PENDAHULUAN Pengaruh Ekstrak Etil Asetat Bawang Merah (Alium Ascalonicum) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Wistar Yang Diinduksi Aloksan.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Hiperglikemi adalah suatu kondisi dimana kadar glukosa dalam plasma darah
melebihi batas normal.

Hiperglikemia kronis dapat menimbulkan kerusakan,

gangguan fungsi pada beberapa organ tubuh, khususnya mata, saraf, ginjal, dan
komplikasi lain akibat gangguan mikro dan makrovaskular (Gustaviani et al.,
2006).
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang
ditandai dengan hiperglikemia, terjadi akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin
maupun keduanya (Gustaviani et al., 2006). Berdasarkan data hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab
kematian akibat diabetes melitus pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah
perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7% dan

di


daerah

pedesaan

menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%. Temuan tersebut membuktikan bahwa
penyakit diabetes melitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat
serius dan dibutuhkan penanganan yang tepat bagi penderitanya (Depkes RI,
2006).
Di Indonesia banyak memiliki tanaman yang dipercaya oleh masyarakat
memiliki khasiat sebagai tanaman obat yang dapat menurunkan kadar gula darah.
Salah satu tanaman yang memiliki khasiat antidiabetes adalah bawang merah yang
merupakan salah satu rempah multiguna, yang biasa digunakan sebagai bahan
bumbu dapur sehari- hari dan penyedap berbagai masakan. Kegunaan lain dari
umbi bawang merah adalah sebagai obat tradisional untuk pelayanan kesehatan
masyarakat. Sudah sejak lama, nenek moyang menggunakan umbi bawang merah
sebagi obat nyeri perut dan penyembuhan luka atau infeksi. Selain itu banyak
digunakan untuk penyembuhan penyakit demam, kencing manis dan batuk
(Wibowo, 1999).
Umbi bawang merah mengandung senyawa-senyawa yang dipercaya
berkhasiat


seperti

Minyak

atsiri,

sikloaliin,
1

metilaliin,

dihidroaliin,

2
 

flavonglikosida, kuersetin, saponin, peptida, fitohormon, vitamin, dan zat pati
(Anonim, 2010). Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan Bawang
Merah (Allium ascalonicum) memiliki kandungan quercetin dalam kadar yang

cukup tinggi (Shallot, 2009). Quercetin adalah salah satu senyawa jenis flavonoid,
bagian dari kelompok polifenol yang kandungannya terdapat pada berbagai
tumbuhan dan diketahui memiliki berbagai potensi yang berguna bagi kesehatan.
Penelitian yang telah ada menunjukkan potensi

quercetin

sebagai agen

hipoglikemik (Gastelu, 2004). Quercetin merupakan inhibitor enzim α-amilase
yang berfungsi dalam pemecahan karbohidrat. Diantara jenis flavonol, subkelas
dari flavonoid, quercetin memiliki potensi inhibisi enzim paling kuat (Piparo et
al., 2008). Dengan adanya inhibisi pada enzim ini, proses pemecahan dan absorbsi
karbohidrat akan terganggu, sehingga kadar glukosa darah pada hiperglikemia
dapat diturunkan (Aan, 2008).
Etil Asetat meruapakan salah satu jenis ester yang cukup banyak
penggunaannya. Etil asetat bersifat semi polar. Pelarut ini baik untuk
mendapatkan senyawa-senyawa dari tumbuhan. Etil Asetat digunakan antara lain
sebagai bahan baku sintesis senyawa-senyawa organik (Hangx, 2001).
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai khasiat

ekstrak etil asetat bawang merah (Allium ascalonicum) dalam menurunkan kadar
glukosa darah serta menentukan dosis efektif ekstrak etil asetat bawang merah
dalam menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini menggunakan tikus wistar
yang diinduksi

hiperglikemia dengan pemberian aloksan monohidrat sebagai

model percobaan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan
masalah dari penelitian ini adalah apakah ekstrak etil asetat bawang merah (Allium
ascalonicum) dapat menurunkan kadar gula darah tikus putih jantan galur wistar
yang diinduksi aloksan?

3
 

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian

ini adalah mengetahui aktivitas antidiabetes ekstrak etil asetat bawang merah (Allium
ascalonicum) dapat menurunkan kadar gula darah tikus putih jantan galur wistar yang
diinduksi aloksan.

D. Tinjauan Pustaka
1. Bawang Merah
Klasifikasi tanaman bawang merah adalah
sebagai berikut :
Kingdom

: Plantae

Divisio

: Spermatophyta

Subdivisio

: Angiospermae


Class

: Monocotyledonae

Ordo

: Liliaceae

Family

: Liliales

Genus

: Allium

Species

: Allium ascolonicum L.
(Cronquist, 1981)


a. Uraian Tanaman
Bawang merah merupakan tanaman semusim berbentuk rumput yang
tumbuh tegak dengan tinggi dapat mencapai 15-50 cm dan membentuk rumpun.
Akarnya berbentuk akar serabut yang tidak panjang. Karena sifat perakaran inilah,
bawang merah tidak tahan kering (Rahayu dan Berlian, 1999).
Bentuknya seperti pipa, yakni bulat kecil memanjang antara 50-70 cm,
berlubang, bagian ujungnya meruncing, berwarna hijau muda sampai hijau tua,
dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relaif pendek (Rukmana,
1994).
Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk berbentuk tandan yang
bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal tangkai
mengecil dan dibagian tengah menggembung, bentuknya seperti pipa yang
berkubang di dalamnya. Utara Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih

4
 

tinggi dari daunnya sendiri dan mencapai 30-50 cm. Sedangkan kuntumnya juga
bertangkai tetapi pendek, antara 0,2-0,6 cm (Wibowo, 1995).

b. Kandungan Kimia Tanaman
Umbi bawang merah mengandung senyawa turunan asam amino yang
mengandung sulfur yaitu Sikloalliin 2%, propilalliin dan propenilalliin. Bila selsel umbi pecah senyawa tersebut akan berubah menjadi bentuk ester (ester asam
tiosulfinat), sulfinil disulfida (Kepaen), disulfida dan polisulfida, begitu juga
tiofen (Schneider, 1985). Di samping itu terbentuk pula propantial-S-oksida (suatu
senyawa yang dapat menyebabkan keluarnya air mata). Disamping turunan asam
amino, ditemukan pula adenosine dan prostaglandin (Wagner, 1993).
c. Manfaat Tanaman
Secara tradisional umbi lapis bawang merah digunakan untuk peluruh dahak
(obat batuk), obat kencing manis, memacu enzim pencernaan, peluruh haid,
peluruh air seni dan penurun panas (Anonim, 1985).
Efek biologi dari penelitian yang sudah banyak dilakukan diketahui bahwa
bawang merah mempunyai efek antidiabetik dan anti aterosklerotik yaitu
menurunkan kadar gula dan lemak darah, menghambat aggregasi trombosit,
meningkatkan aktivitas fibrinolitik serta memobilisir kolesterol dari depositnya
pada lesi aterosklerosis hewan uji. Efek hipoglikemik dan hipolipidemik bawang
merah telah dibuktikan pula pada pasien dengan diabetes melitus yang terawat
baik dengan kombinasi obat anti diabetik oral dan bawang merah 3 kali 20 gram
setiap hari selama 7 hari dibandingkan dengan tanpa kombinasi dengan bawang
merah selama 7 hari. Penurunan kadar gula darah penderita yang mendapat

bawang merah sebesar 10,72 mg% (Pikir, 1981).

2. Diabetes Melitus
a. Definisi
Diabetes
multifaktorial.

melitus
Penyakit

merupakan
ini

kelainan

ditandai

dengan

metabolik


dengan

hiperglikemia

etiologi

kronis

dan

mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein, serta lemak. Patofisiologi DM
berpusat pada gangguan sekresi insulin atau gangguan kerja insulin. Penderita DM

5
 

akan menunjukkan dengan berbagai gejala seperti poliuria (banyak kemih),
polidipsia (banyak minum), dan polifagia (banyak makan) dengan penurunan
berat badan (Ramachandran dan Snehalatha, 2009).

Diabetes mellitus atau penyakit kencing manis adalah penyakit kronis yang
ditandai dengan kadar glukosa di dalam darah yang melebihi nilai normal. Kadar
glukosa normal darah pada waktu puasa kadar gula darah tikus normal adalah 60150 mg/dl (Butler, 1995).
b. Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Penatalaksanaan diabetes mempunyai tujuan akhir untuk menurunkan
morbiditas dan mortalitas DM, yang secara spesifik ditujukan untuk mencapai 2
target utama, yaitu: menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran
normal, dan mencegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi
diabetes (Depkes RI, 2005)
3. Aloksan
Aloksan (2,4,5,6-tetraoksipirimidin; 5,6-dioksiurasil) merupakan senyawa
hidrofilik yang tidak stabil. Biasanya aloksan diinjeksikan secara intravena,
intraperioneal dan subkutan (Szkudelski, 2001).
Aloksan secara luas digunakan untuk menginduksi diabetes pada hewan
percobaan. Mekanisme kerja mereka di sel β pankreas telah diselidiki secara
intensif dan sekarang ini cukup memadai. Tindakan sitotoksik dari agen
diabetogenik dimediasi oleh spesies oksigen reaktif (Szkudelski, 2001). Ada dua
mekanisme aloksan sebagai diabetogenik yaitu pembentukan oksigen reaktif yang
merupakan faktor utama penyebab kerusakan sel beta pankreas dan adanya
gangguan pada homeostatis kalsium intraseluler yang menyebabkan depolarisasi
sel beta pankreas sehingga kanal kalsium membuka dan meningkatkan pemasukan
ion kalsium ke sel, akibatnya terjadi gangguan sensitifitas insulin perifer dalam
waktu singkat (Nugroho, 2006). Aloksan mempunyai kemampuan untuk merusak
sel beta pankreas. Pemberian aloksan adalah cara yang cepat untuk menghasilkan
kondisi diabetik eksperimental (hiperglikemik) pada binatang percobaan. Tikus

6
 

hiperglikemik dapat dibuat dengan menginjeksikan aloksan 120 - 150 mg/kg BB
(Yuriska, 2009).

4. Flavonoid Quersetin
Senyawa-senyawa flavonoid adalah senyawa-senyawa polifenol yang
mempunyai 15 atom karbon, terdiri dari dua cincin benzena yang dihubungkan
menjadi satu oleh rantai linier yang terdiri dari tiga atom karbon. (Manitto, 1981)
Penggolongan flavonoid dikategorikan berdasarkan struktur kimianya.
Jenis-jenis flavonoid adalah flavan, flavanon, flavon, flavonol, katekin,
antosianidin dan isoflavon (Brahmachari,2011). Flavonoid memiliki efek yang
menguntungkan bagi tubuh, yaitu dapat melindungi tubuh dari penyakit kronis
seperti kanker, penyakit jantung dan diabetes melitus (Knekt et al., 2002).
Quercetin adalah salah satu senyawa jenis flavonoid, bagian dari kelompok
polifenol yang kandungannya terdapat pada berbagai tumbuhan dan diketahui
memiliki berbagai potensi yang berguna bagi kesehatan. Penelitian yang telah ada
menunjukkan potensi quercetin

sebagai agen hipoglikemik (Gastelu, 2004).

Quercetin merupakan inhibitor enzim α-amilase yang berfungsi dalam pemecahan
karbohidrat. Diantara jenis flavonol, subkelas dari flavonoid, quercetin memiliki
potensi inhibisi enzim paling kuat (Piparo et al., 2008). Dengan adanya inhibisi
pada enzim ini, proses pemecahan dan absorbsi karbohidrat akan terganggu,
sehingga kadar glukosa darah pada hiperglikemia dapat diturunkan (Aan, 2008).

E. Landasan Teori
Bawang merah merupakan tanaman jenis umbi lapis yang sering
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai rempah-rempah dan penyedap makanan.
Bawang merah mengandung senyawa-senyawa yang dipercaya berkhasiat seperti
minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin, flavonglikosida, kuersetin,
saponin, peptida, fitohormon, vitamin, dan zat pati (Anonim, 2010). Beberapa
penelitian yang telah dilakukan

menunjukkan Bawang Merah (Allium

ascalonicum) memiliki kandungan quercetin dalam kadar yang cukup tinggi
(Shallot, 2009).

7
 

Berdasarkan penelitian Chatarina (2010) menunjukkan ekstrak bawang
merah (Allium ascalonicum) dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus
galur wistar hiperglikemia dengan pemberian ekstrak bawang merah sebanyak 4
ml/kgBB selama empat minggu. Selain itu menurut penelitian Nuraeni (2009)
menunjukkan Ekstrak etanol bawang merah memiliki efek untuk menurunkan
kadar glukosa darah mencit yang diinduksi Aloksan.

F. Hipotesis
Ekstrak etil asetat bawang merah (Allium ascalonicum) dapat menurunkan
kadar gula darah tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi aloksan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) Terhadap Kadar Kolesterol Mencit (Mus Musculus L. Strain DDW) yang Diinduksi Alloxan

6 122 85

Pengaruh Pemberian Ekstrak Bawang Putih (Allium Sativum L.), Metformin dan Glibenklamid terhadap Kadar Gula Darah pada Mencit Diabetes yang Diinduksi Aloksan Tahun 2011

2 65 103

Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

5 51 113

PENGARUH EKSTRAK ETIL ASETAT BAWANG MERAH (Alium Pengaruh Ekstrak Etil Asetat Bawang Merah (Alium Ascalonicum) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Wistar Yang Diinduksi Aloksan.

0 2 13

PENGARUH EKSTRAK ETIL ASETAT BAWANG MERAH (Alium ascalonicum) TERHADAP KADAR GLUKOSA Pengaruh Ekstrak Etil Asetat Bawang Merah (Alium Ascalonicum) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Wistar Yang Diinduksi Aloksan.

0 2 11

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Ekstrak Etil Asetat Bawang Merah (Alium Ascalonicum) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Wistar Yang Diinduksi Aloksan.

0 2 4

PENDAHULUAN Uji Efek Ekstrak Etanol 70% Buah Pare (Momordica charantia L.)Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi AloksaN.

1 3 4

Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Belimbing Wuluh Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar Hiperglikemik Yang Diinduksi Aloksan.

2 3 29

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK BAWANG MERAH DAYAK TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus) YANG DI INDUKSI ALOKSAN

0 5 18

PENGARUH EKSTRAK DAUN BUNGUR PUTIH (LAGERSTROEMIA SPECIOSA PERS) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI ALOKSAN

0 0 14