PROSES PEWARISAN PERTUJUKAN SENI REAK GROUP WALET DI DESA CIBIRU WETAN KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG.

(1)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………..……… i

ABSTRAK ………. iii

DAFTAR ISI……….. iv

DAFTAR LAMPIRAN……….. vi

DAFTAR GAMBAR ……….. vii

DAFTAR BAGAN/TABEL ……….………. viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Definisi Istilah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Signifikandan Manfaat Penelitian ... 6

F. Metode Penelitian ... 7

1. Metode ... 7

2. Subjek Penelitian ... 9

3. Lokasi Penelitian ... 9

4. Instrument Penelitian ... 9

5. Teknik Pengumpulan Data ... 10

6. Analisis Data ... 10

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Warisan Kebudayaan ... 12

B. Teori Proses Pewarisan ... 15


(2)

D. Analisis Musik ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Dan Teknik Penelitian ... 28

B. Tahap-Tahap Penelitian ... 32

C. Pengujian Kredibilitas Data ... 35

D. Prosedur Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38

1. Kesejarahan Seni Reak Group Walet ... 38

2. Pertunjukan Seni Reak Group Walet ... 59

B. Pembahasan ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 92

B. Rekomendasi ... 93


(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pertunjukan Seni Reak

Pertunjukan seni reak di Desa Cibiru Wetan merupakan salah satu jenis kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di masyarakat pendukungnya serta sebagai salah satu warisan budaya bagi masyarakat Jawa Barat umumnya dan masyarakat Desa Cibiru Wetan khususnya. Pertunjukan seni reak merupakan salah satu pertunjukan seni untuk acara ritual diantaranya acara khitanan yang didalamnya terdapat struktur upacara-upacara sakral. Ritual tersebut tidak terlepas dari makna-makna diantaranya bentuk permohonan izin, rasa syukur, dan undangan pada para leluhur masyarakat setempat.

Bentuk penyajian seni reak tersebut yaitu bentuk helaran atau pawai (arak-arakan) yang berfungsi untuk mengiringi anak yang dikhitan pada saat menuju tempat pemandian. Istilah reak menurut salah seorang tokoh seniman reog tahun 1940 (Aming :2011) merupakan diambil dari istilah reang yang artinya banyak orang, arak-arakan (iring-iringan) sebagian masyarakat setempat menyebut istilah iring-iringan yaitu dengan kata seni ingiringan atau

surak-surakan (sorak-sorai).

Selain pertunjukan seni reak di Desa Cibiru wetan terdapat pula pertunjukan seni reak di daerah lain yang masih lestari dan berkembang sampai sekarang diantaranya di Majalaya, Sumedang, dan Ujung Berung. Kelestarian dan


(4)

perkembangan tersebut berpengaruh bagi suatu tatanan nilai-nilai seni dan budaya bagi masyarakat setempat.

Keberadaan pertunjukan seni reak di Jawa Barat menjadikan suatu keanekaragaman seni dan budaya bagi masyarakatnya, sehingga berbagai usaha di lakukan baik dari pemerintah, seniman, dan masyarakat untuk melestarikan serta mengembangkan seni reak sebagai warisan budaya. Salah satu upaya yang dilaksanakan oleh pemerintah Jawa Barat adalah dengan menyelenggarakan pertunjukan seni reak dalam acara seni dan budaya yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali di alun-alun Ujung Berung kota Bandung. Selain itu banyak penelitian yang dilaksanakan baik oleh Dinas kebudayaan dan pariwisata maupun penelitian untuk kepentingan pribadi tentang pertunjukan seni reak sebagai salah satu kebudayaan yang harus dijaga kelestariannya. Selain itu tingginya minat masyarakat akan pertunjukan seni reak, sering disajikan baik dalam bentuk acara-acara ritual seperti khitanan maupun sebagai sarana hiburan lainnya. Sehingga sebagai upaya pelestarian seni reak tersebut, diselenggarakan suatu program pembinaan dan pelatihan dari sanggar-sanggar yang diperuntukan bagi kaum generasi muda dalam belajar seni reak atau pembinaan langsung dari pimpinan group reak seperti yang terdapat pada group-group seni reak yang ada di Desa Cibiru Wetan.

Pertunjukan seni reak dalam perkembangannya tidak terlepas dari pengaruh kemajuan teknologi dan komunikasi yang terus berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Hal tersebut berpengaruh pada bentuk pertunjukan seni


(5)

minat dan pola pikir para generasi muda di lingkungan setempat dapat menciptakan kreasi-kreasi baru terhadap pertunjukan seni reak. Dengan kondisi tersebut pernah diungkapkan oleh Soekanto (1985:572) tentang perkembangan kesenian tradisional, yaitu:

Terjadinya pergeseran-pergeseran terhadap kesenian tradisional itu adalah adanya perkembangan pengetahuan dan teknologi secara konflik antara generasi muda sendiri, generasi muda menghendaki pergeseran secara modern sesuai dengan kehidupan zamannya.

Salah satu dampak yang dapat dirasakan langsung dari perkembangan teknologi dan komunikasi yang terus berkembang bagi pertunjukan seni reak yaitu terjadinya suatu motivasi persaingan dalam segi kreativitas pada bentuk penyajian pertunjukannya dengan menampilkan berbagai atraksi seni yang beraneka ragam, mulai dari seni debus sampai pada penyajian musik dan lagu yang sesuai dengan kondisi sekarang ini. Hal tersebut dilakukan tidak lain bertujuan untuk lebih menarik minat dan perhatian masyarakat yang menikmati dan khususnya bagi para pendukungnya. Akibat kondisi tersebut, saat ini seni

reak mengalami perkembangan dalam menampilkan pertunjukannya sehingga

memunculkan berbagai ciri khas dan identitas tersendiri pada setiap group seni

reak. Hal ini terjadi pada setiap group seni reak yang ada di Desa Cibiru Wetan.

Meskipun setiap group berusaha mencari perbedaan dengan group lain dalam menampilkan pertunjukannya, seni reak group walet Cibiru Wetan mempunyai ciri khas tersendiri diantara group lainnya. Ciri khas tersebut yaitu dengan adanya proses pewarisan seni reak yang tidak berdasarkan pada ikatan keluarga melainkan melalui penyeleksian dari potensi dan kemampuan berdasarkan minat dan bakat generasi muda yang ada di lingkungan setempat.


(6)

Penyeleksian tersebut dilakukan melalui program pembinaan dan pelatihan generasi para pemain, khususnya generasi muda di daerah Cibiru Wetan yang diselenggarakan oleh seni reak group Walet.

Ciri khas bentuk pertunjukan yang ditampilkan group seni reak Walet merupakan hasil kreativitas yang bertujuan untuk mengembangkan seni tersebut dengan keadaan situasi dan kondisi sekarang. Segi kreativitas tersebut diantaranya pengadaptasian terhadap tempat dan waktu pertunjukan sesuai kebutuhan masyarakat setempat, dan pengembangan pola tabuhan pada instrumen dog-dog yang dapat mengikuti perkembangan musik sekarang.

Peregenerasian seni reak di Cibiru Wetan antara lain anak-anak yang berumur lima tahun sudah memiliki minat untuk memainkan instrument dog-dog berdasarkan apa yang di dengar dan dilihat pada saat menyaksikan pertunjukan seni reak, serta dengan adanya fasilitas tempat penyewaan instrument dog-dog yang diperuntukan bagi anak-anak sehingga memudahkan dalam belajar instrument dog-dog.

Selain itu antusias dan minat dari masyarakat setempat sangat baik, sehingga dengan kondisi seperti ini dapat menghasilkan generasi-generasi untuk meneruskan dalam pelestarian serta pengembangan khususnya pada seni reak. Hal ini sangat menarik bagi peneliti jika di hubungkan dengan beberapa permasalahan seperti diatas. Pada kesempatan ini penulis mencoba meneliti proses pewarisan pada seni reak di Desa Cibiru yang dituangkan dalam penyusunan Tesis yang berjudul Proses Pewarisan Pertunjukan Seni Reak Group Walet Di Desa Cibiru Wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.


(7)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan kepada uraian yang telah disampaikan tersebut di atas, terdapat sebuah permasalahan yang harus dijawab didalam penelitian ini, yaitu “bagaimanakah proses pewarisan pertunjukan seni reak di group Walet?”. Untuk menggali dan mendapatkan gambaran tentang persoalan proses pewarisan tersebut, dapat dilihat dari beberapa kegiatan yang berhubungan dengan peregenerasian yang dilakukan pada group Walet. Berdasarkan hal tersebut peneliti membatasi dan merumuskan beberapa permasalahan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem pewarisan pertunjukan seni reak group Walet di Desa Cibiru Wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung?

2. Bagaimana kegiatan rekrutmen pendukung seni reak yang dilakukan oleh group Walet Di Desa Cibiru Wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung?

3. Bagaimana faktor pendukung proses pewarisan pertunjukan seni reak group Walet di Desa Cibiru Wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung?

C. Definisi Istilah

Dalam penelitian ini terdapat istilah-istilah sebagai bahan penelitian yang akan diteliti diantaranya:

1. Pewarisan yaitu proses, cara, perbuatan mewarisi atau mewariskan (KBBI, 2007:1269). Kegiatan tranformasi dari generasi ke generasi berikutnya yang dilakukan secara turun temurun (Anne Ahira, 2006)


(8)

2. Pertunjukan adalah sesuatu yang dipertunjukkan; tontonan (bioskop, wayang, dsb); pameran (barang-barang) (KBBI, 2007;1227)

3. Seni reak adalah seni helaran yang diambil dari kata reang melibatkan banyak orang (Kamus Sunda 1977:420)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran proses pewarisan pertunjukan seni reak walet desa Cibiru Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Tetapi secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menjawab beberapa permasalahan yang sedang dikaji yaitu :

1. Mendeskripsikan proses pewarisan pertunjukan seni reak group walet Desa Cibiru Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.

2. Mengetahui bagaimana kegiatan rekrutmen pendukung seni reak group walet Desa Cibiru Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.

3. Mengetahui faktor pendukung proses pewarisan seni reak group Walet Desa Cibiru Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.

E. Signifikan Dan Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis

Menambah pengetahuan tentang seni reaksebagai salah satu kesenian tradisional Jawa Barat yang harus dijaga kelestariannya selain itu peneliti dapat


(9)

mengetehui secara lebih dalam tentang proses pewarisan pada Seni reak group Walet di Desa Cibiru Wetan Kecamatan cileunyi Kabupaten Bandung.

2. Bagi lembaga Pendidikan Seni

Sebagai pendokumentasian Seni dan Budaya serta bahan literature bagi penelitian selanjutnya.

3. Bagi lembaga Pendidikan Sekolah

Sebagai eksperimen bahan ajar Seni dan Budaya di tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menegah Umum

4. Bagi masyarakat

Mengetahui ragam seni dan Budaya di daerah Cibiru Wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung khususnya dan di Jawa Barat umumnya.

Hasil penelitian ini diharapkan tentang data-data yang bersifat informatif tentang proses pewarisan pertunjukan seni reak khususnya di group Walet. Informasi hasil penelitian ini merupakan hal yang sangat penting, tidak saja bagi pelestarian dan perkembangan seni reak, tetapi juga sebagai umpan balik kepada beberapa pihak yang terkait dengan masalah yang sedang di kaji.

F. Metode Penelitian 1. Metode

Untuk dapat memberikan penjelasan terhadap unsur-unsur yang ditemukan dalam rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian maka dalam pelaksanaannya diperlukan pendekatan berbagai disiplin ilmu juga melalui


(10)

beberapa macam metode yang relevan dalam mengkajinya. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif.

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Penelitian deskripsi adalah gambaran verbal ihwal manusia, objek, penampilan, pemandangan, atau kejadian. Cara penulisan ini menggambarkan sesuatu sedemikian rupa sehingga pembaca dibuat mampu (seolah merasakannya, melihat, mendengar, atau mengalami) sebagaimana dipersepsi oleh panca indera (Alwasilah 2007:114).

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan pendekatan Kualitatif yakni menjabarkan dan menganalisis data yang diambil dari hasil pengamatan mengenai proses pewarisan, faktor-faktor pendukung proses pewarisan dan kegiatan perekrutan pendukung seni reak berdasarkan observasi pada seni reak di Desa Cibiru Wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Dengan pendekatan kualitatif ini, data yang didapat akan lebih lengkap, lebih mendalam, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai.


(11)

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian yaitu pada seni reak group Walet pimpinan Ujang Sutisna, yang merupakan group seni reak yang masih berkembang di Desa Cibiru Wetan. Ketertarikan peneliti dalam pemilihan subjek tersebut dikarenakan seni

reak Group Walet memiliki ciri khas tersendiri dari proses pewarisan, bentuk

penyajian, dan faktor pendukungnya.

3. Lokasi Penelitian

Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu seni reak group Walet Desa Cibiru Wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.

4. Instrumen Penelitian

Pembuatan dan penyusunan instruman disesuaikan dengan tujuan penelitian, sampel penelitian, jenis data serta metode pengumpulan data yang telah ditentukan. Instrumen yanng digunakan dalam penelitian ini berupa observasi, studi dokumen, dan wawancara.

Observasi lapangan dan studi dokumen dilaksanakan berkenaan dengan proses pertunjukan seni reak. Observasi dan studi dokumen ini dilakukan peneliti pada saat pertunjukan seni reak sedang berlangsung. Sedangkan wawancara digunakan sebagai data tambahan yang dapat digunakan untuk menjelaskan temuan-temuan yang diperoleh selama proses pertunjukan seni reak dan juga untuk memperjelas mengenai data sesuai dengan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.


(12)

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi sebagai alat pengumpul data digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan (Sudjana, 2001:109).

Observasi dilakukan peneliti untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penelitian dengan mengamati subjek penelitian yaitu group seni reak walet Desa Cibiru Wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.

b. Studi Dokumen

Studi dokumen peneliti lakukan guna melengkapi data penelitian yaitu dengan mengumpulkan catatan-catatan, serta rekaman baik dalam bentuk audio, visual, dan audio visual.

c. Wawancara

Wawancara peneliti lakukan kepada beberapa narasumber langsung diantaranya tokoh seniman reak di Cibiru, tokoh masyarakat yang menjadi sesepuh di Cibiru Wetan, pimpinan seni reak kuda lumping group walet, serta masyarakat setempat. Wawancara peneliti lakukan dengan tujuan untuk memperbaiki hasil yang diperoleh.

6. Analisis Data

Analisis terhadap proses pewarisan seni reak group walet dikaji dari hasil observasi, studi dokumen dan wawancara. Analisis dilakukan setiap pertunjukan


(13)

seni reak sedang berlangsung maupun peneliti lakukan dengan berkunjung ke kediaman pimpinan group seni reak walet maupun kepada narasumber lain baik tokoh seniman reak atau tokoh masyarakat yang menjadi sesepuh di Cibiru Wetan.

Analisis dilakukan peneliti dengan prosedur sebagai berikut (1) reduksi data; (2) sajian data; (3) simpulan. Reduksi data dilakukan peneliti setelah semua data mengenai pewarisan seni reak dianggap kredibel terhadap permasalahan yang terkait dengan proses pewarisan seni reak group walet. Penyajian data dilakukan secara jelas dan singkat dengan struktur yang mengacu pada judul dan rumusan masalah mengenai proses pewarisan seni reak group walet.

Setelah data terkumpul yang diperoleh dari berbagai instrumen penelitian, kemudian data tersebut perlu dianalisis, yaitu disusun, diatur, dan diolah. Hal tersebut dilakukan guna mengambil kesimpulan yang merupakan intisari dari hasil penelitian mengenai proses pewarisan seni reak.


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Teknik Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode kualitatif merupakan gambaran verbal ihwal manusia, objek, penampilan, pemandangan, atau kejadian. Cara penulisan ini menggambarkan sesuatu sedemikian rupa sehingga pembaca dibuat mampu (seolah merasakannya, melihat, mendengar, atau mengalami) sebagaimana dipersepsikan oleh panca indera”. (Alwasilah 2007:114)

Berdasarkan pada karakteristik data yang diperoleh peneliti, metode kualitatif dianggap sesuai untuk mendeskripsikan penelitian yang dilakukan peneliti mengenai proses pewarisan pertunjukan seni reak group Walet Desa Cibiru Wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Proses pewarisan yang ingin dilihat dalam penelitian ini, adalah proses pewarisan dalam arti proses turun temurun seni reak di masyarakat setempat yang sampai sekarang seni tersebut masih bertahan dan berkembang.

Untuk dapat memperoleh hasil penelitian yang maksimal, maka data yang diperlukan untuk menjawabnya adalah fakta-fakta aktual dan berbagai informasi tentang proses pewarisan seni reak group Walet, data-data yang bersifat natural dan menjadi satu kesatuan di masyarakat setempat. Sehingga dengan penelitian ini, peneliti ingin melihat struktur proses pewarisan seni reak dengan harapan data tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pengetahuan


(15)

berbagai pendekatan-pendekatan dalam model pewarisan seni reak dimasyarakat setempat.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam menggali dan mengumpulkan seluruh data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian ini, pasti diperlukan teknik pengumpulan data yang benar-benar tepat dan sesuai dengan karakteristik data yang harus digali. Oleh karena data yang diperlukan berupa proses pewarisan yang ada di lingkungan seni reak di masyarakat setempat, maka teknik yang dianggap tepat untuk mengumpulkan data-data tersebut adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.

Berkaitan dengan teknik pengumpulan data tersebut digunakan beberapa instrument pengumpulan data yang dikembangkan, berupa pedoman observasi dan pedoman wawancara yang tentunya tidak dirinci karena sifatnya lebih terbuka (open ended).

a. Observasi

Salah satu teknik yang digunakan untuk mengamati secara langsung perilaku informan dilapangan adalah dengan teknik observasi. Beberapa yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu


(16)

melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut. Bungin (2007:115) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur.

(1) Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden. (2) Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek. (3) Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi dengan pendekatan kualitatif, Artinya di dalam proses pengumpulan data ini, peneliti berfungsi sebagai pengamat yang memiliki keterlibatan dengan keseharian narasumber tetapi tidak memiliki keterlibatan secara langsung pada proses pewarisan atau kegiatan pertunjukan seni reak yang menjadi subjek penelitian. Objek yang diobservasi oleh peneliti adalah proses pewarisan seni reak group Walet didesa Cibiru Wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.

b. Wawancara

Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Data-data tentang proses pewarisan baik berupa pewarisan secara keluarga maupun pewarisan secara kompetisi tidak mungkin diperoleh hanya melalui pengamatan saja. Tetapi diperlukan teknik lain yang dapat melengkapi kekurangan dari penggalian data


(17)

dengan menggunakan observasi. Teknik pengumpulan data lain yang dimaksud peneliti adalah wawancara dan interviu atau interaksi dan komunikasi terhadap pengelola, tokoh yang terkait, pemain dan generasi muda yang sebagai masyarakat.

Tujuan dari wawancara untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain. Bagaimana pandangan tentang kejadian menurut hati dan pikiran orang lain. Menurut Nasution (1996:71) mengemukakan bahwa “penelitian naturalistic berusaha mengetahui bagaimana informan memandang dunia dari segi persfektifnya, menurut pikiran dan perasaannya yaitu informasi

“emic”. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka dalam penelitian ini akan

digunakan wawancara tak berstruktur dan selanjutnya beralih menjadi rumusan atau pedoman wawancara yang berstruktur.

Kegiatan wawancara dilakukan kepada narasumber yang dianggap memiliki data yang akurat tentang permasalahan yang sedang dikaji. Berkaitan dengan hal tersebut maka narasumber yang diwawancara adalah tokoh seniman

reak di Cibiru, tokoh masyarakat yang menjadi sesepuh di Cibiru Wetan,

pimpinan seni reak kuda lumping group walet, serta masyarakat setempat

c. Studi dokumentasi

Dalam penelitian kualitatif studi dokumentasi juga tidak dapat ditinggalkan karena sangat membantu melengkapi data dan pengecekan kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti melalui observasi dan wawancara. Teknik pengumpulan data dengan studi dokumentasi ini, intinya pada kegiatan


(18)

pengamatan terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan fokus atau permasalahan penelitian.

Untuk melengkapi data penelitian, peneliti melakukan studi dokumen, yaitu mengumpulkan data dari berbagai dokumentasi audio, visual, dan audio visual yang dimiliki oleh pengelola group seni reak yang berkaitan dengan penelitian ini.

d. Analisis Data

Prosedur analisis data yang akan dilakukan oleh peneliti diantaranya reduksi data yang dilakukan setelah semua data dianggap kredibel. Reduksi data ini dilakukan dengan pembuatan rangkuman terhadap aspek-aspek permasalahan yang diteliti. Peneliti melakukan display data atau penyajian data yang dilakukan secara jelas dan singkat dengan struktur yang mengacu kepada judul dan rumusan masalah.

Analisis data dilakukan dalam upaya mengambil suatu kesimpulan, dimana pengambilan kesimpulan merupakan intisari dari hasil penelitian. Selain ananlisis data, peneliti juga melakukan verifikasi, yaitu suatu upaya untuk mempelajari kembali data-data yang sudah dikumpulkan dengan meminta pertimbangan dari berbagai pihak yang relevan dengan penelitian ini.

B. Tahap –Tahap Penelitian

Tahap-tahap dalam penelitian kualitatif secara garis besarnya dibedakan atas tiga tahap, yaitu tahap orientasi, tahap eksplorasi dan tahap member check.


(19)

Begitu pula yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu mengikuti ketiga tahap tersebut diatas.

1. Tahap Orientasi

Tahap ini merupakan tahap persiapan pengumpulan data dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Melakukan pendekatan terhadap suatu group atau kelompok yang terkait yang menjadi lokasi penelitian untuk memperoleh informasi dan gambaran yang jelas mengenai lokasi penelitian.

b. Menyiapkan pedoman wawancara dan observasi untuk informan yang tentu saja telah dikonsultasikan dengan pembimbing terlebih dahulu. c. Menghubungi setiap nara sumber yang menjadi subjek penelitian untuk

mengadakan negosiasi dan mendapatkan persetujuan mengenai jadwal pelaksanaan observasi dan wawancara dalam rangka pengumpulan data. Disamping itu juga untuk menentukan sampel awal sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan.

d. Melakukan wawancara dengan pimpinan group sebagai pewaris dari seni

reak. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai

proses pewarisan seni reak group walet.

2. Tahap Eksplorasi

Tahap ini merupakan implementasi kegiatan pengumpulan data yang meliputi:


(20)

a. Melakukan wawancara secara intensif dengan Ujang Sutisna (Kiwi) sebagai ketua group pertunjukan seni reak group Walet untuk memperoleh informasi mengenai pewarisan seni reak, Suhara sebagai mantan ketua group Walet, H. Ocin sebagai mantan ketua group Walet, Endang sebagai tokoh masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang keberadaan seni reak di Desa Cibiru Wetan , dan Aming selaku tokoh seniman reog dan reak yang ditetapkan sebagai informan mengenai kegiatan pertunjukan seni reak di Desa Cibiru Wetan.

b. Melakukan observasi terhadap: - Pimpinan group Walet - Pemain dog-dog group Walet

c. Melakukan observasi terhadap suasana Desa Cibiru Wetan secara keseluruhan, terutama yang berhubungan dengan penunjang pelestarian dan pengembangan seni reak.

d. Melakukan studi dokumentasi terhadap kegiatan pertunjukan seni reak group Walet.

3. Tahap Member check

Tahap ini merupakan kegiatan pengecekan kebenaran dari data dan informasi yang dikumpulkan agar hasil penelitian lebih dapat dipercaya. Kegiatan ini meliputi:


(21)

b. Meminta penjelasan lebih lanjut kepada informan bila dianggap perlu untuk melengkapi data dan informasi yang masih diperlukan.

c. Mengecek kembali kebenaran data dan informasi dari kegiatan dilapangan Serta hasil dari wawancara.

C. Pengujian kredibiltas data

Kredibilitas menggambarkan kesesuaian konsep peneliti dengan konsep informan. Untuk mempertinggi tingkat kredibilitas ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Triangulasi

Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber dilakukan untuk mengecek kebenaran data dengan membandingkannya dengan data dari sumber lain. Selain pengecekan data dari sumber data yang berbeda, juga dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda terhadap informan yang sama, misalnya di samping dilakukan wawancara terhadap informan, juga dilakukan observasi di lapangan.

2. Wawancara dengan masyarakat setempat

Data yang terkumpul melalui catatan lapangan dibahas bersama dengan rekan sejawat di program seni pascasarjana universitas pendidikan Indonesia. Mereka tidak terlibat dalam penelitian ini, sehingga diharapkan dapat memberikan pandangan atau pendapat secara obyektif dan netral.


(22)

3. Menggunakan bahan referensi

Untuk menunjang dan meningkatkan kepercayaan dan kebenaran data, digunakan bahan-bahan referensi seperti hasil rekaman, foto dan bahan dokumentasi, cara ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lengkap tentang informasi yang diperoleh dari informan.

D. Prosedur Analisis Data

Untuk memberikan makna terhadap data dan informasi yang telah dikumpulkan, dilakukan analisis dan interpretasi. Kegiatan ini dilakukan secara terus menerus semenjak awal data dikumpulkan sampai akhir penelitian. Analisis dan interpretasi ini dilakukan dengan merujuk kapada landasan teoretis yang berhubungan dengan masalah penelitian.

Dalam penelitian kualitatif, pelaksanaan analisis data dilakukan sepanjang penelitian itu dan secara terus menerus mulai dari tahap pengumpulan data sampai akhir penelitian. Diperlukan upaya penganalisisan data dengan teknik analisis kualitatif secara induktif, yaitu dengan cara membandingkan antara data yang terkumpul dari lapangan.

1. Reduksi Data

Kegiatan reduksi data peneliti lakukan setelah semua data dianggap kredibel. Kegiatan reduksi data ini bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam memahami data yang terkumpul di lapangan. Kegiatan reduksi data ini dilakukan dengan pembuatan rangkuman terhadap aspek-aspek permasalahan yang di teliti agar mudah untuk melakukan analisis data yang lebih lanjut. Adapun aspek-aspek


(23)

permasalahan yang di reduksi dalam penelitian ini meliputi proses pewarisan seni

reak group walet yang didalamnya tercangkup aspek structural pewarisan seni,

struktur bentuk penyajian seni reak, dan pola tabuhan dog-dog.

2. Display data atau penyajian data

Merupakan analisis terhadap penyajian data yang dilakukan secara jelas dan singkat dengan struktur yang mengacu kepada judul dan rumusan masalah yaitu proses pewarisan pertunjukan seni reak group walet di Desa Cibiru, termasuk pernyataan langsung dari informan. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam memahami data dan kemudian mengambil suatu kesimpulan.

3. Pengambilan kesimpulan dan verifikasi data

Menganalisis data dalam upaya mengambil kesimpulan, dimana pengambilan kesimpulan merupakan intisari dari hasil penelitian. Sedangkan verifikasi adalah suatu upaya untuk mempelajari kembali data-data yang sudah dikumpulkan dengan meminta pertimbangan dari berbagai pihak yang relevan dengan penelitian ini. Itulah langkah-langkah yang ditempuh dalam proses penelitian ini yang sesuai dengan ketentuan suatu penelitian kualitatif.


(24)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang berhasil peneliti kumpulkan di lapangan, bahwa proses pewarisan pertunjukan seni reak group Walet bersumber dari struktur peregenerasian yang tidak berdasarkan keturunan keluarga, melainkan hasil dari proses pembinaan dan pelatihan yang diselenggarakan seni reak group Walet.

Sebagai awal penyebaran seni reak di Desa Cibiru berasal dari salah seorang tokoh seni reak pimpinan Djuarta. Pewarisan keilmuan dalam seni reak diturunkan pada anaknya yaitu Atim dan muridnya yang bernama Suhara. Dari pewarisan ini setiap group mencoba mengembangkannya dari segi bentuk pertunjukan, diantaranya pada awal mula pertunjukan seni reak pimpinan Djuarta bentuk pertunjukannya tidak ada pemain kuda lumping melainkan adanya pemain yang berperan sebagai peniru hewan dengan memakai topeng yang menyerupai bentuk kepala Hewan.

Seiring perkembangan informasi dan teknologi, pertunjukan seni reak tersebut berkembang dan beradaptasi pada lingkungan setempat. Diantara perkembangan tersebut yaitu bentuk penyajian seni reak, property yang dipakai pada pertunjukan seni reak, serta fungsi seni reak dimasyarakat yang di sesuaikan dengan tempat dan lingkungan pertunjukan seni reak berada.

Perkembangan serta perubahan terjadi juga pada instrument musik, diantaranya pada jaman pimpinan Djuarta adanya instrument Angklung tetapi pada pimpinan group seni reak group Walet tidak adanya instrument Angklung


(25)

2

melainkan terdapat instrument tambahan yaitu adanya instrument Bedug,

Tarompet, dan Gitar.

Dari hasil penelitian proses rekrutmen pemain pada pertunjukan seni reak di Group Walet diantaranya dengan melihat bakat dan minat generasi muda. Sistem perekrutan pemain di seni reak group Walet, terbuka bagi siapa saja yang tertarik dengan seni reak tersebut. Hal ini berdasarkan pada minat dan bakat yang dimiliki seseorang untuk menjadi pemain dalam pertunjukan seni reak. Selain itu adanya keinginan seseorang mengikuti program latihan yang diadakan oleh seni

reak group Walet, dan memiliki kemampuan dalam memainkan instrumen yang

ada di group Walet atau atau dapat pula menjadi pemain kuda lumping. Seni reak group Walet memiliki cara tersendiri dalam mengembangkan minat dan bakat para generasi untuk meneruskan pertunjukan seni reak tersebut. Salah satu cara yang dilakukan group seni reak Walet adalah dengan mengadakan program pembinaan dan pelatihan pertunjukan seni reak group Walet.

B. Rekomendasi

Setelah penelitian tentang proses pewarisan seni reak group Walet selesai dilakukan, dan hasilnya seperti yang telah di paparkan tersebut diatas, selanjutnya peneliti menyampaikan beberapa rekomendasi kepada beberapa pihak yang sangat berkaitan dengan hasil penelitian ini, antara lain pemimpin group seni reak Walet yaitu proses pewarisan yang dilakukan di group Walet tidak dilihat berdasarkan pada ikatan darah turunan, melainkan hasil selektif dari proses minat dan bakat serta keterampilan memainkan instrument dog-dog saja melainkan mempunyai


(26)

3

kemampuan dalam bidang management pada suatu group atau kelompok. Bagi pemain instrumen dog-dog yaitu dengan keterbukaan dan kemauan dalam meningkatkan pola tabuhan dog-dog diperlukan kegiatan latihan bersama untuk bereksplorasi dalam mengembangkan pola tabuhan instrumen dog-dog. Serta Dinas budaya dan pariwitasa pada lembaga yang menaungi seni dan budaya khususnya Disbudpar Jawa Barat untuk lebih memperhatikan budaya lokal dalam melestarikan dan mengembangkannya dengan materil dan moril, sehingga keutuhan seni reak khususnya group Walet dapat bertahan serta menjadi suatu kekayaan bagi bangsa dan Negara.


(27)

DAFTAR PUSTAKA

DEPDIKBUD. (1987). Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah

Jawa Barat. Jakarta: DEPDIKBUD Proyek Inventarisasi dan

Dokumentasi Kebudayaan Daerah.

Hardjana. Suka. (1995) Manajemen Kesenian dan Para Pelakunya. MSPI yayasan Bentang Budaya Yogyakarta.

Hartanto. (1986). Pengetahuan Suara. Bandung: Diktat Kuliah Lembaga Pendidikan Kesenian. Jakarta.

Hiding, M.K.A.H. (1960). Ensiklopedia Indonesia. Bandung: W. Van Hove.

Kusumadinata, R.M.A. (1969). Ilmu Laras. Djakarta: Pradnja Paramita

Merriam. P. Alan (1964) The Anthropology of Music. Northwestern University Press.

Munandar. Utami (2002) Kreatifitas dan Keberbakatan. PT Gramedia Pustaka Utama.

Muchtar, (1978). Instrumen Musik Sunda. Bandung: Proyek Pengembangan Penelitian ASTI Bandung

Soeharto, M. (1978). Kamus Musik Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Jakarta.

Soedarsono. R.M (2002) Seni Pertunjukan Indonesia Diera Globalisasi. Gadjah Mada University Press


(1)

3. Menggunakan bahan referensi

Untuk menunjang dan meningkatkan kepercayaan dan kebenaran data, digunakan bahan-bahan referensi seperti hasil rekaman, foto dan bahan dokumentasi, cara ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lengkap tentang informasi yang diperoleh dari informan.

D. Prosedur Analisis Data

Untuk memberikan makna terhadap data dan informasi yang telah dikumpulkan, dilakukan analisis dan interpretasi. Kegiatan ini dilakukan secara terus menerus semenjak awal data dikumpulkan sampai akhir penelitian. Analisis dan interpretasi ini dilakukan dengan merujuk kapada landasan teoretis yang berhubungan dengan masalah penelitian.

Dalam penelitian kualitatif, pelaksanaan analisis data dilakukan sepanjang penelitian itu dan secara terus menerus mulai dari tahap pengumpulan data sampai akhir penelitian. Diperlukan upaya penganalisisan data dengan teknik analisis kualitatif secara induktif, yaitu dengan cara membandingkan antara data yang terkumpul dari lapangan.

1. Reduksi Data

Kegiatan reduksi data peneliti lakukan setelah semua data dianggap kredibel. Kegiatan reduksi data ini bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam memahami data yang terkumpul di lapangan. Kegiatan reduksi data ini dilakukan dengan pembuatan rangkuman terhadap aspek-aspek permasalahan yang di teliti agar mudah untuk melakukan analisis data yang lebih lanjut. Adapun aspek-aspek


(2)

reak group walet yang didalamnya tercangkup aspek structural pewarisan seni, struktur bentuk penyajian seni reak, dan pola tabuhan dog-dog.

2. Display data atau penyajian data

Merupakan analisis terhadap penyajian data yang dilakukan secara jelas dan singkat dengan struktur yang mengacu kepada judul dan rumusan masalah yaitu proses pewarisan pertunjukan seni reak group walet di Desa Cibiru, termasuk pernyataan langsung dari informan. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam memahami data dan kemudian mengambil suatu kesimpulan.

3. Pengambilan kesimpulan dan verifikasi data

Menganalisis data dalam upaya mengambil kesimpulan, dimana pengambilan kesimpulan merupakan intisari dari hasil penelitian. Sedangkan verifikasi adalah suatu upaya untuk mempelajari kembali data-data yang sudah dikumpulkan dengan meminta pertimbangan dari berbagai pihak yang relevan dengan penelitian ini. Itulah langkah-langkah yang ditempuh dalam proses penelitian ini yang sesuai dengan ketentuan suatu penelitian kualitatif.


(3)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang berhasil peneliti kumpulkan di lapangan, bahwa proses pewarisan pertunjukan seni reak group Walet bersumber dari struktur peregenerasian yang tidak berdasarkan keturunan keluarga, melainkan hasil dari proses pembinaan dan pelatihan yang diselenggarakan seni reak group Walet.

Sebagai awal penyebaran seni reak di Desa Cibiru berasal dari salah seorang tokoh seni reak pimpinan Djuarta. Pewarisan keilmuan dalam seni reak diturunkan pada anaknya yaitu Atim dan muridnya yang bernama Suhara. Dari pewarisan ini setiap group mencoba mengembangkannya dari segi bentuk pertunjukan, diantaranya pada awal mula pertunjukan seni reak pimpinan Djuarta bentuk pertunjukannya tidak ada pemain kuda lumping melainkan adanya pemain yang berperan sebagai peniru hewan dengan memakai topeng yang menyerupai bentuk kepala Hewan.

Seiring perkembangan informasi dan teknologi, pertunjukan seni reak tersebut berkembang dan beradaptasi pada lingkungan setempat. Diantara perkembangan tersebut yaitu bentuk penyajian seni reak, property yang dipakai pada pertunjukan seni reak, serta fungsi seni reak dimasyarakat yang di sesuaikan dengan tempat dan lingkungan pertunjukan seni reak berada.

Perkembangan serta perubahan terjadi juga pada instrument musik, diantaranya pada jaman pimpinan Djuarta adanya instrument Angklung tetapi pada pimpinan group seni reak group Walet tidak adanya instrument Angklung


(4)

Tarompet, dan Gitar.

Dari hasil penelitian proses rekrutmen pemain pada pertunjukan seni reak di Group Walet diantaranya dengan melihat bakat dan minat generasi muda. Sistem perekrutan pemain di seni reak group Walet, terbuka bagi siapa saja yang tertarik dengan seni reak tersebut. Hal ini berdasarkan pada minat dan bakat yang dimiliki seseorang untuk menjadi pemain dalam pertunjukan seni reak. Selain itu adanya keinginan seseorang mengikuti program latihan yang diadakan oleh seni reak group Walet, dan memiliki kemampuan dalam memainkan instrumen yang ada di group Walet atau atau dapat pula menjadi pemain kuda lumping. Seni reak group Walet memiliki cara tersendiri dalam mengembangkan minat dan bakat para generasi untuk meneruskan pertunjukan seni reak tersebut. Salah satu cara yang dilakukan group seni reak Walet adalah dengan mengadakan program pembinaan dan pelatihan pertunjukan seni reak group Walet.

B. Rekomendasi

Setelah penelitian tentang proses pewarisan seni reak group Walet selesai dilakukan, dan hasilnya seperti yang telah di paparkan tersebut diatas, selanjutnya peneliti menyampaikan beberapa rekomendasi kepada beberapa pihak yang sangat berkaitan dengan hasil penelitian ini, antara lain pemimpin group seni reak Walet yaitu proses pewarisan yang dilakukan di group Walet tidak dilihat berdasarkan pada ikatan darah turunan, melainkan hasil selektif dari proses minat dan bakat serta keterampilan memainkan instrument dog-dog saja melainkan mempunyai


(5)

3

kemampuan dalam bidang management pada suatu group atau kelompok. Bagi pemain instrumen dog-dog yaitu dengan keterbukaan dan kemauan dalam meningkatkan pola tabuhan dog-dog diperlukan kegiatan latihan bersama untuk bereksplorasi dalam mengembangkan pola tabuhan instrumen dog-dog. Serta Dinas budaya dan pariwitasa pada lembaga yang menaungi seni dan budaya khususnya Disbudpar Jawa Barat untuk lebih memperhatikan budaya lokal dalam melestarikan dan mengembangkannya dengan materil dan moril, sehingga keutuhan seni reak khususnya group Walet dapat bertahan serta menjadi suatu kekayaan bagi bangsa dan Negara.


(6)

DEPDIKBUD. (1987). Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Jawa Barat. Jakarta: DEPDIKBUD Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.

Hardjana. Suka. (1995) Manajemen Kesenian dan Para Pelakunya. MSPI yayasan Bentang Budaya Yogyakarta.

Hartanto. (1986). Pengetahuan Suara. Bandung: Diktat Kuliah Lembaga Pendidikan Kesenian. Jakarta.

Hiding, M.K.A.H. (1960). Ensiklopedia Indonesia. Bandung: W. Van Hove.

Kusumadinata, R.M.A. (1969). Ilmu Laras. Djakarta: Pradnja Paramita

Merriam. P. Alan (1964) The Anthropology of Music. Northwestern University Press.

Munandar. Utami (2002) Kreatifitas dan Keberbakatan. PT Gramedia Pustaka Utama.

Muchtar, (1978). Instrumen Musik Sunda. Bandung: Proyek Pengembangan Penelitian ASTI Bandung

Soeharto, M. (1978). Kamus Musik Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Jakarta.

Soedarsono. R.M (2002) Seni Pertunjukan Indonesia Diera Globalisasi. Gadjah Mada University Press