MAKNA PENGGUNAAN TATO PADA KALANGAN REMAJA DI DAERAH AKSARA MEDAN.

(1)

MAKNA PENGGUNAAN TATO PADA KALANGAN

REMAJA DI DAERAH AKSARA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

LIDYA MENTARI REMA SITORUS 3101122208

PRODI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Lidya Mentari Rema Sitorus, NIM. 3101122208. Tahun 2014. Skripsi: Makna Penggunaan Tato Pada Kalangan Remaja di Daerah Aksara Medan.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui makna penggunaan tato serta apa yang menjadi latarbelakang remaja menggunakan tato. Dalam penulisan skripsi ini dijelaskan mengapa remaja-remaja menggunakan tato pada tubuhnya, dan jenis tato yang digunakan serta bagaimana makna untuk setiap penempatan dan motif tato yang dipilih untuk digunakan. Dan bagaimana tanggapan para remaja terhadap larangan dalam penggunaan tato.

Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif, dengan mengamati dan mewawancarai beberapa remaja pengguna tato dilokasi penelitian yakni daerah Aksara. Penentuan informan dilakukan bedasarkan tujuan penelitian, yakni remaja-remaja yang memiliki tato. Adapun teknik pengunmpulan data adalah dengan observasi, wawancara dan dokumentasi berupa foto.

Bedasarkan penelitian maka didapat suatu penjelasan bahwa umumnya remaja menggunakan tato adalah untuk memperindah penampilan, dan beberapa diantara remaja-remaja tersebut menggunakan tato sebagai simbol kelompok seperti Band. Remaja yang menggunakan tato pada dasarnya adalah mereka yang memiliki keberanian, baik keberanian untuk tampil berbeda maupun keberanian untuk menerima pendapat buruk dari masyarakat. Biaya pemasangan tato, penempatan motif, makna tato dan pemilihan motif tato pada remaja berbeda-beda. Remaja yang masih bersekolah pada dasarnya memanfaatkan uang orang tua untuk bertato, namun remaja yang tidak bersekolah memanfaatkan uang gajinya.

Dapat disimpulkan bahwa penggunaan tato pada remaja adalah sebagai kebutuhan gaya, guna memperindah penampilan dan beberapa remaja menggunakannya sebagai simbol kelompok. Untuk makna setiap tato berbeda, dapat disesuaikan dengan motif yang dipilih dan penempatannya pada tubuh. biaya untuk bertato dimanfaatkan remaja dari uang orang tua (remaja yang masih bersekolah, dan uang gaji (remaja yang tidak bersekolah).


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah

memberikan berkah karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul “ Makna Penggunaan Tato Pada Kalangan Remaja di

Daerah Medan Aksara”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat untuk memperoleh

gelar sarjana pendidikan bagi mahasiswa program S-1 Jurusan Pendidikan

Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari

bahwa masih banyak kekurangan baik bahasa, penyampaian, dan teknik penulisan

karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis, oleh karena itu besar

harapan penulis agar para pembaca memberikan kritikan dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Tidak sedikit tantangan yang dihadapi oleh penulis selama perkuliahan

hingga penyelesaian skripsi ini, namun atas berkat Tuhan Yesus Kristus yang

telah memberikan kekuatan sehingga penulis dapat menjalani semua. Penulis

berterimakasih kepada semua pihak yan telah membantu baik moral, materi dan

tenaga dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua

orang tua : R. Sitorus dan M. Br. Tambunan yang telah melahirkan dan merawat

dengan penuh cinta, memberi nasehat dan dukungan serta memenuhi segala

kebutuhan hidup penulis selama ini. Pengorbanan dan jerih payah orangtua tidak

akan pernah terbalas dan hanya doa yang penulis panjatkan agar senantiasa diberi


(7)

iii

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. Selaku Rektor

Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Dr. H. Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

segenap fungsionaris Fakultas Ilmu Sosial-Universitas Negeri

Medan.

3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, MPd, selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas

Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

4. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan

Antropologi

5. Bapak Drs. Payerli Pasaribu, M.Si selaku dosen pembimbing

skripsi yang telah membantu penulis sampai akhir penulisan ini.

Beliau senantiasa meluangkan waktu kapan saja untuk

membimbing penulis dan bersedia untuk membantu memberi

semangat, baik suka maupun duka.

6. Bapak Drs. Waston Malau selaku dosen pembimbing akademik

dan sekaligus dosen penguji I yang senantiasa memberikan

dukungan dan bantuan kepada penulis agar bersemangat

menyelesaikan penulisan ini

7. Ibu Murni Eva M.Si selaku dosen penguji II yang telah

memberikan arahan dan bantuan kepada penulis sehingga skripsi


(8)

iv

8. Ibu supsiloani M.Si selaku dosen penguji III yang selalu

memberikan arahan, masukan dan semangat kepada penulis untuk

mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan benar.

9. Seluruh dosen-dosen di Jurusan Pendidikan Antropologi yang telah

memberikan ilmu dan nasehat dan dukungan yang sangat berharga

bagi penulis.

10.Untuk abang, kaka dan adik saya dan seluruh keluarga besar saya

yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, penulis ucapkan

terimakasih banyak untuk doa dan dukungannya. Secara terkhusus

untuk abang Putra Rematin Caesar Sitorus, Jimmy Ardi Rema

Sitorus, Kaka Riris Anugrah Rema Sitorus dan adik Anggi

Wibowo Rema Sitorus dan Adhe Tamara Rema Sitorus, yang telah

memberikan semangat dan motivasi kepada penulis. Semoga

Tuhan Yesus memberikan kesehatan dan kesuksessan kepada

semua keluarga.

11. Untuk teman dekat Septy Denso Damanik, Ayu Mentari,

terimakasih untuk semua kebersamaan dan motivasi yang

diberikan, khususnya selama berada di jurusan yang sama yakni

Antropologi.

12. Untuk sesar fam’s Daniel Fernando Hutapea, Septy Denso Damanik, Riris Yuvenalisa, Erika Magdalena S, Junedi Hutasoit,

Lanang Sutrisno Sirait , terimakasih untuk semua kebersamaan dan


(9)

v

dapatkan dari kebersamaan ini. Semoga persahabatan ini tetap

berjalan dengan tulus.

13.Terkhusus untuk Harry Sidauruk, Terimakasih untuk semua

dukungan, motivasi dan bantuan kepada penulis, semoga apa yang

telah diberikan kepada penulis jauh lebih banyak dibalas oleh

Tuhan Yesus Kristus.

14. Buat teman-teman seperjuangan Antropologi angkatan 2010, dan

teman-teman PPLT SMA SWASTA SEI BEJANGKAR yang tidak

dapat disebutkan satu-persatu, terimakasih untuk semua dukungan

dan semangatnya untuk penulis sehingga penulisan skripsi ini

dapat selesai.

15.Bapak Chandra Dalimunthe, SSTP.MSP selaku kepala camat

Medan Tembung, terimakasih telah membantu dan mengijinkan

melakukan penelitian di wilayah yang diminta penulis.

Kiranya semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membalas segala

kebaikan yang telah diberikan. Dan semoga segala kerja keras dalam penyelesaian

skripsi kedepannya dapat bermanfaat bagi seluruh pihak.

Medan Agustus 2014

Penulis


(10)

vi DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN

ABSTRAK…………..……….i

KATA PENGANTAR………...ii

DAFTAR ISI………..vi

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang...1

1.2. Identifikasi masalah...7

1.3. Pembatasan masalah ...7

1.4. Perumusan Masala………8

1.5. Tujuan Penelitian...8

1.6. Manfaat Penelitian...9

BAB II KAJIAN PUSTAKA TEORI………10

2.1. Kajian Pustaka...10

2.1.1 Sejarah Tato...10

2.1.2 Penggunaan Tato...12

2.1.3 Perkembangan Tato...13

2.1.4 Tato Dalam Komunitas...14

2.2 Kerangka Teori...16

2.2.1. Teori Aktualisasi Diri...16

2.2.2. Teori Interaksi Simbolik...17

2.3 Kerangka Konsep...18

2.3.1 Makna...18

2.3.2. Remaja...19

2.3.3 Tato ...19


(11)

vii

BAB. III. METODE PENELITIAN...22

3.1. Jenis Penelitian...22

3.2. Lokasi Penelitian...22

3.3. Subjek dan Objek Penelitian...23

3.3.1. Subjek Penelitian...23

3.3.2. Objek Penelitian...24

3.4. Teknik Pengumpulan Data...24

3.4.1. Observasi...24

3.4.2. Wawancara (interview)...25

3.4.3. Dokumentasi...26

3.4.5. Teknik Analisis Data...26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……….….28

4.1.1. Aksara……….…..28

4.2.2. Sarana Dan Pasarana Aksara ……….…..30

4.2. Eksitensi Tato ……….………32

4.3. Motif Tato Yang Digemari Remaja……….…………35

4.4. Bagian Tubuh Remaja Yang Sering Ditato……….…...43

4.5. Alasan Remaja Untuk Bertato ……….…...48

4.6. Makna Penggunaan Tato Bagi Remaja………...50

4.7. Presepsi Remaja Tidak Bertato Terhadap Remaja Bertato….55 4.8. Presepsi Masyarakat Terhadap Remaja Berta……….56

4.9. Tanggapan Remaja Bertato Terhadap Larangan Untuk Bertato……….58


(12)

viii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan………..66

5.2. Saran ………68

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN FOTO

DAFTAR WAWANCARA DAFTAR NARASUMBER


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Tato merupakan seni tua yang ada di dunia dan memiliki beragam arti. Kata tato

berasal dari suku Tahitti “tatto” yang artinya tanda.Keberadaan tato sudah ada sejak 12.000

SM yang biasanya dilambangkan sebagai ritual bagi suku Maori.(24/03/2014 (18:30)

http://www.adiportal.com).

Tato dikenal sebagai suatu budaya oleh beberapa suku di dunia. Dimana setiap

pemakaian tato pada tubuh penggunanya memiliki arti khusus yang berhubungan dengan

kepercayaan masyarakat pada masing-masing suku tersebut,

misalnya saja tato bagi suku mentawai adalah keseimbangan alam,upacara kelahiran,pengoba

tan, pindah rumah dan ketika anak berusia 11-12 tahun, sedangkan bagi suku Dayak tato

berarti laki-laki pernah melakukan pemenggalan kepala, menagkal roh jahat,mengusir

penyakit dan roh kematian. Masyarakat Hawai menato tubuhnya dengan maksud agar biasa

menghadapi kematian dengan sebuah kebahagiaan, sedangakan masyarakat Tibet India

memandang tato sebagai keyakinan untuk menghadapi masa-masa puber dan kehamilan dan

juga sebagai kepercayaan bahwa tato dapat mengatasi masa sakit dan duka. Tato menjadi

kebudayaan yang menyebar keseluruh dunia karena tato menjadi wahana identitas berupa

tanda pada tubuh.Tato juga memiliki makna-makna tersendiri oleh beberapa suku dunia yang

menganggapnya sebagai suatu budaya.

Masuknya tato di Indonesia bermula dari suku Mentawai.Kepercayaan suku tersebut

terhadap penggunaan tato adalah untuk berbagai upacara ritual. Seiring dengan


(14)

dan penjahat. Di Indonesia pada jaman kolonial tato difungsikan sebagai tanda penjahat

dengan cara memberi cap pada tubuh dan kemudia timbul istilah tato penjara. Namun pada

masa kini tato mulai dikenal sebagai karya seni.Masyarakat Indonesia sebenarnya sudah lama

mengenal tato, namun tato menjadi sebuah hal yang tabu karena ada unsur agama dan fungsi

tato yang sebelumnya sebagai simbol bagi penjahat.

Anggapan tato adalah simbol dari tindakkan kejahatan kini semakin diyakini oleh

beberapa masyarakat. Beberapa bukti penolakan masyarakat terhadap penggunaan tato seperti

adanya larangan sekolah terhadap siswa atau siswi yang menggunakan tato serta larangan

keras dari beberapa agama untuk melarang umatnya menggunakan tato. Larangan untuk

bertato menjadi kepercayaan bagi masyarakat karena melihat beberapa kenyataan bahwa

banyak pereman-pereman di kota-kota seperti Medan yang dapat kita lihat di daerah Amplas

menggunakan tato pada bagian tubuhnya. Hal tersebut juga didukung dengan penggunaan

tato pada anak Punk, dimana masyarakat mengenal bahwa anak Punk sering terlibat dengan

tindakan anarkis. Sehingga tidak diherankan bahwa dalam kenyataanya sekarang tato dan

penggunanya dianggap negative oleh beberapa masyarakat.

Berangkat dari anggapan negatif masyarakat terhadap tato ternyata tidak menghalangi

beberapa remaja untuk menggunakan tato pada tubuhnya. Adapun remaja yang dimaksud

adalah anak yang berusia 17-20 tahun yang masih pelajar atau tidak pelajar. Hal ini menjadi

salah-satu ketertarikan penulis untuk mengungkap apa yang menjadi latar-belakang

remaja-remaja tersebut menggunakan tato dan mengapa masih menggunakan tato meskipun terdapat

banyak larangan dari beberapa pihak.

Menato tubuh merupakan suatu proses dimana kulit tubuh di lukis dengan berbagai

alat yang dibantu dengan tinta berwarna. baik dari yang Berbagai motif tato dan warna yang


(15)

pemasangannya terdapat beragam tarif, ada beberapa tarif yang masih mampu dijangkau dan

sengaja dikondisikan dengan kantol pelajar dan adapula tarif yang mahal. Berdasarkan tarif

maka dapat dinilai bagaimana hasil tato yang dipasang, untuk tarif yang mahal tato yang

dihasilkan juga lebih bagus dari yang murah. Pemasangan tato dapat digunakan oleh semua

kalangan tanpa mengenal batas ekonomi. Tato dijadikan sebagai pelengkap gaya, hal ini yang

membuat remaja-remaja tidak menghiraukan berapa banyak uang mereka habis untuk

memasang tato.

Terdapat beberapa jenis tato yakni tato kotemporer dan tato permanen. Untuk jenis tato

kontemporer biaya untuk memasangnya relative lebih murah dari tato permanen, sehingga

jenis tato ini banyak diminati oleh remaja.untuk setiap pemasangna tato ini terdapat harga

khusus bagi remaja yang masih bersekolah artinya remaja yang datang dengan seragam

sekolah ke gallery tato mendapat keringanan harga, sehingga tidak heran jika remaja semakin

tertarik dengan penggunaan tato ini.

Penggunaan tato yang sekarang telah dianggap sebagai trand atau fashion bagi remaja

menimbulkan presepsi bagi para penggunanya bahwa dengan menggunakan tato remaja

merasa lebih percaya diri. Ketika tato digunakan oleh pemakainya maka secara otomatis

kesan berbeda atau kebanggaan tersendiri terungkap dari penampilan pengguna tato tersebut.

Bahkan sekarang tato tidak mengenal kelas artinya semua kalangan tanpa melihat faktor

ekonomi berkemungkinan untuk menggunakannya.

Remaja menganggap tato sebagai ukuran bagaimana pergaulan penggunanya dan

bagaimana pula keeksisan remaja tersebut dalam berpenampilan. Bagi remaja pemasangan

tato tidak mengenal bagian tubuh mana yang dilarang untuk di pasang, ada beberapa remaja

memasang tato dibagian tubuh yang telihat, dan ada pula remaja yang memasang tato pada


(16)

tubuhnya. Semakin banyak bagian tubuh yang di tato maka akan menjadi tolak ukur

kehebatan dari penggunanya, hal ini diukur dari keberanian dan ekonomi remaja tersebut.

Para pengguna tato juga tidak mengenal jenis kelamin, artinya remaja wanita juga tidak mau

kalah, mereka bahkan menggunakan tato pada tempat- tempat tertentu yang di anggap vital.

Penggunaan tato pada bagian tubuh remaja disesuaikan dengan status remaja tersebut.

Kebanyakan remaja yang masih bersekolah hanya menggunakan tato pada bagian tertentu

yang dapat ditutupi seragam sekolah, sedangkan untuk remaja yang sudah tidak bersekolah

biasanya lebih berani untuk menggunakan tato pada bagian tubuh yang terlihat guna lebih

menunjukkan kehebatannya dalam bertato.

Berbicara mengenai penggunaan tato, ada beberapa remaja yang tidak menyukai tato

dan menganggap negatif penggunaanya, namun adapula yang tidak menyukai tato namun

menganggap penggunaan tato sebagai suatu hal yang wajar artinya positif karena

menganggap tato sebagai suatu seni bagi penggunanya.

Banyaknya remaja yang menyukai tato menjadi salah satu pendukung semakin

banyaknya galery tato beredar di kota-kota besar khususnya Medan. Keberadaan galery tato

semakin mudah kita temui di tempat-tempat yang sering menjadi tujuan para remaja seperti

tempat perbelanjaan Daerah Aksara Medan. Jika melihat fenomena remaja yang semakin

banyak menggunakan tato, dapat dikatakan bahwa sebenarnya pembuat tato sendiri

sepertinya tidak memiliki larangan atau batasan tersendiri siapa saja yang boleh memasang

tato meskipun sebenarnya mereka mengetahui aturan-aturan disetiap institusi yang mengikat

remaja-remaja yang masih bersekolah.

Berbicara mengenai banyaknya gaelry tato yang beredar dikota-kota besar seperti

Medan. Ternyata membawah pengaruh negative terhadap kesehatan para pengguna tato


(17)

menunjukkan bahwa banyak kasus seniman-seniman tato yang melakukan proses pembuatan

tato kepada pelanggan tidak mengindahkan kaidah-kaidah kesehatan seperti mengganti

sarung tangan dan menggunakan alat-alat pembuat tato yang steril. Sehingga tindakan

ceroboh seperti ini tidak sedikit menimbulkan bahaya bagi pengguna tato terkena virus

MRSA. Yang berbentuk

benjolan kecil pada kulit.(16/07/2014(14.37)vectoreducation.blogspot.com/…/penyakit akibat-tato.com)

Kegemaran remaja menggunakan tato pada tubuhnya menjadi fenomena sendiri

dalam masyarakat, remaja berlomba-lomba untuk menjadi seseorang yang trand, tanpa

memikirkan bagaimana makna sebenarnya dari penggunaan tato tersebut, berangkat dari

fenomena remaja pengguna tato, menjadi suatu keheranan bagi penulis karena remaja sendiri

tergolong berlum memiliki pendapatan dan ditambahi lagi dengan banyaknya larangan yang

tidak mengijinkan penggunan tato tersebut, namun hal inisepertinya tidak menjadi

penghalang bagi remaja untuk tetap menggunakan tato.

Tato dianggap suatu yang modis, trendi, dan fashionable sehingga sangat dekat dengan

kehidupan remaja.Remaja yang dimaksud adalah mereka yang berkunjung di tempat

perbelanjaan Ramayana Aksara Medan. Hal yang telah dipaparkan di atas membuat peneliti

tertarik dan berusaha menganalisis MAKNA PENGGUNAAN TATO PADA KALANGAN


(18)

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai

berikut :

1. Makna penggunaan tato dalam budaya

2. Makna penggunaan tato pada kalangan remaja

3. Sejarah perkembangan tato

4. Kalangan penggunaan tato

5. Tato pada remaja dianggap sebagai ukuran pergaulan penggunanya

6. Tato di pandang sebagai tindakan kriminal

7. Pandangan masyarakat terhadap remaja pengguna tato

8. Keberadaan gallery tato di kota medan

9. Tato sebagai symbol komunitas Punk

1.3.PEMBATASAN MASALAH

Untuk menghindari ruang lingkup permasalahan yang terlalu luas dan agar penelitian ini

lebih focus, maka penulis membatasi masalah pada “Makna Penggunaan Tato Pada Kalangan


(19)

1.4.RUMUSAN MASALAH

Dengan pembatasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah :

1. Apa makna penggunaan tato pada kalangan remaja ?

2. Apa latar belakang penggunaan tato pada remaja di Aksara Medan ?

3. Remaja yang bagaimanakah yang senang menggunakan tato ?

4. Symbol-simbol apa saja yang dominan pada tato digunakan para remaja ?

1.5.TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian

adalah :

1. Untuk mengetahui latar belakang penggunaan tato pada remaja di Aksara Medan

2. Untuk mengetahui remaja yang bagaimanakah yang senang menggunakan tato

3. Untuk mengetahui symbol-simbol apa saja yang dominan digunakan remaja untuk

menato tubuhnya


(20)

1.6.MANFAAT PENELITIAN

1. Memberi pengetahuan dan wawasan kepada peneliti dan pembaca tentang Makna

Penggunaan Tato Pada Kalangan Remaja di Daerah Aksara Medan.

2. Menambah pembedaharaan karya ilmiah bagi lembaga pendidikan, khususnya

Universitas Negeri Medan mengenai Makna Penggunaan Tato Pada Kalangan Remaja

khususnya mahasiswa.

3. Sebagai informasi kepada mahasiswa mengenai Makna Penggunaan Tato Pada Kalangan

Remaja


(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Kebudayaan adalah aspek penting yang perlu dipertahankan. Seperti halnya tato

adalah bagian dari budaya yang dikenal hampir seluruh penjuru dunia.Berbicara mengenai

keberadaan tato, jika diperkirakan sampai saat ini suda pantas dikatakan bahwa tato adalah

seni tua. Seni melukis pada tubuh yang kini dikenal oleh remaja di kota-kota besar seperti

Medan, menjadi sebuah trand atau gaya. Sehingga ketika berbicara tato maka akan selalu

dihubungkan dengan kehidupan remaja.

Remaja adalah usia dimana seseorang bertindak untuk menemukan jati dirinya. Dunia

remaja sangat dekat dengan tindakan mencoba-coba hal baru yang dianggap sedang trand

atau dianggap menarik. Seperti halnya menato tubuh, banyak dari remaja yang menyetujui

tato adalah seni atau gaya yang sedang trand. Sehingga alasan ini menjadi latar belakang

tersendiri untuk remaja memilih menggunakan tato pada tubuhnya.

Dari hasil penelitian mengenai Makna Penggunaan Tato Pada Kalangan Remaja di

Daerah Aksara Medan.Makan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Latar belakang remaja menggunakan tato adalah sebagai gaya guna memperindah

penampilan. Tato juga dijadikan sebagai ukuran pergaulan, artinya semakin

banyak tato maka remaja tersebut dinilai luas pergaulannya. Sehingga beberapa

remaja mengaku bahwa penggunaan tato adalah untuk dianggap lebih gaul

dihapan teman-temannya.

2. Remaja yang menggunakan tato pada umumnya adalah remaja yang peduli

dengan perkembangan gaya. Selain itu remaja yang memiliki tato adalah mereka


(22)

terpengaruh untuk bertato. Dan beberapa remaja yang memiliki tato juga

beralasan memasang tato karena identitas dalam kelompok Bandnya.

3. Simbol-simbol tato yang sering dipasang remaja adalah bermotif kupu-kupu,

motif salib, motif nama, motif tribal, dan motif bintang arah. Pemilihan motif ini

berdasarkan pandangan keindahan dari remaja-remaja pengguna tato terhadap

motif-motif tato tersebut. Oleh karena itu, terdapat perbedaan ketika memilih

motif-motif tato. remaja perempuan lebih menyukai motif kupu-kupu dan nama

sedangkan remaja laki-laki lebih suka dengan motif tribal dan bintang arah.

4. Makna untuk setiap pemasangan tato berbeda-beda. Hal ini tergantung dari

pemilihan motif tato dan penempatan tato pada bagian tubuh. Tato motif

kupu-kupu memiliki makna keindahan pada penggunanya, motif salib menggambarkan

pengorbanan dan lebih bersifat religius, motif tribal menggambarkan laki-laki

maco (berani) karena pada umumnya pengguna tato bermotif ini adalah laki-laki,

motif nama menggambarkan rasa sayang terhadap seseorang, dan motif bintang

arah menggambarkan antusias tinggi untuk menjadi yang terbaik.

Pemasangan tato pada remaja tergantung status remaja tersebut yakni masi bersekolah

atau tidak bersekolah. Remaja yang besekolah umumnya menggunakan tato temporer yang

dalam hitungan minggu dan bulan dapat hilang, dan setiap pemasangannya tidak terlalu bebas

artinya masi terdapat batasa-batasan karena alasan berstatus pelajar. Sedangkan untuk remaja

yang tidak bersekolah umumnya lebih berani untuk memasang tato permanen, yakni tato

seumur hidup dapat bertahan pada kulit, dan untuk penempatan pemasangannya umumnya

remaja yang tidak bersekolah lebih berani untuk memasang pada sekitar bagian tubuh yang

tidak ditutupi agar lebih mudah untuk dipamerkan.

Untuk setiap pemasangan tato tentunya membutuhkan biaya, untuk remaja yang


(23)

dan terkadang membohongi orang tua dengan menjelaskan untuk keperluan lain guna diberi

uang untuk memasang tato, sedangkan untuk remaja yang tidak bersekolah mengaku bahwa

biaya untuk memasang tato didapatnya dari hasil kerjanya sendiri.

Tidak semua masyarakat menyetujui remaja bertato dan hal ini disadari oleh beberapa

remaja pengguna tato.Oleh sebab itu mereka tidak pernah heran ketika dirinya dipandang

sinis oleh masyarakat.Menurut mereka tato tetap seni dan bukan berati orang bertato adalah

penjahat.namun mereka juga menyadari bahwa ada beberapa teman-teman mereka yang

bertato dan dekat dengan dunia kriminal. Namun hal tersebut tidak menjadi penghalang buat

mereka.

Berdasarkan penelitian dan wawancara penulis terhadap beberapa remaja pengguna

tato maka dapat disimpulkan bahwa jika dipandang dari sisi nilai maka akan terdapat dua

pandangan nilai yakni positif dan negatif. Dapat dinilai positif ketika penggunaan tato

dijadikan sebagai seni atau penghias yang bertujuan untuk memepercantik tubuh atau

penampilan, namun dapat dinilai negatif ketika penggunaanya membawa simbol tato sebagai

alat untuk bertindak anarkis dan penggunaanya adalah mereka yang dilarang secara umum

masyarakat dan sekolah seperti penggunaan tato pada remaja yang masih pelajar.

5.2. Saran

Melihat semakin banyaknya remaja bertato dan dilihat juga dari berbagai larangan – larangan dari beberapa pihak yang tidak membenarkan penggunaan tato pada remaja, maka

dalam hal ini penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Untuk Remaja Bertato

Yang perlu diingat adalah bagaimana kita mencintai kebudayaan bukan merusak


(24)

sehingga untuk remaja yang mencintai tato harus benar-benar jelas maksud dan untuk

keperluan apa remaja terssebut bertato agar tidak ada lagi penilaian buruk terhadap

tato, karena tato adalah budaya yang sebenarnya harus dilestarikan.

2. Untuk Masyarakat

Remaja bertato sebenarnya dinilai baik atau tidak tergantung bagaimana caranya

untuk mengindentifikasikan dirinya kedalam lingkungannya sesuai dengan teori

aktualisasi diri.Sehingga menurut penulis mulai dari sekarang kita harus merubah

pandangan buruk kita terhadap remaja bertato, karena belum tentu mereka pelaku

kriminal.

3. Untuk Orang Tua

Penggunaan tato seperti yang telah dibahas sebelumnya semakin meningkat

beriringan dengan kemajuan zaman. Sehingga hal ini berpengaruh terhadap

bagaimana cara remaja-remaja dengan usia rentannya memilih hal-hal baru tersebut.

Dalam hal ini penulis berharap bahwa orang tua tidak hanya melarang anak-anak

remajanya untuk tidak bertato tetapi juga mengawasi pergaulan dan tindakan anak

remajanya. Karena seperti pembahasan sebelumnya belum tentu remaja yang bertato

adalah pelaku kriminal bisa saja anak remaja yang justru tidak bertato menjadi pelaku

tindak kriminal tersebut.

4. Untuk Pembuat tato

Semakin maraknya remaja pengguna tato di kota-kota besar seperti Medan, maka

semakin menambah kesempatan kerja bagi para seniman tato, namun dalam hal ini

yang perlu diperhatikan adalah kinerja seniman dalam melukis tubuh pelanggannya

dengan alat-alat yang harus lebih diperhatikan lagi kesterilannya atau kebersihan alat

yang digunakan, agar pelanggan atau remaja yang menato tubuhnya tidak terjangkit


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, 2006. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Anak Didik, Bumi Aksara: Jakarta

Endraswara Suwardi, 2006.Metode Penelitian Kebudayaan, Gadja Mada University Press, Yogyakarta

Fenske Mind, 2007. KebudayaanTato Di Amerika

Goble.G Frank1994.Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik.Kanisus,

Yogyaka

Hatib Abdul Karir, Olong, 2006. Tatto, PT Gramedia Widiasarana: Yogyakarta

Helen, Reynolds, 2011. Mode Dalam Sejarah Riasan Wajah dan Tubuh, KPG (Kepustakaan Populer Gramedia): Jakarta

Kartono,Kartini,2006. KenakalanRemaja, PT Raja grafindo Persada,

Jakarta.

Ritzer George, Goodman J Douglas,2004 . TeoriSosiologi Modern, Kencana Jakarta

Spradley,James, 2006. MetodePenelitian,TiaraWancana, Yogyakarta

Saifuddin,FedyaniAchmad,2006.Antropologi Konteporer, KencanaPH.D, Jakarta

SchieheJudth, 2006. Budaya Barat Dalam KacamataTimur, PustakaBelajar : Yogyakarta

Sumber Lain :

Cons.TriHandoko, 2010 Perkembangan Motif, Makna, Dan FungsiTato Di KalanganNarapidana Dan TahananjurnalMakaraSosialHumaniora Vol.14 No 2, EdisiDesember 2010:107-116.

Gumgum Gumilar,2005MaknaKomunikasiSimbolik Di

KalanganPenggunaTato Kota Bandung jurnalTerakreditasiDirjenDikti

SK NO.56/DIKTI/KEP.

RizkyPutriUtami, 2012 MaknaKonsepDiriPerempuan Punk di BandungjurnalmahasiswaUniversitasPadjajaran. Vol.1 No 1 Edisi 2012


(26)

Sri Rumini dan Siti Sundari,Zakiah Darajat dan Santrock www.pengertian remajamenurutahli.com diunduh (24/03/2014/20.00)

Internet Searching :

http://kamusbahasaindonesia.org diunduh (25/03/2014.19.40)

Hurlock (1992) www.pengertianremajamenurutahli.com diunduh (24/03/2014/20.00)

Intisari-online.com/…/tato-makna-dan-funsi(24/03/2014.20.40)

Maskurun http://www.kajianpustaka.com/2013/03/pengertian-dan-jenis-jenis-makna-kata diunduh (25/03/2014. 19.00)

Tjiptadi http://www.kajianpustaka.com/2013/03/pengertian-dan-jenis-jenis-makna-kata diunduh (25/03/2014. 19.00)

viany ramadhany.blogspot.com/2012/01/makna kupu-kupu-dalam kehidupan.html?m=I ) diunduh .(13/08/2014(20.39)

www.anehdunia.com/.../sejarah-asal-tato (24/03/2014.20.30)

www.apakabardunia.com/.../makna-tato- diunduh (24/03/2014. 19.30)


(27)

(1)

terpengaruh untuk bertato. Dan beberapa remaja yang memiliki tato juga beralasan memasang tato karena identitas dalam kelompok Bandnya.

3. Simbol-simbol tato yang sering dipasang remaja adalah bermotif kupu-kupu, motif salib, motif nama, motif tribal, dan motif bintang arah. Pemilihan motif ini berdasarkan pandangan keindahan dari remaja-remaja pengguna tato terhadap motif-motif tato tersebut. Oleh karena itu, terdapat perbedaan ketika memilih motif-motif tato. remaja perempuan lebih menyukai motif kupu-kupu dan nama sedangkan remaja laki-laki lebih suka dengan motif tribal dan bintang arah.

4. Makna untuk setiap pemasangan tato berbeda-beda. Hal ini tergantung dari pemilihan motif tato dan penempatan tato pada bagian tubuh. Tato motif kupu-kupu memiliki makna keindahan pada penggunanya, motif salib menggambarkan pengorbanan dan lebih bersifat religius, motif tribal menggambarkan laki-laki maco (berani) karena pada umumnya pengguna tato bermotif ini adalah laki-laki, motif nama menggambarkan rasa sayang terhadap seseorang, dan motif bintang arah menggambarkan antusias tinggi untuk menjadi yang terbaik.

Pemasangan tato pada remaja tergantung status remaja tersebut yakni masi bersekolah atau tidak bersekolah. Remaja yang besekolah umumnya menggunakan tato temporer yang dalam hitungan minggu dan bulan dapat hilang, dan setiap pemasangannya tidak terlalu bebas artinya masi terdapat batasa-batasan karena alasan berstatus pelajar. Sedangkan untuk remaja yang tidak bersekolah umumnya lebih berani untuk memasang tato permanen, yakni tato seumur hidup dapat bertahan pada kulit, dan untuk penempatan pemasangannya umumnya remaja yang tidak bersekolah lebih berani untuk memasang pada sekitar bagian tubuh yang tidak ditutupi agar lebih mudah untuk dipamerkan.

Untuk setiap pemasangan tato tentunya membutuhkan biaya, untuk remaja yang masih bersekolah mengaku bahwa biaya untuk bertato didapat dari hasil sisihan uang saku


(2)

dan terkadang membohongi orang tua dengan menjelaskan untuk keperluan lain guna diberi uang untuk memasang tato, sedangkan untuk remaja yang tidak bersekolah mengaku bahwa biaya untuk memasang tato didapatnya dari hasil kerjanya sendiri.

Tidak semua masyarakat menyetujui remaja bertato dan hal ini disadari oleh beberapa remaja pengguna tato.Oleh sebab itu mereka tidak pernah heran ketika dirinya dipandang sinis oleh masyarakat.Menurut mereka tato tetap seni dan bukan berati orang bertato adalah penjahat.namun mereka juga menyadari bahwa ada beberapa teman-teman mereka yang bertato dan dekat dengan dunia kriminal. Namun hal tersebut tidak menjadi penghalang buat mereka.

Berdasarkan penelitian dan wawancara penulis terhadap beberapa remaja pengguna tato maka dapat disimpulkan bahwa jika dipandang dari sisi nilai maka akan terdapat dua pandangan nilai yakni positif dan negatif. Dapat dinilai positif ketika penggunaan tato dijadikan sebagai seni atau penghias yang bertujuan untuk memepercantik tubuh atau penampilan, namun dapat dinilai negatif ketika penggunaanya membawa simbol tato sebagai alat untuk bertindak anarkis dan penggunaanya adalah mereka yang dilarang secara umum masyarakat dan sekolah seperti penggunaan tato pada remaja yang masih pelajar.

5.2. Saran

Melihat semakin banyaknya remaja bertato dan dilihat juga dari berbagai larangan – larangan dari beberapa pihak yang tidak membenarkan penggunaan tato pada remaja, maka dalam hal ini penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Untuk Remaja Bertato

Yang perlu diingat adalah bagaimana kita mencintai kebudayaan bukan merusak kebudayaan tersebut, tato seperti yang telah dijelaskan adalah bagian dari buadaya,


(3)

sehingga untuk remaja yang mencintai tato harus benar-benar jelas maksud dan untuk keperluan apa remaja terssebut bertato agar tidak ada lagi penilaian buruk terhadap tato, karena tato adalah budaya yang sebenarnya harus dilestarikan.

2. Untuk Masyarakat

Remaja bertato sebenarnya dinilai baik atau tidak tergantung bagaimana caranya untuk mengindentifikasikan dirinya kedalam lingkungannya sesuai dengan teori aktualisasi diri.Sehingga menurut penulis mulai dari sekarang kita harus merubah pandangan buruk kita terhadap remaja bertato, karena belum tentu mereka pelaku kriminal.

3. Untuk Orang Tua

Penggunaan tato seperti yang telah dibahas sebelumnya semakin meningkat beriringan dengan kemajuan zaman. Sehingga hal ini berpengaruh terhadap bagaimana cara remaja-remaja dengan usia rentannya memilih hal-hal baru tersebut. Dalam hal ini penulis berharap bahwa orang tua tidak hanya melarang anak-anak remajanya untuk tidak bertato tetapi juga mengawasi pergaulan dan tindakan anak remajanya. Karena seperti pembahasan sebelumnya belum tentu remaja yang bertato adalah pelaku kriminal bisa saja anak remaja yang justru tidak bertato menjadi pelaku tindak kriminal tersebut.

4. Untuk Pembuat tato

Semakin maraknya remaja pengguna tato di kota-kota besar seperti Medan, maka semakin menambah kesempatan kerja bagi para seniman tato, namun dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah kinerja seniman dalam melukis tubuh pelanggannya dengan alat-alat yang harus lebih diperhatikan lagi kesterilannya atau kebersihan alat yang digunakan, agar pelanggan atau remaja yang menato tubuhnya tidak terjangkit penyakit-penyakit yang membahayakan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, 2006. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Anak Didik, Bumi Aksara: Jakarta

Endraswara Suwardi, 2006.Metode Penelitian Kebudayaan, Gadja Mada University Press, Yogyakarta

Fenske Mind, 2007. KebudayaanTato Di Amerika

Goble.G Frank1994.Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik.Kanisus, Yogyaka

Hatib Abdul Karir, Olong, 2006. Tatto, PT Gramedia Widiasarana: Yogyakarta

Helen, Reynolds, 2011. Mode Dalam Sejarah Riasan Wajah dan Tubuh, KPG (Kepustakaan Populer Gramedia): Jakarta

Kartono,Kartini,2006. KenakalanRemaja, PT Raja grafindo Persada, Jakarta.

Ritzer George, Goodman J Douglas,2004 . TeoriSosiologi Modern, Kencana Jakarta

Spradley,James, 2006. MetodePenelitian,TiaraWancana, Yogyakarta Saifuddin,FedyaniAchmad,2006.Antropologi Konteporer, KencanaPH.D,

Jakarta

SchieheJudth, 2006. Budaya Barat Dalam KacamataTimur, PustakaBelajar : Yogyakarta

Sumber Lain :

Cons.TriHandoko, 2010 Perkembangan Motif, Makna, Dan FungsiTato Di KalanganNarapidana Dan TahananjurnalMakaraSosialHumaniora Vol.14 No 2, EdisiDesember 2010:107-116.

Gumgum Gumilar,2005MaknaKomunikasiSimbolik Di

KalanganPenggunaTato Kota Bandung jurnalTerakreditasiDirjenDikti SK NO.56/DIKTI/KEP.

RizkyPutriUtami, 2012 MaknaKonsepDiriPerempuan Punk di BandungjurnalmahasiswaUniversitasPadjajaran. Vol.1 No 1 Edisi 2012


(5)

Sri Rumini dan Siti Sundari,Zakiah Darajat dan Santrock www.pengertian remajamenurutahli.com diunduh (24/03/2014/20.00)

Internet Searching :

http://kamusbahasaindonesia.org diunduh (25/03/2014.19.40)

Hurlock (1992) www.pengertianremajamenurutahli.com diunduh (24/03/2014/20.00)

Intisari-online.com/…/tato-makna-dan-funsi(24/03/2014.20.40)

Maskurun http://www.kajianpustaka.com/2013/03/pengertian-dan-jenis-jenis-makna-kata diunduh (25/03/2014. 19.00)

Tjiptadi http://www.kajianpustaka.com/2013/03/pengertian-dan-jenis-jenis-makna-kata diunduh (25/03/2014. 19.00)

viany ramadhany.blogspot.com/2012/01/makna kupu-kupu-dalam kehidupan.html?m=I ) diunduh .(13/08/2014(20.39)

www.anehdunia.com/.../sejarah-asal-tato (24/03/2014.20.30)

www.apakabardunia.com/.../makna-tato- diunduh (24/03/2014. 19.30)


(6)