432 tki dapat fasilitas kur 97

TKI Dapat Fasilitas KUR
Written by Artikel
Friday, 17 September 2010 09:25 -

JAKARTA - Tenaga kerja Indonesia (TKI) memperoleh fesilitas kredit usaha rakyat (KUR).
Sebagai tahap awal, skema KUR yang dilaksanakan oleh enam bank hanya berlaku untuk TKI
yang bekerja di Malaysia. Penjaminan KUR TKI mencapai 80%. Menko Perekonomian Hatta
Rajasa mengatakan, TKI mempunyai potensi cukup besar sebagai sumber devisa. "Namun,
TKI juga menghadapi permasalahan pembiayaan sebelum penempatan. Pemberian fasilitas
skema KUR TKI diharapkan dapat meringankan beban TKI," kata dia pada penandatanganan
adendum III nota kesepahaman tentang penjaminan kredit KUR, di Jakarta, Kamis (16/9).
Menurut Hatta Rajasa, skim KUR untuk TKI merupakan fasilitas. Tenaga kerja yang sudah
mendapatkan izin bekerja di luarnegeri, biasanya membutuhkan dana untuk mengurus berbagai
macam keperluan. Biasanya hal ini dipotong dari gaji para TKI.
Hatta menjelaskan, fasilitas KUR untuk TKI tidak hanya untuk mempermudah urusan pekerjaan
di luar negeri. Tetapi sekaligus bisa menjadi alat untuk memantau TKI, di sampingpinjaman
yang diberikan bisa lebih terukur.
Di tempat yang sama, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sofyan Basir
menyatakan, selama ini TKI seringkali terjebak dalam utang oleh lintah darat untuk membiayai
perjalan- an mereka ke luar negeri.
"Untuk meminimalisasi risiko,pemerintah mengambil alih. Awalnya beban TKI ke luar negeri

berat Untuk paspor dan visa mereka bisa meminjam dana dari lintah darat," tuturnya.
Sofyan Basir menjelaskan, plafon maksimal untuk TKI yang masih unskilled sebesar Rp 50 juta
sedangkan untuk TKI yang berprofesi sebagai perawat dan pekeria teknis Rp 60 juta.
"Ini tergantung lama pendidikan dan besaran gaji yang diterima. Jangka waktu pinjaman 12-36
bulan dan langsung dibayarkan melalui pemotongan gaji oleh perusahaan di sana lewat PJTKI
yang langsung membayarkan ke bank," ungkap Sofyan.
Hatta" menambahkan, program revitalisasi KUR dilaksanakan dengan meningkatkan platform
KUR mikro dari Rp 5 juta tanpa jaminan menjadi Rp 20 juta.
Selain itu, penjaminan ditingkatkan dari 70% menjadi 80% untuk sektor pertanian, kehutanan,
perikanan, kehutanan, dan industri kecil. Skema KUR untuk TKI diberikan dengan penjaminan
pemerintah sebesar 80%.
Plafon KUR untuk program linkage executing (penyaluran KUR tidak langsung) ditingkatkan,
dari semula Rp 1 miliar menjadi Rp 2 miliar. Pemerintah juga memberikan jangka
waktu/pembiayaan investasi untuk perkebunan tanaman keras langsung selama 13 tahun.
Hingga saat ini, penyaluran KUR setelah dilakukan amendemen kedua, ada akselerasi
meskipun sempat tertunda, dari target Rp 13,1 triliun dalam Inpres 1 Tahun 2010. Per 31
Agustus 2010, KUR telah terealisasi 57% atau masih di atas rata-rata KUR per kuartal.

1/3


TKI Dapat Fasilitas KUR
Written by Artikel
Friday, 17 September 2010 09:25 -

Pemerintah juga akan mendata secara pasti berapa banyak tenaga kerja yang terserap
program KUR. Dalam hal ini, Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian BUMN diminta
untuk mendata potensi tenaga kerja tersebut.
NPL KUR Menurun
Pemerintah menargetkan penyaluran KUR sebesar Rp 100 triliun dalam lima tahun (2010-2014)
atau sekitar Rp 20 triliun per tahun.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Rochadi menyebutkan, rasio kredit bermasalah (NPL)
KUR terus menunjukkan penurunan. Per Januari 2010, NPL gross KUR tercatat 6,03% dan
pada Juli 2010 menurun ke posisi 4,92%.
Ia menuturkan, NPL kredit perbankan dipatok 5% untuk NPL nett, sehingga NPL KUR masih di
bawah batas kisaran yang ditetapkan BI.
Penurunan NPL KUR, lanjut Budi, terjadi karena ekspansi kredit yang cukup besar diiringi oleh
manajemen yang baik. "Penerapan manajemen risiko di sebuah bank kian meningkat, sehingga
NPL dapat terkendali. Selain itu, pengaju-an klaim bank ke Askrindo dan Jamkrindo semakin
mudah," ungkap Budi.
Sedangkan Menteri Negara Usaha Kecil Menengah dan Koperasi Syarif Hasan mengatakan,

NPL KUR bukan menjadi prioritas karena KUR dimasudkan untuk mendorong kesejahteraan
masyarakat Dia menilai, rakyat telah memiliki loyalitas tinggi sebagai penerima KUR, sehingga
NPL bisa terus terkendali.
Sofyan Basir mengakui, nasabah KUR selama ini bersikap sangat kooperatif karena skema
yang diberikan juga mudah. "Nasabah KUR hanya menjaminkan pokok usahanya saja karena
bank tidak meminta jaminan seperti motor, tanah, dan sebagainya oleh sebab itu mereka
sangat loyal dan kooperatif," ungkapnya.
Realisasi penyaluran KUR hingga 31 Agustus 2010 mencapai Rp 7,646 triliun atau 58,3% dari
plafon yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 13,1 triliun.
Hatta Rajasa menjelaskan, penyerapan KUR di sektor hulu hingga kuartal 11-2010 masih 16%.
Namun, ia yakin penyerapan KUR di sektor ini bisa mencapai 25%. Sedangkan secara
keseluruhan, penyaluran KUR sudah mencapai 58,3% atau senilai Rp 7,646 triliun. Dana
tersebut diharapkan bisa menyerap tenaga kerja hingga 12,74 juta orang. Dari sekitar 2,9 juta
nasabah KUR, terdapat 400 ribu nasabah pengusaha mikro dan kecil yang naik kelas.
Sementara itu, Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) telah menyalurkan KUR sebesar Rp 1,84
triliun hingga akhir Agustus 2010. KUR disalurkan dalam tiga pola, yaitu disalurkan langsung
kepada debitor, melalui koperasi, dan melalui perusahaan inti untuk usaha binaan atau plasma.
Menurut Wakil Direktur Utama BNI Felia Salim, 51% KUR tersalur untuk sektor perdagangan
dan rumah makan, 38% untuk sektor pertanian dan sarana pertanian, 5% sektor jasa, 3% untuk


2/3

TKI Dapat Fasilitas KUR
Written by Artikel
Friday, 17 September 2010 09:25 -

industri pengolahan, serta 1% untuk sektor transportasi dan komunikasi.
Sumber : Investor Daily

3/3