PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL PEREPET JENGKOL UNTUK MENINGKATKAN KESEIMBANGAN GERAK ANAK TUNAGRAHITA SEDANG.

(1)

PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL PEREPET

JENGKOL UNTUK MENINGKATKAN KESEIMBANGAN

GERAK ANAK TUNAGRAHITA SEDANG

(Studi Eksperimen Single Subject Research Terhadap Siswa Tunagrahita sedang Kelas 3 di SLB C SUMBERSARI)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh,

Nizar Fauzi 0705232

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Penerapan Permainan Tradisional

Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan

Keseimbangan Gerak Anak

Tunagrahita Sedang

Oleh Nizar Fauzi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Nizar Fauzi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

NIZAR FAUZI 0705232

PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL PEREPET JENGKOL UNTUK MENINGKATKAN KESEIMBANGAN GERAK ANAK TUNAGRAHITA

SEDANG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I

Dra. Oom Sitti Homdijah, M.Pd NIP. 19610105 198303 2 002

Pembimbing II

Dra. Hj Mimin Tjasmini, M.Pd NIP. 19540310 198803 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Biasa

Drs. Sunaryo, M.Pd NIP. 19560722 198503 1 001


(4)

(5)

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN PERMAINAN TRADISIONAL PEREPET JENGKOL TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN GERAK ANAK

TUNAGRAHITA SEDANG (Nizar Fauzi 0705232)

Anak tunagrahita sedang mempunyai beberapa fungsi tubuh yaitu fisik yang mengalami banyak kendala. Dengan demikian, untuk membantu anak tunagrahita sedang bukanlah dengan medis tetapi dengan diberikan latihan-latihan gerak atau kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan diri dan jasmani seperti olah raga dan bermain yang telah disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan anak tunagrahita sedang. Salah satu permainan yang dapat diberikan adalah permainan tradisional perepet jengkol. Hal tersebut dalam upaya meningkatkan keterampilan motorik salah satunya adalah keseimbangan gerak. Pada saat melakukan permainan ini keseimbangan anak terlihat pada kemampuan anak bertahan mengangkat sebelah kakinya. Dengan demikian, permainan yang dilakukan diharapkan dapat berpengaruh pada meningkatnya kemampuan keseimbangan gerak anak tunagrahita, sehingga aktivitas keseharian anak tunagrahita dapat dilakukan dengan mudah, tepat, terkendali, yang pada akhirnya akan melahirkan hasil yang diharapkan. Penelitian ini dilakukan di SLB-C Sumbersari, Bandung dan subjek penelitiannya adalah dua anak tunagrahita sedang. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: “apakah permainan tradisional perepet jengkol dapat meningkatkan keseimbangan gerak anak tunagrahita sedang?”. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah Single Subject Research (SSR) dengan model desain A-B-A dan menggunakan satuan ukur persentase. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan analisis data penelitian mengenai pengaruh permainan tradisional perepet jengkol terhadap keseimbangan gerak dapat disimpulkan bahwa subjek JLN mengalami peningkatan 80% dan subjek LTF mengalami peningkatan 90% . Hal tersebut dapat terlihat dari hasil analisis data subjek JLN dan LTF.

Kata Kunci : Anak Tunagrahita Sedang, Keseimbangan Gerak, Permainan Tradisional Perepet Jengkol


(6)

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GRAFIK ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II KONSEP DASAR CEREBRAL PALSY SPASTIK, KOORDINASI MOTORIK DAN TARI JAIPONG A. Deskripsi Teori ... 8

1. Pengertian Cerebral Palsyspastik ... 8

2. Hambatan Motorik Anak Cerebral Palsy spastik ... 11

B. Konsep Dasar Koordinasi Motorik ... 14

1. Pengertian Koordinasi ... 14

a. Kekuatan ... 15

b. Ketepatan ... 16

c. Ketahanan ... 16

2. Pengertian Motorik ... 16

3. Pengertian Koordinasi Motorik ... 17


(7)

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian Seni Tari ... 18

2. Gerak Dasar Tari ... 18

3. Unsur-Unsur Tari ... 20

4. Tari Jaipong ... 20

D. Kerangka Berpikir ... 21

E. Hipoteses ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian ... 24

1. Variabel Konsep ... 24

2. Variabel Oprasional ... 25

B. Metode Penelitian ... 27

C. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 29

1. Subjek Penelitian ... 29

2. Lokasi penelitian ... 31

D. Target Behavior ... 31

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 31

1. Instrumen Pengumpulan Data ... 31

2. Teknik Pengumpulan Data ... 38

F. Teknik Pengolahan Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42

1. Perolehan data subjek IMF ... 42

2. Perolehan data subjek SG ... 44

B. Analisis Data Hasil Penelitian ... 48

1. Analisis Dalam Kondisi ... 48

2. Analisis Antar Kondisi ... 90


(8)

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Pembahasan ………... 115

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... 120 B. Rekomendasi ... 121 DAFTAR PUSTAKA ... 122 LAMPIRAN


(9)

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

4.1 Peningkatan kemampuan koordinasi motorik subjek IMF ... 42 4.2 Peningkatan kemampuan koordinasi motorik subjek SG ... 44 4.3 Rangkuman kondisi kecenderungan stabilitas subjek IMF ... 61 4.4 Rangkuman hasil analisis visual dalam kondisi subjek IMF pada aspek

kekuatan ... 63 4.5 Rangkuman hasil analisis visual dalam kondisi subjek IMF pada aspek

ketepatan ... 65 4.6 Rangkuman hasil analisis visual dalam kondisi subjek IMF pada aspek

ketahanan ... 67 4.7 Rangkuman kondisi kecenderungan stabilitas subjek SG ... 82 4.8 Rangkuman hasil analisis visual dalam kondisi subjek SG pada aspek

kekuatan ... 84 4.9 Rangkuman hasil analisis visual dalam kondisi subjek SG pada aspek

ketepatan ... 86 4.10 Rangkuman hasil analisis visual dalam kondisi subjek Sg pada aspek

ketahanan ... 88 4.11 Rangkuman hasil analisis antar kondisi subjek IMF dalam aspek

kekuatan ... 97 4.12 Rangkuman hasil analisis antar kondisi subjek IMF dalam aspek

ketepatan ... 99 4.13 Rangkuman hasil analisis antar kondisi subjek IMF dalam aspek


(10)

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketahanan ... 100 4.14 Rangkuman hasil analisis antar kondisi subjek SG dalam aspek

kekuatan ... 109

4.15 Rangkuman hasil analisis antar kondisi subjek SG dalam aspek

ketepatan ... 111 4.16 Rangkuman hasil analisis antar kondisi subjek SG dalam aspek


(11)

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik Hal

3.1 Tampilan desain A-B-A ... 28

4.1 Persentase perkembangan kemampuan koordinasi motorik subjek IMF pada aspek kekuatan baseline-1, intervensi dan baseline-2 ... 43

4.2 Persentase perkembangan kemampuan koordinasi motorik subjek IMF pada aspek ketepatan baseline-1, intervensi dan baseline-2 ... 43

4.3 Persentase perkembangan kemampuan koordinasi motorik subjek IMF pada aspek ketahanan baseline-1, intervensi dan baseline-2 ... 44

4.4 Persentase perkembangan kemampuan koordinasi motorik subjek SG pada aspek kekuatan baseline-1, intervensi dan baseline-2... 45

4.5 Persentase perkembangan kemampuan koordinasi motorik subjek SG pada aspek ketepatan baseline-1, intervensi dan baseline-2... 45

4.6 Persentase perkembangan kemampuan koordinasi motorik subjek SG pada aspek ketahanan baseline-1, intervensi dan baseline-2... 46

4.7 Persentase aspek kekuatan subjek IMF dan SG ... 46

4.8 Persentase aspek ketepatan subjek IMF dan SG ... 47

4.9 Persentase aspek ketahanan subjek IMF dan SG ... 47

4.10 Kecenderungan arah koordinasi motorik aspek kekuatan pada kondisi baseline-1, intervensi dan baseline-2 ... 49 4.11 Kecenderungan arah koordinasi motorik aspek ketepatan pada kondisi


(12)

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

baseline-1, intervensi dan baseline-2 ... 50

4.12 Kecenderungan arah koordinasi motorik aspek ketahanan pada kondisi baseline-1, intervensi dan baseline-2 ... 51

4.13 Kecenderungan stabilitas aspek kekuatan fase baseline-1 ... 52

4.14 Kecenderungan stabilitas aspek ketepatan fase baseline-1 ... 53

4.15 Kecenderungan stabilitas aspek ketahanan fase baseline-1 ... 54

4.16 Kecenderungan stabilitas aspek kekuatan fase intervensi ... 55

4.17 Kecenderungan stabilitas aspek ketepatan fase intervensi ... 56

4.18 Kecenderungan stabilitas aspek ketahanan fase intervensi ... 57

4.19 Kecenderungan stabilitas aspek kekuatan fase baseline-2 ... 58

4.20 Kecenderungan stabilitas aspek ketepatan fase baseline-2 ... 59

4.21 Kecenderungan stabilitas aspek ketahanan fase baseline-2 ... 60

4.22 Kecenderungan arah koordinasi motorik aspek kekuatan pada kondisi baseline-1, intervensi dan baseline-2 ... 70

4.23 Kecenderungan arah koordinasi motorik aspek ketepatan pada kondisi baseline-1, intervensi dan baseline-2 ... 71

4.24 Kecenderungan arah koordinasi motorik aspek ketahanan pada kondisi baseline-1, intervensi dan baseline-2 ... 72

4.25 Kecenderungan stabilitas aspek kekuatan fase baseline-1 ... 73

4.26 Kecenderungan stabilitas aspek ketepatan fase baseline-1 ... 74

4.27 Kecenderungan stabilitas aspek ketahanan fase baseline-1 ... 75

4.28 Kecenderungan stabilitas aspek kekuatan fase intervensi ... 76

4.29 Kecenderungan stabilitas aspek ketepatan fase intervensi ... 77

4.30 Kecenderungan stabilitas aspek ketahanan fase intervensi ... 78

4.31 Kecenderungan stabilitas aspek kekuatan fase baseline-2 ... 79


(13)

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.33 Kecenderungan stabilitas aspek ketahanan fase baseline-2 ... 81

4.34 Data overlap kondisi baseline-1 ke intervensi ... 94

4.35 Data overlap kondisi intervensi ke baseline-2 ... 94

4.36 Data overlap kondisi baseline-1 ke intervensi ... 95

4.37 Data overlap kondisi intervensi ke baseline-2 ... 95

4.38 Data overlap kondisi baseline-1 ke intervensi ... 96

4.39 Data overlap kondisi intervensi ke baseline-2 ... 96

4.40 Data overlap kondisi baseline-1 ke intervensi ...106

4.41 Data overlap kondisi intervensi ke baseline-2 ...106

4.42 Data overlap kondisi baseline-1 ke intervensi ...107

4.43 Data overlap kondisi intervensi ke baseline-2 ...107

4.44 Data overlap kondisi baseline-1 ke intervensi ...108


(14)

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang


(15)

1

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran bukanlah suatu konsep atau praktik yang sederhana, melainkan bersifat kompleks dan menjadi tugas, serta tangggung jawab guru dalam membelajarkan peserta didiknya. Pengelolaan pembelajaran yang baik harus dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan dan pembelajaran, namun dalam praktiknya permasalahan sering terjadi dalam pembelajaran. Permasalahan itu dapat bersumber dari kemampuan guru dalam mengajar, kemampuan anak atau bahkan dari unsur-unsur pendukung lainnya. Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda, demikian pula anak berkebutuhan khusus, mereka memiliki kemampuan yang terbatas, salah satunya anak tunagrahita.

Anak tunagrahita adalah anak yang secara signifikan memiliki kemampuan di bawah rata-rata anak pada umumnya disertai hambatan dalam perilaku adaptif dan terjadi pada masa perkembangan, ketunagrahitaan berdampak pada beberapa aspek diantaranya akademik, perilaku adaptif, sosial, emosi dan fisik. Secara umum anak tunagrahita menunjukkan ketidakmampuan untuk menampilkan keterampilan gerak yang baik yaitu keseimbangan. Permasalahan keterampilan gerak anak tunagrahita


(16)

2

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diantaranya sifat otot yang kurang mampu untuk melakukan gerakan secara efisien, ketidakmampuan merencanakan gerakan menghasilkan gerakan yang tidak terkoordinasi, dan ketidakmampuan untuk menjaga keseimbangan tubuh dalam posisi diam atau bergerak. Saputra (dalam Suprihatin, T., 2010:2) menjelaskan permasalahan gerak dasar anak tunagrahita sebagai berikut :

„1) Secara umum menunjukkan ketidakmampuan untuk menampilkan

gerak koordinasi yang efisien, keseimbangan dan kelincahan. Perilaku ini sebagai hasil kurang mampunya syaraf mengidentifikasi sesuatu. (2) Sifat otot yang lebih atau kurang menghasilkan ketidakmampuan untuk melakukan gerakan secara efisien. (3) Ketidakmampuan merencanakan gerakan menghasilkan gerakan yang tidak terkoordinasi ... (10) Ketidakmampuan untuk menjaga keseimbangan tubuh dalam posisi diam atau bergerak.‟

Hasil observasi di lapangan, penulis menemukan dua anak tunagrahita (JLN dan LTF di SLB-C Sumbersari yang mengalami gangguan keseimbangan gerak. JLN mengalami gangguan keseimbangan gerak, anak hanya mampu mengangkat sebelah kakinya dalam waktu kurang dari 7 detik, anak juga hanya mampu berjalan sejauh satu meter di balok titian. Gangguan keseimbangan gerak yang dialami anak menyebabkan anak sering terjatuh dan menabrak saat berlari. Sedangkan LTF mengalami gangguan keseimbangan gerak, anak hanya mampu mengangkat sebelah kaki dalam waktu kurang dari 10 detik, anak juga hanya mampu berjalan sejauh satu meter setengah di balok titian. Keseimbangan gerak yang kurang menyebabkan anak kesulitan melakukan gerakan-gerakan yang membutuhkan keseimbangan gerak.


(17)

3

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gangguan keseimbangan dapat diatasi dengan latihan-latihan yang membuat anak terus berlatih memperbaiki kemampuan menyeimbangkan tubuh. Beberapa upaya yang dilakukan oleh guru berfungsi sebagai pelatih/pelaksana peserta didik untuk mengembangkan potensi yang ada dalam meningkatkan keseimbangan gerak anak tunagrahita sedang. Diantaranya melalui latihan-latihan gerak yang biasa dilakukan dengan bantuan maupun interaksi dari guru dalam melakukan suatu gerakan yang telah ditentukan. Namun, metode yang digunakan cenderung monoton, sehingga anak merasa bosan dan kurang bersemangat dalam melakukan latihan gerak. Akibatnya, hasil yang dicapai dari latihan tersebut menjadi kurang maksimal.

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti berkeinginan untuk mencari solusi baru mengenai bagaimana mengatasi permasalahan keseimbangan gerak anak tunagrahita sedang. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk melatih keseimbangan gerak adalah dengan pendekatan pendidikan melalui bermain.

Menurut Delphie (dalam Suprihatin, T., 2010:3) pendekatan pendidikan melalui bermain dapat membantu perkembangan dalam aspek-aspek:

„(1) kognitif (intelegensi) yaitu (a) dapat merangsang imajinasi dan fantasi anak, (b) membantu mempelajari konsep, (c) memahami mana yang nyata dan tidak, dan (d) menambah pengetahuan. (2) aspek emosi yang dapat membantu dalam (a) mengekspresikan perasaan, (b) memahami perasaan yang bersifat traumatis misalnya : sakit, kematian, perpisahan, dan lain-lain. (3) aspek sosial dapat membantu perkembangan dalam (a) bergaul, (b) bekerjasama dalam bentuk kelompok, (c) memahami aturan-aturan permainan secara alami, (d) mempelajari sikap saling memberi dan menerima, mendukung dan


(18)

4

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bersimpati satu sama lain, (e) cara berpikir untuk melihat apa kekuatan dan kelemahan dirinya. (4) aspek fisik dapat mengembangkan (a) pemahaman dirinya akan perkembangan otot atau kontrol koordinasi gerak, (b) memahami kemampuan motorik kasarnya (gross motor), (c) memahami kemampuan motorik halus (fine motor).

Pada hakikatnya permainan adalah satu hal yang sangat disenangi oleh siapapun terutama anak-anak. Sejalan dengan itu Toto, dkk. (2008: 42),

mengungkapkan bahwa “Setiap orang khususnya anak-anak sangat

menggemari permainan, karena permainan mendatangkan kesenangan dan kepuasan terhadap masing -masing individu. Permainan ini sangat bermacam-macam jenisnya dan sangat bervariasi.”

Uhamisastra (2010:1) menyatakan “Permainan tradisional adalah permainan yang dimainkan dengan alat-alat yang sederhana, tanpa mesin, asalkan anak tersebut sehat, maka ia bisa ikut bermain. Permainan tradisional memiliki nilai-nilai dan norma-norma luhur yang berguna bagi anak-anak untuk memahami dan mencari keseimbangan dalam tatanan kehidupan”.

Salah satu permainan yang diharapkan dapat melatih keseimbangan gerak anak tunagrahita adalah permainan tradisional perepet jengkol. Permainan tradisional perepet jengkol ini dilakukan berdasarkan prinsip adanya gerakan untuk menjaga keseimbangan, yang dimainkan berkelompok. Pemain membuat lingkaran dan saling membelakangi, selain itu salah satu kaki mereka juga saling terkait erat. Permainan ini dapat melatih keseimbangan gerak para pemainnya. Salah satu kelebihan perepet jengkol adalah keriangan yang dirasakan anak saat bermain selain untuk melatih


(19)

5

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keseimbangan gerak juga untuk melatih ketangkasan, kepemimpinan, kerjasama, kreativitas, dan kejujuran. Permainan ini diiringi lagu “perepet jengkol jajahean-kadempet kohkol jejeretean”.

Peneliti bermaksud melakukan penelitian tentang permainan perepet jengkol yang diharapkan dapat meningkatkan keseimbangan gerak anak tunagrahita sedang di SLB-C Sumbersari kelas 3 SDLB.

B. Identifikasi masalah

Dalam upaya meningkatkan keseimbangan anak tunagrahita sedang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :

1. Faktor internal. Faktor internal adalah faktor yang ada pada diri anak tunagrahita sedang, dalam hal ini adalah kurangnya kemampuan keseimbangan gerak anak tunagrahita sedang. menyebabkan anak tunagrahita sedang kesulitan untuk melakukan gerakan-gerakan secara baik dalam kehidupan sehari-hari.

2. Faktor eksternal. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar diri anak tunagrahita sedang, diantaranya lingkungan belajar, adanya sarana pendidikan yang meliputi peralatan yang menunjang proses pembelajaran, serta metode pembelajaran yang digunakan. Ada beberapa permaina yang dapat digunakan untuk melatih keseimbangan gerak anak, seperti permainan engklek, gatrik dan perepet jengkol. Pada penelitian ini penulis menggunakan permainan tradisional perepet jengkol yang dapat melatih keseimbangan gerak anak tunagrahita sedang.


(20)

6

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari sekian banyak permainan yang dapat digunakan untuk melatih keseimbangan gerak anak, maka hanya dibatasi hanya permainan tradisional perepet jengkol. Dimana permainan tradisional perepet jengkol akan digunakan untuk meningkatkan keseimbangan gerak anak tunagrahita sedang. D. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “apakah permainan tradisional perepet jengkol dapat meningkatkan keseimbangan gerak anak tunagrahita sedang?”.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian

a. Tujuan umum . Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dan gambaran yang jelas mengenai pengaruh permainan tradisional perepet jengkol untuk meningkatkan keseimbangan gerak anak tunagrahita sedang di SLB-C Sumbersari kelas 3 SDLB.

b. Tujuan khusus. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keseimbangan gerak anak tunagrahita setelah melakukan permainan tradisional perepet jengkol.


(21)

7

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat memberikan referensi dan pemahaman dalam meningkatkan keseimbangan gerak anak tunagrahita sedang.

b. Secara praktis diharapkan dapat bermanfaat bagi pendidik khususnya pada penanganan anak tunagrahita sedang dan sebagai masukkan dalam mengajar agar dapat mengoptimalkan keseimbangan gerak anak tunagrahita sedang.


(22)

19

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang memuat beberapa komponen, yaitu variabel penelitian, metode penelitian, subjek dan lokasi penelitian, instrumen dan teknik pengumpulan data.

A. VARIABEL PENELITIAN 1. Definisi Operasional Variabel

Variabel operasional pada penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu : 1) Variabel Bebas

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah permainan tradisional perepet jengkol. Permainan tradisional perepet jengkol ini dilakukan berdasarkan prinsip adanya gerakan untuk menjaga keseimbangan, yang dimainkan berkelompok. Subjek diminta berdiri membuat lingkaran dan saling membelakangi, setelah itu salah satu kaki subjek saling dikaitkan kebelakang sampai terkunci. Setelah terkunci erat anak melompat sambil diiringi lagu.

2) Variabel Terikat

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah keseimbangan gerak, yaitu penyesuaian komponen-komponen keseimbangan yang dilakukan secara teratur sehingga mencapai hasil yang baik dan benar.

B. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu

“Penelitian yang diinginkan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.”(Sugiono, 2008: 107).


(23)

20

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini bertujuan mencari tahu pengaruh penerapan permainan tradisional perepet jengkol untuk meningkatkan keseimbangan gerak anak tunagrahita sedang, dengan mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil sebelum diberi intervensi, ketika diberi intervensi, dan setelah dilakukan intervensi.

Metode eksperimen dalam penelitian ini menggunakan rancangan single

subject research (SSR), yaitu Penelitian eksperimen yang dilaksanakan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh dari suatu perlakuan/treatment yang diberikan kepada subyek secara berulang-ulang dalam waktu tertentu. Adapun desain SSR yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu desain A-B-A yang terdiri dari tiga tahapan kondisi, yaitu: A-1 (baseline 1), B (intervensi), A-2 (baseline 2). Desain A-B-A ini dipilih karena dapat menunjukan apakah terdapat hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas.

A-1 (baseline 1) merupakan suatu kondisi awal kemampuan keseimbangan gerak subjek yang diukur dengan diberikan beberapa tes.

B (intervensi) adalah untuk mengetahui data kemampuan keseimbangan gerak subjek setelah diberi perlakuan atau intervensi .Pada tahap ini subjek diberi perlakuan dengan permainan tradisional perepet jengkol. Intervensi diberikan sebanyak beberapa kali hingga terjadi perubahan pada keseimbangan gerak subjek. Proses intervensi setiap sesi terdiri dari dua kali pertemuan pada setiap minggunya.

A-2 (baseline 2) merupakan pengulangan kondisi baseline 1 sebagai evaluasi apakah intervensi yang diberikan berpengaruh pada subjek atau tidak. Evaluasi dilaksanakan satu minggu setelah intervensi. Hasil evaluasi dapat menunjukan apakah intervensi yang diberikan memberikan pengaruh positif pada subjek dengan membandingkan kondisi subjek pada baseline-1 dan baseline-2.


(24)

21

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara visual desain A-B-A digambarkan dalam garafik sebagai berikut :

Prosedurnya mula-mula target behavior diukur secara kontinyu pada kondisi baseline (A1) dengan periode waktu tertentu kemudian dilanjutkan pada kondisi intervensi (B), setelah pengukuran pada kondisi intervensi (B), maka pengukuran pada kondisi baseline kedua (A2) diberikan. Penambahan kondisi baseline yang kedua (A2) ini dimaksudkan sebagai kontrol untuk fase intervensi, sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan apakah adanya hubungan fungsional antara variable bebas dan variable terikat.

C. SUBJEK DAN LOKASI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa SD dengan kelainan tunagrahita sedang yang berjumlah dua orang.

a) Subjek 1

Nama : JLN

Tempat tanggal lahir : Bandung, 23 November 2004 Jenis kelamin : laki-laki


(25)

22

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Agama : Islam

Jenis kelainan : tunagrahita sedang b) Subjek 2

Nama : LTF

Tempat tanggal lahir : Surakarta, 19 Maret 2005 Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Jenis kelainan : tunagrahita sedang 2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SLB-C Sumbersari, yang beralamat di jalan Majalaya 2 no. 29, Kota Bandung, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan di luar kelas (lapangan). Penelitian melakukan penelitian pada jam pelajaran olahraga dan jika tidak memungkinkan dilaksanakan di luar jam pelajaran.

D. TARGET BEHAVIOR

Perilaku sasaran atau target behavior dalam penelitian ini adalah anak mampu meningkatkan kemampuan keseimbangan gerak.

E. INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1. INSTRUMEN

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu instrumen tes perbuatan. Instrumen dirancang dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya. Penggunaan instrumen dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur kemampuan keseimbangan gerak. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan selama menyusun instrumen penelitian.

a) Penyusunan Rencana Program Pembelajaran

Penyusunan RPP disesuaikan dengan SKKD Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di kelas 3 SDLB-C1 Berikut ini adalah


(26)

23

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penjelasan tentang tes perbuatan yang dilakukan dalam penelitian serta penilaian yang diberikan.

1) Tes untuk mengukur keseimbangan gerak

Tes ini berfungsi untuk mengukur kemampuan keseimbangan gerak subjek. Dalam tes ini subjek diberikan perintah untuk melakukan beberapa gerakan yang melibatkan kekuatan kaki, misalnya mengangkat kaki kanan dan kiri ke depan secara bergantian, mengangkat kaki kanan dan kiri ke belakang secara bergantian dan sebagainya. Subjek pun diberikan perintah untuk melakukan gerakan sesuai dengan waktu/hitungan yang ditentukan. Setelah tes dilakukan kemudian diukur berapa ketahanan keseimbangan gerak yang dihasilkan subjek. Pada tes ini subjek diminta melakukan gerakan sebanyak 10 gerakan. Satuan ukur yang dipakai adalah persentase. Persentase dalam tes ketahanan ini menunjukan jumlah waktu yang mampu dilakukan subjek dibandingkan dengan keseluruhan nilai waktu kemudian dikalikan 100%Semakin lama gerakan yang dilakukan subjek maka dapat dikatakan keseimbangan geraknya semakin baik. Adapun tes keseimbangan gerak yang diberikan pada subjek adalah sebagai berikut.

No Perilaku Yang Diukur Nilai

0 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7

Berdiri mengangkat kaki kanan ke depan Berdiri mengangkat kaki kiri ke depan Berdiri mengangkat kaki kanan ke belakang Berdiri mengangkat kaki kiri ke belakang Berdiri mengangkat kaki kanan ke samping Berdiri mengangkat kaki kiri ke samping Berjalan mengangkat kaki kanan dan kiri ke depan secara bergantian


(27)

24

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

9

10

Berjalan mengangkat kaki kanan dan kiri ke belakang secara bergantian

Mengangkat kaki kanan sambil melompat ke depan

Mengangkat kaki kiri sambil melompat ke depan

Kriteria Penilaian :

0 = Tidak mampu melakukan gerakan

1 = Anak mampu melakukan gerakan selama 1 - 10 detik 2 = Anak mampu melakukan gerakan selama 10 -20 detik 3 = Anak mampu melakukan gerakan selama 21 - 30 detik

b) Uji validitas instrumen

Validitas merupakan ketepatan alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data. Uji validitas ini menggunakan validitas isi berupa

expert-judgement dalam hal ini adalah pakar dan guru. Penilaian

dilakukan oleh tiga orang dan data yang diperoleh melalui

expert-judgment akan dihitung dengan rumus:

Pada pelaksanaan expert-judgment hasil penilaian instrumen awal dari tiga penilai, dua menyatakan instrumen di RPP dapat langsung digunakan dan satu penilai menyarankan beberapa perbaikan pada isi instrumen. Revisi yang dilakukan adalah menambahkan kata “berdiri”

sebelum kata “mengangkat” pada butir 1-6.

Setelah melakukan revisi pada RPP, maka dilakukan kembali


(28)

25

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperoleh tiga penilai menyatakan semua aspek cocok sehingga diperoleh hasil sebagai berikut.

Dengan demikian, instrumens yang digunakan diharapkan akan dapat mengukur kemampuan kemampuan keseimbangan gerak anak tunagrahita secara akurat.

2. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Tes

Pemberian tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan subjek dalam kemampuan keseimbangan gerak. Tes pertama yang dilakukan adalah asesmen keseimbangan gerak dengan menggunakan ceklis mampu atau tidak mampu.

Adapun yang dilakukan dalam pemberian tes adalah sebagai berikut.

1) Melakukan pengumpulan data pada fase baseline-1. Pengumpulan data pada fase baseline dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal keseimbangan gerak subjek. fase baseline ini dilakukan selama 4 sesi dan setiap sesi dilakukan selama 40 menit.

2) Setelah mendapat angka-angka stabil pada fase baseline, peneliti melakukan intervensi. Intervensi ini dilakukan agar dapat meningkatkan kemampuan keseimbangan gerak dengan menggunakan permainan tradisional perepet jengkol. Fase intervensi dilakukan selama 8 sesi dan setiap sesi dilakukan selama 40 menit. 3) Fase baseline-2 dilakuakan setelah fase intervensi. Fase baseline-2


(29)

26

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberikan memberikan pengaruh positif pada kemampuan keseimbangan gerak. Fase baseline-2 dilakukan selama 4 sesi dan setiap sesi dilakukan selama 40 menit.

b. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini merupakan kegiatan dimana peneliti menggunakan dokumen-dokumen untuk mengumpulkan informasi mengenai keseimbangan gerak subjek.

F. TEKNIK PENGOLAHAN DATA

Setelah semua data terkumpul, data diolah dan dianalisis ke dalam statistik deskriptif dengan tujuan memperoleh gambaran secara jelas tentang hasil intervensi dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan grafik pada penelitian SSR. Statistik deskriptif ini digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikannya.

Pengolahan data merupakan tahapan yang dilakukan dalam penelitian untuk mengolah data yang didapat dari lapangan. Kegiatan ini merupakan upaya yang dilakukan oleh peneliti agar data yang telah terkumpul mempunyai arti dan dapat ditarik suatu kesimpulan atau jawaban dari suatu permasalahan yang diteliti.

Setelah data diolah kemudian dianalisis. Analisis data dalam bidang modifikasi perilaku bertujuan untuk melihat sejauh mana pengaruh intervensi terhadap perilaku yang ingin dirubah atau target behavior. Metode analisis visual yang digunakan adalah dengan menggunakan pengamatan langsung terhadap data yang ditampilkan dalam grafik, dalam proses analisis data pada penelitian subjek tunggal banyak mempresentasikan data ke dalam grafik, tujuan grafik dalam penelitian ini adalah agar peneliti lebih mudah untuk menjelaskan perubahan perilaku atau target behavior subjek secara efisien dan detail.

Bentuk grafik yang digunakan adalah garafik garis. Penggunaan grafik ini diharapkan dapat memperjelas gambaran dari pelaksanaan eksperimen sebelum


(30)

27

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberi perlakuan atau intervensi maupun pada saat setelah diberi perlakuan, dan perubahan-perubahan yang terjadi setelah intervensi diberikan.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah: 1. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-1

2. Menskor hasil penilaian pada kondisi intervensi 3. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-2

4. Membuat tabel penelitian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi baseline-1, kondisi intervensi dan baseline-2.

5. Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline-1, skor intervensi dan baseline-2.

6. Membuat analisis data bentuk grafik garis sehingga dapat dilihat secara langsung perubahan yang terjadi dari ketiga fase.


(31)

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan analisis data penelitian mengenai pengaruh permainan tradisional perepet jengkol terhadap keseimbangan gerak dapat disimpulkan bahwa subjek 1 (JLN) mengalami peningkatan 60% dan subjek 2 (LTF) mengalami peningkatan 70% . Hal tersebut dapat terlihat dari hasil analisis data subjek JLN dan LTF.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka pertanyaan penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini telah terjawab. Ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan kemampuan keseimbangan gerak subjek JLN dan LTF.

B. Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat diambil berdasarkan kesimpulan diatas dipaparkan berikut ini

1. Permainan tradisional perepet jengkol merupakan permainan yang berguna bagi anak tunagrahita sedang karena sifatnya menyenangkan dan interaktif. Oleh karena itu guru bisa menggunakan permainan tradisional perepet jengkol untuk melatih keseimbangan gerak juga untuk melatih ketangkasan, kepemimpinan, kerjasama, kreativitas, dan kejujuran.

2. Permainan tradisional perepet jengkol juga dapat digunakan guru untuk meningkatkan motivasi anak dalam pembelajaran dalam hal ini meningkatkan keseimbangan gerak.


(32)

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengadakan penelitian pada komponen keterampilan gerak lainnya, agar keterampilan gerak anak tunagrahita dapat dikembangkan secara lebih optimal.


(33)

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

---.(2000).Ensiklopedia Sunda Alam, Manusia, dan Budaya Termasuk Budaya

Cirebon dan Betawi (Cetakan Pertama).Jakarta:PT. Dunia Pustaka Jaya

Alimin, Z dan Rochyadi, E (2003). Pengembangan program Pembelajaran

Individual Bagi Anak Tunagrahita. Bandung: Direktorat Pendidikan Tinggi

Departemen Pendidikan Nasional

Amin, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Asnaldi, A. (2008). Fase-Fase Keterampilan Motorik. [Online]. Tersedia: http://jokerman87.blogspot.com/2010/04/fase-keterampilan-motorik

tingkat.html

Astati. (2001). Pendidikan dan Pembinaan Karier Penyandang Tunagrahita Dewasa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Astati. (2010). Bina Diri Untuk Anak Tunagrahita. Bandung: CV. Catur Karya Mandiri

Hamzuri dan Siregar, T. R. (1998). Permainan Tradisional Indonesia. Departemen pendidikan dan kebudayaan.

Husna, A. (2009). 100 + Permainan Tradisional Indonesia Untuk Kreatifitas,

Ketangkasan Dan Keakraban. Andi

Irfan (2009). Keseimbangan (Balance). [Online]. Tersedia: http://dhaenkpedro.wordpress.com/keseimbangan-balance/

Sajoto, M. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik. Depdikbud Proyek Pengembangan LPTK


(34)

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Subroto, Toto, dkk. (2008). Teori Bermain. Bandung : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukintaka, ( 1992). Teori bermain. Bandung : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Sunanto, J, dkk (2005). Pengantar Penelitian Dengan Subjek Tunggal. Jepang: Criced Univercity of Tsukuba.

Sunarto,E,dkk.(2009). Permainan Rakyat Jawa Barat Dalam Dimensi Budaya

Bagaimana Bermainnya bagaimana Membuatnya. Bandung:Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan Jawa Barat

Suprihatin, T (2010). Pengaruh Permainan Enerjetik Dalam Meningkatkan Kemampuan Koordinasi Gerak Mata dan Kaki Siswa Tunagrahita Sedang. Skripsi Sarjana PLB FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Tim Dosen UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Perss. Uhamisastra, (2010). Permainan Tradisional. Bandung : Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan

Peraturan Pemerintah RI Nomor 72 Tahun 1991. Tentang Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Depdikbud

Poerwadarminta, W.J.S. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai Pustaka


(1)

26

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberikan memberikan pengaruh positif pada kemampuan

keseimbangan gerak. Fase baseline-2 dilakukan selama 4 sesi dan setiap sesi dilakukan selama 40 menit.

b. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini merupakan kegiatan dimana peneliti menggunakan dokumen-dokumen untuk mengumpulkan informasi mengenai keseimbangan gerak subjek.

F. TEKNIK PENGOLAHAN DATA

Setelah semua data terkumpul, data diolah dan dianalisis ke dalam statistik deskriptif dengan tujuan memperoleh gambaran secara jelas tentang hasil intervensi dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan grafik pada penelitian SSR. Statistik deskriptif ini digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikannya.

Pengolahan data merupakan tahapan yang dilakukan dalam penelitian untuk mengolah data yang didapat dari lapangan. Kegiatan ini merupakan upaya yang dilakukan oleh peneliti agar data yang telah terkumpul mempunyai arti dan dapat ditarik suatu kesimpulan atau jawaban dari suatu permasalahan yang diteliti.

Setelah data diolah kemudian dianalisis. Analisis data dalam bidang modifikasi perilaku bertujuan untuk melihat sejauh mana pengaruh intervensi terhadap perilaku yang ingin dirubah atau target behavior. Metode analisis visual yang digunakan adalah dengan menggunakan pengamatan langsung terhadap data yang ditampilkan dalam grafik, dalam proses analisis data pada penelitian subjek tunggal banyak mempresentasikan data ke dalam grafik, tujuan grafik dalam penelitian ini adalah agar peneliti lebih mudah untuk menjelaskan perubahan perilaku atau target behavior subjek secara efisien dan detail.

Bentuk grafik yang digunakan adalah garafik garis. Penggunaan grafik ini diharapkan dapat memperjelas gambaran dari pelaksanaan eksperimen sebelum


(2)

27

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberi perlakuan atau intervensi maupun pada saat setelah diberi perlakuan, dan perubahan-perubahan yang terjadi setelah intervensi diberikan.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah:

1. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-1

2. Menskor hasil penilaian pada kondisi intervensi

3. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-2

4. Membuat tabel penelitian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi

baseline-1, kondisi intervensi dan baseline-2.

5. Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline-1, skor intervensi dan

baseline-2.

6. Membuat analisis data bentuk grafik garis sehingga dapat dilihat secara

langsung perubahan yang terjadi dari ketiga fase.


(3)

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan analisis data penelitian mengenai pengaruh permainan tradisional perepet jengkol terhadap keseimbangan gerak dapat disimpulkan bahwa subjek 1 (JLN) mengalami peningkatan 60% dan subjek 2 (LTF) mengalami peningkatan 70% . Hal tersebut dapat terlihat dari hasil analisis data subjek JLN dan LTF.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka pertanyaan penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini telah terjawab. Ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan kemampuan keseimbangan gerak subjek JLN dan LTF.

B. Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat diambil berdasarkan kesimpulan diatas dipaparkan berikut ini

1. Permainan tradisional perepet jengkol merupakan permainan yang berguna

bagi anak tunagrahita sedang karena sifatnya menyenangkan dan interaktif. Oleh karena itu guru bisa menggunakan permainan tradisional perepet jengkol untuk melatih keseimbangan gerak juga untuk melatih ketangkasan, kepemimpinan, kerjasama, kreativitas, dan kejujuran.

2. Permainan tradisional perepet jengkol juga dapat digunakan guru untuk

meningkatkan motivasi anak dalam pembelajaran dalam hal ini meningkatkan keseimbangan gerak.


(4)

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengadakan penelitian pada komponen keterampilan gerak lainnya, agar keterampilan gerak anak tunagrahita dapat dikembangkan secara lebih optimal.


(5)

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

---.(2000).Ensiklopedia Sunda Alam, Manusia, dan Budaya Termasuk Budaya

Cirebon dan Betawi (Cetakan Pertama).Jakarta:PT. Dunia Pustaka Jaya

Alimin, Z dan Rochyadi, E (2003). Pengembangan program Pembelajaran

Individual Bagi Anak Tunagrahita. Bandung: Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Amin, M. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Bandung: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Asnaldi, A. (2008). Fase-Fase Keterampilan Motorik. [Online]. Tersedia:

http://jokerman87.blogspot.com/2010/04/fase-keterampilan-motorik tingkat.html

Astati. (2001). Pendidikan dan Pembinaan Karier Penyandang Tunagrahita Dewasa.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Astati. (2010). Bina Diri Untuk Anak Tunagrahita. Bandung: CV. Catur Karya

Mandiri

Hamzuri dan Siregar, T. R. (1998). Permainan Tradisional Indonesia. Departemen

pendidikan dan kebudayaan.

Husna, A. (2009). 100 + Permainan Tradisional Indonesia Untuk Kreatifitas,

Ketangkasan Dan Keakraban. Andi

Irfan (2009). Keseimbangan (Balance). [Online]. Tersedia:

http://dhaenkpedro.wordpress.com/keseimbangan-balance/

Sajoto, M. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik. Depdikbud Proyek Pengembangan

LPTK


(6)

Nizar Fauzi, 2014

Penerapan Permainan Tradisional Perepet Jengkol Untuk Meningkatkan Keseimbangan Gerak Anak Tunagrahita Sedang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Subroto, Toto, dkk. (2008). Teori Bermain. Bandung : Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukintaka, ( 1992). Teori bermain. Bandung : Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan

Sunanto, J, dkk (2005). Pengantar Penelitian Dengan Subjek Tunggal. Jepang:

Criced Univercity of Tsukuba.

Sunarto,E,dkk.(2009). Permainan Rakyat Jawa Barat Dalam Dimensi Budaya

Bagaimana Bermainnya bagaimana Membuatnya. Bandung:Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan Jawa Barat

Suprihatin, T (2010). Pengaruh Permainan Enerjetik Dalam Meningkatkan

Kemampuan Koordinasi Gerak Mata dan Kaki Siswa Tunagrahita Sedang. Skripsi Sarjana PLB FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Tim Dosen UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Perss.

Uhamisastra, (2010). Permainan Tradisional. Bandung : Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan

Peraturan Pemerintah RI Nomor 72 Tahun 1991. Tentang Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Depdikbud

Poerwadarminta, W.J.S. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai