Makalah Psikologi Agama (Peran Kontrol Psikologi Agama Terhadap Kecerdasan Intelektual)

Makalah Psikologi Agama (Peran Kontrol Psikologi Agama Terhadap Kecerdasan
Intelektual)
BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang dan Rumusan Masalah
Seringkali

orang

yang

memiliki

kecerdasan

intelektual

tinggi


tak

dapat

memanfaatkannya dengan benar. Semisal, orangnya angkuh, karena merasa dirinya memiliki
skala kecerdasan yang lebih dibandingkan dengan yang lain. Sehingga pada makalah ini,
penyusun akan membahas tentang “Peran Kontrol Psikologi Agama terhadap Kecerdasan
Intelektual (IQ)”. Melalui makalah ini, penyusun berharap agar kita dapat mengetahui
tentang peran pentingnya IQ, apalagi jika dapat memanfaatkannya secara seimbang yang
dikontrol dengan sifat kejernihan hati bahwa ilmu yang kita peroleh merupakan dari
Tuhan.. Berikut telah kami susun beberapa rumusan permasalahan untuk memudahkan dalam
memahami materi yang akan disampaikan, diantaranya adalah :
1.

Pengertian Kecerdasan Intelektual?

2.

Apa sajakah pendekatan yang digunakan dalam memahami Kecerdasan Intelektual?


3.

Apa sajakah macam-macam Kecerdasan Intelektual?

4.

Apa sajakah teori-teori faktor pembentuk Kecerdasan Intelektual?

5.

Bagaimakah peran kontrol Psikologi Agama terhadap Kecerdasan Intelektual?

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan adalah bahasa-bahasa yang dibicarakan oleh semua orang dan sebagian

dipengaruhi oleh kebudayaan dimana ia dilahirkan, merupakan alat untuk belajar,

menyelesaikan masalah, dan menciptakan semua hal yang biasadigunakan manusia.1
Perkataan intelektual sama arti dengan intelegensi yang diambil dari bahasa
latin Intelligence yang berarti mengorganisasikan, menghubungkan atau menyatukan satu
dengan yang lain. Menurut pendapat Stern yang dimaksud dengan inteligensi adalah daya
menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan menggunakan alat-alat berpikir menurut
tujuannya.2
Dari pengertian ini dapat dilihat bahwa Stern menitikberatkan masalah intelektual pada
soal adjustment atau penyesuaian diri terhadap masalah yang dihadapinya. Pada orang yang
intelektual akan lebih cepat dalam memecahkan masalah-masalah baru apabila dibandingkan
dengan orang yang kurang intelektual. Dalam menghadapi masalah atau situasi baru, orang
yang intelektual akan lebih cepat dapat mengadakan adjustment terhadap masalah atau situasi
yang baru tersebut.
Sehingga, kecerdasan intelektual adalah kemampuan intelegensi, analisa, logika dan rasio
untuk menerima, menyimpan dan mengelola informasi menjadi fakta dengan cara berfikir.
Kecerdasan intelelektual sudah ada sejak manusia dilahirkan dan seiring dengan
perkembangan jaman, kecerdasan intelektual semakin meningkat. Pada kecerdasan
intelektual, ada fakultas dalam memilah mana yang baik dan yang buruk. Intelektual
memiliki kecenderungan berwawasan untuk kepentingan yang lebih universal.
B.


Pendekatan Memahami Kecerdasan Intelektual
Dalam memahami hakikat intelektual, Maloney dan ward, mengemukakan empat

pendekatan umum3, yaitu :

1 Linda Campbell et.al. Multiple Intelligences Metode Terbaru Melesatkan
Kecerdasan, Cet. Ke-1 (Depok: Inisiasi Press, 2002), hlm. 2.
2 Bimo Walgito. Pengantar Psikologi Umum, Cet. Ke-4 (Yogyakarta: ANDI, 2004),
hlm. 192.
3 Saifuddin Azwar. Pengantar Psikologi Intelegensi, Cet. Ke-2 (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1999), hlm. 11

1.

Pendekatan Teori Belajar
Inti pendekatan teori belajar adalah mengenai masalah hukum-hukum dan prinsip umum

yang dipergunakan oleh individu untuk memperoleh bentuk-bentuk perilaku baru. Dan yang
ditekankan dalam pendekatan ini adalah intelektual bukanlah sifat kepribadian seseorang
akan tetepi merupakan kualitas dari hasil belajar yang telah terjadi.

2.

Pendekatan Neurobiologis
Pendekatan neuro-biologis beranggapan bahwa intelektual memiliki dasar anatomis dan

biologis. Pendekatan neurobiologis menimbulkan berbagai teori intelektual yang mengaitkan
perilaku intelektual serta ciri-cirinya dengan aspek-aspek biologis.
3.

Pendekatan Psikometris
Ciri utama dalam pendekatan ini adalah adanya anggapan bahwa intelektual merupakan

suatu konstrak (construct) atau sifat (trait)psikologis yang berbeda-beda kadarnya bagi setiap
orang. Dalam Groth-Marnat mengatakan bahwa suatu kritik terhadap pendekatan psikometris
adalah penekanan berlebihan dari pihak perancang tes pada aspek kuantitatif.
Dalam pendekatan psikometris sendiri, terdapat dua arah studi, yaitu yang bersifat
praktis dan lebih menekankan pada pemecahan masalah (problem solving) dan yang lebih
menekankan pada konsep dan penyusunan teori.
4.


Pendekatan Teori Perkembangan
Dalam pendekatan teori perkembangan, studi intelektual dipusatkan pada masalah

perkembangan

intelektual

secara

kualitatif

dalam

kaitannya

dengan

tahap-tahap

perkembangan biologis individu, yang terlihat adanya pola respon tertentu yang ada

kaitannya dengan tingkatan usia tertentu pada diri seseorang.
C.

Macam-macam Kecerdasan Intelektual
Berikut ini tujuh kecerdasan intelektual menurut Gardner4 :

1.

Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan linguistic adalah kemampuan untuk berpikir dalam bentuk kata-kata dan

menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan menghargai makna yang kompleks. Para
pengarang, penyair, jurnalis, pembicara, dan penyair berita, memiliki tingkat kecerdasan
linguistic yang tinggi.

2.

Kecerdasan Logika – Matematika
4 Linda Campbell et.al. op. cit., hlm. 2-3


Merupakan kemampuan dalam menghitung, mengukur, dan mempertimbangkan
proposisi dan hipotesis, serta menyelesaikan operasi-operasi matematis. Para ilmuwan, ahli
matematika, akuntan, insinyur, dan pemprogram computer yang semuanya menunjukkan
bahwa memilikikecerdasan logika-matematika yang kuat.
3.

Kecerdasan Spasial
Membangkitkan kapasitas untuk berpikir dalam tiga cara dimensi seperti yang dapat

dilakukan

oleh

pelaut,

pilot,

pemahat,

pelukis,


dan

arsitek.

Kecerdasan

ini

memungkinkan seseorang untuk merasakan bayangan eksternal dan internal, melukiskan
kembali, merubah, atau memodifikasi bayangan, mengemudikan diri sendiri dan objek
melalui ruangan, dan menghasilkan atau menguraikan informasi grafik.
4.

Kecerdasan kinestetik tubuh
Memungkinkan seseorang untuk menggerakkan objek dan keterampilan-keterampilan

fisik yang halus. Jelas kelihatan pada diri atlet, penari, ahli bedah, dan seniman yang
mempunyai keterampilan teknik. Pada masyrakat barat, keterampilan fisik tidak dihargai
sebesar keterampilan kognitif seseorang, tapi kemampuan ini hanya digunakan untuk

bertahan hidup dan sebagai ciri penting pada peran-peran bergengsi.
5.

Kecerdasan Musik
Kecerdasan musik jelas kelihatan pada seseorang yang memiliki sensivitas pada pola

titik nada, melodi, ritme, dan nada. Orang-orang yang memiliki kecerdasan ini antara lain :
komposer, musisi, kritikus dan pembuat alat musik.
6.

Kecerdasan Interpersonal
Merupakan kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain secara

efektif. Hal ini terlihat pada guru, pekerja social, artis atau politisi yang sukses, sebagaimana
budaya barat mulai mengenalkan hubungan antara akal dan tubuh, maka hal ini perlu disadari
kembali pentingnya nilai dari keahlian dalam perilaku interpersonal.
7.

Kecerdasan Intrapersonal
Merupakan kemampuan untuk membuat persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan


menggunakan pengetahuan semacam itu dalam merencanakan dan mengarahkan kehidupan
seseorang. Beberapa individu yang memiliki kecerdasan semacam ini adalah ahli ilmu
agama, ahli psikologi dan ahli filsafat.

D.

Teori-teori Faktor Pembentuk Kecerdasan Intelektual

Menurut Spearman, intelektual mengandung dua macam faktor5, yaitu :
1.

General Abiity / General Faktor, ciri-cirinya sebagai berikut :

2.

a.

Terdapat pada semua individu, dimana tiap individunya berbeda.

b.

Didapati tiap performance.

Special Ability / Special Faktor, ciri-cirinya sebagai berikut :

E.

a.

Bersifat khusus.

b.

Mengenai bidang-bidang tertentu.

Peran Kontrol Psikologi Agama terhadap Kecerdasan Intelektual
Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat, psikologi agama yaitu ilmu yang meneliti kehidupan

beragama pada seseorang untuk mempelajari seberapa besar pengaruh keyakinan agama itu
dalam sikap tingkah laku kehidupan pada umumnya.6 Terdapat berbagai unsur yang ada
dalam ruang lingkup psikologi agama yang berkaitan dengan peran kontrolnya terhadap
kecerdasan intelektual, yaitu sebagai berikut7 :
1.

Kesadaran
Kesadaran merupakan gejala yang menakjubkan namun sukar dipahami. Kesadaran

berevolusi. Dalam hal ini, kesadaran menjadi salah satu kontrol dalam kecerdasan intelektual,
supaya dalam menggunakan keawasan IQ, kesadaran dapat mengkaji proses pikiran yang
bersifat adaptif, karena kesadaran memberikan kita perasaan bahwa kita sangat istimewa
untuk meningkatkan motivasi dalam bertahan hidup. Dengan daya pikirnya, manusia
berupaya mensejahterakan diri dan kualitas kehidupannya. Pentingnya mendayagunakan
kecerdasan intelektual dengan kesadaran sangat dianjurkan oleh agama, termasuk dalam
Islam.
2.

Empati
Empati merupakan kemampuan merasakan memahami secara efektif yang menerapkan

daya dan kepekaan terhadap perasaan orang lain dengan suatu tindakan. Orang yang
mempunyai kecerdasan intelektual tinggi saja belum tentu bisa merasakan empati tapi dengan
peran psikologi agama hal tersebut dapat diimbangi.

3.

Sabar
5 Bimo Walgito. Op. cit., hlm. 193.
6 Zakiyah Darajat. Ilmu Jiwa Agama. (Jakarta: Bulan Bintang, 1970).

7 Laura A. King. Psikologi Agama, Cet. Ke-1. (Jakarta: Salemba Humanika, 2010),
hlm. 288.

Setiap orang berfariatif dalam menghadapi suatu permasalahan. Seorang yang mempunyai
kemampuan kecerdasan intelektual membutuhkan unsur sabar sebagai salah satu kontrol
dalam menghadapi suatu problematika berfikirnya, sehingga sabar bisa menjadikan
kecerdasan intelektual seseorang diimbangi dengan proses kejernihan hati.
4.

Simpati
Simpati adalah kemampuan untuk merasakan, mendengar, mengerti, dan memahami

terhadap keadaaan orang lain yang ditunjukkan dengan suatu perbuatan. Orang yang
memiliki rasa simpati dapat memikirkan dirinya, orang-orang yang di sekitarnya dan alam
semesta, sehingga kecerdasan intelektual seseorang dapat berkembang dengan baik, dan
diiringi dengan pemanfaatan yang baik pula.
5.

Nafsu
Manusia memiliki naluri yang bersifat ilahiyah, sayangnya seringkali tertutupi oleh nafsu

kepentingan pribadi sehingga kecerdasan intelektualnya juga ikut semakin mengabur. Karena,
pada dasarnya seseorang yang dapat menahan nafsu, dalam menerima ilmu, ia akan dengan
mudah mengingatnya, sehingga kecerdasan intelektual seseorang meningkat.

BAB III

PENUTUP
Dari uraian diatas dapatlah kita ketahui bersama bahwa pada dasarnyakecerdasan
intelektual adalah kemampuan intelegensi, analisa, logika dan rasio untuk menerima,
menyimpan dan mengelola informasi menjadi fakta. Dengan adanya peran kontrol dari
psikologi agama, seseorang yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi dapat lebih
mengandalkan hatinya ketimbang akalnya, karena dengan sadar, seseorang tidak dapat
memanfaatkan ilmu yang ia terima tanpa adanya kejernihan hati.
Demikian makalah ini kami susun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, baik
untuk para pembaca sekalian maupun penyusun. Kami menyadari bahwa di dalam
penyusunan makalah ini banyak kekurangan, sehingga jauh dari sempurna. Kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan demi kemajuan dan kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Walgito, Bimo, 2004, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta : ANDI.
Azwar, Saifuddin, 1999, Pengantar Psikologi Intelegensi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Daradjat, Zakiah. 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.
King, Laura A. 2010. Psikologi Umum, Jakarta : Salemba Humanika.
Campbell,

Linda,

et.al. 2002. Multiple

Kecerdasan, Depok : Inisiasi Press.

Intelligences

Metode

Terbaru

Melesatkan