MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERCERITA MENGGUNAKAN BONEKA TANGAN : Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok B di Taman Kanak-kanak Trisula Perwari, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2013/2014.

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

MELALUI METODE BERCERITA MENGGUNAKAN

BONEKA TANGAN

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok B di Taman Kanak -kanak Trisula Perwari, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran

2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh

Miranti Rachmawati NIM 1007978

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

MELALUI METODE BERCERITA MENGGUNAKAN

BONEKA TANGAN

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok B di Taman Kanak -kanak Trisula Perwari, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran

2013/2014)

Oleh

@Miranti Rachmawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Miranti Rachmawati UniversitasPendidikan Indonesia


(3)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

MELALUI METODE BERCERITA MENGGUNAKAN

BONEKA TANGAN

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok B di Taman Kanak -kanak Trisula Perwari, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran

2013/2014)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing Pembimbing I

Dr. Aan Listiana, M.Pd NIP. 197208032001122001

Pembimbing II

Leli Kurniawati, S.Pd, M.Mus NIP.132252248

Mengetahui,

Ketua Program Studi PGPAUD

Dr. Ocih Setiasih, M. Pd NIP. 196007071986012001


(4)

PENGESAHAN PENGUJI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERCERITA MENGGUNAKAN BONEKA TANGAN

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok B di Taman Kanak -kanak Trisula Perwari, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran

2013/2014) Oleh :

Miranti Rachmawati NIM. 1007978

Penguji I

Cucu Eliyawati, M.Pd Nip. 19701022 199802 2 001

Penguji II

I Gusti Komang Aryaprastya, S.Pd., M.Hum

Nip. 19770312 2008 1001

Penguji III

Rita Maryana, M. Pd Nip. 19780308200112200

Mengetahui,

Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Ocih Setiasih, M. Pd NIP. 196007071986012001


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

MENINGKATKAN

KEMAMPUAN

BERBICARA

ANAK

MELALUI METODE BERCERITA MENGGUNAKAN BONEKA

TANGAN

ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2014 Yang Membuat Pernyataan

Miranti Rachmawati NIM 1007879


(6)

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERCERITA MENGGUNAKAN BONEKA TANGAN

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Kelompok B di Taman Kanak -kanak Trisula Perwari, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran

2013/2014)

Oleh : Miranti Rachmawati

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan berbicara anak di kelompok B TK Trisula Perwari Kabupaten Purwakarta, dikarenakan guru kurang optimal dalam memberikan metode pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan berbicara anak.Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus dan dalam setiap siklus terdiri dari tiga tindakan.Adapun tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari observasi, wawancara dan dokumentasi.Sedangkan langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini antara lain reduksi data, penyajian data dan pengambilan kesimpulan/ verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa kemampuan berbicara anak kelompok B pada siklus I mengalami peningkatan sebanyak 13,25 % yaitu dari 50 % menjadi 63,25 % dan setelah dilakukan perbaikan pada siklus II mengalami peningkatan kembali sebanyak 12,5 % yaitu dari 63,25 % menjadi 75,75 %. Temuan penelitian juga menunjukkan bahwa metode bercerita akan berhasil meningkatkan kemampuan berbicara anak kelompok B dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:1) guru memahami tentang tekhnik-tekhnik bercerita menggunakan boneka seperti ekspresi suara, olah vokal dan penghayatan 2) mengatur jeda waktu pelaksanaan kegiatan, 3) memilih alur cerita yang disesuaikan dengan karakter anak 4) kegiatan bercerita dilaksanakan tidak lebih dari 15 menit untuk menghindari kejenuhan 5) guru lebih peka terhadap situasi kelas dan menggunakan trik menarik pada saat anak merasa bosan.

Kata kunci : kemampuan berbicara, bercerita, bercerita menggunakan boneka


(7)

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPROVING CHILDREN‟S SPEAKING SKILL THROUGH THE

METHOD OF “PUPPET SHOW”

(a classroom action research towards children in B class at “Trisula Perwari”

Kindergarten in Purwakarta year 2013/2014 By :

MirantiRachmawati

ABSTRACT

This research’s background is based on the fact that the speaking skill of the children at group B of Trisula Perwari Kindergarten in Purwakarta isconsidered to be relatively low and also the method which is given by the teachers is considered to be not optimal to improve the speaking skill of the children. Thus, the aim of this research is to develop a good teaching-lerning activity in order to improve the speaking skill of the children. A method used in this research was classroom action research form done in two cycles, in which contain 3 steps in each cycle. This research was done in the period of April 23rd until May 30th in 2014. Observation, interview and documentation were chosen as the technique for data collection. While the steps of data analysis in this research werw : data reduction, data serving and summarizing.the result shows that besed on the analysis and the reflection done in 2 cycles, in the first cycle it is found that there is an improvement in amount of 13,25 % (from 50% to 63,25 %) and after being given the second cycle, it is also found another improvement in amount of 12,5 % ( from 63,25 to 75,75 % ). Therefore, it can be summarized that the

implementation of ‘puppet show’ as teching method is believed to be able to

relatively improve the speaking skill of the children at group B of TrisulaPerwari Kindergarten in Purwakarta in condition of : 1) the teacher understand the

particulat technique in ‘puppet show’ such as expression, articulation and

comprehension; 2) Managing the time; 3) Selecting appropriate plot of the story for the children; 4) The activity should be no more than 15 minutes; 5) Teacher should be more sensitive towards the classroom condition and using attractive trick whwn the students start to get bored.


(8)

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR .... viii

DAFTAR GRAFIK ... x

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

A. Konsep Perkembangan Berbahasa... 8

1. Pengertian Berbahasa... 8

2. Proses Pemerolehan Bahasa... 9

3. Tugas Perkembangan Bahasa... 12

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa ... 15

B. Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini... 16

1. Pengertian Berbicara... 16

2. Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini... 18

3. Proses Pembelajaran Bahasa... 20

C. Metode Bercerita ... 25

1. Pengertian Bercerita... 25

2. Tujuan Metode Bercerita... 25

3. Fungsi Metode Bercerita... 25

4. Manfaat Metode Bercerita... 26


(9)

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Bentuk Bercerita dengan Menggunakan Boneka... 27

7. Pelaksanaan Kegiatan Metode Bercerita... 29

BAB III METODE PENELITIAN 31 A. Lokasi dan Subjek Penelitian... 31

B. Metode dan Desain Penelitian... 31

C. Penjelasan Istilah... 35

D. Tekhnik dan Instrumen Penelitian... 37

E. Analisis Data... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 47

A. Hasil Penelitian... 48

B. Pembahasan ... 92

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .... 101

A. Kesimpulan... 101

B. Rekomendasi... 102

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.Tahapan penguasaan bahasa pada anak-anak... 13

Tabel 2.2. Tingkat Pencapaian Perkembangan Bahasa... 14

Tabel 3.1. instrument observasi... 38

Tabel 3.2. instrument observasi... 39

Tabel 3.3. Catatan Anekdot... 43

Tabel 4.1 Kemampuan Berbicara Anak Kelompok B Pra Tindakan... 49

Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Bercerita Siklus I... 61

Tabel4.3.Kemampuan Berbicara Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Trisula Perwari Setelah Dilakukan Metode Bercerita Menggunakan Boneka Pada Siklus I... 63

Tabel 4.4.Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Bercerita Siklus II... 78

Tabel 4.5 Kemampuan Berbicara Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Trisula Perwari Setelah Dilakukan Metode Bercerita Menggunakan Boneka PadaSiklus II ... 79

Tabel 4.6.Kemampuan Berbicara Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Trisula Perwari Sebelum Dan Sesudah Penerapan Metode Bercerita Menggunakan Boneka... 90


(11)

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas... 34

Gambar 4.1 Guru sedang bercerita tanpa alat peraga ... 55

Gambar 4.2Anak terlihat jenuh ketika guru bercerita di depan kelas. ... 55

Gambar 4.3. Anak kurang fokus dan mengobrol ketika guru bercerita di depan kelas... 56 Gambar 4.4 Anak yang masih ingin mendengarkan cerita merasa terganggu dengan yang bercanda dan mengobrol. ... 57 Gambar 4.5.Guru memperkenalkan boneka sebelum memulai cerita... 67

Gambar 4.6.Anak yang mengintip kedalam panggung ... 68

Gambar 4.7.Anak mulai jenuh saat guru bercerita ... 69

Gambar 4.8. Anak mulai jenuh saat guru bercerita... 69

Gambar 4.9 Anak begitu antusias menjawab ingin pertanyaan guru ... 70

Gambar 4.10Anak begitu antusias menjawab ingin pertanyaan guru... 70

Gambar 4.11.Anak begitu antusias menunjukkan nama binatang yang berawalansama ... 71

Gambar 4.12. Anak begitu antusias menunjukkan nama binatang yang berawalan sama... 71

Gambar 4.13 Anak mencoba bercerita menggunakan boneka... 71

Gambar 4.14 Anak mencoba bercerita menggunakan boneka... 71

Gambar 4.15. Media pada siklus I ... 76

Gambar 4.16 Media pada siklus I ... 76

Gambar 4.17. Media pada siklus II... 76

Gambar 4.18 Media pada siklus II... 76

Gambar 4. 19 Guru Berdiskusi Untuk Melakukan Perbaikan Tekhnik Dan Strategi Bercerita ... 77

Gambar 4.20. Kegiatan Anak Pada Saat Akan Dimulai Kegiatan Siklus II... 84


(12)

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.22. Anak penasaran dengan kelanjutan cerita... 85 Gambar 4.23 Gambar Anak Sedang Asyik Mendengarkan Cerita... 85 Gambar 4.24 Anak Sedang Menjawab Pertanyaan Guru... 86 Gambar 4.25 Anak Sedang Bercerita Dengan Kreativitas

Sendiri... 86 Gambar 4.26 Anak Mendengarkan Cerita Temannya... 86 Gambar 4.27 Anak Menunjukkan Kelompok Gambar Binatang Yang


(13)

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1.Kemampuan Berbicara Anak Kelompok B Pra

Tindakan... 51 Grafik 4.2.Kemampuan Berbicara Anak Kelompok B Taman

Kanak-Kanak Trisula Perwari Pada Tindakan Siklus I... 65 Grafik 4.3.Perbandingan Kemampuan Berbicara Anak Kelompok B

Taman Kanak-Kanak Trisula Perwari Pada Pra Tindakan dan

Tindakan Siklus I... 66 Grafik 4.4.Kemampuan Berbicara Anak Kelompok B Taman

Kanak-Kanak Trisula Perwari Pada Tindakan Siklus II... 81 Grafik 4.5.Perbandingan Kemampuan Berbicara Anak Kelompok B

Taman Kanak-Kanak Trisula Perwari Pada Tindakan Siklus I

dan Tindakan Siklus II... 82 Grafik 4.6.Perbandingan Kemampuan Berbicara Anak Kelompok B

Taman Kanak-Kanak Trisula Perwari Pada Pra Tindakan,


(14)

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa selalu berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Alat komunikasi yang paling efektif digunakan oleh manusia dalam lingkungan sosial yaitu berbicara, karena dengan mudah dapat dilakukan oleh setiap orang. Berbicara adalah alat komunikasi lisan yang disampaikan melalui kata-kata dan merupakan hasil berfikir seseorang untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Berbicara yang baik seharusnya mengandung makna agar dapat difahami dan dimengerti oleh orang lain. Oleh karena itu secara singkat dapat disimpulkan bahwa berbicara dapat dimaknai

sebagai “bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang

digunakan untuk menyampaikan maksud.” (Hurlock,1978, hlm: 176).

Kemampuan berbicara yang baik seharusnya dimiliki oleh setiap orang, karena selain berguna sebagai alat untuk berkomunikasi, berbicara juga sebagai salah satu media untuk membantu memenuhi kebutuhannya. begitu pula bagi anak usia dini. Kemampuan berbicara memiliki peranan penting dalam kehidupan anak. Kemampuan berbicara dengan baik akan membantu anak memenuhi kebutuhannya seperti kebutuhan untuk makan, minum bahkan untuk memperoleh pengetahuan. Dengan berbicara anak dapat menyampaikan berbagai keinginan dan mengungkapkan perasaannya, sehingga orang lain akan mengerti dengan apa yang dikatakannya.Selain itu, peran berbicara untuk anak usia dini adalah sebagai sarana bagi anak untuk mendapatkan dan memberikan informasi, juga saling bertukar informasi dan pengetahuan dengan temannya. Adapun fungsi berbicara seperti dituliskan dalam Depdiknas antara lain : sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan lingkungan, sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual anak, sebagai alat untuk mengembangkan ekspresi anak dan sebagai alat untuk menyatakan perasaan dan buah pikiran kepada orang lain. (Depdiknas : 2003).


(15)

2

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Melihat pentingnya peranan berbicara bagi anak usia dini, maka anak yang tidak memiliki kemampuan berbicara dengan baik akan berdampak bagi aspek perkembangan lainnya. Diantaranya anak akan mendapatkan kesulitan didalam berkomunikasi dengan diri dan lingkungannya sehingga akan berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak. Anak juga tidak dapat mengekspresikan hasil pemikirannya melalui kata-kata sehingga berpengaruh terhadap perkembangan kosakata anak. Selain itu anak juga tidak mampu mengungkapkan berbagai keinginan dalam dirinya, sehingga akan mendapatkan kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya. Dampak lain dari kurangnya ketermpilan berbicara akan berpengaruh terhadap perkembangan intelektual anak karena berbicara merupakan hasil dari proses berfikir anak. Dengan berbicara maka secara tidak langsung anak jugadapat mengembangkan kemampuan berfikirnya.Jean Piaget mengatakan bahwa bahasa itu bukanlah suatu ciri alamiah yang terpisah, melainkan salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangan kognitif. (Abdul Chaer: 2003). Oleh karena itu, kemampuan berbicara tentunya sangat penting bagi kemampuan anak untuk berkomunikasi dan meningkatkan kemampuan berfikir anak.Namun melihat kondisi dilapangan, sangat disayangkan berbagai permasalahan tentang kemampuan berbicara muncul dan menghambat perkembangan berbicara di Taman kanak-kanak.

Hal ini terjadi di Taman Kanak-kanak Trisula Perwari kabupaten Purwakarta. Berdasarkan hasil observasi, khususnya pada kelompok B yaitu kelompok usia 5-6 tahun mengalami perkembangan kemampuan berbicara yang belum sesuai dengan indikator pencapaian perkembang berbahasa, terutama lingkup mengungkapkan bahasa atau berbicara. Berdasarkan dokumen yang ada, diperoleh data bahwa dari 26 anak, ada 10 anak yang termasuk kedalam kategori belum berkembang (BB) artinya bahwa anak belum dapat mengungkapkan bahasanya, 13 anak yang termasuk kedalam Mulai Berkembang (MB) artinya anak sudah dapat mengungkapkan bahasanya dengan bantuan guru dan 3 anak atau 10 % yang termasuk kedalam kelompok berkembang sesuai dengan harapan (BSH) artinya anak sudah dapat mengungkapkan bahasanya sesuai dengan indikator tingkat pencapaian perkembangan. Dapat disimpulkan bahwa


(16)

3

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan berbicara anak pada kelompok B masih kurang baik dan ada banyak anak yang masih memerlukan bimbingan dan latihan dari guru. (data selengkapnya ada pada lampiran 1.1).

Selain itu, peneliti juga melihat pada catatan anekdot yang d iperoleh selama mengadakan observasi di kelompok B. Peneliti menyimpulkan upaya guru dalam meningkatkan kemampuan berbicara di Taman Kanak-kanak Trisula Perwari, terlihat kurang optimal. Selain itu penggunaan metode dan media pembelajaran kurang menarik bagi anak, sehingga anak merasa bosan ketika mengikuti pembelajaran berbahasa.Terlihat ketika pembelajaran menirukan kembali sajak yang didengarkan, guru hanya menggunakan majalah.Ketika pembelajaran berlangsung, hanya beberapa anak yang mau mengikuti pembelajaran, sedangkan anak yang lainnya lebih senang bermain, bercanda dengan temannya, dan berlari- lari didalam kelas.Ketika guru memberikan kesempatan untuk menirukan sajak kembali, hanya ada satu anak yang berani maju kedepan tanpa bantuan guru, dua anak yang dapat membaca sajak dengan bantuan guru, sedangkan anak yang lainnya tidak mau mengikuti pembelajaran. Hal yang sama terjadi ketika pembelajaran mendengarkan cerita. Ketika pembelajaran guru tidak menggunakan media apapun, guru menggunakan tekhnik bercerita langsung. Walaupun guru sangat ekspresif ketika bercerita, namun anak kurang memperhatikan guru. Ketika guru meminta anak untuk menceritakan kembali isi cerita yang telah didengar, hanya ada beberapa anak saja yang mau bercerita di depan kelas, itupun dengan bantuan guru. (dapat dilihat pada lampiran 1.2.).

Melihat kondisi yang dipaparkan diatas, nampaknya diperlukan adanya suatu metode pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan motivasi belajar anak dalam upaya meningkatkan kemampuan berbicara a nak. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak di Taman Kanak-kanak adalah metode bercerita dengan menggunakan boneka.

Metode bercerita dengan menggunakan boneka adalah cara mengajar yang diberikan dalam bentuk menuturkan dan menyampaikan cerita dengan menggunakan media boneka, dengan tujuan untukmelatih konsentrasi anak didik,


(17)

4

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melatih daya pikir dan fantasi anak, serta megembangkan perbendaharaan kata kepada anak didik. Seperti diungkapkan oleh Andi Yudha bahwaMe tode bercerita adalah suatu proses kreatif anak-anak yang dapat mengaktifkan aspek intelektual, aspek kepekaan, kehalusan budi, emosi, seni, fantasi dan imajinasi tidak hanya mengutamakan otak kiri, tapi juga otak kanak anak. (Andi Yudha.:2009).

Metode bercerita dengan menggunakan boneka memberikan manfaat yang banyak diantaranya dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak seperti kemampuan untuk menambah perbendaharaan kata, menjawab pertanyaan dan menceritakan kembali cerita yang telah didengarkan oleh a nak. Selain itu bercerita juga dapat meningkatkan kemampuan anak untuk berimajinasi.(Andi Yudha:2009.). Terlebih lagi dengan menggunakan media boneka. Boneka dimanfaatkan oleh guru sebagai media pembelajaran untuk menyampaikan isi cerita, Selain itu karena boneka sangatlah dekat dengan dunia anak, maka dengan menggunakan boneka anak akan mudah menirukan kembali isi cerita seperti dicontohkan oleh guru dan akan mampu bercerita, mengungkapkan imajinasi dan perasaannya dengan menggunakan bahasa yang sederhana yang sesui dengan karakteristik anak. Hal ini tentunya akan meningkatkan kemampuan anak untuk berbicara secara lisan.

Melihat keunggulan metode bercerita dengan menggunakan media boneka, dan juga berdasarkan pada permasalahan yang telah dipaparkan, untuk mengatasi berbagai permasalahan dan sebagai bahan refleksi bagi guru didalam menciptakan metode pembelajaran menarik bagi anak usia dini , maka peneliti menyimpulkan dan berupaya untuk melakukan penelitian dalam judul penelitian

“Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Dengan Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan”.

2. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan, permasalahan umum dalam penelitian ini adalah, bagaimana metode bercerita dengan media boneka dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak khususnya di kelompok B Taman Kanak-kanak Trisula Perwari kabupaten


(18)

5

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Purwakarta.Adapun secara khusus beberapa rumusan masalah penelitian dituangkan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana kemampuan berbicara anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Trisula Perwari Kabupaten Purwakarta sebelum diberikan metode bercerita dengan menggunakan boneka.

2. Bagaimana upaya penerapan metode bercerita menggunakan media boneka diberikan pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Trisula Perwari Kabupaten Purwakarta.

3. Bagaimana peningkatan kemampuan berbicara anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Trisula Perwari Kabupaten Purwakarta setelah diterapkan metode bercerita menggunakan boneka.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian kami adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh/ mengetahui kemampuan berbicara anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Trisula Perwari Kabupaten Purwakarta. 2. Untuk memperoleh / mengetahui penerapan metode bercerita

menggunakan boneka dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Trisula Perwari Kabupaten Purwakarta.

3. Untuk memperoleh/ mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan berbicara anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Trisula Perwari Kabupaten Purwakarta, sebelum dan sesudah metode bercerita menggunakan boneka diberikan.

D. Manfaat Penelitian

Secara umum manfaat dari penelitian yang kami lakukan diharapkan akan mampu memberikan pengetahuan dan informasi baru berkaitan dengan bagaimana upaya seorang guru taman kanak-kanak dalam upaya meningkatkan kemampuan pengembangan bahasa anak usia dini khususnya kemampuan berbicara anak usia dini.


(19)

6

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Manfaat penelitian diatas kami ungkapkan secagai berikut : 1. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti, pengetahuan dan pengalaman pribadi kepada peneliti berkaitan dengan manfaat dari metode bercerita menggunakan boneka bagi anak Taman Kanak-kanak, dalam rangka meningkatkan kemampuan berbicaranya.

b. Bagi guru, menambah pengetahuan dan wawasan baru mengenai bagaimana pemanfatana metode bercerita dengan menggunakan media boneka untuk membantu pengembangan kemampuan berbicara peserta didiknya agar dapat berkembang secara optimal. Juga sebagai bahan refleksi diri untuk memperbaiki berbagai kesalahan didalam penggunaan metode dan media pembelajaran yang sesuai.

2. Manfaat Teoritis

a. Dapat memberikan sumbangan pengetahuan secara ilmiah dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini melalui kegiatan bercerita yang sesuai dengan karakteristik perkembangan anak usia dini b. Dapat dijadikan sebagai acuan bagi lembaga pendidikan anak usia dini

didalam mengembangkan program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan khususnya pengembangan kemampuan berbicara anak. 3. Bagi Perkembangan Penelitian Selajutnya

a. Memberikan pengetahuan dan wawasan baru tentang peningkatan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan menggunakan boneka.

b. Memberikan insfirasi yang baru untuk dijadikan bahan kajian bagi penelitian berikutnya yang lebih luas.


(20)

7

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Struktur Organisasi Skripsi

BAB I : yaitu Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi

BAB II :yaitu Kajian Teoritis yang berisi tentang berbagai referensi yang menjelaskan tentang konsep, pengertian dan teori- teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti. Antara lain mencakup : konsep perkembangan bahasa, keterampilan berbicara anak usia dini, dan konsep bercerita dengan menggunakan boneka.

BAB III : yaitu Metode Penelitian yang berisi tentang lokasi dan subjek penelitian, metode dan desain penelitian, penjelasan istilah, Tekhnik dan instrumen penelitian, dan analisias data.

BAB IV : yaitu Hasil Penelitian yang berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan


(21)

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di Taman Kanak-kanak Trisula Perwari kelurahan Nagri Tengah kecamatan Purwakarta kabupaten Purwakarta Propinsi Jawa Barat. Berdasarkan latar belakang permasalahan, peneliti memfokuskan subjek penelitian untuk meningkatkan kemampuan berbicara melalui kegiatan bercerita dengan menggunakan boneka pada anak kelompok B Taman Kanak-kanak Trisula Perwari Purwakarta tahun ajaran 2013-2014. Adapun jumlah anak pada kelompok B yaitu berjumlah 25 anak yang terdiri dari 14 anak laki-laki dan 11 anak perempuan.

B. Metode dan Desain Penelitian

Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan pra tindakan, peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan berbicara anak pada kelompok B belum berkembang dan perlu mendapatkan perhatian. Selain itu, upaya guru dalam memberikan metode pembelajaran untuk merangsang kemampuan berbicara anak terlihat kurang optimal. Oleh karena itu, peneliti berupaya untuk memperbaiki dan menyempurnakan praktik pembelajaran dengan memberikan tindakan menggunakan metode bercerita yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak.

Adapun metode penelitian yang akan digunakan yaitu metode penelitian tindakan kelas atau disebut PTK (Classroom Action Research) dengan bentuk penelitian bersifat kolaboratif, dimana guru dan peneliti satu sama lain saling bekerjasama didalam merancang praktik pembelajaran bercerita. Mulai dari perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, hingga merefleksikan kegiatan. Sehingga penelitian tindakan kelas diharapkan bukan hanya menjadi solusi untuk mengurangi dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi di kelompok B, juga


(22)

32

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat merefleksi kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme para pendidik.

Desain yang di gunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model penelitian tindakan Kemmis dan Mc Taggart, yang meliputi empat komponen seperti yang di tuliskan (Ruswandi dkk. 2007) yaitu perencanaan (planning). 2) aksi/ tindakan (acting), 3) obsevasi (observing), dan 4) refleksi (reflecting). Berdasarkan desain penelitian yang telah ditentukan, adapun proses pelaksanaan penelitian yang tindakan kelas model Kemmis dan Mc Taggart ini mencakup beberapa langkah-langkah sebagai berikut :

1. Perencanaan

Tahapan awal tindakan penelitian dimulai dengan menyusun perencanaan kegiatan pembelajaran sebagai pedoman didalam memberikan tindakan. Dalam tahap penyusunan rancangan ini, peneliti dan guru membuat kesepakatan untuk merancang kegiatan pembelajaran bercerita dan memfokuskan peristiwa yang perlu diamati selama pelaksanaan kegiatan bercerita, kemudian membuat sebuah instrument pengamatan sebagai alat untuk memudahkan penelitian. Adapun tahapan kegiatan perencanaan mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

1) Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat dan kegiatan akhir. Selain itu dalam perencanaan pula peneliti menyusun skenario kegiatan bercerita, menentukan tingkat pencapaian perkembangan berbicara yang akan dicapai oleh anak ketika kegiatan bercerita diberikan, menentukan boneka dan seting panggung boneka yang akan digunakan untuk bercerita dan merancang kegiatan untuk mengevaluasi pembelajaran.

2) Membuat rancangan untuk mengkondisikan kelas, seperti : merencanakan seting ruangan yang meliputi posisi boneka dan penggung boneka, menentukan posisi duduk anak dan guru ketika kegiatan bercerita.

3) Mempersiapkan instrument penelitian, seperti menyusun pedoman observasi yang akan digunakan pada waktu penelitian tindakan dan mempersiapkan alat dokumentasi.


(23)

33

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Selain itu dalam perencanaan kegiatan, peneliti juga mempelajari lebih dalam tentang langkah-langkah pelaksanaan metode bercerita dengan media boneka, dan mempelajari isi cerita yang akan disampaikan dengan cara membaca buku tentang tekhnik bercerita menggunakan boneka agar kegiatan dapat terlaksanan dengan baik.

2. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan yang telah disepakati pada tahap perencanaan diatas.Pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak tiga kali dalam satu siklus tindakan. Pada pelaksanaan tindakan (acting) peneliti melakukan tahapan kegiatan bercerita sesuai dengan tekhnik bercerita (Kemendiknas : 2012 ) diantaranya mencakup hal-hal sebagai berikut :

1) Memilih tema dan judul cerita yang akan dibawakan 2) Mengkondisikan anak dengan berbagai kegiatan menarik 3) Tahapan membuka atau mengawali cerita

4) Tahapan saat bercerita

5) Tahapan menutup cerita dan evaluasi

3. Pengamatan atau observasi

Pengamatan adalah proses melihat dan mengamati kegiatan bercerita yang dilakukan di Taman Kanak-kanak Trisula Perwari kabupaten Purwakarta. pengamatan dapat dilakukan dengan bantuan guru kelas atau teman sejawat yang berada di dalam kelas pada waktu pelaksanaan kegiatan bercerita. Adapun pelaksanaan pengamatan meliputi :

1) Pengamatan aktivitas guru ketika bercerita

2) Pengamatan terhadap aktivitas anak ketika mendengarkan cerita dengan menuliskan pada catatan anekdot

3) Pengamatan terhadap perkembangan kemampuan berbicara anak kelompok B

4) Memotret pelaksanaan kegiatan bercerita sebagai bahan dokumentasi dan mengamati kemampuan berbicara anak kelompok B yang dilakukan oleh peneliti. Dengan bantuan teman sejawat peneliti membuat catatan dan


(24)

34

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dokumentasi kegiatan bercerita untuk melihat proses kegiatan dan sejauh mana keberhasilan pelaksanaan metode bercerita di Kelompok B Taman Kanak-kanak Trisula Perwari dengan mengisi instrument penelitian dan mempelajari dokumen yang tersedia sehingga pengamatan akan mudah dilakukan.

4. Refleksi

Setelah kegiatan berlangsung, peneliti merefleksi apakah pelaksanaan kegiatan bercerita dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak kelompok B Taman Kanak-kanak-Trisula Perwari ataukah sebaliknya. Tahap refleksi dilaksanakan dengan mendiskusikan data dan dokumentasi yang diperoleh dari kegiatan bercerita dengan guru kelompok B atau teman sejawat.Melalui kegiatan refleksi ini, peneliti dapat menyimpulkan berhasil atau tidaknya penerapan metode bercerita untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak.Sehingga dapat menentukan apakan perlu diberikan siklus lanjutan atau berhenti sesuai dengan kondisi dan kebutuhan anak.

Untuk lebih jelasnya penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc Taggart secara skematis dapat dilihat pada gambar berikut. :

Gambar 3.1


(25)

35

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Penjelasan Istilah

1. Kemampuan berbicara anak

Berbicara adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud kepada orang lain, sehingga orang lain dapat mengerti tentang apa yang kita kehendaki. (Hurlock, 1978, hlm:176).

Kemampuan berbicara anak adalah kemampuan yang dimiliki anak untuk menggungkapkan ide atau pemikirannya melalui kata-kata secara lisan dengan pelapalan yang benar. Adapun indikator kemampuan berbahasa anak, pada lingkup menerima dan mengungkapkan bahasa atau berbicara sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia no 58 tahun 2009 tentang standar Pendidikan Anak Usia Dini mencakup hal-hal sebagai berikut :

a. Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks

b. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama

c. Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung.

d. Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-predikat-keterangan)

e. Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain.

f. Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan.

Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya akan meningkatkan tiga kemampuan berbicara anak, yaitu mencakup kemampuan anak untuk :

a. Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks tentang tokoh-tokoh dalam cerita yang telah disampaikan

b. Menjawab pertanyaan tentang sikap-sikap baik atau buruk yang menjadi karakter setiap tokoh dalam cerita.

c. Menyebutkan kelompok gambar binatang yang memiliki bunyi awalan yang sama


(26)

36

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Metode bercerita menggunakan boneka

Cerita merupakan suatu ungkapan atau berbentuk tulisan yang dituturkan kepada orang lain baik itu yang berbentuk kisah nyata ataupun khayalan atau imajinasi. Metode bercerita adalah Penyampaian cerita dengan cara bertutur dengan menonjolkan penuturan secara lisan isi cerita. (Kemendiknas, 2012).Metode bercerita menggunakan boneka adalah pelaksanaan kegiatan bercerita dengan menggunakan alat yaitu boneka dan menggunakan panggung boneka yang dapat dibuat oleh guru dengan tujuan untuk menarik minat belajar anak dan membuat anak merasa senang.

Adapun tahapan kegiatan bercerita sesuai dengan pedoman tekhnik bercerita (Kemendiknas :2012) dan dimodifikasi oleh peneliti agar disesuaikan dengan situasi dan kondisi anak-anak dan media yang digunakan, agar lebih menarik untuk anak. Adapun langkah-langkah pelaksanaan kegiatan bercerita adalah berikut :

a. Memilih tema dan judul cerita yang akan dibawakan b. Mengkondisikan anak, dengan mengajak anak untuk :

1. Mencoba aneka tepuk seperti tepuk PAUD, tepuk tenang, dan lain-lain. 2. Membuat kesepakatan dengan anak tentang aturan pada saat

mendengarkan cerita.

c. Tahapan membuka atau mengawali cerita, mencakup kegiatan : 1. Menanyakan kesiapan anak untuk mendengarkan

2. Menyampaikan sinopsis isi cerita secara singkat

3. Memberikan informasi tentang tokoh-tokoh yang akan muncul dalam cerita

4. Mengawali cerita dengan menggambarkan tempat, menggambarkan waktu, ekspresi emosi dapat diiringi dengan nyanyian atau dengan memunculkan suara-suara seperti suara binatang.

d. Tahapan saat bercerita mencakup kegiatan :

1. Mendorong anak untuk merespon atau mengomentari pada bagian tertentu 2. Memantau anak dengan pertanyaan untuk memperdalam pemahaman cerita


(27)

37

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mengajak anak untuk membuat praduga, apa yang akan terjadi sebelum cerita dilanjutkan

4. Memberi kesempatan pada anak untuk menginterpretasi cerita

5. Menterjemahkan kata-kata yang masih dirasa sulit diterima oleh anak. e. Tahapan menutup cerita dan evaluasi

1. Tanya-jawab (diskusi) tentang tokoh-tokoh dan perbuatan yang harus dicontoh dan ditinggalkan

2. Mendorong anak untuk menceritakan kembali atau bercerita dengan kreasi sendiri dan memberikan reward kepada anak yang mau bercerita

3. Membuat perjanjian dengan anak untuk berubah dengan menyatakan ikrar untuk berubah menjadi baik.

4. Mengajak anak untuk merefleksi kegiatan bercerita dengan permainan menebak nama binatang yang memiliki awalan sama dan mengajak anak untuk bernyanyi sesuai dengan tema cerita

5. Mengajak anak untuk berdoa agar terhindar dari kebiasaan buruk tokoh jahat dan agar diberikan kemampuan untuk dapat meniru kebaikan tokoh yang baik.

D. Tekhnik dan Instrumen Penelitian`

Beberapa tekhnik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam upaya meningkatkan kemampuan berbicara melalui metode bercerita dilakukan dengan tiga tekhnik penelitian, yaitu observasi, wawancara dan dokumantasi., beberapa tekhik tersebut secara lebih rinci akan dibahas sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi adalah salah satu tekhik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Pelaksanaan observasi dalam penelitian ini, dilakukan dalam dua tahapan yaitu tahap sebelum pelaksanaan tindakan dan selama pelaksanaan tindakan. Observasi sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan untuk melihat kemampuan berbicara anak kelompok B, dengan instrument yang


(28)

38

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan adalah daftar ceklist tingkat pencapaian perkembangan berbicara anak. Sedangkan observasi selama pelaksanaan tindakan dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dalam kegiatan bercerita dan melihat kembali kemampuan berbicara anak setelah kegiatan bercerita. Instrument yang digunakan dalam observasi selama tindakan adalah daftar ceklist aktivitas guru dalam bercerita dan daftar ceklis tingkat pencapaian perkembangan berbicara anak, dengan format yang sama ketika sebelum pelaksanaan tindakan. Seperti pada tabel berikut ini

Tabel 3.1.

Instrumen Observasi Tingkat Pencapaian Perkembangan Berbicara Anak

Aspek Perkembang

an

Indikator Penilaian

BB MB BSH BSB

Berbicara/ Mengungka pkan Bahasa

1. Menjawab pertanyaan dengan

kompleks tentang tokoh-tokoh dalam cerita secara lisan.

2. Menjawab pertanyaan dengan

kompleks tentang sikap-sikap atau perbuatan baik atau buruk yang menjadi karakter setiap tokoh dalam cerita secara lisan.

3. Menyebutkan kelompok boneka

binatang yang memiliki bunyi awalan sama.

4. Melanjutkan sebagian

cerita/dongeng yang telah diperdengarkan.


(29)

39

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2.

Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Kegiatan Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Pengamatan ke :

Hari/tanggal :

No Aspek yang dinilai Ya Tidak Ket

1 Pengkondisian

1. Melakukan seting ruangan yang meliputi posisi boneka dan panggung boneka. posisi duduk anak menghadap ke panggung boneka dan posisi duduk guru berada di depan panggung boneka.

2. Mengajak anak untuk berdo’a sebelum

memulai kegiatan.

3. Guru mengucapkan salam kepada anak 4. Guru mengabsen kehadiran anak.

5. Mengkondisikan anak dengan mengajak anak untuk mencoba aneka tepuk, diantaranya tepuk PAUD dan tepuk tenang.

6. Menyampaikan tata tertib ketika

mendengarkan cerita sesuai dengan kesepakatan dengan anak. Bahwa ketika ibu guru bercerita anak-anak harus duduk dengan tenang juga tidak menggangu teman yang sedang mendengarkan cerita. Dan ibu guru

menyampaikan bahwa yang mau

mendengarkan cerita dengan tertib maka ibu guru memberikan hadiah sebuah stiker bintang.


(30)

40

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 Praktik Pembelajaran

Tahapan membuka atau mengawali mencakup kegiatan :

1. Guru menyampaikan potongan cerita dan bertanya kepada anak-anak. “ anak-anak apakah anak-anak pernah mendengar cerita tentang seekor kancil ? Anak-anak menjawab, kemudian ibu guru bertanya :

“Hari ini ibu guru akan bercerita tentang

kisah seekor kancil yang sangat cerdik dan suka menolong temannya. Mari kita dengarkan kisahnya bersama-sama”. Kemudian ibu guru menuju belakang panggung boneka

2. Guru menanyakan kesiapan anak untuk

mendengarkan cerita. Dengan mengatakan : “

anak-anak…. Apakah anak-anak sudah siap

untuk mendengarkan cerita ibu guru? “

setelah anak-anak menjawab siap, ibu guru menghitung satu sampai tiga dan memulai cerita.

3. Guru memberikan informasi tentang tokoh-tokoh yang akan muncul dalam cerita,dan berbicara dengan suara yang sesuai dengan karakter setiap tokoh. pertama guru memperkenalkan boneka kancil dan bercakap-cakap dengan anak, kemudian guru memperkenalkan boneka kuda, harimau dan monyet.

4. Setelah memperkenalkan tokoh-tokoh dalam cerita, guru kemudian mengawali cerita dengan menggambarkan suasana dihutan,


(31)

41

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggambarkan waktu kejadian dengan dilengkapi oleh ekspresi suara.

Tahapan saat bercerita mencakup kegiatan : 1. Guru menyampaikan cerita sesuai dengan

skenario isi cerita yang telah dibuat

2. Mendorong anak untuk merespon atau mengomentari pada bagian tertentu

3. Memantau anak dengan pertanyaan untuk memperdalam pemahaman cerita

4. Mengajak anak untuk membuat praduga, apa yang akan terjadi sebelum cerita dilanjutkan 5. Memberi kesempatan untuk menginterpretasi

cerita

6. Menterjemahkan kata-kata yang sulit diterima oleh anak

7. Setelah cerita berakhir, guru menutup cerita dengan mengajak anak untuk menghitung kembali satu sampai dengan tiga.

Tahapan menutup cerita dan evaluasi

1. Guru mengkondisikan kembali anak dengan mengajak anak untuk duduk melingkar, sambil mengajak anak untuk bernyanyi

2. Guru duduk melingkar bersama dengan anak. 3. Guru menanyakan kepada anak, apakah

anak-anak senang dengan kegiatan bercerita hari ini.

4. Guru bersiap untuk mengadakan evaluasi kegiatan.

5. Guru melakukan tanya jawab (diskusi) seputar tokoh-tokoh dan perbuatan yang harus dicontoh dan ditinggalkan,


(32)

42

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Guru mendorong anak untuk mencoba menceritakan kembali atau bercerita dengan kreasi sendiri dan memberikan reward kepada anak yang mau bercerita juga kepada anak yang mendengarkan cerita dengan tertib.

7. Membuat perjanjian dengan anak untuk berubah dengan menyatakan ikrar untuk merubah menjadi baik.

8. Merefleksi kegiatan bercerita dengan permainan menebak nama binatang yang memiliki awalan sama dan mengajak anak untuk bernyanyi sesuai dengan tema cerita

9. Guru menutup kegiatan bercerita dengan

mengajak anak untuk berdoa agar terhindar dari kebiasaan buruk tokoh jahat dan agar diberikan kemampuan untuk dapat meniru kebaikan

3 Evaluasi Kegiatan

1. Evaluasi kegiatan

2. Menanyakan perasaan anak hari ini setelah mendengarkan cerita dan memberikan

kesempatan kepada anak untuk

mengungkapkan pendapatnya. 3. Menyanyi lagu “hari sudah siang”

4. Ber’do’a, dan mengucap salam

4 Refleksi

1. Mendiskusikan kegiatan bercerita yang telah dilakukan


(33)

43

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3. Catatan Anekdot Kelompok :

Tanggal : Observer : Waktu : Deskripsi Kejadian

Komentar:

... ... ... ... ...

2. Wawancara

Selain melakaukan observasi, tekhnik pengumpulan data lainnya yaitu menggunakan tekhnik wawancara yang disampaikan kepada guru dengan tujuan untuk menggali informasi berupa ide, pendapat, dan gagasan tentang dampak dari metode bercerita terhadap kemampuan berbicara anak kelompok B, dan bagaimana proses pelaksanaan kegiatan bercerita.

Pelaksanaan wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada guru dan mengisi instrument pedoman wawancara, seperti pada contoh instrumen berikut ini :


(34)

44

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel. 3.3.

PEDOMAN WAWANCARA PRA TINDAKAN GURU KELAS Hari/tanggal :

N O

Aspek Yang Ditanyakan Hasil Wawancara

1. Menurut pendapat ibu, seberapa pentingkah kemampuan

berbicara dimiliki oleh anak usia dini ?

2. Berdasarkan pengamatan ibu selama ini, bagaimanakah kemampuan berbicara di kelompok B ?

3. Menurut pendapat ibu, apa saja yang menjadi hambatan anak dalam meningkatkan

kemampuan berbicaranya ? 4. Bagaimana upaya guru dalam

menigkatkan kemampuan berbicara anak selama ini di kelompok B?

5. Bagaimanakan antusiasme anak ketika mengikuti pembelajaran berbicara?

6. Apa yang menjadi kesulitan ibu selama ini dalam upaya

meningkatkan kemampuan berbicara anak kelompok B ? 7 Menurut pendapat ibu,, metode

apakah yang sangat tepat yang pernah dilakukan ibu untuk memberikan pembelajaran berbicara ?

8. Apa ibu guru pernah

menggunakan metode bercerita dalam pembelajaran berbicara ? 9 Menurut pengalaman ibu, media

apa saja yang pernah dipakai oleh guru untuk bercerita ?


(35)

45

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Dokumentasi

Dokumentasi bertujuan untuk melengkapi dokumen hasil penelitian.Adapun beberapa dokumen yang dapat melengkapi penelitian adalah foto-foto kegiatan bercerita di kelompok B Taman Kanak-kanak Trisula Perrwari selama pelaksanaan penelitian.

4. Analisis Data

Setelah data dan informasi terkumpul , maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data yang diperoleh. Tujuan dari menganalisis data adalah untuk memperjelas data agar dapat dimengerti sehingga penemuan yang dihasilkan dapat diinformasikan kepada orang lain. Adapun langkah-langkah pelaksanaan analisis data adalah sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pengumpulan data selama proses penelitian. Adapun data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini mencakup :

1. Tingkat kemampuan berbicara anak kelompok B

2. Kegiatan bercerita yang mencakup aktivitas guru dalam bercerita

3. Hasil wawancara dengan guru kelas, catatan anekdot dan dokumentasi kegiatan.

2. Display/Penyajian Data

Data yang telah diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan bentuk naratif.Agar dapat mempermudah untuk memverifikasi data. Adapun penyajian data tersebut terdiri dari :

1. Tabel hasil analisis kemampuan berbicara anak 2. Grafik perkembangan berbicara anak

3. Grafik hasil penelitian tindakan

4. Deskripsi hasil wawancara, catatan anekdot, aktivitas guru dan dokumentasi kegiatan


(36)

46

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Mengambil Kesimpulan / Verifikasi

Verifikasi data adalah mendiskusikan dan menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan hasil reduksi data dengan guru atau teman sejawat. Hasil penelitian kemudian dibandingkan dengan teori perkembangan berbicara anak dan proses pembelajaran dibandingkan dengan teori tentang metode bercerita yang telah diungkapkan pada bab sebelumnya, tujuannnya untuk melihat sejauhmana keberhasilan penelitian.


(37)

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Metode bercerita menggunakan boneka merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini khususnya pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Trisula Perwari tahun ajaran 2013-2014. Secara khusus kesimpulan hasil penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kemampuan berbicara anak sebelum diterapkan metode bercerita menggunakan bonekamasih dalam keadaan rendah. Diantaranya anak belum memiliki kemampuan untuk menjawab pertanyaan pertanyaan yang diberikan guru, menyebutkan kelompok gambar yang yang memiliki bunyi awalan sama dan bercerita atau mengungkapkan ide dan pendapatnya secara lisan. Sehingga perlu ditingkatkan agar perkembangannya dapat meningkat dengan optimal. Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya persentasi kemampuan berbicara anak yaitu pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru kurang menarik bagi anak.

2. Tekhnik bercerita menggunakan boneka tangan merupakan salah satu metode bercerita yang diharapkan dapat memberikan stimulus dan daya tarik serta minat belajar anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Trisula Perwari dalam meningkatkan kemampuan berbicaranya. Akan tetapi dalam pelaksanaan kegiatan bercerita diperlukan berbagai trik dan tips agar pada pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik. Diantaranya guru harus lebih memahami dan mempelajari tekhnik bercerita yang baik mencakup pengolahan vocal, ekspresi dan cara memainkan boneka. Guru juga harus peka terhadap kondisi anak dan menggunakan trik yang menarik untuk mengkondisikan kembali pada saat anak merasa jenuh mendengarkan cerita. Hal lain yang perlu diperhatikan pula adalah, pengaturan waktu, jeda pelaksanaan kegiatan, alur cerita dan motivasi berupa hadiah ataupun pujian. Selain itu guru juga harus memperhatikan


(38)

102

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagaimana pelaksanaan evaluasi kegiatan, dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk berbicara dalam menjawab pertanyaan, menyebutkan gambar dan mengungkapkan ide melalui cerita, maka secara tidak langsung anak dapat berlatih meningkatkan kemampuan berbicaranya.

3. Implementasi metode bercerita menggunakan bonekadengan tekhnik yang benar sedikitnya akan meminimalisir berbagai hambatan pelaksanaan bercerita dan dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak kelompok B. Adapun peningkatan itu mencakup : 1) kemampuan untuk menjawab pertanyaan tentang tokoh-tokoh dalam cerita secara lisan dari 56 % menjadi 88 %, 2) kemampuan untuk menjawab sikap-sikap atau perbuatan baik dan buruk yang menjadi karakter setiap tokoh dalam cerita secara lisan dari 47 % menjadi 75 %, 3) kemampuan untuk menyebutkan kelompok boneka binatang yang memiliki bunyi awalan yang sama dari 54% menjadi 75 % dan 4) kemampuan untuk melanjutkan sebagian cerita/ dongeng yang telah diperdengarkan dari 43 % menjadi 65 %. Oleh karena itu berdasarkan hasil perhitungan diatas, total skor rata-rata presentasi kemampuan berbicara anak kelompok B meningkat sebanyak 25,75 % dari 50 % menjadi 75,75 %.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian meningkatkan kemampuan berbicara anak kelompok B TK Trisula Perwari dengan metode bercerita menggunakan boneka. ada beberapa hal yang menjadi catatan sebagai bahan rekomendasi yang ditujukan kepada pihak-pihak yang terkait antara lain:

1. Bagi Guru

a. Sebaiknya guru lebih memahami berbagai metode pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini sesuai dengan karakteristik, kebutuhan dan perkembangan anak, selain itu juga mampu memberikan daya tarik kepada anak. Salah satu metode yang dapat


(39)

103

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak adalah metode bercerita dengan menggunakan boneka tangan.

b. Dalam mengimplementasikan metode bercerita guru dapat mengintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran harian. Karena metode bercerita juga dapat mengembangkan kemampuan berbicara saja tapi juga dapat meningkatkan aspek perkembangan lainnya seperti daya tangkap, imajinasi dan krativitas.

c. Agar pelaksanaan kegiatan bercerita dapat berjalan dengan lancar, maka guru perlu memahami tekhnik-tekhnik dalam membawakan cerita agar dapat merangsang kemampuan berbicara anak.

2. Bagi Sekolah

Sekolah yang merupakan lembaga penyelenggara pendidikan diharapkan akan selalu memberikan dukungan dalam memberikan keleluasaan, motivasi, dan menyediakan sarana prasarana juga media pembelajaran agar anak dapat terfasilitasi. Selain itu sekolah juga sebaiknya memberikan penghargaan bagi guru yang telah mengembangkan ide dan gagasan untuk membuat media pembelajaran , menggunakan metode dan pendekatan yang variatif sehingga pembelajaran lebih bermakna dan anak merasa senang mengikuti pembelajaran.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Dikarenakan keterbatasan waktu, biaya, dan lain hal, maka penelitian ini dilakukan hanya dua kali siklus dan hanya menggembangkan beberapa aspek, maka dari itu rekomendasi untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian secara lebih mendalam terhadap penerapan metode bercerita dengan menggunakan bonekadalam meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini. Sehingga dapat memberikan berbagai manfaat bagi para pembaca

b. Penelitian selanjutnya diharapkan mampu mengidentifikasi metode dan

media pembelajaran lainnya yang dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini.


(40)

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Asfandiyar Yudha, A. (2009). Cara Pintar Mendongeng. Bandung: PT. Mizan Pustaka

Bimo, K. (2011). Piawai Mendongeng. Yogyakarta : Bim2ha Press. Chaer, A. ( 2003. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta : Rineka Cipta. Chaer, A ( 2007). Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan dan kebudayaan. (1993). Pedoman Penyelenggaraan Taman Kanak-kanak, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Didaktik Metodik di Taman

Kanak-kanak, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Standar Pendidikan Anak Usia Dini,

Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan TK dan SD. Hurlock, E. (1978). Perkembangan Anak Jilid I: Jakarta: Erlangga.

Izzaty Eka, R.(2005). Mengenali Perkembangan Anak Usia Dini, Jakarta: Depdiknas.

Juntika A & Agustin, M.(2011) Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Refika Aditama.

Kementrian Pendidikan Nasional ( 2012). Pedoman Tekhnik Bercerita untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.

Mariyana, R.dkk (2010) Pengelolaan Lingkungan Belajar, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Muslihudi & Agustin.M (2008).Mengenali dan Mengembangkan Potensi Kecerdasan Jamak Anak Usia Taman Kanak -kanak/Raudhatul Athfal. Bandung : Rizqi Press.

Ruswandi,dkk (2007). Metode Penelitia Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung : UPI Press.

Sertifikasi Guru Rayon 110.( 2012). Bahan Ajar Profesionalisme Guru, PTK dan KTI. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.


(41)

Miranti Rachmawati, 2014

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tim Pengembang MKDP Kiriklum dan pembelajaran.(2011). Kurikulum dan Pembelajaran.Depok : Rajagrafindo Persada

Universitas Pendidikan Indonesia .( 2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Wahyudin U & Agustin, M (2010) .Penilaian Perkembangan Anak Usia Din.,Bandung : CV. Falah Production.


(1)

5. Mengambil Kesimpulan / Verifikasi

Verifikasi data adalah mendiskusikan dan menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan hasil reduksi data dengan guru atau teman sejawat. Hasil penelitian kemudian dibandingkan dengan teori perkembangan berbicara anak dan proses pembelajaran dibandingkan dengan teori tentang metode bercerita yang telah diungkapkan pada bab sebelumnya, tujuannnya untuk melihat sejauhmana keberhasilan penelitian.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Metode bercerita menggunakan boneka merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini khususnya pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Trisula Perwari tahun ajaran 2013-2014. Secara khusus kesimpulan hasil penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kemampuan berbicara anak sebelum diterapkan metode bercerita

menggunakan bonekamasih dalam keadaan rendah. Diantaranya anak belum memiliki kemampuan untuk menjawab pertanyaan pertanyaan yang diberikan guru, menyebutkan kelompok gambar yang yang memiliki bunyi awalan sama dan bercerita atau mengungkapkan ide dan pendapatnya secara lisan. Sehingga perlu ditingkatkan agar perkembangannya dapat meningkat dengan optimal. Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya persentasi kemampuan berbicara anak yaitu pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru kurang menarik bagi anak.

2. Tekhnik bercerita menggunakan boneka tangan merupakan salah satu metode bercerita yang diharapkan dapat memberikan stimulus dan daya tarik serta minat belajar anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Trisula Perwari dalam meningkatkan kemampuan berbicaranya. Akan tetapi dalam pelaksanaan kegiatan bercerita diperlukan berbagai trik dan tips agar pada pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik. Diantaranya guru harus lebih memahami dan mempelajari tekhnik bercerita yang baik mencakup pengolahan vocal, ekspresi dan cara memainkan boneka. Guru juga harus peka terhadap kondisi anak dan menggunakan trik yang menarik untuk mengkondisikan kembali pada saat anak merasa jenuh mendengarkan cerita. Hal lain yang perlu diperhatikan pula adalah, pengaturan waktu, jeda pelaksanaan kegiatan, alur cerita dan motivasi berupa hadiah ataupun pujian. Selain itu guru juga harus memperhatikan


(3)

bagaimana pelaksanaan evaluasi kegiatan, dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk berbicara dalam menjawab pertanyaan, menyebutkan gambar dan mengungkapkan ide melalui cerita, maka secara tidak langsung anak dapat berlatih meningkatkan kemampuan berbicaranya.

3. Implementasi metode bercerita menggunakan bonekadengan tekhnik yang benar sedikitnya akan meminimalisir berbagai hambatan pelaksanaan bercerita dan dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak kelompok B. Adapun peningkatan itu mencakup : 1) kemampuan untuk menjawab pertanyaan tentang tokoh-tokoh dalam cerita secara lisan dari 56 % menjadi 88 %, 2) kemampuan untuk menjawab sikap-sikap atau perbuatan baik dan buruk yang menjadi karakter setiap tokoh dalam cerita secara lisan dari 47 % menjadi 75 %, 3) kemampuan untuk menyebutkan kelompok boneka binatang yang memiliki bunyi awalan yang sama dari 54% menjadi 75 % dan 4) kemampuan untuk melanjutkan sebagian cerita/ dongeng yang telah diperdengarkan dari 43 % menjadi 65 %. Oleh karena itu berdasarkan hasil perhitungan diatas, total skor rata-rata presentasi kemampuan berbicara anak kelompok B meningkat sebanyak 25,75 % dari 50 % menjadi 75,75 %.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian meningkatkan kemampuan berbicara anak kelompok B TK Trisula Perwari dengan metode bercerita menggunakan boneka. ada beberapa hal yang menjadi catatan sebagai bahan rekomendasi yang ditujukan kepada pihak-pihak yang terkait antara lain:

1. Bagi Guru

a. Sebaiknya guru lebih memahami berbagai metode pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini sesuai dengan karakteristik, kebutuhan dan perkembangan anak, selain itu juga mampu memberikan daya tarik kepada anak. Salah satu metode yang dapat


(4)

103

digunakan dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak adalah metode bercerita dengan menggunakan boneka tangan.

b. Dalam mengimplementasikan metode bercerita guru dapat

mengintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran harian. Karena metode bercerita juga dapat mengembangkan kemampuan berbicara saja tapi juga dapat meningkatkan aspek perkembangan lainnya seperti daya tangkap, imajinasi dan krativitas.

c. Agar pelaksanaan kegiatan bercerita dapat berjalan dengan lancar, maka guru perlu memahami tekhnik-tekhnik dalam membawakan cerita agar dapat merangsang kemampuan berbicara anak.

2. Bagi Sekolah

Sekolah yang merupakan lembaga penyelenggara pendidikan diharapkan akan selalu memberikan dukungan dalam memberikan keleluasaan, motivasi, dan menyediakan sarana prasarana juga media pembelajaran agar anak dapat terfasilitasi. Selain itu sekolah juga

sebaiknya memberikan penghargaan bagi guru yang telah

mengembangkan ide dan gagasan untuk membuat media pembelajaran , menggunakan metode dan pendekatan yang variatif sehingga pembelajaran lebih bermakna dan anak merasa senang mengikuti pembelajaran.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Dikarenakan keterbatasan waktu, biaya, dan lain hal, maka penelitian ini dilakukan hanya dua kali siklus dan hanya menggembangkan beberapa aspek, maka dari itu rekomendasi untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian secara lebih mendalam terhadap penerapan metode bercerita dengan menggunakan bonekadalam meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini. Sehingga dapat memberikan berbagai manfaat bagi para pembaca

b. Penelitian selanjutnya diharapkan mampu mengidentifikasi metode dan media pembelajaran lainnya yang dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak usia dini.


(5)

Miranti Rachmawati, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Asfandiyar Yudha, A. (2009). Cara Pintar Mendongeng. Bandung: PT. Mizan Pustaka

Bimo, K. (2011). Piawai Mendongeng. Yogyakarta : Bim2ha Press. Chaer, A. ( 2003. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta : Rineka Cipta. Chaer, A ( 2007). Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan dan kebudayaan. (1993). Pedoman Penyelenggaraan Taman Kanak-kanak, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Didaktik Metodik di Taman

Kanak-kanak, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Standar Pendidikan Anak Usia Dini,

Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan TK dan SD. Hurlock, E. (1978). Perkembangan Anak Jilid I: Jakarta: Erlangga.

Izzaty Eka, R.(2005). Mengenali Perkembangan Anak Usia Dini, Jakarta: Depdiknas.

Juntika A & Agustin, M.(2011) Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Refika Aditama.

Kementrian Pendidikan Nasional ( 2012). Pedoman Tekhnik Bercerita untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.

Mariyana, R.dkk (2010) Pengelolaan Lingkungan Belajar, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Muslihudi & Agustin.M (2008).Mengenali dan Mengembangkan Potensi Kecerdasan Jamak Anak Usia Taman Kanak -kanak/Raudhatul Athfal. Bandung : Rizqi Press.

Ruswandi,dkk (2007). Metode Penelitia Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung : UPI Press.

Sertifikasi Guru Rayon 110.( 2012). Bahan Ajar Profesionalisme Guru, PTK dan KTI. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.


(6)

Tim Pengembang MKDP Kiriklum dan pembelajaran.(2011). Kurikulum dan Pembelajaran.Depok : Rajagrafindo Persada

Universitas Pendidikan Indonesia .( 2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Wahyudin U & Agustin, M (2010) .Penilaian Perkembangan Anak Usia Din.,Bandung : CV. Falah Production.