EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING DENGAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN BASIC SKILLS.

(1)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING DENGAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH)

KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN BASIC SKILLS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Program Studi Pendidikan Teknik Elektro S1

Oleh

ZIKRA RUFINA 1000820

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING DENGAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH)

KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN BASIC SKILLS

Oleh Zikra Rufina

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Zikra Rufina

Universitas Pendidikan Indonesia April 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

ZIKRA RUFINA 1000820

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING DENGAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH)

KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN BASIC SKILLS

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Jaja Kustija, M.Sc NIP. 19591231 198503 1 022

Pembimbing II

Wawan Purnama, S.Pd., M.Si NIP. 19671026 199403 1 004

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elekto

Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, S.T., M.SIE. NIP. 19551204 198103 1 002


(4)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 3

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Metode Penelitian ... 5

E.Manfaat/ Signifikansi Penelitian ... 6

F.Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A.Implementasi Kurikulum 2013 ... 8

1. Merancang Pembelajaran Efektif dan Bermakna ... 8

2. Mengorganisasikan Pembelajaran ... 9

3. Memilih dan Menentukan Pendekatan Pembelajaran ... 9

4. Melaksanakan Pembelajaran, Pembentukan Kompetensi dan Karakter ... 9

5. Menetapkan Kriteria Keberhasilan... 10

B.Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 10

1. Pengertian ... 10

2. Hasil Belajar ... 11

C.Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 ... 12

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 12

2. Model Pembelajaran Menyenangkan (Joyful Learning) ... 13


(5)

D.Pendekatan Pembelajaran Kurikulum 2013 ... 20

1. Esensi Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) ... 20

2. Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran ... 20

3. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah... 21

4. Teknik Penilaian dengan Pendekatan Ilmiah ... 27

E.Efektivitas Pembelajaran... 31

F.Mata Pelajaran Basic Skills ... 32

G.Hasil Penelitian yang Relevan ... 33

H.Kerangka Pemikiran Kegiatan Pembelajaran ... 33

I. Hipotesis Penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A.Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian ... 37

1. Lokasi Penelitian ... 37

2. Subjek Populasi/ Sampel Penelitian ... 37

B.Waktu dan Prosedur Penelitian ... 38

1. Waktu Penelitian ... 38

2. Prosedur Penelitian ... 38

C.Desain Penelitian ... 46

D.Metode Penelitian ... 47

E.Definisi Operasional ... 47

F.Instrumen Penelitian ... 49

G.Proses Pengembangan Instrumen ... 50

H.Teknik Pengumpulan Data ... 54

I. Teknik Analisis Data ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62

A.Gambaran Umum Penelitian ... 62

1. Tahapan Penelitian... 62


(6)

B.Pemaparan Data Hasil Penelitian ... 64

1. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian... 64

2. Analisis Deskripsi Data ... 66

C.Pembahasan Data Penelitian ... 75

1. Hasil Uji Normalitas Data ... 75

2. Hasil Uji Gain Normalisasi ... 76

3. Hasil Uji Hipotesis ... 77

4. Hasil Angket Respon Peserta Didik ... 81

D.Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ... 82

1. Temuan Hasil Analisis ... 82

2. Pembahasan Hasil Analisis ... 82

E.Matrik Penelitian ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86

A.Kesimpulan ... 86

B.Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Ketuntasan Minimal Kurikulum 2013 ... 29

Tabel 2.2 Konversi Nilai Kurikulum 2013 ... 30

Tabel 3.1 Roadmap Penelitian ... 46

Tabel 3.2 Desain Penelitian ... 46

Tabel 3.3 Kriteria Validitas Soal ... 51

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal ... 52

Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda... 53

Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran... 54

Tabel 3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 55

Tabel .8 Kriteria Gain Normalisasi ... 56

Tabel 3.9 Tabel Uji Normalitas ... 58

Tabel 3.10. Tingkat Keberhasilan Pencapaian Afektif ... 60

Tabel 3.11 Konversi Skala Likert ... 60

Tabel 3.12 Tingkat Keberhasilan Pencapaian Psikomotor ... 61

Tabel 3.13 Presentase dan Intepretasi Lembar Wawancara ... 61

Tabel 4.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 63

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 65

Tabel 4.3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal ... 66

Tabel 4.4 Hasil Uji Daya Pembeda Item Soal... 66

Tabel 4.5. Data Nilai Pretest, Posttest, dan Gain Normalisasi ... 67

Tabel 4.6 Deskripsi Data Pretest ... 68

Tabel 4.7 Deskripsi Data Posttest ... 69

Tabel 4.8 Data Penilaian Aspek Afektif ... 71

Tabel 4.9 Kriteria Penilaian Aspek Afektif... 71

Tabel 4.10 Deskripsi Data Afektif ... 72

Tabel 4.11 Data Penilaian Aspek Psikomotor... 73

Tabel 4.12 Kriteria Penilaian Aspek Psikomotor ... 74

Tabel 4.13 Deskripsi Data Psikomotor ... 74

Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Data ... 76

Tabel 4.15 Perolehan Hasil Gain Normalisasi ... 76

Tabel 4.16 Hasil Angket Respon Peserta Didik ... 80


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pembelajaran Kurikulum 2013... 21

Gambar 2.2 Pendekatan ilmiah (scientific approach) ... 22

Gambar 2.3 Diagram Kerangka Pemikiran Kegiatan Pembelajaran ... 35

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ... 38

Gambar 3.2 Kurva baku normal uji normalitas ... 57

Gambar 4.1 Histogram Data Pretest ... 68

Gambar 4.2 Histogram Data Posttest ... 70

Gambar 4.3 Histogram Data Afektif ... 72

Gambar 4.4 Histogram Data Psikomotor ... 75

Gambar 4.5 Diagram Data Hasil Uji N-Gain... 76

Gambar 4.6 Uji Hipotesis Pihak Kanan Aspek Kognitif ... 78

Gambar 4.7 Uji Hipotesis Pihak Kanan Aspek Afektif ... 79


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A :

Lampiran A.1 Surat Penelitian

Lampiran A.2 Surat Pengantar Menjadi Mitra Penelitian Lampiran A.3 Hasil Wawancara Awal dengan Guru

Lampiran A.4 Hasil Wawancara Awal dengan Peserta Didik Lampiran A.5 Silabus Basic Skills Tahun Ajaran 2013/2014 Lampiran A.6 Daftar Nilai Peserta Didik

Lampiran A.7 Surat Permohonan Pengisian Lembar Expert Judgement Lampiran A.8 Lembar Expert Judgement Instrumen Penelitian

Lampiran A.9 Kisi-Kisi Instrumen Kognitif Uji Coba

Lampiran A.10 Kunci Jawaban Instrumen Kognitif Uji Coba Lampiran A.11 Soal Instrumen Kognitif Uji Coba

Lampiran A.12 Lembar Jawaban Instrumen Kognitif Uji Coba Lampiran A.13 Data Hasil Uji Kognitif Uji Coba

Lampiran A.14 Data Hasil Uji Validitas Lampiran A.15 Data Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran A.16 Data Hasil Uji Tingkat Kesukaran Lampiran A.17 Data Hasil Uji Daya Pembeda

LAMPIRAN B :

Lampiran B.1 Silabus Basic Skills Penelitian

Lampiran B.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penelitian Ke-1 Lampiran B.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penelitian Ke-2 Lampiran B.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penelitian Ke-3 Lampiran B.5 Kisi-Kisi Instrumen Kognitif Pretest-Posttest

Lampiran B.6 Kunci Jawaban Instrumen Kognitif Pretest-Posttest Lampiran B.7 Soal Instrumen Kognitif Pretest-Posttest


(10)

Lampiran B.9 Lembar Kerja Peserta Didik

Lampiran B.10 Lembar Jawaban Instrumen Kognitif Posttest

Lampiran B.11 Lembar Kriteria Pemberian Skala Penilaian Aspek Afektif Lampiran B.12 Lembar Kriteria Penilaian Afektif

Lampiran B.13 Lembar Kriteria Penilaian Psikomotor Lampiran B.14 Lembar Hasil Akhir Penilaian Psikomotor Lampiran B.15 Lembar Observasi Aktivitas Guru

Lampiran B.16 Hasil Wawancara Akhir dengan Guru Lampiran B.17 Hasil Angket Respon Peserta Didik Lampiran B.18 Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen Lampiran B.19 Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen

Lampiran B.20 Tabel Data Skor Pretest, Posttest dan N-Gain Kelas Eksperimen Lampiran B.21 Kelas Interval Pretest, Posttest dan N-Gain Kelas Eksperimen Lampiran B.22 Hasil Uji Normalitas Data Pretest

Lampiran B.23 Hasil Uji Normalitas Data Posttest Lampiran B.24 Hasil Uji Normalitas Data N-Gain

Lampiran B.24 Hasil Uji Hipotesis Pihak Kanan (Aspek Kognitif) Lampiran B.25 Tabel Penilaian Afektif Kelas Eksperimen

Lampiran B.26 Kelas Interval Data Penilaian Afektif Kelas Eksperimen Lampiran B.27 Hasil Uji Normalitas Data Penilaian Afektif Kelas Eksperimen Lampiran B.27 Hasil Uji Hipotesis Pihak Kanan (Aspek Afektif)

Lampiran B.28 Tabel Penilaian Psikomotor Kelas Eksperimen

Lampiran B.29 Kelas Interval Data Penilaian Psikomotor Kelas Eksperimen Lampiran B.30 Hasil Uji Normalitas Penilaian Psikomotor Kelas Eksperimen Lampiran B.30 Hasil Uji Hipotesis Pihak Kanan (Aspek Psikomotor)


(11)

LAMPIRAN C :

Lampiran C.1 Perhitungan Manual Uji Validitas Lampiran C.2 Perhitungan Manual Uji Reliabilitas

Lampiran C.3 Perhitungan Manual Uji Tingkat Kesukaran Lampiran C.4 Perhitungan Manual Uji Daya Pembeda Lampiran C.5 Perhitungan Manual Uji Normalitas Lampiran C.6 Perhitungan Manual Gain Normalisasi Lampiran C.7 Perhitungan Manual Uji Hipotesis Lampiran C.8 Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi t Lampiran C.9 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment Lampiran C.10 Tabel Nilai-Nilai Chi Kuadrat

LAMPIRAN D :

Lampiran D.1 Lembar Asistensi/ Bimbingan Skripsi

Lampiran D.2 Surat Tugas Penunjukkan Dosen Pembimbing Lampiran D.3 Dokumentasi Penelitian


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sejak wacana perubahan dan pengembangan Kurikulum 2013 dimunculkan, timbul berbagai tanggapan dari berbagai kalangan, baik yang setuju (pro) maupun yang tidak setuju (kontra). Menghadapi berbagai tanggapan tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhammad Nuh mengungkapkan bahwa

“Perubahan dan pengembangan kurikulum merupakan persoalan yang sangat penting karena kurikulum harus selalu disesuaikan dengan tuntutan zaman.”

Perlunya perubahan dan pengembangan Kurikulum 2013 didorong oleh beberapa hasil studi internasional tentang kemampuan peserta didik Indonesia dalam kancah internasional. Sebagaimana dikemukakan oleh E. Mulyasa (2013: 60) bahwa : Hasil survei tahun 2007 oleh Global Institute, menunjukkan hanya 5% peserta didik Indonesia yang mampu mengerjakan soal penalaran berkategori tinggi dan 78% dapat mengerjakan soal hapalan berkategori rendah. Data lain diungkapkan oleh Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2009, menempatkan Indonesia pada peringkat bawah 10 besar dari 65 negara peserta PISA.

Dari hasil kedua survei tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar peserta didik Indonesia belum setara dengan negara-negara yang lebih maju. Melalui Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif dengan penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan, serta pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik. Guru dituntut lebih profesional dalam merancang pembelajaran yang efektif dan bermakna (menyenangkan), memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan. Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi juga perlu dilakukan oleh guru agar peserta didik tidak merasa jenuh dan bosan dalam kegiatan belajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.


(13)

2

Mengacu kepada Peraturan Pemerintah (PP) No.19 pasal 19 ayat 1 berbunyi :

“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologi siswa”. Jadi, guru sebagai fasilitator dan mitra belajar bagi peserta didik yang tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi harus kreatif memberikan kemudahan belajar agar peserta didik dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan dan penuh semangat.

Salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di kota Bandung yang telah menerapkan Kurikulum 2013 adalah SMK Negeri 12 Bandung di Jalan Pajajaran, No. 92. Dari hasil wawancara awal dengan guru yang mengajar Basic Skills, terdapat beberapa kendala dalam memilih model dan pendekatan pembelajaran sesuai dengan tema Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi. Hal ini disebabkan oleh rumusan kurikulum yang lambat disosialisasikan pemerintah, sehingga sebagian

besar guru belum siap dalam merealisasikan implementasi Kurikulum 2013. Dari hasil wawancara awal dengan beberapa peserta didik kelas X yang telah

belajar materi pengenalan dan penggunaan alat ukur listrik, terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran, yaitu rasa jenuh dan bosan yang dialami peserta didik karena materi yang diajarkan guru hanya digambarkan di papan tulis dan disampaikan secara lisan. Selain itu, suasana belajar yang monoton dan tidak menarik mengakibatkan rasa malas dan tidak bersemangat. Kemudian dari hasil ulangan harian terlihat bahwa peserta didik yang dapat mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) di atas 75 hanya 25 % saja.

Dengan adanya latar belakang tersebut dan diperoleh fakta bahwa masih rendahnya aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada materi pengenalan dan penggunaan alat ukur listrik, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Joyful Learning Dengan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Basic Skills”.


(14)

3

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang telah diuraikan dan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah :

1. Kurangnya pemahaman guru terhadap implementasi Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach), khususnya pada pembelajaran Basic Skill di kelas X SMK Negeri 12 Bandung.

2. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi dan proses pengajaran cenderung berpusat pada guru, sehingga kegiatan belajar terasa monoton.

3. Rendahnya hasil belajar peserta didik pada proses belajar mengajar yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada kompetensi dasar menjelaskan dan mendemonstrasikan alat ukur elektrik dan jenisnya dilihat dari hasil ulangan harian, dimana peserta didik yang dapat mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) di atas 75 hanya 25%.

4. Peserta didik sulit mendalami materi tentang pengenalan dan penggunaan alat ukur listrik yang telah disampaikan guru (aspek kognitif) dan cenderung malas untuk mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional (aspek afektif dan psikomotor), hal ini berdasarkan hasil wawancara awal dengan beberapa peserta didik kelas X semester I yang telah belajar mata pelajaran Basic Skills.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dan beberapa identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana efektivitas penerapan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X SMK Negeri 12 Bandung pada pembelajaran Basic Skills ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor?

2. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap penerapan model pembelajaran

Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) pada proses


(15)

4

Penelitian ini diarahkan kepada efektivitas penerapan model pembelajaran

Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) pada proses

pembelajaran Basic Skills. Adapun identifikasi variabel-variabel penelitian beserta definisi operasionalnya untuk menghindari adanya salah pemaknaan dari setiap istilah yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut :

1. Efektivitas pembelajaran merupakan tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasaran dalam proses pembelajaran (Choirul, 2013:21). Maka, efektivitas pembelajaran dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor dalam pembelajaran

Basic Skills pada materi pengenalan dan penggunaan alat ukur listrik.

2. Pada penelitian ini, kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific

Approach) pada proses pembelajaran Basic Skills materi pengenalan dan

penggunaan alat ukur listrik di kelas X semester II kompetensi keahlian Kelistrikan Pesawat Udara (KPU) di SMK Negeri 12 Bandung.

Pembelajaran menyenangkan (Joyful Learning) adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga peserta didik memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi (Depdiknas, 2004:3). Pendekatan ilmiah (Scientific Approach) adalah pendekatan pembelajaran pada kurikulum 2013 yang meliputi aspek mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membentuk jejaring (Mendikbud, 2013:4).

3. Peningkatan Hasil Prestasi Belajar adalah kemajuan pada hasil belajar yang meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar peserta didik (Syah dalam Sudjana, 2011). Pemahaman materi (aspek kognitif) peserta didik diukur dengan soal-soal tes uji kompetensi dalam bentuk pilihan ganda dan digunakan untuk soal pretest-posttest, sedangkan aspek afektif dan psikomotor diukur dengan lembar penilaian observasi afektif dan lembar penilaian observasi psikomotor dan setiap indikator kriteria penilaian yang digunakan telah di uji ahli (guru mata pelajaran dan dosen pembimbing)


(16)

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai setelah penelitian ini adalah untuk :

1. Menganalisis efektivitas penerapan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X SMK Negeri 12 Bandung pada pembelajaran Basic Skills ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor

2. Mengetahui tanggapan peserta didik terhadap kegiatan belajar mengajar yang menerapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) pada mata pelajaran Basic Skills.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif jenis penelitian eksperimen dengan desain pre-experimental design bentuk

one group pretest-posttest design. Dikatakan pre-experimental design karena desain

ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen / variabel terikat. Jadi, hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen / variabel bebas (Sugiyono, 2010).

Tahapan dalam metode penelitian ini, yaitu dengan memberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik yang diberikan kepada satu kelompok dan disebut sebagai kelas eksperimen. Selanjutnya kelas eksperimen tersebut diberikan suatu perlakuan (treatment) menggunakan model pembelajaran

Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach). Kemudian pada

tahap akhir, kelas eksperimen diberikan tes akhir (posttest) untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan terhadap hasil prestasi belajar peserta didik setelah diterapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific

Approach). Peningkatan hasil prestasi belajar peserta didik ditinjau dari apek kognitif,


(17)

6

E. Manfaat/ Signifikansi Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat/ signifikansi diantaranya sebagai berikut :

1. Bagi sekolah, agar hasil penelitian ini dapat memberikan alternatif penggunaan model pembelajaran bagi guru terutama pada mata pelajaran Basic Skills dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMK Negeri 12 Bandung dengan mengetahui kelayakan penggunaannya.

2. Bagi guru, agar hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai model pembelajaran Joyful

Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) sebagai implementasi

Kurikulum 2013 untuk meningkatkan hasil prestasi belajar peserta didik ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

3. Bagi peserta didik, agar hasil penelitian ini dapat mempermudah peserta didik dalam memahami materi pelajaran, menghilangkan kejenuhan dan kebosanan dalam belajar, dapat meningkatkan hasil belajar, serta minat belajar peserta didik, dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.

4. Bagi pengelola lembaga pendidikan, agar hasil penelitian ini dapat dijadikan inspirasi untuk mengambil kebijakan dalam memaksimalkan pengadaan dan pemanfaatan fasilitas sekolah.

5. Bagi peneliti, agar hasil penelitian ini dapat menjadi sarana aplikasi ilmu kependidikan yang diperoleh selama perkuliahan di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro dan menjadi masukan dalam pengembangan penelitian selanjutnya.

F. Stuktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan atau struktur organisasi dalam sebuah penelitian berperan sebagai pedoman penulisannya agar lebih sistematis dan terarah dalam rangka menuju tujuan akhir yang hendak dicapai.

Adapun sistematika penulisan atau struktur organisasi dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :


(18)

7

BAB I : Pendahuluan

Pendahuluan meliputi : latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan manfaat/ signifikansi penelitian, serta struktur organisasi skripsi.

BAB II : Landasan Teori

Landasan teori berisi tentang : konsep-konsep yang berkaitan dengan model-model pembelajaran, rumus-rumus yang berhubungan dengan statistika penelitian kuantitatif, teori-teori tentang implementasi kurikulum 2013, langkah-langkah atau tahapan-tahapan menggunakan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach), efektivitas dalam pembelajaran, pengenalan pada mata pelajaran Basic Skills, hasil penelitian yang relevan, asumsi dasar, variabel penelitian, serta paradigma dan hipotesis penelitian.

BAB III : Metode Penelitian

Metode penelitian membahas tentang : lokasi dan subjek populasi atau sampel penelitian, desain penelitian dan justifikasi, metode penelitian dan justifikasi, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan alasan rasional, serta teknik analisis data.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian dan pembahasan menjelaskan uraian tentang tahapan pembelajaran, pengelolaan data penelitian, analisis data hasil penelitian, temuan dan pembahasan hasil penelitian, serta matrik penelitian.

BAB V : Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan saran memuat tentang kesimpulan dari hasil analisis temuan penelitian, serta saran bagi para pembaca dan pengguna hasil penelitian.


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 12 Bandung yang berlokasi di Jalan Pajajaran, No. 92 Telp./ Fax 022-6038055, Bandung 40173. Sebagai lokasi penerapan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Basic Skills.

2. Subjek Populasi/ Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Subjek populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X semester II, pada program studi Kelistrikan Pesawat Udara (KPU), tahun ajaran 2013-2014 yang sedang menempuh mata pelajaran Basic Skills dengan salah satu kompetensi

dasarnya adalah “Menjelaskan alat ukur elektrik dan jenisnya dengan berbagai tingkatan ketelitian sesuai dengan pekerjaan.”

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Apa yang dipelajari dari sampel tersebut, maka kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Oleh karena itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Sampel dalam penelitian ini mengambil satu kelas penelitian yang disebut sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas X-B KPU semester II dengan jumlah peserta didik sebanyak 25 orang dan akan diberikan perlakuan (treatmen) dengan menerapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific

Approach). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara sampling purposive. Sampling purposive adalah “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2010). Teknik ini cocok digunakan dalam penelitian ini karena hanya mengambil satu kelas sebagai sampel penelitian.


(20)

38

B. Waktu dan Prosedur Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 14 minggu (Januari s/d April 2014) dimulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir penelitian.

2. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut :

Mulai

Uji Coba Instrumen

Soal Valid

Kelas Eksperimen - Pretest

- Treatment - Posttest

Kesimpulan

Pembuatan Laporan

Selesai ya

tidak

Dibuang

Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan

Tahap Akhir

-Studi Pustaka

-Wawancara awal dengan guru dan peserta didik -Menentukan materi dan sampel

Penyusunan Instrumen Penelitian

Pengolahan Data


(21)

39

1. Tahap Persiapan

a. Studi Pustaka

 Mengidentifikasi Masalah

Kegiatan penelitian dimulai dengan mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di lapangan dan dirasa penting, hangat dan aktual, serta dapat memberikan manfaat kepada lingkungan sekitar jika diteliti.

Studi lapangan melalui pengamatan dilakukan untuk mengetahui gambaran umum penelitan yang berkaitan dengan kurikulum yang digunakan, proses pembelajaran yang sedang berlangsung, model pembelajaran yang diterapkan oleh guru, serta sarana dan fasilitas pembelajaran yang mendukung di SMK Negeri 12 Bandung, terutama pada mata pelajaran Basic Skills.

 Merumuskan Masalah dan Membatasi Masalah

Perumusan masalah terkait dengan fokus masalah dan perlu dibatasi pada faktor atau variabel-variabel yang dominan. Faktor atau variabel-variabel tersebut ada yang melatarbelakangi ataupun diakibatkan oleh fokus masalah.

Adapun rumusan masalah dan pembatasan masalah dalam penelitian ini berkaitan dengan penerapan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) pada pembelajaran Basic Skills.

 Mengumpulkan Landasan Teori

Landasan teori merupakan teori-teori yang mendasari penelitian, baik teori yang berkenaan dengan bidang ilmu yang diteliti maupun metode penelitian. Pengumpulan landasan teori dengan cara studi literatur terhadap beberapa sumber sebagai referensi. Dalam landasan teori dikaji hal-hal yang bersifat empiris dan akurat, serta bersumber dari temuan-temuan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran menyenangkan (Joyful Learning).

 Merumuskan Hipotesis

Rumusan hipotesis dibuat apabila menggunakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan pengolahan data statistik inferensial. Hal-hal pokok yang ingin diperoleh dari penelitian dirumuskan dalam bentuk hipotesis atau pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan hipotesis deskriptif karena mengambil satu sampel dengan pengujian hipotesis pihak kanan.


(22)

40

 Menentukan Desain dan Metode Penelitian

Desain penelitian berisi rumusan tentang langkah-langkah penelitian dengan menggunakan pendekatan, metode penelitian, teknik pengumpulan data dan sumber data tertentu serta alasan-alasan mengapa menggunakan metode tersebut. b. Wawancara Awal

Wawancara awal dilakukan pada guru di bengkel Kelistrikan Pesawat Udara (KPU) yang mengajar mata pelajaran yang akan diteliti, yaitu Basic Skills dan pada beberapa peserta didik kelas X semester I yang telah belajar materi pada mata pelajaran tersebut. Wawancara awal bertujuan untuk mengetahui persepsi awal dan menguatkan latar belakang masalah penelitian.

c. Menentukan Materi Pelajaran dan Sampel Penelitian

Penentuan materi pelajaran yang akan digunakan untuk menerapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) dipilih berdasarkan kompetensi dasar pada silabus. Sampel penelitian adalah kelas X-B semester II pada program studi Kelistrikan Pesawat Udara, yang belum belajar materi pengenalan dan penggunaan alat ukur listrik.

d. Penyusunan Instrumen Penelitian

Kegiatan pengumpulan data didahului oleh penentuan teknik penelitian, penyusunan dan pengujian instrumen pengumpulan data yang akan digunakan. Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

 Lembar tes kognitif berupa soal pilihan ganda sebanyak 34 butir soal yang valid dan memiliki kriteria realibilitas sangat tinggi dan digunakan sebagai soal pretest dan posttest untuk menilai pengetahuan peserta didik.

 Lembar observasi afektif untuk menilai keterampilan sikap peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

 Lembar observasi psikomotor untuk menilai keterampilan praktik peserta didik selama proses pembelajaran praktikum berlangsung.

 Lembar kerja digunakan sebagai bahan pembelajaran dan mengarahkan peserta didik untuk berdiskusi dalam memecahkan suatu permasalahan yang diberikan. Lembar kerja dibuat dengan menerapkan pendekatan ilmiah


(23)

41

(Scientific Approach) yang di dalamnya memuat lima aspek pendekatan, yaitu : mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membentuk jejaring.

 Angket wawancara akhir adalah untuk mengetahui respon atau pendapat peserta didik setelah belajar menggunakan model pembelajaran Joyful

Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach).

e. Uji Coba Instrumen

Menurut Sugiyono (2010) :

Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya. Agar data yang diperoleh bisa relevan (sesuai) dengan tujuan diadakannya pengukuran tersebut.

Sebelum dilaksanakan uji coba instrumen terhadap lembar tes kognitif, terlebih dahulu dilakukan pengujian kelayakan instrumen penelitian yang disebut dengan expert judgement. Pengujian kelayakan instrumen dilakukan untuk menilai apakah butir soal dalam lembar tes kognitif telah sesuai dengan kompetensi dasar pengenalan dan penggunaan alat ukur listrik, serta telah mencapai indikator yang mencakup tujuan pembelajaran. Sedangkan pengujian kelayakan instrumen terhadap lembar penilaian afektif dan psikomotor dilakukan untuk menilai apakah kriteria penilaian dan sikap yang diamati telah sesuai dengan kompetensi inti yang diharapkan. Uji kelayakan instrumen dilakukan dengan menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang kompeten dibidang kelistrikan, kemudian meminta penilaian dan pendapat terhadap kesesuaian dan kelayakan instrumen penelitian.

Setelah dilakukan expert judgement dan merevisi butir soal pada lembar kognitif, serta merevisi indikator penilaian pada lembar afektif dan psikomotor, selanjutnya adalah melakukan tahap uji coba instrumen terhadap butir soal pada lembar kognitif sebanyak 45 butir soal pilihan ganda. Tujuannya adalah untuk mengetahui butir soal yang valid dan tidak valid, serta menilai tingkat reliabilitas soal dan tingkat kesukaran soal. Uji coba instrumen tes kognitif dilakukan pada kelas X-A semester II di bengkel KPU yang berjumlah 31 orang peserta didik dan belum diberikan materi tentang pengenalan dan penggunaan alat ukur listrik. Hasil


(24)

42

jawaban akan dihitung dengan rumus statistika penelitian menggunakan Microsoft

Excel 2007 dan dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, daya beda dan daya

sukarnya. Soal yang dinyatakan valid akan dijadikan soal pretest-posttest pada kelas eksperimen dan soal yang tidak valid akan dibuang. Dalam penelitian ini, soal yang valid sebanyak 34 butir soal dari 45 butir soal yang di uji validitasnya.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pretest (tes awal)

Pretest digunakan untuk menilai pengetahuan awal peserta didik sebelum

melaksanakan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Joyful

Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach). Pretest diberikan

kepada kelas X-B sebagai kelas eksperimen dan dilakukan dengan cara memberikan lembar tes kognitif yang telah dinyatakan valid, sebanyak 34 butir soal pilihan ganda kepada 25 orang peserta didik. Hasil pretest akan dicari nilai rata-ratanya dan dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil posttest untuk melihat nilai rata-rata peningkatan (gain) terhadap hasil belajar kelas eksperimen.

b. Treatment (perlakuan)

Treatment merupakan perlakuan yang diberikan kepada kelas X-B sebagai

kelas eksperimen dengan cara menerapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach). Pada tahapan ini, peneliti disebut sebagai guru dan sampel penelitian pada kelas eksperimen disebut peserta didik.

Adapun langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan merupakan tahapan pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013, yaitu sebagai berikut :

1) Kegiatan awal (pembuka)

Pada kegiatan awal, guru mengucapkan salam dan mengajak peserta didik untuk berdo’a bersama sebelum pembelajaran dimulai, dipimpin oleh ketua kelas. Selanjutnya, guru mengecek kehadiran peserta didik dan menyapa dengan ramah sambil memberikan motivasi untuk membangkitkan semangat belajar peserta didik dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Kemudian guru mengulang kembali pokok-pokok materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya dan menjelaskan tujuan pembelajaran pada hari ini. Terakhir, guru memberikan


(25)

43

2) Kegiatan inti (pembentukan kompetensi dan karakter)

Kegiatan inti dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Joyful

Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) untuk membentuk

kompetensi dan karakter peserta didik. Adapun pendekatan ilmiah sebagai implementasi kurikulum 2013 mencangkup kedalam lima aspek, yaitu :

Mengamati (Observing)

Pada tahap ini guru menampilkan suatu permasalahan yang dapat membuat peserta didik untuk mengamati. Guru mengorientasikan setiap peserta didik untuk melihat dan mengamati beberapa jenis alat ukur listrik.

Menanya (Questioning)

Dari kegiatan mengamati beberapa jenis alat ukur listrik tersebut akan menumbuhkan rasa ingin tahu, minat dan perhatian, serta mendorong peserta didik untuk mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. Dalam hal ini, setiap peserta didik dilatih kesantunan dan keterampilannya dalam berbicara, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berpikir cepat dan sigap dalam menanggapi pertanyaan tersebut dengan memberikan jawaban secara logis, sistematis, serta menggunakan bahasa yang baik dan benar.

Selanjutnya, guru mengorganisir peserta didik untuk membentuk kelompok-kelompok yang terdiri dari 2-3 orang. Adapun pembagian kelompok-kelompok tersebut dilakukan dengan cara yang menyenangkan (Joyful), yaitu dengan membagikan coklat yang berbeda warna bungkusnya kepada setiap peserta didik. Peserta didik yang mendapatkan coklat bungkus merah harus mencari pasangannya yang mendapat coklat bungkus emas. Kemudian peserta didik diminta untuk duduk secara berkelompok-kelompok dan setiap kelompok dibagikan lembar kerja yang mencangkup materi tentang pengenalan dan penggunaan alat ukur listrik dan meliputi tujuan pembelajaran yang direncanakan.

Menalar (Associating)

Menalar merupakan proses berfikir yang logis dan sistematis, pada tahap ini peserta didik diminta untuk berdiskusi secara berkelompok dan mengumpulkan informasi-informasi terhadap permasalahan sebelumnya yang belum terjawab. Guru memantau dan membimbing masing-masing kelompok secara bergantian.


(26)

44

Pada tahap ini akan mendorong keterampilan peserta didik dalam berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.

Mencoba (Experimenting)

Selanjutnya, setiap kelompok diminta secara bergantian untuk maju kedepan dan mencoba penggunaan alat ukur listrik, serta menjelaskan prinsip kerja sesuai fungsinya masing-masing. Kelompok yang berani tampil kedepan akan mendapatkan nilai tambahan dalam aspek afektif dan psikomotornya. Peserta didik dari kelompok lain yang kurang faham boleh mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang tampil di depan.

Membentuk Jejaring (Networking)

Membentuk jejaring esensinya adalah memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja, untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama. Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, serta mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Dalam tahap ini, guru mengaitkan pemahaman materi pembelajaran yang diajarkan dengan pemahaman peserta didik sebelumnya dan mengajak peserta didik untuk mengaplikasikan materi pembelajaran ke dalam kehidupan sehari-hari

3) Kegiatan akhir (penutup)

Adapun kegiatan pada akhir pembelajaran adalah dengan mengajak peserta didik melakukan games saling melempar pertanyaan yang ditulis setiap peserta didik pada selembar kertas yang dibentuk menjadi bulat seperti bola. Peserta didik yang dipilih guru harus menjawab pertanyaan di dalam kertas tersebut dan jawabannya dibenarkan oleh peserta didik yang mebuat pertanyaan. Hal ini bertujuan untuk menilai sejauh mana pengetahuan peserta didik terhadap permasalahan yang telah didiskusikan secara berkelompok, sekaligus sebagai bentuk ice breaking untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (Joyful Learning).


(27)

45

Selanjutnya, guru menyimpulkan proses pembelajaran secara keseluruhan, memberikan pembenaran dan penguatan terhadap pemahaman-pemahaman konsep peserta didik dari hasil diskusi, menambahkan informasi baru tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik dan memberikan motivasi agar peserta didik tidak merasa jenuh dan bosan dalam belajar. Kemudian guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya dan memberikan posttest sebelum menutup kegiatan belajar mengajar.

c. Posttest (tes akhir)

Posttest digunakan untuk mengukur kemajuan dan peningkatan prestasi

belajar peserta didik pada kelas eksperimen setelah melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) pada mata pelajaran Basic Skills pada materi menjelaskan penggunaan alat ukur elektrik. Adapun soal-soal posttest yang diberikan setelah perlakuan (treatment) sama dengan soal pretest sebelum diberikan perlakuan.

3. Tahap Akhir

a. Pengolahan Data

Pengolahan data menjelaskan teknik dan langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah atau menganalisis data. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif, berupa tabel, grafik, profil, bagan atau menggunakan statistik inferensial berupa korelasi, regresi, perbedaan, analisis jalur, statistika penelitian dan lain-lain.

b. Kesimpulan

Hasil analisis data masih berbentuk temuan yang belum diberi makna. Pemberian makna atau arti dari temuan dilakukan melalui interferensi yang dibuat dengan melihat makna hubungan antara temuan yang satu dengan yang lainnya, antara temuan dengan konteks ataupun dengan kemungkinan penerapannya. c. Pembuatan Laporan

Pembuatan laporan merupakan wujud nyata penelitian berupa tulisan dan dilengkapi dengan dokumentasi-dokumentasi saat melakukan penerapan model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian.


(28)

46

Sedangkan roadmap pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut :

Tabel 3.1 Roadmap Penelitian

Tahap Penelitian

Waktu Penelitian Januari 2014,

minggu ke- :

Februari 2014, minggu ke- :

Maret 2014, minggu ke- :

April 2014, minggu ke-: 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5

Persiapan

Pelaksanaan

Akhir

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group

Pretest-Posttest Design. Tahapan penelitiannya yaitu dengan melakukan satu kali

pengukuran sebelum adanya perlakuan dan setelah diberikan perlakuan.

Alur dari penelitian ini adalah dengan memberikan pretest kepada kelas eksperimen, kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan (treatment) yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach), setelah itu diberi posttest.

Secara sederhana desain penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut. Tabel 3.2 Desain Penelitian

(Arikunto, S., 2010: 124)

Keterangan :

O1 : Tes awal (pretest) kepada kelas eksperimen yang dilakukan sebelum

menerapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach).

X : Perlakuan (treatment) kepada kelas eksperimen berupa pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach).

O2 : Tes akhir (posttest) kepada kelas eksperimen yang dilakukan setelah

menerapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach).

Pretest Treatment Posttest


(29)

47

D. Metode Penelitian

Metode penelitian digunakan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti dan mencapai tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2010) “Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian penelitian kuantitatif jenis penelitian eksperimen dengan desain pre-experimental

design bentuk one group pretest-posttest design.

Metode penelitian pre-experimental belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen atau variabel terikat. Jadi, hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan dampel tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2010).

Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan perlakuan kepada satu kelas yang menjadi kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran

Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) dalam proses

pembelajaran. Kemudian dari hasil Pretest dan Posttest tersebut akan diolah secara statistik dan menghasilkan hasil penelitian berupa angka-angka.

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui peningkatan hasil prestasi belajar peserta didik yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor pada materi pengenalan dan penggunaan alat ukur listrik yang menerapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach).

E. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan pemahaman dan perbedaan penafsiran berkaitan dengan istilah-istilah tertentu.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Moh. Nasir (1988) bahwa “Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara


(30)

48

memberikan arti, atau menspesifikasikan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.”

Oleh karena itu, untuk menghindari adanya salah pemaknaan dari setiap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka secara operasional istilah-istilah tersebut didefinisikan sebagai berikut :

1. Efektivitas pembelajaran merupakan tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasaran dalam proses pembelajaran (Choirul, 2013:21).

2. Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang dilakukan oleh guru agar peserta didik dapat maksimal dalam memahami materi pelajaran dan memiliki kompetensi dari materi yang dipelajari (Prakoso, A., 2013:1).

3. Pembelajaran menyenangkan (Joyful Learning) adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga peserta didik memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi (Depdiknas, 2004:3).

4. Pendekatan ilmiah (Scientific Approach) adalah pendekatan pembelajaran pada kurikulum 2013 yang meliputi aspek mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membentuk jejaring (Mendikbud, 2013:4).

5. Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai seseorang, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotor (Mulyasa, 2013:66).

6. Hasil belajar adalah perubahan dibidang kognitif, afektif dan psikomotor pada proses belajar mengajar yang dialami peserta didik (Sudjana, 2011:2).

7. Penguasaan Materi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan bahwa penguasaan mengandung pengertian pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan (pengetahuan, kepandaian dan sebagainya). 8. Alat ukur listrik adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur

besaran-besaran listrik dengan tingkatan ketelitian tertentu (Modul Basic Skills, 2013). 9. Multimeter Analog adalah alat pengukur besaran listrik yang menggunakan

tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan probe (Modul Basic Skills, 2013).


(31)

49

10.Mata Pelajaran Basic Skills merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di SMK Negeri 12 Bandung pada program studi Kelistrikan Pesawat Udara yang bertujuan agar peserta didik mampu memahami fungsi, konstruksi maupun mengetahui prinsip kerja dari alat ukur pesawat udara sehingga dapat mengaplikasikannya pada dunia penerbangan, khususnya dalam pemasangan dan perawatan instrument pesawat udara (Modul Basic Skills, 2013).

11.Peningkatan Hasil Prestasi Belajar adalah kemajuan pada hasil belajar yang meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar peserta didik (Syah dalam Sudjana, 2011).

F. Instrumen Penelitian

“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati” (Sugiyono, 2010).

Berdasarkan pengertian tersebut, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat sebagai berikut :

1. Lembar Tes Kognitif

Adapun lembar tes kognitif digunakan untuk penilaian dalam aspek kognitif peserta didik yang diberikan pada saat pretest (tes awal) digunakan untuk mengukur kemampuan awal peserta didik pada kelas eksperimen dan diberikan pada saat posttest (tes akhir) untuk mengukur kemajuan dan peningkatan prestasi belajar peserta didik pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan sebanyak tiga kali pertemuan/ tatap muka di kelas.

2. Lembar Penilaian Afektif dan Psikomotor

Lembar penilaian afektif digunakan untuk menilai keterampilan sikap peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung, sedangkan lembar penilaian psikomotor untuk menilai keterampilan psikomotor peserta didik selama proses pembelajaran praktikum berlangsung.

3. Lembar Wawancara Akhir

Lembar wawancara akhir diberikan kepada peserta didik kelas X-B yang menjadi kelas eksperimen, tujuannya untuk mengetahui respon peserta didik terhadap model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan Scientific.


(32)

50

G. Proses Pengembangan Instrumen

1. Kriteria Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2010), mengemukakan bahwa data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu, yaitu : Valid, Reliabel dan Obyektif.

Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Data yang telah terkumpul sebelum diketahui validitasnya dapat diuji melalui pengujian reliabilitas dan obyektivitas. Pada umumnya, data yang valid pasti reliabel dan obyektif (Sugiyono, 2010).

Reliabel menunjukkan derajat konsistensi data dalam interval waktu tertentu. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil tes yang tetap. Data yang reliabel belum tentu valid. Sedangkan obyektif berkenaan dengan kesepakatan banyak orang dan data yang obyektif juga belum tentu valid (Sugiyono, 2010).

2. Uji Instrumen Penelitian a. Uji Validitas Instrumen

Perhitungan validitas instrumen dalam penelitian menggunakan korelasi

product moment yang dikemukakan oleh Pearson:

(Arikunto, 2010: 213) Keterangan : = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y,

dua variabel yang dikorelasikan

= Jumlah skor tiap peserta didik pada item soal = Jumlah skor total seluruh peserta didik n = Jumlah sampel penelitian

Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai validitas ditunjukkan oleh tabel 3.3 berikut :


(33)

51

Tabel 3.3 Kriteria Validitas Soal

(Arikunto, 2010: 160)

Setelah diketahui koefisien korelasi, selanjutnya dilakukan uji signifikansi untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi dihitung dengan menggunakan uji t dengan rumus:

thitung =

(Sugiyono, 2009: 230)

Keterangan:

thitung

= Hasil perhitungan uji signifikansi

rxy

= Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y, dua variabel yang dikorelasikan

n = Jumlah sampel penelitian

Hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat kebebasan (dk)= n-2 dan taraf signifikansi ( Apabila thitung>ttabel, maka item soal dinyatakan valid. Dan apabila thitung<ttabel maka item soal dinyatakan tidak valid.

b. Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan alat dalam mengukur apa yang akan diukur.

Untuk mengukur reliabilitas item pertanyaan dengan skor 1 dan 0 digunakan rumus K-R 20 (Kuder-Richardson) yaitu:

(

)

(Arikunto, 2010: 231)

Keterangan ;

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal Vt = Varians total

P = Proporsi subjek yang menjawab benar pada item soal q = 1-p

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi 0,41 – 0,60 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah


(34)

52

Kemudian, harga varians total (Vt) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

(Arikunto, 2010: 227)

Keterangan:

= Jumlah skor total N = Jumlah responden S = Standar Deviasi

S2 = Varians, selalu ditulis dalam bentuk kuadrat, karena standar deviasi kuadrat

Dari hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai dari tabel product

moment. Jika r11> rtabel maka instrumen tersebut reliabel sehingga dapat digunakan bagi penelitian selanjutnya. Sebaliknya jika r11< rtabel maka instrumen tersebut tidak reliabel.

Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditujukkan oleh tabel 3.4 sebagai berikut :

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi 0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2010: 75) c. Daya Pembeda

Arikunto (2010: 211) mengemukakan bahwa “Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan peserta didik yang berkemampuan tinggi (pandai) dengan peserta didik berkemampuan rendah (bodoh).”

Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Indeks diskriminasi (daya pembeda) berkisar antara 0,00 sampai 1,00.


(35)

53

Untuk mengetahui daya pembeda pada soal perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi sampai yang terendah.

2. Membagi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.

3. Menghitung soal yang dijawab benar dari masing-masing kelompok pada butir soal.

4. Mencari daya pembeda (D) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

D =

(Arikunto, 2010: 213) Keterangan: D = Daya pembeda

= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

= Banyaknya peserta tes kelompok atas = Banyaknya peserta tes kelompok bawah

Adapun kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.5 sebagai berikut :

Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Klasifikasi 0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik Sekali

Negatif Tidak Baik, Harus Dibuang

(Arikunto, 2010: 218)

d. Tingkat Kesukaran

Menurut Arikunto (2010: 208) bahwa “Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut mudah atau sukar.”

Indeks kesukaran (difficulty index) adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan persamaan:


(36)

54

P =

(Arikunto, 2010: 208) Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran diklasifikasikan sesuai dengan tabel 3.6 sebagai berikut : Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Klasifikasi 0,00 0,30 Soal Sukar 0,31 – 0,70 Soal Sedang 0,71 – 1,00 Soal Mudah

(Arikunto, 2010: 208) H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan, diantaranya sebagai berikut :

1. Observasi (Pengamatan)

Setelah melakukan studi literatur untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan model pembelajaran Joyful Learning dan pendekatan ilmiah (Scientific Approach) dalam implementasi kurikulum 2013 dengan memanfaatkan literatur yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu dengan cara membaca, mempelajari, menela’ah, mengutip pendapat dari berbagai sumber berupa buku, diktat, skripsi, internet dan sumber lainnya.

Selanjutnya adalah melakukan studi pendahuluan dengan observasi langsung ke lokasi penelitian, yaitu SMK Negeri 12 Bandung. Adapun hal-hal yang diamati berkaitan dengan kurikulum yang dipakai, model pembelajaran yang diterapkan oleh guru, kegiatan pembelajaran, pendekatan pembelajaran, serta media pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran Basic Skills pada kompetensi dasar pengenalan dan penggunaan alat ukur elektrik.


(37)

55

2. Tes Uji Kognitif

Penelitian ini menggunakan tes hasil prestasi belajar peserta didik, berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban untuk mengetahui hasil prestasi belajar peserta didik pada ranah kognitif.

3. Lembar Observasi Afektif dan Psikomotor

Digunakan untuk menilai keterampilan sikap dan praktek peserta didik pada kelas eksperimen selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Joyful

Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach).

Untuk lebih ringkasnya mengenai teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dapat dilihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Teknik Pengumpulan Data

N o

Teknik Instrumen Jenis Data Sumber Data

1 Studi Literatur - Teori-teori yang berhubungan dengan penelitian

Buku-buku referensi, skripsi dan internet 2 Studi

Pendahuluan

- Kegiatan pembelajaran, model dan media pembelajaran

Proses pembelajaran 3 Tes Uji Kognitif Soal pretest

dan posttest

Hasil prestasi belajar peserta didik ranah kognitif pada kelas eksperimen

Peserta didik 4 Lembar

Observasi Afektif dan Psikomotor

Lembar Observasi

Keterampilan belajar peserta didik ranah afektif dan psikomotor pada kelas eksperimen

Peserta didik

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Kognitif

Pengolahan data merupakan bagian penting dalam metode ilmiah karena dengan mengolah data tersebut dapat memberikan hasil untuk pemecahan masalah penelitian. Data diperoleh melalui soal tes uji kognitif pada tes awal (pretest) hingga tes akhir (posttest), serta diperoleh dari lembar observasi afektif dan psikomotor pada kelas eksperimen.

Sebelum mengolah data, adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Memeriksa hasil tes awal dan tes akhir setiap peserta didik pada kelas eksperimen (X-B), sekaligus memberi skor pada lembar jawaban, dimana


(38)

56

soal dijawab salah diberi skor 0 (nol) dengan pedoman pada kunci jawaban kemudian memberikan skor mentah pada skala 0 sampai dengan 100 pada hasil jawaban peserta didik.

Pemberian skor terhadap jawaban peserta didik berdasarkan butir soal yang dijawab benar oleh peserta didik. Setelah penskoran tiap butir jawaban, selanjutnya adalah menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing peserta didik dan mengkonversinya dalam bentuk nilai dengan rumus berikut:

(Suharsimi Arikunto, 2010)

b. Menghitung Gain Ternormalisasi

Untuk menentukan tingkat efektivitas pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific

Approach), dilakukan dengan menghitung nilai gain ternormalisasi yang

diperoleh dari data skor pretest dan posttest yang kemudian diolah untuk menghitung rata-rata gain normalisasi.

Rata-rata gain normalisasi dapat dihitung menggunakan rumus berikut :

<g> =

(Savinainen & Scott, 2002:45) Keterangan:

<g> = Rata-rata gain normalisasi T1 = Pretest

T2 = Posttest

Sm = Skor Maksimal Tabel .8 Kriteria Gain Normalisasi

Batas Kategori

g > 0,7 Tinggi / Sangat Efektif 0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang / Efektif

g < 0,3 Rendah / Kurang Efektif


(39)

57

c. Menganalisa data dengan tujuan untuk menguji asumsi-asumsi statistik 1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametris (Sugiyono, 2010).

Statistik parametris bekerja berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis berdasarkan distribusi normal. Oleh karena itu, kenormalan data harus diuji terlebih dahulu. Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan Chi Kuadrat (χ²).

Pengujian data dengan (χ²) dilakukan dengan membandingkan kurve normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (B) dengan kurva normal baku/standar (A). Jadi membandingkan antara (A : B). Bila B tidak berbeda signifikan dengan A, maka B merupakan data yang terdistribusi normal. Seperti pada gambar 3.2, bahwa kurva normal baku yang luasnya mendekati 100% itu dibagi menjadi 6 bidang berdasarkan simpangan bakunya, yaitu tiga bidang dibawah rata-rata (mean) dan tiga bidang diatas rata-rata. Luas 6 bidang dalam kurva normal baku adalah: 2,27%; 13,53%; 34,13%; 34,13%; 13,53%; 2,27% (A).

Gambar 3.2 Kurva Baku Normal Uji Normalitas

Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah (Sugiyono, 2009: 80): a) Menghitung rentang skor (r)

r = skor tertinggi-skor rendah

b) Menentukan banyak kelas interval (k/BK)

Jumlah kelas interval ditetapkan = 6 sesuai dengan Kurva Normal Baku. k/BK= 1+ 3,3 log n ; n= Jumlah sampel penelitian

c) Menentukan panjang kelas interval (PK)


(40)

58

d) Membuat distribusi fh (frekuensi yang diharapkan)

Menghitung fh didasarkan pada presentasi luas setiap bidang kurva normal dikalikan jumlah data observasi (jumlah individu sampel).

e) Menghitung mean (rata-rata X )

i i i F X F X  

 ; Fi= Frekuensi interval ; Xi= Titik tengah kelas interval f) Mengitung simpangan baku / Standar deviasi (S/ SD)

1 2    n X X F

S i i ; n= Jumlah sampel penelitian g) Tentukan batas bawah kelas interval (χin) dengan rumus :

(χin) = Bb-0.5 dan Ba + 0.5 kali desimal yang digunakan interval kelas Dimana : Bb = batas bawah interval dan Ba= batas atas interval kelas. h) Menghitung harga baku (Z)

1,2 ( ) i x x Z SD

 ; x1,2= Batas atas/ batas bawah i) Menghitung luas daerah tiap-tiap interval (l)

Li = L1– L2 ; L1 = Nilai peluang baris atas ; L2 = Nilai peluang baris bawah j) Menghitung frekuensi expetasi/ frekuensi yang diharapkan (ei)

ei =

L

i

.

f

i ; L

i= Luas interval ; Σ fi= Jumlah frekuensi interval k) Menghitung Chi-kuadrat (x)

χ2 =

 

i i i

e

e

f

.

2

(Sugiyono, 2009: 82)

l) Membandingkan χ2 hitung dengan χ2tabel dengan ketentuan sebagai berikut :

Apabila χ2

hitung < χ2tabel berarti data berdistribusi normal. m) Menghitung tabel uji normalitas

Tabel 3.9 Tabel Uji Normalitas

No Kelas

interval Fi

BK Zhitung Ztabel

ι Ei


(41)

59

n) Membandingkan nilai χ2hitung yang didapat dengan nilai χ2tabel pada derajat kebebasan dk = k – 1 dan taraf kepercayaan 5%

o) Kriteria pengujian

Jika χ2hitung< χ2tabel maka disimpulkan data berdistribusi normal. 2) Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan prestasi belajar, yaitu selisih nilai pretest dan posttest. untuk sampel independen (tidak berkorelasi) dengan jenis data interval menggunakan uji t-test. Menurut Sudjana (2011), “Untuk melakukan uji t-test syaratnya data

harus homogen dan normal.”

Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis deskriptif. Dimana Ha berbunyi lebih besar (>) dan H0 berbunyi lebih kecil atau sama dengan (≤), uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji pihak kanan.

Rumusan t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis deskritif satu sampel ditunjukan pada Rumus dibawah ini:

t

=

(Sugiyono, 2010)

Keterangan :

t = nilai t yang di hitung x = nilai rata-rata

µo = nilai yang di hipotesiskan

s

= simpangan baku sampel n = jumlah anggota sampel

Kriteria pengujian adalah thitung > dimana didapat dari daftar normal baku, maka Ha diterima dan H0 ditolak. Tetapi sebaliknya jika thitung ≤ maka Ha ditolak dan H0 diterima.

2. Analisis Data Afektif

Data hasil belajar afektif dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :


(42)

60

(Suharsimi Arikunto, 2010)

Untuk mengetahui persentase tingkat keberhasilan pencapaian afektif ditunjukan pada Tabel 3.10 sebagai berikut :

Tabel 3.10. Tingkat Keberhasilan Pencapaian Afektif

Kategori Perolehan Nilai

Sangat baik Bila 90% Nilai 100% Baik Bila 80% Nilai 89% Cukup Bila 70% Nilai 79% Kurang Bila 0% Nilai 69%

Tujuan analisis data ranah afektif adalah sebagai berikut : a. Untuk mendapatkan umpan balik (feedback)

b. Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku peserta didik

c. Untuk menempatkan peserta didik dalam situasi belajar-mengajar yang tepat d. Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku

peserta didik

Penelitian ini menggunakan Skala Likert untuk mengukur ranah afektif. Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa :

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Skala ini menggunakan respon yang dikategorikan dalam empat macam kategori jawaban yaitu: Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang (K).

Adapun konversi jawaban kedalam hitungan kuantitatif untuk mengukur ranah afektif dapat dilihat pada tabel 3.11 sebagai berikut :

Tabel 3.11 Konversi Skala Likert

Jawaban Skor

Sangat Baik (SB) 4

Baik (B) 3

Cukup (C) 2


(43)

61

3. Analisis Data Psikomotor

Data hasil belajar psikomotor dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

:

(Suharsimi Arikunto, 2010)

Tabel 3.12 Tingkat Keberhasilan Pencapaian Psikomotor Kategori Perolehan Nilai

Sangat baik Bila 90% Nilai 100% Baik Bila 80% Nilai 89% Cukup Bila 70% Nilai 79% Kurang Bila 0 % Nilai 69%

Penilaian hasil belajar psikomotor (Suharsimi, 2010) dengan cara :

a. Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung.

b. Sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

c. Beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.

4. Analisis Data Lembar Wawancara Akhir

Untuk mengetahui respon atau tanggapan peserta didik terhadap penerapan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific

Approach), yaitu dengan menghitung persentase frekuensi setiap jawaban dengan

rumus sebagai berikut :

(Anas Sudjiono, 2004)

Keterangan : P = Presentase frekuensi dari setiap jawaban responden f = Frekuensi dari setiap jawaban responden

N = Jumlah responden

Tabel 3.13 Presentase dan Intepretasi Lembar Wawancara Presentasi Intepretasi

0% Tidak ada seorangpun 1%-5% Hampir tidak ada 26%-49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51%-75% Lebih dari setengahnya 76%-95% Sebagian besar 96%-99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Abduh, M. (2012). Menciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan. [Online]. Tersedia:http://http://20211867.siap-sekolah.com/2012/05/18/pembelajaran-aktif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan-pakem/.html [11 Februari 2014]. Abrianti-Putri, O. (2013). Penggunaan Model Pembelajaran Talking Stick dalam

Meningkatkan Hasil Belajar PKn bagi Siswa Kelas VII-D di SMP Negeri 19 Malang. Skripsi Sarjana Strata Satu (S-1) pada Universitas Negeri Malang:

tidak diterbitkan.

Arief. (2013). Peningkatan Penguasaan Materi Mengoperasikan Multimeter

Analog Dan Digital Melalui Penggunaan Video Pembelajaran. Skripsi

Strata Satu (S-1) Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Choirul. (2013). Efektivitas Media Pembelajaran Menggunakan Model E-learning

Berbasis Moodle untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Studi Kasus Pada Mata Pelajaran Dasar-Dasar Elektronika Di SMK Negeri 2 Kota Cimahi). Skripsi Strata Satu (S-1) Universitas Pendidikan Indonesia: tidak

diterbitkan.

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Model-model Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.

Gagne, Briggs. (1979). Educational Research.An Introduction. 5th edition. Longman.

Hamid, Asmawi. (1992). Hasil Belajar. [Online]. Tersedia: Error! Hyperlink

reference not valid. [11 Februari 2014].

Hermawati, R. (2012). “Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Role Playing

Pada Mata Diklat Pelayanan Prima Kelas X Busana B di SMK Ma’arif 2 Sleman”. Jurnal Pendidikan. 1-4.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Konsep Pendekatan Scientific. Jakarta: Depdikbud.

Mulyasa, E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(45)

89

Prakoso, A. (2012). “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata

Diklat Praktik Dasar Instalasi Listrik (PDIL) di SMK Muhammadiyah 3

Yogyakarta”. Jurnal Pendidikan. 1-8.

Rae, L. (2001). Efektivitas Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Ridwan. (2009). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Ros, Nicholl. (2003). Analyzing Change/Gain Scores. AERA-D-American

Educational Research Association’s Division, Measurment and Research

Methodology. Tersedia: http: //www.physics.indiana.edu/~sdi /AnalyzingChange-Gain.pdf [20 November 2013]

Rosmirawati, Y. (2013). Bahan Ajar Basic Skills Kelistrikan Pesawat Udara. Bandung: tidak diterbitkan.

Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran (Edisi Revisi). Bandung: Alfabeta.

Sarbiran., dkk. (2013). Pembelajaran Inovatif di Sekolah Menengah Kejuruan. [Online]. Tersedia: http://guru.or.id/model-pembelajaran-karang-bergoyang-menyenangkan.html.[20 Maret 2014]

Savinainen, A. & P. Scott. (2002). “The Force Concept Inventory: a tool for monitoring student learning.” Physics Education 37.

Setiawan, H. (2010). Merancang Pembelajaran yang Menarik. [Online]. Tesedia: http://sumsel.kemenag.go.id/file/file/TULISAN/jgri1331699416.pdf [10 Februari 2014]

Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjiono, A. (2004). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sudrajat, A. (2012). Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan

(PAKEM). [Online]. Tersedia: ://http://20211867.siap-

sekolah.com/2012/05/18/pembelajaran-aktif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan-pakem/.html [10Februari 2014]


(46)

90

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&) . Bandung: Alfabeta.

Tn. (2013). Pembelajaran yang Menyenangkan: Model “Pemainraskidal”. [Online]. Tersedia: http://gurupembaharu.com/home/pembelajaran-yang-menyenangkan/html [10 Februari 2014]

Tn.(2013). Model Pembelajaran Menyenangkan (Joyful Learning). Skripsi Sarjana Strata Satu (S-1) pada Universitas Kristen Satya Wacana: tidak diterbitkan.

Tn. (2009). Pengertian Model Pembelajaran. [Online]. Tersedia: e-learning.co.id. [10 Februari 2014]

Toha-Anggoro, M., dkk. (2007). Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka. Wahyuni, S. (2011). Peningkatan Motivasi Belajar Matematika melalui Metode

Pembelajaran Berbasis Joyful Learning pada Siswa Kelas V SD Negeri Kleco 2 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. [Online]. Tersedia:

http://www.sekolahdasar.net/2012/11/ciri-ciri-guru-kreatif-yang-profesional.html [10 Februari 2014]

Winkel, Joyce. Weil. (1996). Audiovisual Methods in Teaching [Online]. Tersedia: http://www.public-health.uiowa.edu.html [Juni 2013]


(47)

91


(1)

Zikra Rufina, 2014

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING DENGAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN BASIC SKILLS

(Suharsimi Arikunto, 2010)

Untuk mengetahui persentase tingkat keberhasilan pencapaian afektif ditunjukan pada Tabel 3.10 sebagai berikut :

Tabel 3.10. Tingkat Keberhasilan Pencapaian Afektif

Kategori Perolehan Nilai

Sangat baik Bila 90% Nilai 100%

Baik Bila 80% Nilai 89%

Cukup Bila 70% Nilai 79%

Kurang Bila 0% Nilai 69%

Tujuan analisis data ranah afektif adalah sebagai berikut : a. Untuk mendapatkan umpan balik (feedback)

b. Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku peserta didik

c. Untuk menempatkan peserta didik dalam situasi belajar-mengajar yang tepat d. Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku

peserta didik

Penelitian ini menggunakan Skala Likert untuk mengukur ranah afektif. Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa :

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Skala ini menggunakan respon yang dikategorikan dalam empat macam kategori jawaban yaitu: Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang (K).

Adapun konversi jawaban kedalam hitungan kuantitatif untuk mengukur ranah afektif dapat dilihat pada tabel 3.11 sebagai berikut :

Tabel 3.11 Konversi Skala Likert

Jawaban Skor

Sangat Baik (SB) 4

Baik (B) 3

Cukup (C) 2


(2)

61

3. Analisis Data Psikomotor

Data hasil belajar psikomotor dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut

:

(Suharsimi Arikunto, 2010)

Tabel 3.12 Tingkat Keberhasilan Pencapaian Psikomotor

Kategori Perolehan Nilai

Sangat baik Bila 90% Nilai 100%

Baik Bila 80% Nilai 89%

Cukup Bila 70% Nilai 79%

Kurang Bila 0 % Nilai 69%

Penilaian hasil belajar psikomotor (Suharsimi, 2010) dengan cara :

a. Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung.

b. Sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

c. Beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.

4. Analisis Data Lembar Wawancara Akhir

Untuk mengetahui respon atau tanggapan peserta didik terhadap penerapan model pembelajaran Joyful Learning dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach), yaitu dengan menghitung persentase frekuensi setiap jawaban dengan rumus sebagai berikut :

(Anas Sudjiono, 2004)

Keterangan : P = Presentase frekuensi dari setiap jawaban responden f = Frekuensi dari setiap jawaban responden

N = Jumlah responden

Tabel 3.13 Presentase dan Intepretasi Lembar Wawancara

Presentasi Intepretasi

0% Tidak ada seorangpun

1%-5% Hampir tidak ada

26%-49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51%-75% Lebih dari setengahnya

76%-95% Sebagian besar

96%-99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya


(3)

Zikra Rufina, 2014

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING DENGAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN BASIC SKILLS

DAFTAR PUSTAKA

Abduh, M. (2012). Menciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan. [Online]. Tersedia:http://http://20211867.siap-sekolah.com/2012/05/18/pembelajaran-aktif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan-pakem/.html [11 Februari 2014]. Abrianti-Putri, O. (2013). Penggunaan Model Pembelajaran Talking Stick dalam

Meningkatkan Hasil Belajar PKn bagi Siswa Kelas VII-D di SMP Negeri 19 Malang. Skripsi Sarjana Strata Satu (S-1) pada Universitas Negeri Malang: tidak diterbitkan.

Arief. (2013). Peningkatan Penguasaan Materi Mengoperasikan Multimeter Analog Dan Digital Melalui Penggunaan Video Pembelajaran. Skripsi Strata Satu (S-1) Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Choirul. (2013). Efektivitas Media Pembelajaran Menggunakan Model E-learning Berbasis Moodle untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Studi Kasus Pada Mata Pelajaran Dasar-Dasar Elektronika Di SMK Negeri 2 Kota Cimahi). Skripsi Strata Satu (S-1) Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Model-model Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.

Gagne, Briggs. (1979). Educational Research.An Introduction. 5th edition. Longman.

Hamid, Asmawi. (1992). Hasil Belajar. [Online]. Tersedia: Error! Hyperlink

reference not valid. [11 Februari 2014].

Hermawati, R. (2012). “Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Role Playing

Pada Mata Diklat Pelayanan Prima Kelas X Busana B di SMK Ma’arif 2 Sleman”. Jurnal Pendidikan. 1-4.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Konsep Pendekatan Scientific. Jakarta: Depdikbud.

Mulyasa, E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(4)

89

Prakoso, A. (2012). “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Diklat Praktik Dasar Instalasi Listrik (PDIL) di SMK Muhammadiyah 3

Yogyakarta”. Jurnal Pendidikan. 1-8.

Rae, L. (2001). Efektivitas Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Ridwan. (2009). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Ros, Nicholl. (2003). Analyzing Change/Gain Scores. AERA-D-American

Educational Research Association’s Division, Measurment and Research

Methodology. Tersedia: http: //www.physics.indiana.edu/~sdi /AnalyzingChange-Gain.pdf [20 November 2013]

Rosmirawati, Y. (2013). Bahan Ajar Basic Skills Kelistrikan Pesawat Udara. Bandung: tidak diterbitkan.

Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran (Edisi Revisi). Bandung: Alfabeta.

Sarbiran., dkk. (2013). Pembelajaran Inovatif di Sekolah Menengah Kejuruan. [Online]. Tersedia: http://guru.or.id/model-pembelajaran-karang-bergoyang-menyenangkan.html.[20 Maret 2014]

Savinainen, A. & P. Scott. (2002). “The Force Concept Inventory: a tool for monitoring student learning.” Physics Education 37.

Setiawan, H. (2010). Merancang Pembelajaran yang Menarik. [Online]. Tesedia: http://sumsel.kemenag.go.id/file/file/TULISAN/jgri1331699416.pdf [10 Februari 2014]

Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjiono, A. (2004). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sudrajat, A. (2012). Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM). [Online]. Tersedia: ://http://20211867.siap-

sekolah.com/2012/05/18/pembelajaran-aktif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan-pakem/.html [10Februari 2014]


(5)

Zikra Rufina, 2014

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING DENGAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN BASIC SKILLS

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&) . Bandung: Alfabeta.

Tn. (2013). Pembelajaran yang Menyenangkan: Model “Pemainraskidal”. [Online]. Tersedia: http://gurupembaharu.com/home/pembelajaran-yang-menyenangkan/html [10 Februari 2014]

Tn.(2013). Model Pembelajaran Menyenangkan (Joyful Learning). Skripsi Sarjana Strata Satu (S-1) pada Universitas Kristen Satya Wacana: tidak diterbitkan.

Tn. (2009). Pengertian Model Pembelajaran. [Online]. Tersedia: e-learning.co.id. [10 Februari 2014]

Toha-Anggoro, M., dkk. (2007). Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka. Wahyuni, S. (2011). Peningkatan Motivasi Belajar Matematika melalui Metode

Pembelajaran Berbasis Joyful Learning pada Siswa Kelas V SD Negeri Kleco 2 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. [Online]. Tersedia:

http://www.sekolahdasar.net/2012/11/ciri-ciri-guru-kreatif-yang-profesional.html [10 Februari 2014]

Winkel, Joyce. Weil. (1996). Audiovisual Methods in Teaching [Online]. Tersedia: http://www.public-health.uiowa.edu.html [Juni 2013]


(6)

91