PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI OPERASIONAL BENDUNG BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CITARUM DI BANDUNG.

(1)

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI OPERASIONAL BENDUNG BALAI BESAR

WILAYAH SUNGAI CITARUM DI BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen Universitas Pendidikan Indonesia

Ira Rahmalia 1002257

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

WILAYAH SUNGAI CITARUM DI BANDUNG

Oleh : Ira Rahmalia

Skripsi yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Ira Rahmalia 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang – undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

(4)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ...Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ...Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR...Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR ...Error! Bookmark not defined.

DAFTAR LAMPIRAN ...Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN...Error! Bookmark not defined.

1.1. Latar Belakang Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 1Error! Bookmark not defined. 1.2.1 Identifikasi Masalah ... 1Error! Bookmark not defined. 1.2.2 Rumusan Masalah ... 1Error! Bookmark not defined. 1.3. Tujuan Penelitian ... 1Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian... 1Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISError! Bookmark not de 2.1. Kajian Pustaka ...Error! Bookmark not defined.

2.1.1. Kinerja ...Error! Bookmark not defined. 2.1.2. Kompetensi...Error! Bookmark not defined. 2.1.3. Motivasi ...Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja ...Error! Bookmark not defined. 2.1.6 Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja ...Error! Bookmark not defined. 2.1.7 Pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap Kinerja Error! Bookmark not defined. 2.1.8 Penelitian Terdahulu...Error! Bookmark not defined. 2.2 Kerangka Pemikiran ...Error! Bookmark not defined. 2.3 Paradigma Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 2.4 Hipotesis ...Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.


(5)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2. Metode dan Desain Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 3.3. Operasionalisasi Variabel ...Error! Bookmark not defined. 3.4. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ...Error! Bookmark not defined. 3.5. Populasi dan Sampel ...Error! Bookmark not defined. 3.5.1 Populasi...Error! Bookmark not defined. 3.5.2 Sampel ...Error! Bookmark not defined. 3.6 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ...Error! Bookmark not defined. 3.6.1 Rancangan Analisis Data ...Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Pengujian Uji Validitas dan Reliabilitas ...Error! Bookmark not defined. 3.6.3 Teknik Analisis Data ...Error! Bookmark not defined. 3.6.4 Uji Hipotesis ...Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .Error! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian...Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Gambaran Umum Karakteristik Responden...Error! Bookmark not defined. 4.1.3 Gambaran Hasil Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 4.1.4 Hasil Pengujian Statistik ...Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian...Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Pembahasan Kompetensi Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung ...Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Pembahasan Motivasi Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah

Sungai Citarum di Bandung ...Error! Bookmark not defined. 4.2.3 Pembahasan Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah

Sungai Citarum di Bandung ...Error! Bookmark not defined. 4.2.4 Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai

Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung...Error! Bookmark not defined. 4.2.5 Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Petugas dan OP Bendung Balai Besar

Wilayah Sungai Citarum di Bandung ...Error! Bookmark not defined. 4.2.6 Pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap Kinerja Petugas dan OP

Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di BandungError! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ...Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ...Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ...Error! Bookmark not defined.


(6)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Ira Rahmalia (1002257), “Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Di Bandung” Di bawah bimbingan Rofi Rofaida, SP. M.Si.

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah rendahnya tingkat kinerja Pegawai Operasional Bendung BalaiBesar Wilayah Sungai Citarum di Bandung. Diketahui penyebab penurunan kinerja pegawai karena masih kurangnya tingkat kompetensi dan motivasi kerja bagi Pegawai tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kompetensi, motivasi kerja dan kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung serta untuk mengetahui Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Di Bandung.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif dengan sampel sebanyak 50 responden. Teknik analisis yang digunakan adalah koefisien korelasi pearson dan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi, motivasi dan kinerja berada pada kategori tinggi. Dari hasil perhitungan korelasi terdapat hubungan yang tinggi antara kompetensi terhadap kinerja yaitu sebesar 0,670. Kemudian antara motivasi terhadap kinerja terdapat hubungan yang tinggi yaitu sebesar 0,664.

Hasil perhitungan analisis regresi berganda menunjukkan bahwa kinerja Pegawai Operasional Bendung sebagian besar atau 52,2% dipengaruhi oleh kompetensi dan motivasi sedangkan 47,8% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.


(7)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Ira Rahmalia (1002257), Effects of Competenceand Motivation Employee

Performance Operations Work Against Dam Center for Citarum River Basinin Bandung. Under supervision of Rofi Rofaida, SP. M.Sc.

The problem sexamined in this studyis the lowlevel ofemployee performance Operational weir Center for Citarum River Basinin Bandung. Known tocausea decrease inemployee performance because they lack the levelof competence and motivation to work for the employee.

This studyaims to describe thecompetence, motivation and employee performance Operational weir Citarum River Basin Great HallinLondonas well astodetermine the effect of Occupational Competence And Motivation Employee Performance Against Dam Operations Center for Citarum River Basinin Bandung.

This study used adescriptive and verification methods with a sample of 50 respondents. The analysis technique usedis the Pearson correlation coefficient and multiple regression analysis.

The results showed that the competence, motivation and performance at the high category. From the results ofthe calculation of the high correlation relationship exists between the competencies of the performance that is equal to 0.670. Then there is the motivation of the performance ofa high correlation is equal to 0.664.

Calculation results of multiple regression analysis showed that the performance of employee sweiror 52.2% largelyin fluenced by the competence and motivation, while 47.8% is influenced byother factors.


(8)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Citarum adalah unit pelaksana teknis & bidang konservasi SDA, pengembangan SDA, Pendayaagunan SDA, dan pengendalian daya rusak air pada Wilayah Sungai Citarum yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air.

Sungai Citarum merupakan sungai yang terbesar di Wilayah Provinsi Jawa Barat yang manfaatnya juga cukup besar membentang dari Selatan Jawa Barat sampai dengan bermuara ke utara Pulau Jawa. Sungai Citarum sangat bermanfaat untuk tenaga listrik, Perikanan, Wisata dan Pertanian.

Dalam bidang pertanian, manfaat sungai citarum adalah mendukung ketahanan pangan, salah satunya dengan membangun banyak bangunan “bendung” syaitu bangunan yang direncanakan di sungai atau aliran air untuk membelokkan air ke dalam jaringan irigasi, dibangun melintang sungai sebagai bangunan peninggi permukaan air sungai, agar sebagian air sungai bisa masuk ke dalam jaringan irigasi. Untuk keberlanjutan sistem jaringan irigasi, bendung harus melaksanakan operasi dan pemeliharaan secara optimal pada jaringan irigasi pada umumnya dan khususnya pada bendung sebagai bangunan pengalih air dari sungai ke sistem irigasi.


(9)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menjaga keberlanjutan fungsi dan manfaat bendung, perlu dilaksanakan pengelolaan bendung yang meliputi kegiatan operasi, pemeliharaan


(10)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan rehabilitasi. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2011-2014 adalah Operasi Rutin pada 16 (enam belas) Bendung pada PPK OP SDA III Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Citarum yang dilaksanakan secara Swakelola. Kegiatan operasi Rutin pada 16 (enam belas) Bendung pada PPK OP SDA III Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Citarum yang dilaksanakan secara Swakelola, dalam pelaksanaannya mengacu dengan ketentuan yang tertuang dalam Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah secara Swakelola, maka kegiatan ini direncanakan, dilaksanakan dan diawasi sendiri oleh suatu organisasi dimana dalam hal ini disebut tim swakelola.

Kegiatan operasi tersebut berdasarkan UU No. 7 Tahun 2004 yang memiliki definisi kegiatan, pengaturan, pengalokasian, serta penyediaan air dan sumber air untuk mengoptimalkan pemanfaatan prasarana sumber daya air. Operasi bendung meliputi kegiatan Operasi Pintu Pengambilan, Operasi Pintu Penguras, Operasi Kantong Lumpur, dan Pencatatan Debit Air Sungai dan Irigasi yang dilaksanakan oleh Petugas Penjaga Bendung (PPB), Staf PPB serta staf OP Bendung yang merupakan Sumber Daya Manusia yang diberikan surat tugas oleh PPK OP SDA III untuk melaksanakan Kegiatan Operasi Rutin di bendung.

Demi tercapainya tujuan organisasi, PPK OP SDA III harus malakukan pengukuran kinerja pada setiap petugas di lapangan setiap bulannya untuk mengatahui sejauh mana perkembangan dan kendala petugas dalam melakukan tugasnya di lapangan, karena dengan adanya pengukuran kinerja petugas setiap


(11)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bulannya yang bertujuan menyesuaikan harapan individu dengan tujuan organisasi sehingga dengan kesesuaian keduanya akan mampu mewujudkan kinerja yang baik. Adapun tujuan pengukuran kinerja bagi Petugas yaitu untuk mengukur sejauh mana seorang karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya, sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan dalam perusahaan, sebagai alat unttuk meningkatkan motivasi kerja sehingga mencapai performance yang baik, sebagai alat untuk dapat melihat kekurangan atau kelemahan dan meningkatkan kemampuan petugas selanjutnya, sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan petugas, serta sebagai dasar untuk memperbaiki atau mengembangkan uraian tugas.

Namun masih terdapat kendala dalam pelaksanaan operasi bendung di lapangan seperti, belum meratanya ketersediaan Pegawai Operasional Bendung baik dari segi kualitas dan kuantitas sehingga pelaksanaan kegiatan Operasi Rutin Bendung belum bisa berjalan dengan optimal; perlunya manual OP bendung yang lebih spesifik serta dibakukan/diseragamkan sehingga kemudahan petugas OP dalam menjalankan aktivitasnya; dan belum optimalnya koordinasi antara Pelaksana bendung dengan Pengelola Jaringan Irigasi pun yang merupakan satu kesatuan sistem dalam memenuhi air irigasi. Dengan masalah-masalah tersebut dapat menyebabkan masalah terhadap kinerja Pegawai Operasional Bendung dan akan mengalami kendala yang cukup berat dalam pelaksanaannya di lapangan.


(12)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.1

Evaluasi Kinerja OP Situ dan Bendung Tahun Anggaran 2012

NAMA OP

URAIAN (NILAI)

Kehadiran (%) Pemeliharaan Aset (%)

Kreatifitas (%)

Ketaatan (%)

Koordinasi (%)

SITU 79 78 79,5 78,3 79

BENDUNG 75,06 75,47 75,67 74,8 72,17

Sumber : Laporan Kegiatan Swakelola BBWS Citarum

Dilihat dari tabel di atas, hasil evaluasi kinerja OP Bendung lebih rendah dibandingkan dengan OP Situ. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat kehadiran petugas, pemeliharaan aset, ketaatan dan koordinasi pengawas lapangan bagian Bendung yang masih dibawah Situ. Dari tingkat kehadiran disebabkan oleh jarak antara rumah petugas dengan Bendung sangatlah jauh sehingga mempengaruhi aspek Kehadiran. Sehingga dengan rendahnya kehadiran tersebut dapat berdampak pula pada Pemeliharaan Aset. Ketaatan dan Koordinasi yang masih rendah dikarenakan petugas pengawas lapangan yang hadir hanya dua kali dalam seminggu.

Berikut merupakan hasil Evaluasi Kinerja Petugas Operasional Bendung Tahun Anggaran 2012 yang didapat melalui wawancara dan pengumpulan data di perusahaan, dapat dikemukakan beberapa masalah yang menyangkut kinerja Pegawai Operasional Bendung masih belum mencapai standar yang diharapkan, sebagai berikut:


(13)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.2

Tingkat Kehadiran Petugas Operasi Bendung Tahun Anggaran 2011-2013

Sumber : Laporan Kegiatan Swak elola BBWS Citarum

Pada tabel 1.2 di atas, tingkat kehadiran di beberapa bendung tingkat kehadirannya rendah dibandingkan bendung-bendung yang lain dari tahun 2011-2012. Hal tersebut dikarenakan oleh jarak antara bedung dengan tempat tinggal petugas bendung yang jauh sehingga banyak petugas bendung yang datang terlambat bahkan tidak hadir dan bahkan pulang cepat untuk pergi ke sawah atau ke ladang. Dengan rendahnya tingkat absensi dapat menghambat kerja petugas lain karena tugas harian petugas yang tidak hadir harus dikerjakan oleh petugas

NO NAMA BENDUNG KEHADIRAN (% )

2013 2012 2011

1 Cileleuy 79 77 77

2 Leuwinangka 77 75 76

3 Ciletuh 79 74 77

4 Cihea 80 76 78

5 Cikaranggeusan 79 77 75

6 Kalongg 78 74 75

7 Pawelutan 80 76 76

8 Cipamingkis 80 75 77

9 Macan 78 75 79

10 Gadung 79 74 76

11 Cibeet 79 75 77

12 Telar 78 73 74

13 Cikarang 78 70 74

14 Jengkol 79 71 76

15 Barugbug 80 76 78

16 Salam Darma 79 78 73


(14)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lain sehingga menambah tugas petugas tersebut. Hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja petugas.

Tabel 1.3

Pemeliharaan Aset Bendung Tahun Anggaran 2011-2013

Sumber : Laporan Kegiatan Swak elola BBWS Citarum

Dari tabel 1.3 aspek Pemeliharaan Aset terdapat pula bendung yang mengalami kenaikan maupun penurunan dari tahun 2011-2013. Dapat dilihat dari penurunan pemeliharaan aset di bendung leuwinangka yang mengalami penurunan yang sangat signifikan. Hal tersebut dapat diakibatkan dari faktor kehadiran dari rendahnya tingkat kehadiran dapat berdampak pada pemeliharaan aset yang tidak maksimal diakibatkan kurangnya personel petugas penjaga

NO NAMA BENDUNG PEMELIHARAAN ASET (%)

2013 2012 2011

1 Cileleuyp 77 75 77

2 Leuwinangka 80 70 75

3 Ciletuh 78 75 79

4 Cihea 79 76 78

5 Cikaranggeusan 79 74 75

6 Kalongg 80 76 79

7 Pawelutan 80 80 77

8 Cipamingkis 79 77 76

9 Macan 77 76 72

10 Gadung 80 79 77

11 Cibeet 77 73 75

12 Telar 79 75 75

13 Cikarang 77 76 76

14 Jengkol 79 77 77

15 Barugbug 78 76 76

16 Salam Darma 78 74 73


(15)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bendung untuk melakukan kegiatan tersebut. Aspek ini pun dapat mempengaruhi kinerja petugas dan perusahaan.

Tabel 1.4

Tingkat Kreatifitas Petugas Bendung Tahun Anggaran 2011-2013

Sumber : Laporan Kegiatan Swak elola BBWS Citarum

Jika dilihat dari tingkat kreatifitas terdapat penurunan kreatifitas petugas pada tahun 2012 sebesar 1,42% dari 74,25% pada tahun 2011. Terdapat pula penurunan kreatifitas di beberapa bendung yang ada pada 16 bendung yang ada pada kegiatan swakelola ini, antara lain Bendung Cileleuy, Bendung Cihea, Bendung Pawelutan, Bendung Macan, Bendung Gadung, Bendung Telar, Bendung Cikarang, Bendung Jengkol dan Bendung Barugbug. Dengan

NO NAMA BENDUNG KREATIFITAS (% )

2013 2012 2011

1 Cileleuy 77 74 75

2 Leuwinangka 78 73 71

3 Ciletuh 79 74 74

4 Cihea 80 74 75

5 Cikaranggeusan 79 72 71

6 Kalongg 77 74 74

7 Pawelutan 79 72 75

8 Cipamingkis 80 75 75

9 Macan 80 73 76

10 Gadung 83 76 80

11 Cibeet 78 68 68

12 Telar 77 67 68

13 Cikarang 79 75 76

14 Jengkol 78 76 78

15 Barugbug 77 74 75

16 Salam Darma 78 73 72


(16)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menurunnya tingkat kreatifitas Pegawai Operasional Bendung dikhawatirkan dapat menurunnya kinerja petugas tersebut.


(17)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.5

Tingkat Ketaatan Petugas Bendung Tahun Anggaran 2011-2013

Sumber : Laporan Kegiatan Swak elola BBWS Citarum

Dilihat dari tabel 1.5 diatas terdapat kenaikan tingkat ketaatan petugas di beberapa bendung dari tahun 2011 hingga 2013. Dengan meningkatnya ketaatan petugas dalam menjalankan perintah yang diberikan oleh pengawas OP yang datang ke lapangan hal tersebut dapat meningkatkan salah satu aspek kinerja yang diukur oleh perusahaan terhadap kinerja petugas bendung.

NO NAMA BENDUNG KETAATAN (% )

2013 2012 2011

1 Cileleuy 79 75 75

2 Leuwinangka 78 72 72

3 Ciletuh 77 75 75

4 Cihea 78 74 73

5 Cikaranggeusan 80 76 76

6 Kalongg 80 75 75

7 Pawelutan 79 75 75

8 Cipamingkis 80 74 74

9 Macan 80 75 74

10 Gadung 79 78 78

11 Cibeet 80 73 73

12 Telar 79 75 75

13 Cikarang 78 75 75

14 Jengkol 80 78 76

15 Barugbug 78 75 75

16 Salam Darma 80 75 75


(18)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.6

Tingkat Koordinasi Petugas Pengawas dengan Petugas Pengawas Bendung Tahun Anggaran 2011-2013

NO NAMA BENDUNG KOORDINASI (%)

2013 2012 2011

1 Cileleuy 76 74 73

2 Leuwinangka 72 68 70

3 Ciletuh 76 74 73

4 Cihea 77 75 74

5 Cikaranggeusan 76 70 70

6 Kalongg 75 74 74

7 Pawelutan 75 76 76

8 Cipamingkis 76 77 77

9 Macan 78 75 76

10 Gadung 77 76 78

11 Cibeet 70 65 63

12 Telar 73 65 65

13 Cikarang 71 70 73

14 Jengkol 75 77 77

15 Barugbug 77 75 77

16 Salam Darma 72 68 74

73,525 71,275 73,825

Sumber : Laporan Kegiatan Swak elola BBWS Citarum

Jika dilihat dari Tabel dan bagan Tingkat Koordinasi Petugas Pengawas dengan Petugas Pengawas Bendung dibawah terjadi beberapa peningkatan koordinasi di beberapa bendung pada tahun 2011 hingga 2013. Namun di beberapa bendung juga terjadi penutunan koordinasi tahun 2011 hingga 2013. Hal tersebut dapat disebabkan masih kurangnya koordinasi antara petugas pengawas pendung dengan petugas penjaga bendung seperti petugas pengawas bendung


(19)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang tidak datang setiap hari ke lapangan untuk mengawasi kerja petugas bendung dikarenakan lokasi bendung yang jauh dan daya tempuh ke lokasi bendung yang lama. Kurangnya personel pengawas bendung pun benjadi pengaruh pada aspek ini. Dengan rendahnya aspek koordinasi ini aka berdampak pada kinerja petugas dan perusahaan seperti halnya jika terjadi koordinasi yang salah atau tidak sesuai antara Petugas Operasi dan Petugas Pengawas Operasi Bendung maka dapat mengakibatkan kesalahan yang cukup fatal.

Terdapat pula standar penilaian kinerja perusahaan yang harus dicapai oleh setiap Pegawai Operasional Bendung, antara lain sebagai berikut :

1. > 88% = Sangat Tinggi 2. 79% - 87% = Tinggi

3. 68% - 78% = Sedang 4. 50% - 67% = Rendah

5. < 50% = Sangat Rendah

Apabila dilihat dari data evaluasi kinerja diatas, rata-rata kinerja petugas di setiap bendung banyak yang mendapatkan penilaian kinerja sedang, namun kondisi tersebut tetap dikategorikan belum optimal karena tidak sesuai dengan target yang diharapkan oleh BBWS Citarum. Target yang ditetapkan oleh BBWS Citarum adalah semua Pegawai Operasional Bendung mendapatkan penilaian kinerja sangat tinggi guna dapat mencapai tujuan perusahaan.


(20)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mendukung data yang telah didapatkan, penulis menyebarkan kuesioner pra penelitian kepada 10 orang Pegawai Operasional Bendung. Di dalam kuisioner ini terdapat pertanyaan-pertanyaan yang penulis ajukan. Berikut ini adalah hasil rekapitulasi pertanyaan dan jawaban dari kuesioner pra penelitian yang telah disebarkan :

Tabel 1.7 Angket Pra Penelitian

Evaluasi Kinerja Pegawai Operasional Bendung

No Pertanyaan

Hasil jawaban

ST T S R SR

1. Berapa rata-rata tingkat kehadiran anda di

tempat kerja (tahun) (*) 1 4 6 0 0

2. Keterampilan anda dalam pemeliharaan aset

bending 0 3 7 0 0

3. Tingkat kreatifitas di tempat kerja 0 2 6 2 0

4. Tingkat mengerjakan tugas yang diberikan

atasan 3 4 4 0 0

5. Koordinasi Petugas pengawas dengan Pegawai

Penjaga Bendung 5 3 2 0 0

Sumber: Rekapitulasi Angket pra penelitian, 2014

Keterangan :

Sangat Tinggi (ST) = 5

Tinggi (T)

= 4

Sedang (S) = 3 Rendah (R) = 2 Sangat Rendah (SR) = 1

(*) Untuk kehadiran di tempat kerja (tahun) 1. > 88% = Sangat Tinggi

2. 79% - 87% = Tinggi 3. 68% - 78% = Sedang

4. 50% - 67% = Rendah 5. < 50% = Sangat Rendah


(21)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dilihat dari hasil rekapitulasi angket pra penelitian yang disebarkan kepada 10 Pegawai Operasional Bendung bahwa dari kehadiran, keterampilan dan tingkat kreatifitas banyak yang menjawab sedang. Dimana kehadiran hanya 86%-78% / sedang dimana masih perlu ditingkatkan lagi kehadiran Pegawai Operasional Bendung di tempat kerja. Dari keterampilan dan tingkat kreatifitas pun perlu ada peningkatan lagi agar tercipta hasil kerja yang baik. Dengan demikian diharapkan kinerja perusahaan dapat meningkat.

Rendahnya kinerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Untuk mengetahui faktor apa sajakah yang mempengaruhi kinerja Pegawai Operasional Bendung berikut ini adalah pertanyaan yang memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja:

Gambar 1.1

Grafik Faktor Personal yang mempengaruhi Kinerja

Sumber: Rekapitulasi angket pra penelitian, 2014

Dari Gambar 1.1 dapat di simpulkan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi Kinerja adalah Kompetensi dan Motivasi. Sebanyak 4 orang

10%

40% 40%

10%

Tingkat Keterampilan Kompetensi

Motivasi


(22)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjawab Kompetensi dan 4 orang menjawab motivasi. Menurut para responden dua faktor tersebutlah yang paling mempengaruhi kinerja.

Menurut teori Amstrong dan Baron (1998:16), terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut, antara lain Personal factors, ditunjukkan oleh tingkat keterampilan, kompetensi yang dimiliki, motivasi, dan komitmen organisasional; Leadership factor, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan, dan dukungan yang dilakukan manajer dan team leader; Team factors, ditujukkan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan sekerja; System factors, ditunjukkan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang diberikan organisasi; dan Contextual/situational factors, ditunjukkan oleh tingginya tingkat tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal.

Faktor personal (Individu) penting dalam menentukan interaksi sosial dalam membentuk perilaku individu setiap petugas penjaga bendung karena faktor personal (individu) merupakan faktor yang ada dalam diri karyawan. Dalam faktor personal ditujukkan oleh tingkat keterampilan, kompetensi yang dimiliki, motivasi dan komitmen organisasi. Dengan faktor tersebut yang bertujuan untuk mencapai keefektifan organisasi guna meningkatkan hasil yang lebih baik untuk individu dan tim, serta tingkat keterampilan, kompetensi, komitmen dan motivasi yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil angket pra penelitian diatas bahwa kompetensi dan motivasi merupakan faktor yang mempengaruhi pegawai disana.

Kompetensi sangat berguna untuk membantu organisasi dalam menciptakan budaya kinerja tinggi. Dimana kompetensi diartikan sebagai kecakapan, keterampilan dan kemampuan yang mengacu pada atribut seseorang yang


(23)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membuatnya berhasil dalam bekerja. Kompetensi sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan pada tingkat yang memuaskan di tempat kerja. Kompetensi juga menunjukkan karakteristik pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki atau dibutuhkan oleh setiap individu untuk melakukan tugas dan tanggung jawab mereka secara efektif dan meningkatkan standar kualitas profesional dalam pekerjaan mereka.

Adapun Motivasi kerja yang merupakan proses, bukan output atau hasil. Sebagai proses motivasi tidak bisa kita amati secara langsung, tetapi secara tidak langsung melalui tindakan-tindakan, seperti kegiatan, usaha-usaha, dan ketabahan. Motivasi pun merupakan proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan. Dengan sikap mental petugas yang pro dan positif terhadap situasi kerja dapat memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja yang maksimal. Motivasi dapat dipandang sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling, dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi kerja adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang atau keinginan untuk mencurahkan segala tenaga karena adanya suatu tujuan.

Dengan meningkatkan Kompetensi dan Motivasi kerja dari karyawan maka Kinerja pun diharapkan akan meningkat pula.

Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian pada di BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Citarum dengan judul makalah “Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Kerja Terhadap


(24)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Di Bandung”.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, penulis mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan kinerja. Masih rendahnya hasil evaluasi kinerja diantaranya rendahnya tingkat kehadiran, keterampilan dan tingkat kreatifitas banyak yang menjawab sedang. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat faktor yang mempengaruhi rendahnya kinerja pegawai, salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu faktor personal antara lain pada kompetensi dan motivasi pegawai .

Kompetensi pegawai sangatlah dibutuhkan guna meningkatkan kinerja pegawai di lapangan. Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki maka kinerja akan semakin meningkat. Kompetensi menyebabkan orientasi bekerja seseorang pada hasil, kemampuan memengaruhi orang lain, meningkatnya inisiatif, dan sebagainya. Pada gilirannya, peningkatan kompetensi akan meningkatkan kinerja bawahan dan kontribusinya pada organisasi pun akan meningkat. Sama halnya dengan motivasi, untuk mencapai kinerja yang diharapkan perusahaan dibutuhkan motivasi pada karyawan. Dengan adanya motivasi kerja dan penilaian kinerja, tujuan organisasi dapat tercapai serta tercapai pula tujuan pribadi.

Penelitian ini akan menguji sejauh mana kompetensi dan motivasi akan mempengaruhi kinerja pegawai operasional bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung


(25)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana gambaran Kompetensi, Motivasi Kerja dan Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung?

2. Bagaimana pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung?

3. Bagaimana pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung?

4. Bagaimana Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Di Bandung?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak ingin dicapai penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui gambaran Kompetensi, Motivasi Kerja dan Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung?

2. Mengetahui pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung?

3. Mengetahui pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung?


(26)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Mengetahui Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Di Bandung?

1.4 Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini berguna dalam meningkatkan hasanah/manfaat ilmu dalam pengembangan ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia khususnya tentang Kompetensi dan Motivasi dalam meningkatkan Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung

b. Kegunaan Praktis

Hasil penelian ini dapat berguna bagi instansi sebagai umpan balik (feedback) tentang pentingnya Kompetensi dan Motivasi dalam meningkatkan Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung.


(27)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini memuat 3 variabel, terdiri dari dua variabel independen (variabel bebas) dan satu variabel dependen (variabel terikat) yaitu Kompetensi ( dan Motivasi ( sebagai variabel independen serta Kinerja (Y) sebagai variabel dependenya. Subjek penelitian dalam penulisan ini adalah Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung.

3.2. Metode dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, petanyaan dan isu-isu yang dihadapi (Nana Syaodih, 2005:52).

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaanya dengan fenomena lain (Nana Syaodih, 2005:72). Penelitian deskriptif


(28)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Berdasarkan definisi tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran mengenai kompetensi dan motivasi terhadap kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung.

Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan (Arikunto, 2010). Pada intinya penelitian verifikatif ini menguji kesesuaian teori yang digunakan dengan objek penelitian yang dilakukan, maka pada penelitian ini bertujuan guna mengetahui Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Di Bandung.

3.2.2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan salah satu langkah penting dalam melakukan suatu penelitian guna menuntun jalannya seluruh proses penelitian. Seperti yang diutarakan Nana Syaodih (2005:287) bahwa desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan. Pemilihan desain penelitian yang tepat turut mempengaruhi tercapainya suatu tujuan penelitian.

Anwar Sanusi (2011) mengkategorikan desain penelitian dalam enam macam, yaitu: (1) Desain Penelitian Deskriptif; (2) Desain Penelitian Kausalitas; (3) Desain Penelitian Korelasional; (4) Desain Penelitian Tindakan; (5) Desain Penelitian Eksperimental; dan (6) Desain Penelitian Grounded.


(29)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian kausalitas. Desain penelitian kausalitas desain penelitian yang disusun untuk meneliti kemungkinan adanya hubungan sebah-akibat antar variabel. Anwar Sanusi (2011) mengemukakan bahwa langkah-langkah dalam penelitian kausalitas adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan masalah penelitian

2. Merumuskan tujuan penelitian secara spesifik 3. Merumuskan hipotesis penelitian

4. Mengklasifikasi dan mendefinisikan (secara konseptual dan operasional) variabel penelitian

5. Menyusun instrumen penelitian dengan mengacu pada variabel yang sudah didefinisikan sekaligus melakukan uji validitas dan reabilitas instrumen

6. Menentukan metode pengumpulan data 7. Melakukan pengujian hipotesis

8. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis atas uji hipotesis, sekaligus melakukan verifikasi atas teori yang melatarbelakangi penelitian yang dimaksud.

Dilihat dari tujuannya penelitian ini berusaha menjelaskan gambaran dan hubungan sebab akibat antara kompetensi dan motivasi terhadap kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung. Oleh karenanya desain penelitian ini merupakan penelitian dengan desain kausalitas.


(30)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.3. Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2010:38), variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tetang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel menurut Sugiyono (2007) pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. sifat untuk dipelajari. Lebih lanjut Sugiyono menjelaskan, variabel independen atau sering dikatakan sebagai variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen, sedangkan variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen.

Variabel independen (variabel bebas) yang akan diteliti yaitu

Kompetensi ( , meliputi :

1. Achievement and action (berprestasi dan bertindak) : Kompetensi berprestasi dan bertindak menurut Spencer and Spencer (1993:25) merupakan kluster yang terdiri dari kemampuan yang lebih diarahkan untuk pemenuhan tugas yang berdampak pada orang lain. Terdiri dari: Achievement Orientation (Semangat untuk berprestasi atau untuk mencapai targer kerja) terdiri dari Concern For Order (Perhatian


(31)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap kejelasan tugas kualitas dan ketelitian kerja); Initiative (Inisiatif); dan Information seeking (Mencari Informasi)

2. Helping Human Service (Melayani) meliputi Interpersonal Understanding (Empati)

3. Impact dan influence (Memengaruhi) terdiri dari Impact and Influencing (memberikan dampak dan memengaruhi); Organitational Awareness (Kesadaran berorganisasi); dan Relationship Building (Membangun hubungan kerja)

4. Cognitif (Keahlian) meliputi Analitical Thinking (Berpikir analitis); Conceptual Thinking (Berpikir konseptual); dan Expertise (Keahlian teknik/Profesional/Manajerial)

5. Personal effectiveness (Efektivitas Diri) meliputi Self-Control (Pengendalian Diri); Self-Confidence (Percaya Diri); Flexibility (Fleksibilitas); dan Organitational Commitment (Komitmen terhadap Organisasi).

Motivasi ( , meliputi :

1. Kebutuhan akan keberadaan (Exitence needs), meliputi physiological needs (kebutuhan akan makanan, minum, udara, berlindung, seksual dan kebutuhan fisik lainnya) dan safety needs (kebutuhan akan rasa ingin berlindung dari bahaya dan emosional)


(32)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Kebutuhan akan afiliasi (relatedness needs), menekankan akan pentingnya hubungan antar individu (interpersonal relationships) dan bermasyarakat (social relationships).

3. Kebutuhan akan kemajuan (Growth needs), adalah keinginan intristik dalam diri seseorang untuk maju atau meningkatkan kemampuan pribadinya.

Adapun Variabel dependen (variabel terikat) yang akan diteliti yaitu Kinerja (Y), meliputi :

1. Kuantitas Kerja

2. Standar ini dilakukan dengan cara membandingkan antara besarnya volume kerja yang seharusnya (standar kerja norma) dengan kemampuan sebenarnya.

3. Kualitas Kerja

Standar ini menekankan pada mutu kerja yang dihasilkan dibandingkan volume kerja.

4. Pemanfaatan Waktu

Yaitu penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijaksanaan perusahaan.

5. Tingkat Kehadiran

Asumsi yang digunakan dalam standar ini adalah jika kehadiran pegawai di bawah standar kerja yang ditetapkan maka pegawai tersebut tidak akan mampu memberikan kontribusi yang optimal bagi perusahaan.


(33)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Kerjasama

Keterlibatan seluruh pegawai dalam mencapai target yang ditetapkan akan mempengaruhi keberhasilan bagian yang diawasi. Kerjasama antara pegawai dapat ditingkatkan apabila pimpinan mampu memotivasi pegawai dengan baik.

Adapun penjabaran variable-variabel tersebut ke dalam operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3 1 Operasional Variabel

Variabel Sub-Variabel Indikator Ukuran Skala

Kompetensi (X1) “Bagian kepribadian yang mendalam dan melekat pada diri individu yang dapat

memprediksikan perilaku dan kinerja dalam beragam situasi

dan pekerjaan, juga memiliki kriteria

Berprestasi dan Bertindak (Achievement and

action)

Semangat untuk berprestasi dan/atau

mencapai target

1. Tingkat kemampuan untuk semangat

mencapai prestasi

Ordinal

2. Tingkat kemampuan semangat untuk

mencapai target


(34)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pembeda yang

digunakan untuk memprediksi melakukan sesuatu dengan baik atau buruk,

yang diukur pada kriteria atau standar

tertentu”. (Spencer dan Spencer,

1993:9) Inisiatif 1. Tingkat kemampuan mamanfaatkan setiap peluang yang ada di

tempat kerja Ordinal 2. Tingkat kemampuan untuk tidak mudah menyerah terhadap suatu penolakan Ordinal Mencari Informasi

1. Tingkat kemampuan mencari informasi yang tepat

Ordinal

2. Tingkat kemampuan memilih peluang-peluang potensial yang mungkin berguna di masa yang akan dating

Ordinal

Melayani ( Helping Human

Service)

Empati

1. Tingkat kemampuan mendengarkan dan merespon

orang lain


(35)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tingkat

kemampuan menyadari dan memahami perasan orang lain

di tempat kerja

Ordinal

Berdampak Dan mempengaruhi

(Impact dan influence)

Dampak dan pengaruh

1. Tingkat kemampuan meyakinkan dan memengaruhi orang lain untuk mendukung suatu rencana kerja Ordinal Kesadaran berorganisasi 1. Tingkat kemampuan mengenali peluang yang memengaruhi organisasi Ordinal Membangun hubungan kerja 1. Tingkat kemampuan membangun hubungan dengan orang banyak Ordinal

2. Tingkat kemampuan membagi informasi pribadi untuk

menciptakan dukungan


(36)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keahlian

(Cognitif)

Berpikir analitis

1. Tingkat kemampuan menetapkan prioritas pekerjaan berdasarkan tingkat kepentingan lain Ordinal 2. Tingkat kemampuan membagi

pekerjaan yang rumit menjadi

beberapa bagian

Ordinal

Penguasaan teknik

1. Tingkat kemampuan dalam

mempelajari hal-hal baru yang berhubungan dengan pekerjaan Ordinal 2. Tingkat kemampuan mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki

Ordinal

Efektivitas Diri (Personal effectiveness)

Pengendalian diri

1. Tingkat kemampuan merespon dalam menghadapi suatu masalah


(37)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kepercayaan diri

1. Tingkat

kepercayaan diri akan penilaian atau kemampuan sendiri Ordinal Fleksibilitas 1. Tingkat kemampuan beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap perubahan pekerjaan Ordinal

Komitmen terhadap organisasi

1. Tingkat kemampuan memahami kebutuhan kerjasama untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih baik

Ordinal

2. Tingkat skemampuan untuk mengutamakan kebutuhan organisasi daripada mengejar kepentingan sendiri. Ordinal

Motivasi (X2) “Proses yang menjelaskan intensitas,

Kebutuhan akan keberadaan (Exitence needs) Kebutuhan psikologi Tingkat keinginan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis Ordinal


(38)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu arah, dan ketekunan

usaha untuk mencapai suatu tujuan”. (Robbins and Judge,

2008:222)

Kebutuhan akan perlindungan

Tingkat keinginan untuk memperoleh perlindungan di

tempat kerja

Ordinal

Kebutuhan akan afiliasi (relatedness needs)

Hubungan Antar

Individu

`1. Tingkat keinginan untuk berkomunikasi dengan rekan kerja

Ordinal

Bermasyarakat 1. Tingkat kepedulian terhadap masalah orang lain Ordinal Kebutuhan akan kemajuan (Growth needs) Keinginan untuk mengembangkan kemampuan diri

1. Tingkat keinginan untuk

mengembangkan

kemampuan diri

Ordinal

2. Tingkat keinginan untuk selalu berorientasi pada hasil kerja yang baik

Ordinal

Kinerja (Y) “apa yang dilakukan atau tidak dilakukan pegawai”. Mathis dan

Jackson (2002:381)

Kuantitas Kerja (Quantity of work )

Jumlah rencana kerja yang dapat diselesaikan

1. Tingkat jumlah rencana kerja yang dapat diselesaikan

Ordinal

Disiplin dalam menyusun rencana

kerja

1. Tingkat disiplin dalam menyusun rencana kerja

Ordinal

Jumlah kerja sesuai dengan rencana kerja

1. Tingkat jumlah kerja sesuai dengan rencana


(39)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.1. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Sumber Data

Sumber data merupakan dari mana (sumbernya) data itu didapat dan segala sesuatu yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Terdiri dari sumberdata primer dan sumber data sekunder. Data primer menurut

Kualitas Kerja (Quality of work )

Ketelitian dan kerapihan kerja

1. Tingkat ketelitian dan kerapihan kerja

Ordinal

Kemampuan kerja

1. Tingkat kemampuan kerja

Ordinal

Keterampilan dan kecakapan kerja

1. Tingkat

keterampilan dan kecakapan kerja

Ordinal

Pemanfaatan Waktu (Timeless of output)

Kecepatan dalam menyelesaikan kerja

1. Tingkat kecepatan dalam

menyelesaikan kerja

Ordinal

Tingkat Kehadiran (Presence at work )

Ketepatan waktu kehadiran di tempat

kerja

1. Tingkat ketepatan waktu kehadiran di tempat kerja

Ordinal

Kehadiran di tempat kerja

1. Tingkat kehadiran di tempat kerja

Ordinal Kerjasama (Cooperativeness) Menghargai pendapat orang lain 1. Tingkat menghargai pendapat orang lain Ordinal


(40)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono (2012:137) yaitu sumber data yang langsung memberikan kepada pengumpul data. Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari perusahaan, melalui wawancara langsung dengan pihak terkait. Data sekunder menurut Sugiyono (2012:137) adala sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber antara lain dari dokumen dan laporan perusahaan, buku, artikel, jurnal dan informasi lainnya yang mempunyai hubungan dan relevan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

Berikut ini adalah data yang diperoleh penulis melalui berdasarkan sumber data primer dan sekunder:

Tabel 3 2 Sumber Data

No Data Jenis Data Sumber

1. Laporan kegiatan swakelola

tahun anggaran 2011-2013 Sekunder

Kementrian PU Direktorat jendral SDA BBWS Citarum (diolah kembali)

2. Data Pegawai BBWS Citarum Sekunder

Kementrian PU Direktorat jendral SDA BBWS Citarum (diolah kembali)

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah:


(41)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (sugiyono, 2012:137). Wawancara dilakukan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual. Wawancara dilakukan guna mendapatkan data mengenai fenomena yang diteliti secara lebih detail dan mendalam.

2. Kuisioner (Angket)

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet (Sugiyono. 2012:142). Responden kuisioner ini adalah Petugas Penjaga Bendung (PPB), Staf PPB serta staf OP Bendung.

3. Studi Dokumenter

Studi dokumenter (Documentary Study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambaran maupun elektronik.

4. Studi Kepustakaan (Library Research)

Penelitian dengan cara mempelajari berbagai laporan, referensi, jurnal kepustakaan, buku dan sumber-sumber lain.


(42)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2. Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80). Adapun populasi yang akan diteliti adalah semua pegawai yang terlibat dalam pelaksanaan Kegiatan Operasi Rutin pada 16 (enam belas) Bendung pada PPK OP SDA III Satuan Kerja Balai besar Wilayah Sungai Citarum yang dilaksanakan secara Swakelola yaitu sebanyak 90 orang, namun dalam penelitian ini akan meninjau kinerja petugas oprasional maka sasaran populasi dalam penelitian ini adalah para Pegawai Operasional yang diberikan surat tugas oleh PPK OP SDA III untuk melaksanakan Kegiatan Operasi Rutin di bendung yaitu sebanyak 50 orang.

Tabel 3 3 Kerangka Sampling


(43)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Sampel Distribusi

Penelitian

1 Bendung Cileleuy 4

2 Bendung Leuwinangka 3

3 Bendung Ciletuh 3

4 Bendung Cihea 4

5 Bendung Cikaranggeusan 3

6 Bendung Kalong 3

7 Bendung Pawelutan 3

8 Bendung Cipamingkis 3

9 Bendung Macan 3

10 Bendung Gadung 3

11 Bendung Cibeet 3

12 Bendung Telar 3

13 Bendung Cikarang 3

14 Bendung Jengkol 3

15 Bendung Barugbug 3

16 Bendung Salam Darma 3

Jumlah 50

Sumber : Laporan Swakelola (diolah kembali)

3.5.2 Sampel

Anwar sanusi (2011) mengatakan bahwa peneliti biasanya melakukan seleksi terhadap bagian-bagian elemen populasi dengan harapan hasil seleksi tersebut dapat merefleksikan seluruh karakteristik yang ada, bagian dari elemen-elemen populasi yang terpilih itu disebut sampel. Mengingat jumlah populasi sasaran yang terbatas maka penulis melakukan penarikan sampel jenuh dalam penelitian, dimana teknik sampel jenuh atau sensus ini menggunakan seluruh unit


(44)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

populasi sasaran yang terdapat dalam kerangka sampling sebagai sampel penelitian.

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah Pegawai Operasional Bendung berjumlah 50 orang yang diberikan surat tugas oleh PPK OP SDA III untuk melaksanakan Kegiatan Operasi Rutin di bendung bersadarkan kerangka sampling yang telah ditentukan sebelumnya untuk melakukan penelitian ini.

3.6 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis 3.6.1 Rancangan Analisis Data

Pada dasarnya dalam setiap penelitian diperlukan suatu rancangan atau prosedur mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan setelah semua data terkumpul. Mengingat penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menguji teori dan hubungan antar variabel melalui penyebaran kuesioner maka rancangan pengolahan dan penafsiran data kuesioner mutlak diperlukan agar diperoleh hasil apakah terdapat pengaruh dari variabel X yaitu Kompetensi dan Motivasi terhadap variabel Y atau Kinerja Petugas. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Editing, yaitu pemeriksaan kuesioner yang telah terkumpul kembali setelah dibagikan kepada responden. Dalam praktiknya mungkin terdapat kesalahan dalam pengisian kuesioner oleh responden maka langkah ini meliputi mengecek kelengkapan pengisian instrument secara menyeluruh.


(45)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Skoring, yaitu pemberian skor atau kode untuk setiap opsi dari item instrumen berdasarkan ketentuan yang ada. Skala pengukuran yang digunakan dalam setiap pertanyaan adalah skala likert lima poin dimana untuk jawaban positif diberi bobot 5-4-3-2-1 dan sebaliknya untuk jawaban negative diberi bobot 1-2-3-4-5.

Tabel 3 4

Kriteria Bobot Nilai Alternatif

Pilihan Jawaban Bobot Pertanyaan

Sangat Tinggi 5

Tinggi 4

Sedang 3

Rendah 2

Sangat Rendah 1

3. Tabulating, yaitu merekap data hasil skoring ke dalam bentuk tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item kuesioner. Berikut tabel rekapitulasi yang dimaksud:

Tabel 3 5

Tabel Rekapitulasi Data

Resp. Skor ItemN Total

1 2 N Total


(46)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Tahap uji coba instrument, penulis menggunakan dua tahap pengujian yaitu uji validitas dan reliabilitas guna mengetahui kelayakan kuesioner yang disebarkan kepada responden.

5. Analisis deskriptif, digunakan untuk menggambarkan skor variabel X dan Y serta kedudukannya guna menjawab tujuan penelitian yang bersifat deskriptif. Analisis ini dilakukan melalui tinjauan kontinum dan perbandingan rata-rata data sampel.

6. Analisis verifikatif, digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yang bersifat asosiatif serta menguji hipotesis melalui teknik analisis regresi berganda.

3.6.2 Pengujian Uji Validitas dan Reliabilitas

Guna mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel diperlukan kualitas data instrumen yang valid dan reliabel pula. Hasil penelitian yang dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Kemudian dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data pada waktu yang berbeda. (Sugiyono, 2007)

Sugiyono juga menjelaskan bahwa instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.


(47)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maka dalam suatu penelitian diperlukan suatu uji validitas dan reliabilitas dari instrument yang digunakan guna mendapatkan hasil penelitian yang diharapkan.

3.6.2.1 Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau keabsahan suatu alat ukur (Arikunto, 1995; 63-69 dalam Sunjoyo, dkk, 2013: 38).Validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel (Nugroho, 2005:67 dalam Sunjoyo, dkk, 2013:39). Tingkat validitas yang tinggi dalam suatu instrumen penelitian akan menghasilkan penjelasan masalah penelitian yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan df = n -2 , secara matematis berikut formula dari korelasi product moment:

 

  } ) ( }{ ) ( { ) )( ( ) ( 2 2 2 2 Y Y N X X Y X XY N

rxy (Sugiyono, 2007)

dimana:

rxy = Korelasi Product Moment N = Jumlah populasi

∑x = Jumlah skor butir (X)

∑y = Jumlah skor variabel (Y)

∑x2


(48)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

∑y2

= Jumlah skor variabel kuadrat (Y)

∑xy = Jumlah perkalian butir (X) dan skor variabel (Y)

Pada penelitian ini, perhitungan nilai rxy akan diperoleh dengan bantuan program komputer SPSS kemudian hasilnya dikonsultasikan dengan tabel nilai r menggunakan taraf kesalahan 5%. Instrument dinyatakan valid apabila:

Nilai > r tabel, maka item pertanyaan valid

Nilai < r tabel, maka item pertanyaan tidak valid

Adapun hasil pengujian validitas yang diperoleh tercantum pada tabel berikut ini:

Tabel 3 6

Hasil Pengujian Validitas X1 (Kompetensi) No

Item

Keterangan

1 0,865 0,413 Valid

2 0,549 0,413 Valid

3 0,865 0,413 Valid

4 0,576 0,413 Valid

5 0,544 0,413 Valid

6 0,720 0,413 Valid

7 0,487 0,413 Valid

8 0,439 0,413 Valid

9 0,567 0,413 Valid

10 0,571 0,413 Valid

11 0,842 0,413 Valid

12 0,668 0,413 Valid

13 0,633 0,413 Valid

14 0,544 0,413 Valid

15 0,544 0,413 Valid

16 0,753 0,413 Valid

17 0,842 0,413 Valid

18 0,842 0,413 Valid


(49)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

20 0,842 0,413 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 22.0 for windows, 2014 Tabel 3 7

Hasil Pengujian Validitas X2 (Motivasi)

No

Item

Keterangan

1 0,470 0,413 Valid

2 0,470 0,413 Valid

3 0,548 0,413 Valid

4 0,652 0,413 Valid

5 0,750 0,413 Valid

6 0,528 0,413 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 22.0 for windows, 2014

Tabel 3 8

Hasil Pengujian Validitas Y (Kinerja) No

Item

Keterangan

1 0,784 0,413 Valid

2 0,544 0,413 Valid

3 0,750 0,413 Valid

4 0,498 0,413 Valid

5 0,567 0,413 Valid

6 0,487 0,413 Valid

7 0,750 0,413 Valid

8 0,498 0,413 Valid

9 0,461 0,413 Valid

10 0,464 0,413 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 22.0 for windows, 2014

Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan terhadap 25 responden dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan df = n-2, yaitu 25 - 2 = 23. Sehingga diperoleh nilai 0,413. Maka setiap item pertanyaan dalam instrument ini dapat dikatakan valid, karena pada setiap item


(50)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjukkan nilai yang lebih besar daripad a ( > ). Hal ini

berarti pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dapat dijadikan alat ukur apa yang hendak diukur.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Sunjoyo, dkk, 2013).Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur konsistensi data dari instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur konsep. Untuk melihat tingkat reliabilitas instrument dalam penelitian ini dilakukan dengan uji statistik Cronbach Alpha (α) pada program SPSS.

Secara matematis, Arikunto (2010) menyatakan formula cronbach alpha sebagai berikut:

( ∑

)(Arikunto, 2010)

Dimana:

= Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ = Jumlah varians butir

= Varians total Rumus variansnya adalah:


(51)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dimana:

= Harga varians total

∑ = Jumlah kuadrat skor total

(∑ = Jumlah kuadrat dari jumlah skor total = Jumlah responden

Adapun keputusan dalam uji reliabilitas ini adalah sebagai berikut: Jika maka instrument dinyatakan reliabel

Jika maka instrument dinyatakan tidak reliabel

Secara teknis pengujian reliabilitas tersebut dilakukan dengan menggunakan program Komputer SPSS 22 for windows, maka diperoleh hasil seperi yang tercantuk dibawah ini:

Tabel 3 9 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Keterangan

Kompetensi 0,699 0,413 Reliabel

Motivasi 0,543 0,413 Reliabel

Kinerja 0,873 0,413 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 22.0 for windows, 2014

Berdasarkan tabel 3.9 diperoleh hasil uji reliabilitas variabel X1, X2. X3, dan Y menunjukkan bahwa keempat variabel tersebut dinyatakan reliabel karena nilai atau nilai rhitung> 0,6 maka reliabilitas diterima.


(52)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.6.3 Teknik Analisis Data

3.6.3.1 Analisis Deskriptif

Analisis dekskriptif digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2007). Suliyanto dalam Sunjoyo, dkk (2013) menjelaskan bahwa statistik deskriptif merupakan ilmu statistik yang mempelajari bagaimana cara menyusun dan menyajikan data dari data yang telah dikumpulkan dalam penelitian serta mempelajari bagaimana cara melakukan pengukuran nilai-nilai statistik.

Analisis deskriptif dalam penelitian ini menggunakan tinjauan kontinum untuk menggambarkan skor serta kedudukan variabel X dan variabel Y. adapun langkah-langkah dalam analisis ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan jumalh SKor Kriterium (SK) dengan menggunakan formula:

Dimana:

ST = Skor Tertinggi JB = Jumlah Bulir JR = Jumlah Responden

2. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor kriterium. Jumlah skor hasil angket dapat diperoleh dengan formula:


(53)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dimana:

Xi = Jumlah skor hasil kuesioner variabel X/Y

X1 - Xn = Jumlah skor kuesioner masing- masing responden

3. Membuat daerah kontinum guna melihat gambaran tentang variabel secara keseluruhan yang diharapkan responden. Daerah kontinum dibagi ke dalam tiga tingkatan sebagai berikut:

Tinggi = ST x JB x JR Sedang = SS x JB x JR Rendah = SR x JB x JR Dimana:

ST = Skor Tertinggi SS = Skor Sedang SR = Skor Rendah JB = Jumlah Bulir JR = Jumlah Responden

4. Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingkatan, maka digunakan formula:


(54)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Menentukan daerah kontinum tinggi, sedang dan rendah dengan menambah selisih (R) secara bertahap dari kontinum tinggi sampai dengan kontinum rendah.

6. Menentukan garis kontinum dan daerah letak skor untuk setiap variabel, seperti gambar berikut:

Rendah Sedang

Tinggi

3.6.3.2 Analisis Verifikatif

a. Method of Successive Internal (MSI)

Pengolahan data dengan menggunakan statistik parametrik mengharuskan data yang diukur dalam skala interval, mengingat data variabel sebelumnya berupa data ordinal maka terlebih dahulu dilakukan transformasi data ordinal ke data interval dengan menggunakan Method of Succesive Internal (MSI).

Adapun langkah-langkah dalam dalam metode ini adalah sebagai berikut: 1. Memperhatikan tiap butir pertanyaan

2. Menentukan berapa orang yang menjawab skor 1,2,3,4, dan 5 untuk setiap butir tersebut

3. Membagi setiap frekuensi dengan banyaknya responden ( , hasilnya disebut dengan proporsi (P).

Gambar 3 1


(1)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Berdasarkan tanggapan responden mengenai kompetensi, sub variabel memengaruhi (Impact and Influence) memberikan skor yang paling rendah dengan indikator tingkat kemampuan mengenali peluang yang memengaruhi organisasi untuk itu perusahaan diharapkan dapat mengajak para Pegawai Operasional Bendung untuk mengenal lebih dalam tiap individu yang ada di organisasi serta semua yang berkaitan dengan melakukan banyak kegiatan bersamaan bisa dengan diskusi atau rapat evaluasi yang diadakan setiap selesai melakukan pekerjaan guna memperbesar rasa memiliki akan perusahaan sehingga Pegawai Operasional Bendung akan lebih loyal dalam organisasi.

2. Berdasarkan tanggapan responden mengenai motivasi, sub variabel kebutuhan akan afiliasi (relatedness needs) memberikan skor yang paling rendah, dengan indikator tingkat kepedulian terhadap masalah orang lain. Tiap individu dari Pegawai Operasional Bendung diharapkan dapat sedikit peduli dengan masalah yang dihadapi oleh rekan kerjanya meskipun hal tersebut bukan urusan mereka akan tetapi dengan begitu diharapkan akan dapat sedikit membantu meringankan masalah yang dihadapi oleh rekan kerja.

3. Berdasarkan tanggapan responden mengenai kinerja, kualitas kerja memberikan skor yang paling rendah dengan indikator tingkat ketelitian dan kerapihan kerja. Petugas pengawas diharapkan dapat mengawasi semua pekerjaan dari Pegawai Operasional Bendung yang sedang berjaga


(2)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan baik dimana jika terjadi kekurangan dan kerja yang belum rapi petugas pengawas dapat memberi arahan sehingga dapat meningkatkan hasil kerja yang lebih teliti dan rapi.

4. Peneliti juga mengajukan saran agar dapat dilakukan penelitian yang selanjutnya dengan variabel independen yang berbeda dari faktor personal seperti tingkat keterampulan dan komitmen organisasi dan juga faktor-faktor lainnya selain faktor personal, agar didapatkan hasil yang akurat mengenai pengaruh variabel lain terhadap kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung.


(3)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Buku

Armstrong, M. and Baron, A. 1998. Performance Management – The New Realities. London: Institute of Personnel and Development

Armstrong, Michael. (2006). A Handbook of Human Resource Management Practice. 10th Edition. London and Philadelphia: Koagen Page.

Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia jilid 1 Edisi 10. Jakarta: Indeks.

Dessler, Gary. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia jilid 2 Edisi 10. Jakarta: Indeks.

Dessler, Gary. 2009. Manajemen SDM buku 1. Jakarta: Indeks.

Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi.

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi, edisi 10. Yogyakarta: Andi.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia

perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama.

Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Robbin dan Judge. 2008. Perilaku Organisasi edisi sepuluh. Jakarta: Salemba Empat.


(4)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 199

Salmah, Ninin Non Ayu. 2012. Jurnal Pengaruh Program Pelatihan dan

Pengembangan terhadap Kompetensi Karyawan Pada PT Muba Elektronic Power Sekayu. Universitas PGRI Palembang.

Sedarmayanti. 2012. Manajemen dan Komponen Terkait Lainnya. Bandung: PT. Refika Aditama.

Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, cetakan le-16. Bandung: Alfabeta.

Suharyadi dan Purwanto. 2009. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Sopiah, 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi.

Spencer, Lyle M. and Signe M. Spencer. (1993). Competence at Work: Models for Superior Performance. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Syaodih, Nana. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Usman, Husaini. 2013. Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan Edisi 4. Jakarta: Bumi Aksara.

Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja, edisi kedua. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa. Zwell, Michael. 2000. Creating a Culture of Competence. New York: John Wiley & Sons, Inc

Jurnal

Suhaji, Linawati. 2012. Pengaruh Motivasi, Kepemimpinan, dan Lingkungan

Kerja Terhadap Kinerja Karyawan(Studi Pada PT. Herculon Carpet Semarang). Semarang: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Manggala.

Tommy dan Julia. Sikap Terhadap Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi,


(5)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Arie Pratama. 2012. Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Terhadap Kinerja

Karyawan Pada PT Indo Stationery Ritel Utama cabang Samarinda.

Astuti, Sih Darimi. Model Person-Organization Fit (P-O Fit Model) Terhadap

Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasional dan Kinerja Karyawan, Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Maret 2010, Hal. 43-60, Vol 17 No. 1 43.

Yullyanti, Ellyta. Analisis Proses Rekrutmen dan Seleksi pada Kinerja Pegawai, Bisnis dan Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Sept-Des 2009, hlm. 1331-139, Vol 16 No. 3.

Lain-lain

Laporan Kegiatan Swakelola Operasi Rutin 16 (Enam Belas) Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung.

www.bpk.depkeu.go.id/webpajak/index.php/artikel/opini-kita-lain-lain/1442- kompetesi-komitmen-organisasi-dan-motivasi-baik-secara-parsial- maupun-simultan-berpengaruh-positip-terhadap-kinerja-individu-serta-dampaknya-pada-kinerja-organisasi : 14/3/2014 20:00

http://citarum.org : 6/01/2014 21:13

http:// jurusankomunikasi.blogspot.com/2009/03/faktor-personal-yang-mempengaruhi. html

www.carapedia.com

http://adefauji.blogspot.com/2008/11/manajemen-kinerja.html

http://dedylondong.blogspot.com/2012/03/kompetensi-competency_30.html 12/07/2014 14:20


(6)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung


Dokumen yang terkait

Peranan kepala kepegawaian dalam meningkatkan kinerja pegawai negri sipil di balai besar wilayah sungai citarum

0 4 1

Pengaruh Unsur-unsur Penilaian Kinerja DP3 Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Citarum-Ciliwung

0 3 229

PENGARUH DISIPLIN KERJA, KOMITMEN ORGANISASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI PEMALI-JUANA.

0 2 12

PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPUASAN KERJA, KEDISIPLINAN DAN KEPEMIMPINAN TERHADAPKINERJA KARYAWAN DI KANTOR Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Kedisiplinan Dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Di Kantor Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo

0 3 18

PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPUASAN KERJA, KEDISIPLINAN DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KANTOR BALAI Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Kedisiplinan Dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Di Kantor Balai Besar Wilayah Sungai Bengawa

0 4 15

PENDAHULUAN Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Kedisiplinan Dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Di Kantor Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo.

0 5 6

Sertifikat ISO 9001.2008 BALAI BESAR POM DI BANDUNG

0 0 1

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI OPERASIONAL BENDUNG BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CITARUM DI BANDUNG - repository UPI S PEM 1002257 Title

0 1 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS - ANALISIS PENGARUH PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN MOTIVASI PEGAWAI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CITARUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMU

0 2 95

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI SUMATERA VIII PALEMBANG Skripsi

0 0 18