Pengaruh Gender, Pengetahuan dan Pengalaman Auditor dan Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgement (Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Bandung).

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The study is aimed at analyzing whether gender, experience, auditor knowledge, and task complexities affect audit judgements which will also affect the overall performance of the Public Accountant Office (KAP). In order to examine the effect, the research was conducted at public accountant offices in Bandung, with junior and senior auditors as respondents. Number of samples used in this study were 60 respondents. The research methods used were field research and literature review. While the data were analyzed using SPSS 17.0, which consists of multiple regression testing, partially or simultaneously.

Based on the result of analysis, there are two hypotheses are supported, those are experience affecting audit judgments and knowledge affecting audit judgments. While other variables such as gender and task complexities have no effect on audit judgments. Based on the result from calculation of estimated regression, Coefficient of Determination (R2) is 0,259, meaning that 25.9% variations of all independent variables such as Gender, Experience, Auditor Knowledge, and Task Complexities may explain dependent variable, that is audit judgment, while the rest of 74.1% is explained by other variables which are not proposed in this study.


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah gender, pengalaman, pengetahuan auditor, dan kompleksitas tugas mempengaruhi audit judgement yang nantinya akan berpengaruh juga terhadap kinerja KAP secara keseluruhan. Untuk menguji pengaruh tersebut, penelitian ini dilakukan pada kantor akuntan publik yang berada di daerah Bandung, dengan respondennya yaitu auditor junior dan auditor senior. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 60 responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dan kepustakaan sedangkan data dianalisis dengan menggunakan SPSS 17.0, yang terdiri dari pengujian regresi berganda secara parsial maupun simultan.

Berdasarkan hasil analisis, ada dua hipotesis yang didukung yaitu pengalaman berpengaruh terhadap audit judgement dan pengetahuan berpengaruh terhadap audit judgement. Sedangkan variabel lain seperti gender dan kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap audit judgement. Hasil perhitungan estimasi regresi, diperoleh nilai Koefisien Determinasi (R2) adalah 0,259 artinya 25.9% variasi dari semua variabel bebas seperti Gender, Pengalaman, Pengetahuan Auditor, dan Kompleksitas tugas dapat menerangkan variabel tak bebas yaitu audit judgement, sedangkan sisanya sebesar 74.1% diterangkan oleh variabel lain yang tidak diajukan dalam penelitian ini.


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……… i

HALAMAN PENGESAHAN………. ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……….. iii

KATA PENGANTAR………. iv

ABSTRACT………. vii

ABSTRAK……….. viii

DAFTAR ISI……….. ix

DAFTAR TABEL……….. xii

DAFTAR GAMBAR………. xiii

DAFTAR LAMPIRAN………. xiv

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

1.1 Latar Belakang Penelitian……… 1

1.2 Perumusan Masalah………. 9

1.3 Tujuan Penelitian………. 10

1.4 Manfaat Penelitian……….. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS……… 12

2.1 Landasan Teori………... 12

2.1.1 Pandangan Terhadap Gender……… 12


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.1.3 Pengetahuan dan Pengalaman………. 15

2.1.4 Kompleksitas Tugas………... 19

2.2 Penelitian Terdahulu……….. 20

2.3 Rerangka Pemikiran dan Perumusan Hipotesis………. 23

2.3.1 Pengaruh Gender Terhadap Judgement Yang Diambil Auditor……….. 23

2.3.2 Pengaruh Kompleksitas Tugas Terhadap Judgement Yang Diambil Auditor……….. 24

2.3.3 Pengaruh Pengalaman Terhadap Judgement Yang Diambil Auditor……….. 25

2.3.4 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Judgement Yang Diambil Auditor……….. 26

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN………... 27

3.1 Objek Penelitian……… 27

3.2 Definisi Operasional………. 28

3.3 Populasi dan Prosedur Penentuan Sampel……… 30

3.4 Jenis dan Sumber Data………. 31

3.5 Metode Pengumpulan Data………. 32

3.6 Metode Analisis………... 33

3.6.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas……… 33

3.6.2 Pengujian Regresi Berganda……… 34

3.6.3 Pengujian Asumsi Klasik………. 35


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

4.1 Deskripsi Responden………... 38

4.2 Analisis Data……… 40

4.2.1 Uji Validitas……… 40

4.2.2 Uji Reliabilitas………. 45

4.2.3 Uji Normalitas………. 49

4.2.4 Uji Multikolinearitas……… 50

4.2.5 Uji Heteroskedastisitas……… 52

4.3 Pembahasan dan Pengujian Hipotesis……….. 53

4.3.1 Analisis Regresi Linier Berganda………... 55

4.3.2 Persamaan Regresi……….. 56

4.3.3 Uji Statistik Simultan F-Test……….. 57

4.3.4 Uji Regresi Parsial T-Test………... 57

4.3.5 Koefisien Determinasi………. 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 61

5.1 Kesimpulan………... 61

5.2 Saran………. 63

DAFTAR PUSTAKA………. xv

LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURICULLUM VITAE)………. 65


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Nilai untuk setiap pilihan jawaban……… 32

Tabel II Kondisi Kuesioner……….. 38

Tabel III Gambaran Umum (Profil) Responden………. 39

Tabel IV Correlations Untuk Konstruk Pengalaman Auditor……… 41

Tabel V Correlation Untuk Konstruk Pengetahuan Auditor……… 42

Tabel VI Correlations Untuk Konstruk Kompleksitas Tugas………. 43

Tabel VII Correlations Untuk Konstruk Audit Judgement……….. 44

Tabel VIII Reliability Statistics Untuk Pengalaman Auditor……… 46

Tabel IX Item-Total Statistics Untuk Pengalaman Auditor……… 46

Tabel X Reliability Statistics Untuk Pengetahuan Auditor……….. 46

Tabel XI Item-Total Statistics Untuk Pengetahuan Auditor……….. 47

Tabel XII Reliability Statistics Untuk Kompleksitas Tugas………. 47

Tabel XIII Item-Total Statistics Untuk Kompleksitas Tugas……… 48

Tabel IV Reliability Statistics Untuk Audit Judgement……….. 48

Tabel V Item-Total Statistics Untuk Audit Judgement……….. 49

Tabel VI Uji Normalitas……….. 50

Tabel VII Uji Multikolinearitas……… 52

Tabel VIII Model Persamaan Regresi……….. 55

Tabel IX Uji Statistik Simultan (F-Test)……… 57


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian……… 23 Gambar 2 Scatterplot……… 53


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Daftar Pertanyaan Kuesioner……….. xvi Lampiran B Tabel Induk Nilai Jawaban Responden Untuk Pertanyaan

Mengenai Pengalaman……… xxvi Lampiran C Tabel Induk Nilai Jawaban Responden Untuk Pertanyaan

Mengenai Pengetahuan……….. xxviii Lampiran D Tabel Induk Nilai Jawaban Responden Untuk Pertanyaan

Mengenai Kompleksitas Tugas……….. xxx Lampiran E Tabel Induk Nilai Jawaban Responden Untuk Pertanyaan


(9)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peraturan BAPEPAM Nomor Kep-36/PM/2003 dan Peraturan Bursa Efek Jakarta (BEJ) Nomor Kep-306/BEJ/07-2004 menyebutkan bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan telah diaudit oleh akuntan publik. Seorang akuntan (auditor) dalam proses audit memberikan opini dengan judgment yang didasarkan pada kejadian-kejadian masa lalu, sekarang, dan yang akan datang.

Seorang auditor dalam melakukan tugasnya membuat audit judgment dipengaruhi oleh banyak faktor, baik bersifat teknis ataupun non teknis. Aspek perilaku individu, sebagai salah satu faktor yang banyak mempengaruhi pembuatan audit judgment sekarang ini semakin banyak menerima perhatian dari para praktisi akuntansi ataupun dari akademisi. Namun demikian meningkatnya perhatian tersebut tidak diimbangi dengan pertumbuhan penelitian di bidang akuntansi perilaku di mana dalam banyak penelitian tidak menjadi fokus utama (Meyer, 2001).


(10)

B A B I P E N D A H U L U A N 2

Universitas Kristen Maranatha Cara pandang auditor dalam menanggapi informasi berhubungan dengan tanggung jawab dan risiko audit yang akan dihadapi oleh auditor sehubungan dengan judgment yang dibuatnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi auditor dalam menanggapi dan mengevaluasi informasi ini antara lain meliputi faktor pengetahuan dan pengalaman auditor serta kompleksitas tugas dalam melakukan pemeriksaan. Gender diduga menjadi salah satu faktor level individu yang turut mempengaruhi audit judgment seiring dengan terjadinya perubahan pada kompleksitas tugas.

Temuan riset literatur psikologis kognitif dan pemasaran juga menyebutkan bahwa wanita diduga lebih efisien dan efektif dalam memproses informasi saat adanya kompleksitas tugas dalam pengambilan keputusan dibandingkan dengan pria. Ruegger dan King (1992) menyatakan wanita umumnya memiliki tingkat pertimbangan moral yang lebih tinggi dari pada pria. Gilligan (1982) menyatakan pengaruh gender terhadap perbedaan persepsi etika terjadi pada saat proses pengambilan keputusan. Dari literatur cognitive psychology dan literatur marketing dinyatakan bahwa gender sebagai faktor level individual dapat berpengaruh terhadap kinerja yang memerlukan judgment dalam berbagai kompleksitas tugas.

Dalam literatur tersebut Chung and Monroe (2001) menyatakan bahwa perempuan dapat lebih efisien dan efektif dalam memproses informasi dalam tugas yang kompleks dibanding laki-laki dikarenakan perempuan lebih memiliki pengetahuan untuk membedakan dan mengintegrasikan kunci keputusan. Masih dalam literatur tersebut juga dinyatakan bukti bahwa laki-laki relatif kurang mendalam dalam menganalisis inti dari suatu keputusan. Namun pengaruh gender terhadap pemrosesan informasi dan


(11)

B A B I P E N D A H U L U A N 3

Universitas Kristen Maranatha judgment belum banyak teruji dalam konteks penugasan audit atau penugasan sebagai auditor.

Di Indonesia Menteri Pemberdayaan Perempuan merumuskan lima peran wanita yaitu sebagai isteri yang membantu suami, sebagai ibu yang mengasuh anak dan mendidik mereka, sebagai manajer di dalam mengelola rumah tangga, sebagai pekerja di berbagai sektor, dan sebagai anggota organisasi masyarakat. Secara implisit perempuan mempunyai peran ganda bila mempunyai peran publik, yaitu yang dibentuk oleh sistem nilai masyarakat Indonesia pada peran domestik (rumah tangga) dan peran publik itu sendiri. Dengan adanya peran ganda tersebut maka muncul suatu motivasi untuk mengkaji apakah penelitian oleh Chung dan Moroe (2001), O’Donel and Johnson (1999) diatas relevan di Indonesia, karena di Indonesia, lingkungan masyarakatnya lebih menempatkan perempuan cenderung kepada peran domestik, kurang pengetahuan dan pengalaman (Berninghausen and Kerstan, 1992).

Dengan demikian muncul sebuah pemikiran bahwa hasil penelitian Chung dan Monroe (2001), Meyers-Levy (1986) O’Donel and Johnson (1999) diatas akan tidak konsisten apabila diterapkan di Indonesia, karena tuntutan sistem nilai masyarakat yang menempatkan peran ganda perempuan, maka secara logika juga dapat mempengaruhi kemampuan perempuan dalam menyelesaikan suatu tugas yang mengandung kompleksitas misalnya dalam menentukan judgment pada sebuah penugasan audit., disamping juga dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman auditor itu sendiri.

Menurut Schwartz (1996), bidang akuntan publik merupakan salah satu bidang kerja yang paling sulit bagi wanita karena intensitas pekerjaannya. Meski demikian,


(12)

B A B I P E N D A H U L U A N 4

Universitas Kristen Maranatha bidang ini adalah bidang yang sangat potensial terhadap perubahan, dan perubahan tersebut dapat meningkatkan lapangan pekerjaan bagi wanita. Schwartz juga mengungkapkan bahwa sangat mudah untuk mengetahui mengapa jumlah wanita yang menjadi partner lebih sedikit dibandingkan dengan pria. Salah satu yang dikemukakannya adalah adanya kebudayaan yang diciptakan untuk laki-laki (patriarkhi), kemudian adanya stereotype tentang wanita, terutama adanya pendapat yang menyatakan bahwa wanita mempunyai keterikatan (komitmen) kepada keluarga yang lebih besar daripada keterikatan (komitmen) terhadap karir.

Menurut Jamilah, Fanani, Chandrarin (2007), Hogart (1992) mengartikan

judgement sebagai proses kognitif yang merupakan perilaku pemilihan keputusan. Judgement merupakan proses yang terus menerus dalam perolehan informasi, pilihan untuk bertindak atau tidak bertindak, dan penerimaan informasi lebih lanjut.”

Proses Judgement tergantung pada kedatangan informasi dan kedatangan informasi bukan hanya memengaruhi pilihan tetapi juga memengaruhi cara pilihan tersebut dibuat. Setiap langkah di dalam proses judgement jika informasi terus menerus datang, akan muncul pertimbangan baru dan keputusan pilihan baru. Makalah Corner berjudul “Partisipasi Perempuan dalam Pengambilan Keputusan dan Kepemimpinan Perspektif Global” Perempuan terpinggirkan dalam pengambilan keputusan dan kepemimpinan dengan berbagai proses yang dimulai pada masa bayi. Pada sebagian besar masyarakat, perempuan kurang pengalaman dalam pengambilan keputusan dan kepemimpinan di arena publik karena perempuan berbeda dengan anak laki-laki, sedang anak laki-laki disosialisasikan untuk memainkan peran pasif dan diberikan sedikit


(13)

B A B I P E N D A H U L U A N 5

Universitas Kristen Maranatha kesempatan untuk membuat keputusan atau mengembangkan keterampilan kepemimpinan di luar konteks keluarga.

Untuk melakukan tugas pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan pengauditan (umum dan khusus) dan pengetahuan mengenai bidang auditing, akuntansi, dan industri klien. Syarat pengauditan pada Standar Auditing, meliputi tiga hal, yaitu : (SA Seksi 150 SPAP, 2001)

1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup.

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya (kompetensinya) dengan cermat.

Dalam melaksanakan audit, auditor harus bertindak sebagai seorang ahli di bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian dimulai dengan pendidikan formal, yang selanjutnya diperluas melalui pengalaman dan praktek audit (SPAP, 2001). Selain itu, auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum. Asisten junior untuk mencapai keahlian harus mendapatkan supervise memadai dan review atas pekerjaannya dari atasannya yang lebih berpengalaman. Seorang auditor harus secara terus-menerus mengikuti perkembangan yang terjadi dalam bisnis dan profesinya. Seorang auditor harus mempelajari, memahami dan menerapkan ketentuan ketentuan baru dalam prinsip akuntansi dan


(14)

B A B I P E N D A H U L U A N 6

Universitas Kristen Maranatha standar auditing yang diterapkan oleh organisasi profesi. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik maka auditor dalam melaksanakan tugas audit harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.

Standar umum merupakan cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup dalam melaksanakan prosedur audit. Sedangkan standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan mengatur auditor dalam hal pengumpulan data dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan selama melakukan audit. Kusharyanti (2003) mengatakan bahwa untuk melakukan tugas pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan pengauditan (umum dan khusus), pengetahuan mengenai bidang auditing dan akuntansi serta memahami industri klien. Pencapaian keahlian dimulai dengan pendidikan formal, yang selanjutnya melalui pengalaman dan praktek audit (SPAP, 2001).

Penelitian yang dilakukan oleh Libby dan Frederick (1990) dalam Kusharyanti (2003:26) menemukan bahwa auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan. Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari (Libby et al, 1985) dalam Mayangsari (2003). Tubbs (1990) dalam Mayangsari (2003) berhasil menunjukkan bahwa semakin berpengalamannya auditor, mereka semakin peka dengan kesalahan penyajian laporan keuangan dan


(15)

B A B I P E N D A H U L U A N 7

Universitas Kristen Maranatha semakin memahami hal-hal yang terkait dengan kesalahan yang ditemukan. Yang membuat penelitian ini menarik yaitu sebagian besar masyarakat tradisional umumnya gadis disimpan dalam batas-batas rumah tangga dan keluarga di mana mereka dilindungi dan diajarkan untuk menerima keputusan yang lain dari orangtua, guru, saudara-saudara. Sebagai akibat dari kurangnya pengalaman dalam konteks umum, anak perempuan cenderung tidak percaya diri dan tidak ada keterampilan yang dibutuhkan untuk berfungsi secara efektif dalam posisi kepemimpinan formal. Selain peran konflik, perempuan seringkali menemukan diri mereka terisolasi. Seorang wanita ditempat kerja sering dinilai sangat berbeda dan bertentangan dengan standar, sebagai perempuan dan sebagai pekerja, menempatkan mereka dalam klasik situasi tidak menguntungkan. Sebagai contoh, karyawan yang baik di tingkat manajemen biasanya diharapkan akan menentukan, jelas dan tegas tentang tujuan dan sasaran mereka.

Namun, dalam sebagian besar budaya, perempuan diharapkan tunduk, pasif dan sopan. Jadi seorang wanita yang menampilkan ciri-ciri manajer yang baik mungkin menemukan bahwa supervisor tidak menghargai karena mereka sebenarnya dan mungkin secara tidak sadar menilai dirinya sebagai seorang perempuan, serta pekerja. Beberapa wanita juga menemukan bahwa tidak ada "ruang" untuk mereka untuk bekerja efektif sebagai pengambil keputusan karena laki-laki lebih mendominasi.

Perdebatan, jaringan laki-laki menentukan promosi dan seksis stereotip (misalnya, asumsi seperti "perempuan tidak bisa bekerja di lapangan", "tidak akan transfer jauh dari keluarga", yang dibuat tanpa benar-benar berkonsultasi wanita yang bersangkutan) menghalangi mereka mendapatkan pengalaman yang diperlukan untuk


(16)

B A B I P E N D A H U L U A N 8

Universitas Kristen Maranatha pengambilan keputusan senior posisi. Pada era reformasi, terdapat kecenderungan meningkatnya wanita memilih profesi di bidang akuntansi. Semakin banyaknya wanita yang menekuni profesi akuntan ini telah menaikkan isu gender dalam kesempatan karir profesi,termasuk kompensasi, tanggung jawab sebagai seorang pemimpin dalam perusahaan, promosi menjadi pemimpin, dan perputaran pegawai.

Berbagai isu mengenai akuntan wanita yang berprofesi sebagai akuntan publik sebenarnya tidak terlepas dari masalah gender. Perjuangan kesetaraan gender adalah terkait dengan kesetaraan sosial antara pria dan wanita, dilandaskan kepada pengakuan bahwa ketidaksetaraan gender yang disebabkan oleh diskriminasi. Perbedaan hakiki yang menyangkut jenis kelamin tidak dapat diganggu gugat (misalnya secara biologis wanita mengandung) atau ke komplekan peran wanita yang dirumuskan oleh Menteri Pemberdayaan Wanita sebagai istri yang membantu suami, sebagai ibu yang mengasuh anak dan mendidik mereka, sebagai manajer dalam mengelola rumah tangga, sebagai pekerja di berbagai sektor, dan sebagai anggota dalam masyarakat.

Sejarah perjalanan wanita di bidang akuntansi menggambarkan suatu perjuangan untuk mengatasi penghalang dan batasan yang diciptakan oleh struktur sosial yang kaku, diskriminasi, perbedaan gender, ketidaksamaan konsep, konflik rumah tangga, dan karir. Maupin dan Lehman (1993) menemukan bukti bahwa sifat personalitas maskulin umumnya menduduki rangking tertinggi pada kantor akuntan publik. Hal ini dapat diartikan bahwa keberadaan perilaku maskulin merupakan satu kunci sukses di bidang akuntan publik. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Walkup dan Fenzau tahun 1980 (dalam Trapp et all.,1989), ditemukan bahwa 41% responden yang mereka teliti,


(17)

B A B I P E N D A H U L U A N 9

Universitas Kristen Maranatha yaitu para akuntan publik wanita meninggalkan karir mereka karena adanya bentuk-bentuk diskriminasi yang mereka rasakan. Penelitian yang menunjukkan diskriminasi terhadap wanita dalam organisasi antara lain adanya perbedaan kompensasi, jabatan, tanggung jawab, dan perbedaan dalam tantangan tugas.

Dalam lingkungan pekerjaan apabila terjadi masalah, pegawai pria mungkin akan terasa tertantang untuk menghadapinya dibandingkan untuk menghindarinya. Perilaku pegawai wanita akan lebih cenderung untuk menghindari konsekuensi konflik disbanding perilaku pegawai pria, meskipun dalam banyak situasi wanita lebih banyak melakukan kerjasama disbanding pria, tetapi apabila akan ada risiko yang timbul, pria cenderung lebih banyak membantu (Eaghly,1987)

Hasil penelitian dan fenomena yang terjadi inilah yang mendorong penulis untuk mengadakan kajian lebih lanjut dengan penelitian yang berjudul “PENGARUH GENDER, PENGALAMAN dan PENGETAHUAN AUDITOR dan KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGEMENT”.

1.2 Rumusan Masalah

Perbedaan gender sebenarnya tidak menjadi masalah sejauh tidak menyebabkan ketidakadilan bagi pria dan wanita. Namun dalam kenyataan perbedaan gender telah menciptakan ketidakadilan terutama bagi wanita. Fenomena, realitas, dan fakta-fakta sosial yang memperlihatkan dengan jelas hubungan pria dan wanita yang asimetri, yang timpang dan tidak setara. Audit menuntut klien dan profesionalisme yang tinggi.


(18)

B A B I P E N D A H U L U A N 10

Universitas Kristen Maranatha Keahlian tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan formal tetapi banyak faktor lain yang mempengaruhi, antara lain pengalaman. Menurut Tubbs (1992) dalam Mayangsari (2003) auditor berpengalaman memiliki keunggulan dalam hal ; (1) mendeteksi kesalahan, (2) memahami kesalahan secara akurat, (3) mencari penyebab kesalahan. Selain pengalaman, komponen penting dalam suatu keahlian adalah pengetahuan. Gibbins (1984) dalam Hernandianto (2002) menjelaskan bahwa melalui pengalaman auditor bisa memperoleh pengetahuan dan mengembangkan struktur pengetahuannya.

Auditor yang berpengalaman akan memiliki lebih banyak pengetahuan dan struktur memori yang lebih baik dibanding auditor yang belum berpengalaman. Jadi semakin berpengalaman dan professional seorang auditor, maka keputusan yang diambil akan semakin mendekati “dapat dipertanggung jawabkan”.

Berdasarkan pada uraian penelitian diatas, maka dirumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

Apakah gender, pengetahuan dan pengalaman auditor dan kompleksitas tugas mempunyai pengaruh terhadap audit judgement.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan membuktikan secara empiris serta mengetahui apakah terdapat pengaruh gender terhadap audit judgement dilihat dari pengetahuan, pengalaman, dan kompleksitas tugas.


(19)

B A B I P E N D A H U L U A N 11

Universitas Kristen Maranatha 1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Dalam penelitian ini penulis dapat menguji pengaruh gender terhadap persepsi, kinerja, dan audit judgement sehingga peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan.

2. Bagi Universitas

Sebagai tambahan mengenai gambaran mengenai Kantor Akuntan Publik tentang isu dan dinamika yang terjadi.

3. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini juga dapat menambah pengetahuan serta menambah wawasan bagi pembaca di bidang auditing. Selain itu dapat menjadi sumber inspirasi pembaca untuk mengadakan penelitian selanjutnya.

4. Bagi Kantor Akuntan Publik

Memberikan kontribusi kepada Kantor Akuntan Publik agar lebih meningkatkan kinerja sehingga dapat memberikan persepsi dan audit judgement secara lebih akurat dan adil.


(20)

61 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada beberapa kantor akuntan publik di Bandung serta hasil pengolahan data dari responden yang terdiri dari 22 auditor senior dan 38 auditor junior, maka penulis menarik kesimpulan menyeluruh untuk penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Dalam profesi sebagai auditor, peran ganda perempuan ini ternyata tidak berpengaruh secara signifikan terhadap akuratnya informasi yang diproses dalam membuat judgment. Secara absolut, laki-laki menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perempuan, namun perbedaan tersebut secara statistik tidak signifikan. Oleh karena itu hipotesis pertama yang diajukan ditolak. Hal ini memberikan implikasi dalam penugasan audit bahwa isu gender atau peran ganda perempuan tidak berpengaruh terhadap kemampuan kognitifnya dalam pembuatan judgment.

Kompleksitas tugas tidak berpengaruh (main effect) signifikan terhadap keakuratan judgment, demikian pula ketika kompleksits berinteraksi (interaction effects) dengan peran gender, pengaruh tersebut juga tidak signifikan. Hasil uji ini menolak hipotesis kedua yang diajukan. Hal ini membawa implikasi pada profesi auditor, bahwa isu gender tidak perlu dibesar-besarkan karena secara statistik isu gender


(21)

B A B V S I M P U L A N D A N S A R A N 62

Universitas Kristen Maranatha tidak berpengaruh terhadap kemampuan kognitif perempuan dalam pembuatan judgment, bahkan dalam penugasan audit yang kompleks.

3. Variabel pengalaman sebagai auditor berpengaruh langsung (main effect) terhadap judgement. Demikian pula ketida isu gender berinteraksi dengan pengalaman tugas sebagai auditor, maka interaksi tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap judgement. Menurut Libby dan Trotman dalam Jurnal Maksi Vol 1 (2002:5), seorang auditor profesional harus mempunyai pengalaman yang cukup tentang tugas dan tanggung jawabnya.

Pengalaman auditor akan menjadi bahan pertimbangan yang baik dalam mengambil keputusan dalam tugasnya. Pengalaman merupakan salah satu elemen penting dalam tugas audit di samping pengetahuan, sehingga tidak mengherankan apabila cara memandang dan menanggapi informasi yang diperoleh selama melakukan pemeriksaan antara auditor berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman akan berbeda, demikian halnya dalam mengambil keputusan dalam tugasnya.

4. Variabel pengetahuan berpengaruh langsung terhadap judgement. Ini sesuai dengan Cloyd (1997) yang menemukan bahwa tingkat pengetahuan seseorang dapat meningkatkan kualitas audit judgement. Spilker (1995) mengungkapkan bahwa karakteristik sebuah pekerjaan seperti tingkat kerumitan dan jumlah informasi yang disajikan/tersedia mempengaruhi hubungan pengetahuan, akuntabilitas dan kualitas audit judgement. Pada pekerjaan yang lebih sederhana faktor usaha dapat menggantikan tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang


(22)

B A B V S I M P U L A N D A N S A R A N 63

Universitas Kristen Maranatha (bersifat subsitusi) dan pengetahuan memiliki hubungan yang positif terhadap audit judgement.

5. Berdasarkan hasil perhitungan estimasi regresi, diperoleh nilai Koefisien Determinasi (R2) adalah 0,259 artinya 25.9% variasi dari semua variabel bebas seperti Gender, Pengalaman, Pengetahuan Auditor, dan Kompleksitas tugas dapat menerangkan variabel tak bebas yaitu audit judgement, sedangkan sisanya sebesar 74.1% diterangkan oleh variabel lain yang tidak diajukan dalam penelitian ini.

5.2 Saran

Saran bagi peneliti selanjutnya adalah agar memperluas penelitian ini, baik dalam hal responden maupun ruang lingkup penelitian dan bagi pihak-pihak yang tertarik untuk meneliti topik ini secara lebih mendalam, maka peneliti menyarankan beberapa hal berikut :

1. Peneliti dapat memperluas lingkup penelitian yaitu tidak hanya pada kantor akuntan publik yang ada di Bandung, tetapi ke skala yang lebih besar. Saran berikutnya adalah untuk menguji pengaruh faktor lainnya seperti independensi dan komitmen terhadap audit judgement.

2. Dalam hal jumlah sampel, diharapkan penelitian selanjutnya dapat menambahkan lagi jumlah sampelnya.


(23)

B A B V S I M P U L A N D A N S A R A N 64

Universitas Kristen Maranatha Demikianlah beberapa saran yang dapat penulis sampaikan, semoga saran-saran ini dapat membantu para auditor yang akan membuat audit judgement dan menjadi alat yang mendorong para auditor untuk menghasilkan audit judgement yang terbaik dan benar sesuai dengan ketentuan.


(24)

xv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Arens, A.A., Randal J. Elder dan Mark S. Besley. 2003. Auditing dan Pelayanan Verifikasi: Pendekatan Terpadu. Edisi 12. Mew Jersey: Jakarta: Indeks.

Abdurahim, Ahim. (1998). Pengaruh Perbedaan Gender Terhadap Perilaku Akuntan Publik. FE UGM.

Bonner, Sarah E. 1990. Experience Effects in Auditing:The Role Task Spesific Knowledge. The accounting Review (januari), pp.72-92.

Jamilah, Siti. 2007. Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgement. Makasar: Simposium Nasional Akuntansi X. Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.

Samekto, Agus. (1998). Perbedaan Kinerja Laki-laki dan Wanita Pada Kantor Akuntan Publik. FE UGM

Setiawan, Rony, Carolina, Verani, Magdalena, Noni, dan Kurniawan, Albert. 2009. Modul Pelatihan SPSS Bagi Mahasiswa Akuntansi 2009. Bandung: FE Universitas Kristen Maranatha.

Trisnaningsih, Sri. 2007. Perbedaan Kinerja Auditor Dilihat Dari Segi Gender. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 7, No.1, (Januari) 1994. Hal 108-123.

Zulaikha. 2006. Pengaruh Interaksi Gender, Kompleksitas Tugas dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgement. Padang: Simposium Nasional Akuntansi 9.


(1)

B A B I P E N D A H U L U A N 11

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Dalam penelitian ini penulis dapat menguji pengaruh gender terhadap persepsi, kinerja, dan audit judgement sehingga peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan.

2. Bagi Universitas

Sebagai tambahan mengenai gambaran mengenai Kantor Akuntan Publik tentang isu dan dinamika yang terjadi.

3. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini juga dapat menambah pengetahuan serta menambah wawasan bagi pembaca di bidang auditing. Selain itu dapat menjadi sumber inspirasi pembaca untuk mengadakan penelitian selanjutnya.

4. Bagi Kantor Akuntan Publik

Memberikan kontribusi kepada Kantor Akuntan Publik agar lebih meningkatkan kinerja sehingga dapat memberikan persepsi dan audit judgement secara lebih akurat dan adil.


(2)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada beberapa kantor akuntan publik di Bandung serta hasil pengolahan data dari responden yang terdiri dari 22 auditor senior dan 38 auditor junior, maka penulis menarik kesimpulan menyeluruh untuk penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Dalam profesi sebagai auditor, peran ganda perempuan ini ternyata tidak berpengaruh secara signifikan terhadap akuratnya informasi yang diproses dalam membuat judgment. Secara absolut, laki-laki menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perempuan, namun perbedaan tersebut secara statistik tidak signifikan. Oleh karena itu hipotesis pertama yang diajukan ditolak. Hal ini memberikan implikasi dalam penugasan audit bahwa isu gender atau peran ganda perempuan tidak berpengaruh terhadap kemampuan kognitifnya dalam pembuatan judgment.

Kompleksitas tugas tidak berpengaruh (main effect) signifikan terhadap keakuratan judgment, demikian pula ketika kompleksits berinteraksi (interaction effects) dengan peran gender, pengaruh tersebut juga tidak signifikan. Hasil uji ini menolak hipotesis kedua yang diajukan. Hal ini membawa implikasi pada profesi auditor, bahwa isu gender tidak perlu dibesar-besarkan karena secara statistik isu gender


(3)

B A B V S I M P U L A N D A N S A R A N 62

tidak berpengaruh terhadap kemampuan kognitif perempuan dalam pembuatan judgment, bahkan dalam penugasan audit yang kompleks.

3. Variabel pengalaman sebagai auditor berpengaruh langsung (main effect) terhadap judgement. Demikian pula ketida isu gender berinteraksi dengan pengalaman tugas sebagai auditor, maka interaksi tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap judgement. Menurut Libby dan Trotman dalam Jurnal Maksi Vol 1 (2002:5), seorang auditor profesional harus mempunyai pengalaman yang cukup tentang tugas dan tanggung jawabnya.

Pengalaman auditor akan menjadi bahan pertimbangan yang baik dalam mengambil keputusan dalam tugasnya. Pengalaman merupakan salah satu elemen penting dalam tugas audit di samping pengetahuan, sehingga tidak mengherankan apabila cara memandang dan menanggapi informasi yang diperoleh selama melakukan pemeriksaan antara auditor berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman akan berbeda, demikian halnya dalam mengambil keputusan dalam tugasnya.

4. Variabel pengetahuan berpengaruh langsung terhadap judgement. Ini sesuai dengan Cloyd (1997) yang menemukan bahwa tingkat pengetahuan seseorang dapat meningkatkan kualitas audit judgement. Spilker (1995) mengungkapkan bahwa karakteristik sebuah pekerjaan seperti tingkat kerumitan dan jumlah informasi yang disajikan/tersedia mempengaruhi hubungan pengetahuan, akuntabilitas dan kualitas audit judgement. Pada pekerjaan yang lebih sederhana faktor usaha dapat menggantikan tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang


(4)

(bersifat subsitusi) dan pengetahuan memiliki hubungan yang positif terhadap audit judgement.

5. Berdasarkan hasil perhitungan estimasi regresi, diperoleh nilai Koefisien Determinasi (R2) adalah 0,259 artinya 25.9% variasi dari semua variabel bebas seperti Gender, Pengalaman, Pengetahuan Auditor, dan Kompleksitas tugas dapat menerangkan variabel tak bebas yaitu audit judgement, sedangkan sisanya sebesar 74.1% diterangkan oleh variabel lain yang tidak diajukan dalam penelitian ini.

5.2 Saran

Saran bagi peneliti selanjutnya adalah agar memperluas penelitian ini, baik dalam hal responden maupun ruang lingkup penelitian dan bagi pihak-pihak yang tertarik untuk meneliti topik ini secara lebih mendalam, maka peneliti menyarankan beberapa hal berikut :

1. Peneliti dapat memperluas lingkup penelitian yaitu tidak hanya pada kantor akuntan publik yang ada di Bandung, tetapi ke skala yang lebih besar. Saran berikutnya adalah untuk menguji pengaruh faktor lainnya seperti independensi dan komitmen terhadap audit judgement.

2. Dalam hal jumlah sampel, diharapkan penelitian selanjutnya dapat menambahkan lagi jumlah sampelnya.


(5)

B A B V S I M P U L A N D A N S A R A N 64

Demikianlah beberapa saran yang dapat penulis sampaikan, semoga saran-saran ini dapat membantu para auditor yang akan membuat audit judgement dan menjadi alat yang mendorong para auditor untuk menghasilkan audit judgement yang terbaik dan benar sesuai dengan ketentuan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arens, A.A., Randal J. Elder dan Mark S. Besley. 2003. Auditing dan Pelayanan Verifikasi: Pendekatan Terpadu. Edisi 12. Mew Jersey: Jakarta: Indeks.

Abdurahim, Ahim. (1998). Pengaruh Perbedaan Gender Terhadap Perilaku Akuntan Publik. FE UGM.

Bonner, Sarah E. 1990. Experience Effects in Auditing:The Role Task Spesific Knowledge. The accounting Review (januari), pp.72-92.

Jamilah, Siti. 2007. Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgement. Makasar: Simposium Nasional Akuntansi X. Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.

Samekto, Agus. (1998). Perbedaan Kinerja Laki-laki dan Wanita Pada Kantor Akuntan Publik. FE UGM

Setiawan, Rony, Carolina, Verani, Magdalena, Noni, dan Kurniawan, Albert. 2009. Modul Pelatihan SPSS Bagi Mahasiswa Akuntansi 2009. Bandung: FE Universitas Kristen Maranatha.

Trisnaningsih, Sri. 2007. Perbedaan Kinerja Auditor Dilihat Dari Segi Gender. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 7, No.1, (Januari) 1994. Hal 108-123.

Zulaikha. 2006. Pengaruh Interaksi Gender, Kompleksitas Tugas dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgement. Padang: Simposium Nasional Akuntansi 9.


Dokumen yang terkait

Pengaruh gender kompleksitas tugas, dan kompetensi auditor terhadap audit judgment : studi empiris pada kantor akuntan publik di jakarta

2 10 99

PENGARUH GENDER, KOMPLEKSITAS TUGAS, TEKANAN KETAATAN, DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP Pengaruh Gender, Kompleksitas Tugas, Tekanan Ketaatan, Dan Pengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Audit ( Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan D

0 2 15

PENGARUH GENDER, KOMPLEKSITAS TUGAS, TEKANAN KETAATAN, DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP Pengaruh Gender, Kompleksitas Tugas, Tekanan Ketaatan, Dan Pengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Audit ( Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan D

1 7 14

PENGARUH GENDER, TEKANAN KETAATAN, KOMPLEKSITAS TUGAS, DAN PENGALAMAN AUDITOR Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, Dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment ( Study Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang ).

0 2 15

PENGARUH GENDER, TEKANAN KETAATAN, KOMPLEKSITAS TUGAS, DAN PENGALAMAN AUDITOR Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, Dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment ( Study Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang ).

0 1 14

PENGARUH GENDER, TEKANAN KETAATAN, KOMPLEKSITAS TUGAS, PENGALAMAN AUDITOR DAN PENGETAHUAN AUDITOR Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, Pengalaman Auditor Dan Pengetahuan Auditor Terhadap Audit Judgment (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan

1 1 17

PENDAHULUAN Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, Pengalaman Auditor Dan Pengetahuan Auditor Terhadap Audit Judgment (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Surakarta Dan Yogyakarta).

0 0 9

PENGARUH GENDER, TEKANAN KETAATAN, KOMPLEKSITAS TUGAS, DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP AUDIT Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, Dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Surakarta Dan

0 0 16

Pengaruh Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, Pengetahuan, dan Pengalaman terhadap Audit Judgement (Studi pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung).

1 2 22

GENDER, TEKANAN KETAATAN, KOMPLEKSITAS TUGAS, PENGALAMAN AUDITOR DAN PENGETAHUAN AUDITOR TERHADAP AUDIT JUDGMENT (Studi pada Akuntan Publik di Semarang) - Unika Repository

0 0 17