MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN PADA ANAK USIA DINI DENGAN METODE BERMAIN PERAN : Studi Penelitian Tindakan KelasPadaAnakKelompok B TK Al-Hikmahdi KecamatanCipeucangBantenTahunPelajaran 2012-2013.
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM DAFTAR BAGAN ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… i ii iii v viii ix x BAB I BAB II PENDAHULUAN………...
A. Latar Belakang Masalah………. B. Rumusan Masalah………...
C. Tujuan Penelitian………
D. Manfaat Penelitian……….. E. Sistematika Penulisan………. KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN PADA ANAK DENGAN METODE BERMAIN PERAN A.Konsep Kemampuan Logika Matematika………
1. Pengertian Kemampuan Logika Matematika…………...
2. Perkembangan Logika Matematika………. 3. Hakikat Pembelajaran Matematika Anak Usia Din….… B.Hakikat Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada
Anak Usia Dini……...………...…….
1. Pengertian bilangan……….
2. Perkembangan konsep bilangan pada anak……….
3. Indikator kemampuan membilang anak usia dini……… 4. Tahapan pengenalan bilangan pada anak usia dini..….. C.MetodeBermainPeran di Taman Kanak-Kanak……..…….
1. Pengertian Metode Pembelajaran Bermain Peran……... 2. Peranan Bermain PerandalamKurikulum PAUD…….. 3. Jenis-jenis bermainPeran.……… 4. Macam-macam bermain peran……… 5. TujuanMetodeBermainPeran ..……… 6.LangkahMenyiapkanPusatKegiatanBermainPeran…. 7.Penggunaan metode bermain peran dalam meningkatkan
kemampuan konsep bilangan pada anak usia dini……... 1 1 7 8 9 9 11 11 12 14 16 16 18 20 21 24 24 26 28 29 33 37 43 45
(2)
BAB III
BAB IV
D.Penelitian Terdahulu yang relevan………...
METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode penelitian dan desain penelitian ..………. 1. metode penelitian………. 2. Desain penelitian……….. 3. Prosedur penelitian………... 1. Perencanaan……… 2.Tahap pelaksanaan………... 3.Tahap Observasi atau Pengamatan..………. 4.Refleksi……… B.Lokasi dan subjek penelitian……… C.Penjelasan Istilah……….……….. D.Istrumen dan Teknik Pengumpulan Data ………
1.Instrument penelitian……… 2.Teknik Pengumpulan Data………
a.Observasi………
b. Wawancara………
c. Dokumentasi………
E.Teknik analisis data………..
1.Reduksi Data……….
2.Paparan data………..
3. Kesimpulan………... F.Validitas Data………...
1. Member check ………..
2. Triangulasi………...
3. Audit Trail……….
4. Expert opinion………...
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………
A.Data Hasil Penelitian……… 1.Kondisi Objektif Tempat Penelitian………... a. Profil Guru Taman Kanak-Kanak Al-Hikmah……….. b. ProfilMurid Taman Kanak-Kanak Al-Hikmah……... c. Kegiatan Rutin Proses Kegiatan Pembelajaran Di TK
Al-Hikmah………. 2. Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak TK Al-
Hikmah Sebelum Menggunakan Metode Bermain
Peran……….
3. Pelaksanaaan Metode Bermain Peran Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan
Pada Anak……….
46 46 49 51 51 53 54 54 55 55 57 57 59 59 63 66 66 67 67 67 67 68 68 68 69 70 70 70 70 71 73 75 79 79
(3)
BAB V
a. Siklus I ……….
1)Siklus I Tindakan I………... 2)Siklus I Tindakan II………..
b. Siklus II………..
1)Siklus II tindakan I………... 2)Siklus II tindakan II………..
c. Siklus III……….
1)Siklus III Tindakan I……… 2)Siklus III Tindakan II………... 4. Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan
Anak Taman Kanak-Kanak di TK Al-Hikmah Setelah Menggunakan Metode Bermain Peran……….
B.Pembahasan………...
1. Kondisi Objektif Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Sebelum Menggunakan Metode Bermain Peran Di TK Al-Hikmah………... 2. ImplementasiKegiatan Metode Bermain Peran Untuk
Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada Anak Kelompok B di TK Al-Hikmah……….. 3. Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan
Anak Taman Kanak-Kanak di TK Al-Hikmah Setelah Menggunakan Metode Bermain Peran………..
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……….
A. Kesimpulan………... B. Rekomendasi………. 79 88 97 97 107 116 116 123 131 135 135 139 142 146 146 147
DAFTAR PUSTAKA……….... 150
LAMPIRAN
(4)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak usia dini adalah anak pada tahapan usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar sering disebut masa keemasan (golden age) serta masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia, yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa, sosial-emosional, kognitif, konsep diri, seni, moral dan nilai-nilai agama sehingga upaya pengembangan seluruh potensi anak usia dini harus dimulai agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal (Depdiknas,2002:1)
Potensi dan kemampuan anak dapat berkembang dengan baik apabila stimulus yang diberikan sesuai dengan perkembangan anak. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk menstimulasi potensi dan kemampuan anak agar berkembang dengan baik. Pendidikan sejak dini memiliki peranan yang sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka memasuki jenjang pendidikan selanjutnya, salah satu bentuk pendidikan anak usia dini adalah pendidikan Taman Kanak-Kanak yang merupakan jembatan antara lingkungan keluarga dengan masyarakat yang lebih luas yaitu Sekolah Dasar dan lingkungan lainnya dan menyediakan program pendidikan dini bagi sekurang-kurangnya anak usia empat tahun sampai memasuki jenjang pendidikan dasar (Masitoh,2005:1)
(5)
Taman Kanak-Kanak pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya (Moeslichatoen,1995:3). Oleh karena itu pendidikan untuk anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan yang meliputi aspek kognitif, bahasa, sosial, emosi, fisik dan motorik bukanlah kegiatan akademik (calistung) tetapi lebih aktualisasi potensi semua aspek perkembangan.Kegiatan pembelajaran matematika terpadu untuk anak usia dini memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan seluruh potensi anak, karena setiap anak memiliki potensi untuk masing-masing aspek perkembangan. Salah satunya dengan potensi matematika, oleh karena itu penting untuk mengembangkan potensi matematika anak sejak dini agar berkembang secara optimal (Anggraeni ,2011:2)
Dewasa ini, sebagaimana dapat kita saksikan bersama tuntutan beberapa pihak agar anak menguasai keterampilan dan konsep matematika semakin gencar, hal ini mendorong beberapa lembaga pendidikan anak usia dini untuk mengajarkan pengetahuan matematika secara sparadis dan radikal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sriningsih, beberapa lembaga pendidikan anak usia dini mengajarkan konsep-konsep matematika yang lebih menekankan pada penguasaan
(6)
angka dan operasi melalui metode drill dan praktik-praktik paper-pencil test. (Sriningsih,2008:1)
Tom dan Harriet dalam Erawati (2011:2) menyatakan bahwa perlunya anak memiliki pengetahuan matematika karena hal itu sangat penting. Di dunia mendatang, bahkan jauh lebih besar dari saat ini matematika akan terus dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Matematika terdapat di Rumah, Sekolah, Pasar, Swalayan, Kantor dan tempat lainnya, dengan kata lain matematika merupakan keseharian anak dan ada dalam kehidupan sehari–hari.
Salah satu pembelajaran matematika yang harus dimiliki anak adalah mengenal konsep bilangan, karena konsep bilangan merupakan awal pengenalan matematika kepada anak karena menjadi dasar pembelajaran matematika selanjutnya.Kemampuan dasar yang harus dimiliki anak dalam pembelajaran matematika adalah mengenal bilangan.Mengenalkan konsep bilangan penting untuk dikembangkan karena pada dasarnya kehidupan anak tidak terlepas dari bilangan.Sebagai contoh, banyak sekali aktivitas manusia yang memerlukan bilangan seperti membeli sesuatu harus mengerti bilangan, mengukur berat, tinggi badan dan lain-lain. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Griffiths (1992:26) mengemukakan:
Sebagian besar diantara kita sudah membiasakan mengenalkan kepada anak-anak nama untuk bilangan sejak mereka masih bayi. Sambil mengenakan baju kaosnya misalnya kita mungkin sambil berkata tangan satu, tangan dua! Kita juga sering menyanyikan lagu untuk anak-anak yang didalamnya terdapat nama bilangan.
(7)
Bilangan dan operasi bilangan merupakan bagian dari standar pembelajaran matematika yang ditetapkan oleh NCTM(National Countil Of
Matematics). Pada bilangan dan operasi bilangan ini anak-anak dapat memecahkan
konsep dasar aritmatika dalam memecahkan masalah. Aritmatika meliputi hubungan satu-satu, berhitung, angka, nilai dan tempat, operasi bilangan (Sriningsih,2008:63).
Kondisi objektif yang ditemui di TK Al-Hikmah dalam kegiatan pengembangan pembelajaran matematika khususnya pada pengenalan konsep bilangan di kelompok B masih rendah.Hal ini disebabkan peran guru yang masih menekankan pengajaran yang berpusat pada guru.Hal ini dibuktikan dengan adanya peran guru yang terlalu menguasai kelas. Guru dengan spontan memberikan tugas kepada anak tanpa memberikan pilihan kegiatan kepada anak. Pada saat melakukan observasi kegiatan yang dilakukan guru adalah memberikan perintah kepada anak agar mengambil buku tulis dan pensil kemudian guru memberikan contoh menulis angka 1-10 di papan tulis dan anak-anak menuliskannya di buku tulis. Anak dikondisikan duduk dan mengerjakan tugas sendiri serta anak tidak diberi kesempatan untuk bekerjasama dengan temannya..Dengan durasi yang pendek, anak harus bisa menyelesaikan tugas dengan cepat.
Kegiatan pembelajaran yang sering dilakukan di TK Al-Hikmah yaitu memberikan tugas dengan mengerjakan LKS menggunakan majalah. Hal ini mengakibatkan pembelajaran menjadi kurang menyenangkan dan kurang
(8)
bermakna sehingga anak menjadi cepat bosan, gelisah, kurang antusias dalammengikuti pembelajaran, sehingga mengakibatkan rendahnyakemampuan belajar bilangan pada anak. Guru kurang memberikan media yang menarik bagi anak dan pemilihan metode dan tekhnik dalam pembelajaran masih kurang bervariasi. Diakui oleh guru TK Al-Hikmah, bahwa sampai saat ini para guru belum menemukan media yang tepat untuk membantu anak dalam kegiatan membilang.
Peneliti mengamati hasil belajardi TK Al-Hikmah dari beberapa anak mengenaikemampuan matematika masih rendah di antaranya (1) Anak anak belum mampu menyebutkan hasil pengurangan dengan benda dari 1-10 (2) anak belum mampu menghubungkan lambang bilangan dari 1-10 dengan benda secara acak (3) anak belum mampu membuat 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya (4) anak belum mampu membuat 2 kumpulan benda yang tidak sama jumlahnya (5) Anak belum mampu melengkapi lambang bilangan dari 1-10.
Berangkat dari kondisi di atas untuk meningkatkan kemampuan penguasaan konsep bilangan pada anak Taman Kanak-Kanakguru dituntut untuk mampu mengubah pembelajaran yang terkesan kaku serta membosankan menjadi pembelajaran yang aktif, menarik dan menyenangkan serta melibatkan anak secara langsung dalam proses pembelajaran salah satunya dengan kegiatan bermain.
(9)
Bermain merupakan pendekatan dan salah satu prinsip dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak usia TK. Pada prinsipnya bermain mengandung rasa senang dan lebh mementingkan proses daripada hasil akhir.
Mayke dalam Sudono (2000:3) mengemukakan bahwa belajar dengan bermain memberi kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi, mempraktikkan dan mendapatkan bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya. Disinilah proses pembelajaran terjadi, melalui bermain akan memberikan pengalaman belajar pada peserta didik..
Upaya yang dapat dilakukan di TK dalam mengembangkan konsep bilangan salah satunya dengan mengoptimalkan penggunaan metode pembelajaran. Wahab (1986:115) mengatakan bahwa penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas. Adapun metode yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah dalam mengenalkan konsep bilangan pada anak usia dini yaitu melalui metode bermain peran.
Menurut Mulyadi (2008:1), bermain peran merupakan permainan yang biasa dilakukan anak-anak dimana dalam permainan tersebut mereka meniru kegiatan atau pekerjaan orang dewasa. Nugraha & Rachmawati (2004:8.9) juga mengartikan bermain peran sebagai permainan yang dilakukan anak dengan cara memerankan tokoh-tokoh, benda-benda, binatang ataupun tumbuhan yang ada disekitar anak, dimana melalui permainan ini daya imajinasi, kreativitas, empati serta penghayatan anak dapat berkembang.
(10)
Penulis memilih suatu metode bermain pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran karena metode bermain peran merupakan contoh teknik penyasmpaian materi pelajaran dengan membawa peserta didik terjun langsung ke lapangan dengan menggunakan kegiatan bermain. Metode pengajaran dengan menggunakan model bermain peran berperan untuk melatih proses belajar yang mandiri, proses berpikir kognitif, proses afektif (pengembangan sikap dan nilai) dan mengembangkan proses psikomotor (pengembangan keterampilan). Metode bermain peran memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Dalam pemilihan metode bermain peran memerlukan keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan mempersiapkan alat dan bahan yang akan mendukung proses pembelajaran di lapangan.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di TK Al-Hikmah penulis tertarik untuk meneliti metode bermain peran sebagai salah satu cara meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan dan dapat memperbaiki kondisi pembelajaran yang terjadi di TK Al-Hikmah Penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan judul “ Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak Usia Dini Dengan Metode Bermain Peran”
B. Rumusan Masalah
Secara umum masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah “upaya
(11)
melalui penerapan metode bermain peran”. Secara khusus, masalah yang diteliti dibatasi sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi awal kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak usia dini di TK Al-Hikmah kelompok Bdi Kecamatan Cipeucang Banten sebelum diterapkan metode bermain peran?
2.Bagaimana langkah-langkah penerapan metode bermain peran untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak di TK Al-Hikmah kelompok Bdi Kecamatan Cipeucang Banten?
3. Bagaimana peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan anak diTK Al-Hikmahkelompok Bdi Kecamatan Cipeucang Banten setelah diterapkan metode bermain peran?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kondisi awal kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak usia dini di TK Al-Hikmah kelompok B di Kecamatan Cipeucang sebelum menggunakan metode bermain peran.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah penerapan metode bermain peran untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak diTK Al-Hikmah kelompok B di Kecamatan Cipeucang Banten.
3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak di TK Al-Hikmah kelompok B di Kecamatan Cipeucang Banten setelah menggunakan metode bermain peran.
(12)
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa
Anak akan memperoleh pembelajaran di bidang membilang yang lebih menarik, menyenangkan dan memungkinkan bagi dirinya untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan yang sangat berguna untuk masa dewasa nanti.
2. Bagi guru
Meningkatkan pemahaman guru tentang metode bermain peran serta memberikan pengalaman kepada guru dalam merancang pembelajaran di TK dengan menggunakan metode bermain peran
3. Bagi peneliti
Memberikan pengalaman dan wawasan pribadi dalam mengembangkan penelitian mengenai metode bermain peran terhadap kemampuan mengenal konsep bilangan anak Taman Kanak-Kanak.
E. Sistematika Penulisan
Penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bagian, yaitu:
Bab pertama menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab keuda memaparkan tentang landasan teoritis mengenai konsep bilangan pada anak usia
(13)
dini dan metode bermain peran. Bab ketiga berisi penjabaran lebih rinci tentang metode penelitian, prosedur serta tahap-tahap penelitian mulai dari persiapan hingga penelitian berakhir.Bab keempat mendeskripsikan hasil temuan penelitian dan pembahasan mengenai hasil temuan penelitian.Bab kelima berisi kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang diperoleh dan rekomendasi yang berdasarkan pada hasil penelitian.
(14)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kelas (PTK). Pemilihan metode penelitian ini disesuaikan berdasarkan dengan permasalahan dan tujuannya yaitu untuk mengetahui bagaimana meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak usia dini dengan metode bermain peran di TK Al-Hikmah.
Terdapat beberapa istilah pengertian penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) diantaranya menurut Muslihuddin (2009:5) PTK diartikan dalam bahasa inggris dengan Classroom Action Research (CAR), yaitu sebuah penelitian yang dilakukan guru dikelasnya. Selaras dengan pernyataan tersebut, Arikunto (2006:57) mengungkapkan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru bekerjasama dengan peneliti yang menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran.
Sementara, John Elliot dalam Muslihuddin (2009:6) mengemukakan bahwa PTK adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya yaitu perencanaan (1) perencanaan tindakan (2) pelaksanaan tindakan (3) pengamatan (4) refleksi.
(15)
Lebih lanjut Harjodipuro (dalam Muslihuddin, 2009:7) mengemukakan bahwa PTK adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut dan agar mau untuk mengubahnya.
Berdasarkan definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru bekerjasama dengan peneliti untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran dikelas.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif. Bog dan dan Tylor (Maleong,2007:4) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Sementara itu Sujiono (2007:15) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif adalah penelitian yang meneliti kondisi obyek secara deskriptif dimana peneliti sebagai instrumen.
Berkaitan dengan penelitian tindakan kelas, maka PTK mempunyai beberapa karakteristik menurut Muslihuddin (2009:13) diantaranya (1) didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional (2) adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya (3) penelitian sekaligus sebagai praktisi yang melakukan
(16)
refleksi (4) bertujuan memperbaiki/meningkatkan kualitas praktek instruksional (5) dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.
Memperhatikan uraian di atas maka selanjutnya PTK memiliki tujuan yang digunakan dalam rangka pendidikan dan pengajaran menurut Muslihuddin (2009:27) diantaranya:
1. Untuk menanggulangi masalah atau kesulitan dalam pendidikan dan pengajaran yang dihadapi oleh guru dan tenaga kependidikan.
2. Untuk memberikan pedoman bagi guru/kepala sekolah untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu kinerja atau mengubah sistem kerjanya agar menjadi lebih baik dan produktif.
3. Untuk melaksanakan program pelatihan, terutama pelatihan dalam jabatan guru, yaitu sebagai salah satu strategi pelatihan yang bersifat inkuiri, agar peserta lebih menghayati dan langsung menerapkan hasil pelatihan tersebut. 4. Untuk memasukkan unsur-unsur pembaharuan dalam sistem pengajaran yang
sedang berjalan dan sulit untuk ditembus oleh upaya pembaharuan pada umumnya.
5. Untuk membangun dan meningkatkan mutu komunikasi dan interaksi antara praktisi dengan para peneliti akademis.
6. Untuk perbaikan suasana keseluruhan sistem atau masyarakat sekolah yang melibatkan administrator, pendidikan, guru, siswa, orang tua siswa serta pihak-pihak lain yang bersangkutan dengan kehidupan sekolah.
(17)
Berdasarkan penjelasan di atas penelitian tindakan kelas (PTK) ini digunakan untuk memperbaiki secara langsung masalah dalam pengajaran dan masalah lainnya yang terjadi di TK Al-Hikmah khususnya kelompok B dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak usia dini.
2. Desain Penelitian
Menurut Lewin (Muslihuddin: 68,2009) menjelaskan bahwa penelitian tindakan terdapat empat komponen yang saling terkait dan berkesinambungan. Empat komponen tersebut, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (action), (3) pengamatan (observing), (4) refleksi (reflecting). Secara visual, tahap-tahap tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
Perencanaan
Refleksi tindakan
observasi Bagan 3.1
Desain PTK Model Kurt Lewin
Tahap-tahap di atas membentuk satu siklus sehingga dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya secara berdaur ulang.Siklus ini bisa berkelanjutan sampai suatu permasalahan dianggap teratasi. Jumlah siklus dalam suatu
(18)
penelitian tindakan bergantung pada masalah apa yang dihadapi. Untuk lebih jelasnya penelitian ini akan melakukan siklus tindakan sebagai berikut:
Bagan 3.2 Model John Elliot (Muslihuddin:2009:72)
PELAKSANAAN
PERENCANAAN
SIKLUS I
PENGAMATAN
REFLEKSI
PELAKSANAAN
SIKLUS 2
PERENCANAAN PENGAMATAN
(19)
3. Prosedur Penelitian
Prosedur tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari empat tahapan, yaitu:
a. Tahap perencanaan
Perencanaan dalam penelitian tindakan kelas disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan berkenaan dengan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak. Langkah- langkah yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu menentukan kelas atau kelompok yang akan digunakan untuk penelitian yaitu kelompok B, guru kelas dan peneliti menyusun tindakan yang akan dilaksanakan.perencanaan yang akan dilakukan pada siklus 1 sampai 3 adalah sebagai berikut:
Siklus 1
1)Merumuskan masalah
2)Mempersiapkan dan merancang tindakan yang akan dilaksanakan 3)Menyusun skenario konsep bilangan dengan metode bermain peran 4)Melakukan observasi berdasarkan pedoman observasi dan pengolahan
data. Pelaksanaan observasi ini dilakukan oleh peneliti dan guru kelas dan dilakukan secara bersamaan dalam pelaksanaan tindakan dalam pengumpulan data.
5)Bersama dengan guru menganalisis dan merefleksi pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I, pelaksanaan analisis terhadap pembelajaran dilakukan setelah kegiatan pembelajaran terlaksana. Untuk memperoleh
(20)
gambaran secara kualitatif dari proses tindakan dan observasi, kemudian dijadikan perencanaan pada siklus berikutnya.
6)Melakukan wawancara terbuka kepada anak untuk mengetahui tanggapan anak setelah seluruh kegiatan pembelajaran dilakukan.
Siklus II
1) Merancang kegiatan yang akan dilakukan dengan melihat pada hasil refleksi siklus I
2) Mempersiapkan dan merancang tindakan yang akan dilaksanakan 3) Menyusun skenario konsep bilangan dengan metode bermain peran 4) Melakukan observasi berdasarkan pedoman observasi dan pengolahan
data. Pelaksanaan observasi ini dilakukan oleh peneliti dan guru kelas dan dilakukan secara bersamaan dalam pelaksanaan tindakan dalam pengumpulan data.
5) Bersama dengan guru menganalisis dan merefleksi pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I, pelaksanaan analisis terhadap pembelajaran dilakukan setelah kegiatan pembelajaran terlaksana. Untuk memperoleh gambaran secara kualitatif dari proses tindakan dan observasi, kemudian dijadikan perencanaan pada siklus berikutnya.
6) Melakukan wawancara terbuka kepada anak untuk mengetahui tanggapan anak setelah seluruh kegiatan pembelajaran dilakukan.
(21)
Siklus III
1) Merencanakan tindakan yang akan dilakukan dengan melihat pada hasil refleksi siklus II
2) Mempersiapkan dan merancang tindakan yang akan dilaksanakan 3) Menyusun skenario konsep bilangan dengan metode bermain peran 4) Melakukan observasi berdasarkan pedoman observasi dan
pengolahan data. Pelaksanaan observasi ini dilakukan oleh peneliti dan guru kelas dan dilakukan secara bersamaan dalam pelaksanaan tindakan dalam pengumpulan data.
5) Bersama dengan guru menganalisis dan merefleksi pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I, pelaksanaan analisis terhadap pembelajaran dilakukan setelah kegiatan pembelajaran terlaksana. Untuk memperoleh gambaran secara kualitatif dari proses tindakan dan observasi, kemudian dijadikan perencanaan pada siklus berikutnya.
6) Melakukan wawancara terbuka kepada anak untuk mengetahui tanggapan anak setelah seluruh kegiatan pembelajaran dilakukan b. Tahap Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai guru yang akan mengajarkan kegiatan dalam mengenalkan konsep bilangan pada anak melalui metode bermain peran di kelompok B TK Al-Hikmah serta
(22)
berkolaborasi dengan guru kelas yang berperan mendampingi anak selama kegiatan belajar berlangsung dilakukan secara terus menerus.
Pelaksanaan penelitian ini direncanakan dalam 3 siklus yang dialokasikan 2 jam dalam sekali pertemuan. Untuk 1 siklus dilaksanakan 2 kali tindakan dengan tema yang sama serta kegiatan yang berbeda.
c. Tahap pengamatan
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan selama kegiatan belajar berlangsung. Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus pertama, siklus kedua, siklus ketiga. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan, hambatan yang dialami selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil dari penelitian tersebut akan memberi pengaruh pada tindakan selanjutnya. Catatan peneliti akan menghasilkan suatu bahan untuk mengadakan refleksi dan secara langsung akan memberikan masukan guna memperbaiki kegiatan selanjutnya.
b. Tahap Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan mengkaji semua informasi yang diperoleh dari penelitian. Proses refleksi memegang peran yang sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan penelitian tindakan kelas. Dengan refleksi yang tajam dan terpercaya akan didapat suatu masukan yang sangat berharga dan akurat bagi penentuan langkah tindakan selanjutnya. Pada bagian refleksi dilakukan analisis data dari lapangan dan memberikan arah pada siklus selanjutnya.
(23)
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di TK Al-Hikmah yang berada di Kampung Gajah Mada Desa Palanyar Kabupaten Pandeglang Bantenyang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah anak yang berada pada usia 5-6 tahun di TK Al-Hikmah sebanyak 15 anak dengan anak laki-laki 7 orang dan anak perempuan 8 orang anak.
C. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan pahaman dan penafsiran yang berbeda, maka peneliti membuat penjelasan istilah sebagai berikut:
1. Konsep bilangan
Bilangan merupakan suatu konsep tentang bilangan yang didalamnya terdapat unsur-unsur penting yang terdapat dalam bilangan seperti nama, urutan, lambang dan jumlah( Pakasi, 1970:23)
Mengenalkan konsep bilangan pada anak usia dini yaitu kemampuan
anak mengurutkan bilangan, berhitung, menjumlahkan dan
menghubungkan (Moomaw,1995:23)
Menurut Coopley(2000:5) terdapat lima kemampuan yang diajarkan dalam bilangan dan operasi bilangan, yaitu (1) Counting (Berhitung) (2) one-to-one (koresponden satu-satu) (3) Quantity (Kualitas), (4)Recognizing
(24)
2. Metode Bermain Peran
Metode bermain peran adalah permainan yang memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda sekitar anak sehingga dapat mengembangkan daya khayal (imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan kegiatan yang dilaksanakan.Bermain peran berarti menjalankan fungsi sebagai orang yang dimainkannya, misalnya berperan sebagai dokter, ibu guru, nenek tua renta (Supriyati dalam Gunarti, Winda dkk 2008:10.9).
Bermain peran dibagi menjadi dua yaitu bermain peran mikro dan bermain peran makro. Bermain peran mikro adalah awal bermain kerja sama yang dilakukan hanya dua orang saja, bahkan sendiri dengan menggunakan media tertentu, sedangkan bermain peran makro adalah salah satu jenis bermain peran dengan menggunakan ukuran sebenarnya, dimana anak dikatakan sedang bermain peran makro jika dia memerankan sendiri sesuatu tokoh, atau dengan kata lain anak berperan sebagai aktor (Agustiningtyas, 2009:35-36)
Jenis bermain peran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah bermain peran makro yang kegiatan bermainnya secara langsung oleh anak serta anak memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda disekitar anak. Dalam penelitian ini, tema-tema dari cerita yang akan dimainkan dapat disesuaikan dengan tema pembelajaran yang sedang berlangsung di TK yaitu tema pekerjaan dan tema makanan dan minuman. Durasi yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan bermain peran ini sekitar kurang lebih 60 menit.
(25)
Penelitian ini tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan metode bermain peran adalah sebagai berikut:
a. Menentukan tema pembelajaran
b. Menentukan topik atau fokus tema untuk pelaksanaan bermain peran c. Menyiapkan cerita atau skenario untuk pelaksanaan bermain peran d. Memberikan penjelasan kepada anak mengenai cara bermain peran e. Guru menyampaikan cerita dan mengatur adegan-adegan bermain peran f. Guru meminta sejumlah anak untuk memainkan peran .pemilihan peran
didiskusikan oleh guru dan anak, kemudian anak yang memilih sendiri peran apa yang akan dimainkan dan semua anak bergantian untuk memainkan peran agar semua anak dapat mendapat kesempatan yang sama. Untuk anak yang tidak bermain peran, menonton dan memperhatikan dengan baik.
g. Memberikan petunjuk sekedarnya tentang darimana permainan dimulai h. Barulah memulai kegiatan bermain peran sesuai dengan jalan cerita yang
telah ditentukan oleh guru.
i. Setelah selesai, dapat didiskusikan bersama anak tentang isi dan maksud dari cerita yang telah dimainkan tersebut.
D. Instrumen Dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen penelitian
Meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik.Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.Jadi
(26)
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan dalam mengukur fenomena sosial maupun alam yang diamati (Sugiyono,2007:102).
Proses pengembangan instrumen dilakukan dengan membuat kisi-kisi instrumen penelitian, instrumen yang telah disusun kemudian dikaji oleh dua orang ahli untuk di judge atau diberikan penilaian atas butir-butir pernyataan yang dibuat. Setelah itu dilakukan perbaikan atas butir pernyataan sehingga layak untuk dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian. Adapun kisi-kisi instrumen yang dimaksud pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada Anak Usia Melalui Metode Bermain Peran Variabel Sub
Variabel
Indikator Sub Indikator Kemampuan
mengenal konsep bilangan
1. Berhitung 1. Menyebutkan lambang bilangan 1-10
1. Anak menyebutkan urutan bilangan 1-10
2. Anak menyebutkan bilangan secara acak misalnya setelah 3,4,5 2.Menghitung matematika sederhana (menjumlahkan, mengurangi dan membagi dalam kehidupan sehari-hari)
1. Anak menyebutkan hasil penambahan dengan benda dari 1 sampai 10
2. Anak menyebutkan hasil pengurangan dengan benda dari 1 sampai 10
3. Anak menyebutkan hasil pembagian dua benda 2. Hubungan
satu ke satu
1.Menghubungkan /memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda
1.Anak dapat menghubungkan lambang bilangan dari 1-10 dengan benda secara berurutan 2. Anak dapat menghubungkan
(27)
dengan benda secara acak 3. kuantitas 4. Lambang bilangan 1.Membuat dan membedakan 2-3 kumpulan benda yang sama jumlahnya, lebih banyak dan lebih sedikit
1. Anak dapat membuat 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya
2. Anak dapat membuat 2 kumpulan benda yang tidak sama jumlahnya
3. Anak dapat membedakan 2 kumpulan benda yang lebih banyak
4. Anak dapat membedakan 2 kumpulan benda yang lebih lebih
Menulis lambang bilangan dengan benda dari 1-10
1. Anakdapat menulis lambang bilangan secara berurutan dari 1-10
2. Anak dapat melengkapi lambang bilangan
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan setelah instrumen pengumpulan data ditentukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:.
a. Observasi
Pedoman observasi adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur tingkah laku siswa pada waktu belajar dan perilaku guru saat mengajar. Sedangkan menurut Syaodih, N (2005:220) adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan data dan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Melalui observasi, peneliti dapat melihat
(28)
langsung aktivitas pelaksanaan peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan anak usia dini dengan metode bermain peran.
Data-data yang diperoleh dalam observasi ini dicatat dalam suatu catatan observasi. Observasi dilakukan setiap proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi ini digunakan sebagai masukan dalam pelaksanaan refleksi. Jenis observasi dalam penelitian ini, yaitu observasi partisipatif, yang memungkinkan peneliti dapat mengamati dan melakukan pencatatan secara cermat perilaku anak didik dan guru dalam proses pembelajaran dalam pengembangan kemampuan mengenal konsep bilangan di TK Al-Hikmah Pandeglang ketika proses pembelajaran berlangsung. Dalam melaksanakan observasi, peneliti memperhatikan: (a) Isi dari pengamatan; (b) Mencatat pengamatan;(c) Kecepatan pengamatan; (d) Hubungan antara pengamat dengan yang diteliti. Di bawah ini akan ditampilkan pedoman observasi kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak TK Al-Hikmah dan format aktivitas guru dalam kegiatan metode bermain peran.
(29)
Tabel 3.2
Format Pedoman Observasi Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak
Nama :
Hari/Tanggal :
Nama observer :
No Indikator BB DP PS Keterangan
1.
Anak menyebutkan urutan bilangan 1-10
2 Anak menyebutkan bilangan secara acak misalnya setelah 3,4,5 3 Anak menyebutkan hasil
penambahan dengan benda dari 1 sampai 10
4 Anak menyebutkan hasil pengurangan dengan benda dari 1 sampai 10
5 Anak menyebutkan hasil pembagian dua benda 6 Anak dapat
menghubungkan lambang bilangan dari 1-10 dengan benda secara berurutan 7 Anak dapat
menghubungkan lambang bilangan dari 1-10 dengan benda secara acak
8 Anak dapat membuat 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya 9 Anak dapat membuat 2
kumpulan benda yang tidak sama jumlahnya
10 Anak dapat membedakan 2 kumpulan benda yang lebih
(30)
banyak
11 Anak dapat membedakan 2 kumpulan benda yang lebih sedikit
12 Anakdapat menulis lambang bilangan secara berurutan dari 1-10 13 Anak dapat melengkapi
lambang bilangan
Keterangan:
BB : Berkembang Baik ( mampu melakukan kegiatan secara mandiri) DP : Dalam Proses ( anak masih memerlukan bantuan)
PS : Perlu Stimulus ( anak tidak mampu melakukan kegiatan)
Tabel 3.3
Pedoman Observasi Aktivitas Guru Dalam Penggunaan Metode Bermain Peran Nama Guru :
Nama TK : Hari/Tanggal :
No Uraian Ya Tidak Keterangan
A Tahap Perencanaan
1 Guru membuat rencana kegiatan harian (RKH) 2 Menentukan dan menyiapkan materi
3 Guru mempersiapkan media yang akan digunakan 4 Guru membuat catatan penilaian anak
B Tahap Pelaksanaan Pembukaan
(31)
tertarik pada kegiatan bermain peran
6 Mengkomunikasikan tema,metode dan media yang akan digunakan pada waktu kegiatan
7 Guru menjelaskan aturan-aturan metode bermain peran pada setiap kegiatan
8 Guru memperkenalkan secara rinci kegiatan yang akan dilaksanakan oleh anak
Tahap Inti
9 Mengarahkan anak untuk melakukan kegiatan sesuai dengan aturan
10 Guru melibatkan semua anak dalam kegiatan metode bermain peran
11 Memberikan motivasi kepada anak pada saat kegiatan
12 Mengamati atau mengobservasi anak pada waktu kegiatan berlangsung
C Evaluasi
13 Guru melakukan tanya jawab dengan anak tentang kegiatan yang telah dilaksanakan hari ini
14 Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan atau menceritakan kembali kegiatan yang sudah dilaksanakan
15 Menilai apakah tujuan pembelajaran telah tercapai
b.Pedoman wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan, tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada masalah tertentu dengan tujuan memperoleh informasi faktual, untuk
(32)
menaksir dan menilai kepribadian individu atau tujuan-tujuan konseling/penyuluhan atau tujuan terapeutis (Kartono,1996:187).
Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data tentang pembelajaran yang selama ini dilakukan di TK Al-Hikmah Cipeucang dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan, baik mengenai materi, media, metode dan evaluasi yang digunakan serta kendala yang dihadapi guru.
Pelaksanaan wawancara ini akan ditujukan kepada guru untuk memperoleh data yang berkenaan dengan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak melalui metode bermain peran.
Bentuk wawancara yang dipilih yaitu wawancara terstruktur, dimana peneliti sudah mempersiapkan bahan wawancara terlebih dahulu.Berikut inij pertanyaan-pertanyaan wawancara yang diajukan peneliti terkait dengan permasalahan penelitian yang dilakukan sebelum dan sesudah tindakan.
(33)
Tabel 3.3
Pedoman Wawancara
Sumber Guru Kelas
No Pertanyaan Jawaban
1 Strategi apa yang ibu pergunakan dalam
meningkatkan kemampuan konsep bilangan pada anak dalam kegiatan pembelajaran?
2 Apa yang menjadi pertimbangan bagi ibu untuk memilih strategi pembelajaran tersebut?
3 Apakah melalui strategi yang telah diberikan untuk meningkatkan kemampuan konsep bilangan pada anak sudah tercapai?
4 Media apa yang digunakan oleh ibu dalam kegiatan mengenalkan konsep bilangan pada anak usia dini 5 Apakah sebelumnya ibu pernah memberikan metode
bermain peran untuk meningkatkan konsep bilangan pada anak usia dini?
6 Bagaimana tanggapan ibu terhadap penerapan metode bermain peran untuk meningkatkan konsep bilangan pada anak usia dini?
7 Bagaimana saran ibu terhadap metode bermain peran dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak usia dini?
(34)
c. Pedoman studi dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian berupa foto, gambar serta dokumen lain yang menunjang penelitian
Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam studi dokumentasi adalah pengambilan gambar anak yang sedang melaksanakan berrmain peran di lingkungan Sekolah berupa foto, profil sekolah. Hal ini dilakukan sebagai bukti kemampuan konsep bilangan pada anak usia dini melalui metode bermain peran.
E. Teknik Analisis data
Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Tahap ini berlangsung dari awal sampai akhir.Analisis data dilakukan selama pengumpulan data di lapangan dan setelah data terkumpul.Data dan informasi yang telah terkumpul selanjutnya dilakukan pengorganisasian data dan analisis satu persatu sesuai dengan fokus permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian.Data yang diperoleh dari lapangan harus segera dituangkan dalam bentuk lisan dan analisis.Dalam melakukan analisis data ada beberapa langkah yang harus ditempuh oleh seorang peneliti.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dengan melakukan beberapa tahapan diantaranya reduksi data, paparan data dan penyimpulan (Sugiyono,2007:337)
(35)
1. Reduksi Data
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan pola serta membuang yang tidak perlu.Reduksi data ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
2. Paparan Data
Untuk mempermudah dalam membaca data yang diperoleh dan melihat gambaran secara keseluruhan, maka data yang telah direduksi tersebut kemudian disajikan secara rinci dengan tertata rapi dengan narasi
3. Kesimpulan
Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik pada akhir siklus satu dan kesimpulan akhir pada siklus kedua atau akhir.
F. Validitas Data
Penelitian ini menggunakan teknik validasi data menurut Hopkins (Wiraatmadja,2008 :168) yang memiliki bentuk-bentuk validasi sebagai berikut:
(36)
1. Member check
Melakukan member check yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dengan nara sumber. Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk menguji konsistensi informasi yang telah dituangkan.Data atau informasi dalam penelitian ini diperoleh dan dikonfirmasikan dengan guru Taman kanak-kanak Al-Hikmah yang berjumlah 4 orang.
2. Triangulasi
Memeriksa kebenaran data yang diperolehdari penelitian dengan cara membandingkan dengan hasil orang lain yang ikut terlibat dalam pelaksanaan mengenal konsep bilangan. Sumber yang dapat digunakan dalam penelitian ini yaitu guru kelompok B sebagai mitra peneliti dan anak kelompok B yang menjadi subjek penelitian.
3. Audit trail
Audit trailpada penelitian ini berarti memeriksa catatan yang telah dibuat peneliti dan memeriksa kebenaran dari hasil penelitian penerapan metode bermain peran untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan. Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mendiskusikan dengan kawan sejawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sama atau lebih
(37)
4. Expert opinion
Kegiatan validasi data dengan meminta nasehat kepada pakar atau orang yang ahli di bidang penelitian tindakan kelas. Peneliti meminta nasihat kepada para pembimbing untuk memperoleh masukan dan arahan terhadap masalah-masalah yang timbul dalam semua tahapan kegiatan penelitian penerapan metode bermain peran untuk meningkatkan kemampuan mnegenal konsep bilangan pada anak usia dini.
(38)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkanhasilpenelitiantentang
“MeningkatkanKemampuanMengenalKonsepBilanganAnakUsiaDiniDen ganMetodeBermainPeran” yang dilaksanakan di TK Al
-HikmahDesaPalanyar, KecamatanCipeucang,
KabupatenPandeglangdapatdisimpulkan,yaitu:
1. Kondisiobjektif proses pembelajaran di TK Al-Hikmahdalampengenalankonsepbilanganmasihrendahhalinidisebabkankar enamasihmenekankanpengajaran yang berpusatpada guru. Hal inidibuktikandenganadanyaperan guru yang terlalumenguasaikelas. Guru denganspontanmemberikantugaskepadaanaktanpamemberikanpilihankegia tankepadaanak.Kegiatanpembelajaran yang seringdilakukan di TK Al-Hikmahyaitumemberikantugasdenganmengerjakan LKS menggunakanmajalahHal
inimengakibatkanpembelajaranmenjadikurangmenyenangkandankurangbe rmaknasehinggaanakmenjadicepatbosan, gelisah, kurangantusiasdalammengikutipembelajaran.
2. Untukmeningkatkankemampuanmengenalkonsepbilanganpadaanak di TK
(39)
penelitimelaksanakanpenelitiantindakankelasdenganmenggunakanmetode bermainperanselamatigasiklus. Padasetiapsiklus proses pembelajarannyamengikutiprosedurbakuyaitukegiatanawal, kegiataninti, dankegiatanakhirsertaindikatortiapsiklussama. Akan
tetapikegiatanpadatiappertemuan yang
dilaksanakannyabervariasihalinidisebabkansupayaanaktidakmerasajenuhd anbosandengankegiatantersebut.
3. Metodebermainperandapatmeningkatkankemampuanmengenalkonsepbila
nganpadaanakusiadini. Hal
inidapatdilihatdaripersentasesebelumtindakandansesudahtindakan.
PadakategoriBerkembangbaik (BB) yang tadinya 40% meningkatmenjadi 78,5%, padakategoridalam proses (DP) yang tadinya 27,7% menurun 21,5%, danpadakategoriPerlu Stimulus (PS) 32,3% menurunmenjadi 0%. B. Rekomendasi
Berdasarkanhasildankesimpulan yang telah di uraikan di atas, penelitimengajukansejumlahrekomendasiuntukmeningkatkankemampuanmen genalkonsepbilanganpadaanakmelaluimetodebermainperan.Adapunrekomend asinyadiantaranya:
1. Bagikepalasekolah
a. Kepalasekolahdapatmemberikanmasukansertaarahankepada guru kelasuntukmengajarkanmembilangpadaanakmenggunakanmetode
(40)
yang
bervariasidanmenarikuntukmenstimuluskemampuanmengenalkonsepbi langanpadaanak.
b. Menyediakansaranadanprasaranauntukmendukungpengembanganalatp eraga yang bervariasidaninovatif.
c. Mendukungupaya guru dalammemanfaatkan media yang tepatuntukmeningkatkandanmenggunakanstrategi yang sesuaidengankarakteristikperkembangananak.
2. Bagi guru kelas a. Guru
hendaknyadapatmenstimulasikemampuankonsepbilanganmelaluipe
mbelajaran yang
menyenangkandanmemberikankesempatanbagianakuntukbermainla ngsungsalahsatunyamelaluimetodebermainperan.
b. Guru
hendaknyadapatmengoptimalkanpenerapanmetodebermainperandal ammeningkatkankemampuanmengenalkonsepbilangan,
misalnyadenganmemaksimalkan media yang
akandigunakandalampenerapanmetodebermainperan. c. Guru
(41)
yang disukainyadanbolehbertukarperandengantemuan yang lainnya agar dapatsalingmerasakanperan yang berbeda.
3. Bagipeneliti
Denganadanyahasilpenelitian yang
membuktikanpeningkatankemampuanmengenalkonsepbilangandih arapkanbagipenelitiselanjutnyadapatmengangkatkembalipermasala han yang adatetapimetode, teknikstrategidan media yang lain
sertatindakan yang berbeda agar
dapatmemberimasukanatautemuanbarukhususnyadalammeningkat kankemampuankonsepbilangan.
(42)
DAFTAR PUSTAKA
Agustiningtyas,Ryolita.(2009)
PeningkatanKeterampilanBerkomunikasiAnakMelaluiPenerapanMetodeBerm ainPeranMikro.skripsi UPI Bandung: TidakDiterbitkan.
Agustin, MubiardanMuslihuddin (2008) Mengenali Dan MengembangkanPotensiKemampuanJamakAnakUsia Taman Kanak-Kanak /RaudhatulAthfal.Bandung: Rizqi press.
Anggraeni,R (2011) EfektivitasMath Manipulative
TerhadapKemampuanOperasionalPenjumlahanBilanganAnak TK.SkripsiPada UPI Bandung:TidakDiterbitkan.
Arikunto, Dkk.(2006) PenelitianTindakanKelas. Jakarta: BumiAksara.
Atmawati,dkk (2010) PengelolaanKegiatanPengembanganAnakUsiaDini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Cahyaningsih,T (2009)
PenerapanMetodeBermainPeranUntukMeningkatkanKeterampilanBe rbicaraAnak Di TK.Skripsi UPI Bandung.TidakDiterbitkan.
Coopley,Juanita V(2001) The Young Child And Mathematics. National Association The Education Of Young Children.
DepartemenPendidikan Indonesia (2002) PermainanBerhitung Di TK. Jakarta: BagianProyekPeningkatanMutu Taman Kanak-Kanak.
Depdiknas.(2004) KurikulumTK&RA.Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas (2004).PusatKurikulum PAUD. Jakarta: DepartemenPendidikanNasional
DepartemenPendidikan Dan Kebudayaan
(2009).StandarPendidikanAnakUsiaDini.Jakarta:DepartemenPendidikan Nasional.
Erawati,E(2010) UpayaPeningkatanKemampuanMengenalBilangan AUDMelaluiPenggunaan Media Lotto Angka. Skripsi PGPAUD UPI Bandung; TidakDiterbitkan.
(43)
Fatimah, Fenti (2010) MeningkatkanKeterampilanSosialAnak Taman
Kanak-KanakMelaluiPermainanTradisional.Skripsi PGPAUD UPI Bandung;
TidakDiterbitkan
Gunarti, Winda, dkk(2008) MetodePengembanganPerilaku Dan KemampuanDasar AUD,Jakarta:PusatPenerbitan UT.
Griffiths,Rose (1992) BermatematikaSambilBermain. Jakarta: PT GramediaPustakaUtama.
Hurlock, E (1978) PekembanganAnak. AlihBahasaMeltasariTjandrasa, MuslichahZarkasih. Jakarta: Erlangga.
KamusB.Indonesia(2003) KamusBesar Indonesia EdisiKe 3,Jakarta:Balai Pustaka
Kenny,J (2002) MenciptakanKelas Yang BerpusatPadaAnak.Jakarta.
Maleong,L .(2007).MetodologiPenelitianKualitatif.Bandung: RosdaKarya. Masitoh (2005) StrategiPembelajaran TK. Jakarta:UT.
Masitoh, dkk (2006)PendekatanBelajarAktif di
TK.Jakarta:DepdiknasDirjenPerguruanTinggi Magfiroh,Verasiti(2012)
PengaruhMetodeBermainPeranTerhadapKemampuanMatematika AwalAnakTK.Skripsi PGPAUD UPI Bandung.TidakDiterbitkan Moomaw, dkk (1995) More Than Counting.California.RedleOf Press.
Moeslihatoen,R (2004) MetodePengajaran Di TK.Jakarta :RinekaCipta. Mulyani, Rini. (2006). PermainanEdukatifDalamPerkembangan Logic-Smart
Anak.Skripsi Program StudiPendidikan Guru Taman Kanak-KanakFakultasIlmuPendidikanUniversitasNegeri
(44)
Musfiroh, Tadkiroatun. (2004). BermainSambilBelajar Dan MengasahKecerdasan. Yogyakarta: DirektoratPembinaanPendidikanTenagaKependidikan Dan KetenagagPerguruanTinggi SUBDIT PGTK dan PLB.
Muslihuddin (2009) KiatSuksesMelakukanKegiatanPenelitian TK, Bandung:Rizki Press.
Mulyadi (2008) SaatAnakBermainPeran: http://www.Tabloid-Wanita Indonesia.Com/935/Keluarga.Htm [17 April 2012]
Nugraha,Ali,&Rachmawati,Yeni (2004)
MetodePengembanganSosialEmosionalEdisiKeSatu,Jakarta:PusatPe nerbitan UT
Pakasi (1970) DidaktifBerhitung, Jakarta: Stratara
Rosalina (2008) (tanpajudul) [online] tersedia.www dpagb.com/detail majalah.asp 7 recid=53;bok[10 april 2010]
Solehuddin (2000)
KonsepDasarPendidikanPrasekolah.Bandung.FakultasIlmuPendidikan UPI Sriningsih, Nining (2008) PembelajaranMatematikaTerpaduUntuk AUD. Bandung:
PustakaSebelas.
Sudono, Anggani (1995) AlatPermainan&SumberBelajarTK.Jakarta:Depdikbud.
Sujiono,Yuliani (2007) MetodepengembanganKognitif.Pusat.Jakarta. PenerbitUniversitas Terbuka.
Sugiyono (2007) MetodePenelitianKuantitatifKualitatif Dan R&D. Bandung.Alfabeta.
(45)
Tajudin, T (2008) PembelajaranMengenalBilangan 1-10
MelaluiInvestasiBermainTata Angka.Skripsi PLB UPI Bandung: TidakDiterbitkan
Wahab,A (1986)MetodologiPengajaran IPS. Jakarta :P2LPTKDitjenDikti-Depdikbud.
Wiraatmaja,Rochiati (2005).
(1)
yang
bervariasidanmenarikuntukmenstimuluskemampuanmengenalkonsepbi langanpadaanak.
b. Menyediakansaranadanprasaranauntukmendukungpengembanganalatp eraga yang bervariasidaninovatif.
c. Mendukungupaya guru dalammemanfaatkan media yang
tepatuntukmeningkatkandanmenggunakanstrategi yang
sesuaidengankarakteristikperkembangananak. 2. Bagi guru kelas
a. Guru
hendaknyadapatmenstimulasikemampuankonsepbilanganmelaluipe
mbelajaran yang
menyenangkandanmemberikankesempatanbagianakuntukbermainla ngsungsalahsatunyamelaluimetodebermainperan.
b. Guru
hendaknyadapatmengoptimalkanpenerapanmetodebermainperandal ammeningkatkankemampuanmengenalkonsepbilangan,
misalnyadenganmemaksimalkan media yang
akandigunakandalampenerapanmetodebermainperan. c. Guru
(2)
yang disukainyadanbolehbertukarperandengantemuan yang lainnya agar dapatsalingmerasakanperan yang berbeda.
3. Bagipeneliti
Denganadanyahasilpenelitian yang
membuktikanpeningkatankemampuanmengenalkonsepbilangandih arapkanbagipenelitiselanjutnyadapatmengangkatkembalipermasala han yang adatetapimetode, teknikstrategidan media yang lain
sertatindakan yang berbeda agar
dapatmemberimasukanatautemuanbarukhususnyadalammeningkat kankemampuankonsepbilangan.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Agustiningtyas,Ryolita.(2009)
PeningkatanKeterampilanBerkomunikasiAnakMelaluiPenerapanMetodeBerm ainPeranMikro.skripsi UPI Bandung: TidakDiterbitkan.
Agustin, MubiardanMuslihuddin (2008) Mengenali Dan
MengembangkanPotensiKemampuanJamakAnakUsia Taman Kanak-Kanak /RaudhatulAthfal.Bandung: Rizqi press.
Anggraeni,R (2011) EfektivitasMath Manipulative
TerhadapKemampuanOperasionalPenjumlahanBilanganAnak TK.SkripsiPada UPI Bandung:TidakDiterbitkan.
Arikunto, Dkk.(2006) PenelitianTindakanKelas. Jakarta: BumiAksara.
Atmawati,dkk (2010) PengelolaanKegiatanPengembanganAnakUsiaDini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Cahyaningsih,T (2009)
PenerapanMetodeBermainPeranUntukMeningkatkanKeterampilanBe rbicaraAnak Di TK.Skripsi UPI Bandung.TidakDiterbitkan.
Coopley,Juanita V(2001) The Young Child And Mathematics. National Association The Education Of Young Children.
DepartemenPendidikan Indonesia (2002) PermainanBerhitung Di TK. Jakarta: BagianProyekPeningkatanMutu Taman Kanak-Kanak.
Depdiknas.(2004) KurikulumTK&RA.Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas (2004).PusatKurikulum PAUD. Jakarta: DepartemenPendidikanNasional
DepartemenPendidikan Dan Kebudayaan
(2009).StandarPendidikanAnakUsiaDini.Jakarta:DepartemenPendidikan Nasional.
Erawati,E(2010) UpayaPeningkatanKemampuanMengenalBilangan
(4)
Fatimah, Fenti (2010) MeningkatkanKeterampilanSosialAnak Taman
Kanak-KanakMelaluiPermainanTradisional.Skripsi PGPAUD UPI Bandung;
TidakDiterbitkan
Gunarti, Winda, dkk(2008) MetodePengembanganPerilaku Dan KemampuanDasar AUD,Jakarta:PusatPenerbitan UT.
Griffiths,Rose (1992) BermatematikaSambilBermain. Jakarta: PT
GramediaPustakaUtama.
Hurlock, E (1978) PekembanganAnak. AlihBahasaMeltasariTjandrasa, MuslichahZarkasih. Jakarta: Erlangga.
KamusB.Indonesia(2003) KamusBesar Indonesia EdisiKe 3,Jakarta:Balai Pustaka
Kenny,J (2002) MenciptakanKelas Yang BerpusatPadaAnak.Jakarta.
Maleong,L .(2007).MetodologiPenelitianKualitatif.Bandung: RosdaKarya. Masitoh (2005) StrategiPembelajaran TK. Jakarta:UT.
Masitoh, dkk (2006)PendekatanBelajarAktif di
TK.Jakarta:DepdiknasDirjenPerguruanTinggi Magfiroh,Verasiti(2012)
PengaruhMetodeBermainPeranTerhadapKemampuanMatematika AwalAnakTK.Skripsi PGPAUD UPI Bandung.TidakDiterbitkan Moomaw, dkk (1995) More Than Counting.California.RedleOf Press.
Moeslihatoen,R (2004) MetodePengajaran Di TK.Jakarta :RinekaCipta. Mulyani, Rini. (2006). PermainanEdukatifDalamPerkembangan Logic-Smart
Anak.Skripsi Program StudiPendidikan Guru Taman Kanak-KanakFakultasIlmuPendidikanUniversitasNegeri
(5)
Musfiroh, Tadkiroatun. (2004). BermainSambilBelajar Dan MengasahKecerdasan. Yogyakarta: DirektoratPembinaanPendidikanTenagaKependidikan Dan KetenagagPerguruanTinggi SUBDIT PGTK dan PLB.
Muslihuddin (2009) KiatSuksesMelakukanKegiatanPenelitian TK, Bandung:Rizki Press.
Mulyadi (2008) SaatAnakBermainPeran: http://www.Tabloid-Wanita
Indonesia.Com/935/Keluarga.Htm [17 April 2012]
Nugraha,Ali,&Rachmawati,Yeni (2004)
MetodePengembanganSosialEmosionalEdisiKeSatu,Jakarta:PusatPe nerbitan UT
Pakasi (1970) DidaktifBerhitung, Jakarta: Stratara
Rosalina (2008) (tanpajudul) [online] tersedia.www dpagb.com/detail majalah.asp 7 recid=53;bok[10 april 2010]
Solehuddin (2000)
KonsepDasarPendidikanPrasekolah.Bandung.FakultasIlmuPendidikan UPI Sriningsih, Nining (2008) PembelajaranMatematikaTerpaduUntuk AUD. Bandung:
PustakaSebelas.
Sudono, Anggani (1995) AlatPermainan&SumberBelajarTK.Jakarta:Depdikbud.
Sujiono,Yuliani (2007) MetodepengembanganKognitif.Pusat.Jakarta.
PenerbitUniversitas Terbuka.
Sugiyono (2007) MetodePenelitianKuantitatifKualitatif Dan R&D. Bandung.Alfabeta.
(6)
Tajudin, T (2008) PembelajaranMengenalBilangan 1-10
MelaluiInvestasiBermainTata Angka.Skripsi PLB UPI Bandung: TidakDiterbitkan
Wahab,A (1986)MetodologiPengajaran IPS. Jakarta :P2LPTKDitjenDikti-Depdikbud.
Wiraatmaja,Rochiati (2005).