Makna Tato dalam Konteks Citra Diri di Kalangan Remaja pada Komunitas Tato di Kawasan Tirto Landungsari.

MAKNA TATO DALAM KONTEKS CITRA DIRI
DI KALANGAN REMAJA
(Studi pada Komunitas Tato di Kawasan Tirto Landungsari)

SKRIPSI

Oleh :
Satriya Adisaputera
09220007

Pembimbing 1: M. Himawan Sutanto, M.Si
Pembimbing 2: Sugeng Winarno, S.Sos. MA

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN

Nama

NIM
Jurusan
Fakultas
Judul Skripsi

: Satriya Adisaputera
: 09220007
: Ilmu Komunikasi
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
:Makna Tato dalam Konteks Citra Diri di Kalangan
Remaja pada Komunitas Tato di Kawasan Tirto
Landungsari.

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang hanya dengan ridho dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan
penelitian dengan judul “ Makna Tato dalam Konteks Citra Diri di Kalangan
Remaja pada Komunitas Tato di Kawasan Tirto Landungsari” dengan lancar.
Hasil dari penelitian ini peneliti harapkan dapat memberikan konstribusi

bagi Mahasiswa FISIP, khususnya Ilmu Komunikasi berikutnya dalam meneliti
fenomena-fenomena terkini, yang tentunya peneliti harapkan harus lebih baik dari
penelitian ini. Dalam Penyusunan Penelitian ini tentunya tidak akan lepas dari
segala kekurangan dan kelemahan yang tidak dengan sengaja atau kesadaran.
Oleh karenanya dalam perbaikan dan penyempurnaan kedepan, alangkah baiknya
saran dan kritik yang membangun dari pihak-pihak yang tertarik terhadap hal ini
sangat berarti bagi peneliti.
Dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada
para pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti,
sehingga penelitian ini bisa peneliti selesaikan tepat pada waktunya.
1. Kedua orang tuaku, karena pengorbanan dan motivasinya, sehingga kami
dapat menyelesaikan perkuliahan sekaligus penulisan skripsi ini.
2. Bapak M. Himawan Sutanto, M.Si, kepada beliau kami sampaikan terima
kasih dan rasa simpati saya atas motivasi dan pengorbanannya dalam
penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Sugeng Winarno, S.Sos. MA, kepada beliau juga kami sampaikan
banyak terimakasi atas pengorbanan dan waktu yang diberikan dalam
proses bimbingan skripsi
4. Bapak Drs. Abdullah Masmuh, M.Si, selaku penguji terimakasi atas

masukan yang diberikan dalam perbaikan skripsi ini
5. Bapak Rahadi, S.Sos, M.Si, selaku penguji juga, terimakasi atas masukan
dan kritikan dalam perbaikan skripsi ini
6. Teman-teman seperjuangan di jurusan Ilmu Komunikasi. thanks friends
for all.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan seluruh pihak-pihak yang
telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian ini
dapat terselesaikan dengan baik, Amin. Akhirnya penulis berharap penelitian ini
dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya khususnya bagi
mahasiswa Ilmu Komunikasi.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Malang, 29-Otober- 2014

Satriya Adisaputera

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama

NIM
Jurusan
Fakultas
Judul Skripsi

Pembimbing

: Satriya Adisaputera
: 09220007
: Ilmu Komunikasi
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
:Makna Tato dalam Konteks Citra Diri di Kalangan
Remaja pada Komunitas Tato di Kawasan Tirto
Landungsari.
:1. M. Himawan Sutanto, M.Si
2. Sugeng Winarno, S.Sos. MA

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertandatangan di bawah ini saya, Satriya Adisaputera, menyatakan

bahwa skripsi dengan judul:
“Makna Tato dalam Konteks Citra Diri di Kalangan Remaja pada
Komunitas Tato di Kawasan Tirto Landungsari”,
Adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini juga saya menyatakan bahwa
dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka..

Malang, 23 Oktober 2014

(Satriya Adisaputera)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Rasa syukur yang teramat kepada Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang, beserta junjungan umat manusia, rasulullah SAW, saya persembahkan
skripsi ini kepada:
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Bapak Drs. Muhajir

Efendi, MAP beserta Pembantu Rektor UMM.
2. Dekan FISIP UMM, Bapak

Drs. Asep Nurjaman, M.Si. beserta

Pembantu Dekan FISIP, semoga penelitian ini bermanfaat bagi FISIP
UMM.
Tiba di titik ini bukanlah sekedar usaha peneliti seorang. Dengan
kehormatan saya dedikasikan skripsi ini untuk orang-orang yang mendampingi
saya.
1. Bapak dosen wali yang saya hormati dan saya kagumi
2. Bapak Nasrullah, S.os M.Si. Bangganya saya dapat menuntaskan
pebelitian ini atas dukungannya saya ucapkan terima kasih yang
mendalam atas tuntunan Bapak.
3. Bapak dosen pembimbing I M. Himawan Sutanto, M.Si yang telah
memberi motivasi dan dukungan untuk saya segera menyelesaikan
skripsi ini. Rasa terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan atas
bantuan bapak terhadap penelitian saya, dengan teliti memperhatikan
penelitian ini dan diselingi canda tawa.
4. Bapak dosen pembimbing II, sekaligus Ketua Jurusan (Kajur) Ilmu

komunikasi, Bapak Sugeng Winarno, MA yang telah memberi banyak
masukan dan pencerahan dalam skripsi saya, dengan kritikan dan saran
yang bapak sampaikan saya ucapkan sangat-sangat terima kasih karena
kritikan dan masukan bapak skripsi saya bisa sempurna
Selanjutnya, saya dedikasikan skripsi ini untuk orang-orang terkasih dalam
hidup saya yang tak terganti.
1. Bapak dan Ibu saya yang selalu sabar membimbing dan menjadi
tempat curhatan saya disaat saya jenuh, yang selalu memberi motivasi

saya agar segera menyelesaikan skripsi, Adik saya yang juga selalu
memberi motivasi, saya ucapkan banyak-banyak terima kasih
2. Indira Dwi Mayasari yang tidak pernah lelah memberi support dan
dukungan kepada saya untuk mengejar cita-cita saya
3. Untuk Tante Nurul,Om Sariono yang telah memotivasi saya untuk
segera menyelesaikan skripsi saya ucapkan terima kasih
4. Untuk teman-teman Dkill’z family, (Sam, Rifna, Boy, Bojes, Acong,
Kakek, Sapo, Manda, dll) yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu
persatu terima kasih sudah memberikan semangat buat saya untuk
menyelesaikan skripsi saya ucapkan terima kasih.
5. Untuk teman-teman Malang, Ikom A, 2009, Kintan, Mario, Rio, Adi,

Kukuh, Aji, Anizar, Effendy, Nino, Pak Hasan yang selalu menemani
saya bimbingan dari pagi sampe sore saya ucapkan terima kasih
banyak dan terima kasih sudah menjadi teman yang berarti selama
saya kuliah dan selama saya berada di Malang.
6. Untuk Koz Bgzl 13 kamar 42 cuman di tempat ini selama 5 tahun yang
setia menemani saya dari awal masuk kuliah sampai saya lulus, banyak
cerita yang terjadi dikamar ini dan yang menjadi saksi bisu disaat saya
sedih dan senang.

Terima kasih buat kalian semua,

Malang, 6
November 2014

Satriya Adisaputera

ABSTRAK
Satriya Adisaputera, 09220007. Makna Tato dalam Konteks Citra Diri di
Kalangan Remaja pada Komunitas Tato di Kawasan Tirto Landungsari.
Pembimbing : M. Himawan Sutanto, M.Si dan Sugeng Winarno, S.Sos. MA

(x + 71 + 1 tabel + 7 gambar + 7 Lampiran)
Bibliografi : 26 buku + 7 non buku
Kata kunci : Makna Tato, Citra Diri di Kalangan Remaja
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komunitas tato di Kawasan
Tirto Landungsari dalam memaknai tato sekaligus mengetahui faktor-faktor apa
saja yang melatarbelakangi ketertarikan Komunitas Tato di Kawasan Tirto
Landungsari dengan tato
Dalam skripsi ini penulis menggunakan teori interaksi simbolik yang
bercikal bakal dari faham fenomenologi, berusaha memahami tentang suatu
“gejala” yang erat hubungannya dengan situasi, kepercayaan, motif pemikiran
yang melatarbelakanginya. Pendekatan teori interaksi simbolik berpandangan
bahwa seseorang berbuat dan bertindak bersama dengan orang lain, berdasarkan
konsep makna yang berlaku pada masyarakatnya; makna itu adalah produk sosial
yang terjadi pada saat interaksi; aktor sosial yang terkait dengan situasi orang lain
melalui proses interpretasi atau tergantung kepada orang yang menafsirkannya.
Peneliti ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan naratif
adalah prosedur penelitian yang pengolahan datanya serta penafsirannya berupa
kata-kata tertulis. Untuk memperoleh data, dalam penelitian ini menggunakan
beberapa cara yaitu teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dalam
pendekatan kualitatif analisis data yang digunakan terdapat dua fase utama yaitu

fase deskriptif dimulai dengan menyusun narasi transkrip secara teratur yang
mengenai narasi yang mengidentifikasi berupa awal,tengah dan akhir. Kemudian
fase interpretative yaitu menghubungkan narasi dengan teori yang dikaji untuk
melakukan interpretasi data hasil penelitian.
Hasil penelitian menunjukan bahwa komunitas tato di Kawasan Tirto
Landungsari dalam memaknai tato cukup beragam, ada yang sifatnya religious arti
dari makna tersebut adalah selalu berdoa dan mengingat allah SWT, ada yang
realities dan cinta yang menggambarkan karakteristik diri sendiri. Intinya tato
yang ada pada tubuh informan sebagai fashion dan ingin menunjukan pada orang
lain bahwa tato itu adalah seni dimana mereka merasa puas dan bisa
mengeskpresikan dirinya melalui tato. Faktor yang melatarbelakangi ketertarikan
Komunitas tato adalah membuat citra diri fashion walaupun sebagian informan
merasakan adanya stigma buruk tato sampai dengan saat ini sebagai suatu simbol
yang mengisyaratkan perilaku menyimpang. Namun mereka merasa senang dan
bangga mencintai tato, adalah pelajaran terbaik untuk belajar memahami, dan
mengenal indahnya seni kehidupan. Sebab tato di masa dulu itu mencerminkan
tindakan kriminal tetapi di masa sekarang bisa menjadikan hal yang positif (seni
dan keindahan) itupun kembali ke individu orang yang menilainya terhadap orang
yang bertato.


Kesimpulanya adalah bahwa komunitas tato dalam memaknai tato pada
dasarnya sebagai fashion dan ingin menunjukan pada orang lain bahwa tato itu
adalah seni. Faktor yang melatarbelakangi ketertarikan dengan tato adalah karena
merasa senang dan bangga bisa menunjukkan dirinya dengan menggunakan tato,
dimana mereka dapat memahami seni dan keindahan tato sekaligus menepis
pandangan masyarakat bahwa penggunaan tato itu tidak selalau mencerminkan
tindakan kriminal.
Disarankan kepada peneliti berikutnya untuk mengadakan penelitian
sejenis dengan subjek, dan materi yang lain. Dengan demikan dapat memperluas
pengalaman dan menambah wawasan, khususnya mengenai makna tattoo dalam
konteks citra diri di kalangan remaja.

ABSTRACT
Satriya Adisaputera, 09220007. Tattoo meanings in the context of Self-image
among teenagers in the Tattoo Community Tirto Landungsari.
Supervisor: M. Himawan Sutanto, M.Si and Sugeng Winarno, S.Sos. MA
(x + 71 + 1 table + 7 picture + 7 attachments)
Bibliography: 26 book + 7 non book
Keywords: tattoo meanings, self-image among adolescents
This research aims to know the tattoo community in the area of
Landungsari in Tirto interpret the tattoos as well as find out what factors which
aspects influenced the Community interest in Tattoos with tattoo Tirto
Landungsari.
In this thesis the author uses the symbolic interaction basis theory of
schools of Phenomenology, trying to make sense of a "Symptoms" are closely
related to the situation, trust, background thought patterns. Symbolic interaction
theory approach holds that someone did and acted along with others, based on the
concept of meaning applicable to the society; It is a product of social meanings
that occur when interactions; the social actors concerned with the situation of
other people through the process of interpretation or depend on people who
interpret it.
Researchers using qualitative method with narrative approach is its data
processing research procedures as well as its interpretation of the written word. To
obtain the data, in this study using several ways: interview techniques,
observation, and documentation. In qualitative data analysis approaches are used,
there are two major phases i.e. phase starts with compiling descriptive narrative
transcripts regularly hitting narrative that identifies either the beginning, middle
and end. Later phases of the narrative connects with the interpretative theory is
examined to make interpretations of data research results.
Results of the study showed that the tattoo community Tirto Landungsari
in interpret tattoos quite diverse, there is the meaning of the meaning of religious
nature are always praying and remembering God Almighty, there's the realities of
love and describing the characteristics yourself. The bottom line of existing
tattoos on the body the informant as fashion and want to show others that it is the
art of tattoo where they were satisfied and can expression himself through the
tattoo. Factors that Community interest aspects influenced tattoo is making
fashion self-image although some informants feel any stigma of bad tattoos up to
this time as a symbol that suggests the behavior deviant. But they feel excited and
proud love tattoos, is the best lesson to learn to understand, and get to know the
beautiful art of life. For the first time in the tattoo reflects the criminal action but
in the present can make a positive thing (art and beauty) then back to individual
people who judge it against those who are tattooed.
The conclusion is that the tattoo community interpret as basically a tattoo
fashion and want to show others that it is the art of tattoos. Factors which aspects
influenced the attraction with a tattoo is because felt excited and proud to be

showing him with the use of tattoos, which they can understand the art and the
beauty of the tattoo and that use of the community's view against tattoos that does
not reflect the actions of criminal son.
It is recommended to the next researcher to conduct a similar study with
subject matter, and other material. With more experience and be able to expand to
add insight, particularly regarding the meaning of the tattoo in the context of selfimage among adolescents.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................. ii
PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................. iii
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI .................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
ABSTRAKSI ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. .ix
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian........................................................................................... 4
D. Kegunaan Penelitian...... ................................................................................ 5
E. Tinjauan Pustaka........... ................................................................................. 5
1. Tato dalam Konteks Komunikasi ............................................................. ..5
2. Citra Diri ................................................................................................. ..13
3. Remaja .................................................................................................... ..19
4. Pendekatan Teori Makna Simbolik .......................................................... ..23
5. Penelitian Terdahulu ................................................................................ ..28
F. Metode Penelitian…... ................................................................................... 29
1. Rancangan Penelitian .............................................................................. ..29
2. Lokasi Penelitian ..................................................................................... ..30
3. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... ..31
4. Sumber Data............................................................................................ ..34
5. Teknis Analisis Data ................................................................................ ..35
6. Keabsahan Data ....................................................................................... ..36

BAB II. GAMBARAN OBYEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum Komunitas Tatto.. ........................................................... ..38
B. Jenis Tatto yang digunakan.......................................................................... ..40
BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Responden ................................................................................... ..43
B. Kategori Tato .............................................................................................. ..43
C. Hasil Penelitian ........................................................................................... ..46
1. Komunitas Tatto dalam Memaknai Tatto ................................................. ..46
2. Latar Belakang Ketertarikan Komunitas Tatto menggunakan dengan tato ..57
D. Diskusi Teoritis…...... ................................................................................... 64
BAB IV. SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................. ..70
B. Saran ........................................................................................................... ..71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Acocella Calhoun, 1990. Psikologi Tentang Penyesuaian Dan Hubungan
Kemanusiaan,. Terjemah oleh Satmoko, Semarang : IKIP Semarang
Breakey, W. R. 1996. Integrated mental health services: Modern community
psychiatry. New York: Oxford University Press
Cassirer, Ernst, 1987. Manusia dan Kebudayaan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Cash, T. F., & Muth, Jennifer. L. 2006. Body-image attitudes: What difference
does gender make?Journal of Applied Social Psychology.
Ernst Cassirer, 1987.Manusia dan kebudayaan : Sebuah Esai tentang Manusia,
Jakarta:PT Gramedia
Abdul Kadir, Olong, Hatib. 2006. Tato. Yogyakarta. LKiS.
Djulianto Susantio, 2012. Sejarah Tato di Indonesia. Arkeologi UI
Hurlock.1991. Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Jakarta: Airlangga.
Irmayanti Meliono-Budianto, 2004. Ideologi Budaya, Jakarta : Kota Kita
Jalaluddin Rakhmat. 1985. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Karya.
Jhonson Pardosi 2008 dalam Logat Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume IV
No. 2 Oktober Tahun
Marsden, William. 2008. Sejarah Sumatra, Komunitas Bambu, Jakarta,
terjemahan dari bahasa Inggris.
Moleong, L. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda karya.
Mowen, John, C., dan Minor, M., 2002, Perilaku Konsumen Jilid 1, Edisi. Kelima
(terjemahan), Erlangga
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung : Remaja.
Rosdakarya.
Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: PT Rineka.
Cipta.

Rahayu, IIn Tri, Tristiadi Ardi Ardani. 2005. Observasi dan Wawancara. Malang.
Bayu Media.
Rosa, Adi. 1994. Eksistensi Tato sebagai Salah Satu Karya Seni Rupa Tradisional
Masyarakat Mentawai. ITB Bandung
Santrock, J. W. 2002. Life span development: Perkembangan masa hidup (1sted.).
Jakarta: Erlangga
Sarwono, Sarlito W. 2010. Psikologi Remaja Edisi Revisi. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada
Smith, Jonathan A. 2009. Dasar-dasar Psikologi Kualitatif Pedoman Praktis
Metode Penelitian. Bandung;Nusa media.
Soetjiningsih.2004. Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya. Jakarta:
Sagung.
Stuart, G. W., & Laraia, M. T. 1995. Principle and practice of psychyatric
nursing (5thed.). St. Louis: Mosty Company
Sumardjo, Djakob. 2000. Filsafat Seni Bandung : ITB
Supranto J, Limakrisna Nandan, 2007. Perilaku Konsumen & Strategi
Pemasaran, Edisi Pertama, Mitra Wacana Media
West, Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta.
Salemba
Sumber Lain:
Rama. 2010. Citra diri. http://itjendeladuniaku.blogspot.com/2010/02/ citradiri.html. Diakses tanggal 23 Juni 2013
http://www.slideshare.net/deepyudha/membangun-citra-diri-11725860.html
www.percayadiri.com

Transkrip Wawancara

No
1

Nama
: M.Rionaldi Setiawan
Usia
: 21 Tahun
Agama
: Islam
Pendidikan: SMA
Pertanyaan
Jawaban
Motivasi apa
Motivasi saya membuat tato karena saya
anda ingin
ingin mencoba hal baru dan Karena
bertato?
pergaulan, makanya saya memakai tatto
agar bisa bergaul sama teman-teman
sesama pengguna tato.

2

Jenis tato apa
yang anda
gunakan saat
ini dan apa
maknanya?

3

Menurut anda
apakah bentuk
tato dapat
mencerminkan
karakterisitik
seseorang?

4

Alasan apa
anda membuat
tato di tubuh
anda?

Tato yang saya gunakan saat ini adalah
sifatnya religious arti dari makna tersebut
adalah selalu berdoa dan mengingat allah
SWT. Realis artinya mama saya adalah
salah satu orang yang penting dalam
hidup saya selain papa, ikan koi, memiliki
makna bisa melancarkan rejeki jadi saya
menggambar ikan koi pada tubuh saya
karena saya berharap rejeki saya lancar
hehhehe....Tulisan “My father always in
my heart” saya membuat tatto ini berawal
saat itu papa saya meninggal dunia karena
sakit dan saya ingin mengenang papa saya
makanya saya buat tulisan seperti ini di
dada saya”
Menurut saya tato bisa menggambarkan
karakteristik diri sendiri, karena ingin
menunjukkan bahwa saya sangat cinta
keluarga rencananya saya ingin
menggambar karikatur kakak saya pada
tangan kiri saya karena papa, mama sudah
ada ditubuh saya tinggal kakak saya yang
belum saya abadikan pada tubuh saya.
Menurut saya tato yang ada pada tubuh
saya ini sebagai fashion dan ingin
menunjukan pada orang lain bahwa tato
itu adalah seni. Tatto yang berkesan bagi
saya adalah yang bergambar muka mama
saya karena saat ini mamalah yang paling
berarti buat saya setelah papa saya
meninggal, mama adalah sosok wanita
yang kuat dan yang bisa menggantikan
peran papa untuk saya dan kakak saya
makanya saya sangat menyukai tato yang
bergambar mama saya
Saya pakai tato ini sebenarnya hanya
sebagai fashion,citra diri atau iseng aja

Kategori Tato
Pergaulan

Religious

Identitas diri

Penghargaan

5

No
1

Apa
sebenarnya
tujuan anda
bertato?

walaupun saya senang sekali karena saya
merasa puas dan bisa mengeskpresikan
diri saya melalui tato. Awalnya sih
mereka dilingkungan saya marah tapi
lama kelamaan setelah saya kasih
pengertian mereka mengerti bahwa saya
mentato tidak sembarangan karena
disetiap gambar yang saya buat ada
maknanya.
Nama
: Abe
Usia
: 26 Tahun
Agama
: Islam
Pendidikan: SMA
Pertanyaan
Jawaban
Apakah simbol Banyak sekali simbol yang
tato dapat
menggambarkan diri kita yang lain yang
mencerminkan bisa diaplikasikan dengan membuat tato.
karakterisitik
Dan seharusnya, gambar yang didesign
seseorang?
untuk sebuah tato harusnya melalui
pemikiran yang mantap sebelum tato
tersebut digambar ke dalam tubuh. Karena
itu motivasi saya membuat tato adalah
saya ingin membuat citra diri fashion
soalnya kalau pake tato bisa lebih keliatan
garang atau laki dan rasa percaya diri
semakin besar. Seperti gambar mama
saya, pria yang lagi marah, hati yang lagi
di cabik-cabik, castel.

Fashion,citra diri
atau iseng

Kategori Tato
Identitas diri

2

Apa
sebenarnya
makna tato
yang anda
gunakan?

Contohnya ada gambar perempuan di
tangan, ini saya ibaratkan seperti mama
saya memakai kerudung karena mama
saya adalah seorang mualaf dan ada 3
bintang disitu yang menggambarkan
bahwa itu anggota keluarga saya yang
terdiri dari ayah, ibu sama saya.

Simbolik

3

Apa
maksudnya
gambar orang
yang memiliki
penghalang di
mulutnya?

Ayah saya yang lagi marah karena saya
memakai tato tapi saya suruh diam
makanya di gambar tato saya ada
penghalang di mulutnya itu memiliki
makna saya kala berhadapan dengan ayah
harus diam tidak boleh membantah apa
yang diperintahkan.

Historris

4

Apakah
selama ini
anda tidak
menyesal
dengan apa

Saya senang sekali dan tidak menyesal
menggunakan tato, tapi kadang saya tidak
merasa bangga karena di keluarga besar
saya cuman saya yang memakai tato,
selain itu keluarga besar saya sangat

Iseng

5

No
1

yang anda
lakukan
ditubuh anda?

agamis makanya kadang saya merasa
tidak bangga. Kalau dari segi orang tua
saya mungkin diam aja padahal
sebenarnya mereka tau cuman saya yang
berusaha menjaga diri dari anggapan
tetangga saya dengan saya bertato saya
tidak mau image saya dan keluarga saya
jelek karena saya memakai tato

Apakah ada
teman atau
orang lain
yang ingin
anda memakai
tato?

Tidak ada yang mendorong saya untuk
bertato karena ini keinginan saya sendiri
yang ingin mengungkapkan apa yang saya
rasakan melalui seni tato ini. Mungkin
kalau seumuran dengan saya, saya tidak
masalah tetapi kalau saya sama orang
yang lebih tua saya merasa malu dan
berusaha menjaga image orang tua saya

Nama
: Paijo
Usia
: 21 Tahun
Agama
: Islam
Pendidikan: SMA
Pertanyaan
Jawaban
Motivasi apa
Sebenarnya motivasi saya ingin bertato di
anda ingin
karenakan saya awalnya suka dengan seni
radjah kulit dan menunjukan diri saya
bertato?
yang sesungguhnya.

Citra diri

Kategori Tato
Identitas diri

2

Gambar tato
apa saja yang
ada di tubuh
anda dan apa
maknanya?

Seperti gambar tatto saya di antara lain
ada gambar mesin tatto,wajah ibu saya,
bintang, bayi tabung, berlian,dll” Cara
yang sederhana adalah memperlihatkan
hal positif yang ada dalam diri kita agar
orang lain pun merasa bahwa diri kita
enggak salah dengan menggunakan tato.
Contohnya prestasi, atau kita harus
mapan agar memperlihatkan konteks
positif yang ada dan ngga ada cibiran dari
orang sekitar.

Identitas diri

3

Siapa
sebenarnya
gambar wanita
yang ada
ditato anda
dan apa
maksudnya?

Tato ini bergambar ibu kandung saya,
saya sangat sayang sama ibu kandung
saya meskipun sekarang ibu saya telah
tiada tapi saya sangat sayang selama ibu
saya hidup saya tidak pernah
mengucapkan sayang sama ibu saya
makanya disaat ibu saya meninggal saya
sangat terpukul dan akhirnya saya
menggambrakan muka ibu saya pada

Penghargaan

tubuh saya agar saya bisa mengingat
sosok yang sangat saya cintai meskipun
beliau meninggal.
4

Apa makna
tato robot
ditangan anda?

Tato robot full colour (cyber biomecanic)
ini mengambarkan sebuah kehidupan
karena saya merasa kalau hidup saya
penuh warna dan banyak pengalaman baik
atau buruk,hidup juga tidak selalu di atas
hidup itu berputar seperti roda.

Identitas diri

5

Bagaimana
perasaan anda
setelah
memakai tato?

Saya merasa senang dan bangga
mencintai tato, adalah pelajaran terbaik
untuk belajar memahami, dan mengenal
indahnya seni kehidupan. Soal respon
tentang tato di sekitar lingkungan saya
berbagai macam suara ada yang pro dan
ada pula yang kontra. Sebab tato di masa
dulu itu mencerminkan tindakan kriminal
tetapi di masa sekarang bisa menjadikan
hal yang positif (seni dan keindahan)
itupun kembali ke individu orang yang
menilai saya. Walaupun demikian saya
tidak merasa kesulitan ketika saya berada
di tengah-tengah lingkup masyarakat di
karenakan saya masih bisa menghormati
dan berlaku sopan

Seni dan keindahan

6

Menurut anda
apa
sebenarnya
fungsi tato?

Kalau bagi saya fungsi tato hanya untuk
pecitraan diri saya dimana saya bisa lebih
percaya diri dan bisa menunjukan diri
saya yang sebenarnya. Orang yang
mempunyai ekspresi diri, inspirasi dan
seni diri yang sangat tinggi selalu
melengkapi hidupnya dengan sebuah Tato

Citra diri

Nama
: Andi setiawan
Usia
: 27 Tahun
Agama
: Islam
Pendidikan: SMA
No
1

Pertanyaan
Apa makna
tato yang anda
gunakan?

Jawaban
Gambar tato yang ada ditubuh saya yang
melambangkan yakuza mafia di negara
jepang. Sebenarnya tidak ada makna
pesan apa-apa, saya asal-asalan dalam
mengambil keputusan untuk mentato
tubuh saya pada waktu itu. Namun

Kategori Tato
Pergaulan

motivasi saya ingin bertato karena saya
bergabung dengan salah satu group musik
dimana lingkungannya atau personilnya
semua memiliki tato.
2

Apakah
menurut anda
tato
menggambark
an
karakertistik
seseorang?

Sebenarnya tato tidak menggambarkan
karakteristik diri saya, karena saya buat
tato atas dasar gengsi, dimana semua tato
yang saya miliki tidak ada yang bermakna
buat saya kecuali hanya sekedar fashion,
atau citra diri dan sebagai gengsi-gengsian
semata karena tato bagi saya dan sebagian
orang di lingkungan saya pada waktu itu
merupakan hal yang membanggakan.

Fashion/ citra diri

3

Apa yang anda
rasakan ketika
anda
berkumpul
dengan
lingkungan
anda?

Saya tidak merasa kesulitan ketika berada
ditengah-tengah masyarakat, tapi orang
tua saya pertama kali lihat saya memakai
tato sangat marah dan kecewa karena
kenapa saya harus memakai tato karena
gengsi dan pada waktu itu saya di marahin
habis-habisan oleh orang tua saya.

Fashion/ citra diri

DRAF WAWANCARA

Nama

:

Usia

:

Tgl wawancara:

1. Sejak kapan anda bergabung dengan komunitas tato?
2. Sejak kapan anda tertarik dengan tato?
3. Apa dorongan atau keinginan anda menggunakan tato? (Alasannya)?
4. Bahan apa saja yang digunakan untuk membuat tato?
5. Bagaimana proses pembuatan tato yang digunakan dalam komunitas anda?
6. Jenis atau lambang tato apa saja anda ketahui?
7. Menurut anda apa sebenarnya fungsi tato itu sendiri?
8. Apa saja kegiatan yang dilakukan oleh komunitas tato anda?
9. Apa suka dukanya anda menggunakan tato?
10. Apa harapan anda bagi orang pengguna tato lain?
11. Menurut anda bagaimana masyarakat memposisikan pemakai tato?

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia dianugerahkan Tuhan dengan beragam kelebihan dan
kekurangan, baik dalam bentuk fisik, sifat, potensi, maupun kemampuankemampuan lain. Salah satunya yang paling kentara adalah tampilan fisik atau
tubuh. Tubuh merupakan bagian utama dalam penampilan fisik setiap manusia
yang juga merupakan cermin diri dari semua manusia yang mendambakan
penampilan fisik menarik. Dalam kehidupan sosial, bentuk tubuh menjadi
representasi diri yang pertama dan paling mudah terlihat. Hal ini menyebabkan
orang kemudian menjadi terdorong untuk memiliki tubuh yang ideal (Breakey,
1996).
Keinginan untuk memiliki bentuk tubuh yang ideal berkaitan erat dengan
istilah citra tubuh. Citra tubuh merupakan evaluasi terhadap ukuran tubuh, berat
badan ataupun aspek-aspek lain dari tubuh yang berhubungan dengan penampilan
fisik yang dipengaruhi oleh standar penilaian mengenai penampilan menarik yang
berlaku di masyarakat dimana seseorang itu berada, lebih pada apa yang dirasakan
oleh seseorang mengenai apa yang orang lain pikirkan mengenai dirinya (Fallon
dalam Cash dan Muth, 2006)
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya orang yang berkeinginan bahkan
mengharuskan diri untuk mengkonsep dirinya terutama pada bagian fisik untuk
mendapatkan tampilan yang menarik atau tampilan yang sesuai dengan keinginan

2

mereka serta bersedia menempuh cara-cara yang ekstrim dan berbahaya untuk
dapat mencapai tujuan tersebut, salah satunya adalah dengan menggunakan tato.
Tato tersebut menghiasi satu atau beberapa bagian dari tubuh mereka. Jika
ditinjau dari sejarahnya, tato tidak gunakan oleh orang-orang secara sembarangan,
melainkan ada tujuan-tujuan dan makna-makna khusus dari penggunaan tato
tersebut. Melihat sejarah tato di Indonesia, realitas tato sempat mendapat
tanggapan yang negatif. Orang-orang yang menggunakan tato dinilai buruk, sering
membuat keonaran, dan sering diidentikkan dengan penjahat. Realitas ini
terbentuk dan mendapat pengesahan secara tidak langsung ketika pada tahun
1980-an terjadi peristiwa petrus (penembakan misterius) terhadap orang-orang
jahat.
Saat ini banyak bermunculan komunitas tertentu yang tujuan didirikannya
tidak lain adalah untuk memenuhi kebutuhan mereka, salah satunya adalah
Komunitas Tato di Kawasan Tirto Landungsari. Kebutuhan yang dimaksud di sini
sesuai dengan tujuan dan karakteristik dari komunitas tersebut. Para remaja yang
tergabung dalam suatu komunitas artinya memiliki ketertarikan yang sama
terhadap suatu hal. Dalam hal ini remaja memiliki banyak cara untuk mencari
perhatian, salah satunya adalah dalam hal penampilan. Terlebih lagi jika
membandingkan hasrat untuk berpenampilan menarik. Oleh karena itu, tampilan
fisik mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi remaja terhadap bagaimana
cara mereka dalam menilai diri mereka (citra diri).
Menurut Stuart (1995) citra diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya
secara sadar, sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang penampilan,

3

potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi
dengan pengalaman yang baru. citra diri mempunyai dua karakteristik, yaitu citra
diri negatif dan citra diri positif. Selain itu, citra diri dapat terbentuk tergantung
dari bagaimana remaja tersebut menilai bentuk atau tampilan fisiknya. Ada
kecenderungan remaja yang menilai tampilan fisiknya secara negatif, akan
memiliki citra diri yang negatif pula, misalnya remaja yang merasa bahwa
kulitnya gelap, badannya gemuk dan tubuhnya pendek, akan memiliki potensi
yang lebih besar untuk terjadinya pembentukan citra diri yang negatif, karena
dengan penilaiannya yang buruk mengenai dirinya akan mampu menggeneralisir
dirinya menjadi negatif pula (Rama, 2010)
Bentuk perilakunya misalnya dengan penghindaran diri dari lingkungan
sosial, tidak percaya diri dan cenderung tertutup. Remaja akan mencoba untuk
menutupi kekurangannya tersebut dengan berbagai macam cara, bahkan
melakukan atau menggunakan tato yang ekstrim. Santrock (2003) juga
menegaskan bahwa perhatian pada tampilan fisik atau citra tubuh seseorang
sangat kuat terjadi pada masa remaja, baik pada remaja perempuan maupun lakilaki. Para remaja akan melakukan berbagai usaha untuk mendapatkan tampilan
fisik yang ideal sehingga terlihat menarik dan berbeda dengan yang lainnya.
Dari sisi komunikasi, penelitian terhadap pemaknaan tato oleh Komunitas
Tato di Kawasan Tirto Landungsari sangat menarik untuk dilakukan. Penelitian
dapat dilakukan dengan mengkaji bagaimana pemaknaan dan faktor-faktor yang
mendorong ketertarikan terhadap tato yang dilakukan serta bagaimana interaksi
yang terjadi pada komunitas tersebut.

4

Pendekatan dengan metode kualitatif dirasakan oleh penulis sesuai untuk
penelitian ini karena penelitian yang dilakukan berkaitan dengan dinamika
kehidupan manusia, yaitu pemaknaan dan interaksi yang dilakukan oleh manusia.
Perspektif konstruksi realitas sosial merupakan pendekatan yang sesuai untuk
melakukan kajian terhadap hal ini. Penulis menggunakan perspektif konstruksi
realitas secara sosial sebagai pedoman dalam menafsirkan konstruksi makna yang
dilakukan oleh Komunitas Tato di Kawasan Tirto Landungsari terhadap tato.
Berkaitan dengan hal tersebut, penulis berusaha mengkaji fenomena
pemaknaan tato dalam konteks citra diri dikalangan remaja pada Komunitas Tato
di Kawasan Tirto Landungsari melalui penelitian dan menuangkannya ke dalam
sebuah karya ilmiah atau skripsi.
B. Rumusan Masalah
Menyadari kapasitas dan intensitas keilmuan, pengalaman dan faktorfaktor lain yang mampu mendukung kesempurnaan hasil penelitian, dan guna
memfokuskan pembahasan, maka pokok permasalahan yang akan diteliti oleh
penulis, yaitu:
1. Bagaimana tato dimaknai oleh komunitas tato di Kawasan Tirto
Landungsari?
2. Faktor apa saja yang melatarbelakangi ketertarikan komunitas tato di
Kawasan Tirto Landungsari dengan tato?
C. Tujuan Penelitian
Setelah penulis menentukan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka
yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk:

5

1. Mengetahui komunitas tato di Kawasan Tirto Landungsari dalam memaknai
tato.
2. Mengetahui faktor apa saja yang melatarbelakangi ketertarikan Komunitas
Slanker di Kawasan Tirto Landungsari dengan tato.
D. Kegunaan Penelitian
1 Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah
wawasan ilmiah di bidang ilmu komunikasi khususnya dalam kajian
Sosiologi Komunikasi, terkait dengan pembentukan makna melalui proses
dan interaksi sosial, khususnya mengenai sejauh mana mereka menafsirkan
makna yang dilakukan oleh Komunitas Tato di Kawasan Tirto Landungsari
terhadap tato. Selain itu, penulis berharap penelitian ini dapat menjadi
bahan rujukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
2 Secara praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi
dan masukan bagi pembaca dalam memahami dan memandang realitas
makna tato secara sosial. Selain itu, penulis berharap penelitian ini
memberikan konstribusi positif bagi Komunitas Tato di Kawasan Tirto
Landungsari terhadap tato.
E. Tinjauan Pustaka
1. Tato dalam Konteks Komunikasi
Tato adalah gambar (lukisan) pada kulit tubuh (Kamus Bahasa Indonesia,
1995), yang dihasilkan akibat tusukan jarum halus di kulit untuk memasukan zat
warna kedalamnya. Tato merupakan karya seni manusia dikenal sejak zaman dahulu.
Tidak ada keterangan pasti tentang munculnya Seni ukir diri ini. Namun yang pasti

6

telah membudaya dan menjadi gaya hidup masyarakat di hampir seluruh pelosok
dunia. Keindahan artistik yang ditimbulkan mengundang decak kagum sebagian
masyarakat, sehingga memunculkan kelompok masyarakat penggemar, sampai
pengguna tato ini.

Dalam kontek komunikasi, tato sebagai identitas, identitas meliputi upaya

mengungkapkan dan menempatkan individu-individu dengan menggunakan
isyarat-isyarat nonverbal seperti pakaian dan penampilan. Banyak komunitas
yang menjadikan tato sebagai salah satu ciri komunitas mereka, walaupun
tidak ada simbol tertentu yang jadi keharusan untuk di tatokan di tubuhnya,
komunitas punk, genk motor, komunitas motor besar atau anak-anak band
banyak yang menggunakan tato ditubuhnya sebagai salah satu ciri kelompok
mereka, tetapi desain dan penempatannya tidak ada aturan mutlak. Tato
sebagai seni dan keindahan, membuat tato untuk seni dan keindahan
merupakan motivasi memperindah tubuh mereka dengan membuat tato.
(www.wipedia.com/search/penggunaantato)
a. Tinjauan Umum Tato
Sebutan tato konon diambil dari kata tatu dalam bahasa Tahiti yaitu
tanda (gambar) permanent atau simbol yang dibuat dengan cara memasukan
pewarna kedalam lapisan kulit tubuh yang diukir dengan menggunakan alat
sejenis jarum. Kata ini pertama kali tercatat oleh peradaban Barat dalam ekspedisi
James Cook pada 1769. Menurut Encyclopedia Britannica, tato tertua ditemukan
pada mumi Mesir dari abad ke-20 SM. (Susantio, 2012)

7

Di inggris pertama kali ditemukan pada 54 SM. Budaya rajah ini juga
ditemukan pada suku rapa nui dikepulauan easter, indian haida di amerika, sukusuku di eskimo, hawai, dan kepulauan marquesa, suku maori di selandia baru,
suku dayak di kalimantan, dan suku sumba di sumatera barat, bagi orang
mentawai, tato merupakan roh kehidupan. Pemakaian tato dilakukan di hampir
seluruh penjuru dunia sejak dulu. Sebagian dari mereka menganggap tato sebagai
kekuatan magis, penangkal penyakit atau nasib sial lainnya, sebagai penunjuk
identitas, anggota suatu kelompok, derajat dan status sosial pemakainya. (Rosa,
2007)
Dalam bahasa Indonesia, istilah tato merupakan adaptasi, dalam bahasa
Indonesia tato disebut dengan istilah “rajah”. Tato merupakan produk dari body
decorating dengan menggambar kulit tubuh dengan alat tajam (berupa jarum,
tulang, dan sebagainya), kemudian bagian tubuh yang digambar tersebut diberi zat
pewarna atau pigmen berwarna-warni. Tato dianggap sebagai kegiatan seni karena
di dalamnya terdapat kegiatan menggambar pola atau desain tato. Seni adalah
“karya”, “praktik”, alih-ubah tertentu atas kenyataan, versi lain dari kenyataan,
suatu catatan atas kenyataan”. Salah satu akibat dari dirumuskannya kembali
kepentingan ini adalah diarahkannya perhatian secara kritis kepada hubungan
antara sarana representasi dan obyek yang direpresentasikan, antara apa yang
dalam estetika tradisional disebut berturut-turut sebagai “forma” dan “isi” karya
seni. (Kadir, 2006)
Nilai seni muncul sebagai sebuah entitas yang emosional, individualistik,
dan ekspresif. Seni menjadi identitas yang maknawi. Berkaitan dengan tato, ia

8

memang dapat dikategorikan sebagai identitas seni karena selain merupakan
wujud kasat mata berupa artefak yang dapat dilihat, dirasakan, ia juga
menyangkut nilai-nilai estetis, sederhana, bahagia, emosional, hingga individual
dan subjektif .
Dalam sejarahnya, tato mengalami pasang surut. Berawal dari sebuah
fenomena budaya masyarakat tradisional yang berkaitan dengan adat dan ritual,
kini tato menjadi budaya pop yang trendi. Di Eropa sendiri, tato pernah
diharamkan saat agama Kristen datang. Namun, seiring perjalanan waktu,
pembuatan tato diperbolehkan lagi ketika demam eksplorasi melanda Eropa dan
mereka mulai berhubungan dengan orang-orang Indian serta orang Polinesia pada
sekitar abad ke-18 dan 19. Di mata awam, orang bertato sering diidentikkan
dengan pelaku tindak kriminal. Sebenarnya pandangan tersebut keliru besar. Sejak
lama berbagai suku bangsa di dunia sudah mengenal tato. Dari hasil penelitian
diketahui tato memiliki beragam fungsi, antara lain sebagai jimat, simbol status,
deklarasi cinta, tanda keyakinan agama, perhiasan, dan bahkan bentuk hukuman
(Susantio, 2012).
Di Indonesia tradisi tato amat dikenal di Kepulauan Mentawai, Sumatera
Barat. Baru beberapa tahun belakangan ini saja, wilayah Mentawai banyak disukai
turis asing. Umumnya para peselancar (surfer) sering berburu ombak ke sana.
Bagi banyak peselancar, keelokan ombak Mentawai termasuk salah satu yang
terindah di dunia, di samping Hawaii. Suku Mentawai dikenal banyak memiliki
rajah atau tato di tubuhnya, sesuai ritual Arat Sabulungan. Arat Sabulungan
merupakan satu sistem pengetahuan, nilai, dan aturan hidup yang dipegang kuat

9

dan diwariskan oleh leluhur suku Mentawai. Mereka meyakini adanya dunia roh
dan jiwa. Filosofi mereka adalah setiap benda yang ada, hidup atau mati
mempunyai roh dan jiwa seperti manusia. Mereka pun harus diperlakukan seperti
manusia. Karena itu orang tidak boleh menebang pohon sembarangan, tanpa izin
penguasa hutan (taikaleleu), serta kesediaan dari roh dan jiwa dari kayu itu
sendiri. Untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan dengan dunia roh,
manusia, dan alam, orang Mentawai mempersembahkan berbagai sesaji dan
melakukan berbagai ritual (Susantio, 2012).
William Marsden dalam laporannya abad ke-18 mengatakan, umumnya
penduduk Mentawai memakai tato (titi). Mereka mulai memberi tato pada anak
laki-laki sejak berumur tujuh tahun. Semakin bertambah usia si anak, tato semakin
dilengkapi. Khusus di Pagai, salah satu gugusan pulau di Mentawai, tato kaum
perempuan berbentuk bintang dan ditorehkan di kedua bahu. Tato itu dibuat
dengan kawat tembaga yang dipasang tegak lurus di ujung sepotong kayu dengan
panjang sekitar 20 sentimeter. Tinta yang dipakai terbuat dari jelaga damar yang
dicampur air atau air tebu (William, 2008).
b. Makna Tato
Tato dianggap sebagai kegiatan seni karena di dalamnya terdapat kegiatan
menggambar pola atau desain tato. Seni adalah “karya”, “praktik”, alih-ubah
tertentu atas kenyataan, versi lain dari kenyataan, suatu catatan atas kenyataan”.
Nilai seni muncul sebagai sebuah entitas yang emosional, individualistik, dan
ekspresif. Seni menjadi entitas yang maknawi. Berkaitan dengan tato, ia memang
dapat dikategorikan sebagai entitas seni karena selain merupakan wujud kasat

10

mata berupa artefak yang dapat dilihat, dirasakan, ia juga menyangkut nilai-nilai
estetis, sederhana, bahagia, emosional, hingga individual dan subjektif (Sumardjo,
2000).
Tato memiliki makna sebagai budaya tanding (counter culture) dan budaya
pop (pop culture). Budaya tanding atau counter culture adalah budaya yang
dikembangkan oleh generasi muda sebagai ajang perjuangan melawan
pengawasan kelompok dominan (orang tua, kalangan elite masyarakat, norma
sosial yang ketat, dan sebagainya). Perjuangan yang ditunjukkan antara lain dalam
bentuk pakaian, sikap, bahasa, musik, hingga gaya. Dengan kata lain, tato secara
ideal merupakan bentuk penantangan, protes politis, hingga perang gerilya
semiotik terhadap segala sesuatu yang berciri khas dalam hal kemapanan. (Kadir.
2006)
Kebudayaan tandingan banyak menyebabkan perubahan sosial. Apakah
kebudayaan tandingan ini menyebabkan perubahan atau hanya mencerminkan dan
menarik perhatian pada perubahan-perubahan yang terjadi dapat diperdebatkan?
Dalam suatu kejadian, beberapa perilaku kebudayaan tandingan yang “tidak
patut” pada saat ini, akan berada di antara norma-norma kebudayaan masa
mendatang.
Analogi yang kemudian dapat dilihat adalah terjadinya segregasi
pandangan dan pemaknaan terhadap tato yang membawa kepermisivitasan.
Komoditas tato akan mengakibatkan terjadinya gejala komersialisasi budaya
populer yang mampu mengakibatkan matinya budaya tanding yang ada pada tato.
Akibatnya, budaya tanding akan terjarah sendiri oleh pemaknaan baru.

11

Komersialisai inilah yang membawa tato sebagai sebuah budaya pop. Budaya pop
atau popular culture merupakan dialektika antara homogenisasi (penyeragaman)
dan heterogenisasi (keragaman). (Kadir. 2006)
Selanjutnya

Kadir

menyatakan,

bahwa

konsepsi

keragaman

(heterogenitas) dalam budaya pop juga diungkapkan bahwa terdapat dua
pembagian terpisah dalam budaya populer, yakni : Pertama, budaya popular
menawarkan keanekaragaman dan perbedaan ketika ia diinterpretasi ulang oleh
masyarakat yang berbeda di lain tempat. Kedua, budaya pop itu sendiri dipandang
sebagai sekumpulan genre, teks, citra yang bermacam-macam dan bervariasi yang
dapat dijumpai dalam berbagai media, sehingga sukar kiranya sebuah budaya pop
dapat dipahami dalam kriteria homogenitas dan standardisasi baku. Fenomena tato
menjurus ke budaya pop karena ia mulai terikat oleh formula produksi yang telah
diuji dan digunakan oleh berbagai kalangan. Misalnya, iklan celana jins dengan
seorang model yang menggunakan tato, musikus terkenal yang menggunakan
tindik. Dalam hal ini, tato maupun tindik merupakan unsur pendorong semaraknya
budaya pop dan budaya massa.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Seseorang Menato Tubuhnya
Dilihat dari sejarah munculnya tato atau rajah. Di Indonesia, tato orang
mentawai lebih demokratis dibandingkan pada masyarakat dayak yang lebih
cenderung menunjukkan status kekayaan seseorang “makin bertato, makin kaya.
Dalam keyakinan masyarakat Dayak, contohnya bagi Dayak Iban dan Dayak
Kayan, tato adalah wujud penghormatan kepada leluhur. Di kedua suku itu,
menato diyakini sebagai simbol dan sarana untuk mengungkapkan penguasa alam.

12

Tato juga dipercaya mampu menangkal roh jahat, serta mengusir penyakit ataupun
roh kematian. Tato sebagai wujud ungkapan kepada Tuhan terkait dengan
kosmologi Dayak. Bagi masyarakat Dayak, alam terbagi tiga: atas, tengah, dan
bawah. Simbol yang mewakili kosmos atas terlihat pada motif tato burung
enggang, bulan, dan matahari. Dunia tengah, tempat hidup manusia, disimbolkan
dengan

pohon

kehidupan.

Sedangkan

ular

naga

adalah

motif

yang

memperlihatkan dunia bawah.
Tato atau rajah Saat ini tidak hanya digunakan untuk menendakan kekastaan
atau simbol terhadap pada dunia magis tetapi sekarang tato sudah banyak bergerak
ke arah modern yaitu tato digunakan untuk fashion atau gaya. Saat ini saja tato
tidak hanya melekat pada tubuh pria. Kini wanita bertato pun banyak kita jumpai
baik di mal maupun saat Clubbing. Mereka menampilkan tato-tato indahnya
sebagai bentuk ekspresi diri. Selain sebagai bentuk ekspresi diri, tato juga
merupakan identitas serta aktualisasi diri. Ekspresi diri ini dapat berarti sebagai
bentuk pilihan sikap pemberontakan terhadap nilai-nilai sosial yang ada
dimasyarakat. Atau juga bentuk simbol dari identitas diri dari sebuah society atau
kelompok dimana ia merupakan bagiannya atau terpengaruh banyak dari
kelompok tersebut. Dilihat dari sisi sensualitas, sebenarnya tato tidak cukup
berpengaruh untuk menambah penampilan seorang wanita agar lebih sensual.
Walau tampil tanpa tato pun wanita bisa saja tampil sensual.
Fenomena tato yang berkembang dimasyarakat menyebutkan bahwa
pengguna tato dengan konsep diri negative mempunyai sikap sangat peka
terhadap kritik, mudah tersinggung, mudah marah, cenderung mencela, mengeluh

13

atau meremehkan apapun dan siapapun, hiperkritis, pesimistik, dan sulit bergaul
dengan orang lain karena ia menganggap orang lain itu musuh yang tidak bisa
menerima dirinya. Sedangkan pengguna tato dengan konsep diri positif
mempunyai sikap mencoba mengatasi masalah dengan tato yang ada di tubuhnya,
merasa setara dengan anggota masyarakat yang lain karena tato di tubuhnya
bukanlah alasan merasa diri lebih rendah dari anggota masyarakat yang lain, dan
mampu menghargai perbedaan.
2. Citra Diri
a. Pengertian Citra Diri
Citra dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah rupa; gambar;
gambaran. Sedangkan pencitraan yang berdasarkan kata citraan memiliki makna
cara membentuk citra mental pribadi, atau gambaran sesuatu (Lukman. 1995).
Pasti semua orang menyukai dicitrakan sebagai orang baik, atau berpribadi
unggul. Orang yang memiliki citra baik akan teruntungkan dalam banyak hal.
Dalam hal ini citra diri adalah anggapan yang tertanam dalam pikiran bawah sadar
seseorang tentang dirinya sendiri. Citra diri bisa tertanam dalam pikiran bawah
sadar oleh pengaruh orang lain, pengaruh lingkungan, pengalaman masa lalu atau
sengaja ditanamkan oleh pikiran sadar. Ditambahkan lagi bahwa Citra diri
merupakan blueprint kehidupan seseorang, ia akan menjalani kehidupannya sesuai
gambaran mental yang ada dalam citra dirinya.
“Citra diri” berasal dari istilah self-concept, atau kadang-kadang disebut
self- iamage, menunjuk pada pandangan atau pengertian seseorang terhadap
dirinya sendiri. Pietrofesa dalam setiap tulisannya secara konsisten menerangkan

14

bahwa citra diri meliputi semua nilai, sik