PENGARUH PERSAINGAN DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA PENGUSAHA TAS DI DESA MARGAHAYU TENGAH KECAMATAN MARGAHAYU KABUPATEN BANDUNG.

(1)

No.Daftar/FPEB/064/UN.40.FPEB.1.PL/2013 PENGARUH PERSAINGAN DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN

TERHADAP LABA PENGUSAHA TAS DI DESA MARGAHAYU TENGAH KECAMATAN MARGAHAYU KABUPATEN BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Pada Program Studi pendidikan Ekonomi

Oleh:

Dinne Azharrochmah NIM 0707636

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS


(2)

==============================================================

PENGARUH PERSAINGAN DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA PENGUSAHA TAS DI DESA MARGAHAYU TENGAH KECAMATAN MARGAHAYU KABUPATEN BANDUNG

Oleh

Dinne Azharrochmah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Dinne Azharrochmah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PERSAINGAN DAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP LABA PENGUSAHA TAS DI DESA MARGAHAYU TENGAH KECAMATAN MARGAHAYU KABUPATEN BANDUNG

Skripsi ini telah disetujui oleh :

Pembimbing I

Dr. Kusnendi, MS.

NIP. 19611022 198603 1 002

Pembimbing II

Navik Istikomah,SE., M.Si.

NIP. 19751110 200501 2 002

Mengetahui,

Ketua Program Pendidikan Ekonomi


(4)

ABSTRAK

“Pengaruh Persaingan dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Laba Pengusaha Tas Di Desa Margahayu Tengah Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung”

Di bawah bimbingan Dr. Kusnendi, M.S dan Navik Istikomah, SE. M.Si

Oleh:

Dinne Azharrochmah (0707636)

Permasalahan menurunnya laba pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung dalam beberapa bulan terakhir mendasari dilakukannya penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh persaingan dan perilaku kewirausahaan terhadap laba pengusahatas di Desa Margahayu Tengah Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpul data dan analisis data menggunakan Methode Succesive Interval (MSI) dan uji analisis jalur dengan program SPSS 12.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persaingan berpengaruh signifikan terhadap perilaku kewirausahaan pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung. Persaingan dan perilaku kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap laba pada pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung.


(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAAN PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah... 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian... 8

1.3.2 Manfaat Penelitian... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka... 9

2.1.1 Konsep Industri Kecil... 9

2.1.2 Struktur Pasar... 13

2.1.3 Laba... 19

2.1.3.1 Pengertian Laba………... 19

2.1.3.2 Teori Laba………... 20

2.1.4 Persaingan... 27


(6)

2.1.4.3 Kategori Tingkat Persaingan……….. 35

2.1.5 Perilaku Kewirausahaan... 39

2.1.5.1 Perilaku……… 39

2.1.5.2 Kewirausahaan……… 40

2.1.5.3 Perilaku Kewirausahaan……….. 42

2.1.5.4 Karakteristik dan Ciri Kewirausahaan………. 44

2.1.6 Kajian Empirik Beberapa Hasil Penelitian... 47

2.2 Kerangka Pemikiran... 48

2.3 HIPOTESIS... 55

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 56

3.2 Metode Penelitian... 56

3.3 Operasionalisasi Variabel... 57

3.4 Populasi dan Sampel... 59

3.4.1 Populasi……… 59

3.4.2 Sampel………. 59

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data... 60

3.6 Pengujian Instrmen Penelitian... 61

3.6.1 Uji Validitas………... 60

3.6.2 Uji Reabilitas………. 63

3.6.3 Uji Multikolinearitas……….. 64

3.6.4 Transformasi data melalui Method of Succesive Interval (MSI) ……….. 65

3.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 66

3.7.1 Teknik Analisis Data………. 67


(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian... 74

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian... 74

4.1.2 Gambaran Umum Responden... 75

4.1.2.1 Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin….. 75

4.1.2.2 Karakteristik responden Berdasarkan Usia………. 76

4.1.2.3 Karakteristik responden Berdasarkan Pendidikan…….. 77

4.1.2.4 Karakteristik responden Berdasarkan Lama Usaha…… 78

4.1.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian... 78

4.1.3.1 Laba………. 79

4.1.3.2 Persaingan……… 80

4.1.3.3 Perilaku Kewirausahaan……….. 81

4.1.4 Hasil Instrumen Penelitian... 81

4.1.4.1 Uji Validitas……… 82

4.1.4.2 Uji Realibilitas………. 83

4.1.4.3 Uji Multikolinearitas……….. 85

4.1.5 Hasil Analisis Data... 86

4.1.5.1 Analisis Path Sub-struktur I X1 dengan X2…………... 87

4.1.5.2 Analisis Path Sub-struktur 2 X, X2 dengan Y………... 90

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian... 94

4.2.1 Pengaruh Persaingan Terhadap Perilaku Kewirausahaan Pengusaha Tas di Desa Margahayu Tengah………. 94

4.2.2 Pengaruh Persaingan Terhadap Laba Pengusaha Tas di Desa Margahayu Tengah……… 96

4.2.3 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Laba Pengusaha Tas di Desa Margahayu Tengah………. 98


(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan... 104 5.2 Saran... 104

DAFTAR PUSTAKA... 106 LAMPIRAN


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu sektor perekonomian yang sedang mendapat perhatian dari pemerintah pada saat ini adalah sektor perindustrian. Untuk dapat meningkatkan sektor perindustrian ini adalah dengan cara mengembangkan industri kecil.

Industri kecil merupakan salah satu bentuk alternatif strategi untuk mendukung pengembangan perekonomian Indonesia. Peranan industri kecil terhadap pemerataan dan kesempatan kerja bagi masyarakat terbukti dapat membantu pemerintah dalam menyukseskan program pengentasan kemiskinan dan menekan angka pengangguran. Selain menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, industri kecil terbukti tahan menghadapi krisis ekonomi yang pernah melanda Indonesia.

Keberadaan industri kecil harus tetap dipertahankan dan dikembangkan agar dapat terus berperan dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Kedudukan industri kecil di tengah-tengah kehidupan masyarakat telah mendapat tempat yang mantap, banyak menyerap tenaga kerja, mampu berdampingan dengan industri besar dan ikut memperlancar kegiatan perekonomian negara.

Industri kecil merupakan kegiatan ekonomi rakyat mempunyai kedudukan, potensi dan peran yang strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin berimbang berdasarkan demokrasi ekonomi. Potensi yang terkandung dari industri kecil yaitu :


(10)

1. Menciptakan lapangan kerja.

2. Memelihara dan membentuk modal sektor usaha.

3. Penyebaran kekuatan ekonomi, pertahanan dan keamanan. 4. Peningkatan keterampilan dan kesadaran kewirausahaan. 5. Penggunaan sumber daya alam bagi produksi.

Secara kualitatif, peranan usaha kecil dalam Suryana (2006:77) yaitu : Pertama, usaha kecil dapat memperkokoh perekonomian nasional melalui berbagai keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok, produksi, penyalur, dan pemasaran bagi hasil produk-produk industri besar. Usaha kecil berfungsi sebagai transformator antar sektor yang mempunyai kaitan ke depan dan ke belakang. Kedua, usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi, khususnya dalam menyerap sumber daya yang ada. Usaha kecil sangat fleksibel, karena dapat menyerap tenaga kerja dan sumber daya lokal serta meningkatkan sumberdaya manusia agar dapat menjadi wirausaha yang tangguh. Ketiga, usaha kecil dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan nasional, alat pemerataan berusaha dan pendapatan, karena jumlahnya tersebar di perkotaan dan pedesaan.

Selama ini telah banyak usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk membantu perkembangan industri kecil, salah satunya adalah penyediaan tempat usaha khusus bagi industri kecil dalam bentuk pembagian sentra-sentra. Hal tersebut akan memudahkan pemerintah untuk dapat memanfaatkan potensi ekonomi dan kontribusi industri terhadap perekonomian tiap daerah.

Perkembangan industri kecil tidak hanya berlangsung secara nasional, namun berlangsung juga secara regional. Terlebih lagi dengan adanya otonomi


(11)

3

daerah, pemerintah daerah dapat lebih lagi memperhatikan perkembangan industri kecil tersebut.

Dalam era globalisasi atau memasuki era perdagangan internasional sekarang ini, persaingan merupakan hal yang harus menjadi perhatian bagi semua negara. Khususnya bagi industri-industri, perusahaan dan pelaku ekonomi lainnya disetiap negara jika ingin tetap eksis dalam perdagangan bebas.

Persaingan yang harus dihadapi oleh industri dan perusahaan lainnya seperti yang diungkapkan Porter (1994:5) yaitu masuknya pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan menawar pembeli, kekuatan tawar-menawar pemasok (supplier) serta persaingan diantara pesaing yang ada mencerminkan kenyataan bahwa persaingan dalam suatu industri tidak hanya terbatas pada para pemain yang ada. Oleh sebab itu, negara harus lebih meningkatkan produktifitas industri-industri dan perusahaan-perusahaan yang ada di negaranya. Indonesia merupakan negara berkembang dengan potensi sumber daya alamnya yang besar. Bidang pertanian dan industri merupakan sektor yang harus dikembangkan untuk menggali potensi sumber daya alam yang ada di Indonesia. Banyak industri-industri yang tumbuh dan berkembang di negara Indonesia dari hasil industri kecil, industri sedang sampai industri besar.

Perkembangan industri kecil pun terus meningkat dari waktu ke waktu. Terlihat dengan keberadaannya yang semakin meningkat bahkan sampai ke peloksok daerah. Tabel 1.1 menjelaskan mengenai perkembangan industri kecil di Jawa Barat beserta perkembangan tenaga kerja dan investasi.


(12)

Tabel 1.1

Jumlah Unit Industri Kecil Menengah dan Besar Di Jawa Barat 2010

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Barat

Jumlah industri kecil yang terdapat di Jawa Barat pada tahun 2010 menurut Badan Pusat Statistik mencapai 203.060 unit. Kinerja Unit Industri Kecil menengah Jawa Barat ini mampu menyerap 4.216.671 orang tenaga kerja serta dapat memberikan sumbangan investasi sebesar Rp 130.681.582,73 juta. Bandung

Kabupaten/Kota Unit Usaha Tenaga

Kerja

Investasi (Rp Juta)

[1] [2] [3] [4]

Kab/Reg.

01. Bogor 14 975 336 594 3 418 540,87 02. Sukabumi 15 471 214 278 419 557,49 03. Cianjur 1 244 159 294 13 211,30

04. Bandung 13 473 188 855 1 111 471,29

05. G a r u t 9 813 168 188 113 240,81 06. Tasikmalaya 1 414 171 440 122 168,18 07. C i a m i s 1 382 189 917 3 465,31 08. Kuningan 2 350 191 760 32 274,92 09. Cirebon 10 677 88 476 71 749,00 10. Majalengka 7 396 143 681 1 006 846,25 11. Sumedang 5 130 159 477 57 508,90 12. Indramayu 2 377 123 391 5 414,00 13. Subang 3 410 140 693 1 319 528,20 14. Purwakarta 10 850 117 395 100 327 858,87 15. Karawang 9 341 215 580 11 652 367,92 16. B e k a s i 10 704 194 221 5 543 737,21 17. Bandung Barat 17 1 680 69 980,00 Kota/City

17. B o g o r 8 123 268 543 1 382 859,37 18. Sukabumi 9 436 130 131 8 295,65 19. Bandung 10 820 121 120 147 980,40 20. Cirebon 9 379 158 320 5 097,55 21. Bekasi 9 891 107 582 2 777 980,93 22. Depok 10 308 165 573 286 756,16 23. Cimahi 6 097 187 215 599 124,66 24. Tasikmalaya 9 734 118 064 155 673,05 25. Banjar 9 248 155 203 28 894,45 Jawa Barat 203 060 4 216 671 130 681 582,73


(13)

5

yang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat memberikan kontribusinya sebesar 0,85% dari 25 kabupaten/kota se Jawa Barat.

Industri kecil selain menunjang tercapainya pembangunan yang merata, juga dapat memberikan pendapatan yang cukup bagi masyarakat golongan ekonomi lemah yang jumlahnya cukup banyak. Namun sejalan dengan itu permasalahan yang dihadapi oleh industri kecil sampai saat ini masih banyak pengusaha kecil yang belum mampu mengembangkan usahanya.

Dalam perkembangannya usaha kecil sering kali mendapatkan hambatan yang menyebabkan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Kenyataanya, sampai saat ini perusahaan kecil banyak yang kurang berhasil, karna memiliki keterbatasan kemampuan sehingga mengalami hambatan dalam mengembangkan usahanya. Umumnya pengusaha tersebut dalam menghadapi kegagalannya selalu mengatakan alasan, bahwa keterbatasan modal yang dimiliki.

Bandung yang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat memiliki beberapa unit industri kecil, salah satunya yaitu industri tas yang berada di Desa Margahayu Tengah. Industri tas merupakan salah satu mata pencaharian sebagian besar penduduk di Desa Margahayu Tengah. Industri tas banyak menyerap tenaga kerja hal ini dapat dilihat dari hampir sebagian besar penduduknya memperoleh pendapatan dari industri ini. Sehingga industri tas ini harus terus dikembangkan. Walaupun industri tas sudah ada sejak tahun 90an, namun perkembangannya tidak selalu berjalan mulus. Seperti pada bulan November 2011 sampai dengan Maret 2012 perkembangan laba yang menurun.


(14)

Tabel 1.2

Perkembangan Laba Pengusaha Tas Di Desa Margahayu Tengah Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung Bulan

November 2011 - Maret 2012

Bulan Laba Pengusaha Perkembangan

(%)

November 93.750.000 -

Desember 89.640.000 -4,38

Januari 82.680.000 -7,76

Februari 83.500.000 0.99

Maret 81.350.000 -2,57

Sumber: hasil pra penelitian diolah

Dari hasil penelitian diatas dapat dijelaskan bahwa laba dari 15 pengusaha tas di desa Margahayu Tengah mengalami penurunan pada bulan November 2011 sampai dengan Maret 2012. Pada bulan desember laba yang didapatkan menurun 4,38% dari bulan sebelumnya yaitu dari Rp 93.750.000 menjadi Rp 89.640.000. Pada bulan Januari pun mengalami penurunan sebesar 7,76% dari bulan sebelumnya. Akan tetapi pada bulan Februari mengalami kenaikan 0,99% dan bulan berikutnya yaitu bulan maret mengalami penurunan kembali sebesar 2,27%. Menurut bapak Moch Solihin, sebagai salah seorang pengusaha topi bahwa permasalahan ini disebabkan oleh harga bahan baku yang terus melonjak, naiknya upah tenaga kerja, naiknya tarif dasar listrik dan lain-lain menyebabkan tingginya biaya produksi. Selain itu jumlah pesaing yang banyak menyebabkan persaingan menjadi kurang sehat dan saling mematikan. Permasalahan-permasalahan yang ada menyebabkan menurunnya laba yang diperoleh pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah.

Selain itu perilaku kewirausahaan pengusaha tas yang rendah dimana masih banyak pengusaha yang tidak membuat laporan keuangan yang dapat


(15)

7

menunjukkan perkembangan perusahaan yang sebenarnya, hal itu dikarenakan kurangnya pengetahuan yang dimiliki pengusaha mengenai cara pencatatan akuntansi yang benar. Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya asosiasi pedagang yang mengkoordinir para pengusaha sehingga tidak ada keteraturan pengelolaan usaha, maupun perindustrian. Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan oleh penulis maka penurunan laba pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah diduga karena dua faktor yaitu perilaku kewirausahaan dan persaingan.

Oleh karena itu penulis tertarik mengambil judul “Pengaruh Persaingan dan Perilaku Kewirausahaan terhadap Laba Pengusaha Tas di Desa

Margahayu Tengah Kecamatan Margahayu”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, makan lingkup permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh persaingan terhadap perilaku kewirausahaan pada pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah?

2. Bagaimana pengaruh persaingan terhadap laba pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah?

3. Bagaimana pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap laba pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian


(16)

1. Mengetahui pengaruh persaingan terhadap perilaku kewirausahaan pada pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah.

2. Mengetahui pengaruh persaingan terhadap laba pada pengusaha tas di Desa Margahayu.

3. Mengetahui pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap laba pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis dilakukannya penelitian ini adalah untuk memberi sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu ekonomi, khususnya ilmu ekonomi mikro.

2. Manfaat praktis dilakukannya penelitian ini adalah sebagai bahan umpan balik tentang apa dan bagaimana persaingan dan perilaku kewirausahaan dapat mempengaruhi laba pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Daerah yang akan dijadikan penelitian yaitu Desa Margahayu Tengah, Kecamatan margahayu Kabupaten Bandung. Objek penelitian ini adalah pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah, ruang lingkup penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh variabel bebas (X) yaitu terdiri dari persaingan (X1) dan perilaku kewirausahaan (X2) terhadap variabel terikat (Y) yaitu laba.

3.2 Metode Penelitian

Metode merupakan cara yang dilakukan atau yang diambil oleh peneliti untuk mengkaji persoalan-persoalan atau masalah yang dihadapi. Agar masalah tersebut dapat dipecahkan dengan tepat, sebuah penelitian harus memilih satu metode penelitian yang sesuai.

Menurut Moh. Nazir, Ph.D (2005:55) metode deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk membuat gambaran mengenai suatu kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar. Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual, baik tentang situasi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok atau suatu daerah. Moh. Nazir, Ph.D (2005:56).


(18)

3.3 Operasionalisasi Variabel

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti. Untuk memberikan arah dalam pengukurannya variabel-variabel tersebut dijabarkan dalam konsep teoritis, konsep empiris, dan konsep analitis sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Konsep Variabel Definisi Operasional Sumber

Persaingan (X1) Tingkat Persaingan

Indikator dari tingkat Persaingan terdiri dari : - Pesaing

Perusahaan sejenis

- Tingkat harga yang ditetapkan

- Kualitas produk

- Diferensiasi Produk

Data diperoleh dari responden mengenai :

- Persepsi pengusaha tentang tingkat persaingan perusahaan sejenis.

- Persepsi pengusaha tentang tingkat harga yang di tetapkan oleh pesaing - Persepsi pengusaha

tentang kualitas produk yang dihasilkan oleh pesaing

- Persepsi pengusaha tentang diferensiasi produk yang dilakukan oleh pesaing

Data diperoleh dari pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah.

Perilaku

Kewirausahaan (X2)

Tingkat Perilaku kewirausahaan Indikator dari Tingkat Perilaku Kewirausahaan terdiri dari :

 Inovasi

Data diperoleh dari responden mengenai :

- Pengetahuan atau penemuan ide tentang cara menjual produk baru - Penemuan cara-cara baru

untuk mengembangkan usaha

- Penerapan pengetahuan

Data diperoleh dari pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah.


(19)

58  Keberanian mengambil resiko  Kepemimpinan

dan teknologi baru untuk pengembangan usaha Data diperoleh dari responden mengenai :

- Perilaku mengambil resiko dalam penjualan barang tidak laku dipasaran, hilang, atau rusak

- Perilaku dalam mengambil resiko penjualan secara kredit

- Perilaku berani mengambil resiko apapun untuk kemajuan usahanya

- Perilaku yang berani menerapkan hal-hal atau ide-ide baru walaupun itu menanggung banyak resiko - Perilaku berani melakukan sesuatu yang penuh resiko demi perkembangan usaha daripada menunggu orang lain dlu yang mencobanya

Data diperoleh dari responden mengenai:

- Kemampuan memimpin dan memotivasi semangat kerja karyawan, kemampuan dalam menyusun perencanaan perusahaan, kemampuan dalam membuat perhitungan laba/rugi, dan kemampuan mengamati pasar.

Laba (Y) Tingkat Laba Indikator dari Tingkat Laba terdiri dari :

-Data diperoleh dari jawaban responden tentang laba usaha yaitu mengenai:

- Jumlah penjualan rata-rata tiap bulan pada bulan terakhir.

- Jumlah biaya produksi rata-rata tiap bulan pada bulan terakhir

Data diperoleh dari pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah.


(20)

3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sugiyono (2007:61) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dan berdasarkan masalah yang diteliti maka yang menjadi ukuran populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengusaha tas yang berada di Kawasan Desa Margahayu Tengah Kecamatan Margahayu yang berjumlah sebanyak 75 pengusaha.

3.4.2 Sampel

Sampel menurut Suharsimi Arikunto (2006:131) adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Sedangkan menurut Sugiyono (2006:56) “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut.”

Dalam penentuan jumlah sampel guru, dilakukan melalui perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

(Riduwan, 2004: 65)

Keterangan:

n = Ukuran sampel keseluruhan 2

1 Ne

N

n


(21)

60

N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

Dengan menggunakan rumus di atas didapat sampel guru sebagai berikut:

2 1 Ne N n   2 ) 05 , 0 ( 75 1 75   = ) 0025 , 0 ( 75 1 75 

= 63.157 = 63

Dari hasil perhitungan diatassampel yang diambil adalah sebanyak 63 dari 75 pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah Kecamatan Margahayu.

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini adalah data primer, dimana data diperoleh langsung dari lapangan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga teknik, yaitu:

a. Kuesioner atau angket, yaitu tekniik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepad responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan oleh responden.

b. Observasi, yaitu dengan meninjau dan mengamati secara langsung objek yang diteliti. Dalam penelitian ini, teknik observasi yang dilakukan yaitu teknik observasi terus terang atau tersamar. Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan


(22)

pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneli. Tetapi suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari jika suatu data yang dicari masih dirahasiakan, karena kemungkinan jika dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak akan diizinkan untuk melakukan observasi.

c. Studi Kepustakaan adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan mengadakan pencatatan, pengumpulan bahan-bahan tertulis, literatur, media masa, data statistik yang semuanya terkait dengan objek permasalahan yang tengah diteliti.

3.6 Pengujian Instrumen Penelitian 3.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen (Riduwan, 2007:348). Dalam uji validitas ini menggunakan korelasi item-total dikoreksi (corrected item-total corelation). Menurut Azwar dalam Kusnendi (2008:95), korelasi item-total dikoreksi digunakan jika jumlah item yang diuji relatif kecil yaitu kurang dari 30. Item dalam setiap variabel dalam penelitian ini kurang dari 30 sehingga menggunakan metode tersebut.

Menurut Rianse dalam Sumiati (2011:68) Untuk menghitung koefisien item total dikoreksi, maka terlebih dahulu mencari korelasi item total yaitu dengan rumus sebagai berikut.


(23)

62

Keterangan :

r hitung = Koefisen korelasi antara variabel X dan Y

ΣX = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden penelitian

ΣY = Jumlah skortotal seluruh item dari keseluruhan responden n = Jumlah responden penelitian

Kemudian dilakukan uji validitas internal setiap item. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

(Kusnendi, 2008:95)

Keterangan:

ri-itd = koefisien item total dikoreksi = koefisien korelasi item-total si =simpangan baku skor setiap item sx = simpangan baku skor total

Untuk mengetahui item yang memiliki validitas yang memadai, menurut Azwar dalam Kusnendi (2008:96) para ahli menetapkan patokan besaran koefisien korelasi item total dikoreksi sebesar 0,25 atau 0,30 sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah item. Dalam penelitian ini, batas minimal yang diambil adalah 0,30. Artinya jika koefisien item total dikoreksi sebesar 0,30 atau lebih dinyatakan valid sedangkan apabila dibawah 0,30 item dinyatakan tidak valid dan akan didrop dari kuesioner penelitian.

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

ri-itd =


(24)

3.6.2 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen (Test of reliability) untuk mengetahui apakah data yang telah dihasilkan dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas menggunakan koefisien realibilitas Cronbach alpha. Suatu instrumen penelitian diindikasikan memiliki tingkat realibilitas memadai jika koefisien alpha Croncbach lebih besar atau sama dengan 0,70 (Kusnendi, 2005:97).

Menurut Rianse dalam Sumiati (2011:69) langkah-langkah mencari nilai realibilitas tersebut adalah sebagai berikut.

1) Menghitung harga varians tiap item dari setiap item

Keterangan:

Si = Harga varian tiap item

ΣX2 = Jumlah kuadrat jawaban responden tiap item (ΣX)2 = Kuadrat skor seluruh respondendari tiap item N = Jumlah responden

2) Mencari varians total

Keterangan:

St = Harga varian total

ΣY2 = Jumlah kuadrat skor total

(ΣY)2 = Jumlah kuadrat dari jumlah skor total N = Jumlah responden

∑ ∑


(25)

64

3) Menghitung Reliabilitas Instrumen

Keterangan:

r11 = Nilai Reliabilitas instrumen k = Jumlah item

ΣSi = Jumlah Varians skor tiap-tiap item St = Varians total

3.6.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap koefesien determinan matriks kovaransi atau matriks korelasi data sampel. Jika koefesien determinan matriks kovariansi atau matriks korelasi tersebut sangat kecil atau mendekati nol mengindikasikan terdapat masalah multikolinearitas. Ini berarti, sebelum koefisien korelasi dihitung maka multikolinearitas dihilangkan dengan cara mengeluarkan variabel yang dicurigai paling dominan sebagai sumber multikolinearitas (Kusnendi, 2008:161).

3.6.4 Transformasi Data melalui Method of Successive Interval (MSI)

Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan perlu diperhatikan dengan pengelolaan data yang telah terkumpul. Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal dan interval. Dengan adanya data berjenis ordinal maka data tersebut harus diubah menjadi data interval melalui Methods of

Succesive Interval (MSI). Salah satu kegunaan dari Methods of Succesive Interval

(MSI) dalam pengukuran sikap adalah untuk menaikkan pengukuran dari ordinal ke interval (Riduwan dan Kuncoro, 2011: 30).

[

] [ ∑


(26)

Langkah-langkah transformasi data tersebut sebagai berikut:

1) Perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan. 2) Untuk butir tersebut, tentukan berapa banyak orang yang mendapatkan

(menjawab) skor 1,2,3,4, dan 5 yang disebut dengan frekuensi.

3) Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut Proporsi (P).

4) Tentukan nilai Proporsi Kumulatif (PK) dengan cara menjumlah antara proporsi yang ada dengan proporsi sebelumnya secara berurutan perkolom skor.

5) Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, tentukan nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang telah diperoleh.

6) Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan menggunakan tabel ordinat distribusi normal baku.

7) Hitung SV (Scale Value) = Nilai Skala (NS) dengan rumus sebagai berikut:

SV / NS =

8) Menghitung skor hasil transformasi untuk setiap pilihan jawaban dengan rumus :

Y = SV + [1 + (SV Min)] dimana K= 1 + [SV Min]


(27)

66

3.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.7.1 Teknik Analisis Data

Langkah – langkah yang dilakukan dalam pengolahan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Menyeleksi data 2. Mentabulasi data 3. Analisis data 4. Pengujian hipotesis

Gambar 3.1 Alur Penelitian

3.7.2 Rancangan Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunkan metode analisis jalur (path analysis). Menurut Gall, gall dan Borg “Path analysis is method for testing the validity of the theory about causal relationship between three or more

Angket Penelitian

Data Variabel

Deskripsi Variabel Penelitian

Analisis Data

Uji HIPOTESIS LAMPIRAN C

LAMPIRAN B

PEMBAHASAN DAN HASIL LAMPIRAN A


(28)

-0,057 0,538

variables that have been studied using correlational research design”(Analisis

Jalur adalah metode untuk mengukur validitas dari teori mengenai hubungan kausal antara tiga atau lebih variabel yang dapat dipelajari menggunakan rancangan penelitian korelasi) (Kusnendi, 2008:146).

Kusnendi (2008: 154) menjelaskan langkah-langkah menguji path analysis adalah sebagai berikut.

1) Merumuskan model yang akan diuji dalam sebuah diagram jalur lengkap. Adapun diagram jalur lengkap pada penelitian ini ditunjukan pada gambar berikut:

Gambar 3.2

Model Diagram Jalur Lengkap Sumber : (Kusnendi, 2008:154)

2) Menghitung koefisien korelasi antar variabel penelitian dengan rumus

Sumber : (Kusnendi, 2008:154)

Menyatakan koefisien korelasi antar variabel tersebut dalam sebuah matriks korelasi (R) yaitu sebagai berikut.

r = n Σ Xi Yi –(ΣXi)( ΣYi)

e2

X1

X2

Y e1

pyx 1 Px2x1


(29)

68

Sumber : (Kusnendi, 2008:154)

Menghitung determinasi matriks korelasi R antar variabel penyebab untuk menentukan ada tidaknya problem multikoliniritas dalam data sampel.

3) Mengidentifikasi model atau sub struktur yang akan dihitung koefisien jalurnya dan merumuskan persamaan struktural. Penelitian ini menggunakan dua sub struktur untuk menguji hipotesis. Adapun sub struktur itu adalah sebagai berikut.

a) Persamaan Struktural 1 menganalisis pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen X2. Persamaan strukturalnya yaitu:

X2 = ρx x

X

1

+ e

1

ρx x

e 1 Gambar 3.3

Diagram Analisis Jalur Sub-Struktur 1 Sumber : (Kusnendi, 2008:154)

Y1 Y2 XI X2 …. Xk

1 rY1Y2 rY1XI rY1X2 …. rY1Xk

1 rY2XI rY2X2 …. rY2Xk

R = 1 rXIX2 …. rXIXk

1 …. rX2Xk

….

1


(30)

b) Persamaan Struktural 2 menganalisis pengaruh variabel eksogen X1 dan X2 terhadap variabel endogen Y. Persamaan strukturalnya yaitu:

Y = X2 = ρYx

X

1

+

ρYx

X

2

+

e

2

ρYX

ρYX

e 2

Gambar 3.4

Diagram Analisis Jalur Sub Struktur 2 Sumber : (Kusnendi, 2008:154)

4) Identifikasi matriks korelasi antar variabel penyebab yang sesuai dengan sub-sub struktur atau model yang diuji.

5) Menghitung matriks invers korelasi antar variabel penyebab untuk setiap model yang akan diuji dengan rumus:

Sumber : (Kusnendi, 2008:154)

dimana ρYiXk menunjukkan koefisien jalur, Ri-1 adalah matriks invers korelasi

antar variabel eksogen dalam model yang dianalisis, dan r YiXk adalah

koefisien korelasi antara variabel eksogen dan endogen dalam model yang dianalisis.

6) Menghitung semua koefisien jalur yang ada dalam model yang akan diuji dengan rumus:

(Kusnendi, 2008:155) Ri-1 =

(adj.Ri)

ρYiXk = (Ri-1) (rYiXk)

XI Y


(31)

70

7) Menghitung koefisien determinasi R2YIXK dan koefisien jalur error variables

(ρei) melalui rumus:

Dan (Kusnendi, 2008:155)

8) Uji kebermaknaan koefisien determinasi dengan statistik uji F sebagai berikut.

(Kusnendi, 2008:155)

Dimana k menunjukkan banyak variabel penyebab dalam model yang dianalis, dan n menunjukkan ukuran sampel. Hipotesis statistiknya dirumuskan sebagai berikut:

H0: ρYiXI = ρ YiXk = …=ρYiXk = 0: Yi tidak dipengaruhi XI,X2,…Xk

H1: ρYiXI = ρYiXk= …=ρYiXk≠ 0: sekurang-kurangnya Yi dipengaruhi oleh salah satu variabel XI,X2,..Xk

9) Melakukan pengujian individual terhadap setiap koefisien jalur yang diperoleh dengan statistik uji t sebagai berikut.

(Kusnendi, 2008:155)

Dimana ρYiXI menunjukkan koefisien jalur antara variabel eksogen terhadap variabel endogen yang terdapat dalam model yang dianalisis, SE menunjukkan

∑(ρ )

ρei =

ti =

ρ =

ρYiXI


(32)

standar error koefisien jalur yang diperoleh untuk model yang dianalisis, n

adalah ukuran sampel, k adalah banyak variabel penyebab dalam model yang dianalisis dan Ckk menunjukkan elemen matriks invers korelasi variabel penyebab untuk model yang dianalisis.

Hipotesis statistik pengujian individual dirumuskan sebagai berikut. H0 : RYiXI = 0 : Secara individual Xk tidak berpengaruh terhadap Yi Hi : RYiXI > 0 : Secara individual Xk berpengaruh positif terhadap Yi, atau H1 : RYiXI < 0 : Secara individual Xk berpengaruh negatif terhadap Yi.

Karena model atau hipotesis penelitian yang akan diuji melalui analisis jalur adalah model yang telah mendapat justifikasi teori yang kuat dan hasil-hasil penelitian yang relevan maka pengujian individual dlam format analisis jalur sifatnya akan merupakan uji satu arah (direksional). Jika dari hasil uji individual terdapat koefisien jalur yang tidak signifikan, maka model perlu diperbaiki melalui trimming. Ada dua cara yang dapat ditempuh dalam melakukan trimming. Pertama, melepaskan atau mendrop jalur yang secara statistik tidak signifikan. Kedua, melepaskan atau mendrop jalur yang secara statistik signifikan, tetapi menurut pandangan peneliti pengaruhnya dipandang sangat lemah. Cara pertama biasanya ditempuh jika ukuran sampel penelitian relatif kecil, dan cara kedua jika ukuran sampel penelitian relatif besar. Apabila terjadi trimming, maka perhitungan untuk memperoleh estimasi parameter diulang.

10) Melakukan pengujian overall model fit dengan statistik Q dan atau W dengan rumus Shumacker & Lomax sebagai berikut.


(33)

72

(Kusnendi, 2008:156)

Dimana R2m menunjukkan koefisien variasi terjelaskan seluruh model, dan

M menunjukkan koefisien variasi terjelaskan setelah koefisien jalur yang tidak signifikan dikeluarkan dari model yang diuji. Koefisien R2m dan M

dihitung dengan rumus sebagai berikut.

(Kusnendi, 2008:156)

Statistik Q berkisar antara 0 dan 1. Jika Q=1 menunjukkan model yang diuji

fit dengan data. Dan jika Q<1, maka untuk menentukan fit tidaknya model

statistik Q perlu diuji dengan statistik W yang dihitung dengan rumus:

(Kusnendi, 2008:156)

Dimana n adalah ukuran sampel dan d adalah derajat kebebasan (df) yang ditunjukkan oleh jumlah koefisien jalur yang tidak signifikan.

Selanjutnya dilakukan dekomposisi pengaruh antar variabel yang ditunjukkan untuk menjelaskan pemisahan pengaruh total menjadi pengaruh langsung dan tidak langsung (Kusnendi, 2008:150). Untuk mencari pengaruh langsung dan tak langsung dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

 Pengaruh langsung (DE) dari satu variabel eksogen k terhadap variabel endogen i dinyatakan oleh persamaan :

Q = 1 – R2m 1 – M

R2m = M =1- (1- R21)( 1- R22)…( 1- R2p)


(34)

 Pengaruh tak langsung (IE) dari satu variabel eksogen terhadap variasi endogen dapat dinyatakan oleh persamaan :

IEikj = (ρikj) (ρiij)

 Pengaruh total (TB)

TEikj = DEikj = IEikj = (ρikj) + (ρikj) (ρiij)

Dimana:

ρikj = koefisien jalur variable eksogen Xk terhadap variable endogen Yi


(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh persaingan dan perilaku kewirausahaan terhadap laba pada pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandungmaka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Persaingan berpengaruh signifikan terhadap perilaku kewirausahaan pada pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah.

2. Persaingan berpengaruh signifikan dengan arah negatif terhadap laba pada pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah. Artinya semakin tinggi persaingan maka laba pada pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah akan semakin menurun.

3. Perilaku kewirausahaan berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap laba pada pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah. Artinya semakin tinggiperilaku kewirausahaan para pengusaha tas, maka laba pada pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah akan semakin meningkat.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis rekomendasikan adalah sebagai berikut :

1. Persaingan berpengaruh negatif terhadap perilaku kewirausahaan pada pengusaha tas di Desa Marhagayu Tengah. Dalam menghadapi persaingan


(36)

yang semakin ketat para pengusaha tas lebih baik meningkatkan pengetahuannya dalam menghadapi pasar. Dengan meningkatkan aspek keinovasian karena dibutuhkan ide-ide maupun cara baru dalam pengetahuan dan teknologi.

2. Persaingan berpengaruh negatif laba pada pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah. Para pengusaha tas harus memperkuat srategi bersaing baik itu dengan penetapan strategi harga maupun strategi dalam memperbaiki kualitas produk tas dan pelayanan terhadap para konsumen, mengingat industri tas ini termasuk ke dalam pasar persaingan monopolistik dimana tingkat persaingan sangat tinggi sehingga dibutuhkan perhatian lebih dari para pengusaha yang berada di dalamnya supaya dapat meningkatkan laba usahanya masing-masing.

3. Perilaku kewirausahaan memiliki pengaruh positif terhadap laba pada pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah. Perilaku kewirausahaan harus terus ditingkatkan lagi baik itu dalam aspek keinovasian, kepemimpinan, ataupun dalam aspek keberanian menanggung resiko. Untuk meningkatkan perilaku kewirausahaan dapat dilakukan pendidikan informal bagi para pengusaha seperti diklat, pelatihan, atau dengan mengikuti seminar sehingga dapat memperkaya pengetahuan para pengusaha tas.

4. Penulis menganalisis persaingan dan perilaku kewirausahaan sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut dalam menganalisis variabel lain yang mempengaruhi laba.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

A Samuelson. Paul & William D Nordhaus.(1999). Mikroekonomi. Jakarta: Erlangga.

Billas, Richard.(1994). Teori Mikroekonomi. Jakarta : Erlangga Buchari, Alma.(2005). Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta

Case, E Karl and Fair, C Ray. (2007). Prinsip-prinsip Ekonomi. Jakarta: Erlangga Dumairy.(1996).Perekonomian indonesia.Jakarta:Erlangga

Eeng Ahman dan Yana Rohmana.(2007). Pengantar Ekonomi Mikro. Bandung:Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi.

Gibson et al.( 1991).Organisasi, perilaku, struktur, proses.Jakarta:Erlangga Gujarati, Damodar dan Sumarno Zain.(2006). Ekonometrika Dasar. Erlangga:

Jakarta.

Henry Faizal, Noor.(2007). Ekonomi manajerial. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Kotler, Philip.(1995). Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat

Kusnendi.(2008). Model-Model Persamaan Struktural. Bandung : Alfabetha Masyhuri & M. Zainuddin.(2008) Metodologi Penelitian. Bandung : Refika

Aditama.

Mudrajad Kuncoro.(2005). Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta: Erlangga

Muhammad Teguh.(2010). Ekonomi Industri. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Moch Nazir.(2005). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Porter, Michael E.(1994). Keunggulan Bersaing Menciptakan Dan Mempertahankan Kinerja Unggul. Jakarta: Bineka Rupa Aksara

______________.(1995). Strategi bersaing tehnik menganalisis industri dan

pesaing. Jakarta:Erlangga

Panji Anoraga dan Sudantoko.(2002). Koperasi, Kewirausahaan, dan Usaha


(38)

Prathama, Raharja dan Mandala Manurung.(2008). Pengantar Ilmu Ekonomi

(Mikroekonomi dan Makroekonomi). Jakarta: Lembaga Penerbit

Universitas Indonesia

Robbins, Stephen P.(1994). Perilaku Organisasi. Jakarta: INDEKS ________________.(2006). Perilaku Organisasi. Jakarta: INDEKS

Sadono, Sukirno.(2003). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Rajawali Press Salvatore, Dominick.(1994). Teori Ekonomi Mikro Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga

Sugiyono. 2007).Statistika Untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta

Suharsimi, Arikunto.(2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : Rineka Cipta

________________. 2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi

Revisi VI. Jakarta: Rineka cipta

Sukirno. Sadono.(2003). Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo.

Suryana.(2003). Kewirausahaan:Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju

Sukses (Edisi Revisi). Jakarta: Salemba Empat

Suryana .(2006) Kewirausahaan, Jakarta, Penerbit Salemba Empat

_______.(2006). Kewirausahaan:Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju

Sukses. Jakarta: Salemba Empat

Tati, Suhartati & M. Fathorrozi (2003). Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba empat

Widarjono, Agus.(2005). Ekonometrika. Yogyakarta: Ekonisia.

SKRIPSI

Nia, Soniangsih.(2009). Pengaruh Persaingan, Lokasi dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Laba (Studi Kasus Pada Usaha Kecil menengah bahan Bangunan di kecamatan Cimahi Tengah). Skripsi Sarjana pada

FPEB UPI: tidak diterbitkan.

Ressa, Ansiska.(2010). Pengaruh Persaingan dan Perilaku Kewirausahaan


(39)

107

Pada Pengrajin Boneka di Kelurahan Warung Muncang Kota Bandung).

Skripsi Sarjana pada FPEB UPI: tidak diterbitkan.

Sambas, Santika.(2006). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laba

Pengusaha Jasa Wartel (Studi Kasus Di Kelurahan Citeureup Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi). Skripsi Sarjana pada FPEB UPI: tidak

diterbitkan.

Putri, Rahmawati

.(2012).

Pengaruh Perilaku Kewirausahaan dan Persaingan Terhadap Kemampulabaan Suatu Kasus pada Pengusaha Meubel Kursi di Cipacing Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang

. Skripsi Sarjana

pada FPEB UPI: tidak diterbitkan.

INTERNET

BPS JABAR. (2012) Jumlah Unit Industri Kecil Menengah dan Besar di Jawa Barat Number of Small Medium and Large Scale Industries in Jawa Barat 2010. (Tersedia Online: http://jabar.bps.go.id/ ) (2012. 02. 15)


(1)

73

 Pengaruh tak langsung (IE) dari satu variabel eksogen terhadap variasi endogen dapat dinyatakan oleh persamaan :

IEikj = (ρikj)(ρiij)

 Pengaruh total (TB)

TEikj = DEikj = IEikj =(ρikj) + (ρikj)(ρiij)

Dimana:

ρikj = koefisien jalur variable eksogen Xk terhadap variable endogen Yi


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh persaingan dan perilaku kewirausahaan terhadap laba pada pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandungmaka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Persaingan berpengaruh signifikan terhadap perilaku kewirausahaan pada pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah.

2. Persaingan berpengaruh signifikan dengan arah negatif terhadap laba pada pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah. Artinya semakin tinggi persaingan maka laba pada pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah akan semakin menurun.

3. Perilaku kewirausahaan berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap laba pada pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah. Artinya semakin tinggiperilaku kewirausahaan para pengusaha tas, maka laba pada pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah akan semakin meningkat.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis rekomendasikan adalah sebagai berikut :

1. Persaingan berpengaruh negatif terhadap perilaku kewirausahaan pada pengusaha tas di Desa Marhagayu Tengah. Dalam menghadapi persaingan


(3)

105

yang semakin ketat para pengusaha tas lebih baik meningkatkan pengetahuannya dalam menghadapi pasar. Dengan meningkatkan aspek keinovasian karena dibutuhkan ide-ide maupun cara baru dalam pengetahuan dan teknologi.

2. Persaingan berpengaruh negatif laba pada pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah. Para pengusaha tas harus memperkuat srategi bersaing baik itu dengan penetapan strategi harga maupun strategi dalam memperbaiki kualitas produk tas dan pelayanan terhadap para konsumen, mengingat industri tas ini termasuk ke dalam pasar persaingan monopolistik dimana tingkat persaingan sangat tinggi sehingga dibutuhkan perhatian lebih dari para pengusaha yang berada di dalamnya supaya dapat meningkatkan laba usahanya masing-masing.

3. Perilaku kewirausahaan memiliki pengaruh positif terhadap laba pada pengusaha tas di Desa Margahayu Tengah. Perilaku kewirausahaan harus terus ditingkatkan lagi baik itu dalam aspek keinovasian, kepemimpinan, ataupun dalam aspek keberanian menanggung resiko. Untuk meningkatkan perilaku kewirausahaan dapat dilakukan pendidikan informal bagi para pengusaha seperti diklat, pelatihan, atau dengan mengikuti seminar sehingga dapat memperkaya pengetahuan para pengusaha tas.

4. Penulis menganalisis persaingan dan perilaku kewirausahaan sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut dalam menganalisis variabel lain yang mempengaruhi laba.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

A Samuelson. Paul & William D Nordhaus.(1999). Mikroekonomi. Jakarta: Erlangga.

Billas, Richard.(1994). Teori Mikroekonomi. Jakarta : Erlangga Buchari, Alma.(2005). Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta

Case, E Karl and Fair, C Ray. (2007). Prinsip-prinsip Ekonomi. Jakarta: Erlangga Dumairy.(1996).Perekonomian indonesia.Jakarta:Erlangga

Eeng Ahman dan Yana Rohmana.(2007). Pengantar Ekonomi Mikro. Bandung:Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi.

Gibson et al.( 1991).Organisasi, perilaku, struktur, proses.Jakarta:Erlangga Gujarati, Damodar dan Sumarno Zain.(2006). Ekonometrika Dasar. Erlangga:

Jakarta.

Henry Faizal, Noor.(2007). Ekonomi manajerial. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Kotler, Philip.(1995). Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat

Kusnendi.(2008). Model-Model Persamaan Struktural. Bandung : Alfabetha Masyhuri & M. Zainuddin.(2008) Metodologi Penelitian. Bandung : Refika

Aditama.

Mudrajad Kuncoro.(2005). Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta: Erlangga

Muhammad Teguh.(2010). Ekonomi Industri. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Moch Nazir.(2005). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Porter, Michael E.(1994). Keunggulan Bersaing Menciptakan Dan Mempertahankan Kinerja Unggul. Jakarta: Bineka Rupa Aksara

______________.(1995). Strategi bersaing tehnik menganalisis industri dan pesaing. Jakarta:Erlangga

Panji Anoraga dan Sudantoko.(2002). Koperasi, Kewirausahaan, dan Usaha Kecil. Jakarta: Rineka Cipta


(5)

106

Prathama, Raharja dan Mandala Manurung.(2008). Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi dan Makroekonomi). Jakarta: Lembaga Penerbit Universitas Indonesia

Robbins, Stephen P.(1994). Perilaku Organisasi. Jakarta: INDEKS ________________.(2006). Perilaku Organisasi. Jakarta: INDEKS

Sadono, Sukirno.(2003). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Rajawali Press Salvatore, Dominick.(1994). Teori Ekonomi Mikro Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga

Sugiyono. 2007).Statistika Untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta

Suharsimi, Arikunto.(2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

________________. 2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka cipta

Sukirno. Sadono.(2003). Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo.

Suryana.(2003). Kewirausahaan:Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses (Edisi Revisi). Jakarta: Salemba Empat

Suryana .(2006) Kewirausahaan, Jakarta, Penerbit Salemba Empat

_______.(2006). Kewirausahaan:Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat

Tati, Suhartati & M. Fathorrozi (2003). Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba empat

Widarjono, Agus.(2005). Ekonometrika. Yogyakarta: Ekonisia.

SKRIPSI

Nia, Soniangsih.(2009). Pengaruh Persaingan, Lokasi dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Laba (Studi Kasus Pada Usaha Kecil menengah bahan Bangunan di kecamatan Cimahi Tengah). Skripsi Sarjana pada FPEB UPI: tidak diterbitkan.

Ressa, Ansiska.(2010). Pengaruh Persaingan dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Terhadap Daya Hidup Usaha Pengrajin Boneka (Studi Kasus


(6)

Pada Pengrajin Boneka di Kelurahan Warung Muncang Kota Bandung). Skripsi Sarjana pada FPEB UPI: tidak diterbitkan.

Sambas, Santika.(2006). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laba Pengusaha Jasa Wartel (Studi Kasus Di Kelurahan Citeureup Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi). Skripsi Sarjana pada FPEB UPI: tidak diterbitkan.

Putri, Rahmawati

.(2012).

Pengaruh Perilaku Kewirausahaan dan Persaingan Terhadap Kemampulabaan Suatu Kasus pada Pengusaha Meubel Kursi di Cipacing Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Skripsi Sarjana pada FPEB UPI: tidak diterbitkan.

INTERNET

BPS JABAR. (2012) Jumlah Unit Industri Kecil Menengah dan Besar di Jawa Barat Number of Small Medium and Large Scale Industries in Jawa Barat 2010. (Tersedia Online: http://jabar.bps.go.id/ ) (2012. 02. 15)