Makalah Psikologi Agama (Peran Kecerdasan Emosi dalam Perspektif Psikologi Agama)

Makalah Psikologi Agama (Peran Kecerdasan Emosi dalam Perspektif Psikologi
Agama)
BAB I
PENDAHULUAN
Kecerdasan emosional adalah kecerdasan yang sangat diperlukan untuk berprestasi.
Sehingga dalam kecerdasan emosional ini kita memerlukan berbagai keterampilan –
keterampilan yang berhubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosional juga mengacu
kepada kemampuan untuk memahami, mengelola, mengontrol, dan menyikapi pengetahuan –
pengetahuan emosional yang terjadi pada diri sendiri dan orang lain. Dalam perspektif
psikologi agama kecerdasan emosional mempunyai peran penting dalam kesuksesan meraih
prestasi dan bekerja.
Kecerdasan emosional mempunyai 5 kecakapan emosi, yaitu : kesadaran diri,
pengaturan diri, motivasi, empati, dan kecakapan dalam membina hubungan dengan orang
lain. Kecakapan emosi kita menunjukan brapa banyak potensi itu yang telah kita terjemahkan
ke dalam kemampuan di tempat kerja. Apabila kita hanya memiliki kecerdasan emosi yang
tinggi tidak mungkin kita akan bisa mencapai kecakapan emosi dengan baik.
Dalam makalah ini, penulis akan memaparkan sub-bab sebagai berikut :
a.

Pengertian kecerdasan emosioanal


b.

Ciri – ciri pikiran emosional

c.

Pentingnya kecerdasan emosioanal

d.

Kecakapan emosional

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Definisi Kecerdasan Emosional (EQ)
Secara

harfiah


kecerdasan

bersal

dari

kata cerdas, yang

berarti

sempurna

perkembangan akal budinya, pandai dan tajam pikiranya. Selain itu dapat pula berarti
sempurna pertumbuhan tubuhnya seperti sehat dan kuat fisiknya. Sedangkan kata
emosional berasal dari bahasa inggris, yaitu emotion yang berarti keibaan hati, suara yang
mengandung emosi, pembelaan yang mengharukan, pembelaan yang penuh perasaan. Secara
umum, emosi sering diartikan dorongan yang amat kuat dan cenderung mengarah kepada hal
– hal yang kurang terpuji, seperti halnya emosi yang ada pada para remaja yang sedang
goncang.1 Adapun para pakar psikologi memberikan definisi beragam pada Kecerdasan

Emosional (EQ), Di antaranya :


Daniel Goleman, mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai “kemampuan

mengenali perasaan diri kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi
diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan
dalam hubungannya dengan orang lain.”2


Cooper dan Sawaf, mendefinisikan bahwa kecerdasan emosional adalah

“kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif mengaplikasikan kekuatan
serta kecerdasan emosi sebagai sumber energi manusia, informasai, hubungan, dan
pengaruh.”.3


Salovey dan Mayer, mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai “suatu

kecerdasan social yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memantau dan

mengendalikan perasaan dirinya dan orang lain, serta menggunakan perasaan –
perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan.”4
Dari definisi – definisi kecerdasan emosional di atas, dapat disimpulkan bahwa
kecerdasan emosional adalah kecerdasan untuk memahami, mengenali, merasakan,
mengelola, dan memimpin perasaan diri sendiri dan orang lain serta mengaplikasikannya
dalam kehidupan pribadi dan social. Kecerdasan emosional mencakup kemampuan –
1 Prof. Dr. H. Abuddin Nata,Manajemen Pendidikan,(Jakarta: Prenada Media, 2003),
halm. 46.
2 Daniel Goleman,Working With Emotional Intelligence, (Jakarta: Gramedia, 1999),
halm. 512.
3 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21, (Bandung: Anggota IKAPI, 2005)
halm.172
4 Daniel Goleman, op. Cit., halm. 513.

kemampuan yang berbeda, tetapi saling melengkapi, dengan kecerdasan akademik (academic
intelligence), yaitu kemampuan – kemampuan kognitif murni yang diukur dengan IQ.
Banyak orang yang cerdas, dalam arti terpelajar, tetapi tidak mempunyai kecerdasan emosi,
ternyata bekerja menjadi bawahan orang yang ber-IQ lebih rendah tetapi unggul dalam
keterampilan kecerdasan emosi.
Dua macam kecerdasan yang berbeda ini (intelektual dan emosi) mengungkapkan

aktifitas bagian – bagian yang berbeda dalam otak. Kecerdasan intelektual terutama
didasarkan pada kerja neokorteks, lapisan yang dalam evolusi berkembang paling akhir di
bagian atas otak. Sedangkan pusat – pusat emosi berada di bagian otak lebih dalam, dalam
subkorteks yang secara evolusi lebih kuno. Kecerdasan emosi dipengaruhi oleh kerja pusat –
pusat emosi ini, tetapi dalam keselarasan dengan kerja pusat – pusat intelektual.5
B.

Ciri – Ciri Kecerdasan Emosional
Menurut Goleman, ada beberapa ciri pikiran emosional dalam kecerdasan emosional,

di antaranya sebagai berikut :
1.

Respon
rasional

pikiran

emosional (emotional


mind) itu

jauh

lebih

cepat

dari

pikiran

(rational mind).

Pikiran emosional itu lebih cepat dalam bertindak tanpa mempertimbangkan apa yang
dilakukannya. Tindakan yang muncul dari pikiran emosional membawa rasa kepastian yang
kuat.
2. Emosi itu mendahului pikiran
Menurut Ekman, secara teknis, memuncaknya emosi itu berlangsung amat singkat, hanya
dalam hitungan detik, bukan dalam hitungan menit, jam, atau hari.

3. Logika emosional itu bersifat asosiatif
4. Memposisikan masa lampau sebagai masa sekarang
Akal emosional bereaksi terhadap keadaan sekarang seolah–olah keadaan itu adalah masa
lampau.6
C.

Peran Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional sangat penting dalam menompang kelangsungan dan

kesuksesan manusia dalam tugasnya. Peran IQ dalam keberhasilan di dunia kerja hanya
menempati posisi kedua sesudah kecerdasan emosional dalam menentukan peraihan prestasi
5 Ibid., halm. 512.
6 Agus Efendi, op. Cit., halm. 194.

puncak dalam pekerjaan. Untuk itu para pelatihan pekerjaan saat ini banyak yang mengatakan
bahwa kecerdasan emosional harus menjadi alasan mendasar dalam setiap pelatihan
manajemen. Sehingga dengan kecerdasan emosional seseorang memungkinkan dapat bekerja
sama membangun kemitraan yang saling menguntungkan dengan orang lain. Dengan cara
demikian semakin terbuka berbagai kemungkinan yang dapat membawa kesuksesan. Dengan
hal ini kita dapat mengatakan bahwa seseorang yang sukses dalam studinya dengan menjadi

juara kelas atau meraih prestasi angka nilai yang tinggi dalam ujian di kelas, belum dapat
menjamin kesuksesannya dalam bidang usaha, manakala tidak di imbangi dengan kecerdasan
emosional.
Secara efektif kecerdasan emosional menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai
sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi, karena kecerdasan
emosional bukanlah muncul dari pemikiran intelek yang jernih tetapi dari perasaan hati
manusia. Dan kecerdasan emosionallah yang memotivasi kita untuk mencari manfaat,
mengaktifkan aspirasi, dan nilai – nilai kita yang paling dalam. Sehingga mengubahnya dari
apa yang kita pikirkan menjadi apa yang kita jalani. Di antara dimensi EQ, yang mempunyai
ikatan erat dengan keberhasilan dalam berdagang dan bekerja adalah kemampuan manusia
dalam berintegrasi dengan perasaan emosinya, serta kemampuan beradaptasi dengan
kesulitan dan kepelikan masalah yang dihadapinya. EQ membantu manusia untuk
menentukan kapan dan di mana ia bisa mengungkapkan perasaan dan emosinya. EQ juga
membantu manusia mengarahkan dan mengendalikan emosinya.7
Dalam konteks hubungan emosi dan motivasi, tindakan memotivasi harus dilakukan
dengan menyentuh emosi. Karena emosi yang negatif akan melahirkan tindakan yang negatif
pula. Begitu juga sebaliknya, emosi yang positif akan akan melahirkan tindakan yang positif
pula (Dean R. Spitzer,1995).
Mendalamnya makna kecerdasan emosional akan dapat dipahami ketika kita sudah
sampai pada kesimpulan dibutuhkannya kecakapan dalam menangani emosi, menyelesaikan

pertengkaran secara damai, dan bergaul biasa. Sedangkan inti kecerdasan emosional menurut
Goleman adalah pengenalan atau kesadaran diri, yakni kesadaran akan perasaan diri sendiri
sewaktu perasaan itu timbul. Menurutnya kesadaran diri bukanlah perhatian yang larut dalam
emosi atau bereaksi secara berlebihan. Kecerdasan diri lebih merupakan modus netral yang
mempertahankan refleksi diri bahkan di tengah badai emosi. Begitulah makna dan pentingnya
kecerdasan emosional.8
7 DR. Makmun Mubayidh, Kecerdasan & Kesehatan Emosional Anak, (Jakarta:
Pustaka Al-kautsar, 2006) halm. 18
8 Agus Efendi, op. Cit., halm. 193

D.

Kecakapan Emosional
Kecakapan emosional adalah kecakapan hasil belajar yang didasarkan pada

kecerdasan emosi, sehingga menghasilkan kinerja yang menonjol dalam pekerjaan. Inti dari
kecakapan emosional ini ada dua macam kemampuan, yaitu : Empati, yang melibatkan
kemampuan membaca perasaan orang lain, dan keterampilan social, yang berarti mampu
mengelola perasaan orang lain dengan baik.
Kecerdasan emosional juga menentukan potensi kita untuk mempelajari keterampilan

– keterampilan praktis yang didasarkan pada lima dimensi, yaitu :9

1.

Kesadaran diri
Mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat, dan menggunakannya untuk memandu
pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis atas kemampuan diri
dan kepercayaan diri yang kuat.

2.

Pengaturan diri
Menangani emosi kita sedemikian sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas,
peka terhadap kata hati dan sanggup menundakenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran,
mampu pulih kembali dari tekanan emosi.

3.

Motivasi
Menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun kita menuju

sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif, dan untuk bertahan
menghadapi kegagalan dan frustasi.

4.

Empati
Merasakan apa yang dirasakan orang lain, mampu memahami perspektif mereka,
menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam – macam
orang.

5.

Keterampilan social
Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat
membaca situasi dan jaringan social, berinteraksi dengan lancer, menggunakan keterampilan
– keterampilan ini untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawaroh dan menyelesaikan
perselisihan, dan untuk bekerja sama dengan orang lain demi tujuan bersama.
9 Daniel Goleman, op. Cit., halm. 513-514

Adapun, unsur-unsur yang harus dicakup dalam kecerdasan emosional, antara lain :10
 Kesadaran Diri
 Pengembangan Keputusan Pribadi
 Pengelolaan Perasaan (Emosi)
 Motivasi
 Menangani Stres
 Kemampuan Bergaul

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan

10 Agus Efendi, op. Cit., halm. 203-204

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional sangat
berpengaruh dalam kemampuan untuk memahami, mengenali, merasakan, mengelola, dan
memimpin perasaan diri sendiri dan orang lain serta mengaplikasikannya dalam kehidupan
pribadi dan social.
Peran IQ dalam keberhasilan di dunia kerja hanya menempati posisi kedua sesudah
kecerdasan emosional dalam menentukan peraihan prestasi puncak dalam pekerjaan. EQ
membantu manusia untuk menentukan kapan dan di mana ia bisa mengungkapkan perasaan
dan emosinya. EQ juga membantu manusia mengarahkan dan mengendalikan emosinya
Kecerdasan emosional mempunyai 5 dimensi kecakapan emosional, yaitu kesadaran
diri, pengaturan diri, motivasi, empati, keterampilan sosial.
B.

Penutup
Demikianlah makalah yang kami bahas. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.
Dan kami mohon maaf apabila makalah ini tak sempurna dan banyak kesalahan dalam
menyampaikannya.

DATAR PUSTAKA

Cooper, Robert K.1997. Executive EQ. Inggris : Orion

Efendi, Agus. 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung : Anggota IKAPI

Goleman, Daniel. 1999. Working with Emotional Intelligence. Jakarta : Gramedia

Mubayidh, DR. Makmun. 2006. Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak. Jakarta :
Pustaka Al - Kautsar

Nata, Abuddin. 2003. Manajemen Pendidikan. Jakaarta : Prenada Media