PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN PERBANKAN: SuatuKasusPada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia.

(1)

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING)

PADA PERUSAHAAN PERBANKAN

(SuatuKasusPada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia)

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyaratMenempuhUjianSidang SarjanaEkonomipada Program StudiAkuntansi

DisusunOleh: Rahmad Fauzan

0807161

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

(INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN PERBANKAN

(SuatuKasusPada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia)

Oleh RahmadFauzan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Rahmad Fauzan 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Financial Leverage Terhadap Tindakan Perataan Laba

(Suatu Kasus Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI) Oleh:

Rahmad Fauzan 0807161

Pembimbing I : Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, M.Si. Pembimbing II : ToniHeryana.,S.Pd.,MM

Perataan laba merupakan bentuk manajemen laba yang mencerminkan hasil ekonomi tidak sebagaimana keadaan sebenarnya, tetapi merupakan penampilan yang diinginkan manajemen. Perataan laba adalah suatu usaha yang dilakukan manajemen untuk menekan variasi dalam laba sejauh yang dimungkinkan oleh prinsip-prinsip akuntansi. Penelitianinibertujuanuntukmengetahui tentang pengaruh kondisi ukuran perusahaan, profitabilitas dan financial leverage terhadap tindakan perataan laba.Variabel-variabel yang diujiadalahukuran perusahaan, profitabilitas dan variabel financial leverage.Dalampenelitianini, penelitimenggunakan data sekunderuntuk variabel ukuran perusahaan, profitabilitas dan financial leverage melalui laporan keuangan yang telah diaudit pada 19 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama 4 tahun berturut-turut.

Metode yang digunakandalampenelitianiniadalahmetodestatistik deskriptifdan verifikatif. Teknik sampling yang digunakanadalahteknikpurposive sampling. Adapun analisis statistik dalam penelitian adalah regresi multipel untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel ukuran perusahaan(X1), profitabilitas (X2) dan Financial Leverage (X3) terhadap tindakan perataan laba (Y).

Berdasarkan hasil penelitian rata-rata jumlah asset perbankandalamperiode 2008-2011 terusmeningkat, profitabilitas yang dilihatdarireturn on assets perusahaancenderungterusmengalamikenaikanhinggatahun 2011, financial leverage

yang diukurdengandebt equity

ratioperusahaancenderungmengalamipenurunanhinggatahun 2011.Hasil pengujian hioptesis menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap tindakan perataan laba, profitabilitas berpengaruh negative terhadap tindakan perataan laba, sedangkan financial leverage tidak memberikan pengaruh terhadap tindakan perataan laba.


(5)

ABSTRACT

The Influence of Firm Size, Profitability and Financial Leverage on Income Smoothing

(a casein banking corporations which are registered in the Indonesia Stock Exchange) Rahmad Fauzan

0807161

Promotor : Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, M.Si. Co Promotor : ToniHeryana.,S.Pd.,MM

Income smoothing is a form of earnings management that reflect the economic results, not as the setting, but it is a desirable apperrance management. Income smoothing is a management effort to suppress variations in the extent to which profits are made possible by accounting principles.This study aims to find out about the effect of firm size, profitability and financial leverage on the income smoothing. The variables tested are firm size, profitability and financial leverage. In this study, researchers used secondary data to the size of the company, profitability and financial leverage through the audited financial statements at 19 banking companies listed on the Stock Exchange for 4 consecutive years.

The method used in this study is a descriptive statistical methods and verification methods. The sampling technique used was purposive sampling technique. The statistical analysis in the study is multiple regression to determine whether there is influence of firm size (X1), profitability (X2), and financial leverage (X3) on the income smoothing (Y).

Based on the results of the study the average amount of bank assets in the period 2008-2011 continue to rise, the profitability of the views of the company’s return on assets are likely to continue to increase until 2011., financial leverage as measured by debt equity ratio of the company tends to decrease until 2011. Hypothesis test result indicate that firm size has a positive effect on the income smoothing, negative effect on the profitability of the income smoothing, while financial leverage does not give effect to the income smoothing.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 11

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 12

1.3.1 Maksud Penelitian ... 12

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 12

1.4Kegunaan Penelitian... 12

1.4.1 Akademis ... 12

1.4.2 Praktis ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1Kajian Pustaka ... 14

2.1.1 Agency Theory (Teori Keagenan) ... 14

2.1.2 Teori Akuntansi Positif ... 17

2.1.3 Informasi Asimetri ... 19

2.1.4 Manajemen Laba ... 20

2.1.5 Perataan Laba (Income Smoothing) ... 25

2.1.6 Ukuran Perusahaan... 30

2.1.6.1Pengertian Ukuran Perusahaan ... 30

2.1.6.2Indikator Ukuran Perusahaan ... 33

2.1.6.3Ukuran Perusahaan dan Perataan Laba ... 34

2.1.7 Profitabilitas ... 35

2.1.7.1Pengertian Profitabilitas ... 35

2.1.7.2Indikator Profitabilitas ... 38

2.1.7.3Profitabilitas dan Perataan Laba... 39

2.1.8 Financial Leverage ... 40


(7)

2.1.8.2Indikator Financial Leverage ... 43

2.1.8.3Financial Leverage dan Perataan Laba ... 44

2.2Kerangka Pemikiran ... 44

2.3Hipotesis ... 53

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1Obyek Penelitian ... 55

3.2Metode Penelitian dan Desain Penelitian ... 56

3.2.1 Metode Penelitian... 56

3.2.2 Desain Penelitian ... 57

3.3Defenisi dan Operasionalisasi Variabel ... 58

3.3.1 Defenisi Variabel ... 58

3.3.2 Operasionalisasi Variabel... 62

3.4Jenis, sumber, dan Teknik Pengumpulan Data ... 64

3.4.1 Jenis dan Sumber Data ... 64

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 65

3.5Populasi, Sampel danTeknik Penarikan Sampel ... 66

3.5.1 Populasi ... 66

3.5.2 Sampel dan Teknik Pengumpulan Sampel ... 66

3.6Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 70

3.6.1 Rancangan Analisis Data ... 70

3.6.2 Statistik Deskriptif ... 70

3.6.3 Analisi Statistik ... 72

3.6.3.1Uji Asumsi Klasik ... 72

3.6.3.2Analisis Regresi Berganda ... 76

3.6.4 Rancangan Uji Hipotesis ... 78

3.6.4.1Uji F ... 79

3.6.4.2Uji T ... 80

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 82

4.1.1 Gambaran Ukuran Perusahaan ... 82

4.1.2 Gambaran Profitabilitas ... 84

4.1.3 Gambaran Financial Leverage ... 85

4.1.4 Perataan Laba ... 88

4.2Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Financial Leverage Terhadap Perataan Laba ... 89

4.2.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 90


(8)

4.2.3 Estimasi Model Persamaan Regresi ... 95

4.2.4 Pengujian Hipotesis Secara Simultan ... 98

4.2.5 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Financial Leverage Terhadap Perataan Laba ... 99

4.2.6 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Financial Leverage Ratio Secara Parsial Terhadap 4.2.7 Perataan Laba ... 102

4.2.8 Pengujian Hipotesis Secara Simultan ... 4.3Pembahasan ... 105

4.3.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba ... 105

4.3.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Tindakan Perataan Laba ... 106

4.3.3 Pengaruh Financial Leverage Terhadap Tindakan Perataan Laba ... 108

4.3.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Financial Leverage Terhadap Tindakan Perataan Laba ... 109

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 111

5.2Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 113


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rekapitulasi Perhitungan Income Smoothing pada Industri Manufaktur dan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di BEI Tahun

2000-2008 ... 5

Tabel 1.2 Rekapitulasi Perhitungan Income Smoothing Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2004-2008 ... 6

Tabel 3.1 OperasionalisasiVariabel ... 62

Tabel 3.2 Jenis danSumber Data ... 64

Tabel 3.3 SeleksiSampel ... 68

Tabel 3.4 Daftar Perusahaan Sampel Penelitian ... 69

Tabel 3.5 Kriteria Pengambilan Keputusan DW Test ... 75

Tabel 4.1 Gambaran Ukuran Perusahaan ... 82

Tabel 4.2 Perkembangan Return On Assets ... 85

Tabel 4.3 Perkembangan Debt Equity Ratio ... 87

Tabel 4.4 Indeks Eckel ... 88

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Asumsi Multikolinearitas ... 86

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedatisitas ... 92

Tabel 4.7 Nilai Durbin-Watson Untuk Uji Autokorelasi ... 93

Tabel 4.8 Hasil Uji Linearitas Antara Variabel Ukuran Perusahaan Dengan Indeks Perataan Laba ... 94

Tabel 4.9 Hasil Uji Linearitas Antara Variabel ROA Dengan Indeks Perataan Laba ... 94

Tabel 4.10 Hasil Uji Linearitas Antara Variabel DER Dengan Indeks Perataan Laba ... 95

Tabel 4.11 Hasil Regresi Linear Multipel ... 96

Tabel 4.12 Anova Untuk Uji Simultan (Uji F) ... 98


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 RekapitulasiPerhitunganIncome

SmoothingpadaIndustriPerbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2004-2008 .. 6 Gambar 2.1 KerangkaPemikiranPengaruhUkuran Perusahaan TerhadapTindakanPerataanLabaPada Perusahaan Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia ... 52 Gambar 2.2 ParadigmaPenelitian ... 53 Gambar 4.1 GrafikPengujianAsumsiNormalitas ... 90


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.TabelTabulasi Data ... 118

Lampiran2.Output UjiLinearitas ... 119

Lampiran 3.Regression (Model AwalSebelum Outlier Dikeluarkan) ... 122


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan salah satu media utama yang dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perusahaan. Laporan keuangan merekam peristiwa-peristiwa kejadian bisnis dalam bentuk unit moneter. Dengan laporan keuangan, perusahaan mengkomunikasikan informasi-informasi keuangan yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Secara garis besar pengguna laporan keuangan dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu pihak internal yang meliputi manajemen dan karyawan perusahaan serta kelompok eksternal yang meliputi pemegang saham, kreditur, pemasok, pemerintah, konsumen dan masyarakat umum lainnya.

Dalam penyusunan laporan keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam mencerminkan kondisi keuangan perusahaan secara rill. Akuntansi berbasis akrual memiliki keunggulan bahwa informasi laba perusahaan dan pengukuran komponen berdasarkan akuntansi akrual secara umum memberikan indikasi lebih baik tentang kinerja ekonomi perusahaan dari pada informasi yang dihasilkan dari aspek penerimaan dan pengeluaran kas terkini. Namun, akuntansi akrual juga memiliki kelemahan. Penggunaan dasar akrual dapat memberikan keleluasaan kepada pihak manajemen dalam memilih metoda akuntansi selama tidak menyimpang dari Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Pilihan metoda akuntansi yang secara sengaja dipilih oleh manajemen


(13)

untuk tujuan tertentu dikenal dengan sebutan manajemen laba atau earning management.

Apabila suatu kondisi dimana pihak manajemen ternyata tidak berhasil mencapai target laba yang ditentukan maka manajemen akan memanfaatkan fleksibilitas yang diperbolehkan oleh standar akuntansi dalam menyusun laporan keuangan untuk memodifikasi laba yang dilaporkan. Manajemen termotivasi untuk memperlihatkan kinerja yang baik dalam menghasilkan nilai atau keuntungan maksimal bagi perusahaan sehingga manajemen cenderung memilih dan menerapkan metoda akuntansi yang dapat memberikan informasi laba lebih baik. Adanya asimetri informasi memungkinkan manajemen untuk melakukan manajemen laba.

Income smoothing (perataan laba) merupakan salah satu bentuk manajemen laba. Perataan laba dapat didefenisikan sebagai sebuah praktik yang digunakan manajemen baik secara artificial (melalui metode dan teknik-teknik akuntansi) maupun riil (melalui transaksi ekonomi) yang bertujuan untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan hingga mencapai tren atau level yang cenderung stabil dari suatu periode dengan periode sebelumnya (Sulistyanto, 2008:91). Topik perataan laba (income smoothing) terkait erat dengan konsep manajemen laba (earnings management). Seperti halnya manajemen laba, penjelasan konsep perataan laba juga menggunakan pendekatan teori akuntansi positif (positive theory of accounting) dan teori keagenan. Teori ini menyatakan menyatakan perataan laba merupakan tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk mengurangi variabilitas laba yang dilaporkan agar dapat mengurangi risiko


(14)

pasar atas saham perusahaan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan harga saham perusahaan (Assih dkk., (2000) dalam Budiasih (2009:4).

Perataan laba dijadikan sebagai usaha manajemen perusahaan untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan. Usaha untuk mengurangi fluktuasi laba adalah suatu bentuk manipulasi laba agar jumlah laba suatu periode tidak terlalu berbeda dengan jumlah laba periode sebelumnya. Namun, perataan laba juga tidak bisa dikatakan ilegal. Selama perataan laba dilakukan tanpa melanggar ketentuan yang ada di dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum, hal tersebut tidak dapat dikatakan ilegal. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa praktik perataan laba tidak ilegal, hanya saja tidak beretika.

Income smoothing (perataan laba) mungkin telah menjadi fenomena umum yang dilakukan di banyak negara padahal hal ini dapat menyebabkan laba yang dilaporkan menyesatkan. Kenaikan minyak pada tahun 2007 yang mengakibatkan krisis keuangan global pada tahun 2008 mempengaruhi laba yang diperoleh perusahaan. Adanya krisis global ini membawa dampak pada hampir semua aktivitas perekonomian. Laba perusahaan mengalami penurunan dan kenaikan yang tajam. Akibat krisis global ini ada kemungkinan perusahaan melakukan tindakan perataan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang tinggi sehingga sesuai dengan target yang diinginkan. Fenomena ini menunjukkan bahwa terjadinya skandal keuangan merupakan kegagalan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi para pengguna laporan.

Di luar negeri, praktik ini dilakukan misalnya oleh Guilford Mills, Inc yang melakukan pembukuan palsu ke buku besar Hofman Laces (anak


(15)

perusahaan) yang mengurangi utang dagang dan harga pokok penjualan dengan jumlah yang sama sehingga menaikkan laba (AAER No. 1287, dalam Yulianto, 2009:14). Selain itu Wate Management, Inc. praktik akuntansi yang agresif menyebabkan laba sebelum pajak membengkak sebesar $1.43 miliar dan beban pajak kerendahan $178 juta antara tahun 1992 dan 1996. Dalam kasus Enron terbukti sejumlah eksekutif Enron melakukan manipulasi pembukuan melalui Arthur Anderson yang menyebabkan laba Enron terdongkrak US$ 1 miliyar. World Com juga mengakui telah mengelembungkan keuntungan sebesar US$ 3,85 miliyar antara periode Juni 2001 sampai dengan Maret 2002. Hal itu dilakukan dengan memanipulasi pembukuan dimana angka tersebut pura-pura dimasukkan dalam pos investasi yang seharusnya merupakan biaya operasional normal. Akibatnya pos keuntungan seolah-olah sangat besar, sehingga harga sahamnya juga meningkat. Merek Corp terbukti membukukan biaya pendapatan fiktif senilai US$ 12,4 miliyar.

Di Indonesia, beberapa fenomena income smoothing terjadi misalnya, adanya kasus pada PT.Kimia Farma Tbk. Berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal, 2002) , diperoleh bukti bahwa terdapat kesalahan dalam penyajian laporan keuangan, berupa kesalahan dalam penilaian barang jadi dan kesalahan pencatatan penjualan, dimana dampak kesalahan tersebut mengakibatkan overstated laba pada laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp.32,7 miliar. Kasus yang sama juga pernah terjadi pada PT. Indofarma Tbk tahun 2004. Ditemukan bukti bahwa nilai barang dalam proses dinilai lebih tinggi dari nilai yang seharusnya. Akibatnya harga


(16)

pokok disajikan terlalu rendah dan laba bersih disajikan terlalu tinggi. Bila laba dimanipulasi maka rasio keuangan dalam laporan keuangan juga akan dimanipulasi. Pada akhirnya, bila pengguna laporan keuangan menggunakan informasi yang telah dimanipulasi untuk tujuan pengambilan keputusannya, maka keputusan tersebut secara tidak langsung telah termanipulasi.

Berikut hasil penelitian yang dilakukan Budhijono (2006) pada Industri perbankan yang Terdaftar di BEJ Periode Tahun 2000 – 2004 dan Diatisti Okkarisma Dewi (2010) pada Industri perbankan yang Terdaftar di BEJ Periode Tahun 2004 – 2008. Hasil penelitiannya dapat dilihat dalam data berikut :

Tabel 1.1

Rekapitulasi Perhitungan Income Smoothing pada Industri Manufaktur dan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di BEJ Tahun 2000 – 2004

Kategori Perata

Laba Non Perata Laba Total Sampel Indikasi Tindakan Perata laba

Food and Beverage 3 8 11 27,3%

Tobacco Manufacturers 1 2 3 33,3%

Textile Mill Products 6 1 7 85,7%

Apparel & Other Textile Products 4 0 4 100,0%

Lumber & Wood Products 2 0 2 100,0%

Chemical & Allied Products 2 3 5 40,0%

Adhesive 2 0 2 100,0%

Plastics & Glass Products 4 4 8 50,0%

Metal & Allied Products 3 5 8 37,5%

Cable 1 2 3 33,3%

Elcctronic & Office Equipment 3 0 3 100,0%

Automotive & Allicd Products 6 7 13 46,2%

Photographic Equipment 3 0 3 100,0%

Pharma Ceuticals 2 3 5 40,0%

Consumer Goods 1 0 1 100,0%

Banking

7 0 7 100,0%

TOTAL 85


(17)

Tabel 1.2

Rekapitulasi Perhitungan Income Smoothing pada Industri Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2004 – 2008

Kategori Perata

Laba

Non Perata

Laba

Total Sampel

Indikasi Tindakan Perata laba

Manufaktur 19 42 61 31,15%

Banking

6

9

17

35,29%

Perusahaan Keuangan Lainnya 6 19 25 30,0%

TOTAL 103

Sumber : Diatisti Okkarisma Dewi, 2010

Berdasarkan kedua tabel di atas dapat dilihat bahwa industri perbankan merupaka industri yang paling besar kecenderungan melakukan tindakan perataan laba. Praktik perataan laba pada industri perbankan tersebut dapat terjadi karena perusahaan dituntut untuk mampu bersaing dalam persaingan industri. Perusahaan harus dapat tumbuh dan berkembang dalam rangka menjaga kelangsungan hidupnya dan tentunya memenangkan persaingan. Industri perbankan seringkali menjadi sorotan publik mengingat perannya sebagai lembaga penghimpun dan penyalur dana, terutama sejak terjadinya krisis ekonomi yang terjadi tahun 1997. Menurut Agus (2004) dalam Dewi (2010:40) perusahaan-perusahaan perbankan lebih banyak melakukan perataan laba dibandingkan perusahaan-perusahaan non perbankan . Hal ini disebabkan oleh: (1) perbankan adalah jenis perusahaan beresiko tinggi. (2) bank merupakan lembaga kepercayaan masyarakat, (3) bank merupakan perusahaan publik, (4) bank merupakan perusahaan yang high regulated.


(18)

Bleideman dalam Belkaoui (2000:34) menyatakan bahwa ada dua alasan yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam melakukan perataan laba yang dilaporkan. Alasan pertama Beildeman mengemukakan asumsi bahwa arus laba yang stabil akan mampu mendukung tingkat dividen yang lebih tinggi dari pada suatu arus laba yang lebih variatif. Hal ini akan memberikan efek menguntungkan terhadap nilai perusahaan serta mengurangi resiko yang ada. Alasan selanjutnya diungkapkan oleh Bleideman bahwanya perilaku perataan laba merupakan indikasi atas kemampuan perusahaan dalam mengatasi siklus secara alami dalam mengendalikan laba yang dilaporkan dan kemungkinan dapat mengurangi korelasi antara expected return perusahaan dengan return portofolio pasar.

Praktik perataan laba dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendorong manajer untuk melakukan tindakan perataan laba. Banyak penelitian empiris terdahulu telah menguji faktor-faktor tersebut dan temuan tersebut menunjukkan kesimpulan yang belum disepakati, karena untuk beberapa faktor masih disimpulkan berpengaruh dan tidak berpengaruh terhadap tindakan perataan laba.

Teori akuntansi positif memiliki tiga hipotesis yakni hipotesis ukuran, hipotesis skema bonus, dan hipotesis utang. Hipotesis ukuran secara implisit menyatakan bahwa ukuran perusahaan merupakan pemicu manajemen melakukan upaya rekayasa laba. Semakin besar perusahaan, maka semakin besar kecenderungan manajer untuk menetapkan prosedur akuntansi yang dapat mengalokasikan laba periode sekarang ke periode di masa depan (Frinta


(19)

Pratamasari, 2006 dalam Irsyad 2008:14), sehingga ukuran perusahaan merupakan salah faktor yang diyakini memiliki pengaruh dalam tindakan perataan laba. Semakin besar aktiva perusahaan maka biaya yang dibebankan pemerintah terhadap perusahaan semakin besar karena biaya tersebut dianggap sesuai dengan kemampuan perusahaan. Oleh karena itu, untuk meminimalkan biaya tersebut, maka perusahaan cenderung untuk melakukan praktik perataan laba dengan menunda laba saat ini ke periode yang akan datang (Budileksmana dan Andriani, 2005:21). Penelitian empiris di Indonesia menunjukkan perubahan dan ketidakonsistenan pengaruh variabel ukuran peruahaan merupakan faktor yang mempengaruhi perataan laba (Ilmainir,1993; Zuhroh,1996; Jin dan Machfoedz, 1998; Assih, 1998; Salno dan Baridwan, 2000; Jatiningrum, 2000; Nasser dan Herlina,2003; Noor, 2004; Juniarti dan Carolina, 2006; Suwito dan Herawaty, 2005; Masodah, 2007) tidak menemukan signifikansi pengaruh ukuran perusahaan terhadap praktik perataan laba. Hasil yang berlawanan ditunjukkan oleh Narsa,dkk (2003) dan Budhijono (2006). Menurutnya, ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap praktik perataan laba.

Hipotesis rencana bonus menyiratkan bahwa salah satu yang mendorong manajemen melakukan rekayasa laba adalah skema bonus berbasis laba. Profitabilitas yang menurun mendorong manajemen untuk melakukan tindakan perataan laba, terlebih lagi jika perusahaan menetapkan kompensasi bonus yang didasarkan pada besarnya laba yang dihasilkan. Studi di Indonesia menunjukkan perubahan dan ketidakonsistenan pengaruh profitabilitas. Zuhroh (1996), Jin dan Machfoedz (1998), Muchammad (2001), Nasser dan Herlina (2003), dan Noor


(20)

(2004), Suwito dan Herawaty (2005) serta Juniarti dan Carolina (2006) tidak menemukan signifikansi pengaruh profitabilitas terhadap praktik perataan laba. Hasil yang berlawanan ditunjukkan oleh Ashari, dkk (1994), Narsa, dkk (2003), Gumanti dan Singgih (2006). Menurutnya, profitabilitas merupakan salah satu faktor manajemen melakukan praktik perataan laba.

Dalam melakukan perjanjian utang, perusahaaan diharuskan untuk memenuhi beberapa persyaratan yang diajukan oleh debitur agar dapat mengajukan pinjaman. Beberapa persyaratan tersebut adalah persyaratan atas kondisi tertentu mengenai keuangan perusahaan. Ditinjau dari hipotesis pejanjian utang (debt covenant hypothesis) perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity tinggi, manajer perusahaan cenderung untuk menggunakan metode akuntansi yang dapat melakukan perataan laba. Perusahaan dengan rasio debt to equity yang tinggi akan mengalami kesulitan dalam memperoleh dana tambahan dari pihak kreditor, bahkan perusahaan terancam melanggar perjanjian utang. Di samping itu semakin besar utang perusahaan maka semakin besar pula resiko yang dihadapi investor (Sartono, 2001 dalam Budiasih, 2009:7). Studi di Indonesia menunjukkan perubahan dan ketidakonsistenan pengaruh financial leverage. Jin dan Mahfoedz (1998), Zuhroh (1996), Yusuf dan Soraya (2004), menyimpulkan bahwa financial leverage berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Hasil yang berlawanan ditunjukkan Narsa, dkk (2003), Budhijono (2006), Gumanti dan Singgih (2006), tidak menemukan pengaruh financial leverage terhadap praktik perataan laba.

Penulis melihat fenomena yang terjadi dalam hal perataan laba ini. Sebab, perataan laba dapat dikatakan sebagai suatu tindakan yang tidak etis karena


(21)

manajemen suatu perusahaan dengan sengaja mengubah kandungan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang perataan laba ini. Penulis ingin mengetahui hal apa saja yang mempengaruhi manajemen suatu perusahaan untuk melakukan tindakan tidak etis ini.

Penelitian tentang faktor yang mempengaruhi kecenderungan praktik perataan laba pada perusahaan yang listing pada Bursa Efek Indonesia juga telah banyak dilakukan. Namun hasil penelitian tersebut masih ditemukan perbedaan hasil meski dilakukan pada objek yang sama. Selain itu, pada umumnya penelitian tersebut dilakukan pada perusahaan manufaktur, dan sedikit penelitian khusus meneliti tentang industri perbankan. Oleh karena itu, penelitian ini kembali menguji pengaruh variabel ukuran perusahaan, profitabilitas dan financial leverage terhadap praktik perataan laba pada perusahaan perbankan. Industri perbankan merupakan jenis perusahaan beresiko tinggi serta merupakan industri “kepercayaan” jika investor berkurang kepercayaannya karena laporan keuangan yang bias karena tindakan manajemen laba atau tindakan perataan laba, maka investor akan melakukan penarikan dana secara bersama-sama. Selain itu perbankan merupakan perusahaan public dan high regulated.

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian ini, maka penelitian dilakukan untuk meneliti kembali faktor ukuran perusahaan, profitabilitas dan financisl leverage yang didiuga berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Periode pengamatan akan dilakukan selama empat tahun yaitu periode 2008 sampai dengan 2011 dengan pertimbangan bahwa waktu empat tahun tersebut


(22)

akan lebih memperlihatkan validitas dalam mengidentifikasi kecenderungan perusahaan dan melakukan praktik perataan laba.

Penelitian ini akan difokuskan pada ukuran perusahaan, profitabilitas dan financial leverage sebagai faktor yang mempengaruhi tindakan perataan laba. Diharapkan penelitian ini memberikan kontribusi untuk menguji apakah terjadi penguatan konsistensi terhadap teori maupun penelitian yang selama ini atau sebaliknya.

Fenomena beberapa kasus yang terjadi pada beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta masih tingginya tingkat perataan laba berdasarkan hasil penelitian terdahulu menjadi hal menarik untuk diteliti. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Financial Leverage Terhadap Tindakan Perataan Laba pada Perusahaaan Perbankan (Studi kasus pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)” 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan:

1. Bagaimana gambaran ukuran perusahaan, profitabilitas dan financial leverage serta perataan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008 – 2011.

2. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan financial leverage terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008 – 2011.


(23)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memberi gambaran mengenai pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan financial leverage terhadap tindakan perataan laba yang terjadi di perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan-rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui gambaran ukuran perusahaan, profitabilitas dan financial leverage serta perataan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008 – 2011.

2. Mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan financial leverage terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008 – 2011.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi penulis maupun pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu :

1.4.1 Akademis

Penelitian ini diharapkan berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang manajemen keuangan khususnya penerapan teori akuntansi positif dan


(24)

teori keagenan mengenai faktor yang berpengaruh terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4.2 Praktis

1. Bagi pihak eksternal (penanam modal atau investor, kreditor dan pihak lain) sebagai dasar pertimbangan dan masukan yang memberikan tambahan informasi dalam pengambilan keputusan investasi. Di samping itu, diharapkan agar dapat menambah wawasan investor dalam mewaspadai kemungkinan adanya tindakanperataan laba yang dilakukan perusahaan.

2. Bagi perusahaan, dapat memberikan informasi mengenai praktik manajemen laba yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, sehingga dapat menghindari dari tindakan kecurangan dalam menyampaikan informasi keuangannya.

3. Membantu BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) sebagai pengawas perdagangan saham di pasar modal dalam membuat peraturan ataupun kebijakan yang diperlukan, khususnya yang berkaitan dengan full transparency dan full disclosure.


(25)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2000:29), objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan yang diukur dengan log naturaltotal aktiva, profitabilitas yang diukur dengan return on assets (ROA), financial leverage yang diukur dengan debt to equity ratio (DER) dan tindakan perataan laba (Income Smoothing) yang diukur dengan indeks Eckel. Sementara itu, yang menjadi subjek penelitian adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sumber data dari penelitian ini adalah data yang tersedia pada pihak ketiga yang bukan merupakan objek penelitian itu sendiri seperti dokumen - dokumen serta laporan keuangan yang diperoleh dari situs BEI. Pemilihan perusahaan yang listing di BEI sebagai sumber data penelitian karena perusahaan-perusahaan tersebut adalah perusahaan terbuka atau go public yang telah menerapkan good corporate governance dan selalu merilis laporan tahunannya sehingga dapat dengan mudah untuk mendapatkan data dari perusahaan tersebut.

Berdasarkan objek dan subjek penelitian tersebut, maka akan diteliti mengenai pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan financial leverage terhadap tindakan perataan labaperusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.


(26)

3.2 Metode Penelitian dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu. Sugiyono (2011:2) mengemukakan bahwa; Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Berdasarkan variabel yang diteliti, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2011:29) mendefinisikan bahwa: “Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Dengan metode penelitian deskriptif dapat diperoleh deskripsi mengenai ukuran perusahaan yang diukur dengan log natural total asset, profitabilitas yang diukur dengan return on assets, financial leverage yang diukur dengan debt to equity ratio, serta perataan labayang diukur dengan indeks eckel pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Sedangkan metode penelitian verifikatif digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis guna memprediksi dan menjelaskan hubungan atau pengaruh variabel yang satu dengan variabel lainnya.Sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2009:8) bahwa “Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan


(27)

melalui pengumpulan data di lapangan dimana pengujian hipotesis tersebut menggunakan perhitungan-perhitungan statistik”.

Dalam penelitian ini, metode penelitian verifikatif digunakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan financial leverage terhadap perataan laba perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.

Dengan metode ini penulis bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki, yaitu mengenai ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage dan perataan laba.

3.2.2 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif. Menurut Husein Umar (2008:4) menyatakan bahwa:

desain penelitian merupakan suatu cetak biru (blue print) dalam hal bagaimana data dikumpulkan, diukur, dan dianalisis. Desain penelitian adalah suatu rencana kerja yang terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antar variabel secara komprehensif, sedemikian rupa agar hasil penelitiannya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Lebih lanjut Husein Umar (2008:5) mengemukakan bahwa terdapat tiga jenis desain penelitian yaitu sebagai berikut:


(28)

1. Riset Eksploratif

Riset eksploratif yaitu desain riset yang digunakan untuk mengetahui permasalahan yang belum diketahui (kelayakan riset).

2. Riset Deskriptif

Riset deskriptif yaitu desain riset yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu (hubungan).

3. Riset Kausal

Riset kausal yaitu menguji hubungan “sebab akibat”.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa desain penelitian yang digunakan adalah desain kausal, karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan financial leverageterhadap perataan laba.

3.3 Definisi dan Operasional Variabel 3.3.1 Definisi Variabel

Menurut Sugiono (2009: 38) variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan.

Sesuai dengan judul penelitian ”Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan financial leverage terhadap tindakan peralataan laba (income smoothing)”, maka terdapat dua variabel. Variabel tersebut adalah:


(29)

1. Variabel independen

Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2009:39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah: ukuran perusahaan sebagai variabel X1, profitabilitas sebagai variabel X2 dan financial leverage sebagai variabel X3.

Ukuran perusahaan merupakan skala untuk menentukan besar kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan dihitung dengan menggunakan logaritma natural dari total aktiva (Budiasih: 2009 dalam Arya Hagaganta Amanza, 2012: 45).

Profitabilitas merupakan skala untuk menentukan besar kecilnya jumlah laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi/aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Profitabilitas dihitung dengan menggunakan return on assets yang dihasilkan dari hasil bagi laba bersih perusahaan terhadap nilai buku total aset perusahaan(Aji dan Mita, 2010 dalam Amanza,2012:43).

Financial leverage merupakan menunjukkan seberapa efisien perusahaan memanfaatkan ekuitas pemilik dalam rangka mengantisipasi utang jangka panjang dan jangka pendek perusahaan sehingga tidak mengganggu operasi perusahaan secara keseluruhan dalam jangka panjang. Financial leverage dihtung dengan menggunakan debt to equity ratioyang dihasilkan dari hasil bagi total hutang perusahaan terhadap total modal (Riyanto, 2010:333).


(30)

2. Variabel dependen

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang jadi akibat karena adanya variabel independen (variabel bebas). Penelitian ini menggunakan variabel perataan laba (Income Smoothing) sebagai variabel dependen. Praktik perataan laba diukur dengan menggunakan Indeks Eckel. Indeks Eckel akan membedakan antara perusahaan-perusahaan yang melakukan perataan laba dengan yang tidak melakukan perataan laba.Indeks Eckel untuk perusahaan yang tidak melakukan perataan laba > 1, sedangkan untuk perusahaan yang melakukan perataan laba < 1 (Eckel,1981).

3.3.2 Operasionalisasi Variabel

Variabelindependen pada penelitian ini adalah ukuran perusahaan. Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan pada log natural total assets. Profitabilitas yang didasarkan pada return on assets.Financial leverage yang didasarkan pada debt to equity ratio. Informasi-informasitersebut diperoleh dari laporan tahunan perusahaan.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tindakan perataan laba (income smoothing).Praktik perataan laba diukur dengan menggunakan Indeks Eckel. Indeks Eckel akan membedakan antara perusahaan-perusahaan yang melakukan perataan laba dengan yang tidak melakukan perataan laba. Indeks Eckel untuk perusahaan yang tidak melakukan perataan laba > 1, sedangkan untuk perusahaan yang melakukan perataan laba < 1.


(31)

Operasionalisasi variabel dalam penelitian disajikan pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Alat Ukur Skala

Ukuran Perusahaan

(X1)

Pengelompokkan

perusahaan atas dasar skala operasi (besar atau kecil) dapat dipakai oleh investor sebagai salah satu variabel dalam menentukan

keputusan investasi (Riyanto, 2010:313)

Size = Ln Total Assets

Rasio

Profitabilitas (X2)

Kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada (Harahap, 2009: 304)

Return on Assets = Rasio Financial Leverage (X3)

Penggunaan aktiva atau dana di mana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap (Riyanto, 2010:375)

Debt to Equity = Rasio Tindakan Perataan Laba (Income smoothing) (Y)

Perataan laba adalah suatu usaha yang dilakukan untuk menekan variasi dalam laba sejauh yang dimungkinkan oleh prinsip-prinsip akuntansi. Hermawan (1999) Rasio


(32)

3.4Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2011:137) menjelaskan bahwa “data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”.

Adapun data sekunder dalam penelitian ini didapat dari laporan tahunan perusahaan melaui www.idx.com, situs resmi perusahaan serta Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Secara lebih rinci jenis dan sumber data disajikan dalam bentuk tabel 3.2 dibawah ini.

Tabel 3.2

Jenis dan Sumber Data

Data Jenis Data Sumber

Ukuran Perusahaan (Total Asset)

Sekunder Laporan Tahunan Perusahaan Perbankan Tahun 2008 sampai 2011 Profitabilitas

(Return on Assets)

Sekunder Laporan Tahunan Perusahaan Perbankan Tahun 2008 sampai 2011 Financial Leverage

(Debt to Equity Ratio)

Sekunder Laporan Tahunan Perusahaan Perbankan Tahun 2008 sampai 2011 Perataan Laba

(Indeks Eckel)

Sekunder Laporan Tahunan Perusahaan Perbankan Tahun 2006 sampai 2011 Sumber: Data Diolah


(33)

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.Untuk memperoleh hasil penelitian yang diharapkan dibutuhkan data dan informasi yang mendukung penelitian.Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengumpulan data sekunder, yaitu peneliti tidak mendapatkan data melalui pengambilan data di lapangan melainkan mengambil data melalui sumber lain yang telah menyediakan data (data sekunder).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didapat dengan cara :

1. Observasi analisis catatan

Observasi analisis catatan (record analysis) dapat berupa pengumpulan data baik dari catatan data sekarang atau catatan data historis.

2. Pengambilan basis data

Teknik pengambilan basis data dilakukan untuk mendapatkan data arsip sekunder, yaitu dengan mengakses situs di Bursa Efek Indonesia

www.idx.co.id, maupun ICMD. Sesuai dengan jenis data dalam

penelitian ini yaitu data sekunder dari perusahaan keuangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu laporan tahunan perusahaan perbankan yang go public tercatat pada periode 2007-2011.


(34)

3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

3.5.1 Popoulasi

Menurut Husein Umar (2008:137) “Populasi adalah kumpulan elemen yang mempunyai karakteristik tertentu yang sama dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel”.

Sedangkan menurut Sugiyono (2011:80) Populasi adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah 35 perusahaan perbankan yang listeddi Bursa Efek Indonesia periode 2007 - 2011.

3.5.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2009:131) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel (Probably Sampling).

Perusahaan perbankan yang terdaftar BEI merupakan sampel dalam penelitian ini, dengan alasan seluruh perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI merupakan perusahaan terbuka yang memiliki hubungan agensi yang cukup kompleks dan selalu merilis laporan keuangannya. Perusahaan perbankan dipilih


(35)

dengan menggunakan metode purposive judgement sampling yaitu sampel dipilih atas dasar kesesuaian sampel dengan kriteria pemilihan sampel berikut:

1. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahun 2007-2011 menggunakan mata uang rupiah.

2. Perusahaan tidak melakukan merger atau akuisisi atau delisting selama periode pengamatan. Bila perusahaaan melakukan akuisisi dan merger selama periode pengamatan akan mengakibatkan variabel-variabel dalam penelitian mengalami perubahan yang tidak sebanding dengan periode sebelumnya. Sedangkan bila dilikuidasi maka hasil penelitian tidak akan berguna karena perusahaan tersebut di masa yang akan datang tidak lagi beroperasi.

3. Perusahaan yang laporan keuangannya dari tahun 2007-2011 tidak berturut-turut merugi. Karena penelitian ini bertujuan untuk melihat praktik perataan laba.


(36)

Tabel 3.3 Seleksi Sampel

Keterangan Jumlah

Jumlah Sampel Awal 35

Pelanggaran Kriteria I

Emiten yang tidak menerbitkan laporan keuangan tahun 2007-2011.

0

Pelanggaran Kriteria II

Emiten yang melakukan akuisisi dan merger dan akuisisi selama tahun 2007 – 31 Desember 2011.

16

Pelanggaran Kriteria IV Emiten yang berturut-turut merugi.

0

Jumlah Sampel Akhir 19

Oleh karena itu, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 19 Perusahaan. Berikut ini perusahaan-perusahaan perbankan yang menjadi sampel dalam penelitian ini :


(37)

Tabel 3.4

Daftar Perusahaan Sampel Penelitian

No Nama Bank

1 PT. Bank Bukopin Tbk.

2 PT. Bank Bumi Artha Tbk. 3 PT. ICB Bank Bumi Putra Tbk. 4 PT. Bank Capital Indonesia Tbk. 5 PT. Bank Central Asia Tbk. 6 PT. Bank Danamon Indonesia Tbk 7 PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 8 PT. Bank Internasional Indonesia Tbk. 9 PT. Bank QNB Kesawan Tbk. 10 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. 11 PT. Bank Mayapada Tbk.

12 PT. Bank Mega Tbk.

13 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 14 PT. Bank Nusantara parahyangan Tbk. 15 PT. Bank of India Indonesia Tbk. (swadesi) 16 PT. Bank Pan Indonesia Tbk.

17 PT. Bank Permata Tbk.

18 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 19 PT. Bank Victoria International Tbk.


(38)

3.6 Rancangan Analisis Datadan Uji Hipotesis 3.6.1 Rancangan Analisis Data

Setelah data yang terkumpul diolah, maka selanjutnya data hasil pengolahan tersebut harus dianalisis supaya data tersebut menjadi data yang akurat. Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menyusun kembali data yang diperoleh ke dalam bentuk tabel maupun grafik.

2. Analisis deskriptif terhadap ukuran perusahaan dengan menghitung nilai total asset sebagai indikator penilaian.

3. Analisis deskriptif terhadap profitabilitas perusahaan dengan menghitung nilai return on assets sebagai indikator penilaian.

4. Analisis deskriptif terhadap financial leverage dengan menghitung nilai debt to equity ratio sebagai indikator penilaian.

5. Analisis statistik untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan financial leverage terhadap perataan laba.

3.6.2 Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif yang dilakukan adalah dengan memberikan gambaran tentang kondisi keempat variabel penelitian, baik dalam grafik, tabel maupun deskripsi.

Sugiyono (2011:147) berpendapat bahwa:

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah


(39)

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.

Berikut analisis deskriptif dari masing-masing variabel yang diteliti.

1. Analisis Deskriptif Ukuran Perusahaan

Besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari besarnya nilai equity, nilai penjualan, atau nilai total aktiva (assets).totalasset dipilih karena lebihstabildan representatif dalammenunjukkanukuranperusahaan dibandingkan kapitaliasipasardanpenjualan yang sangatdipengaruhioleh demand and supply.Analisis data deskriptif ukuran perusahaan dapat dihitung dengan rumus sebagi berikut.

2. Analisis Deskriptif Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba melalui semua kemampuan serta sumber daya yang ada.Profitabilitas perusahaan dapat dilihat melalui rasio return on assets.Return on assetsmerupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih sebelum dipotong pajak.Analisis data deskriptif profitabilitas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Size = Ln Total Assets


(40)

3. Analisis Deskriptif Financial Leverage.

Financial Leverage mencerminkan seberapa banyak aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dipakai untuk membiayai hutang.Financial Leverage dapat dilihat melalui debt to equity ratio.Analisis datadeskriptiffinancial leverage dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

4. Analisis Deskriptif Perataan Laba.

Tindakan perataan laba dapat diukur dengan Indeks Eckel.Eckel menggunakan Coefficient Variation (CV) variabel penghasilan dan variabel penghasilan bersih. Analisis data deskriptif tindakan perataan laba dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

3.6.3 Analisis Statistik 3.6.3.1 Uji Asumsi Klasik

Pengujian model regresi multipel dalam menguji hipotesis haruslah menghindari kemungkinan penyimpangan asumsi klasik. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah:

IS= DER=


(41)

1. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah:

1 Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.

2 Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.

Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang mengakibatkan standar errornya semakin besar pula. Apabila terdapat multikolinieritas yang tinggi, maka akan menyebabkan kesulitan untuk membedakan dan memisahkan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Varience Inflation Factor).Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai dalam uji ini adalah jika nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinieritas (Situmorang, 2008:104).

2. Uji Autokorelasi

Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya).Jika terjadi korelasi maka


(42)

dinamakan ada problem autokorelasi yang menyebabkan model yang digunakan tidak layak dipakai.

Autokorelasi dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :

a. Inersia, dimana adanya momentum yang masuk ke dalam variabel-variabel bebasnya secara terus menerus sehingga mempengaruhi nilai variabel bebasnya.

b. Terjadinya penyimpangan spesifikasi akibat adanya variabel-variabel independen lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam model.

c. Bentuk fungsi yang salah. d. Adanya tenggang waktu.

Autokorelasi muncul karena muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.Untuk mendeteksi gejala autokorelasi kita menggunakan uji Durbin-Watson (DW).

Adapun kriteria pengujianuji Durbin-Watson (DW)adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai DW dibawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif. b. Jika nilai DW diantara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada autokorelasi. c. Jika nilai DW diantara 2,5 sampai 4 berarti ada autokorelasi negatif.


(43)

Tabel 3.5

Kriteria Pengambilan Keputusan DW Test

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif

Tolak 0<d<dl

Tidak ada autokorelasi positif

No Decision dl≤d≤du

Tidak ada autokorelasi negatif

Tolak 4-dl<d<4

Tidak ada autokorelasi negatif

No Decision 4-du≤d≤4-dl Tidak ada autokorelasi

positif atau negatif

Tidak ditolak du<d<4-du

Sumber :Situmorang (2008:86)

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak lagi efisien. Heteroskedastisitas terjadi apabila ada koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas yang signifikan pada tingkat signifikansi 5%.Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, salah satunya dengan melihat scatter plot. Suatu model regresi yang baik didapatkan apabila pada scatter plot terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk


(44)

sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Selain itu tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya.

3.6.3.2Uji Linearitas

Menurut Santosa dan Ashari (2005:244), uji linearitas menyatakan bahwa untuk setiap persamaan regresi linear, hubungan antara variabel independen dan dependen harus linear. Asumsi ini akan menentukan jenis persamaan estimasi yang digunakan, apakah persamaan logaritma, persamaan kubik, atau interse.

Tabel 3.6

Analisis Varians Untuk uji kelinearan Regresi


(45)

Keterangan:

dk : Derajat Kebebasan JK : Jumlah Kuadrat KT : Kuadrat Tengah

Rumus untuk mencari jumlah kuadrat-kuadrat karena regresi:

Sudjana (2005:328) Keterangan :

JK(b│a) = Jumlah kuadarat-kuadrat karena regresi (a) b = Koefisien regresi b

n = Jumlah sampel

∑XiYi = Jumlah keseluruhan dari perkalian nilai variable X dan Y ∑Xi = Jumlah keseluruhan dari nilai variabel X

∑Yi = Jumlah keseluruhan dari nilai variabel Y

Rumus untuk mencari jumlah kuadrat-kuadrat kekeliruan eksperimen:

Sudjana (2005:328) Keterangan:

JK(E) = Jumlah kuadrat-kuadrat kekeliruan eksperimen Ni = Jumlah sampel

∑Xi = Jumlah keseluruhan dari nilai variabel X ∑Yi = Jumlah keseluruhan dari nilai variabel Y


(46)

Rumus untuk mencari jumlah kuadrat-kuadrat untuk tuna cocok model linear:

Sudjana (2005:328)

Keterangan:

JK(TC) = Jumlah kuadrat-kuadrat untuk tuna cocok model linear JKres = Jumlah kuadrat-kuadrat residu

JK(E) = Jumlah kuadrat-kuadrat kekeliruan eksperimen

3.6.3.3Analisis Regresi Multipel

Pada dasarnya regresi adalah sebuah alat statistik yang memberikan penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih.Sugiyono (2011:260) menyebutkan bahwa analisis regresi dilakukan untuk melakukan prediksi berapa nilai variabel dependent bila nilai variabel independent dimanipulasi (dirubah-rubah).

Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yang terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variabel terikat, ukuran perusahaan yaitu sebagai X1, profitabilitas sebagai X2, financial leverage sebagai X3 dan perataan laba (income smoothing) sebagai Y. Karena variabel yang diteliti berjumlah lebih dari dua, maka jenis regresi yang digunakan adalah regresi multipel. Dengan menggunakan analisis regresi multipel maka dapat diukur bagaimana pengaruh ukuran perusahaan (X1),


(47)

profitabilitas (X2) dan financial leverage (X3) terhadap perataan laba (income smoothing) (Y).

Bentuk umum persamaan regresi multipel adalah sebagai berikut:

(Sugiyono, 2011:275)

Untuk mencari nilai a, b1, b2, b3 dapat menggunakan persamaan berikut:

(Sugiyono, 2011:278)

Dimana:

a = Konstanta

b1, b2, b3 = Koefisien arah regresi dari total assets, return on assets dan debt to equity ratio.

X1 = Ukuran Perusahaan (Total Assets) X2 = Profitabilitas (Net Profit Margin)

X3 = Financial Leverage (Debt to Equity Ratio) Y = Perataan Laba

n = Ukuran sampel atau jumlah sampel data

3.6.4 Rancangan Uji Hipotesis

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3

∑Y = an + b1∑X1 + b2∑X2 + b3∑X3 ∑X1Y= a∑X1 + b1∑X12 + b2∑X1X2 + b3∑X1X3

∑X2Y = a∑X2 + b1∑X1X2 + b2∑X22 + b3∑X2X3


(48)

Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan.

Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (Ho) tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan Hipotesis alternatif (Ha) menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independen (X) yaitu ukuran perusahaan (X1), Profitabilitas (X2) dan financial leverage (X3) terhadap perataan laba sebagai variabel dependen (Y).

3.6.4.1Uji F

Uji F atau uji serentak adalah uji global yang dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel independen terhadap variabel dependen.Kesimpulan ini dapat dilihat dari nilai signifikansi F hitung. Bila signifikansinya lebih tinggi daripada tingkat keyakinan (α=0,05) maka seluruh variabel independen tidak punya pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependennya, begitupun sebaliknya. Bila signifikansinya lebih kecil daripada tingkat keyakinan (α=0,05) maka seluruh variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependennya. Hal ini berarti bahwa


(49)

persamaan regresi yang terbentuk dapat dijadikan prediksi untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya.

Rumus uji F adalah sebagai berikut.

F= (Sudjana: 2005,355)

Jk (Reg) = b1∑X1Y+b2∑X2Y+b3∑X3Y Jk (S) = ∑Y2

-Jk (Reg)

Dimana:

F = Statistik uji korelasi

k = Jumlah variabel independen n = Banyaknya data

R2 = Koefisien determinasi

H0: Semua βi = 0 : Tidak terdapat pengaruh ukuran perusahaan,profitabilitas dan financial leverageterhadap Perataan laba.

Ha: Tidak Semua βi ≠ 0 : Terdapat pengaruhukuran perusahaan, profitabilitas dan financial leverageterhadap Perataan laba.


(50)

Untuk mengetahui pengaruh variabel ukuran perusahaan, profitabilitas dan financial leverage terhadap perataan laba dilakukan uji t dengan rumus sebagai berikut:

(Sudjana: 2005,325)

(dengan dk=n-2 dan taraf kesalahan 0,05)

Dimana:

b = koefisien regresi sampel Sb = standard error sampel

Untuk menentukan apakah Ho ditolak atau diterima maka dapat menggunakan pedoman sebagai berikut:

Untuk variabel ukuran perusahaan dan financial leverage:

- Jika t-hitung>- t-tabel, maka Ho ditolak dan Haditerima, yang berarti semakin besar ukuran perusahaandan financial leverage menurunkanindeks perataan laba.

- Jika t-hitung< t-tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti yang berarti semakin besar ukuran perusahaandan financial leverage tidak menurunkanindeks perataan laba.


(51)

- Jika t-hitung>t-tabel, maka Ho ditolak dan Haditerima, yang berarti semakin besar profitabilitas menaikkanindeks perataan laba.

- Jika t-hitung < t-tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti yang berarti semakin besar profitabilitas menaikkanindeks perataan laba.

H0: β1≥ 0 :Ukuran perusahaantidakberpengaruh terhadap perataan laba. Ha: β1<0 : Ukuran perusahaanberpengaruh positif terhadap perataan laba. H0: β2≤ 0 :Profitabilitas tidakberpengaruh terhadap perataan laba.

Ha: β2> 0 : Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap perataan laba. H0: β3≥ 0 :Financial leveragetidakberpengaruh terhadap perataan laba. Ha: β3<0 : Financial leverageberpengaruh positif terhadap perataan laba.


(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan financial leverage terhadap perataan laba, maka pada bagian akhir dari penelitian ini penulis menarik kesimpulan sekaligus memberikan saran sebagai berikut.

5.1 Kesimpulan

1. Ukuran perusahaan yang diproksikan dengan jumlah aset perbankan rata-rata terus meningkat selama periode 2008-2011, profitabilitas yang dilihat dari return on assets perusahaan cenderung terus mengalami kenaikan hingga tahun 2011, Financial leverage yang dinilai dengan debt equity ratio perusahaan cenderung mengalami penurunan hingga tahun 2011. 2. Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar cenderung melakukan

perataan laba. Perusahaan dengan profitabilitas lebih besar cenderung tidak melakukan perataan laba. Penggunaan hutang pada perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan melakukan perataan laba atau tidak. Secara simultan ukuran perusahaan, profitabilitas dan financial leverage berpengaruh signifikan terhadap perataan laba.


(53)

5.2Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan penelitian ini, maka dapat dikemukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi para investor, dalam pengambilan keputusan investasi dapat mempertimbangkan keseluruhan aspek fundamental maupun melihat dari aspek tehnikal untuk menilai kinerja perusahaan, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil investasi yang diharapkan.

2. Bagi penelitian selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian yang serupa dapat melakukan penelitian lanjutan dengan mempergunakan variabel lain seperti faktor rencana bonus, jenis industri, maupun kebijakan deviden, good corporate governance serta penggunaan indeks lain, seperti Indeks Michelson (1995) untuk mengklasifikasikan perusahaan yang melakukan perataan laba dengan yang tidak melakukan perataan laba, serta menambah rentang waktu pengamatan serta jenis industri yang diamati.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, R.N dan Govindarajan, V. 2004. Management Control System, edisi 11, Mc Graw-Hill, New York.

Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Atkinson, A. A., Kaplan, R. S., & Young, S. M. 2004. Management Accounting. (4th ed.) Upper Saddle River, N.J.: Pearson Prentice Hall

Belkaoui, Ahmad Riahi.2000. Teori Akuntansi; Jilid 2, Salemba Empat, Jakarta.

_______”, 2007. Teori Akuntansi, Buku 2, Salemba Empat : Jakarta.

Brigham, Eugene F and Joel F. Houston, 2009. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, alih bahasa Ali Akbar Yulianto, Buku satu, Edisi sebelas, PT. Salemba Empat, Jakarta.

Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok materi Metadologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Husein, Umar. 2008. Metode Riset Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. ICMD (Indonesian Capital Market Directory).

Kodrat, David Sukardi. 2009. Manajemen Distribusi. Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4. BPFE, Yogyakarta.

Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi). Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.

Sulistyanto, Sri. 2008. Manajemen Laba Teori Dan Model Empiris. Jakarta : Grasindo.

Situmorang, Syafrizal Helmi, 2008. Analisis Data Penelitian, Medan: USU Press. Sudjana. 2005. Metoda Statistik (edisi ke-6). Bandung: Tarsito.

Sugiyono.2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.


(55)

_______”.2011. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif R&D. Bandung : Alfabeta.

Suharyadi dan Purwanto. S.K. 2009. Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Edisi 2 Buku 2.Jakarta : Salemba Empat.

Wolk, Harry I. and Michael G. Tearney. 1997. Accounting Theory. International Thomson Publishing.

SumberLain :

JurnaldanPenelitian :

Abiprayu, Kris Brantas. 2011. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, Kualitas Audit, dan Dividend Payout Ratio terhadap Perataan Laba (studi kasus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2006-2009). Skripsi. Semarang : Universitas Diponegoro

Aji, Dhamar Aji dan Aria Farah Mita. 2010 “Pengaruh Profitabilitas, Risiko Keuangan, Nilai Perusahaan, dan struktur Kepemilikan Terhadap Praktek Perataan Laba : Studi Empiris Perusahaaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. SimposiumNasionalAkuntansi XIII Vol.I.

Amanza, Arya Hagaganta. 2012. “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing)”, Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.

Basuki, Ismu. 2006. “Pengaruh Rasio-rasio Keuangan terhadap Return Saham. Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Tesis. Universitas Sumatera Utara

Benardi, Meliana dan Sutrisno. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan dan Implikasinya terhadap Asimetri Informasi. Simposium Nasional Akuntansi.

Budiasih, Igan. 2009. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan

laba”. Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol. 4 No.1. Januari.

Budhijono, Fongnawati. 2006. “Evaluasi Perataan Laba pada Industri

Manufaktur dan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di BEJ”. Akuntabilitas, Vol.6, No.1: 70-79.

Budileksmana, Antariksa dan Eka Andriani, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan-perusahaan di Bursa Efek


(56)

Carolina, Maria dan Juniarti 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perataan Laba pada Perusahaan-Perusahaan Go Publik. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 7 No.2 Nopember hal 148-162

Christian, Samuel. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Dewi, Diastiti Okkarisma. 2010. Pengaruh Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan dan Financial Leverage Terhadap Tindakan Perataan Laba Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Dewi, Kartika Shintia. 2012. Analisis Pengaruh ROA, NPM, DER, dan Size Terhadap Praktik Perataan Laba. Skripsi. Semarang : Universitas Diponegoro.

Dewi, Ratih Kartika, 2011. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan Manufaktur dan Keuangan yang Terdaftar di BEI 2006-2009. Semarang: Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro. Semarang 2011.

Eckel, N. (1981). The Income Smoothing Hypothesis Revisited Abacus, 17 (1) 28-40. Hepworth, S.R. (1953). Smoothing Periodik Income. Accounting Review, 28 (1), 32-39.

Fitriani.2001. Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Wajib dan Sukarela Pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi IV 2001.

Herni dan Yulius Kurnia Susanto. 2008. Pengaruh struktur Kepemilikan Publik, Praktik Pengelolaan Perusahaan, Jenis Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Risiko Keuangan Terhadap Tindakan Perataan Laba. Semarang : Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Irsyad, Muhammad Ary. 2008. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Risiko Perusahaan, dan Leverage Operasi Terhadap Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index. Yogyakarta : Skripsi. Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Jatiningrum, 2000. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap

Perataan Penghasilan atau Laba Pada Perusahaan yang Terdaftar Di BEJ”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 2, No. 2: 145-155.

Jin, Liauw She dan Mas’ud Machfoedz 2000. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.Vol 1, No,2. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.


(57)

Juniarti dan Carolina, 2005. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perataan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan-Perusahaan Go

Public”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7, No.2: 148-162.

Patricia Ratna, Kumaladewi, 2008. Pengaruh Perubahan Return on Assets, Perubahan Operating Profit Margin, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kemungkinan Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Yogyakarta: Alumni Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Meek, G.K., Roberts, C.B., Gray, S.J. 2008. Factors Influencing Voluntary Annual Report Disclosures by U.S., U.K., and Continental European Multinational Corporations, Journal of International Business Studies 26, pp 555-572

Moses, O.Douglas, 1997. “Income Smoothing and Incentives: Empirical Tests Using Accounting Changes”. The Accounting Review.Vol 62(2). Hal 358-377.

Narsa, Made, I., Nugraheni, D. Bernadetta, dan Maritza, Benekdita 2003. “ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba Selama Periode Krisis Moneter pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Surabaya”. Majalah Ekonomi, Tahun XIII. No.2, Agustus 2003.

Nasser, Etty M, dan Herlina. 2003. Perbandingan Kinerja Bank Pemerintah dan bank swasta dengan rasio CAMEL serta pengaruhnya terhadap harga saham. Media Riset Akuntansi, auditing, dan informasi, vol.3, No.3Desember, 217-236

Oktaviani, Monica dan Lina. 2010. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Income Smoothing Perusahaan di Bursa Efek Indonesia, Akuntabilitas”, Volume 11, No.1, September 2011.

Salno, H.M. & Z. Baridwan. 2000.“Analisis Perataan Penghasilan (Income Smoothing): Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia” Tesis Program Sarjana Master of Science Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.

Suwito, Edydan Arleen Herawaty. 2005. “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan oleh Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Solo :Simposium Nasional Akuntansi VIII, hal 233 - 236

Syahrina, Nani. 2006. “Analisis Perataan Laba dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta

(2000-2004)”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.


(1)

5.2Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan penelitian ini, maka dapat dikemukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi para investor, dalam pengambilan keputusan investasi dapat mempertimbangkan keseluruhan aspek fundamental maupun melihat dari aspek tehnikal untuk menilai kinerja perusahaan, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil investasi yang diharapkan.

2. Bagi penelitian selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian yang serupa dapat melakukan penelitian lanjutan dengan mempergunakan variabel lain seperti faktor rencana bonus, jenis industri, maupun kebijakan deviden, good corporate governance serta penggunaan indeks lain, seperti Indeks Michelson (1995) untuk mengklasifikasikan perusahaan yang melakukan perataan laba dengan yang tidak melakukan perataan laba, serta menambah rentang waktu pengamatan serta jenis industri yang diamati.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, R.N dan Govindarajan, V. 2004. Management Control System, edisi 11, Mc Graw-Hill, New York.

Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Atkinson, A. A., Kaplan, R. S., & Young, S. M. 2004. Management Accounting. (4th ed.) Upper Saddle River, N.J.: Pearson Prentice Hall

Belkaoui, Ahmad Riahi.2000. Teori Akuntansi; Jilid 2, Salemba Empat, Jakarta. _______”, 2007. Teori Akuntansi, Buku 2, Salemba Empat : Jakarta.

Brigham, Eugene F and Joel F. Houston, 2009. Dasar-dasar Manajemen

Keuangan, alih bahasa Ali Akbar Yulianto, Buku satu, Edisi sebelas, PT.

Salemba Empat, Jakarta.

Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok materi Metadologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Husein, Umar. 2008. Metode Riset Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. ICMD (Indonesian Capital Market Directory).

Kodrat, David Sukardi. 2009. Manajemen Distribusi. Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4. BPFE, Yogyakarta.

Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi). Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.

Sulistyanto, Sri. 2008. Manajemen Laba Teori Dan Model Empiris. Jakarta : Grasindo.

Situmorang, Syafrizal Helmi, 2008. Analisis Data Penelitian, Medan: USU Press. Sudjana. 2005. Metoda Statistik (edisi ke-6). Bandung: Tarsito.

Sugiyono.2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. _______”. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.


(3)

_______”.2011. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif R&D. Bandung : Alfabeta.

Suharyadi dan Purwanto. S.K. 2009. Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan

Modern, Edisi 2 Buku 2.Jakarta : Salemba Empat.

Wolk, Harry I. and Michael G. Tearney. 1997. Accounting Theory. International Thomson Publishing.

SumberLain :

JurnaldanPenelitian :

Abiprayu, Kris Brantas. 2011. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,

Financial Leverage, Kualitas Audit, dan Dividend Payout Ratio terhadap Perataan Laba (studi kasus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2006-2009). Skripsi. Semarang : Universitas

Diponegoro

Aji, Dhamar Aji dan Aria Farah Mita. 2010 “Pengaruh Profitabilitas, Risiko Keuangan, Nilai Perusahaan, dan struktur Kepemilikan Terhadap Praktek Perataan Laba : Studi Empiris Perusahaaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. SimposiumNasionalAkuntansi XIII Vol.I.

Amanza, Arya Hagaganta. 2012. “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing)”, Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.

Basuki, Ismu. 2006. “Pengaruh Rasio-rasio Keuangan terhadap Return Saham. Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Tesis. Universitas Sumatera Utara

Benardi, Meliana dan Sutrisno. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas

Pengungkapan dan Implikasinya terhadap Asimetri Informasi. Simposium

Nasional Akuntansi.

Budiasih, Igan. 2009. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan

laba”. Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol. 4 No.1. Januari.

Budhijono, Fongnawati. 2006. “Evaluasi Perataan Laba pada Industri Manufaktur dan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di BEJ”. Akuntabilitas, Vol.6, No.1: 70-79.

Budileksmana, Antariksa dan Eka Andriani, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan-perusahaan di Bursa Efek


(4)

Carolina, Maria dan Juniarti 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh

Terhadap Perataan Laba pada Perusahaan-Perusahaan Go Publik. Jurnal

Akuntansi dan Keuangan, Vol 7 No.2 Nopember hal 148-162

Christian, Samuel. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan

Laba Pada Perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Dewi, Diastiti Okkarisma. 2010. Pengaruh Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan dan

Financial Leverage Terhadap Tindakan Perataan Laba Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Semarang: Universitas

Diponegoro.

Dewi, Kartika Shintia. 2012. Analisis Pengaruh ROA, NPM, DER, dan Size

Terhadap Praktik Perataan Laba. Skripsi. Semarang : Universitas

Diponegoro.

Dewi, Ratih Kartika, 2011. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik

Perataan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan Manufaktur dan Keuangan yang Terdaftar di BEI 2006-2009. Semarang: Skripsi. Fakultas

Ekonomi. Universitas Diponegoro. Semarang 2011.

Eckel, N. (1981). The Income Smoothing Hypothesis Revisited Abacus, 17 (1) 28-40. Hepworth, S.R. (1953). Smoothing Periodik Income. Accounting Review, 28 (1), 32-39.

Fitriani.2001. Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Wajib dan Sukarela

Pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi IV 2001.

Herni dan Yulius Kurnia Susanto. 2008. Pengaruh struktur Kepemilikan Publik,

Praktik Pengelolaan Perusahaan, Jenis Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Risiko Keuangan Terhadap Tindakan Perataan Laba.

Semarang : Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Irsyad, Muhammad Ary. 2008. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan,

Profitabilitas, Risiko Perusahaan, dan Leverage Operasi Terhadap Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index. Yogyakarta : Skripsi. Fakultas Syariah Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga.

Jatiningrum, 2000. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perataan Penghasilan atau Laba Pada Perusahaan yang Terdaftar Di BEJ”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 2, No. 2: 145-155.

Jin, Liauw She dan Mas’ud Machfoedz 2000. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.Vol 1, No,2. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.


(5)

Juniarti dan Carolina, 2005. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perataan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan-Perusahaan Go

Public”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7, No.2: 148-162.

Patricia Ratna, Kumaladewi, 2008. Pengaruh Perubahan Return on Assets,

Perubahan Operating Profit Margin, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kemungkinan Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Yogyakarta: Alumni Universitas Atma

Jaya Yogyakarta.

Meek, G.K., Roberts, C.B., Gray, S.J. 2008. Factors Influencing Voluntary

Annual Report Disclosures by U.S., U.K., and Continental European Multinational Corporations, Journal of International Business Studies 26, pp

555-572

Moses, O.Douglas, 1997. “Income Smoothing and Incentives: Empirical Tests Using Accounting Changes”. The Accounting Review.Vol 62(2). Hal

358-377.

Narsa, Made, I., Nugraheni, D. Bernadetta, dan Maritza, Benekdita 2003. “ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba Selama Periode Krisis Moneter pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Surabaya”.

Majalah Ekonomi, Tahun XIII. No.2, Agustus 2003.

Nasser, Etty M, dan Herlina. 2003. Perbandingan Kinerja Bank Pemerintah dan

bank swasta dengan rasio CAMEL serta pengaruhnya terhadap harga saham. Media Riset Akuntansi, auditing, dan informasi, vol.3,

No.3Desember, 217-236

Oktaviani, Monica dan Lina. 2010. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Income Smoothing Perusahaan di Bursa Efek Indonesia, Akuntabilitas”, Volume 11, No.1, September 2011.

Salno, H.M. & Z. Baridwan. 2000.“Analisis Perataan Penghasilan (Income Smoothing): Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia” Tesis Program Sarjana Master of Science Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.

Suwito, Edydan Arleen Herawaty. 2005. “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan oleh Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Solo :Simposium Nasional Akuntansi VIII, hal 233 - 236

Syahrina, Nani. 2006. “Analisis Perataan Laba dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta

(2000-2004)”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia,


(6)

Talebnia, Ghodratollah dan Hadiseh Darvish 2012.“Cash holding and Income Smoothing: Evidence from Tehran Stock Exchange, American journal”

Ujiyanto, Muh. Arief dan Bambang Agus Pramuka. 2007. “Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba, dan Kinerja Keuangan. Simposium

Nasional Akuntansi X. Vol. 10.Hal 27.

Wijaya, Ismed. 2011. Pengaruh Profitabilitas, Financial Leverage dan

Pertumbuhan Perusahaan terhadap Propensity Income smoothing pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tesis.

Medan : Universitas Sumatera Utara.

Wisnumurni, Adhika. 2010. Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap

Hubungan Asimetri Informasi Dengan Praktik Manajemen Laba. Skripi.

Semarang : Universitas Diponegoro.

Yusuf, Muhammad dan Soraya. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik

Perataan Laba Pada Perusahaan Asing dan Non-Asing di Indonesia. JAAI

Volume 8 No. 1, Juni 2004.

SumberInternet : http://www.bi.co.id/

http://www.bi.go.id/biweb/utama/peraturan/Lampiran14PedomanPerhitunganRasi oKeuangan.PDF

http://www.idx.co.id/

Undang – Undang

BAPPEPAM. 1997. Keputusan BAPPEPAM no. Kep-11/ PM/ 1997 Tentang Definisi Perusahaan Kecil dan Menengah


Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Financial Leverage dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Propensity Income Smoothing pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 68 112

Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Perataan Laba Pada Perusahaan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 23 97

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Propensity Income Smoothing di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 36 76

Pengaruh Stable Shareholding, Profitabilitas, Financial Leverage, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Perataan Laba

1 12 105

PENGARUH PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DAN ASURANSI DI BURSA Pengaruh Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Perbankan Dan Asuransi Di Bursa Efek

0 1 14

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia).

0 0 10

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN , PROFITABILITAS ,DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 0 8

PENGARUH PROFITABILITAS, RISIKO KEUANGAN, NILAI PERUSAHAAN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING)

0 6 13

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MISCELLANEOUS INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

4 7 58

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 20