EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana Linn) TERHADAP STATUS KESEHATAN GINGIVA PENYANDANG Efektivitas Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia Mangostana Linn) Terhadap Status Kesehatan Gingiva Penyandang Tunanetra Di Unit Rehabilitasi Sosial Bha
EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana Linn) TERHADAP STATUS KESEHATAN GINGIVA PENYANDANG
TUNANETRA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL BHAKTI CANDRASA SURAKARTA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Kedokteran Gigi
Oleh:
FIRDAYANTI INDAH PRATIWI J520120057
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016
(2)
(3)
(4)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 10 Juni 2016
Penulis
Firdayanti Indah Pratiwi J520120057
(5)
EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana Linn) TERHADAP STATUS KESEHATAN GINGIVA PENYANDANG
TUNANETRA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL BHAKTI CANDRASA SURAKARTA
Abstrak
Plak dan bakteri merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya penyakit gigi dan mulut, salah satunya gingivitis terutama pada penyandang tunanetra. Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai macam tindakan salah satunya dengan cara kimiawi yaitu berkumur dengan larutan yang mengandung zat antiinflamasi dan antibakteri. Ekstrak kulit manggis merupakan bahan yang mengandung senyawa kimia yang memiliki peranan penting dalam menghambat pembentukan plak gigi. Saat ini ekstrak kulit manggis diolah dalam kemasan salah satunya Mastin®.Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana Linn) terhadap status kesehatan gingiva penyandang tunanetra di Unit Rehabilitasi Sosial Bhakti Candrasa Surakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasional analitik dengan rancangan penelitian pretest dan posttest design. Responden dalam penelitian adalah penyandang tunanetra umur 35-49 tahun di Unit Rehabilitasi Sosial Bhakti Candrasa Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2016. Tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Responden diberi perlakuan berkumur dua kali sehari yaitu pagi dan siang hari dan dilakukan penilaian gingivitis dengan menggunakan Modified Gingival Index (MGI). Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pada gigi molar pertama kanan atas (16), insisivus pertama kiri atas (21), premolar pertama kiri atas (24), molar pertama kiri bawah (36), insisivus pertama kanan bawah (41), dan premolar pertama kanan bawah (44). Penelitian ini di uji dengan menggunakan paired simple t-test dan diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa berkumur dengan ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana Linn) efektif meningkatkan status kesehatan gingiva pada penyandang tunanetra di Unit Rehabilitasi Sosial Bhakti Candrasa Surakarta.
Kata kunci : ekstrak kulit manggis, gingivitis, Modified Gingival Index (MGI), Mastin®, tunanetra.
Abstracts
Plaque and bacterial is either triggers of dental and oral diseases, suppose that gingivitis especially on blind. Therefore it is necessary to do various treatment, such chemical method with a solution containing the anti inflammatory and antibacterial agent. Mangosteen fruit peel extract is an ingredient that contains chemical compounds that have an important role in inhibiting the formation of dental plaque. Nowadays mangosteen fruit peel extract is process in the packaging like Mastin®. The purpose of this study was to determine the effectivity of mangosteen fruit peels extract (garcinia mangostana linn) on gingival health status of blind in Bhakti Candrasa Sosial Rehabilitation Unit. Method that used was observational analytic with pretest and posttestdesign approach. The respondents were blind aged 35-49 years in Bhakti Candrasa Sosial Rehabilitation Unit. This study was conducted in may 2016. This study uses purposive sampling method. Respondents were treated to gargle twice a day, at the morning and afternoon and assessment using the modified gingival index (MGI). Examinationconducted at the first molars right upper (16), first incisivus left upper (21), first premolar left upper (24), first molar left lower (36), first incisivus right lower (41), and first premolar right lower (44). This study was tested by paired t-test and obtained the value p = 0.000 (p <0.05) so that it can be concluded that
(6)
gargling with mangosteen fruit peel's extract (Garcinia mangostana Linn) is effective in improving gingival health status on blind in Bhakti Candrasa Sosial Rehabilitation Unit. Keywords: mangosteen fruit peels extract, gingivitis, Modified Gingival Index (MGI), Mastin®, blind.
1. PENDAHULUAN
Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius oleh tenaga kesehatan, hal ini terlihat bahwa penyakit gigi dan mulut masih diderita 90% dari penduduk Indonesia. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga – Survey Kesehatan Nasional tahun 2010, penyakit periodontal menduduki urutan kedua dengan jumlah penderita 42,8% penduduk Indonesia. Provinsi Jawa Tengah sebesar 43,1% dan khususnya di Kota Surakarta sebesar 37,6% (Nikmah, 2012).
Plak adalah faktor utama dalam penyakit karies gigi, radang gusi dan penyakit periodontal. Plak gigi mengandung mikroorganisme yang tersusun dari 70% komponen bakteri dan 30% terdiri dari komponen anorganik seperti kalsium, fosfor, fluoride dan komponen organik seperti karbohidrat, protein dan lemak (Manson dan Eley, 2004). Jaringan pendukung gigi salah satunya gingiva yang dibentuk oleh jaringan berwarna merah muda, melekat dengan kokoh pada tulang dan gigi, berfungsi sebagai struktur penunjang untuk jaringan di dekatnya. Apabila jaringan gingiva mengalami peradangan maka disebut gingivitis. Salah satu penyebab gingivitis adalah plak yang menempel pada gigi (Lossu dkk, 2015).
Tunanetra adalah anak yang mengalami hambatan penglihatan, dalam hal lain perkembangannya berbeda dengan anak cacat lain, tidak hanya dari sisi penglihatan tetapi juga dari hal lain. Keadaan ini berhubungan dengan tingkat kebersihan gigi dan mulutnya, semakin buruk tingkat kebersihan gigi dan mulutnya maka semakin mudah terserang gingivitis (Tim pengembang Ilmu Pendidikan, 2007). Karena itu penting sekali untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut, serta melakukan kontrol plak secara teratur dan teliti (Rudiyati, 2009).
Metode untuk mengurangi akumulasi plak di dalam rongga mulut, antara lain menyikat gigi dengan teratur, berkumur dengan larutan antiseptik, membersihkan
(7)
interdental dengan dental floss, membersihkan lidah, mengunyah permen karet, dan menghindari makanan yang mengandung sukrosa (Marchetti dkk, 2011).
Kulit manggis mempunyai manfaat bagi tubuh seperti zat analgesik, antioksidan, antibakteri, antiinflamasi, antikarsinogen dan antiproliferasi. Senyawa kimia dalam kulit manggis memiliki peranan penting dalam menghambat pembentukan plak gigi (Sensoy, 2012).
Di tanah air, beberapa produsen seperti PT Industri Jamu Borobudur
memproduksi kapsul ekstrak kulit manggis merek Mastin® sejak 2007. Produk
ekstrak kulit manggis ini banyak diminati masyarakat di tanah air. Reset PT Industri Jamu Borobudur yang bekerja sama dengan Universitas Muhamadiyah Surakarta membuktikan ekstrak kulit manggis tidak toksik. Melalui uji toksisitas subkronik terbukti ekstrak kulit manggis tidak mempengaruhi profil kimia darah, ginjal, maupun hati (Fanany, 2013).
Berdasarkan pemikiran di atas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian
mengenai pengaruh ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana Linn) terhadap
status gingivitis penyandang tunanetra di Unit Rehabilitasi Sosial Bhakti Candrasa Surakarta yang bertujuan meningkatkan kemandirian dalam menjaga kebersihan gigi dan mulutnya.
2. METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasional analitik dengan
rancangan penelitian pretest dan posttest design. Responden dalam penelitian
adalah penyandang tunanetra umur 35-49 tahun di Unit Rehabilitasi Sosial Bhakti Candrasa Surakarta.. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2016. Tehnik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.
Responden diberi perlakuan berkumur dua kali sehari yaitu pagi dan siang hari
dan dilakukan penilaian gingivitis dengan menggunakan Modified Gingival Index
(MGI). Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pada gigi molar pertama kanan atas (16), insisivus pertama kiri atas (21), premolar pertama kiri atas (24), molar pertama kiri bawah (36), insisivus pertama kanan bawah (41), dan premolar pertama kanan bawah (44).
(8)
Data yang telah diperoleh dari penelitian ini dimasukan ke dalam tabel untuk pengamatan dan pengkajian data. Data yang telah didapatkan diolah
menggunakan software statistik SPSS versi 20.0 (Philadelphia, USA). Digunakan
uji statistik parametrik yaitu Paired simple t-test untuk analisis perbandingan pre
testdan post testpada masing-masing kelompok.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut uraian hasil penelitian yang akan dijabarkan dalam tabel dan gambar. Tabel 4.1Distribusi subjek penelitian berdasarkan keparahan gingivitis sebelum perlakuan
Tabel 4.2Distribusi subjek penelitian berdasarkan keparahan gingivitis sesudah perlakuan
Gambar 4.1Distribusi subjek penelitian berdasarkan keparahan gingivitis sebelum perlakuan
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Penyandang Tunanetra Kategori n %
Gingivitis Ringan 0 0.00
Gingivitis Sedang 5 23.80
Gingivitis Berat 16 76.19
Total 21 100
Penyandang Tunanetra Kategori N %
Gingivitis Ringan 3 14.29
Gingivitis Sedang 10 47.62
Gingivitis Berat 8 38.10
(9)
Gambar 4.2Distribusi subjek penelitian berdasarkan keparahan gingivitis setelah perlakuan
Pada tabel 4.1 dan gambar 4.1 di atas jumlah keseluruhan penyandang tunanetra sebelum perlakuan yang mengalami gingivitis ringan sebanyak 0 orang (0.00%), gingivitis sedang sebanyak 5 orang (23.80%), dan gingivitis berat sebanyak 16 orang (76.19%). Pada tabel 4.2 dan gambar 4.2 di atas jumlah keseluruhan penyandang tunanetra setelah perlakuan yang mengalami gingivitis ringan sebanyak 3 orang (14.29%), gingivitis sedang sebanyak 10 orang (47.62%), dan gingivitis berat sebanyak 8 orang (38.10%).
Dari analisis menggunakan t-test antara sebelum diberi perlakuan dan sesudah
diberi perlakuan, menghasilkan data yang menunjukkan hasil dari uji parametric
paired sample t-test, adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3Rerata skor indeks gingival sebelum dan setelah diberi perlakuan
t-test for equality of means
Pre Post Beda rerata T Sig
Perlakuan 2.49 1.80 0.69 8.647 0.000
0 2 4 6 8 10 12
Gingivitis Ringan
Gingivitis Sedang
(10)
Gambar 4.3Penurunan skor indeks gingival
Berdasarkan hasil uji t dengan nilai signifikansi p<0.05 dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan bermakna skor indeks gingival sebelum dan sesudah perlakuan. Skor indeks gingival setelah perlakuan lebih rendah dibandingkan dengan skor indeks gingival sebelum perlakuan.
Terjadinya penurunan skor indeks gingival disebabkan karena ekstrak kulit
manggis (Mastin®) mengandung xanthone, saponin, tannin dan flavonoid yang
menurut beberapa penelitian mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antibakteri
Xanthone merupakan substansi kimiawi yang tergolong senyawa polifenol. Polifenol sebagai antioksidan bekerja dengan menghambat radikal bebas yang
berperan penting dalam patogenesis inflamasi akut maupun kronis. Tannin dalam
konsentrasi rendah mampu menghambat pertumbuhan bakteri, sedangkan pada
konsentrasi tinggi mampu bertindak sebagai antibakteri. Flavonoid berfungsi
sebagai antimikrobial dengan menghambat lipid peroxidation, yang akan
meningkatkan viabilitas kolagen dengan menambah kekuatan serabut kolagen
dengan mencegah kerusakan sel. Flavonoid juga menghambat degranulasi
neutrofil sehingga akan menghambat pengeluaran sitokin, radikal bebas, serta
enzim yang berperan dalam peradangan. Saponin merupakan zat aktif yang
apabila berinteraksi dengan sel bakteri atau sel jamur, maka bakteri tersebut akan rusak atau lisis (Poeloengan dan Praptiwi, 2010).
Penyebab utama gingivitis adalah plak gigi yang merupakan substansi 0
0.5 1 1.5 2 2.5 3
(11)
permukaan gigi. Plak mengandung makrofag, matriks ekstraseluler, sisa makanan serta bakteri yang melekat pada gigi. Semua bakteri plak ikut berperan membentuk patogenesis dari flora subgingiva, yang dapat memperbesar
kemampuan bakteri untuk berkolonisasi dan menyerang pertahanan host serta
merangsang inflamasi dan kerusakan jaringan periodontal (Nirmaladewi dkk, 2011).
Kontrol plak yang efektif adalah dasar dari pencegahan dan pengobatan hampir semua keadaan inflamasi pada jaringan periodontal. Metode untuk mengurangi akumulasi plak di dalam rongga mulut, antara lain menyikat gigi dengan teratur, berkumur dengan larutan antiseptik, membersihkan interdental
dengan dental floss, membersihkan lidah, mengunyah permen karet, dan
menghindari makanan yang mengandung sukrosa. Hal lain yang mendukung karena adanya efek mekanik dari gerakan berkumur. Gerakan berkumur dapat menggerakan otot pipi sehingga bahan kumur yang digunakan secara mekanis dapat melepaskan partikel-partikel debris yang banyak mengandung bakteri (Suryanto dkk, 2011).
Beberapa faktor dapat mempengaruhi hasil penelitian ini seperti pola makan dan minum sehari-hari dan kebiasaan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut yang tidak dapat dikendalikan dalam penelitian ini.
4. PENUTUP
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor indeks
gingivitis dengan signifikansi (p < 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa berkumur
dengan ekstrak kulit manggis (Mastin®) efektif meningkatkan status kesehatan
gingiva pada penyandang tunanetra di Unit Rehabilitasi Sosial Bhakti Candrasa Surakarta.
Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis pada penelitian ini, sehingga kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara ekstrak kulit manggis terhadap status kesehatan gingival penyandang tunanetra di Unit Rehabilitasi Bhakti Candrasa Surakarta.
(12)
DAFTAR PUSTAKA
Fanany, B., 2013.Khasiat Selangit Ramuan Daun Sirsak, Kulit Manggis,.
Mengkudu Tumpas Beragam Penyakit Kronis (T. Winarsho, Ed.).Yogyakarta : Araska.
Lossu, dkk., 2015. Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan
Indeks Gingiva Siswa Sd Katolik 03 Frater Don Bosco Manado, Jurnal
e-GiGi (eG)., 3 (2) : 647-653.
Manson dan Eley., 2004. Periodontics. London: Elsevier Limited.
Marchetti E., Mummolo S., Di Mattia J., Casalena F., Di Martino S., Mattei A., dan Marzo G., 2011. Efficacy Of Essential Oil Mouthwash With And
Without Alcohol : a 3-day plaque accumulation model, Biomed Central Ltd.,
12 (262) : 1-7.
Nikmah, Dhita M., 2012. Perbandingan Antara Penyuluhan Metode Ceramah Menggunakan Flip chart dan Benda Tiruan Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa Kelas IV, Global Journal.,
1(2) : 1-6.
Nirmaladewi A., Handajani J., Tandelilin R., 2011, Status Saliva Dan Gingivitis Pada Penderita Gingivitis Setelah Kumur Epigalocatechingallate (EGCG) Dari Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis), Thesis, Bagian biologi Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada.
Poeloengan, M., dan Praptiwi., 2010. Uji Aktiitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah
Manggis (Garcinia Mangostana Linn.), Media Litbang Kesehatan , XX : 68.
Rudiyati, Sari., 2009. Latihan Kepekaan Dria Non-Visual bagi Anak Tunanetra,
Jurnal Pendidikan Khusus., 5 (2) : 55-67.
Sensoy, R. I. G., 2012. Determination Of Phenolic Substances And Antioxidant
Activities In Some Grape Cultivars By Hplc, J. Anim. Plant Sci., 448-451.
Suryanto, C. E., Djamil, M. S., Elias, S., dan Jenie, I. 2011. „Aspartate Aminotransferase Activity after Gargling with Green Tea and Chlorhexidine
Gluconate‟, Journal of Dentistry Indonesia,18 (3) : 77-80.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.
(1)
interdental dengan dental floss, membersihkan lidah, mengunyah permen karet, dan menghindari makanan yang mengandung sukrosa (Marchetti dkk, 2011).
Kulit manggis mempunyai manfaat bagi tubuh seperti zat analgesik, antioksidan, antibakteri, antiinflamasi, antikarsinogen dan antiproliferasi. Senyawa kimia dalam kulit manggis memiliki peranan penting dalam menghambat pembentukan plak gigi (Sensoy, 2012).
Di tanah air, beberapa produsen seperti PT Industri Jamu Borobudur memproduksi kapsul ekstrak kulit manggis merek Mastin® sejak 2007. Produk ekstrak kulit manggis ini banyak diminati masyarakat di tanah air. Reset PT Industri Jamu Borobudur yang bekerja sama dengan Universitas Muhamadiyah Surakarta membuktikan ekstrak kulit manggis tidak toksik. Melalui uji toksisitas subkronik terbukti ekstrak kulit manggis tidak mempengaruhi profil kimia darah, ginjal, maupun hati (Fanany, 2013).
Berdasarkan pemikiran di atas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana Linn) terhadap status gingivitis penyandang tunanetra di Unit Rehabilitasi Sosial Bhakti Candrasa Surakarta yang bertujuan meningkatkan kemandirian dalam menjaga kebersihan gigi dan mulutnya.
2. METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasional analitik dengan rancangan penelitian pretest dan posttest design. Responden dalam penelitian adalah penyandang tunanetra umur 35-49 tahun di Unit Rehabilitasi Sosial Bhakti Candrasa Surakarta.. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2016. Tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.
Responden diberi perlakuan berkumur dua kali sehari yaitu pagi dan siang hari dan dilakukan penilaian gingivitis dengan menggunakan Modified Gingival Index (MGI). Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pada gigi molar pertama kanan atas (16), insisivus pertama kiri atas (21), premolar pertama kiri atas (24), molar pertama kiri bawah (36), insisivus pertama kanan bawah (41), dan premolar pertama kanan bawah (44).
(2)
Data yang telah diperoleh dari penelitian ini dimasukan ke dalam tabel untuk pengamatan dan pengkajian data. Data yang telah didapatkan diolah menggunakan software statistik SPSS versi 20.0 (Philadelphia, USA). Digunakan uji statistik parametrik yaitu Paired simple t-test untuk analisis perbandingan pre testdan post testpada masing-masing kelompok.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut uraian hasil penelitian yang akan dijabarkan dalam tabel dan gambar. Tabel 4.1Distribusi subjek penelitian berdasarkan keparahan gingivitis sebelum perlakuan
Tabel 4.2Distribusi subjek penelitian berdasarkan keparahan gingivitis sesudah perlakuan
Gambar 4.1Distribusi subjek penelitian berdasarkan keparahan gingivitis sebelum perlakuan
12 14 16 18
Penyandang Tunanetra Kategori n %
Gingivitis Ringan 0 0.00
Gingivitis Sedang 5 23.80
Gingivitis Berat 16 76.19
Total 21 100
Penyandang Tunanetra Kategori N %
Gingivitis Ringan 3 14.29
Gingivitis Sedang 10 47.62
Gingivitis Berat 8 38.10
(3)
Gambar 4.2Distribusi subjek penelitian berdasarkan keparahan gingivitis setelah perlakuan
Pada tabel 4.1 dan gambar 4.1 di atas jumlah keseluruhan penyandang tunanetra sebelum perlakuan yang mengalami gingivitis ringan sebanyak 0 orang (0.00%), gingivitis sedang sebanyak 5 orang (23.80%), dan gingivitis berat sebanyak 16 orang (76.19%). Pada tabel 4.2 dan gambar 4.2 di atas jumlah keseluruhan penyandang tunanetra setelah perlakuan yang mengalami gingivitis ringan sebanyak 3 orang (14.29%), gingivitis sedang sebanyak 10 orang (47.62%), dan gingivitis berat sebanyak 8 orang (38.10%).
Dari analisis menggunakan t-test antara sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan, menghasilkan data yang menunjukkan hasil dari uji parametric paired sample t-test, adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3Rerata skor indeks gingival sebelum dan setelah diberi perlakuan
t-test for equality of means
Pre Post Beda rerata T Sig
Perlakuan 2.49 1.80 0.69 8.647 0.000
0 2 4 6 8 10 12
Gingivitis Ringan
Gingivitis Sedang
(4)
Gambar 4.3Penurunan skor indeks gingival
Berdasarkan hasil uji t dengan nilai signifikansi p<0.05 dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna skor indeks gingival sebelum dan sesudah perlakuan. Skor indeks gingival setelah perlakuan lebih rendah dibandingkan dengan skor indeks gingival sebelum perlakuan.
Terjadinya penurunan skor indeks gingival disebabkan karena ekstrak kulit manggis (Mastin®) mengandung xanthone, saponin, tannin dan flavonoid yang menurut beberapa penelitian mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antibakteri Xanthone merupakan substansi kimiawi yang tergolong senyawa polifenol. Polifenol sebagai antioksidan bekerja dengan menghambat radikal bebas yang berperan penting dalam patogenesis inflamasi akut maupun kronis. Tannin dalam konsentrasi rendah mampu menghambat pertumbuhan bakteri, sedangkan pada konsentrasi tinggi mampu bertindak sebagai antibakteri. Flavonoid berfungsi sebagai antimikrobial dengan menghambat lipid peroxidation, yang akan meningkatkan viabilitas kolagen dengan menambah kekuatan serabut kolagen dengan mencegah kerusakan sel. Flavonoid juga menghambat degranulasi neutrofil sehingga akan menghambat pengeluaran sitokin, radikal bebas, serta enzim yang berperan dalam peradangan. Saponin merupakan zat aktif yang
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
(5)
permukaan gigi. Plak mengandung makrofag, matriks ekstraseluler, sisa makanan serta bakteri yang melekat pada gigi. Semua bakteri plak ikut berperan membentuk patogenesis dari flora subgingiva, yang dapat memperbesar kemampuan bakteri untuk berkolonisasi dan menyerang pertahanan host serta merangsang inflamasi dan kerusakan jaringan periodontal (Nirmaladewi dkk, 2011).
Kontrol plak yang efektif adalah dasar dari pencegahan dan pengobatan hampir semua keadaan inflamasi pada jaringan periodontal. Metode untuk mengurangi akumulasi plak di dalam rongga mulut, antara lain menyikat gigi dengan teratur, berkumur dengan larutan antiseptik, membersihkan interdental dengan dental floss, membersihkan lidah, mengunyah permen karet, dan menghindari makanan yang mengandung sukrosa. Hal lain yang mendukung karena adanya efek mekanik dari gerakan berkumur. Gerakan berkumur dapat menggerakan otot pipi sehingga bahan kumur yang digunakan secara mekanis dapat melepaskan partikel-partikel debris yang banyak mengandung bakteri (Suryanto dkk, 2011).
Beberapa faktor dapat mempengaruhi hasil penelitian ini seperti pola makan dan minum sehari-hari dan kebiasaan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut yang tidak dapat dikendalikan dalam penelitian ini.
4. PENUTUP
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor indeks gingivitis dengan signifikansi (p < 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa berkumur dengan ekstrak kulit manggis (Mastin®) efektif meningkatkan status kesehatan gingiva pada penyandang tunanetra di Unit Rehabilitasi Sosial Bhakti Candrasa Surakarta.
Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis pada penelitian ini, sehingga kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara ekstrak kulit manggis terhadap status kesehatan gingival penyandang tunanetra di Unit Rehabilitasi Bhakti Candrasa Surakarta.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Fanany, B., 2013.Khasiat Selangit Ramuan Daun Sirsak, Kulit Manggis,. Mengkudu Tumpas Beragam Penyakit Kronis (T. Winarsho, Ed.).Yogyakarta : Araska.
Lossu, dkk., 2015. Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Indeks Gingiva Siswa Sd Katolik 03 Frater Don Bosco Manado, Jurnal e-GiGi (eG)., 3 (2) : 647-653.
Manson dan Eley., 2004. Periodontics. London: Elsevier Limited.
Marchetti E., Mummolo S., Di Mattia J., Casalena F., Di Martino S., Mattei A., dan Marzo G., 2011. Efficacy Of Essential Oil Mouthwash With And Without Alcohol : a 3-day plaque accumulation model, Biomed Central Ltd., 12 (262) : 1-7.
Nikmah, Dhita M., 2012. Perbandingan Antara Penyuluhan Metode Ceramah Menggunakan Flip chart dan Benda Tiruan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa Kelas IV, Global Journal., 1(2) : 1-6.
Nirmaladewi A., Handajani J., Tandelilin R., 2011, Status Saliva Dan Gingivitis Pada Penderita Gingivitis Setelah Kumur Epigalocatechingallate (EGCG) Dari Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensis), Thesis, Bagian biologi Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada.
Poeloengan, M., dan Praptiwi., 2010. Uji Aktiitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.), Media Litbang Kesehatan , XX : 68. Rudiyati, Sari., 2009. Latihan Kepekaan Dria Non-Visual bagi Anak Tunanetra,
Jurnal Pendidikan Khusus., 5 (2) : 55-67.
Sensoy, R. I. G., 2012. Determination Of Phenolic Substances And Antioxidant Activities In Some Grape Cultivars By Hplc, J. Anim. Plant Sci., 448-451. Suryanto, C. E., Djamil, M. S., Elias, S., dan Jenie, I. 2011. „Aspartate
Aminotransferase Activity after Gargling with Green Tea and Chlorhexidine Gluconate‟, Journal of Dentistry Indonesia,18 (3) : 77-80.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Imperial Bhakti Utama.