PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DI SMPN 3 PERBAUNGAN.

(1)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN

PROSES SAINS SISWA DI SMP N 3 PERBAUNGAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

TRI SUCI NAIBAHO NIM. 8126173031

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2014


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Tri Suci Naibaho. Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry Terhadap Hasil Belajar Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses Sains Siswa di SMP N 3 Perbaungan. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Agustus 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) Pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing (Guided Inkuiry), inkuiri bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) dan metode tradisional terhadap hasil belajar kognitif siswa dalam mempelajari materi ekosistem ; (2) Pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing (Guided Inkuiry), inkuiri

bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) dan metode tradisional terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa dalam mempelajari materi ekosistem; (3) Pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing (Guided Inkuiry), inkuiri bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) dan metode tradisional terhadap keterampilan proses sains siswa dalam mempelajari materi ekosistem di SMP Negeri 3 Perbaungan. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan sampel penelitian ditentukan secara acak dengan teknik

cluster random sampling. Kelas A dibelajarkan dengan metode inkuiri terbimbing (Guided Inkuiry), kelas B dibelajarkan dengan inkuiri bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) dan kelas C sebagai kelas kontrol yang dibelajarkan dengan metode tradisional. Instrumen penelitian menggunakan tes hasil belajar, tes kemampuan berpikir kritis dan tes keterampilan proses sains. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode Guided Inquiry, Modified Free Inquiry dan tradisional terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi ekosistem di SMP N 3 Perbaungan. Hasil belajar biologi siswa yang dibelajarkan dengan guided inquiry 84,63 ± 5,879 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan metode Modified Guided Inquiry 80,49 ± 5,236 dan yang dibelajarkan dengan metode tradisional 77,43 ± 4,690 ; (2) Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan

metode Guided Inquiry, Modified Free Inquiry dan tradisional terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi ekosistem di SMP N 3 Perbaungan. kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan metode Guided Inquiry 78,84 ± 4,803 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan kemampuan berpikir kritis Modified Free Inquiry

71,21 ± 2,839 maupun kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran tradisional 68,25 ± 4,845 dan (3) Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode Guided Inquiry, Modified Free Inquiry dan tradisional terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi ekosistem di SMP N 3 Perbaungan. Keterampilan proses sains yang dibelajarkan dengan Guided Inquiry 72,05 ± 8,220 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang dibelajarkan dengan

Modified Free Inquiry 68,72 ± 7,967 dan kelas yang dibelajarkan dengan tradisional 65,05 ± 47,897. Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini diharapkan kepada guru untuk dapat menerapkan metode guided inquiry dan modified free inquiry dalam pembelajaran biologi untuk meningkatkan hasil belajar biologi, kemampuan berpikir kritis, dan keterampilan proses sains siswa.

Kata kunci: Inquiri terbimbing, inkuiri bebas termodifikasi, Pembelajaran tradisional, hasil belajar, kemampuan berpikir kritis, keterampilan proses sains.


(6)

ii ABSTRACT

Tri Suci Naibaho. The Effect of Inquiry Learning Method On Students’ Biology Achievement, Critical Thinking Skills And Science Process Skills In SMP N 3 Perbaungan. Thesis. Medan: Postgraduate Program State University of Medan, August 2014.

This study aims to investigate ; 1) The effect of Guided Inquiry, Modified Free Inquiry and traditional methods on student’s biology achievement about ecosystem; 2) The effect of Guided Inquiry, Modified Free Inquiry and traditional methods on students' critical thinking skills in learning about ecosystem; 3) The effect of Guided Inquiry, Modified Free Inquiry and traditional methods on students’ science process skills in learning about ecosystem in SMP Negeri 3 Perbaungan. This study was quasi-experimental with cluster random sampling technique. Class A for guided inquiry, class B for Modified Free Inquiry and class C for traditional method as control class.The instrument of the study using the test of learning achievement, critical thinking skills and science process skills. The results of study showed that : 1) There was a significant effect between using guided inquiry, Modified Free Inquiry and traditional methods on student learning achievement

about ecosystem. The students’ achievement taught by Guided Inquiry method was 84,63

± 5,879 significantly higher than the achievement of students taught by Modified Free Inquiry method was 80,49 ± 5,236 and the students taught by traditional method was 77,43 ± 4,690 ; (2) There was a significant effect between using guided inquiry, Modified Free Inquiry and traditional methods on student critical thinking skills about ecosystem. The student critical thinking skills taught by Guided Inquiry method was 78,84 ± 4,803 significantly higher than the critical thinking skills of students taught by Modified Free Inquiry method was 71,21 ± 2,839 and the students taught by traditional method was 68,25 ± 4,845; and (3) There is a significant effect between using guided inquiry, Modified Free Inquiry and traditional methods on students’ science process skills about ecosystem. The students’ science process skills taught by Guided Inquiry method was 72,05 ± 8,220 significantly higher than the students’ science process skills taught by Modified Free Inquiry method was 68,72 ± 7,967 and the students taught by traditional method was 65,05 ± 47,897. In following up of this study, the teachers are expected to implement guided inquiry and modified free inquiry methods in biology learning to improve students’ learning achievement, critical thinking skills and science process skills.

Keywords: Guided inquiry, Modified Free Inquiry, Traditional method learning, learning


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry terhadap Hasil Belajar Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses Sains Siswa di SMP N 3 Perbaungan” yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program studi Pendidikan Biologi Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Banyak pihak yang senantiasa memberikan bantuan, bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan tesis ini. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati dan rasa tulus, penulis mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Syarifuddin, M.Sc,Ph.D dan Dr. Hasruddin, M.Pd selaku pembimbing tesis yang dengan sabar telah banyak memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi serta meluangkan waktunya kepada penulis. Kepada ketiga narasumber yaitu Prof. Dr. Rer.nat Binari Manurung, M.Si, Dr. Syahmi Edi, M.Si dan Dr. Fauziyah Harahap, M.Si yang telah memberikan masukan dan koreksi untuk perbaikan tesis ini, serta seluruh Bapak dan Ibu dosen dengan tulus ikhlas telah memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di Program Pascasarjana Unimed. Pada kesempatan ini juga penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, Dr. Hasruddin, M.Pd., yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan tesis.

4. Dr. Mufti Sudibyo, M.Si dan Zulkifli selaku validator instrumen.

5. Kepala sekolah Tagor S,Pd dan Barbara Eva Murdiati, SPd selaku guru IPA di SMP Negeri 3 Perbaungan yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

6. Ayahanda Jawatner Naibaho, S.Pd dan Ibunda Arfah Ariani Sembiring M (Almh) serta Ibu Herlina, S.Pd yang telah mendukung serta memberikan doa kepada penulis. Kakak dan Abang tercinta Karina Rizki Yani Naibaho, S.Pd,


(8)

iv

Arie Zoel Firman Naibaho, Asih Kumala Dewi dan Mukhlish Novandi, S.Pd serta kedua keponakan kembar yang selalu membuat penulis semangat Shafatun Nabilah Naibaho dan Shifatun Nadhirah Naibaho.

7. Sahabat tersayang Harjumaini Nasution, S.Pd, Dian Brangzo Daulay, S.Pd, Mila Kuswarini,S.Pd dan Indah Purnama Sari, S.Pd.

8. Teman-teman angkatan XXII khususnya kelas A-2 dan A-1 Program Studi Pendidikan Biologi.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih kurang sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna penyempurnaan tesis ini. Kiranya tesis ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah berpikir bagi pembaca, khususnya dalam dunia pendidikan.

Medan, Agustus 2014 Penulis,

Tri Suci Naibaho NIM. 8126173031


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Indentifikasi Masalah 6

1.3. Pembatasan Masalah 7

1.4. Perumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 9

BAB II. KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

2.1. Kajian Teori 10

2.1.1. Belajar dan Hasil Belajar 10

2.1.2. Hakikat Metode Pembelajaran 11

2.1.3. Metode Pembelajaran Inquiry 12

2.1.4. Model Pembelajaran Konvensional 19

2.1.5. Kemampuan Berpikir Kritis 20

2.1.6. Keterampilan Proses Sains 23

2.2. Penelitian Relevan 25

2.3. Kerangka Berpikir 26

2.4.Pengajuan Hipotesis 31

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 34

3.2. Populasi dan Sampel 34

3.3.Desain Penelitian 34

3.4.Variabel Penelitian 35

3.5. Definisi Operasional 35

3.6. Prosedur Penelitian 37

3.7. Pengontrolan Variabel 42

3.8. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 44

3.9. Teknik Analisis Data 52

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 54

4.1.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 54

4.1.2. Uji Persyaratan Statistik 56


(10)

4.1.2.2. Uji Homogenitas 58

4.2. Analisis Data 58

4.3. Pembahasan 63

4.4. Keterbatasan Penelitian 72

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1. Simpulan 73

5.2. Implikasi 74

5.3. Saran 75


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Tahapan Metode Inquiry 18

Tabel 2.2. Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 24

Tabel 3.1. Desain Penelitian 35

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar Materi Ekosistem 45 Tabel 3.3. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis 46 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Tes Keterampilan Proses Sains 47 Tabel 3.5. Kategori Reliabilitas Suatu Tes 49

Tabel 3.6. Kategori Indeks Daya Pembeda Suatu Tes 50

Tabel 3.7. Kategori Indeks Kesukaran Suatu Tes 51

Tabel 4.1 Uji Normalitas Data Pretes dan Postetst Hasil Belajar Siswa 56 Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Pretes dan Postetst Tes Berpikir Kritis 57 Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Pretes dan Postetst Tes Keterampilan 58


(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Bagan Alur Prosedur Penelitian 41

Gambar 4.1 Pengaruh Metode Guided Inquiry, Modified Free Inquiry, dan

Tradisional terhadap Hasil Belajar Siswa 59 Gambar 4.2 Pengaruh Metode Guided Inquiry, Modified Free Inquiry, dan

Tradisional terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 60 Gambar 4.3 Pengaruh Metode Guided Inquiry, Modified Free Inquiry, dan


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 79

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 83

Lampiran 3.Tes Hasil Belajar 108

Lampiran 4. Tes Kemampuan Berpikir Kritis 114

Lampiran 5. Rubrik Penilaian Tes Berpikir Kritis 118

Lampiran 6. Tes Keterampilan Proses Sains 124

Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa 128

Lampiran 8. Validitas Tes Hasil Belajar 141

Lampiran 9. Perhitungan Tes Hasil Belajar 144

Lampiran 10. Validitas Kemampuan Berpikir Kritis 147

Lampiran 11. Data Sebaran Hasil Tes Hasil Belajar 150 Lampiran 12. Data Sebaran Hasil Tes Hasil Belajar 156 Lampiran 13. Data Sebaran Hasil Tes Hasil Belajar 162

Lampiran 14. Nilai Kelas Guided Inquiry 168

Lampiran 15. Nilai Kelas Modified Free Inquiry 169

Lampiran 16. Nilai Kelas tradisional 170

Lampiran 17. Hasil Perhitungan SPSS 171

Lampiran 18. Dokumentasi 190


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan melibatkan aktivitas fisik dan mental siswa. Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk pengalaman belajar siswa yang dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran. Guru sebagai tenaga pendidik profesional diharapkan mampu memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan materi pelajaran

sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Galbreath (dalam Arnyana, 2006) mengemukakan bahwa pada abad

pengetahuan, modal intelektual, khususnya kecakapan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking) terutama berpikir kritis, merupakan kebutuhan sebagai

tenaga kerja yang handal. Afcariono (2008) juga menyatakan bahwa kemampuan berpikir tinggi khususnya berpikir kritis sangat penting diajarkan di sekolah karena keterampilan ini sangat diperlukan oleh siswa untuk sukses dalam kehidupannya. Oleh karena itu, seorang ahli pendidikan, John Dewey, sejak awal mengharapkan agar siswa diajarkan kecakapan berpikir kritis (Johnson, 2002). Namun sampai saat ini, kecakapan berpikir kritis siswa belum ditangani secara sungguh-sungguh oleh para guru di sekolah sehingga siswa masih banyak yang kurang terampil menggunakan kemampuan berpikir kritis yang berdampak pada hasil belajar siswa rendah. Hal ini mendukung pernyataan Ariyati (2010) bahwa rendahnya kualitas pendidikan disebabkan karena rendahnya kemampuan berpikir


(15)

2

kritis siswa. Pada umumnya siswa diarahkan untuk menghafal dan menimbun informasi, sehingga siswa pintar secara teoritis tetapi miskin aplikasi. Akibatnya kemampuan berpikir kritis menjadi beku, bahkan menjadi susah untuk dikembangkan.

Berdasarkan Data Kumpulan Nilai (DKN) yang diperoleh dari guru bidang studi IPA SMP Negeri 3 Perbaungan dapat disimpulkan hasil belajar siswa masih rendah dan terdapat beberapa siswa yang masih memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasasan minimum (KKM) kemudian dengan melakukan wawancara terhadap salah seorang guru bidang studi IPA di SMP Negeri 3 Perbaungan bahwa walaupun guru-guru IPA di sekolah tersebut telah berusaha menerapkan metode yang bervariasi seperti ceramah, diskusi, tanya jawab, bahkan kegiatan praktikum di laboratorium, tetapi keaktivan siswa di kelas masih kurang memadai. Hal ini ditandai dengan dengan minimnya aktivitas bertanya, menjawab, menanggapi dan mengemukakan pendapat, menalar, belum terbiasa belajar dengan diawali permasalahan-permasalahan dan menemukan sendiri apa yang mereka pelajari, sehingga kemampuan berpikir anak tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal akibatnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa masih jauh dari yang diharapkan.

Kurangnya kemampuan berpikir kritis mengakibatkan siswa menjadi kurang dapat menggunakan metode belajar yang sesuai sehingga belajar hanya secara hafalan dan merasa bosan. Kurangnya kemampuan berpikir kritis juga berdampak pada pemikiran siswa yang kurang sistematis atau kurang runtut. Hal ini dapat menyebabkan siswa sulit dalam memahami konsep-konsep biologi yang abstrak, yang berakibat pada rendahnya hasil belajar biologi Pada PISA 2006, capaian sains untuk Indonesia berada pada peringkat ke-50 dari 57 negara dengan skor


(16)

3

393. Pada PISA 2009, menunjukkan skor Indonesia kembali turun menjadi 383 dan menduduki peringkat ke-60 dari 65 negara. Pencapaian siswa Indonesia masih banyak berada pada level kemampuan dasar belum sampai pada level kemampuan yang lebih tinggi. Hasil dari TIMSS (Trends in International Mathematics and

Science Study) IPA 2007, menyatakan bahwa Indonesia menduduki urutan ke-35

dari 49 negara, hasil PISA 2013 yang lebih memprihatinkan, indonesia menempati urutan dua terbawah dari 65 negara (Anonim, 2013). Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem merupakan materi biologi yang membahas tentang makhluk hidup dan lingkungannya serta permasalahan yang muncul akibat dari pencemaran dan kerusakan lingkungan. Pada materi ini diperlukan keaktivan siswa dalam belajar dan berusaha menganalisis permasalahan yanga ada dan mengatasi permasalahan tersebut. Siswa diharapkan dapat mencari dan menemukan konsep-konsep dalam ekosistem, serta dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Jadi dalam materi saling ketergantungan dalam ekosistem dibutuhkan kemampuan berpikir dan sikap siswa terhadap ekosistem, pencemaran dan kerusakan lingkungan serta permasalahannya. Agar dikelas menjadi efektif dan siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, saat ini para peneliti bidang pendidikan telah mengembangkan sejumlah teori belajar dan berbagai metode yang dinilai baik dalam mendukung suasana aktif di dalam kelas. Metode yang berpusat pada siswa (student centered) dianggap tepat sebagai solusi terhadap permasalahan

untuk meningkatkan hasil belajar biologi dan kemampuan berpikir kritis. Salah satu metode yang berpusat pada siswa, yang mampu mengaktivkan siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan sendiri inti materi pelajaran,


(17)

4

membangkitkan diskusi, juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajarnya adalah metode inquiry, metode ini melatih siswa dalam memecahkan masalah, meningkatkan pemahaman terhadap sains, mengembangkan keterampilan belajar sains, dan literasi sains serta dapat melatih kecakapan berpikir siswa (Zion, 2007). Pembelajaran inkuiri merupakan suatu metode yang berpusat pada siswa, kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban atas pertanyaan- pertanyaan melalui suatu prosedur yang telah direncanakan secara jelas (Mustachifidoh, 2013). Aktivitas di laboratorium memiliki potensi untuk memberi peluang siswa belajar mengkonstruksi pengetahuan sainsnya sambil bekerja, tetapi siswa mengalami kesulitan dalam mengintegrasikan konsep-konsep yang mereka pelajari dari guru dengan peristiwa-peristiwa yang mereka amati di laboratorium. Kesulitan- kesulitan tersebut disebabkan diantaranya oleh: (1) pemahaman yang kurang terhadap konsep-konsep yang mendasari percobaan, (2) ketidakmauan untuk menghubungkan hasil-hasil pengamatan dengan teori, dan (3) ketidakmauan mengaitkan konsep-konsep yang dimiliki dengan hasil-hasil pengamatan di laboratorium (Mustachifidoh, 2013) . dengan menggunakan metode inkuiri dapat membantu siswa untuk mengintegrasikan konsep-konsep yang telah mereka ketahui sebelumnya dengan peristiwa-peristiwa yang mereka amati di laboratorium. inkuiri juga dapat mengubah miskonsepsi yang dialami siswa menjadi konsep ilmiah. Belajar dengan menggunakan inkuiri ini diharapkan siswa menjadi lebih kreatif, inovatif, dan belajarnya menjadi lebih bermakna sehingga prestasi belajar biologi dapat ditingkatkan. Hal ini dikarenakan proses belajar inkuiri mengandung proses-proses mental yang


(18)

5

lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan masalah, merancang percobaan, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, memiliki sifat-sifat objektik, jujur, hasrat ingin tahu,dan keterbukaan. Dampak positif yang lain dari penerapaninkuiri adalah: (1) berkurangnya miskonsepsi yang dibawa siswa sebelum pembelajaran, (2) peningkatan pada kemampuan siswa untuk mengintegrasikan konstruksi pengetahuannya di laboratorium dengan konstruksi pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari (Suastra, 2009). Siswa diharapkan dapat menumbuhkan motivasi dan memberi kesempatan banyak kepada siswa untuk mengambil peran sebagai ilmuwan, sehingga akan timbul kebanggan dan harga diri dengan mengetahui hasil pekerjaan, memahami tujuan yang harus dicapai, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar, melahirkan hasil belajar yang bermakna sehingga hasilnya akan bermakna bagi subjek belajar. Dengan kelebihan yang ada dalam inquiry, maka perlu diterapkan metode ini disekolah sebagai solusi agar siswa lebih diberdayakan dan aktif dalam aktivitas belajar sehingga dapat melatih kemampuan berpikir kritis yang diharapkan dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran dengan keterampilan proses sains juga sangat jarang dilaksanakan untuk sekolah menengah pertama sehingga menyebabkan tidak berkembangnya tingkat berpikir kritis siswa dalam pembelajaran biologi. Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual dengan melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya, keterampilan manual terlibat dalam penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau


(19)

6

perakitan alat, keterampilan sosial dimaksudkan bahwa dengan keterampilan proses siswa berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (Rustaman, 2009).

Bedasarkan fakta-fakta diatas, perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh metode inquiry terhadap hasil belajar biologi, kemampuan berpikir kritis dan

keterampilan proses sains di SMP Negeri 3 Perbaungan pada materi saling ketergantungan dalam ekosistem.

1.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) guru masih jarang menerapkan metode yang mengaktivkan siswa; (2) dalam kelas bersifat teacher centered; guru lebih banyak memberi informasi dengan metode

ceramah, diikuti oleh diskusi dan tanya jawab biasa. Hal ini menyebabkan potensi dan kemampuan diri siswa tidak berkembang secara baik, (3) siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran; (4) siswa tidak terbiasa belajar dengan diawali permasalahan-permasalahan dan membuktikan konsep sehingga kemampuan berpikir kritis siswa tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal ; (5) Keterampilan proses sains sangat jarang dilakukan guru IPA khususnya biologi; (6) siswa kurang menyukai prosesdi kelas karena suasana belajar yang menjenuhkan, sehingga minat dan motivasi belajar siswa rendah yang pada akhirnya hasil belajar biologi juga rendah dan (7) Belum adanya inovasi yang menerapkan strategiaktif Inquiry khususnya pada materi ekosistem.


(20)

7

1.2. Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan masalah yang akan dibahas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah. Oleh karena itu, masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi dengan menggunakaninkuiri terbimbing (Guided Inquiry), inkuiri bebas termodifikasi

(Modified Free Inquiry) dan metode tradisional.

2. Hasil belajar siswa dibatasi pada materi saling ketergantungan dalam ekosistem di kelas VII semester genap SMP Negeri 3 Perbaungan, pada ranah kognitif C1, C2, C3, C4 dan C5.

3. Kemampuan berpikir kritis dibatasi pada kemampuan pada sembilan aspek yang dikembangkan oleh Tsui (2002), dan penyusunan soal diadaptasi dari tes kemampuan berpikir kritis Cornell (1964).

4. Keterampilan Proses Sains dibatasi pada kemampuan mengamati, mengelompokkan, meramalkan, menafsirkan, mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menetapkan konsep dan berkomunikasi (Rustaman, 2007).

5. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas VII SMP N 3 Perbaungan pada materi ekosistem.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah adalah :


(21)

8

1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing (Guided

Inkuiry), inkuiri bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) dan metode

tradisional terhadap hasil belajar kognitif siswa dalam mempelajari materi saling ketergantungan dalam ekosistem di SMP Negeri 3 Perbaungan?

2. Apakah terdapat pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing (Guided

Inkuiry), inkuiri bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) dan metode

tradisional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dalam mempelajari materi saling ketergantungan dalam ekosistem di SMP Negeri 3 Perbaungan? 3. Apakah terdapat pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing (Guided

Inkuiry), inkuiri bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) dan metode

tradisional terhadap keterampilan proses sains siswa dalam mempelajari materi saling ketergantungan dalam ekosistem di SMP Negeri 3 Perbaungan?

1.4. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing (Guided Inkuiry), inkuiri

bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) dan metode tradisional terhadap

hasil belajar kognitif siswa dalam mempelajari materi saling ketergantungan dalam ekosistem di SMP Negeri 3 Perbaungan?

2. Pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing (Guided Inkuiry), inkuiri

bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) dan metode tradisional terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa dalam mempelajari materi saling ketergantungan dalam ekosistem di SMP Negeri 3 Perbaungan?


(22)

9

3. Pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing (Guided Inkuiry), inkuiri

bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) dan metode tradisional terhadap

keterampilan proses sains siswa dalam mempelajari materi saling ketergantungan dalam ekosistem di SMP Negeri 3 Perbaungan?

1.5.Manfaat Penelitian

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam upaya merencanakan dan memilih metode pembelajaran pada materi IPA lainnya yang sesuai dengan kompetensi dan tujuan yang diharapkan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa, serta bermanfaat juga bagi siswa agar dapat menumbuh kembangkan atau meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar IPA.

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya dan dapat dijadikan sebagai sebuah rujukan dalam meningkatkan kemampuan kompetensi dasar IPA siswa SMP.


(23)

73

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode Guided Inquiry,

Modified Free Inquiry dan tradisional terhadap hasil belajar biologi siswa

pada materi ekosistem di SMP N 3 Perbaungan. Hasil belajar biologi siswa yang dibelajarkan dengan guided inquiry secara signifikan lebih tinggi

dibandingkan dengan metode Modified Free Inquiry dan metode tradisional.

2. Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode Guided Inquiry,

Modified Free Inquiry dan tradisional terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa pada materi ekosistem di SMP N 3 Perbaungan. Kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan guided inquiry secara signifikan lebih

tinggi dibandingkan dengan metode Modified Free Inquiry dan metode

tradisional.

3. Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode Guided Inquiry,

Modified Free Inquiry dan tradisional terhadap keterampilan proses sains

siswa pada materi ekosistem di SMP N 3 Perbaungan. Keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan guided inquiry secara signifikan lebih

tinggi dibandingkan dengan metode Modified Free Inquiry dan metode


(24)

74

5.2. Implikasi

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh metode Guided Inquiry dan Modified Free Inquiry terhadap hasil belajar, berpikir

kritis dan keterampilan proses sain siswa. Hal ini memberi penjelasan dan penegasan bahwa metode pembelajaran Guided Inquiry dan Modified Free

Inquiry merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian untuk meningkatkan

hasil belajar biologi siswa. Hal ini dapat dimaklumi karena melalui penerapan metode pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran sehingga keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran akan tercapai.

Dengan demikian konsekuensinya apabila penerapan metode pembelajaran yang kurang tepat dalam pembelajaran maka tentu akan berakibat berkurang pula partisipasi siswa dalam pembelajaran. Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil belajar, berpikir kritis dan keterampilan proses sain siswa yang diajarkan dengan metode pembelajaran Guided Inquiry lebih baik daripada

metode pembelajaran Modified Free Inquiry dan metode pembelajaran tradisional.

Sedangkan rata-rata hasil belajar, berpikir kritis dan keterampilan proses sain metode pembelajaran Modified Free Inquiry lebih baik daripada metode

pembelajaran tradisional. Hal ini menunjukkan bahwa dengan metode pembelajaran Guided Inquiry efektif untuk meningkatkan hasil belajar, berpikir

kritis dan keterampilan proses sains karena Metode inquiry menekankan pada

aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya Metode

inquiry menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran,


(25)

75

secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.

5.3. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka perlu disarankan sebagai berikut: 1. Kepada guru Mata Pelajaran Biologi agar memaksimalkan kegiatan

pembelajaran dengan berbagai metode pembelajaran yang variatif diantaranya yaitu metode pembelajan Guided Inquiry dan metode pembelajaran Modified

Free Inquiry.

2. Sebelum dilakukan penerapan metode pembelajaran Guided Inquiry dan

Modified Free Inquiry perlu disosialisasikan juga terlebih dahulu kepada

siswa bagaimana mekanisme metode pembelajaran tersebut sehingga proses pembelajaran, tujuan maupun kompetensi yang akan diharapkan dapat tercapai.

3. Dari hasil penelitian yang sudah ada, peneliti hendaknya dapat mengembangkan metode pembelajaran yang lebih baik lagi digunakan untuk siswa agar tidak terfokus pada metode pembelajaran Guided Inquiry dan

Modified Free Inquiry saja. Mungkin ada lebih banyak lagi metode

pembelajaran yang lebih baik sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.


(26)

76

DAFTAR PUSTAKA

Afcariono, M. 2008. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi.

Jurnal Pendidikan Inovatif, 3(2) : 65-68.

Anonim. 2013. PISA 2012 in Focus. OECD.

Anonim. 2002. Integrated Curriculum for Secondary Schools: Curriculum Specifications Science Form 2. Curriculum Development Centre.

Ministry of Education Malaysia. 1 -53.

Ariyati, E. 2010. Pembelajaran Berbasis Praktikum untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Matematika dan IPA, 1 (2) : 1-11.

Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Arnyana, I. B. P. 2006. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas PMIPA, IKIP Negeri Singaraja.

Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, 3(39).

Bell, R dan Banchi, H. 2008. Simplifying inquiry instruction. The Science Teacher 72 (7) : 30-34

Brickman, P., C. Gormally, N. Armstrong, B. Hallar. 2009. Effects of Inquiry-based Learning on Students’ Science Literacy Skills and Confidence. International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning, 3, (2) :1-22.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Ennis, R. H., W. L. Gardiner, R. Morrow, D. Paulus, dan L. Ringel. 1964. The Cornell Clas-Reasoning Test, Form X. Champaign: Illinois Critical Thinking Project, Department of Educational Policy Sudies, University of Illinois at Urbana-Champaign.

Fisher, A. 2009. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Hamalik, O. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Bumi Aksara. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.


(27)

77

Hermawati, N. WM. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Penguasaan Konsep Biologi Dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.

Johnson, E. B. 2002. Contextual Teaching and Learning. California: Corwin Press, Inc.

Kindsvatter, R., W. Wile, and M. Ishler. 1996. Dynamic of Effective Teaching. London: Logman Publisher.

Masek, A. dan S. Yamin. 2012. The Impact of Instructional Methods on Critical Thinking: A Comparison of Problem-Based Learning and Conventional Approach in Engineering Education. International Scholarly Research Network ISRN Education. 2012 : 1 - 6.

Mustachifidoh; Jelantik,S dan Widiyanti. 2013. Pengaruh model pembelajaran inquiry terhadap prestasi belajar biologi ditinjau dari intelegensi siswa SMA N 1 Srono. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. (3) : 1-11.

Nurhadi & Senduk, G. A. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. Universitas Negeri Malang.

Nuraini, A. 2013. Perbedaan keberhasilan Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan model pembelajaran inkuiri bebas pada aspek kognitif Peserta Didik. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Purba, S. 2010. Strategi Pembelajaran Kolaboratif Dalam Meningkatkan Kreativitas Belajar Mengajar. Medan: Jurnal Teknologi Pendidikan Pascasarjana Unimed Medan, 3(1) : 1 April 2010.

Paidi. tanpa tahun. Peningkatan Scientific Skill Siswa Melalui Implementasi Metode Guided Inquiry Pada Pembelajaran Biologi di SMAN 1 Sleman. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.

Parr, B., dan M. C. Edwards. 2004. Inquiry-Based Instruction In Secondary Agricultural Education: Problem-Solving – An Old Friend Revisited.

Journal of Agricultural Education, 45(4).

Quitadamo, I. J., C. L. Faiola, J. E. Johnson, and M. J. Kurtz. 2008. Community-based Inquiry Improves Critical Thinking in General Education Biology. Article. CBE-Life Sciences Education, (7) : 327-337.

Riyanto, Y. 2008. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan berkualitas. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.


(28)

78

Roestiyah, N. K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu Perlu Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia.

Rufaida, D. A., Hidayat, L.M ., dan Isnaini, S . 2012. Bank Soal IPA SMP/Mts. Yogyakarta : Citra Aji Permana.

Rusche, S. N dan K. Jason. 2011. “You Have to Absorb Yourself in It”: Using Inquiry and Reflection to Promote Student Learning and Self-knowledge.

Teaching Sociology American Sociological Association 39(4) 338– 353. Syah, M. 2003. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rieneka Cipta.

Suastra, I W. 2009. Pembelajaran Sains Terkini. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Supardi. 2013. Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Jakarta : Prima Ufuk Semesta.

Tsui, L. 2002. Fostering Critical Thinking through Effective Pedagogy: Evidence from Four Institutional Case Studies. The Journal of Higher Education,

73(6):740-763.

Wulaningsih, S; Prayitno, A.B dan Probosar, M.R. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Ditinjau Dari Kemampuan Akademik Siswa SMA Negeri 5 Surakarta.

Pendidikan Biologi FKIP UNS. 4 (2) : 33-43.

Zion, M., D. Shafira, M. Slezak, E. Link, N. Bashan, M. Brumer, T. Orian, R. Nussinovitch, B. Agrest, dan R. Mendelovici. 2004. Case Study: Biomind-A New Biology Curriculum that Enables Aunthentic Inquiry Learning. Journal of Biological Education. 38 (2) : 57-69.

Zion, M. 2007. Implementation Model of An Open Inquiry Curriculum. Science Education International. 18 (2) : 93-112.

Zion, M dan Mendelovici, R. 2012. Moving from structured to open inquiry: Challenges and limits. Science Education International 23 (4) : 383-339.


(1)

73 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode Guided Inquiry, Modified Free Inquiry dan tradisional terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi ekosistem di SMP N 3 Perbaungan. Hasil belajar biologi siswa yang dibelajarkan dengan guided inquiry secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan metode Modified Free Inquiry dan metode tradisional. 2. Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode Guided Inquiry,

Modified Free Inquiry dan tradisional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi ekosistem di SMP N 3 Perbaungan. Kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan guided inquiry secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan metode Modified Free Inquiry dan metode tradisional.

3. Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode Guided Inquiry, Modified Free Inquiry dan tradisional terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi ekosistem di SMP N 3 Perbaungan. Keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan guided inquiry secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan metode Modified Free Inquiry dan metode tradisional.


(2)

5.2. Implikasi

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh metode Guided Inquiry dan Modified Free Inquiry terhadap hasil belajar, berpikir kritis dan keterampilan proses sain siswa. Hal ini memberi penjelasan dan penegasan bahwa metode pembelajaran Guided Inquiry dan Modified Free Inquiry merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Hal ini dapat dimaklumi karena melalui penerapan metode pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran sehingga keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran akan tercapai.

Dengan demikian konsekuensinya apabila penerapan metode pembelajaran yang kurang tepat dalam pembelajaran maka tentu akan berakibat berkurang pula partisipasi siswa dalam pembelajaran. Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil belajar, berpikir kritis dan keterampilan proses sain siswa yang diajarkan dengan metode pembelajaran Guided Inquiry lebih baik daripada metode pembelajaran Modified Free Inquiry dan metode pembelajaran tradisional. Sedangkan rata-rata hasil belajar, berpikir kritis dan keterampilan proses sain metode pembelajaran Modified Free Inquiry lebih baik daripada metode pembelajaran tradisional. Hal ini menunjukkan bahwa dengan metode pembelajaran Guided Inquiry efektif untuk meningkatkan hasil belajar, berpikir kritis dan keterampilan proses sains karena Metode inquiry menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya Metode inquiry menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru


(3)

75

secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.

5.3. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka perlu disarankan sebagai berikut: 1. Kepada guru Mata Pelajaran Biologi agar memaksimalkan kegiatan

pembelajaran dengan berbagai metode pembelajaran yang variatif diantaranya yaitu metode pembelajan Guided Inquiry dan metode pembelajaran Modified Free Inquiry.

2. Sebelum dilakukan penerapan metode pembelajaran Guided Inquiry dan Modified Free Inquiry perlu disosialisasikan juga terlebih dahulu kepada siswa bagaimana mekanisme metode pembelajaran tersebut sehingga proses pembelajaran, tujuan maupun kompetensi yang akan diharapkan dapat tercapai.

3. Dari hasil penelitian yang sudah ada, peneliti hendaknya dapat mengembangkan metode pembelajaran yang lebih baik lagi digunakan untuk siswa agar tidak terfokus pada metode pembelajaran Guided Inquiry dan Modified Free Inquiry saja. Mungkin ada lebih banyak lagi metode pembelajaran yang lebih baik sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.


(4)

76

DAFTAR PUSTAKA

Afcariono, M. 2008. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi. Jurnal Pendidikan Inovatif, 3(2) : 65-68.

Anonim. 2013. PISA 2012 in Focus. OECD.

Anonim. 2002. Integrated Curriculum for Secondary Schools: Curriculum Specifications Science Form 2. Curriculum Development Centre. Ministry of Education Malaysia. 1 -53.

Ariyati, E. 2010. Pembelajaran Berbasis Praktikum untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Matematika dan IPA, 1 (2) : 1-11.

Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Arnyana, I. B. P. 2006. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas PMIPA, IKIP Negeri Singaraja. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, 3(39).

Bell, R dan Banchi, H. 2008. Simplifying inquiry instruction. The Science Teacher 72 (7) : 30-34

Brickman, P., C. Gormally, N. Armstrong, B. Hallar. 2009. Effects of Inquiry-based Learning on Students’ Science Literacy Skills and Confidence. International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning, 3, (2) :1-22.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Ennis, R. H., W. L. Gardiner, R. Morrow, D. Paulus, dan L. Ringel. 1964. The

Cornell Clas-Reasoning Test, Form X. Champaign: Illinois Critical Thinking Project, Department of Educational Policy Sudies, University of Illinois at Urbana-Champaign.

Fisher, A. 2009. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga. Hamalik, O. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Bumi Aksara. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.


(5)

77

Hermawati, N. WM. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Penguasaan Konsep Biologi Dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.

Johnson, E. B. 2002. Contextual Teaching and Learning. California: Corwin Press, Inc.

Kindsvatter, R., W. Wile, and M. Ishler. 1996. Dynamic of Effective Teaching. London: Logman Publisher.

Masek, A. dan S. Yamin. 2012. The Impact of Instructional Methods on Critical Thinking: A Comparison of Problem-Based Learning and Conventional Approach in Engineering Education. International Scholarly Research Network ISRN Education. 2012 : 1 - 6.

Mustachifidoh; Jelantik,S dan Widiyanti. 2013. Pengaruh model pembelajaran inquiry terhadap prestasi belajar biologi ditinjau dari intelegensi siswa SMA N 1 Srono. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. (3) : 1-11.

Nurhadi & Senduk, G. A. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. Universitas Negeri Malang.

Nuraini, A. 2013. Perbedaan keberhasilan Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan model pembelajaran inkuiri bebas pada aspek kognitif Peserta Didik. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Purba, S. 2010. Strategi Pembelajaran Kolaboratif Dalam Meningkatkan Kreativitas Belajar Mengajar. Medan: Jurnal Teknologi Pendidikan Pascasarjana Unimed Medan, 3(1) : 1 April 2010.

Paidi. tanpa tahun. Peningkatan Scientific Skill Siswa Melalui Implementasi Metode Guided Inquiry Pada Pembelajaran Biologi di SMAN 1 Sleman. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.

Parr, B., dan M. C. Edwards. 2004. Inquiry-Based Instruction In Secondary Agricultural Education: Problem-Solving – An Old Friend Revisited. Journal of Agricultural Education, 45(4).

Quitadamo, I. J., C. L. Faiola, J. E. Johnson, and M. J. Kurtz. 2008. Community-based Inquiry Improves Critical Thinking in General Education Biology. Article. CBE-Life Sciences Education, (7) : 327-337.

Riyanto, Y. 2008. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan berkualitas. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.


(6)

Roestiyah, N. K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu Perlu Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia.

Rufaida, D. A., Hidayat, L.M ., dan Isnaini, S . 2012. Bank Soal IPA SMP/Mts. Yogyakarta : Citra Aji Permana.

Rusche, S. N dan K. Jason. 2011. “You Have to Absorb Yourself in It”: Using Inquiry and Reflection to Promote Student Learning and Self-knowledge. Teaching Sociology American Sociological Association 39(4) 338– 353. Syah, M. 2003. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rieneka Cipta.

Suastra, I W. 2009. Pembelajaran Sains Terkini. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Supardi. 2013. Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Jakarta : Prima Ufuk Semesta.

Tsui, L. 2002. Fostering Critical Thinking through Effective Pedagogy: Evidence from Four Institutional Case Studies. The Journal of Higher Education, 73(6):740-763.

Wulaningsih, S; Prayitno, A.B dan Probosar, M.R. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Ditinjau Dari Kemampuan Akademik Siswa SMA Negeri 5 Surakarta. Pendidikan Biologi FKIP UNS. 4 (2) : 33-43.

Zion, M., D. Shafira, M. Slezak, E. Link, N. Bashan, M. Brumer, T. Orian, R. Nussinovitch, B. Agrest, dan R. Mendelovici. 2004. Case Study: Biomind-A New Biology Curriculum that Enables Aunthentic Inquiry Learning. Journal of Biological Education. 38 (2) : 57-69.

Zion, M. 2007. Implementation Model of An Open Inquiry Curriculum. Science Education International. 18 (2) : 93-112.

Zion, M dan Mendelovici, R. 2012. Moving from structured to open inquiry: Challenges and limits. Science Education International 23 (4) : 383-339.