IMPLEMENTASI COOPERATIVE LEARNING DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN SEBUAH PARAGRAF PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KELANGGARAN UNYUR - SERANG.

(1)

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

IMPLEMENTASI COOPERATIVE LEARNING DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN SEBUAH PARAGRAF PADA SISWA

KELAS IV SD NEGERI KELANGGARAN UNYUR - SERANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Sekolah Dasar

oleh

RAHAYU FUZI LESTARI 0903865

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG

2013


(2)

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

IMPLEMENTASI COOPERATIVE LEARNING

DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN

MENYUSUN SEBUAH PARAGRAF PADA

SISWA KELAS IV SD NEGERI

KELANGGARAN UNYUR - SERANG

Oleh

\Rahayu Fuzi Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Rahayu Fuzi Lestari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

(5)

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

LEMBAR PERSEMBAHAN

Yang utama dari segalanya…

Kepada Sang Maha kuasa atas segala, pencipta semesta yang Maha baik, penulis terbaik setiap perjalanan hidup, pelukis apik setiap keindahan, Allah SWT. Puji pun

syukur atas segala kesempatan hidup, kasih sayang, cinta, ilmu serta segala yang telah diberikan sehingga tulisan sederhana ini dapat terselesaikan. Shalawat pun

salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammap SAW. kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang terkasih

Ibunda dan Ayahanda tercinta

Pada setiap pencapaian dan kebahagiaan, di sana ada do’a ibu yang dikabulkan Tuhan. segala tanda bakti, hormat, kasih dan cinta serta rasa terima kasih yang tiada

terhingga, kupersembahkan karya sederhanaku ini kepada Ibunda tercinta, Mistal Djuariah, aku dihidupkan Tuhan dari separuh nyawanya, dididik dan dibesarkan dari tiap tetes keringatnya, segala sentuh kasih sayangnya, juga doa pada setiap sujudnya. Ayahanda tercinta Drs. Nunu Suptandar, terimakasih untuk segala kasih, cinta dan doa, untuk tiap tetes keringat, juga untuk segala petuah. Terimakasih, kalian terbaik,

terhebat yang aku punya.

Kakak-Kakak dan Keluargaku tersayang

Tiada yang paling membahagiakan dari saat berkumpul bersama dan tertawa bersama di rumahyang selalu menjadi alasan untuk tetap terus berjuang, yang selalu kurindukan untuk berpulang. Kepada Hafid Hertian S.Sos., Dedi Herdiana SIP., Sri Rahayu Mulya Sari S. Pd., Supriah, Annisa Nurul Herdiani, Andhini Putri Hertianti,

dengan segala cinta, karya sederhanaku ini kepersembahkan untuk kalian. Sahabat-sahabatku

Salah satu yang amat kusyukuri dalam hidup, diberikannya seorang aku, sahabat-sahabat seperti kalian. Wawah Charifatul aliyah S. Pd, Desi Setawati S. Pd, Elis Apriyanti S. Pd, Tri Lestari S. Pd, Tuti Haryati S. Pd, terimakasih untuk segala tawa canda pada setiap perjalanan selama ini, untuk setiap kepedulian, perhatian dan kasih


(6)

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

genggaman tangan saat saling menguatkan. Lebih dari apa yang dapat kutuliskan, aku mencintai kalian.


(7)

iv

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

ABSTRAK

Implementasi Cooperative Learning Dalam Peningkatan Kemampuan Menyusun Sebuah Paragraf Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kelanggaran Unyur – Serang.

Berdasarkandari data pada pra siklus menunjukan bahwa siswa kelas IV SD Negeri Kelanggaran Unyur – Serang, mengalami kesulitan dalam menyusun sebuah paragraf. Diadakannya penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun sebuah paragraf. Pada tinjauan pustaka, teori yang menyatakan tentang model cooperative learning dan paragraf menyatakan bahwa, paragraf merupakan gabungan beberapa kalimat yang mempunyai gagasan utama, adapun cooperative learning adalah suatu strategi belajar-mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih untuk memecahkan masalah. Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) ini digunakan bertujuan agar siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran. Cooperative learning mengkelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok dengan konsep tertentu agar siswa diharapkan dapat saling berargumen dengan teman sebayanya, di sana dilatih bersosialisasi dengan teman sebaya, bekerja sama untuk memecahkan suatu masalah. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan teknik siklus model Kemmis dan Taggart. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, Instrumen yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan tes hasil belajar siswa.Ide atau gagasan pada pengangkatan judul ini adalah bagaimana kemampuan siswa dalam menyusun sebuah paragraf dapat ditingkatkan melalui penerapan model cooperative leraning. Dalam proses pemecahan masalah tersebut, akan dilaksanakan suatu pembelajaran yang terbagi menjadi dua siklus. Observasi yang peneliti lakukan terhadap KBM di kelas IV mulai dari prasiklus sampai dengan siklus II. Pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learnig dapat meningkatkan kemampuan menyusun paragraf pada siswa. Nilai yang diperoleh siswa pada siklus I 64,8, dan pada siklus II 82,4. Dapat disimpulkan bahwa model cooperative learning dapat mengatasi kesulitan siswa dalam menyusun paragraf. Maka dari itu, peneliti memberikan saran kepada guru agar memperluas wawasan tentang metode yang diterapkan dalam pembelajaran dan kepada peneliti lain agar mengembangkan dan menggali lebih dalam mengenai model cooperative learning pada pokok bahasan lain, guna meningkatkan kemampuan siswa pada jenjang pendidikan.


(8)

v

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

KATA PENGANTAR

Segala puji pun syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, pencipta semesta beserta isinya, yang telah memberikan karunia dan hidayahNYA serta kemudahan kepada penulis. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhamad saw beserta keluarga dan para sahabatnya

sampai akhir zaman, sehingga penulisan skripsi ini yang berjudul “Implementasi

Cooperative Learning Dalam Peningkatan Kemampuan Menyusun Sebuah Paragraf Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kelanggaran Unyur-Serang” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang.

Dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Hal ini dikarenakan terbatasnya kemampuan dan ilmu pengetahuan yang peneliti miliki, tetapi walau demikian peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk peneliti sendiri dan orang lain. Dalam penulisan skripsi ini peneliti ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada banyak pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungan moral maupun materil kepada peneliti dalam penulisan skripsi ini, diantaranya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. M. Abdul Somad, M. Pd., selaku Direktur UPI Kampus Serang.

2. Bapak Drs. Effendi Zulkifly, M. Pd., selaku Sekretaris UPI Kampus Serang. 3. Bapak Drs. Ajo. Sutarjo, M. Pd., selaku Ketua Program Studi S1 PGSD. 4. Bapak Drs. H. Herli Salim, M.Ed., Ph. D., sebagai dosen pembimbing I yang

telah memberikan bimbingan dan motivasi yang sangat berharga bagi peneliti. 5. Ibu Yulianti Fitriani, S. Pd., M.Sn., sebagai dosen pembimbing II yang juga

telah memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen PGSD UPI Kampus Serang yang telah banyak membatu baik itu demi kelancaran dalam perkuliahan maupun di luar perkuliahan.


(9)

vi

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

7. Staf tata usaha beserta jajarannya yang telah membantu baik itu dukungan maupun saran.

8. Ibu Dian Triandayani, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN Kelanggaran Unyur - Serang yang telah memberikan kesempatan dan dukungan dalam melaksanakan penelitian.

9. Ibu Williza Umami, S.Pd., selaku guru mata pelajaran bahasa Indonesia SDN Kelanggaran Unyur - Serang.

Peneliti sangat bersyukur dan berdoa kepada Allah Swt. semoga memberikan pahala yang berlipat kepada pihak-pihak yang sudah membantu. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Serang, Juni 2013


(10)

vii

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... i

PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Hasil Penelitian... 5

E. Definisi Operasional ... 5

BAB IIKAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 7


(11)

viii

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

C. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 22

D. Hipotesis ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian ... 24

B. Desain Penelitian ... 24

C. Metode Penelitian ... 25

D. Instrumen Penelitian ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

F. Analisis Data ... 34

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian ... 37

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 43

C. Jawaban Hipotesis ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 51

B. Rekomendasi ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 56


(12)

ix

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

DAFTAR BAGAN

1. Bagan 2.1 Kerangka Pembelajaran Kooperatif Menurut Slavin ... 10 2. Bagan 2.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ... 21


(13)

x

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

DAFTAR GAMBAR


(14)

xi

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

DAFTAR GRAFIK

1. Grafik 4.1 Hasil Observasi Penilaian Proses Kemampuan Siswa Dalam Menyusun Sebuah Paragraf Pada Setiap Siklus ... 48 2. Grafik 4.1 Rekapitulasi Haisl Belajar Siswa Dalam Menyusun Sebuah


(15)

xii

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keputusan Pengangkatan Dosen Pembimbing ... 57

2. Surat Izin Penelitian ... 58

3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 59

4. Pedoman Wawancara dan Observasi ... 60

5. Hasil Wawancara dan Observasi ... 66

6. RPP Siklus I ... 69

7. RPP Siklus II ... 74

8. Data Hasil Observasi dan Nilai Siswa ... 78

9. Lembar Jawaban Siswa Tiap Siklus ... 86

10.Foto – Foto Kegiatan ... 99


(16)

xiii

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1 Pedoman Wawancara Terhadap Guru... 60

2. Tabel 4.2 Pedoman Wawancara Siswa ... 61

3. Tabel 4.3 Pedoman Observasi Pada Guru ... 62

4. Tabel 4.4 Pedoman Observasi Pada Siswa ... 64

5. Tabel 4.5 Tabel Pedoman Tes ... 65

6. Tabel 4.6 Hasil Wawancara Pada Guru ... 66

7. Tabel 4.7 Hasil Wawancara Pada Siswa ... 67

8. Tabel 4.8 Nilai Siswa Pada Pra siklus ... 68

9. Tabel 4.9 Hasil Obsevasi Kemampuan Guru Pada Siklus I ... 78

10.Tabel 4.10 Hasil Observasi Pada Siswa di Siklus I ... 80

11.Tabel 4.11 Nilai Siswa Pada Siklus I ... 81

12.Tabel 4.12 Hasil Observasi Kemampuan Guru Pada Siklus I ... 82

13.Tabel 4.13 Hasil Observasi Pada Siswa di Siklus I ... 84


(17)

1

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang harus dikuasai dengan baik oleh siswa di Sekolah Dasar. Keterampilan berbahasa mengajarkan kita bagaimana berkomunikasi secara lisan ataupun tulisan. Ada empat keterampilan berbahasa yaitu, membaca, menulis, menyimak, dan berbicara, di mana empat keterampilan berbahasa tersebut erat sekali kaitannya satu sama lain.

Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, menulis bukanlah suatu hal baru. Pada kurikulum, kategori menulis pada standar kompetensi bahasa Indonesia kelas IV semester II terdapat menyusun sebuah paragraf. Ini artinya, siswa dapat menyusun paragraf dengan benar adalah salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV semester II. Sedangkan, berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 2 Februari 2013 pada pukul 08.45 dengan guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kelanggaran Unyur Kecamatan Serang, Kota Serang, yaitu Williza Umami, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV, siswa mengalami kesulitan dalam menyusun sebuah paragraf. Kesulitan siswa yaitu siswa tidak bisa menyusun kalimat acak menjadi sebuah paragraf. Selain itu siswa kurang memahami apa itu paragraf dan sulit menentukan kalimat utama atau gagasan utama dari sebuah paragraf. Siswa juga tidak dapat membedakan jenis-jenis paragraf. Kurang fahamnya siswa dikarenakan saat pembelajaran tidak begitu memperhatikan dan enggan bertanya ketika tidak faham, dan mereka tidak fokus pada pelajaran. Metode yang digunakan saat mengajar yaitu metode ceramah.


(18)

2

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

Adapun wawancara yang dilakukan terhadap siswa, peneliti lakukan ketika jam istirahat, yaitu terhadap salah satu siswa kelas IV (inisial “S”) dapat disimpulkan bahwa :

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IV, kelas sering kali tidak kondusif, sehingga menyebabkan siswa kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran dengan baik. Begitupun dengan metode yang digunakan terlalu monoton. Dengan metode yang sering kali digunakan tersebut, siswa kurang mempunyai kesempatan untuk mengeksplor pengetahuan yang mereka miliki. Sebagian siswapun akhirnya berkutat dengan dunianya senidri, ada yang mengobrol bersama teman sebangkunya, ada yang tidur, dll.

Dari hasil wawancara di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan siswa dalam menyusun sebuah paragraf masih rendah. Kesulitan yang dialami diantaranya : siswa sulit menyusun kalimat menjadi sebuah paragraf, siswa sulit menentukan kalimat atau gagasan utama pada sebuah paragraf, siswa sulit menentukan jenis paragraf. Hal itu terjadi disebabkan siswa tidak memahami apa itu paragraf, aspek-aspek yang ada di dalamnya, dan jenis-jenisnya, dan metode yang digunakan bersifat monoton serta membosankan seperti metode ceramah, sehingga siswa merasa jenuh dan tidak tertarik untuk memperhatikan guru yang sedang menerangkan materi, siswa juga tidak mempunyai kesempatan untuk aktif dalam pembelajaran.

Dari data yang diperoleh, kemampuan siswa kelas IV SD Negeri Kelanggaran Unyur kota Serang ini dalam menyusun sebuah paragraf masih rendah. Siswa masih kesulitan dalam menyusun kalimat acak menjadi sebuah paragraf, menentukan kalimat utama, dan menentukan jenis paragraf, Seyogyanya siswa menguasai dengan baik semua keterampilan berbahasa yang mana menyusun paragraf termasuk kepada standar kompetensi menulis di kelas IV semester II.

Dari permasalahan di atas, maka diambil solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut, untuk memudahkan siswa dalam menyusun sebuah


(19)

3

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

paragraf. Model pembelajaran sangat berpengaruh kepada ketertarikan siswa mengikuti pembelajaran agar tujuan dari pembelajaran yang disampaikan dapat tersampaikan dengan baik. Maka, dipilihlah model pembelajaran yang dirasa tepat digunakan untuk mengatasi permasalahan atau kesulitan siswa tersebut dan agar meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menyusun paragraf, yaitu dengan model pembelajran kooperatif (coopertaive learning). Cooperative leraning adalah pembelajaran yang mengedepankan cara belajar, berfikir dan bekerja dalam tim atau kelompok.

Beberapa hasil penelitian terdahulu terkait mengenai penggunaan cooperative learning dan pembelajaran paragraf, diantaranya menurut Empat Patimah dan Rinrin Septiani Aripin :

1. Empat Patimah (2010), dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menulis Kalimat Pengumuman Dengan Menggunakan Model Cooperative Learning”. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakaan cooperative learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis kalimat pengumuman. Dengan menggunakan cooperative learning siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena pembelajaran menjadi lebih menarik dengan dibentuk kelompok-kelompok, siswa dapat bertukar pikiran bersama teman-temannya. Adapun kendala yang ditemui dalam penelitian ini, pengkondisian kelas saat KBM berlangsung yang kurang efektif. 2. Rinrin Septiani Aripin (2009), dengan judul “Penggunaan Metode

Inquiry Dalam Pembelajaran Menulis Paragraf di kelas IV SD Negeri Kampung baru, Kecamatan Jawilan, Kabupaten serang”. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode Inquiry di kelas IV SD Negeri Kampung baru, Kecamatan Jawilan, Kabupaten serang, dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis paragraf, tetapi masih ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki. Itu dikarenakan ada beberapa siswa


(20)

4

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

yang tak fokus pada pembelajaran saat pembelajaran dengan menggunakn metode inquiry ini berlangsung.

Model Cooperative learning ini dikembangkan ke dalam berbagai model pembelajaran, salah satunya model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) ini digunakan agar proses pembelajaran tidak membosankan dan siswa dapat aktif dalam pembelajaran maka dibentuk suatu kelompok, di mana pada kelompok tersebut tiap siswa diberi nomor. Siswa dirangsang untuk sama-sama berfikir, sharing, bekerja sama dengan tim dalam struktur tugas, struktur tujuan dan structure reward.

Atas dasar permasalahan di atas peneliti merasa tertarik untuk meneliti dan menulis skripsi yang berjudul “Implementasi Cooperative Learning Dalam Peningkatan Kemampuan Menyusun Sebuah Paragraf

pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kelanggaran Unyur - Serang.”

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kesulitan siswa dalam menyusun sebuah paragraf ?

2. Bagaimana langkah-langkah menyusun sebuah paragraf melalui implementasi cooperative learning ?

3. Apa implikasi cooperative learning dalam peningkatkan kemampuan menyusun sebuah paragraf pada siswa ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui kesulitan siswa dalam menyusun sebuah paragraf

2. Mengetahui langkah-langkah menyusun sebuah paragraf melalui implementasi cooperative learning

3. Mengetahui implikasi cooperative learning dalam peningkatkan kemampuan menyusun sebuah paragraf pada siswa.


(21)

5

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

D. Manfaat Hasil Penelitian

Adapaun manfaat dari hasil penelitian ini dapat diuraikan sebagi berikut: 1. Manfaat bagi guru

a. Dapat menemukan model atau metode yang sesuai dengan permasalahan yang ada.

b. Dapat menerapkan cooperative learning dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

c. Dapat mengukur keberhasilan guru dalam memberikan materi pelajaran.

d. Dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar.

e. Dapat memberikan motivasi dalam peningkatkan mutu pendidikan.

2. Manfaat bagi siswa

a. Dapat meningkatkan kemampuan dalam menyusun sebuah paragraf.

b. Dapat menumbuhkan berfikir kritis dan kreatif.

c. Dapat melatih siswa untuk kerja sama dalam kelompok serta menghargai pendapat yang ada.

3. Manfaat bagi peneliti

a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan. b. Dapat mengetahui permasalahan secara langsung.

c. Dapat menambah pengalaman dalam melakukan penelitian. E. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini penulis perlu menguraikan definisi operasional dari judul yang telah diambil oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Yang dimaksud dengan implementasi dalam penelitian ini yaitu pelaksanaan atau penerapan cooperative learning.

2. Yang dimaksud dengan cooperative learning dalam penelitian ini jika di artikan kedalam Bahasa Indonesia yakni Pembelajaran Koopertaif


(22)

6

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

yaitu suatu strategi belajar mengajar di mana siswa dibentuk ke dalam beberapa kelompok dan menekankan pada sikap serta kerja sama dalam kelompok.

3. Yang dimaksud dengan peningkatan kemampuan dalam penelitian ini yaitu meningkatkan kemampuan siswa yang pada awalnya di bawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) menjadi lebih dari standar KKM mata pelajaran bahasa Indonesia.

4. Yang dimaksud dengan menyusun sebuah paragraf dalam penelitian ini yaitu menyusun kalimat menjadi sebuah paragraf di mana sebuah paragraf mengandung kalimat utama dan kalimat penjelas.

5. Yang dimaksud dengan siswa dalam penelitian ini yaitu peserta didik yakni siswa-siswi kelas IV SD Negeri Kelanggaran Unyur - Serang.


(23)

24

24

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Objek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian kali ini adalah Sekolah Dasar Negeri Kelanggaran Unyur, yang beralamat di kecamatan Serang, kota Serang.

2. Objek penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah guru/wali kelas IV SD Negeri Kelanggaran Unyur dan siswa-siswi kelas IV SD Negeri Kelanggaran Unyur yang berjumlah 25 orang (terdiri dari 13 orang perempuan dan 12 orang laki-laki).

B. Desain Penelitian

Ide atau gagasan pada pengangkatan judul ini adalah bagaimana kemampuan siswa dalam menyusun sebuah paragraf dapat ditingkatkan melalui penerapan model cooperative leraning tipe NHT. Dalam proses pemecahan masalah tersebut, akan dilaksanakan suatu pembelajaran yang terbagi menjadi dua siklus.

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia memang diperlukan model cooperative learning tipe NHT agar anak mampu bekerja sama secara aktif, kreatif, dan variatif yang mana hal tersebut bisa menjadi bekal dalam kehidupannya pada masa yang akan datang. Oleh karena itu betapa pentingnya model cooperative learning tipe NHT ini yang dapat diartikan sebagai salah satu alternativ untuk meningkatkan pembelajaran agar tidak monoton bagi siswa, selain itu berdampak positif bagi pengembangan karakter dan intelektual siswa.


(24)

25

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

C. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian Tindakan Kelas

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. PTK yang dalam literatur bahasa inggris disebut Classroom action research. Karena tindakan penelitian dilakukan di kelas, maka dikenal dengan penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan suatu model penelitian yaitu model kemmis dan Taggart (Dalam Sulipan dan Supandi, 2010 : 59) menjelaskan bahwa : Permasalahan penelitian difokuskan kepada siswa dalam pembelajaran. Keputusan ini timbul dari pengamatan tahap awal yang menunjukkan bahwa siswa belajar dengan cara menghafal. Model PTK yang dikembangkan, yaitu meliputi tahapan plan, action, observasi, dan refleksi yang kemudian disebut sebagai satu siklus.

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946, yang kemudian penelitian ini dilanjutkan dan dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, dan sebagainya.

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Penelitian ini terjadi dalam masyarakat atau kelompok sasaran dan hasilnya dapat diperkenalkan langsung pada masyarakat atau kelompok yang bersangkutan. (Arikuto, 2002:82).

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan yang tepat dan dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti dengan


(25)

26

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

objek yang diteliti yang tidak mengganggu dan menghambat kegiatan guru dalam suatu proses pembelajaran.

Dari beberapa pengertian tersebut penelitian tindakan kelas (PTK) dapat diidentifikasi sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif, dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek–praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Dengan penelitian tindakan kelas, guru dapat meneliti sendiri praktek-praktek pembelajaran yang ia lakukan di kelas, dapat mengetahui proses dan produk pembelajaran dengan begitu guru diharapkan mampu memperbaiki praktek–praktek pembelajaran menjadi lebih efektif.

Dengan begitu penelitian tindakan kelas (PTK) dapat kita definisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional seorang guru dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.

2. Karakteristik PTK

Selain memahami tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK), seorang gurupun sebaiknya mengetahui tentang karakteristik PTK dalam pelaksanaan PTK. Ada beberapa karakteristik PTK, yaitu : 1. Didasarkan atas masalah yang dihadapi guru dalm

pembelajaran.

2. Dilakukan secara kolaboratif melalui kerja sama denagn pihak lain (observer).

3. Guru dapat sekaligus sebagai peneliti yang melakuakn refleksi. 4. Bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu


(26)

27

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah yang terdiri dari beberapa siklus.

6. Yang diteliti adalah tindakan yang dilakukan oleh guru, meliputi efektifitas metode, teknik, atau proses pembelajaran (termasuk perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian).

7. Tindakan yang dilakukan adalah tindakan yang diebrikan guru kepada peserta didik (Sulipan dan Supandi, 2009:8).

3. Langkah-Langkah Penelitian

Seperti yang telah dijelaskan, bahwa penelitian tindakan merupakan system spiral yang saling terkait yang terdiri dari empat langkah , yaitu:

(1) Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan (planning) ; (2) Melaksanakan tindakan (acting) ;

(3) Melaksanakan pengamatan (observing) ; (4) Merefleksikan (reflecting) hasil pengamatan.

Dalam proses pelaksanaan tindakan dibuat beberapa siklus dan dilanjutkan dengan siklus-siklus selanjutnya. Berikut ini langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas:

a. Pra siklus

1. Observasi 2. Refleksi

b. Siklus I

1. Perencanaan 2. Tindakan 3. Observasi 4. Refleksi c. Siklus II


(27)

28

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

2. Tindakan 3. Observasi 4. Refleksi

Untuk selanjutnya pola rangkaian kegiatan penelitian yang akan dilakukan dapat digambarkan sebagai berikut:


(28)

29

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

Refleksi Pra siklus

Plan

Refleksi Action

Observasi Siklus I

Plan

Action

Observasi

Refleksi Siklus II


(29)

30

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

Gambar 3.1

Alur Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan Taggart

a. Pra siklus

Pra siklus merupakan tahap orientasi yaitu sebelum peneliti mengadakan penelitian di kelas. Hasil orientasi kemudian dikonfirmasikan dengan hasil kajian teoritik yang relefan sehingga menghasilkan suatu program pengembangan tindakan yang akurat sesuai dengan situasi kelas (Patimah, 2010:36).

1. Obseravsi

Melakukan pengamatan tentang kesulitan siswa dalam belajar melalui teknik wawancara dengan guru kelas dan siswa kelas IV. Juga melakukan tes kemampuan siswa dalam menyusun paragraf.

2. Refleksi

Peneliti dan guru kelas mendiskusikan data hasil temuan, tentang kekurangan-kekurangan dan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran. Kemudian mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut guna meningkatkan kemampuan siswa juga agar terjadinya proses pembelajaran yang lebih efektif.

b. Siklus I

1. Perencanaan

Membuat rancangan RPP utuk pembelajaran menyusun paragraf di kelas IV dengan menggunakan model cooperative learning tipe NHT.


(30)

31

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan scenario yang telah dirancang, yaitu pembelajaran menyusun paragraf pada siswa kelas IV, dengan mengggunakan model cooperative learning tipe NHT.

3. Observasi

Peneliti mengobservasi proses pembelajaran dan kemampuan representasi pelajaran bahasa Indonesia siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe NHT.

4. Refleksi

Peneliti bersama guru menilai bagaimana keberhasilan model cooperative learning tipe NHT dalam pembelajarn menyusun paragraf melalui evaluasi.

c. Siklus II

1. Perencanaan

Peneliti bersama guru kelas IV membuat rancangan tindakan sebagai hasil observasi dan refleksi dari siklus I, untuk memperbaiki beberapa kekurangan yang ada di siklus I, seperti menyusun RPP dengan menggunakan model cooperative learning tipe NHT, menyiapkan wacana yang menarik untuk pembelajaran dan membuat instrumen yang berfokus pada kemampuan representasi berbahasa siswa. 2. Tindakan

Pada tahap ini peneliti melakukan apa yang telah direncanakan sebagai tindakan untuk perbaikan dari kekurangan yang terjadi. Pada siklus II tindakan yang dilakukan adalah dengan menggunakan model cooperative learning tipe NHT pada pembelajaran menyusun paragraf. Selain itu juga menggunakan wacana yang lebih menarik


(31)

32

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

dan melakukan komunikasi lebih banyak sehingga dapat mengetahui kesulitan siswa dan melakukan pengontrolan ketika diskusi kelompok dilaksanakan.

3. Observasi

Kegiatan ini dimaksudkan peneliti dan guru melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus II. Selain itu juga untuk mengetahui perkembangan kemampuan representasi berbahasa siswa sebagai hasil dari pengajaran model cooperative learning tipe NHT .

4. Refleksi

Guru bersama peneliti menilai keberhasilan model cooperative learning tipe NHT dalam pembelajaran menyusun paragraf melalui pemberian evaluasi.

D. Instrumen Penelitian

Sebagai alat pengumpulan data, instrument sangat penting peranannya dalam penelitian. Instrument penelitian yang berperan sebagai pengumpulan data harus dapat memberikan data yang tepat dan akurat, agar penelitian yang dilaksanakan berjalan dengan baik dan menghasilkan hasil yang baik.

Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang aktifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia tentang menyusun paragraf serta untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyusn paragraf, juga kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami siswa dan guru dalam proses pembelajaran.

Dalam penelitian “Implementasi cooperative learning dalam

peningkatan kemampuan menyusun sebuah paragraf pada siswa kelas IV” ini, peneliti menetapkan instrument tes berupa tes, observasi, dan wawancara.


(32)

33

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

1. Tes

Tes hasil belajar adalah tes untuk mengukur kemampuan seseorang dalam bidang tertentu yang diperoleh dari mempelajari bidang itu. Dalam penelitian ini kemampuan yang dimaksudkan yakni kemampuan siswa dalam menyusun sebuah paragraf. Tes evaluasi diberikan kepada siswa untuk mengukur keberhasilan belajar, serta keberhasilan mengajar guru, yang mencerminkan keberhasilan penerapan metode pemberian tugas dilihat dari sisi siswa. Tes yang dilakukan melalui tes tertulis. Hasil dari tes tersebut merupakan data yang akan dianalisis untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa sebelum dan sesudah pembelajaran.

2. Observasi

”Observasi adalah suatu cara pengumpulan data yang menginventarisasikan data tentang sikap dalam belajarnya, sikap guru dengan siswa dan siswa dengan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dan juga untuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus diperbaiki, dipertahankan atau ditingkatkan pada pembelajaran selanjutnya. Sedangkan yang dimaksud dengan observasi sistematis adalah observasi yang dilakukan pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan” (Arikunto, 2006:157).

Observasi dapat juga dikatakan sebagai suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Observasi dilakukan untuk mengetahui secara langsung sejauh mana permasalahan yang terjadi , dengan mengobservasi permasalahan secara langsung, data yang didapatpun akurat. Dengan kata lain observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses hasil belajar siswa dan guru. Misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam kegiatan simulasi, atau penggunaan alat peraga waktu mengajar ataupun tingkah laku guru pada saat mengajar. Pedoman observasi disusun sendiri oleh observer,


(33)

34

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

lembaran pedoman observasi ini digunakan untuk membantu peneliti mengamati keseluruhan proses pelaksanaan tindakan.

3. Wawancara

Wawancara (interview) adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberikan kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan hanya diajukan oleh subyek evaluasi (Arikunto, 2007:27).

Pengambilan data dengan teknik wawancara bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang ada dari sisi personal. Wawancara pada penelitian ini dilakukan kepada guru kelas IV SD Negeri Kelanggaran Unyur dan salah satu siswa kelas IV. Dengan teknik wawancara peneliti dapat mengetahui langsung keluhan atau permasalahan yang dirasakan dari sisi guru dan siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian adalah salah satu cara mengumpulkan dan juga mengolah data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh drai guru dan siswa kelas IV SD Negeri Kelanggaran Unyur. Pada hakikatnya teknik pengumpulan data ini perlu dilakukan demi menindaklanjuti metode yang digunakan.

Dalam penelitian kali ini pengumpulan data diperoleh dari guru dan siswa yang melalui tes tertulis, observasi dan wawancara. Kegiatan ini dilakukan setiap aktifitas sesuai dengan petunjuk pelaksanaan tindakan kelas. Diantaranya pada saat pelaksanaan, analisis dan evaluasi siklus I, pelaksanaan, analisis dan evaluasi siklus II, serta evaluasi dari siklus I dan II secara keseluruhan.


(34)

35

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

Pada analisis pengumpulan data, peneliti menganalisis data-data yang sudah terkumpul untuk kemudian dijadikan sebagai hasil dari penelitian. Adapun data yang dianalisis adalah data hasil tes belajar siswa tentang kemampuan siswa dalam menyusun sebuah paragraf pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model cooperative learning serta data hasil observasi terhadap guru dan siswa selama pembelajaran di kelas.

1. Tes

Pada analisis hasil tes, peneliti akan menganalisis keberhasilan siswa dalam kemampuan menyusun paragraf lewat jawaban-jawaban dari soal-soal mengenai menyusun paragraf. Data yang diperoleh dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. nilai yang benar dan sempurna diberi nilai 20 (dua puluh) dan dianggap mampu serta memahami konsep tersebut. Jawaban yang benar namun kurang sempurna diberi nilai 10 (sepuluh), sedang jawaban yang salah diberi nilai 0 (nol) dan dianggap belum mampu menguasai konsep tersebut

b. menentukan nilai rata-rata kelas berdasarkan nilai hasil evaluasi seluruh siswa, Adapun nilai akhir dari data tes hasil belajar adalah:

Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan diklasifikasi menjadi criteria sebagai berikut :

≥ 90 : Baik sekali Nilai Akhir =

Jumlah skor yang diperoleh siswa

X 100


(35)

36

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

70 – 89 : Baik 50 – 69 : Cukup 30 – 49 : Kurang ≤ 20 : Kurang sekali

(Diadaptasi dari Dirjen Dikti Depdikbud)

Nilai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan oleh SDN Kelanggaran Unyur untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV adalah 70. Apabila perolehan rata-rata yang diperoleh siswa jumlahnya sama atau lebih besar dari nilai KKM, maka siswa dapat dikatakan tuntas belajar, sedangkan bila pemerolehan nilai rata-ratanya lebih kecil, maka siswa dinyatakan belum tuntas belajar. Analisis ini dimulai dari siklus I sampai siklus II. Pada siklus kedua akan disimpulkan hasil dari penelitian secara keseluruhan.

2. Observasi

Pada analisis hasil observasi ini peneliti akan menganalisis tentang keterampilan siswa dalam menyusun sebauh paragraf. Serta observasi tentang sikap mengajar guru, dan pengunaan model cooperative learning dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia. Analisis ini dimulai dari siklus I sampai siklus II kemudian hasilnya akan dijadikan sebagai data atau bahan penelitian. Dalam observasi kali ini digunakan skala sikap sesuai, kurang sesuai dan tidak sesuai beserta catatan kejadian yang terjadi di kelas selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Wawancara

Pada hasil wawancara ini, peneliti menganalisis tentang permasalahan guru dalam menyampaikan materi tentang paragraf, dan bertanya jawab mengenai bagaimana kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pada wawancara ini pula peneliti mewawancarai salah satu siswa kelas IV, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan dan


(36)

37

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

permasalahan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang menyusun paragraf.


(37)

51

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Atas dasar rumusan masalah penelitian mengenai “Implementasi Cooperative Learning Dalam Peningkatan Kemampuan Menyusun Sebuah

Paragraf pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kelanggaran Unyur - Serang”

dapat di simpulkan sebagai berikut.

Berdasarkan rumusan masalah yang pertama mengenai

“Bagaimana kesulitan siswa dalam menyusun sebuah paragraf?”,dari data yang diperoleh peneliti pada proses pra siklus lewat wawancara dan observasi, dapat diketahui bahwa kesulitan yang dialami oleh siswa yakni sulit menentukan kalimat utama dalam sebuah paragraf, siswa juga sulit menentukan jenis-jenis paragraf sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menyusun sebuah paragraf. Dengan menggunakan model cooperative learning dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat mengatasi kesulitan siswa dalam menulis paragraf.

Kedua ”Bagaimana langkah-langkah pembelajaran menyusun

sebuah paragraf melalui implementasi cooperative learning?”,

langkah-langkah pembelajaran dengan implementasi cooperative learningadalah dapat mengatasi kesulitan siswa dalam menyusun sebuah paragraf. Karena siswa dapat memperutuh pengetahuannya lewat diskusi kelompok yang dilakukan dalam pembelajaran. Siswa juga dapat saling bertukar pendapat, sharing tentang pengetahuan yang mereka miliki dengan temannya. Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan antusias, aktif dan bersemangat. Siswa sudah mampu menentukan kalimat utama, jenis paragraf, dan dapat menyusun sebuah paragraf dengan benar yakni dengan memperhatikan ejaan, tanda baca, dan ketepatan susunan kalimatnya. Hal sudah terbukti dari hasil wawancara, observasi dan nilai yang diperoleh siswa mengalami


(38)

52

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

peningkatan. Hasil wawancara dan observasi pada siklus I nilai siswa mencapai 53%, dan pada siklus II mencapai 100%.

Ketiga, “Apa implikasi cooperative learning dalam peningkatan

kemampuan menyusun sebuah paragraf pada siswa?”,model cooperative

learning dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menyusun sebuah paragraf. Terbukti dengan hasil tes yang diperoleh siswa di mana setiap siklusnya mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 64,8 (enam puluh empat koma delapan), dan pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 82,4 (delapan puluh dua koma empat). Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyusun sebuah paragraf.

Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa implementasi cooperative learning dalam pembelajaran menyusun sebuah paragraf, siswa dapat membuat sebuah paragraf yang baik dan benar sesuai indikator yang diharapkan. Dapat disimpulkan bahwa model cooperative learningdapat mengatasi kesulitan siswa kelas IV SDN Kelaggaran Unyur, kecamatan Serang, kota Serang dalam menyusun sebuah paragraf.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan penelitian di atas, peneliti mengajukan rekomendasi sebagai berikut.

1. Kepada guru hendaknya terus menggali potensi yang ada dan meningkatkan kreativitas dalam mengajar, serta hendaknya memperluas wawasan tentang metode-metode pembelajaran yang dirasa sesuai dengan konsep yang akan disampaikan pada siswa. Model cooperative learning tepat digunakan untuk pembelajaran meyusun paragraf. Selain memberikan suasana yang berbeda pada pembelajaran, model pembelajaran ini melatih keterampilan siswa juga membentuk karakter siswa melalui berdiskusi. Model cooperative learning melatih siswa untuk saling berdiskusi, bertukar


(39)

53

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

pendapat untuk memutuskan suatu jawaban dari permasalahan, juga melatih keberanian dan tanggung jawab siswa.

2. Kepada kepala sekolah, diharapkan agar selalu memberikan motivasi dan mengadakan pembinaan kepada para guru agar dapat memperbaiki pembelajaran yang belum maksimal. Serta memberikan sarana dan prasarana sebagai penunjang pembelajaran agar siswa lebih aktif dan mendapatkan hasil yang optimal.

3. Kepada peneliti lain agar mengembangkan dan menggali lebih dalam mengenai model cooperative learning pada pokok bahasan lain, guna meningkatkan kemampuan siswa pada jenjang pendidikan.


(40)

54

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Aripin. (2009). Penggunaan Metode Inquiry Dalam PembelajaranMembaca Paragraf. Serang : Universitas Pendidikan Indonesia.

Burhan. (1988). Keterampilan Berbahasa Indonesia. Bandung : Angkasa. Depdikbud. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Huda, (2012). Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Karli dan Margaretha. (2004). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (Model-Model Pembelajaran). Bandung : Bina Media Informasi.

Kridaklasana. (1984). Pesona Bahasa. Solo : Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Lestari. (2013, Februari, Sabtu). Kesulitan Yang dialami Siswa Kelas IV SD

Negeri Kelanggaran Unyur - Serang Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.( Interviewer).

Patimah. (2010). Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menulis Kalimat Pengumuman Menggunakan Model Cooperative Learning Di Kelas IV SDN Kelapa Dua Kec. Serang Kota Serang. Serang : Universitas Pendidikan Indonesia.

Porter dan Hernacki. (2011). Writing In Action. London: Callier Macmillan Publisher.


(41)

55

Rahayu Fuzi Lestari, 2013

Rukmansyah. (2012). Bintang UN 2013. Bandung : Epsilon Grup.

Sanjaya. (2010). Strategi Pembelajaran Berorietasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group.

Sudjana. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sulipan dan Supandi. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang : Buana Semesta.

Suprijono. (2012). Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Tarigan. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Yusnandar. (2008). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Program SI-PGSD UPI Kampus Serang.


(1)

37

permasalahan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang menyusun paragraf.


(2)

51 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Atas dasar rumusan masalah penelitian mengenai “Implementasi Cooperative Learning Dalam Peningkatan Kemampuan Menyusun Sebuah Paragraf pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kelanggaran Unyur - Serang”

dapat di simpulkan sebagai berikut.

Berdasarkan rumusan masalah yang pertama mengenai

“Bagaimana kesulitan siswa dalam menyusun sebuah paragraf?”,dari data yang diperoleh peneliti pada proses pra siklus lewat wawancara dan observasi, dapat diketahui bahwa kesulitan yang dialami oleh siswa yakni sulit menentukan kalimat utama dalam sebuah paragraf, siswa juga sulit menentukan jenis-jenis paragraf sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menyusun sebuah paragraf. Dengan menggunakan model

cooperative learning dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat

mengatasi kesulitan siswa dalam menulis paragraf.

Kedua ”Bagaimana langkah-langkah pembelajaran menyusun

sebuah paragraf melalui implementasi cooperative learning?”, langkah-langkah pembelajaran dengan implementasi cooperative learningadalah dapat mengatasi kesulitan siswa dalam menyusun sebuah paragraf. Karena siswa dapat memperutuh pengetahuannya lewat diskusi kelompok yang dilakukan dalam pembelajaran. Siswa juga dapat saling bertukar pendapat, sharing tentang pengetahuan yang mereka miliki dengan temannya. Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan antusias, aktif dan bersemangat. Siswa sudah mampu menentukan kalimat utama, jenis paragraf, dan dapat menyusun sebuah paragraf dengan benar yakni dengan memperhatikan ejaan, tanda baca, dan ketepatan susunan kalimatnya. Hal sudah terbukti dari hasil wawancara, observasi dan nilai yang diperoleh siswa mengalami


(3)

52

peningkatan. Hasil wawancara dan observasi pada siklus I nilai siswa mencapai 53%, dan pada siklus II mencapai 100%.

Ketiga, “Apa implikasi cooperative learning dalam peningkatan kemampuan menyusun sebuah paragraf pada siswa?”,model cooperative

learning dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam

menyusun sebuah paragraf. Terbukti dengan hasil tes yang diperoleh siswa di mana setiap siklusnya mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 64,8 (enam puluh empat koma delapan), dan pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 82,4 (delapan puluh dua koma empat). Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan model

cooperative learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam

menyusun sebuah paragraf.

Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa implementasi cooperative

learning dalam pembelajaran menyusun sebuah paragraf, siswa dapat

membuat sebuah paragraf yang baik dan benar sesuai indikator yang diharapkan. Dapat disimpulkan bahwa model cooperative learningdapat mengatasi kesulitan siswa kelas IV SDN Kelaggaran Unyur, kecamatan Serang, kota Serang dalam menyusun sebuah paragraf.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan penelitian di atas, peneliti mengajukan rekomendasi sebagai berikut.

1. Kepada guru hendaknya terus menggali potensi yang ada dan meningkatkan kreativitas dalam mengajar, serta hendaknya memperluas wawasan tentang metode-metode pembelajaran yang dirasa sesuai dengan konsep yang akan disampaikan pada siswa. Model cooperative learning tepat digunakan untuk pembelajaran meyusun paragraf. Selain memberikan suasana yang berbeda pada pembelajaran, model pembelajaran ini melatih keterampilan siswa


(4)

53

pendapat untuk memutuskan suatu jawaban dari permasalahan, juga melatih keberanian dan tanggung jawab siswa.

2. Kepada kepala sekolah, diharapkan agar selalu memberikan motivasi dan mengadakan pembinaan kepada para guru agar dapat memperbaiki pembelajaran yang belum maksimal. Serta memberikan sarana dan prasarana sebagai penunjang pembelajaran agar siswa lebih aktif dan mendapatkan hasil yang optimal.

3. Kepada peneliti lain agar mengembangkan dan menggali lebih dalam mengenai model cooperative learning pada pokok bahasan lain, guna meningkatkan kemampuan siswa pada jenjang pendidikan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Aripin. (2009). Penggunaan Metode Inquiry Dalam PembelajaranMembaca

Paragraf. Serang : Universitas Pendidikan Indonesia.

Burhan. (1988). Keterampilan Berbahasa Indonesia. Bandung : Angkasa.

Depdikbud. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Huda, (2012). Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Karli dan Margaretha. (2004). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi

(Model-Model Pembelajaran). Bandung : Bina Media Informasi.

Kridaklasana. (1984). Pesona Bahasa. Solo : Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Lestari. (2013, Februari, Sabtu). Kesulitan Yang dialami Siswa Kelas IV SD

Negeri Kelanggaran Unyur - Serang Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.( Interviewer).

Patimah. (2010). Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menulis Kalimat

Pengumuman Menggunakan Model Cooperative Learning Di Kelas IV SDN Kelapa Dua Kec. Serang Kota Serang. Serang : Universitas

Pendidikan Indonesia.

Porter dan Hernacki. (2011). Writing In Action. London: Callier Macmillan Publisher.


(6)

55

Rukmansyah. (2012). Bintang UN 2013. Bandung : Epsilon Grup.

Sanjaya. (2010). Strategi Pembelajaran Berorietasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group.

Sudjana. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sulipan dan Supandi. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang : Buana Semesta.

Suprijono. (2012). Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Tarigan. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Yusnandar. (2008). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Program SI-PGSD UPI Kampus Serang.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning Pada Siswa Kelas III SD Negeri Sepat 2

0 1 20

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN POKOK PIKIRAN SEBUAH PARAGRAF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA Peningkatan Kemampuan Menemukan Pokok Pikiran Sebuah Paragraf Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Strategi Cooperative Integrated Reading And Composition (CIR

0 1 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN POKOK PIKIRAN SEBUAH PARAGRAF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA Peningkatan Kemampuan Menemukan Pokok Pikiran Sebuah Paragraf Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Strategi Cooperative Integrated Reading And Composition (CIR

0 1 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG BILANGAN CAMPURANMELALUI COOPERATIVE LEARNING TEKNIK NUMBERED HEADS Peningkatan Kemampuan Menghitung Bilangan Campuran Melalui Cooperative Learning Teknik Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Ngringo

0 1 14

IMPLEMENTASI MODEL CIRC (COOPERATIVE, INTEGRATED, READING, AND COMPOSITION) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SD NEGERI SANDING 1.

1 2 43

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN KOSAKATA DASAR MENJADI PARAGRAF DESKRIPSI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA Peningkatan Kemampuan Menyusun Kosakata Dasar Menjadi Paragraf Deskripsi Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas I SD Negeri I Keposong.

0 3 12

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Menyusun Kosakata Dasar Menjadi Paragraf Deskripsi Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas I SD Negeri I Keposong.

0 3 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN KOSAKATA DASAR MENJADI PARAGRAF DESKRIPSI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA Peningkatan Kemampuan Menyusun Kosakata Dasar Menjadi Paragraf Deskripsi Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas I SD Negeri I Keposong.

0 2 15

IMPLEMENTASI MEDIA GAMBAR SERI DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA SISWA KELAS V SDN KELANGGARAN UNYUR KOTA SERANG.

1 1 26

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SDN KELANGGARAN UNYUR SERANG.

0 0 28