Rangkuman Manajemen Persediaan

(1)

1.1 Rangkuman Manajemen Persediaan 1.1.1 Pengertian Manajemen Persediaan

Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu (Rangkuti, 2007).Sedangkan menurut Handoko (2011:333) persediaan adalah sesuatu yang menunjukkan segala sumber daya-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan.

Selain itu, menurut Fahmi (2012:109 dalam Putra dan Hongdiyanto, 2015:425), manajemen persediaan adalah kemampuan suatu perusahaan dalam mengatur dan mengelola setiap kebutuhan barang baik barang mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi agar selalu tersedia baik dalam kondisi pasar yang stabil dan berfluktuasi. Berbeda halnya pendapat yang disampaikan oleh Tampubolon (2004) yang menyatakan bahwa manajemen persediaan sangat berkaitan dengan system persediaan di dalam suatu perusahaan yang bertujuan untuk menciptakan efisiensi dalam proses konversi.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa manajemen persediaan diartikan sebagai suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk menjaga setiap jumlah optimum berdasarkan barang yang dimiliki oleh setisap perusahaan.

1.1.2 Jenis-Jenis Persediaan

Jenis-jenis persediaan itu sendiri terdapat tiga jenis, menurut Margaretha (2011:38–39) jenis-jenis dalam persediaan, yaitu: (1) Raw Materials, yaitu persediaan yang dibeli supplier untuk diproses/diubah menjadi barang setengah jadi dan akhirnya barang jadi dan akhirnya barang jadi, atau produk akhir dari perusahaan. (2)Work in process, yaitu keseluruhan barang yang digunakan dalam proses produksi, tetapi masih membutuhkan proses lenih lanjut untuk menjadi barang yang siap untuk dijual (barang jadi). (3)Finished Good, yaitu persediaan barang yang telah selesai diproses oleh perusahaan, tetapi belum terjual.


(2)

1.1.3 Biaya Persediaan

Untuk pengambilan keputusan penentuan besarnya jumlah persediaan, ada beberapa biaya yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan. Handoko (2000) menjelaskan bahwa biaya yang timbul dari persediaan itu adalah:

1. Biaya penyimpanan (holding cost atau carrying ), adalah biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak, atau rata-rata persediaan semakin tinggi. Komponen biaya ini dipengaruhi oleh biaya penyimpanan satu unit persediaan selama 1 tahun (C), dan jumlah unit yang dipesan setiap waktu pemesanan dilakukan (Q), sehingga dapat diketahui biaya penyimpanan:

C .Q 2

Wardhani (2015:322) Biaya-biaya yang termasuk dalam penyimpanan adalah:

a. Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas dan pendingin).

b. Biaya modal (opportunity cost of capital, yaitu alternative pendapatan atas dana yang diinvestasikan dalam persediaan). c. Biaya keusangan

d. Biaya perhitungan phisik dan konsiliasi laporan e. Biaya asurani persediaan

f. Biaya pajak persediaan

g. Biaya pencurian, pengrusakan, atau perampokan h. Biaya penanganan persediaan.

2. Biaya pemesanan (ordering cost), mencakup biaya pasokan, pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi, upah, biaya telephone, pengeluaran surat menyurat, biaya pengepakan dan penimbangan, biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan, biaya pengiriman ke gudang, biaya hutang lancar.Komponen biaya ini dipengaruhi oleh biaya melakukan pesanan. (P), jumlah permintaan tahunan (frekuensi pemesanan = D), jumlah unit yang di pesan setiap waktu pesanan dilakukan (Q). Sehingga biaya Pemesanan:


(3)

P . D Q

Wardhani (2015:322) 3. Biaya penyiapan (manufacturing). Biaya penyiapan biasanya lebih banyak digunakan dalam pabrik, perusahaan menghadapi biaya penyiapan untuk memproduksi komponen tertentu.

4. Biaya kehabisan atau kekurangan. Biaya kekurangan bahan (shortage cost) sangat sulit diperkirakan, biaya ini timbul bilamana persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan. Biaya yang temasuk pada biaya ini antara lain: kehilangan penjualan, kehilangan langganan, biaya pemesanan khusus, biaya ekspedisi, selisih harga, terganggunya operasi, tambahan pengeluaran kegiatan manajerial.Sehingga dapat diketahui total dari biaya persediaan menurut Hansen dan Mowen (Hansen daan Mowen , 2005: 472dalam Wardhani, 2015:323) adalah : TC = Biaya pemesanan + Biayapenyimpanan

TC=

P . D Q +

C . Q 2

Keterangan :

TC = total biaya persediaan

P = k = Biaya melakukanpemesanan (Ordering Cost) D = Jumlah permintaan tahunan(frekuensi pemesanan ) Q = Jumlah unit yang dipesansetiap waktu pesanan di lakukan C = h = Biaya penyimpanan satuunit persediaan selama 1 tahun Jika perusahaan memasukan biaya pembelian (Purchasing Cost) persediaan bahan baku, maka menurut Chase dkk (2003: 552 dalam Wardhani, 2015:323) total biaya persediaan terdiri dari tiga yaitu :

Total Annual Cost = Annual Purchase Cost + Annual Ordering Cost + Annual Holding Cost

TC=D. Q+D QS+

Q 2 H Where :

TC = Total Annual Cost D = Demand (annual ) C = Cost per Unit


(4)

Q = Quantity to be ordered ( there optimal amount is termed the economic order quantity – EQO – or Qopt

S = Setup Cost or Cost of Placing an Order

H = Annual Holding and storage cost per unit average inventory (Often Holdingcost is take as percentage of the cost of item, such asH = iC, where i is the percent carrying cost).

1.1.4 Tujuan dan Fungsi Manajemen Persediaan

Dalam setiap perusahaan, persediaan sangatlah diperlukan.Hal ini dikarenakan tujuan dalam manajemen persediaan itu sendiri menurut Rangkuti (2000:2 dalam Setyorini dkk, 2015:36) adalah sebagai berikut:

1) Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang/bahan yang dibutuhkan perusahaan.

2) Menghilangkan resiko dari materi yang dipesan berkualitas tidak baik sehingga harus dikembalikan.

3) Untuk mengantisipasi bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.

4) Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi.

5) Mencapai penggunaan mesin yang optimal.

6) Memberikan pelayanan kepada langganan dengan sebaik-baiknya, dengan memberikan jaminan tersedianya barang jadi. 7) Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan

penggunaan atau penjualannya.

Selain itu fungsi persediaan menurut Rangkuti (2004:15 Setyorini dkk, 2015:37), menyebutkan bahwa fungsi-fungsi persediaan adalah 1).fungsidecoupling. 2). fungsi economic lot sizing, 3). fungsi antisipasi.

1.1.5 Faktor-Faktor Persediaan

Dalam melangsungkan usahanya dengan lancar maka setiap perusahaan akan memerlukan persediaan.Menurut Riyanto (2001:74 dalam Wahyudi, 2015:168) besar kecilnya persediaan yang dimilki oleh perusahaan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain:


(5)

a. Volume yang dibutuhkan untuk melindungi jalannya perusahaan terhadap gangguan kehabisan persediaan yang dapat menghambat atau mengganggu jalannya produksi.

b. Volume produksi yang direncanakan, dimana volume produksi yang direncanakan itu sendiri sangat tergantung kepada volume penjualan yang direncanakan.

c. Besar pembeliaan bahan mentah setiap kali pembelian untuk mendapatkan biaya pembelian yang minimal.

d. Estimasi tentang fluktuasi harga bahan mentah yang bersangkutan diwaktu-waktu yang akan datang.

e. Peraturan-peraturan pemerintah yang menyangkut persediaan material.

f. Harga pembelian bahan mentah.

g. Biaya penyimpanan dan resiko penyimpanan di gudang.

h. Tingkat kecepatan material menjadi rusak atau turun kualitasnya.

1.1.6 Teori Manajemen Persediaan a. Economic Order Quantity (EOQ)

EOQ adalah suatu cara untuk memperoleh cara untuk memperoleh sejumlah barang dengan biaya minimum dan adanya pengawasan terhadap biaya pemesanan (Ordering cost) dan biaya penympanan atau (Carrying cost)” (Mannulang, 2005:70 dalam Wahyudi, 2015:169).

Menurut Render (2001:322Setyorini dkk, 2015:41) rumusan dari EOQ adalah :

EOQ=

2SD H Dimana :

EOQ = Kuantitas pesanan ekonomis S = Biaya pemesanan setiap kali pesan D = Penjualan beras per tahun

H= Biaya penyimpanan per unit per tahun b. Reorder point (ROP)

Reorder Point (ROP) adalah saat diadakannya pesanan lagi sehingga penerimaan bahan yang dipesan tepat pada waktu persediaan, safety stock sama dengan nol (Martono, 2002:88 dalam Wahyudi, 2015:169).


(6)

Menurut Aminudin (2005:157 dalam Setyorini dkk, 2015:42) rumusan reorder poin adalah :

ROP = Safety Stok + (Lead Time x Q) Dimana :

ROP = Reorder point

Safety Stok = Persediaan pengaman Lead time= Waktu tunggu

Q = Penggunaan beras rata-rata per hari dalam satu tahun. c. Safety stock (Persediaan Pengamanan)

Safety stock adalah persedian minimal (persediaan bersih) yang ada dalam perusahaan. Persediaan bersih ini merupakan persediaan yang di-maksudkan untuk berjaga-jaga apabila perusahaan kekurangan barang atau keterlambatan bahan yang dipesan (Martono, 2002:85Wahyudi, 2015:169 ).

Menurut Render (2001:322 dalam Setyorini dkk, 2015:42) rumusan dari Safety Stock adalah :

Safety Stock= Zq Dimana :

Z = Standar deviasi q = kuadrat eror

Dimana q diperoleh dari rumus : Q=

∈(x−y)2

n dimana : x = Persediaan y = Penggunaan n = Jumlah bulan

Pada umumnya batas toleransi atau standar deviasi (Z) yang digunakan adalah 5% diatas perkiraan dan 5% dibawah perkiraan dengan nilai 1,65.

1.1.7 Pengendalian Persediaan

Riyanto (1984 dalam Pawitan dan Paramasatya, 2008:83) mengemukakan ”Pengendalian persediaan merupakan suatu jaminan bahwa material yang akan digunakan dalam proses harus selalu tersedia dengan biaya seminimum mungkin”. Assauri (1993 dalam Pawitan dan Paramasatya, 2008:83) menyebutkan bahwa pengendalian persediaan bahan baku oleh perusahaan mempunyai tujuan untuk (1) menghindari agar jangan sampai terjadi kehabisan


(7)

bahan baku pada perusahaan, sehingga proses produksi dapat terus berjalan, (2) menghindari pemesanan bahan baku yang berlebih, dan (3) menghindari pembelian bahan dalam kuantitas kecil dengan frekuensi pemesanan yang sering, sehingga biaya pemesanan menjadi tinggi. Dalam sistem pengendalian persediaan terdapat empat sistem yaitu:

a. Metode garis merah – red line method b. Metode dua peti – two bin method

c. Sistem pengendalian persediaan dengan komputer– Computerized inventory control system

d. Sistem A B C – system A B C 1.2 Kasus Manajemen Persediaan

1.2.1 Permasalahan Persediaan di Perusahaan

a. Permasalahan mengenai Persediaan Bahan Baku di PT.Mustika Dharma Jaya

PT.Mustika Dharma Jaya atau yang lebih dikenal banyak orang dengan nama New Era bergerak dalam bidang produksi sepatu karena New Era merupakan salah satu pabrik produsen sepatu terbesar di Indonesia dan tentunya sudah memiliki brand tersendiri maka PT.Mustika Dharma Jaya menerima banyak orderan sepatu dan tentunya untuk ditaruh di toko-toko besar yang ada di Indonesia.

Banyaknya orderan yang didapat maka seringkali bahan baku untuk pembuatan sepatu selalu kurang. Selain bahan baku kurang, juga bahan baku yang ada digudang sering rusak karena terlalu lama disimpan. Kurangnya bahan baku bisa mengganggu kelangsungan produksi di perusahaan tersebut selain itu perusahaan dapat rugi karena harus mengeluarkan biaya untuk membeli bahan baku sebagai pengganti bahan baku yang rusak.

Permasalahan tentang bahan baku persediaan perusahaansering terjadi dikarenakan bahan pokok pada persediaan adalah bahan baku seperti pengertian manajemen persediaan menurut Fahmi (2012:109 dalam Putra dan Hongdiyanto, 2015:425), manajemen persediaan adalah kemampuan suatu perusahaan dalam mengatur dan mengelola setiap kebutuhan barang baik barang mentah, barang setengah jadi, dan barang


(8)

jadi agar selalu tersedia baik dalam kondisi pasar yang stabil dan berfluktuasi.

b. Permasalahan mengenai persediaan Mesin

Permasalahan megenai mesin pada perusahaan juga terjadi diantaranya seperti mesin mengalami kemacetan atau mesin yang tidak dapat di gunakan (rusak) sehingga saat berproduksi mengalami pemberhentian sementara dan dapat mengurangi jumlah produksi apabila mesin mengalami kemacetan terus menerus.

PT.Mustika Dharma Jaya memiliki berbagai jenis mesin yang terdiri dari mesin jahit,mesin,cutting,machine, embos dan lain-lain. Terkadang mesin yang diperlukan untuk produksi kurang dan banyak mesin yang rusak sehingga tidak terpakai sehinggadapat menghambat kegiatan produksi di PT.Mustika Dharma Jaya.Dalam hal ini menyebabkan berkurangnya jumlah produksi pada PT Mustika Dharma Jaya yang di karenakan mesin pada perusahaan terjadi kerusakan.

c. Permasalahan mengenai persediaan Karyawan

Pembangunan SDM memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan manusia yang maju dan mandiri sehingga mampu berdaya saing dalam era global.Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor kunci dalam persaingan globalisasi, yakni bagimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global.Perkembangan pekerjaan akan mengalami perkembangan dengan baik apabila sumber daya manusia ditunjang dengan kualitas yang baik. Sumber daya manusia yang masih menjadi salah satu faktor terpenting dalam suatu organisasi memegang peranan penting dalam skala besar maupun kecil.Dalam skala yang besar sumber daya manusia memiliki peran sebagai penentu pengembangan usaha peran sumber manusia itu sendiri.

Kinerja Karyawan sangakat penting di butuhkan karena karyawan dapat membuat perusahaan tersebut tumbuh dan berkembang. Karyawan yang memiliki kemampuan lebih dapat di andalkan pada perusahaan. Hasibuan (2013:94) mengemukakan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja


(9)

yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesunguhan, serta waktu.Kinerja merupakan gabungan dari tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan minat seorang karyawan, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta peran dan tingkat motivasi seorang karyawan.Semakin tinggi ketiga faktor di atas, maka semakin besarlah kinerja karyawan yang bersangkutan. Namun pada PT.Mustika Dharma Jaya seringkali mengalami resign karena pada PT.Mustika Dharma Jayatersebut sering meliburkan karyawan saat tidak ada order maupun bahan baku kurang maka dari itu masalah persediaan karyawan di PT Mustika Dharma Jaya masih mengalami permasalahan.

1.2.2 Solusi dalam Menangani Permasalahan Persediaan di Perusahaan Dalam menangani setiap permasalahan mengenai persediaan di perusahaan tentunya terdapat solusi dalam menangani permasalahan tersebut antara lain:

a. Persediaan bahan baku PT.Mustika Dharma Jaya seharusnya membeli bahan baku yang cukup digunakan sesuai dengan orderan yang diberikan sehingga tidak menumpuk di gudang dan mengakibatkan kerusakan. Penyimpanan bahan baku di gudang sebenarnya di perbolehkan shanya saja seharusanya diadakan checking bahan baku pada saat penyimpanan di gudang sehingga tidak terjadi pemborosan sehingga membeli bahan baku untuk mengganti bahan baku yang rusak. b. Persediaan mesin pada PT.Mustika Dharma Jaya harusnya memiliki jumlah mesin yang cukup untuk melakukan kegiatan produksi dan memperlancar proses produksi. Agar mempermudah proses produksi sehingga tidak terjadi kemacetan pada barang yang di kerjakan oleh para karyawan di perlukan mesin yang dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. Jika mesin tidak mengalami kemacetan serta kerusakan maka tidak akan berpengaruh kepada hasil produksi, waktu kerja karyawan, serta biaya berproduksi. Untuk menghindari kemacetan serta kerusakan mesin seharusnya PT Mustika Dharma Jayamengadakan


(10)

perwatan mesin operasional setiap hari supaya tidak ada mesin yang rusak, macet atau error.

c. PT.Mustika Dharma Jaya harus mensejahterakan karyawannya agar tidak terjadi pengunduran diri dari karyawan tersebut.

d. General Manajer harus bisa mencari orderan yang banyak.

e. PT.Mustika Dharma Jaya juga bisa meliburkan karyawan ketika pendapatan perusahaan menurun.

1.2.3 Dampak Solusi dari Perusahaan terhadap Manajemen Persediaannya Adapun pula dampak dari solusi dalam menangani permasalahan pada perusahaan terhadap manajemen persediaannya, yaitu:

a. Butuh persediaan bahan baku yang cukup banyak,serta untuk perawatan mesin itu sendiri dibutuhkan biaya persediaan yang cukup besar agar semua permasalahan persediaan bisa diatasi.

b. Karena sering diliburkan banyak karyawan yang recine dari PT.Mustika Dharma Jaya.

c. Untuk mensejahterakan karyawan pun PT.Mustika Dharma Jaya harus menambah gaji karyawan,sehingga pengeluaran bertambah banyak.


(11)

DAFTAR PUSTAKA

Handoko, H.T. 2011.Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta: BPFE.

Handoko, T. H. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. BPFE, Yogyakarta.

Margaretha, F. 2011. Manajemen Keuangan untuk Manajer Nonkeuangan. Jakarta: Erlangga.

Pawitan, Gandhi dan Paramasatya, Amithya. 2008. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.4, No.1: hal. 80–96

Putra, Angga Kusuma dan Hongdiyanto, Charly.2015. Analisis Penerapan Manajemen Persediaan pada Perusahaan Goodwill.Jurnal aplikasi Manajemen.Vol. 13 No. 3.Hal.423-434.

Rangkuti, Freddy.2007. Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Setyorini, dkk.2015 Analisis Persediaan Barang Dagang Beras pada Toko H.S.A. Putra Pangkalan Bun.Juristek, Vol 4 No. 1. Hal 34 - 56.

Tampubolon, P. Manahan, 2004, Manajemen Operasional, edisi pertama, Ghalia Indonesia

Wahyudi, Rudy. 2015. Analisis Pengendalian Persediaan Barang Berdasarkan Metode EOQ di Toko Era Baru Samarinda. eJournal Ilmu Administrasi Bisnis. Vol. 2 No. 1. Hal 152-173.

Wardhani, Parwita Setya. 2015. Perencanaan dan Pengendalian Persediaan dengan Metode EOQ. Media Mahardhika.Vol. 13 No.3. Hal 310-328


(1)

Menurut Aminudin (2005:157 dalam Setyorini dkk, 2015:42) rumusan reorder poin adalah :

ROP = Safety Stok + (Lead Time x Q) Dimana :

ROP = Reorder point

Safety Stok = Persediaan pengaman Lead time= Waktu tunggu

Q = Penggunaan beras rata-rata per hari dalam satu tahun. c. Safety stock (Persediaan Pengamanan)

Safety stock adalah persedian minimal (persediaan bersih) yang ada dalam perusahaan. Persediaan bersih ini merupakan persediaan yang di-maksudkan untuk berjaga-jaga apabila perusahaan kekurangan barang atau keterlambatan bahan yang dipesan (Martono, 2002:85Wahyudi, 2015:169 ).

Menurut Render (2001:322 dalam Setyorini dkk, 2015:42) rumusan dari Safety Stock adalah :

Safety Stock= Zq Dimana :

Z = Standar deviasi q = kuadrat eror

Dimana q diperoleh dari rumus : Q=

(x−y)2

n dimana : x = Persediaan y = Penggunaan n = Jumlah bulan

Pada umumnya batas toleransi atau standar deviasi (Z) yang digunakan adalah 5% diatas perkiraan dan 5% dibawah perkiraan dengan nilai 1,65.

1.1.7 Pengendalian Persediaan

Riyanto (1984 dalam Pawitan dan Paramasatya, 2008:83) mengemukakan ”Pengendalian persediaan merupakan suatu jaminan bahwa material yang akan digunakan dalam proses harus selalu tersedia dengan biaya seminimum mungkin”. Assauri (1993 dalam Pawitan dan Paramasatya, 2008:83) menyebutkan bahwa pengendalian persediaan bahan baku oleh perusahaan mempunyai tujuan untuk (1) menghindari agar jangan sampai terjadi kehabisan


(2)

bahan baku pada perusahaan, sehingga proses produksi dapat terus berjalan, (2) menghindari pemesanan bahan baku yang berlebih, dan (3) menghindari pembelian bahan dalam kuantitas kecil dengan frekuensi pemesanan yang sering, sehingga biaya pemesanan menjadi tinggi. Dalam sistem pengendalian persediaan terdapat empat sistem yaitu:

a. Metode garis merah – red line method b. Metode dua peti – two bin method

c. Sistem pengendalian persediaan dengan komputer– Computerized inventory control system

d. Sistem A B C – system A B C 1.2 Kasus Manajemen Persediaan

1.2.1 Permasalahan Persediaan di Perusahaan

a. Permasalahan mengenai Persediaan Bahan Baku di PT.Mustika Dharma Jaya

PT.Mustika Dharma Jaya atau yang lebih dikenal banyak orang dengan nama New Era bergerak dalam bidang produksi sepatu karena New Era merupakan salah satu pabrik produsen sepatu terbesar di Indonesia dan tentunya sudah memiliki brand tersendiri maka PT.Mustika Dharma Jaya menerima banyak orderan sepatu dan tentunya untuk ditaruh di toko-toko besar yang ada di Indonesia.

Banyaknya orderan yang didapat maka seringkali bahan baku untuk pembuatan sepatu selalu kurang. Selain bahan baku kurang, juga bahan baku yang ada digudang sering rusak karena terlalu lama disimpan. Kurangnya bahan baku bisa mengganggu kelangsungan produksi di perusahaan tersebut selain itu perusahaan dapat rugi karena harus mengeluarkan biaya untuk membeli bahan baku sebagai pengganti bahan baku yang rusak.

Permasalahan tentang bahan baku persediaan perusahaansering terjadi dikarenakan bahan pokok pada persediaan adalah bahan baku seperti pengertian manajemen persediaan menurut Fahmi (2012:109 dalam Putra dan Hongdiyanto, 2015:425), manajemen persediaan adalah kemampuan suatu perusahaan dalam mengatur dan mengelola setiap kebutuhan barang baik barang mentah, barang setengah jadi, dan barang


(3)

jadi agar selalu tersedia baik dalam kondisi pasar yang stabil dan berfluktuasi.

b. Permasalahan mengenai persediaan Mesin

Permasalahan megenai mesin pada perusahaan juga terjadi diantaranya seperti mesin mengalami kemacetan atau mesin yang tidak dapat di gunakan (rusak) sehingga saat berproduksi mengalami pemberhentian sementara dan dapat mengurangi jumlah produksi apabila mesin mengalami kemacetan terus menerus.

PT.Mustika Dharma Jaya memiliki berbagai jenis mesin yang terdiri dari mesin jahit,mesin,cutting,machine, embos dan lain-lain. Terkadang mesin yang diperlukan untuk produksi kurang dan banyak mesin yang rusak sehingga tidak terpakai sehinggadapat menghambat kegiatan produksi di PT.Mustika Dharma Jaya.Dalam hal ini menyebabkan berkurangnya jumlah produksi pada PT Mustika Dharma Jaya yang di karenakan mesin pada perusahaan terjadi kerusakan.

c. Permasalahan mengenai persediaan Karyawan

Pembangunan SDM memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan manusia yang maju dan mandiri sehingga mampu berdaya saing dalam era global.Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor kunci dalam persaingan globalisasi, yakni bagimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global.Perkembangan pekerjaan akan mengalami perkembangan dengan baik apabila sumber daya manusia ditunjang dengan kualitas yang baik. Sumber daya manusia yang masih menjadi salah satu faktor terpenting dalam suatu organisasi memegang peranan penting dalam skala besar maupun kecil.Dalam skala yang besar sumber daya manusia memiliki peran sebagai penentu pengembangan usaha peran sumber manusia itu sendiri.

Kinerja Karyawan sangakat penting di butuhkan karena karyawan dapat membuat perusahaan tersebut tumbuh dan berkembang. Karyawan yang memiliki kemampuan lebih dapat di andalkan pada perusahaan. Hasibuan (2013:94) mengemukakan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja


(4)

yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesunguhan, serta waktu.Kinerja merupakan gabungan dari tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan minat seorang karyawan, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta peran dan tingkat motivasi seorang karyawan.Semakin tinggi ketiga faktor di atas, maka semakin besarlah kinerja karyawan yang bersangkutan. Namun pada PT.Mustika Dharma Jaya seringkali mengalami resign karena pada PT.Mustika Dharma Jayatersebut sering meliburkan karyawan saat tidak ada order maupun bahan baku kurang maka dari itu masalah persediaan karyawan di PT Mustika Dharma Jaya masih mengalami permasalahan.

1.2.2 Solusi dalam Menangani Permasalahan Persediaan di Perusahaan Dalam menangani setiap permasalahan mengenai persediaan di perusahaan tentunya terdapat solusi dalam menangani permasalahan tersebut antara lain:

a. Persediaan bahan baku PT.Mustika Dharma Jaya seharusnya membeli bahan baku yang cukup digunakan sesuai dengan orderan yang diberikan sehingga tidak menumpuk di gudang dan mengakibatkan kerusakan. Penyimpanan bahan baku di gudang sebenarnya di perbolehkan shanya saja seharusanya diadakan checking bahan baku pada saat penyimpanan di gudang sehingga tidak terjadi pemborosan sehingga membeli bahan baku untuk mengganti bahan baku yang rusak. b. Persediaan mesin pada PT.Mustika Dharma Jaya harusnya memiliki jumlah mesin yang cukup untuk melakukan kegiatan produksi dan memperlancar proses produksi. Agar mempermudah proses produksi sehingga tidak terjadi kemacetan pada barang yang di kerjakan oleh para karyawan di perlukan mesin yang dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. Jika mesin tidak mengalami kemacetan serta kerusakan maka tidak akan berpengaruh kepada hasil produksi, waktu kerja karyawan, serta biaya berproduksi. Untuk menghindari kemacetan serta kerusakan mesin seharusnya PT Mustika Dharma Jayamengadakan


(5)

perwatan mesin operasional setiap hari supaya tidak ada mesin yang rusak, macet atau error.

c. PT.Mustika Dharma Jaya harus mensejahterakan karyawannya agar tidak terjadi pengunduran diri dari karyawan tersebut.

d. General Manajer harus bisa mencari orderan yang banyak.

e. PT.Mustika Dharma Jaya juga bisa meliburkan karyawan ketika pendapatan perusahaan menurun.

1.2.3 Dampak Solusi dari Perusahaan terhadap Manajemen Persediaannya Adapun pula dampak dari solusi dalam menangani permasalahan pada perusahaan terhadap manajemen persediaannya, yaitu:

a. Butuh persediaan bahan baku yang cukup banyak,serta untuk perawatan mesin itu sendiri dibutuhkan biaya persediaan yang cukup besar agar semua permasalahan persediaan bisa diatasi.

b. Karena sering diliburkan banyak karyawan yang recine dari PT.Mustika Dharma Jaya.

c. Untuk mensejahterakan karyawan pun PT.Mustika Dharma Jaya harus menambah gaji karyawan,sehingga pengeluaran bertambah banyak.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Handoko, H.T. 2011.Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta: BPFE.

Handoko, T. H. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. BPFE, Yogyakarta.

Margaretha, F. 2011. Manajemen Keuangan untuk Manajer Nonkeuangan. Jakarta: Erlangga.

Pawitan, Gandhi dan Paramasatya, Amithya. 2008. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.4, No.1: hal. 80–96

Putra, Angga Kusuma dan Hongdiyanto, Charly.2015. Analisis Penerapan Manajemen Persediaan pada Perusahaan Goodwill.Jurnal aplikasi Manajemen.Vol. 13 No. 3.Hal.423-434.

Rangkuti, Freddy.2007. Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Setyorini, dkk.2015 Analisis Persediaan Barang Dagang Beras pada Toko H.S.A. Putra Pangkalan Bun.Juristek, Vol 4 No. 1. Hal 34 - 56.

Tampubolon, P. Manahan, 2004, Manajemen Operasional, edisi pertama, Ghalia Indonesia

Wahyudi, Rudy. 2015. Analisis Pengendalian Persediaan Barang Berdasarkan Metode EOQ di Toko Era Baru Samarinda. eJournal Ilmu Administrasi Bisnis. Vol. 2 No. 1. Hal 152-173.

Wardhani, Parwita Setya. 2015. Perencanaan dan Pengendalian Persediaan dengan Metode EOQ. Media Mahardhika.Vol. 13 No.3. Hal 310-328