MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA PELAJARAN IPA KELAS V : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Rancamalang 3 Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2013-2014.

(1)

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA

PELAJARAN IPA KELAS V

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Rancamalang 3 Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2013-2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

ANI ROSMINI

1009040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

========================================================== ========

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA

PELAJARAN IPA KELAS V

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Rancamalang 3 Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2013-2014)

Oleh

ANI ROSMINI

1009040

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

©

ANI ROSMINI2014

Universitas Pendidikan Indonesia

JANUARI 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Abstrak

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA PELAJARAN IPA KELAS V

Oleh: Ani Rosmini

Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan Model Pembelajaran Interaktif pada Mata Pelajaran IPA dengan kerja kelompok, sebagai suatu upaya perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran,Motivasi belajar dan Hasil belajar siswa. Model Penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitian berdasarkan pada prinsip Kemmis S, MC Toggar R (1988) yang mencakup kegiatan perencanaan (planning), tindakan (action),

observasi (observation), refleksi (reflection) atau evaluasi. Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus.Subyek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Rancamalang 3, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung tahun pelajaran 2013/2014. Sumber atau Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, tes,dokumentasi, dan kuisioner. Penelitian ini dilakukan dengan cara berkolaborasi antara rekan Guru, Siswa, Peneliti dan melibatkan Kepala Sekolah. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa :(1) Dalam Proses pembelajaran

Memberikan kesadaran guru untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan, materi, karakteristik siswa, dan kondisi pembelajaran.(2) Motivasi belajar siswa meningkat setelah pembelajaran IPA menggunakan Model Pembelajaran Interaktif. Siswa saling berebut mengemukakan informasi (apa yang mereka ketahui) tentang materi pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan.(3) Hasil belajar siswa meningkat setelah mengalami pembelajaran interaktif dengan kerja kelompok. Pada siklus I nilai rata-rata kelompok sebesar 6.5 pada tes awal 4.83 dan nilai rata-rata tes akhir 7,0. Pada siklus II nilai rata-rata kelompok 9.5 pada tes awal 6.75 dan rata-rata tes akhir 8,3. Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran interaktif dengan kerja kelompok dapat digunakan pada Penelitian Tindakan kelas.


(5)

Abstract

Increasing the kind of classroom interactive learning students in science subjects a vAni rosmini

by:Research is aimed to implement the interactive learning in science subjects by working groups as of a correction and increase in learning process, the study and the study the student.The act of using a study conducted by the research follow procedure based on the principle of kemmis s, mc toggar r ( 1988 ) includes planning ( planning ), an act ( action ), observation ( observation ) reflection ( reflection ) or evaluation.The activity was held at the iterative siklus.subyek research is a grade student of elementary schools rancamalang 3 margaasih sub-district, bandung regency lesson 2013 - in 2014.Perfidiously or engineering data is by observation, tests, documentation, and kuisioner.The research conducted by ways of collaborating Fellow teachers, students, researchers and involving a schoolmistress.Research result indicates that: ( 1 ) in learning process giving the teacher to repair and improve the quality of learning appropriated for the purpose, the material, the characteristic of a student, and the lesson. ( 2 ) the learned lesson science student increase the use of the interactive learning.Each student to give information ( what they know about the human and material relation to food and health care. ( 3 ) the learned lesson after experiencing rising student interactive by working groups.In a group i mean value of 6.5 on a pre-test 4.83 and average value of final tests 7,0.The second cycle of the 9.5 average in a pre-test 6.75 and the final test 8.3.Based on the value of the acquired students may conclude that an interactive learning by working groups can be used in the research The class.

The keywords: the interactive learning the study of the action of the classroom ipa elementary school


(6)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ………. i

UCAPAN TERIMA KASIH ……… ii

DAFTAR ISI ……… iv

DAFTAR TABEL ……… vii

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ……… viii

DAFTAR LAMPIRAN ……… ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……… 1

B. Rumusan Penelitian ……… 5

C. Tujuan Penelitian ……… 5

D. Manfaat Penelitian ………... 6

E. Definisi Operasional ………7

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian pustaka ……… 10

1. Hakekat Belajar, Pembelajaran, dan Motivasi Belajar ……… 10

1). Hakekat Belajar ………..……..10

2). Hakekat Pembelajaran ……… 15

3). Hakekat Motivasi Belajar ……….. 17

2. Metode Pembelajaran Interaktif ………... 21

1). Pengertian model pembelajaran ………... 21

2). Metode Pembelajaran Interaktif ………... 22

3). Hakikat Pembelajaran IPA Kelas V ……….. 26

4). Konsep Alat Pencernaan Makanan Pada Manusia ……… 28

B. Kerangka Pikir ………. 31


(7)

C. Hipotesis Tindakan ………. 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ……… 33

B. Prosedur Penelitian ……… 35

1. Setting Penelitian ……… 35

2. Subjek Penelitian ……….. 36

3. prosedur penelitian ……… 36

4. Instrumen Penelitian ……… 45

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tentang Kondisi Sekolah ……… 48

1. Perkembangan Sekolah ……… 48

1). Sejarah Sekolah ……… 48

2). Letak sekolah ……… 49

2. Bangunan Sekolah ……… 49

3. Jumlah Guru dan Siswa ……… 50

B. Hasil Penelitian Tentang Tindakan Kelas ……… 52

1. Hasil penelitian Tindakan Kelas Siklus I ……… 52

1). Perencanaan Pembelajaran Tindakan Siklus I ……… 52

2). Pelaksanaan Pembelajaran Tindakan Siklus I ……… 53

3). Observasi ……… 59

4). Refleksi ……… 59

2. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ……… 64

1). Perencanaan Pembelajaran Tindakan Siklus II ……… 64

2). Pelaksanaan Pembelajaran Tindakan Siklus II ……… 64

3). Observasi ……… 68

4). Refleksi ……… 69

C. Pembahasan ……… 73

1. Pelaksanaan Metode Pembelajaran Interaktif dalam pembelajaran terhadap aktivitas guru dan siswa ……… 73


(8)

3. Respon siswa terhadap pembelajaran Metode Pembelajaran Interaktif

……… 77

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ………. 78

1). Perencanaan ……….. 78

2). Pelaksanaan ……….. 79

3). Hasil Belajar ……….. 79

B. Rekomendasi ………. 80

DAFTAR PUSTAKA ……… 82 LAMPIRAN


(9)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru Sekolah Dasar, yang merupakan ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru adalah orang yang paling berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di Era Globalisasi sekarang ini.

Guru Sekolah Dasar dalam setiap pembelajaran selalu menggunakan pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang dapat memudahkan siswa memahami materi yang diajarkannya, namun masih sering terdengar keluhan dari para guru di lapangan tentang materi pelajaran yang terlalu banyak dan keluhan kekurangan waktu untuk mengajarkannya semua.

Menurut pengamatan penulis, dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas penggunaan model pembelajaran yang bervariatif masih sangat rendah dan guru cenderung menggunakan model konvesional pada setiap pembelajaran yang dilakukannya. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya penguasaan guru terhadap model-model pembelajaran yang ada, padahal penguasaan terhadap model-model pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru, dan sangat sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi.

Setiap hari Guru menghadapi banyak masalah, seakan-akan masalah itu tidak ada putus-putusnya.Masalah pembelajaran dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu :

1. Pengoganisasian Materi Pembelajaran

Bahwa pembahasan suatu topik pembelajaran IPA misalnya dilakukan secara bersama-sama akan lebih bermakna bagi siswa daripada pembahasan secara sendiri-sendiri


(10)

2. Penyampaian Materi Pelajaran

Jika Guru berhadapan dengan metode apa yang digunakan dan media pembelajaran apa yang sesuai dengan materi yang disampaikan. 3. Pengelolaan Kelas

Jika Guru menginginkan kerja kelompok antar siswa berjalan dengan lebih efektif.

Berdasarkan pernyataan diatas, kurikulum berbasis KTSP Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses pembelajaran yang dikembangkan menghendaki kesabaran guru dalam mendidik peserta didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa yang sudah mereka pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Hal ini hanya dapat tercapai apabila proses pembelajaran yang berlangsung mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa, dan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran IPA.

Disamping itu kurikulum berbasis kompetensi memberi kemudahan kepada guru dalam menyajikan pengalaman belajar, sesuai dengan prinsip belajar sepanjang hidup yang mengacu pada empat pilar pendidikan universal, yaitu :

1. Belajar untuk mengetahui (learning to know), 2. Belajar dengan melakukan (learning to do),

3. Belajar untuk hidup dalam kebersamaan (learning to live together), dan 4. Belajar menjadi diri sendiri (learning to be).

Berdasarkan Kurikulum berbasis kompetensi menurut pengamatan penulis dalam meningkatkan motivasi belajar siswa masih sangat


(11)

membutuhkan pengertian dari guru terutama dalam memberikan materi pelajaran IPA sesuai dengan kenyataan alam yang ada disekitarnya.

Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar IPA siswa kelas 5 di SDN Rancamalang 3 Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung yang dipaparkan pada tabel berikut.

Tabel 1.1

Nilai Rapor untuk Mata Pelajaran IPA Kelas V Tahun Pelajaran 2010/2011 sampai dengan 2012/2013 SDN Rancamalang 3 Kecamatan Margaasih

Kabupaten Bandung

Tahun Ajaran Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-Rata 2010/2011 6,34 3,78 5,06 2011/2012 7,26 4,26 5,76 2012/2013 6,82 3,96 5,39

Rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA di SDN Rancamalang 3 Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya kinerja belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas. Untuk mengetahui mengapa motivasi belajar siswa tidak seperti yang diharapkan, tentu guru perlu merefleksi diri untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab ketidakberhasilan siswa dalam pelajaran IPA. Sebagai guru yang baik dan profesional, permasalahan ini tentu perlu ditanggulangi dengan segera.

Untuk itu guru perlu meningkatkan proses pembelajarannya, dimulai dengan rancangan pembelajaran yang baik dengan memperhatikan tujuan, karakteristik siswa, materi yang diajarkan, dan sumber belajar yang tersedia. Kenyataannya masih banyak ditemui proses pembelajaran yang kurang berkualitas, tidak efisien dan kurang mempunyai daya tarik, bahkan


(12)

cenderung membosankan, sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal.Penggunaan prinsip mengajar bisa direncanakan guru sebelum proses belajar dan mengajar berlangsung, bisa pula dilakukan saat berlangsungnya proses belajar-mengajar, terutama bila kondisi bealajar sudah menurun. Beberapa prinsip mengajar yang penting ialah motivasi anak dalam menerima pembelajaran dari guru sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

Motivasi hendaknya tidak dianggap persyaratan mutlak kegiatan belajar, lebih baik motivasi dianggap sebagai kemauan biasa untuk memasuki situasi belajar. Kegiatan tidak perlu ditunda sampai ada motivasi yang tepat untuk belajar, strategi mengajar yang paling baik barangkali sudah menghiraukan ada atau tidaknya motivasi, tetapi memusatkan perhatian pada penyampaian bahan pelajaran dengan cara yang begitu rupa sehingga motivasi siswa dapat dikembangkan dan diperkuat dengan selama proses belajar.

Berkenaan dengan hal itu peneliti menyadari sepenuhnya masalah-masalah yang selalu muncul dalam kegiatan pembelajaran, serimgkali guru merasa bingung menentukan model pembelajaran atau metode mengajar apa yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Gambaran ideal tentang siswa yang cerdas, aktif, kreaif dan mempunyai minat yang besar dalam mempelajari materi pembelajaran, serta hasil yang memuaskan dalam setiap tes yang dilakukan tidak terwujud. Kenyataan yang dijumpai malah sebaliknya, siswa kurang aktif dalam setiap kegiatan, tidak berani bertanya, kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan guru, kurang bersemangat dalam mempelajari materi pembelajaran IPA serta hasil tes yang dicapai rendah, dan masih banyak lagi kekurangan yang ditemui pada perilaku siswa yang mencerminkan keberhasilan pembelajaran.

Berdasarkan hal tersebut diatas, penerapan Model Pembelajaran Interaktif menjadi alternatif untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 5 dalam mata pelajaran IPA. Perlu diterapkannya Metode Pembelajaran Interaktif dilatar belakangi salah satu kebaikan, yaitu murid belajar mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan, dan mencoba


(13)

menemukan jawaban terhadap pertanyaannya sendiri dengan melakukan kegiatan Observasi (Penyelidikan). peningkatan kemampuan guru dalam merencanakan dan mengelola proses pembelajaran IPA dengan menggunakan Model Pembelajaran Interaktif, serta peningkatan efektifitas pembelajaran IPA yakni waktu-belajar efektif, keterampilan proses, dan hasil

belajar penguasaan konsep siswa. Dengan demikian, diharapkan Motivasi

Belajar siswa meningkat, kritis dan aktif serta meningkatkan kemampuan guru dalam merefleksi diri terhadap kinerja yang telah dilakukannya, sehingga dapat melakukan perubahan dan perbaikan kualitas pembelajaran dan mengelola proses pembelajaran yang lebih terpusat pada siswa di kelas 5. B. Rumusan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana proses aktivitas belajar siswa Kelas V SDN Rancamalang 3 Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung melalui Model Pembelajaran Interaktif pada mata pelajaran IPA?

2. Bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas V SDN Rancamalang 3 Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung melalui Model Pembelajaran Interaktif pada mata pelajaran IPA ?

3. Bagaimana hasil belajar siswa Kelas V SDN Rancamalang 3 Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung melalui Model Pembelajaran Interaktif pada mata pelajaran IPA?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan model pembelajaran interaktif pada pelajaran IPA dengan kerja kelompok, sebagai suatu upaya perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran. Secara khusus tujuan penelitian adalah sebagai berikut :


(14)

1. Meningkatkan proses aktifitas belajar siswa Kelas V SDN Rancamalang 3 Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung melalui Model Pembelajaran Interaktif pada mata pelajaran IPA

2. Meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas V SDN Rancamalang 3 Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung melalui Model Pembelajaran Interaktif pada mata pelajaran IPA

3. Meningkatkan Hasil belajar siswa Kelas V SDN Rancamalang 3 Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung melalui Model Pembelajaran Interaktif pada mata pelajaran IPA

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa

Dengan Metode Pembelajaran Interaktif memberikan pengalaman baru dan diharapkan memberikan kontribusi terhadap peningkatan belajarnya. Siswa memiliki kesadaran bahwa proses pembelajaran adalah dalam rangka mengembangkan potensi dirinya, karena itu keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh siswa. Disamping itu, melalui penelitian ini siswa terlatih untuk dapat memecahkan masalah dengan pendekatan ilmiah dan siswa didorong aktif secara fisik, mental, dan emosi dalam pembelajaran. 2. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesional, dengan Metode Pembelajaran Interaktif menjadi alternative pembelajaran IPA untuk meningkatkan prestasi siswa. Memberikan kesadaran guru untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan, materi, karakteristik siswa, dan kondisi pembelajaran. Guru mempunyai kemampuan dalam merancang Metode Pembelajaran Interaktif yang merupakan hal baru bagi guru, dan menerapkannya dalam pembelajaran IPA. Dengan penelitian ini, kemampuan guru mengaktifkan siswa dan memusatkan pembelajaran pada pengembangan potensi diri siswa juga meningkat, sehingga pembelajaran lebih menarik, bermakna, menyenangkan, dan mempunyai daya tarik. Disamping itu penelitian ini


(15)

dapat memperkaya pengalaman guru dalam melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan refleksi diri atas kinerjanya melalui PTK.

3. Bagi Kepala Sekolah

penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk kebijakan dalam upaya meningkatkan proses belajar mengajar (PBM) dan meningkatkan prestasi belajar siswa serta perlunya kerjasama yang baik antar guru dan antara guru dengan kepala sekolah.

4. Bagi Peneliti

Penelitan ini Merupakan sebagai gambaran dan acuan untuk memotivasi Siswa dalam belajar, memperkaya model pembalajaran yang bervariatif Dan melalui Metode pembelajaran Interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap pokok-pokok masalah yang diteliti, dalam hal ini dijelaskan secara operasional beberapa masalah teknis yang dipandang perlu yaitu :

1. Pembelajaran IPA

Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains ini berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti ”saya tahu”. Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal dari kata science yang berarti ”pengetahuan”. Science kemudian berkembang menjadi social science yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan sosial (IPS) dan natural science yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan alam (IPA). Dalam proses pendidikan, tidak terlepas dari kata belajar mengajar. Keduanya merupakan komponen utama dalam pendidikan. Belajar merupakan suatu proses yang menghasilkan perubahan. Menurut Ngalim Purwanto (1995: 85) mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang buruk. IPA merupakan cabang


(16)

pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah.

2. Motivasi belajar

Penulis dapat menyimpulkan bahwa motivasi belajar adalah proses internal yang merupakan salah satu faktor utama yang menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

“Motivasi ada dua macam yaitu motivasi yang datang dari dalam diri anak, disebut motivasi intrinsik, dan motivasi yang diakibatkan dari luar, disebut motivasi ekstrinsik ”(Djamarah S.B, 1997:223).

3. Model Pembelajaran Interaktif

Model ini sering dikenal dengan nama pendekatan pertanyaan anak. Model pembelajaran ini dirancang agar siswa bertanya dan kemudian menemukan jawaban dari pertanyaan mereka sendiri.

4. Pembelajaran IPA SD

* Merupakan upaya guru dalam membelajarkan siswa melalui penerapan berbagai model pembelajaran yang dipandang sesuai dengan karakteristik siswa SD

* Merupakan belajar melalui pengalaman langsung (learning by doing) Daur belajar siswa SD harus mendorong berpikir ilmiah pada diri anak : (1) Eksplorasi, merupakan pengembangan kemampuan observasi ilmiah melalui penginderaan secara langsung; (2) Generalisasi, penarikan kesimpulan dari beberapa informasi (pengalaman belajar) hasil observasi ilmiah; (3) Deduksi, merupakan aplikasi konsep dari hasil generalisasi pada situasi yang baru.


(17)

 Tujuan mata pelajaran IPA yang tercantum dalam KTSP 2006 adalah agar peserta didik memiliki kemampuan , memperoleh keyakinan atas kebesaran Tuhan, mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA, mengembangkan rasa ingin tahu, mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, meningkatkan kesadaran untuk berperan serta memelihara lingkungan alam, meningkatkan kesadaran menghargai alam.

6. Metode Penelitian

PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku pendidikan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.

PTK harus dilaksanakan oleh guru untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan memperoleh hasil yang memuaskan.


(18)

BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan motovasi pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Pihak yang yang terlibat dalam PTK (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya mengukur tingkat keberhasilan.

Menurut Suyanto (Bektiarso,1997) Penelitian Tindakan Kelas kolaboratif adalah penelitian tindakan yang melibatkan beberapa pihak yaitu guru, Kepala Sekolah, peneliti, dan siswa, dengan tujuan untuk meningkatkan praktek pembelajaran, menyumbangkan pada perkembangan teori, dan peningkatan karir guru.

Kunandar (1997:44-45) mengemukakan bahwa :

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu penelitian tindakan (Action Research)yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama denagn orang lain(Kolaborasi) dengan jalan merancanag, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisifasif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (Treatment) tertentu dalam suatu siklus.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitian berdasarkan pada prinsip Kemmis S, MC Taggar R (1988) yang mencakup kegiatan perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation), refleksi (reflection) atau evaluasi. Keempat kegiatan ini berlangsung secara


(19)

berulang dalam bentuk siklus. Penelitian ini dilakukan dengan cara berkolaborasi antara peneliti dengan guru.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Pelaksanaa

Perencanaan

Siklus I

Pengamatan

Refleksi

Refleksi dari Siklus I

Perencanaan

Siklus II

Pengamatan

Refleksi Gambar 3.1


(20)

Planner. Deakin. Deakin University: Australia

B. Prosedur Penelitian 1. Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas lima di SDN Rancamalang 3 Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung pada Semester 1 (ganjil) Tahun Pelajaran 2013/2014. Dibawah ini peta lokasi penelitian :

Gambar 3.2 :

Peta lokasi SDN Rancamalang 3 kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung


(21)

(Sumber : Gogle Maps, Nov 2013 : 20.15)

wc guru musholla wc

siswa kantin kelas kelas

pe

rpusta

ka

an

Ruang kepala

Sekolah Halaman / Lapangan Upacara

Ruang Guru Kelas Kelas Kelas Kelas

Gambar 3.3

Denah Sekolah SDN Rancamalang 03 Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung

Adapun pelaksanaan Penelitian ini di mulai dengan tahap persiapan dilanjutkan pelaksanan tindakan dan diakhiri dengan penyusunan laporan hasil penelitian

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitan ini adalah Untuk meningkatkan Motivasi belajar siswa pada Mata Pelajaran IPA dalam materi Organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan Kelas V semester 1 tahun pelajaran 2013/1014.

Dimana di dalam kelas terdiri dari 24 orang siswa dengan komposisi jumlah siswa perempuan sebanyak 11 orang dan jumlah siswa laki-laki sebanyak 13 orang. Untuk mengetahui mengapa hasil belajar siswa tidak seperti yang diharapkan, dan memotivasi belajar siswa tentu guru perlu merefleksi diri memperbaiki proses pembelajaran di kelas untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab ketidakberhasilan siswa dalam pelajaran IPA.


(22)

Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, maka penelitian melakukan pembelajaran melalui pola Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian Tindakan Kelas ini terdiri atas dua siklus kegiatan, dan satu siklus kegiatan terdiri dari satu kali pertemuan, masing-masing siklus terdiri dari beberapa tahap yaitu :

1). Tahap Persiapan

(1). Permintaan izin penelitian kepada kepala sekolah selaku pimpinan SDN Rancamalang 3, Kecamtan Margaasih, kabupaten Bandung. (2). Menentukan kelas yang akan digunakan dalam penelitian yaitu

kelas V

(3).Melakukan Observasi ke sekolah dan melihat kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran IPA yang dilakukan pada tanggal 27 November dan 4 Desember 2013 dalam siklus I dan siklus II

(4).Merancang Model Pembelajaran Interaktif a. Membuat RPP

b. Menyiapkan instrumen (pedoman observasi, tes akhir) c. Menyusun hasil belajar siswa

d. Merencanakan tugas kelompok berupa kuisioner

(5). Menyiapkan RP dengan menggunakan Model Pembelajaran Interaktif dalam pembelajaran IPA pada materi pokok makanan dan kesehatan, gangguan pada pencernaan manusia yang sesuai dengan indikator- indikator pada RPP baik siklus I maupun siklus II

2). Tahap Pelaksanaan

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung Sebelumnya penulis melakukan beberapa hal antara lain :

a. Melaksanakan langkah-langkah tindakan sesuai dengan yang sudah direncanakan. Memberikan penjelasan tentang langkah-langkah pelaksanaan model Pembelajaran Interaktif.


(23)

b. Menerapkan Model Pembelajaran Interaktif dengan membagi siswa kedalam 6 kelompok , setiap kelompok berjumlah 4 orang (anak diusahakan untuk bertanya dan menemukan jawabannya)

c. Melaksanakan prosedur pembelajaran Makanan dan kesehatan dengan menggunakan model pembelajaran interaktif

d. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan

e. Menganalisis data hasil belajar yang diperoleh dari hasil observasi f. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala

saat melakukan tahap tindakan

g. Peneliti berdiskusi dengan observer mengenai proses dan hasil pembelajaran materi makanan dan kesehatan untuk merencanakan tindakan perbaikan pada tahap selanjutnya

h. Melakukan kegiatan refleksi siklus I untuk memperbaiki dan merancang pembelajran makanan dan kesehatan dengan menggunakan model pembelajaran interaktif untuk pelaksanaan siklus II.

Secara lebih rinci pelaksanaan tindakan untuk setiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Siklus I

Pada siklus pertama ini Model permbelajaran interaktif dengan Diskusi Kelompok memiliki beberapa langkah :

1) Persiapan; sebelum pembelajaran dimulai guru menugaskan siswa untuk membaca materi yang akan dibahas; guru memberi pengarahan; menerangkan dan membagi kelompok untuk meperlihatkan gambar berupa A. anak yang kurang gizi Dan B anak yang sehat, serta gambar orang berpenyakit gondok dan alat yang di bawa seperti : susu, mie goreng dan Nasi goreng, serta kripik pedas


(24)

2).Kegiatan Penerapan; pada saat pembelajaran memberikan pertnyaan tentang apa yang akan kamu rasakan bila tidak makan selam 2 hari? siswa lain mempersiapkan jawaban dengan cara besrdiskusi dengan teman yang lain.

3). Pertanyaan siswa diarahkan guru sekitar materi ‘Makanan Dan Kesehatan dan juga gannguan pada pencernaan’.

4) Penyelidikan; guru dan siswa memilih pertanyaan yang benar-benar tidak dipahami untuk dieksplorasi lebih jauh.

5).Refleksi; pada pertemuan berikutnya dikelas dibahas hasil penyelidikan mereka; dilakukan perbandingan antara contoh makan yang bersih dan makanan yang tidak bersih dan juga makanan yang seimbang sehari-hari. Untuk memantapkan pemahaman materi; pada akhir kegiatan; guru memberi tugas kepada siswa berupa lembar kerja siswa (LKS)

b. Siklus II

1). Perencanaan (planning)

• Hasil refleksi dievaluasi; didiskusikan; dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya. • Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat Pembelajaran.

• Merancang perbaikan 2 berdasarkan refleksi siklus 1. 2). Tindakan (action)

• Melakukan analiss pemecahan masalah

• Melaksanakan tindakan perbaikan 2 dengan memaksmalkan penerapan mdel pembelajaran interaktf dengan membagi kelompok dan mempersiapkan pertanyaan dengan jawaban sendir


(25)

• Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran interaktif dengan membagi kelompok dan Mempersiapkan pertanyaan dengan jawaban sendiri

• Mencatat perubahan yang terjadi • Menilai hasil tindakan.

4). Refleksi (reflection)

• Merefleksikan proses pembelajaran interaktif dengan membagi kelompok dan mempersiapkan pertanyaan Dengan jawaban sendiri .

• Merefleksi hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran interaktif dengan membagi kelompok dan mempersiapkan pertanyaan dengan jawaban sendiri.

• Menganalisis tema dan hasil akhir penelitian •Rekomendasi.

Indikator keberhasilan yang dicapai pada siklus ini Diharapkan mengalami kemajuan minimal 10% dari siklus 1. Dari tahap kegiatan pada siklus I dan II; hasil yang diharapkan adalah:

• Siswa memiliki kemampuan dan kreativitas serta aktif terlibat dalam proses pembelajaran IPA.

• Terjadi peningkatan prestasi siswa pada mata pelajaran IPA.

3). Tahap Observasi

Observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan guru dan untuk mengamati tingkah laku siswa ketika mengikuti pembelajran IPA yang menerapkan pendekatan Model Pembelajaran Interaktif.

(1). Untuk Peneliti

Kinerja peneliti dalam pembelajaran interaktif ini meliputi mengorientasi siswa dalam pembelajaran, mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-kelompok, membimbing siswa dalam kelompok,


(26)

membimbing siswa dalam mengembangkan dan menyajikan hasil kelompok, serta menganalisis dan mengevaluasi hasil kelompok.

Tabel 3.1

Panduan Lembar Observasi Pelaksanaan Tindakan Kelas Akivitas Guru

No Aspek Yang diamati

Nilai Profil 1 2 3 4 I. Tahap Pendahulan / Kemampuan membuka Pelajaran

1. Mengkondisikan siswa

2. Memberikan informasi tentang tujuan pembelajran

3. Melakukan kegiatan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan yang ada hubungan dengan materi

4. Memotivasi siswa dengan mnampilkan gambar penyakit gondok


(27)

1. Tahap pertama Persiapan :

Guru dan kelas memilih topik dan menemukan informasi yang melatarbelakanginya.Memperlihatkan media pembelajaran

2. Tahap Kegiatan penjelajahan: Lebih melibatkan siswa pada topic

yang sedang dibahas. memberikan penjelasan tentang konsep, membagi siswa menjadi kelompok

3. Tahap Pertanyaan anak:

Saat kelas mengundang siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang topik yang dibahas menuliskan hipotesis yang dibuat oleh siswa berdasarkan perkiraan jawaban siswa

memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusinya

4. Tahap Penyelidikan:

Guru dan siswa memilih pertanyaan untuk dieksplorasi, selama

pembelajaran berlangsung memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusinya


(28)

5. Tahap Refleksi:

Melakukan evaluasi untuk

memantapkan hal-hal yang terbukti dan memisahkan hal-hal yang masih perlu diperbaiki. membimbing siswa dalam mengerjakan LKS

memberikan penguatan dan

penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja paling bagus III. Kemampuan Penutup Pelajaran

1.Meninjau kembali atau menyimpulkan materi kompetensi yang diajarkan 2. memberikan kesempatan bertanya 3. Mengerjakan lembar evaluasi

4.Menginformasikan,materi ajar berikutnya

Jumlah Rata-rata

Keterangan :

Sangat Baik --- à Nilainya 4, Baik --- à Nilainya 3 Cukup --- à Nilainya 2 Kurang --- à Nilainya 1


(29)

(2). Untuk Siswa

Pengamatan terhadap siswa meliputi perhatian siswa saat dijelaskan, bertanya tentang materi yang dipelajari, mengkondisikan diri dalam kelompok, antusias dalam menyelesaikan tugas, menyatukan pendapat dalam diskusi, kerja sama, memberi masukan saat presentasi, memberi respon positif atas jawaban temannya, serta mengerjakan evaluasi secara jujur.

Tabel 3.2

Panduan Observasi Pelaksanaan Tindakan Kelas Aktivitas Siswa

Hari / Tanggal :

No Nama Siswa

Indikator keaktifan

Ket:

Mengemukakan

pendapat Bertanya Menjawab

pertanyaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11


(30)

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Jumlah Persentase KETERANGAN:

DESKRIPTOR: a. PENGAMATAN

1. Pengamatan menggunakan alat dengan tepat 2. Pengamatan pada waktu yang tepat

3. Melakukan pengamatan dengan cermat dan benar

b. KOMUNIKASI

1. Menggunakan kosakata sains dengan tepat 2. Kemampuan bertukar pendapat dengan teman

3. Menyampaikan hasil diskusi dengan lancar (suara dan intonasi jelas)

c. PENARIKAN KESIMPULAN

1. Data untuk kesimpulan lengkap dan benar 2. Kesimpulan berdasarkan data

3. Kesimpulan tepat sesuai dengan tujuan KRITERIA:

NILAI 3 : Jika Tiga Deskriptor Tampak NILAI 2 : Jika Dua Deskriptor Tampak


(31)

NILAI 1 : Jika Satu Deskriptor Tampak

NILAI 0 : Jika Deskriptor Tidak Tampak Sama Sekali Catatan Observer :

4). Tahap Refleksi (Reflection)

(1). Merefleksi proses pebelajaran interaktif dengan kerja kelompok (2). Merefleksi hasil belajar siswa dengan penerapan Model

Pembelajaran Interaktif dengan kerja kelompok (3). Menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian

(4). Rekomendasi 4. Instrumen Penelitian

1). Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumenter. Teknik observasi digunakan untuk menggali berbagai kejadian, peristiwa, keadaan, tindakan yang berkaitan dengan sistem yang berlangsung pada proses pembelajaran di kelas. Jadi observasi dipakai untuk menggali data yang terlihat, terdengar, atau terasakan dimana kesemuanya dipandang sebagai suatu hamparan kenyataan (Stuart, 1977) yang mungkin saja diangkat sebagai aspek penting terkait dengan sistem pembelajaran di sekolah. Teknik wawancara mendalam (in depth interview) digunakan

untuk menggali apa yang ada di dalam proses pembelajarannya baik bagi guru maupun bagi siswa. Sedangkan dokumenter digunakan untuk menggali data yang bersifat dokumen.

2). Analisis Data

Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini dua tahap. Tahap pertama untuk data kuantitatif dianalisis dengan deskriptif


(32)

presentase selanjutnya dimaknai dengan analisis kualitatif.(Supardi,

2006:131). Ketika pengumpulan data berlangsung, penelitian akan dengan

sendirinya terlibat melakukan perbandingan-perbandingan dalam rangka memperkaya data bagi tujuan konseptual, kategori dan teorisasi. Reduksi data dilakukan untuk memastikan data terkumpul dengan selengkap mungkin untuk kemudian dipilah-pilahkan ke dalam suatu konsep tertentu, kategori tertentu, atau tema tertentu (Muhajir, 1989). Untuk menghitung nilai rata-rata dari setiap tes yang dilaksanakan pada setiap siklus sebagai perolehan dari hasil belajaran dengan menggunakan rumus:

X = ∑ = nilai rata-rata,

∑ = Jumlah nilai seluruh siswa

N = Banyaknya siswa yang ikut tes (Sudjana, 2002,67)

Kategori yang peneliti maksud adalah skala yang digunakan untuk dapat memasukkan data sehingga data tersebut dapat dianalisis untuk memudahkan dalam data kuantitatif. Indikator yang dimaksud adalah seperti contoh berikut ini :

Sangat Baik --- à Nilainya 5, Baik --- à Nilainya 4 Cukup --- à Nilainya 3 Kurang --- à Nilainya 2 Sangat Kurang ---à Nilainya 1


(33)

Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel deskriptif presentase, yang dikelompokkan dalam 5 kategori, yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang sebagai berikut :

Tabel 3.3

Presentase Nilai dan Kategori

Dir Dirjen Dikti Depdikbud (1980)

Setelah mendapatkan data dan dianalisis maka data tersebut bisa dibaca secara deskriptif untuk memudahkan dalam membaca laporan hasil penelitian tindakan kelas.

No Nilai Presentase Kategori

1 > 9 > 90 % Baik Sekali

2 7.0 – 8.9 70 – 89 % Baik 3 5.0 – 6.9 50 – 69 % Cukup 4 3.0 – 4.9 30 – 49 % Kurang


(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penggunaan Model Pembalajaran Interaktif dalam pembelajaran IPA pada materi Pencernaan manusia sub pokok bahasan makanan dan kesehatan serta gangguan pada pencernaan di kelas V SDN Rancamalang 3 Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. Penulis mempunyai kesimpulan dan saran-saran bagi pihak yang terkait.

Dengan pengembangan melalui Model Pembelajaran Interaktif, guru mempunyai pengalaman baru dalam penggunaan metode, sehingga dapat dilaksanakan di sekolah secara bervariatif dan berkesinambungan.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran materi makanan dan kesehatan serta gangguan pada pencernaan dengan Model Pembelajaran Interaktif sudah berjalan dengan baik, terbukti dengan adanya kerjasama didalam kelompoknya masing-masing dan memotivasi siswa dalam belajar menjadi meningkat terutama pada pembelajaran IPA, antusias siswa dalam mengungkapkan jawaban juga memberikan gagasan dan ide yang baik.

Dengan keterbatasan yang dimiliki oleh sekolah yang peneliti lakukan, masih dapat dilakukan pembelajaran dengan media yang terbatas pula, sehingga penggunaan media pada materi Makanan dan Kesehatan serta Gangguan pada Pencernaan dibawa oleh siswa sesuai pembagian kelompok dan masing-masing tugasnya. Sehingga terlaksana pembelajaran yang menyenangkan dan tidak mengurangi aktivitas siswa dalam belajar.

1). Perencanaan

Penggunaan model yang bervariatif yang digunakan oleh guru akan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA


(35)

di kelas V , dengan seringnya menggunakan pertanyaan yang dicari sendiri sesuai dengan materi yang diberikan juga mencari jawaban sendiri pula, siswa menjadi aktif baik secara individu maupun dalam kelompoknya. Sehinggaa suasana dalam pembelajaran dan belajar menjadi tidak jenuh siswa menjadi antusias dalam setiap pertanyaan yang diajukan dan ingin menjawabnya. Hasil belajar siswa pun menjadi meningkat.

2). Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas V masih sangat banyak yang belum dipahami oleh siswa , dalam hal ini peneliti mengembangkan Model Pembelajaran Interaktif melalui kerja kelompok yang dibatasi oleh kelebihan dari metode ini pertanyaan dalam pembelajaran difokuskan kepada siswa dan siswa sendiri yang mencari jawabannya. Di SDN Rancamalang 3 di kelas V tentang materi makanan dan kesehatan siswa belum termotivasi dengan materi yang diberikan, sesuai dengan hasil belajar siswa pada Bab I rata-rata nilai siswa masih dibawah KKM, dengan pelaksanaan siklus I dan siklus II siswa dapat termotivasi dengan hasil nilai yang lebih baik dan mencapai nilai KKM yang diinginkan.

3). Hasil Belajar

Dampak penerapan penggunaan Model Pembelajaran Interaktif pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dalam materi Makanan dan Kesehatan serta Gangguan pada Pencernaan yang pada setiap siklusnya mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata pada siklus yang mengalami peningkatan, yaitu siklus I nilai rata-rata 70 yang mengalami peningkatan nilai rata-rata sebelumnya yang hanya 4,83 dengan tingkat ketuntasan belajar siswa pada materi makanan dan kesehatan sebanyak 29,2% dan sebanyak 79,2 % siswa masih berada dibawah KKM. Namun setelah dilakukan siklus II tingkat ketuntasan belajar siswa mencapai 7,5 % dengan nilai rata-rata sebesar 91,66 % yang juga mengalami peningkatan dari nilai rata-rata sebelumnya sebesar 6,75


(36)

menjadi 8,3 telah melebihi dari KKM. secara umum nilai prestasi belajar siswa setelah menggunakan Model Pembelajaran Interaktif mengalami peningkatan.

B. Rekomendasi

Dari hasil penelitian dengan menggunakan Model Pembelajaran Interaktif yang telah dilakukan mempunyai pengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar siswa juga menjadi dorongan guru untuk lebih bervariatif dalam pembelajaran IPA di kelas V SDN Rancamalang 3 Kabupaten Bandung. Adapun beberapa saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Guru akan kreatif akan selalu memberikan inovasi dalam setiap pembelajarannya, salah satunya dengan mempelajari metode yang dapat diterapkan dalam setiap pengajarannya. Model pembelajaran yang digunakan mampu membuat siswa lebih aktif dalam pembelajarannya yang tidak hanya terpusat pada satu arah. Guru tidak hanya menggunakan metode ceramah namun dapat menggabungkan dengan model lain yang menunjang sehingga prestasi belajar siswa lebih baik. Dan fasilitas yang mneunjang diperlukan untuk mendukung setiap pembelajaran.

2. Bagi Kepala Sekolah

Dengan keberhasilan siswa dan guru dalam pembelajaran akan menunjang pada standar kelulusan yang dicapai dengan nilai yang tertinggi khususnya pada mata pelajaran IPA. Standar yang diinginkan oleh sekolah harus melebihi KKM yang telah guru buat ketentuan berdasarkan kegiatan di sekolah tersebut. Dalam kerjasama dengan Orang Tua sebagai orang terdekat, mampu memberikan dorongan atau motivasi yang dapat membuat anak lebih terpacu untuk belajar kearah yang lebih baik yang tidak dibebani oleh pikiran yang tidak perlu sehingga anak dapat terfokus kepada materi yang disampaikan oleh guru dan dapat menyerapnya dengan cepat.


(37)

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini membatasi diri pada PTK belum mengungkap keberhasilan yang berarti, namun Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Interaktif untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.


(38)

Ani Rosmini, 2014

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Ipa

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. (1994). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Remaja RoMadrasah Ibtidaiyah (MI)akarya. Bandung.

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Azmiyawati, Choiril dkk. 2008. IPA 5 Salingtemas. Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Gagne, R.M (1985). The Conditions of Learning Theory of instruction (4th Edition). New York : Holt, Rinehart and Winston.

Hasibuan, J.J, Mudjiono (1988), Proses Belajar Mengajar. CV. Remaja Karya. Bandung.

Hendro Darmodjo, Kaligis, J R E. (1991/1992). Pendidikan IPA II, Hal 7-11 Depdikbud Dirjen Dikti, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

http://carabelajarcepat.com/

http://rafyberbagy.blogspot.com/ Diposkan 15th December 2012 oleh Rafy Zaldy http://ichaledutech.blogspot.com/2013/03/pengertian-belajar-pengertian.html

http://nandasetiawanrock.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

http://tipskesehatan.web.id/wp-content/uploads/2012/06/Gizi-Buruk.jpg

Irwanto, dkk (1991). Psikologi Umum Buku Panduan Mahasiswa. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Kemmis, S. dan MC. Toggart.R. (Ed.1988). TheAction Resesarch Planner. Deakin. Deakin University: Australia

Lemlit-UT, (2003). Jurnal Pendidikan Volume 4, nomor 2. Pusat Studi Lembaga Penelitian Universitas Terbuka.

Lena Wulandari, S.Pd : Skripsi Tahun 2011 ( Mahasiswa UPI tahun 2006)

Muhadjir, Noeng (1989). Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin.


(39)

Ani Rosmini, 2014

Muchtar, dkk. 2004. Fenomena Sains.Ilmu Pengetahuan Alam. Untuk kelas 5 SD. Jakarta: Yudistira.

Mulyasa,F. (2005) Menjadi Guru Profesional : Memciptakan Pembaelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Remaja Madrasah Ibtidaiyah (MI) Karya. Bandung

Poedjiadi,A. (1991). Pendidikan Sains dan Teknologi di Masa yang akan datang.

Disampaikan pada Seminar Puskur Balitbang Dikbud, Jakarta.

Poedjiadi,A. (1991). Mewujudkan LiterasiSains dan Teknologi Melalui Pendidikan, hal 4-6.. Disampaikan pada Seminar FPMIPA IKIP-Bandung. Slavin, RE.(1994). Educational Psychology : Theory and Practice. Masschusetts:

Allyn and Bacon Publisher.

Slavin, RE.(1994). Educational Psychology : Theory Research and Practice. Second Edition. Boston: Allyn and Bacon.

Sobry Sutikno, (2004). Model Pembelajaran Interaksi Sosial, Pembelajaran Efektif dan Retorika. NTP Press. Mataram

Sumber : Gogle Maps, Nov 2013 : 20.15

Sumber: Djumhana (2011) –Perkuliahan Konsep Pembelajaran IPA di SD. UPI Sutarno, N. (2004). Materi Dan Pembelajaran IPA MADRASAH IBTIDAIYAH

(MI). Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Tating, Rachman. 2003. Alam Sahabatku. Ilmu Pengetahuan Alam. Untuk kelas 5 SD. Jakarta: Yudistira.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penggunaan Model Pembalajaran Interaktif dalam pembelajaran IPA pada materi Pencernaan manusia sub pokok bahasan makanan dan kesehatan serta gangguan pada pencernaan di kelas V SDN Rancamalang 3 Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung. Penulis mempunyai kesimpulan dan saran-saran bagi pihak yang terkait.

Dengan pengembangan melalui Model Pembelajaran Interaktif, guru mempunyai pengalaman baru dalam penggunaan metode, sehingga dapat dilaksanakan di sekolah secara bervariatif dan berkesinambungan.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran materi makanan dan kesehatan serta gangguan pada pencernaan dengan Model Pembelajaran Interaktif sudah berjalan dengan baik, terbukti dengan adanya kerjasama didalam kelompoknya masing-masing dan memotivasi siswa dalam belajar menjadi meningkat terutama pada pembelajaran IPA, antusias siswa dalam mengungkapkan jawaban juga memberikan gagasan dan ide yang baik.

Dengan keterbatasan yang dimiliki oleh sekolah yang peneliti lakukan, masih dapat dilakukan pembelajaran dengan media yang terbatas pula, sehingga penggunaan media pada materi Makanan dan Kesehatan serta Gangguan pada Pencernaan dibawa oleh siswa sesuai pembagian kelompok dan masing-masing tugasnya. Sehingga terlaksana pembelajaran yang menyenangkan dan tidak mengurangi aktivitas siswa dalam belajar.

1). Perencanaan

Penggunaan model yang bervariatif yang digunakan oleh guru akan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA


(2)

di kelas V , dengan seringnya menggunakan pertanyaan yang dicari sendiri sesuai dengan materi yang diberikan juga mencari jawaban sendiri pula, siswa menjadi aktif baik secara individu maupun dalam kelompoknya. Sehinggaa suasana dalam pembelajaran dan belajar menjadi tidak jenuh siswa menjadi antusias dalam setiap pertanyaan yang diajukan dan ingin menjawabnya. Hasil belajar siswa pun menjadi meningkat.

2). Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas V masih sangat banyak yang belum dipahami oleh siswa , dalam hal ini peneliti mengembangkan Model Pembelajaran Interaktif melalui kerja kelompok yang dibatasi oleh kelebihan dari metode ini pertanyaan dalam pembelajaran difokuskan kepada siswa dan siswa sendiri yang mencari jawabannya. Di SDN Rancamalang 3 di kelas V tentang materi makanan dan kesehatan siswa belum termotivasi dengan materi yang diberikan, sesuai dengan hasil belajar siswa pada Bab I rata-rata nilai siswa masih dibawah KKM, dengan pelaksanaan siklus I dan siklus II siswa dapat termotivasi dengan hasil nilai yang lebih baik dan mencapai nilai KKM yang diinginkan.

3). Hasil Belajar

Dampak penerapan penggunaan Model Pembelajaran Interaktif pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dalam materi Makanan dan Kesehatan serta Gangguan pada Pencernaan yang pada setiap siklusnya mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata pada siklus yang mengalami peningkatan, yaitu siklus I nilai rata-rata 70 yang mengalami peningkatan nilai rata-rata sebelumnya yang hanya 4,83 dengan tingkat ketuntasan belajar siswa pada materi makanan dan kesehatan sebanyak 29,2% dan sebanyak 79,2 % siswa masih berada dibawah KKM. Namun setelah dilakukan siklus II tingkat ketuntasan belajar siswa mencapai 7,5 % dengan nilai rata-rata sebesar 91,66 % yang juga mengalami peningkatan dari nilai rata-rata sebelumnya sebesar 6,75


(3)

menjadi 8,3 telah melebihi dari KKM. secara umum nilai prestasi belajar siswa setelah menggunakan Model Pembelajaran Interaktif mengalami peningkatan.

B. Rekomendasi

Dari hasil penelitian dengan menggunakan Model Pembelajaran Interaktif yang telah dilakukan mempunyai pengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar siswa juga menjadi dorongan guru untuk lebih bervariatif dalam pembelajaran IPA di kelas V SDN Rancamalang 3 Kabupaten Bandung. Adapun beberapa saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Guru akan kreatif akan selalu memberikan inovasi dalam setiap pembelajarannya, salah satunya dengan mempelajari metode yang dapat diterapkan dalam setiap pengajarannya. Model pembelajaran yang digunakan mampu membuat siswa lebih aktif dalam pembelajarannya yang tidak hanya terpusat pada satu arah. Guru tidak hanya menggunakan metode ceramah namun dapat menggabungkan dengan model lain yang menunjang sehingga prestasi belajar siswa lebih baik. Dan fasilitas yang mneunjang diperlukan untuk mendukung setiap pembelajaran.

2. Bagi Kepala Sekolah

Dengan keberhasilan siswa dan guru dalam pembelajaran akan menunjang pada standar kelulusan yang dicapai dengan nilai yang tertinggi khususnya pada mata pelajaran IPA. Standar yang diinginkan oleh sekolah harus melebihi KKM yang telah guru buat ketentuan berdasarkan kegiatan di sekolah tersebut. Dalam kerjasama dengan Orang Tua sebagai orang terdekat, mampu memberikan dorongan atau motivasi yang dapat membuat anak lebih terpacu untuk belajar kearah yang lebih baik yang tidak dibebani oleh pikiran yang tidak perlu sehingga anak dapat terfokus kepada materi yang disampaikan oleh guru dan dapat menyerapnya dengan cepat.


(4)

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini membatasi diri pada PTK belum mengungkap keberhasilan yang berarti, namun Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Interaktif untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.


(5)

Ani Rosmini, 2014

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Ipa Kelas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. (1994). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Remaja

RoMadrasah Ibtidaiyah (MI)akarya. Bandung.

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Azmiyawati, Choiril dkk. 2008. IPA 5 Salingtemas. Jakarta: Pusat Pembukuan

Departemen Pendidikan Nasional.

Gagne, R.M (1985). The Conditions of Learning Theory of instruction (4th

Edition). New York : Holt, Rinehart and Winston.

Hasibuan, J.J, Mudjiono (1988), Proses Belajar Mengajar. CV. Remaja Karya.

Bandung.

Hendro Darmodjo, Kaligis, J R E. (1991/1992). Pendidikan IPA II, Hal 7-11

Depdikbud Dirjen Dikti, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan http://carabelajarcepat.com/

http://rafyberbagy.blogspot.com/ Diposkan 15th December 2012 oleh Rafy Zaldy http://ichaledutech.blogspot.com/2013/03/pengertian-belajar-pengertian.html

http://nandasetiawanrock.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

http://tipskesehatan.web.id/wp-content/uploads/2012/06/Gizi-Buruk.jpg

Irwanto, dkk (1991). Psikologi Umum Buku Panduan Mahasiswa. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta.

Kemmis, S. dan MC. Toggart.R. (Ed.1988). TheAction Resesarch Planner.

Deakin. Deakin University: Australia

Lemlit-UT, (2003). Jurnal Pendidikan Volume 4, nomor 2. Pusat Studi Lembaga

Penelitian Universitas Terbuka.

Lena Wulandari, S.Pd : Skripsi Tahun 2011 ( Mahasiswa UPI tahun 2006)

Muhadjir, Noeng (1989). Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake


(6)

Ani Rosmini, 2014

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Ipa Kelas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Muchtar, dkk. 2004. Fenomena Sains.Ilmu Pengetahuan Alam. Untuk kelas 5

SD. Jakarta: Yudistira.

Mulyasa,F. (2005) Menjadi Guru Profesional : Memciptakan Pembaelajaran

Kreatif dan Menyenangkan. Remaja Madrasah Ibtidaiyah (MI) Karya. Bandung

Poedjiadi,A. (1991). Pendidikan Sains dan Teknologi di Masa yang akan datang.

Disampaikan pada Seminar Puskur Balitbang Dikbud, Jakarta.

Poedjiadi,A. (1991). Mewujudkan LiterasiSains dan Teknologi Melalui

Pendidikan, hal 4-6.. Disampaikan pada Seminar FPMIPA IKIP-Bandung.

Slavin, RE.(1994). Educational Psychology : Theory and Practice. Masschusetts:

Allyn and Bacon Publisher.

Slavin, RE.(1994). Educational Psychology : Theory Research and Practice.

Second Edition. Boston: Allyn and Bacon.

Sobry Sutikno, (2004). Model Pembelajaran Interaksi Sosial, Pembelajaran

Efektif dan Retorika. NTP Press. Mataram Sumber : Gogle Maps, Nov 2013 : 20.15

Sumber: Djumhana (2011) –Perkuliahan Konsep Pembelajaran IPA di SD. UPI

Sutarno, N. (2004). Materi Dan Pembelajaran IPA MADRASAH IBTIDAIYAH

(MI). Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Tating, Rachman. 2003. Alam Sahabatku. Ilmu Pengetahuan Alam. Untuk kelas 5

SD. Jakarta: Yudistira.


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS V SDN BATURAJA KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 3 64

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL SCIENTIFIC INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH NGASEM KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 2 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL SCIENTIFIC INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH NGASEM KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 2 14

MOTIVASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMP PENDA TAWANGMANGU TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Motivasi Belajar Ipa Siswa Kelas VII SMP Penda Tawangmangu Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION Peningkatan Motivasi Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas III SDN Pekuwon Tahun Pelajaran 2014 / 2015.

0 1 19

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 096742 SIMPANG IV KECAMATAN RAYA KAHEAN TA 2012/2013.

0 2 29

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI Peningkatan Motivasi Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Interaktif Pada Siswa Kelas IV Semester I SDN Wotan 02 Sukolilo Pati Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA SISWA KELAS IV Peningkatan Motivasi Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Interaktif Pada Siswa Kelas IV Semester I SDN Wotan 02 Sukolilo Pati Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 16

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA: Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN Jenet Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2012-2

0 1 36

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG KONSEP PESAWAT SEDERHANA : Penelitian Tindakan Kelas di SDN 2 Cibungur Kelas V Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Bar

0 1 35