Promosi Event Nago Kemaro Sebagai Salah Satu Daya Tarik Budaya dalam Merayakan Cap Go Meh.

(1)

ABSTRACT

THE EVENT PROMOTION OF NAGO KEMARO AS ONE OF THE CHARMS OF CULTURE IN CAP GO MEH CELEBRATION

Submitted by Cindy Wijaya

NRP 1164120

Chinese culture is now beginning to attract a lot of Indonesian people to learn more about the culture and traditions, for example is Cap Go Meh. However, many people only know that in Pontianak and Singkawang in Kalimantan, which are places to perform the ritual Cap Go Meh yet, they do not want to visit there, due to obstructed distances and the high cost to travel there. In Palembang, South Sumatra, was also having a place to perform the ritual Cap Go Meh, namely Pulau Kemaro.

In Pulau Kemaro, Cap Go Meh celebration is a blend of Chinese and Malay cultures. In this paper, the writer is trying to change on how people of Indonesia think about Cap Go Meh in Pulau Kemaro by visual media, because many Palembang people are not interested to come to the Pulau Kemaro to celebrate Cap Go Meh, because Cap Go Meh is considered as religious rituals without knowing what happen in Pulau Kemaro during Cap Go Meh.

Based on the survey to the target audience, they mostly know Cap Go Meh from family or friends, so to answers those problems and to achieve our goal, the writer decides to make a Video Promotional to introduce the Indonesian population even people of Palembang about the existence of Pulau Kemaro, and promotion requires visuals which can attract and explain the atmosphere in detail about the beauty of the Pulau Kemaro as one of the charms of culture in celebration Cap Go Meh.


(2)

ABSTRAK

PROMOSI EVENT NAGO KEMARO SEBAGAI SALAH SATU DAYA TARIK BUDAYA DALAM MERAYAKAN

RITUAL CAP GO MEH

Oleh Cindy Wijaya

NRP 1164120

Kebudayaan Tionghoa kini mulai menarik banyak minat masyarakat Indonesia untuk mengenal lebih jauh mengenai budaya dan tradisinya, misalnya adalah Cap Go Meh. Tetapi banyak orang hanya mengetahui bahwa di Pontianak dan Singkawang di Kalimantan yang terdapat tempat untuk melakukan ritual Cap Go Meh dan tidak ingin untuk mengunjunginya karena terhalang akan jarak dan biaya yang tidak sedikit untuk perjalanan ke sana, padahal di Sumatera Selatan pun juga mempunyai tempat untuk melakukan ritual Cap Go Meh, yaitu Pulau Kemaro.

Di Pulau Kemaro, perayaan Cap Go Meh merupakan perpaduan antara budaya Tionghoa dan Melayu. Dalam tulisan ini, penulis mencoba untuk mengubah bagaimana orang Indonesia berpikir tentang Cap Go Meh di Pulau Kemaro melalui media visual, karena banyak orang Palembang sendiri tidak tertarik untuk mendatangi Pulau Kemaro untuk merayakan Cap Go Meh, karena menganggap Cap Go Meh hanya merupakan ritual salah satu agama tanpa mengetahui pasti keadaan Pulau Kemaro pada saat Cap Go Meh berlangsung.

Berdasarkan survei ke target, mereka kebanyakan mengetahui Cap Go Meh melalui keluarga atau teman-teman, sehingga untuk jawaban atas masalah tersebut dan untuk mencapai tujuan kami, penulis memutuskan untuk membuat Video Promosi untuk memperkenalkan penduduk Indonesia bahkan orang-orang dari Palembang sendiri mengenai keberadaan Pulau Kemaro, di mana dalam promosi diperlukan visual yang dapat menarik dan menjelaskan secara rinci suasana dan keindahan Pulau Kemaro sebagai salah satu daya tarik budaya dalam merayakan ritual Cap Go Meh. Kata kunci : Cap Go Meh, Kebudayaan, Promosi Video.


(3)

DAFTAR ISI

COVER DALAM ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 2

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 2

1.2.2 Rumusan Permasalahan ... 3

1.2.3 Ruang Lingkup Kajian ... 3

1.3 Tujuan Perancangan ... 4

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 4

1.5 Skema Perancangan ... 6

BAB II : LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Teori Kebudayaan ... 7

2.2 Teori Cap Go Meh ... 11

2.3 Teori Desain Komunikasi Visual ... 18

2.4 Teori Promosi ... 20

2.5 Teori Videografi ... 25

2.6 Teori Film Dokumenter ... 32


(4)

3.1 Data dan Fakta …………... 36

3.1.1 Lembaga Terkait …………... 36

3.1.2 Sejarah dan Perkembangan ... 39

3.2 Data kuisioner ... 50

3.2.1 Data Kuisioner dengan Sasaran Promosi ... 50

3.2.2 Data Kuisioner Media ... 54

3.3 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis ... 56

3.3.1 Kirab Budaya Cap Go Meh Bandung ... 56

3.3.2 Kirab Budaya Cap Go Meh Bogor ... 58

3.4 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 60

3.4.1 Analisa STP ………...……….……... 60

3.4.2 Analisa SWOT…...………...……….…... 61

BAB IV : PEMECAHAN MASALAH ... 63

4.1 Konsep Komunikasi …………... 63

4.2 Konsep Kreatif …………... 64

4.2.1 Konsep Verbal ……...…... 65

4.2.2 Konsep Visual …………... 66

4.3 Konsep Media …………... 69

4.4 Hasil Karya …………... 72

4.4.1 Video ……... 72

4.4.2 Website ……... 82

4.4.3 Youtube ……... 83

4.4.4 Facebook & Twitter ……... 84

4.4.5 Umbul-umbul ……... 85

4.4.6 Stiker Bus ……... 86

4.4.7 Baju Panitia ……... 87

4.4.8 Gimmick ……... 88

4.5 Manajemen Waktu Promosi …………... 92

4.6 Budgeting …………... 93

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 94


(5)

5.2 Saran …………... 95

5.2.1 Saran untuk Universitas Maranatha …………... 95

5.2.2 Saran untuk masyarakat umum ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96

DAFTAR ISTILAH ... 98 DATA PENULIS

UCAPAN TERIMA KASIH LAMPIRAN


(6)

DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM

Tabel 4.1 Timeline Event dan Promosi ... 92 Tabel 4.2 Budgeting ... 93


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan ... 6

Gambar 3.1 Logo Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Palembang ... 29

Gambar 3.2 Logo Majelis Tridharma Indonesia ... 30

Gambar 3.3 Tampak dari jembatan ponton ... 44

Gambar 3.4 Suasana di dermaga Gudang Garam ... 44

Gambar 3.5 Pemandangan menaiki ketek ... 44

Gambar 3.6 Pemandangan menaiki tongkang ... 44

Gambar 3.7 Tarif wisata musi dari BKB ... 44

Gambar 3.8 Barongsai ... 45

Gambar 3.9 Liong ... 45

Gambar 3.10 Kembang api ... 46

Gambar 3.11 Pasar malam ... 46

Gambar 3.12 Wayang orang ... 46

Gambar 3.13 Gerbang Pulau Kemaro ... 47

Gambar 3.14 Kelenteng Hok Ceng Bio ... 47

Gambar 3.15 Makam panglima pengawal putri di luar kelenteng ... 47

Gambar 3.16 Makam Siti Fatimah di dalam kelenteng ... 47

Gambar 3.17 Tugu legenda Pulau Kemaro ... 47

Gambar 3.18 Pagoda ... 49

Gambar 3.19 Patung Budha Julai ... 49

Gambar 3.20 Pohon Cinta ... 50

Gambar 3.21 Tradisi melepas burung ... 50

Gambar 3.22 Diagram responden yang pernah mendengar & mendatangi Pulau Kemaro ... 51

Gambar 3.23 Diagram responden yang tidak memilih Pulau Kemaro sebagai tempat merayakan Cap Go Meh ... 51

Gambar 3.24 Diagram responden yang mengetahui tentang Pulau Kemaro menurut media ... 52

Gambar 3.25 Diagram media iklan yang akan membuat responden tertarik untuk mendatangi sebuah tempat wisata ... 52


(8)

Gambar 3.26 Diagram responden yang ingin mengunjungi Pulau Kemaro saat Cap Go Meh apabila sudah mengetahui sekilas tentang

Pulau Kemaro ... 52

Gambar 3.27 Diagram kegiatan yang dilakukan responden pada saat Cap Go Meh ... 53

Gambar 3.28 Diagram media yang paling familiar dengan responden ... 53

Gambar 3.29 Diagram responden yang setuju ... 54

Gambar 3.30 Diagram responden yang setuju ... 54

Gambar 3.31 Diagram kesan yang ditimbulkan ... 55

Gambar 3.32 Diagram video yang cocok ... 55

Gambar 3.33 Diagram media yang digunakan untuk menonton video ... 55

Gambar 3.34 Diagram video di tempat umum ... 55

Gambar 3.35 Poster Kirab Budaya Cap Go Meh Bandung 2012 ... 56

Gambar 3.36 CD Kirab Budaya Cap Go Meh Bandung 2012 ... 56

Gambar 3.37 Brosur Kirab Budaya Cap Go Meh Bandung 2013 ... 56

Gambar 3.38 Sampul depan undangan Kirab Budaya Cap Go Meh Bandung 2013 ... 56

Gambar 3.39 Rute Kirab Budaya Cap Go Meh Bandung 2013 ... 57

Gambar 3.40 Poster Cap Go Meh Bogor 2014 ... 58

Gambar 3.41 Rute Cap Go Meh Bogor 2014 ... 58

Gambar 3.42 Poster Cap Go Meh Bogor 2013 ... 58

Gambar 3.43 Brosur Cap Go Meh Bogor 2013 ... 58

Gambar 4.1 Tagline ... 65

Gambar 4.2 Warna ... 66

Gambar 4.3 Logo Promosi ... 67

Gambar 4.4 Scene Video ... 72

Gambar 4.5 Scene Video ... 73

Gambar 4.6 Scene Video ... 73

Gambar 4.7 Scene Video ... 74

Gambar 4.8 Scene Video ... 75

Gambar 4.9 Scene Video ... 75


(9)

Gambar 4.11 Scene Video ... 76

Gambar 4.12 Scene Video ... 77

Gambar 4.13 Scene Video ... 77

Gambar 4.14 Scene Video ... 78

Gambar 4.15 Scene Video ... 78

Gambar 4.16 Scene Video ... 79

Gambar 4.17 Scene Video ... 79

Gambar 4.18 Scene Video ... 80

Gambar 4.19 Scene Video ... 80

Gambar 4.20 Scene Video ... 81

Gambar 4.21 Website ... 82

Gambar 4.22 Youtube ... 83

Gambar 4.23 Facebook dan Twitter ... 84

Gambar 4.24 Umbul-umbul ... 85

Gambar 4.25 Stiker Bus ... 86

Gambar 4.26 Baju Panitia ... 87

Gambar 4.27 Goody Bag ... 88

Gambar 4.28 Mug ... 89

Gambar 4.29 Jam Dinding ... 89

Gambar 4.30 Gantungan Kunci ... 90

Gambar 4.31 Pin ... 90


(10)

DAFTAR ISTILAH

Advertising : Periklanan Animation : Animasi

Billboard : Iklan luar ruang dengan ukuran besar Euphoria : Kegembiraan yang meluap-luap

Event : Acara yang diselenggarakan pada tempat tertentu dan waktu tertentu yang bertujuan untuk mengajak atau membagikan informasi secara langsung

Internet : Jaringan komputer yang terhubung secara global berupa informasi atau data Gimmick : Barang-barang yang membawa informasi yang dibagikan pada

masyarakat

Media Graphic : Media grafis seperti buku, Koran, dll Promotion Graphic : Desain yang bertujuan untuk promosi

Target Audience : Konsumen yang menjadi sasaran suatu promosi atau kampanye Web Design : Merancang susunan sebuah website

Website : Media interaktif yang menampilkan data dari sumber (server) yang menyediakan data mengenai informasi yang dapat diakses melalui internet


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebudayaan tradisi Tionghoa pada awalnya sempat ditentang selama 32 tahun dan kurang diakui baik secara langsung maupun tidak langsung akibat terjadinya gonjang-ganjing politik di Indonesia, karena itulah menyebabkan terjadinya amnesia budaya pada banyak kalangan Tionghoa. Seiring memasuki masa reformasi, larangan itu tidak berlaku lagi dan terjadi euphoria (kebahagiaan yang meluap-luap) di kalangan Tionghoa terutama dengan perayaan Imlek dan Cap Go Meh di banyak tempat di wilayah Indonesia.

Kebudayaan Tionghoa kini mulai menarik banyak minat masyarakat Indonesia untuk mengenal lebih jauh mengenai budaya dan tradisinya. Di Palembang, Sumatera Selatan, puncak ritual Cap Go Meh dilaksanakan di Pulau Kemaro. Di Pulau Kemaro, perayaan Cap Go Meh menggambarkan kegiatan peribadatan yang sekaligus juga merupakan perpaduan budaya yang sebenarnya. Nuansa peribadatan agama Buddha Tridharma dengan nuansa peribadatan Islam pun terasa di Pulau Kemaro. Ini tidak lain karena dalam sejarahnya Pulau Kemaro memang ada hubungannya dengan kedua agama tersebut.

Pulau Kemaro merupakan salah satu objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Selain sebagai objek wisata, di pulau ini juga terdapat sebuah kelenteng Budha yaitu kelenteng Hok Ceng Bio dan selalu ramai dikunjungi oleh penganutnya yaitu umat Tridharma dan Kong Hu Cu, terutama pada perayaan Cap Go Meh. Tempat ini biasanya tidak hanya dikunjungi oleh masyarakat keturunan Tionghoa di kota Palembang tetapi dari berbagai daerah di Indonesia bahkan mancanegara seperti Singapura, Hongkong, China dan lain -lain untuk melakukan sembahyang atau berziarah.

Hanya saja sangat disayangkan, mayoritas penduduk Indonesia belum terlalu banyak yang mengetahui akan keberadaan dari Pulau Kemaro. Padahal


(12)

menurut koran Sriwijaya Post, Pulau Kemaro merupakan lokasi perayaan Cap Go Meh terbesar kedua di Indonesia setelah Singkawang Kalimantan Barat, bahkan untuk kawasan Pulau Sumatera dan Jawa, Pulau Kemarau merupakan lokasi perayaan Cap Go Meh paling ramai dan termegah.

Orang-orang hanya mengetahui bahwa di Pontianak dan Singkawang di Kalimantan yang terdapat tempat untuk melakukan ritual Cap Go Meh dan malas untuk mengunjunginya karena terhalang akan jarak dan biaya yang tidak sedikit untuk perjalanan ke sana, padahal di Sumatera Selatan pun juga mempunyai tempat untuk melakukan ritual Cap Go Meh, yaitu Pulau Kemaro. Oleh sebab itu perlu diadakan sebuah promosi untuk memperkenalkan penduduk Indonesia bahkan masyarakat Palembang sendiri mengenai keberadaan Pulau Kemaro, di mana dalam kampanye tersebut diperlukan unsur-unsur visual yang dapat menarik dan menjelaskan secara detail mengenai keadaan dan keindahan Pulau Kemaro sebagai salah satu daya tarik budaya dalam merayakan ritual Cap Go Meh

Topik ini diangkat karena banyak masyarakat Palembang sendiri yang hanya mengetahui Pulau Kemaro sebagai salah satu objek wisata, tetapi tidak tertarik untuk mendatanginya untuk merayakan Cap Go Meh karena menganggap acara tersebut hanya merupakan ritual salah satu agama tanpa mengetahui pasti keadaan Pulau Kemaro. Bahkan banyak dari masyarakat Tionghoa sendiri yang belum mengetahui lebih dalam dan juga tempat untuk melakukan ritual tersebut sehingga sedikit demi sedikit ritual Cap Go Meh mulai dilupakan.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

1.2.1 Identifikasi Masalah

Dengan menyesuaikan data fenomena kejadian yang telah terjadi di lapangan, berikut ini akan dituliskan identifikasi bentuk permasalahan yang muncul, baik secara langsung ataupun tidak langsung, yaitu :


(13)

b. Banyak masyarakat Palembang sendiri yang belum pernah mendatangi Pulau Kemaro sebagai salah satu objek wisata kerohanian bagi umat Tridharma maupun tempat untuk merayakan Cap Go Meh.

c. Minoritas generasi dewasa awal masyarakat Palembang malah enggan untuk mendatangi Pulau Kemaro karena hanya mengetahui manfaat umum Pulau Kemaro yaitu berdoa, tanpa mengetahui suasana pasti di Pulau Kemaro pada saat Cap Go Meh.

1.2.2 Rumusan Permasalahan

Berikut ini merupakan permasalahan yang akan diteliti, dibahas, dan dijawab dalan penulisan karya ilmiah ini. Dimana akan disesuaikan dengan permasalahan yang telah dibahas pada latar belakang di atas, yaitu :

a. Bagaimana merancang suatu media informasi untuk memperlihatkan kepada gerenasi dewasa awal masyarakat Palembang mengenai manfaat Pulau Kemaro sebagai salah satu pulau yang digunakan untuk merayakan ritual Cap Go Meh?

b. Bagaimana solusi yang bisa dibuat lewat perancangan strategi promosi untuk menginformasikan masyarakat Palembang mengenai keberadaan dan manfaat Pulau Kemaro?

1.2.3 Ruang Lingkup Kajian

Ruang lingkup permasalahan meliputi wilayah penelitian yaitu Sumatera Selatan, tepatnya di Palembang dan Pulau Kemaro. Maka dari itu, dalam menyusun ruang lingkup permasalahan ini akan dibuat perancangan dalam bentuk promosi, dimana dalam promosi tersebut akan tersedia informasi yang dibutuhkan secara lengkap untuk menarik minat masyarakat. Promosi yang akan dilakukan adalah penyampain informasi berupa ajakan kepada masyarakat Palembang untuk mengetahui dan lebih mengenal Pulau Kemaro khususnya kegiatan yang dilakukan dan suasana di Pulau Kemaro pada saat Cap Go Meh.


(14)

1.3 Tujuan Perancangan

Dengan memperhatikan pokok-pokok persoalan yang telah dirumuskan dalam permasalahan di atas, berikut merupakan tujuan dari diadakannya penelitian akan promosi Pulau Kemaro, yaitu :

a. Serangkaian media promosi yang tepat untuk memperlihatkan kepada generasi dewasa awal masyarakat Palembang akan manfaat dan suasana Pulau Kemaro pada saat Cap Go Meh dimana tempat itu mempunyai nilai sejarah yang unik dan juga tampat yang menarik untuk dikunjungi.

b. Informasi dalam bentuk visual yang tepat mengenai jadwal, lokasi, manfaat dan suasana pada saat Cap Go Meh di Pulau Kemaro untuk menarik minat masyarakat Palembang.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penyusunan laporan ini, maka dibutuhkan metode penelitian yang tepat dalam mencari data dan informasi. Data yang didapat dalam penulisan ini diperoleh dari survey langung ke lokasi, penelitian, internet, buku, kuisioner dan data ilmiah lainnya. Data-data dikumpulkan dengan cara melakukan :

a. Observasi dilakukan dengan cara mendatangi langsung ke Pulau Kemaro pada saat event Cap Go Meh diadakan yaitu pada tanggal 12-13 Januari 2014 lalu menganalisis, merekam, memotret dan mengadakan pencatatan dari informasi yang didapat mengenai topik bahasan, dengan partisipan aktif maupun non aktif untuk dapat mengetahui seberapa besar pengetahuan dan minat masyarakat Palembang terhadap Pulau Kemaro.

b. Wawancara yang dilakukan merupakan pengenalan dan pengumpulan informasi mengenai topik yang dibahas langsung kepada para informan dan para panitia acara. Dalam wawancara tersebut, penulis juga mengajukan pertanyaan untuk memahami sudut pandang narasumber yang berhubungan dengan topik yang dibahas. Wawancara dilakukan ke panitia seksi humas acara Cap Go Meh Pulau Kemaro.


(15)

c. Studi pustaka didapat melalui buku-buku pedoman yang membahas mengenai definisi seni budaya, teori Cap Go Meh, teori DKV, teori promosi, teori videografi, sejarah Tionghoa, sejarah dan legenda Pulau Kemaro. Juga didapat melalui majalah, koran, media internet dan lainnya untuk melengkapi mengenai situasi dan foto Pulau Kemaro pada saat Cap Go Meh dan juga berfungsi sebagai pembanding media promosi serta informasi dinas terkait. Selain itu penulis juga melihat hasil dari laporan makalah Seminar yang dimiliki oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain Maranatha yang telah dikerjakan oleh angkatan terdahulu.

d. Kuesioner dilakukan dengan cara menyebarkan 100 daftar pertanyaan secara tertulis maupun lisan untuk menentukan target awal dari promosi yang akan diselenggarakan, dan digunakan untuk mengetahui atau pun menguatkan berita-berita mengenai pengetahuan masyarakat Palembang akan Pulau Kemaro, media yang disenangi oleh kalangan yang di targetkan serta segala hal yang di perlukan untuk dapat membantu promosi yang akan di laksanakan.


(16)

1.5 Skema Perancangan


(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Promosi ini dilakukan untuk mengubah cara berpikir orang Indonesia akan Cap Go Meh di Pulau Kemaro melalui media visual, karena banyak masyarakat Palembang sendiri tidak tertarik untuk mendatangi Pulau Kemaro untuk merayakan Cap Go Meh karena menganggap Cap Go Meh hanya merupakan ritual salah satu agama tanpa mengetahui pasti keadaan dan keindahan Pulau Kemaro pada saat Cap Go Meh berlangsung.

Berdasarkan survei ke target audience, responden kebanyakan mengetahui Cap Go Meh dari keluarga atau teman, sehingga untuk menjawab permasalahan diperlukan Video Promosi yang dapat memperlihatkan suasana asli Pulau Kemaro. Di dalam video tersebut dijelaskan unsur-unsur visual yang dapat menarik pengunjung yaitu kelebihan-kelebihan Pulau Kemaro, misalnya Pagoda, kemeriahan kembang api, tarian tradisional barongsai dan liong, cinderamata, ribuan lilin yang menyala, dan juga ritual pelepasan burung. Kemudian video ditutup dengan logo event, website dan media sosial yang dapat dikunjungi untuk mengetahui event acara lebih jauh dan diakhiri dengan tagline yang memakai bahasa khas daerah Palembang.

Video Promosi dilakukan melalui website, iklan Televisi, Airport TV, iklan YouTube, iklan bioskop, dan juga media sosial sebagai media utamanya karena media tersebut adalah media yang sering diakses responden dan biasanya digunakan dalam kegiatan sehari-hari sehingga diharapkan dapat menarik banyak penonton untuk mengetahui dan mendatangi Pulau Kemaro. Kemudian didukung dengan media promosi lainnya berupa stiker bus, umbul-umbul, dan juga iklan koran yang sering diakses oleh penduduk Palembang sehari-harinya.


(18)

5.1 Saran

5.2.1 Saran Untuk Universitas Maranatha

 Untuk ke depannya, diharapkan Program Studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Kristen Maranatha dapat melahirkan lulusan yang semakin berkualitas dari lulusan yang sebelumnya.

 Segala informasi berharga yang telah didapatkan oleh Program Studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Kristen Maranatha dari hasil Tugas Akhir mahasiswa yang berjudul “Promosi Event Nago Kemaro Sebagai Salah Satu Daya Tarik Budaya Dalam Merayakan Ritual Cap Go Meh” ini, semoga dapat digunakan untuk memajukan masyarakat Indonesia.

5.2.2 Saran Untuk Masyarakat Umum

Dengan adanya promosi ini, diharapkan ada perubahan pola pikir masyarakat Indonesia tentang Cap Go Meh di Pulau Kemaro. Karena Cap Go Meh merupakan pesta rakyat dan perpaduan budaya, bukan hanya merupakan salah satu ritual agama saja.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Bhairawa, Koko P. & Purhendi. 1998. Cerita Rakyat dari Palembang (Sumatra Selatan). Jakarta : Grasindo.

Brata, Bayu Tapa. 2007. Videografi dan Sinematografi Praktis. Jakarta: Elex Media.

Cangianto, Ardian dan Stefanus Dominggus. 23 May 2013. “Eforia Capgome

dimasa Reformasi”, (Online), (web.budaya-tionghoa.net, diakses 17

Febuari 2014).

Cangianto, Ardian dan Dada. 6 Maret 2013. “Kesan Menyaksikan Kirab Budaya Bandung 2013”, (Online), (web.budaya-tionghoa.net, diakses 19 Febuari 2014).

Cassier, Ernst. 1987. Manusia dan Kebudayaan : Sebuah Esei Tentang Manusia. Jakarta: PT Gramedia

Effendy, Heru. 2009. Mari Membuat Film. Jakarta: Erlangga

Harrington, Richard. 2010. From Still to Motion. Barkeley: New Riders Heller, Steven. 1993. Graphic Design . New York, Rockport: Allworth Press. Koentjaraningrat. 1992. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:

Gramedia.

Komputer, Wahana. 2008. Video Editing dan Video Production. Jakarta: Elex Media.

Kotler, Philip . 2002. American Marketing Association. Prentice Hall. Kusrianto, Adi. 2010. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Andi.

Lidwell, William dkk . 2003. Universal Principles of Designs. Singapore: Rockport Publisher. Inc.

Liliweri, Alo. 2002. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara

Marion, Jean Luc. 2002. Being Given, Being Given toward a fenomenology of givennes. Standford University press.

Piliang, Yasraf Amir. 2004. Posrealitas : Realitas Kebudayaan dalam Era Posmetafisika. Yogyakarta : Jalasutra


(20)

Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Qinghai, Jin. 2009. Genta Tambur Pembebasan : Intuisi Keindahan Hidup dari opera topeng dan ukiran patung di budaya temple fair. Taiwan.

Rosidi, Ajip. 2010. Masa Depan Budaya Daerah. Jakarta: Pustaka Jaya.

Semedhi, Bambang. 2011. Sinematografi-Videografi : Suatu Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia.

Tjoe, Thomas Liem. 2008. Ilmu Bisnis Tionghoa. Yogyakarta: MedPress. Schwartz, David J . 2007. The Magic of Thinking Big. Batam: Binarupa Aksara. Supriyono, Rakhmat. 2010. Desain Komunikasi Visual : Teori dan Aplikasi.

Andi.

Zude, Wu 吳祖德. 2004. 300 Soal Sejarah Budaya Tiongkok (中國文化史300 題). Shanghai : Shanghai Classic Book Publisher 上海古籍出版.

____. 27 Maret 2004. Harian Umum Kompas: 10.

____. Agustus 2006. Majalah Travel Club Edisi 175: 92.

____. 1996. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”: 257.

____. 1996. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”: 518.


(1)

Universitas Kristen Maranatha 5 c. Studi pustaka didapat melalui buku-buku pedoman yang membahas mengenai definisi seni budaya, teori Cap Go Meh, teori DKV, teori promosi, teori videografi, sejarah Tionghoa, sejarah dan legenda Pulau Kemaro. Juga didapat melalui majalah, koran, media internet dan lainnya untuk melengkapi mengenai situasi dan foto Pulau Kemaro pada saat Cap Go Meh dan juga berfungsi sebagai pembanding media promosi serta informasi dinas terkait. Selain itu penulis juga melihat hasil dari laporan makalah Seminar yang dimiliki oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain Maranatha yang telah dikerjakan oleh angkatan terdahulu.

d. Kuesioner dilakukan dengan cara menyebarkan 100 daftar pertanyaan secara tertulis maupun lisan untuk menentukan target awal dari promosi yang akan diselenggarakan, dan digunakan untuk mengetahui atau pun menguatkan berita-berita mengenai pengetahuan masyarakat Palembang akan Pulau Kemaro, media yang disenangi oleh kalangan yang di targetkan serta segala hal yang di perlukan untuk dapat membantu promosi yang akan di laksanakan.


(2)

Universitas Kristen Maranatha 6 1.5 Skema Perancangan


(3)

Universitas Kristen Maranatha 94

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Promosi ini dilakukan untuk mengubah cara berpikir orang Indonesia akan Cap Go Meh di Pulau Kemaro melalui media visual, karena banyak masyarakat Palembang sendiri tidak tertarik untuk mendatangi Pulau Kemaro untuk merayakan Cap Go Meh karena menganggap Cap Go Meh hanya merupakan ritual salah satu agama tanpa mengetahui pasti keadaan dan keindahan Pulau Kemaro pada saat Cap Go Meh berlangsung.

Berdasarkan survei ke target audience, responden kebanyakan mengetahui Cap Go Meh dari keluarga atau teman, sehingga untuk menjawab permasalahan diperlukan Video Promosi yang dapat memperlihatkan suasana asli Pulau Kemaro. Di dalam video tersebut dijelaskan unsur-unsur visual yang dapat menarik pengunjung yaitu kelebihan-kelebihan Pulau Kemaro, misalnya Pagoda, kemeriahan kembang api, tarian tradisional barongsai dan liong, cinderamata, ribuan lilin yang menyala, dan juga ritual pelepasan burung. Kemudian video ditutup dengan logo event, website dan media sosial yang dapat dikunjungi untuk mengetahui event acara lebih jauh dan diakhiri dengan tagline yang memakai bahasa khas daerah Palembang.

Video Promosi dilakukan melalui website, iklan Televisi, Airport TV, iklan YouTube, iklan bioskop, dan juga media sosial sebagai media utamanya karena media tersebut adalah media yang sering diakses responden dan biasanya digunakan dalam kegiatan sehari-hari sehingga diharapkan dapat menarik banyak penonton untuk mengetahui dan mendatangi Pulau Kemaro. Kemudian didukung dengan media promosi lainnya berupa stiker bus, umbul-umbul, dan juga iklan koran yang sering diakses oleh penduduk Palembang sehari-harinya.


(4)

Universitas Kristen Maranatha 95 5.1 Saran

5.2.1 Saran Untuk Universitas Maranatha

 Untuk ke depannya, diharapkan Program Studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Kristen Maranatha dapat melahirkan lulusan yang semakin berkualitas dari lulusan yang sebelumnya.

 Segala informasi berharga yang telah didapatkan oleh Program Studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Kristen Maranatha dari hasil Tugas Akhir mahasiswa yang berjudul “Promosi Event Nago Kemaro Sebagai Salah Satu Daya Tarik Budaya Dalam Merayakan Ritual Cap Go Meh” ini, semoga dapat digunakan untuk memajukan masyarakat Indonesia.

5.2.2 Saran Untuk Masyarakat Umum

Dengan adanya promosi ini, diharapkan ada perubahan pola pikir masyarakat Indonesia tentang Cap Go Meh di Pulau Kemaro. Karena Cap Go Meh merupakan pesta rakyat dan perpaduan budaya, bukan hanya merupakan salah satu ritual agama saja.


(5)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Bhairawa, Koko P. & Purhendi. 1998. Cerita Rakyat dari Palembang (Sumatra

Selatan). Jakarta : Grasindo.

Brata, Bayu Tapa. 2007. Videografi dan Sinematografi Praktis. Jakarta: Elex Media.

Cangianto, Ardian dan Stefanus Dominggus. 23 May 2013. “Eforia Capgome dimasa Reformasi”, (Online), (web.budaya-tionghoa.net, diakses 17 Febuari 2014).

Cangianto, Ardian dan Dada. 6 Maret 2013. “Kesan Menyaksikan Kirab Budaya Bandung 2013”, (Online), (web.budaya-tionghoa.net, diakses 19 Febuari 2014).

Cassier, Ernst. 1987. Manusia dan Kebudayaan : Sebuah Esei Tentang Manusia. Jakarta: PT Gramedia

Effendy, Heru. 2009. Mari Membuat Film. Jakarta: Erlangga

Harrington, Richard. 2010. From Still to Motion. Barkeley: New Riders Heller, Steven. 1993. Graphic Design . New York, Rockport: Allworth Press. Koentjaraningrat. 1992. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:

Gramedia.

Komputer, Wahana. 2008. Video Editing dan Video Production. Jakarta: Elex Media.

Kotler, Philip . 2002. American Marketing Association. Prentice Hall. Kusrianto, Adi. 2010. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Andi.

Lidwell, William dkk . 2003. Universal Principles of Designs. Singapore: Rockport Publisher. Inc.

Liliweri, Alo. 2002. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara

Marion, Jean Luc. 2002. Being Given, Being Given toward a fenomenology of

givennes. Standford University press.

Piliang, Yasraf Amir. 2004. Posrealitas : Realitas Kebudayaan dalam Era


(6)

Universitas Kristen Maranatha Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Qinghai, Jin. 2009. Genta Tambur Pembebasan : Intuisi Keindahan Hidup dari opera topeng dan ukiran patung di budaya temple fair. Taiwan.

Rosidi, Ajip. 2010. Masa Depan Budaya Daerah. Jakarta: Pustaka Jaya.

Semedhi, Bambang. 2011. Sinematografi-Videografi : Suatu Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia.

Tjoe, Thomas Liem. 2008. Ilmu Bisnis Tionghoa. Yogyakarta: MedPress. Schwartz, David J . 2007. The Magic of Thinking Big. Batam: Binarupa Aksara. Supriyono, Rakhmat. 2010. Desain Komunikasi Visual : Teori dan Aplikasi.

Andi.

Zude, Wu 吳祖德. 2004. 300 Soal Sejarah Budaya Tiongkok (中國文化史300 題). Shanghai : Shanghai Classic Book Publisher 上海古籍出版.

____. 27 Maret 2004. Harian Umum Kompas: 10.

____. Agustus 2006. Majalah Travel Club Edisi 175: 92. ____. 1996. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”: 257. ____. 1996. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”: 518. ____. 2001. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”: 1142.