Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Propensity Income Smoothing di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROPENSITY INCOME SMOOTHING DI PERUSAHAAN

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

MASYRUF MUHAMAD HUTAGALUNG 110503070

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DAPERTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ii LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Propensity Income Smoothing di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia “ adalah benar karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, September 2015 Yang Membuat Pernyataan,

Masyruf Muhamad Hutagalung NIM: 110503070


(3)

iii ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Profitabilitas terhadap Propensity Income Smoothing pada Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk mengetahui Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Propensity Income Smoothing pada Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas, ukuran perusahaan dan perataan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI (periode 2012-2014).

Teknik penarikan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah purposive random sampling method dengan jumlah sampel sebanyak 26 dari 32 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada periode 2012-2014. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan secara parsial profitabilitas berpengaruh positif terhadap perataan laba sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Secara simultan, profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap perataan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.


(4)

(5)

v KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada ALLAH SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Propensity Income Smoothing di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia “.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua tercinta Ayahanda Sutan Radja Hutagalung dan Ibunda Syahraini Simatupang yang telah menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi penulis untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik selama ini, selama perkuliahan dan terlebih dalam pada penulisan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku ketua dan sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Binis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku ketua dan sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Naleni Indra, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah berbaik hati memberikan bimbingan, koreksi, dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.


(6)

vi 5. Ibu Mutia Ismail, S.E., M.M., Ak. dan Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak,CA selaku Dosen Penguji dan Dosen Pembanding penulis yang banyak membantu dan memberikan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Teman-teman terbaik ku Sheila, Dea, Nova, Dwi, Ella, Dian, Andika,

Inggit, Fauzya, Miyu, Ditacaesy, Marissaica, Iyi dan teman-teman S1 Akuntansi stambuk 2011 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang tidak berhenti mendoakan, memberi semangat dan menghibur. Terimakasih atas doa dan dukungan kalian selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini agar menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian terutama penulis.

Medan, September 2015 Penulis,

Masyruf Muhamad Hutagalung NIM: 110503070


(7)

vii DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PERNYATAAN ... ABSTRAK ... KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Landasan Teori ... 8

2.1.1 Laporan Keuangan ... 8

2.1.2 Teori Keagenan (Agency Theory) ... 9

2.1.3 Manajemen Laba (Earnings Management) ... 10

2.1.3.1 Pengertian Perataan Laba (Income Smoothing) ... 13

2.1.3.2 Tipe-tipe Perataan Laba ... 14

2.1.4 Profitabilitas ... 15

2.1.5 Ukuran Perusahaan ... 16

2.2 Penelitian Terdahulu ... 17

2.3 Kerangka Konseptual ... 19

2.4 Hipotesis ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1 Jenis Penelitian ... 23

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

3.3 Batasan Operasional ... 23

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel... 24

3.5 Populasi dan Sampel ... 28

3.6 Jenis Dan Sumber Data ... 30

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 31

3.8 Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 36

4.1 Analisis Hasil Penelitian ... 36

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 36

4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 38

4.1.3 Analisis Regresi ... 43

4.1.4 Uji t (Uji Parsial) ... 46


(8)

viii

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

1. Kesimpulan ... 50

2. Saran ... 50 DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...


(9)

ix DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 17

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ... 24

Tabel 3.2 Defenisi Operasional ... 27

Tabel 3.3 Kriteria Sampel ... 29

Tabel 3.4 Daftar Perusahaan ... 30

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2012-2014 ... 37

Tabel 4.2 Uji Normalitas ... 39

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas ... 41

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi ... 42

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi ... 44

Tabel 4.6 Koefisien Determinasi... 45

Tabel 4.7 Hasil Uji t Coefficients ... 46


(10)

x DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 21 Gambar 4.1 Histogram ... 39 Gambar 4.2 Grafik P-Plot ... 40


(11)

iii ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Profitabilitas terhadap Propensity Income Smoothing pada Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk mengetahui Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Propensity Income Smoothing pada Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas, ukuran perusahaan dan perataan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI (periode 2012-2014).

Teknik penarikan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah purposive random sampling method dengan jumlah sampel sebanyak 26 dari 32 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada periode 2012-2014. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan secara parsial profitabilitas berpengaruh positif terhadap perataan laba sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Secara simultan, profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap perataan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.


(12)

11 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak internal dan eksternal. Dalam penyusunan laporan keuangan, dasar akrual dipilih karna lebih rasional dan adil dalam mencerminkan kondisi keungan secara rill.

Akuntansi secara akrual memiliki keunggulan bahwa informasi laba perusahaan dan pengukuran komponen secara umum memberikan informasi lebih baik tentang kinerja ekonomi perusahaan daripada informasi yang dihasilkan dari aspek penerimaan dan pengeluaran kas terkini, namun akuntansi akrual juga memiliki kelemahan. Pengguna dasar akrual dapat memberikan kekeluasaan kepada pihak manajemen dalam memilih metode selama tidak menyimpang dari Standart Akuntansi Keuangan yang berlaku. Pilihan metode yang sengaja dipilih oleh manajeman perusahaan untuk tujuan tertentu dikenal dengan sebutan manajemen laba atau earning management.

Laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representastif dalam jangka panjang, meramalkan laba, menaksir risiko dalam berinvestasi.


(13)

12 Sesuai dengan Scott (2006), terdapat dua tujuan manajemen perusahaan untuk melakukan praktek manajemen laba. Pertama, manajemen perusahaan berusaha untuk menambah tingkat transparansi laba dalam mengkomunikasikan hal yang bersifat informasi internal perusahaan, dalam hal ini pengelolaan laba yang dilakukan bersifat efisien. Sedangkan yang kedua adalah manajemen perusahaan berusaha untuk memaksimalkan keuntungan bagi dirinya sendiri, dalam hal ini pengelolaan laba bersifat oportunistik.

Praktek pengelolaan laba yang bersifat oportunistik inilah yang membuat investor salah dalam mengambil keputusan investasinya. Pengelolaan laba oportunistik, tidak lepas dari sebuah konsep teori keagenan (agency theory) yaitu ketika semua pihak memiliki dorongan untuk mendahulukan kepentingannya sendiri-sendiri sehingga timbul adanya konflik antara prinsipal dengan agen.

Penelitian ini berfokus pada praktek pengelolaan laba yang bersifat oportunistik. Teknik-teknik pengelolaan laba yang oportunistik seringkali melibatkan adanya teknik perataan laba (income smoothing)

Income smoothing (perataan laba) adalah salah satu bentuk manajemen laba. Perataan laba dapat di definisikan sebagai sebuah praktik yang digunakan manajemen baik secara afritical (melalui teknik-teknik dan metode akuntansi) maupun rill (melalui transaksi ekonomi) yang bertujuan untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan hingga mencapai tren dan level yang cenderung stabil dari suatu periode dengan periode sebelumnya (Sulistyanto,2008:91)

Income smoothing ( perataan laba) mungkin telah menjadi fenomena umum yang dilakukan banyak negara padahal hal ini dapat menyebabkan laba


(14)

13 yang di laporkan menyesatkan. Pada tahun 2007 terjadi kenaikan harga minyak yang menyebabkan terjadinya krisis global pada tahun 2008 mempengaruhi laba yang diperoleh perusahaan. Adanya krisis global ini membawa dampak pada hampir setiap aktifitas kegitan perekonomian. Laba mengalami kenaikan dan penurunan tajam. Akibat krisis global ini ada kemungkinan perusahaan melakukan tindakan perataan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang tinggi sehingga sesuai dengan target yang diinginkan. Fenomena ini menunjukan bahwa terjadinya skandal keuangan merupakan kegagalan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi para pengguna laporan.

Beberapa studi yang telah dilakukan menunjukkan adanya tindakan perataan laba yang dilakukan oleh manajer untuk menghindari peningkatan kerugian atau penurunan laba. Perataan laba menjadi penting karena laba dan arus kas merupakan prediktor yang baik untuk arus kas di masa depan. Tindakan manajemen perusahaan untuk melakukanperataan laba umumnya didasarkan atas berbagai alasan. Diantaranya untuk memuaskan kepentingan pemilik perusahaan, seperti menaikkan nilai perusahaan, sehingga muncul anggapan bahwa perusahaan yang bersangkutan memiliki risiko yang rendah, menaikkan harga saham perusahaan, maupun untuk memuaskan kepentingannya pribadi (oportunistik), seperti mempertahankan posisi jabatannya dan mendapatkan kompensasi. Tehnik perataan laba adalah perilaku meratakan laba dari waktu ke waktu sehingga pelaporan nilainya tidak berfluktuasi. Kepercayaan investor akan semakintumbuh sehingga pihak manajemen memiliki peluang untuk mengendalikan perusahaan sebaik-baiknya dalam rangka menarik minat investor baik asing maupun lokal.


(15)

14 Agar investor merasa aman untuk berinvestasi, maka perlindungan terhadap investor tercermin kuat melalui Peraturan Pencatatan Efek Nomor 1-A: Tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa (Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. Kep-315/BEJ/062000 yang kemudian diubah dengan keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor Kep-339/BEJ/072001), butir F.1.f menyebutkan bahwa perusahaan tercatat dilarang untuk melakukan tindakan rekayasa keterbukaan informasi.

Di indonesia, beberapa fenomena income smoothing terjadi misalnya pada kasus PT. Kimia Farma Tbk. Pada hasil pemeriksaan Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal,2002) , diperoleh bukti bahwa terdapat kesalahan dalam penyajian laporan keuangan, berupa kesalahan dalam penilaian barang jadi dan kesalahan pencatatan penjualan, dimana dampak kesalahan tersebut mengakibatkan overstated laba pada laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp. 32,7 miliar. Bila laba dimanipulasi maka rasio keuangan dalam laporan keuangan juga akan dimanipulasi. Pada akhirnya, bila pengguna laporan keuangan menggunakan informasi yang telah dimanipulasi untuk tujuan pengambilan keputusannya, maka keputusan tersebut secara tidak langsung sudah termanipulasi.

Propensity income smoothing adalah kecendrungan manajemen dalam melakukan perataan laba untuk meningkatkan nilai perusahaan. Manajemen mungkin melakukan perilaku slack organisasional, perilaku slack peranggaran atau perilaku menghindar resiko, masing-masing perilaku mengharuskan


(16)

15 keputusan yang mempengaruhi penyerapan dan/atau alokasi biaya (cost) diskresioner (Masodah, 2007).

Hasil penelitian Wijaya (2008)profitabilitas berpengaruh terhadap praktik perataan laba,dan hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Faizah (2009) namun bertentangan dengan hasil penelitian Aji (2010) yang menyatakan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap income smoothing.

Hasil penelitian Silvana (2009) ukuran perusahaan berpengaruh terhadap income smoothing sesuai dengan hasil penelitian Faizah (2009) namun bertentangan dengan hasil penelitian Wijaya (2008) yang menyatakan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap income smoothing.

Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kecendrungan praktik perataan laba pada perusahaan publik yang listing pada Bursa Efek Indonesia juga telah banyak dilakukan. Namun hasil penelitian tersebut masih ditemukan perbedaan hasil meski dilakukan pada objek yang sama. Oleh karena itu, penelitian ini menguji kembali pengaruh variabel profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap propensity income smoothing pada perusahaan sektor perbankan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian judul penelitian ini adalah“Pengaruh Profitabilitasdan Ukuran Perusahaan terhadap Propensity IncomeSmoothing pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:


(17)

16 1. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap Propensity Income Smoothing

di perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI ?

2. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Propensity Income Smoothing di perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI ?

3. Apakah Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara simultan terhadapPropensity Income Smoothing di perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis

1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Propensity Income Smoothing pada Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Propensity Income Smoothing

pada Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan danmenambah wawasan penulis mengenai faktor-faktor yang berpengaruhterhadap Propensity


(18)

17 Income Smoothing pada perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagi Program Studi Ilmu Akuntansi Universitas Sumatera Utara sebagai bahan kajian ilmu dan menambah referensi yang berhubungan dengan manajemen keuangan dalam melakukan penelitian selanjutnya berkenaan dengan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Propensity Income Smoothing pada perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Bagi investor

sebagai dasar pertimbangan dan masukan yang memberikan tambahan informasi dalam pengambilan keputusan dan analisis investasi. Disamping itu juga diharapkan agar dapat menambah wawasan investor dalam

mewaspadai kemungkinan adanya Propensity Income Smoothing yang dilakukan oleh perusahaan.


(19)

18 BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan perusahaan dihasilkan sebagai informasi yang lengkap, dapat dipahami dan dipercaya oleh masyarakat. Laporan keuangan meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat berupa laporan arus kas, atau laporan arus dana) serta catatan-catatan maupun laporan lain atau informasi tambahan lain tentang perusahaan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia: 2004).

Laporan keuangan lebih merupakan sebuah informasi yang bersifat prinsip untuk dikomunikasikankepada pihak-pihak diluar perusahaan yang menyediakan informasi tentang sejarah perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk uang. Laporan keuangan ini pada umumnya terdiri dari neraca, laporan rugi laba, laporan arus kas serta laporan kepemilikan (equity). Laporan keuangan yang dimaksudkan di atas ditujukan untuk berbagai jenis perusahaan baik komersial, publik maupun swasta. Adapun laporan keuangan yang dihasilkan tersebut haruslah dapat dijadikan sebagai konsumsi yang dapat diandalkan dan bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilankeputusan ekonomi. Pemakai laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004) dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terdiri dari investor sekarang, investor potensial, karyawan,


(20)

19 pemberi pinjaman, pemasok dankreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya dan masyarakat. Mereka menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda tergantung dari kepentinganmasing-masing. Oleh karena itu laporan keuangan perusahaan harus dapat dijadikan sebagai sumber utama informasi keuangan untuk tujuan yang berbeda beda bagi setiap pemakai.

2.1.2. Teori Keagenan (Agency Theory)

Perusahaan merupakan pusat perjanjian kontrak antara berbagai pihak yang masing-masing memiliki kepentingan berbeda, yaitu pemegang saham, manajemen yang diwakili oleh manajer, supplier dan pihak-pihak lainnya termasuk calon investor dan karyawan. Teori yang menjelaskan hubungan antara pihak-pihak tersebut (pihak principal dan agent) disebut teori keagenan (agencytheory). Masalah yang mendasari dari teori keagenan adalah konflik kepentingan antara pemilik dan manajer dalam perusahaan tersebut. Manajer yang disebut agen dan pemilik yang disebut principal merupakan dua pihak yang masing-masing memiliki tujuan berbeda dalam mengendalikan perusahaan terutama menyangkut bagaimana memaksimumkan kepuasan dan kepentingan dari hasil yang dicapai melalui aktivitas usaha.

Wijaya (2011) menyebutkan bahwa perbedaan kepentingan yang terdapat dalam perusahaan antar pemilik dan manajer merupakan dua kepentingan yang saling berbeda. Pemilik perusahaan lebih tertarik untuk memaksimalkan return on investment (ROI) dan menginginkan security prices(kestabilan harga), sementara


(21)

20 manajer cenderung memiliki motivasi yang lebih luas baik dari sisi ekonomi maupun psikologi untuk memaksimumkan total kepuasannya.

Pemilik yang pada dasarnya lebih memilih untuk menghindari resiko sedangkan manajemen yang diwakili oleh manajer menganggap tidak terdapat perbedaan resiko yang ada dalam perusahaan. Dilema yang muncul antara keduapihak tersebut menciptakan sebuah hubungan yang akan mendorong timbulnyabiaya keagenan (agency cost), dimana biaya ini merupakan penurunan kesejahteraan yang dialami oleh prinsipal dan kepentingan agen. Akibat dari konflik kepentingan yang pada dasarnya masih terus terjadi antara prinsipal dan agen, maka dalam hal ini manajer berusaha untuk melakukan upaya-upaya tertentu dalam menjaga keseimbangan kondisi yang diharapkan. Upaya yang umum dilakukan manajer adalah melalui earningsmanagement (manajemen laba) yang salah satunya adalah income smoothing(perataan laba). Tindakan ini ditempuh melalui pemilihan prosedur akuntansiyang dinilai dapat membantu manajer dalam pengambilan keputusan menyangkut tujuan yang hendak dicapai, misalnya mempermudah perusahaan dalam memperoleh pinjaman dengan persyaratan yang menguntungkan serta menarik minat investor.

2.1.3. Manajemen Laba (Earnings Management)

Manajemen laba adalah suatu intervensi yang disengaja dilakukan dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Dan menurut Healy dan Wahlen (1999), manajemen laba terjadi ketika para manajer menggunakan judgment dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk merubah laporan keuangan yang


(22)

21 menyesatkan terhadap pemegang saham atas dasar kinerja ekonomi organisasi atau untuk mempengaruhi hasil sesuai dengan kontrak yang tergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan. Kedua pendapat tersebut secara implisit dapat diartikan bahwa manajemen laba erat kaitannya dengan motivasi-motivasi yang mendasari manajer melakukan manajemen laba, sasaran-sasaran yang ingin dicapai manajer dan penggunaan judgment-judgment dalam pelaporan keuangan. Tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh manajer saat ini, menurut Scott (2006) meliputi 4 (empat) hal yaitu:

1. Taking a bath

Pola ini biasanya terjadi pada waktu terjadinya pengangkatan CEO yang baru dengan melaporkan kerugian dalam jumlah yang besar. Tindakan manajemenini diharapkan dapat meningkatkan laba pada masa datang.

2. Income minimization

Hal ini dilakukan pada saat perusahaan mengalami profitabilitas yang cukup tinggi. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi apabila laba pada tahun yang akan datang menurun secara drastis dapat diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya.

3. Income maximization

Hal ini dilakukan pada saat laba menurun. Income maximization bertujuan untuk melaporkan nett income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian utang.

4. Income smoothing

Hal ini dilakukan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.

Dari empat hal yang telah disebutkan di atas, jelas terlihat bahwasanya perataan laba (income smoothing) merupakan salah satu bagian dari manajemen laba. Scott (2006) juga menambahkan bahwa perataan laba yang akan diteliti memiliki sebuah pola yang menarik dari manajemen laba dibandingkan tiga hal lainnya yang dinilai lebih ekstrim jika dihubungkan dengan kepentingan pemakai.


(23)

22 Income smoothing merupakan langkah yang sengaja ditempuh manajemen melalui manajemen laba-nya guna mengatur tingkat laba yang diinginkan, namun masih berada dalam prinsip akuntansi yang diterima umum.

Earnings management adalah tindakan manajemen untuk mempengaruhi income yang dilaporkan dan laporan tersebut akan memberikan informasi keuntungan ekonomis yang tidak benar karena alasan telah melaporkan earnings pada tingkat yang diinginkan manajer. Namun tindakan yang dillakukan tersebut masih dalam batas-batas prinsip akuntansi yang berlaku umum (Beattie et. al,1994).

Selain beberapa hal yang telah dijelasakan di atas, apabila dikaitkan dengan keberadaan perusahaan di bursa saham, maka motivasi utama manajemen melakukan manajemen laba ini yaitu selain untuk mendorong investor membeli saham perusahaan juga untuk meningkatkan nilai pasar saham.Dengan demikian jelas terlihat bahwa tindakan tersebut sangat dibutuhkan oleh manajemen dalam rangka menambah firm valuedan going concern perusahaan melalui berbagai teknik yang dilakukan seperti perubahan metode akuntansi yang digunakan, penentuan estimasi piutang tak tertagih, peninjauan kembali nilai residu penyusutan dan lain sebagainya. Jika dihubungkan dengan praktik perataan laba (income smoothing), maka perataan laba merupakan salah satu pola tindakan manajemen laba yang dilakukan perusahaan, perataan laba merupakan salah satu jenis manajemen laba. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perataan laba adalah salah satu tindakan manajemen laba yang sengaja dilakukan oleh pihak manajemen untuk tujuan tertentu.


(24)

23 2.1.3.1. Pengertian Perataan Laba (Income Smoothing)

Salah satu pola manajemen laba adalah income smoothing (Scott 2006).Praktik perataan laba adalah salah satu tindakan yang dilakukan manajemen untuk meningkatkan market returns. Tindakan tersebut sengaja dilakukan manajemen untuk mencapai posisi laba yang diinginkan dalam laporan rugi laba perusahaan guna menarik minat pasar dalam berinvestasi, karena perhatian investor seringkali hanya terpusat pada prosedur yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan informasi laba tersebut.Praktek perataan laba dilakukan oleh manajemen perusahaan yang dapat menyebabkanpengungkapan laba di laporan keuangan menjadi tidak memadai,bahkan terkesan menyesatkan.Hal iniberakibat investor tidak memiliki informasi yang akurat tentanglaba,sehingga investor gagal dalam menaksir risiko investasi mereka.Pemilihan metode akuntansi yang menyajikan adanya laba yang rata dari tahun ke tahun merupakan salah satu hal yang sangat disukai oleh manajemen dan para investor, karena laba yang rata mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut kuat dan stabil.

Disamping itu laba yang dilaporkan dalam posisi yang stabil akan memberikan rasa lebih percaya diri bagi pemilik perusahaan yang disertai dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan pemegang saham melalui tingkat pertumbuhan dan stabilitas laba yang dilaporkan, namun masih dalam batas aturan akuntansi yang berlaku.

Definisi di atas jelas memperlihatkan bahwa perataan laba merupakan tindakan manajemen yang sengaja dilakukan untuk mengurangi fluktuasi laba


(25)

24 setiap periode yang diinginkan guna mencapai jumlah laba yang dianggap normal oleh suatu perusahaan dengan menggunakan alat atau metode akuntansi yang telah dipilih sebelumnya. Tindakan yang dilakukan oleh manajemen ini merupakan motivasi untuk mempengaruhi berbagai pihak yangberkepentingan terhadap perusahaan baik investor, kreditor, pemerintah, karyawan dan pihak-pihak lainnya.

2.1.3.2Tipe-tipe Perataan Laba

Dascher dan Malcolm dalam Belkaoui (2000) membedakan perataan laba ke dalam 2 (dua) jenis:

1) Perataan ril (real smoothing)

Perataan laba yang dilakukan melalui suatu transaksi yang aktual atau tidak dilakukan atas dasar efek perataannya terhadap income, sehingga perataan jenis ini berkaitan dengan perataan melalui terjadinya peristiwa atau pengakuan. Misalnya perusahaan mengeluarkan sejumlah dana bagi kepentingan riset dan

pengembangan dalam suatu tahun tertentu. Beberapa perusahaan terbukti melakukan perataan laba dengan menggunakan cara ini. 2) Perataan artifisial (artificial smoothing) Perataan ini juga sering

disebut dengan perataan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan untuk memindahkan biaya atau pendapatan dari satu periode ke periode lainnya. Sehingga perataan ini berkaitan dengan perataan melalui alokasi dari waktu ke waktu. Disamping itu Copeland dalam Zulkarnaini (2007), juga berpendapat bahwa perataan artifisial merupakan perataan income yang melibatkan pemilihan repetitif pengukuran akuntansi atau aturan pelaporan dalam pola tertentu, dimana pengaruhnya adalah arus income yang dilaporkan menjadi variasi yang lebih kecil dari kecenderungan yang akan muncul jika tidak dilakukan perataan. Namun dalam praktik, kedua jenis perataan yang telah disebutkan di atas seringkali tidak dapat dibedakan. Suatu perusahaan secara


(26)

25 bersamaan memutuskan besarnya transaksi (perataan ril) dan sekaligus bagaimana cara melaporkannya (perataan artifisial).

2.1.4. Profitabilitas (Profitability)

Profitabilitasadalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungandan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang(Khasmir,2010 :196). Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugiperseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.Perusahaan akan mengukur kemampuanperusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas) baik dari tingkat penjualan, asset, modal maupun saham tertentu. Dalam rasio Profitabilitas ini dapat dikatakan sampai sejauh mana keefektifan dari keseluruhan manajemen dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Profitabilitas merupakan hasildari sejumlah besar kebijakan dan keputusan manajemen dalam menggunakan sumber dana perusahaan

Penelitian ini akan menggunakan return on asset (ROA) dalam mengukur profitabilitas perusahaan seperti yang dilakukan oleh Juniarti dan Corolina (2005), Michelson et. al, serta Jatininggrum (2000). Pemilihan ROA didasari atas tujuan penelitian yang ingin melihat langsung prilaku manajemen dalam perusahaan dihubungkan dengan praktik perataan laba, sehingga mudah bagi investor untuk menilai sejauh mana kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba perusahaan berdasarkan penggunaan asset yang dimiliki.

tolak ukur tingkat profitabilitas yaitu Return On Asset Rasio (ROA) yang diperoleh dengan persamaan berikut:


(27)

26 (Khasmir, 2010)

2.1.5. Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain.

Keputusan ketua Bapepam No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar,sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar.

Ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan kecil umumnya kekurangan akses ke pasar modal yang terorganisir, baik untuk obligasi maupun saham. Meskipun mereka memiliki akses, biaya peluncuran dari penjualan sejumlah kecil sekuritas dapat menjadi penghambat. Jika penerbitan sekuritas dapat dilakukan, sekuritas perusahaan kecil mungkin kurang dapat dipasarkan sehingga membutuhkan penentuan harga sedemikian rupa agar investor mendapatkan hasil yang memberikan return lebih tinggi secara signifikan

Ukuran perusahaan akan mempengaruhi struktur pendanaan perusahaan. Hal ini menyebabkan kecenderungan perusahaan besar memerlukan dana yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Kebutuhan akan pendanaan yang lebih besar memiliki kecenderungan bahwa perusahaan menginginkan pertumbuhan dalam laba.

LABA BERSIH ROA = ──────────── TOTAL ASSET


(28)

27 Oleh karna itu ukuran perusahaan yang besar diduga melakukan propensity income smoothing untuk menjaga laba perusahaan tersebut agar stabil, dan dapat mengumpulkan banyak dana dari pasar modal.

2.2. Penelitian Terdahulu

Topik penelitian mengenai perataan laba telah banyak dilakukan namun hasil yang diperoleh belum menunjukkan tingkat konsistensi antara penelitian satu dengan yang lainnya, baik berbeda lokasi maupun periode waktu. Dalam penelitian ini, pemilihan periode waktu yang berbeda diharapkan akan memberikan hasil temuan yang baru sesuai kondisi saat ini yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berikut ini adalah hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti baik di Indonesia maupun negara lain seperti yang terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

NO Penulis dan Tahun

Judul Penelitian

Analisi Penelitian

Hasil Penelitian

1. Wildham

Bestivano (2013) Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas, Dan Leverage Terhadap Perataan Laba Pada

Populasi Dalam Penelitian Ini Adalah Seluruh Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Dari Tahun 2008- 2010. Untuk Memperoleh Data Yang

semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar probabilitas untuk melakukan perataan, Semakin


(29)

28

Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI ” ( Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Di BEI)

Diperlukan Dalam Penelitian Ini, Peneliti Menggunakan Teknik Dokumentasi Dari Data-Data Yang Dipublikasikan Oleh Perusahaan Dari Bursa Efek Indonesia Melalui Situs Resmi Bursa Efek Indonesia:

Http://Www.Idx.Co.Id lama umur perusahaan maka tidak semakin besar probabilitas untuk melakukan perataan laba, Semakin besar tingkat profitabilitas maka tidak semakin besar probabilitas untuk melakukan perataan laba

2. Silvana

(2009)

Factor-faktor yang Mempengaruhi

Perataan Laba pada Perusahaan

Manufaktur sector Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di BEI 2007-2009

33 sampel Menggunakan

Analisis Pengujian Multivariate

perbedaan Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan

Net Profit Margin antara

perusahaan yang melakukan praktik perataan laba dengan ya ng tidak


(30)

29

perataan laba .

3. Dhamar

Yudho Aji dan Aria Farah Mita (2010) Pengaruh profitabilitas, Risiko Keuangan, Nilai Perusahaan, dan Struktur Kepemilikan terhadap praktek perataan laba pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI

-Sampel 109 perusahaan - Analisis regresi berganda

Penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap praktek perataan laba. Besarnya kepemilikan publik serta keberadaan Kepemilikan manajemen juga terbukti tidak berpengaruh positif terhadap perataan laba yang dilakukan

perusahaan. Risiko perusahaan dan nilai


(31)

30 perusahaan terbukti berpengaruh positif terhadap praktek perataan laba.

4 Ismed

wijaya (2011) Pengaruh Profitabilitas, Financial Leverage dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Propensity Income Smoothing pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

-Sampel 25 perusahaan

-analisis regresi berganda

financial leverage dan pertumbuhan perusahaan tidak berpe ngaruh secara signifikan terhadap propensity income smoothing, sedangkan profitabilitas berpengaruh terhadap propensity income smoothing


(32)

31 2.3. Kerangka Konseptual

Kerangka pemikiran menjelaskan tentang alur berfikir dan hubungan yang menunjukkan kaitan antara variabel-variabel yang ada dalam penelitian.Masalah perataan laba (income smoothing) merupakan aspek yang sangat penting dari manajemen laba (earnings management), karena hal tersebut sangat sulit dipisahkan dalam upaya manajemen untuk mengukur income yang dilaporkan dari tahun ke tahun (Wolk et. al, 2004). Lebih jauh konsep yang mendasari manajemen laba dengan menggunakan pendekatan teori keagenan (agency theory) menyatakan bahwa praktik perataan laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang diinginkannya.

Faktor yang berpengaruh terhadap praktik perataan laba adalah salah satunya profitabilitas perusahaan yang akan diukur dengan menggunakan Returnon Assets (ROA) atau Return on Investment (ROI). Profitabiltas merupakan salah satu ukuran penting dari rasio keuangan perusahaan yang sering dijadikan acuan oleh investor dalam membeli atau menjual saham suatu perusahaan. Bagi investor perlu membuat perbandingan antar perusahaan (dari waktu ke waktu) dengan tujuan agar dapat mengendalikan perbedaan sumber daya yang dimilikiDilain pihak profitabilitas penting bagi kreditor untuk memutuskan apakah sebuah perusahaan wajar menerima pinjaman atau tidak.

Silvana (2009) juga mengemukakan bahwa fluktuasi laba yang cenderung menurun akan memberikan dampak tersendiri bagi profitabilitas perusahaan,


(33)

32 dimana dampak krisis moneter yang terjadi di Indonesia merupakan salah satu penyebab manajemen melakukan perataan laba.

Ukuran perusahaan merupakan skala untuk menentukan besar kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan di hitung dengan menggunakan logaritma natural dari total aktiva(Budiasih: 2009 dalam Amanzah, 2012:43)

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan diatas, makakerangka pemikiran penelitian dapat digambarkan dalam bentuk diagram seperti yang disajikan dalam Gambar 2.1.

H1

H2

H3

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, kajian teori dan hasil penelitiansebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut

PROFITABILITAS (X1)

UKURAN PERUSAHAAN (X2)

Propensity Income


(34)

33 1. Profitabilitas berpengaruh terhadap propensity income smoothing yang dilakukan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, tahun 2011-2013.

2. Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap propensity income smoothing yang dilakukan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, tahun 2011-2013.

3. Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara srimultan terhadappropensity income smoothing yang dilakukan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, tahun 2011-2013.


(35)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif yaitu penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penekanan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik

.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis laba perusahan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2012-2014. Jadwal penelitian dapat dilihat dari tabel dibawah ini:


(36)

35 Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

Kegiatan Januari Febuari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajuan

Judul Penyetujuan

Judul Penulisan

Proposal Bimbingan

Proposal Seminar

Proposal Ujian

Komprehensif Bimbingan

Skripsi Sidang Skripsi

3.3. Batasan Operasional

Penelitianini memiliki beberapa batasan agar tujuan peneliti yang telah dipaparkan sebelumnya di dalam latar belakang masalah dapat tercapai. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan periode 2012-2014.

3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini menggunakan variabel profitabilitas dan ukuran perusahaansebagai variabel independennya dantindakan Perataan Laba sebagai variabel dependennya.


(37)

36 3.4.1 Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut dengan variabel terkait yaitu variabel yang disebabkan oleh adanya variabel bebas (variabe

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tindakan perataan laba. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal. Kelompok perusahaan yang melakukan tindakan perataan laba diberi nilai 1, sedangkan kelompok perusahaan yang tidak melakukan laba diberi nilai 0

Tindakan Perataan Laba

Tindakan Perataan Laba diuji dengan indeks Eckel (1981). Eckel menggunakan Coefficient Variation (CV) variabel penghasilan dan variabel penghasilan bersih. Indeks perataan laba dihitung sebagai berikut (Eckel, 1981):

Indeks Perataan Laba =��∆� ��∆� Dimana:

ΔI : Perubahan Laba dalam suatu periode ΔS : Perubahan penjualan dalam suatu periode

CV : Koefisien variasi dari variabel yaitu standar deviasi dibagi dengan nilai yang diharapkan.

Apabila CV ΔI > CV ΔS, maka perusahaan tidak digolongkan sebagai perusahaan yang melakukan tindakan perataan laba.


(38)

37 CV ΔI : Koefisien variasi untuk perubahan laba.

CV ΔS : Koefisien variasi untuk perubahan penjualan. CV ΔI dan CV ΔS dapat dihitung sebagai berikut:

��∆������∆� = ��������

�������������

3.4.2 Variabel Independen

atau antecendent, yaitu variabel yang mempengaruhi , menjadi penyebab berubahnya timbulnya variabel dependen atau variable terkait.Variabel independen dari penelitian ini adalah profitabilitas, dan ukuran perusahaan.

a) Profitabilitas

Profitabilitas merupakan skala untuk menentukan besar kecilnya jumlah laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi/aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Profitabilitas dapat dihitung dengan return on assets yang dihasilkan dari hasil bagi laba bersih perusahaan terhadap nilai buku total assets perusahaan (Khasmir, 2010)

b) Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan skala untuk menentukan besar kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan dihitung dengan menggunakan logaritma natural dari total aktiva (Budiasih: 2009 dalam Amanza 2012:45).

3.4.3.Defenisi Operasional Variabel

Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat disajikan pada tabel 3.2 sebagai berikut:


(39)

38 Tabel 3.2

Defenisi Operasional Variabel

Variabel Konsep Alat Ukur Skala

Profitabilitas (X1)

Kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui

semua kemampuan dan

sumber daya yang ada.

LABA BERSIH ──────────── TOTAL ASSET Rasio Ukuran Perusahaan (X2)

Pengelompokan perusahaan atas dasar skala operasi (besar atau kecil) dapat dipakai oleh investor sebagai salah satu variabel dalam pengembalian keputusan investasi.

(Riyanto, 2010:313)

Size = Ln total assets

Rasio

Propensity income smoothing (Y)

Perataan laba adalah suatu usaha yang dilakukan untuk menekan variasi dalam laba sejauh yang dimungkinkan olehprinsip-prinsip akuntansi. Hermawan (1999) Indeks Eckel ������������ = ��∆���∆� Nominal

Sumber: Data Diolah


(40)

39 Menurut Nawawi dalam Tukiran (2012 : 33) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala, atau peristiwa-peristiwa yang terjadi sebagai sumber. Menurut Arikunto dalam Tukiran (2012: 33) populasi juga merupakan keseluruhan subyek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi yang ingin diambil oleh penulis adalah 39 emiten perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014.

Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya. MenurutAli dalam Tukiran (2012: 34) sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil menggunakan teknik tertentu.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel perusahaan perbankan yang sesuai dengan kreteria peneliti.

Teknik penarikan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah purposive random sampling method dengan kriteria sebagai berikut:

a. perusahaan tergolong perusahaan yang bergerak di bidang perbankan dan terdaftar sebagai emiten perbankan yang terdaftar di BEI

b. Perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai dengan 31 Desember 2014, menerbitkan laporan keuangan per 31 desember untuk periode 2012, 2013 dan 2014 serta mempunyai data laporan keuangan lengkap sesuai data yang diperlukan dalam variabel penelitian.


(41)

40 c. Perusaahan yang menerbitkan laporan keuangan yang telah di audit untuk

periode tahun 2012, 2013 dan 2014. Tabel 3.3 Kriteria Sampel

NO Kriteria Sampel Jumlah

1.

perusahaan tergolong perusahaan yang bergerak di bidang perbankan dan terdaftar sebagai emiten perbankan yang terdaftar di BEI

39

2.

Perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai dengan 31 Desember 2014, menerbitkan laporan keuangan per 31 desember untuk periode 2012, 2013 dan 2014 serta mempunyai data laporan keuangan lengkap sesuai data yang diperlukan dalam variabel penelitian.

-

3. Perusaahan yang menerbitkan laporan keuangan yang telah di audit untuk periode tahun 2012, 2013 dan 2014.

(13)

Berdasarkan kriteria tersebut, penulis menetapkan sebanyak 26 sampel perusahaan yang masuk ke dalam data sampel penlitian. Daftar nama perusahaan yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.4 Daftar Peusahaan


(42)

41

NO NAMA PERUSAHAAN

KODE EMITMEN

1 Bank ICB Bumiputera, Tbk BABP

2 Bank Ekonomi Raharja, Tbk BAEK

3 Bank Central Asia, Tbk BBCA

4 Bank Bukopin , Tbk BBKP

5 Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk BBNI 6 Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk BBRI 7 Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk BBTN

8 Bank Danamon, Tbk BDMN

9 Bank Pundi, Tbk BEKS

10 Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga, Tbk AGRO

11 Bank Permata, Tbk BNLI

12 Bank Mandiri (Persero), Tbk BMRI

13 Bank CIMB Niaga, Tbk BNGA

14 Bank BII, Tbk BNII

15 Bank Tabungan Pensiuanan Negara, Tbk BTPN

16 Bank Artha Graha, Tbk INPC

17 Bank Mega , Tbk MEGA

18 Bank OCBC NISP, Tbk NISP

19 Bank Panin, Tbk PNBN

20 Bank Swadesi, Tbk BSWD

21 Bank Mutiara, Tbk BCIC

22 Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk SDRA

23 Bank Bumi Arta, Tbk BNBA

24 Bank Victoria Internasional, Tbk BVIC

25 Bank Mayapada Internasional ,Tbk MAYA

26 Bank Windu Kentjna Internasional, Tbk MCOR

3.6. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh seorang peneliti secara tidak langsung dari objeknya, tetapi melalui sumber lain, baik lisan maupun tulisan. Data sekunder ini diambil dari website Bursa Efek Indonesia (BEI) dan refenrensi dari peneliti sebelumnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan


(43)

42 pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.

3.7. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh seorang peneliti secara tidak langsung dari objeknya, tetapi melalui sumber lain, baik lisan maupun tulisan. Data sekunder ini diambil dari website Bursa Efek Indonesia (BEI) dan refenrensi dari peneliti sebelumnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.

3.8. Teknik Analisis Data

Data yang siap diolah akan dilakukan pengujian statistik dengan menggunakan program SPSS versi 19.0. Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini digunakan metode analisis data sebagai berikut:

3.8.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berfungsi sebagai penganalisis data dengan menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan. Penelitian ini menjabarkan jumlah data, rata-rata, nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi.

3.8.2. Uji Asumsi Klasik

Hasil analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik untuk menghasilkan suatu model yang baik. Uji asusmsi klasik digunakan untuk


(44)

43 mengetahui ada tidak nya multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi dalam model regresi.

3.8.2.1. Uji Normalitas

Uji Normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data dalam sebuah model regresi, variabel penggangu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini normalitas menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, bila nilai signifikan semua variabel lebih dari 0,05 maka variabel tersebut telah terdistribusi normal.

3.8.2.2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas artinya antarvariabel independen yang terdapat dalam model regresi memiliki hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati sempurna diantara variable bebasnya. Konsekuensi adanya multikolinearitas adalah koefisen korelasi variable tidak tertentu dan kesalahan menjadi sangat besar atau tidak terhingga.

Ada beberapa metode uji multikolinearitas, yaitu:

1. Dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual (r2) dengan nilai determinasi secara serentak (R2).

2. Dengan melihat nilai tolerance atau variance inflation factor (VIF) pada model regresi.


(45)

44 Batas tolerance adalah 0,10 atau nilai VIF adalah 10. Jika VIF > 10 dan nilai tolerance <0,10, maka terjadi multikolinearitas tinggi antar variable bebas dengan variable bebas lainnya.

3.8.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam penelitian pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola titik-titik pada grafik regresi antara nilai prediksi variable terikat (dependen) yaitu ZPRED (Standardized Predicted Value) dengan residualnya SRESID (Studentized Residual). Uji yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisiitas Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah residual (Y prediksi –Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemedian menyempit), maka mengindikasi telah terjadi heteroskedasitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada penelitian ini akan di uji dengan melihat pola titik-titik pada grafik regresi


(46)

45 Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun menurut waktu atau tempat. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Metode pengujian menggunakana uji Durbin Watson (DW test). Model regresi dikatakan tidak terdapat autokorelasi apabila nilai Durbin Watson berkisar 1,55 sampai 2,46 (untuk n<15).

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Kriteria pengujian dengan hipotesis tidak ada autokorelasi adalah sebagai berikut, Menurut Santoso kriteria autokorelasi ada 3, yaitu:

• Nilai D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.

• Nilai D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi.

• Nilai D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.

3.8.3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional antara variabel independen dan variabel dependen. Adapun bentuk model regresi yang digunakan sebagai dasar adalah bentuk fungsi linear yakni:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e dimana:

a = Konstanta

Y = Propensity income smoothing X1 = Profitabilitas

X2 = Ukuran Perusahaan

b1.. b2.. b3.. b4.. = koefisien regresi masing-masing variabel independen e = faktor penggangu


(47)

46 3.8.4.1. Uji Parsial (Uji-t)

Uji t merupakan uji signifikan pengaruh setiap variabel antara variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan demikian, melalui uji t akan diketahui bagaimana pengaruh variabel independen secara parsial terhadap Income Smoothing.

1. Jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka H0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

2. Jika –ttabel > – thitung atau ttabel < thitung maka H0 ditolak yang artinya ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

3.8.4.2.Uji Simultan (Uji F)

Uji F adalah menguji variabel independen secara bersama terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji hipotesis penelitian, yang ditempuh melalui dua pendekatan, yaitu: membandingkan angka F hitung dengan F tabel.

1. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho di terima, 2. Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak. Atau bisa dilihat dari nilai p-value yang muncul,

1. Jika p < α, maka Ho ditolak, Jika p > α, maka Ho diterima.


(48)

47 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari

Variabel dari penelitian ini terdiri ROA (Return On Asset), ukuran perusahaan sebagai variabel bebas (independent variable) dan perataan laba sebagai variabel terikat (dependent variable). Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan perbankan selama periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini.

berupa data keuangan sampel perusahaan perbankan dari tahun 2010 sampai tahun 2014 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2012 - 2014 36


(49)

48 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 78 .16 3.41 1.4855 .79090

Uk 78 14.75 20.57 17.7799 1.56103

PL 78 .34 6.74 1.9718 1.43857

Valid N (listwise) 78

Sumber: Data diolah penulis (2015)

Tabel diatas menunjukkan variabel ROA (Return On Asset) ukuran perusahaan dan perataan laba memiliki nilai minimum positif. Untuk nilai maksimum, semua variabel memiliki nilai yang positif. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:

a. variabel ROA memiliki nilai minimum 0.16 dan nilai maksimum 3.41 dengan rata-rata ROA 3.41 dengan jumlah data sebanyak 78.

b. variabel ukuran perusahaan memiliki nilai minimum 14.75 dan nilai maksimum 20,57 dengan rata-rata ukuran perusahaan 17.7799 dengan jumlah data sebanyak 78.

c. variabel perataan laba memiliki nilai minimum 0,34 dan nilai maksimum 6.74 dengan rata-rata perataan laba 1.978 dengan jumlah data sebanyak 78.


(50)

50 4.1.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk menentukan model regresi dapat diterima secara ekonometrik. Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik ini terdiri dari Uji Normalitas, Uji Multikolonearitas, dan Uji Heterokedastisitas.

4.1.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S), grafik Histogram, dan grafik Normal Plot. Uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Dalam uji Kormogrov-Smirnov, pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan yaitu:

1) jika nilai signifikansi < 0,05 maka distribusi data tidak normal, 2) jika nilai signifikansi > 0,05 maka distribusi data normal.


(51)

51 Tabel 4.2

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LN_ROA LN_UK LN_PL

N 78 78 78

Normal Parameters(a,b) Mean .2378 2.8742 .4652

Std. Deviation .60501 .08863 .64471 Most Extreme

Differences

Absolute .085 .123 .080

Positive .051 .087 .080

Negative -.085 -.123 -.047

Kolmogorov-Smirnov Z .747 1.087 .710

Asymp. Sig. (2-tailed) .632 .188 .695

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Sumber: data diolah oleh penulis, 2015

Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai K ol mogor ov -Smi r no v adalah ROA (Return On Asset) 0.632, ukuran perusahaan 0.188, perataan laba 0.695, maka disimpulkan data terdistribusi secara normal karena p > 0,05. Data yang terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot data berikut ini:


(52)

52 Gambar 4.1

Histogram

Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (s kew ness ) ke kiri maupun ke kanan. Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik p-plot dibawah ini. Pada grafik normal p-plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

Gambar 4.2 Grafik P-Plot 4.1.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolonearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan korelasi antara variabel independent. Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolonearitas sehingga model regresi tidak dapat digunakan. Mendeteksi ada tidaknya gej ala multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta menganalisis matrik korelasi


(53)

53 variabel-variabel independen. Besarnya tingkat multikolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu: Tolerance > 0.10, dan nilai VIF < 5. Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian multikolonearitas:

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

LN_ROA .830 1.204

LN_UK .830 1.204

a Dependent Variable: Perataan_laba

Sumber: data diolah (2015)

Berdasarkan pada tabel 4.3 diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolonearitas antara variabel independen yang diindikasikan dari nilai tolerance setiap variabel lebih besar dari 0,1. Nilai tol erance ROA adalah 0,830, ukuran perusahaan adalah 0,830. Nilai VIF dari kedua variabel independen juga lebih kecil dari 5 yaitu untuk ROA sebesar 1,204, ukuran perusahaan 1.204.

4.1.2.3 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time s er ies. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson. Untuk uji Durbin Watson memiliki ketentuan sebagai berikut:

1) tidak ada autokorelasi positif, jika 0 < d < dl, 2) tidak ada autokorelasi positif, jika dl ~ d ~ du,


(54)

54 3) tidak ada korelasi negatif, jika 4 - dl < d < 4,

4) tidak ada korelasi negatif, jika 4 – du ~ d ~ 4 – dl,

5) tidak ada autokorelasi, positif atau negatif, jika du < d < 4 – du. Tabel 4.4

Uji Autokorelasi

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Durbin- Watson

1 .354a .125 .102 .61095 1.565

Tabel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1.565 (d). Nilai ini akan peneliti bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5%, jumlah pengamatan (n) sebanyak 26 perusahaan dan jumlah variabel independen 2 (k = 2). Berdasarkan tabel Durbi n Wats on didapat nilai batas atas (du) sebesar 1,2236 dan nilai batas bawah (dl) 1,5578. Oleh karena itu, nilai dw dapat dinyatakan 1,2236 (du) < 1,565 (d) < 1,5578 (2 – du). Berdasarkan pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.

4.1.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedasitas. Metode yang dapat dipakai untuk mendeteksi gejala heterokedasitas antara lain: metode grafik, park glejser, rank spearman dan barlett.


(55)

55 Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendeteksi gejala heteroskedasitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang terletak di Studentized ketentuan tersebut adalah sebagai berikut:

Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas

4.1.3 Analisis Regresi

Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Bes t Linear Unbias ed Est imator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda.


(56)

56 Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

4.1.3.1 Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linier, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh ROA yang memiliki nilai minimun negatif sedangkan variabel CR, LDER, TATO terhadap harga saham. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS Versi 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.287 2.466 .927 .357

LN_ROA .332 .126 -.311 2.628 .010

LN_UK .606 .862 -.083 .703 .484

a Dependent Variable: LN_PL a Dependent Variable: Perataan_laba

Berdasarkan tabel diatas didapatlah persamaan regresi sebagai berikut PL = 2.287+0,332 ROA+0,606 ukuran perusahaan+µ

Keterangan:

1) konstanta sebesar 2,287 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen (X1 = 0, X2 = 0) maka nilai perataan laba sebesar 2,287.

2) β1 sebesar 0,332 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ROA sebesar 1% akan diikuti oleh peningkatan perataan laba sebesar 0,332 dengan asumsi variabel lain tetap,


(57)

57 3) β2 sebesar 0,606 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan perataan laba sebesar 0,606 dengan asumsi variabel lain tetap,

4.1.3.2. Analisis Koefisien Regresi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila data nilai R berada diantara 0,5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi (R Square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R Square adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R Square semakin mendekati 1, maka variabel-variabel independen mendekati semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R S q u a r e maka kemampuan variabel-variabel independen untuk menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R S q u a r e memiliki kelemahan yaitu nilai R Square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel dependen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel 4.6 Koefisien Determinasi

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Durbin- Watson

1 .354a .125 .102 .61095 1.565

b. Dependent Variable: harga saham

Hasil pengujian dengan menggunakan koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai R = 0,354 berarti hubungan antara ROA, ukuran perusahaan terhadap


(58)

58 harga saham sebesar 35,4%. Artinya hubungannya erat. Semakin besar R berarti hubungan semakin erat.

R Square sebesar 0,125 berarti 12,5% perataan laba dipengaruhi oleh ROA, ukuran perusahaan. Sisanya 77,5% dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya yang tidak masuk dalam model penelitian ini.

Adjusted R Square sebesar 0,102 berarti 10,2% ROA, ukuran perusahaan mempengaruhi perataan laba sementara sisanya 89,8% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak masuk dalam model penelitian ini.

4.1.4. Uji t (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 18, diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.7

Hasil Uji t Coefficients

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.287 2.466 .927 .357

LN_ROA .332 .126 -.311 2.628 .010

LN_UK .606 .862 -.083 .703 .484

Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya thitung untuk variabel ROA sebesar 2,628 dengan nilai signifikan 0,010, sedangkan ttabel adalah 1,705, sehingga th i t u n g < tt a b e l (2,628 > 1,70), maka ROA secara parsial mempengaruhi perataan laba. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka < 0,05 (0,010 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ROA berpengaruh signifikan terhadap perataan laba


(59)

59 Ukuran perusahaan memiliki thitung sebesar 0,703 dengan nilai signifikan 0,484, sedangkan ttabel adalah 1,70, sehingga th i t u n g < tt a b e l (0,703 < 1,70), maka ukuran perusahaan secara individual mempengaruhi perataan laba. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,484 > 0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap perataan laba.

4.1.5. Uji F (Uji Simultan)

Untuk melihat pengaruh ROA, ukuran perusahaan terhadap perataan laba secara simultan dapat dihitung dengan menggunakan F test. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil Uji F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.011 2 2.005 5.372 .007(a)

Residual 27.994 75 .373

Total 32.005 77

a Predictors: (Constant), LN_UK, LN_ROA b Dependent Variable: LN_PL

Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh Fhitung sebesar 5,372 dengan tingkat signifikansi 0,000, sedangkan Ftabel sebesar 3,42 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ROA, ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan positif terhadap perataan laba karena Fh i t u n g > Ft a b e l (5,372 > 3,42) dan signifikansi penelitian < 0,05 (0,007 < 0,05).


(60)

60 Adjusted R Square sebesar 0,102 berarti 10,2% ROA, ukuran perusahaan mempengaruhi perataan laba sementara sisanya 89,8% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak masuk dalam model penelitian ini

Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya thitung untuk variabel ROA sebesar 2,628 dengan nilai signifikan 0,010, sedangkan ttabel adalah 1,705, sehingga th i t u n g > tt a b e l (2,628 > 1,70), maka ROA secara parsial mempengaruhi perataan laba. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka < 0,05 (0,010 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ROA berpengaruh signifikan terhadap perataan laba

Ukuran perusahaan memiliki thitung sebesar 0,703 dengan nilai signifikan 0,484, sedangkan ttabel adalah 1,70, sehingga th i t u n g < tt a b e l (0,703 < 1,70), maka ukuran perusahaan secara individual mempengaruhi perataan laba. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,484 > 0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap perataan laba

Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh Fhitung sebesar 5,372 dengan tingkat signifikansi 0,000, sedangkan Ftabel sebesar 3,42 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ROA, ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan positif terhadap perataan laba karena Fh i t u n g > Ft a b e l (5,372 > 3,42) dan signifikansi penelitian < 0,05 (0,007 < 0,05).

Factor-faktor yang mempengaruhi perataan laba suatu perusahaan tidak hanya tercermin dari kinerja keuangan perusahaan saja. Profitabilitas perusahaan belum tentu dapat meningkatkan nilai perataan laba. Faktor-faktor lain, misalnya


(61)

61 struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, likuiditas, dsb. Selain faktor internal dan laporan keuangan, keputusan investasi seorang investor yang berdampak pada peningkatan perataan laba dapat dilihat dari faktor eksternal seperti, tingkat inflasi, tingkat kurs.


(62)

62 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam Bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah 1. Secara simultan, ROA, ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif

terhadap perataan laba

2. ROA secara parsial mempengaruhi perataan laba. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka < 0,05 (0,010 < 0,05).

3. Ukuran perusahaan secara individual tidak mempengaruhi perataan laba. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,484 > 0,05).

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran bagi penelitian selanjutnya. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk memanfaatkan informasi laporan keuangan yang lebih lengkap yang telah dipublikasikan oleh perusahaan seperti size perusahaan, pertumbuhan perusahaan, kualitas laba dan variabel lain yang mempengaruhi perataan laba. Peneliti selanjutnya juga diharapkan untuk menambah tahun pengamatan dan menggunakan sampel yang


(63)

63 lebih besar sehingga hasil penelitian yang diperoleh lebih valid untuk mengetahui variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi harga saham suatu perusahaan.


(64)

64 DAFTAR PUSTAKA

Belkaoui, Extraordinary Items and IncomeSmoothing: A Positive Accounting Approach, Journal of Business Financeand Accounting, 21(6), September, p. 791-811.,

Bapepam.go.id. 2006. Peraturan BAPEPAM.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: PenerbitSalemba Empat.

Dhamar Yudho Aji dan Aria Farah Mita. 2010.Pengaruh profitabilitas, Risiko Keuangan, Nilai Perusahaan, dan Struktur Kepemilikan terhadap praktek perataan laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.Journal Symposium Accounting 2010.Purworkerto.

Faizah.2009. “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tindakan Perataan Laba (Income Smoothing) Pada PerusahaanYang Termasuk Dalam Jakarta Islamic Index (trll)”.Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.

Healy, Paul M. dan Wahlen James M. 1999. Commentary: A Review of The

Earnings Management Literature and Its Implications for Standard Setting.Accounting Horison. page 365 – 383.

Scott, William R. 2006. Financial Accounting Theory. 4th Ed. United Stated of America: Prentice Hall.

Silviana. 2009. Analysis of Income Smoothing (Income Smoothing): Factors Affecting Income Smoothing In Manufacturing Sector and Manufacture of Basic Chemicals Listed in Stock Exchange Indonesia (2005-2009).

http://www.gunadharma.ac.id. Tanggal 15 Maret 2011.

Wolk, Harry I., Michael.G.Tearney and James L.Dodd. 2004. Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach. Fifth Edition. United Stated of America: South-Western College Publishing.

Sholihin, Mahfud dan Ainun Na’im. 2004. Ethical Judgment Manajer Terhadap Praktik Earnings Management. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.7 No.2, Mei


(65)

65 Wijaya, Ismed. 2011.“Pengaruh Profitabilitas, Financial Leveragedan

Pertumbuhan Perusahaan terhadap Propensity Income Smoothing pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Medan.


(66)

66 LAMPIRAN


(67)

67 2 HASIL UJI ANALISIS REGRESI BERGANDA

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .737a .543 .525 .09619 1.725

a. Predictors: (Constant), PROFIT, DER b. Dependent Variable: ROE

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression .562 2 .281 30.345 .000b

Residual .472 51 .009

Total 1.034 53

a. Dependent Variable: ROE

b. Predictors: (Constant), PROFIT, DER

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance

1

(Constant) .103 .037 2.763 .008

DER -.037 .011 -.320 -3.378 .001 .998


(68)

68

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

VIF

1

(Constant)

DER 1.002

PROFIT 1.002

a. Dependent Variable: ROE

Coefficient Correlationsa

Model PROFIT DER

1

Correlations PROFIT 1.000 -.043

DER -.043 1.000

Covariances PROFIT .009 -4.474E-005

DER -4.474E-005 .000

a. Dependent Variable: ROE

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions (Constant) DER PROFIT

1

1 2.584 1.000 .02 .05 .02

2 .346 2.733 .04 .91 .08

3 .071 6.047 .95 .04 .90


(69)

69

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value .0767 .5216 .2852 .10294 54

Std. Predicted Value -2.026 2.297 .000 1.000 54

Standard Error of Predicted Value

.014 .039 .022 .006 54

Adjusted Predicted Value .0487 .5088 .2856 .10390 54

Residual -.16197 .16587 .00000 .09436 54

Std. Residual -1.684 1.724 .000 .981 54

Stud. Residual -1.728 1.746 -.002 1.011 54

Deleted Residual -.17068 .17121 -.00044 .10025 54

Stud. Deleted Residual -1.764 1.783 -.001 1.020 54

Mahal. Distance .097 7.881 1.963 1.747 54

Cook's Distance .000 .169 .021 .029 54

Centered Leverage Value .002 .149 .037 .033 54


(70)

70 Charts


(71)

71

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 54

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation .09436253

Most Extreme Differences

Absolute .076

Positive .076

Negative -.065

Kolmogorov-Smirnov Z .557

Asymp. Sig. (2-tailed) .915

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(72)

72 3 HASIL UJI ANALISIS REGRESI DENGAN VARIABEL

MODERASI

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .744a .554 .527 .09604 1.738

a. Predictors: (Constant), PROFITSIZE, Zscore(PROFIT), Zscore(DER) b. Dependent Variable: ROE

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression .572 3 .191 20.684 .000b

Residual .461 50 .009

Total 1.034 53

a. Dependent Variable: ROE

b. Predictors: (Constant), PROFITSIZE, Zscore(PROFIT), Zscore(DER)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .307 .024 12.934 .000

Zscore(DER) -.038 .015 -.270 -2.574 .013

Zscore(PROFIT) .097 .013 .697 7.246 .000


(73)

73

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

Zscore(DER) .809 1.237 Zscore(PROFIT) .965 1.037 PROFITSIZE .783 1.278

a. Dependent Variable: ROE

Coefficient Correlationsa

Model PROFITSIZE Zscore(PROFIT) Zscore(DER)

1

Correlations

PROFITSIZE 1.000 -.184 -.436

Zscore(PROFIT) -.184 1.000 .042

Zscore(DER) -.436 .042 1.000

Covariances

PROFITSIZE .000 -4.438E-005 .000

Zscore(PROFIT) -4.438E-005 .000 8.288E-006

Zscore(DER) .000 8.288E-006 .000

a. Dependent Variable: ROE

Collinearity Diagnosticsa Model Dimension Eigenvalue Condition

Index

Variance Proportions

(Constant) Zscore(DER) Zscore(PROFIT)

1

1 1.851 1.000 .07 .02 .01

2 1.039 1.335 .03 .34 .44

3 .958 1.390 .01 .40 .52


(74)

74

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Variance Proportions PROFITSIZE

1

1 .08

2 .00

3 .00

4 .92

a. Dependent Variable: ROE

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value .0439 .4863 .2852 .10392 54

Std. Predicted Value -2.322 1.935 .000 1.000 54

Standard Error of Predicted Value

.016 .050 .025 .008 54

Adjusted Predicted Value -.0189 .4776 .2848 .10707 54

Residual -.15880 .17220 .00000 .09328 54

Std. Residual -1.654 1.793 .000 .971 54

Stud. Residual -1.698 2.094 .002 1.019 54

Deleted Residual -.16751 .23497 .00042 .10303 54

Stud. Deleted Residual -1.732 2.171 .004 1.030 54

Mahal. Distance .448 13.178 2.944 2.834 54

Cook's Distance .000 .400 .028 .061 54

Centered Leverage Value .008 .249 .056 .053 54


(75)

75 Charts


(76)

(1)

71

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 54

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .09436253 Most Extreme Differences

Absolute .076

Positive .076

Negative -.065

Kolmogorov-Smirnov Z .557

Asymp. Sig. (2-tailed) .915

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(2)

72

3

HASIL UJI ANALISIS REGRESI DENGAN VARIABEL

MODERASI

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .744a .554 .527 .09604 1.738

a. Predictors: (Constant), PROFITSIZE, Zscore(PROFIT), Zscore(DER) b. Dependent Variable: ROE

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression .572 3 .191 20.684 .000b

Residual .461 50 .009

Total 1.034 53

a. Dependent Variable: ROE

b. Predictors: (Constant), PROFITSIZE, Zscore(PROFIT), Zscore(DER)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .307 .024 12.934 .000

Zscore(DER) -.038 .015 -.270 -2.574 .013

Zscore(PROFIT) .097 .013 .697 7.246 .000


(3)

73

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

Zscore(DER) .809 1.237

Zscore(PROFIT) .965 1.037

PROFITSIZE .783 1.278

a. Dependent Variable: ROE

Coefficient Correlationsa

Model PROFITSIZE Zscore(PROFIT) Zscore(DER)

1

Correlations

PROFITSIZE 1.000 -.184 -.436

Zscore(PROFIT) -.184 1.000 .042

Zscore(DER) -.436 .042 1.000

Covariances

PROFITSIZE .000 -4.438E-005 .000

Zscore(PROFIT) -4.438E-005 .000 8.288E-006

Zscore(DER) .000 8.288E-006 .000

a. Dependent Variable: ROE

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant) Zscore(DER) Zscore(PROFIT)

1

1 1.851 1.000 .07 .02 .01

2 1.039 1.335 .03 .34 .44

3 .958 1.390 .01 .40 .52


(4)

74

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Variance Proportions

PROFITSIZE

1

1 .08

2 .00

3 .00

4 .92

a. Dependent Variable: ROE

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value .0439 .4863 .2852 .10392 54

Std. Predicted Value -2.322 1.935 .000 1.000 54

Standard Error of Predicted Value

.016 .050 .025 .008 54

Adjusted Predicted Value -.0189 .4776 .2848 .10707 54

Residual -.15880 .17220 .00000 .09328 54

Std. Residual -1.654 1.793 .000 .971 54

Stud. Residual -1.698 2.094 .002 1.019 54

Deleted Residual -.16751 .23497 .00042 .10303 54

Stud. Deleted Residual -1.732 2.171 .004 1.030 54

Mahal. Distance .448 13.178 2.944 2.834 54

Cook's Distance .000 .400 .028 .061 54

Centered Leverage Value .008 .249 .056 .053 54


(5)

75


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Financial Leverage dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Propensity Income Smoothing pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 68 112

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia).

0 0 10

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN PERBANKAN: SuatuKasusPada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia.

1 3 58

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Propensity Income Smoothing di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Propensity Income Smoothing di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 1

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Propensity Income Smoothing di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Propensity Income Smoothing di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 16

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Propensity Income Smoothing di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 2

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Propensity Income Smoothing di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 16