PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DENGAN TIPE KANCING GEMERINCING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA.
PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO
STAY TWO STRAY DENGAN TIPE KANCING GEMERINCING
TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA
Oleh:
Fenri Lamhot Binsar Sianipar
NIM. 4102131004
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
i
ii
RIWAYAT HIDUP
Fenri Lamhot Binsar Sianipar dilahirkan di Limaumungkur, pada tanggal
22 Agustus 1992. Ayah bernama K. Sianipar dan Ibu bernama W. br Situmorang
dan merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Pada tahun 1998 masuk SD
Negeri No.054608 Sawit Hulu, dan lulus pada Tahun 2004. Pada tahun 2004,
penulis melanjutkan sekolah di SMP Nasrani 3 Medan dan lulus pada tahun 2007.
Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 18 Medan dan
lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi
Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Medan melalui jalur SNMPTN, dan lulus ujian meja hijau pada tanggal
2014.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kapada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan hidayahNya yang senantiasa memberikan kesehatan kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Two Stay Two Stray Dengan Tipe Kancing Gemerincing Terhadap Hasil
Belajar Kimia Siswa SMA” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : Bapak
Drs.Wesly Hutabarat, M.Sc sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Ibu Dra. Anna Juniar, M.Si , Ibu Dr. Ida Duma Riris, M.Si
dan Ibu Lisnawaty Simatupang,S.Si, M.Si sebagai dosen-dosen penguji yang telah
menyediakan waktu dan tenaga untuk menguji penulis, sehingga penulis dapat
melaksanakan ujian skripsi guna menyelesaikan studi di bangku kuliah. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. P. Maulim Silitonga, M.S
selaku dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen
serta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang sudah membantu penulis,
juga kepada Bapak Rudi Hendra Tarigan, M.Pd dan semua guru serta staf
pengawai dan siswa/siswi kelas XI SMAN 1 Binjai Kec. Binjai Kab. Langkat
yang telah ikut membantu selama penelitian ini.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada kedua orangtua tercinta
Ayahanda K. Sianipar dan Ibunda W. br Situmorang yang menjadi semangat
dalam menopang langkahku dengan kasih sayang, doa dan pengorbanannya yang
tidak terhingga, serta untuk sanak keluarga yang selalu memberikan doa dan
semangat kepada penulis. Terkhusus saya sampaikan terimakasih kepada seorang
yang terkasih Lori Mardelina Sitompul yang selalu memberikan dukungan dan
v
waktu dalam membantu menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Serta kepada
Junior Siamnullang, John Patar Sinurat, David Purba, Arianto Purba, Nikmat
Hutahuruk, Predi S.P dan semua rekan kelas Pendidikan Kimia B 2010 dan juga
semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang ikut membantu
penulis dalam penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak
langsung. Semoga Tuhan melimpahkan rahmat dan kasih-Nya kepada kita semua.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Penulis berharap skripsi
ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Agustus 2014
Penulis,
Fenri Lamhot Binsar Sianipar
NIM. 4102131004
iii
PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO
STAY TWO STRAY DENGAN TIPE KANCING GEMERINCING
TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA
Fenri Lamhot Binsar Sianipar (NIM 4102131004)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Kancing Gemerincing
terhadap hasil belajar kimia siswa SMA. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri
1 Kecamatan Binjai pada bulan Juli 2014, dengan populasi seluruh siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai sebanyak 4 kelas dan menggunakan sampel
sebanyak dua kelas yaitu kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II yang
masing-masing kelas bejumlah 36 orang diambil secara purpossive sampling.
Kelas eksperimen I diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TSTS sedangkan kelas eksperimen II menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing. Dalam penelitian ini, variabel
bebas adalah pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan
Kancing Gemerincing, variabel terikat adalah rata-rata hasil belajar kimia. Dalam
penelitian ini, untuk memperoleh data digunakan instrumen tes dalam bentuk tes
objektif yang telah diuji validitas, reliabilitas, uji daya beda dan tingkat kesuaran
soal. Teknik analisis data dengan uji normalitas berupa uji Chi Kuadrat, uji
homogenitas, uji hipotesis dua pihak.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar kimia siswa
yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan hasil
belajar kimia siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Kancing Gemerincing. Nilai siswa kelas eksperimen I rata-rata pre-test 21,44
,nilai standar deviasinya 9,89 dan post-test 72,24 ,nilai standar deviasinya 9,98
sedangkan kelas eksperimen II rata-rata pre-test 39,34, nilai standar deviasinya
11,4 dan post-test 66,18, nilai standar deviasinya 11,76. Hasil belajar kimia siswa
kelas eksperimen I sebesar 72,24 lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen II
sebesar 66,18. Perbedaan hasil belajar siswa diperoleh sebesar 6,06. Hasil uji
statistik untuk data post-test menggunakan uji t dua pihak di peroleh thitung = 2,421
sedangan ttabel = 2,383 pada taraf signifikan 0,025, maka daerah krisis berada pada
t < -2,383 dan t > 2,383. Hal ini menunjukkan thitung berada pada daerah krisis,
maka Ho ditolak atau menerima Ha yang berarti terdapat perbedaan yang
signifikan hasil belajar kimia siswa kelas XI SMA yang diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing.
Kata Kunci : Two Stay Two Stray, Kancing Gemerincing
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
viii
Daftar Tabel
ix
Daftar Lampiran
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1
1.2.Identifikasi Masalah
3
1.3.Rumusan Masalah
3
1.4.Batasan Masalah
4
1.5.Tujuan Penelitian
4
1.6.Manfaat Penelitian
4
1.7.Definisi Operasional
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.2. Pengertian Belajar
6
6
2.2.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
7
2.2.2. Pengertian Aktivitas Belajar
8
2.2.3. Hasil Belajar Kimia
8
2.3. Pengertian Model Pembelajaran
9
2.3.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
10
2.3.2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
10
2.3.3. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
11
vii
2.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
12
2.5. Model pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing
15
2.6. Struktur Atom
18
2.7. Kerangka Berfikir
31
2.8. Hipotesis Penelitian
35
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
36
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
36
3.3.Variabel dalam Penelitian
36
3.4. Rancangan dalam Penelitian
37
3.5. Instrumen Penelitian
38
3.6. Teknik Pengumpulan Data
42
3.7. Teknik Analisis Data
44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
49
4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian
49
4.1.2. Deskripsi Data hasil Penelitian
51
4.2. Analisis Data Penelitian
51
4.2.1. Uji Normalitas Data
52
4.2.2. Uji Homogenitas Data
53
4.2.3. Uji Hipotesis
54
4.3. Pembahasan
54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
58
5.2. Saran
58
DAFTAR PUSTAKA
59
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
11
Tabel 2.2 Bilangan Kuantum (n)
20
Tabel 2.3 Nilai Bilangan Kuantum Utama (n)
22
Tabel 2.4 Harga Bilangan Kuantum Utama dan Azimuth
23
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
37
Tabel 3.2 Penolong
45
Tabel 4.1 Analisi Instrument tes
50
Tabel 4.2 Nilai Rata-rata Pre-test Dan Post-test
51
Tabel 4.3 Nilai Rata-rata Pre-test Dan Post-test Kelas Eksperimen I Dan II 52
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Distribusi Hasil Pre-test
52
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Distribusi Hasil Post-test
53
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Hasil Pre-test
53
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Hasil Post-test
53
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Proses Pembelajaran TSTS
14
Gambar 2.2 Spektra Atom Hidrogen
18
Gambar 2.3 Spektrum Kontinu Yang Mengandung Semua Jenis Warna
18
Gambar 2.4 Model Atom Bohr
20
Gambar 2.5 Bentuk orbital s
25
Gambar 2.6 Bentuk orbital p
27
Gambar 2.7 Bentuk orbital d dan f
27
Gambar 2.8 Pengisian Elektron Berdasarkan Tingkat Energi
29
Gambar 2.9 Pengisian Orbital Atom C
30
Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian
44
Gambar 4.1 Grafik Rata-rata hasil Pre-Test dan Post-Test
51
Gambar 4.2 Grafik Nilai Pre-Test dan Post-Test Serta Standar Deviasi
52
Gambar 4.3 Kurva Uji Hipotesis
54
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.Silabus
61
Lampiran 2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
62
Lampiran 3.Kisi-kisi Tes
82
Lampiran 4.Instrumen Tes Sebelum Validasi
96
Lampiran 5.Kunci Jawaban
103
Lampiran 6.Instrumen Tes Setelah Validasi
104
Lampiran 7.Kunci Jawaban
108
Lampiran 8 Penyelesaian Soal
109
Lampiran 9 Angket
113
Lampiran 10 Tabel Uji Validitas Tes
114
Lampiran 11 Uji Validitas Tes
115
Lampiran 12 Tabel Uji Reliabilitas Tes
116
Lampiran 13 Uji Reliabilitas Tes
117
Lampiran 14 Tabel Tingkat Kesukaran Tes
118
Lampiran 15 Uji Tingkat Kesukaran Tes
119
Lampiran 16 Tabel Daya Beda
120
Lampiran 17 Uji Daya Beda
121
xi
Lampiran 18 Data Hasil Belajar Siswa
122
Lampiran 19 Nama Anggota Kelompok
124
Lampiran 20 Rata-rata, Standar Deviasi, dan Farians
126
Lampiran 21 Uji Normalitas
128
Lampiran 22 Uji Homogenitas
132
Lampiran 23 Uji Hipotesis
135
Lampiran 24 Tabel Chi Kuadrat
137
Lampiran 25 Tabel Distribusi F
138
Lampiran 26 Tabel t
139
Lampiran 27 Tabel nilar r product moment
140
Lampiran 28 Dokumentasi
141
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian
yang paling penting dari proses
pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan suatu bangsa.
Pendidikan juga merupakan investasi sumber daya manusia, di mana peningkatan
kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor pendukung upaya manusia
untuk berprestasi di bidangnya. Dalam kerangka inilah pendidikan diperlukan dan
dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi suatu bangsa yang ingin maju, demikian
halnya dengan Indonesia. (Purwanto, 2010)
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang di
dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di
dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi.
Proses pembelajaran masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan
akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan
proses berfikirnya. Siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu
menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata
yang berhubungan dengan konsep yang dimilikinya (Suyanti,2010)
Metode belajar yang didominasi oleh guru, mengakibatkan siswa sulit
memahami konsep sains yang bersifat abstrak dan rendahnya kemampuan siswa
dalam menghubungkan konsep atau materi pelajaran dalam kehidupan seharihari. Selain itu, siswa juga sulit untuk berperan aktif dan kreatif dalam
pembelajaran, karena proses belajar mengajar yang tidak menarik dan kurang
bermakna sehingga siswa cenderung jenuh dan bosan. Hal itu berpengaruh besar
terhadap prestasi belajar rendah (Saputra, 2013).
Berdasarkan pengalaman PPL (Program Pengalaman Lapangan), proses
pembelajaran di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai masih menggunakan proses
pembelajaran kimia dengan cara yang monoton, seperti metode pembelajaran satu
1
2
arah ataupun ceramah. Siswa kurang terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran sehingga menyebabkan nilai yang diperoleh sangat rendah,
khususnya pada materi Struktur Atom yang kebanyakan berupa ingatan. Melihat
kenyataan ini diperlukan suatu solusi pembelajaran dengan model pembelajaran
yang sesuai sehingga siswa akan lebih aktif dan dapat mengumpulkan informasi
dengan stimulus pertanyaan efektif untuk mewujudkan kompetensi siswa.
Adapun solusi yang tepat untuk mengatasi masalah yang terjadi tersebut
adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat lebih memberdayakan
siswa agar berperan aktif dalam proses belajar mengajar di sekolah seperti model
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif terdiri atas berbagai
jenis, diantaranya adalah tipe Two Say Two Stray (TSTS). Pembelajaran tipe
TSTS tersebut adalah model pembelajaran yang terdiri atas 4 orang dalam satu
kelompok. Model belajar ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran,
khususnya ilmu kimia. (Darmawan, 2013)
Selain tipe Two Stay Two Stray, model pembelajaran kooperatif tipe
Kancing Gemerincing juga sangat efektif digunakan dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992) tersebut
memiliki konsep dimana masing-masing kelompok mendapatkan kesempatan
untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan serta
pendapat orang lain. Dalam model pembelajaran ini siswa dikumpulkan ke dalam
tim belajar yang terdiri atas 4-8 orang pada setiap kelompok. Menurut Lie (2002)
keunggulan dari model pembelajaran ini adalah pemerataan kesempatan berbicara
dalam tiap kelompok sehingga semua siswa menjadi aktif. Penelitian tentang
model pembelajaran kancing gemerincing telah banyak dilakukan oleh beberapa
peneliti seperti, Sary (2011), Ismawati (2011), Nurkhasanah (2013), Purmiati
(2011) dan salah satu yang meneliti pengaruh penerapan model pembelajaran ini
adalah Darmawan (2010). Setelah pembelajaran diperoleh taraf keseluruhan
aktivitas belajar siswa sebesar 55%.
3
Penelitian tentang model pembelajaran kancing gemerincing telah banyak
dilakukan oleh beberapa peneliti seperti Kartika (2013), Sarwo (2012), Sunarsih
(2012), dan salah satu yang meneliti pengaruh penerapan model pembelajaran ini
adalah Saputra (2012). Setelah pembelajaran diperoleh nilai rata-rata kelas yang
diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe ini sebesar 69,33%. Taraf
keseluruhan aktivitas belajar siswa adalah 79% termasuk kategori cukup baik.
Berdasarkan uraian permasalahan tersebut maka peneliti mengadakan
penelitian menggunakan model pembelajaran tipe Two Stay Two Stray dan akan
dibandingkan dengan model pembelajaran yang sama dengan tipe berbeda yaitu
Kancing
Gemerincing.
Maka
penelitian
ini
dilakukan
dengan
judul
“PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO
STAY
TWO
STRAY
DENGAN
TIPE
KANCING
GEMERINCING
TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut, maka
peneliti mengidentifikasi beberapa masalah, yaitu:
1. Proses pembelajaran yang kurang menarik dan bersifat monoton
2. Hasil belajar kimia siswa yang masih sangat rendah
3. Guru kurang berinovasi dalam melibatkan aktifitas siswa dalam proses
pembelajaran.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah
diungkapkan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Apakah ada perbedaan antara penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Two Stay Two Stray dengan Kancing Gemerincing terhadap hasil belajar
kimia siswa SMA ?
4
1.4. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan tersebut, maka
penelitian ini dibatasi masalahnya, yaitu:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray dan Tipe Kancing Gemerincing.
2. Materi yang diajarkan pada penelitian ini adalah Struktur Atom di kelas XI
SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai tahun ajaran 2014/2015.
3. Hasil belajar siswa yang diukur adalah hasil belajar kognitif siswa melalui
tes berupa pre-test dan post-test.
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui apakah
ada perbedaan antara penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
Two Stray dengan Kancing Gemerincing terhadap hasil belajar kimia siswa di
kelas XI SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai pada pokok bahasan Struktur Atom.
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi
berbagai pihak, diantaranya adalah:
1. Bagi peneliti
Peneliti mendapatkan banyak pengetahuan mengenai penggunaan model
pembelajaran yang inovatif dan kreatif untuk meningkatkan kualitas hasil
dari proses pembelajaran.
2. Bagi Siswa
Sebagai solusi untuk kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam mengikuti
proses pembelajaran Struktur Atom sehingga dapat dengan mudah
dimengerti serta hasil belajar kimianya juga meningkat.
3. Bagi Guru
Membuka wawasan berfikir guru dalam mengajar sehingga dapat
meninggalkan cara pembelajaran yang monoton dengan mengembangkan
5
model pembelajaran yang menarik serta sebagai masukan untuk memilih
model pembelajaran yang tepat.
4. Bagi sekolah
Meningkatkan kualitas dan mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar
siswa serta kinerja guru.
5. Bagi Mahasiswa atau Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan informasi bagi penelitian untuk dapat mengembangkan
penelitian selanjutnya yang lebih baik.
1.7. Defenisi Operasional
1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray memiliki teknik
dua tinggal dan dua tamu yang memberikan kesempatan kepada kelompok
untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain.
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing digunakan
untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai
kerja kelompok.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1
Terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa pada materi pokok Struktur
Atom dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
Two Stray yang memiliki rata-rata pre-test 21,44 dan rata-rata nilai posttest adalah 72,24 lebih tinggi daripada hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing
yang memiliki rata-rata pre-test 39,34 dan nilai post-test 66,18.Dengan
membandingkan antara thitung dan ttabel diperoleh thitung > ttabel atau 2,421>
2,383 sehingga dapat disimpulkan ada perbedaaan yang signifikan antara
hasil
belajar
kimia
siswa
yang
diajarkan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing pada materi pokok
Struktur Atom di kelas XI semester I SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai.
5.2. Saran
1. Peneliti masih memiliki kekurangan dalam mengkondusifkan kelas. Oleh
karena itu bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang
sama, sebaiknya mengadakan kerja sama dengan guru mata pelajaran
kimia di sekolah itu untuk membimbing dan mendidik siswa dan perlu
memerhatikan alokasi waktu karena dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray dan tipe Kancing Gemerincing
membutuhkan waktu yang banyak, sehingga dapat memaksimalkan
pencapaian hasil belajar .
2. Bagi peneliti lanjut yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dan tipe Kancing
Gemerincing disarankan membuat perencanaan yang baik dalam
pengorganisasian kelompok, sebaiknya setiap kelompok 4-5 orang saja
dan pencatatan terhadap aktivitas dilakukan oleh beberapa observer
agar hasil yang diperoleh lebih maksimal dan kegiatan pembelajaran
lebih efektif dan efisien.
58
59
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto., (1999), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi aksara, Jakarta.
Dahar, R.W., (1998), Teori-Teori Belajar, Dirjen Dikti Depdikbud, Jakarta.
Darmawan, F.T., Wahyu, Wawan., M, Heli., (2013), Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Terhadap
Kemampuan Berkomunikasi Siswa Pada Topik Aplikasi Reaksi Reduksi
Oksidasi, Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1
Program Studi Pendidikan Kimia FPMIPA Univesitas Pendidikan
Indonesia.
Gultom, S., (2010), Kompetensi Guru, Unimed, Medan.
Hamalik, O., (2006), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.
Isjoni, H., (2009), Pembelajaran Kooperatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Ismawati, N., Hindarto, N., (2011), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Dengan Pendekatan Struktural Two Stay Two Stray Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA, Jurnal Pendidikan
Fisika Indonesia Vol. 7 hal : 38-41 Program Studi Fisika Uninersitas
Negeri Semarang.
Kartika, A., Suhendra., Budiana, S., (2013), Penerapan tekik Kancing
Gemerincing Dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas
VIII MTS Negeri Bogor, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Vol. 1 No. 1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia FKIP Universitas Pakuan.
Lie, A., (2002). Cooperatif Learning, Mempraktekkan Cooperatif learning di
Ruang-ruang kelas, Grasindo, Jakarta.
Nurkhasanah, L., Mulyani, B., Utomo, S., (2013), Efektivitas Pembelajaran
Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Dan Think Pair Square
(TPSq) Melalui Pemanfaatan Peta Konsep Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Koloid Kelas XI SMA N 4 Magelang
Tahun Ajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 2
Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret.
Purba, M., (2007), Kimia untuk SMA kelas XI, Grafindo, Bandung.
Purmiati, R., Akhdimirwanto, W., Ashari, A., (2012), Penerapan Metode
kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Untuk Peningkatan Aktivitas
60
Belajar IPA Siswa Di SMP Negeri 7 Purworejo, Jurnal Radiasi Vol. 1
No. 1 Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah
Purworejo.
Purwanto, M.N., (2010), Psikologi Pendidikan, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Saputra, Md., Murda, N., Suarjana, Md., (2013), Implementasi Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Untuk
meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 1
Duda Utara, Jurnal Pendidikan Vol. 1 No. 5 tahun 2013 Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia.
Sarwo, E., Suhartono., Chamdani, Muh., (2011), Peningkatan Kemampuan
Menulis Pantun Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing
Gemerincing Kelas IV SD, Jurnal Pendidikan, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012
Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret.
Sary, A.N., Soeyono., Pambudi, D., (2011), Eksperimentasi Pembelajaran
Matematika Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay
Two Stray dan Number Head Together Ditinjau Dari Aktivitas Belajar
Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Ajaran
2011/2012, Jurnal Pendidikan Matematika Solusi Vol. 1 No. 1 Program
Studi Peendidikan Matematika FKIP Universitas Negeri Surakarta
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA, Universitas
Negeri Medan, Medan.
Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA,
Universitas Negeri Medan, Medan.
Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, PT.
Rineka Cipta, Jakarta.
Sunarsih, S., (2012), Pembelajaran Keterampilan Berbicara Model Kooperatif
Teknik Mencari Pasangan Dan Teknik Kancing Gemerincing Pada Siswa
Introver Dan Ekstrover Di SMP, Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia Vol. 1 No. 1 Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia,
program Pascasarjana Universitas negeri Semarang
Suprijono, A., (2009), Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi, Pustaka Belajar,
Surabaya
Suyanti, R., (2010), Srategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Suyatno., (2009), Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Masmedia Buana Pustaka,
Sidoarjo .
Tambunan, M., (2010), Strategi Belajat Mengajar, UNIMED, Medan.
STAY TWO STRAY DENGAN TIPE KANCING GEMERINCING
TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA
Oleh:
Fenri Lamhot Binsar Sianipar
NIM. 4102131004
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
i
ii
RIWAYAT HIDUP
Fenri Lamhot Binsar Sianipar dilahirkan di Limaumungkur, pada tanggal
22 Agustus 1992. Ayah bernama K. Sianipar dan Ibu bernama W. br Situmorang
dan merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Pada tahun 1998 masuk SD
Negeri No.054608 Sawit Hulu, dan lulus pada Tahun 2004. Pada tahun 2004,
penulis melanjutkan sekolah di SMP Nasrani 3 Medan dan lulus pada tahun 2007.
Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 18 Medan dan
lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi
Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Medan melalui jalur SNMPTN, dan lulus ujian meja hijau pada tanggal
2014.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kapada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan hidayahNya yang senantiasa memberikan kesehatan kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Two Stay Two Stray Dengan Tipe Kancing Gemerincing Terhadap Hasil
Belajar Kimia Siswa SMA” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : Bapak
Drs.Wesly Hutabarat, M.Sc sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Ibu Dra. Anna Juniar, M.Si , Ibu Dr. Ida Duma Riris, M.Si
dan Ibu Lisnawaty Simatupang,S.Si, M.Si sebagai dosen-dosen penguji yang telah
menyediakan waktu dan tenaga untuk menguji penulis, sehingga penulis dapat
melaksanakan ujian skripsi guna menyelesaikan studi di bangku kuliah. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. P. Maulim Silitonga, M.S
selaku dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen
serta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang sudah membantu penulis,
juga kepada Bapak Rudi Hendra Tarigan, M.Pd dan semua guru serta staf
pengawai dan siswa/siswi kelas XI SMAN 1 Binjai Kec. Binjai Kab. Langkat
yang telah ikut membantu selama penelitian ini.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada kedua orangtua tercinta
Ayahanda K. Sianipar dan Ibunda W. br Situmorang yang menjadi semangat
dalam menopang langkahku dengan kasih sayang, doa dan pengorbanannya yang
tidak terhingga, serta untuk sanak keluarga yang selalu memberikan doa dan
semangat kepada penulis. Terkhusus saya sampaikan terimakasih kepada seorang
yang terkasih Lori Mardelina Sitompul yang selalu memberikan dukungan dan
v
waktu dalam membantu menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Serta kepada
Junior Siamnullang, John Patar Sinurat, David Purba, Arianto Purba, Nikmat
Hutahuruk, Predi S.P dan semua rekan kelas Pendidikan Kimia B 2010 dan juga
semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang ikut membantu
penulis dalam penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak
langsung. Semoga Tuhan melimpahkan rahmat dan kasih-Nya kepada kita semua.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Penulis berharap skripsi
ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Agustus 2014
Penulis,
Fenri Lamhot Binsar Sianipar
NIM. 4102131004
iii
PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO
STAY TWO STRAY DENGAN TIPE KANCING GEMERINCING
TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA
Fenri Lamhot Binsar Sianipar (NIM 4102131004)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Kancing Gemerincing
terhadap hasil belajar kimia siswa SMA. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri
1 Kecamatan Binjai pada bulan Juli 2014, dengan populasi seluruh siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai sebanyak 4 kelas dan menggunakan sampel
sebanyak dua kelas yaitu kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II yang
masing-masing kelas bejumlah 36 orang diambil secara purpossive sampling.
Kelas eksperimen I diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TSTS sedangkan kelas eksperimen II menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing. Dalam penelitian ini, variabel
bebas adalah pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan
Kancing Gemerincing, variabel terikat adalah rata-rata hasil belajar kimia. Dalam
penelitian ini, untuk memperoleh data digunakan instrumen tes dalam bentuk tes
objektif yang telah diuji validitas, reliabilitas, uji daya beda dan tingkat kesuaran
soal. Teknik analisis data dengan uji normalitas berupa uji Chi Kuadrat, uji
homogenitas, uji hipotesis dua pihak.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar kimia siswa
yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan hasil
belajar kimia siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Kancing Gemerincing. Nilai siswa kelas eksperimen I rata-rata pre-test 21,44
,nilai standar deviasinya 9,89 dan post-test 72,24 ,nilai standar deviasinya 9,98
sedangkan kelas eksperimen II rata-rata pre-test 39,34, nilai standar deviasinya
11,4 dan post-test 66,18, nilai standar deviasinya 11,76. Hasil belajar kimia siswa
kelas eksperimen I sebesar 72,24 lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen II
sebesar 66,18. Perbedaan hasil belajar siswa diperoleh sebesar 6,06. Hasil uji
statistik untuk data post-test menggunakan uji t dua pihak di peroleh thitung = 2,421
sedangan ttabel = 2,383 pada taraf signifikan 0,025, maka daerah krisis berada pada
t < -2,383 dan t > 2,383. Hal ini menunjukkan thitung berada pada daerah krisis,
maka Ho ditolak atau menerima Ha yang berarti terdapat perbedaan yang
signifikan hasil belajar kimia siswa kelas XI SMA yang diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing.
Kata Kunci : Two Stay Two Stray, Kancing Gemerincing
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
viii
Daftar Tabel
ix
Daftar Lampiran
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1
1.2.Identifikasi Masalah
3
1.3.Rumusan Masalah
3
1.4.Batasan Masalah
4
1.5.Tujuan Penelitian
4
1.6.Manfaat Penelitian
4
1.7.Definisi Operasional
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.2. Pengertian Belajar
6
6
2.2.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
7
2.2.2. Pengertian Aktivitas Belajar
8
2.2.3. Hasil Belajar Kimia
8
2.3. Pengertian Model Pembelajaran
9
2.3.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
10
2.3.2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
10
2.3.3. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
11
vii
2.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
12
2.5. Model pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing
15
2.6. Struktur Atom
18
2.7. Kerangka Berfikir
31
2.8. Hipotesis Penelitian
35
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
36
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
36
3.3.Variabel dalam Penelitian
36
3.4. Rancangan dalam Penelitian
37
3.5. Instrumen Penelitian
38
3.6. Teknik Pengumpulan Data
42
3.7. Teknik Analisis Data
44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
49
4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian
49
4.1.2. Deskripsi Data hasil Penelitian
51
4.2. Analisis Data Penelitian
51
4.2.1. Uji Normalitas Data
52
4.2.2. Uji Homogenitas Data
53
4.2.3. Uji Hipotesis
54
4.3. Pembahasan
54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
58
5.2. Saran
58
DAFTAR PUSTAKA
59
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
11
Tabel 2.2 Bilangan Kuantum (n)
20
Tabel 2.3 Nilai Bilangan Kuantum Utama (n)
22
Tabel 2.4 Harga Bilangan Kuantum Utama dan Azimuth
23
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
37
Tabel 3.2 Penolong
45
Tabel 4.1 Analisi Instrument tes
50
Tabel 4.2 Nilai Rata-rata Pre-test Dan Post-test
51
Tabel 4.3 Nilai Rata-rata Pre-test Dan Post-test Kelas Eksperimen I Dan II 52
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Distribusi Hasil Pre-test
52
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Distribusi Hasil Post-test
53
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Hasil Pre-test
53
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Hasil Post-test
53
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Proses Pembelajaran TSTS
14
Gambar 2.2 Spektra Atom Hidrogen
18
Gambar 2.3 Spektrum Kontinu Yang Mengandung Semua Jenis Warna
18
Gambar 2.4 Model Atom Bohr
20
Gambar 2.5 Bentuk orbital s
25
Gambar 2.6 Bentuk orbital p
27
Gambar 2.7 Bentuk orbital d dan f
27
Gambar 2.8 Pengisian Elektron Berdasarkan Tingkat Energi
29
Gambar 2.9 Pengisian Orbital Atom C
30
Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian
44
Gambar 4.1 Grafik Rata-rata hasil Pre-Test dan Post-Test
51
Gambar 4.2 Grafik Nilai Pre-Test dan Post-Test Serta Standar Deviasi
52
Gambar 4.3 Kurva Uji Hipotesis
54
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.Silabus
61
Lampiran 2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
62
Lampiran 3.Kisi-kisi Tes
82
Lampiran 4.Instrumen Tes Sebelum Validasi
96
Lampiran 5.Kunci Jawaban
103
Lampiran 6.Instrumen Tes Setelah Validasi
104
Lampiran 7.Kunci Jawaban
108
Lampiran 8 Penyelesaian Soal
109
Lampiran 9 Angket
113
Lampiran 10 Tabel Uji Validitas Tes
114
Lampiran 11 Uji Validitas Tes
115
Lampiran 12 Tabel Uji Reliabilitas Tes
116
Lampiran 13 Uji Reliabilitas Tes
117
Lampiran 14 Tabel Tingkat Kesukaran Tes
118
Lampiran 15 Uji Tingkat Kesukaran Tes
119
Lampiran 16 Tabel Daya Beda
120
Lampiran 17 Uji Daya Beda
121
xi
Lampiran 18 Data Hasil Belajar Siswa
122
Lampiran 19 Nama Anggota Kelompok
124
Lampiran 20 Rata-rata, Standar Deviasi, dan Farians
126
Lampiran 21 Uji Normalitas
128
Lampiran 22 Uji Homogenitas
132
Lampiran 23 Uji Hipotesis
135
Lampiran 24 Tabel Chi Kuadrat
137
Lampiran 25 Tabel Distribusi F
138
Lampiran 26 Tabel t
139
Lampiran 27 Tabel nilar r product moment
140
Lampiran 28 Dokumentasi
141
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian
yang paling penting dari proses
pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan suatu bangsa.
Pendidikan juga merupakan investasi sumber daya manusia, di mana peningkatan
kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor pendukung upaya manusia
untuk berprestasi di bidangnya. Dalam kerangka inilah pendidikan diperlukan dan
dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi suatu bangsa yang ingin maju, demikian
halnya dengan Indonesia. (Purwanto, 2010)
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang di
dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di
dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi.
Proses pembelajaran masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan
akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan
proses berfikirnya. Siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu
menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata
yang berhubungan dengan konsep yang dimilikinya (Suyanti,2010)
Metode belajar yang didominasi oleh guru, mengakibatkan siswa sulit
memahami konsep sains yang bersifat abstrak dan rendahnya kemampuan siswa
dalam menghubungkan konsep atau materi pelajaran dalam kehidupan seharihari. Selain itu, siswa juga sulit untuk berperan aktif dan kreatif dalam
pembelajaran, karena proses belajar mengajar yang tidak menarik dan kurang
bermakna sehingga siswa cenderung jenuh dan bosan. Hal itu berpengaruh besar
terhadap prestasi belajar rendah (Saputra, 2013).
Berdasarkan pengalaman PPL (Program Pengalaman Lapangan), proses
pembelajaran di SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai masih menggunakan proses
pembelajaran kimia dengan cara yang monoton, seperti metode pembelajaran satu
1
2
arah ataupun ceramah. Siswa kurang terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran sehingga menyebabkan nilai yang diperoleh sangat rendah,
khususnya pada materi Struktur Atom yang kebanyakan berupa ingatan. Melihat
kenyataan ini diperlukan suatu solusi pembelajaran dengan model pembelajaran
yang sesuai sehingga siswa akan lebih aktif dan dapat mengumpulkan informasi
dengan stimulus pertanyaan efektif untuk mewujudkan kompetensi siswa.
Adapun solusi yang tepat untuk mengatasi masalah yang terjadi tersebut
adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat lebih memberdayakan
siswa agar berperan aktif dalam proses belajar mengajar di sekolah seperti model
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif terdiri atas berbagai
jenis, diantaranya adalah tipe Two Say Two Stray (TSTS). Pembelajaran tipe
TSTS tersebut adalah model pembelajaran yang terdiri atas 4 orang dalam satu
kelompok. Model belajar ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran,
khususnya ilmu kimia. (Darmawan, 2013)
Selain tipe Two Stay Two Stray, model pembelajaran kooperatif tipe
Kancing Gemerincing juga sangat efektif digunakan dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992) tersebut
memiliki konsep dimana masing-masing kelompok mendapatkan kesempatan
untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan serta
pendapat orang lain. Dalam model pembelajaran ini siswa dikumpulkan ke dalam
tim belajar yang terdiri atas 4-8 orang pada setiap kelompok. Menurut Lie (2002)
keunggulan dari model pembelajaran ini adalah pemerataan kesempatan berbicara
dalam tiap kelompok sehingga semua siswa menjadi aktif. Penelitian tentang
model pembelajaran kancing gemerincing telah banyak dilakukan oleh beberapa
peneliti seperti, Sary (2011), Ismawati (2011), Nurkhasanah (2013), Purmiati
(2011) dan salah satu yang meneliti pengaruh penerapan model pembelajaran ini
adalah Darmawan (2010). Setelah pembelajaran diperoleh taraf keseluruhan
aktivitas belajar siswa sebesar 55%.
3
Penelitian tentang model pembelajaran kancing gemerincing telah banyak
dilakukan oleh beberapa peneliti seperti Kartika (2013), Sarwo (2012), Sunarsih
(2012), dan salah satu yang meneliti pengaruh penerapan model pembelajaran ini
adalah Saputra (2012). Setelah pembelajaran diperoleh nilai rata-rata kelas yang
diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe ini sebesar 69,33%. Taraf
keseluruhan aktivitas belajar siswa adalah 79% termasuk kategori cukup baik.
Berdasarkan uraian permasalahan tersebut maka peneliti mengadakan
penelitian menggunakan model pembelajaran tipe Two Stay Two Stray dan akan
dibandingkan dengan model pembelajaran yang sama dengan tipe berbeda yaitu
Kancing
Gemerincing.
Maka
penelitian
ini
dilakukan
dengan
judul
“PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO
STAY
TWO
STRAY
DENGAN
TIPE
KANCING
GEMERINCING
TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut, maka
peneliti mengidentifikasi beberapa masalah, yaitu:
1. Proses pembelajaran yang kurang menarik dan bersifat monoton
2. Hasil belajar kimia siswa yang masih sangat rendah
3. Guru kurang berinovasi dalam melibatkan aktifitas siswa dalam proses
pembelajaran.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah
diungkapkan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Apakah ada perbedaan antara penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Two Stay Two Stray dengan Kancing Gemerincing terhadap hasil belajar
kimia siswa SMA ?
4
1.4. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan tersebut, maka
penelitian ini dibatasi masalahnya, yaitu:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray dan Tipe Kancing Gemerincing.
2. Materi yang diajarkan pada penelitian ini adalah Struktur Atom di kelas XI
SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai tahun ajaran 2014/2015.
3. Hasil belajar siswa yang diukur adalah hasil belajar kognitif siswa melalui
tes berupa pre-test dan post-test.
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui apakah
ada perbedaan antara penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
Two Stray dengan Kancing Gemerincing terhadap hasil belajar kimia siswa di
kelas XI SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai pada pokok bahasan Struktur Atom.
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi
berbagai pihak, diantaranya adalah:
1. Bagi peneliti
Peneliti mendapatkan banyak pengetahuan mengenai penggunaan model
pembelajaran yang inovatif dan kreatif untuk meningkatkan kualitas hasil
dari proses pembelajaran.
2. Bagi Siswa
Sebagai solusi untuk kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam mengikuti
proses pembelajaran Struktur Atom sehingga dapat dengan mudah
dimengerti serta hasil belajar kimianya juga meningkat.
3. Bagi Guru
Membuka wawasan berfikir guru dalam mengajar sehingga dapat
meninggalkan cara pembelajaran yang monoton dengan mengembangkan
5
model pembelajaran yang menarik serta sebagai masukan untuk memilih
model pembelajaran yang tepat.
4. Bagi sekolah
Meningkatkan kualitas dan mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar
siswa serta kinerja guru.
5. Bagi Mahasiswa atau Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan informasi bagi penelitian untuk dapat mengembangkan
penelitian selanjutnya yang lebih baik.
1.7. Defenisi Operasional
1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray memiliki teknik
dua tinggal dan dua tamu yang memberikan kesempatan kepada kelompok
untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain.
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing digunakan
untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai
kerja kelompok.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1
Terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa pada materi pokok Struktur
Atom dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
Two Stray yang memiliki rata-rata pre-test 21,44 dan rata-rata nilai posttest adalah 72,24 lebih tinggi daripada hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing
yang memiliki rata-rata pre-test 39,34 dan nilai post-test 66,18.Dengan
membandingkan antara thitung dan ttabel diperoleh thitung > ttabel atau 2,421>
2,383 sehingga dapat disimpulkan ada perbedaaan yang signifikan antara
hasil
belajar
kimia
siswa
yang
diajarkan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Kancing Gemerincing pada materi pokok
Struktur Atom di kelas XI semester I SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai.
5.2. Saran
1. Peneliti masih memiliki kekurangan dalam mengkondusifkan kelas. Oleh
karena itu bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang
sama, sebaiknya mengadakan kerja sama dengan guru mata pelajaran
kimia di sekolah itu untuk membimbing dan mendidik siswa dan perlu
memerhatikan alokasi waktu karena dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray dan tipe Kancing Gemerincing
membutuhkan waktu yang banyak, sehingga dapat memaksimalkan
pencapaian hasil belajar .
2. Bagi peneliti lanjut yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dan tipe Kancing
Gemerincing disarankan membuat perencanaan yang baik dalam
pengorganisasian kelompok, sebaiknya setiap kelompok 4-5 orang saja
dan pencatatan terhadap aktivitas dilakukan oleh beberapa observer
agar hasil yang diperoleh lebih maksimal dan kegiatan pembelajaran
lebih efektif dan efisien.
58
59
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto., (1999), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi aksara, Jakarta.
Dahar, R.W., (1998), Teori-Teori Belajar, Dirjen Dikti Depdikbud, Jakarta.
Darmawan, F.T., Wahyu, Wawan., M, Heli., (2013), Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Terhadap
Kemampuan Berkomunikasi Siswa Pada Topik Aplikasi Reaksi Reduksi
Oksidasi, Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1
Program Studi Pendidikan Kimia FPMIPA Univesitas Pendidikan
Indonesia.
Gultom, S., (2010), Kompetensi Guru, Unimed, Medan.
Hamalik, O., (2006), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.
Isjoni, H., (2009), Pembelajaran Kooperatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Ismawati, N., Hindarto, N., (2011), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Dengan Pendekatan Struktural Two Stay Two Stray Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA, Jurnal Pendidikan
Fisika Indonesia Vol. 7 hal : 38-41 Program Studi Fisika Uninersitas
Negeri Semarang.
Kartika, A., Suhendra., Budiana, S., (2013), Penerapan tekik Kancing
Gemerincing Dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas
VIII MTS Negeri Bogor, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Vol. 1 No. 1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia FKIP Universitas Pakuan.
Lie, A., (2002). Cooperatif Learning, Mempraktekkan Cooperatif learning di
Ruang-ruang kelas, Grasindo, Jakarta.
Nurkhasanah, L., Mulyani, B., Utomo, S., (2013), Efektivitas Pembelajaran
Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Dan Think Pair Square
(TPSq) Melalui Pemanfaatan Peta Konsep Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Koloid Kelas XI SMA N 4 Magelang
Tahun Ajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 2 No. 2
Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret.
Purba, M., (2007), Kimia untuk SMA kelas XI, Grafindo, Bandung.
Purmiati, R., Akhdimirwanto, W., Ashari, A., (2012), Penerapan Metode
kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Untuk Peningkatan Aktivitas
60
Belajar IPA Siswa Di SMP Negeri 7 Purworejo, Jurnal Radiasi Vol. 1
No. 1 Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah
Purworejo.
Purwanto, M.N., (2010), Psikologi Pendidikan, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Saputra, Md., Murda, N., Suarjana, Md., (2013), Implementasi Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Untuk
meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 1
Duda Utara, Jurnal Pendidikan Vol. 1 No. 5 tahun 2013 Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia.
Sarwo, E., Suhartono., Chamdani, Muh., (2011), Peningkatan Kemampuan
Menulis Pantun Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing
Gemerincing Kelas IV SD, Jurnal Pendidikan, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012
Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret.
Sary, A.N., Soeyono., Pambudi, D., (2011), Eksperimentasi Pembelajaran
Matematika Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay
Two Stray dan Number Head Together Ditinjau Dari Aktivitas Belajar
Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Ajaran
2011/2012, Jurnal Pendidikan Matematika Solusi Vol. 1 No. 1 Program
Studi Peendidikan Matematika FKIP Universitas Negeri Surakarta
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA, Universitas
Negeri Medan, Medan.
Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA,
Universitas Negeri Medan, Medan.
Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, PT.
Rineka Cipta, Jakarta.
Sunarsih, S., (2012), Pembelajaran Keterampilan Berbicara Model Kooperatif
Teknik Mencari Pasangan Dan Teknik Kancing Gemerincing Pada Siswa
Introver Dan Ekstrover Di SMP, Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia Vol. 1 No. 1 Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia,
program Pascasarjana Universitas negeri Semarang
Suprijono, A., (2009), Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi, Pustaka Belajar,
Surabaya
Suyanti, R., (2010), Srategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Suyatno., (2009), Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Masmedia Buana Pustaka,
Sidoarjo .
Tambunan, M., (2010), Strategi Belajat Mengajar, UNIMED, Medan.