Pendidikan untuk Siswa Tunagrahita Sedang

Pendidikan Untuk
Anak Tunagrahita
Sedang

Proram
prasekolah
tunagrahita
sedang
program
tujuannya
adalah
mencegah resiko keterbelakangan
dan berkembang secara optimal.
Program-program untuk anak-anak
prasekolah
terbelakang
kategori
sedang
dirancang
untuk
memungkinkan mereka mencapai

tingkat seoptimal mungkin.
Program lebih menekankan bahasa
dan pengembangan konseptual.

Kelas Dasar dan Menengah
 Program

pendidikan
untuk
individu
tunagrahita sedang secara umum kurang
berorientasi akademis dibanding untuk anak
tunagrahita ringan.
 penekanan ditempatkan pada penyediaan
siswa dengan keterampilan yang akan
memungkinkan mereka untuk berfungsi
secara independen dalam lingkungan sosial
dan pekerjaan.
 Dua bidang kurikulum yang sangat penting
adalah keterampilan menolong diri sendiri

dan keterampilan kejuruan.

Keterampilan menolong
diri sendiri
Pihak

berwenang sepakat bahwa
ajaran keterampilan menolong diri
sendiri
sangat
penting.
keterampilan
menolong
diri
sendiri
dalam
ukuran
kompleksitas. Termasuk hal-hal
seperti pergi ke toilet, makan
sendiri,

berpakaian,
dan
perawatan.

Reid,

Wilson, dan Faw (1983) mencatat
bahwa pendekatan yang paling tepat
untuk
pelatihan
keterampilan
menolong
diri
sendiri
telah
berdasarkan
pada
prinsip-prinsip
perilaku.


Sejak

tahun 1960-an telah ada
sepanjang
garis
penyelidikan
menggunakan
modifikasi
perilaku
untuk melatih keterampilan menolong
diri sendiri pada anak terbelakang.

Bates, Renraglia, dan Wehman (1981)
(Illustrasi Hallahan & Kauffman, 1998: 8081) menyatakan bahwa ada dua belas
karakteristik penting seringkali program
pendidikan yang sesuai bagi individu cacat
parah dan mendalam. Mereka adalah:
 1.

Sesuai dengan usia kurikulum dan

materi.
 2. Spesifik tujuan.
 3. Kegiatan fungsional.
 4. Konsisten secara hirarki.
 5. Pengumpulan data rutin.

6.

Periodik
IEP
(Program
Pendidikan Individual) revisi.
7. Jadwal detil kelas.
8. Instruksi di luar kelas.
9. Terapi terpadu.
10. Instruksi grup-kecil.
11. Interaksi dengan yang tidak
cacat.
12. Keterlibatan keluarga.