Pedoman Umum Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori Tahun 2013

PEDOMAN
SURVEI KHUSUS
STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI
(SKSPPI-2012)

BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA

BADAN PUSAT STATISTIK
Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010
Telepon: (021) 3841195, 3842508, 3810291-5; Fax: (021) 3857046
email: listy@bps.go.id; sundari@bps.go.id; lia@bps.go.id
Homepage: http://www.bps.go.id







Survei ini dimaksudkan untuk memperoleh indikator dalam Penyusunan Perubahan Inventori
Pelaksanaan kegiatan Survei ini berdasarkan UU No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Pasal 11

Kerahasiaan data yang diberikan dijamin oleh UU No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Pasal 21
Survei ini tidak memungut biaya apapun. Setiap responden wajib memberikan keterangan yang
diperlukan dalam penyelenggaraan statistik dasar oleh Badan Pusat Statistik (UU No. 16 Tahun
1997, Pasal 27, tentang Statistik)
Laporan hasil survei merupakan data agregat dan hanya digunakan untuk kepentingan analisis dan
perumusan kebijakan ekonomi

Badan Pusat Statistik
Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010
Telepon: (021) 3841195, 3842508, 3810291-5, Fax: (021) 3857046
email: listy@bps.go.id; sundari@bps.go.id; lia@bps.go.id
Homepage: http://www.bps.go.id

BLOK III. KETERANGAN UMUM
Isian kegiatan usaha yang dilakukan harus diisi dengan sejelas-jelasnya.

KATA PENGANTAR

1. Periksa apakah isian tahun dimulainya kegiatan usaha sudah sesuai.


Perubahan inventori merupakan salah satu komponen PDB dari sisi
pengeluaran. Selama ini perubahan inventori diperlakukan sebagai residual hampir
di setiap propinsi.

2. Untuk isian bentuk badan hukum/usaha perusahaan, hanya terisi salah satu.
3. Isi nilai produksi yang diperoleh perusahaan pada tahun 2009, 2010 dan 2011.

Untuk itu dalam rangka penyempurnaan data tersebut,

dilaksanakan kegiatan survei yang mendukung penyusunan data perubahan

BLOK IV. NILAI PRODUKSI DAN ASET SELAMA TAHUN 2009-2011

inventori.

Periksa apakah nilai produksi dan aset telah terisi dengan lengkap dan

Kegiatan Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012
(SKSPPI-2012) dimaksudkan untuk


benar.

melengkapi data perubahan inventori di

Indonesia dan propinsi-propinsi terpilih yang menjadi sampel. Data yang akan
diperoleh adalah data barang-barang yang menjadi inventori menurut sektor dan
komoditasnya.

BLOK V. NILAI INVENTORI/PERSEDIAAN SELAMA TAHUN 2009-2011
Periksa apakah isian pada blok ini sudah sesuai dengan kegiatan usaha
yang dilakukan perusahaan dan satuan yang digunakan sudah dalam ribuan rupiah.

Diharapkan dengan adanya SKSPPI-2012 akan diperoleh data yang lebih
akurat serta memberikan perbaikan pola dan struktur perubahan inventori menurut

Blok V ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya persediaan/inventori

pada

tahun tahun 2009, 2010 dan 2011.


komoditi suatu unit usaha pada periode tertentu.
Buku Pedoman Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012
ini disusun sebagai pedoman bagi pencacah dan pengawas dalam pelaksanaan
lapangan untuk memperoleh hasil yang optimal.

BLOK VI. CATATAN
Blok ini mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan pengisian
kuesioner ini. Terteranya tanda tangan pemeriksa menandakan bahwa dia
menyatakan bertanggung jawab atas keterangan dalam daftar isian Survei Khusus
Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012 yang diperiksa.

Jakarta, Maret 2012
Subdirektorat Neraca Modal & Luar Negeri
Direktorat Neraca Pengeluaran
Badan Pusat Statistik

2

15


BAB III

BAB I

PETUNJUK PENGAWASAN

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Dalam bab ini diberikan penjelasan mengenai proses pemeriksaan bagi
petugas pengawas. Tujuan

pengawasan adalah untuk menghindari kesalahan

Persediaan/inventori secara mikro biasanya merupakan aktiva lancar

pengisian pada kuesioner serta menjaga konsistensi isian antar blok yang berkaitan,

terbesar dari suatu perusahaan, sehingga diperlukan pengukuran yang tepat untuk


agar data yang diperoleh lebih konsisten, teliti dan wajar. Dengan demikian

menjamin laporan keuangan yang akurat. Jika persediaan tidak dihitung secara

kuesioner Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012 yang akan
dikirim ke Badan Pusat Statistik (BPS) diharapkan sudah dalam keadaan terisi
dengan benar. Uraian dalam bab ini juga diharapkan dapat digunakan oleh
pengawas untuk memudahkan pelaksanaan tugasnya.
Secara umum yang harus dilakukan oleh pengawas adalah:
1.

Meneliti apakah isian mudah dibaca dan diletakkan pada kolom yang benar dan
juga apakah isian masing-masing blok terkait sudah konsisten.

2.

Meneliti apakah seluruh rincian dari masing-masing blok yang harus diisi sudah
ditanyakan.


3.

Periksa isian dari masing-masing rincian tersebut apakah sudah sesuai dan

tepat, pengeluaran dan penerimaan tidak dapat dicocokkan secara benar. Jika
persediaan akhir tidak benar, maka hasilnya adalah saldo-saldo dari neraca berikut
ini juga tidak akan benar, seperti: persediaan barang dagangan, total aktiva, dan
ekuitas pemilik modal. Ketika persediaan akhir tidak benar, harga pokok penjualan
barang dagangan dan laba bersih juga akan tidak benar di dalam laporan laba rugi.
Sedangkan secara makro, didalam statistik neraca nasional inventori
dicakup sebagai bagian dari pembentukan modal atau dikenal sebagai inventasi fisik
di satu wilayah. Tepatnya inventori tersebut menjelaskan tentang porsi dari investasi
yang telah direalisasikan dalam bentuk barang jadi maupun setengah jadi pada

wajar.
4.

Memeriksa kembali apakah isian nilai sudah dalam satuan yang tepat.

berbagai kegiatan ekonomi produksi. Karena nyatanya sebagian dari investasi


5.

Hitung kembali apakah rincian sudah diisi dengan benar. Bila ternyata

tersebut memang direalisasikan untuk pengadaan berbagai keperluan bahan baku

ditemukan isian jawaban yang meragukan, tanyakan ke pencacah; jika perlu

maupun bahan penolong/pembantu. Dengan demikian maka tersedianya data

lakukan pencacahan ulang.

tentang inventori akan menjadi informasi yang cukup penting bagi analisis investasi
khususnya bagi komponen pembentukan modal, meskipun kontribusinya dalam

BLOK I. KETERANGAN TEMPAT
1.
2.


perekonomian tidaklah terlalu besar.

Periksa apakah nama propinsi, nama perusahaan dan alamat perusahaan

Kaitan inventori dengan perilaku ‘’pembentukan modal’’ dalam statistik

sudah diisi dan sesuai dengan keadaan sebenarnya.

neraca nasional terjadi bila inventori dimasukkan sebagai bagian dari pembentukan

Nomor urut perusahaan (NUS) tidak perlu diisi. Kolom tersebut akan diisi di

modal maka komponen ini disebut sebagai ‘’pembentukan modal bruto’’, tetapi bila

BPS.

tidak dimasukan, disebut sebagai ‘’pembentukan modal tetap bruto’’. Dengan
demikian maka pembentukan modal bruto yang merupakan realisasi dari sebagian

BLOK II. KETERANGAN PETUGAS


proses investasi mencakup pula komponen persediaan atau inventori. Dalam
inventori ini termasuk juga barang dalam pengerjaan karena belum selesai diproses

1.

Apakah nama dan tanda tangan pencacah sudah diisi dan sesuai.

2.

Periksa juga, apakah keterangan petugas pencacah dan pemeriksa sudah diisi
dengan sesuai.

(work in progress). Disebut ‘’modal tetap’’ karena hanya mencakup barang modal
tetap (fixed asset) yang akan digunakan dalam proses produksi secara terus
menerus dan berkesinambungan.

14

3


Dalam perangkat PDB (Produk Domestik Bruto) ataupun Tabel I-O (Input-

Adapun kode tersebut:
1.

KODE KOMODITAS

Output) inventori disajikan sebagai bagian dari konsumsi akhir (final demand),
tepatnya terletak pada kuadran II dalam Tabel I-O. Selama ini pada kedua

Rincian

Kode

Rincian

Kode

Rincian

Kode

10

Beras

44

Timah

72

Barang dalam proses

20

Gula

49

Hasil tambang lainnya (sebutkan)

73

Barang jadi

31

Sapi potong

51

Karet kering

79

Hasil industri pengolahan

32

Kerbau

52

Biji sawit

81

Spare parts

33

Kambing

53

Coklat

82

Mesin (belum dipakai)

34

Domba

54

Kopi

83

Peralatan (belum dipakai)

Secara konsep, inventori yang berbentuk persediaan barang tersebut

35

Babi

55

Teh

84

Bahan bakar

menggambarkan tentang bagian dari output domestik maupun impor yang belum

36

Kuda

57

Kulit kina

85

37

Ayam potong

58

Tembakau

Konstruksi yang sdh
jadi/dalam proses yg siap
dijual

38

Itik

59

Hasil perkebunan lainnya (sebutkan)

89

Lainnya (sebutkan)

39

Hasil ternak lainnya (sebutkan)

61

Kayu jati

41

Batubara

62

Kayu non jati

42

Nickel

69

Hasil hutan lainnya (sebutkan)

43

Bauksit

71

Bahan Baku

perangkat

tersebut

inventori

diperlukan

sebagai

didalamnya termasuk pula perbedaan statistik.

komponen

residual

yang

Kondisi ini menyebabkan informasi

tentang inventori sulit untuk dipahami dan dianalisis lebih jauh.

digunakan, baik untuk diproses lebih lanjut, dikonsumsi ataupun untuk tujuan dijual
tanpa mengalami proses lebih lanjut. Inventori terserbut dapat berbentuk barang jadi
maupun barang setengah jadi atau bahan baku (raw material).
Dilihat dari sisi yang negatif, proses pengadaan inventori ini lebih
dimaksudkan sebagai upaya spekulasi upaya dilakukan oleh pedagang atau bahkan
produsen, dengan harapan untuk memperoleh keuntungan lebih, terutama jika
diperkirakan akan terjadi kelangkaan produk di pasar. Meskipun di sisi lain inventori

2. KODE SATUAN VOLUME
Kode
Keterangan
Satuan
Volume
1
Bal = 1250 m = 180 kg

Kode
Satuan
Volume
8

Keterangan
Metrik ton = 0,98421 long ton = 1000 kg

juga bisa menggambarkan tentang proses akumulasi produk yang berada pada

2

Barel = 158,99 liter = 1/6,2898 m 3

9

Ounze (oz) = 28,31 gr

pihak produsen karena produknya belum terserap oleh pasar. Dalam prakteknya

3

Bata = 500 gram

10

Pound (lb) = 0,454 kg

4

Batang (untuk sabun:400 gram)

20

Ton = 1000 kg

5

Botol = 700 cc

30

Zak = 40 kg; 50 kg (untuk semen)

6

Liter = 0,80 kg (untuk beras)

99

Lainnya (sebutkan)

7

Long ton = 1016,05 kg

produsen ataupun pedagang akan selalu berupaya untuk melakukan penumpukan
barang-barang tertentu yang pada akhirnya dapat merugikan masyarakat karena
barang tersebut menjadi langka di pasar.

3. KODE KOMODITAS

Bertolak dari pemikiran betapa pentingnya penghitungan perubahan

Kode

Metode Persediaan Barang

Keterangan

inventori sebagai tolok ukur penghitungan produktivitas ekonomi suatu negara,

1

Bahan baku dan penolong (termasuk sparepart)

maka diperlukan informasi yang lebih akurat dan lebih rinci mengenai besarnya nilai

2

Barang dalam proses

Pengurangan-dinilai atas
Pengurangan-dinilai atas
harga item yang paling lama harga item yang paling baru

posisi barang inventori tersebut.

3

Barang jadi

Penambahan-dinilai atas
harga item yang paling baru

FIFO (First-in-First-Out )

LIFO (Last-in-First-Out )

Penambahan-dinilai atas
harga item yang paling lama

BLOK VI. CATATAN
Blok ini mencatat hal-hal penting/kejadian tertentu yang berkaitan dengan
pengisian kuesioner.

4

13

Pengukuran persediaan/inventori biasanya menggunakan metode menurut
Historic costs–basis dari akunting perusahaan yaitu metode FIFO atau LIFO.
 First-In-First-Out (FIFO)

Selain itu, data perubahan inventori propinsi/regional selama ini masih
dihitung sebagai residual (pengurangan PDB dengan komponen-komponen lain
dalam PDB pengeluaran) sehingga penghitungannya masih berupa perkiraan kasar.

 Pengurangan – dinilai atas harga item yang paling lama
 Penambahan – dinilai atas harga item yang paling baru
 Last-In-First-Out (LIFO)

Akibatnya, nilai perubahan inventori yang diperoleh dengan cara tersebut masih
mengandung selisih statistik (statistical discrepancy) yang mungkin terjadi akibat
kelemahan data penghitungan PDB dengan pendekatan produksi dan pengeluaran.
Adapun rincian perubahan inventori meliputi bahan baku dan bahan penolong,

 Pengurangan - dinilai atas harga item yang paling baru

barang dalam proses (barang dalam proses budidaya sumberdaya hayati dan

 Penambahan - dinilai atas harga item yang paling lama

barang dalam proses lainnya), barang jadi, inventori militer, dan barang-barang
untuk dijual kembali.

Blok ini terdiri dari Blok V.1, Blok V.2 dan Blok V.3. Informasi yang diberikan

Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012 bertujuan:

pada Blok V.1 adalah volume dan nilai persediaan akhir tahun 2009, Blok V.2
memberikan informasi mengenai volume dan nilai persediaan akhir tahun 2010 dan
Blok V.3 tentang volume dan nilai persediaan akhir tahun 2011. Setiap bloknya

1. Memperoleh gambaran yang mendasar mengenai kuantitas dan posisi nilai
inventori/persediaan pada awal tahun dan akhir tahun
2. Memperoleh data inventori, pola dan strukturnya

terdiri dari 6 kolom, yaitu:


Kolom 1 = nomor urut,



Kolom 2 = kolom kode komoditas (2 digit)



Kolom 3 = berisi mengenai informasi satuan volume ,



Kolom 4 = kode inventori,



Kolom 5 = volume persediaan dan



Kolom 6 = nilai persediaan dalam ribuan rupiah

jenis dan klasifikasi lapangan usaha
3. Memperoleh informasi mengenai rasio inventori terhadap nilai produksi
(output) dan polanya pada sektor-sektor ekonomi
4. Menerapkan System National Account 2008 (SNA 2008) yang berkaitan
dengan Perubahan inventori

Persediaan pada blok ini diisi sesuai dengan kode komoditas, kode satuan
volume dan kode inventori. Isikan komoditas yang menjadi persediaan sesuai
dengan kodenya. Untuk kode komoditas 39, 49, 59, 69, 79, dan 89 maka
komoditasnya harus dituliskan. Sedangkan kolom volume diisi sesuai dengan
banyaknya volume persediaan yang

menurut karakteristik,

yang dimiliki perusahaan. Nilai persediaan

dituliskan dalam satuan ribu rupiah.

12

5

2. Sasaran Penelitian

Contoh nilai produksi (output) dan aset dalam laporan keuangan :
Nilai produksi/output

Sasaran Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012
adalah perusahaan pada seluruh sektor dengan cakupan utamanya ditujukan
kepada perusahaan yang memiliki persediaan/inventori dan mempunyai laporan
keuangan/sistem pencatatan administrasi keuangan yang baik. Perusahaan adalah
suatu

unit

usaha

yang

terletak

pada

suatu

lokasi

tertentu

dan

dikelola/diselenggarakan secara komersil dengan tujuan menghasilkan barang/jasa
serta mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai kegiatan produksinya.
Propinsi terpilih pada

Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan

Inventori 2012 terdiri dari 7 propinsi yaitu: Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat,
Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan.
Nilai Aset

Secara rinci alokasi jumlah perusahaan masing-masing propinsi disesuaikan
keadaan propinsi.
3. Rancangan Penarikan Sampel
Penarikan sampel pada Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan
Inventori 2012 dilakukan secara purposive, namun tetap mempertimbangkan
keadaan responden mengenai dapat tidaknya perusahaan memberikan data secara
rinci. Penggantian responden dapat dilakukan atas persetujuan penanggung jawab
pelaksana harian (koordinator) dengan memperhatikan hal-hal antara lain: sektor
yang sama, keterwakilan usaha/ perusahaan dalam sektor, besar kecilnya usaha
dan sebagainya.

5. BLOK V. VOLUME DAN NILAI INVENTORI/PERSEDIAAN SELAMA TAHUN
2009-2011

4. Organisasi dan Jadwal Kegiatan

Blok V ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya persediaan/inventori
Penanggung jawab Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori

menurut komoditas pada akhir tahun 2009, 2010 dan 2011. Persediaan merupakan

2012 adalah Direktur Neraca Pengeluaran, sedangkan pimpinan pelaksana harian

hasil produksi yang belum dikonsumsi atau terserap oleh berbagai aktivitas ekonomi

adalah Kepala Subdirektorat Neraca Modal dan Luar Negeri. Penanggung jawab

dan merupakan bagian dari aktiva atau harta (aset) lancar perusahaan. Menurut

pelaksana lapangan adalah Kepala Badan Pusat Statistik Propinsi dan pelaksana

konsep SNA 2008 perubahan inventori dihitung dari nilai inventori yang masuk

harian (koordinator) adalah Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis.

dikurangi nilai pengambilan inventori serta barang yang hilang/rusak selama periode
akuntansi.

6

11

4. BLOK IV. NILAI PRODUKSI DAN ASET TETAP SELAMA TAHUN 2009-2011

Pengawas

Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012

adalah tenaga teknis Badan Pusat Statistik Propinsi yang sudah berpengalaman
Nilai produksi adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan
baik untuk dijual/digunakan sendiri. Nilai produksi sektor perdagangan merupakan

mengawasi pelaksanaan berbagai survei. Pencacah adalah petugas yang sudah
berpengalaman dalam survei.

selisih antara nilai jual dan nilai beli barang yang diperdagangkan dikurangi dengan
Kegiatan Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012 ini

biaya angkut barang dagangan yang dikeluarkan oleh pedagang. Termasuk juga

diawali dengan persiapan yang dilakukan di pusat antara lain: penyusunan

penerimaan dari jasa perdagangan (konsinyasi/titip jual).

metodologi, kuesioner, buku pedoman, pencetakan dokumen dan latihan instruktur.
Nilai

aset yang dicatat di blok IV ini adalah

nilai aset menurut harga

perolehan/nilai wajar. Aset adalah harta berwujud yang digunakan dalam proses
produksi untuk penyediaan barang/jasa, atau untuk disewakan kepada pihak lain

Kegiatan yang dilakukan di daerah, yaitu latihan petugas pencacah/pengawas,
pengambilan sampel, pelaksanaan pencacahan, pemeriksaan dan pengiriman
dokumen ke pusat.

atau tujuan lainnya selama lebih dari satu periode. Sesuai dengan klasifikasinya
aset memenuhi kriteria:

bulan Mei

sampai dengan Juni tahun 2012 yang akan diawali dengan latihan petugas



Mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun



Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal



Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas



Diperoleh/dibangun dengan maksud untuk digunakan

Aset mempunyai peranan yang sangat penting karena mempunyai nilai yang
cukup signifikan bila dibandingkan dengan komponen neraca lainnya. Secara umum
pada neraca, aset biasanya dikelompokkan menjadi aset lancar dan aset tidak
lancar. Aset lancar diantaranya: kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan,
dsb.

Pelaksanaan pencacahan lapangan mulai dilakukan pada

Sedangkan aset tidak lancar diantaranya: aset pajak tangguhan, aset tetap,

aset lainnya, dsb.
Cara pengisian:
Rincian A: Nilai produksi (output). Isikan nilai produksi/output selama tahun
2009, 2010 dan 2011, baik yang berasal dari kegiatan utama maupun kegiatan
lainnya. Khusus sektor perdagangan nilai produksinya (output) adalah margin
perdagangan yaitu selisih nilai jual dengan nilai beli.
Rincian B: Nilai aset, isikan nilai aset berdasarkan harga perolehan setelah
dikurangi penyusutan selama tahun 2009, 2010 dan 2011.
10

lapangan. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat jadwal pelaksanaan lapangan
sebagai berikut:
a. Persiapan dan Perencanaan
1. Penyusunan metodologi, pedoman pencacahan
dan daftar isian
2. Penggandaan pedoman pencacahan dan daftar isian
3. Pelatihan instruktur
4. Pelatihan pencacah daerah
5. Pengiriman dokumen ke daerah

Maret 2012
Maret 2012
April 2012
April 2012

b.
1.
2.
3.
4.

Pelaksanaan
Pengambilan sampel
Pencacahan
Pemeriksaan dan pengawasan
Pengiriman dokumen ke pusat

April 2012
Mei-Juni 2012
Mei-Juni 2012
Juni-Juli 2012

c. Pengolahan
1. Penyusunan program komputer
2. Pengolahan pra komputer
3. Pengolahan komputer
4. Tabulasi dan pengetikan
5. Laporan hasil

Juni 2012
Juli 2012
Agt 2012
Sept 2012
Sept-Okt 2012
7

Jan-Feb 2012

5. Rancangan kuesioner

BAB II
KONSEP/DEFINISI DAN PETUNJUK UMUM PENGISIAN

Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012 dirancang untuk
mendapatkan informasi mengenai kuantitas dan posisi nilai inventori/persediaan
pada awal tahun dan akhir tahun menurut jenisnya dan klasifikasi lapangan usaha

Konsep dan definisi yang dijelaskan dalam bab ini hanya garis besarnya saja,
karena sebagian konsep dan definisi telah disajikan dalam kuesioner. Hal ini

yang disesuaikan dengan System of National Accounts (SNA) 2008.

dimaksudkan agar pencacah lebih mudah menjelaskan rincian pertanyaan yang ada
Kuesioner Survei Khusus Studi Penyusunan Perubahan Inventori 2012

ini

terdiri dari 6 blok. Blok I merupakan keterangan tempat. Blok II adalah isian untuk
keterangan petugas. Blok III merupakan keterangan umum perusahaan seperti
kegiatan utama, tahun dimulainya kegiatan usaha, badan hukum dan nilai
produksi/output, dan sebagainya. Blok IV mencatat seluruh nilai produksi

yang

dihasilkan dan nilai aset pada tahun 2009, 2010 dan 2011. Blok V mengenai volume
dan nilai persediaan/inventori selama tahun 2009, 2010 dan 2011. Blok VI
merupakan blok catatan yang berisikan hal-hal penting yang terjadi di perusahaan.
6. Tabel Alokasi Sampel dan Kebutuhan Dokumen SKSPPI 2012

No.

Propinsi

Sampel
SKSPPI

(1)
1
2
3
4
5
6
7

(2)
Sumatera Utara
Riau
Jawa Barat
Jawa Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Timur
Sulawesi Selatan
Jumlah

(3)
34
22
34
34
22
22
34
202

Kuesioner (Eksp)
Pencacahan
(4)
34
22
34
34
22
22
34
202

Pelatihan
(5)
6
4
6
6
4
4
6
36

Cadangan
(6)
5
4
5
5
4
4
5
32

Buku Pedoman
(Eksp)
Jumlah
(7)
(8)
45
17
30
11
45
17
45
17
30
11
30
11
45
17
270
101

di kuesioner kepada responden. Sehingga isian pada kuesioner diharapkan tidak
ada yang terlewat.
1. BLOK I. KETERANGAN TEMPAT
Blok ini mencatat keterangan tempat dimana perusahaan/usaha tersebut
berada.
2. BLOK II. KETERANGAN PETUGAS
Blok ini untuk mencatat keterangan petugas lapangan. Tujuan blok ini untuk
mengetahui siapa yang bertanggung jawab dalam pengisian kuesioner dan kapan
dilakukan pencacahan/pemeriksaan.
3. BLOK III. KETERANGAN UMUM
Blok ini untuk mencatat keterangan umum perusahaan, seperti kegiatan
utama, tahun dimulainya usaha, bentuk badan hukum serta nilai produksi. Kegiatan
utama adalah kegiatan memproduksi barang dan jasa yang menimbulkan
pendapatan/output terbesar bagi perusahaan. Perusahaan/usaha adalah suatu unit
usaha yang diselenggarakan/dikelola secara komersial dengan tujuan menghasilkan
barang dan jasa, terletak pada suatu lokasi tertentu dan mempunyai catatan
administrasi sendiri mengenai kegiatan produksinya, atau ada seseorang/lebih yang
bertanggung jawab atas resiko usaha. Yang dimaksud dengan kegiatan usaha disini
adalah kegiatan usaha utama, artinya kegiatan memproduksi barang dan jasa yang
menimbulkan output/pendapatan perusahaan paling besar diantara beberapa jenis
kegiatan yang tergabung dalam suatu perusahaan.
Dengan kata lain, perusahaan didefinisikan sebagai suatu unit usaha yang
berbadan hukum dan bertujuan mendapatkan keuntungan. Tahun dimulainya usaha
adalah tahun pertama kali perusahaan melakukan operasi kegiatan usaha secara
komersil. Bentuk badan hukum adalah status badan hukum yang telah dimiliki oleh
suatu kegiatan usaha yang dikeluarkan oleh notaris atau berdasarkan suatu
keputusan dari pejabat yang berwenang.

8

9