HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG.
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Irwinna Galih Nirmala (1002168). Hubungan Antara Celebrity Worship dengan Kesehatan Mental Fans K-pop di Bandung. Skripsi. Departemen Psikologi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara celebrity worship dengan kesehatan mental fans K-pop di HKLC Bandung yang berada pada masa remaja. Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode korelasional. Penentuan subjek sebanyak 107 orang menggunakan teknik purposive sampling. Data diperoleh dengan memodifikasi kuisioner Celebrity Attitude Scale (CAS) yang dibuat oleh McCutcheon dan kuisioner kesehatan mental yang disusun oleh peneliti sendiri dari karakteristik kesehatan mental Schneider. Hasil penelitian berupa hasil uji korelasi antara tipologi celebrity worship dan kesehatan mental menunjukkan bahwa tahap entertainment social memiliki korelasi positif dengan kesehatan mental, tahap intense personal feeling memiliki korelasi negatif dengan kesehatan mental, dan tahap borderline pathological memiliki korelasi negatif dengan kesehatan mental; penelitian ini memeroleh temuan celebrity worship fans K-pop di HKLC Bandung berada pada tingkat sedang (intense personal feeling) dan kesehatan mental fans K-pop di HKLC Bandung berada pada tingkat kurang sehat mental.
(2)
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Irwinna Galih Nirmala (1002168). Correlation between Celebrity Worship and Mental Health among K-pop Fans in Bandung. Research Paper. Departement of Psychology. Indonesia University of Education. Bandung. 2015
This research aims to determine the relationship between celebrity worship with mental health of K-pop fans, especially of member HKLC Bandung who are in adolescent. The design of this research is quantitative with correlational method. The determination of subject (N = 107) in this research used a purposive sampling technique. Datum were obtained by modifying a Celebrity Attitude Scale (CAS) questionnaire proposed by McCutcheon, a mental health questionnaire proposed by the writer, and characteristics of mental health proposed by Schneider. Result of this research is correlation between typology of celebrity worship and mental health among K-pop fans in HKLC Bandung showed that entertainment social had positive correlation with mental health. Intense personal feeling and borderline pathological had negative correlation with mental health; additional results of this research are K-pop fans in HKLC Bandung had middle level (intense personal feeling) of celebrity worship and K-pop fans in HKLC Bandung had poor mental health state.
(3)
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK
ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR BAGAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Penelitian 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian 5
C. Rumusan Masalah Penelitian 6
D. Tujuan Penelitian 7
E. Manfaat Penelitian 7
F. Sistematika Penulisan 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA 8
A. Celebrity Worship 8
1. Definisi celebrity worship 8
2. Faktor-faktor yang memengaruhi celebrity worship 9
3. Karakteristik celebrity worship 10
B. Kesehatan Mental 11
1. Definisi kesehatan mental 11
2. Faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan mental 13
3. Karakteristik kesehatan mental 14
C. Fans K-pop 18
(4)
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Definisi fans K-pop 18
3. Remaja sebagai fans K-pop 20
D. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan 23
E. Kerangka Pemikiran 24
F. Asumsi Penelitian dan Hipotesis 27
BAB III METODE PENELITIAN 29
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 29
B. Metode Penelitian 30
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 31
D. Instrumen Penelitian 33
E. Proses Pengembangan Instrumen 37
F. Teknik Pengumpulan Data 42
G. Teknik Analisa Data 42
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 42
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44
A. Temuan Penelitian 44
1. Gambaran celebrity worship pada fans K-pop di HKLC
Bandung 44
2. Gambaran kesehatan mental fans K-pop di HKLC
Bandung 46
3. Hubungan antara celebrity worship dengan kesehatan
mental pada fans K-Pop di HKLC Bandung 48
B. Pembahasan 49
1. Gambaran celebrity worship pada fans K-pop di HKLC
Bandung 49
2. Gambaran kesehatan mental fans K-pop di HKLC
Bandung 51
3. Hubungan antara tipologi celebrity worship dengan
kesehatan mental fans K-Pop di HKLC Bandung 52
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 56
A. Simpulan 56
(5)
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA 58
LAMPIRAN 62
(6)
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Gambaran Hubungan Antara Celebrity Worship dengan
(7)
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Instrumen CAS (Celebrity Attitude Scale) Sebelum Uji Coba 34
Tabel 3.2 Instrumen Kesehatan Mental Sebelum Uji Coba 35
Tabel 3.3 Penilaian item pernyataan 36
Tabel 3.4 Norma Kriteria Variabel Celebrity Worship 36
Tabel 3.5 Norma Kriteria Kesehatan Mental 37
Tabel 3.6 Hasil Uji Kelayakan Instrumen CAS 38
Tabel 3.7 Hasil Uji Kelayakan Instrumen Kesehatan Mental 39
Tabel 3.8 Koefisien Realibilitas Guilford 40
Tabel 3.9 Reliabilitas Instrumen CAS 41
Tabel 3.10 Reliabilitas Instrumen Kesehatan Mental Sebelum Uji
Kelayakan Item 41
Tabel 3.11 Reliabilitas Instrumen Kesehatan Mental Setelah Uji
Kelayakan Item 41
Tabel 4.1 Frekuensi dari Idola K-pop 44
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Statistik Celebrity Worship 45
Tabel 4.3 Norma Kriteria Variabel Celebrity Worship 45
Tabel 4.4 Gambaran Tingkat Celebrity Worship 46
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Statistik Kesehatan Mental 47
Tabel 4.6 Norma Kriteria Kesehatan Mental 47
Tabel 4.7 Gambaran Kesehatan Mental 47
Tabel 4.8 Uji Korelasi Tipologi Celebrity Worship dengan Kesehatan
(8)
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Rumus Lemeshow 30
Gambar 4.1 Diagram Tingkat Celebrity Worship 46
(9)
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 A. Grafik Google Trends 62
B. Interaksi satu arah antara fans dengan idola 63
C. Komentar fans saat idola memiliki kekasih 65
D. Lampiran wawancara 66
Lampiran 2 A. Data mentah dan hasil uji coba instrumen Celebrity
Attitude Scale (CAS) 67
B. Data Mentah dan hasil uji coba instrumen kesehatan
mental 76
Lampiran 3 A. Data mentah dan hasil uji data instrumen Celebrity
Attitude Scale (CAS) 90
B. Data Mentah dan hasil uji data instrumen kesehatan
mental 98
Lampiran 4 A. Uji korelasi antara dimensi entertainment social
dengan kesehatan mental 107
B. Uji korelasi antara dimensi intense personal feeling
dengan kesehatan mental 107
C. Uji korelasi antara dimensi borderline pathological
dengan kesehatan mental 108
Lampiran 5 Kuisioner 109
Lampiran 6 Surat-surat 113
A. Pernyataan Expert Judgement 113
B. Surat Izin Penelitian 115
C. Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing Skripsi 116
(10)
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di komunitas HKLC yang bertempat di Bandung. Dasar pertimbangan yang digunakan dalam menentukan HKLC sebagai lokasi penelitian karena HKLC merupakan komunitas bahasa korea terbesar di Bandung dengan anggota yang merupakan fans K-pop dari berbagai daerah di Bandung (berdasarkan hasil studi pendahuluan).
2. Populasi dan sampel penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah fans K-Pop di Bandung, baik penggemar boyband/girlband. Jumlah fans K-pop di Bandung tidak dapat dihitung secara pasti karena terdiri dari fans resmi dan tidak resmi terdaftar dalam fanbase.
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik sampling dengan menggunakan persyaratan tertentu agar dapat menjaring sampel yang representatif pada populasi yang tidak diketahui (Neuman, 2007). Sampel penelitian ini adalah fans K-Pop yang tergabung dalam HKLC dan memenuhi syarat sampel yaitu fans K-pop remaja yang berusia 11-21 tahun. Fans remaja sendiri sedang mengalami masa peralihan kelekatan dari orang tua kepada figur lain sebagai pengganti orang tua yang dinamakan dinamakan dengan secondary attachment. Remaja sebagai fans K-pop menjadikan idola K-pop sebagai secondary attachment (Greene, 1990).
Populasi fans K-pop remaja Kota Bandung tidak diketahui jumlahnya, oleh karena itu peneliti menggunakan rumus Lemeshow untuk mengetahui jumlah sampel (dalam Riduwan&Akdon, 2010), yaitu:
(11)
30
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Rumus Lemeshow Keterangan:
n = Jumlah sampel minimal yang diperlukan
Zα = Nilai standar dari distribusi sesuai nilai α = 5% = 1,96
P = Prevalensi outcome, karena data belum didapat, maka dipakai 50% Q = 1 – P
L = Tingkat ketelitian 10%
Berdasarkan rumus, maka n = (1,96)2 x 0,5 x 0,5 = 96,04 (0,1)2
Maka diperoleh hasil jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 96 responden fans K-pop HKLC yang berusia dibawah 21 tahun. Di dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah 107 responden fans K-pop HLKC di Bandung.
B. Metode Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Neuman (2007), penelitian kuantitatif merupakan metode deduktif yang diawali peneliti dengan memikirkan dan merefleksikan konsep variabel yang diikuti dengan pembuatan prosedur pengukuran. Prosedur pengukuran merupakan penghubung antara variabel dan data dimana konsep variabel diubah menjadi operasional dan diakhiri dengan data empiris. Penelitian kuantitatif menghasilkan informasi berupa angka yang mewakili konsep penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional, bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel ini (Arikunto, 2010).
n=Zα2 x P x Q L2
(12)
31
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Pada penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu variabel 1 dan variabel 2 sebagai berikut:
1. Variabel penelitian
Variabel 1 : Celebrity worship
Variabel 2 : Kesehatan mental
2. Definisi operasional a. Celebrity worship
Celebrity worship adalahtingkat hubungan parasosial yang dibangun oleh fans terhadap idola K-popnya. Menurut penelitian McCutcheon et al pada tahun 2002 (dalam John Maltby et al, 2004) ada beberapa dimensi yang merupakan tahap dari celebrity worship, yaitu entertainment-social, intense personal feeling dan borderline pathological.
1) Entertainment-social adalah tingkat ketika fans tertarik pada idola K-pop dan kehidupannya karena kemampuan idola K-pop dalam menghibur dan sebagai sumber interaksi sosial. Fans menikmati hasil karya idola K-popnya, membicarakan idola K-pop dengan teman-teman, dan mengetahui informasi mengenai idola K-popnya.
2) Intense personal feeling adalah tingkat ketika fans memiliki perasaan yang kuat dan cenderung terobsesi pada idola K-popnya. Fans merasa cemburu ketika idola K-popnya memiliki pacar, fans marah ketika ada orang menghina idola K-popnya, dan terobsesi dengan detail kehidupan pribadi idola K-pop.
3) Borderline pathological adalah tingkat ketika fans tidak dapat mengendalikan perilaku dan imajinasinya terhadap idola K-popnya. Fans seringkali menghubungi idola K-popnya di jejaring sosial dan membayangkan hal-hal yang tidak mungkin terjadi antara dirinya dan idola K-pop.
(13)
32
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Kesehatan mental
Kesehatan mental adalah kondisi fans yang dapat menerima diri apa adanya, berpikir dan bertindak sesuai dengan realitas, dan mampu mengatasi konflik, frustrasi maupun tuntutan lingkungan. Kriteria spesifik tentang kesehatan yang diungkapkan oleh Schneiders (1964) diubah menjadi indikator dalam penelitian ini. Adapun kriteria kesehatan mental adalah sebagai berikut:
1) Hubungan yang adekuat dengan kenyataan adalah sejauh mana
kemampuan fans untuk bertindak sesuai kenyataan. Ciri fans yang memiliki hubungan adekuat dengan kenyataan dapat menerima kenyataan saat menerima kegagalan.
2) Sikap yang sehat adalah kemampuan fans memberikan reaksi atau respon terhadap teman, pekerjaan, agama, dan hal lainnya yang dijalani individu secara baik.
3) Pengendalian pikiran dan imajinasi adalah kemampuan fans dalam
mengendalikan pikiran dan imajinasi.
4) Efisiensi mental adalah pengendalian kemampuan proses mental secara efektif (observasi, belajar, berpikir, dan kemauan).
5) Integrasi pikiran dan tingkah laku keselarasan antara tingkah laku yang ditampilkan fans dengan apa yang dipikirkan.
6) Integrasi motif-motif dan pemecahan konflik adalah keselarasan dorongan
dari dalam diri fans dan penyaluran yang sesuai dengan nilai diri.
7) Perasaan aman dan memiliki adalah sejauh mana memercayai
lingkungannya dan merasa diinginkan oleh lingkungan sosial.
8) Konsep diri (self-concept) adalah kemampuan fans berpikir positif mengenai dirinya sendiri.
9) Identitas ego yang adekuat adalah sejauh mana fans memahami siapa dirinya dengan jelas dan terpisah dari orang lain tanpa jadi menyendiri atau mengisolasi diri dari orang lain.
10) Kehidupan emosional yang sehat adalah kemampuan individu untuk
(14)
33
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11) Kedamaian pikiran adalah keselarasan yang muncul dari kriteria kesehatan mental yang dimiliki fans: kontak adekuat dengan kenyataan,keselarasan emosi,perasaan aman dan memiliki, pikiran dan imajinasi yang terkontrol. D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini ada yang merupakan instrumen hasil modifikasi dari instrumen yang telah ada dan ada pula instrumen yang disusun sendiri oleh peneliti. Berikut penjelasan lebih rinci dari instrumen penelitian dari masing-masing variabel:
1. Instrumen celebrity worship
Instrumen penelitian untuk mengukur variabel celebrity worship memodifikasi skala CAS (Celebrity Attitude Scale) yang dikeluarkan oleh McCutcheon pada tahun 2002 memiliki realibilitas dengan koefisien Cronbach’s Alpha berkisar antara 0,71-0,96 (McCutcheon, 2002). Dalam penelitian ini instrumen CAS adaptasi dan dimodifikasi ke dalam bahasa Indonesia.
Instrumen CAS ini terdiri dari 30 item dan menggunakan skala Likert dengan 4 pilihan jawaban yang diturunkan dari tahap tiga celebrity worship yang dikemukakan oleh McCutheon, yaitu entertainment social (ES), intense personal feeling (IP), dan borderline pathological (BP). Berikut adalah kisi-kisi instrumen CAS yang telah disusun oleh peneliti.
(15)
34
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1 Instrumen CAS (Celebrity Attitude Scale) Sebelum Uji Coba
2. Instrumen kesehatan mental
Instrumen untuk mengukur kesehatan mental dikembangkan peneliti berdasarkan kriteria sehat mental yang dikemukakan Schneider tahun 1964. Instrumen kesehatan mental ini terdiri dari 44. Instrumen kesehatan mental ini memiliki karakteristik yang mirip dengan instrumen kecemasan Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A) yang dikembangkan dari gejala yang masing-masing dirinci lagi dengan gejala yang lebih spesifik tanpa ada dimensi serta menggunakan skala 1-4. Berikut penjelasan lebih lanjut indikator yang dikembangkan dari karakteristik kesehatan mental. Instrumen kesehatan mental ini menggunakan skala Likert yang memiliki 4 pilihan jawaban
No Dimensi Indikator Nomor
Item
Jumlah 1 Entertainment
Social
Fans menjadikan idola K-Pop sebagai sumber hiburan Fans mengetahui kehidupan sang idola K-pop
1, 7, 8, 21, 22
5
Fans menjadikan idola K-pop sebagai sumber interaksi sosial
2, 9, 10, 23
4 Fans mengetahui kehidupan sang
idola K-pop
3, 11, 12 3
2 Intense Personal Feeling
Fans memiliki perasaan yang kuat terhadap idola K-Pop
4, 13, 14 3
Fans memiliki kelekatan batin dengan artis idola
5, 15,16, 17, 24, 25, 26, 27
8
3 Borderline pathological
Fans tidak mampu mengendalikan perilaku
6, 18, 19 3
Fans tidak mampu mengendalikan khayalan
20, 28, 29, 30,
4
(16)
35
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2 Instrumen Kesehatan Mental Sebelum Uji Coba
Kesehatan Mental
Indikator Nomor Item Jumlah
Fav Unfav
Fans mampu bertindak sesuai kenyataan
2 1, 3, 4 4
Fans mampu memberikan reaksi atau respon terhadap teman, pekerjaan, agama, ras dan hal lainnya yang dijalani fans secara baik
5, 8 6, 7 4
Fans mampu mengendalikan imajinasinya dan pikirannya
11 9, 10, 12 4
Fans mampu mengendalikan kekuatan proses mental secara efektif (observasi, belajar, berpikir, dan kemauan)
13, 14, 15, 16
4
Fans mampu
mengintegrasikan pikiran dan tingkah laku
17, 20 18, 19 4
Fans mampu menyelaraskan dorongan keinginan dengan nilai dalam dirinya
22, 23, 24
21 4
Fans merasa dirinya aman dan diinginkan oleh lingkungan sosialnya
25, 27, 28
26 4
Fans memiliki konsep diri yang positif
30 29, 31, 32 4
Fans mampu memahami dirinya
33, 35, 36
34 4
Fans mampu mengendalikan emosi
40 37, 38, 39 4
Fans memiliki pikiran yang damai
41, 43, 44
42 4
(17)
36
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Teknik skoring
Dalam penelitian ini kedua instrumen menggunakan teknik skoring yang sama. Skala yang digunakan adalah skala Likert dengan 4 pilihan jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Penilaian pilihan jawaban tiap item dibedakan berdasarkan jenis item favorable dan unfavorable.
Tabel 3.3 Penilaian item pernyataan Nilai Item
Pilihan Jawaban Favorable Unfavorable
STS 1 4
TS 2 3
S 3 2
SS 4 1
4. Kategorisasi norma
Untuk dapat menafsirkan jumlah skor yang diperoleh dari data hasil penelitian ini, maka diperlukan ukuran baku atau norma. Norma adalah pengelompokan sebuah kelompok skala ke dalam beberapa level (Ihsan, 2013). Pada penelitian ini data dari variabel celebrity worship dikelompokkan menjadi tiga kriteria. Kriteria celebrity worship dikelompokan berdasarkan nilai rata-rata kelompok (X) dan standar deviasi (σ).
Tabel 3.4 Norma Kriteria Variabel Celebrity Worship
Kriteria Celebrity Worship
Tinggi T > X + 1σ
Sedang X - 1σ ≤ T ≤ X + 1σ
(18)
37
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya data dari variabel kesehatan mental dikategorikan menjadi dua bagian yaitu sehat mental dan kurang sehat mental berdasarkan norma kelompoknya.
Tabel 3.5 Norma Kriteria Kesehatan Mental
Kriteria Kesehatan Mental
Sehat mental X > X
Kurang sehat mental X ≤ X
E. Proses Pengembangan Instrumen
Dalam proses pengembangan instrumen CAS dan kesehatan mental, peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas pada kedua instrumen ini.
1. Uji validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana instrumen mengukur apa yang seharusnya diukur (Field, 2009). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi instrumen dengan analisis rasional atau professional judgement terhadap instrumen CAS dan kesehatan mental (Azwar, 2012). Dalam penelitian ini professional judgement terhadap instrumen CAS dan instrumen kesehatan mental dilakukan oleh Dr. Tina Hayati Dahlan, M. Pd., Psi dan Niken Cahyorinartri, M. Psi., Psi.
2. Pemilihan Item Layak
Proses pengembangan instrumen setelah dinilai oleh peneliti adalah melakukan uji coba atau tryout. Instrumen diujicobakan pada 131 fans K-pop Bandung yang berusia dibawah 21 tahun. Setelah dilakukan skoring pada hasil uji coba, peneliti melakukan pemilihan item layak pada instrumen CAS dan kesehatan mental dengan menggunakan corrected item-total. Corrected item-total adalah korelasi antara skor item dengan skor total dari sisa item lainnya (Azwar, 2011).
(19)
38
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Item yang dipilih menjadi item final adalah item yang memilik korelasi item total sama dengan atau lebih besar dari 0,3 (Ihsan, 2013), namun dikarenakan akan ada dimensi yang tidak terwakili, maka skor korelasi diturunkan menjadi 0,1.
a. Analisis uji kelayakan instrumen CAS
Setelah dilakukan perhitungan uji validitas dengan bantuan program SPSS versi 20.0 terhadap 30 item pada instrumen CAS, diperoleh 30 item yang layak uji coba. Hasil uji kelayakan instrumen CAS yang telah dilakukan terhadap 131 responden, dapat dilihat pada tabel 3.8.
Tabel 3.6 Hasil Uji Kelayakan Instrumen CAS Dimensi
Celebrity Worship
Item Sebelum Uji Coba Item Setelah Uji Coba
No Item Σ No Item Σ
Entertainment Social
1, 2, 3, 7, 8, 9, 10 11, 12, 21, 22, 23
12 1, 2, 3, 7, 8, 9, 10 11, 12, 21, 22, 23
12 Intense Personal
Feeling
4, 5, 13, 14, 15, 16, 17, 24, 25, 26, 27
11 4, 5, 13, 14, 15, 16, 17, 24, 25, 26, 27
11 Borderline
pathological
6, 18, 19, 20, 28, 29, 30 7 6, 18, 19, 20, 28, 29, 30
7
Jumlah 30
b. Analisis Uji Kelayakan Instrumen Kesehatan Mental
Pada instrumen kesehatan mental terdapat item layak sebanyak 40 item layak, yaitu 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 43, dan 44. Item yang tidak layak pada instrumen kesehatan mental ada 4 item, yaitu 4, 9, 10, dan 42. Hasil uji kelayakan dapat dilihat pada tabel 3.7
(20)
39
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7 Hasil Uji Kelayakan Instrumen Kesehatan Mental Indikator Kesehatan
Mental
Item Sebelum Uji Coba
Item Setelah Uji Coba
No Item Σ No Item Σ
Fans mampu bertindak sesuai kenyataan
1, 2, 3, 4 4 1, 2, 3 3
Fans mampu memberikan reaksi atau respon terhadap teman, pekerjaan, agama, ras dan hal lainnya yang
dijalani fans secara baik
5, 6, 7, 8 4 5, 6, 7, 8 4
Fans mampu mengendalikan imajinasinya dan pikirannya
9, 10, 11, 12 4 11, 12 2
Fans mampu mengendalikan kekuatan proses mental secara efektif (observasi, belajar, berpikir, dan kemauan)
13, 14, 15, 16 4 13, 14, 15, 16 4
Fans mampu
mengintegrasikan pikiran dan tingkah laku
17, 18, 19, 20 4 17, 18, 19, 20 4
Fans mampu menyelaraskan dorongan keinginan dengan nilai dalam dirinya
21, 22, 23, 24 4 21, 22, 23, 24 4
Fans merasa dirinya aman dan diinginkan oleh lingkungan sosialnya
25, 26, 27, 28 4 25, 26, 27, 28 4
Fans memiliki konsep diri yang positif
29, 30, 31, 32 4 29, 30, 31, 32 4
Fans mampu memahami dirinya
33, 34, 35, 36 4 33, 34, 35, 36 4
Fans mampu mengendalikan emosi
37, 38, 39, 40 4 37, 38, 39, 40 4
Fans memiliki pikiran yang damai
41, 42, 43, 44 4 41, 43, 44 3
(21)
40
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur memiliki konsistensi dalam kondisi yang berbeda (Field, 2009). Reliabilitas instrumen CAS dan kesehatan mental diestimasi dengan metode Cronbach’s Alpha, dimana semakin mendekati 1 nilai alpha yang dimiliki suatu alat ukur, maka alat ukur tersebut semakin reliabel (Azwar, 2011). Semakin besar koefisien reliabilitas berarti semakin kecil kesalahan pengukuran maka semakin reliabel alat ukur tersebut. Sebaliknya, semakin kecil koefisien reliabilitas berarti semakin besar kesalahan pengukuran maka semakin tidak reliabel alat ukur tersebut (Sugiyono, 2013). Koefisien reliabilitas dikategorikan berdasarkan kriteria yang dibuat oleh Guilford (Sugiyono, 2013) yaitu sebagai berikut
Tabel 3.8 Koefisien Realibilitas Guilford
Derajat Realibilitas Kategori
0,90 α 1,00 Sangat Reliabel
0,70 α 0,90 Reliabel
0,40 α 0,70 Cukup Reliabel
0,20 α 0,40 Kurang Reliabel
α 0,20 Tidak Reliabel
a. Reliabilitas Instrumen CAS
Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas yang telah dilakukan terhadap instrumen CAS dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 20.0 diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,94. Koefisien reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa instrumen CAS reliabel, sehingga dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Lebih rinci hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 3.9
(22)
41
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.9 Reliabilitas Instrumen CAS Cronbach's
Alpha
Jumlah Item
,948 30
b. Reliabilitas instrumen kesehatan mental
Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas yang telah dilakukan terhadap instrumen kesehatan mental dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 20.0 diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,779. Lebih rinci hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 3.10
Tabel 3.10 Reliabilitas Instrumen Kesehatan Mental Sebelum Uji Kelayakan Item
Cronbach's Alpha
Jumlah Item
,779 44
Setelah dilakukan analisa kelayakan item dengan menghapus item yang tidak layak, maka koefisien reliabilitas menjadi 0,819. Koefisien reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa instrumen kesehatan mental reliabel, sehingga dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Lebih rinci hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 3.11
Tabel 3.11 Reliabilitas Instrumen Kesehatan Mental Setelah Uji Kelayakan Item
Cronbach's Alpha
Jumlah Item
(23)
42
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner merupakan teknik untuk memperoleh data dari responden dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara tertulis berdasarkan instrumen yang telah disusun sebelumnya.
Kuisioner diberikan atau disebarkan secara langsung kepada responden oleh peneliti. Kuisioner yang disebarkan terdiri dari tiga bagian, bagian pertama berisi identitas responden, bagian kedua berisi instrumen CAS, dan instrumen kesehatan mental.
G. Teknik Analisa Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisa korelasi untuk mengukur kekuatan hubungan antar dua variabel (Shavelson, 1988). Penelitian ini menggunakan analisa korelasi Spearman Rank dengan bantuan SPSS versi 20.0. Spearman Rank merupakan teknik analisa korelasi untuk data bersifat ordinal dan tidak berdistribusi normal (Shavelson, 1988). Teknik analisa korelasi digunakan untuk memeroleh data empiris mengenai korelasi antara tipologi celebrity worship dengan kesehatan mental. H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Tahapan yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Menentukan masalah yang akan diteliti berdasarkan fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar.
b. Melakukan kajian literatur untuk mendapatkan teori yang mendukung penelitian.
c. Menyusun proposal penelitian.
d. Mengajukan permohonan izin penelitian. e. Menyusun instrumen penelitian.
f. Melakukan uji validitas instrumen dengan professional judgment. g. Melakukan uji coba instrumen.
(24)
43
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melakukan penyebaran kuisioner pada fans K-pop di Bandung
b. Mengumpulkan kuisioner yang telah diisi oleh responden c. Melakukan pengolahan dan analisa data
3. Tahap Pelaporan
(25)
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin. (2012). Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Biro Media BEM IKM. (2013). Buletin of Psychology 5th Edition: Idolizing. Depok :
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (Oktober 2013)
Chapman, J. (2003). Do you worship the celebs? [Online]. Tersedia : http://www.dailymail.co.uk/tvshowbiz/article-176598/Do-worship-celebs.html [29 September 2013]
Dewi, Kartika Sari. (2012). Kesehatan Mental. Semarang : Lembaga Pengembangan dan Penjamin Mutu Pendidikan Universitas Diponegoro
Field, Andy. (2009). Discovering Statistics Using SPSS. London: Sage Publication. Ltd.
Giles, D.C. (2002). Parasocial Interaction: A Review of the Literature and a Model for Future Research. Media Psychology, 4, 279-305
Giles, D.C., Maltby, J. (2004). The Role of Media in Adolescent development: Relations between autonomy, attachment, and interest in celebrities. Pergamon Personality and Individual Difference, 36, 813-822
Greene, A. L., Adam-Prince, Carolyn. (1990). Adolescent’s Secondary Attachment To Celebrity Figures. Sex Roles, Vol 23, No 718
Hills, Matthew. (2002). Fan Culture. USA: Routledge.
Ihsan, Helli. (2013). Metode Skala Psikologi. Bandung: Departemen Psikologi FIP UPI.
Jung, Sun. (2011). "K-pop, Indonesian Fandom, and Social Media." In "Race and
Ethnicity in Fandom," edited by Robin Anne Reid and Sarah Gatson, special
issue, Transformative Works and Cultures, no. 8. Tersedia:
doi:10.3983/twc.2011.0289. [21 September 2014]
Kpopnesia.com. [online]. Tersedia: http://kpopnesia.com/2014/06/13/2ne1-rock-indonesia-with-their-world-tour-all-or-nothing-live-in-jakarta/
Levick, Stephen E. (2004). Clone Being : Exploring the psychological and Social Dimension. USA: Rowman & Littlefield Publishers, Inc.
Laurel, Abigail. (2012). Hallyu Doing: An Examination of The Korean Wave. The Gallatin Research Journal
(26)
59
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lewis, L. A. (1992). The Adoring Audience: Fan Culture and Popular Media. USA: Routledge.
Maltby, John., Houran, James., Lange, Rinse., Ashe, Diane., McCutheon, Lynn E. (2002). Thou Shalt Worship No Other Gods-Unless They Are Celebrities: The Relationship Between Celebritiy Worship and Religious Orientation. Personality and Indiviual Differences, 32, 1157-1172
Maltby, John., McCutcheon, Lynn E., Martin, Matthew M., Cayanus, Jacob L. (2003). Celebrity Worship and Cognitive Flexibility. North American Journal of Psychology, 1, 75-80
Maltby, John., Day, Liza., McCutcheon, Lynn E., Gillet, Raphael., Houran, James., Ashe, Diane D. (2004). Personality and Coping: A context for examining celebrity worship and mental health. British Journal of Psychology, 95, 411-428
Maltby, John., Giles, David C., Barber, Louise., McCutcheon, Lynn E. (2005). Intense-personal Celebrity Worship and Body Image: Evidence of A Link Among Female Adolescents. British Journal of Health Psychology, 10, 17-32 Mc Cutcheon, Lynn E., Lange, Rinse., Houran, James. (2002). Conceptualization and
Measurement of Celebrity Worship. British Journal of Psychology, 93, 67-87 Mc Cutcheon et al. (2012). Cognitive ability and celebrity worship revisited. Journal
of psychology, 14, 383-392.
Nastiti, A.D. 2010, Korean Wave Di Indonesia : Antara Budaya Pop, Internet, Dan Fanatisme Pada Remaja, Bachelor thesis, Universitas Indonesia [Online].
Tersedia:
http://id.scribd.com/doc/67051422/Korean-Wave-di-Indonesia-Budaya-Pop-Internet-dan-Fanatisme-Remaja. [29 September 2013]
Neuman, W. Lawrence. (2007). Basic of Social Research 2nd Edition: Qualitative and Quantitative Approaches. Boston: Pearson Education, Inc.
Pemita, Desika. (2013). Fenomena di Dunia K-pop Selama 2013. [Online]. Tersedia: http:/m.liputan6.com/showbiz/read/787905/fenomena-di-dunia-kpop-selama-2013-jilid-ii?p=3
Rayner, Philip., Wall, Peter., Kruger, Stephen. (2004). Media Studies: The Essential Resource. London: Routledge.
Riduwan & Akdon. (2010). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung: Alfabeta.
Rubin, R. B.; M. P. McHugh (1987). Development of parasocial interaction relationship. Journal of Broadcasting and Electronic Media 31 (3): 279–292.
(27)
60
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Steviani, A. (2012). Sasaeng Fans, Kegilaan Dibalik Hingar Bingar Dunia K-pop [Online]. Tersedia:
http://hot.detik.com/music/read/2012/07/12/120548/1963571/1180/sasaeng-fans-sambut-artis-sm-town-di-bandara-soekarno-hatta
Sari, Evita Puspita. (2013). Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership pada Fans K-Pop: Studi pada Fans Super Junior di Bandung. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Santrock, John W. (2003). Adolesence, 6th Edition. Jakarta: Erlangga.
Scheid, Teresa L., Brown, Tony N. (2010). A Handbook for Study of Mental Health: Social Contexts, Theories, and Systems 2nd Edition. New York: Cambridge University Press.
Schneiders, Alexander A. (1964). Personal Adjustment and Mental Health. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Semiun, Yustinus, OFM. (2006). Kesehatan Mental. Yogyakarta; Kanisius.
Shavelson, Richard J.(1988). Stastical Reason For The Behavioral Sciences. California: Allyn and Bacon, Inc.
Sheridan, Lorraine et al. (2007). Celebrity Worship, Addiction, and Criminality. Routledge, vol 13 (6): 559-571
Shim, Doobo. (2006). Hybridity and The Rise of Korean Popular Culture in Asia. Sage publication, vol 28 (1): 25-44
Steinberg, Laurence. (1993). Adolescence. USA: McGraw-Hill, Inc.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tartila, Pintani Linta. (2013). Fanatisme Fans Kpop Dalam Blog Netizenbuzz. Jurnal Universitas Airlangga, vol 2 (3)
Wiramihardja, Sutardjo A. (2012). Pengantar Psikologi Klinis. Bandung: Refika Aditama.
WHO. (2001). The World Health Report 2001: Mental Health: New Understanding, New Hope. Geneva: WHO Library Cataloguing in Publication Data.
(28)
61
Irwinna Galih Nirmala, 2015
HUBUNGAN ANTARA CELEBRITY WORSHIP DENGAN KESEHATAN MENTAL FANS K-POP DI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yuja, Park. (2014). Perbedaan Perilaku Fans di Korea dan Fans di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://prezi.com/qy9uib-p_wjwjperbedaan-perilaku-fans-di-korea-dan-fans-di-indonesia/
Yusuf LN, Syamsu. (2004). Mental Hygiene: Terapi Psikospiritual Untuk Hidup Sehat dan Berkualitas. Bandung: Maestro.
(1)
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner merupakan teknik untuk memperoleh data dari responden dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara tertulis berdasarkan instrumen yang telah disusun sebelumnya.
Kuisioner diberikan atau disebarkan secara langsung kepada responden oleh peneliti. Kuisioner yang disebarkan terdiri dari tiga bagian, bagian pertama berisi identitas responden, bagian kedua berisi instrumen CAS, dan instrumen kesehatan mental.
G. Teknik Analisa Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisa korelasi untuk mengukur kekuatan hubungan antar dua variabel (Shavelson, 1988). Penelitian ini menggunakan analisa korelasi Spearman Rank dengan bantuan SPSS versi 20.0. Spearman Rank merupakan teknik analisa korelasi untuk data bersifat ordinal dan tidak berdistribusi normal (Shavelson, 1988). Teknik analisa korelasi digunakan untuk memeroleh data empiris mengenai korelasi antara tipologi celebrity worship dengan kesehatan mental. H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Tahapan yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Menentukan masalah yang akan diteliti berdasarkan fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar.
b. Melakukan kajian literatur untuk mendapatkan teori yang mendukung penelitian.
c. Menyusun proposal penelitian.
d. Mengajukan permohonan izin penelitian. e. Menyusun instrumen penelitian.
f. Melakukan uji validitas instrumen dengan professional judgment. g. Melakukan uji coba instrumen.
(2)
43
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melakukan penyebaran kuisioner pada fans K-pop di Bandung b. Mengumpulkan kuisioner yang telah diisi oleh responden c. Melakukan pengolahan dan analisa data
3. Tahap Pelaporan
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin. (2012). Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Biro Media BEM IKM. (2013). Buletin of Psychology 5th Edition: Idolizing. Depok :
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (Oktober 2013)
Chapman, J. (2003). Do you worship the celebs? [Online]. Tersedia : http://www.dailymail.co.uk/tvshowbiz/article-176598/Do-worship-celebs.html [29 September 2013]
Dewi, Kartika Sari. (2012). Kesehatan Mental. Semarang : Lembaga Pengembangan dan Penjamin Mutu Pendidikan Universitas Diponegoro
Field, Andy. (2009). Discovering Statistics Using SPSS. London: Sage Publication. Ltd.
Giles, D.C. (2002). Parasocial Interaction: A Review of the Literature and a Model for Future Research. Media Psychology, 4, 279-305
Giles, D.C., Maltby, J. (2004). The Role of Media in Adolescent development: Relations between autonomy, attachment, and interest in celebrities. Pergamon Personality and Individual Difference, 36, 813-822
Greene, A. L., Adam-Prince, Carolyn. (1990). Adolescent’s Secondary Attachment To Celebrity Figures. Sex Roles, Vol 23, No 718
Hills, Matthew. (2002). Fan Culture. USA: Routledge.
Ihsan, Helli. (2013). Metode Skala Psikologi. Bandung: Departemen Psikologi FIP UPI.
Jung, Sun. (2011). "K-pop, Indonesian Fandom, and Social Media." In "Race and
Ethnicity in Fandom," edited by Robin Anne Reid and Sarah Gatson, special
issue, Transformative Works and Cultures, no. 8. Tersedia: doi:10.3983/twc.2011.0289. [21 September 2014]
Kpopnesia.com. [online]. Tersedia: http://kpopnesia.com/2014/06/13/2ne1-rock-indonesia-with-their-world-tour-all-or-nothing-live-in-jakarta/
Levick, Stephen E. (2004). Clone Being : Exploring the psychological and Social Dimension. USA: Rowman & Littlefield Publishers, Inc.
Laurel, Abigail. (2012). Hallyu Doing: An Examination of The Korean Wave. The Gallatin Research Journal
(4)
59
Lewis, L. A. (1992). The Adoring Audience: Fan Culture and Popular Media. USA: Routledge.
Maltby, John., Houran, James., Lange, Rinse., Ashe, Diane., McCutheon, Lynn E. (2002). Thou Shalt Worship No Other Gods-Unless They Are Celebrities: The Relationship Between Celebritiy Worship and Religious Orientation. Personality and Indiviual Differences, 32, 1157-1172
Maltby, John., McCutcheon, Lynn E., Martin, Matthew M., Cayanus, Jacob L. (2003). Celebrity Worship and Cognitive Flexibility. North American Journal of Psychology, 1, 75-80
Maltby, John., Day, Liza., McCutcheon, Lynn E., Gillet, Raphael., Houran, James., Ashe, Diane D. (2004). Personality and Coping: A context for examining celebrity worship and mental health. British Journal of Psychology, 95, 411-428
Maltby, John., Giles, David C., Barber, Louise., McCutcheon, Lynn E. (2005). Intense-personal Celebrity Worship and Body Image: Evidence of A Link Among Female Adolescents. British Journal of Health Psychology, 10, 17-32 Mc Cutcheon, Lynn E., Lange, Rinse., Houran, James. (2002). Conceptualization and
Measurement of Celebrity Worship. British Journal of Psychology, 93, 67-87 Mc Cutcheon et al. (2012). Cognitive ability and celebrity worship revisited. Journal
of psychology, 14, 383-392.
Nastiti, A.D. 2010, Korean Wave Di Indonesia : Antara Budaya Pop, Internet, Dan Fanatisme Pada Remaja, Bachelor thesis, Universitas Indonesia [Online]. Tersedia: http://id.scribd.com/doc/67051422/Korean-Wave-di-Indonesia-Budaya-Pop-Internet-dan-Fanatisme-Remaja. [29 September 2013]
Neuman, W. Lawrence. (2007). Basic of Social Research 2nd Edition: Qualitative and Quantitative Approaches. Boston: Pearson Education, Inc.
Pemita, Desika. (2013). Fenomena di Dunia K-pop Selama 2013. [Online]. Tersedia: http:/m.liputan6.com/showbiz/read/787905/fenomena-di-dunia-kpop-selama-2013-jilid-ii?p=3
Rayner, Philip., Wall, Peter., Kruger, Stephen. (2004). Media Studies: The Essential Resource. London: Routledge.
Riduwan & Akdon. (2010). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Bandung: Alfabeta.
Rubin, R. B.; M. P. McHugh (1987). Development of parasocial interaction relationship. Journal of Broadcasting and Electronic Media 31 (3): 279–292.
(5)
Steviani, A. (2012). Sasaeng Fans, Kegilaan Dibalik Hingar Bingar Dunia K-pop [Online]. Tersedia:
http://hot.detik.com/music/read/2012/07/12/120548/1963571/1180/sasaeng-fans-sambut-artis-sm-town-di-bandara-soekarno-hatta
Sari, Evita Puspita. (2013). Hubungan Celebrity Worship Dengan Psychological Ownership pada Fans K-Pop: Studi pada Fans Super Junior di Bandung. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Santrock, John W. (2003). Adolesence, 6th Edition. Jakarta: Erlangga.
Scheid, Teresa L., Brown, Tony N. (2010). A Handbook for Study of Mental Health: Social Contexts, Theories, and Systems 2nd Edition. New York: Cambridge University Press.
Schneiders, Alexander A. (1964). Personal Adjustment and Mental Health. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Semiun, Yustinus, OFM. (2006). Kesehatan Mental. Yogyakarta; Kanisius.
Shavelson, Richard J.(1988). Stastical Reason For The Behavioral Sciences. California: Allyn and Bacon, Inc.
Sheridan, Lorraine et al. (2007). Celebrity Worship, Addiction, and Criminality. Routledge, vol 13 (6): 559-571
Shim, Doobo. (2006). Hybridity and The Rise of Korean Popular Culture in Asia. Sage publication, vol 28 (1): 25-44
Steinberg, Laurence. (1993). Adolescence. USA: McGraw-Hill, Inc.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tartila, Pintani Linta. (2013). Fanatisme Fans Kpop Dalam Blog Netizenbuzz. Jurnal Universitas Airlangga, vol 2 (3)
Wiramihardja, Sutardjo A. (2012). Pengantar Psikologi Klinis. Bandung: Refika Aditama.
WHO. (2001). The World Health Report 2001: Mental Health: New Understanding, New Hope. Geneva: WHO Library Cataloguing in Publication Data.
(6)
61
Yuja, Park. (2014). Perbedaan Perilaku Fans di Korea dan Fans di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://prezi.com/qy9uib-p_wjwjperbedaan-perilaku-fans-di-korea-dan-fans-di-indonesia/
Yusuf LN, Syamsu. (2004). Mental Hygiene: Terapi Psikospiritual Untuk Hidup Sehat dan Berkualitas. Bandung: Maestro.