PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING DAN PROYEK TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DI SMP SWASTA HKBP SIMANTIN PANE KECAMATAN PANEI KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA.

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING DAN PROYEK TERHADAP
HASIL BELAJAR BIOLOGI, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS,
DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DI
SMP SWASTA HKBP SIMANTIN PANE

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

JULION TURNIP
NIM: 8136174018

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015


ABSTRAK
Julion Turnip. Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing dan Proyek Terhadap Hasil
Belajar Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Keterampilan Proses Sains
Siswa di SMP Swasta HKBP Simantin Pane Kecamatan Panei Kabupaten
Simalungun Sumatera Utara. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri
Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode
pembelajaran terhadap: (1) Hasil belajar biologi; (2) Kemampuan berpikir kritis;
dan (3) Keterampilan Proses Sains siswa di kelas VIII SMP Swasta HKBP
Simantin Pane Kabupaten Simalungun. Metode penelitian menggunakan kuasi
eksperimen dengan sampel penelitian sebanyak 3 kelas yang ditentukan secara
total sampling. Kelas VIII-A dibelajarkan dengan dengan metode Inkuiri
Terbimbing, kelas VIII-B dibelajarkan dengan metode Proyek, dan kelas VIII-C
(kontrol) dibelajarkan dengan metode Tradisional. Instrumen penelitian
menggunakan instrument tes hasil belajar dan instrument kemampuan berpikir
kritis dengan menggunakan tes pilihan berganda, dan instrument tes keterampilan
proses sains siswa dengan menggunakan essai test. Teknik analisis data
menggunakan Analisis Kovariat (ANAKOVA) pada taraf signifikan α = 0,05
dengan bantuan SPSS 21.0. Hasil penelitian menunjukkan: (1) ada pengaruh yang
signifikan metode pembelajaran terhadap hasil belajar biologi siswa (F= 13,041;

P= 0,000). Hasil belajar biologi siswa yang dibelajarkan dengan metode inkuiri
terbimbing (84,97 ± 5,792) signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan metode
proyek (80,62 ± 5,494), maupun metode tradisional (78,20 ± 4,498); (2) ada
pengaruh yang signifikan metode pembelajaran terhadap kemampuan berpikir
kritis (F= 34,519; P= 0,000). Kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan
dengan inkuiri terbimbing (79,06 ± 4,651) signifikan lebih tinggi dibandingkan
dengan metode proyek (72,06 ± 4,134), maupun model tradisional (69,70 ±
5,459); (3) ada pengaruh yang signifikan metode pembelajaran terhadap
keterampilan proses sains siswa (F= 6,990; P= 0,001). Keterampilan proses sains
siswa yang dibelajarkan dengan metode inkuiri terbimbing (72,24 ± 8,581)
signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan metode proyek (68,76 ± 8,298);
maupun metode tradisional (65,80 ± 7,761). Sebagai tindak lanjut dari hasil
penelitian ini diharapkan kepada guru untuk dapat menerapkan model
pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi sistem peredaran darah pada manusia
dalam upaya meningkatkan hasil belajar biologi, kemampuan berpikir kritis, dan
keterampilan proses sains siswa.
Kata kunci: Hasil Belajar, Kemampuan Berpikir Kritis, Keterampilan Proses
Sains, Inkuiri Terbimbing, Proyek, Tradisional.

i


ABSTRACT
Julion Turnip. The Effect of Guided Inquiry, Project Based Learning On Students’
Biology Achievement, Critical Thingking Skills And Science Process Skills in
SMP Swasta HKBP Simantin Pane. Thesis. Medan: Postgraduate Program State
University of Medan. 2015.
This research was aimed to determine the effect of the learning model on:
(1) students science learning outcomes, (2) critical thingking skills, and (3)
science process skills in SMP Swasta HKBP Simantin Pane Kabupaten
Simalungun. The research applied experimental queasy method research with 3
classes which were choosing by using total sampling technique. The class VII-A
learn with guided inquiry method, class VIII-B with project based
learningmethod, and while class VIII-C (control) with traditional method. The
research instrument were the test of learning outcomes and critical thingking skills
in multiple choices, and science process skills in essay test. The data analysis
technique used Covariat Analysis at the level of significance α = 0.005 by using
SPSS 21.0. The results showed that: (1) there was significant effect of learning
method on students’ learning outcomes (F= 13.041; P= 0.000). The learning
outcomes learn by guided inquiry method (84,97 ± 5.792) is significant higher
than project based learning method (80.62 ± 5.494), and traditional method (78.20

± 4.498); (2) There was significance effect of learning method on students’ critical
thingking skills (F= 34.519; P= 0.000). The students’ critical thingking skills learn
by guided inquiry method (79.06 ± 4.651) is significant higher than project based
learning method (72.06 ± 4.134), and traditional method (69.70 ± 5.459); (3)
There was significant effect of learning method on science process skills (F=
6.990; P= 0.001),the students’ science process skills by learn guided inquiry
(72.24 ± 8.581) is significance higher than project based learning (68.76 ± 8.298),
and traditional method (65.80 ± 7.761). As the follow up of these research results,
it is expected to the teachers to be able to conduct guided inquiry method in
material transportation system in human as the effort to improve the students’
learning outcomes, critical thingking skills, and science process skills.
Keywords: Learning Outcomes, Critical Thingking Skills, Science Process
Skills, Guided Inquiry, Project Based Learning, Traditional.

ii

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
“Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing dan Proyek Terhadap Hasil Belajar

Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Keterampilan Proses Sains Siswa
di SMP Swasta HKBP Simantin Pane”. Tesis ini disusun untuk memenuhi
persyaratan guna memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (PPs
Unimed).
Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Herbert
Sipahutar, M.Si.,M.Sc selaku Pembimbing I dan Ibu Dr. Tumiur Gultom, MP
selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan dan motivasi kepada
penulis sejak penyusunan proposal hingga penyelesaian tesis ini. Terimakasih
kepada Bapak Dr. Syarifuddin, M.Sc, PhD.,Dr. Fauziyah Harahap, M. Si., dan Dr.
Hasruddin, M.Pd., selaku narasumber atau penguji yang telah banyak memberikan
saran dan masukan untuk kesempurnaan tesis ini. Terimakasih yang tak terhingga
besarnya kepada orangtua penulis Bapak K. Turnip dan Ibu U. br Nainggolan
yang telah banyak memberikan semangat dan dorongan serta doa demi
penyelesaian tesis ini.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor dan para pejabat
dijajaran Civitas AkademikaUnimed.
2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd., selaku Direktur PPs Unimed

beserta para Asisten Direktur.
3. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., selaku
Ketua dan Sekretaris beserta pegawai di lingkungan Prodi Pendidikan Biologi
PPs Unimed.
4. Bapak Drs. Zulkifli Simatupang, M. Pd., dan Ibu Dr. Elly Djulia, M. Pd.,
selaku validator instrumen.

iii

5. Bapak dan Ibu Dosen Prodi Pendidikan Biologi PPs Unimed yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang bermakna bagi penulis.
6. Bapak MangaraNapitu, S.Pd dan guru-guru di SMP Swasta Riama Sibuntuon
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk memvalidkan instrumen.
7. Bapak Markus Sihaloho, SE.,S.Pd., selaku Kepala Sekolah dan guru-guru di
SMP Swasta HKBP Simantin Pane yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.
8. Abang, Kakak, Adik serta seluruh Keluarga yang telah banyak memberikan
semangat dan dorongan kepada penulis.
9. Rekan-rekan mahasiswa PPs Unimed angkatan XXIII Prodi Pendidikan
Biologi terkhusus kelas B-1 atas motivasi dan kerjasama untuk meraih

kesuksesan.
Menyadari akan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka
saran dan kritik yang bersifat konstruktif dan inovatif dari berbagai pihak sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini. Semoga apa yang kita cita-citakan
dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Amin.

Medan,
Penulis

Juli 2015

Julion Turnip

iv

DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................
ABSTRACT..................................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................

DAFTAR TABEL ......................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

Hal
i
ii
iii
v
vii
viii
ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .........................................................................
1.2. Identifikasi Masalah ...............................................................................
1.3. Batasan Masalah ....................................................................................
1.4. Rumusan Masalah ..................................................................................
1.5. Tujuan Penelitian ...................................................................................
1.6. Manfaat Penelitian .................................................................................


1
5
6
6
7
7

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
2.1. KerangkaTeoritis ....................................................................................
2.1.1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Biologi ............................................
2.1.2. Hakikat Metode Pembelajaran .............................................................
2.1.2.1. Metode Inkuiri Terbimbing ..............................................................
2.1.2.2. Metode Proyek .................................................................................
2.1.2.3. Metode Tradisional...........................................................................
2.1.3. Hakikat Kemampuan Berpikir Kritis ....................................................
2.1.4. Keterampilan Proses Sains ...................................................................
2.1.5. Penelitian yang Relevan .......................................................................
2.2. Kerangka Berpikir ...............................................................................

2.2.1. Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri Terbimbing, Proyek, dan
Tradisional terhadap Kemampuan Berpikir Kritis siswa .......................
2.2.2. Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri Terbimbing, Proyek, dan
Tradisional Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa .......................
2.2.3. Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri Terbimbing, Proyek, dan
Tradisional Terhadap Hasil Belajar Siswa ............................................
2.3. Pengajuan Hipotesis .............................................................................
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian............................................................
3.3. Jenis dan Desain Penelitian ..................................................................
3.4. Variabel Penelitian...............................................................................
3.5. Definisi Operasional Variabel ..............................................................
3.6. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ....................................................
3.7. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................
3.7.1. Instrumen Tes Hasil Belajar Biologi ....................................................
3.7.2. Instrumen Test Kemampuan Berpikir Kritis .........................................

v


9
9
12
13
15
18
19
23
24
25
25
27
28
29
31
31
31
32
32
33
37
37
38

3.7.3. Instrumen Keterampilan Proses Sains ..................................................
3.7.4. Uji Coba Instrumen Penelitian .............................................................
3.8. Teknik Analisis Data ...........................................................................

39
39
44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................
4.1.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................................
4.1.2. Uji Persyaratan Statistik ......................................................................
4.1.2.1 Uji Normalitas ...................................................................................
4.1.2.2. Uji Homogenitas ..............................................................................
4.2 Analisis Data ......................................................................................
4.3 Pembahasan ........................................................................................
4.4 Keterbatasan Penelitian ........................................................................

46
46
47
47
48
49
51
58

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................
5.2 Implikasi..............................................................................................
5.3 Saran .................................................................................................

59
59
60

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

61

vi

DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1.
Tabel 2.2.
Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Tabel 3.3.
Tabel 3.4.
Tabel 3.5.
Tabel 3.6.
Tabel 3.7.
Tabel 3.8.
Table 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.

Aspek Kemampuan Berpikir Kritis .............................................
Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya ...............................
Desain Penelitian ........................................................................
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Biologi .............................
Kisi-kisi Kemampuan Berpikir Kritis ..........................................
Kisi-kisi Tes Keterampilan Proses Sains .....................................
Kriteria Korelasi Variabel x dany ................................................
Kategori Reliabilitas Suatu Tes ...................................................
Kategori Indeks Daya Pembeda Suatu Tes ..................................
Kategori Indeks Kesukaran Soal Tes ...........................................
Uji Normalitas data Pretes dan Posttest Hasil Belajar Siswa ........
Uji Normalitas data Pretes dan Posttest Berpikir Kritis Siswa.. ...
Uji Normalitas data Pretes dan Posttest Keterampilan Proses
Sains Siswa .................................................................................

vii

22
24
32
37
38
39
40
42
43
43
47
48
48

DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 3.1. Bagan Rancangan Prosedur Pelaksanaan Penelitian ..................
Gambar 4.1. Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing, Proyek dan Tradisional
Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa ......................................
Gambar 4.2. Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing, Proyek dan Tradisional
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ............................
Gambar 4.3. Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing, Proyek dan Tradisional
Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa ..............................

viii

36
49
50
51

DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1 Silabus .....................................................................................
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Inkuiri Terbimbing .
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Proyek ....................
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Tradisional .............
Lampiran 5 Materi Pembelajaran.................................................................
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa .................................................................
Lampiran 7 Instrumen Tes Hasil Belajar Sebelum Validasi .........................
Lampiran 8 Instrumen Tes Hasil Belajar Setelah Validasi ...........................
Lampiran 9 Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Sebelum Validasi .........
Lampiran 10 Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Setelah Validasi ...........
Lampiran 11 Instrumen Keterampilan Proses Sains .......................................
Lampiran 12 Validitas Instrumen Hasil Belajar .............................................
Lampiran 13 Perhitungan Validitas Tes Hasil Belajar ....................................
Lampiran 14 Validitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ......................
Lampiran 15 Nilai Pretest dan Posttest Hasil Belajar .....................................
Lampiran 16 Nilai Pretest dan Posttest Berpikir Kritis ...................................
Lampiran 17 Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Proses Sains Siswa ......
Lampiran 18 Hasil Analisi SPSS 21.0 ..........................................................

ix

68
69
76
80
83
87
97
103
108
113
117
119
123
126
130
136
142
148

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi pengetahuan,
sikap dan keterampilan dengan melibatkan aktivitas fisik dan mental siswa.
Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk
pengalaman belajar siswa yang dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap
konsep pembelajaran. Guru sebagai tenaga pendidik profesional diharapkan
mampu memilih dan menggunakan model yang sesuai dengan materi pelajaran
sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Galbreath (1999) mengemukakan bahwa pengetahuan, modal intelektual,
khususnya kecakapan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking) terutama
berpikir kritis, merupakan kebutuhan sebagai tenaga kerja yang handal. Afcariono
(2008) juga menyatakan bahwa kemampuan berpikir tinggi khususnya berpikir
kritis sangat penting diajarkan di sekolah karena keterampilan ini sangat
diperlukan oleh siswa untuk sukses dalam kehidupannya. Oleh karena itu, seorang
ahli pendidikan, John Dewey, sejak awal mengharapkan agar siswa diajarkan
kecakapan berpikir kritis (Jhonson, 2002).
Namun sampai saat ini, kecakapan berpikir kritis siswa belum ditangani
secara sungguh-sungguh oleh para guru di sekolah sehingga siswa masih banyak
yang kurang terampil menggunakan kemampuan berpikir kritis yang berdampak
pada hasil belajar siswa yang rendah. Hal ini mendukung pernyataan Ariyati
(2010) bahwa rendahnya kualitas pendidikan disebabkan karena rendahnya
kemampuan berpikir kritis siswa. Pada umumnya siswa diarahkan untuk
menghafal dan menimbun informasi, sehingga siswa pintar secara teoritis tetapi
miskin aplikasi. Akibatnya kemampuan berpikir kritis menjadi beku, bahkan
menjadi susah untuk dikembangkan. Wirtha & Rapi (2008) mengungkapkan
bahwa masih banyak siswa belajar hanya menghafal konsep-konsep, mencatat apa
yang diceramahkan guru, pasif, dan jarang menggunakan pengetahuan awal
sebagai dasar perencanaan pembelajaran. Menurut Trianto (2007) pengajaran
keterampilan berpikir kritis di Indonesia memiliki beberapa kendala, salah
1

2

satunya adalah dominasinya guru dalam proses pembelajaran dan tidak memberi
akses pada peserta didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan
dan proses berpikirnya.
Berdasarkan Daftar Kumpulan Nilai (DKN) yang diperoleh dari guru
bidang studi IPA di SMP Swasta HKBP Simantin Pane dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar siswa masih rendah dan terdapat beberapa siswa yang masih
memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimum (KKM). Kemudian
dengan melakukan observasi terhadap sekolah tersebut khususnya guru IPA,
bahwa walaupun guru IPA disekolah tersebut telah berusaha menerapkan model
yang bervariasi seperti ceramah, diskusi, tanya jawab, tetapi keaktifan siswa di
kelas masih kurang memadai. Hal ini ditandai dengan minimnya aktivitas
bertanya, menjawab, menanggapi dan mengemukakan pendapat, menalar, belum
terbiasa belajar dengan diawali permasalahan-permasalahan dan menemukan
sendiri apa yang mereka pelajari, sehingga kemampuan berpikir anak tidak dapat
dimanfaatkan secara maksimal akibatnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa
masih jauh dari yang diharapkan. Lasmawan (1997) mengidentifikasi beberapa
permasalahan pendidikan yaitu (1) pendidikan lebih menekankan perkembangan
aspek kognitif dengan orientasi penguasaan ilmu pengetahuan yang sebanyakbanyaknya dan mengabaikan perkembangan aspek afeksi dan aspek konasi, (2)
pendidikan kurang memberikan perkembangan keterampilan proses, kemampuan
berpikir kritis, (3) pendidikan kurang memberikan pengalaman yang nyata melalui
pendekatan kurikulum dan pembelajaran terpadu. Sagala (2009), berpendapat juga
bahwa pembelajaran yang berlangsung disekolah cenderung menunjukkan (1)
guru lebih banyak ceramah, (2) pengelolaan pembelajaran cenderung klasikal dan
kegiatan belajar kurang bervariasi, dan (3) guru dan buku sebagai sumber belajar.
Dalam proses pembelajaran, peserta didik juga kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berpikir.
Rendahnya kemampuan berpikir kritis mengakibatkan siswa kurang dalam
memahami menggunakan metode belajar yang sesuai sehingga belajar hanya
secara hafalan dan merasa bosan. Rendahnya kemampuan berpikir kritis juga
berdampak pada pemikiran siswa yang kurang sistematis atau kurang runtut. Hal
ini dapat menyebabkan siswa sulit dalam memahami konsep-konsep biologi yang

3

abstrak, yang berakibat pada rendahnya hasil belajar biologi. Sistem peredaran
darah pada manusia merupakan materi biologi yang membahas tentang peredaran
darah dan gangguan pada sistem peredaran darah. Pada materi ini diperlukan
keaktivan siswa dalam belajar dan berusaha menganalisis permasalahan yang ada
dan mengatasi permasalahan tersebut. Siswa diharapkan dapat mencari dan
menemukan konsep-konsep dalam sistem peredaran darah, serta dapat
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam kehidupan seharihari. Agar dikelas menjadi efektif dan siswa terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran, saat ini para peneliti bidang pendidikan telah mengembangkan
sejumlah teori belajar dan berbagai metode yang dinilai baik dalam mendukung
suasana aktif di dalam kelas. Metode yang berpusat pada siswa (student centered)
dianggap tepat sebagai solusi terhadap permasalahan untuk meningkatkan hasil
belajar biologi dan kemampuan berpikir kritis. Metode yang diharapkan mampu
menjawab permasalahan tersebut dua diantaranya adalah dengan menggunakan
metode inkuiri terbimbing dan proyek.
Metode inkuiri melatih siswa dalam memecahkan masalah, meningkatkan
pemahaman terhadap sains, mengembangkan keterampilan belajar sains, dan
literasi sains serta melatih kecakapan berpikir siswa (Zion, 2007). Pembelajaran
inkuiri merupakan suatu metode yang berpusat pada siswa, kelompok-kelompok
siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban atas pertanyaanpertanyaan melalui suatu prosedur yang telah direncanakan secara jelas
(Mustachifidoh, 2013).
Penelitian-penelitian yang menggunakan metode inkuiri memberikan hasil
bahwa metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa.
Kemampuan berpikir kritis juga memberikan pengaruh dalam proses belajar, hal
ini dibuktikan dalam hasil penelitian yang dilakukan Lubis (2012), dan Fitrah
(2012).
Keyakinan akan keunggulan inkuiri dalam pembelajaran biologi didukung
oleh pernyataan Bruner (1986) yang menyatakan keuntungan mengajar dengan
model inkuiri adalah : (1) siswa akan memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide
yang lebih baik, (2) membantu siswa dalam menggunakan daya ingat dan transfer
pada situasi-situasi proses belajar yang baru, (3) mendorong siswa untuk berpikir

4

dan bekerja atas inisiatif sendiri, dan (4) mendorong siswa berpikir inisiatif dan
merumuskan hipotesisnya sendiri. Selain itu, pembelajaran menjadi student
center, membentuk dan mengembangkan konsep diri, dapat mengembangkan
bakat kemampuan individu, dapat menghindari cara-cara belajar tradisional
(menghafal dan menerima informasi) serta memberikan waktu bagi siswa untuk
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. Lawson (2000) juga menyebutkan
bahwa pembelajaran biologi pada sekolah menengah dengan kurikulum berbasis
inkuiri dapat mengembangkan berpikir kritis dan penguasan konsep. Setiawan
(2005), dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Pembelajaran Kontekstual
dalam

Strategi

Inkuiri

dan

Pembelajaran

Berdasarkan

Masalah

untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir dan Penguasaan Konsep-Konsep Biologi
Siswa SMP di Kecamatan Buleleng Bali menyimpulkan pembelajaran inkuiri
berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan penguasaan konsep-konsep
biologi.
Sementara itu metode pembelajaran proyek (project based learning) adalah
sebuah metode pembelajaran yang menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti
pembelajaran. Dalam kegiatan ini, siswa melakukan eksplorasi, penilaian,
interpretasi, dan sintesis informasi untuk memperoleh berbagai hasil belajar.
Metode pembelajaran berbasis proyek merupakan suatu metode pembelajaran
yang menyangkut pemusatan pertanyaan dan masalah bermakna, pemecahan
masalah, pengambilan keputusan, proses pencarian berbagai sumber, pemberian
kesempatan kepada anggota untuk bekerja secara kolaborasi, dan menutup dengan
presentasi produk nyata. Metode pembelajaran berbasis proyek berfokus pada
konsep dan prinsip inti sebuah disiplin, memfasilitasi siswa untuk berinvestigasi,
pemecahan masalah, dan tugas-tugas bermakna lainnya, berpusat pada siswa
(students center) dan menghasilkan produk nyata. Metode pembelajaran berbasis
proyek juga dapat meningkatkan keyakinan diri para siswa, motivasi untuk
belajar, kemampuan kreatif, dan mengagumi diri sendiri (Santyasa, 2006).
Menurut Sani (2013), pembelajaran berbasis proyek mendukung tercapainya
tujuan pembelajaran biologi, megingat pembelajaran berbasis proyek merupakan
pembelajaran yang komprehensif mengikutsertakan siswa melakukan investigasi
secara kolaboratif.

5

Menurut Thomas 2000, pembelajaran berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola
pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Depdiknas (2003: 7),
menegaskan bahwa ”pembelajaran berbasis proyek/tugas terstruktur (projectbased learning) merupakan pendekatan pembelajaran yang membutuhkan suatu
pembelajaran yang komprehensif dimana lingkungan belajar siswa (kelas)
didesain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah autentik
termasuk pendalaman materi suatu materi pembelajaran, dan melaksanakan tugas
bermakna lainnya”.
Pembelajaran dengan keterampilan proses sains juga sangat jarang
dilaksanakan untuk sekolah menengah pertama sehingga menyebabkan tidak
berkembangnya tingkat berpikir kritis siswa dalam pembelajaran biologi.
Keterampilan

proses

melibatkan

keterampilan-keterampilan

kognitif

atau

intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual dengan
melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pemikirannya, keterampilan
manual terlibat dalam penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau
perakitan alat, keterampilan sosial dimaksudkan bahwa dengan keterampilan
proses sains siswa berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar (Rustaman, 2009).
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka dipandang perlu untuk
melakukan suatu penelitian tentang penggunaan metode inkuiri terbimbing dan
proyek dan pengaruhnya terhadap hasil belajar biologi, kemampuan berpikir
kritis, dan keterampilan proses sains siswa di SMP Swasta HKBP Simantin Pane,
dan sebagai pembanding digunakan metode pembelajaran tradisional.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat di identifikasi masalahmasalah terkait pembelajaran IPA-biologi di sekolah, antara lain: (1) guru masih
jarang menerapkan metode yang mengaktifkan siswa; (2) pembelajaran di dalam
kelas masih bersifat teacher centered; guru lebih banyak memberi informasi
dengan metode ceramah, diikuti oleh diskusi dan tanya jawab biasa. Hal ini
menyebabkan potensi dan kemampuan diri siswa tidak berkembang secara baik;

6

(3) siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran; (4) siswa tidak terbiasa
belajar dengan diawali permasalahan-permasalahan dan membuktikan konsep
sehingga kemampuan berpikir kritis siswa tidak dapat dimanfaatkan secara
maksimal; (5) keterampilan proses sains belum pernah dilakukan guru IPA
khususnya biologi; dan (6) siswa kurang menyukai proses di kelas karena suasana
belajar yang menjenuhkan, sehingga minat dan motivasi belajar siswa rendah
yang pada akhirnya hasil belajar biologi juga rendah.
1.3. Batasan Masalah
Untuk memfokuskan masalah yang akan dibahas, maka perlu dilakukan
pembatasan masalah. Oleh karena itu, masalah dalam penelitian ini dibatasi
sebagai berikut: (1) metode pembelajaran dalam penelitian dibatasi dengan
menggunakan metode inkuiri terbimbing (guided inquiry), proyek (project based
learning), dan metode tradisional; (2) hasil belajar siswa dibatasi pada ranah
kognitif Taksonomi Bloom C1-C5 pada materi sistem peredaran darah pada
manusia di kelas VIII; (3) kemampuan berpikir kritis dibatasi pada sembilan aspek
yang dikembangkan oleh Tsui (2002), dan penyusunan soal diadaptasi dari tes
kemampuan berpikir kritis Cornell (1964); dan (4) keterampilan proses sains
dibatasi

pada

kemampuan

mengamati,

mengelompokkan,

meramalkan,

menafsirkan, mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan,
menetapkan konsep dan berkomunikasi (Rustaman, 2007).
1.4. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, antara lain:
1. Apakah ada pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing (guided inquiry),
proyek (project based learning), dan tradisional terhadap hasil belajar biologi
siswa pada pokok bahasan sistem peredaran darah pada manusia di kelas VIII
SMP Swasta HKBP Simantin Pane tahun pelajaran 2014/2015?
2. Apakah ada pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing (guided inquiry),
proyek (project based learning), dan tradisional terhadap kemampuan berpikir
kritis siswa pada pokok bahasan sistem peredaran darah pada manusia di kelas
VIII SMP Swasta HKBP Simantin Pane tahun pelajaran 2014/2015?

7

3. Apakah ada pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing (guided inquiry),
proyek (project based learning), dan tradisional terhadap keterampilan proses
sains siswa pada pokok bahasan sistem peredaran darah pada manusia di kelas
VIII SMP Swasta HKBP Simantin Pane tahun pelajaran 2014/2015?
1.5. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing (guided inquiry), proyek
(project based learning), dan tradisional terhadap hasil belajar biologi siswa
pada pokok bahasan sistem peredaran darah pada manusia di kelas VIII SMP
Swasta HKBP Simantin Pane tahun pelajaran 2014/2015.
2. Pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing (guided inquiry), proyek
(project based learning), dan tradisional terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa pada pokok bahasan sistem peredaran darah pada manusia di kelas VIII
SMP Swasta HKBP Simantin Pane tahun pelajaran 2014/2015.
3. Pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing (guided inquiry), proyek
(project based learning), dan tradisional terhadap keterampilan proses sains
siswa pada pokok bahasan sistem peredaran darah pada manusia di kelas VIII
SMP Swasta HKBP Simantin Pane tahun pelajaran 2014/2015.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara praktis
maupun secara teoritis.
1. Manfaat Praktis
a. Sebagai informasi dan bahan acuan dalam pengambilan kebijakan
pendidikan dan pengajaran dalam rangka peningkatan mutu guru dan
peningkatan pemberdayaan guru dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan dan pengajaran di masa yang akan datang.
b. Sebagai umpan balik bagi guru IPA-Biologi dalam upaya peningkatan
hasil belajar, kemampuan berpikir kritis, dan keterampilan proses sains,
melalui metode pembelajaran yang tepat.

8

c. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan inovasi dalam
pembelajaran IPA-Biologi di SMP.
2. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan referensi yang dapat dugunakan oleh guru, pengelola,
maupun pengembang lembaga pendidikan untuk memperoleh gambaran
mengenai pengaruh penggunaan metode pembelajaran inkuiri terbimbing
dan proyek dalam meningkatkan hasil belajar, kemampuan berpikir kritis,
dan keterampilan proses sains siswa.
b. Sebagai informasi dan bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin
mengkaji lebih mendalam tentang penggunaan metode inkuiri terbimbing
dan proyek dalam meningkatkan hasil belajar, kemampuan berpikir kritis,
dan keterampilan proses sains siswa.

59

BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut: (1) ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan
metode inkuiri terbimbing, proyek dan tradisional terhadap hasil belajar biologi
siswa pada materi sistem peredaran darah pada manusia di kelas VIII SMP Swasta
HKBP Simantin Pane. Hasil belajar biologi siswa yang dibelajarkan dengan
metode inkuiri terbimbing secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan
metode proyek dan metode tradisional; (2) ada pengaruh yang signifikan antara
penggunaan metode inkuiri terbimbing, proyek dan tradisional terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sistem peredaran darah pada
manusia di kelas VIII SMP Swasta HKBP Simantin Pane. Kemampuan berpikir
kritis siswa yang dibelajarkan dengan metode inkuiri terbimbing secara signifikan
lebih tinggi dibandingkan dengan metode proyek dan metode tradisional; (3) ada
pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode inkuiri terbimbing, proyek
dan tradisional terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi sistem
peredaran darah pada manusia di kelas VIII SMP Swasta HKBP Simantin Pane.
Keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan metode inkuiri
terbimbing secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan metode proyek dan
metode tradisional.

5.2. Implikasi
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh
metode inkuiri terbimbing dan proyek terhadap hasil belajar biologi, kemampuan
berpikir kritis dan keterampilan proses sains siswa. Hal ini memberi penjelasan
dan penegasan bahwa metode inkuiri terbimbing dan proyek merupakan salah satu
faktor yang menjadi perhatian untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Hal
ini dapat dimaklumi karena melalui penerapan metode pembelajaran yang tepat
dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran sehingga
keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran akan tercapai.

59

60

Dengan

demikian

konsekuensinya

apabila

penerapan

metode

pembelajaran yang kurang tepat dalam pembelajaran maka tentu akan berakibat
berkurang pula partisipasi siswa dalam pembelajaran. Melalui penelitian ini
menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil belajar, berpikir kritis dan keterampilan
proses sains siswa yang diajarkan dengan metode inkuiri terbimbing lebih baik
daripada metode proyek dan tradisional. Sedangkan rata-rata hasil belajar, berpikir
kritis dan keterampilan proses sains dengan metode proyek lebih baik daripada
metode tradisional. Hal ini menunjukkan bahwa dengan metode pembelajaran
inkuiri terbimbing efektif untuk meningkatkan hasil belajar, berpikir kritis dan
keterampilan proses sains siswa, karena metode inkuiri menekankan pada
aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya metode
inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran,
siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru
secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi
pelajaran itu sendiri.

5.3. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak
lanjut penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut: (1) kepada guru mata
pelajaran IPA Biologi agar memaksimalkan kegiatan pembelajaran dengan
berbagai metode pembelajaran yang variatif diantaranya yaitu metode inkuiri
terbimbing

dan

proyek;

(2)

sebelum

dilakukan

penerapan

metode

pembelajaraninkuiri terbimbing dan proyek perlu disosialisasikan juga terlebih
dahulu kepada siswa bagaimana mekanisme metode pembelajaran tersebut
sehingga proses pembelajaran, tujuan maupun kompetensi yang akan diharapkan
dapat tercapai; (3) dari hasil penelitian yang sudah ada, peneliti hendaknya dapat
mengembangkan metode pembelajaran yang lebih baik lagi digunakan untuk
siswa agar tidak terfokus pada metode inkuiri terbimbing dan proyek saja.
Mungkin masih banyak lagi metode pembelajaran yang lebih baik lagi, sehingga
tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.

61

DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, Jakarta: Rineka
Cipta.
Afcariono, M. 2008. Penerapan Pembelajaran berbasis Masalah untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran
Biologi. Jurnal Pendidikan Inovatif, 3(2) : 65-68.
Anderson, L.W., and Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching
and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational
Objectives, New York: Longman.
Ariyati, E. 2010. Pembelajaran Berbasis Praktikum untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Matematika dan IPA,
1(2) : 1-11.
Arikunto, S. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi
Aksara.
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Ausubel, D. 1978. “In defense of advance organizers: A reply to the critics”.
Review of Educational Research, 48, 251-259.
Baharudin, Esa Nur Wahyuni. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Barron, Schwartz, Vye, Moore, Petrosino, Zech, Bransford, & The Cognition and
Technology Group at Vanderbilt 1998. Doing With Understanding:
Lessons From Reseacrh on Problem and Project-Based Learning. The
Journal of The Learning Sciences, 7 (3&4), 271-311.
Bloom, B. S. ed. et al. 1956. Taxonomy of Educational Objectives: Handbook 1,
Cognitive Domain. New York: David McKay.
Brickman, P., C. Gormally, N. Armstrong, B. Hallar. 2009. Effects of Inquiry
based Learning on Students’ Science Literacy Skills and Confidence.
International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning,
3(2):1-22.
Beyer, Barry K. 1991. Teaching Thinking Skill: A Handbook for Elementary
School Teachers. New York, USA: Allya & Bacon.
Brooks, Jacqueline Grennon and Brooks, Martin G. (1993). The case for
constructivist classrooms. Alexandria, VA: ASCD.

62

Bruner, J. 1986. Actual minds, possible worlds. Cambridge, MA: Harvard
University.
Buck

Institutute
for
Education.
1999.
Project-Based
http://www.bgsu.edu/organizations/etl/proj.html.

Learning.

Cabrera, G. A. 1992. A Framework for Evaluating the Teaching of Critical
Thinking. Education 113 (1) : 59-63.
Carin and Sund. 1989. Teaching Science Throught Discovery Colombus, Ohio:
Merril Publishing Company.
Colburn, A. 2000. An Inquiry Primer. California: Science Scope

Costa, A.L. and Presseisen, B.Z., 1985. Glossary of Thinking Skill, in A.L. Costa
(ed). Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thinking,
Alexandria: ASCD
Crawford, B.A. 2007. Learning To Teach Science as Inqury in the Rough and
Tumble of Practice. Journal of Research in Science Teaching, Vol .44,
No.4: 618-619.

Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar, Jakarta: Erlangga.
Dahar, R.W. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Erlangga.
Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains/IPA
SMP&MTs,Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.
Dewey, J. 1964. John Dewey on
Chicago: University of Chicago Press.

education:

Selected

writings.

Dick, W and Carey, L. 1985. The Systematic Design of Instruction, Glenview,
Illonis: scoot, Foresman and Company.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudijono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Driver, R., Aasoko, H., Leach, J., Mortimer, E., Scott, P. 1994. Constructing
scientific knowledge in the classroom. Educational Researcher , 23 (7),
5-12.
Ennis, R. H., W. L. Gardiner, R. Morrow, D. Paulus, dan L. Ringel. 1964.
The Cornell Clas-Reasoning Test, Form X. Champaign: Illinois Critical
Thinking Project, Department of Edicational Policy Studies, University
of Illinois at Urbana-Champaign.

63

Facione, Peter A. 2013. Critical Thinking: What It Is and Why It Counts,
(Online), (http://www.insightassesment.com//pdf_file/, diakses 21
Februari 2014).
Fisher, A. 2009. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Fitrah.

2012. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Menggunakan Media Vidio Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar dan
Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Biologi Universitas Negeri
Medan, Medan: Program Pascasarjana Unimed.

Fraser, B. J. 1981. Test of Science-Related Attitudes. The Australian Council
for Edication Research Limited.
Gagne, R. M. 1980. Learnabel Aspect of Human Thinking. In A.E. Lawson(Ed).
Science Education Information Report. (hal. 1-28). New York: The Eric
Science, Mathematic, and Environmetal Education Clearni House.
Gagne, R. 1988. Essential of Learning for Instruction. Englewood Cliffs, NJ:
Prantice-Hall, inc.
Galbreath, J. 1999. Preparing the 21st Century Worker: The Link Between
Computer-Based Technology and Future Skill Sets. Educational
Technology. Desember: 14-22.
Gengarelly Lera M et.al. 2009. Closing the Gap : Inquiry in Research and
The Secondary Science Classroom. Journal Science Education
Technology 18: 74 - 84.
Gokhale, A.A. 2002. Collaborative Learning Enhances Critical
Thinking, http://scholar.lib.vt.Edu/enjournals/JTE. Diakses Februari
2014.
Hamalik, O. 2005. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
Harsanto, R. 2005. Melatih Anak Berfikir Analitis, Kritis, dan Kreatif, Jakarta;
Grassindo.
Hermawati, N. WM. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap
Penguasaan Konsep Biologi dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Ditinjau dari
Minat Belajar Siswa. E-Journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha.
Husni, Sarifuddin. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek
terhadap hasil Belajar Kognitif dan Keterampilan berpikir Kreatif
Siswa SMA pada Topik Listrik Dinamis. Tesis. Jakarta: Universitas
Pendidikan Indonesia.

64

Hussain, Ashiq, dkk. 2011. Physics Teaching Methods: Scientific Inquiry Vs
Traditional Lecture. International Journal of Humanities and Social
Science, 1 (19): 269-276).
Jhonson, E. B. 2002. Contextual Teaching and Learning. California: Corwin
Press, Inc.
Karim, S., Kaniawati, I., Fauziah, W.N., dan Sopandi, W. 2009. Belajar IPA
Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas VIII SMP/MTs, Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Kemdikbud. 2012. Pedoman Penilaian Hasil Belajar. Jakarta. Kemdikbud.
Kerka. 1997. Constructivism, Workplace Learning, and Vocational Education.
http://www.ericdigests.org/1998-1/learning.htm. Diakses 3 Februari
2014.
Kindsvatter, R., W. Wile, and M. Ishler. 1996. Dynamic of Effective Teaching.
London: Longman Publisher.
Kuswanti, N., Rahardjo, Indiana, S., Wasis, Pratiwi, R.P., dan Ibrahim, M. 2008.
Contextual Teaching Learning, Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas
VIII Edisi 4, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Lasmawan, I Wayan. 1997. Pengembangan Model Belajar Cooperative Learning
dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar (Studi Pengembangan IPS di SD
Kota Bangli-Bali Kelas V). Tesis Program Pasca Sarjana UPI: Tidak
Diterbitkan.
Laurina. 2007. Efektifitas Penerapan Model Inkuiri Terbimbing Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMAN
Pademawu Pamekasan. Skripsi (diakses November 2013) di
http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/kimia/article/view/3098.
Lawson, A.E. 2000. Managing the Inquiry Classroom: Problem and Solutions.
The America Biology Teacher. 62 (9) ; 641-648.
Lubis, J. 2012. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving
Menggunakan Video Pembelajaran dan Camtasia Terhadap Hasil
Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Tentang Kultur
Jaringan di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Medan:
Program Pascasarjana Unimed.
Muhfahroyin. 2009. Memberdayakan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa melalui
Pembelajaran konstruktivik. Jurnal Pendidikan & Pembelajaran, 16 (1):
88-93.

65

Musa, F., Norlaila. & Rozmee. 2012. Project Based Learning (PjBL): Inculcating
Soft Skill in 21st Century Workplace. Procedia-Social and Behavioural
Science. 59: 565-573.
Mustachifidoh; Jelantik,S dan Widiyanti. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran
inquiry terhadap prestasi belajar biologi ditinjau dari intelegensi siswa
SMA N 1 Srono. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha, (3) : 1-11.
Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar,
Jakarta: Bumi Aksara.
NRC. 2000. Inquiry and The National Science Education Standarts. A Guide for
Teaching and Learning. Washington DC: National Academic Press.

Nuraini, A. 2013. Perbedaan keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas pada aspek kognitif
Peserta Didik. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Orlich, D.C., Harder, R.J., Callahan, R.C., dan Gibson, H.W. 1998.Teaching
Strategies, Boston New York: Houghton Mifflin Company.
Paidi. tanpa tahun. Peningkatan Scientific Skill Siswa Melalui Implementasi
Metode Guided Inquiry pada Pembelajaran Biologi di SMAN 1 Sleman.
Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Parr, B., dan M. C. Edwards. 2004. Inquiry-Based Instruction In Secondary
Agricultural Education: Problem-Solving – An Old Friend Revisited.
Journal of Agricultural Education, 45(4).
Quitadamo, I. J., C. L. Faiola, J. E. Johnson, and M. J. Kurtz. 2008. Communitybased Inquiry Improves Critical Thinking in General Education Biology.
Article. CBE-Life Sciences Education, (7) : 327-337.
Rusche, S. N dan K. Jason. 2011. “You Have to Absorb Yourself in It”: Using
Inquiry and Reflection to Promote Student Learning and Self-knowledge.
Teaching Sociology American Sociological Association, 39(4) 338– 353.
Rustaman, Y. N., Soendjojo, D., Suroso, A. Y., Yusnani, A., Ruchji, S., Diana,R.
& Mimin, N. K. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Imstep:
Technical Cooperation Project for Development of Science and
Mathematics Teaching for Primary and Secondary Education in
Indonesia.
Rustaman. 2007. Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: Universitas Negeri
Malang.

66

Rustaman, Nuryani Y. 2007. Basic Scientific Inquiry in Science Education and Its
Assessment. Keynote Speaker in the First International Seminar of
Science Education on “Science Education Facing Againt the Challenges
of the 21st Century”. Indonesia University of Education, Bandung: 27
October 2007.
Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sani, A.
2013. Inovasi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, W. 2008. Strategi Belajar Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Kencana.
Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Proses Pendidikan. akarta: Kencana Prenada Media Group.

Standart

Santyasa, I.W. 2004. Pengaruh Model dan Setting Pembelajaran Terhadap
Remediasi Miskonsepsi, Pemahaman Konsep, dan Hasil Belajar Siswa
pada Siswa SMU. Disertasi (Tidak Diterbitkan). Universitas Negeri
Malang: Program Pascasarjana.
Santyasa. 2006. Pembelajaran Inovatif: Model Kolaboratif, Basis Proyek, dan
Orientasi NOS. Makalah Semnas. SMA 2 Semaar Pura.
Sardiman, A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Raja
Grafindo Persada.
Sardiman, A.M. 2006. Interaksi
Jakarta: Rajawali Pers.

dan

Motivasi

Belajar

Mengajar,

Siwa., Maderawan & Tika. 2013. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek dalam
Pembelajaran Kimia terhadap Keterampilan Proses Sains ditinjau dari
Gaya Kognitif Siswa. Ejournal Program Pascasarjana Universitas
Ganesha.
Sudjana, N. 1988. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar
baru. Sudjana, N. 1992. Metode Statistik, Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Supardi. 2013. Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Jakarta: Prima Ufuk Semesta.

67

Suparno, Haryanto & Edi, P. 2009. Pengembangan Keterampilan Vokasional
Produktif bagi Penyandang Tunarungu Pasca Sekolah melalui Model
Sheltered-Workshop Berbasis Masyarakat, Bandung : Depdikdud.
Susanti,D. 2013. Pengembangan Ketrampilan Berpikir Kritis dan Penguasaan
Konsep Siswa SMA Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada
Materi Alkana. Skripsi. UPI: Repository.upi.edu
Swartz, R. & Perkins, D. 1990.
Teaching Thinking:Issues and
Appoaches. California, USA,: Midwest Publications
Syah,

M. 2003. Psikologi Pendidikan
Bandung: Remaja Rosdakarya.

dengan

Pendekatan

Baru.

Thomas, J. W. 2000. A Review of Research on Project Based Learning, The
Autodesk Foundation,
California,http://www.bie.org/research/study/
review_of_project_based_learning_2000.
Totten,

George E dan Scott, D. Handbook of Aluminum Vol. 1.
Physical Metallurgy and Processes. New York: Marcel Dekker Inc. 2003.
hal. 1; hal. 33; hal. 37.

Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Tsui, L. 2002. Fostering Critical Thinking through Effective Pedagogy: Evidence
from Four Institutional Case Studies. The Journal of Higher Education,
73(6):740-763
Tyler, T.R. 1989. The psychology of procedural justice: A test of the group-value
model. Journal of Personality and Social Psychology, 57(5): 830-838.
Wilson, B. G., & Cole, P. (1991). A revie

Dokumen yang terkait

PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING

2 25 63

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, DAN RETENSI SISWA SISTEM EKSKRESI DI SMP SWASTA MARKUS MEDAN.

0 3 22

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI PERNAPASAN EKSPIRASI DI SMA SWASTA KARTIKA I – 2 MEDAN T.P. 2015/2016.

0 2 24

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP SWASTA PTPN IV GUNUNG BAYU KABUPATEN SIMALUNGUN.

0 2 27

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA.

0 1 27

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DI SMPN 3 PERBAUNGAN.

2 5 28

PENGARUH MODEL INKUIRI TERBIMBING DENGAN DIAGRAM V (Vee) DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 2 13

PERBEDAAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA KELAS BERPENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI SEMI TERBIMBING SISWA SMP NEGERI 2 DEPOK.

0 1 78

DEFRAGMENTING BERPIKIR PSEUDO SISWA DALA

0 0 21

PENGARUH PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MODUL BELAJAR TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS, DAN HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK

0 0 11