rp.2,11 trilyun, Tahun 2008 sebesar Rp.2,35 trilyun dan Tahun 2009 sebesar Rp. 2,38 trilyun.

Pada Tahun 2010, jumlah PNBP meningkat menjadi Rp. 2,6 Trilyun (per 30 November 2010). Meskipun penerimaan negara dibidang kehutanan pada beberapa tahun terakhir relatif sedikit peningkatannya (tidak sebesar dibandingkan dengan penerimaan ketika tingkat produksi kayu sebelumnya yang sangat besar), akan tetapi kegiatan perekonomian dari usaha-usaha di bidang kehutanan masih tetap memberikan kontribusi penting khususnya pada pembangunan di daerah penghasil kayu dan hasil hutan lainnya. Kondisi selanjutnya, meskipun produksi kayu bulat dari hutan alam cenderung tetap rendah pada beberapa tahun terakhir, namun produksi kayu dari hutan tanaman dan hutan rakyat serta hasil hutan bukan kayu menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Dapat dijelaskan, bahwa tekanan dunia internasional terhadap upaya moratorium penebangan hutan utamanya pemberian ijin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dan softlanding penyediaan bahan baku kayu dari hutan alam, menyebabkan penurunan PNBP bidang kehutanan pada 5 tahun terakhir.

Terkait dengan penguatan legislasi bidang kehutanan, selama periode Tahun 2005-2009 telah diselesaikan 1 (satu) buah undang-undang yaitu Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, serta 5 produk Peraturan Pemerintah (PP) di bidang kehutanan, yaitu PP No. 6 Tahun 2007, PP No. 58 Tahun 2007, PP No. 3 Tahun 2008, PP No. 76 Tahun 2008, PP No. 60 Tahun 2010, PP No. 10 Tahun 2010, PP No. 36 Tahun 2010 dan PP No. 72 Tahun 2010. Selain itu, dihasilkan pula 337 produk dalam bentuk Peraturan


(18)

7 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Menteri Kehutanan dan 126 buah produk dalam bentuk Keputusan Menteri Kehutanan.

Regulasi di bidang perlindungan hutan dan konservasi alam sampai dengan Tahun 2010 adalah revisi UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam, penyempurnaan PP No. 68 Tahun 1998 tentang KSA dan KPA, penerbitan PP 36 Tahun 2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di SM, TN, Tahura dan TWA, penerbitan Peraturan Menteri Kehutanan nomor P. 17/Menhut-II/2010 tentang Permohonan, Pemberian dan Pencabutan Izin Pengusahaan Taman Buru, dan mengerjakan program Reformasi Birokrasi Jangka Pendek “Quick Wins” pada Setditjen PHKA berupa penyempurnaan perizinan masuk kawasan konservasi bagi warga negara asing.

Upaya yang telah dilakukan dalam rangka mendorong kinerja aparatur dalam rangka peningkatan kapasitas kelembagaan Kemenhut, Sekretariat Jenderal telah memberikan penghargaan dalam bentuk kenaikan pangkat pegawai. Pada periode Tahun 2005-2010 telah dilakukan kenaikan pangkat bagi 17.711 orang, yang gambaran tiap tahunnya adalah : Tahun 2005 sebanyak 2.144 orang, Tahun 2006 sebanyak 3.483 orang, Tahun 2007 sebanyak 2.623 orang, Tahun 2008 sebanyak 3.197 orang, Tahun 2009 sebanyak 2.405 orang dan Tahun 2010 sebanyak 3.859 orang.

Pemberian penghargaan dalam bentuk tanda jasa juga telah diberikan kepada PNS selama periode Tahun 2005-2010, yaitu kepada 7.819 orang berupa : penghargaan Satya Lencana Karya Satya sebanyak 5.521 orang, Purna Karya sebanyak 2.298 orang dan penghargaan kepada pembina pramuka dalam bentuk tanda kecakapan Lencana Melati sebanyak 1 orang.

Dalam upaya untuk mendapatkan PNS yang memiliki kompetensi manajerial dan teknis yang memadai untuk menduduki jabatan struktural, selama Tahun 2005-2010, Setjen telah melaksanakan Personnel Assessment Center (PAC) sebanyak 2006 orang dengan rincian untuk calon pejabat Eselon II sebanyak 192 orang, untuk calon pejabat Eselon III sebanyak 214 orang dan calon pejabat Eselon IV sebanyak 1.600 orang. Demikian juga untuk mengisi kekurangan pegawai Kemenhut, selama tahun 2005-2010, Setjen telah melakukan rekrutmen CPNS sebanyak 5.105 orang dengan


(19)

8 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

rincian Tahun 2005 sebanyak 960 orang, Tahun 2006 sebanyak 587 orang, Tahun 2007 sebanyak 617 orang, Tahun 2008 sebanyak 587 orang, Tahun 2009 sebanyak 1.215 orang dan Tahun 2010 sebanyak 613 orang.

Selanjutnya, untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap usaha ekonomi di bidang kehutanan termasuk aspek permodalannya, pada Tahun 2007 dibentuk BLU untuk memberikan fasilitasi kelembagaan serta permodalan kepada masyarakat dalam pengembangan HTI dan HTR. Fasilitasi dana yang disediakan Tahun 2008 sebesar Rp.1,4 trilyun dan untuk Tahun 2009 ditingkatkan menjadi sebesar Rp.1,7 trilyun.

Upaya pengembangan HTI/HTR dengan BLU ini diikuti dengan pendampingan yang dimulai dengan penguatan kapasitas pendamping dan pemberian pelatihan pendampingan untuk pembangunan HTR/HTI. Sampai dengan Tahun 2009 telah diberikan pelatihan pendampingan di 9 Provinsi dengan jumlah peserta 215 orang bagi penyuluh kehutanan/pendamping yang berasal dari 47 kabupaten.

Terkait dengan pengajuan proposal yang diajukan oleh masyarakat untuk pinjaman dana bergulir pembangunan HTR, hingga Tahun 2009 telah diajukan 3 proposal, terdiri atas : Koperasi Mitra Madina Lestari (Kabupaten Mandaling Natal, Sumut) seluas 8.794 ha dengan jumlah dana yang diajukan sebesar Rp. 87,94 milyar, Koperasi Bacan Lippu Mandiri (Kabupaten Halmahera Selatan, Malut) seluas 4.680 ha dengan jumlah dana yang diajukan sebesar Rp. 39,93 Milyar dan KSU Nafa Aroa Indah (Kabupaten Nabire, Papua) seluas 3.107 ha dengan jumlah pinjaman yang diajukan sebesar Rp. 26,51 milyar.

Pada Tahun 2010 diperkirakan penyaluran kredit akan memberikan tambahan hutan tanaman dalam bentuk HTI/HTR seluas 64.925 ha. Jumlah ini diperkirakan mencapai 20% dari target capaian Tahun 2014 yaitu sebesar 324.625 ha.

Untuk mendorong sinergitas perencanaan pembangunan kehutanan, dan sebagai pelaksanaan Peraturan Menhut Nomor : P. 01/Menhut-II/2006, telah diupayakan dengan menyelenggarakan rapat koordinasi perencanaan pembangunan kehutanan setiap tahun pada tingkat provinsi dengan Rakorenbanghutda dan pada tingkat regional dengan Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kehutanan Regional (Rakorenbanghutreg) yang difasilitasi oleh Pusat Pengendalian


(20)

9 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Pengembangunan Kehutanan Regional I untuk wilayah Sumatera (10 provinsi), Regional II untuk wilayah Jawa-Bali-Nusra (9 provinsi), Regional III untuk wilayah Kalimantan (4 provinsi) dan Regional IV untuk wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (10 provinsi). Sedangkan untuk tingkat pusat dengan Rakorenbanghutpus dan tingkat nasional dengan Rakorenbanghutnas yang difasilitasi oleh Biro Perencanaan.

Berkaitan dengan rapat tematik yang selama ini difasilitasi oleh Pusat Pengendalian Pengembangunan Kehutanan Regional I-IV antara lain koordinasi tata ruang provinsi Kepulauan Riau, dan penunjukkan kawasan hutan provinsi Sumatera Barat dan Sumatera Utara yang saat ini sedang ditinjau kembali dan disinkronisasikan dengan tata ruang provinsi dan kabupaten/kota. Fasilitasi koordinasi pengelolaan hutan dengan tema pembangunan hutan tanaman telah dilakukan di Jambi, hutan rakyat di Lampung, hasil hutan bukan kayu di Sumatera Barat dan Bangka Belitung, perlindungan hutan di Sumatera Utara dan Lampung, dan konflik satwa di Riau.

Lebih lanjut, untuk mendorong keselarasan dan pedoman pelaksanaan kegiatan, telah dilakukan penetapan standar nasional dan pengelolaan lingkungan. Dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009 telah ditetapkan SNI Kehutanan sebanyak 68 judul oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) yaitu Tahun 2005 sebanyak 9 judul, Tahun 2007 sebanyak 16 judul, Tahun 2008 sebanyak 11 judul dan Tahun 2009 sebanyak 32 judul. Namun pada Tahun 2006 telah diusulkan 26 judul SNI Kehutanan ke BSN untuk ditetapkan, tetapi pada Tahun 2006 tidak ada penetapan SNI Kehutanan oleh BSN.

Sebagai pelaksanaan Kepres Nomor : 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Instansi Pemerintah yang telah beberapa kali mengalami perubahan dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2010 dan kemudian digantikan dengan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010, telah dilakukan kegiatan pelatihan manajemen pengadaan barang / jasa dan ujian sertifikasi sebanyak 16 kali dengan peserta 2066 orang, berhasil lulus sebanyak 698 orang yang terdiri dari sertifikat L2 sebanyak 442 orang dan sertifikat L4 sebanyak 105 orang, dan sertifikat dasar sebanyak 61 orang.

Dalam rangka peningkatan tertib pencatatan administrasi BMN, sampai saat ini seluruh satuan kerja lingkup Kementerian Kehutanan telah 100% menggunakan


(21)

10 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

SIMAK BMN, dan telah dilaksanakan pelatihan SIMAK BMN bagi seluruh operator SIMAK BMN lingkup Kemenhut. Berkaitan dengan aset tanah Kemenhut, sampai dengan Tahun 2010 telah diselesaikan sertifikat tanah di Cibuluh seluas 1.171 M2, Kanci Cirebon seluas 195,418 Ha (yang telah bersertifikat seluas 94,983 ha) dan sisanya di Manggala Wanabakti, Cimanggis, Kramat Jati, serta Rumpin masih dalam proses.

Berkaitan dengan status pencatatan BMN eks Kanwil Dephut di 15 provinsi, telah diselesaikan dapat diselesaikan statusnya dengan Berita Acara Pinjam Pakai di 6 provinsi (Riau, Bengkulu, Kalteng, Sulut, Sulteng dan NTT), sedangkan 9 provinsi lainnya masih dalam proses penyelesaian.

Kampanye kebijakan terhadap hasil-hasil pembangunan kehutanan yang akan dan telah dicapai, diharapkan dapat mendorong transparansi dan memperkuat pemahaman masyarakat dan pengambil kebijakan dalam mendukung pembangunan kehutanan, karena pembangunan kehutanan terkait erat dengan pengurusan hutan sebagai barang milik publik. Oleh karena itu, untuk meningkatkan citra kehutanan serta penyebarluasan informasi tentang kebijakan pembangunan kehutanan, Pusat Hubungan Masyarakat telah melaksanakan berbagai kegiatan penyebarluasan informasi pembangunan kehutanan kepada berbagai pihak melalui: (1) Pemanfaatan media massa cetak dan elektronik (jumpa pers 20 kali, dialog interaktif 5 kali, kunjungan jurnalistik 3 kali, iklan layanan masyarakat di televisi 1 kali, advetorial di media cetak 6 kali); (2) Pemanfaatan media luar ruang (poster 3 judul, spanduk, umbul-umbul, baliho 1 kali selama 1 bulan dan benner 4 judul); (3) Pemanfaatan media tatap muka (sosialisasi 13 kali, pertemuan multipihak 3 kali, diskusi 4 kali dan talk show 3 kali); (4) Pemanfaatan media cetakan (Majalah Kehutanan 12 edisi, leaflet 8 judul, booklet 5 judul); (5) Pemanfaatan media pameran 13 kali.

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembangunan dan khususnya

pembangunan kehutanan tidak dapat dilakukan sendiri oleh Kemenhut, namun memerlukan dukungan dari berbagai pihak antara lain pihak internasional melalui kerjasama bilateral, multilateral, regional dan lembaga swadaya internasional. Meningkatnya sumber pendanaan BLN yang bersifat hibah (grant) dari berbagai partner internasional dalam kerangka kerjasama bilateral, multilateral, regional dan


(22)

11 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

multi pihak melengkapi anggaran pembangunan kehutanan yang telah ada. Bantuan luar negeri untuk Kemenhut telah dilaksanakan dalam berbagai kegiatan. Pada periode 2005-2008, beberapa negara dan lembaga donor telah membantu, antara lain Bank Dunia melalui GEF, ITTO, Jepang melalui JICA, JIFRO, dan swasta antara lain The Mitsui Summitomo Insurance Inc., Korea melalui KOICA, Uni Eropa, Jerman melalui GTZ (sekarang GIZ), Amerika melalui USAID, Australia melalui AUSAID dan LSM internasional antara lain WWF, TNC dan CI.

Berikut di bawah ini adalah bantuan luar negeri dalam pengelolaan hutan selama Tahun 2005-2009, diantaranya adalah :

No. Donor/Nama Proyek Anggaran

1 Forest Law Enforcement and Government on Trade (FLEGT) di Provinsi Kalimantan Barat dan Jambi (di 3 taman nasional).

Uni Eropa

Euro 14.981.000

2 The Gunung Halimun Salak National Park Management Project di TN. Gunung Halimun Salak.

Jepang (JICA)

Rp. 282.351.000

3 Forest Fire Prevention Project by Initiative of People in Buffer Zone in Indonesia di Provinsi Riau, Jambi dan Kalimantan Barat.

Jepang (JICA)

Yen 100.000.000

4 The Project for Support on Forest Management trhough Leveraging Satelite Image Information. Jepang (JICA)

US$ 720.000

5 Sub Sectoral Programme on Mangrove. Jepang (JICA)

US$ 2.788.000 6 Kayan Mentarang National Park Management

Project (KMNP-MP). Jerman (GTZ)

Euro 1.800.000

7 Cooperation to Support Forest Governance and Multistakeholders Forestry Programme.

Inggris (DFID)

Pound 5.000.000

8 Regional Programme for Participatory and Integrated Agriculture, Forestry and Fisheries Development for Long Term Rehabilitation and Development in Tsunami-affected Areas di Nanggore Aceh Darussalam (NAD).

Jepang-FAO

US$ 4.687.338

9 Forest Tree Seed Sources Management and Development Project di Provinsi Jawa Barat (Rumpin, Cirangsad, Purwakarta) dan Kalimantan Timur (Sotek).

Korea (KOICA)


(23)

12 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

No. Donor/Nama Proyek Anggaran

10 Capacity Building for School of Environment Conservation and Ecotourism Management in the Republic of Indonesia di Jawa Barat.

Korea (KOICA)

Korea

US$ 1.000.000

11 The Korea-Indonesia Joint Project for Adaptation and Mitigation of Climate Change in Forestry through Afforestation and Reforestation Clean Development mechanism and Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation in Indonesia

Korea (KOICA)

KRW 4.750.000.000 equal

12 Coral Reef Rehabilitation and Management Programme (COREMAP) di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Papua.

COREMAP with contribution from GEF, IDA, WB.

USD: 75.400.000

13 The Project of Rehabilitation in Paliyan Wildlife Sanctuary di DI. Yogyakarta.

The Mitsui Sumitomo Co. Ltd

Yen 63.000.000

14 Strengthening Community Based Forest and Watershed Management (SCBFWM) di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Lampung, DI.Yogyakarta, Sulawesi Tengah dan Sumatera Utara.

GEF-PBB

US$ 7.800.000

15 Bali Eco-Friendship Forest Project di Bali. JIFPRO-Jepang

Yen 9.991.250 16 ASEAN Social Forestry Network (ASFN) SDC

(Swiss Agency for Development and

Cooperation) untuk ASEAN.

US$ 110.000

17 The Prevention of Further Loss and The Promotion of Rehabilitation Plantation of Gonystylus spp (Ramin) in Sumatera and Kalimantan. ITTO-International Tropical Timber Organization.

US$ 507.903

18 Restoring the Ecosystem of Lake Toba

Catchment Area Trough Community

Development and Local Capacity Building for Forest and Land Rehabilitation.

US$ 549.974

E. ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P. 40/Menhut-II/2010, tugas Sekretariat Jenderal Kementerian Kehutanan adalah melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Kehutanan. Sedangkan fungsi yang diselenggarakan untuk melaksanakan tugas pokok Setjen tersebut adalah : (a) koordinasi kegiatan Kemenhut; (b) koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kemenhut;


(24)

13 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

(c) pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi Kemenhut; (d) pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja sama dan hubungan masyarakat; (e) koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum; (f) penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan (g) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menhut.

Pegawai di lingkungan Setjen saat ini berjumlah 875 orang, yang gambaran umumnya adalah : golongan IV sebanyak 117 orang, golongan III sebanyak 554 orang dan golongan II sebanyak 204 orang.

Unit kerja dengan jumlah pegawai terbanyak adalah Biro Umum dengan jumlah pegawai sebanyak 260 orang, berikutnya adalah Biro Kepegawaian 145 orang, Biro Keuangan 93 orang.

Pegawai dengan jumlah golongan IV terbanyak adalah Biro Hukum dan Organisasi (19 orang), pegawai dengan jumlah golongan III terbanyak adalah Biro Umum (141 orang) dan pegawai dengan jumlah golongan II terbanyak adalah Biro Umum (108 orang).

No. Unit Kerja Golongan

IV

Golongan III

Golongan

II JUMLAH

1 Biro Perencanaan 10 41 6 57

2 Biro Kepegawaian 18 91 36 145

3 Biro Hukum dan Organisasi 19 46 5 70

4 Biro Keuangan 10 70 13 93

5 Biro Umum 11 141 108 260

6 Pusat Standarisasi dan Lingkungan 4 30 4 38

7 Pusat Hubungan Masyarakat 7 29 8 44

8 Pusat Kerjasama Luar Negeri 9 34 2 45

9 Pusat Pembiayaan Pembangunan

Hutan 7 11 7 25

10 Pusdalreg I 6 18 2 26

11 Pusdalreg II 4 18 2 24

12 Pusdalreg III 5 14 3 22

13 Pusdalreg IV 7 11 8 26


(25)

14 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 Biro dan pusat di bawah koordinasi Setjen adalah :

1. Biro Perencanaan; mempunyai tugas melaksanakan koordinasi kerja sama dalam negeri, penyusunan rencana makro, program, anggaran, evaluasi, pelaporan, dan pengelolaan data dan informasi di lingkungan Kementerian. Biro Perencanaan menyelenggarakan fungsi : (a). penyiapan koordinasi kerja sama dalam negeri di lingkungan Kementerian; (b). penyiapan koordinasi penyusunan rencana umum kehutanan, dan program, serta anggaran, termasuk anggaran bantuan luar negeri di lingkungan Kementerian; (c). penyiapan koordinasi evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana, program dan anggaran di lingkungan Kementerian; (d). pengelolaan data dan informasi Kementerian; dan (e). pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.

2. Biro Kepegawaian; mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, pembinaan, perencanaan, pengembangan, tata usaha, dan pengelolaan sistem informasi kepegawaian di lingkungan Kementerian. Biro Kepegawaian menyelenggarakan fungsi : (a). penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan pelaporan, pembinaan dan pengembangan pegawai; (b). penyiapan bahan koordinasi dan pengembangan sistem penilaian kompetensi pengembangan karier analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan pegawai, serta penyusunan formasi, pengadaan pegawai di lingkungan Kementerian; (c). pelaksanaan administrasi kepangkatan, pemberhentian dan pemensiunan pegawai di lingkungan Kementerian; (d). pengelolaan sistem informasi kepegawaian di lingkungan Kementerian; (e). penyiapan bahan koordinasi, pembinaan dan pelaksanaan administrasi jabatan fungsional di lingkungan Kementerian; dan (f). pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.

3. Biro Hukum dan Organisasi; mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan, penelaahan pelaksanaan peraturan perundang-undangan, pengelolaan dokumentasi hukum dan pemberian bantuan hukum serta pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan di lingkungan Kementerian. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47,


(26)

15 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Biro Hukum dan Organisasi menyelenggarakan fungsi : (a). penyiapan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang kehutanan; (b). evaluasi, penelaahan, dan penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang kehutanan; (c). pelaksanaan penanganan perkara dan bantuan hukum; (d). pembinaan dan pengembangan kelembagaan dan ketatalaksanaan di lingkungan Kementerian, serta pelaksanaan pengelolaan dokumentasi dan informasi peraturan perundang-undangan; dan (e). pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.

4. Biro Keuangan; mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan koordinasi teknis urusan keuangan, pembinaan teknis Badan Usaha Milik Negara dan pengelolaan investasi pemerintah di lingkungan Kementerian. Biro Keuangan menyelenggarakan fungsi : (a). penyiapan koordinasi dan pembinaan rencana anggaran pendapatan dan belanja, serta investasi pemerintah di lingkungan Kementerian; (b). penyiapan koordinasi dan pembinaan badan usaha milik negara dan badan layanan umum di lingkungan Kementerian; (c). penyiapan koordinasi dan pelaksanaan pemungutan, pencatatan, penyetoran dan pelaporan penerimaan negara bukan pajak dan dana bagi hasil sumberdaya alam kehutanan; (d). penyiapan koordinasi dan pembinaan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi, serta pelaksanaan tata laksana keuangan di lingkungan Kementerian; (e). penyiapan koordinasi dan pembinaan pelaksanaan akuntansi dan pelaporan keuangan di lingkungan Kementerian; dan (f). pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.

5. Biro Umum; mempunyai tugas melaksanakan urusan administrasi,

kerumahtanggaan, dan perlengkapan di lingkungan Kementerian, serta pelayanan administrasi pimpinan. Biro Umum menyelenggarakan fungsi : (a). pelaksanaan urusan tata persuratan, kearsipan, dan dokumentasi Kementerian; (b). pelaksanaan pelayanan administrasi pimpinan dan urusan keprotokolan; (c). pelaksanaan urusan rumah tangga Kementerian; (d). pelaksanaan urusan perlengkapan di lingkungan Kementerian.


(27)

16 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

6. Pusat Standardisasi dan Lingkungan; mempunyai tugas melaksanakan perumusan bahan standardisasi, sertifikasi, pengelolaan dan evaluasi dampak lingkungan, serta penanganan perubahan iklim di bidang kehutanan. Pusat Standardisasi dan Lingkungan menyelenggarakan fungsi : (a). penyusunan kebijakan teknis di bidang standardisasi produk, jasa kehutanan, serta pengelolaan, evaluasi dampak lingkungan, dan penanganan perubahan iklim kehutanan; (b). pelaksanaan tugas di bidang standardisasi produk, jasa kehutanan, serta pengelolaan, evaluasi dampak lingkungan, dan penanganan perubahan iklim kehutanan; (c). pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang standardisasi produk, jasa kehutanan, serta pengelolaan, evaluasi dampak lingkungan, dan penanganan perubahan iklim kehutanan; dan (d). pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat.

7. Pusat Hubungan Masyarakat; mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan publikasi kehutanan serta hubungan masyarakat berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Pusat Hubungan Masyarakat

menyelenggarakan fungsi : (a). penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang publikasi serta hubungan masyarakat; (b). pelaksanaan tugas di bidang publikasi serta hubungan masyarakat; (c). pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang publikasi serta hubungan masyarakat; dan (d). pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat.

8. Pusat Kerja Sama Luar Negeri; mempunyai tugas melaksanakan hubungan dan kerja sama luar negeri. Pusat Kerja Sama Luar Negeri menyelenggarakan fungsi : (a). penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang hubungan dan kerja sama luar negeri bilateral dan multilateral serta kerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat (NGO) internasional; (b). pelaksanaan tugas di bidang hubungan dan kerja sama luar negeri bilateral dan multilateral serta kerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat (NGO) internasional; (c). pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang hubungan dan kerja sama luar negeri bilateral dan multilateral serta kerja sama dengan lembaga swadaya


(28)

17 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

masyarakat (NGO) internasional; dan (d). pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat.

9. Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan; mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan keuangan, penyaluran dan pengembalian dana bergulir untuk pembiayaan pembangunan hutan tanaman. Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan menyelenggarakan fungsi : (a). perumusan kebijakan, norma, standar, prosedur dan kriteria pengelolaan dana bergulir untuk pembiayaan pembangunan hutan tanaman; (b). pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur dan kriteria pengelolaan dana bergulir untuk pembiayaan pembangunan hutan tanaman; (c). analisis kredit dan pengendalian resiko pembiayaan; (d). penyusunan rencana, program dan anggaran Pusat; dan (e). pelaksanaan urusan tata usaha dan keuangan.

10. Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional; mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan evaluasi perencanaan kehutanan di tingkat regional. Pusat Pengendalian Kehutanan Regional menyelenggarakan fungsi : (a). penyusunan kebijakan teknis di bidang perencanaan kehutanan di tingkat regional; (b). pelaksanaan tugas di bidang perencanaan kehutanan di tingkat regional; (c). pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan kehutanan di tingkat regional; dan (d). pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat.

F. PERMASALAHAN

Beberapa permasalahan yang diidentifikasi untuk mencapai harapan yang ditargetkan di dalam Renstra Setjen Kemenhut Tahun 2010-2014, adalah :

1. Koordinasi perencanaan yang kurang dalam mendukung kebijakan kehutanan baik di pusat dan di daerah.

2. Kualitas dan distribusi sumberdaya manusia aparatur kehutanan belum proporsional. 3. Pembinaan karier dan pola karier belum berjalan sebagaimana diharapkan dalam

menunjang kinerja organisasi dan pengembangan kompetensi sumberdaya aparatur. 4. Pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi belum optimal.


(29)

18 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 5. Pengembangan jabatan fungsional belum optimal.

6. Pelayanan administrasi kepegawaian belum optimal.

7. Belum optimalnya PNBP sektor kehutanan (terutama PNBP non kayu).

8. Belum optimalnya pemanfaatan sistem teknologi informasi keuangan berbasis web. 9. Masih rendahnya kinerja dan profesionalisme pegawai.

10. Belum optimalnya pengelolaan pelaksanaan anggaran dan investasi. 11. Informasi yang disebarkan belum satu pintu dan terintegrasi.

12. Kuantitas dan kualitas SDM belum memadai untuk merespon berbagai kepentingan dan konflik dalam pembangunan kehutanan.

13. Peran pusdal regional dalam proses perencanaan pembangunan kehutanan belum sepenuhnya diakomodir oleh unit kerja Eselon I Kemenhut, sehingga hasil rapat koordinasi perencanaan pembangunan tidak/belum jelas sepenuhnya digunakan sebagai bahan penyusunan rencana kerja Eselon I/II lingkup Kemenhut.

14. Hasil proses pelaksanaan koordinasi tematik belum ditindaklanjuti secara intensif, sehingga hasil rapat koordinasi tematik pembangunan kehutanan tidak/belum terlihat hasilnya.

15. Sinergitas pembangunan kehutanan regional masih kurang, antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan pelaku usaha kehutanan.

16. Belum optimalnya tingkat koordinasi dan sinkronisasi antar institusi/lembaga dalam pelaksanaan pembangunan kehutanan.


(30)

19 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 G. KONDISI YANG DIINGINKAN

Kondisi yang diinginkan dari permasalahan yang ada adalah kelembagaan Sekretariat Jenderal mampu mendukung kebutuhan pengelolaan hutan baik di tingkat pusat maupun di daerah. Hal ini diwujudkan dengan adanya tata kelola administrasi pemerintahan Kemenhut secara efektif dan efisien, serta mewujudkan reformasi birokrasi. Hal ini ditunjukkan oleh indikator kinerja utama oleh program yang dijalankan oleh Setjen, yaitu dengan adanya :

1. Opini laporan keuangan Kementerian Kehutanan tahunan “Wajar Tanpa Pengecualian” mulai laporan keuangan Tahun 2011 sebanyak 5 judul (1 judul per tahun).

2. Pengembalian pinjaman/piutang terselesaikan sebesar 80%. 3. Pencapaian sasaran strategis minimal 95% di akhir Tahun 2014

4. Terselesaikannya status pencatatan BMN eks Kantor Wilayah Departemen Kehutanan di 15 provinsi.

5. Penanganan perkara, pemulihan hak-hak negara bidang kehutanan minimal menang sebesar 80% di akhir Tahun 2014.

6. Prasarat pengembangan kapasitas dan karir pegawai minimal terpenuhi 95%. 7. Meningkatnya citra positif Kemenhut sebesar 10% per tahun.

8. Rancangan standar produk dan jasa kehutanan, pedoman pengelolaan lingkungan dan perubahan iklim 35 judul

9. Kerjasama baru bilateral sebanyak 5 negara dan multipihak sebanyak 3 lembaga 10. Tersusunnya rencana kawasan dan pembangunan kehutanan 4 regional.

11. Penyaluran kredit pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) , Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dan Hutan Rakyat seluas 400.000 ha.


(31)

20 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 BAB II

VISI, MISI DAN SASARAN STRATEGIS

A. VISI DAN MISI

Dalam rangka mendukung apa yang hendak diwujudkan dalam pembangunan kehutanan, dan melanjutkan capaian yang telah diwujudkan selama periode Renstra Tahun 2005-2009 serta permasalahan yang telah diidentifikasi, maka visi yang hendak diwujudkan oleh Sekretariat Jenderal Tahun 2010-2014 adalah : “Menjadi Lembaga Pendukung

Tata Kelola Kehutanan Yang Handal”. Tata kelola kehutanan yang handaldidefinisikan

dalam bentuk tertib administrasi, tertib hukum dan tertib keuangan. Dengan demikian, pada Tahun 2014 diharapkan Setjen : (1) menjadi lembaga yang tertib administrasi, tertib hukum dan tertib keuangan; dan (2) mendorong lingkungan Kemenhut untuk tertib administrasi, tertib hukum dan keuangan. Dari kedua peran tersebut, diharapkan Setjen mampu mendukung visi Kemenhut yaitu Hutan Lestari untuk Kesejahteraan Masyarakat yang Berkeadilan.

Misi yang dijalankan untuk mencapai visi Setjen Tahun 2010-2014 tersebut adalah : 1. Menyelenggarakan perencanaan pembangunan kehutanan. Misi ini bertujuan untuk

memastikan harmonisasi dan sinkronisasi perencanaan Kemenhut dalam pembangunan nasional.

2. Menyelenggarakan administrasi keuangan dan menyelesaikan piutang. Misi ini bertujuan mewujudkan laporan keuangan dengan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

3. Mengoptimalkan pelayanan Kemenhut dan pengelolaan BMN. Tujuan dari misi ini adalah mewujudkan terselenggaranya administrasi dan ketatausahaan pimpinan Kemenhut, serta pengelolaan BMN lingkup Kemenhut.

4. Mengelola administrasi kepegawaian dan pendayagunaan aparatur kehutanan, yang bertujuan untuk mewujudkan reformasi birokrasi di lingkup Kementerian Kehutanan. 5. Meningkatkan koordinasi perancangan, penelaahan dan bantuan hukum serta

pemantapan kelembagaan dan ketatalaksanaan kehutanan. Tujuan misi ini adalah mewujudkan tata hukum dan kelembagaan yang mantap, serta penanganan perkara, pemulihan hak-hak negara di bidang kehutanan.


(32)

21 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

6. Meningkatkan hubungan dan kerjasama internasional. Misi ini bertujuan untuk meningkatkan peran strategis kehutanan Indonesia dalam forum Internasional.

7. Meningkatkan pemahaman para pihak dan citra positif Kemenhut. Misi ini bertujuan membentuk citra positif dan dukungan publik terhadap pembangunan kehutanan. 8. Memandu dan mengendalikan standardisasi, pengelolaan lingkungan dan penanganan

perubahan iklim bidang kehutanan. Misi ini bertujuan untuk mewujudkan pengembangan standardisasi, fasilitasi pengelolaan lingkungan serta penanganan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bidang kehutanan.

9. Menyelenggarakan pelayanan prima dalam pembiayaan pembangunan hutan tanaman, bertujuan untuk merealisasikan penyaluran dan pengembalian pinjaman untuk pembangunan hutan tanaman.

10. Menyelenggarakan koordinasi dan evaluasi pelaksanaan rencana kehutanan (kawasan dan pembangunan) serta fasilitasi penyelesaian permasalahan kehutanan di tingkat regional. Misi ini bertujuan untuk meningkatkan harmonisasi dan sinkronisasi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan kehutanan di tingkat regional.

B. NILAI DASAR RIMBAWAN

Pelaksanaan tugas dan fungsi Setjen merupakan bagian dari pembangunan nasional di bidang kehutanan, yang memuat nilai-nilai dan semangat dalam pengurusan yang menjunjung tinggi moral dan etika sebagai insan yang mengemban tugas dalam pengelolaan hutan, sesuai dengan Surat Edaran Menteri Kehutanan Nomor SE.01/Menhut-II/2008 telah ditetapkan 9 (sembilan) Nilai Dasar Rimbawan, meliputi: 1) jujur, 2) tanggung jawab, 3) disiplin, 4) ikhlas, 5) visioner, 6) adil, 7) peduli, 8) kerjasama, dan 9) profesional. Nilai dasar tersebut merupakan spirit dan jiwa para rimbawan khususnya yang bertugas pada jajaran Kementerian Kehutanan, dalam menyelenggarakan masing-masing tugas dan tanggungjawabnya.


(33)

22 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 C. ANALISIS STRATEGIS

Analisis strategis dilakukan terhadap kondisi saat ini melalui identifikasi kekuatan (strengthen) dan kelemahan (weakness), serta lingkungan eksternal meliputi peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Dari analisis lingkungan internal dan eksternal, hasil-hasilnya diuji keterkaitan dengan variabel visi, misi dan tugas fungsi yang ada di dalam lingkup setjen.

Tugas fungsi dimasukkan sebagai variabel penguji mengingat target pembangunan kehutanan harus memiliki alamat pelaksananya sehingga jelas pertanggungjawaban. Sedangkan visi dan misi digunakan untuk memperoleh fokus dari setiap target pembangunan dan sejauh mungkin secara langsung memberikan kontribusi terhadap pencapaian visi Setjen 2010-2014. Dengan demikian, seluruh kegiatan yang memiliki output pada 2010-2014 menjadi jawaban atas permasalahan yang telah diidentifikasi sebelumnya.

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan:

1. Oganisasi yang diakui oleh peraturan perundangan 2. Jumlah pegawai sebanyak 1.791

orang (1.126 pusat, 665 orang di UPT).

3. Alokasi dana dalam pendukung pengurusan hutan.

4. Jaringan pengurusan hutan dengan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota

5. Peraturan perundangan yang mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi

Kelemahan:

1. Tata kepegawaian yang belum kuat

2. Opini “disclaimer” dari Badan Pemeriksa Keuangan. 3. Pengelolaan Barang Milik

Negara tidak tertib. 4. SDM kehutanan yang masih

rendah.

5. Kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi yang belum terukur

Peluang:

1. Alokasi dana yang semakin meningkat. 2. Komitmen negara-negara

lain dalam pengurusan hutan (SDM, penanganan perubahan iklim, dll) 3. Komitmen masyarakat

dalam peran serta pengurusan hutan.

Strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang: 1. Meningkatkan pengelolaan

keuangan dan pengaturan PNBP bidang kehutanan 2. Menggalang donasi dari luar

negeri baik dari negara maupun lembaga donor

3. Meregulasi perundangan pengurusan hutan yang efektif

Strategi menanggulangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang: 1. Menata kepegawaian sesuai

kapasitas dan kebutuhan pembangunan kehutanan 2. Mendorong standarisasi bidang

kehutanan untuk proses dan hasil.

3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan SDM pemerintah daerah (provinsi dan kabupetan/kota) 4. Mendorong peran serta


(34)

23 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan:

1. Oganisasi yang diakui oleh peraturan perundangan 2. Jumlah pegawai sebanyak 1.791

orang (1.126 pusat, 665 orang di UPT).

3. Alokasi dana dalam pendukung pengurusan hutan.

4. Jaringan pengurusan hutan dengan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota

5. Peraturan perundangan yang mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi

Kelemahan:

1. Tata kepegawaian yang belum kuat

2. Opini “disclaimer” dari Badan Pemeriksa Keuangan. 3. Pengelolaan Barang Milik

Negara tidak tertib. 4. SDM kehutanan yang masih

rendah.

5. Kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi yang belum terukur

masyarakat dalam pengurusan hutan

Ancaman:

1. Ketidaksinergisan pembangunan kehutanan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. 2. Perubahan dan penguatan

kelembagaan kehutanan di tingkat derah (provinsi dan kabupaten/kota).

Strategi menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman: 1. Mengkoordinasikan

perencanaan tingkat nasional, provinsi dan kabupaten. 2. Sinkronisasi pembangunan

kehutanan sesuai provinsi dan regional

3. Memperkuat komunikasi dengan pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota)

Strategi memperkecil kelemahan untuk mengatasi ancaman: 1. Meningkatkan transformasi

pengetahuan dan kampanye pembangunan kehutanan 2. Mendorong orientasi

pelaksanaan tugas dan fungsi berdasarkan indikator kinerja utama

3. Menertibkan pengelolaan BMN

Berdasarkan analisis lingkungan strategi, maka dilakukan penilaian hasil identifikasi dengan hasil sebagaimana berikut :

Identifikasi penilaian

Keterkaitan

Jumlah Urutan Visi

Misi

Tugas dan fungsi

1 2 3

Meningkatkan pengelolaan keuangan dan pengaturan PNBP bidang kehutanan

5 4 2 2 5 18 4


(35)

24 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 Identifikasi penilaian

Keterkaitan

Jumlah Urutan Visi

Misi

Tugas dan fungsi

1 2 3

negara maupun lembaga donor

Meregulasi perundangan pengurusan hutan yang efektif

5 2 1 1 5 14 6

Menata kepegawaian sesuai kapasitas dan kebutuhan pembangunan kehutanan

5 5 3 2 5 20 2

Mendorong standarisasi bidang kehutanan untuk proses dan hasil.

2 1 1 1 5 10 9

Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan SDM pemerintah daerah (provinsi dan kabupetan/kota)

2 1 3 1 1 8 11

Mendorong peran serta masyarakat dalam pengurusan hutan

1 1 3 1 3 9 10

Mengkoordinasikan perencanaan tingkat nasional, provinsi dan kabupaten.

5 5 3 3 5 21 1

Sinkronisasi pembangunan kehutanan sesuai provinsi dan regional

2 4 1 1 5 13 7

Memperkuat komunikasi dengan pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota)

2 2 1 1 1 7 12

Meningkatkan transformasi pengetahuan dan kampanye pembangunan kehutanan

3 1 1 1 5 11 8

Mendorong orientasi pelaksanaan tugas dan fungsi berdasarkan indikator kinerja utama

2 1 1 1 1 6 13


(36)

25 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 D. SASARAN STRATEGIS

Capaian utama Setjen untuk mendukung sasaran strategis Kemenhut 2010-2014 oleh Setjen pada pelaksanaan tugas dan fungsi adalah :

1. Tersedianya laporan keuangan Kemenhut yang sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan (SAP) sebanyak 105 laporan keuangan (21 laporan keuangan per tahun).

2. Tersedianya Berita Acara Rapat Koordinasi penyelesaian piutang sebanyak 10 dokumen.

3. Tersedianya Renstra dan Renja Kemenhut serta hasil pemantauan 18 sasaran strategis Kemenhut setiap tahun.

4. Tersedianya legal formal eks kantor wilayah di 15 provinsi.

5. 80% putusan menang penanganan perkara perdata, pidana dan TUN.

6. Kompetensi pegawai dapat dipetakan dan kebutuhan pegawai sesuai kebutuhan organisasi dapat dipenuhi minimal 95% dari formasi yang ditetapkan.

7. Publikasi progres pembangunan kehutanan naik 10% baik di media massa maupun di web Kemenhut.

8. SNI produk jasa kehutanan ditetapkan BSN sebanyak 30 judul, dan tersedianya pedoman pengelolaan lingkungan dan penanganan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim sebanyak 5 judul.

9. 95% forum internasional dihadiri untuk mendapatkan kerjasama baru bilateral dan multinasional dan komitmen kerjasama di bidang kehutanan (bilateral, multilateral, regional dan multipihak) meningkat sebanyak 95% dari Tahun 2009.

10. Tersedianya rencana pembangunan kehutanan regional Tahun 2010-2014 dan rencana kawasan di 4 regional.

11. Laporan analisis kredit dana bergulir sebanyak 943 dokumen dan kajian dan analisa pasar HTR, 1 dokumen.


(37)

26 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

III. ARAH KEBIJAKAN, UNIT KEGIATAN DAN UNIT INDIKATOR

Capaian penting dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Setjen di arahkan pada peningkatan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan dalam pengurusan hutan, yang secara khusus di arahkan pada : (1) Sumberdaya manusia dengan indikator penyempurnaan pengelolaan pegawai negeri sipil (PNS) yang meliputi sistem rekruitmen, penempatan, promosi, dan mutasi PNS secara terbuka selambat-lambatnya 2011, untuk kegiatan penyelenggaraan administrasi dan penataan kepegawaian Kementerian Kehutanan, dan pendidikan dan pelatihan aparatur kementerian kehutanan dan SDM kehutanan lainnya; dan (2) Regulasi, dengan indikator percepatan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundangan di tingkat pusat maupun daerah hingga tercapai keselarasan arah implementasi pembangunan, untuk kegiatan penyelenggaraan dan pembinaan tata hukum dan organisasi Kementerian Kehutanan.

Selanjutnya, sasaran strategis Setjen Tahun 2010-2014 diarahkan untuk mendukung capaian pembangunan kehutanan yang berada di lingkungan Setjen. Posisi sasaran strategis Setjen Tahun 2010-2014 lebih lanjut digambarkan sebagai berikut :

Indikator Kinerja Utama untuk Program yang dilaksanakan oleh Setjen di dalam Renstra Kemenhut Tahun 2010-2014

Sasaran Strategis Setjen Tahun 2010-2014 Opini laporan keuangan Kementerian Kehutanan

tahunan “wajar tanpa pengecualian” mulai laporan keuangan tahun 2011 sebanyak 1 judul per tahun.

Laporan keuangan Kemenhut yang sesuai dengan standar akuntansi pemerintah sebanyak 21 laporan.

Pengembalian pinjaman/piutang sebanyak 69 unit perusahaan terselesaikan sebesar 80% 1.

Berita acara rekonsiliasi pengembalian pinjaman dan berita acara koordinasi penyelesaian piutang sebanyak 10 dokumen.

Pencapaian sasaran strategis minimal 95% di akhir tahun 2014.

Tersedianya Renja Kemenhut dan hasil pemantauan 18 sasaran strategis Kemenhut setiap tahun.

Terselesaikannya status pencatatan BMN eks Kantor Wilayah Kementerian Kehutanan di 15 provinsi.

Penyelesaian legal formal eks kantor wilayah di 15 provinsi.

Penanganan perkara, pemulihan hak-hak negara bidang kehutanan minimal menang sebesar 80% di akhir tahun 2014.

80% putusan menang penanganan perkara perdata, pidana dan TUN.

Prasarat pengembangan kapasitas dan karir pegawai minimal terpenuhi 95%.

Kompetensi pegawai dapat dipetakan dan kebutuhan pegawai sesuai kebutuhan organisasi dapat dipenuhi minimal 95% dari formasi yang ditetapkan.


(38)

27 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 Indikator Kinerja Utama untuk Program

yang dilaksanakan oleh Setjen di dalam Renstra Kemenhut Tahun 2010-2014

Sasaran Strategis Setjen Tahun 2010-2014 Standar produk dan jasa kehutanan, pedoman

pengelolaan lingkungan dan perubahan iklim 35 judul.

SNI produk jasa kehutanan ditetapkan BSN sebanyak 30 judul, dan tersedianya pedoman pengelolaan lingkungan dan penanganan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim sebanyak 5 judul.

Kerjasama baru bilateral sebanyak 5 negara dan multipihak sebanyak 3 lembaga.

Partisipasi dalam forum internasional dan terfasilitasinya komitmen kerjasama di bidang kehutanan (bilateral, multilateral, regional dan multipihak) sebanyak 95%.

Tersusunnya perencanaan kehutanan 4 regional.

Tersedianya rencana pembangunan kehutanan regional Tahun 2010-2014 dan rencana kawasan di 4 regional.

Penyaluran kredit pembangunan hutan tanaman industri (HTI) , hutan tanaman Rakyat (HTR) dan hutan rakyat seluas 400.000 ha

Laporan analisis kredit dana bergulir sebanyak 943 dokumen dan kajian dan analisa pasar HTR, 1 dokumen.

A. ARAH KEBIJAKAN

Kebijakan Setjen terkait dengan arahan pembangunan kehutanan di lingkungan Kemenhut dan pelaksanaan tugas dan fungsi yang diemban oleh biro/pusat adalah :

1. Biro Perencanaan untuk mendorong pencapaian sasaran strategis Kemenhut. 2. Biro Keuangan memiliki tugas untuk mendorong opini wajar tanpa pengecualian. 3. Biro Umum untuk mengoptimalkan pelayanan Kemenhut dan pengelolaan BMN.

4. Biro Kepegawaian, dan Biro Hukum dan Organisasi untuk menata pegawai dan organisasi sesuai kebutuhan reformasi birokrasi.

5. Pusat Kerjasama Luar Negeri untuk membangun dukungan internasional terhadap percepatan pencapaian sasaran pembangunan kehutanan Tahun 2010-2014.

6. Pusat Humas untuk membangun citra positif Kemenhut.

7. Pustanling untuk mendorong implementasi kebijakan standardisasi, pengelolaan lingkungan, dan penanganan adaptasi-mitigasi perubahan iklim bidang kehutanan. 8. Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan untuk mendorong akses masyarakat terhadap


(39)

28 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

9. Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional untuk mengkoordinasikan perencanaan dan mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan kawasan hutan dan pembangunan kehutanan di tiap provinsi.

B. UNIT KEGIATAN DAN UNIT INDIKATOR

Secara nasional, program pembangunan yang akan dijalankan oleh Setjen pada Tahun 2010-2014 adalah dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Kemenhut, dengan kegiatan yang dilaksanakan berjumlah 13 kegiatan. Hal ini tertuang di dalam Renstra Kemenhut Tahun 2010-2014, dan guna lebih meningkatkan capaian pembangunan kehutanan, setiap kegiatan di dalam Renstra Setjen dijabarkan ke dalam unit kegiatan, sedangkan indikator kegiatan dijabarkan ke dalam unit indikator. Dengan demikian, setiap capaian di dalam Renstra diharapkan mampu memiliki keterkaitan dan pencapaian lebih besar sebagaimana di amanatkan di dalam Renstra Kemenhut Tahun 2010-2014.

Berikut di bawah ini diuraikan kegiatan dan indikator kegiatan serta unit-unit dibawahnya yang dilaksanakan oleh Setjen Kemenhut Tahun 2010-2014, sebagai berikut : 1. Koordinasi Perencanaan dan Evaluasi Kementerian Kehutanan. Rumusan indikator yang

dijabarkan pada unit kegiatan dan unit indikatornya adalah :

a. Penyerapan anggaran meningkat minimal menjadi 90% di akhir Tahun 2014. Unit kegiatan dari indikator ini adalah : (1) Penyediaan standar biaya khusus dengan unit indikator Indeks Harga Satuan Khusus sebanyak 5 dokumen; (2) Peningkatan kapasitas SDM pengelola kegiatan, dengan unit indikatornya adalah jumlah SDM yang mengikuti pelatihan perencanaan sebanyak 800 orang; dan (3) Penyediaan sistem pelaporan, dengan unit indikatornya adalah tersedianya 1 sistem pelaporan. b. Pencapaian sasaran strategis minimal 95% di akhir Tahun 2014. Unit kegiatan untuk mencapai indiktor ini adalah : (1) Penyediaan rencana strategis dan Renja unit Eselon I, II dan UPT, dengan unit indikator tersedianya Renstra dan Renja 240 dokumen (Eselon I 8, Eselon II 51, UPT 181), dan tersedianya 401 dokumen DIPA per tahun; (2) Pemantauan data dasar sasaran strategis Kemenhut, dengan unit indikatornya adalah tersedianya 18 data dasar sasaran strategis, hasil pemantauan 18 sasaran strategis Kemenhut setiap tahun, tersedianya 14 laporan hasil evaluasi (triwulan, LAKIP, INPRES) per tahun;


(40)

29 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

c. Model implementasi kebijakan kehutanan di 3 kabupaten. Unit kegiatan dari indikator ini adalah pengembangan kebijakan REDD+, dengan unit indikatornya adalah : (1) Area Demonstration Activities REDD+ di 3 kabupaten; (2) Sistem monitoring REDD+ sebanyak 1 sistem; (3) Model pembagian/distribusi manfaat REDD+ di 3 kabupaten; (4) Model investasi REDD+ berkelanjutan di 3 Kabupaten. Kerangka pikir untuk kegiatan Koordinasi Perencanaan dan Evaluasi Kementerian Kehutanan disajikan sebagai berikut :

Kinerja Kemenhut 2010-2014

Masalah yang di hadapi atau prasarat/kondisi

pemungkin

Unit Kegiatan Unit Indikator

Penyerapan anggaran meningkat minimal menjadi 90% diakhir Tahun 2014

• Ketepatan penyusunan standar biaya kurang • Implementasi

renstra/renja dan DIPA/RKAKL • Atensi manajemen

(keberanian pengambilan keputusan kurang) Penyediaan standar Biaya Khusus

Indeks Harga Satuan Khusus 5 (lima) dokumen Peningkatan

kapasitas SDM pengelola kegiatan

Jumlah SDM yang mengikuti pelatihan perencanaan

sebanyak 800 orang Penyediaan

sistem pelaporan

Tersedianya 1 (satu) sistem pelaporan Pencapaian

sasaran strategis minimal 95% di akhir Tahun 2014

• Capaian targetan Kemenhut telah terbagi habis • Tersedianya Baseline

data capaian Renstra dan progres pertahun • Terpenuhinya

Dukungan anggaran • Asumsi kebijakan

anggaran yang konsisten

Penyediaan RENSTRA dan RENJA unit Eselon I, II dan UPT.

1. Tersedianya RENSTRA dan RENJA, 240 dokumen 2. Tersedianya 401

dokumen DIPA per tahun Pemantauan data dasar sasaran strategis Kemenhut

1. Tersedianya 18 data dasar sasaran strategis 2. Hasil Pemantauan 18 sasaran strategis Kemenhut setiap tahun.

3. tersedianya 14 laporan hasil evaluasi (triwulan, LAKIP, INPRES) per tahun; Model implementasi kebijakan kehutanan di 3

• REDD+ sebagai wacana belum pernah

digulirkan pada tingkat tapak

Pengembangan Kebijakan

1. Area

Demonstration Activities REDD+ di 3 Kabupaten


(41)

30 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 Kinerja

Kemenhut 2010-2014

Masalah yang di hadapi atau prasarat/kondisi

pemungkin

Unit Kegiatan Unit Indikator

kabupaten • Belum ada manfaat yang jelas dengan adanya REDD+

REDD+ 2. Sistem monitoring REDD+,1 sistem 3. Model

pembagian/distri busi manfaat REDD+ di 3 kabupaten 4. Model investasi

REDD+

berkelanjutan di 3 Kabupaten

2. Penyelenggaraan Administrasi Keuangan Kementerian Kehutanan. Rumusan indikator yang dijabarkan dalam unit kegiatan dan unit indikatornya adalah :

1. Pengembalian pinjaman/piutang terselesaikan sebanyak 69 unit perusahaan termasuk KUK-DAS, KUHR, KUPA serta PSDH DR sebesar 80%. Unit kegiatan dari indikator ini adalah penagihan dan penyelesaian piutang dengan unit indikator : (1) Tersedianya laporan pengembalian dan pelunasan pinjaman oleh debitur, 10 dokumen (2 dokumen per tahun); (2) Tagihan diserahkan kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara minimal 30 PHTI (80% atau 16% per tahun); (3) Tersedianya Berita Acara Rekonsiliasi pengembalian pinjaman, 10 dokumen (2 dokumen per tahun); (4) Tersedianya Berita Acara rapat koordinasi penyelesaian piutang sebanyak 10 dokumen (2 dokumen per tahun).

2. Opini laporan keuangan Kementerian Kehutanan “ wajar tanpa pengecualian” mulai laporan Tahun 2011, sebanyak 5 judul (1 judul setiap tahun), dengan unit kegiatan Pemantapan pengelolaan administrasi dan pelaporan keuangan dan unit indikator : (1) Tersedianya laporan keuangan Kemenhut yang sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan (SAP) sebanyak 105 laporan keuangan (21 laporan keuangan per tahun); (2) Tersedianya Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) SAK, SIMAK, SAU, SAI sebanyak 20 dokumen (4 dokumen per tahun); (3) Tersedianya Rencana Aksi Laporan Keuangan atas LHP BPK-RI sebanyak 5 judul (1 judul per tahun); (4) Tersedianya laporan konsolidasi keuangan BLU sebanyak 5


(42)

31 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

laporan (1 laporan per tahun); (5) Terlaksananya pendampingan penyusunan laporan keuangan sebanyak 10 paket (bimtek, pembinaan, sosialisasi).

3. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp. 13,75 Trilyun. Unit kegiatannya adalah koordinasi dan optimalisasi pengelolaan PNBP sektor kehutanan dan unit indikatornya adalah : (1) Tersedianya Dokumen target penerimaan PNBP kayu dari 33 provinsi; (2) Teridentifikasinya PNBP daerah penghasil kayu di 33 provinsi (minimal di 300 kabupaten/kota); (3) Ditetapkannya kabupaten/kota penghasil di 33 provinsi; (4) PNBP disetorkan tepat waktu setiap bulan.

4. Laporan keuangan dan perbendaharaan sebanyak 33 propinsi, dengan unit kegiatan Pengelolaan perbendaharaan dan keuangan dan unit indikator : (1) Peraturan perbendaharaan disosialisasikan kepada Bendahara dan pengelola di 33 provinsi; (2) Tata laksana keuangan disosialisasikan kepada Pejabat Pengguna Anggaran (KPA, Bendahara Pengeluaran, PPK, dan PP-SPM), petugas penguji keuangan, dan Bendahara Penerimaan di 33 provinsi; (3) Sertifikasi bendahara pengeluaran dan bendahara penerimaan, 200 orang; (4) Tersedianya laporan pemantauan penyelesaian kerugian negara TP dan TGR sebanyak 20 dokumen; (5) Tersedianya laporan pemantauan penyelesaian tindak lanjut LHP/LHA sebanyak 20 dokumen; (6) Tersedianya laporan pemantauan dan proses penghapusan piutang sementara belum dapat ditagih yang dinyatakan oleh KPKNL sebanyak 20 dokumen; (7) Tersedianya Buku standar biaya tahunan Kemenhut, 5 judul.

Kerangka pikir untuk kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Keuangan Kementerian Kehutanan disajikan sebagai berikut :

Kinerja Kemenhut 2010-2014

Masalah yang di hadapi atau prasarat/kondisi

pemungkin

Unit Kegiatan Unit Indikator

Pengembalian pinjaman/piutang terselesaikan sebanyak 69 unit perusahaan termasuk KUK-DAS, KUHR,

• Ketidakpatuhan debitur terhadap pengembalian pinjaman

• Kurangnya respon debitur terhadap somasi yang

Penagihan dan penyelesaian piutang

1. Tersedianya laporan pengembalian dan pelunasan pinjaman oleh debitur, 10 dokumen (2


(1)

69 |

R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Nama Kegiatan/Unit

Kegiatan

Indikator/Unit Indikator Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Peningkatan kerjasama lembaga

Tersedianya profil para pihak dalam pembangunan kehutanan, 1 dokumen;

- - 1 dokumen - -

Jumlah hubungan antar lembaga terkait substansi meningkat 10%.

10% 10% 10% 10% 10%

Pembinaan Standarisasi, Pengelolaan Lingkungan dan Penanganan

Perubahan Iklim Kehutanan

Standar produk dan jasa kehutanan, serta

pedoman

pengelolaan

lingkungan

dan

perubahan iklim 35 judul,

Perumusan RSNI, pedoman

pengelolaan lingkungan dan penanganan perubahan iklim bidang kehutanan.

Terbentuknya panitia teknis terkait RSNI yang ingin dirumuskan;

- - 1 kelompok

panitia

- -

SNI produk jasa kehutanan ditetapkan BSN sebanyak 30 judul;

6 judul 6 judul 6 judul 6 judul 6 judul

Tersedianya pedoman pengelolaan lingkungan dan penanganan adaptasi dan mitigasi

perubahan iklim sebanyak 5 judul.

1 judul 1 judul 1 judul 1 judul 1 judul

Penyelarasan SNI bidang kehutanan dengan standar internasional

Tersedianya SNI yang harmonis dengan standar internasional

6 judul 6 judul 6 Judul 6 Judul 6 Judul

Diterapkannya SMM sesuai standar internasional sebanyak 20 unit

4 unit 4 unit 4 unit 4 unit 4 unit

Uji kompetensi tenaga teknis di bidang kehutanan

Terlaksananya uji kompetensi pada tenaga teknis di bidang kehutanan sebanyak 400 orang

80 0rang 80 orang 80 orang 80 orang 80 orang

Sertifikasi pengelolaan hutan rakyat 15 unit,

Pendampingan proses

sertifikasi pada hutan rakyat.

Tersedianya panduan standar pengelolaan hutan rakyat; 1 paket

- - 1 paket - -

Terdampinginya unit manajemen hutan rakyat berbasis PHL sejumlah 15 unit;


(2)

70 |

R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Nama Kegiatan/Unit

Kegiatan

Indikator/Unit Indikator Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Rekomendasi

kebijakan

penanganan

perubahan iklim kehutanan sebanyak 15

paket,

3 unit 3 unit 3 unit 3 unit 3 unit

Perumusan kebijakan perubahan iklim kehutanan,

Tersedianya rekomendasi kebijakan

penanganan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim sebanyak 15 paket;

3 unit 3 unit 3 unit 3 unit 3 unit

Tersedianya NSPK penanganan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim bidang kehutanan.

- - 1 NSPK - -

Pengelolaan Keuangan, Penyaluran dan

Pengembalian Dana Bergulir Pembiayaan Pembangunan Kehutanan

Kredit pembangunan hutan tanaman (hutan

tanaman industri, hutan tanaman rakyat dan

hutan rakyat) seluas 400.000 ha.

Penyaluran kredit HTI, HTR dan HR

Tersedianya laporan analisis kredit dana bergulir 943 dokumen;

188 dokumen 188 dokumen 188 dokumen 188 dokumen 191 dokumen Tersedianya laporan identifikasi dan evaluasi

943 dokumen;

188 dokumen 188 dokumen 188 dokumen 188 dokumen 191 dokumen Tersusunnya perencanaan dan strategi dalam

mendukung kegiatan penyaluran kredit

pembiayaan pembangunan hutan tanaman, 30 dokumen;

6 dokumen 6 dokumen 6 dokumen 6 dokumen 6 dokumen

Tersusunnya pelaporan BLU-Pusat P2H yang akurat dan akuntabel, 115 laporan.

23 laporan 23 laporan 23 laporan 23 laporan 23 laporan

Pemahaman

terhadap

skim

pinjaman

pembangunan hutan tanaman di 60 kabupaten

Tahun 2014.

Sosialisasi skim pinjaman dana bergulir

Tersedianya sistem pinjaman pembangunan hutan tanaman tersusun, 5 paket;


(3)

71 |

R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Nama Kegiatan/Unit

Kegiatan

Indikator/Unit Indikator Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Tersedianya pedoman dan peraturan

penyaluran dana bergulir pembangunan hutan disempurnakan, 30 judul;

6 judul 6 judul 6 judul 6 judul 6 judul

Terselenggaranya sosialisasi skim pinjaman bergulir hutan tanaman kepada pemkab di 60 kabupaten;

12 kabupaten 12 kabupaten 12 kabupaten 12 kabupaten 12 kabupaten

Terselenggaranya sosialisasi skim pinjaman dana bergulir kepada masyarakat di 60 kabupaten;

12 kabupaten 12 kabupaten 12 kabupaten 12 kabupaten 12 kabupaten

Terselenggaranya sosialisasi mekanisme pengajuan proposal pinjaman dana bergulir kepada masyarakat di 60 kabupaten.

12 kabupaten 12 kabupaten 12 kabupaten 12 kabupaten 12 kabupaten

Peningkatan penguatan kelembagaan debitur

di 15 kabupaten Tahun 2014.

Penguatan kelembagaan debitur

Terlaksananya kegiatan pembentukan dan penguatan kelembagaan debitur, 30 laporan;

6 laporan 6 laporan 6 laporan 6 laporan 6 laporan

Tersedianya laporan pembinaan debitur, 15 laporan;

3 laporan 3 laporan 3 laporan 3 laporan 3 laporan

Tersedianya tata hubungan penyaluran dan pendampingan kredit hutan tanaman, 1 dokumen;

- - 1 dokumen - -

Tersedianya kajian dan analisa pasar HTR, 1 dokumen.

- - - 1 dokumen -

Pengendalian Pembangunan

Kehutanan Regional I

Pelaksanaan pembangunan kehutanan di

regional I berjalan minimal 90%.

Rencana kerja pembangunan kehutanan di regional I

Tersusunnya rencana kerja pembangunan kehutanan di regional I, 5 dokumen (1 dokumen per tahun).

1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen

Penyelesaian permasalahan tematik kehutanan

Rekomendasi penyelesaian permasalahan tematik kehutanan, 15 rekomendasi (3 rekomendasi per tahun).


(4)

72 |

R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Nama Kegiatan/Unit

Kegiatan

Indikator/Unit Indikator Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Pemantauan dan evaluasi pembangunan kehutanan

Laporan hasil pemantauan dan evaluasi pembangunan kehutanan, 5 laporan (1 judul per tahun).

1 judul 1 judul 1 judul 1 judul 1 judul

Tersusunnya

perencanaan

kehutanan

di

regional I, 2 dokumen.

Penyusunan rencana

kehutanan regional I.

Rencana Pembangunan Kehutanan di regional I Tahun 2010-2014 sebanyak 1 dokumen, dan.

- 1 dokumen - - -

Rencana Kawasan di regional I sebanyak 1 dokumen

- - 1 dokumen - -

Pengendalian Pembangunan

Kehutanan Regional II

Pelaksanaan pembangunan kehutanan di

regional II berjalan minimal 90%.

Rencana kerja pembangunan

kehutanan di regional II

Tersusunnya rencana kerja pembangunan kehutanan di regional II, 5 dokumen (1 dokumen per tahun).

1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen

Penyelesaian permasalahan tematik kehutanan

Rekomendasi penyelesaian permasalahan tematik kehutanan, 31 rekomendasi

6 rekomendasi 6 rekomendasi 6 rekomendasi 6 rekomendasi 7 rekomendasi

Pemantauan dan evaluasi pembangunan kehutanan

Laporan hasil pemantauan dan evaluasi pembangunan kehutanan, 5 laporan ( 1 judul per tahun).

1 judul 1 judul 1 judul 1 judul 1 judul

Tersusunnya perencanaan kehutanan di

regional II, 2 dokumen.

Penyusunan rencana kehutanan regional II

Rencana Pembangunan Kehutanan di regional II Tahun 2010-2014, 1 dokumen.

- - 1 dokumen - -

Rencana Kawasan di regional II, 1 dokumen. - - - 1 dokumen -

Pengendalian Pembangunan

Kehutanan Regional III

Pelaksanaan pembangunan kehutanan di

regional III berjalan minimal 90%.


(5)

73 |

R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

Nama Kegiatan/Unit

Kegiatan

Indikator/Unit Indikator Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Penyusunan rencana kerja pembangunan kehutanan di regional III

Rencana kerja pembangunan kehutanan di regional III, 5 dokumen (1 dokumen per tahun).

1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen

Penyelesaian permasalahan tematik kehutanan

Rekomendasi penyelesaian permasalahan tematik kehutanan, 30 rekomendasi.

6 rekomendasi 6 rekomendasi 6 rekomendasi 6 rekomendasi 6 rekomendasi Pemantauan dan evaluasi

pembangunan kehutanan,

Laporan hasil pemantauan dan evaluasi pembangunan kehutanan, 5 laporan (1 judul per tahun).

1 judul 1 judul 1 judul 1 judul 1 judul

Tersusunnya

perencanaan

kehutanan

di

regional III, 2 dokumen.

Penyusunan rencana

kehutanan regional III

Rencana Pembangunan Kehutanan di regional III Tahun 2010-2014, 1 dokumen

- - 1 dokumen - -

Rencana Kawasan di regional III Tahun 2010-2014, 1 dokumen.

- - - 1 dokumen -

Pengendalian Pembangunan

Kehutanan Regional IV

Pelaksanaan pembangunan kehutanan di

regional IV berjalan minimal 90%.

Penyusunan rencana kerja pembangunan kehutanan di regional IV

Rencana kerja pembangunan kehutanan di regional IV, 5 dokumen (1 dokumen per tahun).

1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen

Penyelesaian permasalahan tematik kehutanan

Rekomendasi penyelesaian permasalahan tematik kehutanan, 30 rekomendasi;

6 rekomendasi 6 rekomendasi 6 rekomendasi 6 rekomendasi 6 rekomendasi

Pemantauan dan evaluasi pembangunan kehutanan,.

Laporan hasil pemantauan dan evaluasi

pembangunan kehutanan, 5 laporan (1 laporan per tahun).

1 laporan 1 laporan 1 laporan 1 laporan 1 laporan

Tersusunnya

perencanaan

kehutanan

di

regional IV, 2 dokumen.

- - 2 dokumen - -

Penyusunan rencana kehutanan regional IV

Rencana Pembangunan Kehutanan di regional IV Tahun 2010-2014, 1 dokumen;

- 1 dokumen - - -


(6)