Peranan Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas Pengelolaan Persediaan Farmasi (Studi Kasus pada Rumah Sakit Immanuel).

(1)

vii

ABSTRACT

In a company, stock is extremely important and must exist. This is due to inventories that have a role in sustaining the operational functions of the company concerned. Inventory is one of the post valuable and greatly affect the continuity and effectiveness of the company.

With good control of the inventories are expected to reduce the occurrence of problems such as damage, loss, and expired.

Based on that reason, the company has a separate control in protecting inventories. The problem now is how the company is to maintain and improve the effectiveness of controls over inventory. There emerged a view that takes an important role in improving the effectiveness of internal control over inventory and in this case is considered an internal audit unit to perform the role in question. The purpose of this study was to determine the extent of the role of internal audit unit in an effort to improve the effectiveness of internal control pharmaceutical inventory at Immanuel Hospital in Bandung. In this study the writer uses case study method with a descriptive approach to the analysis. The results of research and observation prove that the effectiveness of internal control of pharmaceutical supplies in Immanuel influenced by the internal audit unit of 99.80% and the remaining 0.20% is influenced by other factors (consistency of the work of the employee and the company's financial condition).


(2)

viii

ABSTRAK

Dalam suatu perusahaan, persediaan merupakan hal yang sangat penting dan harus ada. Hal ini disebabkan peran persediaan yang mempunyai fungsi menjaga kesinambungan operasional perusahaan yang bersangkutan. Persediaan merupakan salah satu pos yang bernilai tinggi dan sangat mempengaruhi kontinuitas dan efektifitas perusahaan.

Dengan pengendalian yang baik terhadap persediaan diharapkan dapat mengurangi terjadinya masalah seperti kerusakan, kehilangan dan kadaluarsa.

Berdasarkan alasan tersebut maka dalam perusahaan memiliki suatu pengendalian tersendiri dalam melindungi persediaan. Yang menjadi masalahnya sekarang adalah bagaimana cara perusahaan tersebut menjaga dan meningkatkan efektifitas dari pengendalian atas persediaan. Maka munculah suatu pandangan bahwa dibutuhkan suatu peranan penting dalam upaya meningkatkan efektifitas pengendalian internal atas persediaan dan dalam hal ini satuan pengawasan internal dianggap dapat menjalankan peranan yang dimaksud. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana peranan satuan pengawasan internal dalam upaya meningkatkan efektivitas pengendalian internal persediaan farmasi pada Rumah Sakit Immanuel Bandung. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan deskriptif analisis. Hasil dari penelitian dan pengamatan membuktikan bahwa efektifitas pengendalian internal persediaan farmasi di Rumah Sakit Immanuel dipengaruhi oleh satuan pengawasan internal sebesar 92,18% dan sisanya sebesar 7,82 % dipengaruhi oleh faktor lain (konsistensi kerja para pegawai dan kondisi keuangan perusahaan).


(3)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR... iv

ABSTRACT ...vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Kegunaan Penelitian ... 3

1.5 Kerangka pemikiran ...3

1.6 Metodologi Penelitian ...6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Auditing ... 7


(4)

x

2.1.2 Jenis- jenis Audit ... 8

2.2 Auditing Internal ... 9

2.2.1 Definisi Audit Internal ... 9

2.2.2 Tujuan Audit Internal ... 10

2.2.3 Fungsi Audit Internal... 11

2.2.4 Tanggung Jawab Audit Internal ... 12

2.2.5 Ruang Lingkup Audit Internal ... 13

2.2.6 Program Audit Internal ... 14

2.2.7 Pelaksanaan Audit Internal ... 17

2.2.8 Komunikasi Hasil Penugasan Audit Internal ... 18

2.2.9 Tindak Lanjut oleh Manajemen ... 20

2.2.10 Kualifikasi Auditor Internal yang Memadai ... 21

2.2.10.1 Independensi Auditor Internal ... 21

2.2.10.2 Kompetensi Auditor Internal ... 22

2.2.11Unsur- unsur Audit Internal ... 23

2.3 Efektivitas dan Efisiensi ... 24

2.4 Pengelolaan persediaan ... 25

2.4.1 Pengertian pengelolaan persediaan ... 25

2.4.2 Komponen- komponen pengelolaan persediaan ... 26

2.5 Persediaan ... 29

2.5.1 Pengertian Persediaan ... 29

2.5.2 Jenis-jenis Persediaan ... 30

2.5.3 Tujuan Persediaan ... 31

2.5.4 Metode Pencatatan Persediaan ... 33

2.5.5 Metode Penilaian Persediaan ... 33

2.5.6 Arti Penting Persediaan ... 35

2.5.7 Pengendalian Internal Persediaan ... 35

2.6 Peranan Auditor Internal dalam Menunjang Efektifitas pengelolaan Persediaan Farmasi ... 37


(5)

xi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... 40

3.1.1 Sejarah Rumah Sakit Immanuel ... 40

3.1.2 Aktivitas Rumah Sakit Immanuel ... 42

3.1.2.1 Visi, Misi, Tujuan, Prinsip dan Peranan Kinerja Rumah Sakit Immanuel ... 42

3.1.3 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Immanuel ... 43

3.1.4 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 52

3.1.4.1 Struktur Organisasi ... 52

3.1.4.2 Uraian Tugas ... 53

3.2 Metode Penelitian ... 59

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 55

3.2.2 Operasional variabel ... 56

3.2.3 Uji validitas dan riabilitas instrumen ... 58

3.2.4 Path Analis ... 60

3.2.5 Pengujiaan Hipotesis ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 70

4.1.1 Ruang Lingkup Pembahasan ... 70

4.1.2 Tujuan Umum Pengendalian Internal Persediaan Farmasi ... 70

4.1.3 Pelaksanaan Auditing Internal ... 71

4.1.4 Hasil Auditing Internal ... 72

4.2 Prosedur Pengendalian Persediaan di Rumah Sakit Immanuel ... 72

4.2.1 Prosedur Pembelian dan Pemesanan Persediaan Farmasi ... 72

4.2.2 Prosedur Penerimaan Persediaan Farmasi ... 73

4.2.3 Prosedur Penyimpanan Persediaan Farmasi ... 73

4.2.4 Prosedur Pengeluaran atau Pendistribusian Persediaan dari Gudang ... 74


(6)

xii

4.2.5 Prosedur Retur Persediaan Farmasi ... 75

4.2.6 Prosedur Stock Opname Persediaan Farmasi ... 75

4.3 Penilaian Audit Internal di Rumah Sakit Immanuel ... 76

4.3.1 Kualifikasi Audit Internal ... 76

4.3.1.1 Independensi ... 76

4.3.1.2 Kompetensi ... 77

4.3.1.3 Program Audit Internal ... 77

4.3.1.4 Pelaksanaan Audit Internal ... 79

4.3.1.5 Komunikasi Hasil Penugasan Audit ... 81

4.3.1.6 Tindak Lanjut ... 82

4.4 Peranan Satuan Pengawasan Internal dalam Upaya Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Internal Persediaan Farmasi ... 82

4.5 Pengujian Hipotesis ... 84

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 99

5.2 Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...


(7)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I Variabel Indikator, Skala Pengukuran, dan Instrumen ... 62

Tabel II Kriteria Interpretasi Kekuatan Hubungan Antara Dua Variabel ... 87


(8)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Skema Kerangka Penelitian ... 44

Gambar 2 Lambang Rumah Sakit Immanuel ... 43

Gambar 3 Struktur Satuan Pengawasan Internal RS Immanuel ... 53


(9)

BAB I PENDAHULUAN Bab I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang penelititan

Indonesia sebagai negcara berkembang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di berbagai bidang. Hal iini bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur, berdasarkan Pancasila dan UUD’45. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah melakukan pembangunan di semua sector secara terencana, salah satunya di bidang kesehatan.

Pengelolaan persediaan bahan baku obat merupakan salah satu unsur penting dalam menunjang kelancaran aktivitas di rumah sakit. Sehingga persediaan obat harus dikelola dengan baik dan maksimal untuk mencegah terjadimya kecurangan, pencurian, dan kerusakan. Oleh karena itu, pemimpin harus melakukan pengendalian terhadap persediaan dan semua akititasnya.

Dengan semakin bertambahnya kegiatan di rumah sakit dan masalah-masalah yang timbul di dalam perusahaan maka pimpinan tidak mungkin lagi melakukan pengawasan yang langsung terhadap persediaan oleh karena itu perusahaan menetapkan alat bantu dala, bentuk personil atau pun system.

Sistem ini terdiri dari peraturan atau kebijakan dan prosedur-prosedur yang dirancang untuk meberi keyakinan kepada perusahaan bahwa tujuan dan sasaran dapat dicapai. Kebijakan dari prosedur-prosedur ini seringlaki disebut pengendalian dan bersama-sama membentuk strukutur pengendalian intern suatu usaha. Pengendalian intern yang memadai mutlak diperlukan oleh perusahaan agar semua akitivitas dapat berlangsung secara efektif dan efisien, oleh karena itu diperlukan


(10)

BAB I PENDAHULUAN | 2 suatu bagian yang bersifat independen untuk mengawasi dan menilai semua aktivitas yang berlangsung tesebut. Bagian ini disebut audit internal.

Dengan adanya bagian audit internal diharapkan dapat memberikan informasi atau masukan kepada pihak manajemen perusahaan untuk dapat memperbaiki kegiatan di perusahaan, dan dapat ,memberikan rekomendasi atas kelemahan-kelemahan yang ditemukan.

Berdasarkan uraian di atas maka poenulis melakukan penelitian yamg dituangkan dalam skripsi dengan mengambil judul “PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN OBAT-OBATAN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis mengidentifikasikan masalah-masalah yang akan menjadi pokok poembahasan dalam skripsi ini yaitu:

1. Apakah internal audit berperan penting dalam pengelolaan persediaan? 2. Apakah pengelolaan persediaan yang efektif penting dalam perusahaan? 3. Seberapa besar pengaruh internal audit terhadap efektifitas pengelolaan

perediaan obat-obatan pada Rumah Sakit Immanuel? 1.3 Tujuan Penelitian

a) untuk mengetahui memadai tidaknya pelaksanaan audit internal atas pengelolaan persediaan obat-obatan

b) untuk mengetahuio bagaimana peranan audit internal dalam menunjang efektifitas pengelolaan persediaan obat-obatan


(11)

BAB I PENDAHULUAN | 3

1.4 kegunaan penelitian

Penelitian yang di lakukan penulis diharapkan berguna bagi : a. Perusahaan

Penulis berharap member masukan dan saran yang bermamfaat untuk bahan pertimbangan dalam audit internal atas pengelolaan persediaan obat

b. Penulis

memperoleh informasi sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan tentang audit internal

c. Rekan mahasiswa dan pihak lain

Diharapkan dapat berguna sebagai tambahan informasi dan pengethuan mengenai audit internal atas pengelolaan persediaan obat-obatan

1.5 kerangka pemikiran

Dalam suatu perusahaan persediaan merupakan aktiva yang besar, oleh karena itu maka persediaan harus di kelola dengan pengendaliaan yang sebaik-baiknya. Persediaan merupakan aktiva yang sifatnya aktif dan berputar, seperti yang dinyatakan oleh Freddy rangkuni sebagai berikut

Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau barang-barang


(12)

BAB I PENDAHULUAN | 4 yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi

Pada perusahaan yang relatif kecil, pimpinan perusahaan dapat mengawasi dan mengendalikan sendiri jalan perusahaannya. Akan tetapi pada perusahaan yang lebih besar dimana volume kegiatan semakin meningkat, maka pemimpin perusahaan akan sulit mengawasi dan mengendalikan sendiri aktivitas tersebut secara langsung maka diambil jalan keluarnya yaitu dengan mengadakan pendelegasian wewenag kepada orang yang dianggap kompeten dalam bidang yang bersdangkutan

Dengan adanya pendelegasian tugas tersebut, maka individu-individu akan bekerja dalam suatu ruang lingkup yang lebih kecil dan mengerjakan tugas secara lebih intensif. Akan tetapi dengan pemberiaan weweng akan timbul kembalki masalah, akankah wewenang yang diberikan oleh perusahaan akan dilaksanakan dengan sebagaimana mestinya. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dibutuhkan suatu pengendalian yang dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk ,e,beri keyakinan yang memadai bahwa tujuan internal dapat dipenuhi.

Walaupun struktur pengendalian yang ideal telah dirancang dan semua prosedur ditaati bukan berarti pemborosan dan kecurangan tidak terjadi serta efesiensi dan efektivitastercapai seperti yang diharapkan, Keberhasilanya tergantung bagaimana mengatasi kendala-kendala yang muncul pada saat pelaksanaanya. Salah satu kendala yang akan muncul adalah menyangkut kelemahan manusi yaitu adanya kemungkina kecurangan, persekongkolan, ketidakterampilan, dan kelalaian ,manusia sehingga kadang-kadang prosedur yang diterapkan tidak berjalan sebagaimana mestinya dan pengendalian internal menjadi tidak efesien.


(13)

BAB I PENDAHULUAN | 5 Pengendalian internal memiliki beberapa unsure yang yang dapat meningkatkan terpercayanya setiap harta dan catatan perusahaan. Pengfendalian internal persediaan obat-obatan merupakan suatu bagian dari pengendalian internal keseluruhan yang meliputi pengendalian atas kondisi fisik, dapat dipercayainya data-data akuntansi mengenai persedian, efesiensi operasi pengelolaan serta ditaatinya kebijakn dan prosedur dan tentunya mencakup pengadaan, penyimpanan, pencatatan, dan pengeluaranya. Untuk mementau efektivitas kedisiplinan dan prosedur yang berkaitan dengan pegendalian perlu dilakukan pengendalian internal. Menurut Standar profesi audir internal (2004,5) audit internal yaitu

“Audit internal adalah kegiatan assurances dan konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuanya , melalui pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan resiko, pengendalian, dan proses governance”.

Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa audit internal merupakan suatu aktivitas penilaian yang bebas dalam suatu organisasidengan member analisa penilaian, rekomendasi dan saran-saran yang objektif terhadap kegiatan yang diperiksanya, maka diharapkan tujuan audit dapat membantu manajemen melaksanakan tanggungjawabnya.

Berdasarkan rerangka pemikiran diatas maka ditarik hipotesis sebagai berikut

“Audit Internal yang memadai dapat menunjang efektivitas atas pengelolan persediaan obat-obatan ”


(14)

BAB I PENDAHULUAN | 6 1.6 metedologi penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan pendekatan studi kasus dengan metodologi penelitian deskriptif analitis, yaitu suatu metode yang berusaha untuk mengumpulkan, menyajikan, serta menganalisi data sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti.

Sedangkan tekhnik yang digunakan oleh penulis meliputi 1. Riset lapangan (field research)

Penelitian di lapangan dilakukan melalui

a. Wawancara, yaitu mengajukan pertanyaan pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu baik tulisan maupun lisan mengenai masalah-masalah yang akan diteliti kepaa karyawan perusahaan.

b. Kuisioner, yaitu seperangkat pertanyan yang diberikan penulis secara langsung kepada karyawa perusahaan untuk diisi

c. Observasi, yaitu pengamatan secara langsung ke lokasi penelitiaan untuk memperoleh informasi yang objektif

2. Riset kepustakaan (library research)

Upaya untuk memperoleh data yang dilakukan oleh penulis melalui buku-buku sebagai landasan teori dalam penelitiaan

Sedangkan data yang dikumpulkan bersumber pada

a. Data primer, yaitu data yang didapatkan langsung dari objek penelitian. Adapun data tersebut diperoleh dengan cara memantau langsung terhadap kegiatan-kegiatan langsung perusahaan seperti waawncara dan menyebarkan kuisioner.


(15)

BAB I PENDAHULUAN | 7 b. Data sekunder, data sekunder yaitu data yang didapatkan dari buku-buku serta catatan kuliah yang dipergunakan sebagai landasan teori yang berkaitan dengan penelitiaan ini.


(16)

(17)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada Rumah Sakit Immanuel yang telah dikemukakan sebelumnya penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Auditor internal pada Rumah Sakit Immanuel sangat memadai, dinilai dalam analisis data terhadap kuesioner sebesar 92.18%. Hal ini dapat dilihat dengan adanya unsur-unsur :

a. Telah tercapainya tujuan umum pengendalian internal persediaan farmasi.

 Keandalan laporan keuangan telah tercapai karena prosedur persediaan farmasi selalu dilengkapi catatan-catatan atau dokumen pendukung, sehingga bagian akuntansi dapat memasukkan ke dalam catatan akuntansi secara benar dan hal ini membuat laporan keuangan dapat diandalkan.

 Adanya pengawasan terhadap persediaan farmasi yang dapat mencegah terjadinya kelalaian dan kecurangan. Hal ini membuat operasi pihak Rumah Sakit Immanuel menjadi efektif dan efisien.

 Kepatuhan terhadap peraturan rumah sakit telah dijalankan mengingat adanya sanksi tegas yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit Immanuel terhadap penyimpangan yang terjadi.

b. Terdapatnya penaksiran risiko yang akan timbul dalam lingkungan Rumah Sakit Immanuel dan rencana penanggulangannya.


(18)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN | 89 c. Adanya informasi dan komunikasi yang dapat menunjukkan bahwa semua informasi persediaan farmasi didukung oleh dokumen yang lengkap dan transaksi yang sah dengan komunikasi yang baik.

2. Pengendalian internal persediaan farmasi pada Rumah Sakit Immanuel sangat efektif dinilai dalam analisis data terhadap kuesioner sebesar 84.64%. Hal ini dapat dilihat dengan adanya unsur-unsur :

a. Adanya aktivitas pengendalian internal yang memadai yang mencakup pemisahan fungsi, pengendalian fisik persediaan, pengendalian budgeter, transaksi-transaksi yang dicatat dan absah, transaksi-transaksi dicatat pada tepat waktu, adanya tempat yang aman bagi persediaan farmasi, dan penggunaan rasio perputaran yang memadai sehubungan aktivitas pengendalian.

b. Adanya pemantauan yang ditetapkan oleh manajemen Rumah Sakit Immanuel yang dilaksanakan secara terus-menerus.

3. Pengujian Hipotesis

a. Berdasarkan analisis korelasi Person Product Moment (PPM) di dapat nilai koefisien korelasi rs sebesar 0.9218 yang artinya terdapat hubungan yang sangat kuat antara variabel independen yaitu peranan satuan pengawasan internal terhadap variabel dependen yaitu pengendalian internal persediaan farmasi.

b. Perhitungan koefisien determinasi dalam persen diperoleh hasil sebesar 92.18% yang menunjukkan peranan audit internal rumah sakit mempunyai kontribusi 92.18% dalam menunjang efektivitas pengelolaan internal


(19)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN | 90 persediaan farmasi di Rumah Sakit Immanuel, sedangkan sisanya sebanyak 7.82% disebabkan oleh faktor lain.

c. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa jika r ≠ 0 maka H1 diterima.

Dari kesimpulan di atas dapat dikatakan bahwa audit internal yang memadai berperan aktif dalam mengamankan persediaan obat sebesar 92.18% sedangkan sisanya yaitu sebesar 7.82% diperngaruhi oleh faktor lain.

5.2 Saran

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan setelah melakukan penelitian atas peranan audit internal dalam upaya menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan farmasi adalah sebagai berikut :

 Sistem komputer yang lebih menunjang lagi

 Auditor harus mengikuti pelatihan agar mendapat QIA

Audit internal diharapkan dapat terus mempertahankan kinerja yang terbaik dalam melakukan pengendalian internal. Akan lebih baik lagi jika proses pengauditan dilakukan lebih rutin.

Adapun harapan penulis bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti topik yang sama yaitu :

a. Sebaiknya peneliti mempelajari terlebih dahulu mengenai jenis persediaan yang terdapat dalam objek penelitian, agar penelitian lebih mudah dilakukan.


(20)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN | 91 b. Akan lebih baik jika peneliti selanjutnya dapat ikut dalam kegiatan auditor internal di lapangan, sehingga peneliti dapat lebih mengerti dan memahami upaya yang dilakukan auditor dalam aktivitas pengendalian.

c. Peneliti selanjutnya dapat membuat kuesioner pernyataan dengan lebih terinci setiap indikator dari variabel pengendalian internal persediaan farmasi.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A.; Elder, Randal J. And Beasley, Mark S. (2003), Auditing and Assurance Service an Integrated Approach, 9 th ed, New Jersey. Prentice Hall Inc.

Arens, Alvin A., Elder and Beasley. (2009). Auditing and Assurance Services. New Jersey : Prentice- Hall, Inc.

Arens, Alvin A., and James K. Lobbecke, (2006), Auditing : An Integrated Approach, 14th edition, Prentice Hall International, inc

Boynton, Johnson and Kell, (2006),Modern auditing, seventh edition, New York:John Wiley & Sons Inc

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2008). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:Salemba Empat.

Jogiyanto, H.M., (2005), Metodologi Penelitian Bisnis, Yogyakarta : BPFE.

Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal. (2004).Standar Profesi Audit Internal.Jakarta.

Lamidjan dan Azhar Susanto, (2001), Sistem Informasi Akuntansi I : Pendekatan Manual Praktika dan Penyusunan Metode dan Prosedur, edisi sembilan, Jakarta : Erlangga.

Messier, William F., Steven M. Glover, Douglas F. Prawitt.(2006). Auditing and Assurance Service (a systemic approach) . The McGraw-Hill Companies. Mulyadi. (2002). Auditing Edisi ke-6. Jakarta: Salemba Empat.

Sawyer, Lawrence B., Dittenhoffer, and Scheiner. ( 2005). Audit Internal Sawyer’s. Jakarta : Salemba Empat.

Standar Profesi Akuntan Publik, (2001), Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. cetakan kelima. Bandung:Alfabetta. Tugiman Hiro. (1997). Standar Profesional Audit Internal.

Warren, Reeve, and Fess. (2007). Accounting I . New york:Thompson South-Western.


(1)

(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada Rumah Sakit Immanuel yang telah dikemukakan sebelumnya penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Auditor internal pada Rumah Sakit Immanuel sangat memadai, dinilai dalam analisis data terhadap kuesioner sebesar 92.18%. Hal ini dapat dilihat dengan adanya unsur-unsur :

a. Telah tercapainya tujuan umum pengendalian internal persediaan farmasi.  Keandalan laporan keuangan telah tercapai karena prosedur persediaan

farmasi selalu dilengkapi catatan-catatan atau dokumen pendukung, sehingga bagian akuntansi dapat memasukkan ke dalam catatan akuntansi secara benar dan hal ini membuat laporan keuangan dapat diandalkan.  Adanya pengawasan terhadap persediaan farmasi yang dapat mencegah

terjadinya kelalaian dan kecurangan. Hal ini membuat operasi pihak Rumah Sakit Immanuel menjadi efektif dan efisien.

 Kepatuhan terhadap peraturan rumah sakit telah dijalankan mengingat adanya sanksi tegas yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit Immanuel terhadap penyimpangan yang terjadi.

b. Terdapatnya penaksiran risiko yang akan timbul dalam lingkungan Rumah Sakit Immanuel dan rencana penanggulangannya.


(3)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN | 89 c. Adanya informasi dan komunikasi yang dapat menunjukkan bahwa semua informasi persediaan farmasi didukung oleh dokumen yang lengkap dan transaksi yang sah dengan komunikasi yang baik.

2. Pengendalian internal persediaan farmasi pada Rumah Sakit Immanuel sangat efektif dinilai dalam analisis data terhadap kuesioner sebesar 84.64%. Hal ini dapat dilihat dengan adanya unsur-unsur :

a. Adanya aktivitas pengendalian internal yang memadai yang mencakup pemisahan fungsi, pengendalian fisik persediaan, pengendalian budgeter, transaksi-transaksi yang dicatat dan absah, transaksi-transaksi dicatat pada tepat waktu, adanya tempat yang aman bagi persediaan farmasi, dan penggunaan rasio perputaran yang memadai sehubungan aktivitas pengendalian.

b. Adanya pemantauan yang ditetapkan oleh manajemen Rumah Sakit Immanuel yang dilaksanakan secara terus-menerus.

3. Pengujian Hipotesis

a. Berdasarkan analisis korelasi Person Product Moment (PPM) di dapat nilai koefisien korelasi rs sebesar 0.9218 yang artinya terdapat hubungan yang sangat kuat antara variabel independen yaitu peranan satuan pengawasan internal terhadap variabel dependen yaitu pengendalian internal persediaan farmasi.

b. Perhitungan koefisien determinasi dalam persen diperoleh hasil sebesar 92.18% yang menunjukkan peranan audit internal rumah sakit mempunyai kontribusi 92.18% dalam menunjang efektivitas pengelolaan internal


(4)

persediaan farmasi di Rumah Sakit Immanuel, sedangkan sisanya sebanyak 7.82% disebabkan oleh faktor lain.

c. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa jika r ≠ 0 maka H1 diterima.

Dari kesimpulan di atas dapat dikatakan bahwa audit internal yang memadai berperan aktif dalam mengamankan persediaan obat sebesar 92.18% sedangkan sisanya yaitu sebesar 7.82% diperngaruhi oleh faktor lain.

5.2 Saran

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan setelah melakukan penelitian atas peranan audit internal dalam upaya menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan farmasi adalah sebagai berikut :

 Sistem komputer yang lebih menunjang lagi

 Auditor harus mengikuti pelatihan agar mendapat QIA

Audit internal diharapkan dapat terus mempertahankan kinerja yang terbaik dalam melakukan pengendalian internal. Akan lebih baik lagi jika proses pengauditan dilakukan lebih rutin.

Adapun harapan penulis bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti topik yang sama yaitu :

a. Sebaiknya peneliti mempelajari terlebih dahulu mengenai jenis persediaan yang terdapat dalam objek penelitian, agar penelitian lebih mudah dilakukan.


(5)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN | 91 b. Akan lebih baik jika peneliti selanjutnya dapat ikut dalam kegiatan auditor internal di lapangan, sehingga peneliti dapat lebih mengerti dan memahami upaya yang dilakukan auditor dalam aktivitas pengendalian.

c. Peneliti selanjutnya dapat membuat kuesioner pernyataan dengan lebih terinci setiap indikator dari variabel pengendalian internal persediaan farmasi.


(6)

Arens, Alvin A.; Elder, Randal J. And Beasley, Mark S. (2003), Auditing and Assurance Service an Integrated Approach, 9 th ed, New Jersey. Prentice Hall Inc.

Arens, Alvin A., Elder and Beasley. (2009). Auditing and Assurance Services. New Jersey : Prentice- Hall, Inc.

Arens, Alvin A., and James K. Lobbecke, (2006), Auditing : An Integrated Approach, 14th edition, Prentice Hall International, inc

Boynton, Johnson and Kell, (2006),Modern auditing, seventh edition, New York:John Wiley & Sons Inc

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2008). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:Salemba Empat.

Jogiyanto, H.M., (2005), Metodologi Penelitian Bisnis, Yogyakarta : BPFE.

Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal. (2004).Standar Profesi Audit Internal.Jakarta.

Lamidjan dan Azhar Susanto, (2001), Sistem Informasi Akuntansi I : Pendekatan Manual Praktika dan Penyusunan Metode dan Prosedur, edisi sembilan, Jakarta : Erlangga.

Messier, William F., Steven M. Glover, Douglas F. Prawitt.(2006). Auditing and

Assurance Service (a systemic approach) . The McGraw-Hill Companies.

Mulyadi. (2002). Auditing Edisi ke-6. Jakarta: Salemba Empat.

Sawyer, Lawrence B., Dittenhoffer, and Scheiner. ( 2005). Audit Internal Sawyer’s. Jakarta : Salemba Empat.

Standar Profesi Akuntan Publik, (2001), Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. cetakan kelima. Bandung:Alfabetta. Tugiman Hiro. (1997). Standar Profesional Audit Internal.

Warren, Reeve, and Fess. (2007). Accounting I . New york:Thompson South-Western.