MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS V SDN BATURAJA KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

iii

WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

Yusdiana

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(2)

ii

WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh YUSDIANA

ABSTRAK

Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN Baturaja, terdapat permasalahan hasil belajar siswa rendah. Guru juga kurang memanfaatkan model pembelajaran kooperatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif pada siswa kelas V SDN Baturaja.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif dengan pendekatan kualitatif. Prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari tiga siklus, masing-masing siklus menggunakan langkah-langkah: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) observasi; dan (4) refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V sebanyak 18 orang yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar. Rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 61,9, meningkat menjadi 66,3 di siklus II dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 68,1. Ketuntasan belajar siklus I mencapai 61,1 persen (belum tuntas), naik pada siklus II menjadi 72,2 persen (belum tuntas) dan naik lagi pada siklus III menjadi 77,8 persen (tuntas).


(3)

(4)

(5)

(6)

xi

Daftar Isi Halaman

Halaman Depan ……….. i

Abstrak ……… ii

Halaman Judul ……… iii

Halaman Persetujuan ……….. iv

Halaman Pengesahan ………... v

Halaman Pernyataan ……….. vi

Riwayat Hidup ……… vii

Motto ………..viii

Halaman Persembahan ……… ix

Sanwacana ………. x

Daftar Isi ………. xi

Daftar Tabel ………xiii

Daftar Gambar ………..………..xiv

Daftar Lampiran ….……….……… xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Identifikasi Masalah ………..…….……..…… 4

C. Rumusan Masalah……….…….……. 5

D. Tujuan Penelitian ……….… 5

E. Manfaat Penelitian …………..……….……..….. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran ……..... 7

B. Teori Belajar dan Pembelajaran ……… 9

1. Teori Belajar Behaviorisme ………. 9

2. Teori Belajar Kognitivisme………. 10

3. Teori Belajar Humanisme ……… 12

4. Teori Belajar Konstruktivisme ……… 12

C. Hasil Belajar ………..……….………….. 13

D. Model Pembelajaran Kooperatif ……….. 15

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ……….… 15


(7)

xii

Kooperatif 17

E. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia ……… 19

1. Pengertian Bahasa ……….. 19

2. Fungsi dan Tujuan mata Pelajaran Bahasa Indonesia … 20 3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia …… 21

F. Hipotesis Tindakan ……….…….. 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ……… 22

B. Setting Penelitian ……….…….. 22

1. Waktu Penelitian ………. 22

2. Tempat Penelitian …….……… 23

C. Subjek Penelitian ……….……. 23

D. Prosedur Penelitian ……….. 23

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ……….……… 28

1. Observasi ………. 28

2. Tes ……….. 29

F. Analisis Data ………….……….… 29

a. Data kualitatif ……….……….…………. 29

b. Data kuantitatif ………..……….. 29

G. Indikator Keberhasilan ………. 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Siklus I ………..…. 30

a. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ……….. 32

b. Hasil Belajar ………. 33

B. Implementasi Siklus II ………. 34

a. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ……….. 36

b. Hasil Belajar ………. 38

C. Implementasi Siklus III ………. 40

a. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ……….. 42

b. Hasil Belajar ………. 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….……….. 46

B. Saran ………..……… 46

DAFTAR PUSTAKA ……….………….. 48


(8)

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia tidak akan terlepas dari kebudayaan bangsa Indonesia karena bahasa Indonesia dijadikan alat untuk berkomunikasi dari berbagai suku di tanah air. Bahasa Indonesia memang diajarkan sejak anak-anak, tetapi model pengajaran yang baik dan benar tidak banyak dilakukan oleh seorang pengajar. Metode pengajaran bahasa Indonesia tidak dapat menggunakan satu metode karena Bahasa Indonesia sendiri yang bersifat dinamis. Bahasa sendiri bukan sebagai ilmu tetapi sebagai keterampilan sehingga penggunaan metode yang tepat perlu dilakukan.

Pada pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat sekolah dasar sangat mengandalkan penggunaan metode-metode yang aplikatif dan menarik. Pembelajaran yang menarik akan memikat anak-anak untuk terus dan betah mempelajari Bahasa Indonesia sebagai bahasa ke-2 setelah bahasa ibu. Apabila siswa sudah tertarik dengan pembelajaran maka akan dengan mudah meningkatkan prestasi siswa dalam bidang bahasa. Di sebagian siswa, pembelajaran Bahasa Indonesia sangat membosankan karena mereka sudah merasa bisa dan penyampaian materi yang kurang menarik sehingga secara tidak


(9)

langsung siswa menjadi lemah dalam penangkapan materi tersebut. Peneliti sebagai guru Bahasa Indonesia sangat merasakan problem pembelajaran yang terjadi selama ini terutama pada saat siswa menceritakan kembali sebuah wacana/cerita baik yang dibacakan guru maupun dibaca sendiri oleh siswa, siswa merasa kesulitan memahami cerita atau wacana yang telah dibacakan. Siswa kurang baik dalam menceritakan kembali dengan bahasanya sendiri dan cenderung menyalin kalimat-kalimat dari sebuah wacana yang telah dibaca.

Kenyataan menunjukkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN Baturaja Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran masih rendah. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa berikut.

Tabel 1 Data hasil belajar Bahasa Indonesia kelas V SDN Baturaja semester genap tahun pelajaran 2012/2013

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%) ketuntasan

1 90– 94 1 5,6

2 85– 89 1 5,6

3 80– 84 2 11,1 4 65– 79 2 11,1 5 60– 64 4 22,2 6 55– 59 8 44,4 Jumlah 18 100,0

Sumber: Rekapitulasi Dokumen Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN Baturaja Tahun Pelajaran 2012/2013.

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa tergolong kurang memuaskan, hal ini terlihat dari rata-rata nilai akhir semester genap tahun pelajaran 2012/2013 mayoritas siswa masih dibawah KKM yang ditetapkan sekolah yakni ≥65 belum bisa dicapai oleh siswa. Dari 18 siswa hanya 6 orang atau 33,4 persen siswa yang nilai rata-ratanya mencapai KKM.


(10)

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran belum bervariatif, yakni penyampaian materi secara umum oleh guru hanya melalui membaca, menulis, ceramah, tanya jawab dan mengerjakan soal-soal secara individu. Guru belum pernah melakukan pembelajaran kooperatif atau kelompok. Dalam mengajarkan bahasa Indonesia guru hanya membacakan sebuah wacana dan siswa mendengarkan, kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan.

Kondisi seperti ini mengakibatkan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi jika guru bertanya, siswa tidak mau menjawab karena takut salah. Jika guru memberikan kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami juga tidak ada yang mau bertanya. Kondisi seperti ini mengakibatkan rendahnya hasil belajar. Upaya yang dilakukan guru sebaiknya menciptakan suasana pembelajaran di dalam kelas yang mampu membuat siswa lebih aktif. Perencanaan pembelajaran harus matang dengan pemilihan metode yang tepat. Guru seyogyanya dapat memilih metode pembelajaran yang dapat meningkatkan interaksi antara guru dengan siswa maupun interaksi antarsiswa.

Atas dasar itulah, maka diperlukan adanya suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu upaya yang dianggap dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia adalah melalui pembelajaran kelompok, mengingat dengan pembelajaran kelompok dapat meningkatkan


(11)

hubungan kerja sama diantara siswa dalam mengerjakan tugas-tugas sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi atau hasil belajar siswa.

Peneliti akan menggunakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia yaitu pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning).Peneliti beralasan bahwa dalam pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Pembelajaran model ini sangat membantu siswa dalam mengembangkan serta mengaitkan fakta-fakta dan konsep-konsep yang pernah didapatkan dalam pemecahan masalah. Siswa akan lebih mudah dalam menemukan dan menangani konsep-konsep yang sulit jika mereka mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Siswa yang berkemampuan rendah mendapat kesempatan untuk dibimbing oleh temannya yang memiliki wawasan lebih tinggi, sedangkan siswa yang lebih tinggi kemampuannya mempunyai kesempatan untuk menjadi tutor sebaya sehingga pemahamannya semakin baik.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, selanjutnya dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Cara mengajar guru belum bervariasi dan kurang melibatkan siswa melalui pembelajaran kooperatif


(12)

2. Guru dalam melaksanakan proses pembelajaran belum menggunakan model pembelajaran yang tepat. Penyampain materi pembelajaran hanya melalui membaca, mendengar, ceramah, tanya jawab dan mengerjakan latihan.

3. Hasil belajar Bahasa Indonesia masih rendah.

C. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN Baturaja tahun pelajaran 2013/2014?”

D. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif pada siswa kelas V SDN Baturaja.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif.


(13)

2. Bagi guru, sebagai masukan bagi guru dalam upaya meningkatkan hasil pembelajaran bahasa Indonesia melalui pembelajaran kooperatif.

3. Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai acuan sekolah dan kepala sekolah terutama bagi para rekan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran serta dapat memperbaiki proses pembelajaran khususnya Bahasa Indonesia melalui pembelajaran kooperatif.


(14)

A. Belajar dan Pembelajaran

Pengertian belajar secara komprehensif diberikan oleh Bell-Gredler (dalam Winataputra, 2008:1.5) yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan, keterampilan, dan sikap. Seseorang dikatakan belajar jika dalam diri orang tersebut terjadi suatu aktivitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapat diamati relatif lama. Perubahan tingkah laku itu tidak muncul begitu saja, tetapi sebagai akibat dari usaha orang tersebut. Oleh karena itu, proses terjadinya perubahan tingkah laku dengan tanpa adanya usaha tidak disebut belajar.

Belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Sehingga proses belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku dan terjadi karena hasil pengalaman, sehingga dapat dikatakan terjadi proses belajar apabila seseorang menunjukkan tingkah laku yang berbeda meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.


(15)

Sudjana (2001:28) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pemahamannya, pengetahuannya, sikap dan tingkah lakuny, daya penerimaan dan lain-lain aspek yang ada pada individu siswa.

Berdasarkan uraian di atas tentang belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu bentuk perubahan tingkah laku pada diri seseorang sebagai akibat dari pengalaman dan latihan dalam berinteraksi dengan lingkungan yang dialami oleh seseorang.

Sedangkan pembelajaran menurut Gagne, et. al (dalam Winataputra, 2008:1.19), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Sementara dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 butir 20 berbunyi tentang Sisdiknas dirumuskan bahwa, “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dalam konsep pembelajaran tersebut terkandung 5 (lima) aspek, yakni interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar, dan lingkungan belajar. Pembelajaran dalam arti luas merupakan jantungnya dari pendidikan untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.


(16)

Pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang dirancang untuk mendukung proses belajar yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku individu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pembelajaran dalam konteks pendidikan formal, yakni pendidikan di sekolah, sebagian besar terjadi di kelas dan lingkungan sekolah. Sebagian kecil pembelajaran terjadi juga di lingkungan masyarakat, misalnya pada saat kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan upaya sistematis untuk memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar. Pembelajaran harus menghasilkan belajar, tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran.

B. Teori Belajar dan Pembelajaran

Belajar secara umum adalah terjadinya perubahan pada diri orang belajar karena pengalaman. Sedangkan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik (Darsono, Max, dkk, 2000:24).

Proses pembelajaran dipengaruhi oleh pemahaman guru terhadap aliran atau teori belajar. Menurut Muchith (2008:55) ada beberapa jenis aliran atau paham yang dapat dijadikan inspirasi untuk melakukan proses pembelajaran, yakni :

1. Behaviorisme

Teori belajar behaviorisme menyatakan bahwa keberhasilan belajar ditentukan oleh adanya interaksi antara stimulus dan respon yang diterima oleh manusia.


(17)

Mengajar atau mendidik perlu dilakukan dengan cara memperbanyak stimulus dan respon yang diberikan kepada siswa. Salah satu indikasi keberhasilan belajar menurut teori ini adalah adanya perubahan tingkah laku yang nyata dalam kehidupan masyarakat (Muchith, 2008:56).

Muchith (2008:57), mengungkapkan bahwa tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada proses memperluas dan penambahan pengetahuan siswa, sedangkan proses belajar sebagai “mimetic”, yang

menuntut siswa agar memiliki kemampuan mengungkapkan kembali pengetahuan dan pemahaman yang sudah dipelajari baik dalam jangka waktu yang pendek maupun dalam jangka waktu yang panjang, yang diperoleh melalui berbagai cara dalam pembelajaran.

Implikasi dan aplikasi dalam pembelajaran teori ini adalah merancang kondisi belajar yang efektif dengan merumuskan tujuan belajar dan langkah-langkah pembelajaran yang jelas, menggunakan ganjaran dan hukuman sebagai penguat perilaku yang dihasilkan.

2. Kognitivisme

Pada hakekatnya teori kognitif adalah sebuah teori pembelajaran yang cenderung melakukan praktek yang mengarah pada kualitas intelektual peserta didik. Konsekuensi proses pembelajaran harus lebih memberi ruang yang luas agar siswa mengembangkan kualitas intelektualnya. Secara umum proses pembelajaran harus didasarkan atas asumsi umum (Muchith, 2008: 69).


(18)

a). Proses pembelajaran adalah suatu realitas sistem. Artinya, keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh satu aspek/faktor saja, tetapi lebih ditentukan secara simultan dan komprehensif dari berbagai faktor yang ada.

b). Proses pembelajaran adalah realitas kultural/natural. Artinya dalam proses pembelajaran tidak diperlukan adanya berbagai paksaan dengan dalil membentuk kedisiplinan.

c). Pengembangan materi harus benar-benar dilakukan secara kontekstual dan relevan dengan realitas kehidupan peserta didik.

d). Metode pembelajaran tidak dilakukan secara monoton, metode yang bervariasi merupakan tuntutan mutlak dalam proses pembelajaran.

e). Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, sehingga proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.

f). Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada menghafal.

g). Pembelajaran harus memperhatikan perbedaan individual siswa, karena sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar.

Implikasi dan aplikasi dalam pembelajaran adalah membantu siswa memproses informasi dengan efektif, dengan cara menyusun materi pembelajaran dengan sistematis dan akurat membuat hubungan antara pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki pebelajar (Winataputra, 2008: 6.11).


(19)

3. Humanisme

Winataputra (2008:4.1), para pendukung teori ini yakin bahwa perilaku harus dipahami bukan sekadar dikendalikan atau direkayasa. Teori ini mementingkan pilihan pribadi, kreativitas dan aktualisasi diri setiap individu yang belajar. Belajar merupakan suatu proses di mana siswa mengembangkan kemampuan pribadi yang khas dalam bereaksi terhadap lingkungan sekitar. Dengan kata lain, siswa tersebut mengembangkan kemampuan terbaik dalam diri pribadinya.

Pada hakekatnya teori humanistik lebih menekankan pada proses untuk memanusiakan manusia atau peserta didik, yaitu suatu pemahaman atau kesadaran untuk memahami potensi, perbedaan, kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh setiap peserta didik (Muchith, 2008: 94).

4. Konstruktivisme

Muchith (2008:72), menjelaskan bahwa pembelajaran harus mampu memberikan pengalaman nyata bagi siswa, sehingga model pembelajarannya dilakukan secara natural. Penekanan teori konstruktivisme bukan pada membangun kualitas kognitif, tetapi lebih pada proses untuk menemukan teori yang dibangun dari realitas lapangan.

Muchith (2008:72) juga mengatakan belajar bukanlah proses teknologi (robot) bagi siswa, melainkan proses untuk membangun penghayatan terhadap suatu


(20)

materi yang disampaikan. Sehingga proses pembelajaran tidak hanya menyampaikan materi yang bersifat normatif (tekstual) tetapi juga menyampaikan materi yang bersifat kontekstual.

Implikasi dan aplikasi dalam pembelajaran adalah mendorong siswa bersikap lebih otonom dalam menterjemahkan pengetahuan yang diperoleh, melalui memecahkan masalah yang riil, kompleks dan bermakna bagi siswa, dialog dalam kelompok belajar bersama, bimbingan dalam proses pembentukan pemahaman.

Dari keempat teori belajar dan pembelajaran tersebut di atas, sehubungan dengan penelitian yang dilakukan penulis menggunakan teori konstruktivisme mengingat. bahwa siswa mengkonstruksi pengetahuan baru secara bermakna melalui pemahaman materi dengan pengalaman nyata bagi siswa, sehingga model pembelajarannya dilakukan secara natural. Penekanan teori konstruktivisme bukan pada membangun kualitas kognitif, tetapi lebih pada proses untuk menemukan persoalan yang dibangun dari realitas lapangan.

C. Hasil Belajar

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi atau hasil belajar. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Menurut Sudjana (2001:22) prestasi atau hasil belajar adalah


(21)

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dengan mengetahui hasil belajar siswa, seorang guru dapat menentukan kedudukannya dalam kelas, apakah siswa tersebut termasuk ke dalam kategori siswa yang pandai, sedang atau kurang. Biasanya penilaian suatu hasil belajar dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau kalimat dapat dipahami bahwa penilaian dalam arti komplek mencakup segala aspek psikologis siswa, sedangkan dalam arti sempit sebagai bentuk untuk mengukur keberhasilan siswa yang terformat dalam bentuk evaluasi.

Menurut Syarifuddin (2008:14) menyatakan bahwa evaluasi berarti penilaian terhadap tingkat keberhasilan yang telah ditetapkan dalam tingkat pembelajaran. Salah satu tujuan diadakannya evaluasi diantaranya adalah dapat dijadikan sebagai alat penetapan apabila siswa termasuk kategori cepat, sedang dan ataupun lambat dalam arti untuk kemampuan belajarnya.

Menurut Sukmadinata (2006:33) kompetensi adalah perilaku atau performa yang diperlihatkan oleh seseorang dalam beraktivitas, melaksanakan tugas, penyelesaian pekerjaan dan pemecahan masalah yang dibagi menjadi 4 yaitu: 1. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah kecakapan awal yang dikuasai untuk menguasai kompetensi yang lebuh tinggi.

2. Kompetensi Umum

Kompetensi umum adalah penguasaan kecakapan yang diperlukan dalam kehidupanbaik secara social kemasyarakatan dan lingkungan.

3. Kompetensi Operasional/Teknis

Kompetensi operasional atau teknis adalah penguasaan kecakapan yang berkenaan dengan penerapan atau aplikasi dari konsep, prinsip dan pengetahuan dalam kenyataan.


(22)

Kompetensi professional adalah penguasaan kecakapan tingkat tinggi yang menyangkut proses analisis, sintesis, pemecahan masalah, dan menciptakan hal-hal baru.

Dengan demikian yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah hasil usaha yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai untuk mengukur kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotor.

D. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Indrawati, dkk (2009: 78), menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran yang mengembangkan hubungan kerjasama diantara peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas akademik di dalam kelas. Di dalam strategi kooperatif ini ada tiga aspek pengelolaan yang harus diperhatikan, yaitu tugas-tugas yang terstruktur yang harus dikerjakan peserta didik dalam bekerja sama dengan yang lainnya, struktur tujuan, dan struktur penghargaan yang bergantung pada kinerja kelompok baik produk maupun hasil belajar lainnya yang ditampilkan oleh setiap peserta didik dalam proses pembelajaran. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.

Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif menurut Indrawati (2009:79) sebagai berikut:


(23)

a. Peserta didik dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sepenanggungan bersama”

b. Peserta didik bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya seperti milik mereka sendiri.

c. Peserta didik harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.

d. Peserta didik harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.

e. Peserta didik akan dievaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok

f. Peserta didik berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

g. Peserta didik diminta pertanggungjawabannya secara individu atas materi yang dipelajari dalam kelompok kooperatif.

2. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif

Beberapa karakteristik model pembelajaran kooperatif menurut Indrawati (2009: 80), antara lain:

a. Tanggung jawab individu, yaitu: bahwa setiap individu di dalam kelompok mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok, sehingga keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh tanggung jawab setiap anggota.

b. Keterampilan sosial, meliputi seluruh kehidupan sosial, kepekaan sosial dan mendidik peserta didik untuk menumbuhkan pengekangan diri dan pengarahan diri demi kepentingan kelompok. Keterampilan ini mengajarkan peserta didik untuk belajar memberi dan menerima, mengambil dan menerima tanggung jawab, menghormati hak orang lain dan bukan membentuk kesadaran sosial.

c. Ketergantungan yang positif, adalah sifat yang menunjukkan saling ketergantungan satu terhadap yang lain di dalam kelompok secara positif. Keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh peran serta setiap anggota kelompok, karena setiap anggota kelompok dianggap memiliki kontribusi. Jadi peserta didik berkolaborasi bukan berkompetisi.

d. Group processing, proses perolehan jawaban permasalahan dikerjakan oleh kelompok secara bersama-sama.


(24)

3. Jenis-Jenis Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif terdiri atas beberapa variasi model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran yaitu diantaranya: Student Team Achievement Division(STAD), Jigsaw, Group Investigation (GI), Rotating Trio Exchange, dan Group Resume (Isjoni, 2007: 51). Sedangkan Slavin (2010: 11) dalam pembelajaran kooperatif terdapat lima variasi model yang telah dikembangkan dan diteliti secara ekstensif. Tiga model yang dapat diterapkan pada sebagian besar mata pelajaran yaitu: Student Team Achievement Division (STAD), Team Games Tournament(TGT) dan Jigsaw.Dua yang lainnya adalah model kooperatif yang digunakan untuk mata pelajaran tertentu, seperti Cooperative Integrated Reading Compotition (CIRC), untuk keterampilan mengarang dan membaca dalam mata pelajaran bahasa dan Team Accelerated Instruction (TAI) untuk matematika.

4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif

Sanjaya (2006: 247) menuliskan beberapa keunggulan model pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

a. Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu tergantung pada guru, tapi dapat menambah kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagi sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

b. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

c. Pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

d. Pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.


(25)

e. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.

f. Melalui pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.

g. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).

h. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

Disamping keunggulan, model pembelajaran kooperatif juga memiliki kelemahan diantaranya (Sanjaya, 2006:248):

a. Untuk memahami dan mengerti filosofis pembelajaran kooperatif membutuhkan waktu yang lama. Sebagai contoh siswa yang mempunyai kelebihan akan merasa terhambat oleh siswa yang mempunyai kemampuan kurang, akibatnya keadaan seperti ini dapat mengganggu iklim kerjasama dalam kelompok.

b. Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa setiap siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu jika tanpapeer teaching yang efektif, bila dibandingkan dengan pembelajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang harus dipelajari dan dipahami tidak dicapai oleh siswa.

c. Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif kepada hasil kelompok, namun guru perlu menyadari bahwa hasil atau presentasi yang diharapkan sebanarnya adalah hasil atau presentasi setiap individu siswa. d. Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan

kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan ini tidak mungkin dicapai hanya dalam waktu satu atau beberapa kali penerapan strategi.

e. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individu.


(26)

Dari beberapa jenis kooperatif tersebut penulis memilih pembelajaran kooperatif pada umumnya yang didasari oleh kelebihan kooperatif.

E. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Bahasa

Bahasa merupakan sarana untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, serta untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan kesusasteraan merupakan salah satu sarana untuk menuju pemahaman tersebut. Fungsi utama bahasa sebagai sarana komunikasi tersebut menuntut setiap warga untuk terampil berbahasa. Bila setiap warga sudah terampil berbahasa, maka komunikasi antar warga akan berlangsung dengan baik (Depag RI, 2004: 106).

Komunikasi yang dimaksud di sini adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang lain dengan menggunakan saluran tertentu. Maksud komunikasi dapat berupa pengungkapan pikiran, gagasan, ide, pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain. Hal itu disampaikan dalam aspek kebahasaan berupa kata, kalimat, paragraf (komunikasi tulis) atau paraton (komunikasi lisan), ejaan dan tanda baca dalam bahasa tulis, serta unsur-unsur prosodi (intonasi, nada, irama, tekanan, tempo) dalam bahasa lisan.

Dalam berkomunikasi tentu ada pihak yang berperan sebagai penyampai maksud dan penerima maksud. Agar komunikasi terjalin dengan baik, maka kedua pihak


(27)

juga harus bisa bekerjasama dengan baik. Kerjasama yang baik itu dapat diciptakan dengan memperhatikan beberapa faktor, antara lain memperhatikan siapa yang diajak berkomunikasi, situasi, tempat, isi pembicaraan, dan media yang digunakan.

2. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Di atas telah dijelaskan pengertian dan fungsi utama bahasa, sedangkan fungsi Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah (Depag RI, 2004: 103):

a. Sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa,

b. sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya,

c. sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,

d. sarana penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah,

e. sarana pengembangan penalaran, dan

f. sarana pemahaman beragam budaya Indonesia melalui khazanah kesusasteraan Indonesia.

Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut (Depag RI, 2004: 104):

a. Peserta didik menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara

b. Peserta didik memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan

c. Peserta didik menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial

d. Peserta didik berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis

e. Peserta didik menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa

f. Peserta didik menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.


(28)

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek mendengar, berbicara, membaca dan menulis.

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah: jika proses pembelajaran dilaksanakan menggunakan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN Baturaja Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2013/2014”


(29)

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan kolaboratif, dimana peneliti bekerja sama dengan rekan sejawat. Tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran di kelas. Semua yang tergabung dalam penelitian ini terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan dan sangat kecil. Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi refleksi, perencanaan, pelaksanaan, dan observasi.

B. Setting Penelitian 1. Waktu Penelitian


(30)

2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN Baturaja Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswa kelas V SDN Baturaja yang berjumlah 18 orang yang terdiri atas 9 orang laki-laki dan 9 orang perempuan.

D. Prosedur Penelitian

Proses pelaksanaan penelitian yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart, dalam Sunyono (2011:46) yaitu setiap langkah/siklus terdiri dari empat tahap yaitu: Perencanaan(planning), tindakan(action), observasi(observation), refleksi (reflection), siklus tindakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Siklus Spiral PTK (Kemmis dalam Sunyono: 2011:46)


(31)

Tahap-tahap dari siklus tersebut diuraikan sebagai berikut:

Siklus I

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan dalam perencanaan meliputi :

1) Menentukan Kompetensi Dasar yang akan dicapai yakni “Menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dan memberikan saran pemecahannya dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa” dan

mengembangkan KD menjadi indikator.

2) Menyusun RPP dengan menggunakan skenario pembelajaran model kooperatif.

3) Menyusun instrumen observasi, baik untuk guru maupun siswa.

4) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa, kinerja guru dan catatan lapangan.

5) Mempersiapkan perangkat tes.

6) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS).

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan guru menerapkan tindakan sebagaimana yang disusun pada tahap perencanaan. Alokasi waktu setiap kali pertemuan adalah 3 x 35 menit menggunakan model pembelajaran kooperatif.


(32)

3. Tahap Pengamatan

Pengamatan adalah kegiatan mendokumentasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif. Pengamatan dilakukan oleh guru mitra menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Pada tahap ini peneliti melihat, mengamati kekurangan dan kelebihannya. Jika ada kekurangannya, maka kekurangan tersebut digunakan sebagai masukan perbaikan pada siklus II, begitu seterusnya sampai indikator keberhasilan tercapai.

Siklus II

Siklus II didasarkan pada kekurangan pada siklus I. 1. Tahap Perencanaan

Kegiatan dalam perencanaan meliputi :

a. Menentukan Kompetensi Dasar yang akan dicapai yakni “Menceritakan hasil pengamatan/kunjungan dengan bahasa runtut, baik dan benar” dan

mengembangkan KD menjadi indikator.

b. Menyusun RPP dengan menggunakan skenario pembelajaran model kooperatif.


(33)

d. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa, kinerja guru dan catatan lapangan.

e. Mempersiapkan perangkat tes.

f. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS).

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan guru menerapkan tindakan sebagaimana yang disusun pada tahap perencanaan. Alokasi waktu setiap kali pertemuan adalah 3 x 35 menit menggunakan model pembelajaran kooperatif.

3. Tahap Pengamatan

Pengamatan adalah kegiatan mendokumentasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif. Pengamatan dilakukan oleh guru mitra menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Pada tahap ini peneliti melihat, mengamati kekurangan dan kelebihannya. Jika ada kekurangannya, maka kekurangan tersebut digunakan sebagai masukan perbaikan pada siklus III, begitu seterusnya sampai indikator keberhasilan tercapai.


(34)

Siklus III

Siklus III didasarkan pada kekurangan pada siklus II. 1. Tahap Perencanaan

Kegiatan dalam perencanaan meliputi :

1) Menentukan Kompetensi Dasar yang akan dicapai yakni “Berwawancara sederhana dengan narasumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dll)

dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa” dan

mengembangkan KD menjadi indikator.

2) Menyusun RPP dengan menggunakan skenario pembelajaran model kooperatif.

3) Menyusun instrumen observasi, baik untuk guru maupun siswa.

4) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa, kinerja guru dan catatan lapangan.

5) Mempersiapkan perangkat tes.

6) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS).

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan guru menerapkan tindakan sebagaimana yang disusun pada tahap perencanaan. Alokasi waktu setiap kali pertemuan adalah 3 x 35 menit menggunakan model pembelajaran kooperatif.


(35)

3. Tahap Pengamatan

Pengamatan adalah kegiatan mendokumentasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif. Pengamatan dilakukan oleh guru mitra menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, memahami dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan. Pada tahap ini peneliti melihat, mengamati kekurangan dan kelebihannya. Jika ada kekurangannya, maka kekurangan tersebut digunakan sebagai masukan perbaikan pada siklus III, begitu seterusnya sampai indikator keberhasilan tercapai. Hasil penelitian pada siklus III sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan, sehingga penelitian tindakan kelas ini berhenti sampai siklus III.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: 1. Observasi

Observasi merupakan kegiatan melihat sesuatu secara cermat untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sesuatu itu. Observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam pengumpulan data aktivitas siswa digunakan lembar observasi yang dilakukan dengan cara menghitung jumlah siswa yang


(36)

melakukan aktivitas belajar pada lembar observasi yang telah disediakan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.

2. Tes

Tes yang diberikan pada penelitian berupa tes pada setiap akhir siklus. Tes ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah pembelajaran matematika. Tes yang dilakukan adalah tes tertulis yang berbentuk uraian.

F. Teknik Analisis Data 1. Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari pengamatan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah siswa yang melakukan aktivitas belajar pada lembar observasi yang telah disediakan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.

2. Data kuantitatif

Analisis data kuantitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru.

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan yang diharapkan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apabila terjadi peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia, yakni minimal 75% siswa telah memperoleh nilai≥65.


(37)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan aktivitas belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN Baturaja tahun pelajaran 2013/2014.

2. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN Baturaja tahun pelajaran 2013/2014.

3. Penerapan pembelajaran kooperatif dapat mengoptimalkan proses pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN Baturaja.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Oleh sebab itu, bila pembelajaran serupa hendak dilanjutkan dan dikembangkan, maka perlu adanya perbaikan dan revisi beberapa kelemahan tersebut. Adapun saran yang dapat diberikan antara lain:


(38)

1. Saran untuk sekolah

a. Hendaknya ada sosialisasi kepada guru untuk mau dan mampu menggunakan model kooperatif dalam setiap pembelajaran demi untuk meningkatkan hasil belajar

b. Memberikan kesempatan kepada guru untuk menerapkan berbagai model pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran di kelasnya. 2. Saran untuk guru

a. Guru selalu berusaha untuk belajar dan berinovasi dalam pembelajaran baik dari buku maupun internet.

b. Kepada semua guru guru hendaknya selalu mencoba menerapkan PTK demi inovasi dan kemajuan dalam bidang pendidikan.

c. Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan ini tidak mungkin dicapai hanya dalam waktu satu atau beberapa kali penerapan strategi.


(39)

Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Depag RI. 2004.Kurikulum 2004. Jakarta: Departemen Agama RI.

Indrawati, dkk. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Bandung: P4TK IPA

Isjoni. 2007. Cooperative Learning Efektifias Pembelajaran Kelompok. Jakarta: Alfabeta

Muchith, M. Saekhan. 2008. Pembelajaran Kontekstual. Semarang: RaSAIL Media Group.

Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembalajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.

Sanjaya, Wina. 2006.Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup Slavin, R.E. 2010. Cooperatif Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa

Media

Sudjana. 2001.Media Pengajaran. Jakarta: Sinar Baru Aglesindo Sukmadinata. 2006.Jenis-Jenis Penelitian. Surabaya: PT. Bina Ilmu

Sunyono. 2011. Modul 34 Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2011 Rayon 07 Universitas Lampung.Lampung: FKIP Unila

Syarifuddin, Muhammad. 2008.Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Fokus Media.

Winataputra, Udin S. 2008.Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka


(40)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

Nama Sekolah : SDN Baturaja Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : V / 1

Aspek : Berbicara

Alokasi Waktu : 3 x 35 menit ( 1 kali pertemuan)

A. Standar Kompetensi :

2. Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara

B. Kompetensi Dasar :

2.1 Menanggapi suatu persoalan atau peristiwa dan memberikan saran pemecahannya dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa C. Indikator :

1. Menemukan persoalan atau peristiwa faktual yang ada di sekitar 2. Memberikan pendapat sesuai dengan peristiwa dengan memperhatikan

pilihan kata dan santun berbahasa

3. Memberikan alasan sesuai dengan peristiwa dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa

4. Memberikan saran pemecahan suatu peristiwa dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa

I. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran kooperatif diharapkan:

1. Secara mandiri siswa dapat menemukan persoalan atau peristiwa yang ada di sekitar

2. Secara mandiri siswa dapat memberikan pendapat sesuai dengan peristiwa dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa

3. Secara mandiri siswa dapat memberikan alasan sesuai dengan peristiwa dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa

4. Secara mandiri siswa dapat memberikan saran pemecahan suatu peristiwa dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa

II. Materi Ajar (Materi Pokok) : Persoalan atau peristiwa faktual


(41)

III. Metode Pembelajaran :

Ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok IV. Langkah-langkah Pembelajaran :

A. Kegiatan Awal (10 menit)

1. Mengucapkan salam kepada siswa 2. Mengabsen siswa

3. Membagi siswa menjadi enam kelompok B. Kegiatan Inti (80 menit)

1. Memberikan pertanyaan awal kepada siswa tentang peristiwa yang pernah dialami atau dilihat oleh siswa

2. Secara berkelompok siswa diminta mencari dan menuliskan peristiwa yang terjadi satu minggu terakhir pada Lembar Kerja Siswa

3. Siswa diminta menceritakan peristiwa yang dialami masing-masing kelompok dalam satu minggu terakhir

4. Anggota lain memberikan tanggapan pada anggota lain

5. kelompok menyimpulkan hasil tanggapan dari masing-masing anggota. C. Kegiatan Akhir (15 menit)

1. Guru meminta siswa merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari

2. Guru merencakan tindak lanjut yang mungkin dapat dilakukan dalam bentuk remidial, pengayaan maupun tugas, serta menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

V. Alat / Bahan / Sumber Belajar

Peristiwa atau persoalan faktual yang terjadi di sekitar VI. Penilaian

Tes : soal-soal uji kompetensi dalam bentuk uraian Unjuk kerja : Presentasi hasil diskusi

Produk (hasil kerja) : laporan tertulis hasil diskusi

Baturaja, 2013 Mengetahui

Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Asnawati, S.Pd Yusdiana


(42)

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Peristiwa Yang Terjadi Dalam Satu Minggu Terakhir

Kejadian Tempat Siapa Apa yang


(43)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

Nama Sekolah : SDN Baturaja Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : V / 1

Aspek : Berbicara

Alokasi Waktu : 3 x 35 menit ( 1 kali pertemuan)

A. Standar Kompetensi :

2. Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara

B. Kompetensi Dasar :

2.2 Menceritakan hasil pengamatan/kunjungan dengan bahasa runtut, baik dan benar

C. Indikator :

1. Siswa dapat memahami laporan hasil kunjungan. 2. Siswa dapat membuat laporan hasil kunjungan. 3. Siswa dapat menyampaikan hasil laporan kunjungan. 4. Siswa dapat menanggapi isi laporan kunjungan. I. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran kooperatif diharapkan:

1. Secara mandiri siswa dapat memahami laporan hasil kunjungan 2. Secara mandiri siswa dapat membuat laporan hasil kunjungan 3. Secara mandiri siswa dapat menyampaikan hasil laporan kunjungan 4. Secara mandiri siswa dapat menanggapi isi laporan kunjungan II. Materi Ajar (Materi Pokok) :

Laporan hasil kunjungan III. Metode Pembelajaran :

Ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok IV. Langkah-langkah Pembelajaran :

A. Kegiatan Awal (10 menit)

1. Mengucapkan salam kepada siswa 2. Mengabsen siswa


(44)

3. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang tempat-tempat yang pernah dikunjungi oleh siswa

B. Kegiatan Inti (80 menit)

1. Siswa dibagi menjadi enam kelompok

2. Guru membagikan kartu bertanya kepada masing-masing anggota kelompok sebanyak 5 buah.

3. Siswa secara berkelompok diminta melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang ada di sekitar sekolah sesuai dengan petunjuk dan perintah yang ada pada kartu perintah.

4. Siswa diminta membuat laporan hasil kunjungan dengan bahasa yang runtut, baik dan benar

5. Siswa diminta manyampaikan/mempresentasikan laporan hasil kunjungan yang telah dibuat. Pada saat mempresentasikan hasil kelompok, kelompok lain diberi kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan menggunakan kartu bertanya. Jika kartu bertanya habis, maka tidak boleh mengajukan pertanyaan lagi, supaya memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya.

C. Kegiatan Akhir (15 menit)

1. Guru meminta siswa merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari

2. Guru merencakan tindak lanjut yang mungkin dapat dilakukan dalam bentuk remidial, pengayaan maupun tugas, serta menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

VI. Alat / Bahan / Sumber Belajar

Tempat-tempat yang ada di sekitar sekolah VI. Penilaian

Tes : soal-soal uji kompetensi dalam bentuk uraian Unjuk kerja : Presentasi hasil diskusi

Produk (hasil kerja) : laporan tertulis hasil kunjungan

Baturaja, 2013 Mengetahui

Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Asnawati, S.Pd Yusdiana


(45)

Kartu Perintah! Petunjuk !

a. Kunjungilah tempat-tempat yang ada di sekitar sekolah dengan pembagian tempat yang dikunjungi sebagai berikut:

Kelompok 1 dan 2 : perpustakaan sekolah Kelompok 3 dan 4 : kantin sekolah Kelompok 5 dan 6 : penggilingan padi

b. Carilah informasi sebanyak-banyaknya sebagai bahan laporanmu!

c. Tulislah laporan pengamatanmu pada selembar kertas folio bergaris dengan memerhatikan ejaan, tanda baca, dan keefektifan kalimat sesuai dengan format laporan yang tertera di bawah ini!

Laporan Hasil Kunjungan Hari, tanggal :

Waktu :

Tempat yang dikunjungi : Alamat : Hasil kunjungan :

……… ……… ………... ……… Penyusun, ttd ……… Kartu Bertanya Penanya : …….………

Kelompok : ……….

Pertanyaan:

……… ……… ………


(46)

Pedoman penilaian:

Aspek yang dinilai Skor maksimal Kesesuaian isi laporan 25 Keruntutan isi laporan 25 Pilihan kata dan struktur kalimat 25

Kerapian 25


(47)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS III

Nama Sekolah : SDN Baturaja Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : V / 1

Aspek : Berbicara

Alokasi Waktu : 3 x 35 menit ( 1 kali pertemuan)

A. Standar Kompetensi :

2. Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara

B. Kompetensi Dasar :

2.3 Berwawancara sederhana dengan narasumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dll.) dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa C. Indikator :

1. Siswa dapat memahami laporan hasil wawancara. 2. Siswa dapat membuat laporan hasil wawancara. 3. Siswa dapat menyampaikan hasil laporan wawancara. 4. Siswa dapat menanggapi isi laporan wawancara. I. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran kooperatif diharapkan:

1. Secara mandiri siswa dapat memahami laporan hasil wawancara 2. Secara mandiri siswa dapat membuat laporan hasil wawancara 3. Secara mandiri siswa dapat menyampaikan hasil laporan wawancara 4. Secara mandiri siswa dapat menanggapi isi laporan wawancara II. Materi Ajar (Materi Pokok) :

Laporan hasil wawancara dengan narasumber III. Metode Pembelajaran :

Ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok IV. Langkah-langkah Pembelajaran :

A. Kegiatan Awal (10 menit)

1. Mengucapkan salam kepada siswa 2. Mengabsen siswa


(48)

3. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang tayangan televisi yang pernah dilihat tentang wawancara dengan narasumber

B. Kegiatan Inti (80 menit)

1. Siswa dibagi menjadi enam kelompok

2. Guru membagikan kartu pertanyaan kepada setiap kelompok.

3. Siswa secara berkelompok diminta melakukan wawancara dengan narasumber yang ada di sekitar sekolah sesuai dengan petunjuk dan perintah yang ada pada kartu perintah.

4. Siswa diminta membuat laporan hasil wawancara dengan bahasa yang runtut, baik dan benar

5. Siswa diminta manyampaikan/mempresentasikan laporan hasil wawancara yang telah dibuat

6. Siswa lain diberi kesempatan untuk menanggapi laporan hasil wawancara yang disampaikan/dipresentasikan oleh siswa.

C. Kegiatan Akhir (15 menit)

1. Guru meminta siswa merefleksikan hal-hal yang telah dipelajari

2. Guru merencakan tindak lanjut yang mungkin dapat dilakukan dalam bentuk remidial, pengayaan maupun tugas, serta menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

VII. Alat / Bahan / Sumber Belajar Narasumber ada di sekitar sekolah VI. Penilaian

Tes : soal-soal uji kompetensi dalam bentuk uraian Unjuk kerja : Presentasi hasil diskusi

Produk (hasil kerja) : laporan tertulis hasil kunjungan

Baturaja, 2013 Mengetahui

Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Asnawati, S.Pd Yusdiana


(49)

Kartu Pertanyaan! Petunjuk !

a. Lakukanlah wawancara dengan narasumber yang ada di sekitar sekolah dengan pembagian narasumber sebagai berikut:

Kelompok 1 dan 2 : pedagang kantin 1 (berjualan nasi uduk) Kelompok 3 dan 4 : pedagang kantin 2 (berjualan es kelapa muda) Kelompok 5 dan 6 : pedagang kantin 1 (berjualan makanan ringan)

b. Lakukanlah wawancara dengan bahasa yang santun untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya sebagai bahan laporanmu!

c. Tulislah laporan hasil wawancaramu pada selembar kertas folio bergaris dengan memerhatikan ejaan, tanda baca, dan keefektifan kalimat sesuai dengan format laporan yang tertera di bawah ini!

Laporan Hasil Wawancara Hari, tanggal :

Waktu :

Narasumber : Pekerjaan : Hasil wawancara :

……… ……… ………... ………

Penyusun, ttd


(50)

Pedoman penilaian:

Aspek yang dinilai Skor maksimal Kesesuaian isi laporan 25 Keruntutan isi laporan 25 Pilihan kata dan struktur kalimat 25

Kerapian 25


(51)

HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF SIKLUS I

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 Aji Ahlul Munajat 55 Belum tuntas 2 Alan Setiawan 65 Tuntas 3 Alfi Sahrin 75 Tuntas 4 Ananda 75 Tuntas 5 Bela Permata Sari 75 Tuntas 6 Deta Nurmalia 45 Belum tuntas 7 Elisa Fatika Sari 40 Belum tuntas 8 Eva Ulfa Riyah 70 Tuntas 9 Fiqri Antoni 70 Tuntas 10 Haris Meilani 65 Tuntas 11 Lusi Wulandari 75 Tuntas 12 Nurlaila 60 Belum tuntas 13 Restu Prayoga 50 Belum tuntas 14 Riski Junaidi 50 Belum tuntas 15 Rofiqul Anam 65 Tuntas 16 Toharoh 65 Tuntas 17 Vico Tama Grahan 50 Belum tuntas 18 Wahyu Febrianto 65 Tuntas Siswa yang Tuntas 11 61,1% Siswa yang Belum Tuntas 7 38,9% Rata-rata 61,9


(52)

HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF SIKLUS II

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 Aji Ahlul Munajat 60 Belum tuntas 2 Alan Setiawan 70 Tuntas 3 Alfi Sahrin 70 Tuntas 4 Ananda 70 Tuntas 5 Bela Permata Sari 66 Tuntas 6 Deta Nurmalia 60 Belum tuntas 7 Elisa Fatika Sari 63 Belum tuntas 8 Eva Ulfa Riyah 70 Tuntas 9 Fiqri Antoni 70 Tuntas 10 Haris Meilani 65 Tuntas 11 Lusi Wulandari 75 Tuntas 12 Nurlaila 56 Belum tuntas 13 Restu Prayoga 60 Belum tuntas 14 Riski Junaidi 75 Tuntas 15 Rofiqul Anam 65 Tuntas 16 Toharoh 68 Tuntas 17 Vico Tama Grahan 65 Tuntas 18 Wahyu Febrianto 65 Tuntas Siswa yang Tuntas 13 72,2 % Siswa yang Belum Tuntas 5 27,8 % Rata-rata 66,3


(53)

HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF SIKLUS III

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 Aji Ahlul Munajat 65 Tuntas 2 Alan Setiawan 75 Tuntas 3 Alfi Sahrin 70 Tuntas 4 Ananda 70 Tuntas 5 Bela Permata Sari 65 Tuntas 6 Deta Nurmalia 60 Belum tuntas 7 Elisa Fatika Sari 63 Belum tuntas 8 Eva Ulfa Riyah 75 Tuntas 9 Fiqri Antoni 70 Tuntas 10 Haris Meilani 65 Tuntas 11 Lusi Wulandari 75 Tuntas 12 Nurlaila 60 Belum tuntas 13 Restu Prayoga 62 Belum tuntas 14 Riski Junaidi 75 Tuntas 15 Rofiqul Anam 65 Tuntas 16 Toharoh 70 Tuntas 17 Vico Tama Grahan 65 Tuntas 18 Wahyu Febrianto 75 Tuntas Siswa yang Tuntas 14 77,8 % Siswa yang Belum Tuntas 4 22,2 % Rata-rata 68,1


(54)

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SIKLUS I

No Nama Siswa Aktivitas bertanya Aktivitas menjawab Aktivitas mengerjakan

tugas kelompok

Aktivitas dalam diskusi kelompok

1 Aji Ahlul Munajat -   

2 Alan Setiawan  -  

3 Alfi Sahrin - -  

4 Ananda -   

5 Bela Permata Sari - -  

6 Deta Nurmalia  -  

7 Elisa Fatika Sari -  -

-8 Eva Ulfa Riyah - -  

9 Fiqri Antoni  -  

10 Haris Meilani -   

11 Lusi Wulandari  -  

12 Nurlaila -  -

-13 Restu Prayoga  - -

-14 Riski Junaidi -  -

-15 Rofiqul Anam  -  

16 Toharoh -   

17 Vico Tama Grahan  - -

-18 Wahyu Febrianto -   

Jumlah Siswa 7 8 10 10

Persentase 38,9 44,4 55,6 55,6


(55)

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SIKLUS II

No Nama Siswa Aktivitas bertanya Aktivitas menjawab Aktivitas mengerjakan

tugas kelompok

Aktivitas dalam diskusi kelompok

1 Aji Ahlul Munajat -   

2 Alan Setiawan    

3 Alfi Sahrin - -  

4 Ananda    

5 Bela Permata Sari - -  

6 Deta Nurmalia  -  

7 Elisa Fatika Sari -  -

-8 Eva Ulfa Riyah -   

9 Fiqri Antoni  -  

10 Haris Meilani -   

11 Lusi Wulandari  -  

12 Nurlaila -  -

-13 Restu Prayoga  - 

-14 Riski Junaidi -  -

-15 Rofiqul Anam  -  

16 Toharoh -   

17 Vico Tama Grahan  - -

-18 Wahyu Febrianto -   

Jumlah Siswa 8 10 12 11

Persentase 44,4 55,6 66,7 61,1


(56)

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SIKLUS III

No Nama Siswa Aktivitas bertanya Aktivitas menjawab Aktivitas mengerjakan

tugas kelompok

Aktivitas dalam diskusi kelompok

1 Aji Ahlul Munajat -   

2 Alan Setiawan    

3 Alfi Sahrin - -  

4 Ananda    

5 Bela Permata Sari - -  

6 Deta Nurmalia  -  

7 Elisa Fatika Sari   -

-8 Eva Ulfa Riyah -   

9 Fiqri Antoni  -  

10 Haris Meilani -   

11 Lusi Wulandari  -  

12 Nurlaila -  

-13 Restu Prayoga  -  

14 Riski Junaidi   -

-15 Rofiqul Anam  -  

16 Toharoh -   

17 Vico Tama Grahan   -

-18 Wahyu Febrianto -   

Jumlah Siswa 10 11 13 12

Persentase 55,6 61,1 72,2 66,7


(57)

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I

No Aspek yang diamati Skor

I A Pendahuluan

1 Memotivasi siswa 2

2 Menyampaikan tujuan pembelajaran 3

3 Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 2

4 Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar 3

II B Kegiatan Inti

1 Membuat kelompok 3

2 Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa 2

3 Membimbing siswa melakukan kegiatan 2

4 Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok 2

5 Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan 3

6 Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep 2

III C Penutup

1 Membimbing siswa membuat rangkuman 2

2 Memberikan evaluasi 3

Skor Perolehan 29


(58)

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

SIKLUS II

No Aspek yang diamati Skor

I A Pendahuluan

1 Memotivasi siswa 3

2 Menyampaikan tujuan pembelajaran 3

3 Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 2

4 Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar 3

II B Kegiatan Inti

1 Membuat kelompok 3

2 Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa 2

3 Membimbing siswa melakukan kegiatan 3

4 Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok 2

5 Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan 3

6 Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep 2

III C Penutup

1 Membimbing siswa membuat rangkuman 2

2 Memberikan evaluasi 3

Skor Perolehan 31


(59)

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

SIKLUS III

No Aspek yang diamati Skor

I A Pendahuluan

1 Memotivasi siswa 3

2 Menyampaikan tujuan pembelajaran 3

3 Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 3

4 Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar 3

II B Kegiatan Inti

1 Membuat kelompok 3

2 Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa 2

3 Membimbing siswa melakukan kegiatan 3

4 Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok 3

5 Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan 3

6 Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep 2

III C Penutup

1 Membimbing siswa membuat rangkuman 2

2 Memberikan evaluasi 3

Skor Perolehan 33


(60)

(61)

PEMERINTAH KABUPATEN PESAWARAN UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN WAY LIMA

SEKOLAH DASAR NEGERI BATURAJA

Alamat : Jl. Raya Baturaja Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Kode Pos 35381

SURAT KETERANGAN

Nomor : . Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Asnawati, S.Pd

NIP : 19580107 197803 2 002 Jabatan : Kepala Sekolah

Instansi : SDN Baturaja, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran Menerangkan bahwa:

Nama : Yusdiana NPM : 1113109050

Jabatan : Mahasiswa S-1 PGSD Dalam Jabatan Universitas Lampung

Telah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas di kelas V SDN Baturaja, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas V SDN Baturaja Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2013/2014”, pada bulanOktober 2013.

Demikian surat keterangan ini diberikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Dikeluarkan di: Baturaja

Pada tanggal : Oktober 2013 Kepala SDN Baturaja

Asnawati, S.Pd


(62)

Surat Kesediaan sebagai Teman Sejawat dalam Penyelenggaraan PTK

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Sri Riwayati, S.Pd. NIP : 19650903 198603 2 011 Tempat mengajar : SDN Baturaja

Alamat sekolah : Desa Baturaja, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran

Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam pelaksanaan PTK atas nama:

Nama : Yusdiana NPM : 1113109050 Tempat mengajar : SDN Baturaja

Alamat sekolah : Desa Baturaja, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran

Demikian agar surat pernyataan ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Baturaja, Juli 2013 Teman sejawat,

Sri Riwayati, S.Pd.


(63)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yusdiana NPM : 1113109050 Menyatakan bahwa:

Nama : Sri Riwayati, S.Pd. NIP : 19650903 198603 2 011 Jabatan : Guru kelas VI

Tempat mengajar : SDN Baturaja

Alamat sekolah : Desa Baturaja, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran

Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, yang merupakan tugas Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Baturaja, Juli 2013 Kepala Sekolah, Peneliti,

Asnawati, S.Pd Yusdiana


(64)

(1)

68

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

SIKLUS III

No Aspek yang diamati Skor

I A Pendahuluan

1 Memotivasi siswa 3

2 Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 3 Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 3 4 Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar 3 II B Kegiatan Inti

1 Membuat kelompok 3

2 Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa 2 3 Membimbing siswa melakukan kegiatan 3 4 Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok 3 5 Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan 3 6 Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep 2 III C Penutup

1 Membimbing siswa membuat rangkuman 2

2 Memberikan evaluasi 3

Skor Perolehan 33

Nilai Kinerja Guru 68,8 Lampiran 15: Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III


(2)

69 Lampiran 16: Surat izin penelitian


(3)

70

PEMERINTAH KABUPATEN PESAWARAN UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN WAY LIMA

SEKOLAH DASAR NEGERI BATURAJA

Alamat : Jl. Raya Baturaja Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Kode Pos 35381

SURAT KETERANGAN

Nomor : . Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Asnawati, S.Pd

NIP : 19580107 197803 2 002 Jabatan : Kepala Sekolah

Instansi : SDN Baturaja, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran Menerangkan bahwa:

Nama : Yusdiana NPM : 1113109050

Jabatan : Mahasiswa S-1 PGSD Dalam Jabatan Universitas Lampung

Telah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas di kelas V SDN Baturaja, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas V SDN Baturaja Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2013/2014”, pada bulanOktober 2013.

Demikian surat keterangan ini diberikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Dikeluarkan di: Baturaja

Pada tanggal : Oktober 2013 Kepala SDN Baturaja

Asnawati, S.Pd

NIP 19580107 197803 2 002 Lampiran 17: Surat keterangan telah melaksanakan penelitian


(4)

71

Surat Kesediaan sebagai Teman Sejawat dalam Penyelenggaraan PTK

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Sri Riwayati, S.Pd.

NIP : 19650903 198603 2 011

Tempat mengajar : SDN Baturaja

Alamat sekolah : Desa Baturaja, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran

Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam pelaksanaan PTK atas nama:

Nama : Yusdiana

NPM : 1113109050

Tempat mengajar : SDN Baturaja

Alamat sekolah : Desa Baturaja, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran

Demikian agar surat pernyataan ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Baturaja, Juli 2013 Teman sejawat,

Sri Riwayati, S.Pd.

NIP 19650903 198603 2 011 Lampiran 18: Surat kesedian sebagai teman sejawat


(5)

72

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yusdiana

NPM : 1113109050

Menyatakan bahwa:

Nama : Sri Riwayati, S.Pd.

NIP : 19650903 198603 2 011

Jabatan : Guru kelas VI Tempat mengajar : SDN Baturaja

Alamat sekolah : Desa Baturaja, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran

Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, yang merupakan tugas Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Baturaja, Juli 2013

Kepala Sekolah, Peneliti,

Asnawati, S.Pd Yusdiana

NIP 19580107 197803 2 002 NPM 1113109050


(6)

73


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SDN 5 CIPADANG KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 56

PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 2 GEDUNG GUMANTI KECAMATAN TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2013/2014

0 7 129

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 KUTA DALOM KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 76

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 27 82

JUDUL: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KIT MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 3 NEGARA RATU KECAMATAN NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 43

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KIT MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 3 NEGARA RATU KECAMATAN NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 9 10

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS IV SDN PADANG MANIS PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 12 55

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN BAGI SISWA KELAS V SDN 4 CIMANUK KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN

1 11 53

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V SDN 3 WIYONO KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 32

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS V SDN BATURAJA KECAMATAN WAY LIMA KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 3 64