Pengaruh Buah Pisang Ambon (Musa paradisiaca va. Sapientum) terhadap Memori Jangka Pendek pada Perempuan Dewasa.

(1)

iv ABSTRAK

PENGARUH BUAH PISANG AMBON

(Musa paradisiacal var. sapientum) TERHADAP MEMORI JANGKA PENDEK PADA PEREMPUAN DEWASA

Fatria Metsa, 2015,

Pembimbing I : Sylvia Soeng, dr., M.Kes., PA(K). Pembimbing II : Sri Utami S., Dra, M.Kes

Memori adalah penyimpanan pengetahuan yang didapat untuk dapat diingat pada waktu yang akan datang. Buah pisang baik untuk mendaptatkan sumber glukosa otak. Pisang juga kaya akan mineral seperti kalium yang memengaruhi transmisi sinyal saraf, serta tirosin dan triptofan yang menghasilkan neurotransmiter untuk kelancaran fungsi otak yang dalam menjaga keadaan tetap tenang dan fokus.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh buah pisang ambon terhadap memori jangka pendek pada wanita dewasa.

Desain penelitian ini bersifat kuasi eksperimental, dengan menggunakan rancangan pre-test dan post-test, dilakukan terhadap 30 wanita dewasa berusia 19-24 tahun. Data yang diukur adalah jumlah kata yang dapat diingat dari tes memori jangka pendek sebelum dan setelah diberi buah pisang ambon. Analisis data menggunakan uji “t” berpasangan dengan α = 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan adalah jumlah kata yang diingat setelah diberi buah pisang ambon lebih tinggi (44,27) dibandingkan dengan sebelum diberi buah pisang ambon (36,23), dengan perbedaan yang sangat signifikan (p<0,01).

Simpulan dari penelitian ini adalah buah pisang ambon meningkatkan memori jangka pendek pada wanita dewasa.

Kata kunci : memori jangka pendek, buah pisang ambon, wanita dewasa


(2)

v ABSTRACT

THE EFFECT OF BANANA

(Musa paradisiacal var. sapientum) ON SHORT TERM MEMORY IN ADULT FEMALE

Fatria Metsa, 2015,

Tutor 1 : Sylvia Soeng, dr., M.Kes., PA(K). Tutor 2 : Sri Utami S., Dra, M.Kes

Memory is the retention of previous knowledge to be remembered in the future. Banana is a good glucose resources for the brain. Banana rich in minerals such as potassium that affects the transmission of nerve signal, and also contain tyrosine and tryptophan that produces neurotransmitter for brain function which is useful to keep a calm and focused state.

The objective of this study was to determine the effect of banana on short term memory in adult female.

This study was a quasi experimental research, with pre-test and post-test design, performed on thirty adult women aged nineteen to twenty-four. Measured data was the amount of words that could be remembered before and after given banana. Data was analyzed using paired t test with α = 0.05.

The result from this research showed the amount of words could be recalled after given banana was higher (44.27 words) compared to before given banana (36.23 words), with a highly significant differences (p<0.01).

The conclusion of this study was banana increased short term memory in adult female.

Keywords: short term memory, banana, adult female


(3)

viii DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 3

1.5.1. Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2. Hipotesis Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Memori ... 6

2.1.1. Klasifikasi Memori ... 6

2.1.2. Tahapan Proses Memori ... 8

2.1.3 Penyimpanan Memori ... ... 9

2.1.4. Neurotransmiter untuk Memori ... 10

2.1.5. Tes Memori ... 12


(4)

ix

2.2. Bagian Otak yang Berperan dalam Memori ... 14

2.3. Fisiologi Otak ... 17

2.3.1. Area Asosiasi ... 17

2.4. Pisang Ambon ... 18

2.4.1. Taksonomi ... 19

2.4.2. Kandungan Buah Pisang Ambon ... 19

2.4.3. Manfaat Buah Pisang Ambon ... 20

2.4.4. Kandungan Buah Pisang dan Hubungannya dengan Memori Jangka Pendek... 21

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Subjek Penelitian ... 23

3.1.1. Alat dan Bahan Penelitian ... 23

3.1.2. Subjek Penelitian ... 23

3.1.3. Lokasi dan Waktu ... 24

3.1.4. Ukuran Sampel ... 24

3.2. Metode Penelitian ... 24

3.2.1. Desain Penelitian ... 24

3.2.2. Data yang diukur... 25

3.2.3. Analisis Data ... 25

3.3. Variabel Penelitian ... 25

3.3.1. Definisi Konsepsional Variabel... 25

3.3.2. Definisi Operasional Variabel... 25

3.4. Prosedur Penelitian ... 26

3.4.1. Persiapan Penelitian ... 26

3.4.2. Prosedur Penelitian ... 26

3.5. Hipotesis Penelitian ... 27

3.6. Kriteria Uji ... 27

3.7. Aspek Etik Penelitian ... 27


(5)

x BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian…... 28

4.2. Pembahasan…... 28

4.3. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 30

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 31

5.2. Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

LAMPIRAN ... 36

RIWAYAT HIDUP ... 43


(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman Tabel 4.1 Nilai Rerata Skor Tes Memori ... 28


(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Mekanisme Habituasi dan Sensitasi ... 10

Gambar 2.2 Hipokampus Area Memori ... 14

Gambar 2.3 Amigdala Area Perilaku dan Kesadaraan ... 16

Gambar 2.4 Area Asosiasi Korteka Serebri ... 17

Gambar 2.5 Pohon Pisang ... 18

Gambar 2.6 Buah Pisang Ambon ... 19


(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Soal Tes Memori Jangka Pendek... 36

Lampiran 2. Informed Consent... 38

Lampiran 3. Data Hasil Penelitian…... 39

Lampiran 4. Analisis Statistik …... 40

Lampiran 5. Surat Keputusan Etik ... 41

Lampiran 6. Dokumentasi ... 42


(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari kegiatan belajar, mengingat dan mengenal sesuatu. Belajar merupakan proses mendapatkan informasi yang memungkinkan informasi tersebut diingat (Ganong, 2003). Kegiatan tersebut berjalan dengan melibatkan proses memori. Memori adalah penyimpanan pengetahuan yang didapat untuk dapat diingat pada waktu yang akan datang (Sherwood, 2013). Secara fisiologis, memori adalah hasil dari perubahan kemampuan penjalaran sinaptik dari satu neuron ke neuron berikutnya, sebagai akibat dari aktivitas neural sebelumnya (Guyton & Hall, 2008). Memori diklasifikasikan menjadi memori jangka pendek, memori jangka menengah dan memori jangka panjang. Memori jangka pendek berlangsung beberapa detik sampai jam (Sherwood, 2013).

Memori jangka pendek dalam kegiatan sehari-hari sering digunakan, contohnya saat seseorang mengenali 7-10 angka dalam nomor telepon selama beberapa detik sampai menit pada saat tersebut, tetapi hanya berlangsung selama seseorang terus memikirkan angka-angka atau fakta-fakta tersebut (Guyton & Hall, 2008). Memori jangka pendek memiliki kapasitas yang sangat kecil, tetapi sangat besar peranannya dalam proses memori, yang merupakan tempat dimana manusia memproses stimulus yang berasal dari lingkungan. Kemampuan penyimpanan informasi yang kecil tersebut sesuai dengan kapasitas pemrosesan yang terbatas. Memori jangka pendek berfungsi sebagai penyimpanan transitori yang dapat menyimpan informasi yang sangat terbatas dan mentransformasikan serta menggunakan informasi tersebut dalam menghasilkan respon atas suatu stimulus (Bhinnety, 2008).

Di kalangan masyarakat didapatkan pengetahuan tentang berbagai macam buah-buahan dan sayur-sayuran yang bermanfaat bagi kesehatan seseorang,


(10)

2

karena sayuran dan buah-buahan banyak mengandung vitamin dan mineral serta tidak mengandung lemak jenuh (Astawan, 2003). Di antara buah-buahan tersebut, buah pisang (Musa paradisiaca, Linn.) merupakan buah yang sering dikonsumsi masyarakat, selain mudah ditemukan di pasaran, harga buah juga terjangkau. Salah satu jenis buah pisang yang banyak beredar di masyarakat adalah buah pisang ambon (Musa paradisiaca var. sapientum) karena buah ini tersedia sepanjang tahun. Mengonsumsi pisang saat sarapan dan makan siang dapat meningkatkan energi otak (Kumar, et al., 2012). Pisang banyak mengandung mineral seperti K, Mg, Fe, P dan Ca, vitamin B dan C serta tirosin dan triptofan yang menghasilkan neurotransmiter dalam kelancaran fungsi otak (Prabawati, Suyanti & Setyabudi, 2008). Konsumsi buah pisang merupakan cara yang baik untuk mendapatkan aliran bahan bakar otak (gula). Otak membutuhkan gula yang dapat diperoleh dari buah pisang. Selain itu, buah pisang mengandung triptofan dan tirosin yang merupakan asam amino sebagai prekursor neurotransmiter serotonin dan dopamin. Asam amino ini berfungsi untuk mejaga keadaan tetap tenang dan fokus (Aplleby, 2015).

Kadar kalium yang terdapat dalam pisang dapat memngaruhi kadar kalium darah yang berperan dalam transmisi sinyal saraf dan dengan demikian dapat memengaruhi memori jangka pendek (Anderson, 2015).

Berbagai kandungan buah pisang seperti glukosa, tirosin, triptofan dan kalium yang dapat meningkatkan memori jangka pendek tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh buah pisang terhadap memori jangka pendek pada wanita dewasa.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah buah pisang ambon meningkatkan memori jangka pendek pada perempuan dewasa.


(11)

3 1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah buah pisang ambon meningkatan memori jangka pendek pada perempuan dewasa.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

 Manfaat akademik

Untuk menambah pengetahuan mengenai pengaruh buah-buahan untuk meningkatkan daya ingat

 Manfaat praktis

Untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengaruh buah pisang ambon (Musa paradisiaca var. sapientum) terhadap memori jangka pendek.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Buah pisang mengandung gula, kalium, triptofan dan tirosin (Kusumo & Faris, 1994; Shekhar & Sharma, 2008; Kumar, et al., 2012; Crilly, 2015). Gula merupakan sumber energi utama untuk sistem saraf pusat. Gula yang terdapat pada buah pisang merupakan fruktosa yang mempunyai indek glikemik lebih rendah dibandingkan dengan glukosa, sehingga cukup baik sebagai penyimpan energi karena sedikit lebih lambat dimetabolisme (Kusumo & Farid, 1994). Fruktosa merupakan gula utama yang ditemukan dalam buah, namun dalam bentuk ini, fruktosa juga disertai dengan serat, nutrisi lain, serta enzim-enzim yang membuatnya mudah dicerna tanpa menurunkan kadar mineral atau menaikan level gula darah. Pisang adalah alternatif terbaik untuk menyediakan energi di saat-saat istirahat atau jeda, pada waktu otak sangat membutuhkan energi yang cepat tersedia untuk aktivitas biologis (Mulyati, 2005). Selain itu, buah pisang mengandung glukosa. Glukosa berpengaruh pada area otak yang penting untuk


(12)

4

pembentukan memori. Glukosa memproduksi asetil-koA yang merupakan prekursor neurotransmiter asetilkolin (Das, 2001). Asetilkolin adalah salah satu neurotransmiter yang berperan dalam proses memori (Benton & Nabb, 2003). Asam amino triptofan yang akan dikonversi menjadi serotonin. Terdapat dua terminal presinap, salah satunya berasal dari neuron input sensorik dan berakhir secara langsung pada permukaan neuron yang akan dirangsang, keadaan ini disebut sebagai terminal sensorik. Terminal lainnya yaitu ujung presinaptik yang terletak pada pada permukaan terminal sensorik, disebut terminal fasilitator. Perangsangan terminal fasilitator presinaptik pada saat bersamaan dengan perangsangan sensorik menyebabkan pelepasan serotonin pada permukaan terminal sensorik, di sini serotonin akan mengaktifkan enzim adenyl cyclase di dalam membran yang menyebabkan pembentukan cAMP di dalam terminal presinaptik sensorik. Pembentukan cAMP akan mengaktifkan protein kinase yang menyebabkan fosforilasi protein, yaitu bagian dari saluran kalium di dalam sensorik membran terminal sinaptik. Fosforilasi protein menyebabkan penghambatan saluran kalium yang dapat berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa minggu. Kurangnya kalium menyebabkan potensial aksi berkepanjangan di terminal sinaptik. Potensial aksi yang berkepanjangan menyebabkan aktivasi berkepanjangan pada saluran kalsium, sehingga ion kalsium masuk ke terminal sinaptik sensorik dalam jumlah yang besar. Ion kalsium ini menyebabkan peningkatan pelepasan neurotransmiter oleh sinaps, sehingga dapat memfasilitasi transmisi sinaptik ke neuron berikutnya. Dengan demikian terbentuklah jejak memori (Shekhar & Sharma, 2008; Guyton & Hall, 2008).

Pisang mengandung tinggi kalium. Sel saraf yang ada di otak bergantung pada sinyal listrik yang dihasilkan oleh saluran kalium pada setiap sel. Pada saat sel otak menerima sebuah sinyal, saluran akan terbuka dan mengeluarkan kalium, yang merupakan ion bermuatan positif. Ion positif ini kemudian akan menghasilkan sinyal listrik yang melintasi saraf dan sel otak lainnya (Crilly, 2015).


(13)

5

Pisang juga mengandung tirosin yang merupakan asam amino pembentuk dopamin. Dopamin merupakan neurotransmiter pada korteks prefrontal yang dapat meningkatkan memori (Mandal, 2015).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Buah pisang ambon (Musa paradisiaca var. sapientum) meningkatkan memori jangka pendek pada perempuan dewasa.


(14)

31

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Buah pisang ambon meningkatkan memori jangka pendek pada perempuan dewasa.

5.2 Saran

 Mahasiswa sebelum belajar dianjurkan untuk mengonsumsi buah pisang ambon.

 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode tes memori yang berbeda.

 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh buah pisang terhadap memori jangka panjang.

 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai jarak waktu yang dibutuhkan setelah mengonsumsi buah pisang.

 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada subjek pria.


(15)

32

Daftar Pustaka

Ali Khomsan, Faisal Anwar. 2008. Sehat Itu Mudah Wujudkan Hidup Sehat

dengan Makanan Tepat. Jakarta: Hikmah.

Almond H. 2015. Top Ten Health Benefits of Bananas.

http://www.livestrong.com/article/505406-top-ten-health-benefits-of-bananas/ (Diunduh 22 Juli 2015).

Anderson H. 2015. Low Potassium Bad Short Term Memory.

http://www.livestrong.com/article/498009-low-potassium-bad-short-term-memory/ (Diunduh 7 Agustus 2015).

Appleby M. 2015. Bananas as Brain Food.

http://healthyeating.sfgate.com/bananas-brain-food-3892.htm (Diunduh, 15 November 2015).

Benton D dan Nabb S. 2003. Carbohydrate, Memory, and Mood. Nutrition

Reviews: 61(5):p61-7.

Bhinnety M. 2008. Struktur dan Proses Memori. Buletin Psikologi: 2(16):p74-88.

Bodeeb J. 2014. Bananas as Brain Food.

http://livestrong.com/article/91156-bananas-brain/ (Diunduh 8 November 2015).

Bouchez C. 2011. Serotonin: 9 Questions and Answers.

http://www.webmd.com/depression/features/serotonin (Diunduh 15 November 2015).

Chase B. 2015. Acetylcholine for Memory.

http://www.progressivehealth.com/cognitive-function-acetylcholine.htm (Diunduh 16 November 2015).

Crilly M. 2015. Potassium Memory.

http://healthyeating.sfgate.com/potassium-memory-11232.html (Diunduh 7 Agustus 2015).

Curley K. 2015. Tyrosine and Brain Function.

http://www.livestrong.com/article/529493-tyrosine-brain-function/ (Diunduh 9 Agustus 2015).

Das UN. 2001. Cognitive Performence and Glucose. Am J Clin Nutr, 3(74): 409 Devlin, Thomas M. 2006. Textbook of Biochemistry with Clinical Correltions 6th

ed. USA: Wiley-Liss.


(16)

33

Dida A Gurnida. 2011. Nutrisi bagi Kecerdasan Otak.

http://pustaka.unpad.ac.id/archives/128976/ (Diunduh 7 September 2015). Ehrlich SD. 2013. Tyrosine.

https://umm.edu/health/medical/altmed/supplement/tyrosine (Diunduh 15

November 2015).

Ganong WF. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, ed22. Jakarta: EGC

Guyton AC dan Hall JE . 2008. Textbook of Medical Physiology. Philadelphia:

Elsevier.

Harger M. 2009. Enhancing Your Mood and More: L-Tyrosine.

http://hbmag.com/enhancing-your-mood-and-more-l-tyrosine/ (Diunduh 15 November 2015).

Harrison BJ, Olver JS, Norman TR, Burrows GD, Wesnes KA, et al. 2004.

Selective Effects of Acute Serotonin and Catecholamine Depletion on Memory in Healthy Women. J Psychopharmacol 1(18):p32-40.

Healthline.net. 2015. Foods that Could Boost your Serotonin.

http://www.healthline.com?health-sleep/foods-that-could-boost-your-serotonin (Diunduh 6 November 2015).

Heck A, Vogler C, Gschwind L, Ackermann S, Auschra B. 2011. Statistical Epistasis and Functional Brain Imaging Support a Role of Voltage-Gated Potassium Channels in Human Memory. PLoS One 12(6):p1-8

Keefer A. 2012. The Tyrosine in Bananas.

http://www.livestrong.com/article/555696-the-tyrosine-in-bananas/ (Diunduh 8 November 2015).

Kumar KPS, Bhowmik D, Duraivel S, Umadevi M. 2012. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry: Traditional and Medicinal Uses of Banana. Phytojournal: 3(1):p51-63

Kusumo S, Farid A. (1994). Koleksi konservasi, evaluasi plasma nutfah pisang.

Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Lumbantobing SM. 2005. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental Edisi

7. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

Made Astawan. 2003. Cegah Hipertensi Dengan Pola Makan.

www.kompas.com/kesehatan/news/senior/gizi/0301/23/gizi.htm (Diunduh 30 Juli 2015).


(17)

34

Magistretti PJ, Pellerin L, Martin JL. 2000. Brain Energy Metabolism.

http://www.acnp.org/g4/GN401000064/Default.htm (Diunduh 2 Oktober 2015).

Mandal A. 2015. Dopamine Functions.

http://www.news-medical.net/health/Dopamine-Functions.aspx (Diunduh 9 November 2015).

Manfaatbagus.com, 2014. Manfaat Pisang Ambon bagi Kesehatan. http://manfaatbagus.com/manfaat-pisang-ambon-bagi-kesehatan.html (Diunduh 21 November 2015).

Mastin L. 2010. Memory Recall/Retrieval.

http://www.human-memory.net/processes_recall.html (Diunduh 15 November 2015).

Mulyati. 2005. Strategi Belajar Mengajar Kimia. Jakarta: EGC.

Myhrer T. 2002. Neurotransmitter systems involved in learning and memory in

the rat: a meta-analysis based on studies of four behavioral tasks. Brain

Research Review, 2-3(40): 268-287.

Nuri Permata. 2015. Perbedaan antara Dopamin dan Serotonin.

http://www.sridianti.com/perbedaan-antara-dopamin-dan-serotonin.html (Diunduh 9 September 2015).

Prabawati S, Suyanti, Setyabudi DA. 2008. Teknologi Pascapanen dan Teknik

Pengolahan Buah Pisang. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Revlin R. 2012. Cognition:Theory ad Practice. California: Worth Publishers.

Rudrapa U. 2009. Banana Fruit.

http://www.nutrition-and-you.com/banana-fruit.html (Diunduh 22 Juli 2015).

Setiawan Dalimartha, Felix Adrian. 2011. Khasiat Buah dan Sayur. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Shekhar C dan Sharma A. 2008. The Horizons of Banana.

http://www.davayurvedaezine.com/ezine/july_2008/the_horizons_of_banana.p hp (Diunduh 5 Juli 2015).

Sherwood L. 2013. Fisiologi Manusia Edisi 8. Jakarta:EGC.

Szalay J. 2014. Banana Nutrition Facts.

http://livescience.com/45005-banana-nutrition-facts.html (Diunduh 8 November 2015).


(18)

35

The Brain.Mcgill.Ca. (2015). The Brain from Top to Bottom: Long Term Memory. http://thebrain.mcgill.ca/flash/i/i_07/i_07_cr/i_07_cr_tra/i_07_cr_tra.html (Diunduh 12 November 2015).

The Brain.Mcgill.Ca. (2015). The Brain from Top to Bottom: The Pleasure

Center.

http://thebrain.mcgill.ca/flash/i/i_03/i_03_cr/i_03_cr_que/i_03_cr_que.html (Diunduh 12 November 2015).

Tortora GJ dan Derrickson B. 2009. Principles of Anatomy and Physiology, 14th ed. North America: Wiley.

USDA. 2015. Full Report (All Nutrients): Bananas, Raw.

http://ndb.nal.usda.gov/ndb/foods/show/2159?fgcd=&manu=&lfacet=&format

=Full&count=&max=35&offset=&sort=&qlookup=09040. (Diunduh 8

Desember 2015)

Vorvick LJ. 2014. Tryptophan.

https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002332.htm (Diunduh 15 November 2015).

Wahyudi. 2015. Manfaat Buah Pisang Ambon.

http://hadwan.mywapblog.com/6-manfaat-buah-pisang-ambon.xhtml (Diunduh 12 November 2015).

Ware M. 2015. Bananas: Health Benefits, Risks and Nutritional Facts.

www.medicalnewstoday.com/articles/271157.php (Diunduh 22 Juli 2015). Warintek. 2000. Pisang (Musa spp).

http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/pisang.pdf (Diunduh 21 November 2015).

Wong J. 2007. The Pursuit of Happiness(a.k.a. It Appears that the Writer Wrote

About Bananas After Eating a Few too Many. http://www.scq.ubc.ca/the- pursuit-of-happiness-aka-it-appears-that-the-writer-wrote-about-bananas-after-eating-a-few-too-many/ (Diunduh 10 Oktober 2015).

Woolson RF dan Clarke WR. 2002. Statistical Method for the Analysis of

Biomedical Data Edisi 2. New York: A John Wiley & Sons, Inc Publication.


(1)

5

Pisang juga mengandung tirosin yang merupakan asam amino pembentuk dopamin. Dopamin merupakan neurotransmiter pada korteks prefrontal yang dapat meningkatkan memori (Mandal, 2015).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Buah pisang ambon (Musa paradisiaca var. sapientum) meningkatkan memori jangka pendek pada perempuan dewasa.


(2)

31

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Buah pisang ambon meningkatkan memori jangka pendek pada perempuan dewasa.

5.2 Saran

 Mahasiswa sebelum belajar dianjurkan untuk mengonsumsi buah pisang ambon.

 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode tes memori yang berbeda.

 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh buah pisang terhadap memori jangka panjang.

 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai jarak waktu yang dibutuhkan setelah mengonsumsi buah pisang.

 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada subjek pria.


(3)

32

Daftar Pustaka

Ali Khomsan, Faisal Anwar. 2008. Sehat Itu Mudah Wujudkan Hidup Sehat

dengan Makanan Tepat. Jakarta: Hikmah.

Almond H. 2015. Top Ten Health Benefits of Bananas.

http://www.livestrong.com/article/505406-top-ten-health-benefits-of-bananas/ (Diunduh 22 Juli 2015).

Anderson H. 2015. Low Potassium Bad Short Term Memory.

http://www.livestrong.com/article/498009-low-potassium-bad-short-term-memory/ (Diunduh 7 Agustus 2015).

Appleby M. 2015. Bananas as Brain Food.

http://healthyeating.sfgate.com/bananas-brain-food-3892.htm (Diunduh, 15 November 2015).

Benton D dan Nabb S. 2003. Carbohydrate, Memory, and Mood. Nutrition

Reviews: 61(5):p61-7.

Bhinnety M. 2008. Struktur dan Proses Memori. Buletin Psikologi: 2(16):p74-88. Bodeeb J. 2014. Bananas as Brain Food.

http://livestrong.com/article/91156-bananas-brain/ (Diunduh 8 November 2015).

Bouchez C. 2011. Serotonin: 9 Questions and Answers.

http://www.webmd.com/depression/features/serotonin (Diunduh 15 November 2015).

Chase B. 2015. Acetylcholine for Memory.

http://www.progressivehealth.com/cognitive-function-acetylcholine.htm (Diunduh 16 November 2015).

Crilly M. 2015. Potassium Memory.

http://healthyeating.sfgate.com/potassium-memory-11232.html (Diunduh 7 Agustus 2015).

Curley K. 2015. Tyrosine and Brain Function.

http://www.livestrong.com/article/529493-tyrosine-brain-function/ (Diunduh 9 Agustus 2015).

Das UN. 2001. Cognitive Performence and Glucose. Am J Clin Nutr, 3(74): 409 Devlin, Thomas M. 2006. Textbook of Biochemistry with Clinical Correltions 6th

ed. USA: Wiley-Liss.


(4)

33

Dida A Gurnida. 2011. Nutrisi bagi Kecerdasan Otak.

http://pustaka.unpad.ac.id/archives/128976/ (Diunduh 7 September 2015). Ehrlich SD. 2013. Tyrosine.

https://umm.edu/health/medical/altmed/supplement/tyrosine (Diunduh 15

November 2015).

Ganong WF. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, ed22. Jakarta: EGC

Guyton AC dan Hall JE . 2008. Textbook of Medical Physiology. Philadelphia: Elsevier.

Harger M. 2009. Enhancing Your Mood and More: L-Tyrosine.

http://hbmag.com/enhancing-your-mood-and-more-l-tyrosine/ (Diunduh 15 November 2015).

Harrison BJ, Olver JS, Norman TR, Burrows GD, Wesnes KA, et al. 2004. Selective Effects of Acute Serotonin and Catecholamine Depletion on Memory in Healthy Women. J Psychopharmacol 1(18):p32-40.

Healthline.net. 2015. Foods that Could Boost your Serotonin.

http://www.healthline.com?health-sleep/foods-that-could-boost-your-serotonin (Diunduh 6 November 2015).

Heck A, Vogler C, Gschwind L, Ackermann S, Auschra B. 2011. Statistical Epistasis and Functional Brain Imaging Support a Role of Voltage-Gated

Potassium Channels in Human Memory. PLoS One 12(6):p1-8

Keefer A. 2012. The Tyrosine in Bananas.

http://www.livestrong.com/article/555696-the-tyrosine-in-bananas/ (Diunduh 8 November 2015).

Kumar KPS, Bhowmik D, Duraivel S, Umadevi M. 2012. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry: Traditional and Medicinal Uses of Banana. Phytojournal: 3(1):p51-63

Kusumo S, Farid A. (1994). Koleksi konservasi, evaluasi plasma nutfah pisang. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Lumbantobing SM. 2005. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental Edisi 7. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

Made Astawan. 2003. Cegah Hipertensi Dengan Pola Makan.

www.kompas.com/kesehatan/news/senior/gizi/0301/23/gizi.htm (Diunduh 30 Juli 2015).


(5)

34

Magistretti PJ, Pellerin L, Martin JL. 2000. Brain Energy Metabolism.

http://www.acnp.org/g4/GN401000064/Default.htm (Diunduh 2 Oktober 2015).

Mandal A. 2015. Dopamine Functions.

http://www.news-medical.net/health/Dopamine-Functions.aspx (Diunduh 9 November 2015).

Manfaatbagus.com, 2014. Manfaat Pisang Ambon bagi Kesehatan. http://manfaatbagus.com/manfaat-pisang-ambon-bagi-kesehatan.html (Diunduh 21 November 2015).

Mastin L. 2010. Memory Recall/Retrieval.

http://www.human-memory.net/processes_recall.html (Diunduh 15 November 2015).

Mulyati. 2005. Strategi Belajar Mengajar Kimia. Jakarta: EGC.

Myhrer T. 2002. Neurotransmitter systems involved in learning and memory in the rat: a meta-analysis based on studies of four behavioral tasks. Brain

Research Review, 2-3(40): 268-287.

Nuri Permata. 2015. Perbedaan antara Dopamin dan Serotonin.

http://www.sridianti.com/perbedaan-antara-dopamin-dan-serotonin.html (Diunduh 9 September 2015).

Prabawati S, Suyanti, Setyabudi DA. 2008. Teknologi Pascapanen dan Teknik

Pengolahan Buah Pisang. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian.

Revlin R. 2012. Cognition:Theory ad Practice. California: Worth Publishers.

Rudrapa U. 2009. Banana Fruit.

http://www.nutrition-and-you.com/banana-fruit.html (Diunduh 22 Juli 2015).

Setiawan Dalimartha, Felix Adrian. 2011. Khasiat Buah dan Sayur. Jakarta: Penebar Swadaya.

Shekhar C dan Sharma A. 2008. The Horizons of Banana.

http://www.davayurvedaezine.com/ezine/july_2008/the_horizons_of_banana.p hp (Diunduh 5 Juli 2015).

Sherwood L. 2013. Fisiologi ManusiaEdisi 8. Jakarta:EGC.

Szalay J. 2014. Banana Nutrition Facts. http://livescience.com/45005-banana-nutrition-facts.html (Diunduh 8 November 2015).


(6)

35

The Brain.Mcgill.Ca. (2015). The Brain from Top to Bottom: Long Term Memory. http://thebrain.mcgill.ca/flash/i/i_07/i_07_cr/i_07_cr_tra/i_07_cr_tra.html (Diunduh 12 November 2015).

The Brain.Mcgill.Ca. (2015). The Brain from Top to Bottom: The Pleasure

Center.

http://thebrain.mcgill.ca/flash/i/i_03/i_03_cr/i_03_cr_que/i_03_cr_que.html (Diunduh 12 November 2015).

Tortora GJ dan Derrickson B. 2009. Principles of Anatomy and Physiology, 14th ed. North America: Wiley.

USDA. 2015. Full Report (All Nutrients): Bananas, Raw.

http://ndb.nal.usda.gov/ndb/foods/show/2159?fgcd=&manu=&lfacet=&format =Full&count=&max=35&offset=&sort=&qlookup=09040. (Diunduh 8 Desember 2015)

Vorvick LJ. 2014. Tryptophan.

https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002332.htm (Diunduh 15 November 2015).

Wahyudi. 2015. Manfaat Buah Pisang Ambon.

http://hadwan.mywapblog.com/6-manfaat-buah-pisang-ambon.xhtml (Diunduh 12 November 2015).

Ware M. 2015. Bananas: Health Benefits, Risks and Nutritional Facts. www.medicalnewstoday.com/articles/271157.php (Diunduh 22 Juli 2015). Warintek. 2000. Pisang (Musa spp).

http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/pisang.pdf (Diunduh 21 November 2015).

Wong J. 2007. The Pursuit of Happiness(a.k.a. It Appears that the Writer Wrote

About Bananas After Eating a Few too Many.

http://www.scq.ubc.ca/the- pursuit-of-happiness-aka-it-appears-that-the-writer-wrote-about-bananas-after-eating-a-few-too-many/ (Diunduh 10 Oktober 2015).

Woolson RF dan Clarke WR. 2002. Statistical Method for the Analysis of

Biomedical Data Edisi 2. New York: A John Wiley & Sons, Inc Publication.