PENGGUNAAN SOFTWARE MULTISIMUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEMBUAT PESAWAT ELEKTRONIKA-2.

(1)

PENGGUNAAN SOFTWARE MULTISIM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

MEMBUAT PESAWAT ELEKTRONIKA-2

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Prgram Studi Pendidikan Teknik Elektro

Oleh

AHMAD SADELI E.0451.0800482

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

Penggunaan Software Multisim

Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran

Membuat Pesawat Elektronika-2

Oleh Ahmad Sadeli

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Ahmad Sadeli 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Ahmad Sadeli NIM. E0451. 0800482

PENGGUNAAN SOFTWARE MULTISIM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

MEMBUAT PESAWAT ELEKTRONIKA-2

Disetujui dan disahkan oleh :

Mengetahui, Pembimbing I,

Drs. Tjetje Gunawan NIP. 19511122 198101 1 001

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro,

Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, S.T., M.SIE NIP. 19551204 198103 1 002

Pembimbing II,

Ir. H. Dadang Lukman Hakim, M.T NIP. 19610604198603 1 001


(4)

ABSTRAK

PENGGUNAAN SOFTWARE MULTISIMUNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

MEMBUAT PESAWAT ELEKTRONIKA-2

Oleh : Ahmad Sadeli NIM. E0451. 0800482

Penelitian mengenai penggunaan software Multisim untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Membuat Pesawat Elektronika-2 (MPE-2), dilakukan pada siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 4 Bandung. Dilatarbelakangi oleh kecenderungan dalam proses pelaksanaan praktikum MPE-2 yang sering terkendala (keterbatasan alat dan bahan dalam praktikum kesalahan pengukuran yang menimbulkan kerusakan alat ukur, kesalahan dalam merangkai rangkaian amplifier), dan banyaknya siswa yang memperoleh nilai dibawah standar KKM pada mata pelajaran MPE-2. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, yaitu digunakannya software Multisim sebagai media pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif (mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis), afektif (kerjasama, dan keterbukaan dalam melakukan pengukuran), dan psikomotor (keterampilan menggunakan alat ukur, dan ketelitian melakukan pengukuran) siswa setelah menggunakan software Multisim sebagai media pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen, dengan desain one group pretest-posttest design. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes hasil belajar (kognitif), dan observasi (afektif, dan psikomotor). Hasil penelitian untuk ranah kognitif, diperoleh nilai rata-rata pre-test sebesar 51.97, dan rata-rata post-test sebesar 81.33. Hasil belajar pada ranah afektif diperoleh nilai rata-rata sebesar 82.3, dan hasil belajar pada ranah psikmotor diperoleh nilai rata-rata sebesar 80.7. Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat, penggunaan software Multisim dapat meningkatkan hasil belajar dilihat dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa, yang dibuktikan dengan sebagian besar dari jumlah siswa yang dijadikan sampel penelitian, memperoleh nilai melampaui standar KKM.


(5)

ABSTRACT

PENGGUNAAN SOFTWARE MULTISIM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

MEMBUAT PESAWAT ELEKTRONIKA-2

By : Ahmad Sadeli NIM. E0451. 0800482

The Research about use Multisim software to improve student learning outcomes in subjects Makes Electronics Aircraft-2nd (MPE-2), conducted in class XI Technical Expertise Programme Audio Video SMK Negeri 4 Bandung. Motivated by the trend in the process of practical implementation is often constrained MPE-2 (limited equipment and materials in the lab, measurement error gauge damaged, the error amplifier in the circuit arrangement), and the number of students who received grades below the standard KKM on subjects MPE - 2 . One of the efforts made to overcome this problem, the use of Multisim software as a learn medium. This study aims to determine the increase in the cognitive learn outcomes (remembering, understanding, applying, analyzing), affective (cooperation, and openness in the conduct of measurement), and psychomotor (skills using measuring tools, and precision measuring ) the students after use Multisim software as a learning medium. The research method used was experimental research methods, the design of one group pretest - posttest design . Instruments used in data collection is achievement test (cognitive), and observation (affective, and psychomotor). The results for the cognitive, the value of the average pre - test was 51.97, and the average post-test of 81.33. Learning outcomes in the affective domain obtained an average value of 82.3 , and learning outcomes in the domain of values obtained psikmotor average of 80.7. Based on the research results that have been obtained, Multisim software used to improve learn outcomes seen from the cognitive, affective, and psychomotor students, as evidenced by the large majority of students enrolled in the research sample, obtaining value beyond standard KKM.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Batasan Masalah ... 4

1.6 Struktur Organisasi Skripsi ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran ... 6

2.1.1 Definisi Media Pembelajaran ... 6

2.1.2 Fungsi Media Pembelajaran ... 7

2.1.3 Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran ... 8

2.1.4 Posisi Media Pembelajaran ... 12

2.1.5 Dasar Pertimbangan Memilih Media Pembelajaran ... 12

2.2 Hasil Belajar ... 14

2.2.1 Pengertian Hasil Belajar ... 14

2.2.2 Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 15

2.2.3 Hasil Belajar Ranah Afektif ... 18

2.2.4 Hasil Belajar Ranah Psikomotor... 19

2.2.5 Pengukuran KKM ... 20

2.3 Software Multisim ... 20


(7)

2.4.1 Multimeter ... 21

2.4.2 Audio Frequency Generator ... 24

2.4.3 Oscilloscope (CRO) ... 26

2.5 Penelitian Terdahulu ... 28

2.6 Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi, Populasi, Sampel, dan Waktu Penelitian ... 31

3.1.1 Lokasi Penelitian ... 31

3.1.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 31

3.1.3 Waktu Penelitian ... 32

3.2 Metode Penelitian ... 32

3.3 Definisi Operasional ... 33

3.4 Variabel Penelitian ... 34

3.5 Prosedur dan Alur Penelitian ... 34

3.6 Instrumen Penelitian ... 37

3.6.1 Instrumen Tes ... 37

3.6.2 Instrumen Observasi ... 41

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.8 Teknik Analisis Data ... 46

3.8.1 Analisis Data Pretest dan Posttest ... 46

3.8.2 Uji Normalitas ... 47

3.8.3 Uji Hipotesis Pihak Kiri ... 49

3.8.4 Analisis Hipotesis ... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian ... 51

4.2 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 53

4.2.1 Hasil Uji Validitas ... 53

4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 54

4.2.3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 54


(8)

4.3 Analisis Data Penelitian ... 55

4.3.1 Hasil Pengukuran Ranah Kognitif ... 55

4.3.1.1 Hasil uji Normalitas Data ... 55

4.3.1.2 Hasil Pre-test dan Post-test ... 56

4.3.2 Hasil Pengukuran Ranah Afektif ... 58

4.3.3 Hasil Pengukuran Ranah Psikomotor ... 58

4.3.4 Hasil Uji Hipotesis ... 59

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 64

5.2 Saran ... 65


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu bagian penting dalam pembangunan nasional, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompok, baik jasmani, rohani, material, spiritual, maupun kematangan berfikir, dengan kata lain pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pada pelaksanaanya, proses pendidikan atau proses belajar mengajar untuk teori dan pelajaran praktek digabungkan dalam satu kegiatan belajar, begitu pula dalam mata pelajaran Membuat Pesawat Elektronika-2 (MPE-Elektronika-2).

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh peneliti selama melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 4 Bandung, penulis melihat bahwa kecenderungan dalam proses pelaksanaan praktikum MPE-2 sering terkendala (keterbatasan alat dan bahan dalam praktikum, kesalahan pengukuran yang menimbulkan kerusakan alat ukur, kesalahan dalam merangkai rangkaian amplifier), dan banyaknya siswa yang memperoleh nilai dibawah standar KKM pada mata pelajaran MPE-2. Seiring dengan perkembangan teknologi keterbatasan itu dapat diatasi, karena kegiatan praktikum saat ini dapat dibantu dengan menggunakan komputer yang menyediakan berbagai perangkat lunak/software simulasi, salah satunya yaitu Software Multisim.

Software Multisim adalah, program simulator yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang digunakan untuk melakukan simulasi cara kerja sebuah rangkaian elektronika. Selain itu, dengan Multisim kita dapat membuat skematik rangkaian elektronika dan dapat langsung mengubah rangkaian elektronika tersebut menjadi lay-out pcb. Jika dibandingkan dengan software simulator lainnya, Multisim memiliki banyak keunggulan, seperti : ukuran file yang cukup kecil, sehingga pada saat mengoperasikannya tidak mengurangi kinerja komputer yang digunakan, cara mengoperasikannya yang relatif mudah, komponen elektronika yang umumnya ada dipasaran (khususnya untuk praktik elektronika


(10)

arus lemah), hampir semua pemodelannya tersedia didalam library komponen yang ada pada Multisim.

Multisim merupakan media yang sangat cocok digunakan untuk melakukan simulasi Membuat Pesawat Elektronika-2 (MPE-2), karena didalam software ini terdapat berbagai macam tipe komponen elektronika, dan berbagai jenis alat ukur, sehingga sangat memungkinkan untuk mempermudah peserta didik dalam melakukan perancangan suatu rangkaian elektronika, hingga proses pengukuran. Dalam pelaksanaannya, dengan menggunakan software Multisim diharapkan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada saat melakukan praktikum MPE-2 dapat diminimalisir. Selain itu, dengan penggunaan software Multisim dapat menghemat waktu dan biaya, ketika akan merangkai sebuah rangkaian elektronika tidak perlu membeli alat dan bahan terlebih dahulu, karena didalam software ini terdapat library dan measure software yang berisi berbagai jenis komponen dan alat ukur elektronika.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mengambil topik peneltitian dengan judul Penggunaan Software Multisim Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Membuat Pesawat Elektronika-2”.

1. 2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan penjelasan dalam latar belakang diatas, maka permasalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah penggunaan Software Multisim sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar pengukuran rangkaian power amplifier ditinjau dari ranah kognitif?

2. Apakah penggunaan Software Multisim sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar pengukuran rangkaian power amplifier ditinjau dari ranah afektif?

3. Apakah penggunaan Software Multisim sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar pengukuran rangkaian power amplifier ditinjau dari ranah psikomotorik?


(11)

1. 3 Tujuan Penetian

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar ranah kognitif (mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan) siswa pada pembelajaran pengukuran rangkaian power amplifier dengan menggunakan software Multisim sebagai media pembelajaran.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar ranah afektif (kerjasama, dan keterbukaan dalam melakukan pengukuran) siswa pada pembelajaran pengukuran rangkaian power amplifier dengan menggunakan software Multisim sebagai media pembelajaran.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar ranah psikomotorik (keterampilan menggunakan alat ukur, dan ketelitian melakukan pengukuran) siswa pada pembelajaran pengukuran rangkaian power amplifier dengan menggunakan software Multisim sebagai media pembelajaran.

1. 4 Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, yaitu : 1. Bagi siswa, penggunaan media pembelajaran dengan software Multisim ini

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan memahami materi pembelajaran menerapkan dasar pembuatan pesawat elektronika secara mudah.

2. Bagi guru, penggunaan media pembelajaran software Multisim ini dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki proses pembelajaran agar hasil belajar siswa meningkat.

3. Bagi sekolah, penggunaan media pembelajarn software Multisim ini dapat dijadikan sebagai alternatif penggunaan media pembelajaran.

4. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dalam penggunaan media pembelajaran.


(12)

1. 5 Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah software Multisim.

2. Materi pada mata pelajaran Membuat Pesawat Elektronika-2 (MPE-2) dibatasi pada kompetensi dasar pengukuran rangkaian power amplifier. 3. Hasil belajar yang diteliti meliputi aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

4. Penelitian hanya dilakukan terhadap siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Audio Video di SMK Negeri 4 Bandung.

1. 6 Struktur Organisasi Skripsi

Agar penulisan skripsi mengarah pada maksud yang sesuai dengan judul, maka penulisan ini peneliti susun berdasarkan struktur organisasi skripsi yang telah ditentukan dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI 2012, struktur organisasi skripsi tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I

Pendahuluan, pada bab ini peneliti menguraikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II

Kajian pustaka, berisi mengenai landasan teori yang meliputi teori-teori yang pendukung penelitian, beberapa penelitian terdahulu terkait dengan penelitian ini dan hipotesis penelitian.

BAB III

Metode penelitian, berisi pembahasan mengenai lokasi, populasi dan sampel penelitian, metode penelitian, definisi operasional, variabel penelitian, prosedur dan alur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.


(13)

BAB IV

Hasil penelitian dan pembahasan, berisi data dalam bentuk hasil, dan pembahasan penelitian untuk menjawab pertanyaan dari permasalahan yang telah peneliti rumuskan. Pada bab ini juga dituliskan analisis dari hasil penelitian.

BAB V

Pada bab ini penulis akan memberikan simpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian.


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi, Populasi, Sampel, dan Waktu Penelitian

Pada bagian ini akan dibahas mengenai lokasi, populasi, sampel, dan waktu penelitian dari penulisan skripsi ini.

3.1.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat berlangsungnya penelitian, yaitu SMK Negeri 4 Bandung yang beralamat di Jl. Kliningan No. 6 Bandung Jawa Barat. 3.1.2 Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri dari atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Menurut Arikunto (2010:173) “Populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian”. Berdasarkan pendapat Arikunto tersebut, dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai populasi adalah siswa kelas XI program keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 4 Bandung tahun pembelajaran 2012/2013.

2. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2010:174), yang dimaksud sampel adalah “sebagian

atau wakil populasi yang diteliti.” Sampel harus dapat mewakili seluruh populasi yang diamati sehingga dalam pengambilan sampel harus benar-benar baik agar sampel yang diperoleh dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Sugiyono (2010:118) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Berdasarkan pernyataan di atas maka, sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas XI.AV.3 program keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 4 Bandung yang berjumlah 37 orang.


(15)

3.1.3 Waktu Peneleitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2013.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa:

Metode adalah “cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya); cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan”. Sedangkan metode penelitian adalah “Cara mencari kebenaran dan asas-asas gejala alam, masyarakat atau kemanusiaan berdasarkan disiplin ilmu yang bersangkutan.” (KBBI, 1989:581).

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2010:14).

Penelitian ini berjudul Penggunaan Software Multisim Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Membuat Pesawat Elektronika-2. Berdasarkan judul tersebut, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu” (Sugiyono, 2010: 11).

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pretest-Posttest Design. Desain ini adalah eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding, merupakan pengembangan dari desain One-Shot Case Study. Pada desain ini terdapat pre-test, sebelum diberi perlakuan, yaitu penggunaan software Multisim sebagai media pembelajaran. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan antara keadaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan.


(16)

Desain penelitian dari One Group Pretest-Posttest Design dapat dilihat pada gambar berikut :

(Sugiyono, 2010) Keterangan :

O1 = Pre-test (tes awal) O2 = Post-test (tes akhir)

X = Treatment/ Perlakuan (pembelajaran menggunakan media software multisim)

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Nasir, 1988:52). Dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan pemahaman atau perbedaan persepsi, antara peneliti dan pembaca dalam mengartikan permasalahan ataupun istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

Beberapa penjelesan definisi yang digunakan dalam judul penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Software Multisim

Software Multisim adalah perangkat lunak yang digunakan untuk melakukan simulasi cara kerja sebuah rancangan rangkaian elektronika. 2. Media Pembelajaran

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

3. Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2010: 3), hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya. Dari pengertian


(17)

tersebut hasil belajar terdiri dari tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Dengan kata lain, hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki seseorang setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar juga merupakan penilaian yang dicapai untuk mengetahui sejauh mana materi yang sudah diterima oleh siswa, baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor siswa.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:60). Kemudian Arikunto (2010:169) menyebutkan bahwa variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian. Beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas sering juga disebut sebagai variabel independen, adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah penggunaan software Multisim sebagai media pembelajaran.

2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel terikat adalah peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran membuat pesawat elektronika-2.

3.5 Prosedur dan Alur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu : 1) tahap persiapan penelitian. 2) tahap pelaksanaan penelitian, 3) tahap pengolahan dan analisis data. Berikut ini merupakan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada alur penelitian :


(18)

1) Tahap Persiapan Penelitian Kegiatan ini meliputi :

a. Studi pendahuluan. b. Studi literatur.

c. Mempelajari silabus untuk menentukan materi pembelajaran dalam penelitian serta untuk mengetahui tujuan dan kompetensi dasar yang hendak dicapai.

d. Menentukan sampel penelitian.

e. Menentukan dan menyusun instrumen penelitian, yaitu berupa instrumen tes.

f. Melakukan uji coba instrumen penelitian.

g. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian dan kemudian menentukan soal yang layak digunakan sebagai instrumen penelitian. 2) Tahap Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan ini meliputi :

a. Memberikan tes awal/pre-test, bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa sebelum diberikan perlakuan/treatment.

b. Memberikan perlakuan/treatment dengan cara menggunakan software Multisim sebagai media pembelajaran.

c. Pada saat pembelajaran menggunakan software Multisim berlangsung peneliti melakukan observasi terhadap siswa dilihat dari aspek afektif, dan psikomotor siswa.

d. Memberikan test akhir/post-test, bertujuan untuk mengtahui peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan software Mulisim sebagai media pembelajaran.

3) Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah sebagai berikut:

a. Mengolah data hasil pre-test dan post-test. Membandingkan hasil analisis tes antara sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberi perlakuan dalam menggunakan software Multisim sebagai media pembelajaran.


(19)

b. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data.

c. Membuat laporan hasil penelitian.

Alur dari penelitian yang dilakukan, dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini :


(20)

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur nilai variabel-variabel yang diteliti, dan mengumpulkan data-data yang diperlukan pada saat melakukan penelitian. Sugiyono (2010:148) menyatakan bahwa

“instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari instrumen tes hasil belajar (lembar soal pre-test dan post-test), dan instrumen lembar observasi.

3.6.1 Instrumen Tes

Menurut Arikunto (2009: 193) tes merupakan “serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan

inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.

Instrumen tes digunakan untuk memperoleh data primer penelitian, yaitu hasil belajar ranah kognitif. Sebelum instrumen tes digunakan, maka perlu dilakukan beberapa pengujian terhadap instrumen tersebut, yaitu : uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen, suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2009: 211). Untuk menguji validitas dari butir soal yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini, dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi point biserial ( ) :


(21)

Keterangan:

= koefisien korelasi biserial

= rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya

= rerata skor total

= standar deviasi dari skor total proporsi = proporsi siswa yang menjawab benar

= proporsi siswa yang menjawab salah

Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai validitas dari butir soal ditunjukkan oleh Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3. 1Kriteria validitas soal

(Arikunto, 2009: 89) Setelah harga koefisien korelasi diperoleh, selanjutnya dilakukan uji signifikansi untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi dihitung dengan menggunakan rumus uji t, yaitu sebagai berikut :

√ √

(Sugiyono, 2012: 230) Keterangan:

: nilai t hitung : koefisien korelasi : banyaknya siswa

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas 0,81 – 1,00

0,61 – 0,80 0,41 – 0,60 0,21 – 0,40 0,00 – 0,20

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah


(22)

Kemudian perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat kebebasan (dk) = n – 2 dan taraf signifikansi (α) = 0,05. Apabila thitung ≥ ttabel, maka item soal dinyatakan valid. Dan apabila thitung < ttabel, maka item soal dinyatakan tidak valid.

2. Reliabilitas

Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam bahasa Inggris, berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya (Arikunto, 2009:59). Sebuah instrumen dapat dipercaya jika instrumen tersebut mempunyai hasil yang tetap, apabila digunakan pada waktu yang berbeda-beda. Selain itu, reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2009:221).

Reliabilitas tes dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson 20 (K-R 20) :

(Arikunto, 2009: 101) Keterangan :

r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan k : jumlah item dalam instrumen

p : Proporsi subjek yang menjawab b]enar

q : Proporsi subjek yang menjawab salah (q = 1 – p)

Σpq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q S : Varians total (standar deviasi dari tes)

Harga varians total dapat dicari dengan menggunakan rumus :

∑ ∑

(Arikunto, 2009: 97) Keterangan :

∑ X : jumlah skor total


(23)

Selanjutnya harga r11 dibandingkan dengan rtabel. Apabila r11 ≥ rtabel, maka instrumen dinyatakan reliabel. Dan sebaliknya apabila r11 < rtabel, instrumen dinyatakan tidak reliabel. Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh tabel 3.2 berikut:

Tabel 3. 2 Kriteria Reliabilitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 – 1,00

0,61 – 0,80 0,41 – 0,60 0,21 – 0,40 0,00 – 0,20

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

(Arikunto, 2011: 75)

3. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar (Arikunto, 2009: 207). Pengujian tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui taraf kesukaran yang menunjukan sukar atau mudahnya sebuah soal apabila dikerjakan. Untuk menghitung tingkat kesukaran soal digunakan rumus:

(Arikunto, 2009: 208) Keterangan :

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan seperti pada tabel 3.3 berikut : Tabel 3. 3 Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran (P) Klasifikasi 0,00 – 0,30

0,31 – 0,70 0,71 – 1,00

Soal Sukar Soal Sedang Soal Mudah


(24)

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi, dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2009:211). Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D.

Untuk mencari daya pembeda (D) digunakan rumus sebagai berikut:

(Arikunto, 2009:213) Keterangan :

D : Daya Pembeda

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA : Banyaknya peserta tes kelompok atas

JB : Banyaknya peserta tes kelompok bawah

Adapun kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3. 4 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Kualifikasi

0,00 – 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,70 0,71 – 1,00 Negatif

Jelek (poor) Cukup (satisfactory)

Baik (good) Baik Sekali (excellent) Tidak Baik, Harus Dibuang

(Arikunto, 2009:218) Butir-butir soal yang baik adalah butir – butir soal yang mempunyai indeks diskriminasi 0.4 sampai 0.7 (Arikunto, 2009: 218).

3.6.2 Instrumen Observasi

Instrumen observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data sekunder penelitian, yaitu hasil belajar ranah psikomotor, dan afektif. Instrumen


(25)

1. Pengukuran Ranah Psikomotor

Menurut Arikunto (2009:182) “pengukuran ranah psikomotorik dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan”. Aspek yang dinilai yaitu keterampilan, dan ketelitian dalam melakukan pengukuran output rangkaian power amplifier. Kriteria penilaian hasl belajar siswa ranah psikomotor pada mata pelajaran MPE-2 dapat dilihat pada tabel 3. 5 dibawah ini :

Tabel 3. 5 Kriteria pengukuran aspek psikomotor

No. Aspek yang diukur Skala Skor Kriteria

1. Keterampilan menggunakan alat ukur

90 – 100 Baik sekali

80 – 89 Baik

75 – 79 Cukup

< 75 Kurang

2. Ketelitian melakukan pengukuran

90 – 100 Baik sekali

80 – 89 Baik

75 – 79 Cukup

< 75 Kurang

Sedangkan instrumen observasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa ranah psikomotor dapat dilihat pada tabel 3. 6 berikut ini :

Tabel 3. 6 Instrumen pengukuran ranah psikomotor

No. Nama Siswa Aspek yang diukur Jumlah

Skor Nilai Keterampilan Ketelitian

Hasil yang diperoleh oleh setiap siswa setelah pengukuran memiliki skala 0-100. Untuk menghitung hasil dari pengukuran setiap siswa digunakan rumus:


(26)

Setelah pengukuran dilakukan terhadap seluruh siswa, selanjutnya dicari rata-rata untuk setiap aspek yang dinilai. Untuk menghitung nilai rata-rata setiap aspek dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

̅

2. Pengukuran Ranah Afektif

Menurut Arikunto (2009:178) pengukuran ranah afektif mempunyai tujuan sebagai berikut :

a. Untuk mendapatkan umpan balik (feedback) bagi guru maupun siswa sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program perbaikan (remedial program) bagi anak didiknya. b. Untuk mengetahui tingkat perubahan tingkah laku anak didik yang

dicapai yang antara lain diperlukan sebagai bahan bagi : perbaikan tingkah laku anak didik, memberi laporan kepada orang tua, dan penentuan lulus tidaknya anak didik.

c. Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar-mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta karakteristik anak didik.

d. Untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku anak didik (Depdikbud, 1983:2).

Berdasarkan beberapa tujuan diatas, maka sasaran penilaian dalam pengukuran ranah afektif adalah perilaku siswa. Aspek yang dinilai pada penelitian ini meliputi aspek kerjasama, dan keterbukaan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kriteria penilaian hasl belajar siswa ranah afektif pada mata pelajaran MPE-2 dapat dilihat pada tabel 3. 7 dibawah ini :


(27)

Tabel 3. 7 Kriteria pengukuran aspek afektif

No. Aspek yang diukur Skala Skor Kriteria

1. Kerjasama dalam melakukan pengukuran

90 – 100 Baik sekali

80 – 89 Baik

75 – 79 Cukup

< 75 Kurang

2. Keterbukaan dalam melakukan pengukuran

90 – 100 Baik sekali

80 – 89 Baik

75 – 79 Cukup

< 75 Kurang

Instrumen observasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa ranah afektif dapat dilihat pada tabel 3. 8 berikut ini :

Tabel 3. 8 Instrumen pengukuran ranah afektif

No. Nama Siswa Aspek yang dukur Jumlah

Skor Nilai Kerjasama Keterbukaan

Hasil yang diperoleh oleh setiap siswa setelah pengukuran memiliki skala 0-100. Untuk menghitung hasil dari pengukuran setiap siswa digunakan rumus:

(Arikunto, 2009: 183) Setelah pengukuran dilakukan terhadap seluruh siswa, selanjutnya dicari nilai rata-rata untuk setiap aspek yang dinilai. Untuk menghitung nilai rata-rata setiap aspek dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(28)

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian. Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penalitian ini adalah sebagai berikut ;

1. Studi pendahuluan, dilakukan sebelum penelitian ini dilakukan. Tujuannya untuk mengetahui beberapa hal seperti: situasi pembelajaran, metode pembelajaran, dan media yang digunakan dalam pembelajaran Membuat Pesawat Elektronika-2 (MPE-2).

2. Studi literatur, dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, serta mengutip pendapat dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, skripsi, internet, dan berbagai sumber yang lainnya. Studi literatur bertujuan untuk mendapatkan berbagai informasi ataupun teori penunjang yang berhubungan dengan penelitian ini.

3. Tes, merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2009:53). Penelitian ini menggunakan tes hasil belajar berbentuk tes objektif berupa soal pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban. Tes dilaksanakan pada saat pre-test dan post-test. Pre-test diberikan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebagai subjek penelitian, sedangkan post-test bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif setelah menggunakan software Multisim sebagai media pembelajaran.

4. Observasi, seperti yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2010:203), “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis”. Melalui observasi, peneliti memperoleh gambaran-gambaran mengenai aspek psikomotorik dan afektif siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan software Multisim sebagai media pembelajaran.


(29)

3.8 Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data dilakukan setelah seluruh dari dari responden dan sumber data lainnya terkumpul. Menurut Sugiyono (2010:207) teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan statistik nonparametris.

Data evaluatif, yang dikumpulkan melalui teknik tes tulis berupa pre-test sebelum diberi perlakuan dan post-test sesudah diberi perlakuan media pembelajaran software multisim dihitung menggunakan statistik inferensial.

Sedangkan data yang diperoleh melalui observasi akan diuraikan secara deskriptif naratif, Menurut Sugiyono (2010:208) dalam statistik deskriptif penyajian datanya melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan desil, persentil, perhitungan standar deviasi dan perhitungan persentase. Oleh karena itu statistik yang digunakan untuk menganalisa data yang dikumpulkan melalui lembar observasi adalah statistik deskriptif, dan menggunakan analisis deskriptif persentase.

3.8.1 Analisis Data Pre-test dan Post-test

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa ranah kognitif sebelum pembelajaran (pre-test), dan hasil belajar siswa ramah kognitif setelah diberikan perlakuan digunakannya software Multisim sebagai media pembelajaran (post-test). Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data pre-test post-test yaitu memberikan skor dan merubahnya kedalam bentuk nilai. Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode rights only, yaitu jawaban benar diberi skor satu, dan jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar, kemudian skor yang diperoleh tersebut dirubah menjadi nilai dengan ketentuan sebagai berikut:

Nilai siswa = 


(30)

3.8.2 Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya data yang diperoleh dari hasil penelitian. Pengujian normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat (χ2). Chi Kuadrat (x2) satu sampel adalah, teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebih kelas, dimana data berbentuk nominal dan sampelnya besar (Sugiyono, 2012:107). Dibawah ini adalah rumus dasar dari Chi Kuadrat (x2):

(Sugiyono, 2012:107) Keterangan :

x2 : Chi Kuadrat

: frekuensi yang diobservasi : frekuensi yang diharapkan

Menurut Sugiyono (2012: 79), uji normalitas data dengan chi-kuadrat dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (b) dengan kurva normal baku / standar (a). Gambar 3.1 menunjukan bentuk kurva baku, dan kurva distribusi data yang akan diuji normalitasnya :

Gambar 3. 2 (a) Kurva normal baku (b) Kurva distribusi data yang akan diuji normalitasnya (Sugiyono, 2012: 80)

Menurut Sugiyono (2012: 80), untuk menghitung besarnya nilai chi-kuadrat, maka terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:


(31)

1. Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian normalitas dengan chi-kuadrat, jumlah kelas interval = 6 (sesuai dengan Kurva Normal Baku).

2. Menentukan panjang kelas interval (PK), yaitu:

3. Menyusun kedalam tabel distribusi frekuensi

Tabel 3. 9 Tabel Distribusi Frekuensi

Interval fo fh fo– fh (fo– fh)2

Keterangan :

fo : frekuensi/jumlah data hasil observasi

fh : frekuensi/jumlah yang diharapkan (persentase luas tiap bidang dikalikan dengan n)

4. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh)

5. Memasukkan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung harga-harga (fo – fh) dan

dan menjumlahkannya. Harga merupakan harga chi-kuadrat ( χ2).

6. Membandingkan harga chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel dengan ketentuan :

Jika :

hitung ≤ tabel maka data terdistribusi normal hitung > tabel maka data terdistribusi tidak normal


(32)

3.8.3 Uji Proporsi Pihak Kiri

Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis deskriptif. Karena H0 berbunyi “lebih besar sama dengan” (≥) dan Ha berbunyi

“lebih kecil” (<), maka uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji pihak kiri.

(Sudjana, 2005: 233) Keterangan:

Z : nilai Z hitung

: nilai yang dihipotesiskan

: jumlah anggota sampel yang mencapai kriteria : jumlah sampel

Kriteria pengujian adalah zhitung ≥ dimana didapat dari daftar normal baku, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya jika zhitung

maka H0 ditolak dan Ha diterima. 3.8.4 Analisis Hipotesis

Analisis hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis yang ada didalam penelitian ini diterima, atau ditolak. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis ranah kognitif

H0 : Penggunaan media pembelajaran software Multisim dianggap efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MPE-2, jika lebih dari atau sama dengan 75% dari keseluruhan siswa didalam tes akhir ranah kognitif mencapai nilai KKM (75).

Ha : Penggunaan media pembelajaran software Multisim dianggap tidak efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MPE-2, jika kurang dari 75% dari keseluruhan siswa didalam tes akhir ranah kognitif mencapai nilai KKM (75).


(33)

H0 : μ ≥ 75%

Ha : μ < 75%

2. Hipotesis ranah afektif

H0 : Penggunaan media pembelajaran software Multisim dianggap efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MPE-2, jika lebih dari atau sama dengan 75% dari keseluruhan siswa termasuk ke dalam kategori minimal baik pada tes akhir ranah afektif yang berkenaan dengan pengukuran rangkaian power amplifier.

Ha : Penggunaan media pembelajaran software Multisim dianggap tidak efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MPE-2, jika kurang dari 75% dari keseluruhan siswa termasuk ke dalam kategori minimal baik pada tes akhir ranah afektif yang berkenaan dengan pengukuran rangkaian power amplifier.

H0: π ≥ 75%

Ha: π < 75%

3. Hipotesis ranah psikomotor

H0 : Penggunaan media pembelajaran software Multisim dianggap efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MPE-2, jika lebih dari atau sama dengan 75% dari keseluruhan siswa termasuk ke dalam kategori minimal baik pada tes akhir ranah psikomotor yang berkenaan dengan pengukuran rangkaian power amplifier.

Ha : Penggunaan media pembelajaran software Multisim dianggap tidak efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MPE-2, jika kurang dari 75% dari keseluruhan siswa termasuk ke dalam kategori minimal baik pada tes akhir ranah psikomotor yang berkenaan dengan pengukuran rangkaian power amplifier.

H0: π ≥ 75%


(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai “Penggunaan Software Multisim Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Membuat Pesawat Elektronika-2” yang dilakukan di SMK Negeri 4 Bandung, diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Penggunaan software Multisim sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran pengukuran rangkaian power amplifier, dilihat dari hasil belajar siswa pada ranah kognitif sebagian besar dari keseluruhan siswa yang dijadikan sebagai sampel penelitian mencapai nilai KKM pada tes akhir ranah kognitif yang telah ditentukan. 2. Penggunaan software Multisim sebagai media pembelajaran dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran pengukuran rangkaian power amplifier, dilihat dari hasil belajar siswa pada ranah afektif yang berkenaan dengan kerjasama, dan keterbukaan melakukan praktek pengukuran rangkaian power amplifier, sebagian besar dari keseluruhan siswa mencapai nilai KKM.

3. Penggunaan software Multisim sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran pengukuran rangkaian power amplifier, dilihat dari hasil belajar siswa pada ranah psikomotor yang berkenaan dengan keterampilan menggunakan alat ukur, dan ketelitian melakukan praktek pengukuran rangkaian power amplifier, sebagian besar dari keseluruhan siswa mencapai nilai KKM.


(35)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari penelitian ini, ada beberapa saran baik untuk siswa ataupun bagi guru yang mengajarkan mata pelajaran MPE-2, berikut adalah saran dari hail penelitian ini :

1. Disarankan menggunakan PC/laptop yang telah terinstal software Multisim dalam pembelajaran MPE-2, karena hal ini akan sangat membantu sekali dalam pelaksanaan pembelajaran MPE-2.

2. Sebelum melasanakan praktek pengukuran elektronika, baik guru ataupun siswa, hendaknya melakukan simulasi/latihan terlebih dahulu dengan menggunakan software Multisim.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Daryanto. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. (1986). Media Pendidikan. Bandung: Alumni.

Gunawan, Imam. dan Palupi, Anggraini Retno (2013). Taksonomi Bloom- Revisi Ranah Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Penilaian.

[Online].Tersedia:http://www.google.com/2_Imamgun&Anggraini_Takson omi Bloom-Revisi Ranah Kognitif.pdf [07 Oktober 2013].

Prayogo, Iqbal Nurasyied. (2012). Penerapan Media Belajar Trainer Plc Omron Portabel Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Pemerograman Plc. Skripsi pada FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sadiman, Arief, dkk. (2008). Media Pendidikan: Pengertian Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Santyasa, Wayan I. (2007). Landasan Konseptual Media Pembelajaran. [Online].Tersedia:http://www.freewebs.comsantyasapdf2MEDIA_PEMBEL AJARAN.pdf [31 Oktober 2012].

Satriana, Sari. dan Nur, Muhammad. (2013). “Pengembangan Trainer Penguat Audio Dua Tingkat Yang Dilengkapi Dengan Software Multisim Untuk Memberikan Kemudahan Siswa Mempelajarai Rangkaian Audio Dua Tingkat”. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. 02, (1), 359-366.


(37)

Siregar, Evelin. dan Prawiradilaga, D.,S. (2004). Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Sudijono, Anas. (2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. ALFABETA.

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. ALFABETA.

Supriatna, Deni. (2012). Penggunaan Perangkat Lunak Power Simulator (PSIM) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dasar Elektronika Analog. Skripsi pada FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.


(1)

3.8.3 Uji Proporsi Pihak Kiri

Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis deskriptif. Karena H0 berbunyi “lebih besar sama dengan” (≥) dan Ha berbunyi “lebih kecil” (<), maka uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji pihak kiri.

(Sudjana, 2005: 233) Keterangan:

Z : nilai Z hitung

: nilai yang dihipotesiskan

: jumlah anggota sampel yang mencapai kriteria : jumlah sampel

Kriteria pengujian adalah zhitung ≥ dimana didapat dari daftar normal baku, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya jika zhitung ≤ maka H0 ditolak dan Ha diterima.

3.8.4 Analisis Hipotesis

Analisis hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis yang ada didalam penelitian ini diterima, atau ditolak. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis ranah kognitif

H0 : Penggunaan media pembelajaran software Multisim dianggap efektif

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MPE-2, jika lebih dari atau sama dengan 75% dari keseluruhan siswa didalam tes akhir ranah kognitif mencapai nilai KKM (75).

Ha : Penggunaan media pembelajaran software Multisim dianggap tidak


(2)

H0 : μ ≥ 75% Ha : μ < 75%

2. Hipotesis ranah afektif

H0 : Penggunaan media pembelajaran software Multisim dianggap efektif

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MPE-2, jika lebih dari atau sama dengan 75% dari keseluruhan siswa termasuk ke dalam kategori minimal baik pada tes akhir ranah afektif yang berkenaan dengan pengukuran rangkaian power amplifier.

Ha : Penggunaan media pembelajaran software Multisim dianggap tidak efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MPE-2, jika kurang dari 75% dari keseluruhan siswa termasuk ke dalam kategori minimal baik pada tes akhir ranah afektif yang berkenaan dengan pengukuran rangkaian power amplifier.

H0: π ≥ 75%

Ha: π < 75%

3. Hipotesis ranah psikomotor

H0 : Penggunaan media pembelajaran software Multisim dianggap efektif

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MPE-2, jika lebih dari atau sama dengan 75% dari keseluruhan siswa termasuk ke dalam kategori minimal baik pada tes akhir ranah psikomotor yang berkenaan dengan pengukuran rangkaian power amplifier.

Ha : Penggunaan media pembelajaran software Multisim dianggap tidak

efektif meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran MPE-2, jika kurang dari 75% dari keseluruhan siswa termasuk ke dalam kategori minimal baik pada tes akhir ranah psikomotor yang berkenaan dengan pengukuran rangkaian power amplifier.

H0: π ≥ 75%


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai “Penggunaan Software Multisim Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Membuat Pesawat Elektronika-2” yang dilakukan di SMK Negeri 4 Bandung, diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Penggunaan software Multisim sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran pengukuran rangkaian power amplifier, dilihat dari hasil belajar siswa pada ranah kognitif sebagian besar dari keseluruhan siswa yang dijadikan sebagai sampel penelitian mencapai nilai KKM pada tes akhir ranah kognitif yang telah ditentukan. 2. Penggunaan software Multisim sebagai media pembelajaran dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran pengukuran rangkaian power amplifier, dilihat dari hasil belajar siswa pada ranah afektif yang berkenaan dengan kerjasama, dan keterbukaan melakukan praktek pengukuran rangkaian power amplifier, sebagian besar dari keseluruhan siswa mencapai nilai KKM.

3. Penggunaan software Multisim sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran pengukuran rangkaian power amplifier, dilihat dari hasil belajar siswa pada ranah psikomotor yang berkenaan dengan keterampilan menggunakan alat ukur, dan ketelitian melakukan praktek pengukuran rangkaian power amplifier, sebagian besar dari keseluruhan siswa mencapai nilai KKM.


(4)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari penelitian ini, ada beberapa saran baik untuk siswa ataupun bagi guru yang mengajarkan mata pelajaran MPE-2, berikut adalah saran dari hail penelitian ini :

1. Disarankan menggunakan PC/laptop yang telah terinstal software Multisim dalam pembelajaran MPE-2, karena hal ini akan sangat membantu sekali dalam pelaksanaan pembelajaran MPE-2.

2. Sebelum melasanakan praktek pengukuran elektronika, baik guru ataupun siswa, hendaknya melakukan simulasi/latihan terlebih dahulu dengan menggunakan software Multisim.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Daryanto. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. (1986). Media Pendidikan. Bandung: Alumni.

Gunawan, Imam. dan Palupi, Anggraini Retno (2013). Taksonomi Bloom- Revisi Ranah Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Penilaian.

[Online].Tersedia:http://www.google.com/2_Imamgun&Anggraini_Takson omi Bloom-Revisi Ranah Kognitif.pdf [07 Oktober 2013].

Prayogo, Iqbal Nurasyied. (2012). Penerapan Media Belajar Trainer Plc Omron Portabel Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Pemerograman Plc. Skripsi pada FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sadiman, Arief, dkk. (2008). Media Pendidikan: Pengertian Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Santyasa, Wayan I. (2007). Landasan Konseptual Media Pembelajaran. [Online].Tersedia:http://www.freewebs.comsantyasapdf2MEDIA_PEMBEL AJARAN.pdf [31 Oktober 2012].

Satriana, Sari. dan Nur, Muhammad. (2013). “Pengembangan Trainer Penguat Audio Dua Tingkat Yang Dilengkapi Dengan Software Multisim Untuk


(6)

Siregar, Evelin. dan Prawiradilaga, D.,S. (2004). Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Sudijono, Anas. (2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. ALFABETA.

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. ALFABETA.

Supriatna, Deni. (2012). Penggunaan Perangkat Lunak Power Simulator (PSIM) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dasar Elektronika Analog. Skripsi pada FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.