PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA.

(1)

KAJIAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI DAN SIFATNYA PADA GURU IPA SMP PESERTA PROGRAM

BERMUTU DI MGMP SUB RAYON I TANJUNGSARI

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan IPA

Konsentrasi Pendidikan Kimia Sekolah Lanjutan

Oleh:

SANTI SETIANI HASANAH 1008850

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Santi Setiani Hasanah, 2013

Kajian Implementasi Pembelajaran Dan Pemahaman Konsep Materi Dan Sifatnya Pada Guru IPA SMP Peserta Program Bermutu Di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

HALAMAN PERSETUJUAN

KAJIAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI DAN SIFATNYA PADA GURU IPA SMP PESERTA PROGRAM

BERMUTU DI MGMP SUB RAYON I TANJUNGSARI

Disetujui dan Disahkan oleh Pembimbing:

Pembimbing I

Dr. rer. nat. Omay Sumarna, M.Si NIP. 196404101989011001

Pembimbing II

Dr. F. M. Titin Supriyanti, M.Si. NIP. 195810141986012001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan IPA Pascasarjana UPI

Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si NIP. 195807121983032002


(3)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul " Kajian Implementasi

Pembelajaran Dan Pemahaman Konsep Materi Dan Sifatnya Pada Guru IPA SMP Peserta Program BERMUTU Di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari " ini beserta seluruh

isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan kode etik keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2013

Penulis,


(4)

Santi Setiani Hasanah, 2013

Kajian Implementasi Pembelajaran Dan Pemahaman Konsep Materi Dan Sifatnya Pada Guru IPA SMP Peserta Program Bermutu Di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

KAJIAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI DAN SIFATNYA PADA GURU IPA SMP PESERTA PROGRAM

BERMUTU DI MGMP SUB RAYON I TANJUNGSARI

ABSTRAK

Salah satu upaya meningkatkan kompetensi guru adalah melalui kegiatan diskusi di MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Kendala yang dihadapi guru untuk mewujudkan MGMP yang aktif dan efektif adalah program-program MGMP masih kurang sesuai dengan keperluan guru, maka perlu dilakukan pemberdayaan MGMP yang sudah ada. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka diselenggarakanlah program BERMUTU (Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading). Program BERMUTU merupakan program dengan rancangan kegiatan yang terstandar dan dilengkapi dengan panduan belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai implementasi hasil kegiatan MGMP Program BERMUTU oleh guru peserta dalam pembelajaran di kelas dan pemahaman konsep Materi dan Sifatnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian dilakukan di MGMP IPA Sub Rayon 1 Tanjungsari Sumedang. Data penelitian diperoleh melalui wawancara (indepth interview), observasi, studi dokumentasi, dan gabungan ketiganya atau triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan program kegiatan MGMP menjadi lebih sistematis dengan adanya program BERMUTU. Berdasarkan hasil observasi, studi dokumen dan wawancara terhadap guru dan siswa, implementasi pembelajaran oleh semua responden memiliki kriteria baik. Pemahaman guru mengenai konsep Materi dan Sifatnya pada konsep yang hafalan tidak bisa dijawab dengan baik oleh guru peserta MGMP.


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... . vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ... 6

1. Rumusan Masalah ... 6

2. Pertanyaan Penelitian ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian... 7

F. Penjelasan Istilah ... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... ... 10

A. Kompetensi Guru ... 10

1. Kompetensi Pedagogik ... 11

2. Kompetensi Kepribadian ... 12

3. Kompetensi Sosial ... 13

4. Kompetensi Profesional ... 14

B. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) ... 16

C. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) ... 19

1. Pengertian MGMP ... 19


(6)

ii

Santi Setiani Hasanah, 2013

Kajian Implementasi Pembelajaran Dan Pemahaman Konsep Materi Dan Sifatnya Pada Guru IPA SMP Peserta Program Bermutu Di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu D. Program BERMUTU (Better Education through Reformed

Management and Universal Teacher Upgrading) ... 22

E. Deskripsi Materi Kimia ... 34

1. Unsur, Senyawa, dan Campuran ... 34

2. Asam dan Basa ... 39

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 45

A. Metode Penelitian ... 45

B. Sumber Data ... 46

C. Teknik Pengumpulan Data ... 47

D. Alur Penelitian ... 50

E. Prosedur Penelitian ... 51

1. Tahap Orientasi ... 51

2. Tahap Pelaksanaan ... 51

3. Tahap Member Check ... 51

F. Instrumen Penelitian ... 52

G. Teknik Analisis Data ... 53

1. Reduksi Data ... 54

2. Penyajian Data ... 54

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi ... 54

H. Validitas Data ... 55

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Pelaksanaan Program BERMUTU dalam Kegiatan Pembelajaran di MGMP IPA SMP Sub Rayon 1 ... 57

B. Implementasi Hasil Kegiatan MGMP Program BERMUTU oleh Guru Dalam Pembelajaran di Kelas ... 63

1. Observasi Pertama Pada Responden Satu (R1) ... 64

a. Perencanaan Pembelajaran ... 64

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 71


(7)

iii

2. Observasi Kedua Pada Responden Satu (R1) ... 79

a. Perencanaan Pembelajaran ... 79

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 84

c. Penilaian ... 89

3. Observasi Pertama Pada Responden Dua (R2) ... 92

a. Perencanaan Pembelajaran ... 92

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 98

c. Penilaian ... 104

4. Observasi Kedua Pada Responden Dua (R2) ... 105

a. Perencanaan Pembelajaran ... 105

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 111

c. Penilaian ... 117

5. Observasi Pada Responden Tiga (R3) ... 119

a. Perencanaan Pembelajaran ... 119

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 124

c. Penilaian ... 129

6. Observasi Pada Responden Empat (R4) ... 132

a. Perencanaan Pembelajaran ... 132

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 136

c. Penilaian ... 141

C. Pemahaman Konsep Kimia Guru IPA SMP yang Mengikuti Program BERMUTU Pada Konsep Materi dan Sifatnya ... 146

1. Kompetensi Memahami Konsep-Konsep, Hukum-hukum, dan Teori-teori IPA serta Penerapannya Secara Fleksibel ... 147

2. Kompetensi Memahami Proses Berpikir IPA dalam Mempelajari Proses dan Gejala Alam ... 149

3. Menggunakan Bahasa Simbolik dalam Mendeskripsikan Proses dan Gejala Alam ... 156

4. Menerapkan Konsep, Hukum, dan Teori IPA untuk Menjelaskan Berbagai Fenomena Alam ... 163


(8)

iv

Santi Setiani Hasanah, 2013

Kajian Implementasi Pembelajaran Dan Pemahaman Konsep Materi Dan Sifatnya Pada Guru IPA SMP Peserta Program Bermutu Di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 169

A. Kesimpulan ... 169

B. Saran... 170

DAFTAR PUSTAKA ... 171

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Contoh hasil yang diharapkan dari pelatihan guru in-service ... 18

Tabel 2.2. Nama Golongan Unsur-Unsur ... 35

Tabel 2.3. Nama-nama Kation ... 37

Tabel 2.4. Nama-nama Anion ... 38

Tabel 2.5. Sifat Larutan Berdasarkan Perubahan Warna Kertas Lakmus ... 40

Tabel 2.6. Contoh Asam... 41

Tabel 4.1. Hasil Analisis Tingkat Kompetensi Dalam Kompetensi Dasar ... 65

Tabel 4.2. Analisis Indikator dalam RPP ... 65

Tabel 4.3. Analisis Tujuan Pembelajaran dalam RPP... 67

Tabel 4.4. Analisis Materi Pembelajaran dalam RPP ... 68

Tabel 4.5. Analisis Kegiatan Pembelajaran dalam RPP ... 69

Tabel 4.6. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 72

Tabel 4.7. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 73

Tabel 4.8. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 74

Tabel 4.9. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 76

Tabel 4.10. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 77


(9)

v

Tabel 4.12. Hasil Analisis Tingkat Kompetensi Dalam Kompetensi Dasar ... 79

Tabel 4.13. Analisis Indikator dalam RPP ... 80

Tabel 4.14. Analisis Tujuan Pembelajaran dalam RPP... 81

Tabel 4.15. Analisis Materi Pembelajaran dalam RPP ... 82

Tabel 4.16. Analisis Kegiatan Pembelajaran dalam RPP ... 83

Tabel 4.17. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 85

Tabel 4.18. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 86

Tabel 4.19. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 87

Tabel 4.20. Hasil Observasi Media Pembelajaran ... 88

Tabel 4.21. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 89

Tabel 4.22. Hasil Observasi Penilaian Pembelajaran... 90

Tabel 4.23. Hasil Analisis Tingkat Kompetensi Dalam Kompetensi Dasar ... 93

Tabel 4.24. Analisis Indikator dalam RPP ... 93

Tabel 4.25. Analisis Tujuan Pembelajaran dalam RPP... 95

Tabel 4.26. Analisis Materi Pembelajaran dalam RPP ... 95

Tabel 4.27. Analisis Kegiatan Pembelajaran dalam RPP ... 96

Tabel 4.28. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 98

Tabel 4.29. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 100

Tabel 4.30. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 101

Tabel 4.31. Hasil Observasi Media Pembelajaran ... 102

Tabel 4.32. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 103

Tabel 4.33. Hasil Observasi Penilaian Pembelajaran... 104


(10)

vi

Santi Setiani Hasanah, 2013

Kajian Implementasi Pembelajaran Dan Pemahaman Konsep Materi Dan Sifatnya Pada Guru IPA SMP Peserta Program Bermutu Di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.35. Analisis Indikator dalam RPP ... 106

Tabel 4.36. Analisis Tujuan Pembelajaran dalam RPP... 107

Tabel 4.37. Analisis Materi Pembelajaran dalam RPP ... 108

Tabel 4.38. Analisis Kegiatan Pembelajaran dalam RPP ... 109

Tabel 4.39. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 112

Tabel 4.40. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 113

Tabel 4.41. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 114

Tabel 4.42. Hasil Observasi Media Pembelajaran ... 115

Tabel 4.43. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 116

Tabel 4.44. Hasil Observasi Penilaian Pembelajaran... 117

Tabel 4.45. Hasil Analisis Tingkat Kompetensi Dalam Kompetensi Dasar ... 120

Tabel 4.46. Analisis Indikator dalam RPP ... 120

Tabel 4.47. Analisis Tujuan Pembelajaran dalam RPP... 121

Tabel 4.48. Analisis Materi Pembelajaran dalam RPP ... 121

Tabel 4.49. Analisis Kegiatan Pembelajaran dalam RPP ... 122

Tabel 4.50. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 124

Tabel 4.51. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 125

Tabel 4.52. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 126

Tabel 4.53. Hasil Observasi Media Pembelajaran ... 128

Tabel 4.54. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 128

Tabel 4.55. Hasil Observasi Penilaian Pembelajaran... 129

Tabel 4.56. Hasil Analisis Tingkat Kompetensi Dalam Kompetensi Dasar ... 132


(11)

vii

Tabel 4.58. Analisis Tujuan Pembelajaran dalam RPP... 134

Tabel 4.59. Analisis Materi Pembelajaran dalam RPP ... 134

Tabel 4.60. Analisis Kegiatan Pembelajaran dalam RPP ... 136

Tabel 4.61. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 137

Tabel 4.62. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 138

Tabel 4.63. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 139

Tabel 4.64. Hasil Observasi Media Pembelajaran ... 140

Tabel 4.65. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ... 141

Tabel 4.66. Hasil Observasi Penilaian Pembelajaran... 142

Tabel 4.67. Deskripsi Soal ... 147

Tabel 4.68. Deskripsi Soal ... 150

Tabel 4.69. Deskripsi Soal Nomor Empat ... 156

Tabel 4.70. Deskripsi Soal Nomor Lima ... 157

Tabel 4.71. Deskripsi Soal Nomor Enam ... 158

Tabel 4.72. Deskripsi Soal Nomor Delapan ... 160

Tabel 4.73. Deskripsi Soal Nomor Duabelas ... 161


(12)

viii

Santi Setiani Hasanah, 2013

Kajian Implementasi Pembelajaran Dan Pemahaman Konsep Materi Dan Sifatnya Pada Guru IPA SMP Peserta Program Bermutu Di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Kerja Penjaminan Kualitas Pendidikan ... 23

Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian ... 50

Gambar 3.2. Komponen Dalam Analisis Data ... 52

Grafik 4.1. Nilai Kinerja Responden Satu ... 91

Grafik 4.2. Nilai Kinerja Responden Dua ... 118

Grafik 4.3. Nilai Kinerja Responden Tiga ... 131

Grafik 4.4. Nilai Kinerja Responden Empat ... 143

Gambar 4.1. Contoh Jawaban Responden Pada Soal Nomor Satu ... 149

Gambar 4.2. Contoh Jawaban Hampir Lengkap Pada Soal Nomor Dua ... 149

Gambar 4.3. Contoh Jawaban Tidak Lengkap Pada Soal Nomor Dua ... 149

Gambar 4.4. Contoh Jawaban Responden Pada Soal Nomor Tiga ... 154

Gambar 4.5. Contoh Jawaban Responden Pada Soal Nomor Sembilan ... 154

Gambar 4.6. Contoh Jawaban Responden Pada Soal Nomor Sepuluh dan Sebelas ... 155

Gambar 4.7. Contoh Jawaban Responden Pada Soal Nomor Empat ... 157

Gambar 4.8. Contoh Jawaban Responden Pada Soal Nomor Lima ... 158

Gambar 4.9. Contoh Jawaban Responden Pada Soal Nomor Enam ... 159

Gambar 4.10. Contoh Jawaban Responden Pada Soal Nomor Delapan ... 161

Gambar 4.11. Contoh Jawaban Responden Pada Soal Nomor Duabelas ... 162

Gambar 4.12. Contoh Jawaban Responden Pada Soal Nomor Tujuh ... 165

Gambar 4.13. Contoh Jawaban Responden Pada Soal Nomor Tigabelas ... 165


(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A: Data Penelitian ... 174 Lampiran B: Instrumen Penelitian ... 201


(14)

Santi Setiani Hasanah, 2013

Kajian Implementasi Pembelajaran Dan Pemahaman Konsep Materi Dan Sifatnya Pada Guru IPA SMP Peserta Program Bermutu Di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Guru memiliki peran strategis dalam meningkatkan proses pembelajaran dan mutu peserta didik. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang guru, yang menyebutkan bahwa, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, dasar dan menengah. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi yang paling berkaitan dengan peningkatan kompetensi siswa dalam pembelajaran adalah kompetensi pedagogik yang meliputi kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran dan kompetensi profesional yang menunjukkan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu yang diampunya.

Kondisi di lapangan masih menunjukkan bahwa guru IPA belum menguasai seluruh kompetensi dari kompetensi pedagogik dan profesional


(15)

2

walaupun guru tersebut sudah dinyatakan lulus seleksi sebagai guru (Sidi, 2000). Hal ini dapat terjadi pada guru-guru yang kurang mendapatkan kesempatan dalam mengembangkan profesinya melalui peningkatan kompetensi selama mereka melakukan tugas di sekolah. Hasil uji kompetensi guru menunjukkan hasil yang rendah dengan nilai rata-rata nasional 42,25 (Widya, 2012).

Peningkatan kompetensi guru diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang terkait dengan kurangnya kompetensi guru. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Eylon, Berger dan Bagno (2008), guru-guru merasakan pentingnya belajar dan berbagi pengalaman dengan rekan-rekan sejawat, terutama dalam aspek pengembangan kompetensi pedagogik guru. Harrison, Hofstein, Eylon dan Simon (2008) menyatakan bahwa guru-guru merasakan pentingnya menciptakan komunitas belajar, dimana guru-guru dapat bertukar pikiran dan pengalaman untuk mengembangkan keprofesionalannya.

Kedua penelitian tersebut menunjukkan bahwa guru-guru merasakan perlunya belajar untuk meningkatkan kompetensinya, melalui komunitas belajar. Salah satu komunitas belajar guru yang ada di Indonesia adalah MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). MGMP merupakan suatu organisasi profesi guru tempat guru dapat tukar menukar informasi, diskusi tentang pengembangan kurikulum, diskusi tentang teknik mengajar, teknik mengevaluasi, dan diskusi tentang inovasi pembelajaran yang dapat dikembangkan di sekolah masing-masing.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi guru melalui komunitas belajar adalah dengan memberdayakan MGMP, karena di MGMP guru-guru


(16)

3

Santi Setiani Hasanah, 2013

Kajian Implementasi Pembelajaran Dan Pemahaman Konsep Materi Dan Sifatnya Pada Guru IPA SMP Peserta Program Bermutu Di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dapat berdiskusi dan berbagi pengalaman untuk memecahkan permasalahan pembelajaran yang ditemui sehari-hari. Hal ini diperkuat oleh penelitian Poppy (2010) yang menyatakan adanya peningkatan kompetensi guru kimia melalui kegiatan MGMP Wilayah.

Pada kenyataannya tidak semua MGMP dapat menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan keinginan atau keperluan guru dalam tugasnya, tetapi baru terbatas pada kegiatan-kegiatan insidentil seperti persiapan Olimpiade Sains. Walaupun Dinas Pendidikan Kota sudah berusaha meresmikan wadah ini tetapi tindak lanjut kegiatannya belum terprogram secara rutin dan sesuai dengan tujuan penyelenggaraan MGMP (Poppy, 2010). Kendala-kendala lain yang dihadapi oleh guru dalam menciptakan kelompok kerja/musyawarah kerja yang aktif dan efektif selain hal tersebut adalah program-program kegiatan MGMP masih kurang sesuai dengan kebutuhan pengembangan profesionalitas guru, kepala sekolah, pengawas sekolah serta dana pendukung operasional yang belum memadai dan kurang dimanfaatkan secara tepat (Kemdiknas, 2010).

Untuk itu, diperlukan upaya untuk memberdayakan MGMP dalam upaya meningkatkan kompetensi dan kinerja guru. Hal tersebut sangat diperlukan dan diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menumbuhkembangkan budaya pembelajaran yang berpusat pada kebutuhan siswa dan kelas, sehingga berdampak pada peningkatan kualitas proses pembelajaran dan berujung pada peningkatan kualitas pendidikan secara menyeluruh.

Untuk meningkatkan profesionalisme guru, Pemerintah Indonesia, Pemerintah Belanda dan Bank Dunia menyepakati untuk bekerjasama dalam


(17)

4

penyelenggaraan program BERMUTU atau Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading. Tujuan utama program ini difokuskan pada upaya peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi, karir, dan kinerja guru secara langsung dikaitkan dengan peningkatan mutu pembelajaran di kelas melalui peningkatan penguasaan materi pembelajaran dan keterampilan mengajar di kelas dengan berbasis MGMP.

Program BERMUTU merupakan program dengan rancangan kegiatan yang terstandar dan dilengkapi dengan panduan belajar yang digunakan untuk bahan belajar mandiri (BBM) dan sumber belajar terstandar. Modul dan/atau panduan belajar tersebut akan digunakan oleh para guru dalam kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh MGMP di daerah. Setiap Bahan Belajar Mandiri BERMUTU memiliki bobot materi untuk dipelajari selama 16 minggu dalam waktu satu semester sampai satu tahun. Meskipun demikian, proses pertemuan di MGMP diatur untuk mengakomodasikan peserta mempelajari beberapa Bahan Belajar Mandiri selama 16 kali pertemuan. Program ini dilaksanakan selama empat tahun, dari mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2013.

Untuk meningkatkan mutu profesionalisme guru melalui MGMP, maka selain membuat sumber belajar terstandar, diperlukan juga fasilitator yang akan memberikan pendampingan di MGMP. Fasilitator ini disebut dengan tim inti peningkatan profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan, yang terdiri dari National Core Team (NCT), Provincial Core Team (PCT) dan District Core Team (DCT). Salah satu tugas Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA) sebagai Unit


(18)

5

Santi Setiani Hasanah, 2013

Kajian Implementasi Pembelajaran Dan Pemahaman Konsep Materi Dan Sifatnya Pada Guru IPA SMP Peserta Program Bermutu Di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pelaksana Teknis (UPT) dalam hal ini adalah menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan (diklat) untuk bidang IPA menghasilkan Tim Inti Provinsi atau Provincial Core Team (PCT). Peserta dalam diklat ini adalah guru-guru IPA (kimia, fisika, biologi dan IPA SMP). Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan, diharapkan tim inti tersebut dapat memfasilitasi kegiatan di MGMP agar pelaksanaan kegiatannya dapat berjalan sesuai dengan tujuan dari Program BERMUTU. Untuk membantu DCT dalam melakukan pembinaan guru di daerahnya masing-masing maka ditunjuk pula guru pemandu, yang merupakan guru inti yang terpilih dari kelompok-kelompok kerja guru di MGMP yang bersangkutan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran melalui pemberdayaan MGMP dengan program BERMUTU diharapkan dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesonalisme guru. Selama program BERMUTU dilaksanakan di MGMP dan sudah berjalan selama tiga periode (mulai tahun 2009), belum pernah dilakukan kajian secara khusus mengenai peningkatan kompetensi pedagogik dan profesional guru-guru pesertanya. Oleh karena itu, melalui kajian ini akan dilakukan analisis implementasi pembelajaran dan pemahaman konsep Materi dan Sifatnya pada guru IPA SMP peserta program BERMUTU di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari.


(19)

6

B. RUMUSAN MASALAH DAN PERTANYAAN PENELITIAN

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana implementasi pembelajaran dan pemahaman konsep Materi dan Sifatnya pada guru IPA SMP peserta program BERMUTU di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari?”

2. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, pertanyaan penelitian terfokus pada:

a. Bagaimana pelaksanaan program BERMUTU di MGMP IPA SMP Sub Rayon 1 Tanjungsari, Sumedang?

b. Bagaimana implementasi hasil kegiatan MGMP Program BERMUTU oleh guru dalam pembelajaran di kelas?

c. Bagaimana pemahaman konsep kimia guru IPA SMP yang mengikuti program BERMUTU pada konsep Materi dan Sifatnya?

C. PEMBATASAN MASALAH

Agar penelitian lebih terarah dan memberikan gambaran yang jelas, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut :

1. Sub rayon I yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kelompok MGMP IPA SMP Sub Rayon 1 Tanjungsari Sumedang.

2. Implementasi pembelajaran yang diamati berkaitan dengan kemampuan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran yang baik; penguasaan


(20)

7

Santi Setiani Hasanah, 2013

Kajian Implementasi Pembelajaran Dan Pemahaman Konsep Materi Dan Sifatnya Pada Guru IPA SMP Peserta Program Bermutu Di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

materi, strategi pembelajaran dan media yang digunakan pada saat pelaksanaan pembelajaran; dan alat evaluasi yang digunakan pada saat penilaian pembelajaran.

3. Pemahaman konsep kimia guru IPA SMP dibatasi pada konsep Materi dan Sifatnya. Konsep ini dipilih karena PPPPTK IPA telah membuat modul tersebut untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran di MGMP Program BERMUTU.

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran bagaimana pelaksanaan program BERMUTU di MGMP IPA SMP Sub Rayon 1 Tanjungsari Sumedang.

2. Memperoleh gambaran bagaimana implementasi dari kegiatan MGMP Program BERMUTU di kelas, yang dapat mencerminkan kompetensi pedagogik dan profesional responden.

3. Memperoleh gambaran mengenai pemahaman konsep kimia guru IPA SMP pada topik Materi dan Sifatnya.

E. MANFAAT

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap berbagai pihak, antara lain:

1. Memberikan masukan dan informasi bagi MGMP dalam pengembangan program PKB (Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan), baik di sekolah maupun di MGMP-nya masing-masing.


(21)

8

2. Memberikan informasi bagi guru untuk peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran IPA di SMP.

3. Memberikan umpan balik bagi PPPPTK IPA untuk perbaikan program diklat ke depannya serta memberikan masukan dan informasi untuk pengembangan model PKB di masa yang akan datang.

4. Sebagai salah satu referensi bagi penelitian lebih lanjut tentang kajian program pemberdayaan kelompok kerja terhadap kompetensi guru IPA SMP.

F. PENJELASAN ISTILAH

Supaya tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu diberikan penjelasan tentang istilah-istilah tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) merupakan wadah kegiatan profesional bagi guru mata pelajaran yang sama di tingkat kabupaten/kota yang sama pada jenjang SMP, yang terdiri dari sejumlah guru dari sejumlah sekolah (Kemdiknas, 2010).

2. Program BERMUTU (Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading) merupakan program kerja sama yang disepakati oleh Pemerintah Indonesia beserta Pemerintah Belanda dan Bank Dunia dalam rangka peningkatan kualifikasi dan penerapan sertifikasi guru sesuai Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Kemdiknas, 2010).


(22)

9

Santi Setiani Hasanah, 2013

Kajian Implementasi Pembelajaran Dan Pemahaman Konsep Materi Dan Sifatnya Pada Guru IPA SMP Peserta Program Bermutu Di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional (PP No. 74 Tahun 2008 tentang Guru).

4. Implementasi pembelajaran termasuk salah satu kompetensi pedagogik yang meliputi kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran (PP No. 74 Tahun 2008 tentang Guru).

5. Pemahaman konsep merupakan kemampuan untuk menjelaskan ciri-ciri tentang suatu hal dengan menggunakan kalimat sendiri (Bloom, 1956).


(23)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Untuk mendapatkan gambaran mengenai implementasi pembelajaran dan pemahaman konsep Materi dan Sifatnya pada guru IPA SMP peserta program BERMUTU di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari, sesuai dengan butir-butir rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka digunakan metode penelitian kualitatif.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2007).

Penelitian kualitatif menekankan pada segi proses dari hasil penelitian yang mengungkapkan permasalahan apa adanya sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan melalui kata-kata secara tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang diamati sebagaimana diungkapkan oleh Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2006:4) bahwa "metode kualitatif sebagai deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati".

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mendapatkan data yang lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Dalam penelitian ini, yang ingin diamati adalah pelaksanaan


(24)

46

Santi Setiani Hasanah, 2013

Kajian Implementasi Pembelajaran Dan Pemahaman Konsep Materi Dan Sifatnya Pada Guru IPA SMP Peserta Program Bermutu Di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kegiatan pembelajaran di MGMP Program BERMUTU melalui studi dokumentasi dan wawancara, dan implementasi dari kegiatan tersebut pada pembelajaran di kelas.

Penelitian kualitatif memerlukan jangka waktu yang sangat lama dan pada umumnya penelitian dilaksanakan dalam tahunan. Namun penelitian kualitatif tidak menutup kemungkinan dilakukan dalam waktu singkat jika data penelitian telah diperoleh sesuai dengan yang dibutuhkan. Hal tersebut sebagaimana disampaikan Sugiyono (2007:37).

B. SUMBER DATA

Sumber dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian. Dalam penelitian kualitatif, sampel sumber data dipilih, dan mengutamakan perspektif emic, artinya mementingkan pandangan informan, yakni bagaimana mereka memandang dan menafsirkan MGMP program BERMUTU dari pendiriannya.

Sesuai dengan rumusan masalah, maka yang dijadikan sampel sumber data dan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendapatkan data tentang program pemberdayaan MGMP melalui program BERMUTU, sumber datanya adalah dokumen Pedoman Dana Bantuan Langsung Musyawarah Guru Mata Pelajaran yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional melalui Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan tenaga Kependidikan (2010), guru pemandu dan guru anggota MGMP.


(25)

47

dibahas pada pertemuan MGMP program BERMUTU, sumber datanya adalah dokumen jurnal belajar yang ada dalam kumpulan portofolio BERMUTU IPA dari guru anggota MGMP.

3. Untuk mendapatkan data tentang implementasi program BERMUTU oleh guru peserta MGMP dalam pembelajaran di kelas, sumber datanya adalah kelas, guru responden dan siswa.

4. Untuk mendapatkan data tentang pemahaman konsep guru IPA peserta MGMP Program BERMUTU pada topik Materi dan Sifatnya, sumber datanya adalah pengetahuan responden.

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara (indepth interview), observasi, studi dokumentasi, dan gabungan ketiganya atau triangulasi. Peneliti menggunakan pedoman wawancara dengan pertanyaan yang bersifat terbuka. Pedoman ini dimaksudkan untuk menjaga agar wawancara dapat berlangsung tetap pada konteks permasalahan penelitian. Dengan daftar pertanyaan tersebut diharapkan dapat diperoleh data primer mengenai pemberdayaan MGMP melalui program BERMUTU. Penelitian ini akan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.

1. Studi kepustakaan (Library research), yaitu penelitian dilakukan dengan mencari, mengumpulkan dan mempelajari buku-buku, literatur-literatur, dokumen-dokumen dan bahan-bahan tertulis lain yang ada kaitannya dengan masalah yang akan diteliti guna memperoleh data sekunder yang akan dijadikan landasan dalam melihat dan membahas kenyataan yang ditemui


(26)

48

Santi Setiani Hasanah, 2013

Kajian Implementasi Pembelajaran Dan Pemahaman Konsep Materi Dan Sifatnya Pada Guru IPA SMP Peserta Program Bermutu Di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu dalam penelitian di lapangan.

2. Studi lapangan (field research), yaitu pengamatan langsung di lapangan untuk memperoleh data dan informasi yang dikumpulkan dengan cara: a. wawancara mendalam (indepth interview), yaitu proses atau upaya yang

dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan melalui tanya jawab langsung dengan pihak-pihak terkait penelitian, yaitu guru pemandu (Responden 4/R4), guru anggota MGMP (R1, R2, R3 dan R5) dan siswa. Pengumpulan data melalui wawancara terstruktur dilakukan terhadap kelima responden untuk menggali informasi tentang pelaksanaan program BERMUTU sebagai usaha pemberdayaan MGMP yang sudah ada dan pengaruhnya terhadap peningkatan kompetensi profesional dan pedagogik responden. Pada penelitian ini juga dilakukan wawancara untuk mendapatkan data mengenai cara mengajar guru di kelas terhadap sembilan orang siswa.

b. studi dokumentasi, upaya mendapatkan data dan informasi dari dokumen-dokumen yang terkait penelitian, yaitu Project Operational Manual (POM) BERMUTU (Depdiknas, 2008); Panduan Pengelolaan Program Belajar BERMUTU (Depdiknas, 2008); Pedoman Dana Bantuan Langsung Musyawarah Guru Mata Pelajaran (Kemdiknas, 2010); Paket Pelatihan Bidang Ilmu BERMUTU (Depdiknas, 2009); Kompilasi Tagihan Individu Program BERMUTU (yang berisi silabus, RPP, Jurnal Belajar, karya tulis ilmiah/PTK dan portofolio kegiatan BERMUTU); Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar


(27)

49

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru; Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses dan kompilasi tagihan individu dikumpulkan dari tiga responden, yaitu R1, R2 dan R3, selama tiga periode (Periode Pertama: 2009-2010, Periode Kedua: 2010-2011, Periode Ketiga: 2011-2012).

c. Pengamatan (observation), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap objek penelitian dengan melihat dan mengamati kegiatan yang berjalan serta mencatat data yang diperlukan dengan tidak terlibat langsung dalam proses pekerjaannya. Observasi kelas dilakukan terhadap kelima responden selama proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan instrumen Penilaian Kinerja Guru (Kemdikbud, 2012) dan catatan lapangan. Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran implementasi program BERMUTU di kelas.


(28)

50

Santi Setiani Hasanah, 2013

Kajian Implementasi Pembelajaran Dan Pemahaman Konsep Materi Dan Sifatnya Pada Guru IPA SMP Peserta Program Bermutu Di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

D. ALUR PENELITIAN

Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian

Studi Pendahuluan Penelitian

Studi Project Operational Manual

(POM) BERMUTU

Studi Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

dan Pedoman Pelaksanaan Kinerja Guru (PK Guru)

Analisis Data Temuan dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Instrumen Penelitian:  Soal tes tertulis

 Penilaian Kinerja Guru (PK Guru)  Pedoman wawancara

 Wawancara  Observasi

 Pengisian jawaban soal tertulis  Studi dokumentasi

Validasi dan revisi instrumen

Studi MGMP dan bahan ajar kimia dari modul

BERMUTU Tahap Orientasi Tahap Pelaksanaan Tahap Member check


(29)

51

E. PROSEDUR PENELITIAN

Dalam penelitian kualitatif fase-fase penelitian tidak dapat ditentukan secara pasti atau tidak mempunyai batas-batas tegas karena desain serta fokus penelitian dapat mengalami perubahan. Secara garis besar tahapan penelitian dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap orientasi, tahap eksplorasi dan tahap member check.

1. Tahap Orientasi

Tahap ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan jelas mengenai masalah yang hendak dicapai sekaligus untuk menetapkan desain dan menentukan fokus penelitian berikut narasumber. Tahapan ini diawali dengan penjajagan lapangan untuk menentukan permasalahan yang akan dijadikan penelitian dengan dilakukan langkah-langkah, yaitu (1) menyusun rancangan penelitian; (2) meneliti lapangan penelitian; (3) mengurus perizinan dimulai dengan penerbitan surat keterangan izin penelitian; (4) menjajaki dan menilai keadaan lapangan agar penelitian dapat berjalan dengan baik; (5) memilih dan menggunakan informan untuk memperoleh informasi tentang situasi lapangan; (6) mempersiapkan penelitian sesuai dengan keperluan meliputi pedoman observasi, pedoman wawancara, buku catatan, tape recorder, dan sebagainya; (7) memperhatikan etika dan tatakrama penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan.


(30)

52

Santi Setiani Hasanah, 2013

Kajian Implementasi Pembelajaran Dan Pemahaman Konsep Materi Dan Sifatnya Pada Guru IPA SMP Peserta Program Bermutu Di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tahap ini untuk mengecek kebenaran informasi yang telah diperoleh kepada informan di lapangan agar hasil penelitian lebih dipercaya dan untuk menghindari data yang salah.

F. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Pedoman Wawancara Guru

Pedoman wawancara guru digunakan untuk menggali bagaimana pelaksanaan program BERMUTU di MGMP dan bagaimana pengaruh program tersebut terhadap peningkatan kompetensi guru anggotanya. Variabel dan indikator yang digunakan dalam penyusunan instrumen ini mengacu pada Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

2) Pedoman Wawancara Siswa

Pedoman wawancara siswa digunakan untuk memperkuat data mengenai peningkatan kompetensi guru terkait dengan pengimplementasian program BERMUTU dalam pembelajaran di kelas. Kompetensi yang digunakan dalam penyusunan instrumen ini mengacu pada Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

3) Soal Tes Tertulis

Tes tertulis digunakan untuk mengukur pemahaman konsep kimia guru IPA SMP peserta MGMP Program BERMUTU pada konsep Materi dan Sifatnya. Soal ini terdiri dari 13 indikator yang pada masing-masing indikator disertai dengan


(31)

53

angket untuk menggali data mengenai darimana pengetahuan tersebut didapat.

4) Penilaian Kinerja Guru

Penilaian kinerja guru merupakan penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya (PermennegPAN dan RB No. 16 Tahun 2009). Instrumen ini merupakan dasar untuk memberikan nilai prestasi kerja guru yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

G. TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan Miles and Huberman.

Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut.

Gambar 3.2. Komponen dalam analisis data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber dengan Koleksi

data

Reduksi data

Penyajian data

Penarikan kesimpulan/


(32)

54

Santi Setiani Hasanah, 2013

Kajian Implementasi Pembelajaran Dan Pemahaman Konsep Materi Dan Sifatnya Pada Guru IPA SMP Peserta Program Bermutu Di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi) dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh.

1. Reduksi Data

Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Namun, yang paling sering digunakan adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dalam melakukan penyajian data, disarankan selain dengan teks naratif juga dapat berupa grafik, matriks, network, dan chart. Penyajian data akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Dalam tahap ini, peneliti berusaha mencari makna dari data yang dikumpulkan dengan mencari pola, tema, hubungan, persamaan-persamaan dan mencoba menarik kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah jika tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya, tetapi apabila kesimpulan


(33)

55

yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

H. VALIDITAS DATA

Dalam penelitian kualitatif untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah datanya. Oleh karenanya, Susan Stainback dalam Sugiyono (2007) menyatakan bahwa penelitian kualitatif lebih pada aspek validitas. Temuan atau data dalam penelitian kualitatif dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji kredibilitas data, uji transferabilitas data, uji dependabilitas data, dan uji konfirmabilitas data.

Dalam penelitian ini pengujian kredibilitas data penelitian dilakukan dengan cara:

1. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara. Triangulasi dilakukan dengan triangulasi teknik dan sumber data. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Triangulasi sumber, dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama melalui sumber yang berbeda, dalam hal ini sumber datanya adalah satu orang guru pemandu, empat orang guru anggota MGMP dan siswa.


(34)

56

Santi Setiani Hasanah, 2013

Kajian Implementasi Pembelajaran Dan Pemahaman Konsep Materi Dan Sifatnya Pada Guru IPA SMP Peserta Program Bermutu Di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Menggunakan bahan referensi

Yang dimaksud dengan bahan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Seperti data hasil wawancara didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang observasi kelas didukung oleh foto-foto.

3. Member Check (Pengecekan Anggota)

Pengujian kredibilitas data dengan member check, dilakukan dengan cara mendiskusikan hasil penelitian kepada sumber-sumber data yang telah memberikan data, yaitu guru pemandu dan anggota MGMP.


(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pelaksanaan program BERMUTU dalam kegiatan pembelajaran di MGMP IPA Sub Rayon 1 Tanjungsari Sumedang telah sesuai dengan Panduan Pengelolaan Program BERMUTU, namun belum memaksimalkan pemanfaatan modul yang telah dibuat oleh pusat.

2. Implementasi hasil kegiatan MGMP Program BERMUTU oleh guru dalam pembelajaran di kelas sudah baik, ditunjukkan oleh nilai kinerja yang diperoleh guru peserta berkategori baik (berada pada rentang 76-90). Pengetahuan mengenai kajian belajar yang didapatkan dari kegiatan pembelajaran di MGMP Program BERMUTU telah membantu guru peserta MGMP berubah dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Namun, RPP yang telah dibuat oleh responden belum sesuai dengan Standar Proses yang telah ditetapkan.

3. Soal-soal yang sifatnya hafalan pada konsep Materi dan Sifatnya tidak bisa dijawab dengan baik oleh guru peserta MGMP. Persen pencapaian pada soal-soal tersebut rendah (di bawah 30%). Skor maksimum diperoleh pada indikator mengilustrasikan unsur dan senyawa. Dari angket yang ada dalam soal, materi kimia tidak pernah dibahas dalam pertemuan MGMP.


(36)

170

Santi Setiani Hasanah, 2013

Kajian Implementasi Pembelajaran Dan Pemahaman Konsep Materi Dan Sifatnya Pada Guru IPA SMP Peserta Program Bermutu Di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pemberdayaan MGMP melalui program BERMUTU terhadap peningkatan kompetensi pedagogik dan profesional guru IPA SMP, peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Memaksimalkan pemanfaatan modul dalam setiap kegiatan pembelajaran di MGMP.

2. Bahan ajar yang digunakan dalam KBM sebaiknya dibuat sendiri oleh guru yang akan mengajar, agar bahan ajarnya merupakan kompilasi dari berbagai buku sumber.

3. Penyusunan RPP sebaiknya disesuaikan dengan rambu-rambu penyusunan RPP yang ada dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

4. Intensitas pertemuan dalam MGMP perlu ditingkatkan agar penekanan terhadap penguasaan konsep dapat lebih diperdalam, terutama untuk guru-guru IPA SMP yang harus mengajarkan materi fisika, kimia dan biologi sekaligus.

5. Guru yang berlatar belakang Biologi dan Fisika perlu peningkatan pengetahuan dan wawasan Ilmu Kimia SMP.

6. Pemahaman materi IPA harus dimasukkan sebagai salah satu tagihan program BERMUTU setelah mengikuti kegiatan MGMP.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Abdorrakhman Gintings. 2008. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran: Disiapkan untuk Pendidikan Profesi dan Sertifikasi Guru-Dosen. Bandung: Humaniora.

Bat-Sheva Eylon, Hana Berger, Esther Bagno. 2008. An Evidence-Based Continuous Proffesional Development Programme on Knowledge Integration in Physics: A study of teachers' collective discourse. International Journal of Science Education. 30. 619-641.

Bloom, Benjamin S. 1956. Taxonomy of Educational Objectives: The Classificationm of Educational Goals. London: David McKay Company, Inc.

Chang, R. (2004). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti (edisi 1). Jakarta: Erlangga. Christine Harrison, Avi Hofstein, Bat-Sheva Eylon, Shirley Simon. 2008.

Evidence-Based Proffesional Development of Science Teachers in Two Countries. 30. 577-591.

E. Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Forresst W. Parkay, Beverly Hardcastle Stanford. 2008. Menjadi Seorang Guru. Jakarta: Indeks.

G. Douglas Mayo, Philip H. DuBois, 1987. The Complete Book of Training:

Theory, Principles, and Tehniques. California: University

Associates, Inc.

Indra Djati Sidi. 2000. Pendidikan IPA di Lingkungan Pendidikan Dasar dan Menengah: Tantangan dan Pengembangan. Makalah disajikan pada Semlok Pendidikan MIPA Indonesia Bulan September tahun 2000. Bandung: ITB dan UPI.

Ji Shen, Libby Gerard, Jane Bowyer. 2010. Getting from Here to There: The Roles of Policy Makers and Principals in Increasing Science Teacher Quality. Journal of Science Teacher Education. 21. 283-307.


(38)

172

Santi Setiani Hasanah, 2013

Kajian Implementasi Pembelajaran Dan Pemahaman Konsep Materi Dan Sifatnya Pada Guru IPA SMP Peserta Program Bermutu Di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

John W. Burke. 1995. Competency Based Education and Training. Great Britain: Burgess Science Press.

Kemdiknas. 2008. Project Operational Manual (POM) BERMUTU (Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading. Jakarta.

Kemdiknas. 2010. Pedoman Dana Bantuan Langsung Musyawarah Guru Mata Pelajaran Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran. Jakarta. Kemdiknas. 2010. Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan KKG dan

MGMP. Jakarta.

Kemdiknas. 2010. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru. Jakarta.

Kusnandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Moh. Uzer Usman. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhammad Ali. 2004. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensido.

Mustofa Kamil. 2010. Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta.

Pam Hanley, Felix Maringe, Mary Ratcliffe. 2008. Evaluation of Proffesional Development: Deploying a Process-Focused Model. International Journal of Science Education. 30. 711-725.

Poppy Kamalia Devi. 2010. Peningkatan Kompetensi Guru Kimia Melalui Program Pelatihan di "MGMP Wilayah". Bandung: PPS UPI. (Tidak Diterbitkan).

Robert Stronkhorst, Jan van den Akker. 2006. Effects of In-service Education on Improving Science Teaching in Swaziland. International Journal of Science Education. 28. 1771-1794.

Rod Watson, Alex Manning. 2008. Factors Influencing the Transformation of New Teaching Approaches from a Programme of Proffesional


(39)

173

Development to the Classroom. International Journal of Science Education. 30. 689-709.

Russel Gersten, et al. 2010. Teacher Study Group: Impact of The Professional Development Model on Reading Instruction and Student Outcomes in First Grade Classrooms. American Educational Research Journal. 47. 694-739.

Sabahattin Deniz, Nurettin Sahin. 2006. The Restructuring Process of Teacher Training System in Turkey: A Model of Teacher Training Based on Post-Graduate Education (PGCE). Journal of Social Sciences, 2, 21 - 26.

Soetjipto; Raflis Kosasi. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukadi. 2006. Guru Powerful Guru Masa Depan. Bandung: Kolbu. Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing.

Suwarna. 2006. Pengajaran Mikro Pendekatan Praktis Menyiapkan Pendidik Profesional. Jogjakarta: Tiara Wacana.

Leslie Rae. 2005. The Art of Training and Development: Using Evaluation in Training and Development. London: Kogan Page Limitted.


(1)

56

Santi Setiani Hasanah, 2013

2. Menggunakan bahan referensi

Yang dimaksud dengan bahan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Seperti data hasil wawancara didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang observasi kelas didukung oleh foto-foto.

3. Member Check (Pengecekan Anggota)

Pengujian kredibilitas data dengan member check, dilakukan dengan cara mendiskusikan hasil penelitian kepada sumber-sumber data yang telah memberikan data, yaitu guru pemandu dan anggota MGMP.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pelaksanaan program BERMUTU dalam kegiatan pembelajaran di MGMP IPA Sub Rayon 1 Tanjungsari Sumedang telah sesuai dengan Panduan Pengelolaan Program BERMUTU, namun belum memaksimalkan pemanfaatan modul yang telah dibuat oleh pusat.

2. Implementasi hasil kegiatan MGMP Program BERMUTU oleh guru dalam pembelajaran di kelas sudah baik, ditunjukkan oleh nilai kinerja yang diperoleh guru peserta berkategori baik (berada pada rentang 76-90). Pengetahuan mengenai kajian belajar yang didapatkan dari kegiatan pembelajaran di MGMP Program BERMUTU telah membantu guru peserta MGMP berubah dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Namun, RPP yang telah dibuat oleh responden belum sesuai dengan Standar Proses yang telah ditetapkan.

3. Soal-soal yang sifatnya hafalan pada konsep Materi dan Sifatnya tidak bisa dijawab dengan baik oleh guru peserta MGMP. Persen pencapaian pada soal-soal tersebut rendah (di bawah 30%). Skor maksimum diperoleh pada indikator mengilustrasikan unsur dan senyawa. Dari angket yang ada dalam soal, materi kimia tidak pernah dibahas dalam pertemuan MGMP.


(3)

170

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pemberdayaan MGMP melalui program BERMUTU terhadap peningkatan kompetensi pedagogik dan profesional guru IPA SMP, peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Memaksimalkan pemanfaatan modul dalam setiap kegiatan pembelajaran di MGMP.

2. Bahan ajar yang digunakan dalam KBM sebaiknya dibuat sendiri oleh guru yang akan mengajar, agar bahan ajarnya merupakan kompilasi dari berbagai buku sumber.

3. Penyusunan RPP sebaiknya disesuaikan dengan rambu-rambu penyusunan RPP yang ada dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.

4. Intensitas pertemuan dalam MGMP perlu ditingkatkan agar penekanan terhadap penguasaan konsep dapat lebih diperdalam, terutama untuk guru-guru IPA SMP yang harus mengajarkan materi fisika, kimia dan biologi sekaligus.

5. Guru yang berlatar belakang Biologi dan Fisika perlu peningkatan pengetahuan dan wawasan Ilmu Kimia SMP.

6. Pemahaman materi IPA harus dimasukkan sebagai salah satu tagihan program BERMUTU setelah mengikuti kegiatan MGMP.


(4)

Santi Setiani Hasanah, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Abdorrakhman Gintings. 2008. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran: Disiapkan untuk Pendidikan Profesi dan Sertifikasi Guru-Dosen. Bandung: Humaniora.

Bat-Sheva Eylon, Hana Berger, Esther Bagno. 2008. An Evidence-Based Continuous Proffesional Development Programme on Knowledge Integration in Physics: A study of teachers' collective discourse. International Journal of Science Education. 30. 619-641.

Bloom, Benjamin S. 1956. Taxonomy of Educational Objectives: The Classificationm of Educational Goals. London: David McKay Company, Inc.

Chang, R. (2004). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti (edisi 1). Jakarta: Erlangga. Christine Harrison, Avi Hofstein, Bat-Sheva Eylon, Shirley Simon. 2008.

Evidence-Based Proffesional Development of Science Teachers in Two Countries. 30. 577-591.

E. Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Forresst W. Parkay, Beverly Hardcastle Stanford. 2008. Menjadi Seorang Guru. Jakarta: Indeks.

G. Douglas Mayo, Philip H. DuBois, 1987. The Complete Book of Training:

Theory, Principles, and Tehniques. California: University

Associates, Inc.

Indra Djati Sidi. 2000. Pendidikan IPA di Lingkungan Pendidikan Dasar dan Menengah: Tantangan dan Pengembangan. Makalah disajikan pada Semlok Pendidikan MIPA Indonesia Bulan September tahun 2000. Bandung: ITB dan UPI.

Ji Shen, Libby Gerard, Jane Bowyer. 2010. Getting from Here to There: The Roles of Policy Makers and Principals in Increasing Science Teacher Quality. Journal of Science Teacher Education. 21. 283-307.


(5)

172

Santi Setiani Hasanah, 2013

John W. Burke. 1995. Competency Based Education and Training. Great Britain: Burgess Science Press.

Kemdiknas. 2008. Project Operational Manual (POM) BERMUTU (Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading. Jakarta.

Kemdiknas. 2010. Pedoman Dana Bantuan Langsung Musyawarah Guru Mata Pelajaran Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran. Jakarta. Kemdiknas. 2010. Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan KKG dan

MGMP. Jakarta.

Kemdiknas. 2010. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru. Jakarta.

Kusnandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Moh. Uzer Usman. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhammad Ali. 2004. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensido.

Mustofa Kamil. 2010. Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta.

Pam Hanley, Felix Maringe, Mary Ratcliffe. 2008. Evaluation of Proffesional Development: Deploying a Process-Focused Model. International Journal of Science Education. 30. 711-725.

Poppy Kamalia Devi. 2010. Peningkatan Kompetensi Guru Kimia Melalui Program Pelatihan di "MGMP Wilayah". Bandung: PPS UPI. (Tidak Diterbitkan).

Robert Stronkhorst, Jan van den Akker. 2006. Effects of In-service Education on Improving Science Teaching in Swaziland. International Journal of Science Education. 28. 1771-1794.

Rod Watson, Alex Manning. 2008. Factors Influencing the Transformation of New Teaching Approaches from a Programme of Proffesional


(6)

Santi Setiani Hasanah, 2013

Development to the Classroom. International Journal of Science Education. 30. 689-709.

Russel Gersten, et al. 2010. Teacher Study Group: Impact of The Professional Development Model on Reading Instruction and Student Outcomes in First Grade Classrooms. American Educational Research Journal. 47. 694-739.

Sabahattin Deniz, Nurettin Sahin. 2006. The Restructuring Process of Teacher Training System in Turkey: A Model of Teacher Training Based on Post-Graduate Education (PGCE). Journal of Social Sciences, 2, 21 - 26.

Soetjipto; Raflis Kosasi. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukadi. 2006. Guru Powerful Guru Masa Depan. Bandung: Kolbu. Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta: Hikayat Publishing.

Suwarna. 2006. Pengajaran Mikro Pendekatan Praktis Menyiapkan Pendidik Profesional. Jogjakarta: Tiara Wacana.

Leslie Rae. 2005. The Art of Training and Development: Using Evaluation in Training and Development. London: Kogan Page Limitted.