HUBUNGAN CELEBRITY WORSHIP DENGAN PSYCHOLOGICAL OWNERSHIP PADA FANS K-POP : Studi pada Fans Super Junior di Bandung.

(1)

HUBUNGAN CELEBRITY WORSHIP DENGAN PSYCHOLOGICAL OWNERSHIP PADA FANS K-POP

(Studi pada Fans Super Junior di Bandung) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh: Evita Puspita Sari

0806950

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Evita Puspita Sari, 2013

Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership Pada Fans K-pop Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

HUBUNGAN CELEBRITY WORSHIP DENGAN

PSYCHOLOGICAL OWNERSHIP PADA FANS K-POP

(Studi pada Fans Super Junior di Bandung)

Oleh: Evita Puspita Sari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Evita Puspita Sari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Evita Puspita Sari, 2013

Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership Pada Fans K-pop Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


(5)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “HUBUNGAN CELEBRITY WORSHIP DENGAN PSYCHOLOGICAL OWNERSHIP PADA FANS K-POP (STUDI PADA FANS SUPER JUNIOR DI BANDUNG)” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2013 Yang membuat pernyataan


(6)

Evita Puspita Sari, 2013

Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership Pada Fans K-pop Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

Evita Puspita Sari (0806950). Hubungan Celebrity Worship dengan Psychological Ownership pada Fans K-Pop (Studi pada Fans Super Junior di Bandung). Skripsi Jurusan Psikologi FIP UPI, Bandung (2013).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara celebrity worship dengan psychological ownership pada fans K-Pop, khususnya fans Super Junior di Bandung. Pendekatan yang digunakan adalah mixed methods, pendekatan kuantitatif sebagai pendekatan utama dengan desain penelitian studi korelasional dan pendekatan kualitatif sebagai pendekatan pendukung dengan desain penelitian wawancara. Subjek penelitian merupakan 150 fans Super Junior (ELF) yang berada di Bandung dan satu orang responden untuk diwawancara. Instrumen yang digunakan adalah Celebrity Attitude Scale dari McCutcheon (2002) yang dimodifikasi dan Skala Psychological Ownership yang dikembangkan dari teori yang dikemukakan oleh Pierce et al. (2002) serta divalidasi oleh para ahli serta diuji validitas konstruk menggunakan analisis faktor. Skala Psychological Ownership yang telah valid dijadikan acuan untuk membuat pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara celebrity worship dengan psychological ownership yaitu sebesar 0,897. Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek mengenai psychological ownership, didapatkan bahwa subjek merasa memiliki Super Junior karena subjek telah menganggap Super Junior sebagai bagian dari dirinya. Hal ini diwujudkan dalam bentuk kontrol terhadap Super Junior, keinginan dan usaha untuk mengenal Super Junior lebih dekat, dan melakukan investasi diri berupa pengorbanan untuk Super Junior. Kesimpulan dan saran untuk orang tua,fans, dan peneliti selanjutnya dibahas dalam penelitian ini.


(7)

ABSTRACT

Evita Puspita Sari (0806950) Correlation between Celebrity Worship and Psychological Ownership of K-Pop Fans (A Study of Super Junior’s Fans in Bandung). Thesis of Psychology Departement, Faculty of Education, Indonesia University of Education, Bandung (2013).

This research aims to determine the relationship between celebrity worship with psychological ownership in the K-Pop fans, especially fans of Super Junior in Bandung. The approach which used is mixed methods, quantitative as the main approach with design of study research correlational and qualitative as a supporter approach with interview as a research design. Subject of research constitute 150 Super Junior (ELF) fans which were in Bandung and one respondent for interviewed. Instrument which used is Celebrity Attitude Scale from McCutcheon (2002) which modified and Scale Psychological Ownership which developed from the theory who put forward by Pierce et al. (2002) and validated by experts and tested the construct validity using factor analysis. Scale Psychological Ownership that has been valid used as a reference to make guidelines interview. The results of research showed that there are significant relation between celebrity worship with psychological ownership that is equal to 0,897. Based on interviews with subjects concerning psychological ownership, it was found that subjects felt Super Junior has been considered as a part of self. This is manifested in the form of control of Super Junior, desire and effort to get to know Super Junior closer, and make investments in the form of self-sacrifice for Super Junior. Conclusions and suggestions for parents, fans, and further researchers discussed in this research.


(8)

x

Evita Puspita Sari, 2013

Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership Pada Fans K-pop Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ii

PERNYATAAN iii

ABSTRAK iv

KATA PENGANTAR vi

UCAPAN TERIMA KASIH vii

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GRAFIK xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan Penelitian 6

D. Kegunaan Penelitian 6

E. Sistematika Penulisan 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7

A. Celebrity Worship 7

B. Psychological Ownership 9

C. Fans K-Pop 15

D. Kerangka Pemikiran 19

E. Hipotesis Penelitian 20

BAB III METODE PENELITIAN 21

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 21

B. Desain Penelitian 21

C. Metode Penelitian 22

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 22

E. Instrumen Penelitian 23

F. Proses Pengembangan Instrumen 25

G. Teknik Pengumpulan Data 36

H. Analisis Data Kuantitatif 36

I. Analisis Data Kualitatif 43

J. Prosedur Penelitian 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 47

A. Hasil Penelitian Kuantitatif 47

B. Hasil Penelitian Kualitatif 51

C. Pembahasan 63

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 73

A. Kesimpulan 73


(9)

DAFTAR PUSTAKA 75 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

xii

Evita Puspita Sari, 2013

Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership Pada Fans K-pop Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penyekoran Instrumen 24

Tabel 3.2 Kategorisasi Nilai KMO 26

Tabel 3.3 Item-item Instrumen Celebrity Worship 27

Tabel 3.4 Nilai KMO-MSA Instrumen Celebrity Worship 28 Tabel 3.5 Hasil Ekstraksi dan Rotasi Instrumen Celebrity Worship 28 Tabel 3.6 Penamaan Faktor Instrumen Celebrity Worship 29 Tabel 3.7 Item-item Instrumen Psychological Ownership 30 Tabel 3.8 Nilai KMO-MSA Instrumen Psychological Ownership 30 Tabel 3.9 Hasil Ekstraksi dan Rotasi Instrumen Psychological Ownership 31 Tabel 3.10 Penamaan Faktor Instrumen Psychological Ownership 32

Tabel 3.11 Kategorisasi Koefisien Reliabilitas 33

Tabel 3.12 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Celebrity Worship 33 Tabel 3.13 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Psychological Ownership 34

Tabel 3.14 Kisi-kisi Pedoman Wawancara 35

Tabel 3.15 Hasil Uji Normalitas Data 37

Tabel 3.16 Hasil Uji Linieritas Data 38

Tabel 3.17 Hasil Perhitungan Variabel Celebrity Worship 40 Tabel 3.18 Norma Kategorisasi Variabel Celebrity Worship 40 Tabel 3.19 Hasil Perhitungan Variabel Psychological Ownership 41 Tabel 3.20 Norma Kategorisasi Variabel Psychological Ownership 42 Tabel 3.21 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi 43

Tabel 4.1 Gambaran Fans Super Junior di Bandung 47

Tabel 4.2 Gambaran Umum Variabel Celebrity Worship pada Fans Super Junior di Bandung

48 Tabel 4.3 Gambaran Umum Variabel Psychological Ownership pada Fans

Super Junior di Bandung

49 Tabel 4.4 Hasil Uji Korelasi antara Celebrity Worship dengan

Psychological Ownership pada Fans Super Junior


(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1 Distribusi Variabel Celebrity Worship 37

Grafik 3.2 Distribusi Variabel Psychological Ownership 38

Grafik 3.3 Hasil Uji Linieritas Data 39

Grafik 4.1 Gambaran Umum Variabel Celebrity Worship pada Fans Super Junior

48 Grafik 4.2 Gambaran Umum Variabel Psychological Ownership pada

Fans Super Junior


(12)

1 Evita Puspita Sari, 2013

Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership Pada Fans K-pop Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Musik adalah bunyi yang teratur. Musik diyakini sebagai bahasa universal yang bisa memberikan kehangatan insani dan makanan ruhani bagi si pendengar (Ibrahim, 2007:95). Musik sendiri memiliki beberapa genre atau aliran,

diantaranya klasik, pop, jazz, blues, rock, hiphop, R’n’ B, dan sebagainya. Di Indonesia, dalam beberapa dasawarsa terakhir dunia musik mengalami banyak perkembangan. Contohnya adalah musik triphop yang merupakan perpaduan musik pop dengan beat elektronik yang ringan dan enak untuk didengar, kemudian ada pula musik reggae, metal, dan sebagainya (Rapendik.com, 2012). Musik yang easy listening dan lirik yang mudah dicerna oleh masyarakat menjadi salah satu alasan suatu jenis musik dapat diterima dengan mudah di kalangan masyarakat.

Industri musik Indonesia yang semula diwarnai oleh band dan penyanyi solo, mulai diramaikan dengan hadirnya boyband dan girlband. Hal ini merupakan pengaruh dari Korean Wave yang membawa genre musik pop Korea yang dikenal sebagai K-Pop. K-Pop merupakan salah satu jenis musik Korea Selatan yang mengusung musik pop dan dipadukan dengan gerakan dance yang dinamis (Nastiti, 2010). K-Pop diperkenalkan melalui idol group atau yang lebih dikenal dengan boyband dan girlband. DBSK (Dong Bang Shin Ki), Super Junior,

Girl’s Generation, Big Bang, 2NE1, 2PM dan lain-lain adalah idol group yang saat ini sedang populer di kalangan pecinta musik baik di Indonesia, maupun mancanegara (Korean Culture and Information Service, 2011).

K-Pop menjadi populer karena adanya dukungan dari fans. Menurut Hills (2002), fans merupakan seseorang yang terobsesi dengan selebritis, artis, film, program televisi, band, dan lain-lain. Mereka mampu menghapal lirik lagu artis kesayangan dan kalimat dalam sebuah film favorit. Sedangkan menurut Lewis (1992), fans adalah seseorang yang akan memakai atribut yang berkaitan dengan


(13)

artis kesayangannya, rela mengantri tiket konser sang artis, dan mengetahui setiap detail kehidupan pribadi dan pekerjaan sang artis.

Fans K-Pop merupakan fans yang memiliki ciri khas tersendiri. Mereka memiliki tingkat fanatisme yang dapat dikatakan cukup tinggi (Kapanlagi.com, 2011). Selain memakai atribut dan menonton konser, mereka juga terobsesi dengan kehidupan pribadi sang artis. Salah satu bentuk fanatisme seorang fans yang saat ini sedang menjadi kontroversi di Korea Selatan adalah sasaeng fans. Sasaeng berasal dari kata bahasa Korea sasaenghwal. Sasaenghwal berarti privasi atau kehidupan pribadi. Istilah sasaeng fans ditujukan pada fans yang tidak menghormati kehidupan pribadi sang artis (Steviani, 2012). Mereka membuntuti sang artis selama 24 jam dalam seminggu, mengirim surat yang ditulis dengan darah, menyelinap ke dalam apartemen sang artis bahkan melakukan kekerasan terhadap sang artis. Mereka yang membuntuti artis tersebut, biasanya akan membagikan informasi yang mereka dapatkan melalui blog atau jejaring sosial (Allkpop.com, 2012).

Fenomena sasaeng fans tidak terjadi di kalangan fans K-Pop yang ada di Indonesia. Namun, fenomena yang mirip terjadi ketika terdapat artis Korea yang akan menggelar konser di Indonesia. Para fans biasanya akan menunggu kedatangan sang artis di bandara kemudian membuntuti artis tersebut sampai ke hotel tempat artis tersebut menginap. Mereka akan mengambil foto artis tersebut secara diam-diam dan mengunduhnya di situs jejaring sosial pribadi atau di fanpage.

Pada tanggal 22 September 2012, Indonesia mengundang artis-artis Korea dalam konser bertajuk SM TOWN Live World Tour III yang diadakan di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan Jakarta Pusat (Steviani, 2012). Konser ini menghadirkan artis-artis Korea yang bernaung di bawah manajemen SM Entertainment, di antaranya DBSK (Dong Bang Shin Ki), Super Junior, f(x), SHINee, Girls Generation, Kangta, BoA, dan EXO (Rollingstone.co.id, 2012). Ribuan fans hadir untuk menyaksikan artis kesayangan mereka di atas panggung. Mereka rela mengantri di depan gerbang GBK sejak pagi meskipun acara baru dimulai pada malam hari (Steviani.com, 2012).


(14)

3

Evita Puspita Sari, 2013

Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership Pada Fans K-pop Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan hasil observasi peneliti melalui media jejaring sosial pada tanggal 21 September 2012, ketika para artis SM TOWN datang ke Indonesia, para fans rela datang ke bandara untuk menjemput artis kesayangan mereka. Salah satu administrator fanpage dan beberapa fans lainnya, bahkan membuntuti artis dari bandara sampai ke hotel tempat artis tersebut menginap. Mereka mengambil foto diam-diam dan menyebarkan foto tersebut di jejaring sosial.

Fenomena lain yang muncul di kalangan fans K-Pop Indonesia salah satunya adalah fenomena virtual husband and wife. Dalam fenomena ini, seorang fans tidak hanya melihat artis sebagai seorang idola, tetapi juga sebagai suami atau istri mereka (Kapanlagi.com, 2011). Fans mengibaratkan artis favorit mereka sebagai pasangan dan berperilaku seolah-olah sang artis berada dekat dengannya. Dalam tingkatan tertentu, seorang fans akan membayangkan bahwa ia hidup dalam satu rumah bersama sang artis dan memiliki anak.

Fenomena sasaeng fans dan virtual husband and wife menunjukkan bahwa fans dapat menjadi terobsesi dengan artis favoritnya. Hal ini dapat dikategorikan sebagai celebrity worship. Celebrity worship merupakan sindrom perilaku obsesif dan adiktif terhadap artis dan segala sesuatu yang berhubungan dengan artis tersebut, termasuk kehidupan pribadinya (Chapman, 2003). Lebih lanjut McCutcheon, Ashe, Houran dan Maltby mendefinisikan celebrity worship sebagai bentuk hubungan atau interaksi parasosial individu yang terobsesi dengan satu selebriti atau lebih (McCutcheon et al, 2003). Rubin & McHugh (Roberts, 2007) mengatakan bahwa pada hubungan parasosial, fans merasa bahwa mereka mengenal dekat sang artis hanya dengan melihat penampilan, gestur, perkataan dan perbuatannya. Fans juga merasakan kedekatan dengan sang artis meskipun mereka belum pernah melakukan komunikasi secara langsung. Perilaku artis dan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sang artis juga dapat memengaruhi perasaan dan emosi fans, seolah-olah fans memiliki hubungan yang dekat dengan sang artis di dunia nyata.


(15)

Fans yang merasa memiliki hubungan dekat dengan artis favoritnya akan menumbuhkan rasa memiliki terhadap artis tersebut. Rasa memiliki ini sendiri disebut juga dengan psychological ownership. Menurut Pierce et al. (2002), psychological ownership merupakan suatu keadaan di mana seseorang merasa bahwa suatu benda atau target adalah bagian dari diri mereka. Seseorang yang mempunyai rasa memiliki terhadap sesuatu akan mendapatkan kepuasan tersendiri atas hal yang ia miliki itu. Menurut Porteus ((Pierce et al.,2002).), seseorang yang mengembangkan rasa memiliki terhadap sesuatu akan melakukan kontrol terhadap objek atau target yang ia miliki. Lebih lanjut, orang tersebut akan menjadikan objek atau target tersebut menjadi bagian dari dirinya. Terakhir, orang yang tersebut akan terus-menerus memikirkan dan mempertahankan apa yang dimilikinya tersebut.

Penelitian mengenai celebrity worship telah beberapa kali dilakukan. Penelitian McCutcheon et al (2002) menyimpulkan bahwa kemampuan kognitif yang kurang baik menyebabkan seseorang lebih rentan terhadap celebrity worship. Penelitian Maltby et al (2005) menyimpulkan bahwa seseorang yang memiliki hubungan parasosial dengan selebriti yang memiliki bentuk tubuh yang indah cenderung memiliki gambaran tubuh (body image) yang kurang baik. Selanjutnya penelitian Sheridan et al (2007) menyimpulkan seseorang yang memuja selebriti cenderung mencari identitas diri dan mengidentifikasi diri dengan selebriti tersebut. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Fitriani (2009) terhadap fans Slank menunjukkan bahwa tingkat pemujaan selebriti yang tinggi tidak berpengaruh terhadap pembelian seluruh album Slank, namun berpengaruh pada pembelian kaset orisinal.

Penelitian mengenai celebrity worship dengan psychological ownership belum ditemukan. Namun, peneliti menganggap perlu melakukan penelitian mengenai hal tersebut sebab fenomena yang muncul menunjukkan bahwa fans, terutama fans K-Pop, menunjukkan kefanatikan mereka dengan menganggap artis sebagai orang terdekatnya. Fans K-pop terdiri dari berbagai macam fandom dan tiap fans memiliki artis favorit atau yang dikenal dengan bias. Penelitian ini akan dilakukan pada fandom ELF, yaitu fandom resmi Super Junior. Berdasarkan


(16)

5

Evita Puspita Sari, 2013

Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership Pada Fans K-pop Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

observasi dan wawancara yang dilakukan Yusron (2009), ELF merupakan fandom yang sangat mudah menunjukkan kefanatikan mereka dan mudah tersinggung. Mereka menganggap member favorit mereka (bias) sebagai suami atau pacar mereka. Lebih lanjut, peneliti melakukan penelitian pendahuluan pada fandom ELF tersebut. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa dari segi usia, sebagian besar ELF berada dalam rentang usia remaja dan dewasa awal. Sejalan dengan Yusron (2009), peneliti juga menemukan bahwa ELF menganggap bahwa anggota Super Junior merupakan, pacar, suami ataupun kakak mereka. Mereka juga mengatakan bahwa mereka sering berkhayal tentang bias mereka. Jika bias dipasangkan atau dekat dengan artis perempuan, mereka akan merasa cemburu dan marah kepada artis perempuan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa fans K-pop adalah fandom yang tergolong memiliki fanatisme yang tinggi dan cenderung tergolong sebagai celebrity worship. Fanatisme yang tinggi tersebut berujung kepada rasa kepemilikan pada artis kesayangannya. Dari fenomena-fenomena yang muncul, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai “Hubungan Celebrity Worship dengan Psychological Ownership pada Fans K-Pop (Studi pada Fans Super Junior di Bandung)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan,masalah penelitian ini adalah “Bagaimana hubungan antara celebrity worship dengan psychological ownership pada fans K-Pop?”, maka dari masalah umum tersebut dijabarkan menjadi pertanyaan penelitian berikut:

1. Bagaimana gambaran Celebrity Worship pada fans K-Pop?

2. Bagaimana gambaran Psychological Ownership pada fans K-Pop?

3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara Celebrity Worship dengan Psychological Ownership pada fans K-Pop?


(17)

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui gambaran Celebrity Worship pada fans K-Pop.

2. Mengetahui gambaran Psychological Ownership pada fans K-Pop.

3. Mengetahui hubungan antara Celebrity Worship dengan Psychological Ownership.

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoretis

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan kajian untuk penelitian selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan celebrity worship dan psychological ownership.

2. Kegunaan Praktis

Memberikan informasi mengenai perilaku fans, khususnya fans K-Pop.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan penelitian antara lain:

1. Bab I akan membahas pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah dan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi.

2. Bab II akan membahas landasan teori yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu teori celebrity worship dan teori psychological ownership.

3. Bab III akan menguraikan metode penelitian yang berisi lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, pengembangan instrumen penelitian, dan metode analisis data penelitian.

4. Bab IV mengemukakan hasil penelitian yang meliputi tahap analisis data serta pembahasannya.

5. Bab V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan rekomendasi yang dapat dikemukakan dari hasil maupun pelaksanaan penelitian ini.


(18)

21 Evita Puspita Sari, 2013

Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership Pada Fans K-pop Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan individu atau objek yang diteliti yang memiliki beberapa karakteristik yang sama (Latipun, 2010: 25). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh fans Super Junior di Bandung yang berjumlah kurang lebih 3000 orang berdasarkan jumlah anggota grup ELF Bandung di situs jejaring sosial Facebook.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011:81). Sampel yang diambil dari populasi harus representatif. Pada penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Teknik ini digunakan jika anggota populasi dianggap homogen. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 5% dari populasi, yaitu 150 orang. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah

a. Fans Super Junior yang berdomisili di Bandung.

b. Fans Super Junior yang telah menjadi fans selama satu tahun.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods) dengan desain penelitian dominant-less dominant. Desain ini menerapkan pengumpulan dan analisis data kuantitatif pada tahap pertama yang diikuti oleh pengumpulan dan analisis data kualitatif pada tahap kedua yang dibangun berdasarkan hasil awal kuantitatif (Cresswell, 1994). Pengumpulan dan analisis data kuantitatif dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis dan mencari hubungan antara variabel celebrity worship dengan variabel psychological ownership pada fans Super Junior. Sedangkan, pengumpulan dan analisis data kualitatif dilakukan untuk memperdalam data yang didapat dari analisis kuantitatif.


(19)

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan yang digunakan dalam pendekatan kuantitatif adalah metode korelasional. Metode korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk menemukan hubungan antarvariabel dan menentukan tingkat hubungan antarvariabel (Arikunto, 2010). Sedangkan untuk pengumpulan dan analisis data kualitatif menggunakan metode triangulasi. Metode korelasional dilakukan dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment, yang bertujuan untuk menguji hipotesis hubungan antara variabel celebrity worship dengan variabel psychological ownership. Untuk mengukur variabel celebrity worship pada fans Super Junior digunakan kuesioner yang diadaptasi dan dikembangkan dari Celebrity Attitude Scale (CAS) (McCutcheon, 2002), sedangkan untuk mengukur psychological ownership digunakan kuesioner yang diturunkan dari teori psychological ownership oleh Pierce et al (2002). Kemudian hasil dari kedua penilaian kuesioner tersebut akan dikorelasikan, dianalisis hubungan antar variabel tersebut, lalu dibuat kesimpulan.

Pengumpulan dan analisis data kualitatif pada penelitian ini digunakan untuk memperdalam data yang didapatkan dari hasil analisis kuantitatif. Metode yang digunakan adalah teknik triangulasi. Teknik triangulasi sifatnya menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2011). Data didapatkan melalui wawancara kepada responden dengan skor psychological ownership tertinggi dan dokumentasi yang didapatkan dari akun jejaring sosial responden.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merujuk pada karakteristik atribut seorang individu atau suatu organisasi yang dapat diukur atau diobservasi (Cresswell, 2012). Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah celebrity worship sebagai variabel pertama (V1) dan psychological ownership sebagai variabel kedua (V2).


(20)

23

Evita Puspita Sari, 2013

Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership Pada Fans K-pop Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Definisi Operasional Variabel a. Celebrity Worship

Pada penelitian ini, yang dimaksud dengan celebrity worship adalah hubungan parasosial antara fans Super Junior dengan Super Junior yang diukur berdasarkan dimensi dari McCutcheon et al. (2002), yaitu Entertainment-Social, Intense-Personal, dan Borderline-Pathological.

b. Psychological Ownership

Pada penelitian ini, yang dimaksud dengan psychological ownership adalah rasa kepemilikan fans Super Junior terhadap Super Junior yang diukur berdasarkan dimensi dari Pierce et al (2002), yaitu mengontrol target kepemilikan (controlling the ownership target), mengenal target lebih dalam (coming to know the target intimately), dan menginvestasikan diri ke dalam target (investing the self into the target).

E. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini terdapat tiga jenis instrumen yang digunakan untuk mengungkap data. Berikut adalah penjelasan mengenai instrumen yang digunakan.

1. Instrumen Celebrity Worship

Untuk mengukur variabel celebrity worship, digunakan instrumen Celebrity Attitude Scale (CAS) dari McCutcheon et al (2002). CAS digunakan untuk mengukur hubungan parasosial individu terhadap artis favoritnya. CAS terdiri dari tiga dimensi, yaitu entertainment-social, intense-personal, borderline pathological. CAS terdiri dari 22 item yang kemudian dikembangkan dan dimodifikasi menjadi 32 item pernyataan oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan penelitian. Kemudian dilakukan validasi isi oleh ahli, sehingga terdapat item yang dihapus dan dimodifikasi. Hasilnya CAS yang digunakan untuk mengukur hubungan parasosial pada fans K-Pop berjumlah 33 item pernyataan.


(21)

2. Instrumen Psychological Ownership

Untuk mengukur variabel psychological ownership, digunakan instrumen yang dikembangkan dari teori psychological ownership dari Pierce et al (2002) yang terdiri tiga dimensi, yaitu mengontrol target kepemilikan (controlling the ownership target), mengenal target lebih dalam (coming to know the target intimately), dan menginvestasikan diri ke dalam target (investing the self into the target). Tiga dimensi tersebut dikembangkan menjadi 29 item pernyataan. Kemudian dilakukan validasi isi oleh ahli, sehingga terdapat item yang dihapus dan dimodifikasi. Hasilnya instrumen psychological ownership yang digunakan untuk mengukur rasa kepemilikan pada fans K-Pop berjumlah 30 item pernyataan.

3. Sistem Penyekoran Instrumen

Instrumen celebrity worship dan psychological ownership disusun menggunakan Skala Likert. Responden diminta untuk menyatakan sikapnya terhadap pernyataan yang diberikan dalam lima kategori jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Jawaban setiap pernyataan yang menggunakan Skala Likert diberi bobot dalam rentang 1-5, dan terdapat pernyataan bernilai favorable (+). Berikut sistem penyekoran pada instrumen.

Tabel 3.1 Penyekoran Instrumen

Item Nilai Item

STS TS R S SS


(22)

25

Evita Puspita Sari, 2013

Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership Pada Fans K-pop Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara dibuat untuk memperdalam variabel kedua atau variabel psychological ownership melalui proses wawancara. Pedoman wawancara dibuat berdasarkan dimensi psychological ownership yang dikemukakan oleh Pierce et. al (2002) yaitu mengontrol target kepemilikan (controlling the ownership target), mengenal target lebih dalam (coming to know the target intimately), dan menginvestasikan diri ke dalam target (investing the self into the target).

F. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen untuk mengukur celebrity worship merupakan hasil modifikasi peneliti dari instrumen yang telah ada, yaitu Celebrity Attitude Scale (CAS). Instrumen psychological ownership dibuat dengan menurunkan indikator berdasarkan teori yang ada. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kedua instrumen tersebut, peneliti melakukan uji coba instrumen terhadap 42 orang fans Super Junior (ELF) yang berada di wilayah Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Hasil uji coba tersebut kemudian diolah menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistic 19.

1. Uji Validitas Instrumen

Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan validitas konstruk, sedangkan reliabilitas instrumen diuji menggunakan Alpha Cronbach. Validitas konstruk merupakan validitas yang menunjukkan sejauhmana suatu tes mengukur trait atau konstruk teoretik yang hendak diukurnya (Azwar, 2010:175). Validitas konstruk diuji menggunakan analisis faktor yang perhitungannya menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistic 19. Dalam analisis faktor terdapat rangkaian langkah, yaitu pengestimasian, atau ekstraksi faktor-faktor, yang menentukan berapa banyak faktor yang dipertahankan dan merotasi faktor-faktor ke sebuah tujuan.


(23)

Prosedur awal dalam analisis faktor adalah menentukan layak tidaknya variabel untuk dianalisis. Untuk menguji kelayakan variabel, dilakukan tes KMO MSA (Kaiser Mayer Olkin Measure of Sampling Adequacy) dan Bartlet’s test of sphericity, dan matriks anti-image. Menurut Gebotys (Ihsan, 2009:108) terdapat kategorisasi nilai KMO untuk menentukan suatu variabel layak dianalisis atau tidak, yaitu:

Tabel 3.3

Kategorisasi Nilai KMO

Nilai KMO Derajat Varian Umum

0, 90 sampai 1, 00 Bagus sekali

0, 80 sampai 0, 89 Bagus

0, 70 sampai 0,79 Cukup sekali

0, 60 sampai 0, 69 Cukup

0, 50 sampai 0, 59 Jelek

0, 00 sampai 0 49 Jangan difaktor

Selain KMO MSA, layak atau tidaknya suatu variabel untuk dianalisis dapat dilihat dari matriks korelasi anti-image. Apabila variabel tersebut indeks korelasi anti-image-nya ≥ 0,5, maka variabel tersebut layak untuk dianalisis faktor. Jika indeks korelasi anti-image-nya < 0,5, maka tidak layak dianalisis faktor dan harus dihapus dari rangkaian variabel, dan dilakukan uji ulang KMO dan korelasi anti-image hingga mendapatkan variabel yang layak (Ihsan, 2009:108-109).

Setelah didapatkan variabel atau item yang layak, tahap selanjutnya adalah melakukan ekstraksi faktor dan rotasi faktor. Ekstraksi faktor yang digunakan adalah principal component analysis jenis varimax, untuk tujuan reduksi data. Hasil dari ekstraksi faktor digunakan untuk menentukan jumlah faktor. Kaiser (1960) menyebutkan bahwa kriteria psikometris atau matematis untuk jumlah faktor yang sering digunakan dalam principal component analysis, yaitu menggunakan kriteria eigenvalue > 1, 00 (Ihsan, 2009:110).


(24)

27

Evita Puspita Sari, 2013

Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership Pada Fans K-pop Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Rotasi faktor menghasilkan pengelompokkan muatan variabel pada faktor-faktor yang baru. Oleh karena itu, perlu dilakukan penamaan faktor yang baru untuk menandai bahwa faktor itu adalah variabel tersembunyi yang memengaruhi sebuah konstruk tes. Faktor akan diberi nama bergantung pada muatan faktor tertinggi yang dimiliki variabel (Ihsan, 2009:112).

a. Uji Validitas Instrumen Celebrity Worship

1) Pemilihan Item yang Layak

Pemilihan item yang layak dilakukan dengan melihat nilai

KMO ≥0,5 dan nilai korelasi anti image ≥0,5. Pada tahap analisis

faktor pertama, terdapat item yang tidak layak pada dimensi Entertainment-Social yaitu item nomor 12 dengan nilai korelasi anti image sebesar 0,484. Untuk dimensi Intense-Personal dan Borderline-Pathological, tidak terdapat item yang tidak layak. Secara lebih rinci item-item tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.4

Item-item Instrumen Celebrity Worship

Dimensi Nomor Item Valid Nomor Item

Tidak Valid

Dimensi Entertainment-Social

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16

12

Dimensi Intense-Personal

17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31 Dimensi

Borderline-Pathological 32, 33

Item nomor 12 tidak layak dilakukan analisis faktor, sehingga item tersebut tidak digunakan. Setelah dilakukan analisis faktor ulang, maka didapatkan nilai KMO MSA dari tiap dimensi, sebagai berikut:


(25)

Tabel 3.5

Nilai KMO MSA Instrumen Celebrity Worship

Dimensi Nilai KMO

Dimensi Entertainment-Social 0,805

Dimensi Intense-Personal 0,846

Dimensi Borderline-Pathological 0,500

Berdasarkan tabel di atas didapatkan nilai KMO ≥ 0,5,

sehingga dimensi-dimensi tersebut layak untuk dilakukan analisis faktor.

2) Ekstraksi dan Penentuan Jumlah Faktor

Jumlah faktor ditentukan dengan melihat hasil ekstraksi dan rotasi faktor. Nilai faktor loading yang paling besar menunjukkan bahwa item tersebut merupakan bagian dari faktor. Setelah dilakukan ekstraksi, terjadi pengurangan faktor, karena beberapa item bergabung ke dalam indikator yang sama. Terdapat dimensi yang tidak mengalami pengurangan atau penambahan faktor, namun susunan item tersebut berubah dari yang sebelumnya.

Tabel 3.6

Hasil Ekstraksi dan Rotasi Instrumen Celebrity Worship

Dimensi Jumlah Indikator

Sebelum Ekstraksi

Jumlah Indikator Setelah Ekstraksi

Entertainment-Social 3 3

Intense-Personal 3 2


(26)

29

Evita Puspita Sari, 2013

Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership Pada Fans K-pop Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3) Penamaan Faktor

Setelah dilakukan ekstraksi dan rotasi faktor, dilakukan penamaan pada faktor-faktor baru tersebut. Penamaan faktor dilakukan sesuai dengan item yang terbentuk dalam faktor. Berikut adalah kisi-kisi instrumen celebrity worship setelah dilakukan analisis faktor:

Tabel 3.7

Penamaan Faktor Instrumen Celebrity Worship

No Dimensi Indikator Nomor

Item

Jumlah Item Valid

1 Entertainment-Social

a. Membicarakan sang artis dan mengikuti berita tentang mereka.

1, 2, 3, 4, 5,

6, 7, 14 8

b. Mengetahui kehidupan sang artis.

8, 9, 10, 11 4 c. Menyukai sang

artis karena artis tersebut dapat menghibur.

13, 15, 16 3

2 Intense-Personal

a. Mencintai sang artis dan

memiliki ikatan batin dengan sang artis.

17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28

8

b. Memiliki perasaan yang impulsif terhadap artis

19, 29, 30,

31 4

3 Borderline-Pathological

a. Membayangkan hal yang tidak mungkin tentang artis.

32, 33 2


(27)

b. Uji Validitas Instrumen Psychological Ownership

1) Pemilihan item yang layak

Pemilihan item yang layak dilakukan dengan melihat nilai

KMO ≥0,5 dan nilai korelasi anti image ≥0,5. Pada tahap analisis

faktor pertama, terdapat item yang tidak layak pada dimensi coming to know intimately the target yaitu item nomor 58 dengan nilai korelasi anti image sebesar 0,482. Untuk dimensi controlling the ownership target dan investing the self into target, tidak terdapat item yang tidak layak. Secara lebih rinci item-item tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.8

Item-item Instrumen Psychological Ownership

Dimensi Nomor Item Valid Nomor Item

Tidak Valid

Dimensi Controlling the Ownership Target

34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43 Dimensi Coming to

Know Intimately the Target

44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57

58

Dimensi Investing the

Self into Target 59, 60, 61, 62, 63

Item nomor 58 tidak layak dilakukan analisis faktor, sehingga item tersebut tidak digunakan. Setelah dilakukan analisis faktor ulang, maka didapatkan nilai KMO MSA dari tiap dimensi, sebagai berikut:

Tabel 3.9

Nilai KMO MSA Instrumen Psychological Ownership

Dimensi Nilai KMO

Dimensi Controlling the

Ownership Target 0,729

Dimensi Coming to Know

Intimately the Target 0,800

Dimensi Investing the Self into


(28)

31

Evita Puspita Sari, 2013

Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership Pada Fans K-pop Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan tabel di atas didapatkan nilai KMO ≥ 0,5, sehingga dimensi-dimensi tersebut layak untuk dilakukan analisis faktor.

2) Ekstraksi dan rotasi faktor

Jumlah faktor ditentukan dengan melihat hasil ekstraksi dan rotasi faktor. Nilai faktor loading yang paling besar menunjukkan bahwa item tersebut merupakan bagian dari faktor. Setelah dilakukan ekstraksi, terdapat satu dimensi yang mengalami pengurangan faktor, karena beberapa item bergabung ke dalam indikator yang sama. Dua dimensi lain tidak mengalami pengurangan atau penambahan faktor, namun susunan item tersebut berubah dari yang sebelumnya.

Tabel 3.10

Hasil Ekstraksi dan Rotasi Instrumen Psychological Ownership

Dimensi Jumlah Indikator

Sebelum Ekstraksi

Jumlah Indikator Setelah Ekstraksi

Controlling the

Ownership Target 3 3

Coming to Know

Intimately the Target 3 3

Investing the Self into

Target 2 1

3) Penamaan faktor

Setelah dilakukan ekstraksi dan rotasi faktor, dilakukan penamaan pada faktor-faktor baru tersebut. Penamaan faktor dilakukan sesuai dengan item yang terbentuk dalam faktor. Berikut adalah kisi-kisi instrumen psychological ownership setelah dilakukan analisis faktor:


(29)

Tabel 3.11

Penamaan Faktor Instrumen Psychological Ownership

No Dimensi Indikator Nomor

Item Jumlah Item Valid 1 Controlling the Ownership Target

a. Memantau kegiatan artis karena menganggap artis tersebut adalah bagian dari dirinya

34, 35, 36,

39 4

b. Merasa cemburu jika artis dekat dengan lawan jenis

40, 41, 42 3

c. Merasa sebagai pasangan (keluarga atau sahabat) sang artis.

37, 38, 43 3

2

Coming to Know Intimately the

Target

a. Merasa memiliki hubungan dekat dengan sang artis.

49, 50, 52,

53, 54, 55 6 b. Melakukan

berbagai usaha untuk merasa dekat dengan artis.

45, 46, 47,

48, 51, 57 6 c. Bergabung

dalam fanpage untuk

mendukung sang artis.

44, 56 2

3 Investing the Self into Target

a. Melakukan pengorbanan untuk sang artis.

59, 60, 61,

62, 63 5


(30)

33

Evita Puspita Sari, 2013

Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership Pada Fans K-pop Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil ukur dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Tinggi rendahnya reliabilitas, ditunjukkan oleh koefisien reliabilitas (Azwar, 2010:180). Semakin tinggi koefisien reliabilitas, maka semakin tinggi tingkat kepercayaan suatu alat ukur.

Kategorisasi koefisien reliabilitas menurut Guildford (Noor, 2009), sebagai berikut:

Tabel 3.12

Kategorisasi Reliabilitas

r Interpretasi

0,8 < r ≤ 1, 0 Reliabilitas sangat tinggi

0,6 < r ≤ 0,8 Reliabilitas tinggi

0,4 < r ≤ 0,6 Reliabilitas sedang

0,2 < r ≤ 0,4 Reliabilitas rendah

- 1,0 < r ≤ 0,2 Tidak reliabel

a. Uji Reliabilitas Instrumen Celebrity Worship

Berdasarkan hasil uji coba instrumen celebrity worship, didapatkan nilai reliabilitas, sebagai berikut:

Tabel 3.13

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Celebrity Worship

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.955 32

Tabel 3.13 menunjukkan bahwa instrumen celebrity worship memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,955. Nilai ini berada dalam kategori reliabilitas sangat tinggi. Oleh karena itu, instrumen celebrity worship ini dapat digunakan.


(31)

b. Uji Reliabilitas Instrumen Psychological Ownership

Berdasarkan hasil uji coba instrumen psychological ownership, didapatkan nilai reliabilitas, sebagai berikut:

Tabel 3.14

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Psychological Ownership

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.946 29

Tabel 3.14 menunjukkan bahwa instrumen celebrity worship memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,946. Nilai ini berada dalam kategori reliabilitas sangat tinggi. Oleh karena itu, instrumen celebrity worship ini dapat digunakan.

3. Pengembangan Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara dibuat berdasarkan dimensi psychological ownership yang dikemukakan oleh Pierce et. al (2002) yaitu mengontrol target kepemilikan (controlling the ownership target), mengenal target lebih dalam (coming to know the target intimately), dan menginvestasikan diri ke dalam target (investing the self into the target). Pedoman wawancara ini disusun berdasarkan konstruk instrumen psychological ownership yang telah dikembangkan. Berikut adalah kisi-kisi pedoman wawancara yang telah dikembangkan.


(32)

35

Evita Puspita Sari, 2013

Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership Pada Fans K-pop Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.15

Kisi-kisi Pedoman Wawancara

Aspek yang Diungkap Inti Pertanyaan

Psychological Ownership pada Fans Super Junior

Controlling the Ownership Target:

Mengungkap bentuk kontrol yang dilakukan subjek terhadap Super Junior.

a. Mengungkapkan kegiatan yang dilakukan dalam memantau kehidupan Super Junior.

b. Mengungkapkan alasan subjek memantau Super Junior.

c. Mengungkapkan frekuensi subjek dalam memantau kehidupan Super Junior.

d. Mengungkapkan alasan subjek menganggap dirinya sebagai kekasih dari Super Junior. e. Mengungkap gambaran

mengenai sikap subjek terhadap artis perempuan yang dekat dengan Super Junior.

Coming to Know the Target Intimately:

Mengungkap gambaran mengenai bagaimana subjek mengenal Super Junior lebih dekat dan lebih dalam.

a. Mengungkapkan bagaimana cara subjek agar mengenal Super Junior lebih dekat. b. Mengungkapkan

gambaran mengenai kedekatan antara subjek dengan Super Junior. Investing the Self into the

Target:

Mengungkap bagaimana subjek menginvestasikan diri untuk Super Junior.

a. Mengungkapkan gambaran mengenai pengorbanan yang dilakukan subjek untuk Super Junior.

b. Mengungkapkan alasan subjek melakukan

pengorbanan untuk Super Junior.


(33)

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner dan wawancara semiterstruktur. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab oleh responden tersebut. Adapun yang dimaksud dengan wawancara semiterstruktur adalah wawancara yang bertujuan menemukan permasalahan secara lebih terbuka (Sugiyono, 2011).

Penyebaran kuesioner dilakukan secara langsung pada fans Super Junior di beberapa komunitas dan beberapa acara yang berkaitan dengan K-Pop. Selain itu, kuesioner juga disebarkan secara online melalui grup milik komunitas fans Super Junior di jejaring sosial. Wawancara dilakukan pada satu orang fans Super Junior dengan skor psychological ownership tertinggi.

H. Analisis Data Kuantitatif 1. Uji Asumsi

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2011: 147).

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik inferensial. Untuk menentukan jenis statistik yang digunakan, dilakukan uji asumsi. Jika hasil asumsi menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan linier, maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. Jika data tidak berdistribusi normal dan tidak linier, maka statistik yang digunakan adalah statistik nonparametrik.


(34)

37

Evita Puspita Sari, 2013

Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership Pada Fans K-pop Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Uji Normalitas Data

Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS Statistic 19 dengan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi (Asymp Sig 2-tailed) > 0,05. Berikut ini adalah data hasil uji normalitas.

Tabel 3.16

Hasil Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Celebrity Worship Psychological

Ownership

N 150 150

Normal Parameters a,b Mean 123.00 100.10

Std. Deviation 20.723 21.185

Most Extreme Differences

Absolute .080 .089

Positive .052 .053

Negative -.080 -.089

Kolmogorov-Smirnov Z .979 1.086

Asymp. Sig. (2-tailed) .293 .189

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas, nilai signifikansi (Asymp Sig 2-tailed) dari variabel celebrity worship dan psychological ownership masing-masing sebesar 0,293 dan 0,189. Kedua nilai tersebut lebih besar dari 0,05, maka dapat dikatakan data tersebut berdistribusi normal. Berikut disajikan grafik distribusi normal masing-masing variabel.

Grafik 3.1


(35)

Grafik 3.2

Distribusi Variabel Psychological Ownership

b. Uji Linieritas Data

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui pola hubungan antara variabel yang diteliti, apakah hubungan kedua variabel tersebut linier atau tidak. Suatu hubungan dikatakan linier apabila terdapat kesamaan variabel, jika terjadi penurunan maupun kenaikan pada kedua variabel tersebut.

Pada penelitian ini, perhitungan uji linieritas dilakukan dengan software IBM SPSS Statistic 19. Data dikatakan linier jika nilai signifikansi < 0,05. Berikut adalah data hasil uji linieritas.

Tabel 3.17

Hasil Uji Linieritas Data

ANOVAb Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 53755.167 1 53755.167 606.554 .000

Residual 13116.333 148 88.624

Total 66871.500 149


(36)

39

Evita Puspita Sari, 2013

Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership Pada Fans K-pop Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan tabel uji linieritas, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara celebrity worship dengan psychological ownership adalah linier. Berikut disajikan grafik hasil uji linieritas.

Grafik 3.3

Hasil Uji Linieritas Data

c. Kategorisasi Hasil Data Kuantitatif 1) Kategorisasi Celebrity Worship

Kategorisasi data variabel celebrity worship dibuat berdasarkan nilai rata-rata (µ) dan standar deviasi (σ) dari data yang diperoleh. Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan mencari nilai rata-rata dan standar deviasi dari variabel celebrity worship.


(37)

Tabel 3.18

Hasil Perhitungan Variabel Celebrity Worship

Statistics Celebrity Worship

N Valid 150

Missing 0

Mean 123.00

Std. Error of Mean 1.692

Median 125.50

Mode 108

Std. Deviation 20.723

Variance 429.423

Range 97

Minimum 62

Maximum 159

Sum 18450

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata sebesar 123 dan standar deviasi sebesar 20,723. Kemudian data dibagi menjadi kategori tinggi, sedang dan rendah. Skor subjek dibandingkan dengan norma, kemudian ditentukan jumlah subjek dalam tiap kategori. Berikut ini adalah norma kategorisasi untuk variabel celebrity worship.

Tabel 3.19

Norma Kategorisasi Variabel Psychological Ownership

Kriteria Kategori

Tinggi

T > μ + 1σ

atau T > 143,723 Sedang

μ - 1σ ≤ T ≤ μ + 1σ

atau

102,277 ≤ T ≤ 143,723 Rendah

T < μ - 1σ atau T < 102,277


(38)

41

Evita Puspita Sari, 2013

Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership Pada Fans K-pop Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Kategorisasi Psychological Ownership

Kategorisasi data variabel psychological ownership dibuat berdasarkan nilai rata-rata (µ) dan standar deviasi (σ) dari data yang diperoleh. Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan mencari nilai rata-rata dan standar deviasi dari variabel psychological ownership.

Tabel 3.20

Hasil Perhitungan Variabel Psychological Ownership

Statistics Psychological Ownership

N Valid 150

Missing 0

Mean 100.10

Std. Error of Mean 1.730

Median 100.00

Mode 77

Std. Deviation 21.185

Variance 448.802

Range 90

Minimum 54

Maximum 144

Sum 15015

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata sebesar 100,1 dan standar deviasi sebesar 21,185. Kemudian data dibagi menjadi kategori tinggi, sedang dan rendah. Skor subjek dibandingkan dengan norma, kemudian ditentukan jumlah subjek dalam tiap kategori. Berikut ini adalah norma kategorisasi untuk variabel psychological ownership.


(39)

Tabel 3.21

Norma Kategorisasi Variabel Psychological Ownership

Kriteria Kategori

Tinggi

T > μ + 1σ

atau T > 121,185 Sedang

μ - 1σ ≤ T ≤ μ + 1σ

atau

78,915 ≤ T ≤ 121,185

Rendah

T < μ - 1σ atau T < 78,915

2. Uji Hipotesis

a. Uji Korelasi Data

Uji korelasi digunakan untuk menguji hipotesis hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Hasil uji normalitas dan uji linieritas menunjukan bahwa data berdistribusi normal dan linier, maka teknik korelasi yang digunakan adalah product moment. Perhitungan korelasi product moment ini akan dibantu oleh software IBM SPSS Statistic 19. Berikut ini dikemukakan rumus korelasi product moment:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dengan y n = Jumlah sampel

x = Skor mean dari x y = Skor mean dari y

Untuk dapat menginterpretasi koefisien korelasi yang didapatkan setelah dilakukan perhitungan diperlukan pedoman sebagai berikut:


(40)

43

Evita Puspita Sari, 2013

Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership Pada Fans K-pop Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.22

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

(Sugiyono, 2012:231)

I. Analisis Data Kualitatif

Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011), aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus, sampai datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data tersebut adalah, sebagai berikut:

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Pada penelitian ini data yang diperoleh, difokuskan pada hal-hal yang mendukung terbentuknya dimensi-dimensi psychological ownership pada fans Super Junior.

b. Penyajian Data (Display Data)

Setelah data direduksi, maka selanjutnya adalah penyajian data atau display data. Dengan penyajian data ini, akan memudahkan pemahaman terhadap fenomena yg diteliti, kemudian merencanakan yang selanjutnya berdasarkan pemahaman tersebut. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan tes yang bersifat naratif. Pada penelitian ini data disajikan dalam bentuk teks verbatim untuk


(41)

memperjelas data. Kemudian diberikan kode untuk jawaban yang sesuai dengan dimensi-dimensi psychological ownership.

c. Conclusion Drawing/Verification

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Proses penarikan kesimpulan ini dibuat berdasarkan data yang diperoleh dari analisis data kuantitatif. Kemudian dibandingkan dengan hasil wawancara terhadap satu orang fans Super Junior. Selain itu dilakukan studi dokumentasi pada akun jejaring sosial milik responden wawancara, sehingga didapatkan kesimpulan mengenai dimensi-dimensi pembentuk psychological ownership.

J. Prosedur Penelitian

Secara umum, prosedur penelitian ini terbagi menjadi enam tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Mencari fenomena yang akan diteliti.

b. Melakukan observasi atau studi pendahuluan terhadap fenomena yang akan diteliti untuk latar belakang penelitian.

c. Menentukan variabel yang akan digunakan untuk meneliti fenomena. d. Melakukan studi literatur untuk mendapatkan gambaran dan teori yang

tepat mengenai variabel yang akan diteliti.

e. Menentukan desain penelitian dan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.

f. Menentukan populasi dan sampel penelitian serta menentukan teknik pengambilan sampel.


(42)

45

Evita Puspita Sari, 2013

Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership Pada Fans K-pop Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

h. Mengajukan proposal penelitian kepada Dewan Pembimbing Skripsi untuk mendapatkan pengesahan.

2. Tahap Pengambilan Data Kuantitatif

a. Pembukaan dan penyampaian maksud kedatangan peneliti b. Pembagian angket kepada fans Super Junior

c. Memberikan penjelasan mengenai tata cara pengisian angket d. Mengumpulkan angket yang telah diisi oleh sampel penelitian e. Penutupan

3. Tahap Pengolahan Data Kuantitatif

a. Verifikasi Data

Verifikasi data dilakukan untuk mengecek kelengkapan jumlah angket yang terkumpul dan kelengkapan pengisian angket yang diisi oleh sampel.

b. Tabulasi Data

Tabulasi data adalah langkah dimana peneliti merekap semua data yang diperoleh untuk kemudian dilakukan perhitungan dengan bantuan software IBM SPSS Statistic 19.

c. Analisis Korelasi

Teknik analisis data dimulai dengan pengujian normalitas, kemudian linieritas dan dilanjutkan dengan uji korelasi, perhitungan dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS Statistic 19.

4. Tahap Pengambilan Data Kualitatif

a. Pembukaan dan penyampaian maksud kedatangan peneliti b. Memberikan lembar kesediaan pada subjek untuk diwawancara c. Pelaksanaan wawancara


(43)

5. Tahap Pengolahan Data Kualitatif

a. Reduksi Data, yaitu merangkum data, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting.

b. Display Data, yaitu penyajian data dalam bentuk teks naratif atau tabel sesuai kategori berdasarkan kode-kode tertentu secara sistematik. c. Verifikasi, yaitu membuat kesimpulan berdasarkan data-data yang

valid dan konsisten yang telah diperoleh.

6. Tahap Penyelesaian

a. Menampilkan hasil analisis penelitian

b. Membahas hasil analisis penelitian berdasarkan teori yang digunakan c. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian yang digunakan


(44)

76 Evita Puspita Sari, 2013

Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership Pada Fans K-pop Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut.

1. Sebagian besar fans Super Junior di Bandung berada dalam celebrity worship kategori sedang (Intense-Personal). Hal ini menunjukkan bahwa fans tersebut merasa bahwa mereka memiliki kedekatan khusus dengan Super Junior dan menganggap Super Junior sebagai kekasih atau belahan jiwa.

2. Sebagian besar fans Super Junior berada dalam psychological ownership kategori sedang. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan fans untuk merasa memiliki Super Junior dan menjadikan Super Junior sebagai bagian dari diri mereka dengan cara mengontrol, mengenal lebih dekat, dan menginvestasikan diri untuk Super Junior.

3. Hasil uji korelasi product moment menunjukkan bahwa antara celebrity worship dengan psychological ownership terdapat hubungan yang sangat kuat dan signifikan pada tingkat signifikansi 0,05.

4. Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek mengenai psychological ownership, didapatkan bahwa subjek merasa memiliki Super Junior karena subjek telah menganggap Super Junior sebagai bagian dari dirinya. Hal ini diwujudkan dalam bentuk kontrol terhadap Super Junior, keinginan dan usaha untuk mengenal Super Junior lebih dekat, dan melakukan investasi diri berupa dukungan untuk Super Junior. Kontrol dilakukan dalam bentuk memantau kegiatan Super Junior melalui media twitter dan jejaring sosial lainnya. Keinginan dan usaha mengenal Super Junior diwujudkan dalam bentuk interaksi satu arah melalui twitter dan berusaha


(45)

menyukai apa yang bias suka. Investasi diri diwujudkan dalam bentuk dukungan, donasi, dan penjagaan terhadap Super Junior.

B. Rekomendasi

Ada beberapa hal yang direkomendasikan untuk beberapa pihak terkait dengan celebrity worship dan psychological ownership, serta fans K-Pop yang mengacu pada hasil penelitian ini.

1. Bagi orang tua yang memiliki anak yang mengagumi artis K-Pop diharapkan agar mengawasi, memberi arahan dan bimbingan dalam kegiatan fangirling atau fanboying-nya.

2. Bagi fans K-Pop, khususnya fans Super Junior dan HY diharapkan agar mengembangkan rasa cinta terhadap bias dan artis K-Pop lainnya menjadi sebuah kreativitas dalam bidang seni tari dan musik.

3. Adapun rekomendasi untuk peneliti selanjutnya, yaitu:

a. Bagi peneliti yang hendak menulis skripsi dengan subjek fans K-Pop diharapkan untuk mengetahui latar belakang, sejarah, dan istilah-istilah yang sering digunakan oleh fans K-Pop. Diharapkan pula untuk mencoba meneliti fandom lain dan mengetahui seluk-beluk fandom tersebut.

b. Apabila peneliti hendak meneliti tentang celebrity worship dapat mencoba untuk mengembangkannya ke ranah psikologi klinis.

c. Alat ukur yang digunakan sebaiknya dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan, agar perkembangan ilmu mengenai celebrity worship dan psychological ownership lebih meluas.


(46)

78

Evita Puspita Sari, 2013

Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership Pada Fans K-pop Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abeba, R. A. (2010). ELF, Komunitas Pendukung Setia Super Junior [Online]. Tersedia: http://www.tabloidbintang.com/gaya-hidup/hobi/6581-elf-komunitas-pendukung-setia-super-junior-.html [6 Agustus 2012]

Allkpop. (2012). Reporter uncover the dark truth behind the daily activities of

sasaeng fans [Online]. Tersedia:

http://www.allkpop.com/2012/03/reporters-uncover-the-dark-truth-behind-the-daily-activities-of-sasaeng-fans [6 Agustus 2012]

Anonim. (2011). K-Pop dan Fenomena Virtual Husband and Wife [Online]. Tersedia: http://microsite.kapanlagi.com/k-pop/ragam/k-pop-dan-fenomena-virtual-husband-and-wife.html [10 Desember 2011]

AntaraNews. (2012). MBLAQ ke Indonesia karena fans [Online]. Tersedia: http://www.antaranews.com/berita/318915/mblaq-ke-indonesia-karena-fans [6 Agustus 2012]

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Azwar, S. (2010). Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ballantine, P. W., Martin, B. A. S. (2005). “Forming Parasocial Relationship in Online Communities”. Advances in Consumer Research, 32

Beggan, J. K. (1992). “On the Social Nature of Perception: The Mere Ownership Effect”. Journal of Personality and Social Psychology. 2, 229-237

Belk, R. W. (1988). “Possesions and The Extended Self”. The Journal Consumer Research. 15, 139-168

Chapman, J. (2003). Do you worship the celebs? [Online]. Tersedia:

http://www.dailymail.co.uk/tvshowbiz/article-176598/Do-worship-celebs.html [16 Juli 2012]

Cresswell, J. W. (1994). Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. California: SAGE Publications

______________.(2012). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches Third Edition. California: SAGE Publications


(47)

Farida, N. (2012). Inilah Alasan Remaja Dunia Kecanduan K-Pop [Online]. Tersedia:

http://www.republika.co.id/berita/senggang/musik/12/05/01/m3chbz-ini-alasan-remaja-dunia-kecanduan-kpop [20 Mei 2013]

Fitriani, R. R. (2009). Pengaruh Tingkat Pemujaan Selebriti, Kesempatan Bertemu Selebriti, serta Persepsi Kongruensi Selebriti dan Produk terhadap Perilaku Membeli Produk. Skripsi Pada Fakultas Psikologi UI. Tidak diterbitkan

Grohol, J. M. (2008). The Psychology of Celebrity Worship [Online]. Tersedia: http://psychcentral.com/blog/archives/2008/11/23/the-psychology-of-celebrity-worship/ [16 Juli 2012]

Hallyucafe.com. (2012). Daftar Istilah “Wajib Paham” Para K-Pop Fans, Apa Aja, Ya? [Online]. Tersedia: http://www.hallyucafe.com/2012/01/daftar-istilah-wajib-paham-para-k-pop-fans-apa-aja-ya/ [6 Agustus 2012]

Hills, M. (2002). Fan Culture. USA: Routledge

Ibrahim, I. S. (2007). Budaya Populer Sebagai Komunikasi: Dinamika Popscape dan Mediascape di Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Jalasutra

Ihsan, H. (2009). Metode Skala Psikologi. Bandung: Psikologi UPI

Jun, S. (2011). “K-pop, Indonesian Fandom, and Social Mediain Race and

Ethnicity in Fandom” edited by Robin Anne Reid and Sarah

Gatson.Transformative Works and Cultures, no. 8.

Junianto, B. Nugraheni, M. (2011). Konser KIMCHI, Ribuan Fans Penuhi Istora [Online]. Tersedia: http://life.viva.co.id/news/read/224532-konser-kimchi-ribuan-fans-penuhi-istora [6 Agustus 2012]

Korean Culture and Information Service. (2011). The Korean Wave: A New Pop Culture Phenomenon. Korea: Ministry of Culture, Sport and Tourism

Latipun. (2010). Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press

Lewis, L. A. (1992). The Adoring Audience: Fan Culture and Popular Media. USA: Routledge

Maltby, J. et al. (2004). “Personality and coping: A context for examining

celebrity worship and mental health”. British Journal Psychology. 95, 411-428


(48)

80

Evita Puspita Sari, 2013

Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership Pada Fans K-pop Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Maltby, J. et al. (2005). “Intense-personal celebrity worship and body image:

Evidence of a link among female adolescents”. British Journal of Health Psychology. 10, 17-32

McCutcheon, L. E., Lange, R. & Houran, J. (2002). Conceptualization and measurement of celebrity worship [Online]. Tersedia:

http://www.highbeam.com/doc/1G1-83551825.html [16 Agustus 2012] McCutcheon, L. E., Ashe, D. D., Houran, J., &Maltby, J. (2003). “A Cognitive

Profile of Individuals Who Tend to Worship Celebrities”. Journal of Psychology. 137, Issue 4

Muniandy, N. A.P. (2007). Antecedents and Impacts of Psychological Ownership Among Academicians in Business Faculties of Malaysian Public University. Tesis pada Universiti Putra Malaysia. Tidak diterbitkan.

Nastiti, A. D. (2010). Korean Wave di Indonesia: Antara Budaya Pop, Internet dan Fanatisme pada Remaja (Studi Kasus terhadap Situs Asian Fans Club di Indonesia dalam Perspektif Komunikasi Antarbudaya) [Online]. Tersedia: http://ml.scribd.com/doc/67051422/Korean-Wave-di-Indonesia-Budaya-Pop-Internet-dan-Fanatisme-Remaja [Oktober 2011]

Noor, H. (2009). Psikometri: Aplikasi Dalam Penyusunan Instrumen Pengukuran Perilaku. Bandung: Fakultas Psikologi UNISBA.

Pierce, J. L, Kostova, T. & Dirks, K. T. (2002). “The State of Psychological Ownership: Integrating and Extending a Century Research”. Review of General Psychology.

Priyatno, D. (2012). Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi

Rapendik On Streaming. (2012). Pengertian Genre Musik dan Jenis-jenisnya [Online]. Tersedia: http://rapendik.com/program/one-for-all/pensi/44-pengertian-genre-musik-dan-jenis-jenisnya [27 September 2012]

Richins, M. L. (1994). “Valuing things: The public and private meanings of possessions”. Journal of Consumer Research. 21, 504-521

Roberts, K. A. (2007). “Relationship Attachments and The Behavior of Fans Towards Celebrity”. Applied Psychology in Criminal Justice, 3 (1)

RollingStone Indonesia. (2012). Live Review: SM Town Live World Tour III in Jakarta [Online]. Tersedia:

http://rollingstone.co.id/read/2012/09/24/122909/2032219/1108/live-review-sm-town-live-world-tour-iii-in-jakarta [25 September 2012]


(49)

Schmid, H., Klimmt, C. (2011). “A magically nice guy: Parasocial relationships with Harry Potter across different cultures”. The International Communication Gazette. 73, (3), 252-269

Sheridan, L., North, A., Maltby, J., & Gillett, R. (2007). “Celebrity worship,

addiction and criminality”. Psychology, Crime & Law. 13, (6), 559-571 Sobur, A. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

Steviani, A. (2012). Sasaeng Fans, Kegilaan di Balik Hingar Bingar Dunia K-Pop [Online]. Tersedia:

http://hot.detik.com/music/read/2012/07/12/120548/1963571/1180/sasaen g-fans-kegilaan-di-balik-hingar-bingar-dunia-kpop [6 Agustus 2012] _________. (2012). Ratusan Fans Sambut Artis SM Town di Bandara Soekarno

Hatta [Online]. Tersedia:

http://hot.detik.com/music/read/2012/09/21/145722/2029706/1180/ratusan -fans-sambut-artis-sm-town-di-bandara-soekarno-hatta [21 September 2012]

_________. (2012). Antrian Penonton SM Town di GBK Hingga 700 Meter [Online]. Tersedia:

http://hot.detik.com/read/2012/09/22/120717/2030570/1180/antrian-penonton-sm-town-di-gbk-hingga-700-meter?h990101mainnews [22 September 2012]

Sugiyono. (2011). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

________.(2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suhendra, I. (2012). Super Junior: ELF Indonesia Agresif [Online]. Tersedia: http://entertainment.kompas.com/read/2012/04/29/1549231/Super.Junior.E LF.Indonesia.Agresif [25 September 2012]

Tresnady, T. (2011). 2PM Konser di Indonesia 11 November [Online]. Tersedia: http://music.okezone.com/read/2011/09/05/386/498774/2pm-konser-di-indonesia-11-november [6 Agustus 2012]

TVOne. (2012). Suju Tampil Spektakuler, Ribuan Fans Ikut Bernyanyi [Online]. Tersedia:

http://sosialbudaya.tvonenews.tv/berita/views/55669/2012/04/29/suju_tam pil_spektakuler_ribuan_fans_ikut_bernyanyi.tvOne [6 Agustus 2012]


(50)

82

Evita Puspita Sari, 2013

Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership Pada Fans K-pop Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Yusron, A. A. (2011). Fangirls [Online]. Tersedia; http://www.slideshare.net/RonzzyKevin/psikologi-komunikasi-perilaku-fans [26 Oktober 2011]


(1)

77

menyukai apa yang bias suka. Investasi diri diwujudkan dalam bentuk dukungan, donasi, dan penjagaan terhadap Super Junior.

B. Rekomendasi

Ada beberapa hal yang direkomendasikan untuk beberapa pihak terkait dengan celebrity worship dan psychological ownership, serta fans K-Pop yang mengacu pada hasil penelitian ini.

1. Bagi orang tua yang memiliki anak yang mengagumi artis K-Pop diharapkan agar mengawasi, memberi arahan dan bimbingan dalam kegiatan fangirling atau

fanboying-nya.

2. Bagi fans K-Pop, khususnya fans Super Junior dan HY diharapkan agar mengembangkan rasa cinta terhadap bias dan artis K-Pop lainnya menjadi sebuah kreativitas dalam bidang seni tari dan musik.

3. Adapun rekomendasi untuk peneliti selanjutnya, yaitu:

a. Bagi peneliti yang hendak menulis skripsi dengan subjek fans K-Pop diharapkan untuk mengetahui latar belakang, sejarah, dan istilah-istilah yang sering digunakan oleh fans K-Pop. Diharapkan pula untuk mencoba meneliti

fandom lain dan mengetahui seluk-beluk fandom tersebut.

b. Apabila peneliti hendak meneliti tentang celebrity worship dapat mencoba untuk mengembangkannya ke ranah psikologi klinis.

c. Alat ukur yang digunakan sebaiknya dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan, agar perkembangan ilmu mengenai celebrity


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Abeba, R. A. (2010). ELF, Komunitas Pendukung Setia Super Junior [Online]. Tersedia: http://www.tabloidbintang.com/gaya-hidup/hobi/6581-elf-komunitas-pendukung-setia-super-junior-.html [6 Agustus 2012]

Allkpop. (2012). Reporter uncover the dark truth behind the daily activities of

sasaeng fans [Online]. Tersedia:

http://www.allkpop.com/2012/03/reporters-uncover-the-dark-truth-behind-the-daily-activities-of-sasaeng-fans [6 Agustus 2012]

Anonim. (2011). K-Pop dan Fenomena Virtual Husband and Wife [Online]. Tersedia: http://microsite.kapanlagi.com/k-pop/ragam/k-pop-dan-fenomena-virtual-husband-and-wife.html [10 Desember 2011]

AntaraNews. (2012). MBLAQ ke Indonesia karena fans [Online]. Tersedia: http://www.antaranews.com/berita/318915/mblaq-ke-indonesia-karena-fans [6 Agustus 2012]

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Azwar, S. (2010). Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi

Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ballantine, P. W., Martin, B. A. S. (2005). “Forming Parasocial Relationship in Online Communities”. Advances in Consumer Research, 32

Beggan, J. K. (1992). “On the Social Nature of Perception: The Mere Ownership Effect”. Journal of Personality and Social Psychology. 2, 229-237

Belk, R. W. (1988). “Possesions and The Extended Self”. The Journal Consumer Research. 15, 139-168

Chapman, J. (2003). Do you worship the celebs? [Online]. Tersedia:

http://www.dailymail.co.uk/tvshowbiz/article-176598/Do-worship-celebs.html [16 Juli 2012]

Cresswell, J. W. (1994). Research Design: Qualitative and Quantitative

Approaches. California: SAGE Publications

______________.(2012). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed


(3)

79

Farida, N. (2012). Inilah Alasan Remaja Dunia Kecanduan K-Pop [Online]. Tersedia:

http://www.republika.co.id/berita/senggang/musik/12/05/01/m3chbz-ini-alasan-remaja-dunia-kecanduan-kpop [20 Mei 2013]

Fitriani, R. R. (2009). Pengaruh Tingkat Pemujaan Selebriti, Kesempatan

Bertemu Selebriti, serta Persepsi Kongruensi Selebriti dan Produk terhadap Perilaku Membeli Produk. Skripsi Pada Fakultas Psikologi UI.

Tidak diterbitkan

Grohol, J. M. (2008). The Psychology of Celebrity Worship [Online]. Tersedia: http://psychcentral.com/blog/archives/2008/11/23/the-psychology-of-celebrity-worship/ [16 Juli 2012]

Hallyucafe.com. (2012). Daftar Istilah “Wajib Paham” Para K-Pop Fans, Apa Aja, Ya? [Online]. Tersedia:

http://www.hallyucafe.com/2012/01/daftar-istilah-wajib-paham-para-k-pop-fans-apa-aja-ya/ [6 Agustus 2012] Hills, M. (2002). Fan Culture. USA: Routledge

Ibrahim, I. S. (2007). Budaya Populer Sebagai Komunikasi: Dinamika Popscape

dan Mediascape di Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Jalasutra

Ihsan, H. (2009). Metode Skala Psikologi. Bandung: Psikologi UPI

Jun, S. (2011). “K-pop, Indonesian Fandom, and Social Mediain Race and

Ethnicity in Fandom” edited by Robin Anne Reid and Sarah

Gatson.Transformative Works and Cultures, no. 8.

Junianto, B. Nugraheni, M. (2011). Konser KIMCHI, Ribuan Fans Penuhi Istora [Online]. Tersedia: http://life.viva.co.id/news/read/224532-konser-kimchi-ribuan-fans-penuhi-istora [6 Agustus 2012]

Korean Culture and Information Service. (2011). The Korean Wave: A New Pop

Culture Phenomenon. Korea: Ministry of Culture, Sport and Tourism

Latipun. (2010). Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press

Lewis, L. A. (1992). The Adoring Audience: Fan Culture and Popular Media. USA: Routledge

Maltby, J. et al. (2004). “Personality and coping: A context for examining

celebrity worship and mental health”. British Journal Psychology. 95,


(4)

Maltby, J. et al. (2005). “Intense-personal celebrity worship and body image:

Evidence of a link among female adolescents”. British Journal of Health Psychology. 10, 17-32

McCutcheon, L. E., Lange, R. & Houran, J. (2002). Conceptualization and

measurement of celebrity worship [Online]. Tersedia:

http://www.highbeam.com/doc/1G1-83551825.html [16 Agustus 2012] McCutcheon, L. E., Ashe, D. D., Houran, J., &Maltby, J. (2003). “A Cognitive

Profile of Individuals Who Tend to Worship Celebrities”. Journal of

Psychology. 137, Issue 4

Muniandy, N. A.P. (2007). Antecedents and Impacts of Psychological Ownership

Among Academicians in Business Faculties of Malaysian Public University. Tesis pada Universiti Putra Malaysia. Tidak diterbitkan.

Nastiti, A. D. (2010). Korean Wave di Indonesia: Antara Budaya Pop, Internet

dan Fanatisme pada Remaja (Studi Kasus terhadap Situs Asian Fans Club di Indonesia dalam Perspektif Komunikasi Antarbudaya) [Online].

Tersedia: http://ml.scribd.com/doc/67051422/Korean-Wave-di-Indonesia-Budaya-Pop-Internet-dan-Fanatisme-Remaja [Oktober 2011]

Noor, H. (2009). Psikometri: Aplikasi Dalam Penyusunan Instrumen Pengukuran

Perilaku. Bandung: Fakultas Psikologi UNISBA.

Pierce, J. L, Kostova, T. & Dirks, K. T. (2002). “The State of Psychological Ownership: Integrating and Extending a Century Research”. Review of

General Psychology.

Priyatno, D. (2012). Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi

Rapendik On Streaming. (2012). Pengertian Genre Musik dan Jenis-jenisnya [Online]. Tersedia: http://rapendik.com/program/one-for-all/pensi/44-pengertian-genre-musik-dan-jenis-jenisnya [27 September 2012]

Richins, M. L. (1994). “Valuing things: The public and private meanings of possessions”. Journal of Consumer Research. 21, 504-521

Roberts, K. A. (2007). “Relationship Attachments and The Behavior of Fans Towards Celebrity”. Applied Psychology in Criminal Justice, 3 (1)

RollingStone Indonesia. (2012). Live Review: SM Town Live World Tour III in


(5)

81

Schmid, H., Klimmt, C. (2011). “A magically nice guy: Parasocial relationships with Harry Potter across different cultures”. The International Communication Gazette. 73, (3), 252-269

Sheridan, L., North, A., Maltby, J., & Gillett, R. (2007). “Celebrity worship,

addiction and criminality”. Psychology, Crime & Law. 13, (6), 559-571

Sobur, A. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

Steviani, A. (2012). Sasaeng Fans, Kegilaan di Balik Hingar Bingar Dunia K-Pop [Online]. Tersedia:

http://hot.detik.com/music/read/2012/07/12/120548/1963571/1180/sasaen g-fans-kegilaan-di-balik-hingar-bingar-dunia-kpop [6 Agustus 2012] _________. (2012). Ratusan Fans Sambut Artis SM Town di Bandara Soekarno

Hatta [Online]. Tersedia:

http://hot.detik.com/music/read/2012/09/21/145722/2029706/1180/ratusan -fans-sambut-artis-sm-town-di-bandara-soekarno-hatta [21 September 2012]

_________. (2012). Antrian Penonton SM Town di GBK Hingga 700 Meter [Online]. Tersedia:

http://hot.detik.com/read/2012/09/22/120717/2030570/1180/antrian-penonton-sm-town-di-gbk-hingga-700-meter?h990101mainnews [22 September 2012]

Sugiyono. (2011). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

________.(2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suhendra, I. (2012). Super Junior: ELF Indonesia Agresif [Online]. Tersedia: http://entertainment.kompas.com/read/2012/04/29/1549231/Super.Junior.E LF.Indonesia.Agresif [25 September 2012]

Tresnady, T. (2011). 2PM Konser di Indonesia 11 November [Online]. Tersedia: http://music.okezone.com/read/2011/09/05/386/498774/2pm-konser-di-indonesia-11-november [6 Agustus 2012]

TVOne. (2012). Suju Tampil Spektakuler, Ribuan Fans Ikut Bernyanyi [Online]. Tersedia:

http://sosialbudaya.tvonenews.tv/berita/views/55669/2012/04/29/suju_tam pil_spektakuler_ribuan_fans_ikut_bernyanyi.tvOne [6 Agustus 2012]


(6)

Yusron, A. A. (2011). Fangirls [Online]. Tersedia; http://www.slideshare.net/RonzzyKevin/psikologi-komunikasi-perilaku-fans [26 Oktober 2011]