Peranan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak (Studi kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas).

(1)

ABSTRACT

Study entitled “The Tax Collection Role Of A Letter Againts Tax Revenues At Pratama Tax Office Bandung Cicadas”aims to find out how to run a forced letter in Pratama Tax Office Bandung Cicadas in collecting tax debts and the extent to which the letter’s role in tax revenue. This research was conducted using descriptive analysisto describe the real situation based on what seemed then used to solve a problem that can be deduced and using the historical method is based on historical data that exist in the organization. Type of data is secondary data, the data in the form of forced letter issued and tax revenues period of 2011 until 2012. Data were analyzed with simple regression correlation analysis to determine whether or not there is a relationship between letter’s and the tax receipts forced to explain the strength or weakness of the relationship between two variables.

Based on the results of the study showed that the tax collection letter has been executed properly enforced by the tax office Pratama Bandung Cicadas, tax billing forced letter significantly contribute to tax revenues.


(2)

viii

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “Peranan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas” bertujuan untuk mengetahui bagaimana Surat Paksa dijalankan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas dalam menagih utang pajaknya dan sejauh mana peranan surat paksa tersebut dalam penerimaan pajak. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif analitis untuk menggambarkan keadaan sebenarnya berdasarkan apa yang tampak kemudian digunakan untuk memecahkan suatu masalah sehingga bisa ditarik kesimpulan dan menggunakan metode historis yaitu berdasarkan data historis yang ada pada organisasi. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa data surat paksa yang diterbitkan dan penerimaan pajak periode tahun 2011 s/d 2012. Data dianalisis dengan analisis korelasi regresi sederhana untuk mengetahui apakah terdapat hubungan atau tidak antara Surat Paksa terhadap Penerimaan Pajak dan menjelaskan kuat atau lemahnya hubungan antara dua variabel tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penagihan pajak dengan surat paksa telah dijalankan dengan baik oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas, penagihan pajak dengan surat paksa berperan secara signifikan terhadap penerimaan pajak.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 9


(4)

x

Universitas Kristen Maranatha

2.1 Pengertian Pajak ... 9

2.1.1 Fungsi Pajak ... 11

2.1.2 Syarat Pemungutan Pajak ... 11

2.1.3 Teori Pemungutan Pajak ... 12

2.1.4 Jenis Pajak ... 15

2.1.5 Tata Cara Pemungutan Pajak ... 17

2.1.6 Timbulnya Utang Pajak ... 21

2.1.7 Berakhirnya Utang Pajak ... 21

2.1.8 Kedudukan Hukum Pajak ... 22

2.1.9 Hambatan Pemungutan Pajak ... 23

2.1.10 Tarif Pajak ... 24

2.2 Pengertian Penagihan Pajak ... 26

2.2.1 Dasar Penagihan Pajak ... 26

2.2.2 Kewajiban dan Hak Wajib Pajak ... 27

2.2.3 Tindakan Penagihan Pajak ... 29

2.2.4 Tata Cara dan Waktu Penagihan Pajak ... 45

2.3 Pengertian Surat Paksa ... 47

2.3.1 Penerbitan Surat Paksa ... 48

2.3.2 Daluarsa Penagihan Pajak ... 51

2.3.3 Kekuatan dan Kedudukan Hukum Surat Paksa ... 52

2.3.4 Dasar Hukum Penagihan Pajak dengan Surat Paksa ... 52


(5)

2.4 Kerangka Pemikiran ... 55

2.5 Hipotesis Penelitian ... 56

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 57

3.1 Objek Penelitian ... 57

3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung Cicadas ... 57

3.1.2 Visi, Misi dan Tujuan KPP Pratama Bandung Cicadas ... 65

3.1.3 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas dan Uraian Tugas ... 66

3.2 Metode Penelitian ... 73

3.2.1 Jenis dan Sumber Data ... 73

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 74

3.2.3 Operasionalisasi Variabel ... 75

3.2.4 Populasi dan Sampel ... 78

3.2.4.1 Populasi ... 78

3.2.4.2 Sampel ... 78

3.2.5 Analisis Data ... 79

3.2.6 Pengujian Hipotesis ... 82

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 84

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 85


(6)

xii

Universitas Kristen Maranatha 4.1.1 Jumlah Wajib Pajak Terdaftar di Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Bandung Cicadas ... 86

4.1.2 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Secara Keseluruhan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas ... 87

4.2 Peranan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak ... 89

4.2.1 Analisis Regresi ... 90

4.2.2 Analisis Korelasi ... 93

4.3 Pembahasan ... 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 99

5.1 Simpulan ... 99

5.2 Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101

LAMPIRAN ... 102


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Kerangka Pemikiran ... 55 Gambar 2 Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Cicadas ... 68


(8)

xiv

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Proses Penagihan Pajak ... 46

Tabel II Indikator Variabel dan Skala Pengukuran ... 76

Tabel III Kriteria Nilai Korelasi ... 81

Tabel IV Jumlah Wajib Pajak yang Terdaftar di KPP Pratama Cicadas ... 86

Tabel V Target dan Realisasi Penerimaan Pajak 2011 dan 2012 ... 87

Tabel VI Surat Paksa Wajib Pajak yang Diterbitkan dan Penerimaan Pencairan Surat Paksa KPP Pratama Bandung Cicadas ... 88

Tabel VII Hubungan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa terhadap Penerimaan Pajak ... 91


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Sampel Surat Paksa Wajib Pajak yang diterbitkan dan

Penerimaan Pencairan Surat Paksa KPP Pratama Bandung Cicadas .. 102

Lampiran B Surat Izin Penelitian ... 110

Lampiran C Surat Teguran ... 111

Lampiran D Berita Acara Pemberitahuan Surat Paksa ... 112


(10)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-undang dasar 1945, yang bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang adil dan sejahtera, aman, tenteram dan tertib, serta menjamin kedudukan hukum yang sama bagi warga masyarakat. Untuk mencapai tujuan yang dimaksud, pembangunan nasional yang dilaksanakan serta berkesinambungan dan berkelanjutan serta merata di seluruh tanah air memerlukan biaya besar yang harus digali terutama dari sumber kemampuan sendiri.

Dalam rangka kemandirian, pemerintah berupaya meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan pajak. Penerimaan dari sektor perpajakan merupakan penerimaan terpenting dalam anggaran pendapatan dan belanja. Dalam data pokok APBN 2005-2011 (www.hitungpajak.Wordpress.com), untuk tahun 2011 dari target penerimaan negara sebesar Rp. 1.086 triliun, Rp. 878.7 triliun berasal dari target penerimaan perpajakan. Hal ini berarti penerimaan perpajakan berkontribusi sekitar 77% terhadap penerimaan negara. Pada tahun 2012 penerimaan perpajakan direncanakan mencapai Rp. 1.019,3 triliun, naik sekitar 16% dibandingkan dengan target APBN perubahan 2011 sebesar Rp. 878.7 triliun.


(11)

Bab I Pendahuluan 2

Pada tahun 2011, hingga bulan September realisasi penerimaan perpajakan baru mencapai 62% dari target Rp. 878,7 triliun atau sekitar Rp. 544,8 triliun.

Kondisi penerimaan 2011 yang baru mencapai 62% dan target penerimaan yang cukup tinggi di 2012 menjadi salah satu faktor dilaksanakannya Sensus Pajak Nasional di 2011 dan berakhir di tahun 2012. Diharapakan hasil dari Sensus Pajak Nasional ini mampu menggenjot tidak hanya jumlah wajib pajak tetapi juga mampu meningkatkan jumlah penerimaan perpajakan.

Sensus Pajak Nasional mempunyai kaitan yang cukup tinggi dalam pencapaian target tax ratio 12,66% dan target penerimaan pajak Rp. 1.019,3 triliun di tahun 2012. Data yang ada di Direktorat Jenderal Pajak menunjukkan bahwa dari 238 juta penduduk Indonesia, sekitar 44 juta orang dianggap layak membayar pajak. Tetapi dari jumlah itu hanya 8,5 juta orang yang memenuhi kewajiban perpajakannya.

Sedangkan, dari sektor wajib pajak badan, yang tercatat di Direktorat Jenderal Pajak terdapat 22,6 juta badan usaha baik yang berdomisili tetap maupun tidak, namun hanya 466 ribu badan usaha yang membayar pajak. Dari data tersebut bisa dilihat bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak (tax compliance) dalam memenuhi kewajiban perpajakan masih sangat rendah.

Beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan penerimaan pajak, antara lain dengan melakukan reformasi pajak (tax reform). Tujuan dari reformasi pajak ialah lebih menegakkan kemandirian negara dalam membiayai pembangunan nasional dengan jalan lebih mengarahkan segenap


(12)

Bab I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha potensi dan kemampuan dari dalam negri, khususnya dengan cara meningkatkan penerimaan negara melalui perpajakan dari berbagai sumber di luar minyak bumi dan gas.

Dalam reformasi perpajakan tahun 1983, sistem pemungutan pajak telah mengalami perubahan yang cukup signifikan yaitu official assesment system menjadi self assesment system, Wajib Pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajaknya.

Pemerintah juga melakukan pembaharuan yang menyangkut kebijakan perpajakan, administrasi perpajakan, dan undang-undang perpajakan yang saling berhubungan satu sama lain untuk mencapai target penerimaan pajak secara optimal. Negara juga memberi tanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Pajak untuk bertindak sebagai law enforcement agent, yaitu tindak penegakan hukum yang meliputi pemeriksaan, penyidikan, dan penagihan. Ini merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan penerimaan pajak selain setoran pembayaran pajak secara sukarela. Namun optimalisasi penerimaan pajak masih terbentur pada berbagai kendala. Dalam jangka pendek, salah satu kendalanya adalah tingginya angka tunjakan pajak, baik yang murni karena penghindaran pajak (tax avoidance) maupun ketidakmampuan membayar utang pajak.

Untuk mengatasi berbagai kendala perlu dilaksanakan tindakan penagihan pajak yang mempunyai kekuatan hukum yang memaksa. Penagihan pajak merupakan serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan


(13)

Bab I Pendahuluan 4

penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita. Penagihan pajak sendiri dibedakan atas dua, yaitu penagihan pajak pasif dan penagihan pajak aktif. Penagihan pajak pasif yaitu melalui himbauan dengan menggunakan surat tagihan atau surat ketetapan pajak. Dan selanjutnya berupa penagihan pajak aktif yang meliputi penerbitan surat teguran, penagihan seketika dan sekaligus, penerbitan surat paksa, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, serta menjual barang yang telah disita berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 19 tahun 2000.

Direktorat Jenderal Pajak dapat melakukan tindakan penagihan pajak, apabila jumlah pajak yang terutang berdasarkan Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, yang tidak dibayar oleh Penanggung Pajak sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan, yaitu dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan, kecuali untuk wajib pajak usaha kecil dan wajib pajak di daerah tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, jangka waktu pelunasan dapat diperpanjang menjadi paling lama 2 (dua) bulan.


(14)

Bab I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha Menurut Mardiasmo dalam bukunya yang berjudul Perpajakan (2009: 121) “Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak”. Penerbitan Surat Paksa merupakan salah satu bagian dari tindakan aktif yang dilakukan oleh fiskus yang merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mendorong rakyat agar bertanggung jawab dan ikut berperan dalam pembangunan ekonomi nasional. Penagihan pajak dengan Surat Paksa tersebut dapat dilaksanakan terhadap penanggung pajak yang tidak melunasi utang pajak dan kepadanya telah diterbitkan surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis, terhadap penanggung pajak telah dilaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, atau penanggung pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak. Surat paksa diberitahukan oleh jurusita pajak dengan pernyataan dan penyerahan salinan surat paksa kepada penanggung pajak. Pemberitahuan surat paksa dituangkan dalam berita acara yang sekurang-kurangnya memuat hari dan tanggal pemberitahuan surat paksa, nama jurusita pajak, nama penerima, dan tempat pemberitahuan surat paksa sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000 ayat (1). Penagihan pajak dengan surat paksa tersebut dilaksanakan terhadap penanggung pajak. Penanggung pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi kewajiban Wajib Pajak menurut peraturan perundang-undangan.


(15)

Bab I Pendahuluan 6

Dalam upaya penagihan pajak dengan menerbitkan Surat Paksa diharapkan Wajib Pajak menyadari akan kewajibannya untuk membayar utang pajaknya sehingga penerimaan pajak akan meningkat.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat ke dalam penelitian yang berjudul “Peranan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis mengidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana Surat Paksa dijalankan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas ?

2. Sejauh mana peranan Surat Paksa terhadap penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan penelitian adalah untuk menghimpun data-data yang akan dijadikan bahan penelitian skripsi, yaitu :


(16)

Bab I Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha 1. Untuk mengetahui bagaimanakah Surat Paksa dijalankan di Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Bandung Cicadas dalam rangka peningkatan penerimaan pajak.

2. Untuk mengetahui sejauh mana peranan Surat Paksa dalam penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian yang dilakukan penulis, maka diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, antara lain :

1. Bagi penulis

Penulis berharap dapat menambah wawasan dan mengembangkan ilmu pengetahuan berkaitan dengan penagihan pajak.

2. Bagi akademisi

Penulis berharap hasil penelitian ini memberikan informasi seberapa besar kontribusi Surat Paksa terhadap penerimaan pajak. Hasil penelitian ini pun diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penelitian ilmiah selanjutnya dengan topik yang sama atau yang berkaitan dengan topik ini.

3. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Sebagai bahan pertimbangan di kantor pajak dalam hal penagihan pajak dengan Surat Paksa, dalam hal ini peranan dari penagihan pajak dengan Surat Paksa.


(17)

Bab I Pendahuluan 8

4. Bagi pihak lain yang berkepentingan

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan dapat menjadi bahan referensi mengenai perpajakan khususnya mengkaji topik-topik yang berhubungan dengan penagihan pajak.


(18)

99

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penagihan pajak dengan surat paksa telah dijalankan dengan baik oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas. Jika wajib pajak tidak dapat memenuhi kewajibannya maka wajib pajak tersebut telah dinyatakan melakukan tindak pidana dan Kantor Wilayah yang berwenang melakukan penyitaan terhadap wajib pajak tersebut.

2. Penagihan Pajak dengan Surat Paksa berpengaruh terhadap penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian penelitian diperoleh bahwa nilai thitung sebesar 389,68 ternyata lebih besar dari nilai ttabel sebesar 1,960 dan memiliki tingkat signifikan 0,00. Dikarenakan memiliki tingkat signifikan yang lebih kecil daripada 0,05 maka membuktikan bahwa penagihan pajak dengan surat paksa mempunyai peranan yang signifikan terhadap penerimaan pajak.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti menyarankan:


(19)

Bab V Simpulan dan Saran 100

Dari hasil penelitian dinyatakan bahwa penerbitan surat paksa sangat berpengaruh terhadap penerimaan pajak jadi sebaiknya upaya-upaya untuk memaksimalkan penerimaan pajak harus terus dilakukan, yang paling penting terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibannya dengan tepat waktu.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan kembali penelitian dengan topik yang sama dengan menggunakan periode tahun yang baru dan KPP yang berbeda agar dapat terlihat bagaimana perkembangannya kedepan mengenai peranan penagihan pajak dengan surat paksa terhadap penerimaan pajak.


(20)

101

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Didownload dari : Rizal, 2011. Sensus Pajak Nasional (Online). (http://hitungpajak.wordpress.com/2011/10/07), diakses 11/10/2013

Ilyas, Wirawan B dan Rudy Suhartono. 2010. Panduan Komprehensif dan Praktis Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Jakarta: Salemba Empat.

Keputusan Menteri Keuangan No. 561/KMK.04/2000.

Mardiasmo. 2009. Perpajakan, Edisi Revisi, Penerbit Andi, Yogyakarta. Mardiasmo. 2010. Perpajakan Edisi Revisi 2010. Andi. Yogyakarta. Mardiasmo. 2011. Perpajakan, Edisi Revisi, Penerbit Andi, Yogyakarta. Resmi, Siti. 2011. Perpajakan : Teori dan Kasus, Salemba Empat, Jakarta.

Rosdiana, H., dan Edi. 2011. Panduan Lengkap Tata Cara Perpajakan di Indonesia. Visimedia: Jakarta.

Rusdji, Muhammad. 2005. PPSP Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, Indeks, Jakarta.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kumulatif dan Research and Development,CV Alfabeta, Bandung.

. Undang-Undang Nomor 28 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

.Undang-Undang Nomor 19 tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 Tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa.


(1)

Bab I Pendahuluan 6

Dalam upaya penagihan pajak dengan menerbitkan Surat Paksa diharapkan Wajib Pajak menyadari akan kewajibannya untuk membayar utang pajaknya sehingga penerimaan pajak akan meningkat.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat ke dalam penelitian yang berjudul “Peranan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis mengidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana Surat Paksa dijalankan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas ?

2. Sejauh mana peranan Surat Paksa terhadap penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas ?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan penelitian adalah untuk menghimpun data-data yang akan dijadikan bahan penelitian skripsi, yaitu :


(2)

Bab I Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha

1. Untuk mengetahui bagaimanakah Surat Paksa dijalankan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas dalam rangka peningkatan penerimaan pajak.

2. Untuk mengetahui sejauh mana peranan Surat Paksa dalam penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas.

1.4Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian yang dilakukan penulis, maka diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, antara lain :

1. Bagi penulis

Penulis berharap dapat menambah wawasan dan mengembangkan ilmu pengetahuan berkaitan dengan penagihan pajak.

2. Bagi akademisi

Penulis berharap hasil penelitian ini memberikan informasi seberapa besar kontribusi Surat Paksa terhadap penerimaan pajak. Hasil penelitian ini pun diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penelitian ilmiah selanjutnya dengan topik yang sama atau yang berkaitan dengan topik ini.

3. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Sebagai bahan pertimbangan di kantor pajak dalam hal penagihan pajak dengan Surat Paksa, dalam hal ini peranan dari penagihan pajak dengan Surat Paksa.


(3)

Bab I Pendahuluan 8

4. Bagi pihak lain yang berkepentingan

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan dapat menjadi bahan referensi mengenai perpajakan khususnya mengkaji topik-topik yang berhubungan dengan penagihan pajak.


(4)

99

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penagihan pajak dengan surat paksa telah dijalankan dengan baik oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas. Jika wajib pajak tidak dapat memenuhi kewajibannya maka wajib pajak tersebut telah dinyatakan melakukan tindak pidana dan Kantor Wilayah yang berwenang melakukan penyitaan terhadap wajib pajak tersebut.

2. Penagihan Pajak dengan Surat Paksa berpengaruh terhadap penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian penelitian diperoleh bahwa nilai thitung sebesar 389,68 ternyata lebih besar dari nilai ttabel sebesar 1,960 dan memiliki tingkat signifikan 0,00. Dikarenakan memiliki tingkat signifikan yang lebih kecil daripada 0,05 maka membuktikan bahwa penagihan pajak dengan surat paksa mempunyai peranan yang signifikan terhadap penerimaan pajak.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti menyarankan:


(5)

Bab V Simpulan dan Saran 100

Dari hasil penelitian dinyatakan bahwa penerbitan surat paksa sangat berpengaruh terhadap penerimaan pajak jadi sebaiknya upaya-upaya untuk memaksimalkan penerimaan pajak harus terus dilakukan, yang paling penting terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibannya dengan tepat waktu.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan kembali penelitian dengan topik yang sama dengan menggunakan periode tahun yang baru dan KPP yang berbeda agar dapat terlihat bagaimana perkembangannya kedepan mengenai peranan penagihan pajak dengan surat paksa terhadap penerimaan pajak.


(6)

101

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Didownload dari : Rizal, 2011. Sensus Pajak Nasional (Online). (http://hitungpajak.wordpress.com/2011/10/07), diakses 11/10/2013

Ilyas, Wirawan B dan Rudy Suhartono. 2010. Panduan Komprehensif dan Praktis Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Jakarta: Salemba Empat.

Keputusan Menteri Keuangan No. 561/KMK.04/2000.

Mardiasmo. 2009. Perpajakan, Edisi Revisi, Penerbit Andi, Yogyakarta. Mardiasmo. 2010. Perpajakan Edisi Revisi 2010. Andi. Yogyakarta. Mardiasmo. 2011. Perpajakan, Edisi Revisi, Penerbit Andi, Yogyakarta. Resmi, Siti. 2011. Perpajakan : Teori dan Kasus, Salemba Empat, Jakarta.

Rosdiana, H., dan Edi. 2011. Panduan Lengkap Tata Cara Perpajakan di Indonesia. Visimedia: Jakarta.

Rusdji, Muhammad. 2005. PPSP Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, Indeks, Jakarta.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kumulatif dan Research and Development,CV Alfabeta, Bandung.

. Undang-Undang Nomor 28 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

.Undang-Undang Nomor 19 tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 Tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa.