ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN PENCEMARAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN CONNECTED TEACHING.
ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA DALAM
PEMBELAJARAN PENCEMARAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN
CONNECTED TEACHING
SKRIPSI
DiajukanUntukMemenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Biologi
Oleh
Malsina
0900407
Pembimbing1: Dr. rer. nat. Adi Rahmat, M.Si
Pembimbing 2: Dr. Mimin Nurjhani K, M.Pd
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA DALAM
PEMBELAJARAN PENCEMARAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN
CONNECTED TEACHING
Oleh
Malsina
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Malsina 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
MALSINA
ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA DALAM
PEMBELAJARAN PENCEMARAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN
CONNECTED TEACHING
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. rer. nat. Adi Rahmat, M.Si
NIP.196512301992021001
Pembimbing II
Dr. Mimin Nurjhani K, M.Pd.
NIP.196509291991012001
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA DALAM
PEMBELAJARAN PENCEMARAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN
CONNECTED TEACHING
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA
Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan Menggunakan Connected
Teaching”. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan pemahaman
konsep siswa SMA pada materi pencemaran lingkungan yang disajikan
dengan connected teaching. Metode yang digunakan adalah weak
experiment dengan one group pretest-posttest design yaitu penelitian yang
dilaksanakan pada satu kelompok tanpa menggunakan kelas kontrol.
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas X SMA Pasundan 8 Bandung
tahun ajaran 2012/2013, jumlah sampel yang digunakan sebanya 30 orang
siswa, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa tes pilihan ganda
beralasan sebanyak 15 soal sebelum pembelajaran (pretest), dan setelah
pembelajaran selesai (posttest). Untuk mengetahui peningkatan
pemahaman siswa menggunakan rata-rata skor gain ternormalisasi (Ngain). Terdapat perbedaan rata-rata nilai yang didapatkan oleh siswa, saat
pretes 40,38 dan saat posttes sebesar 66,61 dengan selisih atau gain
sebesar 26,23. Perolehan N-gain pada jenis translasi yaitu 0,44, jenis
interpretasi 0,37 dan jenis ekstrapolasi 0,31, tiga jenis pemahaman
menurut Bloom ini tergolong kategori sedang. Untuk tiap subkonsep,
pencemaran air dengan perolehan N-gain 0,59, pencemaran udara 0,52,
pencemaran tanah 0,081, dampak pencemaran 0,08 dan cara
penanggulangan 0,06. Hanya pencemaran air dan udara dengan perolehan
N-gain dengan kategori sedang, untuk tiga subkonsep lainnya tergolong
rendah.
Kata kunci: Pemahaman Konsep, Pencemaran lingkungan, Connected
Teaching
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK …..……………………………………...............................……..i
KATA PENGANTAR…......………………………………........…...............ii
DAFTAR ISI………………………………................……………..….…....iv
DAFTAR TABEL ………………………………................…....…......…....vi
DAFTAR GAMBAR ……………………………….................…….......…vii
BAB I PENDAHULUAN………………....…………………...…..…...……1
A.
B.
C.
D.
E.
Latar Belakang……………………………………….………...……...1
Rumusan Masalah……………………………………...…………...…4
Batasan Masalah……………………………….….……….…...……..5
Tujuan Penelitian…………… ……….…………....................……….5
Manfaat Penelitian………….…………………………..…….…….....5
BAB II ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA DALAM
PEMBELAJARAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
MENGGUNAKAN CONNECTED TEACHING...............................7
A. Pemahaman Konsep…………………………..…..……………….......7
B. Connected Teaching ……………….…..………………......................9
C. Pencemaran Lingkungan ……………………………...……….……18
BAB III METODELOGI PENELITIAN ………………...……….……..23
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Lokasi, populasi dan sampel penelitian……………………………...23
Desain Penelitian …………...……………………….…….....……...23
Metode Penelitian ……………………………….………….…….....24
Definisi Operasional ……………….…………………….…….……24
Instrumen Penelitian …………………………..………………….…25
Proses Pengembangan Instrumen ………………….………..…........27
Prosedur Penelitian ……..….……………..…………..…………......32
Analisis Data . ………………………………….…………..……......35
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN………...………………..........37
A. Hasil Penelitia…………….………………………………....….....…37
B. Pembahasan ……………………….....…………………..…….........49
iv
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan Menggunakan
Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................58
A. Kesimpulan………...……………………….........…..….……...........58
B. Saran…………………...…………………………..…..……….........59
Daftar Pustaka ..............................................................................................60
iv
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan Menggunakan
Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1 Komparasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar……......….........13
3.1 Desain Penelitian …………………………………………………..…....23
3.2 Kisi-kisi Item Soal Pemahaman Berdasarkan Indikator Bloom Revisi …25
3.3 Kisi-kisi Item Soal perkonsep ……………………………..…………….25
3.4 Kriterita Pemberian Skor untuk Jawaban Siswa ……………..………….26
3.5 Kisi-Kisi Pertanyaan Angket …..………………………………………..26
3.6 Klasifikasi Validitas Butir Soal ……………………………………..…..28
3.7. Klasifikasi Rebilitas Tes …………………………..………………...….28
3.8 Indeks Kesukaran …………………………..………………………...….29
3.9 Klasifikasi Daya Pembeda …………………………………………...….31
3.10 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Instrumen ………………............31
3.11 Perolehan nilai N-gain …………….……………………………….......35
4.1 Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest …………………..…….…...….37
4.2 Hasil Pretest Pemahaman Siswa Berdasarkan Indikator Menurut Bloom
Revisi ……………………………………………………………………38
4.3 Hasil Pretest Pemahaman Siswa Pada Tiap SubKonsep ……..…………39
4.4 Perolehan Skor Hasil Posttest Pemahaman Siswa Berdasarkan Indikator
Bloom …………………………………………………………………...41
4.5 Hasil posttest Pemahaman Siswa Pada Setiap Subkonsep……..………..42
4.6 Hasil Perolehan Gain Ternormalisasi untuk Pemahaman Indikator
Bloom.…………………………………………..……………………….43
4.7 Hasil Perolehan Gain Ternormalisasi Setiap Subkonsep …………...…..44
4.8 Rekapitulasi Hasil Uji Prasyarat Pemahaman Berdasarkan Indikator
Bloom …………………………...………………………………………45
4.9 Rekapitulasi Hasil Uji Prasyarat Subkonsep ……………………………45
4.10 Hasil Perhitungan One Sample t Test menurut Bloom ………………...46
4.11 Hasil Perhitungan One Sample t Test pada tiap subkonsep ………...….47
4.12 Persentase jawaban angket siswa ………..……………………………..48
iv
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan Menggunakan
Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Contoh Model Integrated…………………………………………….............11
2.2 Pencemaran tanah oleh industri ……………………………….…………….19
2.3 Pencemaran air ………………………………………………………………20
2.4 Pencemaran udaraoleh asap alat transportasi ………………………………..22
iv
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan Menggunakan
Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan studi awal yang dilakukan peneliti melalui observasi
dan wawancara dengan guru yang dilakukan di kelas X di salah satu SMA
suasta di Bandung, diperoleh informasi mengenai beberapa masalah
pembelajaran biologi dilihat dari gambaran siswa secara umum, antara lain
yaitu siswa lebih banyak mendengar dan menulis hal-hal yang
diinformasikan oleh guru, siswa cepat lupa mengenai konsep-konsep yang
telah diajarkan sebelumnya, sehingga guru harus menyampaikan materi
secara berulang-ulang, siswa dapat menjelaskan materi yang telah dibahas
di kelas sebelumnya, tetapi ketika diberikan persoalan baru atau materi
yang berkaitan sebagian besar siswa belum dapat menjelaskan dan
memahaminya.
Selama proses pembelajaran berangsung, secara umum kegiatan
pembelajaran diawali oleh guru memberikan informasi, kemudian
menerangkan suatu konsep, memberikan contoh soal aplikasi konsep.
Selanjutnya guru meminta siswa untuk mengerjakan soal tersebut.
Kegiatan terakhir yaitu siswa mencatat materi yang diterangkan oleh guru
dan soal-soal pekerjaan rumah. Guru menjelaskan bahwa, untuk materi
pencemaran lingkungan model pembelajaran yang digunakan berbedabeda, karena kegiatan pembelajaran digantikan oleh guru yang sedang
melaksanakan program latihan profesi. Dalam kegiatan pembelajaran guru
sebaiknya memberikan suatu pendekatan agar siswa memahami konsep
secara utuh.
1
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
Pemahaman konsep merupakan kemampuan mengkonstruk makna
atau pengertian suatu konsep berdasarkan kemampuan awal yang dimiliki,
mengintegrasikan pengetahuan baru ke dalam skema yang telah ada dalam
pemikiran siswa. Seorang siswa dikatakan telah memahami suatu konsep
jika memiliki kemampuan menangkap arti dari informasi yang diterima
(Benita, 2011). Dalam situasi belajar formal, siswa diberikan berbagai
ilmu atau mata pelajaran yang terpisah satu sama lain sehingga mereka
terkadang mengalami kesulitan untuk memahami suatu konsep. Oleh
sebab itu dalam proses pembelajaran harus memperhatikan karakteristik
siswa yang akan menghayati pengalaman belajar tersebut sebagai satu
kesatuan yang utuh. Pengemasan pembelajaran harus dirancang secara
tepat karena akan berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman belajar
siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur
konseptual baik di dalam maupun antar mata pelajaran, akan memberi
peluang bagi terjadinya pembelajaran yang efektif dan lebih bermakna
(meaningful learning) (Novi, 2011).
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep merupakan pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran terpadu
secara efektif akan membantu menciptakan kesempatan yang luas bagi
siswa untuk melihat dan membangun konsep-konsep yang saling
berkaitan. Dengan pembelajaran terpadu ini siswa diharapkan memiliki
kemampuan
untuk
mengidentifikasi,
mengumpulkan,
menilai
dan
menggunakan informasi yang ada di sekitarnya secara bermakna (Fatoni,
2010).
Dalam penelitian sebelumnya (Rahmat, 2008) menjelaskan bahwa
pengajaran dan pembelajaran biologi yang hanya difokuskan pada
pemahaman beberapa informasi atau konsep dapat menyebabkan kesulitan
beberapa siswa SMA, khususnya dalam mengingat terminologi dan
mengintegrasikan konsep baru. Strategi pengajaran tersebut menyebabkan
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
siswa belajar suatu informasi atau konsep verbalisme. Siswa tidak tahu
bagaimana untuk mengintegrasikan pengetahuan mereka ketika mereka
menghadapi konsep atau prinsip baru.
Masalah kesulitan dalam memahami konsep biologi siswa perlu
diperhatikan karena pemahaman konsep dalam pembelajaran biologi
sangat dibutuhkan sehingga dengan adanya penanaman pemahaman
konsep siswa, pembelajaran biologi akan lebih bermakna dan terarah
sehingga tujuan pendidikan akan tercapai.
Pembelajaran tidak hanya terfokus pada pemahaman terminologi atau
konsep parsial, tetapi juga untuk mengarahkan siswa untuk dapat
menghubungkan satu konsep dengan konsep lain. Cone et al. (1998)
menyatakan bahwa pembelajaran seperti ini termasuk dalam "Connected
Teaching" proses dimana dua atau lebih bidang studi yang diintegrasikan
dengan tujuan meningkatkan pembelajaran dalam setiap mata pelajaran.
Oleh karena itu, guru harus memberikan fasilitas berupa metode atau
pendekatan yang tepat untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa.
Dengan demikian yang perlu diperhatikan yaitu model atau pendekatan
pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan tujuan, jenis, dan sifat
materi yang diajarkan (Nifa, 2007). Kemampuan guru dalam memahami
dan melakasanakan model tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil yang
dicapai.
Studi
menunjukkan
bahwa
dimana
efektivitas
pembelajaran
interdisipliner melalui Connected atau pembelajaran terhubung sangat
dipengaruhi oleh komponen kursus, siswa perlu mengalami situasi yang
membutuhkan usaha kolaboratif dan yang menghubungkan pengetahuan
untuk aplikasi. Interaksi melalui serangkaian lingkungan terstruktur dan
belajar aktif dengan melibatkan serangkaian tugas (Watkins et al., 2004).
Fogarty (1991), menjelaskan ditinjau dari cara memadukan konsep,
keterampilan, topik, dan unit tematisnya, terdapat sepuluh cara atau model
dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced,
(5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan
(10) networked. Namun dari sepuluh model di atas, model yang sesuai
untuk konsep yang disajikan melalui pembelajaran IPA menggunakan
connected model, webbed model dan integrated model.
Pada penelitian ini digunakan pembelajaran terpadu tipe connected
teaching pada materi pencemaran lingkungan. Peneliti mengambil materi
pencemaran lingkungan karena bahan-bahan pencemar sangat bermacammacam jenisnya dan berpengaruh terhadap lingkungan biotik serta abiotik,
bahan pencemar ini akan dipahami jika siswa telah memahami senyawasenyawa bahan pencemar yang ada dimata pelajaran kimia. Untuk melihat
efek dari pencemaran maka materi harus dihubungkan, pecemaran
disebabkan oleh bahan-bahan anorganik oleh sebab itu materi pencemaran
lingkungan harus dihubungkan dengan materi kimia.
Dalam penelitian ini, siswa harus melacak semua konsep pencemaran
lingkungan dan mengintegrasikan kedalam mata pelajaran kimia. Dengan
pembelajaran terpadu tipe connected ini diharapkan siswa mampu
memahami suatu informasi atau konsep secara utuh dan menganggap
bahwa biologi bukan pelajaran yang parsial (terpisah-pisah).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah
yaitu: Bagaimanakah pemahaman konsep siswa SMA dalam pembelajaran
pencemaran lingkungan menggunakan connected teaching?
Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat dikembangkan tiga
pertanyaan penelitian:
1. Bagaimanakah
pemahaman
siswa
berdasarkan
indikator
dan
pemahaman siswa berdasarkan subkonsep sebelum pembelajaran
connected teaching dilakukan?
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
2. Bagaimanakah
pemahaman
siswa
berdasarkan
indikator
dan
pemahaman siswa berdasarkan subkonsep setelah pembelajaran
connected teaching dilakukan?
3. Bagaimanakah
peningkatan
pemahaman
konsep
siswa
setelah
mengikuti pembelajaran connected teaching?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan untuk menghindari masalah agar
tidak terlalu meluas, maka permasalahan dibatasi sebagai berikut:
Pemahaman konsep pada penelitian ini dibatasi pada jenjang C2 dimensi
konseptual menurut tiga tipe pemahaman Bloom, yaitu translasi
(kemampuan menerjemahkan), interpretasi (kemampuan menafsirkan) dan
ekstrapolasi (kemampuan meramalkan).
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui pemahaman siswa berdasarkan indikator Bloom dan
pemahaman siswa berdasarkan subkonsep sebelum pembelajaran
connected teaching dilakukan.
2. Untuk mengetahui pemahaman siswa berdasarkan indikator Bloom dan
pemahaman siswa berdasarkan subkonsep setelah pembelajaran
connected teaching dilakukan
3. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa setelah
mengikuti pembelajaran connected teaching
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
diantaranya sebagai berikut:
a. Bagi Guru
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
1. Memberikan contoh alternatif dalam menyampaikan pembelajaran
yang memadukan materi yang berasal dari satu mata pelajaran dengan
materi yang berasal dari mata pelajaran lain.
b. Bagi siswa
1. Melalui pembelajaran connected teaching siswa melihat lebih jelas
relevansi antar mata pelajaran melalui satu topik.
c. Bagi Peneliti:
1. Memberikan ide untuk diteliti lebih lanjut melalui materi yang
disajikan dengan connected teaching
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
57
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi, populasi dan sampel penelitian
1. Lokasi
Penelitian dilakukan di SMA Pasundan 8 Bandung Jl. Cihampelas
No. 167
2. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X semester 1 tahun
ajaran 2013-2014 SMA Pasundan 8 Bandung
3. Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kelas X
sebanyak 30 orang yang sedang mengikuti pembelajaran pencemaran
lingkungan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive
sampling.
B. Desain Penelitian
Adapun desain dalam penelitian ini menggunakan one group
pretest posttest design, yaitu satu sampel diberi perlakuan selama waktu
tertentu. Pada desain ini satu kelompok eksperimen diberikan tes awal
(pretest) dan tes akhir (posttest) selanjutnya dicari peningkatan (gain)
antara hasil pretest dan posttest. Gain yang didapat dari hasil pretest dan
posttest tersebut dikonversi ke dalam N-gain yang diuji secara statistik.
Secara umum desain penelitian yang akan digunakan dapat digambarkan
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas
Pretest
Perlakuan
23
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Postest
24
Eksperimen
T1
X
T2
Keterangan:
T1 = Tes Awal (Pretest)
T2 = Tes Akhir (Postest)
X = Pembelajaran
Connected teaching
(Arikunto, 2002).
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah weak eksperimen.
Merupakan metode penelitian eksperimen yang didesain dan perlakuannya
seperti eksperimen tetapi tidak ada pengontrolan variabel.
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah
yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini, maka diperlukan
penjelasan tentang beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini
agar lebih efektif dan operasional. Istilah-istilah tersebut antara lain:
1. Connected teaching
Connected teaching yang dimaksud adalah pendekatan pembelajaran
yang menghubungkan konsep-konsep dalam materi pencemaran
lingkungan yang disajikan atau diajarkan dengan konsep-konsep yang
telah didapat pada pertemuan sebelumnya dengan cara cross check
dalam mata pelajaran kimia tentang ikatan kimia, yang merupakan
dasar dari materi pencemaran lingkungan.
2. Pemahaman konsep
Pemahaman konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pemahaman siswa secara komprehensif dalam menjawab soal-soal
pilihan ganda beralasan pada jenjang C2 dimensi konseptual untuk
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
25
materi pencemaran lingkungan yang mencakup translasi (kemampuan
menerjemahkan),
interpretasi
(kemampuan
menafsirkan)
dan
ekstrapolasi (kemampuan meramalkan) sebanyak 15 soal.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini
yaitu dimulai dengan pengembangan kisi-kisi, lalu dilakukan judgment
dan uji coba yang hasilnya digunakan untuk memilih dan merevisi. Awal
pengembangan instrument ini terdiri atas 21 item soal pilihan ganda
beralasan. Setelah melalui proses judgment dan uji coba soal dengan
menggunakan item analisis 2005/Anates dan diperoleh 15 item soal
dengan melihat signifikan atau valid dari soal tersebut. Jika soal dengan
kategori daya pembeda jelek maka ada proses revisi soal.
Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pilihan ganda beralasan
Soal-soal pilihan ganda beralasan terdiri dari 4 pilihan. Soal pilihan
ganda beralasan ini adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat
lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengukuran,
inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Item Soal Pemahaman Berdasarkan Indikator
Bloom Revisi
No
1
2
3
Jenis Pemahaman
Translasi
Interpretasi
Ekstrapolasi
Total
No. soal
Jumlah
1,4,5,6,7
2,3,8,9,15
10,11,12,1314
5
5
5
15 soal
Tabel 3.3 Kisi-kisi Item Soal perkonsep
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
26
No
Subkonsep
No soal
1
2
3
4
5
Pencemaran air
Pencemaran udara
Pencemaran tanah
Dampak pencemaran
Cara penanggulangan pencemaran
Jumlah
1,3,8,11,13,14
2,4,5,6,7,10
15
12
9
15 soal
Pemberian skor untuk soal pilihan ganda beralasan dilakukan
dengan beberapa kriteria yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.4 Kriterita Pemberian Skor untuk Jawaban Siswa
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Keterangan
Jawaban
Benar
Benar
Benar
Salah
Salah
Skor
4
3
2
1
0
Alasan
Benar
Kurang tepat
Salah
Benar
Salah
2. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaranconnected teaching. Pembuatan angket dilakukan dengan
membuat kisi-kisi pertanyaan. Setelah itu, dilakukan judgement kepada
dosen ahli. Angket yang digunakan dalam penelitian tidak melalui uji
coba dulu, angket langsung diberikan kepada siswa setelah melalui
proses judgement dan revisi. Jenis angket dalam penelitian ini adalah
angket tertutup, dalam arti alternatif jawaban sudah tersedia, dimana
responden hanya memilih jawaban yang telah disediakan. Angket
terdiri atas 10 pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui respon
siswa terhadap pembelajaran connected teaching yang diterapkan.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Pertanyaan Angket
No
Indikator
No angket
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
27
1
Minat terhadap pembelajaran biologi yang
dihubungkan dengan materi kimia
1,3,10
2
Kesulitan dalam memahami materi biologi
2,6
3
Kegiatan diskusi dalam pengkoneksian materi
4,7
4
Penggunaan LKS
5
5
Pengkoneksian materi biologi dengan kimia
8,9
F. Proses Pengembangan Instrumen
Pada tahap pra-penelitian dilakukan penyusunan proposal penelitian
serta kelengkapan alat, bahan dan berbagai macam instrumen penelitian.
Proses penyusunan instrumen dilakukan secara bertahap melalui diskusi
dengan dosen pembimbing.
Instrumen-instrumen yang dibuat beberapa kali dilakukan revisi
sehingga bersesuaian dengan kegiatan pembelajaran. Selain oleh dosen
pembimbing, intrumen ini pun diperiksa kelayakannya oleh para dosen
ahli dari segi materi dan kaidah-kaidah evaluasi melalui proses judgment.
Instrumen bisa digunakan dalam pengambilan data penelitian apabila telah
melewati proses perbaikan dari hasil koreksi pada tahapan judgment serta
telah melalui tahapan uji coba instrumen kepada subjek yang serupa
dengan subjek penelitian. Akan tetapi tidak semua instrumen melalui
tahapan uji coba. Hanya paket soal yang digunakan dalam pretest-posttest
saja yang diuji cobakan.
Untuk
mengetahui
kelayakan
instrumen
dilakukan
proses
pengembangan instrumen, dengan langkah-langkah:
a. Validitas Butir Soal
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan
suatu instrumen. Oleh kerena itu, untuk mengetahui instrument tes
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28
yang digunakan dalam penelitian ini valid, maka dilakukan analisis
validitas.
Untuk mengetahui validitas butir soal digunakan rumus koefisien
Product Moment sebagai berikut:
N XY – (X) (Y)
rxy =
√{ (NX2 – (X)2) } { NY2 – (Y)2 }
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi
N = Jumlah seluruh siswa
X = Skor tiap siswa
Y = Skor total tiap siswa
Nilai rxy yang diperoleh dapat dapat diinterpretasikan untuk
menentukan validitas butir soal dengan menggunakan kriteria sebagai
berikut:
Tabel 3.6. Klasifikasi Validitas Butir Soal
Nilai rxy
0,00 – 0,19
0,20 – 0,39
0,40 – 0,59
0,60 – 0,79
0,80 – 1,00
Kriteria
Sangat Rendah
Rendah
Cukup
Tinggi
Sangat Tinggi
b. Reabilitas
Reabilitas adalah tingkat keajegan suatu tes, yaitu sejauh mana tes
dapat dipercaya untuk mendapatkan skor yang ajeg atau konsisten
walaupundiujikan pada situasi yang berdeda-beda.
Reabilitas dihitung dengan mengguankan rumus:
rnn =
2r 1/2
½
(1 + r ½ ½ )
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
29
Keterangan:
rnn = Reabilitas instrument
r ½ ½ = korelasi antara skor-skor tiap soal.
Reabilitas instrumen dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.7. Klasifikasi Rebilitas Tes
Nilai rnn
0,80 – 1
0,60 – 0,79
0,20 – 0,59
0,00 – 0,19
Kriteria
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Dari hasil uji coba instrument soal pemahaman konsep diperoleh
nilai r sebesar 0,64 termasuk tinggi. Hal ini menunjukan bahwa soal
yang digunakan pada penelitian memiliki keajegan yang baik.
c. Tingkat Kesukaran Butir Soal
Tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi dari keseluruhan
siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat
kesukaran butir soal dapat diukur dengan menggunakan rumus:
TK =
U+L
T
Keterangan:
TK = Taraf kesukaran
U = Jumlah siswa dari kelompok atas yang menjawab benar untuk tiap
soal
L = Jumlah siswa dari kelompok bawah yang menjawab benar untuk
tiap soal
T = Jumlah seluruh siswa dari kelompok atas dan bawah
Nilai tingkat kesukaran yang telah didapat dapat di interpretasikan
dengan menggunakan tabel berikut:
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
30
Tabel 3.8 Indeks Kesukaran
Nilai TK
0,00 – 0,30
0,31 – 0,70
0,71 – 1,00
Kriteria
Sukar
Sedang
Mudah
d. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang tidak pandai.
Daya pembeda butir soal dapat dihitung dengan rumus:
DP = U – L
½T
Keterangan:
DP = Daya Pemabeda
U = Jumlah siswa dari kelompok atas yang menjawab benar untuk tiap
soal
L = Jumlah siswa dari kelompok bawah yang menjawab benar untuk tiap
soal
T = Jumlah seluruh siswa dari kelompok atas dan bawah
Kriteria untuk menentukan suatu daya pembeda, dapat menggunakan
kriteria pada tabel berikut:
Tabel 3.9 Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai DP
0,00 – 0,20
0,21 – 0,40
0,41 – 0,70
0,71 – 1,00
Kriteria
Jelek
Cukup
Baik
Baik sekali
(Arikunto, 2009).
Setelah dilakukan uji coba instrumen penguasaan konsep soal pilihan
ganda (Validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas) dengan
menggunakan program item analisis tahun 2005, diperoleh hasil yang dapat
dilihat pada Tabel 3.9. Setelah itu, diambil keputusan dengan pertimbangan
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
31
sebuah soal dipakai apabila soal tersebut memiliki validitas yang baik (valid
dan sangat valid), soal yang memiliki daya pembeda baik dan baik sekali, soal
yang memiliki tingkat kesukaran mudah, sedang dan sukar. Suatu tes
dikatakan realibel jika selalu memberikan hasil yang sama apabila diteskan
pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda artinya
reliabilitasnya harus baik (tinggi dan sangat tinggi).
Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Penguasaan
Konsep (Soal Pilihan Ganda Beralasan)
Daya Pembeda
No.
soal
1
2
3
4
5
Tingkat
Kesukaran
Validitas
Reliabilitas
Keputusan
Nilai
Interpret
asi
Nilai
Interpret
asi
Nilai
Interpre
tasi
0,37
Cukup
0,36
Sedang
0,396
Valid
Dipakai
0,12
Jelek
0,03
Sangat
sukar
0,270
Tidak
valid
Tidak
dipakai
0,62
Baik
0,40
0.425
Sangat
Valid
Dipakai
0,12
Jelek
0,60
0,387
Valid
Dipakai
0,12
Jelek
0,20
0,30
Valid
Tidak
dipakai
0,00
Jelek
0,43
Sedang
0,345
Valid
Dipakai
0,50
Baik
0,53
Sedang
0,456
Sangat
Valid
Dipakai
0,87
Baik
sekali
0,60
Sedang
0,600
Sangat
Valid
Dipakai
0,00
Jelek
0,30
0,115
Tidak
valid
Tidak
dipakai
0,50
Baik
0,76
0,596
Sangat
Tidak
Sedang
Sedang
Sukar
Nilai
0,64
6
7
8
9
10
Sukar
Mudah
interpre
tasi
Tinggi
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32
Tingkat
Kesukaran
Daya Pembeda
No.
soal
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Reliabilitas
Keputusan
Nilai
11
Validitas
Interpret
asi
Nilai
Interpret
asi
Nilai
Interpre
tasi
Nilai
interpre
tasi
Valid
dipakai
0,25
Cukup
0,36
Sedang
0,373
Sangat
Valid
Dipakai
0,62
Baik
0,40
Sedang
0,320
Valid
Dipakai
0,12
Jelek
0,56
Sedang
0,412
Sangat
Valid
Dipakai
0,12
Jelek
0,13
Sangat
sukar
0,130
Tidak
valid
Tidak
dipakai
0,10
Jelek
0,36
Sedang
0,338
valid
Dipakai
-0,12
Jelek
0,33
Sedang
0,675
Sangat
Valid
Dipakai
0,50
Baik
0,16
0,045
Tidak
valid
Tidak
dipakai
0,75
Baik
sekali
0,53
Sedang
0,381
Sangat
Valid
Dipakai
0,62
Baik
0,63
Sedang
0,639
Sangat
Valid
Dipakai
0,37
Cukup
0,53
Sedang
0,482
Sangat
Valid
Dipakai
0,18
Jelek
0,60
Sedang
0,446
Sangat
Valid
Dipakai
Sukar
Hasil perhitungan reliabilitas soal pemahaman konsep memperoleh nilai r
sebesar 0,64 termasuk tinggi. Hal ini menunjukan bahwa soal yang digunakan
pada penelitian memiliki keajegan yang baik.
G. Prosedur Penelitian
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga
tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap analisis.
Berikut ini merupakan penjelasan secara rinci dari ketiga tahapan tersebut:
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan penelitian dilakukan persiapan sebagai berikut:
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33
a. Guru atau peneliti merancang program rencana pembelajaran
dengan mengadakan penjajakan tema dengan cara croscheck
b. Peneliti melakukan diskusi atau tanya jawab kepada siswa dan guru
bidang studi kimia sebelum dilakukan penelitian
c. Melakukan analisis komparasi SK dan KD dengan guru mata
pelajaran kimia
d. Menyusun instrumen penilaian
e. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran terhubung
2. Tahap Pelaksanaan
2.1 Pelaksanaan Pembelajaran dan Evaluasi
Tahap pelaksanaan penelitian ini menggunakan 2 kali pertemuan (2x45
menit) yang terdiri atas tahapan-tahapan berikut ini:
a.
Pertemuan pertama memberikan tes (pretest) terhadap siswa,
tujuannya adalah untuk mengetahui pengetahuan awal siswa.
Setelah itu melakukan persiapan kegiatan pembelajaran berupa
pengenalan materi.
b. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan rincian kegiatan
pembelajaran dapat dipaparkan sebagai berikut:
1) Pada awal kegiatan pembelajaran, siswa dikenalkan pada
konsep kerusakan lingkungan (penyajian informasi)
2) Mengkoneksikan
konsep-konsep
pencemaran
lingkungan
dengan konsep-konsep ikatan kimia/senyawa yang terbentuk
3) Membentuk konsep yang komprehensif, sebab-akibat dalam
pencemaran lingkungan
4) Penguatan konsep dengan memberikan latihan berupa contoh
baru, soal atau lembar kegiatan siswa
c. Setelah siswa selesai melakukan rangkaian strategi pembelajaran
dilakukan
tes
(posttest)
untuk
mengetahui
kemampuan
pemahaman konsep siswa dengan instrumen yang telah disiapkan.
Posttes ini dilakukan pada pertemuan kedua.
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
2.2 Pengumpulan Data.
a. Pilihan ganda beralasan
Soal pilihan ganda beralasan ini adalah sederetan pertanyaan yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengukuran, inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
b. Angket sikap terhadap pembelajaran connected teaching. Angket
dalam penelitian ini yaitu jawaban dari setiap pertanyaan sudah
disisipkan sehingga responden tinggal memilih. Pertanyaan dalam
angket berjumlah 10 butir, pertanyaan-pertanyaan tersebut memuat
konten bahan ajar, sikap siswa terhadap pembelajaran connected
teaching. Pengambilan data angket dilakukan pada pertemuan kedua
setelah selesai kegiatan posttes.
2.3 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program software
SPSS 20.0 dan Microsoft Excel 2007 melalui windows XP.
3. Tahap Analisis
Setelah tahap pengolahan data selesai, data yang telah terkumpul
dianalisis dan diolah secara statistik. Hasil pengolahan data digunakan
untuk menarik kesimpulan. Untuk mempermudah pelaksanaan
penelitian maka digunakan alur penelitian seperti berikut:
Studi
Literatur
Analisis Standar
Isi Mata Pelajaran
Biologi SMA
Mengidentifikasi
konsep yang akan
dikembangkan
Menyusun
Instrumen
Penelitian
Menguji
Instrumen
Penelitian
------------------------------------------------------------------- Tahap Persiapan
Pre-test
Maslina, 2013
Penyajian Informasi/Materi Pencemaran Lingkungan
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35
Pengkoneksian Konsep-Konsep Pencemaran Lingkungan Dengan Mata
Pelajaran Kimia
Membentuk konsep yang komprehensif
posttest
Tahap Pelaksanaan
--------------------------------------------------------------------Pengumpulan Data
Pengolahan Data Menggunakan program software SPSS 20.0 dan
Microsoft Excel 2007
Pembahasan dan Kesimpulan
Penyusunan Laporan
--------------------------------------------------------------------- Tahap Analisis
Bagan 3.1 Alur Penelitian
H. Analisis Data
1) Data hasil pretest dan posttest
Setelah data diperoleh, dilakukan pengolahan data dengan perhitungan
menggunakan kriteria yang telah ditentukan.Adapun langkah-langkah
dalam mengolah data adalah sebagai berikut.
a. Penskoran Tiap Butir Soal
Perolehan data hasil pretest dan posttest dalam bentuk skor
dilanjutkan dengan pengolahan skor kembali. Pengolahan tersebut
dibagi menjadi dua, yang pertama dilakukan perhitungan skor untuk
jenis pemahaman berdasarkan indikator, yang kedua dilakukan
pengolahan data skor untuk pemahaman siswa pada tiap subkonsep
yang diberikan saat pretest dan posttest.
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36
b. Perhitungan N-gain
Setelah data diolah dalam bentuk skor, data tersebut diolah kembali
menjadi sebuah nilai.Setelah diperoleh nilai antara pretest dan posttest,
dilanjutkan dengan perhitungan N-gain dengan tujuan untuk
mengetahui kualitas peningkatan nilai antara nilai pretest ke posttest.
Rumus menghitung N-gain diantaranya:
N-gain =
Nilai posttest – nilai pretest
Nilai maks. – nilai pretest
Perolehan nilai N-gain tersebut dapat dikategorikan seperti berikut ini:
Tabel 3.11 Perolehan nilai N-gain
Rentang
≤ 0,30
≥ 0,31 – 0,70
≥ 0,71
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
(Hake, 1999)
c. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa sampel
diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk uji normalitas
pada penelitian ini, digunakan Uji Kolmogorov-Smirnov, karena
jumlah sampel sebanyak 30 orang. (Sulistyo, 2011).
d. Uji One Sample T Test
One sample t test merupakan uji perbandingan rata-rata. Pengujian
hipotesis pada rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah nilai
dugaan dari peneliti terhadap suatu objek yang diteliti sesuai atau tidak
dengan kenyataannya (Sulistyo, 2011). Oleh karena itu hipotesis untuk
perhitungan statistika One sample t test seperti berikut ini.
H0: tidak terdapat peningkatan untuk kategori sedang ( 30)
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
H1: terdapat peningkatan untuk kategori sedang (≥ 30)
Untuk uji hipotesis tersebut, H0 ditolak jika t hitung > t tabel.
Dengan jumlah sampel (n) sebanyak 30 orang, maka t tabel yang
digunakan sebesar 1,70 (Sudjana, 2002). Untuk uji One sample t
testdata diolah dengan menggunakan program software SPSS 20.0 dan
Microsoft Excel 2007 melalui windows XP.
2) Data hasil angket
Data angket dianalisis dengan presentase jawaban siswa, kemudian
data diinterpretasikan dengan menggunakan kategori presentase sebagai
berikut :
% respon siswa =
Jumlah siswa menjawab x 100%
Jumlah seluruh siswa
Kategori :
0%
= tidak ada
1 % -25 % = sebagian kecil
26 % - 49 % = hampir setengahnya
50 %
= setengahnya
51 % - 75 % = sebagian besar
76 % - 99 % = pada umumnya
(Koentjaraningrat, 1990:10)
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pemahaman
siswa
dalam
pembelajaran
pencemaran
lingkungan
menggunakan connected teaching dapat disimpulan bahwa, sebelum
pembelajaran connected teaching dilakukan, pemahaman berdasarkan
indikator Bloom jenis ekstrapolasi memiliki rata-rata nilai tertinggi,
sedangkan hasil pemahaman siswa berdasarkan subkonsep, pada subkonsep
pencemaran air yang memiliki perolehan rata-rata tertinggi. Setelah
pembelajaran connected teaching dilakukan, jenis pemahaman translasi
berubah menjadi rata-rata tertinggi, sedangkan untuk subkonsep pencemaran
lingkungan, pada subkonsep dampak pencemaran lingkungan berubah menjadi
rata-rata tertinggi.
Untuk melihat peningkatan pemahaman siswa dilihat dari perolehan Ngain dan hasil uji one sample t test dengan value 30. Hasil uji ini
menunjukkan bahwa untuk pemahaman siswa berdasarkan indikator Bloom,
hanya dua jenis pemahaman yang memiliki perolehan nilai >30 yaitu pada
jenis translasi dan interpretasi. Ini berarti pemahaman siswa berdasarkan
indikator Bloom hanya ada dua jenis yang sesuai standar yang ditetapkan, satu
diantaranya kurang atau belum sesuai dengan yang diharapkan dengan
perhitungan value 30, sedangkan hasil pemahaman pada setiap subkonsep,
hanya subkonsep pencemaran air dan pencemaran udara saja yang memiliki
nilai >30, untuk tiga subkonsep yang lain memiliki nilai < 30 atau belum
sesuai dengan yang diharapkan dengan perhitungan value 30.
Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan terhubung (connected teaching)
lebih melatih kemampuan kognitif siswa dibandingkan dengan kemampuan
58
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
59
konsep. Namun secara umum perolehan N-gain dan hasil uji statistik yang
dihitung menunjukkan bahwa pembelajaran connected teaching efektif dalam
meningkatkan pemahaman siswa, dengan pembelajaran
terhubung ini
dihasilkan pemahaman yang lebih kompleks dan utuh serta lingkungan belajar
yang lebih terstruktur.
B. Saran
1. Agar lebih memunculkan ciri connected teaching peneliti hendaknya
melihat hasil belajar siswa pada waktu materi kimia diajarkan, serta
memadukan RPP dari mata pelajaran kimia dengan mata pelajaran biologi
2. Sebaiknya perlu diadakan pretest pada konsep kimia yang telah diajarkan
sebelumnya
3. Soal yang diberikan dalam tiap subkonsep hendaknya dalam jumlah yang
sama
4. Cakupan materi pencemaran lingkungan cukup luas sehingga dibutuhkan 3
kali pertemuan untuk mengajarkan seluruh subkonsep.
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :Bumi
Aksara
Benita. (2011). Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA dengan
Pendekatan
Inkuiri.
Skripsi.
Tersedia
[Online]:
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_kim_0902704_chapter1
.pdf (2 Januari 2012)
Cone, T. P., P. H. Werner, and S. L. Cone. (2009). Models for
interdisciplinary teaching in physical education, Available:
http://www.humankinetics.com/products/allproducts/interdisciplinary-teaching-through-physical-education2nd-edition (2 januari 2012)
Cone, P.T., P. H. Werner, S.L. Cone, &A.M.Wood. (1998).
Interdisciplinary teaching throughphysical education, Champaign,
IL: Human Kinetics.
Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Bandung. Erlangga.
Drake, S, M. & Burns, R, C. (2004). Meeting standards with integrated
curriculum. Association of Supervision and Curriculum
Development. Alexandria: VA
Nur’aini,E. (2011). Kata Operasional Taksonomi Bloom Versi Baru Untuk
Mata
Pelajaran
Biologi.
Tersedia
[Online]:
http://amaeka.files.wordpress.com/2012/11/kata-operasionaltaksonomi-bloom-versi-baru3.pdf (25 Oktober 2013)
Fogarty, Robin. (1991). How to Integrated the Curricula. Palatine, Ilinois:
IRI/Skylight Publishing, Inc.
Fatoni, 2010. Model Pembelajaran terpadu. Skripsi.Tersedia [Online]:
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0804438_chapter
2.pdf(28Februari 2013)
Hake, R. (1999). Analizyng Change/ Gains Scores. [Online]. Tersedia:
60
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
61
http://lists.asu.edu. (23 Juli 2013)
Lutfi, A. (2004). Pencemaran Lingkungan. Modul Kimia .Tersedia
[Online]:
http://urip.files.wordpress.com/2010/08/8_pencemaran_lingkungan
.pdf (8 Desember 2012)
Marhaendro, A.S.D. (2008). Penelitian Deskriptif. Handout.Tersedia
(Online):http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Penelitian%2Deskr
-oiptif.pdf (8 Desember 2012)
Mahanal. (2009). Pembelajaran pencemaran lingkungan.Tersedia [Online]:
http://www.academia.edu/2314979/penerapan_model_pjbl_project
_basid_learning_dalam_upaya_meningkatkan_kreatifitas_siswa (8
Oktober 2013)
Nifa. (2007). Penerapan Pendekatan Bridging Alaogy Untuk
Meningkatkan Pemahaman konsep siswa. Skripsi.Tersedia
[Online]:
http://www.slideshare.net/NiriFaZUbirHs/-nifa
(22
januari 2013)
Noor, M.E. (2012). Kurikulum Terpadu Model Connected: Slide
Presentation. Tersedia [Online]:
http://www.slideshare.net/alvinnoor/kurikulum-terpadu-model
Terhubung connected (14 Januari 2013)
Resmi, N. (2011). Model-model Pembelajaran Terpadu. Hand Out.
Tersedia[Online]:Http://File.Upi.Edu/Direktori/Fpbs/Jur._Pend._
Bhs._Dan_Sastra_Indonesia/196711031993032novi_Resmini/Mod
el Pembelajaran_Terpadu.Pdf (28februari 2013)
Resmini, N. (1996). Penentuan Unit Temadalam Pembelajaran Terpadu.
Handout. Tersedia [Online]:
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SAS
TRA_INDONESIA/196711031993032.pdf (24 januari 2013)
Rahmat A., S. Redjeki, Riandi. (2008). Kajian Pembelajaran Biologi di
Sekolah Menengah Atas: Connected Teaching Through Concept
Tracing And Questioning Helps Student Toward Better
Understanding On Plant Development Concepts, JurnalPendidikan
Dan Pembelajaran, Vol. 6, No 2: 236-247
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
62
Rozak et al.(2007). Kandungan Logam Berat Cd dan Cu. Tersedia
[online]: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/54002 (05
oktober 2013)
Suwarji. (2008). Pencemarantanah.Tersedia [online]:
http://suwarji.com/2008/10/13/pencemaran-tanah/ (24 Agustus
2013)
Subiyanto, Prof. Dr. (1988). Evaluasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.
Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan
Pramono, H. (2007). Sejarah Dan Ruang Lingkup Mikrobiologi: Catatan
Kuliah
Mikrobiologi
Dasar.
Tersedia
[Online]:
http://mikrobiologi.edublogs.org/files/2009/03/01-sejarah-danruang-lingkup.pdf (14 Januari 2013)
Syulasmi, A. (2011). Pencemaran Lingkungan. Handout
perkuliahan.Tersedia [Online]:Http://File.Upi.Edu/Direktori/
Fpmipa/Jur._Pend._Biologi/19540_8281986122ammi_Syulasmi/
embelajaran_Pengling (16 Januari 2013)
Shalena. (2011). Penerapan Asesmen Kesulitan Belajar Siswa untuk
Menilai Kesulitan Siswa SMP dalam Mempelajari Konsep
Keanekaragaman Hewan. Skripsi Pendidikan Biologi FPMIPA
UPI: tidak diterbitkan
Sudjana (2006).Validitas instrument.Slide.Tersedia [Online]:
http://ebookbrowse.com/rumus-uji-validitas-menurut-ahli-pdfd326512077
(16januari 2013)
Sudarmaji, J.Mukono, Corie I.P. Toksikologi Logam Berat B3 Dan
Dampaknya Terhadap Kesehatan: Jurnal Kesehatan Lingkungan,
Vol. 2, No. 2 , Januari 134 2006:129 -142 (24 Januari 2013)
Watkins, SE, Hall,R.H, Chandrashekhara, K & Baker J.M. (2004).
Interdisciplinary Learning through a Connected Classroom.Int.J.
Engng Ed. Vol. 20, No 2, hlm 176-187
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
63
Wulan, A.R. (2011). Taksonomi Bloom-Revisi. Handout Perkuliahan.
Tersedia (Online):Http://File.Upi.Edu/Direktori/Sps/Prodi.Pendidik
an_Ipa/- Taksonomi_Bloom_Revisi.Pdf (8 Desember 2012)
Wiryani, E. (2004). Pencemaran Lingkungan. Handout Kuliah.Tersedia
[Online]:Http://Eprints.Undip.Ac.Id/896/1/Kuliah_Pencemaran_Li
ngk.Pdf (15 Januari 2013)
Z. Tarigan, Edward dan Abdul Rozak. (2003). Kandungan Logam Berat
Pb, Cd, Cu, Zn Dan Ni Dalam Air Laut, Makara, Sains, Vol. 7, No.
3, Desember 2003
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PEMBELAJARAN PENCEMARAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN
CONNECTED TEACHING
SKRIPSI
DiajukanUntukMemenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Biologi
Oleh
Malsina
0900407
Pembimbing1: Dr. rer. nat. Adi Rahmat, M.Si
Pembimbing 2: Dr. Mimin Nurjhani K, M.Pd
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA DALAM
PEMBELAJARAN PENCEMARAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN
CONNECTED TEACHING
Oleh
Malsina
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Malsina 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
MALSINA
ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA DALAM
PEMBELAJARAN PENCEMARAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN
CONNECTED TEACHING
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. rer. nat. Adi Rahmat, M.Si
NIP.196512301992021001
Pembimbing II
Dr. Mimin Nurjhani K, M.Pd.
NIP.196509291991012001
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA DALAM
PEMBELAJARAN PENCEMARAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN
CONNECTED TEACHING
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA
Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan Menggunakan Connected
Teaching”. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan pemahaman
konsep siswa SMA pada materi pencemaran lingkungan yang disajikan
dengan connected teaching. Metode yang digunakan adalah weak
experiment dengan one group pretest-posttest design yaitu penelitian yang
dilaksanakan pada satu kelompok tanpa menggunakan kelas kontrol.
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas X SMA Pasundan 8 Bandung
tahun ajaran 2012/2013, jumlah sampel yang digunakan sebanya 30 orang
siswa, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa tes pilihan ganda
beralasan sebanyak 15 soal sebelum pembelajaran (pretest), dan setelah
pembelajaran selesai (posttest). Untuk mengetahui peningkatan
pemahaman siswa menggunakan rata-rata skor gain ternormalisasi (Ngain). Terdapat perbedaan rata-rata nilai yang didapatkan oleh siswa, saat
pretes 40,38 dan saat posttes sebesar 66,61 dengan selisih atau gain
sebesar 26,23. Perolehan N-gain pada jenis translasi yaitu 0,44, jenis
interpretasi 0,37 dan jenis ekstrapolasi 0,31, tiga jenis pemahaman
menurut Bloom ini tergolong kategori sedang. Untuk tiap subkonsep,
pencemaran air dengan perolehan N-gain 0,59, pencemaran udara 0,52,
pencemaran tanah 0,081, dampak pencemaran 0,08 dan cara
penanggulangan 0,06. Hanya pencemaran air dan udara dengan perolehan
N-gain dengan kategori sedang, untuk tiga subkonsep lainnya tergolong
rendah.
Kata kunci: Pemahaman Konsep, Pencemaran lingkungan, Connected
Teaching
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK …..……………………………………...............................……..i
KATA PENGANTAR…......………………………………........…...............ii
DAFTAR ISI………………………………................……………..….…....iv
DAFTAR TABEL ………………………………................…....…......…....vi
DAFTAR GAMBAR ……………………………….................…….......…vii
BAB I PENDAHULUAN………………....…………………...…..…...……1
A.
B.
C.
D.
E.
Latar Belakang……………………………………….………...……...1
Rumusan Masalah……………………………………...…………...…4
Batasan Masalah……………………………….….……….…...……..5
Tujuan Penelitian…………… ……….…………....................……….5
Manfaat Penelitian………….…………………………..…….…….....5
BAB II ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA DALAM
PEMBELAJARAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
MENGGUNAKAN CONNECTED TEACHING...............................7
A. Pemahaman Konsep…………………………..…..……………….......7
B. Connected Teaching ……………….…..………………......................9
C. Pencemaran Lingkungan ……………………………...……….……18
BAB III METODELOGI PENELITIAN ………………...……….……..23
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Lokasi, populasi dan sampel penelitian……………………………...23
Desain Penelitian …………...……………………….…….....……...23
Metode Penelitian ……………………………….………….…….....24
Definisi Operasional ……………….…………………….…….……24
Instrumen Penelitian …………………………..………………….…25
Proses Pengembangan Instrumen ………………….………..…........27
Prosedur Penelitian ……..….……………..…………..…………......32
Analisis Data . ………………………………….…………..……......35
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN………...………………..........37
A. Hasil Penelitia…………….………………………………....….....…37
B. Pembahasan ……………………….....…………………..…….........49
iv
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan Menggunakan
Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................58
A. Kesimpulan………...……………………….........…..….……...........58
B. Saran…………………...…………………………..…..……….........59
Daftar Pustaka ..............................................................................................60
iv
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan Menggunakan
Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1 Komparasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar……......….........13
3.1 Desain Penelitian …………………………………………………..…....23
3.2 Kisi-kisi Item Soal Pemahaman Berdasarkan Indikator Bloom Revisi …25
3.3 Kisi-kisi Item Soal perkonsep ……………………………..…………….25
3.4 Kriterita Pemberian Skor untuk Jawaban Siswa ……………..………….26
3.5 Kisi-Kisi Pertanyaan Angket …..………………………………………..26
3.6 Klasifikasi Validitas Butir Soal ……………………………………..…..28
3.7. Klasifikasi Rebilitas Tes …………………………..………………...….28
3.8 Indeks Kesukaran …………………………..………………………...….29
3.9 Klasifikasi Daya Pembeda …………………………………………...….31
3.10 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Instrumen ………………............31
3.11 Perolehan nilai N-gain …………….……………………………….......35
4.1 Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest …………………..…….…...….37
4.2 Hasil Pretest Pemahaman Siswa Berdasarkan Indikator Menurut Bloom
Revisi ……………………………………………………………………38
4.3 Hasil Pretest Pemahaman Siswa Pada Tiap SubKonsep ……..…………39
4.4 Perolehan Skor Hasil Posttest Pemahaman Siswa Berdasarkan Indikator
Bloom …………………………………………………………………...41
4.5 Hasil posttest Pemahaman Siswa Pada Setiap Subkonsep……..………..42
4.6 Hasil Perolehan Gain Ternormalisasi untuk Pemahaman Indikator
Bloom.…………………………………………..……………………….43
4.7 Hasil Perolehan Gain Ternormalisasi Setiap Subkonsep …………...…..44
4.8 Rekapitulasi Hasil Uji Prasyarat Pemahaman Berdasarkan Indikator
Bloom …………………………...………………………………………45
4.9 Rekapitulasi Hasil Uji Prasyarat Subkonsep ……………………………45
4.10 Hasil Perhitungan One Sample t Test menurut Bloom ………………...46
4.11 Hasil Perhitungan One Sample t Test pada tiap subkonsep ………...….47
4.12 Persentase jawaban angket siswa ………..……………………………..48
iv
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan Menggunakan
Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Contoh Model Integrated…………………………………………….............11
2.2 Pencemaran tanah oleh industri ……………………………….…………….19
2.3 Pencemaran air ………………………………………………………………20
2.4 Pencemaran udaraoleh asap alat transportasi ………………………………..22
iv
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan Menggunakan
Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan studi awal yang dilakukan peneliti melalui observasi
dan wawancara dengan guru yang dilakukan di kelas X di salah satu SMA
suasta di Bandung, diperoleh informasi mengenai beberapa masalah
pembelajaran biologi dilihat dari gambaran siswa secara umum, antara lain
yaitu siswa lebih banyak mendengar dan menulis hal-hal yang
diinformasikan oleh guru, siswa cepat lupa mengenai konsep-konsep yang
telah diajarkan sebelumnya, sehingga guru harus menyampaikan materi
secara berulang-ulang, siswa dapat menjelaskan materi yang telah dibahas
di kelas sebelumnya, tetapi ketika diberikan persoalan baru atau materi
yang berkaitan sebagian besar siswa belum dapat menjelaskan dan
memahaminya.
Selama proses pembelajaran berangsung, secara umum kegiatan
pembelajaran diawali oleh guru memberikan informasi, kemudian
menerangkan suatu konsep, memberikan contoh soal aplikasi konsep.
Selanjutnya guru meminta siswa untuk mengerjakan soal tersebut.
Kegiatan terakhir yaitu siswa mencatat materi yang diterangkan oleh guru
dan soal-soal pekerjaan rumah. Guru menjelaskan bahwa, untuk materi
pencemaran lingkungan model pembelajaran yang digunakan berbedabeda, karena kegiatan pembelajaran digantikan oleh guru yang sedang
melaksanakan program latihan profesi. Dalam kegiatan pembelajaran guru
sebaiknya memberikan suatu pendekatan agar siswa memahami konsep
secara utuh.
1
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
Pemahaman konsep merupakan kemampuan mengkonstruk makna
atau pengertian suatu konsep berdasarkan kemampuan awal yang dimiliki,
mengintegrasikan pengetahuan baru ke dalam skema yang telah ada dalam
pemikiran siswa. Seorang siswa dikatakan telah memahami suatu konsep
jika memiliki kemampuan menangkap arti dari informasi yang diterima
(Benita, 2011). Dalam situasi belajar formal, siswa diberikan berbagai
ilmu atau mata pelajaran yang terpisah satu sama lain sehingga mereka
terkadang mengalami kesulitan untuk memahami suatu konsep. Oleh
sebab itu dalam proses pembelajaran harus memperhatikan karakteristik
siswa yang akan menghayati pengalaman belajar tersebut sebagai satu
kesatuan yang utuh. Pengemasan pembelajaran harus dirancang secara
tepat karena akan berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman belajar
siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur
konseptual baik di dalam maupun antar mata pelajaran, akan memberi
peluang bagi terjadinya pembelajaran yang efektif dan lebih bermakna
(meaningful learning) (Novi, 2011).
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep merupakan pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran terpadu
secara efektif akan membantu menciptakan kesempatan yang luas bagi
siswa untuk melihat dan membangun konsep-konsep yang saling
berkaitan. Dengan pembelajaran terpadu ini siswa diharapkan memiliki
kemampuan
untuk
mengidentifikasi,
mengumpulkan,
menilai
dan
menggunakan informasi yang ada di sekitarnya secara bermakna (Fatoni,
2010).
Dalam penelitian sebelumnya (Rahmat, 2008) menjelaskan bahwa
pengajaran dan pembelajaran biologi yang hanya difokuskan pada
pemahaman beberapa informasi atau konsep dapat menyebabkan kesulitan
beberapa siswa SMA, khususnya dalam mengingat terminologi dan
mengintegrasikan konsep baru. Strategi pengajaran tersebut menyebabkan
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
siswa belajar suatu informasi atau konsep verbalisme. Siswa tidak tahu
bagaimana untuk mengintegrasikan pengetahuan mereka ketika mereka
menghadapi konsep atau prinsip baru.
Masalah kesulitan dalam memahami konsep biologi siswa perlu
diperhatikan karena pemahaman konsep dalam pembelajaran biologi
sangat dibutuhkan sehingga dengan adanya penanaman pemahaman
konsep siswa, pembelajaran biologi akan lebih bermakna dan terarah
sehingga tujuan pendidikan akan tercapai.
Pembelajaran tidak hanya terfokus pada pemahaman terminologi atau
konsep parsial, tetapi juga untuk mengarahkan siswa untuk dapat
menghubungkan satu konsep dengan konsep lain. Cone et al. (1998)
menyatakan bahwa pembelajaran seperti ini termasuk dalam "Connected
Teaching" proses dimana dua atau lebih bidang studi yang diintegrasikan
dengan tujuan meningkatkan pembelajaran dalam setiap mata pelajaran.
Oleh karena itu, guru harus memberikan fasilitas berupa metode atau
pendekatan yang tepat untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa.
Dengan demikian yang perlu diperhatikan yaitu model atau pendekatan
pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan tujuan, jenis, dan sifat
materi yang diajarkan (Nifa, 2007). Kemampuan guru dalam memahami
dan melakasanakan model tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil yang
dicapai.
Studi
menunjukkan
bahwa
dimana
efektivitas
pembelajaran
interdisipliner melalui Connected atau pembelajaran terhubung sangat
dipengaruhi oleh komponen kursus, siswa perlu mengalami situasi yang
membutuhkan usaha kolaboratif dan yang menghubungkan pengetahuan
untuk aplikasi. Interaksi melalui serangkaian lingkungan terstruktur dan
belajar aktif dengan melibatkan serangkaian tugas (Watkins et al., 2004).
Fogarty (1991), menjelaskan ditinjau dari cara memadukan konsep,
keterampilan, topik, dan unit tematisnya, terdapat sepuluh cara atau model
dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced,
(5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan
(10) networked. Namun dari sepuluh model di atas, model yang sesuai
untuk konsep yang disajikan melalui pembelajaran IPA menggunakan
connected model, webbed model dan integrated model.
Pada penelitian ini digunakan pembelajaran terpadu tipe connected
teaching pada materi pencemaran lingkungan. Peneliti mengambil materi
pencemaran lingkungan karena bahan-bahan pencemar sangat bermacammacam jenisnya dan berpengaruh terhadap lingkungan biotik serta abiotik,
bahan pencemar ini akan dipahami jika siswa telah memahami senyawasenyawa bahan pencemar yang ada dimata pelajaran kimia. Untuk melihat
efek dari pencemaran maka materi harus dihubungkan, pecemaran
disebabkan oleh bahan-bahan anorganik oleh sebab itu materi pencemaran
lingkungan harus dihubungkan dengan materi kimia.
Dalam penelitian ini, siswa harus melacak semua konsep pencemaran
lingkungan dan mengintegrasikan kedalam mata pelajaran kimia. Dengan
pembelajaran terpadu tipe connected ini diharapkan siswa mampu
memahami suatu informasi atau konsep secara utuh dan menganggap
bahwa biologi bukan pelajaran yang parsial (terpisah-pisah).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah
yaitu: Bagaimanakah pemahaman konsep siswa SMA dalam pembelajaran
pencemaran lingkungan menggunakan connected teaching?
Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat dikembangkan tiga
pertanyaan penelitian:
1. Bagaimanakah
pemahaman
siswa
berdasarkan
indikator
dan
pemahaman siswa berdasarkan subkonsep sebelum pembelajaran
connected teaching dilakukan?
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
2. Bagaimanakah
pemahaman
siswa
berdasarkan
indikator
dan
pemahaman siswa berdasarkan subkonsep setelah pembelajaran
connected teaching dilakukan?
3. Bagaimanakah
peningkatan
pemahaman
konsep
siswa
setelah
mengikuti pembelajaran connected teaching?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan untuk menghindari masalah agar
tidak terlalu meluas, maka permasalahan dibatasi sebagai berikut:
Pemahaman konsep pada penelitian ini dibatasi pada jenjang C2 dimensi
konseptual menurut tiga tipe pemahaman Bloom, yaitu translasi
(kemampuan menerjemahkan), interpretasi (kemampuan menafsirkan) dan
ekstrapolasi (kemampuan meramalkan).
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui pemahaman siswa berdasarkan indikator Bloom dan
pemahaman siswa berdasarkan subkonsep sebelum pembelajaran
connected teaching dilakukan.
2. Untuk mengetahui pemahaman siswa berdasarkan indikator Bloom dan
pemahaman siswa berdasarkan subkonsep setelah pembelajaran
connected teaching dilakukan
3. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa setelah
mengikuti pembelajaran connected teaching
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
diantaranya sebagai berikut:
a. Bagi Guru
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
1. Memberikan contoh alternatif dalam menyampaikan pembelajaran
yang memadukan materi yang berasal dari satu mata pelajaran dengan
materi yang berasal dari mata pelajaran lain.
b. Bagi siswa
1. Melalui pembelajaran connected teaching siswa melihat lebih jelas
relevansi antar mata pelajaran melalui satu topik.
c. Bagi Peneliti:
1. Memberikan ide untuk diteliti lebih lanjut melalui materi yang
disajikan dengan connected teaching
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
57
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi, populasi dan sampel penelitian
1. Lokasi
Penelitian dilakukan di SMA Pasundan 8 Bandung Jl. Cihampelas
No. 167
2. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X semester 1 tahun
ajaran 2013-2014 SMA Pasundan 8 Bandung
3. Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kelas X
sebanyak 30 orang yang sedang mengikuti pembelajaran pencemaran
lingkungan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive
sampling.
B. Desain Penelitian
Adapun desain dalam penelitian ini menggunakan one group
pretest posttest design, yaitu satu sampel diberi perlakuan selama waktu
tertentu. Pada desain ini satu kelompok eksperimen diberikan tes awal
(pretest) dan tes akhir (posttest) selanjutnya dicari peningkatan (gain)
antara hasil pretest dan posttest. Gain yang didapat dari hasil pretest dan
posttest tersebut dikonversi ke dalam N-gain yang diuji secara statistik.
Secara umum desain penelitian yang akan digunakan dapat digambarkan
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas
Pretest
Perlakuan
23
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Postest
24
Eksperimen
T1
X
T2
Keterangan:
T1 = Tes Awal (Pretest)
T2 = Tes Akhir (Postest)
X = Pembelajaran
Connected teaching
(Arikunto, 2002).
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah weak eksperimen.
Merupakan metode penelitian eksperimen yang didesain dan perlakuannya
seperti eksperimen tetapi tidak ada pengontrolan variabel.
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah
yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini, maka diperlukan
penjelasan tentang beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini
agar lebih efektif dan operasional. Istilah-istilah tersebut antara lain:
1. Connected teaching
Connected teaching yang dimaksud adalah pendekatan pembelajaran
yang menghubungkan konsep-konsep dalam materi pencemaran
lingkungan yang disajikan atau diajarkan dengan konsep-konsep yang
telah didapat pada pertemuan sebelumnya dengan cara cross check
dalam mata pelajaran kimia tentang ikatan kimia, yang merupakan
dasar dari materi pencemaran lingkungan.
2. Pemahaman konsep
Pemahaman konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pemahaman siswa secara komprehensif dalam menjawab soal-soal
pilihan ganda beralasan pada jenjang C2 dimensi konseptual untuk
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
25
materi pencemaran lingkungan yang mencakup translasi (kemampuan
menerjemahkan),
interpretasi
(kemampuan
menafsirkan)
dan
ekstrapolasi (kemampuan meramalkan) sebanyak 15 soal.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini
yaitu dimulai dengan pengembangan kisi-kisi, lalu dilakukan judgment
dan uji coba yang hasilnya digunakan untuk memilih dan merevisi. Awal
pengembangan instrument ini terdiri atas 21 item soal pilihan ganda
beralasan. Setelah melalui proses judgment dan uji coba soal dengan
menggunakan item analisis 2005/Anates dan diperoleh 15 item soal
dengan melihat signifikan atau valid dari soal tersebut. Jika soal dengan
kategori daya pembeda jelek maka ada proses revisi soal.
Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pilihan ganda beralasan
Soal-soal pilihan ganda beralasan terdiri dari 4 pilihan. Soal pilihan
ganda beralasan ini adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat
lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengukuran,
inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Item Soal Pemahaman Berdasarkan Indikator
Bloom Revisi
No
1
2
3
Jenis Pemahaman
Translasi
Interpretasi
Ekstrapolasi
Total
No. soal
Jumlah
1,4,5,6,7
2,3,8,9,15
10,11,12,1314
5
5
5
15 soal
Tabel 3.3 Kisi-kisi Item Soal perkonsep
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
26
No
Subkonsep
No soal
1
2
3
4
5
Pencemaran air
Pencemaran udara
Pencemaran tanah
Dampak pencemaran
Cara penanggulangan pencemaran
Jumlah
1,3,8,11,13,14
2,4,5,6,7,10
15
12
9
15 soal
Pemberian skor untuk soal pilihan ganda beralasan dilakukan
dengan beberapa kriteria yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.4 Kriterita Pemberian Skor untuk Jawaban Siswa
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Keterangan
Jawaban
Benar
Benar
Benar
Salah
Salah
Skor
4
3
2
1
0
Alasan
Benar
Kurang tepat
Salah
Benar
Salah
2. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaranconnected teaching. Pembuatan angket dilakukan dengan
membuat kisi-kisi pertanyaan. Setelah itu, dilakukan judgement kepada
dosen ahli. Angket yang digunakan dalam penelitian tidak melalui uji
coba dulu, angket langsung diberikan kepada siswa setelah melalui
proses judgement dan revisi. Jenis angket dalam penelitian ini adalah
angket tertutup, dalam arti alternatif jawaban sudah tersedia, dimana
responden hanya memilih jawaban yang telah disediakan. Angket
terdiri atas 10 pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui respon
siswa terhadap pembelajaran connected teaching yang diterapkan.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Pertanyaan Angket
No
Indikator
No angket
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
27
1
Minat terhadap pembelajaran biologi yang
dihubungkan dengan materi kimia
1,3,10
2
Kesulitan dalam memahami materi biologi
2,6
3
Kegiatan diskusi dalam pengkoneksian materi
4,7
4
Penggunaan LKS
5
5
Pengkoneksian materi biologi dengan kimia
8,9
F. Proses Pengembangan Instrumen
Pada tahap pra-penelitian dilakukan penyusunan proposal penelitian
serta kelengkapan alat, bahan dan berbagai macam instrumen penelitian.
Proses penyusunan instrumen dilakukan secara bertahap melalui diskusi
dengan dosen pembimbing.
Instrumen-instrumen yang dibuat beberapa kali dilakukan revisi
sehingga bersesuaian dengan kegiatan pembelajaran. Selain oleh dosen
pembimbing, intrumen ini pun diperiksa kelayakannya oleh para dosen
ahli dari segi materi dan kaidah-kaidah evaluasi melalui proses judgment.
Instrumen bisa digunakan dalam pengambilan data penelitian apabila telah
melewati proses perbaikan dari hasil koreksi pada tahapan judgment serta
telah melalui tahapan uji coba instrumen kepada subjek yang serupa
dengan subjek penelitian. Akan tetapi tidak semua instrumen melalui
tahapan uji coba. Hanya paket soal yang digunakan dalam pretest-posttest
saja yang diuji cobakan.
Untuk
mengetahui
kelayakan
instrumen
dilakukan
proses
pengembangan instrumen, dengan langkah-langkah:
a. Validitas Butir Soal
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan
suatu instrumen. Oleh kerena itu, untuk mengetahui instrument tes
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28
yang digunakan dalam penelitian ini valid, maka dilakukan analisis
validitas.
Untuk mengetahui validitas butir soal digunakan rumus koefisien
Product Moment sebagai berikut:
N XY – (X) (Y)
rxy =
√{ (NX2 – (X)2) } { NY2 – (Y)2 }
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi
N = Jumlah seluruh siswa
X = Skor tiap siswa
Y = Skor total tiap siswa
Nilai rxy yang diperoleh dapat dapat diinterpretasikan untuk
menentukan validitas butir soal dengan menggunakan kriteria sebagai
berikut:
Tabel 3.6. Klasifikasi Validitas Butir Soal
Nilai rxy
0,00 – 0,19
0,20 – 0,39
0,40 – 0,59
0,60 – 0,79
0,80 – 1,00
Kriteria
Sangat Rendah
Rendah
Cukup
Tinggi
Sangat Tinggi
b. Reabilitas
Reabilitas adalah tingkat keajegan suatu tes, yaitu sejauh mana tes
dapat dipercaya untuk mendapatkan skor yang ajeg atau konsisten
walaupundiujikan pada situasi yang berdeda-beda.
Reabilitas dihitung dengan mengguankan rumus:
rnn =
2r 1/2
½
(1 + r ½ ½ )
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
29
Keterangan:
rnn = Reabilitas instrument
r ½ ½ = korelasi antara skor-skor tiap soal.
Reabilitas instrumen dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.7. Klasifikasi Rebilitas Tes
Nilai rnn
0,80 – 1
0,60 – 0,79
0,20 – 0,59
0,00 – 0,19
Kriteria
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Dari hasil uji coba instrument soal pemahaman konsep diperoleh
nilai r sebesar 0,64 termasuk tinggi. Hal ini menunjukan bahwa soal
yang digunakan pada penelitian memiliki keajegan yang baik.
c. Tingkat Kesukaran Butir Soal
Tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi dari keseluruhan
siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat
kesukaran butir soal dapat diukur dengan menggunakan rumus:
TK =
U+L
T
Keterangan:
TK = Taraf kesukaran
U = Jumlah siswa dari kelompok atas yang menjawab benar untuk tiap
soal
L = Jumlah siswa dari kelompok bawah yang menjawab benar untuk
tiap soal
T = Jumlah seluruh siswa dari kelompok atas dan bawah
Nilai tingkat kesukaran yang telah didapat dapat di interpretasikan
dengan menggunakan tabel berikut:
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
30
Tabel 3.8 Indeks Kesukaran
Nilai TK
0,00 – 0,30
0,31 – 0,70
0,71 – 1,00
Kriteria
Sukar
Sedang
Mudah
d. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang tidak pandai.
Daya pembeda butir soal dapat dihitung dengan rumus:
DP = U – L
½T
Keterangan:
DP = Daya Pemabeda
U = Jumlah siswa dari kelompok atas yang menjawab benar untuk tiap
soal
L = Jumlah siswa dari kelompok bawah yang menjawab benar untuk tiap
soal
T = Jumlah seluruh siswa dari kelompok atas dan bawah
Kriteria untuk menentukan suatu daya pembeda, dapat menggunakan
kriteria pada tabel berikut:
Tabel 3.9 Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai DP
0,00 – 0,20
0,21 – 0,40
0,41 – 0,70
0,71 – 1,00
Kriteria
Jelek
Cukup
Baik
Baik sekali
(Arikunto, 2009).
Setelah dilakukan uji coba instrumen penguasaan konsep soal pilihan
ganda (Validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas) dengan
menggunakan program item analisis tahun 2005, diperoleh hasil yang dapat
dilihat pada Tabel 3.9. Setelah itu, diambil keputusan dengan pertimbangan
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
31
sebuah soal dipakai apabila soal tersebut memiliki validitas yang baik (valid
dan sangat valid), soal yang memiliki daya pembeda baik dan baik sekali, soal
yang memiliki tingkat kesukaran mudah, sedang dan sukar. Suatu tes
dikatakan realibel jika selalu memberikan hasil yang sama apabila diteskan
pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda artinya
reliabilitasnya harus baik (tinggi dan sangat tinggi).
Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Penguasaan
Konsep (Soal Pilihan Ganda Beralasan)
Daya Pembeda
No.
soal
1
2
3
4
5
Tingkat
Kesukaran
Validitas
Reliabilitas
Keputusan
Nilai
Interpret
asi
Nilai
Interpret
asi
Nilai
Interpre
tasi
0,37
Cukup
0,36
Sedang
0,396
Valid
Dipakai
0,12
Jelek
0,03
Sangat
sukar
0,270
Tidak
valid
Tidak
dipakai
0,62
Baik
0,40
0.425
Sangat
Valid
Dipakai
0,12
Jelek
0,60
0,387
Valid
Dipakai
0,12
Jelek
0,20
0,30
Valid
Tidak
dipakai
0,00
Jelek
0,43
Sedang
0,345
Valid
Dipakai
0,50
Baik
0,53
Sedang
0,456
Sangat
Valid
Dipakai
0,87
Baik
sekali
0,60
Sedang
0,600
Sangat
Valid
Dipakai
0,00
Jelek
0,30
0,115
Tidak
valid
Tidak
dipakai
0,50
Baik
0,76
0,596
Sangat
Tidak
Sedang
Sedang
Sukar
Nilai
0,64
6
7
8
9
10
Sukar
Mudah
interpre
tasi
Tinggi
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32
Tingkat
Kesukaran
Daya Pembeda
No.
soal
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Reliabilitas
Keputusan
Nilai
11
Validitas
Interpret
asi
Nilai
Interpret
asi
Nilai
Interpre
tasi
Nilai
interpre
tasi
Valid
dipakai
0,25
Cukup
0,36
Sedang
0,373
Sangat
Valid
Dipakai
0,62
Baik
0,40
Sedang
0,320
Valid
Dipakai
0,12
Jelek
0,56
Sedang
0,412
Sangat
Valid
Dipakai
0,12
Jelek
0,13
Sangat
sukar
0,130
Tidak
valid
Tidak
dipakai
0,10
Jelek
0,36
Sedang
0,338
valid
Dipakai
-0,12
Jelek
0,33
Sedang
0,675
Sangat
Valid
Dipakai
0,50
Baik
0,16
0,045
Tidak
valid
Tidak
dipakai
0,75
Baik
sekali
0,53
Sedang
0,381
Sangat
Valid
Dipakai
0,62
Baik
0,63
Sedang
0,639
Sangat
Valid
Dipakai
0,37
Cukup
0,53
Sedang
0,482
Sangat
Valid
Dipakai
0,18
Jelek
0,60
Sedang
0,446
Sangat
Valid
Dipakai
Sukar
Hasil perhitungan reliabilitas soal pemahaman konsep memperoleh nilai r
sebesar 0,64 termasuk tinggi. Hal ini menunjukan bahwa soal yang digunakan
pada penelitian memiliki keajegan yang baik.
G. Prosedur Penelitian
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga
tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap analisis.
Berikut ini merupakan penjelasan secara rinci dari ketiga tahapan tersebut:
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan penelitian dilakukan persiapan sebagai berikut:
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33
a. Guru atau peneliti merancang program rencana pembelajaran
dengan mengadakan penjajakan tema dengan cara croscheck
b. Peneliti melakukan diskusi atau tanya jawab kepada siswa dan guru
bidang studi kimia sebelum dilakukan penelitian
c. Melakukan analisis komparasi SK dan KD dengan guru mata
pelajaran kimia
d. Menyusun instrumen penilaian
e. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran terhubung
2. Tahap Pelaksanaan
2.1 Pelaksanaan Pembelajaran dan Evaluasi
Tahap pelaksanaan penelitian ini menggunakan 2 kali pertemuan (2x45
menit) yang terdiri atas tahapan-tahapan berikut ini:
a.
Pertemuan pertama memberikan tes (pretest) terhadap siswa,
tujuannya adalah untuk mengetahui pengetahuan awal siswa.
Setelah itu melakukan persiapan kegiatan pembelajaran berupa
pengenalan materi.
b. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan rincian kegiatan
pembelajaran dapat dipaparkan sebagai berikut:
1) Pada awal kegiatan pembelajaran, siswa dikenalkan pada
konsep kerusakan lingkungan (penyajian informasi)
2) Mengkoneksikan
konsep-konsep
pencemaran
lingkungan
dengan konsep-konsep ikatan kimia/senyawa yang terbentuk
3) Membentuk konsep yang komprehensif, sebab-akibat dalam
pencemaran lingkungan
4) Penguatan konsep dengan memberikan latihan berupa contoh
baru, soal atau lembar kegiatan siswa
c. Setelah siswa selesai melakukan rangkaian strategi pembelajaran
dilakukan
tes
(posttest)
untuk
mengetahui
kemampuan
pemahaman konsep siswa dengan instrumen yang telah disiapkan.
Posttes ini dilakukan pada pertemuan kedua.
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34
2.2 Pengumpulan Data.
a. Pilihan ganda beralasan
Soal pilihan ganda beralasan ini adalah sederetan pertanyaan yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengukuran, inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
b. Angket sikap terhadap pembelajaran connected teaching. Angket
dalam penelitian ini yaitu jawaban dari setiap pertanyaan sudah
disisipkan sehingga responden tinggal memilih. Pertanyaan dalam
angket berjumlah 10 butir, pertanyaan-pertanyaan tersebut memuat
konten bahan ajar, sikap siswa terhadap pembelajaran connected
teaching. Pengambilan data angket dilakukan pada pertemuan kedua
setelah selesai kegiatan posttes.
2.3 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program software
SPSS 20.0 dan Microsoft Excel 2007 melalui windows XP.
3. Tahap Analisis
Setelah tahap pengolahan data selesai, data yang telah terkumpul
dianalisis dan diolah secara statistik. Hasil pengolahan data digunakan
untuk menarik kesimpulan. Untuk mempermudah pelaksanaan
penelitian maka digunakan alur penelitian seperti berikut:
Studi
Literatur
Analisis Standar
Isi Mata Pelajaran
Biologi SMA
Mengidentifikasi
konsep yang akan
dikembangkan
Menyusun
Instrumen
Penelitian
Menguji
Instrumen
Penelitian
------------------------------------------------------------------- Tahap Persiapan
Pre-test
Maslina, 2013
Penyajian Informasi/Materi Pencemaran Lingkungan
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35
Pengkoneksian Konsep-Konsep Pencemaran Lingkungan Dengan Mata
Pelajaran Kimia
Membentuk konsep yang komprehensif
posttest
Tahap Pelaksanaan
--------------------------------------------------------------------Pengumpulan Data
Pengolahan Data Menggunakan program software SPSS 20.0 dan
Microsoft Excel 2007
Pembahasan dan Kesimpulan
Penyusunan Laporan
--------------------------------------------------------------------- Tahap Analisis
Bagan 3.1 Alur Penelitian
H. Analisis Data
1) Data hasil pretest dan posttest
Setelah data diperoleh, dilakukan pengolahan data dengan perhitungan
menggunakan kriteria yang telah ditentukan.Adapun langkah-langkah
dalam mengolah data adalah sebagai berikut.
a. Penskoran Tiap Butir Soal
Perolehan data hasil pretest dan posttest dalam bentuk skor
dilanjutkan dengan pengolahan skor kembali. Pengolahan tersebut
dibagi menjadi dua, yang pertama dilakukan perhitungan skor untuk
jenis pemahaman berdasarkan indikator, yang kedua dilakukan
pengolahan data skor untuk pemahaman siswa pada tiap subkonsep
yang diberikan saat pretest dan posttest.
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36
b. Perhitungan N-gain
Setelah data diolah dalam bentuk skor, data tersebut diolah kembali
menjadi sebuah nilai.Setelah diperoleh nilai antara pretest dan posttest,
dilanjutkan dengan perhitungan N-gain dengan tujuan untuk
mengetahui kualitas peningkatan nilai antara nilai pretest ke posttest.
Rumus menghitung N-gain diantaranya:
N-gain =
Nilai posttest – nilai pretest
Nilai maks. – nilai pretest
Perolehan nilai N-gain tersebut dapat dikategorikan seperti berikut ini:
Tabel 3.11 Perolehan nilai N-gain
Rentang
≤ 0,30
≥ 0,31 – 0,70
≥ 0,71
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
(Hake, 1999)
c. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa sampel
diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk uji normalitas
pada penelitian ini, digunakan Uji Kolmogorov-Smirnov, karena
jumlah sampel sebanyak 30 orang. (Sulistyo, 2011).
d. Uji One Sample T Test
One sample t test merupakan uji perbandingan rata-rata. Pengujian
hipotesis pada rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah nilai
dugaan dari peneliti terhadap suatu objek yang diteliti sesuai atau tidak
dengan kenyataannya (Sulistyo, 2011). Oleh karena itu hipotesis untuk
perhitungan statistika One sample t test seperti berikut ini.
H0: tidak terdapat peningkatan untuk kategori sedang ( 30)
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
H1: terdapat peningkatan untuk kategori sedang (≥ 30)
Untuk uji hipotesis tersebut, H0 ditolak jika t hitung > t tabel.
Dengan jumlah sampel (n) sebanyak 30 orang, maka t tabel yang
digunakan sebesar 1,70 (Sudjana, 2002). Untuk uji One sample t
testdata diolah dengan menggunakan program software SPSS 20.0 dan
Microsoft Excel 2007 melalui windows XP.
2) Data hasil angket
Data angket dianalisis dengan presentase jawaban siswa, kemudian
data diinterpretasikan dengan menggunakan kategori presentase sebagai
berikut :
% respon siswa =
Jumlah siswa menjawab x 100%
Jumlah seluruh siswa
Kategori :
0%
= tidak ada
1 % -25 % = sebagian kecil
26 % - 49 % = hampir setengahnya
50 %
= setengahnya
51 % - 75 % = sebagian besar
76 % - 99 % = pada umumnya
(Koentjaraningrat, 1990:10)
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pemahaman
siswa
dalam
pembelajaran
pencemaran
lingkungan
menggunakan connected teaching dapat disimpulan bahwa, sebelum
pembelajaran connected teaching dilakukan, pemahaman berdasarkan
indikator Bloom jenis ekstrapolasi memiliki rata-rata nilai tertinggi,
sedangkan hasil pemahaman siswa berdasarkan subkonsep, pada subkonsep
pencemaran air yang memiliki perolehan rata-rata tertinggi. Setelah
pembelajaran connected teaching dilakukan, jenis pemahaman translasi
berubah menjadi rata-rata tertinggi, sedangkan untuk subkonsep pencemaran
lingkungan, pada subkonsep dampak pencemaran lingkungan berubah menjadi
rata-rata tertinggi.
Untuk melihat peningkatan pemahaman siswa dilihat dari perolehan Ngain dan hasil uji one sample t test dengan value 30. Hasil uji ini
menunjukkan bahwa untuk pemahaman siswa berdasarkan indikator Bloom,
hanya dua jenis pemahaman yang memiliki perolehan nilai >30 yaitu pada
jenis translasi dan interpretasi. Ini berarti pemahaman siswa berdasarkan
indikator Bloom hanya ada dua jenis yang sesuai standar yang ditetapkan, satu
diantaranya kurang atau belum sesuai dengan yang diharapkan dengan
perhitungan value 30, sedangkan hasil pemahaman pada setiap subkonsep,
hanya subkonsep pencemaran air dan pencemaran udara saja yang memiliki
nilai >30, untuk tiga subkonsep yang lain memiliki nilai < 30 atau belum
sesuai dengan yang diharapkan dengan perhitungan value 30.
Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan terhubung (connected teaching)
lebih melatih kemampuan kognitif siswa dibandingkan dengan kemampuan
58
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
59
konsep. Namun secara umum perolehan N-gain dan hasil uji statistik yang
dihitung menunjukkan bahwa pembelajaran connected teaching efektif dalam
meningkatkan pemahaman siswa, dengan pembelajaran
terhubung ini
dihasilkan pemahaman yang lebih kompleks dan utuh serta lingkungan belajar
yang lebih terstruktur.
B. Saran
1. Agar lebih memunculkan ciri connected teaching peneliti hendaknya
melihat hasil belajar siswa pada waktu materi kimia diajarkan, serta
memadukan RPP dari mata pelajaran kimia dengan mata pelajaran biologi
2. Sebaiknya perlu diadakan pretest pada konsep kimia yang telah diajarkan
sebelumnya
3. Soal yang diberikan dalam tiap subkonsep hendaknya dalam jumlah yang
sama
4. Cakupan materi pencemaran lingkungan cukup luas sehingga dibutuhkan 3
kali pertemuan untuk mengajarkan seluruh subkonsep.
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :Bumi
Aksara
Benita. (2011). Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA dengan
Pendekatan
Inkuiri.
Skripsi.
Tersedia
[Online]:
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_kim_0902704_chapter1
.pdf (2 Januari 2012)
Cone, T. P., P. H. Werner, and S. L. Cone. (2009). Models for
interdisciplinary teaching in physical education, Available:
http://www.humankinetics.com/products/allproducts/interdisciplinary-teaching-through-physical-education2nd-edition (2 januari 2012)
Cone, P.T., P. H. Werner, S.L. Cone, &A.M.Wood. (1998).
Interdisciplinary teaching throughphysical education, Champaign,
IL: Human Kinetics.
Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Bandung. Erlangga.
Drake, S, M. & Burns, R, C. (2004). Meeting standards with integrated
curriculum. Association of Supervision and Curriculum
Development. Alexandria: VA
Nur’aini,E. (2011). Kata Operasional Taksonomi Bloom Versi Baru Untuk
Mata
Pelajaran
Biologi.
Tersedia
[Online]:
http://amaeka.files.wordpress.com/2012/11/kata-operasionaltaksonomi-bloom-versi-baru3.pdf (25 Oktober 2013)
Fogarty, Robin. (1991). How to Integrated the Curricula. Palatine, Ilinois:
IRI/Skylight Publishing, Inc.
Fatoni, 2010. Model Pembelajaran terpadu. Skripsi.Tersedia [Online]:
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0804438_chapter
2.pdf(28Februari 2013)
Hake, R. (1999). Analizyng Change/ Gains Scores. [Online]. Tersedia:
60
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
61
http://lists.asu.edu. (23 Juli 2013)
Lutfi, A. (2004). Pencemaran Lingkungan. Modul Kimia .Tersedia
[Online]:
http://urip.files.wordpress.com/2010/08/8_pencemaran_lingkungan
.pdf (8 Desember 2012)
Marhaendro, A.S.D. (2008). Penelitian Deskriptif. Handout.Tersedia
(Online):http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Penelitian%2Deskr
-oiptif.pdf (8 Desember 2012)
Mahanal. (2009). Pembelajaran pencemaran lingkungan.Tersedia [Online]:
http://www.academia.edu/2314979/penerapan_model_pjbl_project
_basid_learning_dalam_upaya_meningkatkan_kreatifitas_siswa (8
Oktober 2013)
Nifa. (2007). Penerapan Pendekatan Bridging Alaogy Untuk
Meningkatkan Pemahaman konsep siswa. Skripsi.Tersedia
[Online]:
http://www.slideshare.net/NiriFaZUbirHs/-nifa
(22
januari 2013)
Noor, M.E. (2012). Kurikulum Terpadu Model Connected: Slide
Presentation. Tersedia [Online]:
http://www.slideshare.net/alvinnoor/kurikulum-terpadu-model
Terhubung connected (14 Januari 2013)
Resmi, N. (2011). Model-model Pembelajaran Terpadu. Hand Out.
Tersedia[Online]:Http://File.Upi.Edu/Direktori/Fpbs/Jur._Pend._
Bhs._Dan_Sastra_Indonesia/196711031993032novi_Resmini/Mod
el Pembelajaran_Terpadu.Pdf (28februari 2013)
Resmini, N. (1996). Penentuan Unit Temadalam Pembelajaran Terpadu.
Handout. Tersedia [Online]:
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SAS
TRA_INDONESIA/196711031993032.pdf (24 januari 2013)
Rahmat A., S. Redjeki, Riandi. (2008). Kajian Pembelajaran Biologi di
Sekolah Menengah Atas: Connected Teaching Through Concept
Tracing And Questioning Helps Student Toward Better
Understanding On Plant Development Concepts, JurnalPendidikan
Dan Pembelajaran, Vol. 6, No 2: 236-247
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
62
Rozak et al.(2007). Kandungan Logam Berat Cd dan Cu. Tersedia
[online]: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/54002 (05
oktober 2013)
Suwarji. (2008). Pencemarantanah.Tersedia [online]:
http://suwarji.com/2008/10/13/pencemaran-tanah/ (24 Agustus
2013)
Subiyanto, Prof. Dr. (1988). Evaluasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.
Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan
Pramono, H. (2007). Sejarah Dan Ruang Lingkup Mikrobiologi: Catatan
Kuliah
Mikrobiologi
Dasar.
Tersedia
[Online]:
http://mikrobiologi.edublogs.org/files/2009/03/01-sejarah-danruang-lingkup.pdf (14 Januari 2013)
Syulasmi, A. (2011). Pencemaran Lingkungan. Handout
perkuliahan.Tersedia [Online]:Http://File.Upi.Edu/Direktori/
Fpmipa/Jur._Pend._Biologi/19540_8281986122ammi_Syulasmi/
embelajaran_Pengling (16 Januari 2013)
Shalena. (2011). Penerapan Asesmen Kesulitan Belajar Siswa untuk
Menilai Kesulitan Siswa SMP dalam Mempelajari Konsep
Keanekaragaman Hewan. Skripsi Pendidikan Biologi FPMIPA
UPI: tidak diterbitkan
Sudjana (2006).Validitas instrument.Slide.Tersedia [Online]:
http://ebookbrowse.com/rumus-uji-validitas-menurut-ahli-pdfd326512077
(16januari 2013)
Sudarmaji, J.Mukono, Corie I.P. Toksikologi Logam Berat B3 Dan
Dampaknya Terhadap Kesehatan: Jurnal Kesehatan Lingkungan,
Vol. 2, No. 2 , Januari 134 2006:129 -142 (24 Januari 2013)
Watkins, SE, Hall,R.H, Chandrashekhara, K & Baker J.M. (2004).
Interdisciplinary Learning through a Connected Classroom.Int.J.
Engng Ed. Vol. 20, No 2, hlm 176-187
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
63
Wulan, A.R. (2011). Taksonomi Bloom-Revisi. Handout Perkuliahan.
Tersedia (Online):Http://File.Upi.Edu/Direktori/Sps/Prodi.Pendidik
an_Ipa/- Taksonomi_Bloom_Revisi.Pdf (8 Desember 2012)
Wiryani, E. (2004). Pencemaran Lingkungan. Handout Kuliah.Tersedia
[Online]:Http://Eprints.Undip.Ac.Id/896/1/Kuliah_Pencemaran_Li
ngk.Pdf (15 Januari 2013)
Z. Tarigan, Edward dan Abdul Rozak. (2003). Kandungan Logam Berat
Pb, Cd, Cu, Zn Dan Ni Dalam Air Laut, Makara, Sains, Vol. 7, No.
3, Desember 2003
Maslina, 2013
Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Dalam Pembelajaran Pencemaran Lingkungan
Menggunakan Connected Teaching
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu